10
IPD Koja Review OSTEOARTHRITIS 2 Suzanna Ndraha 1 Fakultas Kedokteran UKRIDA. Jakarta Barat, Indonesia 2 Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Koja, Jakarta Utara, Indonesia. Abstract Ostheoarthritis is a joint desease that is generally experienced by the elderly person. Perceived symptoms such as joint pain, stiffness, crepitus, and gait changes almost be felt. Due to the degradation of cartilage matrix synthesis is not comparable. The comparison is approximately 1 : 0,29. Cartilage degradation results were accumulated, thus stimulating the release of chemical mediators such as kinin and prostaglandin that ultimately leads to pain. Ostheoarthritis prophylaxis in these effort is preferred, it can be done to lose weight and avoid strenuous exercise. OA if it had occurred at an older age, treatment efforts should be made as one NSAID administration. If pharmacologic therapy is no improvement, surgical treatment becomes an option. Abstrak

IPD Koja Review Koreksi

Embed Size (px)

Citation preview

IPD Koja ReviewOSTEOARTHRITIS 2Suzanna Ndraha1Fakultas Kedokteran UKRIDA. Jakarta Barat, Indonesia2Departemen Ilmu Penyakit Dalam, RSUD Koja, Jakarta Utara, Indonesia. AbstractOstheoarthritis is a joint desease that is generally experienced by the elderly person. Perceived symptoms such as joint pain, stiffness, crepitus, and gait changes almost be felt. Due to the degradation of cartilage matrix synthesis is not comparable. The comparison is approximately 1 : 0,29. Cartilage degradation results were accumulated, thus stimulating the release of chemical mediators such as kinin and prostaglandin that ultimately leads to pain. Ostheoarthritis prophylaxis in these effort is preferred, it can be done to lose weight and avoid strenuous exercise. OA if it had occurred at an older age, treatment efforts should be made as one NSAID administration. If pharmacologic therapy is no improvement, surgical treatment becomes an option.AbstrakOsteoarthritis merupakan suatu penyakit sendi yang umumnya dialami oleh seseorang berusia lanjut. Gejala yang dirasakan seperti nyeri sendi, kaku, krepitasi dan perubahan gaya berjalan hampir dirasakan. Dikarenakan karena degradasi matriks rawan sendi tidak sebanding dengan sintesisnya. Perbandingannya kurang lebih 1 : 0,29. Hasil degradasi rawan sendi pun menumpuk sehingga merangsang dilepasnya mediator kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang akhirnya menyebabkan rasa sakit. Upaya profilaksis pada Osteoarthritis ini sangatlah diutamakan, dapat dilakukan dengan menurunkan berat badan dan menghindari olahraga berat. Apabila sudah terjadi OA pada usia tua, upaya terapi harus dilakukan sepertI salah satunya pemberian OAINS. Apabila terapi farmakologis tidak memberikan perbaikan, terapi bedah pun menjadi pilihan.DefinisiOsteoarthritis adalah penyakit yang merupakan bagian dari arthritis, penyakit ini meyerang sendi terutama pada tangan, lutut dan pinggul. Orang yang terserang osteoarthritis biasanya susah menggerakkan sendi-sendinya dan pergerakannya menjadi terbatas karena turunnya fungsi tulang rawan untuk menopang badan. Hal ini dapat mengganggu produktifias seseorang. Osteoarthritis tidak hanya menyerang orang tua, tapi juga bisa menyerang orang yang muda dan berdasarkan penelitian, kebanyakan orang yang terkena osteoarthritis adalah wanita.Etiologi dan patogenesisBerdasarkan patogenesisnya OA dibedakan menjadi dua yaitu OA primer dan OA sekunder. Osteoarthritis primer disebut juga OA idiopatik, yaitu OA yang kausanya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan local pada sendi. OA sekunder adalah OA yang didasari oleh adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolic, pertumbuhan, herediter, jejas mikro dan makro serta mobilisasi yang terlalu lama. OA primer lebih sering ditemukan dibanding OA sekunder.1OA ternyata merupakan penyakit gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya belum jelas diketahui. Jejas mekanis dan kimiawi pada sinovia sendi yang terjadi multifaktorial antara lain karena faktor umur, stress mekanis atau penggunaan sendi yang berlebihan. Jejas mekanis dan kimiawi ini diduga merupakan faktor penting yang merangsang terbentuknya molekul abnormal dan produk degradasi kartilago di dalam cairan sinovial sendi yang mengakibatkan terjadi inflamasi sendi, kerusakan khondrosit dan nyeri. OA ditandai dengan fase hipertrofi kartilago yang berhubungan dengan suatu peningkatan terbatas dari sintesis matriks makromolekul oleh khondrosit sebagai kompensasi perbaikan. Proses perbaikan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan yang berperan, yaitu insulin-like growth factor(IGF-1), Growth hormone, transforming growth factor b(TGF-b) dan coloni stimulating factors(CSFs). Faktor IGF-1 yang memegang peranan penting dalam proses perbaikan rawan sendi. Pada keadaan inflamasi, sel menjadi kurang sensitif terhadap efek IGF1. Faktor TGF-b mempunyai efek multiple pada matriks kartilago yaitu merangsang sintesis kolagen dan proteoglikan serta menekan stromelisin. Osteoarthritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi rawan sendi, remodeling tulang dan inflamasi cairan sendi. Kelebihan produk hasil degradasi matriks rawan sendi ini cenderung berakumulasi di sendi dan menghambat fungsi rawan sendi. OA biasanya sering menimbulkan nyeri dan rasa sakit di tempat lokal akibat dari dilepasnya mediator kimia seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan radang sendi, peregangan tendo atau ligamentum serta spasmus otot-otot ekstra artikuler akibat kerja yang berlebihan.2,3 Dan juga pada pasien OA mempunyai kadar PA yang tinggi pada cairan sendinya.Manisfestasi klinis1. Nyeri sendiKeluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali membawa pasien ke dokter. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri pada OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat radikulopati, misalnya OA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan stenosis spinal menimbulkan keluhan nyeri betis, disebut claudicatio intermitten.2. Hambatan gerakan sendiGangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.3. Kaku pagiPada beberapa pasien, nyeri atau kaku sendi dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama atau bahkan setelah bangun tidur.4. KrepitasiRasa gemeretak(kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.5. Pembesaran sendiPasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya(seringkali terlihat di lutut dan tangan) secara pelan-pelan membesar.6. Perubahan gaya berjalanGejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien. Hampir semua pasien OA pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA yang umumnya tua.

Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu diagnosis1. Pemeriksaan fisika. Hambatan gerakBiasanya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit. Hambatan gerak dapat konsentris maupun eksentris.b. KrepitasiGejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau secara pasif di manipulasi.c. Pembengkakan sendi yang seringkali asimetrisPembengkakan sendi pada OA dapat timbul karena efusi pada sendi yang biasanya tak banyak(< 100cc).Sebab lain ialah karena adanya osteofit.d. Tanda-tanda peradanganAdanya nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan.e. Perubahan bentuk(deformitas) sendi yang permanenPerubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi.f. Perubahan gaya berjalanKeadaan ini hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan.

2. Pemeriksaan laboratorium Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna. Darah tepi( hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas-batas normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleiositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan(< 8000/m) dan peningkatan protein.

3. Imaging/ foto rontgenPada sebagian besar kasus, radiografi pada sendi yang terkena osteoarthritis sudah cukup memberikan gambaran diagnostic yang lebih canggih.Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA ialah : Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris(lebih berat pada bagian yang menanggung beban). Peningkatan densitas tulang subkondral. Kista tulang. Osteofit pada pinggir sendi Perubahan struktur anatomi sendi.PenatalaksaanA. Terapi non-farmakologisa. Penerangan Agar pasien mengetahui sedikit seluk-beluk tentang penyakitnya, bagaimana menjaganya agar penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap terjaga.b. Terapi fisik dan rehabilitasi Terapi inii untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.4,5c. Penurunan berat badan Berat badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan. Apabila berat badan berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila mungkin mendekati berat badan ideal.

B. Terapi farmakologis1) Analgesik oral non-opiatContohnya : asam acetylsalisic 1 x 100 mg baca dulu ini: http://www.aaos.org/research/guidelines/OAKrecommendations.pdf dan ini : http://www.aaos.org/research/guidelines/OAKguideline.pdf2) Analgesik topikalPada umumnya pasien telah mencoba terapi dengan cara ini, sebelum memakai obat-obatan peroral lainnya.3) OAINSObat golongan ini disamping mempunyai efek analgetik juga mempunyai efek anti-inflamasi. Jadi pilihlah obat yang efek sampingnya minimal dan dengan cara pemakaian yang sederhana, di samping itu pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping harus selalu dilakukan, seperti contohnya : pemakaian ibuprofen 200 mg harus dimonitor efek samping yang timbul khusunya di saluran pencernaan, sehingga dapt ditambakan ranitidine 200 mg.4) Chondroprotective agentObat-obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan tulang rawan sendi pada pasien OA, seperti : asam hialuronat, glikosaminoglikan, kondroitin sulfat. baca dulu ini: http://www.aaos.org/research/guidelines/OAKrecommendations.pdf dan ini : http://www.aaos.org/research/guidelines/OAKguideline.pdf

C. Terapi bedahTerapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang menganggu aktivitas sehari-hari.

KesimpulanOsteoarthritis merupakan suatu penyakit yang pada umumnya diderita oleh seseorang yang sudah berumur(usia tua) dan sering terjadi pada wanita. Penyakit ini dapat dihindari dan dicegah dengan cara mengontrol berat badan dan juga menghindari aktivitas fisik berat yang banyak melelahkan sendi. Selain itu konsumsi susu kalsium ?? dalam patofisiologi dan terapi farmakologis tidak dibahas susu kalsium!! merupakan salah satu upaya pencegahan pula. Lebih baik mencegah OA terjadi pada usia tua karena apabila sudah merasakan sakit di bagian persendian diduga sudah terkena OA, sehingga upaya terapi lebih diutamakan.

Daftar Pustaka1. Nurdjanah S. Osteoarthritis. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2006. hlm. 1195 1201.2. Caroll R. Osteoarthritis. Dalam : Schmitt W. Problem based physiology . Edisi ke 1. Philadelphia : Saunders an Imprint of Elsevier Inc ; 2010. 3. Silvii R . Osteoarthritis. Dalam : Richard B. Patofisiologi. Edisi ke -2. Vol ke 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2003.4. Joprianto G. Osteoarthritis. Medical care. 2012. Diunduh dari www.osteoarthritis.com . 28 april 2012.