invivo invitro

Embed Size (px)

Citation preview

MODUL

: Penanggulangan Penyakit

PENGASUH MODUL : Suryati, S.Pi, TEKNISI : SENIATI, S. Pi NURHAYATI, STP A. BESSE RISPAWATI, AMd, Pi

OLEH

Kelompok 1 Suhermin A.Citra Niantisari Ardiansyah Manompo Asbar Ayu Indasari Dedi Junaidi

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis). Bakteri dapat diamati dengan terlebih dahulu di kultur pada media agar. Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu: metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang. Biakan adalah medium yang mengandung organisme hidup. Medium itu menye-diakan zat makanan untuk pertumbuhan bakteri. Medium pilihan dan diferensial bermaafaat untuk memisahkan beberapa jenis. Bakteri merupakan sebuah mikroba memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena mikroba memberikan keuntungan sekaligus kerugian bagi manusia. Mikroba yang menguntungkan memungkinkan manusia untuk memanfaatkan jasa dan produknya sekaligus. Untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan oleh mikroba, maka manusia menerapkan berbagai teknologi untuk mengendalikan populasi mikroba itu. Pengendalian dilakukan secara kimiawi, fisikawi, mekanis dan sebagainya. B. TUJUAN Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah Mahasiswa dapat mengetahui cara pengobatan secara invivo dan invitro

BAB II METODOLOGI

A. WAKTU DAN TEMPAT Hari/Tanggal Waktu Tempat : Kamis, 9 Juni 2011 : 14.00 WITA- selesai : Lab. Kesehatan Ikan

B. ALAT DAN BAHAN Alat i Bunsen i Jarum Ose i Pinset i Media Kultur (PDA, PCA) i Gelas kimia i Stik kaca i Kertas cakram C. PROSEDUR KERJA 1. Pengobatan secara invitro

Bahan - Malachite green - Alkohol - Kalium permanganat - Erytromycin

a. Ambillah salah satu bahan antibiotic seperti erythromycin 0.1%, bahan kimia seperti malachite green 20 ppm, KmnO4 60 ppm b. Lakukan uji tantang dengan bakteri aeromonas c. Siapkan media, bakteri pathogen (aeromonas), dan antibiotic d. Ambilah kertas cakram lalu rendam dalam bahan antibiotic e. Ambillah bakteri aeromonas kemudian kultur pada media PCA/ TSA dengan metode permukaan f. Ambillah 0,1 ml bakteri aeromonas lalu ratakan dengan stik kaca g. Ambillah 1 kertas cakram yang telah direndam pada larutan antibiotik, tiriskan pada tepi untuk mengurangi jumlah airnya

h. Masukkan ke dalam cawan yang telah berisi bakteri lalu diinkubasikan selama 24 jam i. j. Siapkan media, Malachyte green dan antibiotic Ambilah kertas cakram lalu rendam dalam bahan antibiotic

k. Ambillah Malachyte green kemudian kultur pada media PCA/ TSA dengan metode permukaan l. Ambillah 0,1 ml Malachyte green lalu ratakan dengan stik kaca m. Ambillah 1 kertas cakram yang telah direndam pada larutan antibiotik, tiriskan pada tepi untuk mengurangi jumlah airnya n. Masukkan ke dalam cawan yang telah berisi Malachyte green pada media PDA untuk kultur jamur o. Setiap cawan berisi 2 buah kertas cakram/paper disc p. Untuk bahan kalium permanganate dikultur pada media PCA q. Sedangkan bahan NaCL, pada media PDA

2. Pengobatan secara invivo a. Siapkan wadah 1 toples lau isi dengan air 1-1,5 liter b. Masukkan ikan lalu tambahkan bakteri aeromonas, homogenkan c. Kultur pada plate dengan metode permukaan d. Tulis label sebelum perlakuan dan biarkan selama 30 menit e. Setelah 30 menit, masukkan erythromycin 0,1 % atau 1,5 ml pada toples f. Kultur pada plate lalu beri kembali label setelah perlakuan g. Hitung jumlah koloni sebelum dan sesudah perlakuan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Adapun hasil yang dapat diperoleh dari praktikum ini untuk pengobatan secara invitro yaitu Bahan Kimia Erythromycin vs aeromonas 2,5 + 1,5 = 4/2 = 2 cm KMNo4 vs aeromonas Tidak ada KMNo4 vs jamur 2,5 + 2 = 4,5/2 = 2,25 cm Malachite green vs jamur 1 + 0,7 = 1,7/2 = 0,85cm Malachite green vs aeromonas Tidak ada NaCL vs jamur Fisiologis vs jamur dan aeromonas Tidak ada Zona Bening (invitro) 5 + 2,5 = 7,5/2 = 3,75 cm

Adapun hasil yang dapat diperoleh dari praktikum ini untuk pengobatan secara invivo yaitu jumlah bakteri aeromonas yang telah dikultur pada media sebelum pemberian erythromycin lebih banyak dibandingkan setelah pemberian erythromycin. Contoh cara kultur secara invitro seperti

B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat diketahui bahwa erythromycin efektif menghambat pertumbuhan bakteri aeromonas dan mampu menghasilkan zona bening sebesar 3, 75 cm. begitu juga dengan

KMNo4 dan malachite green yang masing-masing mampu menghasilkan zona bening sebesar 2 dan 0, 85 cm. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk pengendalian bakteri aeromonas yang paling efektif adalah penggunaan erythromycin dibanding dengan KMNo4 dan malachite green. Untuk pegendalian jamur, ternyata KMNo4 dan NaCL tidak

efektif menghambat pertumbuhan jamur akan tetapi malachite green mampu menghambat pertumbuhan jamur dan bisa menghasilkan zona bening sebesar 2, 25 cm. Tingkat efektifitas erythromycin dapat dilihat dari praktikum pengobatan secara invivo, dimana jumlah bakteri dalam wadah pemeliharaan ikan sebelum pemberian erythromycin yang telah dikutur terlebih dahulu pada media agar lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah bakteri setelah pemberian erythromycin.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari kegiatan praktik ini adalah 1. Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain. 2. Bakteri merupakan sebuah mikroba memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena mikroba memberikan keuntungan

sekaligus kerugian bagi manusia. 3. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk pengendalian bakteri aeromonas yang paling efektif adalah penggunaan erythromycin dibanding dengan KMNo4 dan malachite green. 4. KMNo4 dan NaCL tidak akan tetapi malachite green efektif menghambat pertumbuhan jamur

B.

SARAN Kegiatan praktik ini sebaiknya perlu adanya latihan yang lebih banyak agar dapat lebih terampil dan mengerti proses pengujian dan isolasinya.