35
INTERVENSI MASALAH GIZI DAN PENERAPAN PROGRAM 1000 HPK MELALUI KEGIATAN PENDIDIKAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN MASYARAKAT Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Presentasi pada Hari Gizi Nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25 Januari 2017

INTERVENSI MASALAH GIZI DAN PENERAPAN …gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2017/01/NewPresentasi-HGN...Meningkatkan praktik pemberian ASI eksklusif 6 bulan pada ibu-ibu di wilayah

Embed Size (px)

Citation preview

INTERVENSI MASALAH GIZI

DAN PENERAPAN PROGRAM 1000 HPK

MELALUI KEGIATAN PENDIDIKAN, PENELITIAN,

DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia

Presentasi pada Hari Gizi Nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

25 Januari 2017

Pendahuluan

• Perguruan tinggi memainkan peranan penting dalam percepatan pencapaian tujuan-tujuan Program 1000 HPK.

• Perguruan tinggi memikul tanggung jawab mencerdaskan kehidupan bangsa dan pencapaian tujuan-tujuan pendidikan dengan demikian sangat erat berhubungan dengan pencapaian tujuan-tujuan pembangunan gizi bangsa melalui Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat

• Perguruan tinggi dapat dan harus meningkatkan peranannya dalam upaya besar meningkatkan status gizi pada 1000 HPK.

Tujuan

1. Dharma Pendidikan: • Integrasi Program 1000 HPK dalam kurikulum pembelajaran baik

secara konten maupun delivery dengan penyelarasan antara dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

• Menggalang komitmen aksi antar profesi pendidikan tinggi kesehatan dan reorientasi kompetensi pendidikan antar profesi kesehatan untuk merintis kolaborasi sinergik pembelajaran.

2. Dharma Penelitian: • Meningkatkan jumlah penelitian terkait 1000 HPK di lingkungan

Departemen Gizi FKMUI sebagai upaya pengembangan intervensi spesifik dan sensitif untuk peningkatan status gizi masyarakat.

3. Dharma Pengabdian Masyarakat: • Mengembangkan surveilans berbasis Posyandu • Mengembangkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak dalam

rangka pengawalan 1000 HPK.

Kegiatan

1. Analisis Program 1000 HPK • Analisis konten • Analisis programatik

2. Analisis Kurikulum Gizi FKMUI • Analisis generik kurikulum Gizi dalam peta kurikulum

FKM dan UI • Revisi modul kurikulum Gizi

3. Pengintegrasian Program 1000 HPK dalam Kurikulum Gizi dengan menggunakan hasil analisis program dan analisis kurikulum

Dharma Pendidikan

Modul Terintegrasi 1000 HPK yang

disiapkan dalam Bentuk Buku Rancangan

Pengajaran (BRP)

Program Studi Gizi

Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat

FKM UI

Blok Foundation of Nutrition

Blok Pangan

dan Blok lainnya...... Blok Dietetik, Blok Penilaian Status Gizi dan Blok Manajemen Program Gizi

Kegiatan

1. Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI dalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Melalui Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

2. Eksplorasi Faktor yang Mempengaruhi Praktik Menyusui pada Ibu Bekerja di Perkotaan

3. Pola Konsumsi Susu Pertumbuhan dan Hubungannya dengan Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Depok

4. Pemantauan Pertumbuhan Baduta di Posyandu: Pengembangan Pencatatan dan Pelaporan

5. Intervensi Peningkatan Pengetahuan dan Sikap 1000 Hari Pertama Kehidupan pada Remaja dalam Rangka Penerapan Program 1000 HPK Melalui Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Dharma Penelitian

INTERVENSI PENINGKATAN ASI DAN MPASI

DALAM RANGKA PENERAPAN PROGRAM 1000

HARI PERTAMA KEHIDUPAN

Dr. drg. Sandra Fikawati, M.P.H.

Tujuan

Meningkatkan praktik pemberian ASI eksklusif 6 bulan

pada ibu-ibu di wilayah program

Menilai efektivitas program peningkatan asupan

energi ibu menyusui untuk mendukung keberhasilan

menyusui 6 bulan.

Metode

Disain: Kohort longitudinal selama 6 bulan

Lokasi : Wilayah Kerja Puskesmas Cipayung (Kelurahan Cipayung,

Kelurahan Cipayung dan Kelurahan Bojong Pondok Terong)

Responden : Ibu hamil dengan prediksi melahirkan Juli – Desember 2016

Mekanisme Perlakuan Responden Penelitian

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

Ibu diberikan

suplementasi

susu selama 3

bulan

--- ---- ----

Ibu diberikan

edukasi

Ibu diberikan

edukasi

Ibu diberikan

edukasi ----

Ibu diingatkan

kader setiap

minggu

Ibu diingatkan

kader setiap

minggu

Ibu di SMS setiap

minggu ----

Ibu dan bayi

diukur setiap

bulan

Ibu dan bayi

diukur setiap

bulan

Ibu dan bayi

diukur setiap

bulan

Ibu dan bayi

diukur setiap

bulan

Hasil

Tabel 1. Jumlah Seluruh Responden

*DO : Responden pindah (9 orang) , bayi diadopsi (1 orang), puting payudara bermasalah (1 orang), bibir bayi sumbing (1 orang)

Perlakuan Lanjut

n=142

Gagal

n=42

DO

n=12

Total

n=196

Kelompok 1 40 7 7 54

Kelompok 2 42 16 1 59

Kelompok 3 29 7 2 38

Kontrol 31 12 2 45

Hasil

Tabel 2. Status Responden Berdasarkan Perlakuan

Perlakuan

Lanjut

n=142

Gagal

n=42

Total

n=184 *)

n % n % n %

Kelompok 1 40 85,11 7 14,89 47 100

Kelompok 2 42 72,41 16 27,59 58 100

Kelompok 3 29 80,56 7 19,44 36 100

Kontrol 31 72,09 12 27,91 43 100

*) Jumlah responden 184 setelah responden DO (12 orang) dikeluarkan

Alasan Responden Gagal ASI Eksklusif

Alasan Kelompok Perlakuan

1 2 3 4 Total

ASI kurang 3 11 4 7 25

ASI tidak keluar 2 1 2 5

Bayi kuat menyusu & ibu

kewalahan

1 1 2

Bayi susah menghisap 1 1

Ibu bekerja 2 2 1 1 6

Ibu malas 1 1

Ibu sakit 1 1 2

Total 7 16 7 12 42

Tabel 3. Asupan Energi Responden (Kal/hari)

Kelompok

Perlakuan

Lanjut

n= 59

Gagal

n=42

Total

n=101

Mean ± SD n % Mean ± SD n % n %

1 2505.9±463.2 11 61.1 2348.4±383.6 7 38.9 18 100

2 2041.7±444.7 22 57.9 1845.4±299.8 16 42.1 38 100

3 1959.5±99.3 10 58.8 1714.2±147.8 7 41.2 17 100

Kontrol 1832.1±432.9 12 42.9 1706.8±400.1 16 57.1 28 100

*) Total responden = 101 (hanya responden yang selesai diikuti sampai bulan ke -4.

Hasil

Kesimpulan

Kelompok yang mendapatkan perlakuan memiliki konsumsi

energi lebih tinggi daripada kelompok kontrol

Kelompok dengan suplementasi susu memiliki konsumsi energi

tertinggi dibandingkan kelompok lainnya

Kelompok dengan perlakuan suplementasi susu memiliki

persentase ibu yang berhasil melanjutkan ASI eksklusif

tertinggi dibanding kelompok lainnya

Kelompok suplementasi susu memiliki jumlah ibu terendah

yang memiiliki persepsi produksi ASI kurang

Penelitian dan analisis bivariat/multivariat masih

berlangsung

19

EKSPLORASI FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PRAKTIK MENYUSUI

PADA IBU BEKERJA DI PERKOTAAN

Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD.

Latar Belakang Berbagai studi menunjukkan cakupan ASI eksklusif di

Indonesia masih jauh dari target Depkes RI sebesar 80%.

Rendahnya keberhasilan ASI eksklusif salah satunya

dipengaruhi oleh partisipasi ibu bekerja yang mencapai

24,3% di Jawa Barat.

Sumber: TPAK Menurut Provinsi, 2015, Lakati et al. 2002, Ong et al. 2005, Februhartanty 2012, Syafiq dan Fikawati, 2005

Dilakukan penelitian kualitatif pada 16 ibu bekerja

yang memiliki bayi berusia 6-24 bulan untuk

mengeksplore faktor pendukung dan penghambat

keberhasilan ASI eksklusif.

Tujuan Penelitian

Untuk mengeksplor faktor pendukung dan

penghambat praktik ibu untuk menyusui pada ibu

yang bekerja

Untuk mengeksplor perbedaan faktor pendukung

dan penghambat praktik untuk menyusui pada ibu

bekerja dengan berbagai macam kelompok/variasi

Metodologi

Studi kualitatif melalui in-depth interview

Kawasan Jakarta mewakili daerah urban

dan kawasan Beji-Depok mewakili

daerah semi urban

Kriteria inklusi : ibu bekerja dengan anak

usia 6 – 24 bulan

Rekruitmen informan snowball

sampling

Variasi informan

jenis pekerjaan ibu (white collar dan

blue collar)

lokasi tempat tinggal (urban wilayah

Jakarta, semi-urban wilayah Beji

Depok)

status ASI Eksklusif (ASI Eksklusif dan

non ASI Eksklusif).

Waktu : Oktober 2016 - Januari 2017

Hasil Karakteristik Informan

Usia Ibu 19-30 tahun 31-45 tahun

9 5

Pendidikan terakhir Magister Sarjana/Diploma SMA sederajat <SMP sederajat

1 7 1 5

Tipe Pekerjaan White collar Blue collar

8 6

Jumlah anak dalam keluarga 1 anak 2 anak >2 anak

6 4 4

Proses Kelahiran Normal Caesar

7 7

Tempat Tinggal Perkotaan Daerah pinggir perkotaan

7 7

Status Menyusui

ASI Eksklusif 7 Predominan 2 Partial 4 Tidak menyusui 1

Lanjut menyusui di atas usia

6 bulan 6 bulan - 1 tahun 1,5 tahun – 2 tahun

5 7

Masalah yang ditemui Informan variasi white-collar setelah

masuk kerja kembali

Persediaan ASI-P yang tidak cukup (tidak Mempersiapkan stok

ASI-P yang cukup dan Kesulitan untuk mengejar stok ASI-P yang

cukup)

Keterbatasan waktu untuk pumping

Anak mengalami bingung puting

Kurang nyamannya ruang laktasi di kantor

Kesulitan untuk mencari pengasuh

Stressor pekerjaan

Rasa lelah bekerja

Masalah yang ditemui Informan variasi blue-collar setelah masuk

kerja kembali

Rasa lelah ketika harus bergadang

Kesimpulan Faktor kegagalan ASI eksklusif pada white-collar dan blue-collar

Faktor internal (keraguan Ibu untuk dapat menyusui, masalah

kesehatan pada anak)

Faktor eksternal (kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan dalam

memberikan motivasi ketika ibu mengalami masalah saat awal

menyusui)

• Faktor pendukung keberhasilan:

• White-collar dan blue-collar: keyakinan ibu, motivasi yang kuat, dukungan

keluarga (terutama suami), dukungan tenaga kesehatan (terutama pada

saat awal periode menyusui), dukungan dari lingkungan kerja, paparan

informasi sebelum masa menyusui

Blue-collar: keterbatasan ekonomi menjadi faktor pendukung, karena harga

susu formula yang mahal membuat ibu tidak mampu membeli. Namun,

ketika digali ibu lebih memilih untuk menggunakan kombinasi ASI dan susu

formula agar anak lebih sehat (hanya 2 dari 6 ibu yang dapat menyebutkan

arti ASI eksklusif dan manfaatnya)

POLA KONSUMSI SUSU PERTUMBUHAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI ANAK

USIA 12-24 BULAN DI DEPOK

Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD

Latar Belakang

• Konsumsi susu pertumbuhan dapat menjadi solusi para Ibu untuk membantu memenuhi kebutuhan zat gizi anaknya.

• World Health Assembly May 2016 (WHO, 2016) merilis pedoman terbaru di mana susu selain ASI tidak diperkenankan dipromosikan atau diperkenalkan pada target anak usia di bawah dua tahun.

• Di sisi lain, Cahyaningrum et al (2015) menemukan bahwa kebutuhkan makro dan mikro nutrient anak usia 12-24 bulan di kawasan metropolitan Jakarta Timur sulit sekali dipenuhi tanpa adanya bantuan konsumsi susu pertumbuhan.

Tujuan

• Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pola konsumsi dan pemenuhan kebutuhan gizi pada anak usia 12-24 bulan, baik yang mengkonsumsi susu pertumbuhan maupun ASI saja serta hubungannya dengan asupan dan status gizinya.

Metodologi

• Desain penelitian: studi kuantitatif - cross sectional study • Lokasi: Beji, Depok, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan data

dilaksanakan mulai bulan November 2016. • Populasi dan subyek: anak usia 12-24 bulan, bertempat tinggal

di lokasi penelitian yaitu Beiji, Depok. • Selain itu juga responden penelitian adalah Ibu dari subjek (ibu

kandung dan bukan pengasuh utama, misal: nenek). • Kriteria inklusi: anak usia 12-24 bulan saat masa pengambilan

data, bersedia ikut penelitian, ibu bersedia di wawancara (anak termuda).

• Kriteria eksklusi yaitu anak dengan penyakit atau cacat bawaan seperti: inabilitas karena cacat fisik, down syndrome, atau kelainan genetik lainnya.

Hasil

Status Gizi n (%)

BB/U (berat badan terhadap umur)

Gizi kurang ( < -2 SD)

Gizi baik ( -2 SD s.d. + 2 SD)

12 (23.1)

40 (76.9)

PB/U (panjang badan terhadap umur)

Pendek/stunting ( < - 2 SD)

Normal (-2 SD s.d. +2 SD)

14 (26.9)

38 (73.1)

BB/PB (berat badan terhadap panjang badan)

Kurus ( < - 2 SD)

Normal (-2 SD s.d. +2 SD)

Gemuk (> +2 SD)

6 (11.5)

45 (86.5)

1 (1.9)

Tabel 1. Status Gizi Subyek Penelitian

Hasil

Tabel 2. Pola Konsumsi ASI dan MPASI Subyek Penelitian

Pola Konsumsi n (%)

Pola konsumsi ASI, MP-ASI, susu tambahan

MP-ASI + ASI (tanpa susu)

MP-ASI + susu (tanpa ASI)

MP-ASI + ASI + susu

Hanya MP-ASI (tanpa ASI dan susu)

33 (63.5)

3 (5.8)

14 (26.9)

2 (3.8)

Status IMD

Ya, IMD

IMD sukses (n=34)

34 (65.4)

27 (79.4)

ASI

ASI eksklusif

52 (100)

Lanjut ASI sampai sekarang

Alasan disapih (n=5)

ASI sudah tidak keluar

Puting ibu sakit

47 (92.2)

4 (80)

1 (20)

Hasil

Tabel 3. Asupan Zat Gizi Harian Subyek Penelitian

Zat Gizi Jumlah asupan dalam

sehari1

Rekomendasi

/rujukan

Energi (kkal) 758.2 (509.5, 1100.9) 1125

Protein (g) 22.0 (14.3, 32.0) 26

Lemak (g) 31.1 (20.3, 48.7) 44

Serat (g) 2.5 (1.2, 4.2) 16

Kalsium (mg) 223.1 (167, 346.1) 650

Fe (mg) 3.1 (1.5, 4.7) 8

1 Data ditampilkan dalam median (persentil ke-25, persentil ke-75)

Hasil

Tabel 3. Asupan Zat Gizi Harian Ibu

1 Data ditampilkan dalam median (persentil ke-25, persentil ke-75)

Zat gizi

Asupan Ibu saat

bayi 0-3 bulan

pertama1

Asupan Ibu saat

bayi berusia 3-6

bulan1

Angka rujukan

(AKG, 2013)

Energi (kkal) 2200 (1694.3,

2638.3)

1889.4 (1407.2,

2438.9) 2530

Serat (gram) 18.4 (11.7, 24.3) 13.2 (7.9, 21.9) 36

Kalsium (mg) 1041.3 (772,

1265.4)

793.1 (348.1,

1034.1) 1300

Fe (mg) 13.7 (9.3, 18.9) 9.3 (6.3, 14.9) 32

Kesimpulan

• Stunting merupakan masalah gizi dengan prevalensi terbesar (26,9%).

• Pola konsumsi dominan adalah ASI + MPASI tanpa Susu Lain (63,5%), diikuti oleh ASI + MPASI + Susu Lain (23,9%).

• Asupan gizi subyek (anak usia 12-24 bulan) masih di bawah anjuran.

• Asupan gizi ibu saat menyusui masih di bawah anjuran, khususnya pada trimester 2 laktasi.

• (Penelitian dan analisis bivariat/multivariat masih berlangsung)