Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ii
Editors: Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. Dwi Yanti
Proceeding
Conference On Mathematics, Science, And Education (COMSE 2017) Bengkulu, December 21-23, 2017.
“The Reinforcement of Educational Character Based on Local Wisdom in Global Era”
Reviewers: 1. Prof. Dr. Drs. Hartanto Sunardi, M.Pd, S.T, S.Si. (University of PGRI Adi
Buana Surabaya) 2. Prof. Dr. Sudarwan Danim (University of Bengkulu) 3. Prof. Dr. Wahyu Widada, M.Pd. (University of Bengkulu) 4. Dr. Saleh Haji, M.Pd. (University of Bengkulu) 5. Prof. Dr. Johanes Sapri, M.Pd. (University of Bengkulu) 6. Dr. Bihanuddin, M.Pd. (SMA N. 2 Bengkulu)
Held by:
Postgraduate Study Program of Mathematics Education Faculty of Teacher Training and Education University ofBengkulu
Publisher:
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
462
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP
SEGIEMPAT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1
LUBUKLINGGAU
Sukasno, Yufitri Yanto, Ivan Sada Regi
Program Studi Pendidikan Matematika STKIP-PGRI Lubuklinggau
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman konsep
Siswa Kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Lubuklinggau dibandingkan dengan kelas VIII
lainnya. Rumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII-8 SMPN 1 Lubuklinggau pada
materi pokok Segiempat? (2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan
pemahaman konsep matematika pada materi segiempat? Jenis penelitian ini
berbentuk deskriptif. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII-8 SMP Negeri
1 Lubuklinggau tahun pelajaran 2017/2018, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan
18 perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik triangulasi yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil observasi dianalisis secara
deskriptif dan dilakukan wawancara guna mengetahui faktor penyebabnya serta
pengumpulan dokumen sebagai bukti yang memperkuat hasil analisis. Berdasarkan
analisis data dapat disimpulkan bahwa Kemampuan pemahaman konsep siswa kelas
VIII-8 SMP Negeri 1 Lubuklinggau berada pada kategori cukup yaitu dengan rata-
rata skor keseluruhan indikator pemahaman konsep sebesar 1,84. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep adalah: (1) Catatan siswa
tidak lengkap, (2) soal-soal yang dikerjakan siswa kurang bervariasi (3) kurangnya
contoh soal tentang konsep-konsep matematika (4) kurangnya pemahaman siswa
terhadap konsep lain yang berkaitan dengan konsep matematika yang sedang
dipelajari.
Kata kunci: Analisis, Segiempat, Kemampuan Pemahaman Konsep
PENDAHULUAN
Matematika dikenal sebagai ilmu yang tersusun secara hierarkis dan terjalin
dalam hubungan fungsional yang erat yang menekankan pada proses deduktif yang
memerlukan penalaran logis dan aksimatik (Herdiana & Soemarmo, 2014:3).
Sriyanto (2007:15) dalam bukunya menyatakan secara umum diberikannya
matematika disekolah adalah untuk membantu siswa mempersiapkan diri agar
sanggup mengahadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dunia yang selalu
berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, dan
kritis. Serta mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola
pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Agustina (2016:2) bahwa
matematika tidak ada artinya kalau hanya dihafalkan, belajar matematika dengan
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
463
pemahaman yang mendalam dan bermakna akan membawa siswa merasakan
manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari hal ini dikarenakan pemahaman
konsep merupakan hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan.
Tujuan pembelajaran matematika di dalam Permendiknas RI No 22 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan yaitu, tujuan pertama dalam
pembelajaran matematika pada pendidikan menengah adalah agar siswa
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat
dalam pemecahan. Sriyanto (2007:2) menjelaskan matematika tidak mempelajari
objek yang secara langsung dapat ditangkap oleh indera manusia dikarenakan objek
matematika adalah fakta, konsep, operasi dan prinsip yang semuanya berperan
membentuk proses berpikir matematis. Untuk itu peranan pemahaman konsep
dalam pembelajaran matematika sangat dibutuhkan, agar siswa dapat
mengaplikasikannya serta mengkomunikasikan ide-ide atau konsep matematika
pada taraf berpikir yang lebih tinggi.
Pemahaman konsep merupakan modal awal didalam pembelajaran
matematika setelah pengetahuan, jika pemahaman siswa akan konsep matematika
masih dikategori yang rendah tentunya ini akan menjadi penghambat dalam
menyelesaikan permasalahan matematika pada tingkat selanjutnya seperti soal
matematika yang membutuhkan penalaran, pemecahan masalah hingga
mengaplikasikan dan mengkomunikasikan suatu konsep matematika di dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan pemahaman konsep matematika yang baik, siswa
akan mudah mengingat, menggunakan, dan menyusun kembali suatu konsep yang
telah dipelajari serta dapat menyelesaikan berbagai variasi soal matematika.
Martunis (2014:76) menyatakan bahwa kurangnya kemampuan siswa dalam
memahami konsep matematika mengakibatkannya sulit untuk mengkomunikasikan
ide-ide atau konsep yang terdapat di dalam matematika secara lisan maupun
tulisan, sehingga mengakibatkan siswa kesulitan mengerjakan soal-soal dalam
bentuk permasalahan menyebabkan rendahnya prestasi siswa.
Berdasarkan temuan pada studi pendahuluan di SMP Negeri 1 Lubuklinggau
melalui wawancara terhadap beberapa guru matematika yang mengajar di kelas
VIII tentang hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dari 10 kelas, pada
VIII-8 memiliki rata-rata hasil belajar yang masih rendah dibandingkan kelas
yang lainnya. Pada studi pendahuluan ini siswa diberikan 18 soal dimana terdapat
10 soal berbentuk pilihan ganda, 5 soal berupa isi dan 3 soal dalam bentuk esai.
Setelah dilakukan tes pendahuluan pada tanggal 13 April 2017 di kelas VIII-8
mengenai kemampuan pemahaman konsep didapatkan bahwa hasil tes sebesar 3%
siswa yang dikategorikan memahami konsep dengan baik dan 17% siswa dalam
kategori cukup baik, sedangkan 80% masih mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang diberikan.
Dari 18 soal yang diberikan kepada siswa, salah satu kesulitan siswa dalam
pemahaman konsep aljabar terlihat pada soal nomor 1 yang diambil dari buku
matematika kelas VIII karangan Dewi Nuharini dan Tri Wahyuni Tahun 2008.
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
464
Kesalahan siswa dalam menentukan jumlah variabel pada bentuk aljabar
sangatlah tinggi, ini dikarenakan siswa belum memahami unsur-unsur yang
terdapat pada aljabar seperti suku, variabel, konstanta maupun koefisien sehingga
mereka cenderung susah membedakan yang mana variabel maupun suku yang
terdapat didalam bentuk aljabar. Dari 36 siswa yang diujikan hanya 1 orang siswa
yang menjawab dengan benar, 35 siswa menyatakan bahwa terdapat 3 variabel
pada bentuk aljabar tersebut. Tentunya ini harus mendapatkan perhatian yang
lebih dalam meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa agar kesalahan
tersebut tidak terjadi secara berkelanjutan.
Pemahaman konsep adalah kemampuan untuk memahami, memaknai,
mengidentifikasi, serta mampu menjelaskan kembali konsep tersebut secara
terperinci (Akmil, dkk 2012:25). Sedangkan menurut Kilpatrik, dkk kemampuan
pemahaman konsep merupakan kemampuan yang berkenaan dengan memahami
ide-ide matematika yang meyeluruh dan fungsional (Lestari & Yudhanegara,
2015:81). Hal ini sejalan dengan pendapat Saltifa, dkk (2012:73) yang menyatakan
bahwa pemahaman konsep merupakan tingkat kemampuan siswa yang paham
tentang konsep matematika serta dapat menjelaskan dan menyatakan ulang dengan
bahasa mereka sendiri konsep-konsep tersebut.
Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 Tanggal
11 November 2004 (Wardani, 2008:10-11) menguraikan beberapa indikator
pemahaman konsep adalah mampu:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
b. Mengklasifikasi objek menurut sifat- sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya,
c. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika,
e. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
f. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu,
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
Pemahaman konsep berkaitan erat terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa, bukan hanya selama proses pembelajaran di kelas tetapi juga
luar sekolah. Menurut Sari (2013:4) Adapun faktor yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika disebabkan oleh hal-hal
seperti:
Pada bentuk aljabar 2𝑥2 + 3𝑥𝑦 − 𝑦2
terdapat… variabel.
a. 1 c. 3
b.2 d. 4
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
465
a. Siswa tidak bisa menangkap konsep dengan benar dan tidak mengerti lambang
yang digunakan dalam bahasa matematika serta menggunakannya.
b. Siswa tidak dapat memahami asal-usul suatu rumus, artinya siswa tahu apa
rumus dan teorema namun tidak mengetahui bagaimana rumus itu digunakan.
c. Kurangnya pengetahuan siswa yang pada akhirnya menghambat dalam
memecahkan masalah matematika, sementara materi terus berlanjut sampai
selesai.
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka permasalahan penelitian ini dapat
drumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana kemampuan pemahaman konsep
segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau tahun pelajaran
2017/2018?, dan 2) Faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan pemahaman
konsep segiempat siswa kelas VIII-8 di SMP Negeri 1 Lubuklinggau?
METODE PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 1
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa adalah 35 orang.
Data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan cara triangulasi yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dengan tes kemampuan
pemahaman konsep melalui soal berbentuk uraian, wawancara terhadap siswa dan
dokumentasi terhadap bahan ajar dan catatan siswa selama proses pembelajaran
pada materi pokok segiempat.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terhadap
hasil jawaban siswa pada tes yang diberikan oleh peneliti terkait materi segiempat.
Observasi ini bertujuan untuk menganalisis dan mengumpulkan data tentang
kemampuan siswa dalam setiap indikator pemahaman konsep pada materi
segiempat. Wawancara dilakukan setelah data dari hasil tes kemampuan
pemahaman konsep dihitung. Data hasil wawancara digunakan untuk merumuskan
solusi terbaik dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa LKS, buku cetak
dan catatan siswa yang digunakan siswa selama proses pembelajaran pada materi
pokok segiempat. Data dari dokumentasi catatan digunakan untuk meningkatkan
pemahaman atau meyakinkan peneliti terhadap data hasil tes siswa secara lebih
mendalam.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif dengan menggunakan perhitungan rata-rata skor. Analisis
data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memeriksa lembar jawaban siswa sehingga didapatkan skor per indikator pada
setiap soal kemampuan pemahaman konsep segiempat.
b. Menentukan pencapaian indikator kemampuan pemahaman konsep yang
diperoleh siswa berdasarkan pedoman penskoran kemampuan pemahaman
konsep seperti pada tabel 1.
Tabel 1
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
466
Pedoman Penskoran Pemahaman Konsep
1.
No Indikator Ketentuan Jawaban Skor
1 Menyatakan ulang
sebuah konsep
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menyatakan ulang konsep 1
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep tetapi
masih banyak kesalahan 2
Dapat menyatakan ulang konsep tetapi belum
tepat 3
Menyatakan sebuah konsep dengan benar/tepat 4
2 Mengklasifikasi
objek menurut sifat
tertentu sesuai
dengan konsepnya
Tidak menjawab 0
Tidak dapat mengklasifikasikan objek sesuai
dengan konsep 1
Dapat menyebutkan sifat-sifat sesuai dengan
konsep tetapi masih banyak kesalahan 2
Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu
tetapi tidak sesuai dengan konsepnya 3
Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu
sesuai dengan konsepnya 4
3 Memberikan
contoh dan non
contoh dari konsep
Tidak menjawab 0
Tidak dapat memberikan contoh dan non contoh 1
Dapat memberikan contoh dan non contoh tetapi
masih banyak kesalahan 2
Dapat memberikan contoh dan non contoh tetapi
belum tepat 3
Memberi contoh dan non contoh dengan
benar/benar 4
4 Menyajikan konsep
dalam bentuk
representasi
matematika
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika 1
Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk
representasi matematika tetapi banyak kesalahan 2
Dapat menyajikan sebuah konsep dalam bentuk
representasi matematika tetapi belum tepat 3
Dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika dengan benar 4
5 Mengembangkan
syarat perlu atau
cukup dari suatu
konsep
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menggunakan atau memilih
prosedur atau operasi yang digunakan 1
Dapat menggunakan atau memilih
prosedur/operasi yang digunakan tetapi masih
banyak kesalahan
2
Dapat menggunakan atau memilih
prosedur/operasi yang digunakan tetapi masih
belum tepat
3
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
467
No Indikator Ketentuan Jawaban Skor
Dapat menggunakan atau memilih
prosedur/operasi yang digunakan dengan tepat 4
6 Menggunakan,
memanfaatkan dan
memilih prosedur
tertentu
Tidak menjawab 0
Tidak dapat menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur atau operasi 1
Dapat menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur atau operasi tetapi masih
banyak kesalahan
2
Dapat menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur tertentu tetapi belum tepat 3
Dapat menggunakan, memanfaatkan dan
memilih prosedur tertentu dengan benar 4
7 Mengaplikasikan
konsep/algoritma
kepemecahan
masalah
Tidak menjawab 0
Tidak dapat mengaplikasikan rumus sesuai
prosedur dalam menyelesaikan soal pemecahan
masalah
1
Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
tetapi banyak salah
2
Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
tetapi belum tepat
3
Dapat mengaplikasikan rumus sesuai prosedur
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah
dengan tepat
4
Modifikasi Kasum (Mawaddah dan Maryanti, 2016:79-80)
c. Menentukan kategori kemampuan siswa dalam setiap indikator pemahaman
konsep siswa seperti sangat baik, baik, cukup, rendah, dan sangat rendah.
Adapun pedoman dalam menentukan kategori kemampuan pemahaman konsep
siswa dijelaskan pada tabel 2.
Tabel 2
Interpretasi Skor Kemampuan Pemahaman Konsep
Rata-rata Skor Kategori
3,3 – 4,0 Sangat Baik
2,5 – 3,2 Baik
1,7 – 2,4 Cukup
0,9 – 1,6 Rendah
0,0 – 0,8 Sangat Rendah
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
468
Modifikasi (Mawaddah dan Maryanti, 2016:81)
d. Mendiagnosis lebih dalam subjek penelitian dengan melakukan wawancara
kepada siswa untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap materi segiempat.
e. Melakukan analisis dokumentasi terhadap LKS, buku cetak dan buku catatan
yang digunakan siswa selama proses pembelajaran di kelas, untuk mengamati
proses pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan guru.
f. Menetapkan kesimpulan dan menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada siswa yang telah mempelajari materi bangun
datar segiempat pada kelas VII. Pelaksanaan tes kemampuan pemahaman konsep
dilakukan pada tanggal 31 Juli 2017 dilanjutkan wawancara terhadap siswa pada
tanggal 24 Agustus 2017, sedangkan dokumentasi dilakukan selama 7 hari setelah
pelaksanaan tes. Berdasarkan hasil observasi terhadap lembar jawaban siswa pada
tes kemampuan pemahaman konsep segiempat diperoleh data sebagai berikut:
a. Kemampuan pemahaman konsep segiempat siswa berdasarkan kategori
pemahaman konsep
Distribusi jumlah siswa berdasarkan kategori pemahaman konsep dari
hasil tes disajikan dalam tabel 3.
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Kemampuan Pemahaman Konsep
Berdasarkan Kategori Pemahaman Konsep
No Kategori
Frekuensi
Siswa Persentase
1 Sangat Baik 5 14%
2 Baik 1 3%
3 Cukup 6 17%
4 Rendah 22 63%
5 Sangat Rendah 1 3%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi diperoleh
siswa berada pada kategori rendah yaitu sebesar 63% (22 siswa dari 35 siswa)
dan frekuensi terendah diperoleh siswa berada pada kategori baik 3% (1 siswa
dari 35 siswa) dan sangat rendah yaitu sebesar 3% (1 siswa dari 35 siswa). Skor
rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 1,84 pada kategori cukup.
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
469
b. Kemampuan pemahaman konsep segiempat siswa pada soal tes
Instrumen soal yang digunakan pada tes kemampuan pemahaman konsep
ini ada 4 soal, soal yang digunakan merupakan soal pemahaman konsep terhadap
materi segiempat yang berbentuk uraian. Penyebaran skor kemampuan
pemahaman konsep untuk setiap butir soal, disajikan pada tabel 4.
Tabel 4
Deskripsi Skor Kemampuan Pemahaman Konsep
Untuk Setiap Butir Soal
No No Soal Rata-rata Skor Kategori
1 1a 1,70 Rendah
2 1b 1,93 Cukup
3 1c 2,83 Baik
4 1d 1,74 Cukup
5 2a 2,74 Baik
6 2b 2,44 Baik
7 3 1,55 Rendah
8 4a 1,14 Rendah
9 4b 1,16 Rendah
c. Kemampuan Pemahaman Konsep Segiempat Berdasarkan Indikator
Penyebaran skor kemampuan pemahaman konsep segiempat berdasarkan
pada tujuh indikator pemahaman konsep, dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Deskripsi Skor Kemampuan Pemahaman Konsep
Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep
No Indikator Pemahaman Konsep Rata-rata
Skor Kategori
1 Menyatakan ulang sebuah konsep. 2,30 Cukup
2 Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat
tertentu sesuai dengan konsepnya 1,94 Cukup
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
470
3 Memberikan contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep. 1,91 Cukup
4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika 1,90 Cukup
5 Mengembangkan syarat perlu atau syarat
cukup dari suatu konsep 1,56 Rendah
6 Menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu 1,76 Cukup
7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma
pada pemecahan masalah 1,52 Rendah
Berdasarkan tabel 5 di atas diketahui bahwa rata-rata skor tertinggi adalah
2,30 yaitu pada indikator menyatakan ulang kembali sebuah konsep. Hal ini
berarti bahwa sebagian besar siswa mampu menyatakan ulang data/informasi
yang diberikan pada soal tersebut. Sedangkan rata-rata skor terendah adalah 1,52
pada indikator mengaplikasikan suatu konsep atau algoritma ke dalam
pemecahan masalah. Hal ini berarti siswa kurang mampu menyelesaikan soal-
soal pemecahan masalah.
PEMBAHASAN
Penelitian ini mendeskripsikan kemampuan siswa dalam memahami konsep
pada materi segiempat serta faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
pemahaman konsep segiempat. Data yang digunakan dalam mendeskripsikan
kemampuan pemahaman konsep siswa yaitu data berdasarkan indikator
kemampuan pemahaman konsep, yang diperoleh dari menghitung rata-rata skor
hasil tes pada materi segiempat. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan pemahaman konsep segiempat melalui wawancara terhadap siswa
setelah dilakukan analisa terhadap hasil tes. Analisis terhadap setiap indikator
pemahaman konsep segiempat dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Menyatakan ulang sebuah konsep
Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban tes kemampuan pemahaman
konsep segiempat pada indikator menyatakan ulang kembali sebuah konsep,
rata-rata skor indikator ini sebesar 2,30 atau dalam kategori cukup, hanya 3 (9%)
siswa dengan kategori sangat baik, 6 (17%) siswa pada kategori baik dan 17
siswa (49%) dalam kategori cukup sedangkan kategori rendah 9 siswa (26%),
tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah.
Rendahnya jumlah siswa yang dapat menyatakan ulang konsep disebabkan
oleh pola catatan siswa yang peneliti temui ada beberapa siswa yang memiliki
catatan yang tidak lengkap tentang dua garis yang sejajar. Sehingga 27 siswa
tersebut tidak dapat menjawab dengan tepat tentang dua garis yang sejajar.
Sedangkan dari hasil dokumentasi peneliti terhadap buku bahan ajar tentang
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
471
memahami jenis dan sifat segiempat tidak terdapat pembahasan tentang
kesejajaran pada materi segiempat. Hal ini diperkuat berdasarkan hasil
wawancara ketika peneliti menanyakan tentang sifat dan jenis segiempat ada
siswa yang hanya menjawab dengan menyebutkan nama-nama segiempat namun
ada juga yang mampu menjawab jenis dan sifat-sifat segiempat.
b. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
Dari hasil analisis terhadap jawaban tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu
sesuai dengan konsepnya, rata-rata skor indikator ini sebesar 1,94 atau dalam
kategori cukup, hanya 3 (9%) siswa dengan kategori sangat baik, 6 (17%) siswa
pada kategori baik dan 17 siswa (49%) dalam kategori cukup sedangkan kategori
rendah 9 siswa (26%), tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah.
Berdasarkan hasil dokumentasi peneliti dari buku bahan ajar yang
digunakan peneliti menemukan adanya pembahasan mengenai garis yang sama
panjang. Hal ini menyebabkan jumlah siswa yang mendapatkan skor terendah
menjadi sedikit. Sedangkan sebagian siswa yang belum mampu menjawab soal
secara tepat disebabkan kondisi siswa tersebut. Hal ini diperkuat dari hasil
wawancara saat peneliti menanyakan apa yang menyebabkan siswa masih
bingung saat mengerjakan soal ada siswa yang menjawab karena gugup,
kelelahan dan kondisi kelas yang kurang kondusif sehingga mereka tidak fokus
dalam mengerjakan soal yang diberikan.
c. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
Dari hasil analisis terhadap jawaban tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep, rata-rata skor indikator ini sebesar 1,91 atau dalam kategori cukup,
hanya 3 (9%) siswa dengan kategori sangat baik, 5 (14%) siswa pada kategori
baik dan 18 siswa (51%) dalam kategori cukup sedangkan kategori rendah 9
siswa (26%), tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah.
Rendahnya jumlah siswa yang mampu memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep disebabkan oleh catatan siswa yang kurang lengkap,
sehingga siswa belum mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu
konsep secara benar. Hal ini diperkuat dengan hasil dokumentasi terhadap bahan
ajar yang siswa gunakan, peneliti tidak menemukan pembahasan mengenai
indikator memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. Berdasarkan
hasil wawancara tentang soal yang diberikan saat tes, siswa menjawab kurang
memahami soal yang diberikan karena biasanya diberikan soal berupa mencari
luas, keliling.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
Pada hasil analisis terhadap jawaban tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematika, rata-rata skor indikator ini sebesar 1,90 atau dalam kategori cukup,
hanya 4 (11%) siswa dengan kategori sangat baik, 2 (6%) siswa pada kategori
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
472
baik dan 15 siswa (43%) dalam kategori cukup sedangkan kategori rendah 11
siswa (31%), siswa yang berada pada kategori sangat rendah sebanyak 3 (9%).
Dari lembar jawaban siswa diketahui bahwa siswa mengetahui rumus
bangun trapesium tersebut namun tidak memahami hal apa saja yang dapat
dimasukkan ke dalam rumus karena siswa tidak menyajikan informasi yang ada
sehingga kesulitan dalam mengerjakan soal nomor 4b tersebut. Rendahnya
jumlah siswa yang mampu memberikan indikator menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematika disebabkan oleh catatan siswa yang
kurang lengkap dan tidak ditemuinya mengenai luas, sehingga 29 siswa belum
mampu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
secara benar.
Berdasarkan hasil dokumentasi peneliti dari buku bahan ajar yang
digunakan peneliti menemukan adanya pembahasan mengenai panjang sisi
persegi, namun hal ini tidak menyebabkan meningkatnya jumlah siswa yang
mampu memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep. Berdasarkan
hasil wawancara tentang soal yang diberikan saat tes, siswa menjawab kurang
memahami soal yang diberikan karena biasanya diberikan soal berupa mencari
luas, keliling, atau panjang jika telah diketahui yang lainnya.
e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
Pada hasil analisis terhadap jawaban tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari
suatu konsep diperoleh rata-rata skor sebesar 1,56 atau dalam kategori rendah,
hanya 5 (14%) siswa dengan kategori sangat baik, 1 (3%) siswa pada kategori
baik dan 2 siswa (6%) dalam kategori cukup sedangkan kategori rendah 23 siswa
(66%), siswa yang berada pada kategori sangat rendah sebanyak 4 (11%).
Dari soal nomor 3 terlihat bahwa siswa tidak dapat menentukan panjang
setiap sisi bangun layang-layang tersebut selain itu kemampuan siswa dalam
menggunakan konsep phytagoras yang diperlukan untuk menentukan sisi-sisi
bangun layang-layang tersebut selain itu juga terjadi kesalahan rumus yang
digunakan untuk menentukan keliling bangun layang-layang, siswa tidak
menggunakan rumus keliling namun rumus luas yang siswa gunakan.
Berdasarkan hasil dokumentasi peneliti dari buku bahan ajar yang
digunakan peneliti menemukan adanya pembahasan mengenai keliling layang-
layang, namun bentuk contoh soal yang diberikan pada buku tersebut merupakan
soal umum tanpa menerapkan konsep lain. Sehingga hal ini tidak menyebabkan
adanya peningkatan terhadap jumlah siswa yang mampu mengembangkan syarat
perlu dan syarat cukup dari suatu konsep. Berdasarkan hasil wawancara tentang
soal yang diberikan saat tes, siswa menjawab kurang memahami soal yang
diberikan, dan ketika ditanyakan mengenai konsep phytagoras siswa menjawab
hanya sebatas mengenal tanpa tahu cara menggunakannya.
f. Menggunakan atau memanfaatkan serta memilih suatu prosedur atau operasi
tertentu
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
473
Hasil analisis terhadap jawaban tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator menggunakan atau memanfaatkan serta memilih suatu
prosedur atau operasi tertentu diperoleh rata-rata skor sebesar 1,76 atau dalam
kategori cukup, hanya 5 (14%) siswa dengan kategori sangat baik, 1 (2%) siswa
pada kategori baik dan 6 siswa (17%) dalam kategori cukup sedangkan kategori
rendah 20 siswa (57%), siswa yang berada pada kategori sangat rendah sebanyak
3 (9%). Hasil analisis terhadap soal nomor 2a diketahui bahwa siswa telah
memahami soal yang diberikan dan dapat menentukan hasil jawaban namun
tidak menggunakan prosedur yang benar dalam penyelesaian soal tersebut, hal
ini disebabkan siswa lebih mengutamakan hasil dari pada langkah-langkah
penyelesaian soal tersebut.
Berdasarkan hasil dokumentasi peneliti dari buku bahan ajar yang
digunakan peneliti menemukan adanya pembahasan mengenai diagonal belah
ketupat serta terdapat contoh soal yang serupa dengan soal tes nomor 2a.
Sehingga hal ini menyebabkan adanya peningkatan terhadap jumlah siswa yang
mampu menggunakan atau memanfaatkan serta memilih suatu prosedur atau
operasi tertentu. Berdasarkan hasil wawancara tentang bentuk soal yang
diberikan oleh guru, siswa menjawab mencari panjang atau lebar jika telah
diketahui luasnya.
g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah
Pada hasil analisis terhadap jawaban tes kemampuan pemahaman konsep
segiempat pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
pemecahan masalah diperoleh rata-rata skor sebesar 1,52 atau pada kategori
rendah, hanya 5 (14%) siswa dengan kategori sangat baik, 1 (3%) siswa pada
kategori baik dan 2 siswa (6%) dalam kategori cukup sedangkan kategori rendah
23 siswa (66%), siswa yang pada kategori sangat rendah sebanyak 4 (11%).
Dari lembar jawaban siswa diketahui bahwa siswa belum dapat
mengaplikasikan konsep phytagoras pada penyelesaian kedua soal tersebut.
Tingginya jumlah siswa yang tidak mampu indikator mengaplikasikan konsep
atau algoritma pada pemecahan masalah disebabkan oleh siswa yang belum
mempelajari konsep phytagoras, hal ini mengakibatkan 15 siswa kesulitan dalam
menyelesaikan soal yang diberikan sehingga tidak dapat indikator
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah dengan tepat.
Berdasarkan hasil dokumentasi peneliti dari buku bahan ajar yang
digunakan peneliti menemukan adanya contoh soal dan pembahasan mengenai
konsep phytagoras dalam menentukan sisi bangun segiempat. Namun soal-soal
yang diberikan oleh guru tidak menggunakan konsep phytagoras sehingga hal
ini menyebabkan tingginya jumlah siswa yang tidak dapat indikator
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Hal ini
diperkuat dari hasil wawancara terhadap siswa, saat peneliti menanyakan apakah
siswa mengerjakan soal yang menggunakan konsep phytagoras siswa menjawab
tidak pernah dan soal yang diberikan hanya tentang mencari luas, keliling dan
tinggi tanpa mengaplikasikan konsep lain.
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
474
SIMPULAN
1. Kemampuan Pemahaman Konsep
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep segiempat untuk siswa kelas VIII-8
SMP Negeri 1 Lubuklinggau sebesar 1,84 yaitu pada kategori cukup, sedangkan
rata-rata skor pada setiap indikator pemahaman konsep adalah sebagai berikut:
a. Indikator menyatakan ulang sebuah konsep sebesar 2,30 dengan kategori cukup,
b. Indikator mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya
sebesar 1,94 dengan kategori cukup,
c. Indikator memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep sebesar 1,91
dengan kategori cukup,
d. Indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika
sebesar 1,90 dengan kategori cukup,
e. Indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup dari suatu konsep
sebesar 1,56 dengan kategori rendah,
f. Indikator menggunakan atau memanfaatkan serta memilih suatu prosedur atau
operasi tertentu sebesar sebesar 1,76 dengan kategori cukup
g. Indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah
sebesar 1,52 dengan kategori rendah.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemahaman Konsep
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi terhadap sumber belajar dan
catatan siswa diketahui bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa SMP Negeri
1 Lubuklinggau dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor sebagai berikut ini:
a. Catatan siswa yang tidak lengkap sehingga siswa cenderung lupa dengan apa
yang disampaikan oleh guru,
b. Soal-soal yang biasa dikerjakan oleh siswa lebih pada memasukan informasi
pada rumus yang telah ada,
c. Kurangnya contoh soal pada sumber belajar yang membahas mengenai konsep-
konsep dasar pada materi segiempat,
d. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep lain seperti phytagoras dalam
menyelesaikan soal-soal segiempat.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Lisna. 2016. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan
Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Negeri 4 Sipirok Kelas VII
Melalui Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Jurnal Eksakta. Vol 1
2016, Hal 1-12.
Akmil, dkk. 2012. Implementasi CTL Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 1 No 1, Hal 24-29.
Hedriana, Haris & Soemarmo, Utari. 2014. Penilaian Pembelajaran Matematika.
Bandung: Refika Aditama.
Prosiding Conference On Mathematics, Science, And Education
Bengkulu, 21-23 December 2017 ISBN 978-602-8043-83-0
475
Lestari, K.E & Yudhanegara, M.R. 2015. Pelitian Pendidikan Matematika Cetakan
Kedua. Bandung: PT Refika Aditama.
Martunis, dkk. 2014. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Model Pembelajaran
Generatif. Jurnal Didaktik Matematika. ISSN: 2355-4185 Vol 1 No 2, Hal
75-84.
Mawaddah, S & Maryanti, R. 2016. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa SMP dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan
Terbimbing (Discovery Learning). EDU-MAT Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol 4 No 1, Hal 76-85.
Nuharini, Dewi & Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Saltifa, Poni, dkk. 2012. Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam
Memahami Konsep Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 1 No
1, Hal 73-76.
Sari, A M 2013. Analisis Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Pada Pokok Bahasan Segitiga Studi
Deskriptif di Kelas VII SMP Negeri 2 Plered Kab. Cirebon. Cirebon:
Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tidak Dipublikasikan.
Sriyanto. 2007. Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia
Cerdas (Anggota IKAPI).
Wardhani, Sri. 2008. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs
Untuk Optimalisasi Pencapaian Tujuan. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.