3
Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah CP Editor : Siti Zulaedah, Rosyid Amrulloh Reporter : Dedeh H, Awaluddin, Rizki Mahaputra Fotografer: Cecep AW, Bambang A, Rifqi Wahyudi Layout : Dimas R, M Rifki Ihsan Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] @ipbuniversity @ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity www.ipb.ac.id IPB Today Volume 315 Tahun 2020 IPB University Gandeng 4 Perusahaan untuk Komersialisasikan Inovasinya I PB University menggandeng PT Carmelitha Lestari, PT Agro Tri Mitraperintis, CV Mitra Tani Farm dan PT Botani Seeds Indonesia untuk mengkomersialisasikan inovasi-inovasi yang dihasilkan para peneliti di kampusnya. Penandatanganan nota kesepakatan kerjasama dilakukan di IPB Sains Technopark, Kampus Taman Kencana, Bogor (20/2). Wakil Rektor bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan, Prof Dr Erika B Laconi mengatakan bahwa 40 persen inovasi Indonesia Paling Prospektif yang dinilai oleh Business Innovation Center (BIC) merupakan karya peneliti IPB University. Seluruh inovasi ini tidak akan dijual lepas namun akan dikomersialisasikan dengan cara kemitraan. “Kerjasama ini untuk membuka pasar. Setelah hasil inovasi diproduksi, kita perlu media yang bisa membantu membuka pasar. Selain itu kami pun akan membantu menjembatani dengan BPOM. Dalam waktu dekat, produk-produk inovasi IPB University juga bisa ditemukan di terminal tiga Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Taman Mini Indonesia Indah,” ujarnya. Menurutnya, saat ini ada 398 karya inovasi baru yang dihasilkan IPB University. Ini peluang untuk ditindaklanjuti oleh perusahaan. Produk inovasi yang akan dikomersialisasikan bersama dengan empat perusahaan tersebut yakni benih cabe dan tomat, inovasi produk lele dumbo (Clarias sp ), pengkilap daun, bio hara dan inovasi pengalengan daging. Dalam kesempatan ini, Ir Dadang Syamsul Munir, MM selaku Direktur PT Botani Seed Indonesia menyampaikan bahwa peluang pasar benih unggul hasil inovasi IPB University sangat besar. Berdasarkan pengamatan, permintaan pasar terhadap varietas bibit hasil inovasi IPB University sangat tinggi. Hal serupa disampaikan oleh Direktur CV Mitra Tani Farm, Budi Susilo Setiawan. Ia berharap inovasi pengalengan hasil peternakan bisa jadi penggerak market yang lebih luas. Dengan sentuhan teknologi produknya dapat tersaji dimana-mana bahkan bisa langsung ekspor. (dh/Zul)

IPB Today Edisi 315biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2020/IPB Today Edisi 315 Tahun 20… · Sistem Informasi, Prof Dr Dodik Ridho Nurrochmat, ... menjembatani perbedaan tersebut,”

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Rio Fatahillah CP

    Editor : Siti Zulaedah, Rosyid Amrulloh Reporter : Dedeh H, Awaluddin, Rizki Mahaputra Fotografer: Cecep AW, Bambang

    A, Rifqi Wahyudi Layout : Dimas R, M Rifki Ihsan Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat

    Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

    @ipbuniversity@ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity www.ipb.ac.id

    IPBTodayVolume 315 Tahun 2020

    IPB University Gandeng 4 Perusahaan untuk Komersialisasikan Inovasinya

    IPB University menggandeng PT Carmelitha Lestari, PT

    Agro Tri Mitraperintis, CV Mitra Tani Farm dan PT

    Botani Seeds Indonesia untuk mengkomersialisasikan

    inovasi-inovasi yang dihasilkan para peneliti di

    kampusnya. Penandatanganan nota kesepakatan

    kerjasama dilakukan di IPB Sains Technopark, Kampus

    Taman Kencana, Bogor (20/2).

    Wakil Rektor bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan,

    Prof Dr Erika B Laconi mengatakan bahwa 40 persen

    inovasi Indonesia Paling Prospektif yang dinilai oleh

    Business Innovation Center (BIC) merupakan karya peneliti

    IPB University. Seluruh inovasi ini tidak akan dijual lepas

    namun akan dikomersialisasikan dengan cara kemitraan.

    “Kerjasama ini untuk membuka pasar. Setelah hasil inovasi

    diproduksi, kita perlu media yang bisa membantu

    membuka pasar. Selain itu kami pun akan membantu

    menjembatani dengan BPOM. Dalam waktu dekat,

    produk-produk inovasi IPB University juga bisa ditemukan

    di terminal tiga Bandara Internasional Soekarno Hatta dan

    Taman Mini Indonesia Indah,” ujarnya. Menurutnya, saat ini

    ada 398 karya inovasi baru yang dihasilkan IPB University.

    Ini peluang untuk ditindaklanjuti oleh perusahaan.

    Produk inovasi yang akan dikomersialisasikan bersama

    dengan empat perusahaan tersebut yakni benih cabe dan

    tomat, inovasi produk lele dumbo (Clarias sp ), pengkilap

    daun, bio hara dan inovasi pengalengan daging.

    Dalam kesempatan ini, Ir Dadang Syamsul Munir, MM

    selaku Direktur PT Botani Seed Indonesia menyampaikan

    bahwa peluang pasar benih unggul hasil inovasi IPB

    University sangat besar. Berdasarkan pengamatan,

    permintaan pasar terhadap varietas bibit hasil inovasi IPB

    University sangat tinggi.

    Hal serupa disampaikan oleh Direktur CV Mitra Tani Farm,

    Budi Susilo Setiawan. Ia berharap inovasi pengalengan

    hasil peternakan bisa jadi penggerak market yang lebih

    luas. Dengan sentuhan teknologi produknya dapat tersaji

    dimana-mana bahkan bisa langsung ekspor. (dh/Zul)

  • 2

    Butuh Tenaga Kerja, ASEAN Nagoya Club Jepang Gandeng IPB University

    Menurut Wakil Rektor bidang Kerjasama dan

    Sistem Informasi, Prof Dr Dodik Ridho

    Nurrochmat, saat ini Jepang menghadapi

    kendala berupa jumlah tenaga kerja muda yang semakin

    berkurang dengan adanya aging society. Salah satu yang

    bisa mengisi kekosongan itu adalah dengan

    mendatangkan tenaga-tenaga kerja dari Indonesia.

    Hal ini disampaikan Prof Dodik setelah melakukan

    penandatangan Memorandum of Understanding (MoU)

    dengan Takashi Ori, Presiden ASEAN Nagoya Club Jepang

    di Ruang Sidang Rektor Kampus IPB Darmaga, Bogor

    (21/2). Menurutnya fokus kerjasama ini nanti lebih banyak

    ke pelatihan, pemagangan dan peluang kerja di Jepang.

    “ASEAN Nagoya ini merupakan kerjasama antara ASEAN

    dengan Jepang. Mereka ingin menjalin hubungan lebih

    dekat dengan Indonesia termasuk dengan IPB University.

    Mereka akan menerima exchange student, pemagangan

    dan peluang kerja,” ujarnya.

    ASEAN Nagoya Club berdiri pada tahun 2014. Organisasi

    ini diprakarsai oleh alumni, profesor dan mahasiswa

    doktoral dari Universitas Nagoya. Pada tahun 2016 ASEAN

    Nagoya Club mulai berkembang pesat dalam memberikan

    informasi tentang perkembangan negara-negara ASEAN,

    khususnya Indonesia.

    “Masalah yang sering terjadi adalah terkait

    kesalahpahaman budaya antara negara-negara ASEAN.

    Apalagi dengan Jepang, sering berdampak pada kegagalan

    bisnis. Untuk itu peran dari ASEAN Nagoya Club untuk

    menjembatani perbedaan tersebut,” ujar Indra Kesuma

    Nasution, Ph.D, perwakilan dari ASEAN Nagoya Club.

    Delegasi ASEAN Nagoya Club yang hadir adalah

    Mardiansyah Mardis (Executive Officer, ANC Japan Co.,

    Ltd), Hirohisa Tanaka (Executive Oflicer, ANC Japan Co,

    Ltd),Yasuhisa Kajıta (Deputy Manager, Japan Agriculture

    Gifu), Yoshiko Ando (Ichimaru Pharcos Co., Ltd), Indra

    Kesuma Nasution, Ph.D (CEO, Kebun Teknologi Indonesia),

    Popo Febrian, M.Hum (Direktur, Kebun Teknologi

    Indonesia), Irfan Prayogi, S.L.P (Staf, Kebun Teknologi

    Indonesia), Dea Meilany (Staf, Kebun Teknologi Indonesia),

    Marsul Musyawir (Staf, Kebun Teknologi Indonesia).

    (dh/Zul)

  • 2

    Mahasiswa IPB University dan TNI AL Eksplorasi Keanekaragaman Hayati Pulau Marore

    Mahasiswa IPB University yang tergabung

    dalam Uni Konservasi Fauna (UKF)

    menggandeng TNI Angkatan Laut (AL) lakukan

    Ekspedisi Batas Negeri di Pulau Marore, Kepulauan

    Sangihe, Sulawesi Utara pada Agustus tahun lalu. Untuk

    mempublikasikan hasil “Program Eksplorasi

    Keanekaragaman Hayati dan Sosial-Budaya Pulau-Pulau

    Terluar di Indonesia”, UKF IPB University menggelar

    Seminar Hasil Ekspedisi Batas Negeri 2019 di Kampus IPB

    Dramaga, Bogor (15/2). Dalam seminar terungkap bahwa

    keberadaan ikan napoleon sudah tidak banyak di Pulau

    Marore akibat terumbu karang yang sudah hancur.

    Seminar ini dihadiri Kepala Badan Pengelola Perbatasan

    Daerah, Jansje A. Budiman, SH, MM dan Laksamana Muda

    TNI Dr Amarulla Octavian, ST, MSc, DESD, Komandan

    Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut.

    Dalam paparannya, Dr Amarulla membahas tentang

    strategi pengelolaan pulau kecil terluar seperti Pulau

    Marore yang berbatasan dengan Filipina. “Perbatasan bisa

    dengan laut atau dengan samudera. Untuk itu buat lebih

    dari satu tim agar 111 pulau terluar mampu terjangkau

    dengan rentang waktu yang sempit,” ujarnya.

    Jansje juga menambahkan bahwa saat ini sudah dibuatkan

    simulasi untuk pertahanan keamanan yang berpusat di

    Natuna. Indo-pasifik akan dikembangkan di Biak dan

    Pulau Marore menjadi prioritas ke lima dilihat dari tingkat

    ancamannya. “Mengenai pembangunan talut akan

    diusahakan dan butuh proses untuk kenyamanan para

    nelayan,” tambahnya.

    Sementara itu, berdasarkan eksplorasi pada bidang kajian

    botani, ditemukan vegetasi di lapangan habitus yang

    terdiri atas pohon, hemiepifit, palm, perdu, dan herba.

    Berdasarkan kegiatan eksplorasi, ditemukan 17 jenis

    tumbuhan. Jenis tumbuhan yang paling sering dijumpai

    adalah beringin (Ficus spp.), nyamplung (Calophyllum

    inophyllum), ketapang (Terminalia catappa), dan kelapa

    (Cocos nucifera).

    Eksplorasi herpetofauna berhasil menjumpai Ahaetulla

    prasina, Boiga irregularis, Gekko gecko, Hemidactylus sp.,

    dan Varanus salvator. Kemudian, ada lima jenis reptil dan

    satu jenis amfibi berhasil diidentifikasi. Amfibi yang

    teridentifikasi yaitu kodok dari genus Microhyla.

    Kegiatan eksplorasi burung berhasil menemukan 14 jenis

    burung. Jenis dominan keanekaragaman burung yang

    ditemukan berasal dari famili Columbidae dan Fregatidae.

    Jenis-jenis burung yang ditemukan antara lain burung

    gereja erasia (Passer montanus), perling kumbang (Aplonis

    panayensis), cekakak sungai (Todirhamphus chloris),

    cikalang besar (Fregata minor), cikalang kecil (Fregata

    ariel), punai penganten (Treron griseicauda), burung madu

    sriganti (Nectarinia jugularis), pergam laut (Ducula bicolor),

    uncal ambon (Macropygia amboinensis), yayang-layang

    batu (Hirundo tahitica), walet sapi (Collocalia esculenta),

    kuntul karang (Egretta sacra), trinil pantai (Actitis

    hypoleucos), dan alap-alap (Accipter sp.).

    Sebanyak sembilan ordo serangga berhasil ditemukan

    yaitu ordo Coleoptera, Lepidoptera, Odonata,

    Hymenoptera, Hemiptera, Orthoptera, Blatodea,

    Phasmatodea, dan Diptera. Jenis serangga yang paling

    banyak ditemukan yaitu kupu-kupu.

    Mamalia yang ditemukan selama pengamatan adalah

    paniki (Acerodon humilis) dan tikus pohon (Rattus

    tiomanicus). Lima famili ikan dengan spesies terbanyak

    yang ditemukan yaitu Labridae, Pomacentridae,

    Acanthuridae, Scaridae, dan Chaetodontidae.

    Makrobenthos yang ditemukan berasal dari Filum

    Annelida, Arthropoda, Cnidaria, Echinodermata, Moluska,

    Platyhelminthes, dan Porifera. Pulau Marore menjadi

    rumah bagi spesies fauna perairan yang memiliki status

    konservasi rentan (Actinopyga miliaris) dan terancam

    punah (Cheilinus undulatus, Thelenota ananas). Selain itu,

    ditemukan juga 21 jenis jamur divisi Basidiomycota dan

    satu jenis jamur divisi Ascomycota berhasil diidentifikasi di

    Pulau Marore. (**/Zul)

    Page 1Page 2Page 3