Upload
sunupuguh
View
187
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Interkoneksi Opensips server, Asterisk server, IP PBX Panasonic TX-KDE200 dengan ENUM server
Citation preview
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Konsep Dasar Jaringan NGN
Jaringan Internet Protocol (IP) muncul dan mengalami perkembangan yang sangat
cepat dalam dunia komunikasi generasi terkini. Munculnya teknologi jaringan masa depan
atau Next Generation Network (NGN) merupakan awal dari pemikiran untuk bermigrasi dari
teknologi jaringan konvensional yang berbasiskan jaringan circuit switched seperti PSTN
menuju jaringan berbasiskan sistem packet switched dengan menggunakan jaringan IP.
Konvergensi antara jaringan PSTN, PLMN dan jaringan data (khususnya IP)
diharapkan dapat mempertemukan tiga kekuatan besar, yaitu layanan voice yang menjadi
andalan PSTN, mobility dan kekayaan layanan yang dimiliki PLMN dan internet-based
application (transfer informasi, dan transaksi) yang menjadi kekuatan jaringan IP.
Konvergensi ini, akan berujung kepada layanan multimedia dengan dukungan bandwidth
yang memadai dan mobilitas tinggi. Diantara konsep, multimedia, mobile dan IP inilah
teknologi IMS lahir melengkapi teknologi NGN (softswich).
2.2 Overview Softswitch
Softswitch dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC), dan
didukung oleh badan standarisasi lainnya. Jaringan berbasis softswitch adalah suatu sistem
yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan sistem komunikasi masa depan (Next
Generation Network - NGN) dengan mengembangkan standar yang terbuka untuk
menciptakan suatu jaringan yang terintegrasi dengan kemampuan memadukan berbagai
kemampuan layanan suara dan data.
Softswitch terdiri dari 4 bidang fungsional yaitu :
1. Management Plane
Bagian jaringan yang berfungsi untuk memberikan fungsi – fungsi dari Operation
Support System (OSS), yaitu fungsi sistem operasi dan pemeliharaan jaringan, provisioning
layanan, network management serta sistem billing.
2. Transport plane
Bagian jaringan yang berfungsi sebagai media transport bagi semua message di
jaringan, seperti signaling, call & media setup, atau informasi voice atau datanya sendiri.
Transport Plane dibagi dalam tiga domain, yaitu:
• IP Transport Domain, yaitu fungsi transport pada layer IP. Domain ini
merupakan backbone IP yang dilengkapi dengan border gateway,
mekanisme perutingan dan QoS (Router, Switches, dll)
• Interworking Domain yaitu fungsi transport yang menghubungkan ke
jaringan sirkuit. Pada domain ini adanya translasi dari domain paket ke
domain sirkuit atau sebaliknya. Komponen domain ini yaitu Trunk
Gateway, Signaling Gateway.
• Non-IP Access Domain. Pada domain ini memungkinkan akses dari
pengguna dengan terminal non IP. Komponen jaringan ini yaitu Access
Gateway.
3. Call control dan Signaling Plane
Bagian jaringan yang berfungsi sebagai pengendali proses pembangunan hubungan
dan pemutusan hubungan yang melibatkan elemen – elemen jaringan pada layer yang lain
berdasarkan signaling message yang diterima dari Transport Plane. Elemen utama bidang ini
adalah softswitch (call agent atau Media Gateway Controller).
4. Service dan Application Plane
Bagian jaringan yang menyediakan dan mengeksekusi berbagai aplikasi layanan di
dalam jaringan softswitch. Elemen yang berada dalam bidang ini adalah Applilcation Server
dan Feature Server. Service dan Application Plane juga mengontrol Media Server yang
memberikan fungsi seperti Conference, IVR, tone Processing.
Gambar 2.2 VoIP PC to PC
Gambar 2.1 Arsitektur Fungsional Softswitch
2.3 VoIP (Voice over Internet Protocol)
2.3.1 Overview VoIP
Secara sederhana, VoIP merupakan suatu metoda transmisi sinyal suara dengan
mengubahnya ke dalam bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang
dikirimkan dengan menggunakan platform IP (Internet Protocol). Saat ini, VoIP tidak hanya
digunakan untuk komunikasi suara antar komputer yang terhubung pada jaringan IP, namun
juga diintegrasikan dengan PSTN. Adapun beberapa aplikasi VoIP yang sudah ada saat ini
adalah dari PC ke PC lewat jaringan internet, PC ke Phone Analog(PSTN), PC ke Handset
Selluler.Protokol yang sering digunakan adalh H.323 dan Session Initiation Protokol.
1. Dari PC ke PC
Gambar 2.3 VoIP PC to PSTN
Gambar 2.4 PSTN to PSTN via internet
Gambar 2.5 Format Paket VoIP
2. Dari PC ke Phone dan sebaliknya
3. Dari Phone ke Phone melewati jaringan internet
Pada hubungan ini, protokol yang sama digunakan antar interface masing-masing
terminal, namun pada link digunakan protokol yang berbeda, sehingga keberadaan gateway
tetap dibutuhkan. Ada banyak standard VoIP yang digunakan pada saat ini antara lain, H.323
yang dikeluarkan oleh ITU pada bulan Mei 1996 dan SIP (Session Initiation Protocol) yang
dikeluarkan oleh IETF pada bulan Maret 1999 melalui RFC 2543 dan diperbaharui kembali
pada bulan Juni 2002 dengan RFC 3261 oleh MMUSIC (Multiparty Multimedia Session
Control), salah satu kelompok kerja IETF, IAX (Inter Asterisk Exchange), Cisco SCCP
(Signalling Connection Control Part).
2.3.2 Format Paket VoIP
Berdasarkan pengetahuan tentang protokol format paket VoIP dapat digambarkan,
seperti berikut :
Untuk layer 2 tergantung dari teknologi yang akan digunakan, apabila digunakan
teknologi Frame Relay dan PPP besarnya headernya adalah 6 bytes, sedangkan jika
menggunakan ethernet besar headernya 14 bytes. Keberadaan dari suatu mekanisme dengan
dua standard protokol untuk VoIP membutuhkan interoperabilitas yang terjadi antara kedua
protokol dan mekanisme tersebut diselenggarakan oleh signaling gateway. Signaling gateway
yang digunakan adalah S.323-Gw yaitu singkatan dari SIP-H.323 Gateway sebagai gerbang
translasi sinyal yang berasal dari H.323 ke jaringan SIP dan sebaliknya.
2.4 Electronic Number Mapping (ENUM)
2.4.1 Pengertian
Electronic Number Mapping (ENUM) yang biasa juga disebut Telephone Number
Mapping, adalah sebuah mekanisme pemetaan nomor perangkat elektronik (dalam hal ini
nomor telepon berdasarkan format dalam rekomendasi ITU-T E.164) kepada system
penamaan DNS Uniform Resource Identifier (URI) yang digunakan secara global dalam
Internet. ENUM merupakan salah satu standar yang dikeluarkan IETF (RFC 3761) yang
mengijinkan seorang pengguna untuk menggunakan sebuah nomor telepon dalam mengakses
DNS sehingga mendapatkan akses terhadap record Universal Resource Identifier (URI) di
dalam NAPTR Resource Record yang dimiliki oleh nomor tersebut. Dengan adanya RFC3761
yang dikeluarkan pada April 2004 yang lalu, maka membuat RFC2916 yang pernah
dikeluarkan sebelumnya menjadi berstatus obsolate.
Adapun ENUM itu sendiri sebenarnya sudah mulai dibahas tahun 1999 oleh IETF dan
kemudian melahirkan RFC2916 pada September 2000. Dengan menggunakan ENUM
permintaan berbagai layanan telekomunikasi dengan seseorang dapat dilakukan dengan
mengakses satu nomor saja. Jadi ENUM memetakan satu nomor E.164 kepada banyak
layanan (alamat) dengan satu nama ENUM yang tersimpan dalam database DNS. Konsep lain
yang ditawarkan adalah bagaimana seorang pengguna berbagai layanan komunikasi dapat
tetap dihubungi melalui nomor yang sama walaupun berganti detail kontak. Untuk itu
diperlukan sebuah database terpusat yang mampu mengelola detail kontak tersebut. Nomor
ENUM yang sudah terdapat dalam database harus bersifat unik dan universal. Dengan
demikian ENUM mampu mengakomodasi penyediaan layanan baru dengan satu nomor saja.
Selain itu, dengan hanya menggunakan angka sebagai tujuan panggilan, maka sebuah
pesawat telepon PSTN yang hanya memiliki 12 digit angka saja mampu menghubungi user
VoIP di jaringan paket.
2.4.2 Cara kerja ENUM server
Proses pembentukan hubungan dimulai pada saat kita mendial digit nomor ENUM,
contohnya sebuah nomor tujuan +62223333623001. Digit tersebut terbaca oleh IP PBX
Gambar 2.6 Alur komunikasi via ENUM
sebagai nomor ENUM, sehingga akan diteruskan menuju ENUM server untuk proses lookup.
Proses pembacaan nomor tersebut hingga di dapatkan sebuah user tujuan adalah sebagai
berkut :
a. Membuang segala karakter kecuali angka. Pada contoh di atas, tanda “+” dibuang.
b. Letakkan dot (“.”) diantara angka tersebut (6.2.2.2.3.3.3.3.6.2.3.0.0.1).
c. Balik urutan angka tersebut. (1.0.0.3.2.6.3.3.3.3.2.2.2.6).
d. Tambah domain pada kombinasi angka tersebut.
e. (1.0.0.3.2.6.3.3.3.3.2.2.2.6.dnsku.com). Domain tersebut merupakan nama domain
ENUM server.
f. Ditemukan domain yang cocok sesuai database ENUM server, sehingga user tujuan
disampaikan menuju IP PBX kembali.
g. Proses panggilan dilakukan melalui IP PBX kembali.
Sistem penomoran ENUM dapat dijelaskan pada bagan berikut ini :
1.0.0.3.2.6.3.3.3.3.2.2.2.6.dnsku.com Domain domain domain domain top level
pelanggan local daerah Indonesia domain
Gambar 2.7 Cara Kerja DNS
2.5 Domain Name Service (DNS)
2.5.1 Overview DNS
Dalam implementasinya, ENUM dikembangkan melalui DNS server. DNS adalah
suatu bentuk database yang terdistribusi, dimana pengelolaan secara lokal terhadap suatu data
akan segera diteruskan ke seluruh jaringan dengan menggunakan skema client-server. Suatu
program yang dinamakan name server, mengandung semua segmen informasi dari database
dan juga merupakan resolver bagi client-client yang berhubungan ataupun menggunakannya.
Secara sederhana, DNS dapat diartikan memetakan/mengkonversikan nama
host/mesin/domain ke alamat IP (Internet Protocol) dan sebaliknya dari alamat IP ke nama
host yang disebut dengan reverse-mapping.
2.5.2 Struktur DNS
Struktur database DNS sangat mirip dengan sistem-berkas/filesystem UNIX yaitu
berbentuk hierarki atau pohon. Tingkat teratas pada DNS adalah root yang disimbolkan
dengan titik/dot (.) sedangkan pada sistem berkas UNIX, root disimbolkan dengan slash (/).
Setiap titik cabang mempunyai label yang mengidentifikasikannya relatif terhadap root (.).
Tiap titik cabang merupakan root bagi sub-tree/tingkat bawahnya. Tiap sub-tree merupakan
domain dan dibawah domain terdapat sub-tree lagi bernama subdomain. Setiap domain
mempunyai nama yang unik dan menunjukkan posisinya pada pohon DNS,
pengurutan/penyebutan nama domain secara penuh dimulai dari domain paling bawah
menuju ke root (.). Masing-masing nama yang membentuk suatu domain dipisahkan dengan
titik/dot (.) dan diakhiri dengan titik yang merupakan nama absolut relatif terhadap root (.).
Gambar 2.8 Struktur DNS (kiri) dan Struktur Linux (kanan)
2.5.3 Cara kerja DNS
Ketika anda melakukan query (bisa berupa ping, ssh, dig, host, nslookup, email, dan
lain sebagainya) ke sebuah host misalnya switching.stttelkom.ac.id maka name server akan
memeriksa terlebih dahulu apakah ada record host tersebut di cache name server lokal. Jika
tidak ada, name server lokal akan melakukan query kepada root server dan mereferensikan
name server untuk TLD .id , name server lokal kembali melakukan query kepada name server
.id dengan jenis query yang sama dan mereferensikan ac.id . Name server lokal kembali
melakukan query ke name server ac.id dan mereferensikan query selanjutnya ke name server
lokal yaitu stttelkom.ac.id . Kemudian name server lokal melakukan query kepada name
server lokal yaitu stttelkom.ac.id dan akhirnya mendapatkan jawaban address yang diminta.
2.6 Berkeley Internet Name Domain (BIND)
2.6.1 Overview BIND
BIND merupakan salah satu implementasi dari DNS yang paling banyak digunakan
pada server di Internet. Program utama dari BIND adalah bernama named yaitu sebuah
daemon yang bila dijalankan akan menunggu koneksi pada port 53 (default). Koneksi pada
port 53 ini adalah koneksi permintaan informasi pemetaan dari nama domain/mesin ke alamat
IP dan sebaliknya.
2.6.2 Berkas Pendukung BIND
Versi terakhir pada saat artikel ini dibuat adalah BIND versi 9.4.1. Sebagian besar
distribusi Linux menyertakan paket BIND. Jadi anda tinggal konfigurasi dan aktifkan saja
jika sudah terinstal. BIND secara umum terdiri dari beberapa berkas yang mendukung yaitu:
a. /etc/resolv.conf
Berkas konfigurasi berisi domain atau alamat IP name-server yang pertama dicari
oleh resolver ketika sebuah domain/nama mesin diminta untuk dipetakan ke alamat
IP.
b. /etc/nsswitch.conf
Berkas konfigurasi sistem untuk melakukan mekanisme switch sistem database dan
name-service. Switch dapat melalui berkas, name-server, atau NIS server.
c. /etc/named.conf
Berkas konfigurasi dari BIND yang utama, berisi informasi mengenai bagaimana
klien DNS mengakses port 53, letak dan jenis berkas database yang diperlukan.
Umumnya berisi letak berkas konfigurasi name-server root, domain,
localhost/loopback, dan reverse-mapping.
d. /var/named/named.ca
Berkas database name-server root yang bertanggung jawab terhadap Top Level
Domain di Internet. Digunakan untuk mencari domain di luar domain lokal. Nama
berkas ini bisa anda definisikan sendiri tetapi tetap harus mengacu ke named.conf
sebagai berkas konfigurasi utama dari BIND.
e. /var/named/named.local
Berkas database name-server untuk alamat loopback/host lokal/alamat diri sendiri.
Nama berkas ini bisa anda definisikan sendiri tetapi tetap harus mengacu ke
named.conf sebagai berkas konfigurasi utama dari BIND.
f. /var/named/db.domain-kita.com
Berkas database name-server untuk domain domain-kita.com yang berisi resource
record, informasi nama host dan alamat IP yang berada di bawah domain domain-
kita.com. Berkas ini bisa lebih dari satu tergantung jumlah domain yang kita kelola.
Nama berkas ini bisa anda definisikan sendiri tetapi tetap harus mengacu ke
named.conf sebagai berkas konfigurasi utama dari BIND.
g. /etc/rndc.conf
Berkas konfigurasi program rndc yaitu suatu program untuk administrasi dan kontrol
operasi name-server BIND.
order
preferenceflag
ENUM services fieldregexp
1.0.0.3.2INNAPTR 10 10 "u" "E2U+SIP" "!^.*$!sip:[email protected]!"
2.7 Naming Authority Pointer Resource Record (NAPTR)
2.7.1 Overview NAPTR
NAPTR (Naming Authority Pointer Resource Record) adalah salah satu tipe DNS
record yang menggunakan atau berbasis text. Standard yang digunakan adalah RFC 2915
yang dikeluarkan oleh IETF pada tahun 2000. Urutan field pada NAPTR akan menentukan
spesifikasi dengan urutan apa DNS records diinterpretasikan. Hal ini dilakukan Karena DNS
tidak menggaransi urutan record yang dikembalikan dalam answer section dari sebuah paket
DNS.
2.7.2 Format NAPTR
Keterangan :
a. 1.0.0.3.2 adalah 5 digit akhir yang dibaca terbalik sebagai nomor tujuan.
b. IN NAPTR adalah penunjuk sebagai NAPTR record.
c. Order mengindikasikan urutan dari aturan-aturan pada DDDS. Comon value dari
ENUM saat ini adalah 10.
d. Preference mengindikasikan service selection (urutan layanan yang akan digunakan).
e. U adalah Flag untuk ENUM pada NAPTR.
f. Enum service field, memberikan spesifikasi protocol yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan E2U service yang didefinisikan di RFC3761 dengan format
“E2U+XXX. Ini adalah perubahan yang mendasar dari format sebelumnya pada
RFC2916 yang menggunakan “XXX+E2Uv”
g. Regexp adalah tujuan dari nomor ENUM yang diinginkan.
2.8 E-164
E-164 adalah rekomendasi dari ITU-T yang ditujukan untuk perencanaan penomoran
internasional bagi PSTN dan user yang terkoneksi pada jaringan internet. Jumlah total angka
yang diijinkan adalah 15 digit dan biasanya diawali oleh prefix +. Ada beberapa kategori
penomoran E-164 yang direkomendasikan oleh ITU-T, yaitu :
Gambar 2.9 Format NAPTR
1. Struktur penomoran untuk daerah geografis
Country Code National Destination
Code
Subscriber Number
cc=3 digits x=2-3digits maximum 10-x digits
International public telecommunication number (maximum 15 digits)
2. Struktur penomoran untuk layanan global
Country Code Global Subscriber Number
cc=3 digits maximum 12 digits
International public telecommunication number (maximum 15 digits)
3. Struktur penomoran untuk jaringan internet
CountryCode Identification Code Subscriber Number
cc=3 digits x=1–4 digits maximum 12-x digits
International public telecommunication number (maximum 15 digits)
4. Struktur penomoran untuk grup Negara tertentu.
Country Code Grup Identification Code Subscriber Number
cc=3 digits x=1 digits maximum 11 digits
International public telecommunication number (maximum 15 digits)
2.9 SIP (Sessions Initiation Protokol)
2.9.1 Overview SIP
Merupakan peer-to-peer protokol, dikembangkan oleh Internet Engineering Task
Force (IETF), yang mengizinkan endpoint-nya untuk mulai dan mengakhiri sessions
komunikasi. Protokol ini didefinisikan pada RCS 2543 dan menyertakan elemen protokol lain
yang dikembangkan IETF, mencakup Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yang diuraikan
pada RFC 2068, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) yang diuraikan pada RFC 2821, dan
Session Description Protocol (SDP) yang diuraikan pada RFC 2327. SIP juga dapat
Tabel 2.1 E-164 berdasar daerah geografis
Tabel 2.2 E-164 berdasar layanan global
Tabel 2.3 E-164 berdasar jaringan internet
Tabel 2.4 E-164 berdasar grup suatu negara
didefinisikan sebagai suat protokol signalling yang mengatur inisiasi, modifikasi, dan
terminasi semua sesi komunikasi antara user.
2.9.2 Arsitektur SIP
Arsitektur dari SIP terdiri dari dua komponen yaitu user agents dan servers. User
agent merupakan endpoint dari sistem dan memuat dua subsistem yaitu User Agent Client
(UAC) yang membangkitkan sinyal requer, dan UserAgent Server (UAS) yang
membangkitkan sinyal response. Sedangkan SIP Server sendiri merupakan kesatuan fungsi
lojik, dimana tidak perlu memisahkan alat secara fisik. Fungsi dari empat server tersebut
yaitu :
a. Proxy Server
merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara yang bertujuan untuk
meneruskan sinyal request dan sinyal response, jadi elemen inilah yang beperan
dalam mengarahkan sinyal request dari UAC dan sinyal response dari UAS menuju
kesasaran yang tepat. Juga berfungsi untuk melakukan ruting, dan juga membuat
kebijakan seperti meyakinkan bahwa pemakai tertentu diizinkan untuk melakukan
panggilan.
b. Redirect Server
merupakan kesatuan logika yang mengarahkan suatu client pada perangkat pengganti
dari Uniform Resource Indicators (URIs) untuk menyelesaikan tugas request.
c. Registrar Server
menerima dan memproses pesan pendaftaran yang mengizinkan lokasi dari suatu
endpoint dapat diketahui keberadaanya. Registrar Server ini kerjanya berhubungan
dengan Location Server.
d. Location Server
menyediakan layanan untuk database abstrak yang berfungsi mentranslasikan alamat
dengan data / keterangan yang ada pada domain jaringan.
2.9.3 Format Message pada SIP
Message yang terdapat pada SIP didefinisikan dalam dua format yaitu response dan
request. Format request dikirim dari client ke server yang ebrisi tentang operasi yang diminta
oleh client tersebut. Sedangkan format response dikirim dari server ke client, yang berisi
informasi mengenai status dari apa yang diminta oleh client.
Ada enam tipe dari request messages :
a. INVITE
menunjukkan bahwa user atau service sedang diundang untuk bergabung dalam
session. Isi dari pesan ini akan memasukkan suatu uraian menyangkut session untuk
caller yang diundang.
b. ACK
mengkonfirmasi bahwa client telah menerima suatu final response untuk suatu
INVITE request, dan hanya digunakan di INVITE request.
c. OPTION
digunakan untuk query suatu server tentang kemampuan yang dimilikinya.
d. BYE
dikirim oleh user agent client untuk menunjukan pada server bahwa percakapan ingin
segera diakhiri.
e. CANCEL
digunakan untuk membatalkan suatu request yang sedang\ menunggu keputusan.
f. REGISTER
digunakan oleh client untuk mendaftarkan informasi kontak.
Pada response messages berisi status kode dan keterangan tentang kondisi dari request
tersebut. Nilai-nilai dari kode status yang serupa dengan penggunaan pada HTTP, dibagi
dalam enam kategori :
a. 1xx: Provisional, request telah diterima dan sedang melanjutkan proses.
b. 2xx: Success, tindakan dengan sukses diterima, dipahami dan disetujui.
c. 3xx: Redirection, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memproses permintaan ini.
d. 4xx: Client Error, permintaan berisi sintak yang salah dan tidak bisa dikenali oleh
server sehingga server tidak dapat memprosesnya.
e. 5xx: Server Error, server gagal untuk memproses suatu permintaan yang sah.
f. 6xx: Global Failure, permintaan tidak dapat dipenuhi oleh server manapun.
Signaling pada SIP tampak pada gambar berikut :
Gambar 2.11 SIP signaling
2.9.4 Protokol yang Terlibat dalam SIP
Gambar 2.12 Protokol yang terlibat dalam SIP
SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standard yang
dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T.
a. IETF Session Description Protocol (SDP) yang mendefinisikan suatu metoda standar
dalam menggambarkan karakteristik dari suatu sesi multimedia.
b. IETF Session Announcement Protocol (SAP) setiap periode waktu tertentu
mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.
c. IETF Real-Time Transport Protocol (RTP) and Real-Time Control Protocol (RTCP),
menyediakan informasi tentang manajemen transport dan session. RTP adalah
protokol didalam jaringan IP yang membawa paket voice atau video yang telah
dikodekan secara dijital antar terminal akhir. RTCP mengatur sesi secara periodik
mentransmit paket yang berisi feedback atas kualitas dari distribusi data. ITU-T
algoritma pengkodean yang direkomendasikan, seperti G.723.1, G711, G.728, dan
G.729 untuk audio, atau H.261 atau H.263 untuk video. Demikian juga dengan
Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) juga
digunakan dalam mendukung protokol ini.sebagaimana dijelaskan pada gambar di
bawah ini :
2.10 OpenSIPS
OpenSIPS adalah open source software yang digunakan sebagai SIP server.
OpenSIPS lebih dari sekedar SIP Proxy/router yang mencakup fungsionalitas level aplikasi.
OpenSIPS sebagai SIP server, merupakan komponen inti dari setiap layanan VoIP berbasis
SIP. OpenSIPS memberikan fleksibelitas dan dapat disesuaikan, serta memberikan layanan
secara efisien berkat scalable modular desain dan OpenSIPS menawarkan kehandalan,
kecepatan, dan performansi tinggi . Modul- modul pada OpenSIPS dapat diinstall berdiri
sendiri ataupun diinstall bersamaan sesuai dengan kefungsionalitas dari OpenSIPS yang akan
digunakan.
2.11 Asterisk
Asterisk merupakan open source software yang biasanya digunakan untuk
membangun suatu sistem layanan komunikasi. Asterisk sendiri memberikan kemudahan
kepada penggunanya untuk mengembangkan layanan telepon sendiri dengan kustomisasi
yang seluas-luasnya diberikan kepada pihak pengguna. Dari pengertian open source sendiri
berarti setiap pengembang dapat melihat dan mengubah source code yang ada, sehingga
aplikasi-aplikasi yang ada dapat ditambahkan dengan mudah oleh setiap pengembang.
Asterisk juga dapat dikatakan sebagai PBX yang lengkap dalam bentuk software, dan
menyediakan semua fitur seperti PBX. Kelebihan Asterisk adalah dapat jalan dibanyak
platform OS, antara lain Linux, Windows, BSD, dan OS X, dan juga dapat melakukan
koneksi dengan hampir semua standar yang berbasis teleponi, dengan menggunakan
hardware yang tidak begitu mahal sebagai gateway-nya. Banyak fitur yang disediakan,
diantaranya Voicemail, Call Conferencing,Interactive Voice Response, Call Queuing, Three
Way Calling, Caller ID Service, Analog Display Service Interface, Protokol VoIP SIP, H323
(sebagai client dan gateway), IAX, MGCP (hanya menyediakan fungsi call manager),
SCCP/Skinny, dan masih banyak lagi fitur yang disediakan Asterisk.
2.12 Overview Post Dial Delay
2.12.1 Overview Delay
Delay menurut arti bahasa adalah terlambat. Di dalam dunia telekomunikasi,
khususnya di jaringan paket, delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh
proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Delay merupakan salah
satu parameter penting yang biasanya digunakan untuk menentukan QoS (Quality of Service)
dalam suatu jaringan. Semakin kecil delay yang dihasilkan, ,maka kualitas jaringan akan
semakin baik, demikian sebaliknya.
Secara garis besar, delay dibagi menjadi 2 jenis, yaitu delay saat pembentukan
hubungan (call setup), dan delay selama komunikasi berlangsung. Untuk jenis delay yang
terakhir ini, masih dibagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Paketisasi delay
Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan paket IP
dari informasi user. Delay ini hanya terjadi sekali saja, yaitu di source informasi.
b. Queuing delay
Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router di dalam menangani
transmisi paket di sepanjang jaringan. Umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar
100 micro second.
c. Delay propagasi
Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi, misalnya SDH, coax atau
tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan delay propagasi
Delay call setup atau delay yang terjadi saat pembangunan hubungan disebut juga
dengan Post Dial Delay (PDD). PDD berdasar rekomendasi dari IETF adalah periode yang
dimulai setelah penelepon men-dial digit terakhir nomor tujuannya hingga memperoleh bit
terakhir yang berisi pesan status tujuan, apakah ringing atau busy. Berdasarkan rekomendasi
ITU-T, PDD adalah interval antara digit terakhir yang telah didial hingga menerima ringback.
PDD pada jaringan paket, khususnya komunikasi VoIP pada SIP dapat diukur mulai dari
kondisi INVITE (request panggilan ke server) hingga memperoleh tanda dari nomor tujuan,
seperti kode 180 (ringing). Bagannya dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2.13 Alur Post Dial Delay
Jika client tidak menerima balasan sama sekali, maka sinyal invite akan dikirim
kembali ke server proses ini disebut dengan retransmisi. Menurut rfc2543, sinyal SIP akan di
kirim kembali setelah waktu T1 dari pengiriman sinyal sebelumnya. Jika pada pengiriman
sinyal yang kedua kali tidak mendapat respon juga, maka akan dikirim kembali dalam waktu
2xT1 dari pengiriman kedua. Jika pada pengiriman ketiga tidak mendapat respon juga, maka
sinyal akan dikirim kembali setelah waktu 4xT1 dari pengiriman ketiga dan seterusnya
dengan pengali kelipatan dua sampai waktu T2. Nilai standard T1 yaitu 0,5 detik (500 ms)
dan T2 yaitu 4 detik. Nilai T1 dan T2 pada client dapat lebih besar dari nilai standard, tetapi
tidak boleh lebih kecil dari standard tersebut.Menurut draft IETF, standard nilai PDD adalah
2,23 detik untuk panggilan antar user PC yang berada dalam satu server .Dan bernilai 3.79
detik untuk panggilan antar user PC dengan user PSTN .Untuk panggilan PSTN ke PC
bernilai 3,41 detik.
2.12.2 Overview Delay Process
Delay process pada tugas akhir ini adalah interval waktu pada salah satu jenis sinyal
SIP antara sinyal yang dibangkitkan pengirim hingga sampai ke penerima atau sebaliknya.
Tujuan dari pengukuran delay proses server adalah untuk mengetahui berapa lama
server menangani suatu proses panggilan dengan menggunakan protokol pensinyalan SIP.
Pengukuran dilakukan dengan mengukur masing – masing delay dari sinyal INVITE,
RINGING, OK, ACK, dan BYE.