Upload
putra-ari-nanda
View
3
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menteri Keuangan AS, John Snow, pada hari Rabu menyatakan bahwa
menerapkan Undang – undang Sarbanes – Oxley dalam laporan keuangan dapat
meredam pertumbuhan ekonomi dan beliau bersimpati dengan perusahaan yang
terkekang dengan adanya undang – undang tersebut. “Kita perlu menjaga
keseimbangan dalam pelaksanaan undang – undang tersebut. Kita perlu memastikan
penekanannya pada substansi, bukan pada bentuk dan innocent mistake bukanlah
suatu tindakan kriminal,” kata Snow ketika memberikan sambutan di New York
University Center for Law and business. Kongress mengeluarkan Undang – undang
Sarbanes – Oxley sebagai respon atas berbagai skandal keuangan pada beberapa
perusahaan besar seperti Enron, WorldCom, dan Kantor Akuntan Publik Arthur
Andersen. Sarbanes – Oxley ini diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland)
dan Representative Michael Oxley (Ohio), yang kemudian nama mereka digunakan
sebagai nama undang – undang tersebut. Komentar Snow muncul di tengah – tengah
keluhan para kalangan bisnis secara luas tentang pasal 404 undang – undang Sarbanes
– Oxley, yang mengharuskan manajer untuk menjelaskan di depan publik bagaimana
mereka menjaga keuangan perusahaan, yang terlalu mahal dan membutuhkan banyak
waktu. Dalam sebuah sesi tanya jawab dengan pendengar, Snow mengatakan bahwa
dia bersimpati pada dunia dimana para eksekutif perusahaan dan pengacara hidup
dimana mereka ‘dikekang’ peraturan. “Kita sudah berlebihan. Kita harus menemukan
cara untuk merasionalisasikan proses pengawasan tata kelola perusahaan secara
keseluruhan,” kata Snow.
Menteri Keuangan, John Snow mengingatkan bahwa Sarbanes – Oxley
penting untuk memulihkan kepercayaan publik pada dunia bisnis setelah terjadinya
skandal keuangan terbesar, tetapi membawa risiko untuk menjadi hambatan pada
efektivitas dan kesadaran perusahaan Amerika Serikat untuk berinvestasi di pasar
modal. “Sarbanes – Oxley hanyalah sebuah bagian, yang mungkin telah mengubah
5
kemauan untuk mengambil risiko dan menghindari risiko,” Snow merespon jawaban
dari pendengar. Dia menambahkan bahwa rasio belanja modal terhadap arus kas dan
keuntungan perusahaan lebih rendah dari yang diharapkan dikarenakan keengganan
perusahaan – perusahaan di Amerika Serikat untuk mengambil risiko. Namun, Snow
menyatakan bahwa Sarbanes – Oxley perlu diterapkan untuk menangani tindakan dari
penjahat korporasi dan tindakan manipulasi hukum. Snow menambahkan “Meskipun
kita semua tahu ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengubah Sarbanes-
Oxley, perubahan tersebut akan berdampak pada isu – isu politik dan bersifat kontra
produktif.”
1.2. Rumusan Masalah
a. Berikan alasan peresmian Undang – undang Sarbanes – Oxley di Amerika
Serikat
b. Mengapa sekarang banyak yang menentang dibandingkan ketika dulu mulai
diperkenalkan?
c. Menurut John Snow, kriteria apa yang seharusnya ada dalam peraturan
tentang pelaporan keuangan?
d. Apakah Anda akan merekomendasikan untuk menghapus undang – undang
tersebut? Jelaskan!
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sarbanes-Oxley
Di akhir abad ke 20 sampai dengan awal abad ke 21, terjadilah suatu skandal
akuntansi terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah. Skandal ini melibatkan
perusahaan-perusahaan besar yang telah go publik di Amerika Serikat seperti Enron,
Worldcom, Adelphia, Tyco International, dan Peregrine System. Skandal ini yang
menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham
perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat
terhadap pasar saham nasional. Tidak hanya pasar saham nasional USA saja yang
terpengaruh, tetapi juga segera meluas ke berbagai negara lainnya karena harga-harga
saham bursa lain serta tingkat kepercayaan masyarakat pada pasar saham global juga
anjlok secara keseluruhan. Skandal-skandal ini merupakan contoh yang sangat
menyedihkan bagaimana fraud scheme berdampak sangat buruk bagi investor, pasar,
pegawai, dan masyarakat secara keseluruhan.
Sebagai jawaban tuntutan publik atas terjadinya skandal perusahaan besar
yang juga ternyata melibatkan Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam
kelompok “Big Five” seperti Arthur Anderson, PWC, dan KPMG tersebut,
disahkanlah Sarbanes-Oxley Act pada tahun 2002. Akta (Undang-undang) ini diberi
nama sesuai dengan dua pencetusnya yaitu, Paul Sarbanes (Senator partai Demokrat
dari negara bagian Maryland) dan Michael G.Oxley (Representatif partai Republik
asal negara bagian Ohio).
Undang-undang ini ditandatangani dan disahkan oleh George W. Bush pada
tanggal 30 Juli 2002 dalam Ascotiation Certified Fraud Examiner (ACFE) Annual
Fraud Conference ke 14 di Chicago, Illinois. Undang-undang ini merupakan
terobosan yang sangat besar bagi penilaian corporate governance sekaligus
merupakan pelengkap Securities Act of 1933 dan 1934. Undang-undang ini
diharapkan membawa dampak yang positif bagi Akuntan Publik Bersertifikat (CPA),
7
Kantor Akuntan Publik (KAP), perusahaan-perusahaan yang telah go publik, dan
lain-lain.
2.2. Manfaat Penerapan Sarbanes Oxley Bagi Perusahaan
1. Perusahaan publik akan memiliki sistem pengendalian intern yang lebih baik,
sehinggaakuntabilitas dan integritas pelaporan keuangannya lebih dapat dipercaya
dan diandalkan.
2. Kepercayaan investor lebih meningkat.
3. Memiliki citra yang positif di mata publik dan pemangku kepentingan lainnya.
4. Membantu perusahaan untuk melakukan Good Governance Corporation
dengan baik.
2.3. Legalisasi Sarbanes Oxley Act
Seperti yang telah disinggung di atas, beberapa perusahaan AS melakukan
kecurangan yang sangat merugikan investor. Menurut beberapa pengamat, penyebab
jatuhnya harga saham di bursa bukan karena accounting scandal semata, tetapi lebih
dikarenakan keputusan bisnis yang salah (bad bussiness management). Sebagai akibat
dari keputusan yang salah tersebut, kinerja perusahaan menjadi menurun dan
‘menuntut’ manajemen melakukan windowdressing untuk menutupi adanya kerugian
8
perusahaan. Total kerugian yang harus ditanggung investor pada saat itu tercatat lebih
dari US$ & triliun!. Berikut adalah salah satu contoh kronologi pengungkapan
kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan (dalam hal ini Enron) :
Karena besarnya kerugian yang ditimbulkan, maka muncullah tuntutan dari
berbagai pihak untuk segera dibentuknya suatu perundang-undangan yang tegas
dalam mengatur agar tidak terjadinya fraud yang dilakukan oleh manajemen
perusahaan. Oleh karena itulah, Congress segera melakukan pembahasan undang-
undang Sarbanes Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting
Reform and Investor Protection Act of 2002). Undang-undang ini disetujui oleh
Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan 99-0. Undang-undang ini
kemudian segera disahkan menjadi hukum oleh Presiden George Walker Bush pada
tanggal 30 Juli 2001.
Berikut ini ringkasan isi pokok dari Sarbanes-Oxley Act:
Membentuk suatu Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB)
yang anggotanya independen dan ditunjuk oleh Securities Exchange
Commission (SEC)
Melarang KAP yang sedang melakukan audit melaksanakan juga jasa pelayanan
non‐audit pada klien yang sama
Adanya kewajiban rotasi bagi KAP maupun partner in‐charge dari KAP
(dibatasi lima tahun) dalam melakukan audit bagi klien yang sama
Auditors harus melapor kepada komite audit (KA) dan tidak saja kepada
manajemen.
KA harus terdiri dari anggota independen.
KA bertanggung jawab untuk penunjukan dan penyupervisian auditor
Pengungkapan secara lengkap hal‐hal lepas neraca (off balance sheet) yang
material. Dan ini harus dinyatakan secara eksplisit dalam “diskusi dan analisis
manajemen”.
9
Laporan keuangan tahunan harus menyertakan pernyataan mengenai tanggung
jawab manajemen atas Internal control (IC) dan asesmen manajemen terhadap
kondisi IC yang ada di perusahaan.
Apabila kita simak secara lebih mendalam hal‐hal penting diatas, inti pokok dari
Sarbane‐Oxley act menyangkut:
1. Peningkatan transparansi dari pengelolaan manajemen sebagai agen yang
diserahi wewenang oleh pemegang saham. Transparansi yang dituntut tidak saja
meliputi laporan keuangan formal tetapi juga informasi lepas neraca yang
seringkali dijadikan tempat persembunyian kejanggalan ataupun kecurangan..
2. Peningkatan tanggung jawab manajemen sebagai pemilik dari sistem IC untuk
mengupayakan perbaikan terus menerus terhadap IC yang ada di perusahaan
dengan memaksa direksi membuat pernyataan atas kondisi IC pada saat
menyerahkan laporan keuangan.
3. Penurunan resiko kecurangan yang dilakukan oleh direksi karena apabila mereka
melakukan kecurangan, yang berarti telah terjadi kondisi IC yang tidak optimal,
padahal mereka memberikan pernyataan bahwa kondisi IC di perusahaan tetap
baik, mereka, paling tidak, dapat dituntut secara pidana atas kebohongan
teresebut.
4. Memaksa auditor untuk melakukan atestasi atas pernyataan kondisi IC yang
dibuat oleh direksi, dan dengan demikian mendorong auditor agar lebih serius
dan cermat dalam melihat sistem IC yang diterapkan di perusahaan dan lebih
serius lagi memeriksa ada tidaknya kecurangan yang dilakukan manajemen.
5. Menjaga independensi auditor dan KAP. Hal ini dilakukan dengan menempatkan
KA di antara manajemen dan KAP sehingga ada pihak independen yang
menengahi hubungan KAP dengan manajemen. Pelarangan pemberian jasa non‐audit (yang biasanya memberikan fee lebih besar) yang dilakukan pada waktu
yang bersamaan dengan saat audit juga mengurangi dependensi auditor pada
10
klien yang selanjutnya mencegah terjadinya keengganan auditor untuk
melaporkan temuan‐temuan negatif mengenai klien.
6. Dibentuknya suatu Oversight board yang independen dari pengaruh Ikatan
Profesi Akuntan. Public Company Accounting Oversight Board akan terdiri dari
lima orang dengan tidak lebih dari dua anggota yang Certified Public Accountant
(CPA).Anggarannyapun akan diperoleh dari emiten dan bukannya dari KAP.
Peran utamanya adalah untuk menetapkan standar pemeriksaan (auditing
standards) dan standar etika danquality review. Dengan melakuikan ini, maka
penetapan standar pemeriksaan dicabut dari Ikatan Profesi Akuntan (AICPA)
dan diberikan kepada lembaga yang relatif independen. Penetapan standar
akuntansi tetap berada di pihak AICPA.
2.4. Pasal Inti dari Sarbanes – Oxley
2.4.1. Pasal 302
Pasal 302 SOA mengatur tentang Tanggung Jawab Perusahaan terhadap Laporan
Peristiwa (Corporate Responsibility for Incident Reports). CEO dan CFO dari setiap
emiten harus memberi sertifikasi pada setiap laporan tahunan atau kuartalan, yaitu:
a. Mereka harus menelaah laporan tersebut
b. Memastikan bahwa laporan tersebut tidak mengandung pernyataan yang tidak
benar atau menghilangkan suatu fakta
c. Laporan tersebut berisi tentang kondisi nyata dari perusahaan
d. Emiten bertanggungjawab untuk menetapkan dan memelihara pengendalian
intern dan telah mengevaluasi efektivitas pengendalian intern;
e. Mereka telah mengungkapkan kepada auditor dan komite audit semua defisiensi
yang signifikan dalam desain atau operasi dari pengendalian intern, dan setiap
kecurangan, apakah material atau tidak, yang melibatkan manajemen atau
karyawan lain dengan peranan yang signifikan dalam pengendalian intern
perusahaan; dan
11
f. Setiap perubahan yang signifikan dari pengendalian intern setelah evaluasi
pengendalian mereka.
Berikut adalah contoh pernyataan dari pihak manajemen perusahaan :
“Kami sudah merancang internal kontrol atas laporan keungan perusahaan
kami,dan kami sudah memantau pelaksanaan internal kontrol tersebut, dengan
tujuan untuk menyediakan jaminan kepada pihak luar atas keandalan laporan
keuangan perusahaan kami, dan memberikan jaminan lebih lanjut bahwa laporan
keuangan perusahaan kami sudah sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di
Amerika Serikat”
2.4.2. Pasal 404
Pasal 404 membahas tentang Pengendalian Internal Penilaian Manajemen
(Management Assesment of Internal Controls). Pasal ini mengharuskan perusahaan
untuk melakukan hal – hal berikut ini :
1. Menyatakan tanggung jawab pihak manajemen atas pembentukan dan
pemeliharaan struktur dan prosedur pengendalian internal yang memadai untuk
pelaporan keuangan
2. Mempertahankan dilakukannya penilaian, pada akhir tahun fiskal penerbit
laporan, mengenai efektivitas struktur dan prosedur pengendalian internal
penerbit laporan untuk pelaporan keuangan.
Penyebab mahalnya biaya kepatuhan terhadap pasal 404 :
a. Semakin kompleks suatu perusahaan, maka diperlukan suatu pengawasan dan
pengendalian yang lebih kompleks
b.Menuntut agar perusahaan menggali lebih dalam dan mengetahui tingkat
efektivitas pengendalian mereka
c. Perusahaan harus membentuk komite audit independen
d. Sangat memakan waktu dan menguras tenaga kerja.
12
e. Auditor eksternal harus membuktikan bahwa mereka telah melakukan
pekerjaan mereka dengan baik dan terpercaya dan auditor tersebut tidak
diperbolehkan melakukan jasa non audit lainnya bagi perusahaan.
2.5. Pro Kontra dari Penerapan Undang – undang Sarbanes – Oxley
Berikut ini sejumlah kritik terhadap penerapan Sarbanes-Oxley Act (SOA) :
1. Membutuhkan biaya besar (it is too costly)
Salah satu perkiraan berdasarkan suatu survai yang dilakukan oleh Financial
ExecutivesInternational menyatakan bahwa perusahaan dengan pendapatan
sebesar US$5 milyarharus menyisihkan anggaran rata-rata sebesar US$4.7 juta
untuk menerapkan pengendalianintern yang dipersyaratkan oleh SOA,
kemudian juga harus masih mengeluarkan lagi biayatahunan sebesar US$1.5
juta untuk menjaga kepatuhan.
2. Memiliki dampak negatif bagi perusahaan terhadap persaingan global (it
impactsnegatively on a firm's global competitiveness)
Argumen ini juga mendasarkan atas biaya yang dikeluarkan untuk menjaga
kepatuhanoperasi internal terhadap undang-undang. Kritik ini berargumen
bahwa perusahaan lain yangberasal diluar USA tidak harus menanggung beban
ini, kenapa perusahaan-perusahaan USAharus menanggungnya?
3. Pengeluaran pemerintah juga meningkat untuk menerapkan undang –
undang tersebut (government costs also increase to regulate the law)
The SEC (Bapepam-LK) menerima tip (pengaduan) tentang adanya pelanggaran
hokum melalui e-mail yang telah disediakan. Jumlah pengaduan meningkat dari
77.000 pada tahun 2001 menjadi 180.000 pada tahun 2003. SEC menerima
pengaduan sekitar 250.000 pada tahun 2006. Setiap hari diterima lebih dari
1.300 pengaduan lewat e-mail. Sebagian besar pengaduan tersebut berkisar
tentang adanya permasalahan akuntansi pada perusahaan publik.
13
4. Chief Financial Officer (CFO) bertambah bebannya dan tertekan karena
harusmematuhi akuntabilitas yang dipersyaratkan oleh undang-undang
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh majalah CFO menyatakan bahwa sejak
2001, 1/5dari eksekutif keuangan mengatakan bahwa mereka merasakan lebih
tertekan karena harusmenggunakan metode akuntansi dengan penuh
pertimbangan untuk menghasilkan laporankeuangan yang lebih baik. Selain itu
mereka juga harus melakukan sertifikasi terhadaplaporan keuangan.
5. Menurunnya Minat Perusahaan Privat Untuk Menjadi Perusahaan Publik
Argumennya adalah dengan menerapkan SOA menyebabkan perusahaan harus
menanggung biaya yang begitu besar sehingga untuk perusahaan ukuran kecil
dan menengah enggan untuk go publik.
14
BAB III
KESIMPULAN
1. Berikan alasan peresmian Undang – undang Sarbanes – Oxley di Amerika
Serikat ?
Sarbanes – Oxley diresmikan sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal
akuntansi perusahaan besar yang termasuk di antaranya melibatkan Enron, Tyco
International, Adelphia, Peregrine Systems dan WorldCom. Skandal-skandal yang
menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham
perusahaan - perusahaan yang berpengaruh ini mengguncang kepercayaan
masyarakat terhadap pasar saham nasional. Dengan diterbitkannya udang – undang
ini, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas perusahaan, transparansi
dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau
organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud, serta membuat perhatian
pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate governance.
2. Mengapa sekarang banyak yang menentang dibandingkan ketika dulu mulai
diperkenalkan?
Karena dulu banyak skandal dan dengan adanya desakan dari masyarakat,
Congress cepat untuk bertindak untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap
pasar modal. Pada awalnya perusahaan mendukung karena terdesak, tetapi ternyata
setelah dijalankan, mereka mengeluhkan biaya kepatuhan Sarbanes – Oxley yang
terlalu mahal, utamanya pada penerapan pasal 404.
15
3. Menurut John Snow, kriteria apa yang seharusnya ada dalam peraturan
tentang pelaporan keuangan?
Berdasarkan artikel tersebut, John Snow menginginkan peraturan yang tidak
memberatkan tanpa mengorbankan akuntanbilitas dan transparansi dalam suatu
pelaporan keuangan. John Snow juga menginginkan adanya keseimbangan dalam
pelaksanaan undang – undang sehinggga perekonomian bisa tetap stabil. Mahalnya
biaya kepatuhan untuk pasal 404 banyak dikeluhkan karena mahal sehingga banyak
perusahaan yang memilih untuk tidak mengambil risiko sehingga menjadi perusahaan
yang go private.
4. Apakah Anda akan merekomendasikan untuk menghapus undang – undang
tersebut? Jelaskan!
Tidak, karena jika kita menghapus peraturan Sarbanes-Oxley tersebut,
perusahaan tidak transparan dalam pelaporan keuangan dan kinerja perusahaan dan
menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan sehingga
perekonomian menjadi tidak stabil. Ketua SEC, Christoper Cox pada tahun 2007
menyatakan ,”Sarbanes – Oxley membantu memulihkan kepercayaan di pasar AS
dengan meningkatkan akuntabilitas, mempercepat pelaporan dan audit sehingga lebih
mandiri.” Berdasarkan studi dan penelitian oleh IIA, menunjukkan SOX telah
meningkatkan kepercayaan investor dalam pelaporan keuangan yang merupakan
tujuan utama dari undang – undang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Diselidiki Keterlibatan Pejabat Pemerintah AS dalam Kasus
Enron,http://www.voaindonesia.com/content/a-32-a-2002-01-12-3-1
85180702/30227.html 11- 01 2002.
Nazhi, Siregar. 2002. “Benang Kusut Kapitalisme Amerika Enron, Inc.”.Harian
Umum Sore Sinar Harapan. http://www.sinarharapan.co.id
Anonim, Sarbanes-Oxley Act, terakhir diubah 18 Januari
2014,http://en.wikipedia.org/wiki/Sarbanes%E2%80%93Oxley_Act ,
Dr. Ronny Kusuma Muntoro MBA, 2006, Sarbanes‐Oxley Act, Mungkinkah
Diterapkan Di Indonesia?, Majalah USAHAWAN LMFEUI, edisi Februari
2006.http://lmfeui.com/data/SOX%20Indonesia%20utk.%20Majalah.pdf.
17