61
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Bidang usaha ternak unggas, pemeliharaan usaha ayam broiler telah menyebar dan berkembang ke seluruh daerah. Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan teknologi pengelolaan ayam broiler yang berupa bibit unggul, makanan berkualitas, perkandangan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Ayam broiler memiliki sifat-sifat yang menonjol secara ekonomis dapat memberikan keuntungan. Sifat tersebut adalah berupa produksi daging yang tinggi dengan penggunaan pakan yang efisien. Keunggulan inilah yang dapat merangsang berkembangnya peternakan ayam broiler Dalam tata laksana usaha peternakan ayam progam biosecurity merupakan suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosecurity sebenarnya relatif tidak 1

Isi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jjjhhh

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDi Bidang usaha ternak unggas, pemeliharaan usaha ayam broiler telah menyebar dan berkembang ke seluruh daerah. Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan teknologi pengelolaan ayam broiler yang berupa bibit unggul, makanan berkualitas, perkandangan, sanitasi dan pencegahan penyakit. Ayam broiler memiliki sifat-sifat yang menonjol secara ekonomis dapat memberikan keuntungan. Sifat tersebut adalah berupa produksi daging yang tinggi dengan penggunaan pakan yang efisien. Keunggulan inilah yang dapat merangsang berkembangnya peternakan ayam broilerDalam tata laksana usaha peternakan ayam progam biosecurity merupakan suatu hal penting yang harus dijalankan. Program biosecurity sebenarnya relatif tidak mahal tetapi merupakan cara termurah dan efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyakit pada ayam. Bahkan tidak satupun program pencegahan penyakit dapat bekerja dengan baik tanpa disertai program biosecurity.Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Motto klasik tetap berlaku sampai saat ini, yaitu pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, sehingga tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan pelaksanaan biosekuritas di lingkungan peternakan secara konsisten harus dilaksanakan.Asal kata biosecurity adalah dari kata asing biosecurity yaitu bio artinya hidup dan security artinya perlindungan atau pengamanan. Jadi biosecurity adalah sejenis program yang dirancang untuk melindungi kehidupan. Dalam arti yang sederhana kalau untuk peternakan ayam adalah membuat kuman atau agen penyakit jauh dari tubuh ayam dan menjaga ayam jauh dari kuman. Pada awalnya konsep biosecurity diterapkan untuk menghasilkan unggas yang bebas penyakit tertentu (spesific patogen free) untuk keperluan penelitian secara eksperimental. Tetapi saat ini telah diterapkan pada berbagai jenis peternakan sebagi upaya praktis untuk mencegah masuknya organisme penyebab penyakit (patogen) dari luar ke dalam peternakan. Bahkan diterapkan juga di negara-negara berdaulat sebagai upaya untuk melindungi industri peternakannya dari berbagai penyakit berbahaya yang tidak ditemukan di wilayahnya (penyakit eksotik). Kesehatan ternak merupakan kunci penentu keberhasilan suatu usaha peternakan. Motto klasik tetap berlaku sampai saat ini, yaitu pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, sehingga tindakan-tindakan seperti sanitasi, vaksinasi dan pelaksanaan biosekuritas di lingkungan peternakan secara konsisten harus dilaksanakanPenerapan manajemen biosecurity di bidang peternakan sangat penting karena akan berpengaruh pada keberhasilan usaha tersebut. Biosecurity sendiri merupakan suatu sistem untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan (animal welfare) Winkel (1997).1.2. Rumusan MasalahPermasalahan yang dibahas dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah bagaimana cara menejemen biosecurity ayam pedaging di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) yang beralamat Desa Puuroda, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka yang diharapkan mampu menghasilkan produksi dan performan yang optimal.1.3. TujuanTujuan dari praktek kerja lapang (PKL) ini adalah untuk praktik dilapangan dan mengetahui secara langsung bagaimana cara menejemen biosecurity ayam pedaging di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) yang beralamat Desa Puuroda, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka yang diharapkan mampu menghasilkan produksi dan performan yang optimal.1.4. ManfaatManfaat dari praktek kerja lapang (PKL) ini adalah untuk menambah pengalaman dan keterampilan bagi penulis tentang menejemen biosecurity pedaging sehingga nantinya mampu mengimplementasikan bagaimana cara menerapkan manajemen biosecurity saat berada didunia kerja terutama bidang peternakan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. ManajemenManajemen adalah suatu kegiatan yang memiliki target dan tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan serta pengorganisasian dalam mencapai tujuan tersebut,Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Fungsi manajemen ialah sebagai elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan (Yosua, 2013).Fahru (2012) menyatakan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu : Manajemen sebagai suatu proses, Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)Pengertian yang pertama yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama ini, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam Encyclopedia of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Dari tiga pernyataan di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah suatu keadaan terdiri dari proses yang ditujukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.2.2. Usaha Peternakan Ayam pedagingBroiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usia yang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1987). Ayam pedaging adalah jenis ternak bersayap dari kelas aves yang telah didomestikasikan dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk daging (Yuwanta, 2004). Hardjoswaro dan Rukmiasih (2000) menyatakan bahwa ayam broiler dapat digolongkan kedalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging. Kepadatan kandang untuk ayam pedaging adalah 10-13/m2 untuk bobot badan sekitar 1,8 kg (Indarto, 1990).Usaha ayam broiler merupakan usaha yang dilakukan oleh peternak baik sebagai usaha pokok maupun sambilan yang di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan produksi, seperti tata laksana pemberian pakan, tata laksana kandang dan kegiatan-kegiatan lainya yang akan menghasilkan broiler sebagai produk utamanya (Rasyaf, 1996). Usaha ayam pedaging merupakan salah satu usaha yang banyak ditekuni oleh peternak. Soehadji (1992) menyatakan bahwa jumlah daging ayam mencapai 43,1% dari total produksi daging yang menyiratkan suatu potensi besar yang dimiliki oleh industri ayam untuk mencapai suatu pertumbuhan yang cepat, kontribusi pentingnya terhadap konsumsi protein hewani per kapita dan kemampuan untuk membuka lapangan kerja.2.3 BiosecurityBiosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit (Dwicipto, 2010) . Biosekuriti dilihat dari segi hirarki terdiri atas tiga komponen yaitu :1. Biosekuriti konseptual merupakan biosekuriti tingkat pertama dan menjadi basis dari seluruh program pencegahan penyakit, meliputi pemilihan lokasi kandang, pemisahan umur unggas, control kepadatan dan kontak dengan unggas liar, serta penetapan lokasi khusus untuk gudang pakan atau tempat mencampur pakan.2. Biosekuriti struktural, merupakan biosekuriti tingkat kedua, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan tataletak peternakan (farm), pernbuatan pagar yang-benar, pembuatan saluran pembuangan, penyediaan peralatan dekontaminasi, instalasi penyimpanan pakan, ruang ganti pakaian dan peralatan kandang.3. Biosekuriti operasional adalah biosekuriti tingkat ketiga, terdiri dari prosedur manajemen untuk mencegah kejadian dan penyebaran infeksi dalam suatu farm. Biosekuriti ini harus ditinjau secara berkala dengan melibatkan seluruh karyawan, berbekal status kekebalan terhadap penyakit. Biosekuriti operasional terdiri atas tiga hat pokok, yakni (a) pengaturan traffic control, (b) pengaturan dalam farm dan, (c) desinfeksi yang dipakai untuk semprot kandang maupun deeping seperti golongan fenol (alkohol, lisol dan lainnya); formalin; kaporit; detergen, iodine dan vaksinasi. (Dwicipto, 2010)Biosecurity adalah suatu tindakan untuk menghindari kontak antara hewan dan mikroorganisme dan merupakan pintu pertahanan pertama dalam upaya pengendalian penyebaran suatu penyakit. Penerapan biosecurity sangat diperlukan mulai pada awal pemeliharaan unggas di kandang sampai pada saat penjajaan di pasar. Beberapa hal yang harus dipedomani terhadap prinsip biosecurity yang tepat adalah sebagai berikut:1.Setiap kendaraan pengangkut unggas yang masuk dan keluar kandang atau tempat penampungan unggas harus di desinfektan.2.Setiap unggas yang atang harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) yang dibuat oleh dokter hewan berwenang di daerah asal unggas.3.Setiap unggas yang datang harus mendapat pemeriksaan antemortem oleh petugas dibawah pengawasan dokter hewan yang berwenang.4.Hasil pemeriksaan kesehatan unggas yang datang wajib didokumentasikan dan dilaporkan secara berkala setiap bulan kepada dokter hewan berwenang.5.Setiap kandang dilengkapi dengan peralatan makan dan minum khusus6.Tidak mencampurkan unggas yang baru datang dengan yang lama7.Membersihkan kandang atau penampungan unggas dari limbah padat unggas.8.Melakukan pengosongan kandang atau penampungan unggas satu hari dalam dua minggu untuk proses pembersihan dan desinfektan.9.Mencegah masuknya kucing, anjing, burung liar dan hewan pengganggu lainnya dalam kandang atau penampungan unggas.10.Menempatkan unggas yang sakit didalam kandang tersendiri.11.Setiap unggas yang mati harus segera dimusnahkan dengan cara membakar. (Nunung, 2010)Bioscurity mencakup tiga hal utama yaitu (Sudarisman, 2000):1.Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit.2.Meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk. 3.Membuat tingkat kontaminasi lingkungan oleh agen penyakit seminimal mungkin, selanjutnya bioscurity dilihat dari segi hirarki terdiri atas tiga komponen yaitu bioscuritu konseptual, bioscurity structural, dan bioscurity operasionat.2.3.1. Pelaksanaan biosecurity1. Kontrol lalu lintas Biosecurity ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka didesinfeksi, mandi semprot, lalu memakai sepatu khusus, baju penutup, dan topi khusus yang telah didesinfeksi. Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada peternakan yang harus menjalankan biosecurity dengan ketat (Grand parent stock) akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya tamu yang akan masuk sebelumnya tidak boleh mengunjungi farm pada level dibawahnya (Parent stock, komersial, prosesing dll) paling sedikit tiga hari setelah kunjungan tersebut. Lalu lintas kendaraan yang memasuki areal peternakan juga harus dimonitor secara ketat. Kendaraan yang memasuki farm harus melewati kolam desinfeksi yang terdapat di belakang gerbang. Kendaraan yang bisa masuk ke areal peternakan adalah kendaraan pengangkut makanan, doc, ataupun peralatan kandang lainnya. Pada peternakan pembibitan yang memerlukan biosecurity lebih ketat, begitu masuk kolam desinfeksi kendaraan harus berhenti, lalu seluruh bagian mobil bagian bawah, sekitar ban disemprot desinfektan dengan sprayer tekanan tinggi. Sementara itu penumpangnya harus berjalan kaki lewat pintu khusus untuk lalu lintas orang. Di tempat ini ia harus mandi semprot untuk didesinfeksi. Dengan demikian akan selalu ada kontrol lalu lintas baik barang, bahan ataupun manusia.2. Vaksinasi Aspek lain dari biosecurity adalah mencegah penyakit melalui vaksinasi. Antibiotika digunakan untuk memberantas infeksi bakteri. Karena tidak ada obat yang dapat melawan infeksi virus, maka vaksinasi sebelum infeksi terjadi di dalam flok ayam menjadi pilihan utama untuk melindungi ayam . Vaksin bisa dalam bentuk hidup atau mati. Keduanya memberikan reaksi. Vaksin hidup terdiri atas mikroorganisme hidup. Vaksin ini dapat diberikan pada umur lebih muda daripada vaksin mati, dan diberikan melalui injeksi, air minum, inhalasi, atau tetes mata. Kontaminasi vaksin harus dicegah karena dapat menimbulkan gangguan yang serius. 3. Pencatatan Riwayat Flok Mencatat riwayat flok adalah cara yang mudah untuk menjaga kesehatan flok ayam. Ayam harus secara rutin diperiksa kesehatannya ke laboratorium, dengan mengecek titer darahnya terhadap penyakit tertentu, monitoring bakteriologis dan sampling lainnya. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus disimpan bersamaan dengan data performans setiap flok atau kandang. Laporan ini sangat bermanfaat begitu masalah muncul. 4. Pencucian Kandang Ayam Pencucian kandang ayam merupakan kegiatan biosecurity yang paling berat. Segera setelah flok ayam diafkir dan liter diangkat keluar kandang, tindakan berikutnya adalah pembersihan dan desinfeksi terhadap seluruh kandang dan lingkungannya. Gumpalan liter harus diangkat dan sisa-sisa yang menempel harus disikat dan disemprot air. Peralatan seperti penggaruk, sekop, truk pengangkut, wadah-wadah pengankut kotoran (manure), dan lain-lain semuanya harus dibersihkan dan didesinfeksi setelah dipakai. Pencucian kandang ayam broiler bisa dilakukan secara total atau menyeluruh. Secara total artinya dilakukan terhadap seluruh kandang secara lengkap dari bagian atas sampai ke bawah. Hal ini dilakukan paling tidak setahun sekali. Pencucian bisa juga secara parsial biasanya dilakukan tidak menyeluruh, tetapi hanya bagian bawah (lantai) dan sekitarnya. 5. Kontrol terhadap pakan Biosecurity terhadap pakan harus dilakukan terutama ditingkat pabrik pengolahan. Hal ini harus secara ketat dilakukan mengingat banyaknya agen penyakit dan toksin yang dapat mencemari makanan. Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan pakan ayam adalah: a) Menghilangkan atau mengurangi dampak resiko terjadinya kesalahan formulasi pakan seperi kelebihan garam dan lain-lain. b) Melakukan pengawasan atas kualitas bahan baku secara teratur, seperti kadar air, kadar aflatoksin, uji ketengikan, sampling terhadap kandungan mikroorganisma, dan analisis proksimat untk mengetahui kualitas kandungan pakan. c) Memenuhi permintaan konsumen misalnya konsumen dari breeding farm biasanya minta persayaratan pakan tertentu untuk mencegah terjadinya salmonellosis. Pakan yang diinginkan melalui perlakuan panas (pada suhu 65-90 OC) dan penambahan vitamin, crumbelling/pelleting, dan penambahan acidifier (asam format, asam laktat, asam proprionant, asam butirat, atau asam sitrat). d) Melakukan upaya pencegahan berkembangnya toksin jamur dengan menambahkan toxin binder. e) Melakukan sanitasi truk pengangkut pakan, baik sebelum berangkat maupun setibanya di farm konsumen. f) Memperhatikan lama penyimpanan bahan baku ataupun penyimpanan pakan jadi. 6. Kontrol Air Air merupakan sumber penularan penyakit yang utama selain melaui pakan dan udara. Berbagai penyakit yang ditularkan melaluiair antara lain Salmonellosis, Kolibasilosis, Aspergillosis dan Egg Drop Syndrome. Oleh karena itu monitoring untuk program biosecurity air adalah: a) Melakukan pemeriksaan kualitas air minimal sekali dalam satu tahun yang meliputi pemeriksaan kimiawi (kesadahan, metal, mineral) dan bakteriologis. b) Melakukan pemeriksaan air secara kultur paling tidak sebulan sekali untuk menguji tingkat higienitas air minum ayam (kwalitatif dan kwantitatif). Pengujian dilakukan secara berurutan dari hulu ke hilir, mulai dari sumber air sampai ketempat minum ayam (drinker). c) Perlakuan sanitasi air minum ayam diperlukan tergantung dari tingkat pencemarannya. Umunya sanitasi dilakukan dengan cara klorinasi, tetapi saat ini sudah banyak produk komersial lain seperti pemberian asam organik. d) Secara teratur melakukan flushing (penggelontoran) air di instalasi air di dalam kandang minimal seminggu sekali. Perlakuan ini dilakukan mengingat seringnya peternak memberikan vitamin, mineral ataupun antibiotik melalui air minum. Munculnya jonjot (semacam lendir) organik pada pipa-pipa air minum dapat mengakibatkan tersumbatnya pipa-pipa saluran tersebut. 7. Kontrol limbah (sisa-sisa) produksi dan ayam mati Dalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah sudah jelas akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh mungkin sari areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang mengambil sisa produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar areal produksi. Apabila tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar, maka harus dipilih di lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran lingkungan. Liter basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin diangkat dan diangkut ke tempat yang telah di sediakan. Ayam mati sesegera mungkin diambil dari kandang dan setelah dilakukan pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya dibakar dan dibuang ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam peternakan. Disposal pit dapat dibuat dengan luasan dan kedalaman tertentu tergantung pada sisa produksi harian serta tersedianya lahan.2.3.2Program VaksinasiVaksinasi merupakan salah satu pilar penting pada pemeliharaan kesehatan ayam, selain biosecurity dan manajemen pemeliharaan yang baik. Hal tersebut disebabkan oleh tantangan penyakit di lapangan saat ini sudah sangat kompleks. Untuk penyakit viral sendiri sampai saat ini hanya dapat ditanggulangi dengan cara vaksinasi yang didukung dengan biosecurity yang ketat (Widjaya, 2009).Beberapa vaksinasi yang dilakukan di peternakan yaitu untuk pencegahan penyakit ND, AI, IB, Gumboro, dll (tergantung kondisi farm setempat). Biasanya vaksin yang diberikan bisa berupa vaksin aktif maupun inaktif. Agar penanganan dan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tersebut berhasil tentunya kita harus melakukan vaksinasi dengan cara yang benar (Widjaya, 2009).Fadilah dan Agustin, (2005), jenis-jenis vaksin yang digunakan oleh para peternak tidak jauh berbeda yaitu: Vaksin ND dilakukan untuk mencegah penyakit ND (Newcastle Disease), Cara pencampuran vaksin Marek adalah anti biotik 10% volume 2 ml + pelarut + vaksin Marek. Setiap ayam divaksin sebanyak 0.2 ml. Vaksin AI diberikan pada saat ayam berumur 6 dan 16 minggu. Vaksin ini untuk mencegah penyakit AI. Pemberian vaksin AI melalui intramuskuler dengan dosis 100ml/1000 ekor. Vaksinasi ND lasota lewat air minum diberikan pada ayam umur 12 minggu, vaksin yang digunakan adalah vaksin aktif. Tujuan vaksinasi ini adalah untuk mencegah serangan penyakit ND, dalam pelaksanaannya vaksin ini dicampur dengan air dan skim yang berfungsi sebagai penetralisir.Menurut Cahyono (2004), pemberian vaksin, vitamin, dan obat-obat antibiotik harus dilakukan secara teratur. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjangkitnya penyakit pada ternak ayam, terutama terhadap penyakit tetelo (penyakit ND) yang sangat membahayakan ternak, dan penyakit gumboro. Lebih lanjut dikatakan juga cara pemberian vaksin dapat dilakukan dengan melalui tetes mata, tetes hidung, injeksi atau suntik, atau dengan metode spray (penyemprotan halus).

2.3.3.SanitasiKebersihan kandang dan lingkungan kandang yang bebas dari bibit penyakit ayam, merupakan persyaratan penting dalam pengelolaan peternakan untuk menjaga lingkungan kandang tetap bersih dan ternak terhindar dari penyakit yang berasal dari mikro-organisme penyebab penyakit dan kutu. Pembersihan kandang dapat dilakukan dengan metode cepat, yang murah dan sederhana. Perlengkapan kandang seperti tempat pakan, minum, pemanas, dan lainnya dipindahkan segera setelah panen selesai untuk dibersihkan. Pencucian kandang menggunakan alat pembersih bertekanan tinggi atau siraman steam dan soda (North & Bell 1990; Cobb 2008; AA 2009).Pengantian sekam dilakukan 6 minggu sekali atau jika memang sudah tidak layak lagi dipakai sesuai dengan keadaan lapangan. Sedangkan pada kandang layer dilakukan pengambilan kotoran setiap hari dan di bawa ke penampungan limbah. Sanitasi adalah Program yang dijalankan di suatu kawasan peternakan yang bertujuan untuk menjaga terjadinya perpindahan bibit penyakit menular sehingga ternak yang dipelihara terbebas dari infeksi penyakit serta selalu dalam kondisi sehat (Fadilah, 2004).Kebersihan halaman dan teras dinding serta pemotongan rumput harus teratur. Konstruksi kandang dan ruang penyimpan pakan dibuat yang tidak memungkinkan binatang-binatang seperti tikus, burung, kumbang dan lainnya secara leluasa dapat memasukinya (rodent proof). Program pengendalian tikus dapat dibuat secara berkesinambungan, dengan menempatkan kotak pengumpan di pinggir kandang dengan selang 15-20 meter (Upik, 2010).Alas kandang (litter) harus dalam keadaan kering, tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Pengontrolan kualitas litter sangat penting untuk mendukung keberhasilan produksi ternak. Tingginya kadar air pada litter akibat kesalahan pemberian minum dan sedikitnya ventilasi akan menyebabkan bertambahnya amonia yang bisa menambah timbulnya penyakit pernafasan dan penglihatan ayam serta menyebabkan timbulnya infeksi usus pada ayam (Daghir, 1998). 2.3.4 RecordingTernak unggas yang dipelihara dalam kondisi sehat serta kandang dan lingkungannya nyaman, tetapi efisiensi pakan buruk, maka perlu dilakukan evaluasi pakan yang digunakan. Untuk evaluasi, diperlukan pencatatan (recording) konsumsi pakan dan produksi secara teliti, tanpa adanya data tersebut, sulit untuk melakukan evaluasi (Suprijatna, dkk, 2005).2.4Penanganan Ayam MatiDalam tatalaksana usaha peternakan ayam sisa-sisa produksi atau limbah sudah jelas akan dijumpai. Limbah ini harus dijauhkan dan dimusnahkan sejauh mungkin dari areal produksi. Bila mungkin harus ada petugas khusus yang mengambil sisa produksi ini secara teratur untuk dibuang atau dimusnahkan di luar areal produksi. Penanganan ayam mati tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar karena akan mengganggu kenyamanan orang lain, maka harus dipilih di lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran lingkungan (Hadi, 2001). Liter basah atau liter yang sudah menggumpal segera mungkin diangkat dan diangkut ke tempat yang telah di sediakan. Ayam mati sesegera mungkin diambil dari kandang dan setelah dilakukan pemeriksaan bedah pasca mati maka secepatnya dibakar dan dibuang ke tempat lubang pembuangan (disposal pit) di dalam peternakan. Menurut Mulyantini (2010), bahwa system pembuangan unggas mati harus mampu untuk memproses mortalitas harian secara normal. Sistem alternative harus tersedia untuk mengatasi unggas mati yang disebabkan penyakit, cuaca, atau keadaan emergensi yang lain. Satu hal yang sering dilupakan para peternak adalah menejemen penanganan ayam mati, yang sering dibuang begitu saja, padahal merupakan sumber penyakit dan pencernaan. Beberapa penanganan ayam mati yaitu (Fadilah, 2005) Dibakar merupakan cara yang paling disarankan karena penyebaran penyakit bias dihindari.

BAB IIIMETODE KEGIATAN3.1. Lokasi dan Waktu KegiatanKegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka. Waktu pelaksanaan dimulai dari tanggal 13 Januari 12 Februari 2015.3.2. Khalayak SasaranKhalayak Sasaran dari Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah penerapan biosecurity peternakan ayam pedaging di di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka.3.2.1. Metode KegiatanMetode yang digunakan dalam praktek kerja lapang (PKL) ini adalah dengan pelaksanaan praktek dilapangan, dan pengambilan data melalui observasi, serta wawancara secara langsung terhadap kepala bagian yang memegang peranan penting menejemen biosecurity peternakan ayam pedaging yang meliputi program sanitasi, vaksinasi, recording dan penanganan ayam mati pada kawasan ayam tersebut.3.3. Analisis Hasil KegiatanData yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini nantinya akan dianalisis secara deskriptif, yaitu membandingkan antara teori dengan data dan fakta yang ada dilapang. Sehingga dapat memberikan gambaran nyata mengenai pelaksanaan program managemen biosecurity ayam pedaging di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka. Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder. Data primer ini diperoleh dari pengamatan lapang secara langsung dan dari hasil wawancara dengan manager, supervisor dan karyawan perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan catatan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.3.4. Batasan Istilaha) a Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit (firman, 2013)b) Biosecurity adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan peternakan tertular dan penyebaran penyakit (Dwicipto, 2010) .c) Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar (Anonimous, 2013).

BAB IV

HASIL DAN EVALUASI KEGIATAN4.1. Keadaan Umum PerusahaanPeternakan ayam broiler Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Merupakan perusahaan peternakan yang didirikan oleh Dinas Pertanian Holtikultura dan peternakan. Lokasi peternakan berada di Desa Puuroda dengan populasi ternak 4000 ekor. Peternakan ini didirikan tahun 2000 dandidirikan oleh I Wayan Gama, S.Pt, yang lokasi kandang pada ayam broiler Rural Rearing Multification Centre (RRMC) berada sekitar 8 kmdari jalan raya poros kolakapomalaa sehingga jauh dari pemukiman dan keramaian. Tatalaksana pemeliharaan ayam ayam broiler menggunakan kandang berbentuk Postal, system pemeliharaan dilakukan secara intensif dan pemasarannya juga sangat baik dan diarahkan langsung kepasar tradisional yang berada disekitar kandang ataukah rumah makan yang berada di daerah kolaka. Dan juga keamana kandang sangat ketat, termasuk juga kebersihan disekitar kandang.Salah satu kegiatan kebersihan kandang yaitu dengan manajement biosecurity yang dimana proses biosecurity dapat dilihat pada gambar berikut:

Kontrol lalu lintasVaksinasiPencucian Kandang AyamKontrol terhadap pakanPencatatan Riwayat Flok. kontrol air, dan Kontrol limbah (sisa-sisa) produksi dan ayam mati

Gambar 1. Skema Dan Proses Biosecurity

Adapun program kerja yang dilakukan setiap hari di Rural Rearing Multification centre (RRMC) dapat di lihat pada tabel 1. Tabel 1. Program Kerja Praktek Kerja Lapang di Rural Rearing Multification Centre (RRMC)

NoProgram Kerja

1.Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minumJam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan minum

2.Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minumJam 10:00 Pencampuran pakan. Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan minum

3.Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minumJam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan minum

4.Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minumJam 10:00 Pencampuran pakan Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan minum

5.Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minumJam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan minum

6.Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minumJam 10:00 Pencampuran pakan,Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan minum

7.Jam 7 -9:00 pagi memberi pakan dan minumJam 12:00-13:00 mengecek keadaan dalam dan luar kandang. Jam 16-17:30 sore memberi pakan dan minum

4.2. Program Sanitasi dan BioscurityKebersihan kandang dan lingkungan kandang yang bebas dari bibit penyakit ayam, merupakan persyaratan penting dalam pengelolaan peternakan untuk menjaga lingkungan kandang tetap bersih dan ternak terhindar dari penyakit yang berasal dari mikro-organisme penyebab penyakit dan kutu. Pembersihan kandang dapat dilakukan dengan metode cepat, yang murah dan sederhana. Perlengkapan kandang seperti tempat pakan, minum, pemanas, dan lainnya dipindahkan segera setelah panen selesai untuk dibersihkan. Pencucian kandang menggunakan alat pembersih bertekanan tinggi atau siraman steam dan soda (North & Bell 1990; Cobb 2008; AA 2009). Sanitasi dan Biosecurity yang diterapkan di Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) dilaksanakan cukup ketat, dimulai dari program diarea kandang sampai dengan ternak. Program Bioscurity persiapan kandang yakni penyemprotan dengan menggunakan bermacam-macam disenfektan dan juga pengapuran yang bertujuan membunuh rantai bibit penyakit dari periode sebelumnya. Setelah ayam di panan perlakuan penyemprotan kandang dilakukan secara berulang-ulang dan bertahap. dimulai dari penyemprotan kandang dan sekam, pembuangan sekam, semprot kandang pra cuci, pencucian kandang, pengapuran, dan penyemprotan pasca cuci. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti akan mengoptimalkan produksi unggas secara keseluruhan, dan merupakan bagian untuk mensejahterakan hewan. Penerapan bioscurity akan berdampak baik pada kondisi fisiologi maupun produktifitas unggas dalam bidang peternakan, bioscurity termasuk dalam praktek yang dirancang untuk mencegah penyebaran penyakit kedalam suatu peternakan. Bahan yang digunakan dalam program sanitasi dan bioscurity yang diterapkan di Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) adalah menggunakan desinfektan. Frekuensi dari penyemprotan desinfektan ini ditingkatkan jika ada kemungkinan terjangkit penyakit. Penyemprotan yang kedua dilakukan di lingkungan sekitar kandang yaitu satu kali dalam satu minggu menggunakan desinfektan jenis long live atau BKC dengan dosis 1cc/liter air. Penyemprotan seperti ini dilakukan secara rutin kecuali saat tertentu, misalnya dilakukan vaksinasi. Desinfektan merupakan semua senyawa yang dapat mencegah infeksi dengan jalan penghancuran atau pelarutan jasad renik yang pathogen sehingga dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan desinfektan digunakan untuk peralatan kandang seperti alat-alat oprasi dan sebagainya.4.2.1Kontrol Lalu LintasBiosekuritas ini secara umum memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas orang, seperti mengunci pintu dan melarang semua pengunjung, atau mengizinkan masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka didesinfeksi.Tangan orang bisa juga menyebabkan infeksi dan harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada peternakan yang harus menjalankan biosekuriti dengan ketat akan menerapkan prosedur dengan sangat ketat misalnya tamu yang akan masuk sebelumnya tidak boleh mengunjungi kandang pada level dibawahnya paling sedikit satu hari setelah kunjungan tersebut.Program Biosekuriti adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen penyakit kepada ternak unggas. Pencegahan dilakukan agar agen-agen penyakit dari luar farm tidak masuk ke dalam area farm, tidak terjadi penyebaran agen penyakit antar flock, antar kandang, dan tidak menjadi sumber penyakit bagi area di sekitar farm. Kegiatan Biosekuriti di Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) sudah memenuhi standar yaitu dilakukan upaya untuk mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi : sanitasi karyawan, sanitasi kendaraan, sanitasi barang bawaan, dan sanitasi lingkungan.Kontrol lalu lintas tidak hanya berlaku untuk orang tetapi juga untuk hewan seperti burung-burung liar, tikus, kumbang predator, serangga dan lainnya. Kucing dan anjing seringkali dianggap sebagai pembawa penyakit yang potensial, tetapi bukti-bukti kurang mendukung, dan manfaatnya dalam mengendalikan tikus cukup nyata dibandingkan kerugian yang ditimbulkannya. 4.2.2Fase Pemeliharaan4.2.3.1. Sanitasi Kandang Sanitasi kandang harus diperhatikan seperti pembersihan litter. Litter apapun yang digunakan tidak dapat lepas dari faktor basah penggumpalan sehingga mudah membuat kandang menjadi lembab, sumpek, dan mengakibatkan penyakit. Jenis litter yang digunakan adalah sekam dan serbuk gergaji. Litter harus selalu dijaga agar tetap kering dan bersih. Litter yang basah dapat meningkatkan kandungan amonia yang menjadi tempat berkembang biak berbagi penyakit, dan menyebabkan bulu kotor. Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) saat pemeliharaan yaitu menggunakan sekam padi yang diletakkan diatas matras kandang dan serbuk gergaji yang digunakan sebagai alas untuk bertelur ayam. Dan pada kondisi tertentu dilakukan penambahan sekam bila kotoran sudah banyak dan basah, hal ini bertujuan agar sekam tetap kering dan tidak menimbulkan bau yang berakibat menimbulkan penyakit pernafasan . Kebersihan sekam sesuai dengan pendapat Fadilah (2004) yang menyatakan bahwa pengantian sekam dilakukan 6 minggu sekali,tetapi yang saya lkukan dan terapkan yaitu 2 minggu sekam ditambahkan atau jika memang sudah tidak layak lagi dipakai sesuai dengan keadaan lapangan. Sanitasi adalah Program yang dijalankan di suatu kawasan peternakan yang bertujuan untuk menjaga terjadinya perpindahan bibit penyakit menular sehingga ternak yang dipelihara terbebas dari infeksi penyakit serta selalu dalam kondisi sehat.Cara yang digunakan di Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) untuk menghindari litter yang basah dan dapat memberikan efek negative yang besar pada performance kesehatan dan keuntungan dalam budidaya yang baik adalah dengan mengatur litter agar tetap kering dan juga melakukan pembersihan kotoran (tatal) yang ada di litter. Kontrol terhadap litter di Di Rurel Rearing Multification Centre (RRMC) sangat rutin dan hampir di setiap hari dilakukan kontrol ini. Keberadaan litter di kandang sangat berpengaruh pada kesehatan ayam karena ayam sangat suka bermain di litter dan juga mandi dengan menggunakan sekam. Fungsi litter sendiri ialah untuk menyerap air, bisa dari tempat minum yang tumpah atau dari kotoran yang basah, mengurangi kontak broiler dengan kotoran, pada broiler masa starter (umur 0-7 hari) litter berfungsi sebagai pembatas kontak langsung dengan lantai yang suhunya terlalu dingin bahkan pada masa tersebut, suhu litter menjadi salah satu parameter penting untuk menciptakan suasana yang nyaman pada ayam.Program bioscurity pada fase pemeliharaan dilakukan penyemprotan desinfektan lingkungan kandang untuk meminimalisir adanya agen penyakit di sekitar kandang. Sedangkan di dalam dalam kandang tidak dilakukan penyemprotan, hal ini dimaksud agar disenfektan tidak masuk dalam tubuh ayam melalui kontak langsung dari saluran pernafasan sehingga dapat menimbulkan penyakit ataupun kematian, namun didalam kandang tetap dilakukan pembersihan rutin alat-alat kandang agar tidak menjadi tempat timbulnya penyakit yang bisa membahayakan kesehatan ayam.4.2.3.2Sanitasi Peralatan KandangProgram sanitasi bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: Selalu menjaga kebersihan lingkungan peternakan, melakukan desinfektan dan melarang atau mencegah lalu lalang orang, melarang masuknya peralatan dan kendaraan yang tidak diizinkan, melaksanakan menejemen pemeliharaan yang baik. Sanitasi dilakukan pada lingkungan peternakan, areal perkandangan dan kandang, barang dan peralatan yang akan dibawa masuk ke dalam areal peternakan atau perkandangan.

Gambar 2. Pencucian tempat pakan dan minumKebersihan area kandang dapat dicapai dengan melaksanakan program sanitasi dan penyemprotan desinfektan disekitar kandang dan cara ini sangat bagus untuk mengurangi populasi bibit penyakit disekitar kandang. Pembersihan peralatan kandang seperti tempat pakan dan air minum dilakukan pada saat peralatan tampak kotor, setiap hari dilakukan pengontrolan kebersihan dalam kandang seperti tempat pakan, tempat minum, atap, dinding, litter dan sangkar. Apabila dijumpai kotoran atau rusak maka segera dibersihkan atau segera dilakukan pembenaran. Pembersihan dialakukan dengan menggunakan kain lap yang selanjutnya di gosok ke tempat yang kotor sedangkan untuk atap dan dinding bisa menggunakan sapu. Perbaikan alat juga dilakukan pada saat praktek kerjalapang (PKL) karena banyak alat-alat seperti tempat pakan dan tempat minum yang tidak berfungsi dengan baik. Perbaikan tempat pakan ialah dengan membenarkan posisi tempat pakan dan juga memastikan bahwa pakan bisa di distribusikan dengan baik. Sedangkan tempat minum dengan membersihkanya dan juga memastikan bahwa aliran airnya tidak tersumbat.Kebersihan kandang yang dilakukan sudah sesuai dengan pendapat Daghir (1998) yang menyatakan bahwa alas kandang (litter) harus dalam keadaan kering, tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Pengontrolan kualitas litter sangat penting untuk mendukung keberhasilan produksi ternak. Tingginya kadar air pada litter akibat kesalahan pemberian minum dan sedikitnya ventilasi akan menyebabkan bertambahnya amonia yang bisa menambah timbulnya penyakit pernafasan dan penglihatan ayam serta menyebabkan timbulnya infeksi usus pada ayam.4.2.4Program Vaksinasi Vaksin merupakan sediaan biologi yang mengandung microorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan untuk diformulasikan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai infeksi buatan.

Gambar 3. Vaksin ke 2 Pada saat praktek kerja lapang (PKL) yang kami lakukan bahwa vaksinasi salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit dan dapat digunakan sebagai antibody tubuh pada ternak, sehingga sistem kekebalan mampu meminimalisir dan memberikan perlindungan terhadap penyakit yang akan menyerang pada ternak. Vaksin yang digunakan tidak berbeda jauh dengan peternak lainya yaitu vaksin Medimilk,vaksin ini diberikan pada umur 18 hari melalui air minum, yang dimana air tersebut harus bersih dan didiamkan selama kurang lebih 25 menit, tetapi sebelumnya ayam harus dibiarkan kehausan agar pada pemberian vaksin ayam akan langsung meminum air yang telah di campur oleh vaksin Medimilk, sehingga vaksin tidakada yang terbuang atau tidak terminum oleh ayam.

Gambar 4. Pemberian vaksin melalui air minumVaksin hanya dilakukan pada ayam dalam kondisi sehat. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudaryani dan Santosa (2003), vaksin hanya dilakukan pada ayam dalam kondisi sehat, ayam yang sakit harus dihindari dari vaksin. Vaksin harus dipakai sebelum tanggal kedaluarsa, perlakuan yang berlebihan pada saat pelaksanaan vaksin harus dihindari agar ayam tidak stres, titer yang tinggi dari hasil vaksinasi bukan jaminan ayam tidak sakit, sisa vaksin yang tidak dipakai harus segera dimusnahkan, terutama vaksin live dengan mencampurkannya ke dalam larutan desinfektan atau dibakar.4.2.5 RecordingRecording adalah kumpulan dari catatan yang dibuat secara berurutan dan berkesinambungan sehingga dapat digunakan dalam mengevaluasi pengelolaaan usaha peternakan. Semisal bobot badan, dalam pencatatan recording terdapat data tentang bobot badan dan ini ditujukan untuk keseragaman bobot badan sehingga dapat mempermudah proses pemeliharaan dan juga tidak terjadi kanibalisme diantara ayam. Recording di lokasi PKL dilaksanakan oleh anak kandang dan kemudian dikirimkan ke bagian statistika untuk diolah. Recording terbagi menjadi 3 macam yaitu daily record (catatan harian), weekly record (catatan mingguan) dan monthly record (catatan bulanan). Pada daily record didapatkan data mengenai temperatur kandang yang meliputi suhu maksimum dan minimum, tanggal, umur ayam, jenis ayam, jumlah ayam yang mati, sisa ayam, program pencahayaan, konsumsi pakan dan air minum, persediaan pakan, pemberian pakan, pemberian vaksin atau obat-obatan. Dalam data weekly record didapat data mengenai umur ayam, bobot badan, konsumsi pakan per ekor, prosentase kematian (deplecion), sisa ayam, total vaksin, obat yang dipakai dan pencahayaan. Dari monthly record didapatkan grafik pertumbuhan, grafik produksi dan prosentase kematian. Recording telah dilakukan dengan baik, terbukti dengan adanya buku recording, pencatatan dilakukan secara sistematis dan teratur. Pencatatan recording yang benar sangat berguna untuk mengevaluasi perkembangan peternakan ayam parent stock broiler yang dikelola. Data tersebut dapat dipelajari kegagalan dan keberhasilan usaha ayam parent stock broiler yang telah dipelihara. Membaca recording akan memberikan informasi tentang keadaan ternak yang ada di perusahaan. Tanpa adanya pencataan yang baik, maka tidak akan mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan tatalaksana itu sendiri.Pencatatan recording sesuai dengan pendapat Suprijatna (2005) yang menyatakan bahwa ternak unggas yang dipelihara dalam kondisi sehat serta kandang dan lingkungannya nyaman, tetapi efisiensi pakan buruk, maka perlu dilakukan evaluasi pakan yang digunakan. Untuk evaluasi, diperlukan pencatatan (recording) konsumsi pakan dan produksi secara teliti, tanpa adanya data tersebut, sulit untuk melakukan evaluasi.4.3Penanganan Ayam MatiDi RRMC pengontrolan terhadap ayam yang mati dilakukan pagi dan sore, dan ditaruh pada tempat yang sudah disediakan yang berada pada depan kandang hal ini dimaksudkan agar ayam yang mati tidak sampai menimbulkan bau yang tidak sedap dan penyebaran penyakit tidak sampai menular pada ayam yang lain. Beberapa perlakuan penanganan ayam yang mati yaitu:Ayam yang mati segera dikeluarkanPenanganan ayam mati sesuai dengan pendapat Hadi (2001) yang menyatakan bahwa penanganan ayam mati tidak mungkin dibuang atau dimusnahkan di luar karena akan mengganggu kenyamanan orang lain, maka harus dipilih di lokasi di dalam wilayah peternakan yang memungkinkan sisa-sisa produksi ini tidak mengganggu kegiatan produksi lainnya serta mencegah pencemaran lingkungan. Penyakit unggas dapat ditularkan melalui berbagai cara, oleh karena itu program bioscurity yang dilakukan pada perusahaan sangatlah ketat dan harus terupdate. Penyakit yang sering saya dapat dipeternakan ini yaitu: penyakit pullorum sehingga menjaga kebersihan dan lingkungan kandang harus diperhatikan secara teliti sehingga penyakit tersebut tidak muncul dan menular kepada ayam yang lain.

BAB VPENUTUP5.1KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa managemen Bioscurity Di Rural Rearing Multification Centre (RRMC) dilaksanakan dengan baik , terupdate dan dilakukan sangat ketat. Hal ini diketahui dari penetapan dari program sanitasi, vaksinasi, dan penangan ayam mati.

5.2SaranManajemen Biosecurity yang dilakukan harus dibenahi lagi agar tidak mengalami kerugian dalam pemeliharaan ayam broiler seperti manajemen pemberian pakan, kesehatan,perkandangan dan pemasaran.

DAFTAR PUSTAKAAkhirany, Nunung. 2010. Pedoman Pengawasan Biosecurity dan Higiene Terhadap Produk Unggas. http://disnaksulsel.info/Pedoman-Pengawasan-Biosecurity-dan-Higiene-Terhadap-Produk-Unggas diakses : 19 Mei 2015

Anonymous, 2013. Info Imunisasi. http://www.kamuslife.com/2012/07/vaksin-dan-vaksinasi-pengertian-dan.html Diakses tanggal 20 Mei 2015.

Dwicipto. 2010. Manajemen Kesehatan dan Kesejahteraan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung,

Firman. 2013. Sanitasi dan Higiene. http://adifirman.wordpress.com/tag/definisi-sanitasi/. Diakses tanggal 19 Mei 2015.

Hadi, I.K. 2001. Biosekuritas Farm Pembibitan Ayam (1). Poultry Indonesia. Desember 260: 88-90

Indarto. 1991. Beternak Unggas Berhasil. Penerbit Armico. Bandung.Iskandar, Sofjan. 2013. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Lokal. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Bogor.

Mulyantini. 2010. Ilmu Manajemen Ternak Unggas. UGM Press. Yogyakarta.Nort, M. O.and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 1stEditon. The Van Nostrand Reinhold Publishing, New York.Suprijatna, dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.Yosua. 2013. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen. http://www.ilmumu.com/pengetahuan/pengertian-manajemen-dan-fungsi-manajemen/ . Diakses tanggal 19 Mei 2015Widjaya. 2009. Tips Sukses Vaksinasi Melalui Air Minum. http://widjaya-broiler-haurgeulis.blogspot.com/2011/07/tips-sukses-vaksinasi-melalui-air-minum.html. Diakses tanggal 19 Mei 2015.

Lampiran 1. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka

Jenis vaksin yang digunakan

Pemberian Vaksin melalui air minum

Lampiran 2. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka

Pencampuran Pakan

Pemberian Dan Pencampuran PakaLampiran 3. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka

Jenis pakan yang digunakan

Keadaan kandangLampiran 4. Dokumentasi pelaksanaan PKL Dipeternakan Ayam Rural Rearing Multification Centre (RRMC) Di Desa Puuroda Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka

Pemberian air minum

keadaan kandang di lingkungan kandang22