Upload
galuhmuhamadiqbalsas
View
211
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
INSTITUTIONAL ECONOMICS:
THORSTEIN VEBLEN, JOHN R. COMMONS, and WESLEY C. MITCHELL
Galuh Muhamad Iqbal SAS 1
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta [email protected]
Abstraksi : Paper ini bertujuan untuk mengetahui sejarah ekonomi kelembagaan (Institutional
Economics), berdasarkan pemikiran para ekonom kelembagaan (institutional economists), diantaranya
pemikiran dari Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R. Commons (1862 – 1945) dan Wesley C.
Mitchell (1874 – 1948). Dari ketiga pemikiran ekonom kelembagaan itu, hanya Thorstein Veblen yang
memiliki perbedaan. Dia ingin menghancurkan pendekatan ilmu ekonomi konvensional, serta peradaban
bisnis (business civilization) di masanya.
Keyword : Institutional Economics, Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R. Commons (1862 – 1945),
dan Wesley C. Mitchell (1874 – 1948)
INSTITUTIONAL ECONOMICS
Sejarah meja tulis panjang (Davenport) membentuk mata rantai antara kelompok
“orthodox2”, di mana Clark dan para sarjana adalah para leading exponent, dan kelompok orang-
orang ingkar (the band of dissenters) yang dikenal sebagai para ekonom Kelembagaan
(institutional economists). Mereka di antaranya adalah Thorstein Veblen (1857 – 1929), John R.
Commons (1862 – 1945) dan Wesley C. Mitchell (1874 – 1948) yang merupakan orang-orang
yang luar biasa. Hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang Protestan ini adalah perlawanannya
terhadap jenis ekonomi yang sedang disenangi dan ditunjukkan oleh karya Clark dan juga the
Austrians, yang di saat itu sedang berada pada masa yang berpengaruh dan dengan banyaknya
1 Mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2 Orthodox : pemikiran ekonomi yang original, dan merupakan ciptaan sendiri. Lawannya yaitu heterodox : pengembangan dari orthodox. Heterodox dibagi dua ( maxian dan non-maxian).
ekonom Amerika yang berusaha untuk saling berhubungan. Teori murni (pure teori) tentang
komparatif statis seperti yang dikembangkan dalam analisis utilitas dari tingkah laku konsumen
dan dalam teori produktivitas marjinal distribusi (marginal productivity theory of distribution)
menjadi target dasar untuk melawan apa yang diperlawankan oleh para ekonom Kelembagaan.
Hanya Veblen, yang ingin menghancurkan pendekatan konvensional dengan akar dan batang,
sebaliknya Mitchell dan Commons mengambil posisi yang lebih bersifat mendamaikan. Dan
hanya Veblen jugalah yang tidak hanya mengkritik ilmu ekonomi konvensional tetapi juga
mengkritik peradaban bisnis (business civilization) di masanya, yang dikutuknya dengan
kecaman yang sepahit dan sekeras kecamannya terhadap pemikiran Marx.
Para ekonom kelembagaan juga memberikan kritiknya terhadap karakteristik teori ekonomi
konvensional dari ekonom sejarah Jerman, yang pandangannya disebarkan oleh bekas murid-
muridnya setelah mereka kembali ke Amerika Serikat. Hubungan antara ilmu ekonomi
kelembagaan dan ilmu ekonomi sejarah Jerman secara khusus diucapkan oleh Commons, yang
datang untuk membagi pengajarnya Ely’s bekerjasama untuk pendekatan Jerman. Veblen juga
seorang murid Ely’s dan menilai pandangan Ely lebih kritis. Dari ketiga ahli institusionalis hanya
Mitchell yang melewatkan beberapa waktunya sebagai seorang pelajar di Jerman, tetapi dia juga
pergi ke Austria dan tak ada pengalaman yang kelihatannya berpengaruh besar pada karyanya di
masa depan. Rasanya, Ilmu ekonomi kelembagaan membentuk sebuah rekan imbangan terhadap
sejarah ilmu ekonomi, tetapi ilmu ekonomi kelembagaan secara sifatnya adalah pergerakan
Amerika dengan penampilan yang unik dari dirinya sendiri, dalam hubungannya dengan filosofi
pragmatisme Amerika. Veblen adalah seorang murid dari Charles Peirce dan seorang kolega
John Dewey – Peirce, Dewey, dan William James yang merupakan simbol utama pragmatisme.
Mitchell adalah seorang murid dari Veblen dan Dewey. Tidak ada hubungan pribadi antara para
pragmatis besar dan Commons, tetapi arus pemikiran yang disebabkan oleh mereka, membuat
mereka sendiri jatuh juga ke dalam karya Commons.
Bersama dengan pergerakan hubungan dalam hukum, sejarah, dan disiplin lainnya,
pragmatisme dan ilmu ekonomi kelembagaan membentuk bagian dari sebuah pergerakan
pemikiran yang luas, dan bercirikan Amerika, yang telah ditafsirkan sebagai sebuah
“pemberontakan melawan yang resmi” (revolt against formalism), formalisme dari deduksi
abstrak yang beralasan dalam ilmu sosial. Pemberontakan ini lebih menyerukan berdasarkan
pengalaman daripada alasan sah yang universal, lebih kepada perubahan evolusioner daripada
pencarian keadaan yang “normal” atau “alamiah”, dan lebih kepada manusia sebagai sebuah
agen aktif daripada sebagai sebuah alat yang pasif, menunjukkan dampak kesenangan dan
kesakitan. Pemberontakan pragmatik yang demikian mengangkat sebuah perubahan tajam
dengan tradisi hukum alam, yang telah dinobatkan secara universal sebagai alasan yang sah,
dengan penafsiran yang bermanfaat tentang perilaku manusia dalam pengertian sebuah
penghitungan kesenangan dan kesakitan, dan dengan perhatian para ekonom dengan equlibria
dari komparatif statis, pura-pura menunjukkan kecenderungan terhadap normalcy dan
naturalness (kealamiahan).
Di bawah pengaruh Darwin, secara pragmatis menekankan pada aspek biologi dari evolusi
dan menempatkan pada tugas ilmu sosial untuk menjelaskan adaptasi dan kelangsungan hidup
manusia di bawah keadaan sosial, politik, dan ekonomi yang selalu berubah. Oleh karena itu,
evolutionary change adalah sebuah semboyan para pragmatis. Satu semboyan lain adalah
persatuan pemikiran dan tindakan dalam sebuah eksperimentalisme yang diuji idenya dengan
menerapkannya dalam praktek. Semboyan ketiga adalah penolakan dari sebuah pemikiran priori
abstract dan penggantinya oleh studi empiris. Para ekonom kelembagaan, pada jalannya masing-
masing, mengikuti program yang diindikasikan oleh semboyan-semboyan ini dan membiasakan
pekerjaannya sejalan dengan mereka.Veblen menatanya untuk melukiskan, pergerakan yang
luas, perubahan evolusioner budaya. Commons menyekutukan dirinya sendiri dengan kekuatan
perubahan ekonomi dan membantunya dengan pekerjaanya sebagai seorang pencipta sosial.
Para ekonom kelembagaan, pada jalannya masing-masing, mengikuti program yang
diindikasikan oleh semboyan-semboyan ini dan membiasakan pekerjaannya sejalan dengan
mereka. Veblen menatanya untuk melukiskan, pergerakan yang luas, perubahan evolusioner
budaya. Commons menyekutukan dirinya sendiri dengan kekuatan perubahan ekonomi dan
membantunya dengan pekerjaanya sebagai seorang pencipta sosial. Mitchell sungguh-sungguh
mengejar studi empiris sepanjang garis kuantitatif dan merambah perubahan evolusioner
ekonomi modern dalam pengertian business cycle, dengan satu fase yang menimbulkan
kelanjutannya. Tidak satupun dari ketiga tokoh ekonomi kelembagaan, yang pernah
menggunakan pendekatan utilitas marjinal, yang mereka anggap telah dikotori oleh
utilitarianisme, untuk tradisi hukum alam, yang menekankan persatuan dan stabilitas daripada
perbedaan dan perubahan, atau untuk pencarian normalcy characteristic dari perhatian ekonom
konvensional dengan komparatif statis.
Pemikiran Darwin bagaimanapun juga mempengaruhi tidak hanya para pragmatis dan
ekonom kelembagaan tetapi juga para Social Darwinists. Para pragmatis dan ekonom
kelembagaan menolak laissez faire dan bahkan pemikiran seleksi alam dalam perjuangan untuk
kelangsungan hidupnya akan membuat manusia dapat belajar seni penyesuaian menuju keadaan
yang baru dengan kebijakan publik yang disengaja. Para Social Darwinists , di sisi lain,
menganut laissez faire, yang dengan tepat menjamin kelangsungan hidup. Dalam cara seperti ini,
para pragmatis dan Social Darwinists bertemu pada kesimpulan yang berlawanan secara
diametrik, keduanya seolah-olah menyimpulkan dari pemikiran Darwin. Kedua penafsiran ini
meninggalkan bekasnya pada Veblen, dan hal ini membawa sebuah pengukuran ambivalensi ke
dalam karyanya sendiri. Dia tidak hanya terpengaruh oleh pandangan para pragmatis tetapi juga
dipengaruhi oleh pandangan yang berlawanan dari gurunya Sumner, seorang terkemuka dari
Darwinisme sosial dan laissez faire.
Dari Sumner, Veblen belajar bahwa kekuatan manusia untuk mengubah struktur sosial
dengan tindakan yang disengaja adalah sangat terbatas. Pengaruh Sumner juga menjelaskan
dukungan abadi Veblen tentang perdagangan bebas, sebuah dorongan yang pernah ditemukan
dalam tulisan eksponen hebat dalam tradisi ekonomi klasik. Veblen, Common, dan Mitchell
melawan ekonomi konvensional dari dalam benteng akademis daripada sebagai orang luar, tetapi
hanya karir Mitchell yang satu-satunya yang tidak memenuhi syarat sepanjang dan tanpa
ulangan-ulangan, membimbingnya dari Chicago ke Barkeley, yang muncul secara bertahap
sebagai sebuah pesaing Barat dari institusi pendidikan besar dari Timur, dan akhirnya ke
Columbia. karir Mitchell sesuatu yang tidak terganggu adalah karena kualitas dirinya dalam
menarik perhatian orang dan daya tarik yang lebih besar dari karyanya dengan ekonomi
konvensional. Demikian juga Commons yang juga memiliki kemampuan dalam menarik
perhatian orang dan, seperti Mitchell, menjadi pengajar ekonom-ekonom Amerika masa depan.
Tetapi Commons tidak pernah meraih gelar Ph.D dan awal karir akademiknya diisi dengan
kemalangan yang menyakitkan. Setelah satu periode menunjukkan kegagalan, di umurnya yang
ke-42, Commons diberi sebuah kesempatan baru di University of Wisconsin, tempat di mana ia
menemukan jati dirinya sendiri dan tempat di mana karyanya dan karya rekan-rekannya
menempatkan departemen ilmu ekonomi ke dalam barisan terdepan jika dibandingkan dengan
universitas lain.
Karir Veblen dibuat malang oleh kepribadiannya yang sulit, masalah perkawinan, dan
ketidaksukaan mengajar, yang terkumpul dengan pandangan unconventional, membebani
kesabaran dari kewenangan Universitas di Chicago, Stanford, dan Missouri. Hal ini mencegah
kemajuannya di luar rangking profesor sejawat. Rekan-rekan yang setia berusaha untuk
menolongnya di setiap kesulitan, menolongnya secara finansial, dan di tahun-tahun kejatuhannya
menyelamatkannya dengan sebuah posisi pengajar di New School for Social Research in New
York. Tidak seperti Commons dan Mitchell, Veblen tidak pernah menjabat sebagai presiden
Asosiasi Ekonomi Amerika. Ketika dia berumur 68 tahun sebuah usaha dibuat untuk
menominasikannya untuk menempati posisi sebagai presiden Asosiasi Ekonomi Amerika, tetapi
dia menolak kehormatan itu karena dirasa sudah terlambat.
THORSTEIN VEBLEN (1857 – 1929)
Veblen adalah anak dari dua budaya (Norwegia-Amerika) yang berbeda dan tidak satupun
kedua budaya tersebut membuatnya merasa nyaman. Veblen lahir di Wisconsin pada tanggal 30
Juli 1857 dan Veblen merupakan putra dari pasangan imigran yang berasal dari Norwegia dan
Veblen tumbuh di kota Minnesota’s Little Norways dan merupakan anak ke-6 dari 12
bersaudara. Veblen menjadi anak yang aneh, pemalas, penyendiri dan tak bermotivasi. Ia
menghabiskan waktu berjam-jam dengan membaca dalam kesendirian dan mengembangkan
sebuah pandangan tanpa emosi dalam hidup yang membuatnya sulit untuk berkoneksi dengan
orang-orang, meskipun hal tersebut tampaknya tidaklah terlalu mengganggu baginya. Memang,
kesendiriannya itulah yang memberikannya wawasannya yang tajam atas hakikat dari segala
sesuatu. Saat Veblen berumur 17 tahun ayahnya mengirim dia ke Carleton College, dan ketika
dia berada disana Veblen dianggap sebagai “alien” karena bahasa inggrisnya yang tidak lancar
(terbatah-batah). Dan Veblen juga tidak terpengaruh oleh spirit dari Congregationalist yang
merupakan rancangan dari sekolahnya supaya dapat disebarkan di daerah Midwest. Di Carleton
juga Veblen menarik dirinya kedalam “Sardonic Humour” yang akan menjadi ciri khas karya-
karyanya selanjutnya. Tidak seorangpun yang mengenali bakat yang dimilikinya kecuali John
Bates Clark, yang merupakan guru ekonominya di Carleton, dan pengajaran akademik yang
diajari oleh lark inilah yang menjadi jalan yang melapangkan karir Veblen. Setelah lulus
kemudian Veblen melanjutkan hidupnya untuk mengajar di sekolah dasar. Kemudian dia tinggal
di tempay John Hopkins dan di tempat itulah dia gagal memperoleh beasiswa. Setelah gagal
mendapat beasiswa tersebut Veblen pergi ke Yaleuntuk belajar filsafat dan menyelesaikan
program doktornya pada tahun 1884. Veblen adalah seorang “Norskie” yang memiliki
pandagangan religius yang meragu. Veblen telah siap untuk mengajar, tetapi dia tidak
mendapatkan jabatan tersebut walaupun telah mendapatkan rekomendasi dari profesornya.
Dengan kecewanya dia karena hal tersebut kemudian dia pulang dan kembali ke pertanian
keluarganya dengan rasa tidak puas terhadap dunia dan dirinya sendiri. Setelah 7 tahun lamanya
dia tinggal di pertanian keluarganya kemudian dia kembali pada tahun 1891 di Cornell dengan
mengenakan topi coonskin dan celana coduroy dan dia memperkenalkan dirinya kepada J.
Laurance Laughlin yang merupakan seorang profesor ekonomi di universitas tersebut dan
Veblen mempertanyakan kesempatan dirinya untuk melanjutakan studinya. Dia kemudian
diberikan beasiswa dan satu tahun kemudian ketika Laughlin menerima untuk mengepalai
departemen ekonomi di Universty of Chicago, yang baru diluncurkan dari dana jutaan rupiah
rockefeller dan Laughlin membawa Veblen bersamanya. Disana Veblen bergabung dengan
fakultas tempat profesornya mengajar dengan tahapan yang pelan untuk muncul menjadi asisten
profesor tahun 1900 di usia empat puluh tiga.
Pada tahun 1899 Veblen menerbitkan buku pertamanya The Theory of the Leisure Class,
yang kemudian diikuti 10 buku lainnya, tetapi karya Veblen yang pertama inilah yang
merupakan karyanya terbaik. Di dalam bukunya tersebut, sebagaimana buku-bukunya yang lain,
Veblen menarik dari sumber filsafat, antropologi, psikologi, sejarah, dan ilmu alam untuk
mengelaborasikan tema tulisannya yang selalu berulang: Hidup adalah sebuah proses
evolusionary dimana seseorang menunjukkan kekuatannya untuk bertahan. Dalam proses seleksi
alam dan adaptasi terdapat lembaga-lembaga yang secara samar-samar yang ditetapkan oleh
Veblen sebagai “habits of thought” atau “prevailing or dominant types of spiritual attitude and
aptitudes” tetapi sejak hal tersebut dihidupkan terus menerus oleh kekuatan tradisi dan kebiasaan
yang bertahan sejak masa lalu, membuat hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang.
Muncul keterlambatan-keterlambatan yang membawa ketegangan dan kebutuhan untuk
melanjutkan penyesuaian dan perubahan. Ekonomi kelembagaan secara lebih spesifik merupakan
“Metode-metode yang lumrah yang membawa perilaku-perilaku dalam proses kehidupan
masyarakat yang berhubungan dengan lingkungan materi tempat mereka hidup.”
Kajian tentang ekonomi kelembagaan telah menjadi tanda yang dianjurkan oleh Veblen,
sebuah ilmu yang sifatnya evolutif yang mengeksplor penyebab dan efek yang bersangkutan
dengan hubungan-hubungan di dalam perubahan komulatif. Di dalm tugasnya ini, ilmu
pengetahuan ini tidak dapat menjangkau kebenaran yang telah dihasilkannya “The outcome of
any serious research” Veblen menyatakannya dalam sebuah pidato di tahun 1908, “can only be
to make two questions grow where one question grew before.” Apa yang diajukan Veblen tidak
kurang dari sebuah perubahan ekonomi secara seksama. Di dalam sebuah essay yang
dipublikasiakan pada tahun 1898, dia mengajukan sebuah pertanyaan, “why economics is not an
evolutionary science?”dengan essaynya ini berpengaruh pada riset-riset dia selanjutnya dan
karakteristik pendekatan konvensional ke ekonomi sebagai taxonomi, yaiti konsern terhadap
klasifikasi, yang bertujuan untuk sistemasi yang serupa dengan hukum-hukum alam disamping
mendorong “disturbing factor” yaitu elemen-elemen yang tidak cocok diletakakn di dalam
sistem, dan sebagai penggambaran perilaku manusia dalam bagian hedonistik, pasif, malas, dan
merefleksikan sebuah sifat manusia yang telah terberi. Dalam bagian yang menunjukkan
gayanya pada bagian terbaik artikel tersebut, Veblen menulis :
Konsep hedonistik seseorang yaitu sebuah mesin hitung kesenangan-kesenangan dan
kekecewaan yang sangat cepat, yang bergerak terus seperti sebuah hasrat homogen dalam
kebahagiaan di bawah impuls stimulus yang membaginya di dalam wilayahnya, tetapi
membiarkannya tetap utuh. Dia bukanlah antendence maupun konsekuensi. Dia seorang
yang terisolasi, kenyataan manusia yang pasti, dalam lingkungan yang stabil kecuali
untuk kekuatan-kekuatan setan dalam sebuah pemukulan yang memindahkannya ke
sebuah arah atau arah lainnya. Sebuah penyiksaan diri dalam ruang dasar, dia berputar
secara simetris di poros spiritualnya hingga parallelogram kekuatan-kekuatan jatuh
dihadapannya, lalu sesudah itu dia mengikuti garis yang dihasilkannya. Ketika kekuatan
pengaruhnya menghabiskan sebuah hasrat yang terkandung didalamnya seperti
sebelumnya, dia akan berhenti.
Dari sebuah petikan dari artikel yang sama, dimana Veblen berupaya untuk mencemooh
conventional economics dengan menggunakan nomenklatur dalam kalsifikasi botanikal, yang
menunjukkan gayanya mengenai bagian terburuk hal tersebut:
Jika kita mendapatkan kegelisahan di bawah taksonomi dalam sebuah doktrin
monocotyledonous wage dan sebuah kesengangan cryptogamic theory, dengan involute,
loculisidal, tomentous, dan moniliform variants, yaitu proses cytoplasm, centrosome, atau
karyokonetic mana yang dapat kita ambil sebagai titik pijak, dan dalam proses dimana
kita dapat menemukan penghentian yang berasal dari metafisika normalitas dan
pengontrolan prinsip-prinsip? Bagaimana kita memulai untuk melakukan hal ini?
Pertanyaan yang lebih baik, Apa yang sebaiknya kita lakukan dengan hal ini?
Apa yang Veblen letakkan dalam ruang ekonomi konvensional tersebut merupakan
sebuah upaya pembongkaran modern business civilization, yang mengilustrasikannya sebagai
sejenis kasus ujian, kelemahan manusia di tengah-tengah lembaga-lembaga yang telah ada
diperuntukkan untuknya sebagai bagian dari warisan rasnya dan telah berhenti melayaninya
dengan baik. Veblen menggambarkan evolusi manusia sebagai sebuah perjalanan yang dimulai
dari peradaban yang liar (savage), barbarianisme, pertukangan, dan peradaban mesin. Dalam
peradaban liar, dia menyebutkan, suka damai dan miskin, dan didalamnya hanya terdapat
perbedaan pekerjaan dan perbedaan sosial yang kecil. Peradaban liar ini membuka jalan ke arah
barbarianisme karena perilaku hidup saling memangsa – peperangan, perburuan binatang-
binatang buruan yang besar menjadi umum, dan yang memicu terjadinya kepemilikan pribadi,
pertama adalah perempuan, kemudian budak, dan selanjutnya benda-benda untuk bekal kubur.
Keahlian tingkat tinggi yang terus digiatkan menjadi sebuah objek kebanggaan dan perlombaan,
perbandingan-perbandingan yang tidak menyenangkan diciptakan antara tindakan
mengeksploitasi dan pekerjaan menguntungkan lainnya di satu sisi dengan kerja produktif di sisi
lainnya, yang terakhir dikaitkan dengan kelemahan dan ketundukkan terhadap seorang tuan.
Labor menjadi jengkel karena pekerjaan yang dilakukannya tersebut dianggap tidak berguna,
sementara kekayaan sifatnya seperti sebuah piala dan hak untuk memperoleh penghormatan.
Akar kepemilikan dan akumulasi adalah kompetisi dan pembedaan-pembedaan yang tidak
menyenangkan, bukannya sumber untuk subsitensi dan kenyamanan fisik. Sejak kepemilikan
harta kekayaan berimbal penghormatan, keinginan untuk hal tersebut menjadi tidak terbatas.
Masyarakat golongan kaya ingin menunjukkan kekayaan mereka, dan mereka melakukan
tindakan-tindakan berupa pemenuhan konsumsi, waktu luang, dan pemborosan yang terlalu
berlebihan.
Pemborosan bagi Veblen sama menjengkelkannya seperti yang dianggap oleh Locke, dan
dia tidak hanya menyalahkan konsumsi tetapi juga produksi itu sendiri. Para manajer di industri,
mereka yang mengambil keputusan atas produksi, bekerja keras bukan untuk hasil produk dan
layanan yang maksimal, melainkan untuk sebuah penghargaan yang berkaitan dengan uang, dan
mereka memperolehnya dengan cara-cara manipulasi keuangan dan pembatasan-pembatasan
hasil produk yang monopolistik dan dianggap sebagai sabotase oleh Veblen dan bukan dianggap
dia dengan meningkatkan produksi. Budaya saling memangsa dan yang bersifat parasit terus
bertahan karena hal tersebut telah disetujui melalui jalinan rumit pembentukan kepercayaan atas
pekerja, perangkat sosial, atau teori-teori hak-hak alamiah mengenai kepemilikan, teori-teori
distribusi seperti yang dikembangkan oleh Clark dan seterusnya, menegaskan pandangan-
pandangan merendahkan terhadap nilai dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan masyarakat
pada level sosial terbawah dan dalam hasrat untuk berusaha menyamai eksploitasi-eksploitasi
dan konsumsi tinggi kelas atas. Penyelamatan akan datang, jika muncul kesadaran dari
semuanya, dari pergolakan anggota technical engineering class, yang karena kondisi perilaku
kerja membuat mereka tidak begitu mudah untuk menciptakan kepercayaan yang mempengaruhi
kelas pekerja, dan yang mungkin bertanggung jawab atas arah produksi.
Hal seperti itu merupakan, gambaran yang paling terbuka dan sebagian dalam kata-kata
Veblen sendiri, pesan yang dapat disaring dari karyanya. Terdapat banyak cacat di dalamnya,
seperti cemoohan Veblen untuk semua peraturan perusahaan yang memandu perilaku manusia,
yang diturunkan dari tradisi hukum alam atau dari utilitarianism doctrin; klaim elitisnya terhadap
pengetahuan yang superior, di mana dari klaim tersebut dia kemudian menyimpulkan bahwa the
make-believe terjadi di mana-mana. Pemisahannya yang salah antara para manajer industri dan
ahli teknik yang produktif; harapan hambarnya bahwa yang terakhir akan menyelamatkan dunia;
keyakinannya yang berlebihan bahwa para buruh kasar di Amerika Serikat dianggap tidak
berharga dan bahwa kelas atas tumbuh subur di negara tersebut. Anjurannya mengenai
peningkatan produksi sebagai satu-satunya ujian kondisi ekonomi yang sebenarnya; gagasannya
tentang merkantilisme bahwa keuntungan yang diperoleh seseorang berarti kerugian bagi yang
lainnya, sebuah gagasan yang sepenuhnya tidak tepat untuk lingkungan di mana peningkatan
produktifitas merupakan aturannya. Namun disamping semua hal yang disebutkan di atas dan
berbagai kelemahan gagasannya yang lain, karya Veblen memiliki pengaruh yang sangat
menggelisahkan banyak ahli ekonomi Amerika, mereka yang kemudian menyikapi persoalan-
persoalan tersebut dengan lebih serius dibandingkan Veblen sendiri. Pengaruh gagasan-
gagasannya tersebut, dengan intensitas tertentu, dirasakan selama Great Depression, yang
momentumnya menjadi tepat ketika ekonomi konvensional mengalami ujiannya yang paling
dahsyat. Dengan memperhatikan anjuran Veblen tersebut seperti yang dianjurkan oleh Fisher,
orang yang mungkin merupakan teoritis ekonomi terbaik di Amerika Serikat dan yang mendesak
bahwa dengan kekuatan yang dimiliki oleh rakyat Amerika yang diperkuat dengan peraturan
pelarangan maka tidak ada lagi yang perlu ditakuti terhadap kondisi depresi ekonomi yang berat,
bukan sebuah hal yang mengejutkan bahwa banyak yang menemukan pandangan Veblen lebih
pada poin tersebut, khususnya opini yang dia kemukakan, yang dinyatakan dalam bukunya The
Teory of Business Enterprise (1904), bahwa dalam dunia modern, depresi jangka pendek telah
memberikan jalan ke arah stagnasi yang lebih kronik: “Dull Times,” dia menuliskan, “sudah
merupakan kondisi yang alamiah, sementara brisk times merupakan sebuah penemuan manusia
yang liar biasa atau anugerah Tuhan yang jarang.” Veblen tidak menyaksikan hal tersebut
berlangsung, tetapi karyanya, bersama dengan trauma Great Depression, menempatkan profesi
ekonomi dalam sebuah posisi serupa seorang petani dengan karungnya yang kosong, yang
bertemu dengan Veblen baru setelah menyadari adanya sebuah situasi yang berpotensi
menimbulkan keributan yang besar. Veblen meminta untuk membeli karung tersebut,
membawanya pergi, meletakkan situasi keributan besar tersebut di dalamnya, dan kemudian
kembali ke petani tersebut dengan sebuah ucapan “terima kasih.” Dan petani tersebut masih terus
mencari Veblen. Ia wafat dalam keadaan miskin di Menlo Park pada tanggal 3 Agustus 1929.
Dia tetap menjadi seorang yang asing bagi mainstream masyarakat Amerika sepanjang hidupnya.
JOHN R. COMMONS (1862 – 1945)
Pemisahan antara ilmu pengetahuan dan reformasi yang disarankan oleh Mithchell, membuat
pendekatan yang digunakannya memiliki perbedaan yang sangat tajam dengan John R
Commons, seorang institusionalis lainnya. Setelah Commons bergabung dengan jurusan ilmu
ekonomi pada Universitas Wisconsin pada tahun 1904, ia menjadi terasosiasi dengan
pemerintahan negara bagian yang progresif. Kemudian Commons menyarankan agar negara
bagian Winconsin menjadi laboratorium untuk menguji inovasi yang dijadikan sebagai teladan
dalam public utility regulation, workmen’s compensation, dan unemployment insurance.
Commons adalah sebagai pelor reformis praktis tidak hanya meliputi undang-undang tenaga
kerja dan hubungan industri, tapi merupakan sebuah subjek-subjek yang luas di bawah
administrasi publik serta “government and business”.
Rancangan undang-undang membutuhkan persiapan penemuan fakta, dimana Commons dan
murid-muridnya melakukan hal tersebut dalam bentuk lapangan pekerjaan. Commons dan
teman-temannya menjadi cukup pandai dalam penemuan fakta mereka, yang menurut Commons,
disebut sebagai “investigational economics” dan sebagai “analytical studies”, digambarkan dari
“schedule studies” eksponen statistik penemuan fakta. Berdampingan dengan aktivitas
Commons dalam pengejaran program studi sejarah yang sangat luas, membuatnya menjadi
catatan sejarah dalam sejarah tenaga kerja Amerika. Program tersebut dimulai pada tahun 1909
dengan sebuah artikel mengenai “American Shoemakers, 1648-1895”, dimana Commons
berhubungan dengan evolusi organisasi pekerja untuk merubah produknya di pasar.
Satu tahun kemudian terdapat karya monumental, yaitu Documentary History of American
Industrial Society, diedit oleh Commons dan teman-teman dalam sepuluh volume, dan karya
tersebut mencapai puncaknya pada tahun 1918 dalam volume empat History of Labour in the
United States, dimana Commons menjadi senior coauthor. Perhatian Commons dengan sejarah
tenaga kerja menghasilkan sebuah pendekatan genetis terhadap permasalahan tenaga kerja saat
ini, yang diinterpretasikan dalam keterangan evolusi masa lalu daripada dengan bantuan
keseimbangan konvensional ilmu ekonomi. Pendekatan tersebut menjadi tanda sekolah
Wisconsin mengenai ilmu ekonomi tenaga kerja, selama dipimpin oleh Commons. Banyak
pencapaian Commons dalam sejarah tenaga kerja dan ilmu ekonomi tenaga karja dihasilkan dari
kerja tim, seperti kontribusinya untuk mereformasi undang-undang.
Tidak seperti ahli ekonomi matematika yang membuat kontribusinya di awal karir, pemikiran
umum Commons dibentuk oleh pengalamannya yang panjang. Pencapaiannya antara lain Legal
Foundations of Capitalism (1942) dan Institusional Economics (1934). Sebagai perancang
reformasi undang-undang, Commons telah menyadari pengaruh hukum pada ekonomi dan telah
menemukan bahwa pemikiran ahli ekonomi dan pengacara mengenai nilai tidak selalu sama.
Menurut hukum, telah disusun konsep yang tidak masuk akal. Peraturan utiliti publik
bersangkutan dengan nilai yang masuk akal, hukum tenaga kerja dengan upah yang masuk akal,
kompensasi pekerja dengan perlindungan yang masuk akal, dan pegawai publik serta masyarakat
pribadi diharapkan hidup sesuai dengan persyaratan tingkah laku yang masuk akal. Dalam
tulisan ahli ekonomi, Commons hanya menemukan sedikit hal-hal mengenai nature of
reasonableness. Dengan menekankan pengaruh institusional legal dalam ekonomi, Commons
membuat karyanya merefleksikan pertumbuhan campur tangan dalam era modern. Saat ini
dengan semakin luasnya fungsi pemerintah, negara tidak lagi hany sebagai penjaga malam.
Selain itu, efek dalam berbagai jenis campur tangan pemerintah dalam ekonomi dinantikan
dalam analisis.
Dalam Institutional Economics, pandangan meluas dan tidak hanya meliputi tindakan pada
tingkatan pemerintah, tapi semua “tindakan kolektif”, sperti yang dijalankan oleh organisasi
tenaga kerja; petani; bisnis; dan organisasi lainnya yang membentuk pluralitas ekonomi Amerika
pada abad ke-20. Commons mendefinisikan lembaga sebagai sebuah “tindakan kolektif dalam
kendali tindakan individu” atau, secara lebih spesifik, sebagai “tindakan kolektif dalam
kebebasan dan perluasan tindakan individu”. Ilmu ekonomi yang lebih awal tidak menggap
lembaga karena lembaga menggantikan hubungan ekonomi, bukan antara manusia dan manusia,
tapi hubungan antara manusia dan alam, tenaga kerja dan perlawanan kekuatan alam; seperti
dalam ekonomi klasik; atau antara jumlah kekuatan alam yang diinginkan dan yang tersedia;
seperti dalam utiliti marjinal ilmu ekonomi.
Ilmu ekonomi kelembagaan Commons disusun sebagai sebuah sintesis luas yang terdiri dari
hukum, ilmu ekonomi, dan etika, yang mengenal baik konflik kepentingan dan ketergantungan
mereka yang saling menguntungkan, sebaik kebutuhan akan keamanan dalam harapan. Konsep
dasar ilmu ekonomi institusional bukan komoditas atau pertukaran, melainkan “transaksi”.
Commons menuliskan:
Transaksi mencampuri antara produksi tenaga kerja, antara ahli ekonomi klasik, dan
kesenangan konsumsi, antara ahli ekonomi hedonik, adalah sederhana karena ini adalah
masyarakat, dengan peraturannya, mengendalikan kepemilikan dan akses terhadap
kekuatan alam. Transaksi, kemudian didefinisikan, tidak sebagai “pertukaran
komoditas”, dalam pengertian fisik mengenai “delivery”, mereka adalah aliansi dan
akuisisi, antara individu, antara hak kepemilikan barang fisik di masa mendatang,
sebagaimana ditentukan oleh collective working rules dalam masyarakat, sebelum tenaga
kerja dapat memproduksi atau sebelum konsumen dapat mengkonsumsi, atau komoditas
diantarkan secara fisik kepada orang lain.
Pengaruh Ekonomi kelembagaan dilemahkan oleh penerbitan General Theory karya Keynes,
yang mengalihkan karya lainnya. Pertanyaan yang dapat ditanyakan adalah mengapa ilmu
ekonomi institusional yang dikembangkan oleh Veblen, Mithcell, dan Commons tetap menjadi
pemikiran Amerika yang unik, yang menemukan sedikit persamaan dimanapun.
WESLEY C. MITCHELL (1874 – 1948)
Perbedaan Veblen mengenai pekerja dan wastemanship pemimpin industri, digemakan dalam
tulisan Wesley C Mithcell, yang memiliki perbedaan antara pembuatan barang dan pembuatan
uang, sebagai titik permulaan bagi studi siklus bisnisnya. Menurut Mitchell, fitur yang penting
dalam ekonomi modern merupakan karakter dalam ekonomi uang, dimana uang tidak hanya
digunakan sebagai sebagai alat pertukaran saja, tapi juga digunakan dalam aktivitas ekonomi
yang terjadi dalam pembuatan dan penggunaan pendapatan uang. Kaya atau miskinnya seseorang
menurut ekonomi, tidak ditentukan oleh kemampuannya dalam menghasilkan barang berguna
atau menghemat penawarannya, tapi ditentukan oleh kemampuannya dalam memiliki pendapatan
uang yang cukup dan berlatih untuk menghemat sebagai motif jaga-jaga. Ahli ekonomi
konvensional mungkin menimbulkan invisible hand atau merencanakan sebuah pola idealis
dalam ekonomi kompetitif dimana perilaku ekonomi rasional akan cenderung untuk
memaksimalkan kesejahteraan.
Dikotomi Mithcell antara pembuatan barang dan pembuatan uang, didasarkan pada
pengenalan eksplisit, yang di dalamnya terdapat berbagai cara pembuatan uang yang tidak
mengkontribusikan apapun pada kesejahteraan bangsa atau yang mempengaruhinya secara
merugikan. Faktor-faktor riil seperti sumber daya nasional, peralatan mekanis, dan keahlian
industri, dianggap penting oleh Mitchell, tapi tidak mencukupi kondisi bagi kesejahteraan
bangsa. Dalam ekonomi uang, faktor-faktor tersebut akan digunakan hanya jika manusia dalam
berproduksi mengharapkan keuntungan moneter. Pemikiran Mitchell bahwa pengejaran pribadi
akan keuntungan mungkin mencegah tercapainya kesejahteraan nasional secara maksimum,
dinyatakan dalam Business Cycles pada tahun 1913. Pada saat itu, pemikirannya tersebut mulai
menarik bagi ahli ekonomi lainnya, sebagai contoh karya Pigou yang bersamaan mengenai
kesejahteraan ekonomi. Tapi dalam tulisan Pigou, kesejahteraan ekonomi menjadi dasar bagi
klasifikasi teoritis dan sistematisasi kasus dimana keuntungan pribadi dan kesejahteraan publik
tidak cocok. Sedangkan Mithcell tidak menekan aspek tersebut. Tidak seperti ahli ekonomi
konvensional, ia tidak menerapkan analisis keseimbangan, dan dalam Business Cycles: The
Problem and Its Setting, ia menggolongkan beberapa konsep seperti “normal stade of trade”
sebagai suatu isapan jempol. Meskipun ia berpindah ke dalam eksplorasi empiris kinerja
perekonomian secara keseluruhan yang tidak stabil, ia terutama menghubungkannya pada proses
pembuatan uang.
Siklus bisinis secara umum, kemudian menjadi sebuah persamaan bagi pergerakan sejarah
ekonomi uang pada kapitalisme modern, dimana produksi tergantung pada profit yang dicapai
atau diharapkan. Dan sebaliknya, hubungan antara biaya dan harga dan sekumpulan faktor
lainnya, semuanya berhubungan dan bertanggungjawab pada penyebaran ketidakmampuan
dalam menyesuaikan diri. Meskipun Mitchell merupakan murid besar dalam berbagai teori siklus
bisnis yang memilih elemen khusus faktor-faktor moneter, baik siklus, oversaving,
underconsumption, overinvestment maupun underinvestment, dan menerapkan faktor-faktor
tersebut pada sebuah anggapan sebagai prinsip dalam penjelasan pendekatan yang digunakan
oleh Mithchell untuk mengerjakan tugasnya tanpa bergantung pada berbagai teori tersebut dan ia
lebih memilih untuk memulainya dengan studi empiris. Pada tahun 1920, ia membantu untuk
mengorganisasikan the National Bureau of Economic Research dan menjadi first director dalam
penelitian selama seperempat abad. Banyak peralatan analisis Mitchell dianggap relevan dalam
teori siklus bisnis modern. Kemudian Friedman menyaring dari pemikiran-pemikiran Mitchell,
seperti mengekspresikan secara verbal daripada secara matematika dan jelas. Seperti multiplier
dan prinsip akselerasi, gelombang optimisme dan pesimisme, saluran kas dari sistem perbankan,
dan penurunan hasil yang diharapkan dari investasi baru, pemikiran akhir yang dimiliki oleh
keluarga yang sama seperti Wicksell’s natural rate of interest; Fisher’s rate of return over cost;
serta Keynes’s marginal efficiency of capital. Meskipun Mitchell merupakan murid utama dalam
siklus bisnis, ia membuat beberapa kontribusi penting lainnya. Buku pertamanya, A History of
the Greenbacks (1903) merupakan authorative study kewenangan mengenai Civil War inflation.
Kemudian pada awal tahun 1920an, ia menjadi coauthor di National Bureau yang
mencurahkan pada konseptualisasi dan perkiraan pendapatan nasional. Artikel penting dari
sekumpulan koleksi essai Mitchell, The Backward Art of Spending Money (1937),
menunjukkan ukuran yang terbatas dimana perhitungan ekonomi rasional diterapkan pada bidang
konsumsi, dimana seni salesmanship lebih berkembang daripada seni buymanship. Melalui
karyanya, Mitchell membenarkan tujuan ilmu pengetahuan dan bertahan pada pemisahan ilmu
pengetahuan dari pembuatan kebijakan reformis.
DAFTAR PUSTAKA
Spiegel, Henry William, “The Growth of Economic Thought, Revised and expanded edition”,
Durham, North Carolina : Duke University Press, 1983.