20
1 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com ISLAMIC GLOBAL CONNECTION BRILLY EL-RASHEED Agama adalah aturan hidup. Islam adalah sebuah aturan hidup yang merupakan ajaran dari Alloh, tuhannya orang-orang Islam, diaktualisasikan oleh orang-orang yang disebut muslim (orang yang beragama Islam), yang kali pertama dipublikasikan dan disosialisasikan oleh seorang nabi dari Makkah, Saudi Arabia, bernama lengkap Muhammad bin 'Abdulloh bin Abdul Muththolib Al-Hasyimi Al- Qurosyi Al-'Arobi. Diperkirakan Islam kali pertama tersebar pada tahun 611 M. 1 1 Hal ini karena Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam ditetapkan sebagai Nabi dan Rosul, oleh Alloh 'azza wa jalla, tatkala usia beliau 40 tahun. Para ahli tarikh dan ahli falak kontemporer telah mengadakan riset tentang kelahiran Nabi Muhammad. Mereka berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam lahir pada 20 April 571 M. Banyak ahli falak yang berpendapat bahwa hari kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi' Al- Awwal., seperti Al-Ustadz Mahmud Basya Al-Falaki, Al-Ustadz Muhammad Sulaiman Al-Manshur Fauri, dan Al-Ustadz 'Abdulloh bin Ibrohim bin Muhammad As-Sulaim, dimana beliau mengatakan, "Dalam kitab-kitab sejarah dan siroh dikatakan bahwa Nabi lahir pada hari Senin tanggal 10, atau 8, atau 12, dan ini yang dipilih oleh mayoritas ulama. Telah tetap tanpa keraguan bahwa kelahiran beliau adalah pada tanggal 20 April 571 M (tahun Gajah), sebagaimana telah tetap juga bahwa beliau wafat pada 13 Robi' Al- Awwal. 11 H. yang bertepatan dengan 8 Juni 632 M. selagi tanggal-tanggal ini telah diketahui maka dengan mudah dapat diketahui hari kelahiran dan hari wafatnya beliau dengan jitu, demikian juga usia Nabi. Dengan mengubah tahun-tahun ini pada hitungan hari akan ketemu 22.330 hari dan bila diubah ke tahun qomariyyah akan ketemulah bahwa usia beliau 63 tahun lebih 3 hari. Dengan demikian hari

Islamic Global Connection - quantumfiqih.files.wordpress.com · 1 Hal ini karena Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam ditetapkan sebagai Nabi dan Rosul, oleh Alloh 'azza wa jalla,

  • Upload
    tranthu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

ISLAMIC GLOBAL CONNECTION

BRILLY EL-RASHEED

Agama adalah aturan hidup. Islam

adalah sebuah aturan hidup yang

merupakan ajaran dari Alloh,

tuhannya orang-orang Islam,

diaktualisasikan oleh orang-orang

yang disebut muslim (orang yang

beragama Islam), yang kali pertama

dipublikasikan dan disosialisasikan

oleh seorang nabi dari Makkah,

Saudi Arabia, bernama lengkap

Muhammad bin 'Abdulloh bin

Abdul Muththolib Al-Hasyimi Al-

Qurosyi Al-'Arobi. Diperkirakan

Islam kali pertama tersebar pada

tahun 611 M.1

1 Hal ini karena Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam ditetapkan sebagai Nabi dan Rosul, oleh Alloh 'azza

wa jalla, tatkala usia beliau 40 tahun. Para ahli tarikh dan ahli falak kontemporer telah mengadakan riset

tentang kelahiran Nabi Muhammad. Mereka berkesimpulan bahwa Nabi Muhammad shollalloh 'alaih wa

sallam lahir pada 20 April 571 M.

Banyak ahli falak yang berpendapat bahwa hari kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi' Al-

Awwal., seperti Al-Ustadz Mahmud Basya Al-Falaki, Al-Ustadz Muhammad Sulaiman Al-Manshur Fauri,

dan Al-Ustadz 'Abdulloh bin Ibrohim bin Muhammad As-Sulaim, dimana beliau mengatakan, "Dalam

kitab-kitab sejarah dan siroh dikatakan bahwa Nabi lahir pada hari Senin tanggal 10, atau 8, atau 12, dan

ini yang dipilih oleh mayoritas ulama. Telah tetap tanpa keraguan bahwa kelahiran beliau adalah pada

tanggal 20 April 571 M (tahun Gajah), sebagaimana telah tetap juga bahwa beliau wafat pada 13 Robi' Al-

Awwal. 11 H. yang bertepatan dengan 8 Juni 632 M. selagi tanggal-tanggal ini telah diketahui maka

dengan mudah dapat diketahui hari kelahiran dan hari wafatnya beliau dengan jitu, demikian juga usia

Nabi. Dengan mengubah tahun-tahun ini pada hitungan hari akan ketemu 22.330 hari dan bila diubah ke

tahun qomariyyah akan ketemulah bahwa usia beliau 63 tahun lebih 3 hari. Dengan demikian hari

2 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Sebagai agama yang universal Islam tidak hanya mengatur tata hubungan dengan

Alloh. Islam juga mengatur tata hubungan dengan makhluk-makhlukNya. Atau dengan

ungkapan lain, Islam tidak hanya membahas masalah 'aqidah (keyakinan, ideologi, iman)

dan 'ibadah (penyembahan kepada Alloh), Islam juga membahas akhlaq (perilaku, adab)

dan mu'amalah (interaksi). Bahkan Islam pun membahas IPTEK. Padahal ketika kali pertama

Islam menyebar, waktu itu IPTEK belum maju. Alloh berfirman,

و كميند لكم لتأكم موياليتمنع كمليع تمما أتيند لامالإس لكم يتضرو "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian (yaitu Islam—pen) dan

telah Aku sempurnakan nikmatKu untuk kalian dan Aku ridhoi Islam sebagai agama

kalian." [Al-Qur`an suroh Al-Maidah ayat no.3]

Maksudnya, agama Islam ini telah sempurna. Tidak perlu direvisi, dikurangi, maupun

ditambahi sedikitpun. Islam telah sempurna mengatur segala sisi kehidupan. Orang

nonmuslim di zaman Nabi dahulu pun telah menyadari hal ini, ia menuturkan

kekagumannya akan syariat Islam yang universal ini kepada Salman Al-Farisi, salah seorang

sahabat Nabi Muhammad, "Nabimu benar-benar telah mengajarkan segala hal sampai

masalah buang air." Salman menyahut, "Benar." [Shohih Muslim no.605].

Setiap muslim dalam kehidupannya pasti tidak akan bisa terhindar dari berinteraksi

dengan manusia, muslim maupun nonmuslim, binatang, tumbuhan, maupun makhluk-

makhluk Alloh yang lain. Alloh sudah terlebih dahulu mengajarkan tata hubungan dengan

manusia, binatang, tumbuhan, alam sekitar, jin, setan, dan makhluk-makhluk Alloh lainnya.

Maka sudah merupakan kewajiban setiap muslim untuk mempelajari, mengkaji,

memahami, mengaktualisasikan (mengamalkan), mempublikasikan, dan mensosialisasikan

ajaran-ajaran Alloh. Nabi Muhammad berkata, طلب العلم فريضة علـى كـل مسـلم "Menimba ilmu (yakni ilmu syar'i—pen) adalah wajib atas setiap muslim."2 Nabi Muhammad shollalloh

kelahiran beliau adalah hari Senin 9 Robi' Al-Awwal. tahun 53 sebelum Hijroh, bertepatan dengan 20

April 571 M." [Taqwim Al-Azman hal.143, cet.pertama 1404 H]. 2 Hadits shohih. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam bukunya Shohih Al-Jami' no.3913 dan Takhrij

Ahadits Musykilat Al-Faqr no.86.

Dalam bukunya Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr wa Kaifa 'Alajah Al-Islam (pembahasan hadits

no.86), pakar hadits terbaik abad ini dari Albania, Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani

(1333-1420 H), berkata demikian, setelah melakukan riset dan verifikasi sanad hadits 'Tholabul-'Ilmi',

"Pada zaman sekarang hadits tersebut menjadi terkenal dengan tambahan 'wa muslimah'. (padahal –pen)

hal ini tidak pernah disebutkan dari setiap jalur (periwayatannya. Padahal hadits ini diriwayatkan melalui

27 jalur –pen). Sekalipun secara makna shohih." [Takhrij Ahadits Musykilat Al-Faqr wa Kaifa 'Alajahal-Islam

hal.48-62].

3 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

'alaih wa sallam juga berkata, artinya, "Publikasikanlah (ilmu) dariku meski hanya satu ayat."

[Shohih Al-Bukhori no.3461].

Ketika berinteraksi dengan sesama muslim tentu berbeda dengan ketika

berinteraksi dengan nonmuslim. Berikut ini pembahasan tentang klasifikasi manusia dan

bagaimana berinteraksi dengan mereka.

1. Orang yang harus dicintai dengan tulus tanpa rasa benci. Yaitu, (1) Nabi Muhammad (2)

Istri-istri Nabi Muhammad (3) Ahlu Bait / keluarga Nabi (4) Khulafa` ar-rosyidin (5) 10

sahabat yang dijamin masuk surga (6) Kaum Muhajirin dan Anshor (7) Para sahabat

yang ikut perang Badar (8) Para sahabat yang ikut Bai'at Ridhwan (9) Seluruh sahabat

Nabi Muhammad. Secara umum ini berdasarkan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh

Al-Hasyr ayat no.10.

2. Orang yang harus dibenci dan dimusuhi tanpa disertai cinta sedikitpun. Yaitu orang-

orang kafir tulen, baik dari kalangan musyrik, munafik, murtad, mulhid, dan lainnya.

Sejalan dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Al-Mujadalah ayat no.22.

3. Orang yang dicintai karena ketaatannya kepada Alloh sekaligus dibenci karena

kemaksiatannya kepada Alloh yang kemaksiatannya tidak sampai pada tingkat kufur

dan syirik. Mereka tidak dicintai secara mutlak, tidak juga dibenci secara mutlak.

Asy-Syaikh Muhammad Rosyid Ridho berkata, "Hadits 'menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim'

juga mencakup wanita dengan kesepakatan ulama' Islam."[Huquq Nisa' fi Al-Islam hal.18]. Ibn Hazm

menjelaskan, "Nabi diutus untuk seluruh kaum lelaki dan wanita secara sama. Khithob (seruan) Alloh dan

RosulNya ditujukan kepada kaum lelaki dan wanita. Tidak boleh kita mengkhususkan bahwa khithob ini

khusus kaum lelaki, tidak kepada wanita, kecuali dengan dalil yang jelas dan kesepakatan ulama."[Al-

Ihkam I:345] Beliau juga berkata, "Maka Rosululloh mewajibkan menuntut ilmu bagi setiap muslim yang

berakal dan baligh. Baik kaum lelaki maupun wanita,"[Al-Ihkam II:116]

Rosululloh berkata, "Sesungguhnya wanita itu semisal laki-laki (dalam hal hukum syar'i --pen)."

[Sunan Abu Dawud no.236, Sunan At-Tirmidzi no.113, Sunan Ibnu Majah no.612, Musnad Ahmad VI:256,

Sunan Ad-Darimi I:195. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud no.234] Al-

Hafizh Ibn Al-Jauzi berkata, "Wanita adalah manusia yang yang mendapat beban (syar'i –pen)

sebagaimana pria." [Ahkam An-Nisa' hal. 11].

Asy-Syaikh Mushthofa Al-'Adawi berkata, "Hadits di atas berlaku secara umum bagi setiap

masalah yang tidak terdapat nash yang membedakan antara pria dan wanita. Adapun kalau didapatkan

sebuah nash yang membedakan antara pria dan wanita, maka wajib tunfuk pada nash tersebut dan

memberikan hukum tersendiri bagi laki-laki (dan bagi wanita—pen)." [Jami' Ahkam Al-Nisa` I:12].

4 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

BAGAIMANA BERINTERAKSI DENGAN MUSLIM?

Berikut ini sikap-sikap yang harus kita aplikasikan ketika berinteraksi dengan sesama

muslim, di antaranya,

1. Berhijrah, meninggalkan daerah orang kafir menuju negeri kaum muslim dan

berdomisili di situ untuk menyelamatkan dinnya. Senada dengan Firman Alloh

dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.97-99.

2. Menolong dan membantu kaum muslim dengan jiwa, harta, dan ucapan dalam

urusan agama atau dunia yang mereka butuhkan. Selaras dengan Firman Alloh

dalam Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.71.

3. Ikut merasa sakit jika kaum muslim sakit, dan ikut senang jika kaum muslim

senang. Nabi Muhammad berkata, artinya, "Perumpamaan kaum muslimin dalam

kecintaan, kelembutan, dan kasih sayang di antara mereka adalah bagaikan satu badan.

Jika salah satu anggota badan merasa sakit, maka seluruh badan pun akan merasakan

demam dan tidak bisa tidur nyenyak." [Shohih Muslim no.6751]

4. Setia dengan kaum muslim, memberi mereka nasehat, menginginkan kebaikan

bagi mereka, tidak menipu mereka, tidak mengkhianati mereka, tidak menghina

mereka, tidak menelantarkan mereka, tidak menyerahkan mereka kepada kaum

nonmuslim.

5. Menghormati kaum muslim dan menghargai mereka, tidak meremehkan mereka

dan tidak mencela mereka. [Al-Qur`an suroh Al-Hujurot ayat no.11-12]

6. Selalu bersama mereka ketika suka dan duka, ketika sempit dan lapang. Sebab

berpisah dari kaum muslim ketika kaum muslim dirundung duka, adalah karakter kaum

munafiq sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.141.

7. Mengunjungi mereka, senang bertemu dan berkumpul bersama mereka.

8. Menunaikan hak-hak mereka.

9. Bersikap lemah lembut terhadap kaum muslim, terutama yang lemah.

10. Mendoakan kebaikan kepada mereka, dan meminta ampun kepada Alloh bagi

mereka. [Al-Qur`an suroh Muhammad ayat no.19]

11. Berbuat baik dan membalas kebaikan mereka.

Alloh ta'ala berfirman, artinya, "...Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua,

karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,

dan teman sejawat, ibn sabil, dan hamba sahayamu..." [Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat

no.36]

Dalam pembahasan ini saya kupas bagaimana kita berbuat baik kepada kedua

orang tua, karib-kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, budak, dan tetangga.

1. Berbuat Baiklah kepada Ibu dan Bapak

5 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

I. Menaati mereka dalam perkara yang bukan maksiat.

Alloh berfirman, artinya, "Dan Kami perintahkan manusia untuk berbuat baik

kepada ibu-bapaknya…Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku

dengan sesuatu (yakni berbuat syirik yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,

maka janganlah kamu menaati keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia

dengan baik…" [Al-Qur`an suroh Luqman ayat no.14-15]

Termasuk yang wajib pula, berbuat baik kepada kedua oranng tua yang fasiq,

wajib menaati keduanya dalam perkara yang bukan maksiat. Jika keduanya kafir,

maka hendaklah keduanya dipergauli dengan baik di dunia dan jangan ditaati

dalam kekafirannya, tidak puladalam maksiat kepada Alloh. [Al-Adab Al-Syar'iyyah

Ibnu Muflih I:460]

II. Berbicara dengan santun

Jika seseorang berbicara dengan kedua orang tuanya, hendaklah ia

berbicara dengan baik, jangan kasar, apalagi membentak, walaupun hanya

sekedar ucapan 'Ah', terutama jika mereka sudah tua. Alloh berkata, yang artinya,

"…Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-

baiknya. Jika salah seorang dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut

dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada

keduanya ucapan 'Ah', dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada keduanya perkataan yang mulia." [Al-Qur`an suroh Al-Isro`:23]

III. Rendah hati di hadapan keduanya

Alloh berkata, yang artinya, "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya

dengan penuh sayang dan ucapkanlah, 'Wahai Robb, sayangilah mereka berdua,

sebagaimana keduanya mendidikku ketika aku masih kecil.'." [Al-Qur`an suroh Al-

Isro`:24] Yaitu rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih

sayang dan mengharap balasan dari Alloh, (lakukan hal itu ikhlash karena Alloh—

pen) jangan karena engkau takut atau ingin mendapat balasan kebaikan dari

mereka atau karena tujuan lain yang berakibat seorang hamba tidak mendapat

balasan kebaikan dari Alloh. [Taisir Al-Karim Al-Rohman Al-Mufassir

'Abdurrohman As-Sa'di, hal.408]

IV. Mendahulukan berbuat baik kepada ibu

Abu Huroiroh pernah menuturkan, yang artinya, "Ada seseorang datang

menemui Nabi Muhammad dan bertanya, 'Wahai Rosululloh, kepada siapakah aku

harus berbuat baik?' Beliau menjawab, 'Kepada ibumu.' Orang tadi bertanya

kembali, 'Lalu kepada siapa lagi?' Rosululloh menjawab, 'Kepada ibumu.' Orang

6 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

tadi kembali bertanya, 'Kemudian kepada siapa lagi?' Rosululloh menjawab,

'Kepada ibumu.' Orang tadi bertanya lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Rosululloh

menjawab, 'Kepada ayahmu.'." [Shohih Al-Bukhori no.5971, Shohih Muslim

no.2548, Irwa` Al-Gholil no.837, Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah no.4992, dan

Shohih Al-Adab Al-Mufrod no.5]

Dari Bahaz ibn Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, "Aku berkata, 'Wahai

Rosululloh, Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab,

"Ibumu." Saya bertanya lagi, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?"

Rosululloh menjawab, "Ibumu." Lalu saya bertanya, "Siapa yang harus saya

perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Ibumu." Saya bertanya, "Siapa

yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rosululloh menjawab, "Bapakmu,

kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat." [Irwa` Al-Gholil no.829,

2232, Shohih Al-Adab Al-Mufrod no.3]

Nabi Muhammad berkata, "Sesungguhnya Alloh telah mengharomkan

kepada kalian mendurhakai ibu-ibu kalian." [Shohih Al-Bukhori no.5975, Shohih

Muslim no.593]

Konsekuensi dari hal ini, seorang ibu berhak mendapatkan kebaikan tiga

kali lipat dibandingkan seorang ayah. Hal itu karena beratnya beban yang ia

rasakan mulai dari mengandung, melahirkan, dan menyusui. Hanya seorang ibu

yang merasakan ini semua, kemudian baru ayah yang ikut andil dalam menfifik

anak. [Fat-h Al-Bari kar. Ibn Hajar X:493]

V. Izin sebelum masuk kamar mereka pada waktu-waktu tertentu berdasarkan

penjelasan dari Alloh dalam Al-Qur`an suroh An-Nur ayat no.58.

VI. Tidak mencela keduanya

Nabi Muhammad pernah berkata, artinya, "Termasuk dosa yang paling

besar apabila seorang anak mencela kedua orang tuanya." Kemudian ada yang

bertanya, "Wahai Rosululloh, adakah seorang anak mencela kedua orang tuanya?"

Beliau menjawab, "Ia mencela bapak orang lain, kemudian orang yang bapaknya

ia cela itu membalas mencela bapaknya, dan ia mencela ibu orang lain, lalu orang

yang ibunya ia cela itu membalas mencela ibunya." [Shohih Al-Bukhori no.5973,

Shohih Muslim no.90]

VII. Mendoakan mereka

7 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Alloh berkata, artinya, "Dan ucapkanlah, 'Wahai Robbku, sayangilah mereka

berdua sebagaimana mereka mendidikku ketika aku masih kecil." [Al-Qur`an suroh

Al-Isro`:24] Yaitu doakanlah mereka dengan ampunan dan kasih sayang ketika

masih hidup maupun sudah meninggal, sebagai balasan atas pendidikan mereka

kepadamu di waktu kecil. [Taisir Al-Karim Al-Rohman Al-Mufassir Al-Sa'di, hal.408]

Alloh berkata, "Wahai Robbku ampunilah aku, ibu-bapakku, orang-orang

yang masuk ke rumahku dalam keadaan beriman, dan semua laki-laki yang

beriman, serta wanita-wanita yang beriman." [Al-Qur`an suroh Nuh ayat no.28]

Akan tetapi bila kedua orang tua meniggal dalam keadaan kafir atau

musyrik, maka harom bagi seorang anak memintakan ampun kepada Alloh untuk

keduanya. Alloh berkata, artinya, "Tidak patut Nabi dan orang-orang beriman

memintakan ampun (kepada Alloh—pen) bagi oran-orang musyrik walaupun

orang-orang musyrik itu adalah kerabat. Sesudah jelas bagi mereka bahwa orang-

orang musyrik adalah penghuni jahannam." [Al-Qur`an suroh Al-Taubah ayat

no.113]

VIII. Meminta izin kepada kedua orang tua jika hendak berjihad

Ada seseorang lelaki datang menemui Nabi Muhammad meminta izin

untuk ikut berjihad. Kemudian Nabi Muhammad bertanya, "Apakah kedua orang

tuamu masih hidup?" Lelaki itu menjawab, "Ya." Rosululloh berkomentar, "Kepada

keduanyalah hendaknya kamu berjihad (yaitu:berbuat baik—pen)." [Shohih Al-

Bukhori no.3004, Shohih Muslim no.2549]

Jika kedua orang tua adalah muslim hendaklah ia tidak pergi jihad sunnah

kecuali dengan izin kedua orang tuanya. Perkara ini telah diriwayatkan dari

sejumlah sahabat di antaranya 'Umar bin Al-Khoththob, dan 'Utsman ibn 'Affan.

Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Malik, Al-Auza'i, Sufyan Al-Tsauri, Al-Syafi'i,

dan seluruh ahli ilmu. [Al-Mughni Ibn Qudamah XIII:25, editor: 'Abdulloh ibn 'Abd

Al-Muhsin Al-Turki]

IX. Berbuat baik kepada mereka ketika mereka sudah tua

Rosululloh berkata, "Sungguh sangat merugi. Sungguh sangat merugi.

Sungguh sangat merugi." Para Sahabat beliau bertanya, "Siapakah orang yang

merugi itu wahai Rosululloh?" Beliau menjawab, "Yaitu orang yang menjumpai

kedua orang tuanya atau salah satunya ketika 'senja', tapi tidak menyebabkannya

masuk al-jannah." [Shohih Muslim no.2551]

Di lain kesempatan beliau berkata, artinya, "Celaka seseorang yang

mendapati kedua orang tuanya di sisinya sudah berusia senja, tapi keduanya tidak

memasukkannya ke dalam al-jannah." [Sunan Al-Tirmidzi II:271. Dishohihkan Al-

8 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Muhaddits Al-Albani dalam Irwa` Al-Gholil I:36] Karena ia tidak berbuat baik

kepada kedua orang tuanya. Padahal berbuat baik kepada kedua orang tua yang

sudah berusia senja itu bisa menyebabkan seseorang masuk ke dalam al-jannah

dengan izin Alloh.

X. Berbuat baik kepada keduanya setelah mereka meninggal

"Sesungguhnya termasuk kebaikan yang paling baik adalah seorang anak

menyambung shilaturrohim dengan teman-teman bapaknya setelah bapaknya

meninggal." [Shohih Muslim no.2552]

2. Berbuat Baik kepada Karib-Kerabat

Karib-kerabat ialah keturunan dari bapak dan ibu dan kerabatnya, anak ke

bawah dan lainnya, yang dekat maupun yang jauh. [Taisir Al-Karim Al-Rohman

hal.408] Kerabat adalah bapak ke atas, anak ke bawah, saudara kandung, saudara

seayah, dan keturunan-keturunan saudara kandung dan saudara seayah, serta

mahrom. [Al-Muhalla V:143, Al-Majmu' V:290]

"Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada

ibu-ibu kalian (3 kali). Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada kalian untuk

berbuat baik kepada bapak-bapak kalian. Sesungguhnya Alloh telah berwasiat kepada

kalian untuk berbuat baik kepada keluarga yang terdekat, kemudain yang terdekatnya

lagi." [Al-Adab Al-Mufrod Al-Bukhori no.60, Sunan Ibn Majah no.3661, Silsilah Al-

Ahadits Al-Shohihah kar. Al-Albani no.1666]

3. Berbuat Baik kepada Anak-Anak Yatim

Yatim yang disebutkan oleh Nabi dalam beberapa haditsnya adalah anak laki-

laki maupun perempuan yang ditinggal mati ayahnya, dalam keadaan mereka belum

baligh. Apabila sudah baligh, maka tidak lagi disebut yatim.3 Rosululloh Muhammad

berkata, artinya, "Saya dan orang yang mengkafil anak yatim, nanti di al-jannah

seperti ini." Nabi memberi isyarat dengan dua jarinya yang salin menjalin. [Shohih Al-

Bukhori no.6005, Sunan Abu Dawud no.5150, Sunan Al-Tirmidzi no.1918] Mengkafil

anak yatim adalah menanggung beban, mengasuh, menjaga, mendidik, dan

mengatur urusan anak yatim. [Al-Minhaj bab ke-42]

4. Berbuat Baiklah kepada Orang-Orang Miskin

3 Tafsir 'Izzuddin hal.105, Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.191, Tafsir Al-Qur`an Al-'Azhim I:321,491, Lisan Al-

'Arob XII:645-646, Al-Mu'jam Al-Wasith II:1063.

9 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Orang miskin adalah orang yang selalu kekurangan biaya hidupnya. [Tafsir

'Izzuddin hal.105] Atau orang yang tertahan dengan kebutuhan mereka sehingga

tidak menfapatkan kecukupan untuk diri mereka sendiri dan orang yang menjadi

tanggungannya. [Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.191]

Nabi berkata, artinya, "Orang yang berusaha membantu para janda dan orang-

orang miskin, maka ia seperti orang yang berjihad di jalan Alloh atau seperti orang

yang sholat malam dan puasa di siang hari." [Shohih Al-Bukhori no.6007, Shohih

Muslim no.2982]

5. Berbuat Baiklah kepada Budak

Budak adalah laki-laki maupun wanita yang menjadi musuh kaum muslimin

yang tertawan oleh kaum muslimin ketika terjadi perang antara kaum muslimin dan

kaum kafir yang memerangi kaum muslimin. Dan tawanan menjadi budak atas

persetujuan imam kaum muslimin.

Namun dalam ayat ini yang dimaksud budak adalah apa saja yang dimiliki

berupa manusia ataupun binatang. [Taisir Al-Karim Ar-Rohman hal.192] Yaitu dengan

memenuhi kebutuhannya, tidak membebaninya dengan sesuatu yang tidak

dimampuinya, membantunya bila menyuruh mereka, mendidik mereka. [Taisir Al-

Karim Ar-Rohman hal.379]

Nabi berkata, "Seorang budak wajib mendapatkan makanannya, dan dia tidak

boleh diberi beban pekerjaan yang tidak mampu dia laksanakan." [Shohih Muslim

no.1662]

Nabi berkata, "Mereka (yakni para budak kalian—pen) adalah saudara-saudara

kalian. Alloh menjadikan mereka berada di bawah kekuasaan kalian. Maka

barangsiapa yang saudaranya berada di bawah kekuasaannya hendaklah dia

memberinya makanan dari apa yang dia makan, memberinya pakaian sebagaimana

dia berpakaian, dan janganlah membebani mereka dengan sesuatu yang berat, dan

jika kalian membebani mereka dengan pekerjaan, maka bantulah mereka." [Shohih Al-

Bukhori no.30, Shohih Muslim no.1661]

Nabi berkata, "Barangsiapa memerdekakan seorang (budak—pen) muslim,

maka Alloh membebaskannya dengan anggota tubuh budak yang ia merdekakan itu

anggota tubuhnya dari neraka." [Shohih Al-Bukhori no.2517, Shohih Muslim no.1509]

10 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Nabi berkata, "Barangsiapa mampu memerdekakan bagiannya dari seorang

hamba sahaya yang dimiliki secara bersama dengan orang lain, hendaklah membayar

bagian miliknya dengan harga yang cukup, supaya hamba itu dapat dimerdekakan

sepenuhnya. Jika ia tidak mampu membayar sepenuhnya, maka hamba itu hanya

merdeka dari tuannya yang pertama, yakni separuh merdeka." [Shohih Al-Bukhori

no.2522, Shohih Muslim no.1511]

6. Berbuat Baik kepada Tetangga

Nabi Muhammad berkata, "…Dan sebaik-baik tetangga menurut Alloh adalah

yang terbaik kepada tetangganya." [Al-Adab Al-Mufrod Al-Bukhori no.115.

Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Al-Shohihah no.103]

11 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

BAGAIMANA BERINTERAKSI DENGAN NONMUSLIM?

Kaum nonmuslim mencakup seluruh golongan orang-orang kafir. Atau dengan ungkapan

lain, setiap nonmuslim adalah kafir. Kaum kafir/nonmuslim terklasifikasi menjadi empat

golongan4,

1. Kafir Harbi. Yaitu orang-orang kafir yang tidak menerima da'wah Islam dan tidak

membuat perjanjian dengan pemerintah kaum muslimin. Ringkasnya, mereka adalah

orang kafir yang menentang dan memerangi Islam dan umat Islam. Golongan ini tidak

berhak dilindungi, bahkan apabila mereka memerangi sebagian saja dari umat Islam,

maka umat Islam wajib membela diri.

2. Kafir Musta`min. Yaitu orang-orang kafir yang masuk ke dalam negeri umat Islam

dengan aman. Misalnya kafir harbi yang datang ke negerinya kaum muslimin untuk

berbisnis. Golongan ini punya hak untuk dilindungi pada waktu dan tempat yang

terbatas, karena keadaan mereka yang meminta keamanan dari umat Islam. Hal ini

sesuai dengan firman Alloh,

ارجتاس نيركشالم نم دإن أحو عمسى يتح هفأجر ك ـهنأمم ـهغلأب ثم الله كلام

ذلك بأنهم قوم لا يعلمون"Dan jika seorang di antara orang-orang musyrik itu meminta perlindungan kepadamu,

maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Alloh, kemudian antarkanlah

ia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak

mengetahui." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.6]

Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi menjelaskan, "Barangsiapa meminta keamanan

untuk mendengar firman Alloh atau ingin mengenal Islam, wajib untuk dilindungi

kemudian diantarkan ke tempat yang aman, kami tidak mengetahui adanya

perselisihan dalam masalah ini." [Al-Mughni XIII:79]

3. Kafir Mu'ahad. Yaitu orang-orang kafir yang tinggal di negerinya sendiri, namun antara

umat Islam dengan mereka ada perjanjian untuk tidak saling memerangi. Kaum

muslimin wajib memenuhi perjanjian itu selama waktu yang ditentukan. Dengan

catatan orang kafir tetap mematuhi perjanjian, tidak membatalkannya, dan tidak

mencela Islam. Alloh berfirman,

4 Dirangkum dari Ar-Roudh Al-Murbi' V:475, editor : Jama'ah min Al-Masyayikh; Al-Qoul Al-Mufid I:499;

Huquq Da'at ilaiha Al-Fithroh hal.16; dan selainnya.

12 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

إلا الذين عاهدتم من المشركني ثم لم ينقصوكم شيئا ولم يظاهروا عليكم أحدا

نيقتالم بحي إن الله همتدإلى م مهدهع هموا إليمفأت

"Kecuali orang-orang musyrik yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan

mereka, dan mereka tidak mengurangi sedikitpun (dari perjanjian itu) dan tidak pula

mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu

penuhilah perjanjian sampai batas waktunya. Sesunggunya Alloh mencintai orang-

orang yang bertaqwa." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.4]

وإن نكثوا أيمانهم من بعد عهدهم وطعنوا في دينكم فقاتلوا أئمة الكفر إنهم لا

أيمان لهم لعلهم ينتهون"Dan jika mereka merusak sumpahnya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencela

agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena

sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak bisa dipegang janjinya, agar

mereka berhenti." [Al-Qur`an suroh At-Taubah ayat no.12]

4. Kafir Dzimmi. Yaitu orang-orang kafir yang tinggal di negeri umat Islam, hidup dengan

aman dan di bawah perlindungan pemerintah kaum muslimin, dengan ketentuan

mereka membayar jizyah. Golongan ini paling banyak hak dan kewajiban yang harus

kita tunaikan kepada mereka. Jizyah adalah harta yang dibayar oleh ahli kitab (kepada

pemerintah kaum muslimin—pen) sebagai jaminan keamanannya. [An-Nihayah hal.153,

editor: 'Ali Hasan Al-Halabi, cet. Dar Ibnu Al-Jauzi]

Berikut ini uraian tentang bagaimana seharusnya seorang muslim berinteraksi

dengan nonmuslim secara umum.

1. Muliakan mereka

Alloh tabaroka wa ta'ala memuliakan setiap manusia, muslim ataupun kafir, dan

mengangkat derajat mereka lebih dari derajat makhluk-makhluk Alloh lainnya,

sebaimana firman Alloh yang tertulis dalam Al-Qur`an suroh Al-Isro` ayat no.70. Oleh

karena itu kita harus meneladani Alloh, yaitu kita juga harus memuliakan setiap

manusia, muslim maupun nonmuslim.

Nabi Muhammad shollalloh 'alaih wa sallam berkata, artinya, "Barangsiapa tidak

mengasih-sayangi, maka ia tidak akan dikasih-sayangi." [Hadits shohih dalam Shohih

Al-Bukhori no.5997; Shohih Muslim no.2319] Al-Imam Ibnu Baththol menuturkan,

"Dalam hadits ini terdapat anjuran untuk berkasih-sayang kepada seluruh makhluk.

13 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Termasuk di dalamnya muslim, kafir, binatang, budak, dan selainnya." [Fat-h Al-Bari kar.

Ibnu Hajar Al-'Asqolani, X:440]

2. Berbuat baik

Alloh berfirman, artinya, "Alloh tidak melarang kalian untuk berbuat baik dan

berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian karena masalah

agama, dan tidak pula mengusir kalian dari negeri-negeri kalian. Sesungguhnya Alloh

mencintai orang-orang yang berbuat adil." [Al-Qur`an suroh Al-Mumtahanah ayat no.8]

Ayat ini merupakan keringanan untuk menyambung persaudaraan dengan orang-

orang yang tidak menanamkan permusuhan dan peperangan dengan kaum muslimin,

dan boleh berbuat baik kepada mereka, sekalipun yang namanya al-wala` (loyalitas)

harus terputus dari mereka. [Zad Al-Masir kar. Ibnu Al-Qoyyim, VIII:237]

Alloh berfirman tentang haromnya loyal kepada orang-orang nonmuslim,

من حاد الله ورسوله ولو كانوا آباءهم أو أبناءهم أو إخوانهم أو عشريتهم يوادونا تجد قوما يؤمنون بالله واليوم الآخر ل

"Kamu tidak akan menemukan kaum yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, yang

saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Alloh dan RosulNya,

sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara

ataupun keluarga mereka." [Al-Qur`an suroh Al-Mujadilah ayat no.22]

Sebagai teladan kita bahwa berinteraksi dengan nonmuslim itu halal asal tidak ada

unsur loyal, Nabi Muhammad pernah menjenguk orang Yahudi yang sakit, bersedekah

kepada mereka, memberi hadiah kepada mereka, bermuamalah dalam bisnis, dan lain-

lain. [Diadaptasi dari Kitab Al-Amwal kar. Al-Imam Abu 'Ubaid, hal.613]

Rosululloh pernah memberikan harta rampasan perang Khoibar kepada orang

Yahudi, agar mereka bekerja dan menanam, dan mereka mendapat setengah dari hasil

panen. [Shohih Al-Bukhori no.2499].

3. Lembut dan jangan anarkis

Alloh berfirman,

مهنوا مظلم ينإلا الذ نسأح يي هاب إلا بالتتل الكلوا أهادجلا تو "Dan jangan kalian mendebat ahli kitab kecuali dengan cara yang paling baik. Kecuali

dengan orang–orang yang zhalim di antara mereka..." [Al-Qur`an suroh Al-'Ankabut

ayat no.46]

14 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Allah Ta'ala berfirman. "Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang

Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya yang bersikap lemah lembut

terhadap orang-orang yang mukmin dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir"

[Al-Qur`an suroh Al-Ma`idah ayat no.54]

Asy-Syaikh 'Ali bin Hasan Al-Halabi menjelaskan, "Maka seorang mukmin harus

bersikap tawadhu' terhadap sesama kaum mukminin dan merendahkan diri kepada

mereka. Keras kepada orang-orang kafir dan tidak mengaku-aku dirinya sesat kepada

mereka, demi mengagungkan kehormatan Islam dan memuliakan agama, tanpa

menyakiti mereka. Serta tidak mencintai mereka sebagaimana cintanya kepada seorang

muslim." [http://www.almanhaj.or.id/content/1966/slash/0]

4. Berinteraksi sambil mensosialisasikan Islam

Kita tidak diperintahkan untuk menyendiri dan mengasingkan diri dari manusia.

Nabi Muhammad berkata,

املؤمن الذي خيالط الناس ويصرب على أذاهم خري من الذي ال خيـالط النـاس وال

يصرب على أذاهم"Mu`min yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih baik

dari pada mu`min yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas

gangguan mereka." [Hadits shohih dalam Sunan At-Tirmidzi no.2507. Dishohihkan Al-

Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Al-Shohihah no.939]

Diharapkan dengan bergaulnya kita dengan manusia, kita memiliki kesempatan

untuk menda'wahkan Islam, karena Alloh memerintahkan agar setiap muslim

mempublikasikan dan mensosialisasikan syariat Islam. Alloh berfirman,

نا ما أنمو ان اللهحبسني وعبن اتما وأن ةريصلى بع و إلى اللهعي أدبيلس هذقل ه

نيركشالم

"Katakan, 'Inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku, mengajak kepada

Alloh dengan hujjah yang nyata. Maha suci Alloh. Dan aku tidak termasuk orang-orang

musyrik." [Al-Qur`an suroh Yusuf ayat no.108]

Ada beberapa hal yang patut diperhatikan ketika berinteraksi dengan nonmuslim,

a. Ketika berkumpul dengan mereka, tidak boleh membiarkan adanya kemunkaran,

semisal nonmuslim mencela Islam, Alloh, RosulNya, dan umat Islam. Maka kita tidak

15 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

boleh membiarkannya, dan kita harus pergi meninggalkan mereka. Selaras dengan

firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Al-An'am ayat no.68.

b. Jangan sampai pergaulan ini mengakibatkan kita cinta, kasih, sayang, loyal kepada

mereka.

c. Kita tetap sambil mensosialisasikan agama Islam.

5. Tidak ada paksaan dalam Islam

Kita tidak boleh memaksa nonmuslim masuk Islam. Alloh berfirman, artinya, "Tidak

ada paksaan untuk (mengaktualisasikan) agama Islam. Sesungguhnya telah jelas jalan

petunjuk dari jalan kesesatan." [Al-Qur`an suroh Al-Baqoroh ayat no.256]

Al-Mufassir Ibnu Katsir mengomentari firman Alloh ini, "Jangan anda memaksa

seorangpun untuk masuk ke dalam agama Islam, karena Islam agama yang jelas dan

terang dari sisi dalil, tidak butuh paksa memaksa untuk masuk Islam. Barangsiapa yang

Alloh beri petunjuk untuk masuk Islam, Alloh akan lapangkan jiwanya dan beri

penerang sehingga ia masuk Islam dalam kondisi di atas dalil. Barangsiapa yang Alloh

butakan mata hatinya, dan Alloh tutup pendengaran dan matanya, maka tidak akan

bermanfaat sama sekali masuk Islam dalam kondisi terpaksa." [Tafsir Al-Qur`an Al-

'Azhim I:310].5

6. Bersikap adil

Alloh menuturkan, artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian

kadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Alloh, jadi saksi dengan

adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian

berlaku tidak adil. Bersikap adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa." [Al-

Qur`an suroh Al-Ma`idah ayat no.8] Ayat ini menunjukkan bahwa kekafiran orang-

orang kafir tidak menghalangi kita berbuat adil kepada mereka. [Tafsir Al-Qurthubi

VI:109]

Bahkan Nabi bersumpah akan menjadi musuh kita, kalau kita tidak bersikap adil

kepada nonmuslim. Nabi berkata, artinya

5 Ini pendapat yang dipilih oleh mayoritas ulama, di antaranya Al-Mufassir Ath-Thobari dalam Tafsirnya

III:13, Al-Mufassir Asy-Syinqithi dalam Adhwa` Al-Bayan II:492, dan Al-Mufassir As-Sa'di dalam Taisir Al-

Karim Ar-Rohman hal.112.

16 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

أال من ظلم معاهدا أو انتقصه أو كلفه فوق طاقته أو أخذ منه شيئا بغـري طيـب

نفس فأنا حجيجه يوم القيامة

"Ketahuilah barangsiapa menzhalimi orang kafir mu'ahad atau merendahkannya atau

memberatkannya di luar batas kemampuannya atau mengammbil sesuatu darinya

tanpa kerelaan dirinya, maka aku akan menjadi musuhnya pada hari qiyamah." [Sunan

Abu Dawud no.3052. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits

Ash-Shohihah no.445 dan Ghoyah Al-Marom no.471]

7. Jangan tumpahkan darah dan rampas harta mereka

Nabi Muhammad berkata,

من قتل معاهدا لم يرح رائحة الجنة، وإن رحيها ليوجد من مسرية أربعني عاما

"Barangsiapa membunuh kafir mu'ahad, tidak akan mencium wanginya surga. Padahal

wanginya dapat tercium dari jarak perjalanan 40 tahun." [Hadits shohih dalam Shohih

Al-Bukhori no.3166] Alloh berfirman, artinya, "Janganlah kalian membunuh jiwa yang

diharomkan Alloh (dibunuh) kecuali dengan sebab yang benar." [Al-Qur`an suroh Al-

An'am ayat no.151]

8. Aplikasikan prinsip al-wala` (loyalitas) dan al-baro` dalam konsep Islam

Alloh berfirman, artinya, "Kamu tidak akan menemukan kaum yang beriman kepada

Alloh dan hari akhir, yang saling berloyalitas dengan orang-orang yang menentang

Alloh dan RosulNya, sekalipun orang-orang itu adalah bapak-bapak, atau anak-anak,

atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka." [Al-Qur`an suroh Al-Mujadilah ayat

no.22]

9. Jangan caci-maki tuhan-tuhan mereka

10. Menimba Islam kepada orang-orang nonmuslim. Bolehkah?

Sejak beberapa tahun yang lalu, bermunculan seruan dan ide menimba ilmu Islam

dari barat. Bahkan banyak dari kalangan orang-orang yang dianggap intelektual

muslim merupakan lulusan dari universitas-universitas barat untuk mengkaji Islam.

Ketika seusia anak SMA dulu, saya pernah masuk ke sebuah mall di Surabaya. Sejak di

bangku SMP hobi saya membaca buku-buku Islam. Spontan saja, zona yang pertama

kali saya kunjungi adalah toko buku. Belum masuk ke dalam toko buku di mall tersebut

saya tercengang melihat sebuah banner. Banner tersebut berisi slogan, "Belajar Islam

kepada nonmuslim." Dalam hati saya terheran-heran. Betapa rusaknya slogan itu.

17 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Beberapa saat sebelum menyelesaikan makalah ini, saya bongkar-bongkar

perpustakaan pribadi saya. Saya menemukan sebuah pembahasan menarik tentang

haromnya mengkaji dan menimba ilmu Islam dari nonmuslim. Saya jadi teringat

dengan peristiwa di atas. Dalam pembahasan itu dicantumkan penuturan salah seorang

sahabat Nabi bernama 'Abdulloh bin 'Abbas. Berikut penuturannya, "Bagaimana kalian

bertanya tentang sesuatu (terkait ilmu Islam—pen) kepada ahli kitab6 sedangkan kitab

kalian (yakni Al-Qur`an—pen) yang diturunkan kepada Rosululloh shollalloh 'alaih wa

sallam adalah yang terbaru, kalian membacanya (dan Al-Qur`an dalam kondisi masih—

pen) otentik/murni, tanpa ada campuran. Alloh telah berkata kepada kalian bahwa ahli

kitab telah mengganti kitab Alloh dan mengubahnya dan menulisnya dengan tangan-

tangan mereka, lalu mereka mengatakan, 'ini dari Alloh.' Dengan tujuan untuk

mendapat keuntungan yang sebetulnya sedikit. Bukankah Alloh telah melarang kalian

bertanya kepada mereka setelah datangnya ilmu, Al-Qur`an, ini? Kalian jangan bertanya

kepada mereka. Demi Alloh, tidak pernah kami lihat seorang pun dari ahli kitab yang

menanyakan kepada kalian tentang kitab yang Alloh turunkan kepada kalian." [Shohih

Al-Bukhori XXII:349]

Di dalam pembahasan itu juga dicantumkan uraian dari Ibnu Mas'ud, "Janganlah

kalian bertanya kepada ahli kitab tentang sesuatu, karena mereka tidak akan

menunjukkan kalian ke jalan yang benar. Sungguh mereka telah tersesat, boleh jadi

kalian akan mendustakan kebenaran atau membenarkan kebatilan." [Tafsir Ath-Thobari

XX:49]

11. Kita tidak boleh menyerupai orang kafir/nonmuslim (tasyabbuh) dalam hal yang

merupakan kekhususan, adat, ibadah, tingkah laku dan akhlak mereka, kecuali

bila hal itu sudah dihalalkan Nabi dan memang benar-benar sangat dibutuhkan.

Nabi Muhammad berkata, من تشبه بقوم فهو منـهم "Barangsiapa menyerupai suatu kaum (dengan sengaja) maka ia termasuk golongan mereka." [Hadits shohih dalam Sunan

Abu Dawud no.4031. Dishohihkan Al-Muhaddits Al-Albani dalam Shohih Al-Jami'

no.6149]

Sebagai contoh, kita tidak boleh melakukan aktivitas Yoga. Beberapa jam sebelum

saya menyelesaikan tulisan ini, saya menemukan keterangan menarik tentang Yoga.

Ternyata Yoga merupakan salah satu dari 6 ajaran dalam filsafat Hindu, yang menitik-

beratkan pada aktivitas meditasi, dimana seeorang memusatkan seluruh pikirannya

untuk mengontrol panca inderanya dan tubuhnya secara keseluruhan yang bertujuan

6 Para ahli tafsir Al-Qur`an bersepakat bahwa ahli kitab adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani,

sebagaimana dijelaskan oleh Al-Imam Asy-Syaukani dalam buku tafsirnya Fat-h Al-Qodir V:444.

18 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

untuk melakukan penyatuan dengan alam dan Sang Pencipta. Yoga juga berarti

menundukkan diri pada matahari, karena nama lain Yoga adalah Sastanga Surya

Namaskar.

Maka dari itu Majelis Fatwa Nasional, Indonesia, menetapkan haromnya Yoga bagi

kaum muslimin. Sebetulnya masih banyak alasan mengapa Yoga harom bagi umat

Islam. Oleh karena itu seorang muslim tidak boleh melakukan aktivitas Yoga.

[Diadaptasi dari www.wikipedia.org;

http://english.islamweb.net/ver2/Fatwa/ShowFatwa.php/lang=E&Id=85297&Option=Fa

twaId; www.bbc.co.uk].

Sebagai contoh lagi, menggunakan nama-nama orang kafir. Ini tidak boleh karena

menggunakan nama-nama orang kafir itu berarti kita menyerupai mereka, sedangkan

kita masih memiliki nama-nama yang Islami dan kita tidak ada keterpaksaan untuk

menggunakan nama-nama orang kafir.

Namun jika kita terpaksa menyerupai kaum nonmuslim, tapi kita melakukannya itu

untuk kebaikan yang lebih besar maka kita boleh menyerupai mereka. Seperti

memanfaatkan komputer untuk menulis karya ilmiah Islam, menggunakan mobil untuk

perjalanan, menggunakan pengeras suara untuk kajian Islam, berolah raga yang tidak

mengandung kesyirikan, dan sebagainya.

12. Kita tidak boleh berdomisili di daerah orang kafir dan tidak mau berdomisili di

daerah kaum muslim untuk menyelamatkan dinnya sendiri. Senada dengan firman

Alloh dalam Al-Qur`an suroh An-Nisa` ayat no.97-98. Dan tidak boleh bepergian di

daerah orang kafir dengan tujuan untuk bersenang-senang.

13. Kita tidak boleh meminta bantuan kepada orang kafir, menaruh kepercayaan

kepada mereka, menyerahkan jabatan yang mengurusi urusan kaum muslim

kepada mereka, menjadikan mereka sebagai penasehat dan orang kepercayaan.

Selaras dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Ali 'Imron ayat no.118.

14. Kita tidak boleh menggunakan sistem penanggalan orang kafir, khususnya

penanggalan yang memuat musim-musim dan hari raya-hari raya mereka, seperti

penanggalan masehi. Hal ini karena ternyata, nama-nama bulan dalam penanggalan

masehi sebetulnya merupakan nama-nama dewa. Jika kita menggunakannya sama

artinya kita membiarkan budaya mereka tetap ada. Sedangkan kita telah memiliki

sistem penanggalan sendiri yaitu penanggalan hijriyyah yang dicetuskan oleh 'Umar bin

19 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

Al-Khoththob. Lantas kenapa kita meninggalkannya, tidak bangga dengannya, malah

menggunakan sistem penanggalan kaum nonmuslim?

15. Kita tidak boleh ikut serta dalam perayaan hari raya orang kafir, membantu

pelaksanaan perayaan tersebut, mengucapkan selamat hari raya kepada mereka,

menghadiri perayaan tersebut. Karena itu kalau kita mengikuti perayaan mereka

berarti kita suka dengan agama mereka. Nabi tidak pernah mengikuti perayaan orang-

orang kafir. Maka kita tidak boleh mengikuti perayaan orang-orang kafir. Anehnya

pernah seorang yang dianggap sebagai intelektual muslim menghadiri acara ruwatan di

sebuah Keraton, padahal dalam prosesi ruwatan itu dihadirkan seekor kerbau bernama

Kyai Slamet dan ada ritual-ritual syirik.

16. Kita tidak boleh memuji dan menyanjung pengetahuan, teknologi, dan peradaban

orang kafir dan mengagumi perilaku dan kecanggihan mereka, tanpa

memperhatikan kepercayaan dan agama mereka yang batil dan rusak,

bergantung pada mereka. Sesuai dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh Thoha

ayat no.131. Akan tetapi hal ini bukan berarti kaum muslimin tidak boleh mengambil

ilmu, industri, bisnis, teknologi, dan lainnya, dari mereka, bahkan hal ini dituntut, asal

tidak melanggar konsep-konsep Islam. (Lihat Al-Qur`an suroh Al-Anfal ayat no.60).

Karena pada dasarnya, manfaat-manfaat di dunia ini semuanya diperuntukkan bagi

orang-orang beriman. (Lihat Al-Qur`an suroh Al-Baqoroh ayat no.29).

17. Kita tidak boleh memintakan ampun kepada Alloh bagi orang kafir dan berkasih-

sayang dengan mereka. Sesuai dengan firman Alloh dalam Al-Qur`an suroh At-

Taubah ayat no.113 dan suroh Al-Mujadalah ayat no.22.

18. Kita tidak boleh bekerja sama dengan nonmuslim untuk memerangi umat Islam.

19. Membalas kebaikan mereka kepada kita.

Jika mereka berbuat baik kepada anda, maka balaslah dengan kebaikan dan

barangsiap yang berbuat zhalim dan melampaui batas, maka tolaklah kezhalimannya.

[Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah III:166] Aisyah, istri Nabi, mengisahkan, bahwa Nabi

Muhammad adalah orang yang menerima hadiah dan memberikan sesuatu sebagai

balasannya. [Mukhtashor Asy-Syama`il Al-Muhammadiyyah, kar. Al-Muhaddits Al-

Albani, no.317]

20. Melansir berita dari orang kafir. Bolehkah?

Suatu saat kita melihat tayangan televisi siaran dari luar negeri. Terkadang

menayangkan berita tentang IPTEK. Terkadang juga mereka menayangkan berita-berita

20 :: Islamic Global Connection :: Brilly El-Rasheed :: ISLAMIA Publishing :: quantumfiqih.wordpress.com

dunia Islam, bahkan seluk-beluk fikih Islam. Bolehkah kita langsung comot saja berita-

berita mereka?

1. Jika berita yang mereka terkait Islam, maka kita tidak boleh sama sekali

menyebarkannya, kecuali jika berita itu sesuai dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah dan

atau tidak bertentangan dengan keduanya. Sebagai bukti, Rosululloh pernah

membenarkan perkataan seorang Yahudi tentang Alloh, karena memang perkataan

orang Yahudi tersebut benar. [Shohih Al-Bukhori XV:14]

2. Jika berita itu tidak ada kaitannya dengan Islam, misalnya terkait berita-berita

kehidupan dunia ini, maka sikap kita adalah tidak membenarkan dan tidak

mendustakannya, kecuali jika telah dilakukan riset dan verifikasi yang ternyata

terbukti kebenarannya. "Janganlah membenarkan ahli kitab dan jangan

mendustakannya dan katakanlah, 'Aku beriman kepada Alloh dan apa yang

diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan kepadamu." [Shohih Al-Bukhori

XXII:348].

Berita dari kaum fasiq saja kita diperintahkan oleh Alloh untuk melakukan

riset dan verifikasi terhadapnya (sebagaimana dalam Al-Qur`an suroh Al-Hujurot

ayat no.6), apatah lagi dengan berita dari orang-orang kafir yang otomatis tidak

mungkin terlepas dari maksiat. Tentu kita harus lebih kritis dan jangan asal comot.

Pemuda yang lebih dikenal dengan nama pena Brilly El-Rasheed, memiliki minat

yang tinggi di bidang jurnalistik Islam. Banyak tulisan-tulisannya yang sudah

dimuat di majalah-majalah Islam nasional dan lokal. Tidak sedikit karyanya yang

diterbitkan dalam format buletin jum’at. Lulus dari Madrasah Aliyah Negeri

Lamongan, penulis kini sedang menempuh S1 Manajemen Pendidikan di

Universitas Negeri Surabaya sembari menimba ilmu di Pesantren Mahasiswa

Thaybah, Surabaya. Di pesantren itu, penulis yang bernama asli Brilly Yudho

Willianto dipercaya menjadi pimred buletin Thaybah dan penulis tetap di

www.thaybah.or.id. Buah pikirannya juga bisa dibaca dan diunduh di

quantumfiqih.blogspot.com dan quantumfiqih.wordpress.com. Format dakwah

yang disajikannya ia sebut dengan brand Quantum Fiqih, menunjuk sebuah

metode studi Islam yang mengintegrasikan berbagai kajian fiqih dengan

aksentuasi Tazkiyah An-Nafs.

COPYRIGHT© 1429 BY BRILLY EL-RASHEED