Upload
adjieatjie-jie-billioner
View
284
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Isi Makalah Uv Vis Tampil
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita sering melihat benda-benda bercahaya seperti matahari atau benda
lainnya atau bola lampu listrik yang dapat memancarkan spektrum luas yang
terdiri dari banyak panjang gelombang. Panjang-panjang gelombang itu yang
berhubungan dengan cahaya tampak adalah mampu untuk mempengaruhi retina
mata manusia dan karenanya menyebabkan kesan-kesan subyektif dari
penglihatan. Tetapi banyak dari radiasi yang dipancarkan oleh benda-benda panas
terletak di luar daerah di mana mata peka, dan kita mengatakan tentang daerah-
daerah ultranya (ultra ungu) dan spektrum yang terletak di kedua sisi sinar
tampak.
Salah satu alat yang digunakan dalam analisis instrumen pada prakteknya
antara lain spektrofotometer. Sesuai dengan namanya, spektrofotometer terdiri
dari spektrometer dan fotometer. Metode analisis dengan alat ini disebut juga
spektrofotometri karena menggunakan bantuan cahaya dalam pelaksanaannya.
Oleh sebab pentingnya penelaah lebih mendalam tentang spektrofotometri
terutama spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet maka penulis membuat
makalah ini dengan judul “Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet (UV-
Vis)”
B. TUJUAN
1. Mengetahui Komponen Spektrofotometer UV-Vis.
2. Mengetahui Fungsi dari Bagian-Bagian Spektrofotometer UV-Vis
3. Mengetahui Cara Kerja Spektrofotometer UV-Vis
1
C. MANFAAT
Diharapkan setelah membaca makalah ini maka para pembaca
mendapatkan informasi tambahan untuk mengembangkan wawasan ilmunya.
Selain itu, makalah ini juga dapat menjadi alat yang relevan untuk penulisan-
penulisan yang berkaitan selanjutnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK
Spektrum cahaya dari matahari dapat dilihat secara alamiah yaitu dalam
bentuk pelangi. Dalam tahun 1672 Newton dapat menunjukan bahwa pemecahan
radiasi terlihat dari sinar matahari menjadi komponen-komponen yang berwarna
dapat dilakukan dengan menggunakan prisma gelas disamping atmosfer yang
berair dan ternyata spektrum yang telah ditemukan ini juga dapat diperoleh dari
sumber selain matahari. Misalnya pengaliran arus listrik melalui filament yang
terbuat dari bahan tungsten menghasilkan suatu sumber yang berpijar
memancarkan radiasi terlihat. Radiasi yang dipancarkan dari suatu sumber dapat
dilihat oleh mata manusia bila radiasi terletak dalam daerah terlihat dari spektrum,
tetapi sistem deteksi lain harus dipakai bila radiasi berada atau terletak diluar
daerah ini.
Untuk menggambarkan sifat-sifat radiasi elektromagnetik, digunakan dua
teori yang saling melengkapi yaitu teori gelombang dan teori korpuskuler. Teori
gelombang digunakan untuk menerangkan beberapa parameter radiasi
elektromagnetik yang berupa kecepatan, frekuensi, panjang gelombang, dan
amplitude. Teori gelombang tidak dapat menerangkan fenomena-fenomena yang
berkaitan dengan serapan atau emisi dari tenaga radiasi. Untuk proses ini
diperlukan teori korpuskuler, yang menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik
sebagai partikel yang bertenaga yang disebut foton. Tenaga foton berbanding lurus
dengan frekuensi radiasi.
3
Seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1 Gelombang Transversal,
dinyatakan bahwa panjang gelombang mengacu ke jarak antara dua gunung (atau
lembah) yang bedampingan dari gelombang itu. Kebalikan panjang gelombang,
yaitu banyaknya gelombang dalam sautu satuan panjang, diasumsikan sebagai
bilangan gelombang. Garis depan gelombang bergerak dengan kecepatan tertentu.
Banyaknya gelobang lengkap yang melewati suatu titik yang diam per satuan
waktu disebut frekuensi. Hubungan sifat-sifat ini dirumuskan seperti berikut :
1λ=v= v
c
denganλ= panjang gelombang, vbilangan gelombang, vfrekuensi, c kecepatan
cahaya (3 ×1010 cm /sekon).
Panjang gelombang (400-700nm) yang dikaitkan dengan cahaya tampak
mampu mempengaruhi selaput pelangi mata manusia dan menimbulkan kesan
subjektif akan tampakan itu (vision). Disamping ini ada banyak radiasi yang
dipancarkan oleh benda panas terletak di luar daerah dimana mata peka yaitu
daerah ultraviolet dan inframerah dari spektrum yang teletak di kiri dan di kanan
daerah tampak.Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi
elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam
4
Gambar 2.2 Pengelompokkan dari spektrum elektromagnetik
panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per foton. Spektrum ini secara
langsung berkaitan:
Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi, hasilnya kecepatan
cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz
Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1μeV/GHz
Panjang gelombang dikalikan dengan energi per foton adalah 1.24 μeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang
dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang
mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang.
Dalam tabel berikut ini tercantum nama komplementer, warna dan warna
komplementernya yang merupakan pasangan dari spektrum yang menghasilkan
cahaya putih bila dicampurkan.
5
Panjang Gelombang (nm)
Warna Warna Komplementer
400 – 435 Lembayung (violet) Kuning-hijau435 – 480 Biru Kuning480 – 490 Hijau-biru Jingga490 – 500 Biru-hijau Merah500 – 560 Hijau Ungu (purple)560 – 580 Kuning-hijau Lembayung (violet)580 – 595 Kuning Biru595 – 610 Jingga Hijau-biru610 – 750 Merah Biru-hijau
Tabel 2.1 Spektrum Elektromagnetik dan Warna-warna Komplementer
B. SPEKTRAFOTOMETRI UV-VIS
1. PROSES ABSORBSI CAHAYA PADA SPEKTROFOTOMETRI
Pada daerah sinar ultraviolet dan sinar tampak (UV-Vis) energi diperoleh
dari transisi elektronik. Energi yang diserap oleh molekul digunakan untuk
menaikan energi elektron dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Transisi elektron secara umum terjadi antara orbital ikatan (bonding) atau
lonepair dengan orbital anti ikatan (anti-bonding) tak terisi. Penyerapan dari
panjang gelombang tersebut kemudian menjadi ukuran dari pemisahan tingkat
energi dari orbital-orbital terkait.
Gambar 2.3 Transisi Elektron Molekul dari keadaan dasar ke keadaan yang
lebih tinggi
6
Eksitasi dari elektron diikuti oleh perubahan vibrasi dan rotasi nomor
kuantumsedemikian hingga yang terjadi adalah suatu penyerapan menjadi suatu
puncak yang lebar, yang berisi vibrasi dan rotasi. Dalam kaitan dengan interaksi
dari solut dengan molekul bahan pelarut ini adalah pada umumnya dikaburkan,
dan diamati sebagai kurva halus. Dalam fase uap, dalam bahan pelarut non-polar,
dan dengan puncak tertentu misalnya benzene dengan pita 260nm), vibrasi
struktur halus terkadang teramati Pada daerah sinar inframerah (2.500-1.5000 nm
atau 2,5-15μm) energi diserap oleh vibrasi atau rotasi pada bagian tertentu dari
molekul.
Gambar 2.4 Vibrasi dan Rotasi Molekul
2. SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
a) TEORI DASAR ABSORBANSI
Absorpsi radiasi oleh suatu sampel organik di daerah ultraviolet dan
sinartampak, akan bersamaan dengan perubahan keadaan elektronik dalam
molekul yaitu energi disediakan untuk mempromosikan energi dari keadaan dasar
ke orbital energi yang lebih tinggi (keadaan tereksitasi) yang dikenal sebagai
orbital anti-bonding.
7
Ada 3 jenis orbital keadaan dasar yang mungkin terlibat :
1) Orbital molekular ikatan σ
2) Orbital molekular ikatan π
3) Orbital atomik non-bonding n
Dua jenis orbital anti-bonding yang terlibat dalam transisi adalah :
1) orbital σ* (sigma star)
2) orbital π* (pi star)
Transisi yang terjadi dalam absorpsi sinar UV dan sinar tampak adalah :
memerlukan energi yang besar dan oleh
karena itu terjadi pada UV jauh atau lemah pada daerah 180-240 nm.
Sebagai konsekuensi kelompok-kelompok jenuh seperti :
tidak akan terjadi absorbsi yang kuat pada daerah UV – sinar tampak.
8
terjadi dalam molekul tak
jenuh danmemerlukan
energi lebih sedikit daripada transisi ke orbital antibonding σ *.
b) INSTRUMENTASI SPEKTROFOTMETER UV-VIS
Instrument yang digunakan untuk mempelajari serapan atau emisi radiasi
elektromagnetik sebagai fungsi dari panjang gelombang disebut spektrofotometer.
Gambar 2.5 Skema bagian-bagian dalam spektrofotometer
Komponen-komponen pokok dari spektrofotometer meliputi:
1) Sumber tenaga radiasi yang stabil
Sumber-sumber radiasi yang kebanyakan digunakan adalah lampu hidrogen
dan lampu deuterium.Lampu terdiri dari sepasang elektroda yang terselubung
dalam tabung gas dan diisi dengan gas hidrogen atau deuterium pada tekanan
9
yang rendah. Bila elektroda-elektroda diberi tegangan yang tinggi, maka akan
menghasilkan elektron-elektron yang mengeksitasi elektron-elektron lain dalam
molekul gas ke tingkatan tenaga yang tinggi. Bila elektron-elektron kembali ke
tingkat dasar, maka elektron akan melepaskan radiasi yang kontinu dalam daerah
180-350nm. Sumber radiasi ultraviolet yang lain adalah lampu xenon, tetapi
lampu ini tak sestabil lampu hidrogen.
2) Monokromator
Dalam spektrofotometer, radiasi yang polikromatikharus diubah menjadi
radiasi monokromatik. Ada dua jenis alat yang digunakan untuk mengurangi
radiasi polikromatik menjadi monokromatik yaitu penyaringdan monokromator.
Penyaring dibuat dari benda khusu yang hanya meneruskan radiasi pada daerah
panjang gelombang tertentu dan menyerap radiasi dari panjang gelombang yang
lain. Monokromator merupakan serangkaian alat optik yang menuraikan radiasi
polikromatik menjadi jalur-jalur yang efektif atau panjang gelombang tunggalnya
dan memisahkan panjang gelombang-gelombang tersebut menjadi jalur-jalur yang
sangat sempit
Gambar. 2.6 Sistem Dispersi pada Monokromator dengan Prisma
10
Gambar 2.7 Sistem Dispersi pada Monokromator dengan Grating
3) Tempat cuplikan yang transparan
Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah uv-vis biasanya berupa gas atau
larutan dan ditempatkan dalam sel yang disebut cuvet. Cuvet yang akan dipakai
ahrus dipastikan dalam keadaan bersih. Jadi, sebelum dipakai harus dibersihkan
dengan air atau bila perlu dapat dicuci dengan larutan detergen atau larutan asam
nitrat panas.
Pelarut. Pelarut-pelarut yang digunakan dalam spektrofotometer harus
melarutkan cuplikan dan meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang
yang sedang dipelajari. Beberapa pelarut yang biasa digunakan dalam daerah-
daerah uv-vis adalah aseton, benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dioksan,
diklorometan, 95% etanol, etil eter, methanol, air,dan sebagainya.
4) Detektor radiasi yang dihubungkan dengan alat untuk mencatat hasil (output)
Setiap detektor menyerap tenaga foton (cahaya) yang terpaparkan dalam
spektrofotometer dan mengubah tenaga tersebut untuk dapat diukur secara
kuantitatif sebagai arus listrik atau perubahan-perubahan panas.Kebanyakan
detektor menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan alat pencatat.Setiap
alat pencatat harus menghasilkan sinyal yang secara kuantitatif berhubungan
11
dengan tenaga cahaya yang dipaparkan. Syarat-syarat penting untuk detektor
meliputi sensivitas tinggi sehingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang
mempunyai tingkatan rendah sekalipun, memiliki waktu respon yang pendek,
stabilitas yang lama untuk menjamin respon secara kuantitatif, dan sinyal
elektronik yang mudah diperjelas.
Detektor yang digunakan pada spektrofotometer uv-vis disebut detektor
fotolistrik.
c) Prosedur Umum Penggunaan Spektrofotometer UV-Vis
1) Sampel dilarutkan dalam pelarut
2) Sampel dimasukkan dalam kuvet
3) Dalam keadaan tertutup, atur T = 0% (dalam beberapa instrumen, ini disebut 0
% T. Dark current control)
4) Dalam keadaan terbuka, atur T = 100% (A=0). Gunakan cell penuh dengan
pelarut murni
5) Masukkan sampel dan ukur % T (atau A)
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang menjadi benang merah untuk makalah ini yaitu
spektroftometer UV-Vis bekerja pada panjang gelombang (400-700nm) yang
dikaitkan dengan cahaya tampak mampu mempengaruhi selaput pelangi mata
manusia dan menimbulkan kesan subjektif akan tampakan itu (vision). Ada
banyak hal yang harus diperhatikan dengan seksama bila ingin bekerja dengan
spektrofotometer ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
B. SARAN
Demi pengembangan keilmuan kita maka diharapkan setelah membaca
makalah ini para pembaca dapat memberi masukan-masukan yang membangun
sesuai dengan isi makalah ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kenkel John. 2003. E-book : Analytical Chemistry for Technical, Third Edition. Florida : CRC Press, LLC (www.crcpress.com; Diakses 9 Maret 2016)
Santoso Adi. 2011. Makalah Spektrofotometri Sinar Tampak dan Ultraviolet.(http://149-santoz.blogspot.com/2012/02/makalah-spektrofotometri-sinar-tampak.html; Diakses 9 Maret 2016)
Sastrohamidjodjo Hardjono. 2001. Spektroskopi. Yogyakarta : Liberty
Underwood, Day. 1993. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga
Wiryawan Adam,dkk. 2008. Kimia Analitik. Jakarta : DIRJEN Manejemen Pendidikan Dasar dan Menengah
14