23
INSTITUTIONAL ECONOMICS: THORSTEIN VEBLEN, JOHN R. COMMONS, and WESLEY C. MITCHELL Galuh Muhamad Iqbal SAS 1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta [email protected] Abstraksi : Paper ini bertujuan untuk mengetahui sejarah ekonomi kelembagaan (Institutional Economics), berdasarkan pemikiran para ekonom kelembagaan (institutional economists), diantaranya pemikiran dari Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R. Commons (1862 – 1945) dan Wesley C. Mitchell (1874 – 1948). Dari ketiga pemikiran ekonom kelembagaan itu, hanya Thorstein Veblen yang memiliki perbedaan. Dia ingin menghancurkan pendekatan ilmu ekonomi konvensional, serta peradaban bisnis (business civilization) di masanya. Keyword : Institutional Economics, Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R. Commons (1862 – 1945), dan Wesley C. Mitchell (1874 – 1948) INSTITUTIONAL ECONOMICS Sejarah meja tulis panjang (Davenport) membentuk mata rantai antara kelompok “orthodox 2 ”, di mana Clark dan para sarjana adalah para leading exponent, dan kelompok orang-orang ingkar (the band of 1 Mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Institutional Economics

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Institutional Economics

INSTITUTIONAL ECONOMICS:

THORSTEIN VEBLEN, JOHN R. COMMONS, and WESLEY C. MITCHELL

Galuh Muhamad Iqbal SAS 1

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta [email protected]

Abstraksi : Paper ini bertujuan untuk mengetahui sejarah ekonomi kelembagaan (Institutional

Economics), berdasarkan pemikiran para ekonom kelembagaan (institutional economists), diantaranya

pemikiran dari Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R. Commons (1862 – 1945) dan Wesley C.

Mitchell (1874 – 1948). Dari ketiga pemikiran ekonom kelembagaan itu, hanya Thorstein Veblen yang

memiliki perbedaan. Dia ingin menghancurkan pendekatan ilmu ekonomi konvensional, serta peradaban

bisnis (business civilization) di masanya.

Keyword : Institutional Economics, Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R. Commons (1862 – 1945),

dan Wesley C. Mitchell (1874 – 1948)

INSTITUTIONAL ECONOMICS

Sejarah meja tulis panjang (Davenport) membentuk mata rantai antara kelompok

“orthodox2”, di mana Clark dan para sarjana adalah para leading exponent, dan kelompok orang-

orang ingkar (the band of dissenters) yang dikenal sebagai para ekonom Kelembagaan

(institutional economists). Mereka di antaranya adalah Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R.

Commons (1862 – 1945) dan Wesley C. Mitchell (1874 – 1948) yang merupakan orang-orang

yang luar biasa. Hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang Protestan ini adalah perlawanannya

terhadap jenis ekonomi yang sedang disenangi dan ditunjukkan oleh karya Clark dan juga the

Austrians, yang di saat itu sedang berada pada masa yang berpengaruh dan dengan banyaknya

1 Mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2 Orthodox : pemikiran ekonomi yang original, dan merupakan ciptaan sendiri. Lawannya yaitu heterodox : pengembangan dari orthodox. Heterodox dibagi dua ( maxian dan non-maxian).

Page 2: Institutional Economics

ekonom Amerika yang berusaha untuk saling berhubungan. Teori murni (pure teori) tentang

komparatif statis seperti yang dikembangkan dalam analisis utilitas dari tingkah laku konsumen

dan dalam teori produktivitas marjinal distribusi (marginal productivity theory of distribution)

menjadi target dasar untuk melawan apa yang diperlawankan oleh para ekonom Kelembagaan.

Hanya Veblen, yang ingin menghancurkan pendekatan konvensional dengan akar dan batang,

sebaliknya Mitchell dan Commons mengambil posisi yang lebih bersifat mendamaikan. Dan

hanya Veblen jugalah yang tidak hanya mengkritik ilmu ekonomi konvensional tetapi juga

mengkritik peradaban bisnis (business civilization) di masanya, yang dikutuknya dengan

kecaman yang sepahit dan sekeras kecamannya terhadap pemikiran Marx.

Para ekonom kelembagaan juga memberikan kritiknya terhadap karakteristik teori ekonomi

konvensional dari ekonom sejarah Jerman, yang pandangannya disebarkan oleh bekas murid-

muridnya setelah mereka kembali ke Amerika Serikat. Hubungan antara ilmu ekonomi

kelembagaan dan ilmu ekonomi sejarah Jerman secara khusus diucapkan oleh Commons, yang

datang untuk membagi pengajarnya Ely’s bekerjasama untuk pendekatan Jerman. Veblen juga

seorang murid Ely’s dan menilai pandangan Ely lebih kritis. Dari ketiga ahli institusionalis hanya

Mitchell yang melewatkan beberapa waktunya sebagai seorang pelajar di Jerman, tetapi dia juga

pergi ke Austria dan tak ada pengalaman yang kelihatannya berpengaruh besar pada karyanya di

masa depan. Rasanya, Ilmu ekonomi kelembagaan membentuk sebuah rekan imbangan terhadap

sejarah ilmu ekonomi, tetapi ilmu ekonomi kelembagaan secara sifatnya adalah pergerakan

Amerika dengan penampilan yang unik dari dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan filosofi

pragmatisme Amerika. Veblen adalah seorang murid dari Charles Peirce dan seorang kolega

John Dewey – Peirce, Dewey, dan William James yang merupakan simbol utama pragmatisme.

Mitchell adalah seorang murid dari Veblen dan Dewey. Tidak ada hubungan pribadi antara para

pragmatis besar dan Commons, tetapi arus pemikiran yang disebabkan oleh mereka, membuat

mereka sendiri jatuh juga ke dalam karya Commons.

Bersama dengan pergerakan hubungan dalam hukum, sejarah, dan disiplin lainnya,

pragmatisme dan ilmu ekonomi kelembagaan membentuk bagian dari sebuah pergerakan

pemikiran yang luas, dan bercirikan Amerika, yang telah ditafsirkan sebagai sebuah

“pemberontakan melawan yang resmi” (revolt against formalism), formalisme dari deduksi

abstrak yang beralasan dalam ilmu sosial. Pemberontakan ini lebih menyerukan berdasarkan

pengalaman daripada alasan sah yang universal, lebih kepada perubahan evolusioner daripada

Page 3: Institutional Economics

pencarian keadaan yang “normal” atau “alamiah”, dan lebih kepada manusia sebagai sebuah

agen aktif daripada sebagai sebuah alat yang pasif, menunjukkan dampak kesenangan dan

kesakitan. Pemberontakan pragmatik yang demikian mengangkat sebuah perubahan tajam

dengan tradisi hukum alam, yang telah dinobatkan secara universal sebagai alasan yang sah,

dengan penafsiran yang bermanfaat tentang perilaku manusia dalam pengertian sebuah

penghitungan kesenangan dan kesakitan, dan dengan perhatian para ekonom dengan equlibria

dari komparatif statis, pura-pura menunjukkan kecenderungan terhadap normalcy dan

naturalness (kealamiahan).

Di bawah pengaruh Darwin, secara pragmatis menekankan pada aspek biologi dari evolusi

dan menempatkan pada tugas ilmu sosial untuk menjelaskan adaptasi dan kelangsungan hidup

manusia di bawah keadaan sosial, politik, dan ekonomi yang selalu berubah. Oleh karena itu,

evolutionary change adalah sebuah semboyan para pragmatis. Satu semboyan lain adalah

persatuan pemikiran dan tindakan dalam sebuah eksperimentalisme yang diuji idenya dengan

menerapkannya dalam praktek. Semboyan ketiga adalah penolakan dari sebuah pemikiran priori

abstract dan penggantinya oleh studi empiris. Para ekonom kelembagaan, pada jalannya masing-

masing, mengikuti program yang diindikasikan oleh semboyan-semboyan ini dan membiasakan

pekerjaannya sejalan dengan mereka.Veblen menatanya untuk melukiskan, pergerakan yang

luas, perubahan evolusioner budaya. Commons menyekutukan dirinya sendiri dengan kekuatan

perubahan ekonomi dan membantunya dengan pekerjaanya sebagai seorang pencipta sosial.

Para ekonom kelembagaan, pada jalannya masing-masing, mengikuti program yang

diindikasikan oleh semboyan-semboyan ini dan membiasakan pekerjaannya sejalan dengan

mereka. Veblen menatanya untuk melukiskan, pergerakan yang luas, perubahan evolusioner

budaya. Commons menyekutukan dirinya sendiri dengan kekuatan perubahan ekonomi dan

membantunya dengan pekerjaanya sebagai seorang pencipta sosial. Mitchell sungguh-sungguh

mengejar studi empiris sepanjang garis kuantitatif dan merambah perubahan evolusioner

ekonomi modern dalam pengertian business cycle, dengan satu fase yang menimbulkan

kelanjutannya. Tidak satupun dari ketiga tokoh ekonomi kelembagaan, yang pernah

menggunakan pendekatan utilitas marjinal, yang mereka anggap telah dikotori oleh

utilitarianisme, untuk tradisi hukum alam, yang menekankan persatuan dan stabilitas daripada

perbedaan dan perubahan, atau untuk pencarian normalcy characteristic dari perhatian ekonom

konvensional dengan komparatif statis.

Page 4: Institutional Economics

Pemikiran Darwin bagaimanapun juga mempengaruhi tidak hanya para pragmatis dan

ekonom kelembagaan tetapi juga para Social Darwinists. Para pragmatis dan ekonom

kelembagaan menolak laissez faire dan bahkan pemikiran seleksi alam dalam perjuangan untuk

kelangsungan hidupnya akan membuat manusia dapat belajar seni penyesuaian menuju keadaan

yang baru dengan kebijakan publik yang disengaja. Para Social Darwinists , di sisi lain,

menganut laissez faire, yang dengan tepat menjamin kelangsungan hidup. Dalam cara seperti ini,

para pragmatis dan Social Darwinists bertemu pada kesimpulan yang berlawanan secara

diametrik, keduanya seolah-olah menyimpulkan dari pemikiran Darwin. Kedua penafsiran ini

meninggalkan bekasnya pada Veblen, dan hal ini membawa sebuah pengukuran ambivalensi ke

dalam karyanya sendiri. Dia tidak hanya terpengaruh oleh pandangan para pragmatis tetapi juga

dipengaruhi oleh pandangan yang berlawanan dari gurunya Sumner, seorang terkemuka dari

Darwinisme sosial dan laissez faire.

Dari Sumner, Veblen belajar bahwa kekuatan manusia untuk mengubah struktur sosial

dengan tindakan yang disengaja adalah sangat terbatas. Pengaruh Sumner juga menjelaskan

dukungan abadi Veblen tentang perdagangan bebas, sebuah dorongan yang pernah ditemukan

dalam tulisan eksponen hebat dalam tradisi ekonomi klasik. Veblen, Common, dan Mitchell

melawan ekonomi konvensional dari dalam benteng akademis daripada sebagai orang luar, tetapi

hanya karir Mitchell yang satu-satunya yang tidak memenuhi syarat sepanjang dan tanpa

ulangan-ulangan, membimbingnya dari Chicago ke Barkeley, yang muncul secara bertahap

sebagai sebuah pesaing Barat dari institusi pendidikan besar dari Timur, dan akhirnya ke

Columbia. karir Mitchell sesuatu yang tidak terganggu adalah karena kualitas dirinya dalam

menarik perhatian orang dan daya tarik yang lebih besar dari karyanya dengan ekonomi

konvensional. Demikian juga Commons yang juga memiliki kemampuan dalam menarik

perhatian orang dan, seperti Mitchell, menjadi pengajar ekonom-ekonom Amerika masa depan.

Tetapi Commons tidak pernah meraih gelar Ph.D dan awal karir akademiknya diisi dengan

kemalangan yang menyakitkan. Setelah satu periode menunjukkan kegagalan, di umurnya yang

ke-42, Commons diberi sebuah kesempatan baru di University of Wisconsin, tempat di mana ia

menemukan jati dirinya sendiri dan tempat di mana karyanya dan karya rekan-rekannya

menempatkan departemen ilmu ekonomi ke dalam barisan terdepan jika dibandingkan dengan

universitas lain.

Page 5: Institutional Economics

Karir Veblen dibuat malang oleh kepribadiannya yang sulit, masalah perkawinan, dan

ketidaksukaan mengajar, yang terkumpul dengan pandangan unconventional, membebani

kesabaran dari kewenangan Universitas di Chicago, Stanford, dan Missouri. Hal ini mencegah

kemajuannya di luar rangking profesor sejawat. Rekan-rekan yang setia berusaha untuk

menolongnya di setiap kesulitan, menolongnya secara finansial, dan di tahun-tahun kejatuhannya

menyelamatkannya dengan sebuah posisi pengajar di New School for Social Research in New

York. Tidak seperti Commons dan Mitchell, Veblen tidak pernah menjabat sebagai presiden

Asosiasi Ekonomi Amerika. Ketika dia berumur 68 tahun sebuah usaha dibuat untuk

menominasikannya untuk menempati posisi sebagai presiden Asosiasi Ekonomi Amerika, tetapi

dia menolak kehormatan itu karena dirasa sudah terlambat.

THORSTEIN VEBLEN (1857 – 1929)

Veblen adalah anak dari dua budaya (Norwegia-Amerika) yang berbeda dan tidak satupun

kedua budaya tersebut membuatnya merasa nyaman. Veblen lahir di Wisconsin pada tanggal 30

Juli 1857 dan Veblen merupakan putra dari pasangan imigran yang berasal dari Norwegia dan

Veblen tumbuh di kota Minnesota’s Little Norways dan merupakan anak ke-6 dari 12

bersaudara. Veblen menjadi anak yang aneh, pemalas, penyendiri dan tak bermotivasi. Ia

menghabiskan waktu berjam-jam dengan membaca dalam kesendirian dan mengembangkan

sebuah pandangan tanpa emosi dalam hidup yang membuatnya sulit untuk berkoneksi dengan

orang-orang, meskipun hal tersebut tampaknya tidaklah terlalu mengganggu baginya. Memang,

kesendiriannya itulah yang memberikannya wawasannya yang tajam atas hakikat dari segala

sesuatu. Saat Veblen berumur 17 tahun ayahnya mengirim dia ke Carleton College, dan ketika

dia berada disana Veblen dianggap sebagai “alien” karena bahasa inggrisnya yang tidak lancar

(terbatah-batah). Dan Veblen juga tidak terpengaruh oleh spirit dari Congregationalist yang

merupakan rancangan dari sekolahnya supaya dapat disebarkan di daerah Midwest. Di Carleton

juga Veblen menarik dirinya kedalam “Sardonic Humour” yang akan menjadi ciri khas karya-

karyanya selanjutnya. Tidak seorangpun yang mengenali bakat yang dimilikinya kecuali John

Bates Clark, yang merupakan guru ekonominya di Carleton, dan pengajaran akademik yang

diajari oleh lark inilah yang menjadi jalan yang melapangkan karir Veblen. Setelah lulus

kemudian Veblen melanjutkan hidupnya untuk mengajar di sekolah dasar. Kemudian dia tinggal

di tempay John Hopkins dan di tempat itulah dia gagal memperoleh beasiswa. Setelah gagal

Page 6: Institutional Economics

mendapat beasiswa tersebut Veblen pergi ke Yaleuntuk belajar filsafat dan menyelesaikan

program doktornya pada tahun 1884. Veblen adalah seorang “Norskie” yang memiliki

pandagangan religius yang meragu. Veblen telah siap untuk mengajar, tetapi dia tidak

mendapatkan jabatan tersebut walaupun telah mendapatkan rekomendasi dari profesornya.

Dengan kecewanya dia karena hal tersebut kemudian dia pulang dan kembali ke pertanian

keluarganya dengan rasa tidak puas terhadap dunia dan dirinya sendiri. Setelah 7 tahun lamanya

dia tinggal di pertanian keluarganya kemudian dia kembali pada tahun 1891 di Cornell dengan

mengenakan topi coonskin dan celana coduroy dan dia memperkenalkan dirinya kepada J.

Laurance Laughlin yang merupakan seorang profesor ekonomi di universitas tersebut dan

Veblen mempertanyakan kesempatan dirinya untuk melanjutakan studinya. Dia kemudian

diberikan beasiswa dan satu tahun kemudian ketika Laughlin menerima untuk mengepalai

departemen ekonomi di Universty of Chicago, yang baru diluncurkan dari dana jutaan rupiah

rockefeller dan Laughlin membawa Veblen bersamanya. Disana Veblen bergabung dengan

fakultas tempat profesornya mengajar dengan tahapan yang pelan untuk muncul menjadi asisten

profesor tahun 1900 di usia empat puluh tiga.

Pada tahun 1899 Veblen menerbitkan buku pertamanya The Theory of the Leisure Class,

yang kemudian diikuti 10 buku lainnya, tetapi karya Veblen yang pertama inilah yang

merupakan karyanya terbaik. Di dalam bukunya tersebut, sebagaimana buku-bukunya yang lain,

Veblen menarik dari sumber filsafat, antropologi, psikologi, sejarah, dan ilmu alam untuk

mengelaborasikan tema tulisannya yang selalu berulang: Hidup adalah sebuah proses

evolusionary dimana seseorang menunjukkan kekuatannya untuk bertahan. Dalam proses seleksi

alam dan adaptasi terdapat lembaga-lembaga yang secara samar-samar yang ditetapkan oleh

Veblen sebagai “habits of thought” atau “prevailing or dominant types of spiritual attitude and

aptitudes” tetapi sejak hal tersebut dihidupkan terus menerus oleh kekuatan tradisi dan kebiasaan

yang bertahan sejak masa lalu, membuat hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang.

Muncul keterlambatan-keterlambatan yang membawa ketegangan dan kebutuhan untuk

melanjutkan penyesuaian dan perubahan. Ekonomi kelembagaan secara lebih spesifik merupakan

“Metode-metode yang lumrah yang membawa perilaku-perilaku dalam proses kehidupan

masyarakat yang berhubungan dengan lingkungan materi tempat mereka hidup.”

Kajian tentang ekonomi kelembagaan telah menjadi tanda yang dianjurkan oleh Veblen,

sebuah ilmu yang sifatnya evolutif yang mengeksplor penyebab dan efek yang bersangkutan

Page 7: Institutional Economics

dengan hubungan-hubungan di dalam perubahan komulatif. Di dalm tugasnya ini, ilmu

pengetahuan ini tidak dapat menjangkau kebenaran yang telah dihasilkannya “The outcome of

any serious research” Veblen menyatakannya dalam sebuah pidato di tahun 1908, “can only be

to make two questions grow where one question grew before.” Apa yang diajukan Veblen tidak

kurang dari sebuah perubahan ekonomi secara seksama. Di dalam sebuah essay yang

dipublikasiakan pada tahun 1898, dia mengajukan sebuah pertanyaan, “why economics is not an

evolutionary science?”dengan essaynya ini berpengaruh pada riset-riset dia selanjutnya dan

karakteristik pendekatan konvensional ke ekonomi sebagai taxonomi, yaiti konsern terhadap

klasifikasi, yang bertujuan untuk sistemasi yang serupa dengan hukum-hukum alam disamping

mendorong “disturbing factor” yaitu elemen-elemen yang tidak cocok diletakakn di dalam

sistem, dan sebagai penggambaran perilaku manusia dalam bagian hedonistik, pasif, malas, dan

merefleksikan sebuah sifat manusia yang telah terberi. Dalam bagian yang menunjukkan

gayanya pada bagian terbaik artikel tersebut, Veblen menulis :

Konsep hedonistik seseorang yaitu sebuah mesin hitung kesenangan-kesenangan dan

kekecewaan yang sangat cepat, yang bergerak terus seperti sebuah hasrat homogen dalam

kebahagiaan di bawah impuls stimulus yang membaginya di dalam wilayahnya, tetapi

membiarkannya tetap utuh. Dia bukanlah antendence maupun konsekuensi. Dia seorang

yang terisolasi, kenyataan manusia yang pasti, dalam lingkungan yang stabil kecuali

untuk kekuatan-kekuatan setan dalam sebuah pemukulan yang memindahkannya ke

sebuah arah atau arah lainnya. Sebuah penyiksaan diri dalam ruang dasar, dia berputar

secara simetris di poros spiritualnya hingga parallelogram kekuatan-kekuatan jatuh

dihadapannya, lalu sesudah itu dia mengikuti garis yang dihasilkannya. Ketika kekuatan

pengaruhnya menghabiskan sebuah hasrat yang terkandung didalamnya seperti

sebelumnya, dia akan berhenti.

Dari sebuah petikan dari artikel yang sama, dimana Veblen berupaya untuk mencemooh

conventional economics dengan menggunakan nomenklatur dalam kalsifikasi botanikal, yang

menunjukkan gayanya mengenai bagian terburuk hal tersebut:

Jika kita mendapatkan kegelisahan di bawah taksonomi dalam sebuah doktrin

monocotyledonous wage dan sebuah kesengangan cryptogamic theory, dengan involute,

loculisidal, tomentous, dan moniliform variants, yaitu proses cytoplasm, centrosome, atau

karyokonetic mana yang dapat kita ambil sebagai titik pijak, dan dalam proses dimana

Page 8: Institutional Economics

kita dapat menemukan penghentian yang berasal dari metafisika normalitas dan

pengontrolan prinsip-prinsip? Bagaimana kita memulai untuk melakukan hal ini?

Pertanyaan yang lebih baik, Apa yang sebaiknya kita lakukan dengan hal ini?

Apa yang Veblen letakkan dalam ruang ekonomi konvensional tersebut merupakan

sebuah upaya pembongkaran modern business civilization, yang mengilustrasikannya sebagai

sejenis kasus ujian, kelemahan manusia di tengah-tengah lembaga-lembaga yang telah ada

diperuntukkan untuknya sebagai bagian dari warisan rasnya dan telah berhenti melayaninya

dengan baik. Veblen menggambarkan evolusi manusia sebagai sebuah perjalanan yang dimulai

dari peradaban yang liar (savage), barbarianisme, pertukangan, dan peradaban mesin. Dalam

peradaban liar, dia menyebutkan, suka damai dan miskin, dan didalamnya hanya terdapat

perbedaan pekerjaan dan perbedaan sosial yang kecil. Peradaban liar ini membuka jalan ke arah

barbarianisme karena perilaku hidup saling memangsa – peperangan, perburuan binatang-

binatang buruan yang besar menjadi umum, dan yang memicu terjadinya kepemilikan pribadi,

pertama adalah perempuan, kemudian budak, dan selanjutnya benda-benda untuk bekal kubur.

Keahlian tingkat tinggi yang terus digiatkan menjadi sebuah objek kebanggaan dan perlombaan,

perbandingan-perbandingan yang tidak menyenangkan diciptakan antara tindakan

mengeksploitasi dan pekerjaan menguntungkan lainnya di satu sisi dengan kerja produktif di sisi

lainnya, yang terakhir dikaitkan dengan kelemahan dan ketundukkan terhadap seorang tuan.

Labor menjadi jengkel karena pekerjaan yang dilakukannya tersebut dianggap tidak berguna,

sementara kekayaan sifatnya seperti sebuah piala dan hak untuk memperoleh penghormatan.

Akar kepemilikan dan akumulasi adalah kompetisi dan pembedaan-pembedaan yang tidak

menyenangkan, bukannya sumber untuk subsitensi dan kenyamanan fisik. Sejak kepemilikan

harta kekayaan berimbal penghormatan, keinginan untuk hal tersebut menjadi tidak terbatas.

Masyarakat golongan kaya ingin menunjukkan kekayaan mereka, dan mereka melakukan

tindakan-tindakan berupa pemenuhan konsumsi, waktu luang, dan pemborosan yang terlalu

berlebihan.

Pemborosan bagi Veblen sama menjengkelkannya seperti yang dianggap oleh Locke, dan

dia tidak hanya menyalahkan konsumsi tetapi juga produksi itu sendiri. Para manajer di industri,

mereka yang mengambil keputusan atas produksi, bekerja keras bukan untuk hasil produk dan

layanan yang maksimal, melainkan untuk sebuah penghargaan yang berkaitan dengan uang, dan

Page 9: Institutional Economics

mereka memperolehnya dengan cara-cara manipulasi keuangan dan pembatasan-pembatasan

hasil produk yang monopolistik dan dianggap sebagai sabotase oleh Veblen dan bukan dianggap

dia dengan meningkatkan produksi. Budaya saling memangsa dan yang bersifat parasit terus

bertahan karena hal tersebut telah disetujui melalui jalinan rumit pembentukan kepercayaan atas

pekerja, perangkat sosial, atau teori-teori hak-hak alamiah mengenai kepemilikan, teori-teori

distribusi seperti yang dikembangkan oleh Clark dan seterusnya, menegaskan pandangan-

pandangan merendahkan terhadap nilai dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan masyarakat

pada level sosial terbawah dan dalam hasrat untuk berusaha menyamai eksploitasi-eksploitasi

dan konsumsi tinggi kelas atas. Penyelamatan akan datang, jika muncul kesadaran dari

semuanya, dari pergolakan anggota technical engineering class, yang karena kondisi perilaku

kerja membuat mereka tidak begitu mudah untuk menciptakan kepercayaan yang mempengaruhi

kelas pekerja, dan yang mungkin bertanggung jawab atas arah produksi.

Hal seperti itu merupakan, gambaran yang paling terbuka dan sebagian dalam kata-kata

Veblen sendiri, pesan yang dapat disaring dari karyanya. Terdapat banyak cacat di dalamnya,

seperti cemoohan Veblen untuk semua peraturan perusahaan yang memandu perilaku manusia,

yang diturunkan dari tradisi hukum alam atau dari utilitarianism doctrin; klaim elitisnya terhadap

pengetahuan yang superior, di mana dari klaim tersebut dia kemudian menyimpulkan bahwa the

make-believe terjadi di mana-mana. Pemisahannya yang salah antara para manajer industri dan

ahli teknik yang produktif; harapan hambarnya bahwa yang terakhir akan menyelamatkan dunia;

keyakinannya yang berlebihan bahwa para buruh kasar di Amerika Serikat dianggap tidak

berharga dan bahwa kelas atas tumbuh subur di negara tersebut. Anjurannya mengenai

peningkatan produksi sebagai satu-satunya ujian kondisi ekonomi yang sebenarnya; gagasannya

tentang merkantilisme bahwa keuntungan yang diperoleh seseorang berarti kerugian bagi yang

lainnya, sebuah gagasan yang sepenuhnya tidak tepat untuk lingkungan di mana peningkatan

produktifitas merupakan aturannya. Namun disamping semua hal yang disebutkan di atas dan

berbagai kelemahan gagasannya yang lain, karya Veblen memiliki pengaruh yang sangat

menggelisahkan banyak ahli ekonomi Amerika, mereka yang kemudian menyikapi persoalan-

persoalan tersebut dengan lebih serius dibandingkan Veblen sendiri. Pengaruh gagasan-

gagasannya tersebut, dengan intensitas tertentu, dirasakan selama Great Depression, yang

momentumnya menjadi tepat ketika ekonomi konvensional mengalami ujiannya yang paling

dahsyat. Dengan memperhatikan anjuran Veblen tersebut seperti yang dianjurkan oleh Fisher,

Page 10: Institutional Economics

orang yang mungkin merupakan teoritis ekonomi terbaik di Amerika Serikat dan yang mendesak

bahwa dengan kekuatan yang dimiliki oleh rakyat Amerika yang diperkuat dengan peraturan

pelarangan maka tidak ada lagi yang perlu ditakuti terhadap kondisi depresi ekonomi yang berat,

bukan sebuah hal yang mengejutkan bahwa banyak yang menemukan pandangan Veblen lebih

pada poin tersebut, khususnya opini yang dia kemukakan, yang dinyatakan dalam bukunya The

Teory of Business Enterprise (1904), bahwa dalam dunia modern, depresi jangka pendek telah

memberikan jalan ke arah stagnasi yang lebih kronik: “Dull Times,” dia menuliskan, “sudah

merupakan kondisi yang alamiah, sementara brisk times merupakan sebuah penemuan manusia

yang liar biasa atau anugerah Tuhan yang jarang.” Veblen tidak menyaksikan hal tersebut

berlangsung, tetapi karyanya, bersama dengan trauma Great Depression, menempatkan profesi

ekonomi dalam sebuah posisi serupa seorang petani dengan karungnya yang kosong, yang

bertemu dengan Veblen baru setelah menyadari adanya sebuah situasi yang berpotensi

menimbulkan keributan yang besar. Veblen meminta untuk membeli karung tersebut,

membawanya pergi, meletakkan situasi keributan besar tersebut di dalamnya, dan kemudian

kembali ke petani tersebut dengan sebuah ucapan “terima kasih.” Dan petani tersebut masih terus

mencari Veblen. Ia wafat dalam keadaan miskin di Menlo Park pada tanggal 3 Agustus 1929.

Dia tetap menjadi seorang yang asing bagi mainstream masyarakat Amerika sepanjang hidupnya.

JOHN R. COMMONS (1862 – 1945)

Pemisahan antara ilmu pengetahuan dan reformasi yang disarankan oleh Mithchell, membuat

pendekatan yang digunakannya memiliki perbedaan yang sangat tajam dengan John R

Commons, seorang institusionalis lainnya. Setelah Commons bergabung dengan jurusan ilmu

ekonomi pada Universitas Wisconsin pada tahun 1904, ia menjadi terasosiasi dengan

pemerintahan negara bagian yang progresif. Kemudian Commons menyarankan agar negara

bagian Winconsin menjadi laboratorium untuk menguji inovasi yang dijadikan sebagai teladan

dalam public utility regulation, workmen’s compensation, dan unemployment insurance.

Commons adalah sebagai pelor reformis praktis tidak hanya meliputi undang-undang tenaga

kerja dan hubungan industri, tapi merupakan sebuah subjek-subjek yang luas di bawah

administrasi publik serta “government and business”.

Rancangan undang-undang membutuhkan persiapan penemuan fakta, dimana Commons dan

murid-muridnya melakukan hal tersebut dalam bentuk lapangan pekerjaan. Commons dan

Page 11: Institutional Economics

teman-temannya menjadi cukup pandai dalam penemuan fakta mereka, yang menurut Commons,

disebut sebagai “investigational economics” dan sebagai “analytical studies”, digambarkan dari

“schedule studies” eksponen statistik penemuan fakta. Berdampingan dengan aktivitas

Commons dalam pengejaran program studi sejarah yang sangat luas, membuatnya menjadi

catatan sejarah dalam sejarah tenaga kerja Amerika. Program tersebut dimulai pada tahun 1909

dengan sebuah artikel mengenai “American Shoemakers, 1648-1895”, dimana Commons

berhubungan dengan evolusi organisasi pekerja untuk merubah produknya di pasar.

Satu tahun kemudian terdapat karya monumental, yaitu Documentary History of American

Industrial Society, diedit oleh Commons dan teman-teman dalam sepuluh volume, dan karya

tersebut mencapai puncaknya pada tahun 1918 dalam volume empat History of Labour in the

United States, dimana Commons menjadi senior coauthor. Perhatian Commons dengan sejarah

tenaga kerja menghasilkan sebuah pendekatan genetis terhadap permasalahan tenaga kerja saat

ini, yang diinterpretasikan dalam keterangan evolusi masa lalu daripada dengan bantuan

keseimbangan konvensional ilmu ekonomi. Pendekatan tersebut menjadi tanda sekolah

Wisconsin mengenai ilmu ekonomi tenaga kerja, selama dipimpin oleh Commons. Banyak

pencapaian Commons dalam sejarah tenaga kerja dan ilmu ekonomi tenaga karja dihasilkan dari

kerja tim, seperti kontribusinya untuk mereformasi undang-undang.

Tidak seperti ahli ekonomi matematika yang membuat kontribusinya di awal karir, pemikiran

umum Commons dibentuk oleh pengalamannya yang panjang. Pencapaiannya antara lain Legal

Foundations of Capitalism (1942) dan Institusional Economics (1934). Sebagai perancang

reformasi undang-undang, Commons telah menyadari pengaruh hukum pada ekonomi dan telah

menemukan bahwa pemikiran ahli ekonomi dan pengacara mengenai nilai tidak selalu sama.

Menurut hukum, telah disusun konsep yang tidak masuk akal. Peraturan utiliti publik

bersangkutan dengan nilai yang masuk akal, hukum tenaga kerja dengan upah yang masuk akal,

kompensasi pekerja dengan perlindungan yang masuk akal, dan pegawai publik serta masyarakat

pribadi diharapkan hidup sesuai dengan persyaratan tingkah laku yang masuk akal. Dalam

tulisan ahli ekonomi, Commons hanya menemukan sedikit hal-hal mengenai nature of

reasonableness. Dengan menekankan pengaruh institusional legal dalam ekonomi, Commons

membuat karyanya merefleksikan pertumbuhan campur tangan dalam era modern. Saat ini

dengan semakin luasnya fungsi pemerintah, negara tidak lagi hany sebagai penjaga malam.

Page 12: Institutional Economics

Selain itu, efek dalam berbagai jenis campur tangan pemerintah dalam ekonomi dinantikan

dalam analisis.

Dalam Institutional Economics, pandangan meluas dan tidak hanya meliputi tindakan pada

tingkatan pemerintah, tapi semua “tindakan kolektif”, sperti yang dijalankan oleh organisasi

tenaga kerja; petani; bisnis; dan organisasi lainnya yang membentuk pluralitas ekonomi Amerika

pada abad ke-20. Commons mendefinisikan lembaga sebagai sebuah “tindakan kolektif dalam

kendali tindakan individu” atau, secara lebih spesifik, sebagai “tindakan kolektif dalam

kebebasan dan perluasan tindakan individu”. Ilmu ekonomi yang lebih awal tidak menggap

lembaga karena lembaga menggantikan hubungan ekonomi, bukan antara manusia dan manusia,

tapi hubungan antara manusia dan alam, tenaga kerja dan perlawanan kekuatan alam; seperti

dalam ekonomi klasik; atau antara jumlah kekuatan alam yang diinginkan dan yang tersedia;

seperti dalam utiliti marjinal ilmu ekonomi.

Ilmu ekonomi kelembagaan Commons disusun sebagai sebuah sintesis luas yang terdiri dari

hukum, ilmu ekonomi, dan etika, yang mengenal baik konflik kepentingan dan ketergantungan

mereka yang saling menguntungkan, sebaik kebutuhan akan keamanan dalam harapan. Konsep

dasar ilmu ekonomi institusional bukan komoditas atau pertukaran, melainkan “transaksi”.

Commons menuliskan:

Transaksi mencampuri antara produksi tenaga kerja, antara ahli ekonomi klasik, dan

kesenangan konsumsi, antara ahli ekonomi hedonik, adalah sederhana karena ini adalah

masyarakat, dengan peraturannya, mengendalikan kepemilikan dan akses terhadap

kekuatan alam. Transaksi, kemudian didefinisikan, tidak sebagai “pertukaran

komoditas”, dalam pengertian fisik mengenai “delivery”, mereka adalah aliansi dan

akuisisi, antara individu, antara hak kepemilikan barang fisik di masa mendatang,

sebagaimana ditentukan oleh collective working rules dalam masyarakat, sebelum tenaga

kerja dapat memproduksi atau sebelum konsumen dapat mengkonsumsi, atau komoditas

diantarkan secara fisik kepada orang lain.

Pengaruh Ekonomi kelembagaan dilemahkan oleh penerbitan General Theory karya Keynes,

yang mengalihkan karya lainnya. Pertanyaan yang dapat ditanyakan adalah mengapa ilmu

ekonomi institusional yang dikembangkan oleh Veblen, Mithcell, dan Commons tetap menjadi

pemikiran Amerika yang unik, yang menemukan sedikit persamaan dimanapun.

Page 13: Institutional Economics

WESLEY C. MITCHELL (1874 – 1948)

Perbedaan Veblen mengenai pekerja dan wastemanship pemimpin industri, digemakan dalam

tulisan Wesley C Mithcell, yang memiliki perbedaan antara pembuatan barang dan pembuatan

uang, sebagai titik permulaan bagi studi siklus bisnisnya. Menurut Mitchell, fitur yang penting

dalam ekonomi modern merupakan karakter dalam ekonomi uang, dimana uang tidak hanya

digunakan sebagai sebagai alat pertukaran saja, tapi juga digunakan dalam aktivitas ekonomi

yang terjadi dalam pembuatan dan penggunaan pendapatan uang. Kaya atau miskinnya seseorang

menurut ekonomi, tidak ditentukan oleh kemampuannya dalam menghasilkan barang berguna

atau menghemat penawarannya, tapi ditentukan oleh kemampuannya dalam memiliki pendapatan

uang yang cukup dan berlatih untuk menghemat sebagai motif jaga-jaga. Ahli ekonomi

konvensional mungkin menimbulkan invisible hand atau merencanakan sebuah pola idealis

dalam ekonomi kompetitif dimana perilaku ekonomi rasional akan cenderung untuk

memaksimalkan kesejahteraan.

Dikotomi Mithcell antara pembuatan barang dan pembuatan uang, didasarkan pada

pengenalan eksplisit, yang di dalamnya terdapat berbagai cara pembuatan uang yang tidak

mengkontribusikan apapun pada kesejahteraan bangsa atau yang mempengaruhinya secara

merugikan. Faktor-faktor riil seperti sumber daya nasional, peralatan mekanis, dan keahlian

industri, dianggap penting oleh Mitchell, tapi tidak mencukupi kondisi bagi kesejahteraan

bangsa. Dalam ekonomi uang, faktor-faktor tersebut akan digunakan hanya jika manusia dalam

berproduksi mengharapkan keuntungan moneter. Pemikiran Mitchell bahwa pengejaran pribadi

akan keuntungan mungkin mencegah tercapainya kesejahteraan nasional secara maksimum,

dinyatakan dalam Business Cycles pada tahun 1913. Pada saat itu, pemikirannya tersebut mulai

menarik bagi ahli ekonomi lainnya, sebagai contoh karya Pigou yang bersamaan mengenai

kesejahteraan ekonomi. Tapi dalam tulisan Pigou, kesejahteraan ekonomi menjadi dasar bagi

klasifikasi teoritis dan sistematisasi kasus dimana keuntungan pribadi dan kesejahteraan publik

tidak cocok. Sedangkan Mithcell tidak menekan aspek tersebut. Tidak seperti ahli ekonomi

konvensional, ia tidak menerapkan analisis keseimbangan, dan dalam Business Cycles: The

Problem and Its Setting, ia menggolongkan beberapa konsep seperti “normal stade of trade”

sebagai suatu isapan jempol. Meskipun ia berpindah ke dalam eksplorasi empiris kinerja

perekonomian secara keseluruhan yang tidak stabil, ia terutama menghubungkannya pada proses

pembuatan uang.

Page 14: Institutional Economics

Siklus bisinis secara umum, kemudian menjadi sebuah persamaan bagi pergerakan sejarah

ekonomi uang pada kapitalisme modern, dimana produksi tergantung pada profit yang dicapai

atau diharapkan. Dan sebaliknya, hubungan antara biaya dan harga dan sekumpulan faktor

lainnya, semuanya berhubungan dan bertanggungjawab pada penyebaran ketidakmampuan

dalam menyesuaikan diri. Meskipun Mitchell merupakan murid besar dalam berbagai teori siklus

bisnis yang memilih elemen khusus faktor-faktor moneter, baik siklus, oversaving,

underconsumption, overinvestment maupun underinvestment, dan menerapkan faktor-faktor

tersebut pada sebuah anggapan sebagai prinsip dalam penjelasan pendekatan yang digunakan

oleh Mithchell untuk mengerjakan tugasnya tanpa bergantung pada berbagai teori tersebut dan ia

lebih memilih untuk memulainya dengan studi empiris. Pada tahun 1920, ia membantu untuk

mengorganisasikan the National Bureau of Economic Research dan menjadi first director dalam

penelitian selama seperempat abad. Banyak peralatan analisis Mitchell dianggap relevan dalam

teori siklus bisnis modern. Kemudian Friedman menyaring dari pemikiran-pemikiran Mitchell,

seperti mengekspresikan secara verbal daripada secara matematika dan jelas. Seperti multiplier

dan prinsip akselerasi, gelombang optimisme dan pesimisme, saluran kas dari sistem perbankan,

dan penurunan hasil yang diharapkan dari investasi baru, pemikiran akhir yang dimiliki oleh

keluarga yang sama seperti Wicksell’s natural rate of interest; Fisher’s rate of return over cost;

serta Keynes’s marginal efficiency of capital. Meskipun Mitchell merupakan murid utama dalam

siklus bisnis, ia membuat beberapa kontribusi penting lainnya. Buku pertamanya, A History of

the Greenbacks (1903) merupakan authorative study kewenangan mengenai Civil War inflation.

Kemudian pada awal tahun 1920an, ia menjadi coauthor di National Bureau yang

mencurahkan pada konseptualisasi dan perkiraan pendapatan nasional. Artikel penting dari

sekumpulan koleksi essai Mitchell, The Backward Art of Spending Money (1937),

menunjukkan ukuran yang terbatas dimana perhitungan ekonomi rasional diterapkan pada bidang

konsumsi, dimana seni salesmanship lebih berkembang daripada seni buymanship. Melalui

karyanya, Mitchell membenarkan tujuan ilmu pengetahuan dan bertahan pada pemisahan ilmu

pengetahuan dari pembuatan kebijakan reformis.

Page 15: Institutional Economics

DAFTAR PUSTAKA

Spiegel, Henry William, “The Growth of Economic Thought, Revised and expanded edition”,

Durham, North Carolina : Duke University Press, 1983.