17
1. Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup. Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televise baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial. Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada

ISBD

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

1. Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup. Serta hal ini dapat dipicu dari adanya penunjang arus informasi global melalui siaran televise baik langsung maupun tidak langsung, dapat menimbulkan rasa simpati masyarakat namun bisa juga menimbulkan kesenjangan sosial. Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru gaya punk, cara bergaul.

Globalisasi telah menimbulkan dampak yang begitu besar dalam dimensi kehidupan manusia, karena globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakan modern. Sehingga terjadi dampak yang beragam terutama pada aspek sosial dampak positif nya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Sedangkan dampak negatifnya, banyaknya nilai dan budaya masyarakat yang mengalami perubahan dengan cara meniru atau menerapkannya secara selektif, salah satu contoh dengan hadirnya modernisasi disegala bidang kehidupan, terjadi perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya syarat dengan nilai-nilai gotong royong menjadi individual. Selain itu juga timbulnya sifat ingin serba mudah dan gampang (instant) pada diri seseorang. Pada sebagian masyarakat, juga sudah banyak yang mengikuti nilai-nilai budaya luar yang dapat terjadi dehumanisasi yaitu derajat manusia nantinya tidak dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.

2. sebenarnya makna dari gaya hidup itu sendiri?Saat ini, tampak telah terjadi pergeseran makna dari kata gaya hidup. Beberapa orang mengungkapkan, saat mendengar kata itu, yang pertama terlintas di pikiran mereka adalah menjalani hidup dengan gaya yang mewah atau eksklusif dan hedonisme. Arti sesungguhnya, gaya hidup tidak hanya hidup yang dijalani dengan mewah, tapi juga bisa dengan cara yang sederhana. Pergeseran makna terjadi pula dalam cara menilai individu. Kalimat dont judge the book by its cover sudah tidak berlaku. Banyak individu dinilai hanya dari penampilannya.

Hal ini tidak terlepas dari globalisasi dan modernitas. Banyaknya pusat perbelanjaan atau mall yang dibuka dan memberikan fasilitas yang lengkap dari sederet toko, tempat makan, tempat hang out, bioskop, atm center, tempat bermain anak, hingga hall yang serbaguna (terangkum dalam suatu tempat yang dijuluki one stop shopping center). Faktor kemudahan tersebut membuat banyak remaja tidak peduli berapa biaya yang akan keluar untuk sekedar hang out atau belanja di pusat perbelanjaan. Serbuan media massa dianggap sebagai media paling kuat pengaruhnya terhadap remaja. Misalnya saja iklan produk-produk kecantikan yang menggunakan model dengan wajah dan tubuh sempurna. Kesukaan remaja terhadap artis idolanya yang terkadang berlebihan membuat mereka menganggap apa yang dipakai sang artis harus juga dipakai olehnya akhirnya dimanfaatkan untuk bisnis produk tersebut. Padahal mungkin dari segi harga, hal ini dianggap kurang cocok, mengingat para remaja kebanyakan belum punya penghasilan sendiri, namun demi terlihat menarik, hal itu tetap dipaksakan sehingga orang tualah yang akhirnya menjadi sasaran. Yang mereka pikirkan adalah mengikuti tren yang ada karena ketakutan dianggap kampungan atau ketinggalan jaman. Dari isu di atas, sangat masuk akal jika sebagian besar remaja memiliki pemikiran dan gaya hidup yang cenderung sama. Namun tidak adil juga jika semua remaja dikatakan seperti itu. Pasti ada dari mereka yang tidak melakukan hal yang sama. Isu ini termasuk salah satu masalah generasi muda dalam masyarakat moderen. Mungkin orangtua tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena kurangnya perhatian, kurangnya komunikasi, atau ketidakharmonisan keluarga. Kontrol dari orang tua tetap perlu tapi bukan berarti melarang. Karena semakin dilarang, remaja akan semakin penasaran dan tertantang untuk melakukan hal tersebut.

Kuncinya adalah kedewasaan menghadapinya. Selain itu, ditekankan bahwa seleksi sangat penting dalam diri para remaja masa kini untuk menghindari hal-hal negatif sebagai dampak globalisasi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa jeratan globalisasi telah dengan mudahnya mengikat para remaja yang sedang dalam transformasi masa kanak-kanak ke dewasa karena pemikirannya yang masih labil. Namun alangkah baiknya jika remaja dapat memikirkan, memilah, dan menyesuaikan diri dengan gaya hidup di era globalisasi dan modern ini agar tidak terperangkap dalam hal negatifnya.

Memang akan sulit melakukannya karena besarnya pengaruh dari luar tidak dapat dilawan dengan dorongan yang cenderung kecil dari dalam diri. Di sinilah orangtua berperan penting untuk memberikan pengertian dan dorongan-dorongan positif pada anak. Misalnya dengan mengalihkan perhatian dan waktu mereka untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat seperti mengikuti ekstrakurikuler ataupun belajar membuat suatu karya. Lebih mudah lagi jika kegiatan dilakukan dengan kelompoknya. Sikap perasaan in-group dalam dunia remaja akan memudahkan proses mengurangi efek negatif dari gaya hidup yang kurang pantas untuk usia remaja.

3. sifat mengkonsumsi, memakai, menggunakan, menghabiskan sesuatu. Sangat menarik, dalam bahasa inggris kata konsumtif digunakan untuk menyatakan penggunaan sesuatu hal dengan berlebih-lebihan, memboroskan, obsesif, dan rakus. Bahkan kata ini juga digunakan bagi orang yang terkena TBC di paru-paru. Konsumtif bisa digunakan untuk penggunaan kepada uang, waktu, atau energi dengan berlebihan dan destruktif. Jika demikian maka konsumtivisme adalah sebuah pandangan hidup, gaya hidup, ajaran, sikap atau falsafah hidup yang memakai, mengkonsumsi, menggunakan, menghabiskan sesuatu dengan berlebih-lebihan, memboroskan sesuatu. Manusia memang konsumtif Namun rasanya tidak adil dan amat naif jika kita hanya berhenti mengartikan kata konsumtif hanya demikian saja, karena menurut saya manusia memang konsumtif. Kok bisa? Maksud saya bukankah memang ada sifat mengkonsumsi sesuatu dalam kehidupan kita. Saat ini saudara-saudara sedang mengkonsumsi waktu dan energi saudara untuk mendengarkan saya berbicara. Tadi kita mengkonsumsi makanan. Kita juga menggunakan Villa tempat kita retreat ini untuk berteduh, beristirahat. Setiap waktu kita pasti mengkonsumsi, menggunakan, memakai sesuatu. Kita memakai atau menggunakan, atau mengkonsumsi sesuatu karena kebutuhan-kebutuhan. Jika demikian tidak salah jika dikatakan manusia memang konsumtif dalam pengetian ia memiliki kebutuhan untuk memakai atau

menggunakan sesuatu. Di sini kita ingat kata konsumen. Kita menjadi konsumen ketika kita membeli barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan kita dari produsen yang memang menyediakan barang atau jasa yang kita butuhkan. Semenjak kecil sampai sekarang kita merasakan menjadi konsumen.

Konsumtif menjadi gaya hidup (konsumtivisme)

Pemahaman dan fakta bahwa kita telah menjadi konsumen semenjak kecil sampai sekarang, dan memang kita konsumtif dalam pengertian kita memakai, menggunakan sesuatu seturut dengan kebutuhan kita ini penting dalam pembahasan kita mengenai konsumtivisme ini, mengapa? karena dari sini kita bisa berangkat menyadari masalah kita. Fakta bahwa kita membutuhkan konsumsi sesuatu seturut dengan kebutuhan kita, dapat jatuh kedalam bahaya isme, yaitu sebagai sebuah pandangan hidup, falsafah hidup, gaya hidup. Lambat laun, karena menjadi sebuah gaya hidup, maka seseorang tidak akan puas dalam kesadaran bahwa ia butuh sesuatu saja (untuk dikonsumsi), tetapi lebih dari itu sifat konsumsi itu terjadi secara berlebih. Ia menjadi sebuah gaya hidup. Beberapa contoh gaya hidup konsumtif remaja

Berkaitan dengan konsumsi barang/jasa, Makanan-minuman, pakaian & perlengkapan (kosmetika, sepatu, handphone, etc), transportasi.

hobies into maniac (hobbies good, but maniac?)

waktu dan energi (liat aja nanti, males-malesan, ga ada tujuan)

Apa akibat dari gaya hidup konsumtif remaja?

Apa akibat dari gaya hidup konsumtif ini? Dampak yang paling utama dari gaya hidup konsumtif ini adalah kerugian bagi diri sendiri. Mungkin saudara-saudara akan segera menanggapi apa ruginya? Orang duit-duit saya ini, yang beli saya yang makai saya, apa ruginya?

Betul, saya tidak akan menyangkal itu bukankah di awal tadi saya juga mengatakan manusia memang butuh konsumsi, ia konsumtif, tetapi satu hal yang ingin saya tegaskan ialah kerugian yang terjadi bagi diri sendiri bila orang menerapkan gaya hidup yang konsumtif ialah orang itu masuk ke dalam jerat, yang lambat laun menjadi kebiasaan, dan ketergantungan.

Salah satu modal penjual dalam memasarkan barang dagangannya selalu berangkat dari kesadaran akan sifat manusia yang tidak pernah puas. (di atas tadi sudah disebutkan tentang tawaran produsen, ia akan mencoba berbagai cara untuk memikat konsumen agar membeli produknya). Sesorang yang telah jatuh ke dalam jerat tawaran produsen akan cenderung jatuh ke dalam motivasi psikologis dalam membeli sebuah produk/mengkonsumsi kebutuhan. (contoh: motivasi fungsional diabaikan dan cenderung kepada gengsi). Hal ini menjadi merugikan ketika secara tidak sadar ia mengkonsumsi sesuatu melebihi kebutuhan fungsionalnya. Ketergantungan/jerat itu juga pada situasi ekstrim tertentu membunuh kreativitas seseorang (contoh: beli makanan jadi, situasi indonesia sebagai negara konsumen).

Itu dalam hal konsumsi barang/jasa. Dalam hal konsumsi waktu dan energi, kerugian bagi diri sendiri adalah kekacauan priotitas. (mis. Hobies into maniac. Ini pencurahan waktu berlebih kepada satu hal, yang melupakan prioritas yang mungkin lebih penting) (Sedangkan, laha-lehe, mental liat aja nanti, adalah pemborosan waktu dan energi tanpa apapun, tanpa prioritasBagaimana menghindari gaya hidup konsumtif remaja? Lalu, bagaimanakah caranya menghindari gaya hidup konsumtif? Cara menghindarinya tak lain ialah dengan mengetahui hal-hal yang mendukung terciptanya gaya hidup konsumtif.

Hal yang paling memungkinkan bagi seseorang untuk jatuh ke dalam gaya hidup konsumtif ialah tersedianya (bahkan terkadang dengan mudah dan berlimpah) uang, waktu, dan energi. Oleh karena itu yang harus dilakukan untuk menghindari gaya hidup konsumtif adalah bijaksana dalam menggunakan uang, waktu dan energi. Apa artinya bijaksana? Artinya mampu mengambil keputusan, tahu konsekuensinya, dan sanggup melaksanakannya.

Secara konkrit ini dapat dilakukan dengan membuat skala prioritas kebutuhan. Misalnya dalam menggunakan uang, seberapajauhkah kita menyadari pendapatan dan pengeluaran kita. (ex.susun rencana pendapatan dan pengeluaran.) dalam membeli kebutuhan, Ingat kecenderungan produsen untuk memberikan tawaran menarik. Dengan membuat skala prioritas kita akan berhati-hati dan menyadari lapar mata terhadap barang-barang tertentu.

Menyadari pengkondisian jaman yang terkadang menipu. Cetuskan nilai-nilai diri, aktualisasi diri. Be yourself. Banyak yang jatuh ke dalam gaya hidup konsumtif karena tidak memiliki penghargaan terhadap diri sendiri. Atau tidak menjadi diri sendiri. (mis: karena ingin diakui oleh kawan-kawannya, maka menggunakan produk bermerk yang mahal).

2. Globalisasi berpengaruh pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang dapat menerima adanya globalisasi, seperti generasi muda, penduduk dengan status sosial yang tinggi, dan masyarakat kota. Namun, ada pula masyarakat yang sulit menerima atau bahkan menolak globalisasi seperti masyarakat di daerah terpencil, generasi tua yang kehidupannya stagnan, dan masyarakat yang belum siap baik fisik maupun mental. a. Teknologi yang rumit dan mahal.

b. Unsur budaya luar yang bersifat ideologi dan religi.

c. Unsur budaya yang sukar disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

Unsur globalisasi yang mudah diterima masyarakat adalah sebagai berikut.

a. Unsur yang mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat.

b. Teknologi tepat guna, teknologi yang langsung dapat diterima oleh masyarakat.

c. Pendidikan formal di sekolah.

Modernisasi dan globalisasi membawa dampak positif ataupun negatif terhadap perubahan Sosial dan budaya suatu masyarakat.

Dampak Positif

a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.

b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.

c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif

Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.

a. Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.

b. Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

c. Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

d. Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.Perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat, ada masyarakat yang dapat menerima dan ada yang tidak dapat menerima. Masyarakat yang tidak dapat menerima perubahan biasanya masih memiliki pola pikir yang tradisional. Pola pikir masyarakat yang tradisional mengandung unsur-unsur dibawah ini:

1. bersifat sederhana,

2. memiliki daya guna dan produktivitas rendah,

3. bersifat tetap atau monoton,

4. memiliki sifat irasional, yaitu tidak didasarkan pada pikiran tertentu.

Sedangkan perilaku masyarakat yang tidak bisa menerima perubahan sosial budaya, di antaranya sebagai berikut.

1. Perilaku masyarakat yang bersifat tertutup atau kurang membuka diri untuk berhubungan dengan masyarakat lain;

2. Masih memegang teguh tradisi yang sudah ada;

3. Takut akan terjadi kegoyahan dalam susunan/struktur masyarakat, jika terjadi integrasi kebudayaan;

4. Berpegang pada ideologinya dan beranggapan sesuatu yang baru bertentangan dengan idielogi masyarakat yang sudah ada

Masyarakat tradisional cenderung sulit menerima budaya asing yang masuk ke lingkungannya, namun ada juga yang mudah menerima budaya asing dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan unsur budaya asing tersebut membawa kemudahan bagi kehidupannya. Pada umumnya, unsur budaya yang membawa perubahan sosial budaya dan mudah diterima masyarakat adalah, jika:

1. unsur kebudayaan tersebut membawa manfaat yang besar,

2. peralatan yang mudah dipakai dan memiliki manfaat,

3. unsur kebudayaan yang mudah menyesuaikan dengan keadaan masyarakat yang menerima unsur tersebut. Sebaliknya, masyarakat modern yang memiliki pola pikir yang berbeda. Unsur yang terkandung dalam pola pikir masyarakat modern adalah:

1. bersifat dinamis atau selalu berubah mengikuti perkembangan zaman,

2. berdasarkan akal pikiran manusia dan senantiasa mengembangkan efisiensi dan efektivitas, serta

3. tidak mengandalkan atau mengutamakan kebiasaan atau tradisi masyarakat.

3. Pemuda adalah generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lain karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang akan memperjuangkan generasi sebelumnya, generasi yang harus mengisi dan melanjutkan kesinambungan pembangunan secara terus menerus. Pemuda dengan keberagaman yang ada mempunyai permasalahan yang bervariasi dan bila permasalahan tersebut tidak ditangani dengan proposional, maka pemuda akan kehilangan fungsinya sebagai penerus pembangunan. sehingga dalam hal ini merupakan makhluk sosial sesuai dengan sifat alami manusia yang senantiasa membutuhkan manusia lainnya dalam menjalani kehidupannya sehingga terjadi suatu proses sosialisasi di antara ruang lingkup para pemuda itu sendiri. Sosialisasi sendiri merupakan suatu interaksi yang terjalin di antara sedikitnya dua individu sehingga tercapai tujuan dan nilai dari suatu interaksi tersebut. Suatu proses ini yang sangat menentukan kemampuan diri pemuda untuk menyelaraskan diri di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.

Dalam bermasyarakat, pemuda dengan status mayoritas sebagai mahasiswa mempunyai peranan sosial yang penting di kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka ialah penyumbang kesinambungan bangsa dan negara agar tetap berjalan dan berkembang pada proses pembangunan yang sesuai dengan pembangunan yang dicita-citakan sebagai suatu pencapaian yang tertuang di dalam Pembukaan Undang-Undang 1945 beserta isi dari pasal-pasal UUD 1945 itu sendiri.

Dalam kemajemukannya, pemuda secara sengaja atau tidak pasti senantiasa melakukan sosialisasi layaknya seorang individu di dalam keberagamannya masyarakat. Sosialisasi sendiri mempunyai sasaran yang memiliki banyak kesamaan dengan tujuan pokok sosialisasi di antaranya, yaitu :

Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.

Individu harus mampu berkomunikasi dengan efektif dan mengembangkan kemampuannya.

Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui pelatihan-pelatihan mawas diri yang tepat. Bertingkah laku selaras dengan norma atautata nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan masyarakat umumnya.

Pengembangan potensi generasi muda sudah menjadi suatu kebutuhan yang harus dilaksanakan karena generasi muda merupakan suatu sumber bagi pengembangan pembangunan masyarakat dan Untuk menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dibangun dari hukum yang bersifat pasti, tetap, dan diterima oleh siapapun juga dikarenakan keberadaan Bangsa Indonesia sebagai pondasi. Hukum yang bersifat pasti, tetap, dan diterima oleh siapapun juga akan membentuk suatu Keyakinan. Keyakinan ini kemudian tumbuh menjadi suatu Nilai. Pada akhirnya, berdasarkan Nilai yang tumbuh dan berkembang ini dibangunlah suatu Norma yang berisikan aturan-aturan yang ditetapkan sebagai hukum untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.Mengingat Norma ini bersifat tidak pasti, tidak tetap, dan berlum tentu diterima oleh siapapun juga, maka aturan-aturan yang dibangun dan ditetapkan sebagai hukum untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara harus dikaji ulang terhadap kehendak untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Orang Indonesia Asli sebagai Sari Hukum Bangsa Indonesia.Sehingga, Norma yang dibangun tersebut memiliki kapastian hukum.Bangunan sistem hukum seperti tersebut di atas menunjukkan bahwa aturan-aturan yang dibangun dan ditetapkan sebagai hukum untuk mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara harus terbangun dari Nilai yang tumbuh dari suatu Keyakinan yang dibentuk oleh Hukum yang bersifat pasti, tetap, dan diterima oleh siapapun juga. Inilah bangunan sistem hukum yang mampu menjamin kesinambungan NKRI.bangsa. Maka, perhatian khusus harus diberikan bagi kebutuhan dan pengembangan potensi mereka.4. 1. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kemajuan ilmu pengetahuan selalu diikuti dengan kemajuan teknologi. Hal ini terbukti dengan banyaknya penemuan dalam bidang teknologi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.

Contohnya :

1) Penemuan telepon sebagai alat telekomunikasi

2) Penemuan alat transportasi

3) Penemuan peralatan kantor

Contoh-contoh diatas hanya sebagian kecil dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia melibatkan Negara-negara lain. Dalam banyak proyek pengembangan ilmu pengetahuan seperti penelitian-penelitian, beasiswa, dan institusi pendidikan, Negara-negara lain banyak terlibat baik dari segi pembiayaan maupun segi pengadaan fasilitas. Beberapa dampak dari morednisasi dan globalisasi di Indonesia:

1. Urbanisasi

2. Kesenjangan Sosial Ekonomi

3. Pencemaran Lingkungan Alam

4. Kriminalitas

5. Lunturnya Eksistensi Jati Diri BangsaBerikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.

Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.

Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.5. Agama dan Kebudayaan itu adalah dua hal yang sangat berbeda. Agama bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan kebudayaan peraturan dari manusia. Jika kata agama dan kebudayaan digabung , akan melahirkan agama kebudayaan dan kebudayaan agama. Keduanya sangat berbeda.

Kebudayaan dan Agama keduannya adalah suatu tata cara hidup sekelompok manusia yang menghasilkan kebiasaan, kepercayaan, keyakinan, mental, ahklak, pedoman-pedoman, kejiwaan, ikatan, adat, kekuatan spitittual dan sebagainnya.

Awalnya persebaran Islam di Indonesia dilakukan bukan hanya oleh satu bangsa saja, melainkan oleh berbagai bangsa yang berdagang di Indonesia: orang Arab sendiri, Persia, Moor, India, bahkan Cina.

Campuran antara 2 masyarakat yang berlainan kebudayaan menimbulkan pengaru terhadap kebudayaan yang telah ada dan lahirlah kebudayaan baru. Perubahan ini akan terjadi terus-menerus dari masa-kemasa.

Factor yang mempengaruhi kebudayaan:

Perkembangan teknologi

Perubahan cara hidup

Pengaruh lingkungan

Pengaruh materi

Kesenian

Pendidikan

Persaingan antar bangsa

Kepadatan penduduk

Pengaruh alam dan msh banyak lagi.

Disamping factor-faktor diatas ada pula factor yang mempunyai pengaruh luar biasa yaitu: Agama

Pengaruh itu timbale balik bukan 1 arah

Mempengaruhi kebudayaan kelompok/ masyarakat/ suku/ bangsa

Kebudayaan cenderung merobah-robah keaslian agama sehingga menghasilkan penafsiran lain.

Dengan demikian timbul perbedaan-perbedaan pengertian dan bisa melahirkan sekte-sekte baru pada

suatu agama. Seperti contoh perubahan jaman yang membuat ciri kenudayaan kita yang semakain berkurang, masyarakat Indonesia memiliki budaya timur yang menjunjung tinggi nilai-nilai social dan sopan dalam berpakaian, namun akibat perubahan jaman ciri kebudayan kita semakin berkurang, faktor-faktor tersebut diantaranya, pakaian, film, kebiasaan, dll. Warga Indonesia gampang terpengaruh terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh budaya korea dan jepang. Gaya berpakaiannya pun di tiru padahal Indonesia adalah Negara yang mayoritas Islam apakah pantas meniru berpaikaian seperti Negara lain.

Sebaiknya kita harus menjungjung tinggi kebudayaan kita sendiri, janagn gampang terpengaruh dengan kebudayaan orang lain. Pada dasarnya agama berpengaruh terhadap kebudayaan di tiap Negara. Islam datang dengan segala aturan yang diberikan oleh Allah SWT maka patuhilah aturan-aturan-NYA karena semuanya telah tercatat dalam Al-quran. Begitu juga dengan Agama lainnya.Pancasila sebagai warisan bangsa dapat digolongkan sebagai budaya sebab kompleksitas masyarakat Indonesia pada dasarnya dibangun selaras paham-paham dalam Pancasila. Dalam budaya Pancasila, dianut dan dikembangkan sikap kekeluargaan yang dilandasi oleh semangat kebersamaan, kesediaan untuk saling mengingatkan, saling mengerti dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Budaya ini sudah terbukti mampu membawa bangsa Indonesia meraih kemerdekaan, menggalang persatuan dan kesatuan, dan mendorong pembangunan. Keberhasilantersebut dapat terwujud sebab potensi konflik akibat perbedaan budaya tidak bisa hidup dalam Pancasila. Sebaliknya, budaya Pancasila itu terus menerus diperbaharui lewat pengalaman hidup bernegara dan bermasyarakat sehingga ia bisa mempertahankan dan memperkuat nilai-nilai mosaik budaya etnis yang ada di bumi Nusantara. Sungguh suatu interaksi budaya yang dua arah dan dinamis.

Memahami peranan Pancasila di era reformasi, khususnya dalam konteks sebagai dasar negara dan ideologi nasional, merupakan tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama, dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan, dan fungsi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan sifatnya yang pasti, tetap, dan diterima oleh siapapun juga di dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara, maka Pancasila dikatakan sebagai keyakinan standar Bangsa Indonesia. Atau dengan kata lain, Pancasila disebut juga sebagai falsafah bangsa. Sehingga, sikap keberpihakan kita sebagai Bangsa Indonesiadi dalam membangun dan mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara harus selaras dengan sila-sila di dalam Pancasila.6. Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.

Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang, seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.

Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.

Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh, orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.

Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh, memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau prestise tersendiri. ILMIAH Adalah sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam

melakukan tugasnya untuk mempelajari meneruskan, menolak atau menerima serta

merubah atau menambah suatu ilmu. Prof harsojo menyebutkan enam macam sikap

ilmiah :22

(1) Obyektivitas , dalam peninjauan yang penting adalah obyeknya

(2) Sikap serba relatif , ilmu tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak,

ilmu berdasarkan kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara a

priori telah diterima sebagai suatu kebenaran. Malahan teori-teori dalam imlu

sering untuk mematahkan teori yang lain

(3) Sikap skeptis adalah sikap untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataanpernyataan

yang belum cukup kuat dasar-dasar pembuktiannya.

(4) Kesabaran intelektual , sanggup menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah

pada tekanan agar dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum

selesainya dan cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang

ilmuwan

(5) Kesederhanaan adalah sikap cara berfikir, menyatakan, dan membuktikan

(6) Sikap tidak memihak pada etik. Namun yang utama, pers mahasiswa tidak boleh melupakan tanggung jawabnya sebagai kontrol sosial di sektor internal kampus. Kampus memerlukan pers mahasiswa sebagai penyeimbang, pengkritisi, maupun penyampai kebijakan agar dapat dikomunikasikan dengan baik.

Di samping itu, mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa pers mahasiswa adalah wadah untuk menempa idealisme pada diri mahasiswa karena idealisme adalah salah satu ruh yang terdapat dalam diri jurnalis sejati. Sikap idealis penting dimiliki mahasiswa mengingat statusnya sebagai kelompok intelektual yang menurut Edward Shill memiliki lima fungsi, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi, menyediakan bagan-bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayaan dan bersama, mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik, sehingga dalam struktur sosial kemasyarakatan mahasiswa ditempatkan di tengah-tengah antara masyarakat awam dengan elit politik. Artinya, ketika elit politik melemah fungsinya, gerakan mahasiswalah yang dituntut untuk mengingatkan dan mendesak terus-menerus. Ketika elit politik tidak lagi peka terhadap isu-isu publik untuk pemberdayaan rakyat, pengentasan krisis, serta pencerdasan bangsa dimana mereka lebih sibuk dengan isu-isu berdimensi aliran, uang, serta pembagian kekuasaan, maka tidak ada alasan lagi bagi gerakan mahasiswa untuk tidak bergerak dan menyatukan langkah dalam menegakkan kebebasan dan keadilan