Isi Paper Abs,Ebd,Ba

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSeringkali kita melihat tayangan televisi yang memberitakan kecelakaan yang kerap terjadi belakangan ini. Ada yang disebabkan oleh kelalaian manusia, kondisi jalanan yang licin dan tidak memadai, dan lain sebagainya. Saat roda belakang terkunci, gaya sentripetal pada roda belakang akan mendekati angka 0. Pada kondisi tersebut, bila roda depan dibelokan atau ada gaya lain (misalnya kondisi permukaan jalan, perubahan koefisien gesek, dll), maka akan terjadi gaya sentrifugal (seperti gaya memutar kendaraan) sehingga kendaraan akan membanting ke salah satu sisi. Terlebih pada kasus kondisi jalan yang licin dan kebiasaan pengemudi yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, terdapat sebuah sistem pengereman yang dapat mengurangi resiko kecelakaan yang disebabkan oleh hal tersebut. Nama dari sistem tersebut adalah ABS yang merupakan akronim dari Anti-lock Braking System. Anti-lock Braking System merupakan sistem pengereman pada kendaraan agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras.Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua roda berhenti sementara kendaraan masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif.

B. TUJUAN1. Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Chasis Otomotif

2. Sebagai tambahan bahan ajar Mata Kuliah Chasis Otomotif

3. Sebagai stimulus untuk mempelajari ilmu lebih

BAB IIPEMBAHASAN

A. REM ABS ( ANTI-LOCK BRAKING SYSTEM )Anti-lock Braking System pertama kali dikembangkan oleh French Automobile pada tahun 1929, yang mana ABS pada saat itu digunakan sebagai sistem pengereman yang terdapat pada aircraft. Kemudian sekitar tahun 1958 oleh Road Research Laboratory, ABS diujicobakan pada sebuah kendaraan bermotor. Eksperimen terbuat memberikan hasil yang cukup memuaskan, dengan adanya ABS resiko kecelakaan dapat dikurangi karena sistem pengereman yang terdapat di dalamnya dapat mengatasi permasalahan yang kerap terjadi pada kendaraan bermotor, yaitu terjadinya penguncian roda pada saat dilakukan pengereman. Walaupun hasilnya cukup memuaskan, sistem pengereman yang telah dijelaskan di atas masih merupakan sistem pengereman yang tradisional. Baru pada tahun 1971, Chrysler bersama dengan Bendix Corporation, membuat sebuah sistem pengereman yang telah berfungsi seperti sebagaimana mestinya dan jauh lebih reliable dibandingan dengan ABS tradisional.

ABS tidak hanya memberikan fungsi non-selip tetapi juga mendukung kontrol stabilitas elektronik, kontrol traksi, dll Baru-baru ini, sensor tambahan telah ditambahkan ke sistem, sensor gyroscopic dan sensor sudut kemudi. Kedua menyinkronkan untuk mencocokkan arah mobil dengan arah kemudi. Sensor sudut roda juga membantu sistem ABS mengontrol roda luar untuk memiliki efek pengereman yang lebih positif . Tujuan Rem anti Blokir(ABS)a. Menghindari penguncian atau blokir roda pada saat dilakukan pengereman mendadakb. Menjamin kestabilan dan pengendalian kendaraan pada kondisi jalan betapapun kejadiannyac. memanfaatkan secara luar biasa kemampuan pengereman pada roda-roda dan jalan, demi kestabilan dan pengemudian pada jarak pengereman yang relatif dekatd. Beradaptasi secara cepat untuk mengubah pengereman terhadap kondisi jalan, seperti jalan kering maupun es yang licin.e. Tetap Stabil dan terkendali sewaktu kendaraan menikung

1. Diagram Blok dan Komponen Penyusun ABSAdapun diagram blok pada ABS (Anti-lock Braking System) bisa dilihat pada gambar di bawah ini :Sedangkan untuk komponen penyusunnya sesuai dengan gambar di atas adalah ABS control moduleModul kontrol ABS adalah modul kontrol yang membandingkan informasi kecepatan roda dengan kecepatan roda yang lain yang didapat dari sensor. Ketika roda hampir terkuci, tekanan rem dikurangi sehingga putaran roda menjauh dari keadaan terkunci. Apabila putaran roda terlalu cepat, tekanan rem dapat dinaikkan untuk mengurangi kecepatannya. Ketika kecepatan antar roda hampir sama, modul kontrol akan mangaktifkan mode pressure hold of operation. Solenoid valve assemblyMerupakan valve yang memiliki 3 mode dalam pengoperasiannya yaitu, 1. Increase Pressure, Selama mode pressure increase minyak rem dapat masuk melewati kedua solenoid sehingga sampai ke Caliper.2. Hold Pressure Steady, Selama mode Pressure Hold kedua solenoid tertutup sehingga tidak ada jalur pergerakan minyak rem3. Decrease Pressure, Selama mode Pressure Vent solenoid pada jalur pedal rem tertutup. Dan solenoid ventilasi terbuka, sehingga minyak masuk ke dalam suatu rungan (accumulator chamber) Sensor kecepatan (roda)Untuk mengetahui bagaimana keadaan roda , maka digunakan sensor kecepatan pada roda. Sensor yang digunakan seperti enkoder. Wiring, dan tanda status ABSTerdapat dua tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui status dari ABS tersebut, antara lain :1. Lampu peringatan ABSBila ECU mendeteksi adanya malfungsi pada ABS atau pada sistem bantu rem, lampu ini menyala untuk memberi peringatan kepada pengemudi. 2. Lampu peringatan sistem remBila lampu ini menyala bersama-sama dengan lampu peringatan ABS, lampu ini akan memberi peringatan kepada pengemudi bahwa ada malfungsi pada sistem ABS dan EBD. Sensor deselerasi (Hanya pada beberapa model.) Sensor deselerasi merasakan tingkat deselerasi kendaraan dan mengirimkan signal ke ECU Skid Control. ECU menentukan kondisi permukaan roda yang sebenarnya menggunakan signal ini dan mengambil ukuran kontrol yang sesuai.

2. Prinsip KerjaAntilock-Braking System (ABS) berfungsi untuk mencegah rem mengunci (locking) pada saat pengereman mendadak yang dapat mengakibatkan roda tergelincir (slip). Pada saat pengereman, roda akan slip apabila berdeselerasi/berhenti lebih cepat dari kendaraan. ABS merupakan closed-loop control system yang bekerja dengan cara mengatur tekanan hidrolik rem pada roda. Pada roda dipasang wheel-speed sensor untuk memonitor putaran roda. Sensor ini secara terus-menerus mengirimkan informasi putaran roda ke ABS control module (controller) yang berfungsi mengontrol mekanisme hidrolik unit (actuator). Hidrolik unit merupakan suatu mekanisme hidrolik yang di dalamnya terdapat flow-control valve/solenoid valve, pompa, reservoir, yang berfungsi mengatur tekanan hidrolik rem pada setiap roda.ABS belum bekerja pada kondisi pengereman normal. Pada pengereman mendadak dimana roda akan berdeselerasi dengan cepat, sesaat sebelum locking ABS control module akan mengirimkan sinyal ke solenoid valve untuk menutup aliran oli dari master cylinder. Dalam kondisi ini tekanan hidrolik di rem menjadi konstan. Apabila roda masih cenderung untuk locking, control module segera memerintahkan solenoid valve untuk mengurangi tekanan hidrolik rem dengan membuka aliran oli ke arah reservoir. Selanjutnya oli akan dipompa kembali menuju master cylinder. Selama pompa ini bekerja, pedal rem akan sedikit bergerak naik turun. Beberapa kendaraan juga dilengkapi dengan ABS yang dapat menaikkan tekanan hidrolik rem.Untuk melakukan hal ini, ABS didesain untuk mengoptimalkan kinerja rem dengan menggunakan slip ratio 10-30% apapun kondisi jalannya, pada saat yang sama juga menjaga gaya belok setinggi mungkin untuk mempertahankan stabilitas arah pengemudian 1. Pada jalan licin, permukaan jalan mempunyai koefisien gesek rendah (), sehingga jarak pengereman bertambah bila dibandingkan dengan pengereman pada permukaan jalan mempunyai nilai tinggi, meski saat itu ABS diaktifkan. Oleh karena itu dikurangi kecepatan bila berjalan di atas permukaan jalan basah. 2. Pada jalan kasar, atau pada jalan berbatu atau jalan dengan salju baru, kerja ABS akan menyebabkan jarak henti lebih panjang dibandingkan dengan kendaraan yang tidak dilengkapi dengan ABS.3. Tipe Rem ABS ( ANTI-LOCK BRAKING SYSTEM )ABS menggunakan beberapa macam skema, yang dapat dibedakan menurut jumlah channel (berapa banyak valve yang dikontrol secara individual) dan jumlah dari speed sensor.a. Empat-saluran, empat-sensor ABSAda sensor kecepatan pada keempat roda dan katup yang terpisah untuk semua empat roda, controller monitor setiap roda secara individual untuk memastikan itu mencapai kekuatan pengereman yang maksimal.b. Tiga-saluran, empat-sensor ABSAda sensor kecepatan pada keempat roda dan katup yang terpisah untuk masing-masing roda depan, tetapi hanya satu katup untuk kedua roda belakang.c. Tiga-channel, tiga-sensor ABSSkema ini, biasanya ditemukan pada dengan empat roda ABS, memiliki kecepatan sensor dan sebuah katup untuk masing-masing roda depan, dengan satu katup dan satu sensor untuk kedua roda belakang. Sensor kecepatan untuk roda belakang terletak di poros belakang. Sistem ini menyediakan kendali individu roda depan, sehingga mereka dapat keduanya mencapai gaya pengereman maksimum. Roda belakang, bagaimanapun, adalah dipantau bersama-sama, mereka berdua harus mulai mengunci sebelum ABS akan mengaktifkan di bagian belakang. Dengan sistem ini, adalah mungkin bahwa salah satu roda belakang akan mengunci selama berhenti, mengurangi efektivitas rem. Sistem ini mudah untuk mengidentifikasi, karena tidak ada sensor kecepatan individu untuk roda belakang.d. Satu-saluran, satu-sensor ABSSistem ini umumnya ditemukan pada dengan roda belakang ABS. Ini memiliki satu katup, yang mengendalikan kedua roda belakang, dan satu sensor kecepatan, yang terletak di poros belakang. Sistem ini beroperasi sama seperti bagian belakang sistem tiga-saluran. Roda belakang dipantau bersama-sama dan mereka berdua harus mulai untuk mengunci sebelum ABS tendangan masuk Dalam sistem ini juga mungkin bahwa salah satu roda belakang akan mengunci, mengurangi efektivitas rem. Sistem ini juga mudah untuk mengidentifikasi, karena tidak ada sensor kecepatan individu untuk setiap roda.4. Pendukung Rem ABS1. Unit Control Hidraulis ( Hidrolic Unit)Disebut juga modulator hidraulis berfungsi untuk mengubah perintah unit control electronic (ECU). Kebebasan pengemudi menggunakanya untuk mengontrol tekanan pada rem roda melalui katup dan selenoid. Modulator Hidraulis ini sebagai penghubung hidraulis antara silinder master dan silinder roda. Karena tempatnya ada dibagian motor sehingga penghubung hidraulis kesilinder master dan silinder roda dapat tetap pendek.

Unit control hidraulis mempunyai komponen utama, yaitu:a. Reservoir FluidaFluida pada reservoar juga digunakan untuk sistem rem secara keseluruhan. Selain itu untuk unit control hidraulis dan pompa yang dipergunakan untuk mengatur tekanan fluida pada sistem rem.b. Motor Listrik dan Pompa PengembaliMotor dan pompa bekerja secara bersama-sama menyediakan tekanan hidraulis tinggi untuk accumulator dan mengembalikan fluida ke reservoar. Bekerjanya pompa pengendali ini berdasarkan besarnya arus yang dibangkitkan oleh sensor kecepatan. Pompa bekerja pada sensor kecepatan kecepatan roda ke unit control electronik sebesar 5A.c. AccumulatorBerfungsi untuk menyimpan tekanan hidraulis pada sistem ABS untuk menghindari bila terjadi pengurangan tekanan.d. Selenoid dan KatupDioperasikan oleh unit control electronik yang berfungsi untuk mengontrol tekanan hidraulis pada rem rodae. Katup Penutup dan Piston Control serta kelengkapanKatup Penutup dan Piston Control serta kelengkapan, berfungsi untuk mengontrol tekanan hidraulis dari silinder master ke silinder roda.

2. ABS control UnitSebagai penerima dan pengolah data komputer yang diperoleh dari wheel speed sensor dan selanjutnya akan ditentukan besar kecilnya tekanan minyak rem untuk masing-masing roda.3. ABS Wheel Speed SensorSensor kecepatan roda terdiri dari piringan sensor bergigi yang diputarkan oleh roda dan sensor. Letak sensor terhadap piringan sensor bergigi, ujung sensor berhadapan secara langsung pada piringan sensor. Sensor sendiri dihubungkan dengan magnet permanent yang medan magnetnya mencakup sampai kepiringan sensor. Apabila piringan sensor berputar melewati sensor mengakibatkan medan magnet berubah secara teratur. Oleh karena itu, pada sensor terjadi tegangan induksi yang rendah dan di kirimkan berupa sinyal kecepatan roda pada ECU. Frekuensi pulsa sesuai kecepatan roda dan unit control menggunakan sinyal untuk menentukan pengurangan kecepatan yang dapat mengurangi selip.4. ABS RelaySebagai pengontrol aliran arus listrik yang menuju ke hidarulik unit, selenoid valve, dan motor hidraulik.

5. Kelebihan dan Kekurangan REM ABS1. Kelebihana. Rem tidak mudah mengancingb. Lebih amanc. Lebih canggihd. Pengereman mudahe. Kerusakan mudah terdeteksi2. Kekurangana. Harga lebih mahalb. Konstruksi rumitc. Lebih cepat rusakd. Perbaikan mahale. Tidak bias digunakan untuk slalomB. EBD (Electronic Brake Force Distribution)EBD atau kepanjangan dari electronic brake distribution adalah suatu piranti yang membagi pengereman dari tiap roda agar mobil tetap dalam keadaan terkendali dan bergerak secara linear. Teknologi ini sama dengan ESP. EBD biasanya lebih sederhana dari ESP dan biasa diterapkan pada mobil Jepang.

1. Cara kerja sistem EBDTugas EBD sebagai subsistem dari sistem ABS untuk mengontrol adhesi pemanfaatan yang efektif oleh roda belakang. Tekanan roda belakang didekati dengan distribusi kekuatan rem yang ideal dalam operasi pengereman parsial. Untuk melakukannya, desain rem yang konvensional diubah dalam arah overbraking poros belakang, dan komponen ABS digunakan EBD mengurangi ketegangan pada kekuatan rem hidrolik katup proporsi dalam kendaraan EBD mengoptimalkan desain rem berkaitan dengan: pemanfaatan adhesi(gaya tarik menarik antar molekul yang tidak sejenis).EBD dapat bekerja dalam hubungannya dengan ABS dan Electronic Stability Control ("ESC") untuk meminimalkan percepatan yaw selama bergantian. ESC membandingkan sudut roda kemudi untuk menilai kendaraan memutar menggunakan sensor tingkat yaw. "Yaw" adalah rotasi kendaraan sekitar pusat vertikal gravitasi (belok kiri atau kanan). Jika sensor yaw mendeteksi lebih / yaw kurang dari sudut roda kemudi harus menciptakan, mobil understeering atau oversteering dan ESC mengaktifkan salah satu depan atau rem belakang untuk memutar mobil kembali ke kursus yang dimaksudkan. Sebagai contoh, jika mobil adalah membuat berbelok ke kiri dan mulai understeer. ESC mengaktifkan rem belakang kiri, yang akan membantu mengubah mobil kiri. Sensor sangat sensitif, dan aktuasi yang begitu cepat bahwa sistem dapat memperbaiki arah sebelum pengemudi bereaksi. ABS membantu mencegah roda lock-up dan EBD membantu kekuatan rem berlaku tepat untuk membuat ESC bekerja secara efektif.2. EBD Operation (Pressure Hold)

3. Kerja EBD (Pressure Dump)

4. Keuntungan EBDa. (load sensitive) proportioning valveb. Meningkatkan kontribusi rear axle ke gaya pengeremanc. Mendekati distribusi gaya pengereman yang ideal (lurus dan berbelok)d. Bisa beradaptasi pada beban yang berbedae. Distribusi pengereman yang tetap (konstan) meskipun kendaraan dipakai dalam jangka waktu yang lamaf. Adanya monitor untuk fungsi EBDg. Minimal extension of EBS hardware requiredh. Kerusakan bisa diketahui melalui lampu peringatani. Lay out system dasar pengereman

C. BRAKE ASSIST ( BA )BA adalah sistem yang membantu kerja rem ketika pengemudi tidak pdapat memberikan tenaga yang cukup untuk pedal rem. Tekanan yang tiba-tiba yang diberikan ke pedal rem dianggap sebagai berhenti darurat, dan sejumlah banyak tenaga pengereman secara otomatis dibangkitkan.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://tips-otoqita.blogspot.com/2012/05/mengenal-abs-sistem-rem-anti-terkunci.html2. http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-braking-sistem/3. http://xtop-gear.com/general/anti-lock-brake-system-abs/4. http://afriastinasophy.wordpress.com/2011/05/07/abs-anti-lock-breaking-system/5. http://erpeha18.blogspot.com/2011/01/cara-kerja-rem-abs-piranti-pendukung.html6. http://umifajarfatimah09.blogspot.com/2012/01/esp-abs-ebd-tcs.html7. http://bestmechanic.blogspot.com/2012/12/ebd-electronic-brake-force-distribution.html

Rem ABS, EBD dan BA12