Upload
toyi-toy
View
22
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
instalasi penerangan
Citation preview
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGUJIAN FISIK INSTALASI
PENERANGAN DAN TENAGA
Lembar Informasi.Pengujian fisik instalasi listrik penerangan dan tenaga
didahului dengan pemeriksaan secara fisik (yang terlihat mata)
keadaan suatu instalasi listrik apakah sudah memenuhi ketentuan-
ketentuan di dalam PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) di
Indonesia sebagai berikut :
1. Keadaan tata letak pemasangan perlengkapan instalasi listrik
yang meliputi :
a. Kotak sekring atau PHB (Perangkat hubung bagi) harus
dipasang di tempat yang jelas terlihat dan mudah dicapai
serta dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Kotak
sekring dapat dipasang pada tembok, tiang kayu atau dinding
papan dengan ketinggian 175 cm dari lantai.
b. Saklar, kotak kontak dan alat listrik lainnya harus dipasang
di tempat yang tidak mudah terkena siraman air.
c. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m
tingginya dari lantai harus dilengkapi dengan tutup.
d. Pemasangan perlengkapan instalasi listrik harus cukup kuat
atau tidak mudah goyah.
2. Pemasangan kabel instalasi listrik, yang meliputi :
a. Kabel berisolasi tunggal misalnya NYA atau NGA harus
dipasang di dalam pipa pelindung baik di dalam atau di atas
1
tembok, kecuali jika dipasang di atas plafon dapat
menggunakan isolator rol.
b. Untuk kabel yang mempunyai luas penampang 1,5 mm2 atau
2,5 mm2, jarak antara dua isolator rol maksimum 1 m. Untuk
kabel yang mempunyai luas penampang 4 mm2 atau lebih,
jarak antara dua isolator rol maksimum 6 m. Kabel tidak boleh
dibelitkan pada isolator rol, kecuali pada ujung tarikan
rentang.
c. Kabel berisolasi ganda, misalnya NYM dapat dipasang di
dalam pipa atau tanpa pipa, baik di luar tembok maupun di
dalam tembok.
d. Kabel fleksibel hanya dapat digunakan pada peralatan listrik
yang dapat dipindah-pindahkan, misal untuk TV, almari es,
dan sebagainya.
e. Fitting gantung harus menggunakan kabel fleksibel yang
dilengkapi tali penggantung. (NYPLYw).
3. Penggunaan warna pada kabel, yang meliputi :
a. Warna loreng hijau-kuning digunakan untuk menandai
penghantar pembumian, penghantar pengaman dan
penghantar penyama ke bumi.
b. Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau
kawat tengah. Untuk menghindari kesalahan, warna biru tidak
boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya.
c. Kabel berselubung dan berinti tunggal (NYM) boleh
digunakan untuk penghantar fase, kawat tengah atau
penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel
yang terlihat (bagian yang dikupas ujungnya) dibalut dengan
bebat yang sesuai dengan ketentuan a. dan b. diatas.
4. Jumlah titik beban instalasi listrik
2
Jumlah titik beban instalasi listrik harus memenuhi ketentuanPUIL yang termuat di dalam Tabel 1dibawah ini.
Tabel 1. Jumlah Titik Beban Instalasi Listrik.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bebanmaks
PengamanMaks (A)
Ukurankabel(mm2)
Jumlah titik beban terdiridari lampu
Jumlah titik beban terdiridari lampu, KKB
1 Sirkit 2 s/d 6sirkit> 6
sirkit 1 Sirkit2 s/d 6sirkit
> 6sirkit
12 16 1.5 9 15 (a) 9 15 (a)16 20 2.5 9 15 (a) 9 15 2020 25 4 9 30 (a) 9 30 30
Keterangan :
1) Penghantar yang digunakan adalah jenis NYA (kabel berisolasi
tunggal).
2) Penghantar dipasang dalam pipa pelindung.
3) Suhu keliling maksimum 300 C.
4) Pada kolom 1, beban maksimum diperhitungkan kurang lebih 80
% dari KHA (kemampuan hantar arus).
5) Untuk sirkit yang mengandung KKB (kotak kontak biasa), harga
nominal pengaman sirkit (kolom 2) harus disesuaikan dengan
kemampuan KKB - nya.
6) Jumlah titik beban (a) pada kolom 6 dan 9, dibatasi oleh beban
maksimumnya (kolom 1).
7) Untuk kabel berjenis isolasi ganda misalnya NYM berlaku
ketentuan seperti pada Tabel 2. di bawah ini.
Tabel 2. KHA Kabel Isolasi Ganda
Ukuran kabel (mm2) KHA terus menerus (A) KHA nominal (A)1.5 19 202.5 25 25
3
4 34 356 44 50
5. Pemeriksaan pada terminal dan sambungan kabel.
a. Penyambungan kabel hanya boleh dilakukan di dalam kotak
sambung dan tidak boleh di dalam pipa. Sambungan kabel
harus kuat dan dibalut dengan benang yang cukup sehingga
dapat ditutup dengan lasdop secara kuat.
b. Kabel-kabel yang disambung harus diberi toleransi panjang
secukupnya guna mempermudah perbaikannya.
c. Dua penghantar (kabel) dari logam yang berlainan tidak boleh
disambungkan.
d. Sambungan penghantar pada terminal harus terjamin baik
dan tidak merusak penghantar. Menyambung kabel fleksibel
harus menggunakan sambung tekan (termasuk jenis sekrup),
sambung solder atau sambung puntir. Sepatu kabel harus
disambungkan dengan mur baut secara baik.
e. Sambungan puntir harus dibuat dengan menggunakan
penyambung puntir atau dengan cara dilas / disolder.
Sebelum dilas / disolder, sambungan tersebut harus dipuntir
dahulu agar diperoleh sambungan yang baik secara mekanis
dan listrik.
6. Pemeriksaan pada pipa instalasi.
a. Pipa instalasi harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap
tekanan mekanis, tahan terhadap panas, tidak menjalarkan
api, dan tahan kelembaban, misalnya baja, PVC atau bahan
lain yang sederajat.
b. Permukaan dalam dan luar pipa instalasi haruslah licin dan
rata, tidak boleh terdapat lubang atau tonjolan yang tajam
4
atau cacat lainnya. Bagian dalam maupun luar pipa tersebut
harus dilindungi secara baik terhadap karat.
c. Pada bagian dalam dan pada ujung dari bagian penyambung
pipa tidak boleh terdapat bagian yang tajam. Permukaan dan
pinggiran atau bibir tempat penghantar ditarik harus licin dan
tidak tajam. Pada ujung bebas pipa yang terbuat dari baja
harus dipasang selubung masuk (tule) yang berbentuk baik
dan terbuat dari bahan yang awet.
d. Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus dapat
disambung dengan baik. Benda Bantu bengkok harus
mempunyai jari lengkung sekurang-kurangnya tiga kali garis
tengah luar pipa tersebut. Pembengkokan pipa harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
penggepengan. Jari-jari lengkung pembengkokan tersebut,
diukur dari bagian dalam dari pembengkokan, dengan
ketentuan tidak boleh kurang dari :
3 D untuk pipa PVC
4 D untuk pipa baja sampai 16 mm (5/8 )
6 D untuk pipa baja yang lebih dari 16 mm.
e. Pipa instalasi dan bagian penyambungnya harus tahan
terhadap tekanan mekanis. Pipa jika dibengkokkan, ditekan,
kena pukulan, atau dalam suhu di atas normal selama
ataupun sesudah pemasangan, tidak boleh menjadi retak
atau pecah ataupun berubah bentuknya sehingga
pemasangan penghantar di dalamnya menjadi sukar atau
penghantar akan rusak di dalamnya.
f. Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka, yang
terdapat dalam jarak jangkauan tangan harus dibumikan
5
dengan baik, kecuali jika pipa tersebut digunakan untuk
menyelubingi kabel berisolasi ganda atau kawat pembumian.
g. Pipa instalasi harus dipasang tegak lurus atau mendatar.
h. Pipa dan perlengkapannya yang tidak bersifat kedap gas,
harus mempunyai ventilasi serta jalan keluar pengeringan
pada tempat di mana ada kemungkinan cairan embun akan
berkumpul. Lubang pengeringan atau ventilasi tersebut tidak
boleh dibuat pada pipa itu sendiri.
i. Perlengkapan seperti kotak periksa, kotak tarik, suku
bengkok, suku siku, dan suku T harus dipasang sedemikian
rupa sehingga penarikan kembali penghantar atau
pemasangan penghantar tambahan tetap dimungkinkan. Di
antara dua kotak tarik tidak boleh ada dua suku bengkok atau
20 m pipa lurus. Suku S yang tumpul dianggap satu suku
bengkok.
j. Pemakaian suku-suku harus dibatasi, yaitu pada tempat-
tempat :
1) Pada ujung pipa tepat dibelakang armatur penerangan,
kotak tarikatau kotak penghubung.
2) Pada lajur pipa antara dua kotak tarik yang panjangnya
tidak boleh dari 10 m, dimana dapat dipasang 1 suku pada
kedudukan tidak lebih dari 0,5 m dari kotaqk tarik yang
mudah dicapai, asalkan semua bengkokan yang lain pada
lajur pipa tersebut tidak lebih dari 900.
k. Khusus dalam pemakaian pipa instalasi dengan kampuh
terbuka terlipat :
1) Tidak boleh dibengkokkan.
2) Alur harus berada di bawah pada pemasangan mendatar
dan menghadap dinding pada pemasangan tegak lurus.
6
l. Pipa instalasi yang tidak ditanam dalam tembok, harus
dipasang secara baik menggunakan alat penopang dan klem
pipa yang cocok, sehingga pipa terpasang secara kokoh.
Jarak antara tempat pemasangan klem pipa tidak boleh
melebihi 1 m.
m. Pipa PVC tidak boleh digunakan pada ruangan dengan suhu
melebihi 600 C. Pipa logam yang dilapisi dengan bahan
isolasi dianggap sebagai pipa bukan logam.
7
Lembar Kerja
Alat dan Bahan
1. Alat ukur panjang / meteran
2. Test pen
3. Tangga
4. Buku tulis
5. Pulpen
6. Instalasi listrik penerangan dan tenaga pada sebuah ruangan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktik dan perlengkapan pengaman
lainnya!
2. Pastikan bahwa sumber tegangan listrik telah dilepas dari
instalsi yang akan diuji!
3. Hati-hati dalam menaiki tangga!
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini!
8
2. Bukalah tutup PHB dan ujilah dengan test pen label phasanya
dan catatlah warna kabel!
3. Bukalah saklar pemutus daya pada kotak sekering atau PHB!
4. Periksalah kedudukan perlengkapan instalsi seperti PHB,
kotak kontak, sakelar, fiting duduk dan lain-lainnya kemudian
goyangkan dengan tangan secara perlahan-lahan dan
catatah hasilnya pada tabel pengamatan, kokoh atau tidak!
5. Amati sekeringnya dan catatlah harganya!
6. Bukalah tutup PHB dan ukurlah diameter luas kabel phase,
nol dan pentanahan. Catatlah hasilnya pada Tabel 3!
7. Ukurlah tinggi perlengkapan instalasi dari lantai dan catatlah
hasilnya pada tabel pengamatan!
8. Naiklah ke atas plafon dengan menggunakan tangga!
9. Bila hantaran dipasang pada isolator rol, periksalah
kedudukan isolator rol, tegangan hantaran, dan kotak
sambungan, kemudian ukurlah jarak antar isolator rol dan
catatlah hasilnya pada tabel pengamatan! Bila hantaran
dipasang dalam pipa, periksalah kedudukan pipa dan
ukurlah jarak antar klem pipa!
10.Buka kotak sambung dan periksalah sambungansambungan
penghantar apakah lewat atau tidak dan ada toleransi
panjangnya atau tidak!
9
10
11
Lembar Latihan
1. Apakah warna penghantar phase, pentanahan dan nol/netral
sesuai dengan ketentuan dalam PUIL?
2. Berapa tinggi pemasangan kotak kontak dari lantai sesuai
dengan ketentuan dalam PUIL ?
3. Berapa tinggi sakelar dan PHB dari lantai sesuai dengan
ketentuan dalam PUIL ?
4. Berapa KHA (kemampuan hantar arus) nominal perlengkapan
instalasi listrik sesuai dengan ketentuan dalam PUIL ?
5. Bagaimana cara pemasangan kabel NYA sesuai dengan
ketentuan dalam PUIL ?
6. Bagaimana cara pemasangan kabel NYM sesuai dengan
ketentuan dalam PUIL ?
12
KEGIATAN BELAJAR 2
PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK
Lembar InformasiTahanan (resistansi) isolasi dari kabel instalasi listrik
merupakan salah satu unsur yang menentukan kualitas instalasi
listrik, mengingat fungsi utama isolasi sebagai sarana pengamanan
instalasi listrik. Ketentuan-ketentuan tentang tahanan isolasi ini
sudah diatur dalam PUIL sebagai berikut :
1. Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruangan yang
kering harus mempunyai nilai sekurang-kurangnya 1000 ohm
tiap 1 Volt tegangan nominalnya, dengan pengertian bahwa
arus bocor dari tiap bagian instalasi listrik pada tegangan
nominalnya tidak boleh melebihi 1 mA tiap 100 m panjang
instalasi listrik.
2. Tahanan isolasi dari bagian instalasi listrik dalam ruang yang
lembab atau basah harus mempunyai nilai sekurang-kurangnya
100 ohm tiap 1 volt tegangan nominalnya.
3. Alat ukur tahanan isolasi suatu instalasi harus mampu :
a. Membangkitkan tegangan searah sekurang-kurangnya sama
dengan tegangan nominal instalasi tersebut, tetapi tidak boleh
kurang dari 500 Volt.
b. Menghasilkan arus sekurang-kurangnya 1 mA pada tegangan
tersebut.
c. Bagian instalasi listrik yang diukur tahanan isolasinya adalah :
1) Yang terletak di antara dua pengaman arus lebih.
2) Yang terletak sesudah alat pengaman arus lebih yang
terakhir.
d. Langkah pengukuran tahanan isolasi adalah sebagai berikut :
13
1) Lepaskan semua hubungan ke beban, ke jaringan, dan
ke bumi (kecuali penghantar pengaman) dan hubungan
antara rel / terminal netral dan rel / terminal pengaman
(pembumian).
2) Bagian yang diukur tahanan isolasinya adalah antara
penghantar fase ke bumi, penghantar netral ke bumi, dan
penghantar fase ke fase..
Bagian yang diukur tahanan isolasinya adalah sebagai berikut
:
1. Antara penghantar fase dengan penghantar nol, yaitu antara fase
R dengan N, fase S dengan N, dan fase T dengan N.
2. Antara penghantar fase dengan fase, yaitu antara fase R dengan
fase S, fase R dengan fase T, dan fase T dengan fase S.
3. Antara penghantar fase dengan penghantar pengaman
(pembumi) yaitu antara fase R dengan ground, fase S dengan
ground, fase T dengan ground.
4. antara penghantar nol (N) dengan penghantar pengaman
(ground / G).
Pengukuran tahanan isolasi dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah
ini.
ke
beban
Ground
Setelah R (fase
R)
kotak sekering S (fase
S)
14
T (fase
T)
N
(nol/netral)
Gambar 1.Mengukur Tahanan Isolasi antara Penghantar Fase T
dengan Penghantar Nol (N) Menggunakan Meger.
MEGER
15
Lembar Kerja
16
Alat dan Bahan
1. Instalasi listrik penerangan dan tenaga suatu ruangan
2. Mega ohm meter (meger)
3. Obeng kembang
4. Obeng pipih
5. Pulpen
6. Kertas tulis
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Gunakan pakaian praktik dan alat pengaman lainnya!
2. Sebelum mengukur tahanan isolasi, pastikan dahulu bahwa
instalasi sudah bebas dari sumber tegangan listrik!
3. Hati-hati memegang dan meletakkan meger, jangan sampai
jatuh!
4. Hati-hatilah dalam melakukan praktik!
Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan
ini!
17
2. Putuskan sakelar pemisah daya pada PHB dan lepaskan
sekeringnya!
3. Bukalah tutup PHB!
4. Lepaskan lampu-lampu dan beban lainnya!
5. Hubungkan semua sakelar yang melayani beban!
6. Lepaskan hubungan antara penghantar netral/nol dengan
penghantar pembumian!
7. Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar phase dan
penghantar netral, catatlah hasilnya pada Tabel 4!
8. Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar phase dan
penghantar pembumian dan catat hasilnya pada tabel
pengamatan!
9. Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar netral dan
penghantar pembumian dan catat hasilnya pada tabel
pengamatan!
10.Ukurlah tanahan isolasi antara penghantar phase R dan
penghantar phase S dan catat hasilnya!
11.Ukurlah tahanan isolasi antara penghantar phase R dan
penghantar phase T dan catat hasilnya!
12.Ukurlah tanahan isolasi antara penghantar phase S dan
penghantar phase T dan catat hasilnya!
13.Pasang kembali perlengkapan yang telah dilepas di atas!
18
14.Hentikanlah kegiatan dan kembalikan semua alat dan bahan
ke tempat semula! Kemudian buatlah kesimpulan secara
keseluruhan dari percobaan tadi berdasarkan data dan
pengamatan!
Tabel 4. Pengamatan Tahanan Isolasi
No. Bagian Tahanan Isolasi ()1. Phase Netral2. Phase Bumi3. Netral Bumi4. R S5. R T6. T S
Lembar Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan tahanan isolasi dari instalasi
listrik itu ?
2. Berapa nilai minimum tahanan isolasi instalasi listrik dalam
ruang kering ?
3. Jelaskan pengertian tahanan isolasi sebesar 1000 / volt !
4. Bagian manakah dari instalasi listrik yang diukur tahanan
isolasinya ?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam mengukur tahanan
isolasi instalasi listrik ?
19
KEGIATAN BELAJAR 3
PENGUJIAN SISTEM PENGAMAN
YANG MENGGUNAKAN PENGHANTAR PENGAMAN
Lembar InformasiPengujian sistem pengaman ini dimulai dengan pemeriksaan
awal untuk mengetahui hal-hal berikut ini :
1. Ukuran penghantar fase dan pengaman arus lebih telah sesuai
atau belum.
2. Penghantar pengaman mempunyai luas penampang sesuai
dengan ketentuan dan terpasang serta terhubung sebagaimana
mestinya atau tidak.
3. Penghantar pengaman mempunyai sambungan yang baik atau
tidak.
4. Pembatas pengaman tidak terhubung dengan bagian yang
bertegangan.
5. Penghantar nol dan penghantar pengaman telah mempunyai
tanda pengenal sebagai mana mestinya atau belum.
6. Kotak kontak dan tusuk kontak telah mempunyai penghantar
pengaman degan luas penampang yang cukup dan telah
terhubung pada kontak pengamannya atau belum. Bila BKT
(Bagian Konduktif Terbuka) kotak kontak dan tusuk kontak dibuat
dari logam, maka penghantar pengaman harus tersambung pada
BKT tersebut.
7. Khusus untuk pengujian sstem sakelar pengaman tegangan ke
bumi (SPTB) dan sistem saklar pengaman arus sisa (SPAS),
apakah tegangan nominal saklar pengaman tersebut sudah
sesuai dengan tegangan nominal jaringan atau belum.
20
A. Sistem pembumian pengamanAda dua macam sistem pembumian pengaman, yaitu :
1. Pembumian BKT perlengkapan listrik terpisah dari pembumiansistem listriknya.
2. Pembumian BKT perlengkapan listrik dihubungkan denganpembumian sistemnya dengan melalui jaringan pipa air darilogam yang sama.
Pada pembumian terpisah, bila terjadi kegagalan isolasi, arus
gangguan akan mengalir ke sumber melalui bumi. Tahanan
pembumi BKT perlengkapan dan instalasi listrik yang diamankan
tidak boleh melebihi nilai berikut ini :
ohm
IRp
A
50
di mana : IA = k x IN.Rp = tahanan pembumi dalam ohm.
IA = nilai arus yang dapat menyebabkan pengaman bekerja
dalam
waktu maksimum 5 detik.
IN = nilai arus nominal pengaman arus lebih.
K = faktor yang nilainya bergantung pada karakteristik alat
pengaman arus lebih. Untuk pengaman lebur, nilai k
berkisar antara 2,5 dan 5, sedangkan untuk gawai (alat)
penganman lainnya berkisar antara 1,25 dan 3,5.
Pada pembumi yang terhubung, maka bila terjadi kegagalanisolasi, arus gangguan akan mengalir kembali ke sumber melaluijaringan pipa air tersebut. Tahanan lingkar tidak boleh melebihi nilaiberikut ini :
ohmIVRA
lk
21
dimana :
V = tegangan fasa netral dalam bentuk volt.
IA = k x I dalam ampere.
Rlk = tahanan lingkar dalam ohm.
IA = IN dan k seperti pada penjelasan sebelumnya (diatas).
Pengukuran tahanan pentanahan pada sistem pembumian
terpisah, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Pengukuran dengan menggunakan voltmeter dan amperemeter.
Sumber
S
Rp RB
20m
Gambar 3. Pengukuran Dengan Voltmeter dan Amperemeter
Pada gambar di atas terlihat bahwa penghantar bumi dari
elektroda bumi (Rp) yang akan diukur dihubungkan dengan
penghantar fase melalui saklar S, tahanan Rv yang diatur dari 20
ohm sampai 1000 ohm, dan ampere meter. Setelah ampere
V
A
22
meter, dipasang volt meter yang dihubungkan dengan elektrode
bumi bantu (RB).
Jika elektrode bumi termasuk jenis elektrode batang atau pipa
tunggal, maka RB harus mempunyai jarak minimal 20 m dari Rp.
Jika elektrode bumi termasuk jenis elektrode pita (dalam bentuk
cincin, radial dan kombinasi), maka jarak elektroda bantu (RB)
dan elektroda bumi (RP) kira-kira tiga kali garis tengah rata-rata
dari susunan elektrode bumi tersebut.
Pada saat saklar ditutup, tahanan Rv harus dalam keadaan
maksimum. Setelah saklar ditutup, Rv diatur sedemikian rupa
sehingga ampere meter dan volt meter menunjukkan simpangan
secukupnya. Hasil bagi dari tegangan dan arus yang ditunjukkan
oleh alat-alat ukur tersebut merupakan besarnya tahanan
pentanahan (pembumian) yang diukur.
2. Pengukuran dengan menggunakan alat ukur tahanan
pentanahan.
Jika elektrode buminya termasuk elektrode batang maka
elektroda bantu yang diperlukan untuk pengukuran ini harus
berjarak minimum 20 m. Dan jika elektrode buminya termasuk
jenis elektrode pita, maka jarak elektrode bantu dan elektrode
bumi minimum 3 kali diameter elektrode bumi tersebut. Alat ukur
tahanan pentanahan harus dapat menghasilkan tegangan
sendiri.
Pengukuran tahanan lingkar pentanahan pada sistem
pembumian terhubung dilakukan dengan cara: menghubungkan
elektrode bumi yang akan diukur ke penghantar fase, setelah
pengaman arus lebih melalui saklar Sn dan Sv, tahanan antara fase
dan tanah (VE) diukur dengan volt meter saat saklar Sn dan Sv
terbuka. Mula-mula saklar Sv ditutup, jika tegangan tidak turun
23
banyak, saklar Sn baru boleh ditutup. Penunjukan tegangan VE1 dan
arus I dicatat, maka besarnya tahanan lingkar :
IVVR EElk 1
di mana Rlk = tahanan lingkar.
VE = tegangan fase terhadap bumi
(keadaan saklar terbuka).
VE1 = tegangan pada tahanan Rh
(keadaan saklar Sn tertutup).
I = arus yang terukur pada ampere meter
(keadaan saklar Sn tertutup).
Catatan:1. Tahanan Rh harus kira-kira 20 kali tahanan Rv, untuk
mencegah tegangan sentuh yang terlalu tinggi yang mungkin
timbul pada saat pengujian.
2. Jika pada saat Sv ditutup, penunjukan volt meter berubah
banyak, berarti terdapat kesalahan pada instalasi, yang
kemungkinannya adalah :
Harga R yang dipasang terlampau rendah.
Ada kontak yang kurang baik pada sirkit lingkar yang
diukur.
3. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang teliti, selisih
antara VE dan VE1 harus cukup besar. Bila selisih tersebut
terlalu kecil, maka selisih tersebut dapat diperbesar dengan
mengatur Rh secukupnya.
24
B. Pengukuran Arus Hubung Pendek pada Sistem PNP(Pembumian Netral Pengaman)
Pembumian Netral Pengaman (PNP) ialah pengaman dengan
cara menghubungkan BKT perlengkapan dengan penghantar netral
yang dibumikan (penghantar nol) sehingga bila terjadi kegagalan
isolasi maka tegangan sentuh yang terlalu tinggi tidak tertahan
karena bekerjanya pengaman arus lebih.
Cara menghubungkan BKT perlengkapan dengan penghantar
nol, dilaksanakan melalui penghantar pengaman adalah sebagai
berikut ::
1. Untuk penghantar pengaman dengan luas penampang kurang
dari 10 mm2 tembaga, caranya melalui penghantar itu sendiri
dihubungkan ke rel / terminal pengaman, kemudian dihubungkan
ke rel / terminal rol di dalam PHB yang sama atau PHB di
sebelah hulunya.
2. Untuk penghantar pengaman dengan luas penampang 10 mm2
tembaga atau lebih, penghantar pengaman tersebut dapat
berfungsi ganda, yaitu sebagai penghantar pengaman juga
sebagai penghantar netral (disebut penghantar rol), sehingga
BKT perlengkapan dapat dihubungkan melalui penghantar
tersebut ke rel / terminal pengaman PHB, sedangkan terminal
netral perlengkapan cukup dihubungkan ke BKT perlengkapan.
3. Untuk perlengkapan tanpa penghantar netral, BKT perlengkapan
dihubungkan melalui penghantar pengaman rel / terminal
pengaman PHB. Bila PHB tidak memiliki terminal / rel pengaman,
maka penghantar pengaman dihubungkan ke terminal nol PHB.
Persyaratan sistem PNP
25
Penampang penghantar antara sumber listrik atau
transformator dan perlengkapan listrik harus cukup luas supaya bila
terjadi hubung singkat antara penghantar fase dengan penghantar
nol, penghantar netral, penghantar pengaman atau BKT
perlengkapan listrik. Besar arus gangguan minimal sama dengan
arus I dari pengaman leburnya atau pengaman arus lebih terdekat
lainnya, di mana IA = k x IN.
Pada umumnya transformator yang dihubungkan bintang-
bintang tidak sesuai bagi sistem PNP, karena reaktansnya terhadap
arus hubung singkat seperti tersebut di atas terlalu besar. Jika
persyaratan tersebut di atas tidak bisa terpenuhi pada sebagian
jaringan distribusi dan instalasi konsumen maka sistem PNP tidak
boleh dipakai.
KHA penghantar fasenya (dengan pengecualian)
diperbolehkan sesuai dengan Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5.Luas Penampang untuk Penghantar Netral
dari Bahan yang Sama dengan Penghantar Fasenya.
Ukuran penghantar fase(mm2)
Ukuran penghantar netral(kabel berInti banyak, kabel bumi)
(mm2)1,52,546
1016
1,52,546
1016
Lembar KerjaAlat dan Bahan
1. Suatu instalasi listrik penerangan dan tenaga
26
2. Voltmeter AC.......................................................... 1 buah
3. Amperemeter AC.................................................... 1 buah
4. Elektroda bantu...................................................... 1 buah
5. Kabel Penghubung.................................................
......................................................................secukupnya
6. Kertas.....................................................................
......................................................................secukupnya
................................................................................
7. Pulpen.................................................................... 1 buah
Kesehatan dan Keselamatan Kerja1. Gunakan pakaian praktik dan perlengkapan pengaman
lainnya!
2. Hati-hatilah dalam melakukan praktik!
Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada
percobaan ini!
2. Rangkailah percobaan seperti Gambar 3 di bawah ini!
3. Aturlah RV pada posisi maksimum!
4. Hubungkanlah sakelar S!
5. Aturlah RV sehingga Amperemeter dan Voltmeter
menunjukkan simpangan secukupnya dan catatlah hasilnya
pada Tabel 6!
6. Bukalah sakelar S!
7. Hentikanlah kegiatan dan kembalikan semua alat dan bahan
ke tempat semula!
8. Buatlah kesimpulan secara keseluruhan dari percobaan tadi
berdasarkan data dan pengamatan!
27
28
Sumber R
S
T
S
Rp RB
20m
Gambar 3. Rangkaian Percobaan
Keterangan :
Rp : Penghantar bumi / pentanahan
RB : Elekroda bantu
RV : Tahanan variabel
A : Amperemeter
V : Voltmeter
Lembar Latihan1. Mengapa tahanan pentanahan perlu diukur?
2. Berapakah tahanan pentanahan maksimum yang
diperkenankan?
V
A
29
LEMBAR EVALUASI
A. Pertanyaan1. Lakukanlah praktik pengujian fisik instalasi listrik penerangan dan
tenaga tanpa membuka buku catatan / lembar kerja !
2. Lakukanlah praktik pengukuran tahanan isolasi instalasi listrik
penerangan dan tenaga tanpa membuka buku catatan / lembar
kerja !
3. Lakukanlah praktik pengukuran tahanan pentanahan tanpa
membuka buku catatan / lembar kerja !
B. Kriteria Kelulusan
No Kriteria Skor(110) Bobot Nilai Keterangan
1. Langkah kerja 2
Lulus jika nilai minimal 70
2. Kebenaran praktik 43. Keselamatan kerja 14. Kecepatan kerja 25. Laporan praktik 1
Nilai Total
30
LEMBAR JAWABAN LATIHAN
31
A. Kegiatan Belajar 1
1. warna penghantar phase, pentanahan dan nol / netral sesuai
dengan ketentuan dalam PUIL adalah sebagai berikut :
a. Penghantar phase berwarna selain biru dan loreng hijau
kuning
b. Penghantar pentanahan berwarna loreg hijau-kuning.
c. Penghantar rol berwarna biru.
2. Tinggi pemasangan kotak kontak dari lantai sesuai dengan
ketentuan dalam PUIL minimal 1,25 m atau bila kurang kotak
kontak harus diberi tutup.
3. Tinggi sakelar dan PHB dari lantai sesuai dengan ketentuan
dalam PUIL adalah sebagai berikut :
a. Tinggi saklar minimal 1,25 m dari lantai
b. Tinggi PHB minimal 1,5 m dari lantai.
4. KHA (kemampuan hantar arus) nominal perlengkapan
instalasi listrik sesuai dengan ketentuan dalam PUIL minimal
10 A atau minimal sama dengan harga sekeringnya.
5. Cara pemasangan kabel NYA sesuai dengan ketentuan
dalam PUIL harus dipasang di dalam pipa, kecuali di atas
plafon boleh dipasang pada isolator rol.
6. Cara pemasangan kabel NYM sesuai dengan ketentuan
dalam PUIL yaitu boleh dipasang di dalam pipa atau tanpa
pipa, di dalam atau di luar tembok.
32
B. Kegiatan Belajar 2
1. Yang dimaksud dengan tahanan isolasi dari instalasi listrik
adalah tanahan isolasi antara dua kabel instalasi listrik
2. Nilai minimum tahanan isolasi instalasi listrik dalam ruang
kering adalah 1000 / volt
3. Pengertian dari tahanan isolasi sebesar 1000 / volt adalah
arus bocor dari tiap bagian instalasi pada tegangan
nominalnya tidak boleh melebihi 1 m A tiap 100 meter panjang
instalasi tersebut.
4. Bagian instalasi listrik yang diukur tahanan isolasinya adalah
bagian yang terletak diantara dua pengaman arus lebih dan
terletak sesudah pengaman arus lebih yang terakhir.
5. Langkah-langkah dalam mengukur tahanan isolasi adalah
dengan melepaskan semua hubungan ke beban, ke jaringan
dan ke bumi (kecuali penghantar pengaman) dan hubungan
antara rel / terminal netral dan rel / terminal pengaman
(pembumian).
C. Kegiatan Belajar 3
33
1. Tahanan pentanahan perlu diukur karena besarnya tahanan
pentanahan akan mempengaruhi pengamanan suatu instalasi
listrik. Apabila besarnya tahanan pentanahan melebihi batas
yang ditentukan, maka harus diadakan perbaikan sistem
pentanahan.
2. Tahanan pentanahan maksimum yang diperkenankan atau
yang ditentukan dalam PUIL adalah 10 ohm.
34
Kunci Jawaban Lembar Evaluasi
1. Sama seperti lembar kerja 1
2. Sama seperti lembar kerja 2
3. Sama seperti lembar kerja 3
35
DAFTAR PUSTAKA
John B Robertson (19*5). Ketrampilan Teknik Listrik Praktis.Bandung : Penerbit YRAMA WIDYA.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 2000, Jakarta LIPI
Setiawan dan Van Harten (1985). Instalasi Listrik Arus Kuat I.Bandung : Penerbit BINA AKSARA.
Syam Hardy (1985). Listrik Elektronika Rumah Tangga. Bandung :Penerbit BINA AKSARA.
36
37