Interpersonal skill 1.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Makalah Interpersonal Skill

Nama

: Muhammad AbdurrokhimNIM

:4611412007Prodi

: Teknik Informatika

Rombel

: 01Dosen Pengampu : UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014Bab I Pendahuluan

Interpersonal Skill* Kemampuan, kesanggupan, kepandaian atau kemahiran seseorang dalam mengerjakan sesuatu.Interpersonal Skill yang baik dapat dibangun dari kemampuan mengembangkan perilaku dan komunikasi yang asertif dan efektif.Memiliki konsep diri dan berkepribadian yang kuat.Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi.Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerjasama dalam team.Percaya diri dan mengasah kemampuan berkomunikasi.Interpersonal Skill bukan merupakan bagian dari karakter kepribadian yang bersifat bawaan, melainkan merupakan ketrampilan yang bisa dipelajariTeori -teori Hubungan Manusia

1. Teori hubungan Biologis : manusia dapat berhubungan dengan manusia lain dengan menggunakan anggota badan.

2. Teori hubungan Ekonomis : manusia itu akan berhubungan dengan manusia lain karena terdesak kebutuhan ekonomi.

3. Teori hubungan Estetis : estetika yang berarti keindahan, dan menurut teori ini manusia itu akan selalu ingin berhubungan dengan manusia lain yang dianggap mempunyai keindahan.

4. Teori hubungan Etis : menurut teori ini hubungan sesama manusia itu bersifat wajib.Hubungan Timbal Balik Antar Manusia

Akomodatif : sikap suka menampung atau menghargai pendapat orang lain

Asimilasi (Pembaruan ) : sikap suka menekankan hal-hal yang sama dan mengabaikan hal yg tidak sama antara diri kita dengan orang lain.

Akulturasi : sikap suka mengalah atau tidak memaksa pendapat kepada orang lain , juga suka mengubah kebiasaan buruk .Interaksi Sosial yang Bersifat Desosiatif atau Meregangkan Hubungan Antar Manusia.Bab II Kepribadian(Personality)

A.Pengertian KepribadianDi dalam pergaulan atau percakapan sehari-hari, tidak jarang kita mendengar dan bahkan menggunakan kata pribadi atau kepribadian, tanpa memikirkan lebih lanjut apa arti yang sebenarnya dari kata-kata itu. Ucapan-ucapan seperti: itu adalah pendapat pribadi saya, si A memang orang yang kepribadiannya teguh, si B orang pribadinya lemah dan sebagainya, menunjukkan kepada kita bermacam-macam penggunaan kata pribadi dan kepribadianitu, sehingga makna atau arti tersebut di atas di samping untuk menunjukkan terhadap individu seseorang yang berdiri sendiri terlepas dari individu yang lain, biasanya selalu dikaitkan dengan pola-pola tingkah laku manusia yang berhubungan dengan norma-norma yang baik, itu dipakai untuk menunjukkan adanya ciri-ciri yang khas pada individu seseorang.Menurut Purwanto (1990:154), kepribadian ataupersonalityataupersonareberarti mengeluarkan suara (to sound trough).Istilah ini, digunakan untuk menunjukkan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng (masker) yang dipakainya. Sedangkanmenurut Sujanto (1986:10) Kepribadian berasal dari katapersonality,yang berasal dari katapersona(bahasa Latin) yang berarti kedok atau topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku watak atau pribadi seseorang.Ahmad Fauzi (1997:121) mendefinisikan kepribadian sebagai berikut, bahwa kepribadian adalah keseluruhan pola (bentuk) tingkah laku, sifat-sifat, kebiasaan, kecakapan, bentuk tubuh, serta unsur-unsur psiko-fisik lainnya yang selalu menampakkan diri dalam kehidupan seseorang. Hal itu, dilakukan karena terdapat ciri-ciri yang khas hanya dimiliki oleh seseorang tersebut, baik dalam arti kepribadian yang baik atau pun yang kurang baik, misalnya untuk membawakan kepribadian yang angkara murka, serakah, dan sebagainya, sering ditopengkan dengan gambar raksasa. Sedangkan untuk perilaku yang baik, budi luhur, suka menolong, berkorban ditopengkan dengan seorang kesatria dan sebagainya.Menurut Gordan W. Allport, kepribadian adalah Personality is the dynamic organication within the individual of those psychophksical system that determine his unikue adjustement to his environment, yang artinya yaitu kepribadian ialah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menyatukan penyesuaian dirinya yang baik terhadap lingkungan.Meskipun kita lihat adanya perbedaan-perbedaan dalam cara merumuskanpersonalityseperti tersebut di atas, namun di dalamnya kita dapat melihat adanya persamaan-persamaan atau persesuaian pendapat satu sama lain. Di antaranya, ialah bahwa kepribadian (personality)itu dinamis, tidak statis atau tetap tanpa perubahan. Ia menunjukkan tingkah laku yang terintegrasi dan merupakan interaksi antara kesanggupan-kesanggupan bahwa yang ada pada individu dengan lingkungannya. Ia bersifat psiko-pisik, yang berarti baik faktor jasmaniah maupun rohaniah individu itu bersama-sama memegang peranan dalam kepribadian. Ia juga bersifat unik, artinya kepribadian seseorang sifatnya khas, mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari individu yang lain.B.Aspek-aspek KepribadianM.Ngalim Purwanto (1990: 156-159) menguraikan beberapa aspek kepribadian yang penting dan berhubungan dengan pendidikan dalam rangka pembentukan pribadi anak, yaitu sebagai berikut:a.Sifat-sifat kepribadian(personality traits), yaitu sifat-sifat yang ada pada individu, seperti penakut, pemarah, suka bergaul, peramah, serta menyendiri.b.Intelegensi kecerdasan temasuk di dalamnya kewaspadaan, kemampuan belajar, kecakapan berfikir.c.Pernyataan diri dan cara menerima pesan-pesan(appearance and inpressien).d.Kesehatan jasmani.e.Bentuk tubuh.f.Sikapnya terhadap orang lain.g.Pengetahuan, kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki seseorang.h.Keterampilan(skill).i.Nilai-nilai yang ada pada seseorang dipengaruhi oleh adat istiadat, etika, kepercayaan yang dianutnya.j.Penguasaan dan kuat lemahnya perasaank.Peranan(roles)adalah kedudukan atau posisi seseorang di dalam masyarakat di mana ia hidup.l.The self, yaitu anggapan dan perasaan tertentu tentang siapa, apa, dan di mana sebenarnya ia berada.Menurut Ahmad D. Marimba (1989:67), pada garis besarnya aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam tiga hal, yaitu:a. Aspek-aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah tampak dan ketahuan dari luar, misalnya cara-cara berbuat, berbicara, dan sebagainya.b. Aspek-aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dan diketahui dari luar, misalnya cara berfikir, sikap, dan minat.c. Aspek- aspek kerohanian yang luhur, meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.Yoesoef Noesyirawan, sebagaimana dikutip Ahmad Fauzi (1997:132) menganalisis bahwa aspek-aspek kepribadian digolongkan ke dalam empat bagian, yaitu:a.Vitalitas sebagai konstata dari semangat hidup pribadi.b.Tempramen sebagai konstanta dari warna dan corak pengalaman pribadi serta cara bereaksi dan bergerak.c.Watak sebagai konstanta dari hasrat, perasaan, dan kehendak pribadi mengenai nilai-nilai.d.Kecerdasan, bakat, daya nalar, sebagai konstanta kemampuan pribadi.Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian anak merupakan sebagai kesan menyeluruh tentang dirinya yang terlihat dalam sikap dan perilaku kehidupan sehari-hari. Kesan menyeluruh di sini, adalah sebagai keseluruhan sikap mental dan moral seorang anak yang terakumulasi di dalam hasil interaksinya dengan sesama dan merupakan hasil reaksi terhadap pengalaman di lingkungan masing-masing.Menurut Singgih D. Gunarsa,(2000:105) Dalam usaha orang tua untuk mengembangkan kepribadian anak, perlu memperhatikan perkembangan aspek-aspek sebagai berikut:1. Dalam kaitannya dengan pertumbuhan fisik anak. Perlakuan dan pengasuhan yang baik disertai dengan lingkungan yang memungkinkan anak hidup sehat, jauh dari keadaan yang akan menimbulkan penyakit.2. Dalam kaitannya dengan perkembangan sosial anak. Pergaulan adalah juga sesuatu kebutuhan untuk memperkembangkan aspek sosial.3. Dalam kaitannya dengan perkembangan mental anak. Komunikasi verbal orang tua dan anak, khususnya pada tahun-tahun pertama kehidupan anak, besar pengaruhnya untuk perkembangan mentalnya.Dari uraian-uraian tersebut, penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa kepribadian itu adalah keseluruhan sifat-sifat atau tingkah laku yang mencerminkan watak seseorang, baik tingkah laku luar maupun kegiatan jiwanya, yang tampak dari penampilannya dalam segala aspek kehidupan, seperti cara-cara berbuat, berbicara, berfikir, dan mengeluarkan pendapat, sikap dan minat, serta filsafat hidup dan kepercayaannya.C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi KepribadianKepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, tetapi di dalam perkembangan makin terbentuklah pola-pola yang tetap, sehingga merupakan ciri-ciri yang khas dan unik bagi setiap individu. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, menurut Singgih D. Gunarsa,(2000:108) adalah:1. Faktor biologis, yaitu yang berhubungan dengan keadaan jasmani yang meliputi keadaan pencernaan, pernapasan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar urat syaraf, dan lain-lain.2. Faktor sosial, yaitu masyarakat yakni manusia-manusia lain di sekitar individu, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dalam masyarakat itu.3. Faktor kebudayaan, yaitu kebudayaan itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan tentunya kebudayaan dari tiap-tiap tempat yang berbeda akan berbeda pula kebudayaannya. Perkembangan dan pembentukan kepribadian dari masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana anak itu dibesarkan.Sedangkan menurut Husain Mazhahiri, faktor-faktor yang membentuk kepribadian anak ada empat, yaitu:a. Peranan cinta kasih dalam pembinaan kepribadian.b. Tidak menghina dan mengurangi hak anak.c. Perhatian pada perkembangan kepribadian.d. Menghindari penggunaan kata kotor.Masa kanak-kanak adalah masa yang paling peka bagi proses pembentukan kepribadian seseorang yang akan mewarnai sikap, perilaku. dan pandangan hidupnya kelak di kemudian hari. Sedangkan perkembangan kepribadian anak itu sendiri, dipengaruhi oleh lingkungan tempat anak itu hidup dan berkembang. Di antara faktor lingkungan yang paling berpengaruh bagi perkembangan kepribadian anak, adalah orang tua yang mengasuh dan membimbingnya beserta suasana kehidupan yang dibina. Dalam konteks lingkungan keluarga inilah, maka kehadiran orang tua akan turut mempengaruhi dan mewarnai proses pembentukan kepribadian anak selanjutnya.Menurut Ngalim Purwanto (1990:162) Urgensi orang tua, terutama ibu dan ayah bagi pembentukan kepribadian anak adalah disebabkan karena:1. Pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama-tama.2. Pengaruh yang diterima anak itu batas dan jumlahnya.3. Intensitas pengaruh itu tinggi karena berlangsung terus menerus siang dan malam.4. Umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana aman serta bersifat intim dan bernada emosional.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepribadian anak dipengaruhi oleh banyak factor, dan salah satunya ialah peranan orang tua dalam rangka membimbing, mengarahkan, dan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak, karena orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak-anak sehingga akan mudah untuk memahami kepribadiannya.Bab III Interpersonal skillA. PengertianMenurut Thomas F. Mader & Diane C. Mader(1990):Impersonal : Masing-masing saling memahami, tapi tidak ada keterlibatan emosi pribadi.contoh : Komunikasi di jalan rayacontoh : Komunikasi di jalan rayaInterpersonal Skill : Masing-masing saling memahami, dan ada keterlibatan emosi pribadi atau involvement with (ada keterlibatan) and commitment to (ada komitmen)

contoh : guru-muridB.PENGUKURAN INTERPERSONAL SKILL1. Rendah Anda baru bisa berteman dengan orang lain, baru bisa menyenangkan orang lain, atau baru bisa bercakap-cakap dengan orang lain.

2. Menengah Anda sudah sanggup membangun hubungan secara konstruktif berdasarkan bidang, punya hubungan yang bertahan lama, dan bisa menempatkan orang di tempatnya yang layak.bisa menempatkan orang di tempatnya yang layak.

3. Atas Anda sudah bisa memberikan toleransi, bisa membangun diplomasi, bisa mencairkan ketegangan, bisa menebar kedamaian, dan bisa memperlakukan orang secara sabar dan penuh hormat.

4. Tinggi/Ahli Anda sudah sanggup membangun hubungan dengan bagus, bisa mengatasi konflik secara positif dan bisa menangani trouble maker secara efektif dan efisien Trouble maker : orang yang selalu mengkritik, mendebat, ingin menguasai, ingin menang sendiri, ingin ikut campur, protes, dst.C. Ketrampilan interpersonal skill

Ketrampilan interpersonal skill didefinisikan sebagai ketrampilan untuk mengenali dan merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang lain. Bagaimana diri kita mampu membangun hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain mrupakan dari bagian keterampilan interpersonal.

Untuk membangun hubungan dengan orang lain, kita terlebih dulu harus menguasai kemampuan dan keterampilan dalam mengenal diri sendiri, kemudian mengenal orang lain. Keterampilan untuk mengekspresikan diri secara jelas, bagaimana bernegosiasi dan menyelesaikan konflik, dan bagaimana berperan dalam tim.Dengan kata lain seseorang harus memiliki kemampuan interpersonal skill yaitu: Memotivasi, sikap kepemimpinan, melakukan negosiasi, melakukan presentasi, berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan baik, melakukan berbicara di depan umum, melakukan self-marketing.

Dan kemampuan intra personal skill yaitu kemampuan dalam hal : Time management, stress management, change managemet, Transforming beliefs, Transforming character, Creative thinking processes, Goal setting and life purpose, Accelerated learning technicques Menurut hasan mustafa (2002) ,mengacu pada model interpersonal skill karya Stepen P.Robins (1989),keahlian interpersonal skill setidaknya terdiri dari empat hal yaitu:

Listening Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang efektif dapat dilakukan oleh seseorang bila memiliki kemampuan mendengarkan yang baik pula. Dan kemampuan mendengarkan menjadi hal yang pokok harus dimiliki seseorang bila menginginkan terjalinnya komunikasi secara efektifLayaknya sebuah komunikasi. Dalam proses komunikasi ada komponen sender, channel, message, reciever, effect yang menjadi satu kesatuan komponen ketika proses komunikasi berlangsung. Salah satu komponen dari proses komunikasi adalah menerima pesan. Bagaimana menerima pesan dengan baik adalah salah satunya dengan cara mendengarkan dengan baik.

Mendengarkan bukan hanya secara harafiah menggunakan alat pendengaran (telinga), tetapi memiliki arti yang lebih luas dengan penggunaan alat penerima pesan lainnya. pembedaan istilah mendengarkan dengan mendengar adalah untuk membedakan pengertian seperti halnya dalam bahasa ingris antara kata listening dengan hearing.

Dalam bahasa ingris listen berpadanan dengan pay attention atau memberikan perhatian terhadap sesuatu, dan bukan terhadap suara semata. Adakalanya proses komunikasi menggunakan bahasa tubuh, di mana proses mendengarkan bukan menggunakan telinga sebagai alat penerima pesan, melainkan menggunakan mata sebagai penerima pesan, yang selanjutnya informasi visual tersebut akan diterjemahkan menjadi pesan yang dapat dimengerti.

Pentingnya Mendengarkan Sebuah survey yang pernah dilakukan berhasil memberikan ilustrasi bagaimana kegiatan mendengarkan amat penting dalam kehidupan. Senada dengan survey dari Brown (1982), bahwa sebagian para eksekutif menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi (60%) dengan mendengarkan.

Beberapa survey mengatakan bahwa kemampuan mendengarkan seseorang jauh lebih penting dan berharga dari kemampuan berbicara. Dan kemampuan mendengarkan menempati urutan teratas yang wajib dimiliki oleh seorang manajer yang ideal ( winsor et. Al,1997).

Walaupun banyak survey menempatkan kemampuan untuk mendengarkan sebagai komunikasi yang wajib dimiliki, banyak orang tidak menyadari bahwa kemampuan mendengarkan merupakan kemampuan yang harus dimiliki. Sangat jarang orang mau untuk meningkatkan kemampuannya mendengarkan.

Beberapa alasan mengapa orang perlu untuk mendengarkan:1. Untuk memahami dan memperoleh informasi

2. Anlisa terhadap kualitas informasi

3. Membangun dan memelihara hubungan

4. Menolong orang lain

Pada saat seseorang mau mendengarkan dan memberikan perhatian dengan tulus serta serius kepada permasalahan yang kita sampaikan, hampir sebagian besar masalah kita tertolong karena kita mendapat persfektif dan pandangan baru dari orang lain.

Komponen proses mendengarkan:Proses mendengarkan memiliki 5 (lima) komponen yaitu : memberikan perhatian, memahami, mengingat dan memberikan respon atau umpan balik.

1. Mendengar

Proses mendengar adalah aspek fisik dari mendengarkan. Orang yang memiliki kesulitan dalam mendengar memerlukan upaya keras untuk mendengar secara efktif. Mendengar adalah komponen dasar dari hampir seluruh proses mendengarkan. Pada proses ini terdapat bamyak kemungkinan gangguan yang akan mempengaruhi kualitas proses mendengarkan secara efektif.

2. Memberi perhatian

Jika memdengar lebih pada asfek fisik, maka proses memberi perhatian merupakan aspek psikologis. Proses memberi perhatian adalah proses menyaring informasi yang ingin kita dengar saja yang mendapat perhatian.

Kebutuhan, keinginan, perhatian, gairah, dan kepentingan akan menentukan informasi apa yang akan menjadi fokus perhatian kita dalam menyaring informasi yang kita dengar.

3. Mengerti

Mengeri adalah memahami informasi yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan. Banyak faktor yang membuat seseorang memahami dan mengerti informasi yang didengarnya, namun kesamaan bahasa menjadi faktor utama dalam memahami pesan yang disampaikan. Faktor yang lain yang turut mengiringi diantaranya adalah faktor budaya, frame work,motivasi, isi pesan, kesiapan mental.

4. Mengingat

Kemampuan untuk merecall kembali informasi yang telah kita terima. Menurut penelitian informasi yang kita dengar akan langsung dilupakan segera setelah kita mendengarkan. Segera setelah mendengarkan kita masih mengingat informasi hingga 50%, 8 jam kemudian kemampuan mengingat turun menjadi 85%, dan tersisa tinggal 25% saja setelah 2 bulan.

5. Memberi responMemberi respon adalah hal yang paling utama dalam proses komunikasi dan sangat menentukan untuk mengetahui apakah proses komunikasi telah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.

Di dalam proses mendengarkan, memberi respon merupakan indikator utama apakah seseorang mendengarkan dengan baik atau tidak. Respon yang diberikan akan sangat menentukan hasil dari proses komunikasi secara keseluruhan.

Beberapa tipe respon mendengarkan :

1. Mendengarkan dengan diam2. Mengajukan pertanyaan:

Memperjelas makna,mendapatkan konsep, perasaan dan keinginan lain,mendorong berbicara lebih lanjut,mendorong pencarian lebih lanjut,mendapatkan informasi detail,menyampaikan pesan,menyatakan empati,memberikan dukungan,melakukan analisa,melakukan evaluasi,memberikan pendapat.Kebiasaan buruk dalam mendengarkan

Pseudo listening, orang yang menunjukan perilaku mendengarkan padahal sedang tidak mendengarkan.

Stage hogging, orang yang hanya tertarik dengar ide dan konsep pemikiran sendiri saja, seakan mereka mendengarkan, sesaat setelah jeda, merek berbicara dengan konsep pemikirannya sendiri.

Selective listening, orang yang hanya memberikan respon terhadap apa yang menjadi perhatiannya. Topik pembicaraan yang disesuaikan dengan kebutuhan pendengar saja yang akan diresponnya.

Filling in gaps, orang merasa tahu dengan segala persoalan yang sedang dihadapi pembicara, konsep pemikirannya saja yang lebih dipentingkannya.

Insulated listening, orang yang sering kali mengabaikan atas informasi yang disampaikan oleh pembicara.

Defensive listening, orang yang tidak merasa aman dengar dirinya dan sering melakuakn penyerangan dengan kata-kata demi mempertahanan diri.

Ambushing, orang yang mendengarkan dengan seksama dengan maksud untuk melakukan penyerangan balik kepada komunikator.Ciri-Ciri Active Listener

Menurut Mr. Yaslis Ilyas dalam bukunya Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja. Salah satu komponen penting dalam berkomunikasi adalah menjadi active listener. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam komunikasi aktif tidaklah cukup duduk atau berdiri dan membuka telinga lebar-lebar, tetapi harus mencerminkan bahwa Anda mendengarkan dan lebih menyimak lawan bicara dengan sungguh-sungguh.

Ada tiga hal yang harus kita lakukan jika kita ingin menjadi seorang active listener, yaitu : 1) Targetkan dapat melakukan paraphrasing (mengulang pesan dengan kata-kata sendiri); 2) Mengecek kembali (perseption check), ini penting dilakukan agar persepsi kita pas dengan yang dimaui pengirim; 3) Behaviour discription (gambaran perilaku sender), maksudnya adalah agar kita bisa menilai apakah sang pembicara saat itu sedang marah atau hanya bercanda saat mengeluarkan suatu statemen sehingga kita dapat menyesuaikan tanggapan yang kita berikan dengan kondisi si pengirim.Pada dasarnya ada enam (6) unsur mendengarkan secara aktif, yakni hearing, understanding, remembering, intrepreting, evaluating, responding. Urut-urutan keenam unsur proses mendengarkan aktif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

HearingLangkah pertama dari mendengarkan secara aktif adalah dengan cara mendengarkan dengan sungguh-sungguh pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator. Noice atau gangguan komunikasi yang sering muncul adalah suara bising dari lingkungan sekitar, oleh karena itu, hindari membicarakan sesuatu yang penting atau dengan seseorang yang penting di tempat-tempat ramai yang dapat mengganggu konsentrasi dalam menerima informasi.

UnderstandingDisini kita perlu melakukan paraphrasing atau melakukan pengulangan isi pesan dengan kata-kata sendiri guna menghindari kesalahan dalam menerima isi pesan. Disamping itu untuk meningkatkan daya konsentrasi, kita perlu bersikap emphaty selama mendengarkan dalam arti berusahalah mendengarkan dengan hati dan kepala, cobalah merasakan perasaan lawan bicara kita.

RememberingKalau perlu saat melakukan pembicaraan penting, siapkan kertas catatan kecil guna mencatat poin-poin penting dari isi informasi yang diberikan oleh komunikator, sehingga tidak ada alasan bahwa kita lupa dengan informasi yang disampaikan itu. Di dunia kerja, pernyataan lupa terhadap sesuatu adalah pernyataan terbodoh seorang staf yang tidak pernah ingin didengar oleh seorang pemimpin.

IntrepretingLangkah selanjutnya adalah berusaha mengintrepretasikan maksud sang pembicara. Kemampuan kita dalam mengintrepretasikan di sini menjadi penting guna menemukan metode yang tepat guna mengetahui secara persis maksud pesan dari komunikator.RespondingRespon adalah muara dari sebuah proses mendengarkan secara aktif. Sebagai seorang pendengar yang baik, ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar respon yang terjadi merupakan respon yang memiliki kesamaan maksud dengan sang komunikator, yakni : cobalah mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Tatap mata lawan bicara dengan secukupnya, perlihatkan perhatian dengan ekspresi wajah, kalau perlu dengan tersenyum serta lengkapi dengan bahasa tubuh semisal anggukan serta hindari menginterupsi saat komunikator sedang berbicara. Pendengar yang EfektifMendengarkan sering kali dianggap sebagai tindakan pasif dan tidak penting. Padahal, mendengarkan dengan baik merupakan proses aktif dan membutuhkan usaha sungguh-sungguh. Pendengar mesti mengerti dan memahami, serta bersedia memberikan tanggapan atas pesan-pesan pembicara. Dengan mendengar secara baik komunikasi menjadi lancar. Maka,mendengar yang baik akan menjadi kunci sukses pergaulan sehari-hari.Di bawah ini sepuluh kiat menjadi pendengar yang efektif :1. Sebelum menghadiri suatu seminar, rapat, atau pertemuan bisnis,kita perlu mempersiapkan diri dengan membaca bahan-bahan yang ada hubungannya dengan topik pertemuan atau mempersiapkan pokok-pokok pikiran penunjang.

2. Tangkap kata-kata kunci dan konsep utuh pembicaraan. Meskipun demikian jangan melupakan detailnya, yang bisa memperjelas gambaran yang akan kita bentuk.

3. Pusatkan perhatian pada yang diucapkan pembicara, pikirkan yang menjadi pesan dari topik pembicaraan, lalu ajukan pertanyaan /tanggapan yang dianggap perlu.

4. Konsentrasikan pikiran hanya pada pembicaraan yang sedang berlangsung. Jangan biarkan pikiran melayang ke mana-mana.

5. Tunjukkan sikap kesediaan mendengar dengan menatap pembicara, mengangguk, atau memberi tanggapan.

6. Jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan. Dengarkan dulu seluruh pembicaraan, ajukan pertanyaan, baru kita ambil kesimpulan. Atasi segala gangguan di sekitar kita dengan betul-betul memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung.

7. Jangan memusatkan perhatian pada gaya, penampilan, atau pakaian si pembicara.

8. Kalau menghadiri seminar/lokakarya, catat kata-kata kunci, ungkapan, dan ide yang belum jelas, untuk nantinya ditanyakan. Jangan menuliskan semua kata-kata pembicara

9. Untuk mengatasi kebosanan, carilah sesuatu yang berharga/membangun dari pesan-pesan si pembicara atau perhatikan kata/ungkapan yang menarik untuk dijadikan bahan evaluasi.

10. Bersikaplah rendah hati, terbuka, sabar, dan tidak terbawa emosi. Tampaknya mendengarkan merupakan pekerjaan berat, tapi sebenarnya tidak jika tujuan kita adalah menyerap yang dikatakan si pembicara. Bab IV Komunikasi Efektif dalam ISA. Pengertian Komunikasi Interpersonal Terdapat beberapa pengertian komunikasi interpersonal yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi. DeVito (1992) menyatakan: interpersonal communication is defined as communication that takes place between two persons who have a clearly established relationship; the people are in some way connected. (DeVito, 1992:11). Menurut DeVito komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang telah memiliki hubungan yang jelas, yang terhubungkan dengan beberapa cara. Jadi komunikasi interpersonal misalnya komunikasi yang terjadi antara ibu dengan anak, dokter dengan pasen, dua orang dalam suatu wawancara, dsb. Deddy Mulyana (2005) menyatakan: komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. (Mulyana,2005:73). Dengan demikian, dari kedua pengertian komunikasi interpersonal tersebut dapat diketahui bahwa karakteristik komunikasi interpersonal adalah terjadi diantara dua orang yang memiliki hubungan yang jelas, berlangsung secara tatap muka, bersifat interaktif dimana para pelaku komunikasi dapat saling bereaksi satu sama lain. Memperhatikan karakteristik komunikasi interpersonal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal merupakan suatu proses komunikasi yang paling efektif, karena para pelaku komunikasi dapat terus-menerus saling menyesuaikan diri baik dari segi isi pesan maupun dari segi perilaku, demi tercapainya tujuan komunikasi.B. Komunikasi Interpersonal yang Efektif

DeVito (1992) memandang komunikasi interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model dan pragmatic model. Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa kualitas komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut: Openness (keterbukaan) maksudnya adalah bahwa komunikasi interpersonal akan efektif apabila terdapat keinginan untuk membuka diri terhadap lawan bicara kita, keinginan untuk bereaksi dengan jujur pada pesan yang disampaikan oleh lawan bicara kita, keinginan untuk menghargai bahwa perasaan dan pemikiran yang disampaikan selama proses komunikasi berlangsung adalah kepunyaan kita sendiri (owning of feels and thought). Dalam situasi seperti ini diantara pelaku komunikasi akan tercipta keterbukaan perasaan dan pemikiran, serta masing-masing pihak bertanggungjawab atas apa yang disampaikannya.

Empathy yaitu ikut merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan identitas diri sendiri. Melalui empathy kita bisa memahami baik secara emosi maupun secara intelektual apa yang pernah dialami oleh orang lain. Empathy harus diekspresikan sehingga lawan bicara kita mengetahui bahwa kita berempathy padanya, sehingga bisa meningkatkan efektivitas komunikasi.

Supportiveness (mendukung) maksudnya adalah komunikasi interpersonal akan efektif apabila tercipta suasana yang mendukung. Nuansa dukungan akan tercipta apabila proses komunikasi bersifat deskriptif dan tidak evaluative, serta lebih fleksibel dan tidak kaku. Jadi dalam proses penyampaian pesan gunakanlah kata-kata atau kalimat yang deskriptif dan tidak memberikan penilaian, kemudian tunjukkan bahwa masing-masing pelaku komunikasi bersedia mendengarkan pendapat lawan bicara dan bahkan mengubah pendapat kalau memang diperlukan. Positiveness (sikap positif) maksudnya adalah dalam komunikasi interpersonal yang efektif para pelaku komunikasi harus menunjukkan sikap yang positif dan menghargai keberadaan orang lain sebagai seseorang yang penting (stroking). Equality (kesetaraan) maksudnya adalah penerimaan dan persetujuan terhadap orang lain yang menjadi lawan bicara. Harus disadari bahwa semua orang bernilai dan memiliki sesuatu yang penting yang bisa diberikan pada orang lain. Kesetaraan dalam komunikasi interpersonal harus ditunjukan dalam proses pergantian peran sebagai pembicara dan pendengar. Pragmatic model (behavioural) atau disebut juga sebagai pendekatan keras (hard approach) atau (competence model) fokus pada perilaku tertentu yang harus digunakan oleh pelaku komunikasi interpersonal baik sebagai pembicara maupun sebagai pendengar apabila ingin efektif. Pendekatan ini pun menyatakan ada 5 kemampuan yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut: Confidence (percaya diri) maksudnya adalah para pelaku komunikasi interpersonal harus memilki rasa percaya diri secara sosial (social confidence). Seorang socially confident communicator akan berkomunikasi dengan relax, tidak kaku dan bisa mengontrol gerakan tubuhnya, tidak gemetar atau malu. Kualitas kepribadian ini, juga bisa membantu pihak lain merasa lebih nyaman. Immediacy merujuk pada situasi adanya perasaan kebersamaan antara pembicara dan pendengar (oneness). Immediacy ditunjukan dengan sikap memperhatikan, menyenangi, dan tertarik pada lawan bicara. Bisa ditunjukkan baik secara verbal maupun secara non verbal. Interaction management maksudnya adalah kemampuan untuk mengontrol interaksi demi memuaskan kedua belah pihak pelaku komunikasi. Hal ini bisa ditunjukan dengan mengelola giliran berbicara, kelancaran pembicaraan, dan penyampain pesan secara konsisten. Kedua belah pihak harus melakukan self monitoring secara tepat. Expressiveness maksudnya adalah kemampuan untuk secara sungguh-sungguh terlibat dalam proses komunikasi. Termasuk di dalamnya adalah bertanggungjawab atas apa yang disampaikan dan dipikirkan, merangsang lawan bicara untuk berani terbuka, dan memberikan feedback secara tepat. Other orientation maksudnya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan orang lain selama proses komunikasi interpersonal berlangsung. Dalam hal ini termasuk memberikan perhatian dan menunjukkan rasa tertarik pada pembicaraan orang lain. Other orientation dapat ditunjukkan baik secara verbal maupun non verbal.Bab V Interpersonal Skill Dalam Organisasi

A. Pengertian

Meningkatkan human relations dalam kehidupan bermasyarakat dan organisasi. Meningkatkan kemampuan menjadi pemimpin dan dapat bekerjasama dalam team. Jadi interpesonal skill dalam organisasi itu sama saja dalam adanya soft skill yang harus dimiliki setiap orang lebih khususnya mahasiswa.B. Pengertian Soft SkillSecara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management, proactivity, conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership,influence, communication, conflict management, cooperation, team work, synergy) Wikipedia memaparkan bahwa soft skills merupakan istilah sosiologis yang merujuk pada sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan/kepedulian, serta optimisme. Soft skills ini melengkapi hard skills- yang bisa dikatakan juga sebagai persyaratan teknis dari suatu pekerjaan. Soft skills tersebut mencakup (a) kualitas pribadi - misalnya tanggung jawab, kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi, manajemen (pengendalian) diri, dan integritas atau kejujuran; dan (b) ketrampilan interpersonal, misalnya berpartisipasi sebagai anggota kelompok, mengajar (berbagi pengetahuan) ke orang lain, melayani pelanggan, kepemimpinan, kemampuan negosiasi, dan bisa bekerja dalam keragaman coba mengulas sedikit tentang pengertian soft skills itu sendiri. Soft skills pada dasarnya merupakan ketrampilan personal- yaitu ketrampilan khusus yang bersifat non-teknis, tidak berwujud, dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar (yang baik), negosiator, dan mediator konflik. Sedangkan Hard skill bersifat teknis dan biasanya sekedar tertulis pada bio data atau CV seseorang yang mencakup pendidikan, pengalaman, dan tingkat keahlian (teknis). Soft Skills bisa juga dikatakan sebagai ketrampilan interpersonal seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok.