61
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI FOTOSINTETIK ANOKSIGENIK PADA HUTAN MANGROVE HANURA LAMPUNG SEBAGAI KANDIDAT AGEN BIOREMEDIASI DAN PROBIOTIK (Tesis) Oleh Desfika Ardia Putri PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI FOTOSINTETIK

ANOKSIGENIK PADA HUTAN MANGROVE HANURA

LAMPUNG SEBAGAI KANDIDAT AGEN

BIOREMEDIASI DAN PROBIOTIK

(Tesis)

Oleh

Desfika Ardia Putri

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

Desfika Ardia Putri

ABSTRACT

ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF ANOXYGENIC

PHOTOSYNTHETIC BACTERIA IN THE HANURA LAMPUNG

AS A CANDIDATE FOR BIOREMEDIATION AND PROBIOTIC.

By

Desfika Ardia Putri

The purpose of this study was to determine the ability of anoxigenic

photosynthetic bacteria (BFA) as candidates for bioremediation agents in reducing

ammonia compounds and as candidates for probiotic agents in competition with

Vibrio sp. Bacterial isolates were isolated from the Hanura Lampung mangrove

forest. Bacterial isolates were characterized based on differences in pH and NaCl

then decreased H2S and ammonia compounds, antibiotic activity tests and

competition tests between BFA and Vibrio sp. The results of isolation and BFA

characterization showed that there were 8 Gram negative isolates and 2 Gram

positive isolates with stem colonies. From the results of the pH and NaCl selection

test, all isolates could not grow at pH 4 but grew well at pH 7 and 10. The results

of the NaCl test of all isolates could grow except B2DM isolates which could not

grow at 0% NaCl concentration. In the ammonia reduction test, it was found that

BFA isolate which could reduce the highest ammonia compound was L1 isolate

by 62% while the lowest B2DM isolate was 12%. BFA B and L1 isolates have the

ability to compete in suppressing the growth of Vibrio sp. in the competition test

Page 3: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

Desfika Ardia Putri

each of 2.6 and 1.9 log ∑ cells. BFA L2 isolates are sensitive to 5 types of

antibiotics including ampicillin, streptomycin, nalidixic acid, chloramphenicol and

trimethoprim.

Keywords: ammonia, bioremediation agents, probiotic agents, photosynthetic

bacteria anoxigenic, Vibrio sp.

Page 4: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI FOTOSINTETIK

ANOKSIGENIK PADA HUTAN MANGROVE HANURA

LAMPUNG SEBAGAI KANDIDAT AGEN

BIOREMEDIASI DAN PROBIOTIK

Oleh

Desfika Ardia Putri

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan bakteri fotosintetik

anoksigenik (BFA) sebagai kandidat agen bioremediasi dalam menurunkan senyawa

ammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio

sp. Isolat bakteri diisolasi dari hutan mangrove Hanura Lampung. Isolat bakteri

dikarakterisasi berdasarkan perbedaan pH dan NaCl, selanjutnya dilakukan uji

penurunan senyawa H2S dan ammonia, uji aktivitas antibiotik dan uji kompetisi antara

BFA dan Vibrio sp. Hasil uji isolasi dan karakterisasi BFA didapatkan 8 isolat bersifat

Gram negatif dan 2 isolat Gram positif dengan bentuk koloni batang. Dari hasil uji

seleksi pH dan NaCl, seluruh isolat tidak dapat tumbuh pada pH 4 namun tumbuh baik

pada pH 7 dan 10. Hasil uji NaCl semua isolat dapat tumbuh kecuali isolat B2DM yang

tidak dapat tumbuh pada konsentrasi NaCl 0%. Pada uji penurunan amonia didapatkan

ABSTRAK

Page 5: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

isolat BFA yang dapat menurunkan senyawa ammonia tertinggi adalah isolat L1

sebesar 62% sedangkan terendah isolat B2DM sebesar 12%. Isolat BFA B dan L1

memiliki kemampuan kompetisi dalam menekan pertumbuhan bakteri Vibrio sp. pada

uji kompetisi masing-masing sebesar 2,6 dan 1,9 log ∑ sel. Isolat BFA L2 sensitif

terhadap 5 jenis antibotik antara lain ampisilin, streptomisin, asam nalidiksat,

kloramfenikol dan trimetoprim.

Kata kunci : Bakteri fotosintetik anoksigenik,Vibrio sp. agen probiotik, agen

bioremediasi.

Page 6: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI FOTOSINTETIK

ANOKSIGENIK PADA HUTAN MANGROVE HANURA

LAMPUNG SEBAGAI KANDIDAT AGEN

BIOREMEDIASI DAN PROBIOTIK

(Tesis)

Oleh

Desfika Ardia Putri

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER SAINS

Pada

Program Studi Magister Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

Judul : ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI

FOTOSINTETIK ANOKSIGENIK PADA HUTAN

MANGROVE HANURA LAMPUNG SEBAGAI

KANDIDAT AGEN BIOREMEDIASI DAN

PROBIOTIK

Nama Mahasiswa : Desfika Ardia Putri

Nomor Pokok Mahasiswa : 1727021008

Program Studi : Magister Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing 1

Dr. Sumardi, M.Si

NIP. 1965 0325 1991 031003

Pembimbing II

Rochmah Agustrina, Ph.D

NIP. 1961 0803 1989 032002

2. Ketua Program Studi

Dr. Sumardi, M.Si

NIP. 1965 0325 1991 031003

Page 8: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Sumardi, M.Si ………………….

Sekretaris : Rochmah Agustrina, Ph.D ………………….

Tim Penguji

Bukan Pembimbing 1 : Dr. Bambang Irawan, M.Sc ………………….

Bukan Pembimbing 2 : Drs. Tugiyono, Ph.D ………………….

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Drs. Suratman, M.Sc

NIP.196406041990031002

3. Direktur Program Pascasa

Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D

NIP. 19570101 1984031020

4. Tanggal Lulus Ujian : 24 Juli 2019

Page 9: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Desfika Ardia Putri

NPM : 1727021008

Dengan ini menyatakan bahwa apa yang tertulis dalam karya ilmiah ini adalah hasil

karya sendiri berdasarkan pengetahuan dan informasi yang telah saya dapatkan.

Karya ilmiah ini tidak berisi material yang telah dipublikasikan sebelumnya atau

dengan kata lain bukan hasil plagiat karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dan dapat dipertanggungjawabkan. Apabila

dikemudian hari terdapat kecurangan dalam karya ilmiah ini, maka saya siap

mempertanggung jawabkannya.

Bandar lampung, Juli 2019

Pembuat pernyataan

Desfika Ardia Putri

1727021008

Page 10: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 17 Desember

1992, sebagai anak pertama dari lima bersaudara, dari Bapak

Asparidi dan Ibu Herawati. Penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar Negeri (SD) 1 Bangun rejo – Tanggamus tahun

2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri

7 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2007. Pada tahun yang

sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Mande – Cianjur dan lulus pada tahun

2010, dan penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada

Jurusan Pendidikan Biologi dan menyelesaikan pendidikan strata-1 pada tahun 2014. Selama

menjadi mahasiswi jurusan Pendidikan Biologi UMS, saya pernah menjadi asisten praktikum pada

mata kuliah Histologi, Fisologi Hewan, Mikrobiologi dan Genetika. Kemudian pada tahun 2017

penulis melanjutkan pendidikan program studi Pascasarjana Biologi FMIPA Universitas Lampung

dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2019. Selama menjadi mahasiswi Pascasarjana Biologi

FMIPA Unila, penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Bioteknologi.

Page 11: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

“…ALLAH SWT AKAN MENINGGIKAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN DIANTARAMU

DAN ORANG-ORANG YANG DIBERI ILMU PENGETAHUAN BEBERAPA DERAJAT…”

(Q.S AL MUJADILAH(58): 11)

Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman.

Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali

sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu.

(Anonim)

Page 12: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbil’alamiin puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan

hidayah-Nya dan sholawat serta salam selalu dijunjungkan kepada Nabi Muhammad SAW

sebagai suri tauladan dan pemberian sya’atnya di hari akhir.

Kupersembahkan sebuah karya dengan penuh cinta dan perjuangan sebagai kasih sayang

dan baktiku kepada kedua orang tuaku

Ayah Asparidi dan Mama Herawati

Terima kasih atas segenap ketulusan cinta & kasih sayang, doa, nasihat, pendidikan,

perjuangan dan pengorbanan yang tidak pernah berhenti untuk ananda selama ini.

Semoga dapat sedikit mengobati rasa lelah ayahanda dan ibunda dalam membesarkan dan

mendidik ananda selama ini.

Adik-adikku

Febrian Citra Astuti, A.Md., Julian Aziz Syafera, Nanda Kartika Maulani dan

Mirzan Ragah Ramdo

atas kasih sayang, semangat, dan waktu terindah selama ini.

Keluarga Besar

Alm. Among H. Ahmad Basri & Alm. Abah Tua H. M. Zailani Nur

Atas nasehat, motivasi dan doa nya untuk Ananda.

Kepada segenap guru dan dosen, kuucapkan terima kasih tak terhingga untuk segala ilmu

berharga yang diajarkan sebagai wawasan dan pengalaman.

Page 13: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul

“Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Fotosintetik Anoksigenik pada Hutan

Mangrove Hanura Lampung sebagai Kandidat Agen Bioremediasi dan

Probiotik ”.

Penelitian ini bagian dari Proyek Penelitian tim Bapak Dr. Sumardi, M.Si

berdasarkan surat penugasan Penelitian Pascasarjana Unila No. Kontrak :

1572/UN26.21/PP/2018, tanggal 9 juli 2018.

Dalam penulisan tesis ini banyak pihak yang telah membantu penulis, dalam

kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Drs. Suratman, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si., selaku Kepala Jurusan Biologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Sumardi, M.Si selaku Kepala Program Study, pembimbing I dan

pembimbing akademik atas semua ilmu, bimbingan, nasehat, saran dan

Page 14: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

pengarahan, baik selama perkuliahan, penelitian maupun dalam penyusunan

tesis.

4. Ibu Rochmah Agustrina selaku pembimbing II yang telah membimbing,

mengarahkan, memberikan ilmu, dan nasehat kepada penulis dalam

penyusunan tesis.

5. Bapak Dr. Bambang Irawan, M.Sc., selaku Pembahas I yang telah

memberikan ilmu, saran dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan

tesis ini.

6. Bapak Drs. Tugiyono, Ph.D., selaku Pembahas II yang telah memberikan

ilmu, saran dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak Salman Farizi, M.Si., selaku Kepala Laboratorium Mikrobiologi yang

telah mengizinkan dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di

Laboratorium tersebut.

8. Ibu Oni Astuti, S.Si., selaku laboran Laboratorium Mikrobiologi dan Ibu

Nunung, A.Md., selaku laboran Laboratorium Biologi Molekuler yang telah

membantu dan memberikan semangat kepada penulis dalam melaksanakan

penelitian di Laboratorium.

9. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pasca Sarjana Biologi FMIPA Universitas

Lampung atas ilmu yang diberikan selama perkuliahan.

10. Ayah, Mama, Adik Febrian Citra, Julian Aziz, Nanda Kartika dan Mirzan

Ragah Ramdo yang tak pernah berhenti memberikan doa, kasih sayang,

dukungan baik moril maupun materil dan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

Page 15: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

11. Teman-teman seperjuangan selama perkulian Tika, Yogi, Kak Novri, Mba

Rizka, Pak Yo, Evi dan Mba Wulan atas kebersamaan, semangat, dukungan,

canda dan tawa dan kerjasamanya selama masa perkuliahan.

12. Teman dan adik-adik seperjuangan di Laboratorium Mikrobiologi antara lain:

Siti Mardiana, S.Si., Sundari Ayu O, S.Si., Yunita, S.Si., Edelyn, S.Si., Cahya

Intan L, S.Si., Eka Rahmawati S.Si., M. Iqbal, S.Si., dan Nofita Septiana,

S.Si., yang telah banyak membantu dan menghibur selama penelitian dan

menulis thesis. Terima kasih atas kerjasama yang baik.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah

memberikan penulis dukungan, semangat, kritik dan saran.

14. Serta almamater Universitas Lampung yang tercinta.

Semoga ALLAH SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah kalian

berikan. Demikianlah, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi diri Penulis secara

pribadi maupun mereka yang telah menyediakan waktu dan kesempatan untuk

membacanya.

Bandar Lampung, Juli 2019

Penulis

Desfika Ardia Putri

Page 16: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 4

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 5

E. Hipotesis ................................................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Bakteri Fotosintetik Anoksigenik (BFA) .......................................... 8

B. Hutan Mangrove ..................................................................................................... 12

C. Senyawa H2S .......................................................................................................... 15

D. Senyawa Ammonia (NH3) ..................................................................................... 18

E. Bakteri Patogen Vibrio sp. ..................................................................................... 19

F. Probiotik ................................................................................................................. 20

G. Antibiotik ............................................................................................................... 22

III. METODE PENELITIAN

........................................................................................................ 26

A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................................................... 26

1. Tempat Penelitian ........................................................................................... 26

2. Waktu Penelitian .............................................................................................. 26

B Alat dan Bahan

C. Prosedur Penelitian ................................................................................................ 27

Page 17: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

ii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan ..................................................................................... 34

1. Isolasi dan Karakterisasi Morfologi Bakteri Fotosintetik Anoksigenik

(BFA) ................................................................................................... 34

2. Seleksi BFA Menggunakan Cekaman pH dan NaCl ........................... 35

3. Hasil Pola Spektra BFA ....................................................................... 38

B. Hasil Uji Penurunan Senyawa H2S .................................................................. 42

C. Hasil Uji Penurunan Senyawa Ammonia ......................................................... 45

D. Hasil Uji Kompetisi BFA dan Vibrio sp. ......................................................... 47

E. Hasil Uji Aktivitas Antibiotik Isolat BFA ....................................................... 50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................................... 54

B. Saran ................................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 56

Page 18: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

iii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Karakterisasi Morfologi Isolat BFA dan Uji Seleksi pH dan NaCl ................ 35

Tabel 2. Hasil Pola Spektra Spektrofotometer Pigmen Isolat BFA ....................................... 39

Tabel 3. Hasil Uji Kompetisi antara BFA dan Vibrio sp. ....................................................... 48

Tabel 4. Hasil Uji Antibiotik terhadap Bakteri Fotosintetik Anoksigenik ............................. 51

Page 19: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Fosforilasi Siklik Pada Bakteri Ungu dan Hijau Belerang ................................. 10

Gambar 2. Morfologi Vibrio sp. ........................................................................................... 19

Gambar 3. Hasil Pola Spektra Isolat BFA menggunakan Pelarut Aseton Alkohol .............. 40

Gambar 4. Hasil Pola Spektra Isolat BFA menggunakan Pelarut Aseton Alkohol .............. 42

Gambar 5. Hasil Uji Penurunan Konsentrasi Senyawa H2S oleh isolat BFA ...................... 43

Gambar 6. Hasil Uji Penurunan Konsentrasi Senyawa Ammonia oleh isolat BFA ........... 45

Gambar 7. Hasil Karakterisasi Bakteri Fotosintesis Anoksigenik (BFA) ............................ 64

Page 20: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman flora dan

fauna. Kawasan hutan mangrove adalah salah satu kekayaan flora

Indonesia yang mudah dijumpai di pesisir Indonesia khususnya

Provinsi Lampung. Hutan mangrove menyimpan banyak manfaat

antara lain sebagai penahan abrasi pantai, gelombang pasang, dan

tsunami. Selain itu, hutan mangrove juga menyimpan banyak potensi

pada bidang mikrobiologi salah satunya sebagai habitat bakteri

fotosintetik anoksigenik (BFA).

Secara ekologis, BFA mampu hidup pada daerah perairan baik laut,

payau, sungai, atau danau. BFA juga dapat tumbuh pada lingkungan

yang tercemar akibat kegiatan manusia. BFA bersifat fototropik yaitu

mampu memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber energi.

Terdapat satu ciri yang membedakan bakteri fotosintesis dengan

bakteri lainnya, yaitu pigmen atau zat warna yang membantu proses

fotosintetik. Aktivitas fotosintetik pada BFA tidak menggunakan air

sebagai donor elektronnya, sehingga tidak dihasilkan oksigen dalam

Page 21: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

2

proses fotosintetik tersebut. Sebagai gantinya, BFA menggunakan

senyawa organik dan senyawa anorganik seperti, H₂S, Nitrit, FeS, dan

amonia untuk donor elektron (Widiyanto, 2001).

Pada sistem budidaya tambak terdapat akumulasi senyawa metabolit

toksik yang merupakan hasil dekomposisi senyawa organik sisa pakan

dan feces mikroorganisme. Akumulasi senyawa metabolit toksik

terjadi terutama pada lingkungan yang kandungan oksigen yang

rendah atau karena adanya mineralisasi yang berlangsung tidak

sempurna (Putra, 2014). Kondisi tersebut banyak terjadi pada sistem

budidaya perairan yang tidak mengindahkan daya dukung lingkungan

dan memaksakan target produksi. Akibatnya timbul permasalahan

seperti penurunan kualitas air dan munculnya penyakit vibriosis yang

disebabkan oleh bakteri patogen Vibrio sp yang menyerang hasil

budidaya tambak.

Bakteri Vibrio sp. bersifat oportunistik, yaitu bersifat saprofit bila

organisme target atau inang berada dalam kondisi lingkungan

pemeliharaan normal dan berubah menjadi patogenik bila kondisi

lingkungan pemeliharaan inang memburuk. Organisme tambak dapat

terserang penyakit epizootic yang menyebabkan bentuk morfologi

tidak normal dan warna tubuh berubah seperti munculnya bercak-

bercak merah dan coklat, kemudian pertumbuhannya mengalami

pelambatan (Kamiso et al., 2005). Agen probiotik yang berupa

Page 22: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

3

mikroorganisme sangat diperlukan untuk dapat mengurangi dampak

akibat aktivitas Vibrio sp. Salah satu organisme yang dapat berperan

sebagai probiotik adalah BFA.

Pendekatan bioremediasi dengan memanfaatkan bakteri probiotik

menjadi salah satu alternatif yang perlu dikembangkan untuk

menurunkan senyawa metabolit toksik seperti H2S dan ammonia.

Pada proses bioremediasi akan terjadi biotransformasi dan

biodegradasi juga adanya aktivitas enzim-enzim yang diproduksi oleh

mikroorganisme yang mampu memodifikasi polutan toksik dengan

cara mengubah struktur kimia polutan menjadi senyawa yang tidak

berbahaya melalui proses oksidasi-reduksi (Madigan et al., 2001).

Saat ini BFA banyak digunakan sebagai agen penyubur tanaman

(Elbadry dan Elbanna, 1999), agen biokontrol pada perairan budidaya

tambak seperti udang dan ikan kerapu (Yuhana, 2010) serta agen

biokontrol karena dapat menurunkan senyawa H2S sebesar 60% dan

30 % (Widiyanto et al., 1998).

Pada penelitian ini akan dilakukan upaya untuk mendapatkan kandidat

isolat BFA dari hutan mangrove Hanura sebagai agen bioremediasi

yang mampu mendegradasi senyawa H2S dan ammonia. Selain itu

juga isolat BFA yang diperoleh akan di uji potensinya sebagai

Page 23: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

4

kandidat agen probiotik melalui uji kompetisi terhadap bakteri Vibrio

sp.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. memperoleh isolat BFA dari hutan mangrove Hanura.

2. mengidentifikasi isolat BFA yang diperoleh berdasarkan perbedaan

pH dan NaCl.

3. menguji kemampuan BFA yang teridentifikasi dalam menurunkan

kandungan senyawa H2S dan Amonia sebagai kandidat agen

bioremediasi.

4. menguji kemampuan BFA yang teridentifikasi dalam

berkompetisi dengan bakteri Vibrio sp. sebagai kandidat agen

probiotik.

5. menguji kemampuan aktivitas antibiotik terhadap isolat BFA.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai keberadaan dan karakteristik isolat BFA dari hutan

mangrove Hanura dan kemampuan isolat BFA dalam :

1. menurunkan kandungan senyawa H2S dan ammonia sebagai

kandidat agen bioremediasi.

2. berkompetisi dengan bakteri patogen Vibrio sp. sebagai kandidat

agen probiotik.

Page 24: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

5

3. aktivitas antibiotik terhadap isolat BFA.

D. Kerangka Pemikiran

Keberadaan hutan mangrove menyimpan banyak manfaat baik secara

fisik, ekonomi dan biologis. Banyak masyarakat yang hidup di daerah

pesisir pantai memanfaatkan lahan tersebut sebagai tempat budidaya

ikan dan udang termasuk di Hanura, Lampung. Semakin

berkembangnya budidaya tersebut memunculkan berbagai masalah

lingkungan antara lain serangan penyakit yang disebabkan oleh

bakteri patogen maupun penurunuan kualitas air yang menyebabkan

kematian udang atau ikan dan menurunkan hasil budidaya. Upaya

untuk mengatasi kondisi tersebut tidak jarang para petambak

menggunakan antibiotik sebagai obat untuk menanggulangi

penyebaran penyakit. Namun, penggunaan antibiotik dalam jangka

waktu lama akan berdampak buruk karena menyebabkan

menumpuknya senyawa metabolit toksik yang justru akan

menurunkan kualitas air.

Penurunan senyawa-senyawa toksik akan memunculkan potensi isolat

BFA sebagai agen bioremediasi. Selain agen bioremediasi, isolat BFA

juga berpotensi sebagai agen probiotik karna mampu menghambat

aktivitas bakteri Vibrio sp. yang aktif pada limbah perairan.

Bioremediasi merupakan proses penguraian limbah organik dan

anorganik polutan oleh bakteri karena enzim yang diproduksi oleh

Page 25: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

6

mikroorganisme dapat memodifikasi polutan beracun dengan

mengubah struktur kimia polutan tersebut sehingga kurang beracun.

Pada mekanisme proses bioremediasi, biotransformasi dan

biodegradasi berlangsung melalui reaksi oksidasi-reduksi. BFA

diduga memiliki enzim respirasi yang mampu mengoksidasi H2S

melalui sistem sitokromnya. Enzim yang dimaksud antara lain adalah

sulfida oksidase dan adenilat kinase. Senyawa H2S dioksidasi menjadi

sulfit (SO32-), dan kemudian diubah menjadi sulfat oleh enzim

adenilfosfosulfat reductase (APS reductase) dan

adenilfosfosulfurilase. Selain itu, BFA mampu berfotosintesis dengan

memanfaatkan donor hidrogen dari senyawa-senyawa yang tereduksi

lebih kuat seperti H2S dan ammonia sebagai pengganti H2O.

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah diperoleh :

1. terdapat isolat bakteri fotosintetik anoksigenik di hutan mangrove

Hanura.

2. terdapat isolat BFA yang terkarakterisasi berdasarkan uji pH dan

konsentrasi NaCl.

3. terdapat isolat BFA yang paling baik untuk menurunkan

konsentrasi senyawa H2S dan ammonia sebagai kandidat agen

bioremediasi.

Page 26: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

7

4. terdapat isolat BFA yang memiliki daya kompetisi tinggi terhadap

bakteri Vibrio sp. sebagai kandidat agen probiotik.

5. terdapat perbedaan aktivitas dari masing-masing antibiotik

terhadap isolat BFA.

Page 27: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Bakteri Fotosintesis Anoksigenik (BFA)

Secara morfologi, BFA adalah bakteri bersel tunggal, mayoritas memiliki empat

bentuk dasar yakni batang, spiral, bulat dan koma. BFA bersifat gram negatif dan

memiliki flagel sebagai alat geraknya berwarna merah, jingga atau hijau yang

disebabkan oleh adanya kandungan foto pigmen bakterioklorofil-a dari senyawa

karotenoid antara lain lycopene, spirilloxantin, okenon dan hidroksisferoidenon

(Schlegel, 1994). Selain itu BFA juga mengandung protein, vitamin B2, vitamin B6,

vitamin B12 dan vitamin E (Malik, 1999). Di alam, BFA terdistribusi luas pada

perairan dan tanah, serta mampu tumbuh pada lingkungan yang tercemar akibat

kegiatan manusia.

Bakteri fotosintetik anoksigenik (BFA) dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok

yaitu bakteri hijau dan bakteri ungu. Bakteri ungu terdiri dari tiga family yaitu :

Chromatiaceae (bakteri ungu sulfur), Ectothiorodospirillaceae dan Rhodospirilaceae

(bakteri ungu non sulfur). Sedangkan bakteri hijau terdiri dari dua family, yaitu

Chlorobiaceae (bakteri hijau sulfur) dan Chloroflexaceae (bakteri hijau berfilamen

multiseluller) (Pfening dan Truper, 1989).

Page 28: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

9

Bakteri fotosintetik anoksigenik (BFA) bersifat fototrofik, mampu hidup pada

kandungan rendah oksigen dan memanfaatkan gelombang sinar infra merah untuk

mengeksitasi membran fotosistem dalam proses fotosintesisnya (Widiyanto, 2001).

BFA adalah kelompok bakteri yang mampu melakukan fotosintesis dengan

memanfaatkan donor hidrogen dari senyawa-senyawa yang tereduksi lebih kuat

seperti H₂S, nitrit, dan amonia atau senyawa-senyawa organik sebagai pengganti

H₂O, sehingga pada proses fotosintesisnya bakteri tidak menghasilkan oksigen

(Schlegel dan Schmidt, 1994). BFA tidak memiliki fotosistem II, yang berfungsi

untuk menghidrolisis air menjadi ion hidrogen dan oksigen (Brock dan Madigan,

1991). Ketidakberadaan fotosistem II pada BFA menyebabkan hanya terdapat satu

sistem reaksi cahaya yang berperan sehingga reaksi fosforilasi yang berlangsung

dalam BFA dikenal dengan fosforilasi siklik.

Fosforilasi siklik pada fotosintesis BFA hanya menghasilkan ATP tetapi tidak

menghasilkan NADPH. Pengertian siklik yaitu elektron mengalami perputaran

kembali ke pusat reaksi. Elektron-elektron yang dikumpulkan oleh reaksi fosforilasi

siklik ini tidak akan bisa mereduksi NADP⁺ karena untuk mereduksi NADP⁺

dibutuhkan donor elektron dari luar dan donor hidrogen dari H₂S. Hidrogen sulfida

akan dioksidasi menjadi sulfat dengan bantuan enzim sulfida oksidase dan adenilat

kinase, proses ini analog dengan proses fotosintesis pada tanaman.

Page 29: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

10

Gambar 1. Fosforilasi Siklik Pada Bakteri Ungu dan Hijau Belerang

(Campbell et al., 2011).

Berikut ini adalah reaksi yang melibatkan sinar matahari dalam reaksi fotosintetis

digambarkan secara sederhana pada bakteri dan tumbuhan :

Bakteri

Cahaya

CO₂ + H₂S (CH₂O ) + H₂O + 2S

Tumbuhan

Cahaya

CO₂ + H₂O (CH₂O ) + O₂

klorofil

Page 30: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

11

BFA memiliki ketahanan yang tinggi terhadap oksianion logam tanah yang langka

seperti arsenat, kromat, dan selinat yang beracun menjadi logam yang tidak beracun

diakumulasi kemudian disimpan dalam selnya sehingga lingkungan menjadi kurang

beracun. BFA dapat tumbuh relatif cepat pada media yang mengandung sumber C

dan dapat mengubah senyawa organik komplek menjadi polisakarida kompleks

(Hirashi et al., 1995). Dalam lumpur aktif, BFA terdapat dalam jumlah yang lebih

sedikit dibandingkan dengan bakteri kemoheterotrof aerobik (Hirashi et al., 1995).

Umumnya BFA mampu menfiksasi karbondioksida dan molekul nitrogen, dengan

menggunakan cahaya sebagai sumber energi (Kobayashi dan Kobayashi, 1995).

Bakteri fotosintetik Synechococcus sp. dapat meningkatkan produksi tanaman

kedelai sebesar 25,78 %. Asosiasi antara bakteri dengan tanaman kedelai diduga

karena bakteri dapat menginduksi tanaman kedelai untuk memproduksi senyawa

auksin yaitu Indole Acetic Acid (IAA), hormon pemacu tumbuh (Wahyudi, 2016).

BFA juga dapat digunakan sebagai pupuk hayati pada tanaman padi karena dapat

meningkatkan pertumbuhan padi bila diberi campuran BFA dan bakteri P.

azotofixans dan B. polymyxa (Suryani, 1998). Selain itu, BFA juga mampu

menghasilkan produk sampingan dari limbah pertanian karena BFA mampu lebih

banyak menguraikan dinding sel serasah tumbuhan yang kaya akan vitamin, protein

dan karoten (Kim dan Lee, 2000).

Page 31: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

12

Bioremediasi adalah salah satu langkah untuk mendegradasi senyawa metabolit

toksik menjadi tidak berbahaya bagi organisme. BFA memiliki kemampuan

melakukan hal tersebut dimana kemampuannya menggunakan senyawa metabolit

toksik sebagai sumber makanannya sehingga menghasilkan senyawa yang tidak

berbahaya. Selain itu BFA juga mampu menekan pertumbuhan bakteri Vibrio sp.

sebesar 30-60 % karena terjadinya kompetisi untuk mendapatkan makanan dan ruang

secara in vitro (Widiyanto, 1998).

B. Hutan Mangrove

Hutan mangrove atau sering disebut dengan hutan bakau merupakan hutan dengan

jenis tumbuhan penyusunnya pohon bakau. Kata mangrove berasal dari kombinasi

kata Mangue (Bahasa Portugis) yang berarti tumbuhan dan kata Grove (Bahasa

Inggris) yang berarti hutan kecil atau belukar. Bakau merupakan tumbuhan subtropik

yang khas, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh

pasang surut air laut. Hutan bakau banyak dijumpai pada pesisir pantai landai yang

terlindungi dari gempuran ombak. Hutan bakau tumbuh optimal di wilayah pesisir

yang mengandung banyak lumpur. Endapan lumpur membentuk substrat (media)

bagi pertumbuhan bakau (Dahuri, 1996).

Tumbuhan mangrove memiliki adaptasi fisiologis secara khusus untuk menyesuaikan

diri dengan garam yang ada di dalam jaringannya. Mangrove memiliki adaptasi

Page 32: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

13

melalui sistem perakarannya untuk menyokong dan menancapkan dirinya pada

sedimen lumpur yang halus dan menstransportasikan oksigen dari atmosfer ke akar

(Kusmana, 1997). Menurut Sukarjo dan Gufran (2012) ada lima faktor yang

mempengaruhi zonasi hutan bakau yaitu :

1. Gelombang air laut

2. Salinitas, kadar garam yang mempengaruhi tekanan osmosis lingkungan tempat

tumbuhnya mangrove di hutan mangrove

3. Substrat sebagai media tumbuh

4. Aliran air (tawar) yang masuk dan rembesan air tawar

5. Keterbukaan terhadap gelombang yang menentukan jumlah substrat yang dapat

dimanfaatkan.

Berdasarkan fungsi dan manfaatnya, ekosistem hutan bakau dibagi menjadi tiga yaitu

1) fungsi fisik sebagai pencegah abrasi, perlindungan terhadap angin, sebagai

perangkap zat-zat pencemar limbah dan sebagai penghasil energi serta hara. 2) fungsi

biologis sebagai tempat bertelurnya dan tempat berkembangbiaknya biota serta jasad

renik dan 3) fungsi ekonomis sebagai sumber bahan bakar, obat-obatan, serta

sumber pendapatan masyarakat dengan memanfaatkannya sebagai tempat rekreasi

dan edukasi (Haerul, 2016).

Vegetasi mangrove juga dapat menyerap dan mengurangi pencemaran (polutan).

Jaringan anatomi tumbuhan mangrove mampu menyerap bahan polutan, misalnya

vegetasi jenis Rhizopora mucronata diketahui dapat menyerap 300 ppm Mn, 20 ppm

Page 33: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

14

Zn, 15 ppm Cu. Daun Avicennia marina diketahui mengandung Pb 15 ppm, Cd 0,5

ppm serta Ni 2,4 ppm (Mukhtasor, 2007). Mangrove juga dikenal sebagai salah satu

tanaman yang dapat bersimbiosis dengan mikroorganisme yang dapat mengubah zat

polutan menjadi kurang atau tidak berbahaya. Proses penurunan bahaya polusi

dalam sistem hutan mangrove berlangsung secara alami melalui enam tahapan yang

secara berurutan sebagai berikut:

1. Phytoacumulation (phytoextraction)

Proses penarikan zat polutan dari media (substrat) di sekitarnya oleh tumbuhan

sehingga terakumulasi di sekitar akar tumbuhan mangrove.

2. Rhizofiltration (rhizo : akar)

Proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh akar agar menempel pada

akar.

3. Phytostabilization

Penempelan zat-zat kontaminan tertentu pada akar namun tidak diserap masuk ke

dalam batang tubuh tumbuhan sehingga zat-zat tersebut tidak terbawa oleh aliran

air.

4. Rhyzodegradation

Penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas mikroba yang berada di sekitar akar

tumbuhan, misal ragi, fungi dan bakteri.

5. Phytodegradation

Tumbuhan mangrove mengekskresikan enzim khusus yang dapat mempercepat

degradasi polutan pada akar, daun dan batang. Enzim-enzim tersebut menguraikan

zat-zat polutan yang mempunyai rantai molekul kompleks menjadi bahan yang

Page 34: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

15

tidak berbahaya dengan susunan molekul yang lebih sederhana dan berguna bagi

pertumbuhan tumbuhan itu sendiri.

Menurut Tuwo (2011), hutan mangrove kaya akan bahan-bahan organik yang

mendukung pertumbuhan berbagai macam bakteri. Ada 6 kelompok bakteri yang

dapat hidup di ekosistem mangrove yaitu bakteri penambat nitrogen (BPN)

meliputi genus Azospirillum, Azotobacter, Pseudomonas dan Streptomyces;

bakteri pelarut fosfat (BPF) meliputi genus Bacillus, Micrococcus, dan

Pseudomonas; bakteri pelarut sulfur (BPS); bakteri fotosintetik anoksigenik

(BFA) meliputi genus: Rhodopseudomonas, Rhodobacter, Rhodobium,

Rhodospirillum, Rhodocyclus, Rhodoferax, Rhodomicrobium, dan Rhodopila;

bakteri metanogenik (BM); dan bakteri produksi enzim (BPE) khusunya enzim

ekstraseluler seperti protease, amylase dan selulase yaitu bakteri dengan genus

Bacillus.

C. Senyawa H₂S

Menurut Djokosetiyanto (2006) terdapat dua jenis bahan senyawa di alam yaitu

senyawa organik dan anorganik. Salah satu sumber senyawa organik dan

anorganik pada lingkungan perairan berasal dari akumulasi sisa hasil

metabolisme, sisa pakan dan hasil limbah di dasar perairan serta proses

mineralisasi yang berlangsung tidak sempurna dari bakteri pereduksi sulfat (Boyd

Page 35: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

16

dan Fast, 1992). Akibat terakumulasinya senyawa anorganik tersebut

mengakibatkan meningkatnya konsentrasi senyawa beracun seperti H2S.

Hidrogen sulfida dapat dijadikan salah satu parameter kualitas air yang dalam

konsentrasi rendah sudah sangat berbahaya bagi organisme akuatik yang bersifat

anaerobik karena H2S dapat menurunkan nilai pH lingkungan (Desiyana, 2000).

Lingkungan yang asam mengandung banyak FeS. Unsur-unsur yang diperlukan

dalam membentuk pyrite (FeS2) adalah sulfat, besi hasil metabolisme bahan

organik. Kondisi tersebut sangat memungkinkan terbentuknya hydrogen sulfida

pada perairan budidaya terutama tambak ( Munir dkk., 2010).

Hidrogen sulfida adalah salah satu senyawa anorganik beracun yang menjadi

masalah di perairan dan dapat menyebabkan kematian pada udang dan ikan meski

dalam konsetrasi sangat rendah 0,1 mg/L (Firmansyah dkk., 2016). Menurut Tsai

(1989) organisme tambak seperti udang kehilangan keseimbangan bila

konsentrasi H2S lingkungan perairan mencapai sekitar 0,1-0,2 ppm dan pada

konsentrasi H2S 1 ppm menyebabkan kematian. Kandungan H2S perairan untuk

tambak udang putih (Penaeus vannamei Boone) menurut Standar baku mutu

kualitas adalah 0 ppm H2S batas maksimum 0,0025 ppm (Triani dkk., 2004).

Konsentrasi H2S lingkungan perairan dapat diukur dengan menggunakan metode

biru metilen. Pengukuran kadar H2S menggunakan metode metilen blue dilakukan

dengan cara menambahkan N.N-dimetil-P-fenilandiamin Sulfat (NED) ke dalam

Page 36: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

17

supernatan bakteri yang kemudian akan membentuk senyawa 3-merkapto-N,N-

dimetil-pifenilediamin yang berwarna ungu gelap. Kemudian kedalam larutan

pengukuran H2S tersebut ,ditambahkan FeCl3, sehingga terbentuk senyawa biru

metilen jernih. Pembentukan senyawa biru metilen jernih akan memudahkan

dalam absorbansi cahaya pada uji penurunan senyawa H2S. Berikut ini adalah

reaksi yang terjadi pada metode biru metilen pengukuran uji H2S perairan:

+ FeCl3

3-merkapto-N,N-Dimetil-pifenilediamin Methylthionini Chloridum

(Susilawati dkk., 2013).

H3C

N

CH3

NH2.H2SO4

+

N

N3

C

C

H3

5H

NH

N

N3C CH3

5H

NH3

H3C

CH3

N

CH3

CH3

S N+

3-merkapto-N,N-Dimetil-pifenilediamin

Sampel

Page 37: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

18

D. Senyawa Ammonia (NH3)

Amonia adalah senyawa yang stabil dan berfungsi sebagai bahan awal untuk

produksi banyak senyawa nitrogen yang penting secara komersial. Penggunaan

utama amonia adalah sebagai pupuk. Amonia dapat diterapkan secara langsung atau

dalam bentuk garam-garam amonium, seperti amonium nitrat, NH4NO3, amonium

sulfat, (NH4)2SO4, dan berbagai amonium fosfat (Djokosetianto, 2006).

Pada tambak, amonia dapat digunakan sebagai sumber energi oleh kelompok bakteri

autrotrof aerobik. Namun demikian, akumulasi ammonia dapat menimbulkan

terbentuknya metabolit toksik antara nitrit yang menyebabkan rendahnya konsumsi

oksigen udang, menghambat pertumbuhan, bahkan kematian pada udang (Widiyanto,

2001). Pada keadaan aerob, ammonia akan diubah menjadi nitrit dan nitrat.

Menurut (Fitriadi dkk., 2016) uji ammonia dapat dilakukan secara kolometri dengan

menggunakan larutan basa merkuri (II) iodide dalam Kalium Tetraiodomekurat

(K2HgI4) atau pereaksi Nessler untuk mengukur senyawa ammonia secara kolometri.

Pada prinsip kerja metode Nessler adalah perekasi Nessler direaksikan dengan

ammonia dalam bentuk larutan basa akan membentuk koloid yang tersebar berwarna

kuning kecoklatan. Reaksi tersebut dapat dilakukan pada persamaan reaksi sebagai

berikut:

Page 38: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

19

2K2HI4 + NH3 + 3KO O + 7KI + 2H2O

Berwarna kuning coklat (Hutagalung, 2006).

E. Bakteri Patogen Vibrio sp.

Vibrio sp. adalah bakteri Gram negatif yang bersifat anaerob fakultatif berbentuk

bulat, lurus atau bengkok, dan tidak berspora. Vibrio sp. bergerak menggunakan

flagel monotrik yang ada pada ujung sel bakteri. Bakteri Vibrio sp. dapat tumbuh

baik pada suhu optimum 37 °C, pH optimum 8,5 – 9,5 dan medium yang

mengandung garam mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan nitrogen serta

menghasilkan enzim katalase dan oksidase.

Gambar 2. Morfologi Vibrio sp. (Breed et al. (1957)

I

Hg

NH2

Hg

Page 39: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

20

Klasifikasi Vibrio sp. menurut Breed et al. (1957) :

Kelas : Schizomycetes

Ordo : Pseudomonadales

Familia : Sprillaceae

Genus : Vibrio

Spesies : Vibrio sp.

Vibriosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. yang menyerang

organisme budidaya air payau seperti udang, kerapu, dan bandeng. Vibrio sp.

merupakan patogen oportunistik yang dapat hidup di bagian tubuh organisme inang

baik di luar tubuh dengan cara menempel maupun pada organ tubuh seperti hepar,

usus dan sebagainya (Hidayat dan Syarif, 2013).

Berbagai cara dilakukan oleh pembudidaya untuk menanggulangi penyakit bakteri

patogen antara lain dengan menggunakan antibiotik. Namun penggunaan antibiotik

yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping yaitu menjadikan patogen

resisten (Kurniastuty, 2006).

F. Probiotik

Probiotik berasal dari Bahasa Yunani yang berarti hidup. Probiotik adalah

mikroorganisme hidup non patogenik, yang jika dikonsumsi dalam jumlah tertentu

akan memberikan keuntungan pada inangnya (WHO, 2001). Suatu probiotik

Page 40: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

21

dikatakan bermanfaat jika memenuhi beberapa kriteria, seperti teknologi produksinya

menggunakan metode pengolahan yang baik sehingga dapat ditambahkan ke dalam

suatu produk tanpa menghilangkan fungsi, rasa, tekstur produk dan viabilitas

probiotiknya. Probiotik saat ini tersedia dalam berbagai jenis macam produk seperti

makanan, obat-obatan, dan suplemen makanan. Probiotik dapat digunakan untuk

mengatasi berbagai gangguan kesehatan antara lain diare, infeksi Helicobacter pylori

(penyebab penyakit gastritis tipe B, tukak lambung dan kanker lambung), kanker,

gejala IBS (Irritable Bowel Sindrom), konstipasi, meningkatkan imunitas saluran

cerna, alergi, sistem kardiovaskuler, intoleran laktosa dan bakteri vaginosis (WHO,

2001).

Probiotik memiliki sifat-sifat antara lain :

1. tidak kehilangan sifat aslinya selama masa penyimpanan.

2. tidak menimbulkan reaksi berbahaya (tidak patogen) terhadap sistem imun atau

bahaya lainnya.

3. resisten terhadap antibiotik.

4. dapat dikelola dalam dosis yang cukup dan memiliki rasio efikasi biaya yang tepat

dan seimbang (Malago et al., 2001).

Ada beberapa mekanisme probiotik dalam melindungi atau memperbaiki kondisi

kesehatan inangnya antara lain dengan menghambat pertumbuhan bakteri patogen

melalui beberapa cara sebagai berikut:

1. memproduksi substansi-substansi penghambat. Probiotik mampu memproduksi

zat-zat penghambat pertumbuhan bakteri gram positif maupun negatif. Zat-zat ini

Page 41: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

22

termasuk asam organik, hydrogen peroksidase (H2O2), bakteriosin yang mampu

menghambat tidak hanya bakteri hidup namun juga memproduksi toksin.

2. mampuan untuk mendegradasi prokarsinogenik, senyawa antimutagenik,

memodulasi enzim karsinogenik dalam usus serta menekan tumor dengan

mekanisme respon imun.

3. memperbaiki respon imun melalui peningkatan ekspresi dari limfosit B dan

sekresi imonuglobin A baik secara lokal maupun sistemik.

4. menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan cara kompetisi dengan

mengadakan perlekatan dengan bakteri lain.

5. mampu berkompetisi untuk mendapatkan nutrisi. Bakteri-bakteri yang

menguntungkan (probiotik) akan berkompetisi dengan bakteri patogen dalam hal

memperebutkan nutrisi pada lingkungan yang sama (Simadibrata, 2011).

G. Antibiotik

Antibiotik adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh

bakteri. Antibiotik merupakan bahan kimia yang dihasilkan oleh organisme seperti

bakteri dan jamur, yang dapat menghambat pertumbuhan dan bahkan membunuh

mikroorganisme lain. Metabolit yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisidal

sebaliknya metabolit yang dapat mengahambat pertumbuhan bakteri disebut

bakteriostatik. Antibiotik saat ini tidak saja dapat digunakan untuk keperluan

pengobatan dan terapi manusia, tetapi juga digunakan untuk keperluan dalam

bidang peternakan, pertambakan dan pertanian. Dampak dari penggunakan antibiotik

Page 42: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

23

yang berlebihan akan menyebabkan terbentuknya bakteri yang resisten terhadap

antibiotik dan terjadi transfer dari satu jenis bakteri ke bakteri lain (Qi et al., 2009).

Secara umum mekanisme kerja antibiotik pada sel bakteri dapat terjadi melalui

beberapa cara sebagai berikut :

a. Menghambat sintesis diding sel bakteri.

b. Menghambat fungsi membran plasma.

c. Menghambat sintesis asam nukleat.

d. Menghambat sintesis protein melalui penghambatan pada tahap translasi dan

traskripsi material genetik.

e. Menghambat metabolism folat (Bezoen et al., 2001).

Menurut (Maharani, 2015) antibiotik dibagi menjadi dua kelompok golongan

berdasarkan kegiatannya yaitu antibiotik yang memiliki batas luas (broad spectrum)

dan batas sempit (narrow spectrum). Antibiotik dengan broad spectrum mampu

membunuh bakteri Gram positif dan negatif, virus tertentu, serta protozoa seperti

Tetracycline dan derivatnya, Chloramfenikol, serta Ampicillin. Golongan kedua

adalah antibiotik yang memiliki narrow spectrum dimana antibiotik golongan ini

hanya aktif terhadap beberapa jenis bakteri antara lain penisilin, streptomisin,

neomisin, basitrasina dan polimisin B (Enne et al., 2001).

Page 43: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

24

a. Steptomisin

Streptomisin adalah antibakteri golongan amoniglikosida yang turunan semi

sintetisnya mengandung dua atau tiga gula amino, yang saling terikat secara

glukosidis di dalam molekulnya. Antibiotik broad spectrum yang bersifat bakteriosid

menyerang bakteri dengan cara menembus dinding sel bakteri target dan mengikatkan

diri pada ribosom. Streptomisin umunya menghambat bakteri aerob Gram negatif

(Maharani dkk., 2015).

b. Ampisilin

Antibiotik ampisilin merupakan salah satu golongan penisilin. Penisilin merupakan

bakterisidal yang mekanisme kerjanya dengan cara menghambat pembentukan

dinding sel dan permeabilitas membran sel. Ampisilin merupakan penisilin

semisintetik yang stabil terhadap asam atau amidase tetapi tidak tahan terhadap enzim

B-laktamase (Godman dan Gilman, 1965). Ampisilin efektif melawan bakeri Gram

positif dan negatif serta merupakan antibiotik dengan batas spectrum luas (Brander et

al., 1991).

c. Kloramfenikol

Kloramfenikol termasuk antibiotik yang bersifat bakteriostatik yang batas

antibakterinya luas, meliputi bakteri Gram negatif dan positif, bersifat aerobik atau

anaerobik. Mikroorganisme lain yang termasuk juga bersifat bakteriostatik adalah

Ricketsia, Mikoplasma dan Klamidia. Menurut ( Dzen, 2006) mekanisme kerja

antibotik kloramfenikol yaitu dengan cara menghambat sintesis protein ribosom sub

unit 50s. Kloramfenikol mempengaruhi reseptor penerima tRNA pada ribosom.

Page 44: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

25

Kloramfenikol tidak langsung menghambat penyusunan peptida atau tahap

translokasi, tetapi menghambat terminasi rantai peptida pada kodon terminasi.

Resistensi BFA terhadap kloramfenikol disebabkan karena bakteri BFA diduga

menghasilkan enzim kloramfenikol asetiltransferase yang dapat merusak aktivitas

obat. Pembentukan enzim ini berada di bawah kontrol plasmid. Menurut ( Kasatpibal

et al., 2006) Kloramfenikol bersifat bakteriostatik terhadap Enterobacter dan S.

aureus karena menghambat sintesis polipetide bakteri dan bersifat bakteriosid

terhadap S. pneumonia, N. meningitides dan H. influenza.

d. Asam Nalidiksat

Antibiotik jenis asam nalidiksat masuk ke dalam golongan flouroquinolon yaitu

golongan antibiotik yang mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat.

Asam nalidiksat menghambat sebagian besar Enterobacteriaceae. Golongan

flouroquinolon saat ini masih direkomendasikan sebagai antibiotik profilaksis yaitu

antimikroba yang digunakan untuk mencegah infeksi sebelum infeksi bergejala

infeksi saluran kemih karena memiliki daya antibakteri yang kuat terhadap E. Coli,

Klebsiella, Proteus,Salmonella, Serratia, H. influenza, N. Meningitidisdan N.

gonorrhoeae (Kasatpibal et al., 2006).

Page 45: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

26

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sampel untuk pengambilan isolat di ambil di hutan mangrove Hanura

BBPBL. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2018 – April 2019.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah anaerobic jar,

inkubator, lampu tuntsen 40 watt, spektofotometer, pipet volumetric,

tabung reaksi berulir, cawan petri, bunsen, erlenmeyer, timbangan

digital, ose, autoklaf, sprayer, kamera, mikropipet, mikroskop, objeck

glass, box penyimpanan sample dan alat tulis.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gaspak,

media Sea Water Complete (SWC), Na₂S.7H₂O, alkohol 70%, Garam

Page 46: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

27

dapur, Tissue, Sukrosa, Agar seperangkat bahan untuk pewarnaan

Gram, Gaspak, FeCl₃, N.N-dimetil p-phenylenediamine, medium

Thiosulfat Citrat Bile Sucrose Agar (TCBSA), dan sampel lumpur

laut, lumpur mangrove, akar mangrove, daun serasah mangrove,

rajungan, dan keong.

C. Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

Gambar 3. Tahapan penelitian

Pengambilan sampel bakteri fotosintetik anoksigenik di hutan mangrove

Hanura-Lampung berupa lumpur, air bakau, daun bakau (di lumpur), akar

bakau, bunga bakau, rajungan dan keong.

Isolasi bakteri fotosintetik anoksigenik dan kulturisasi bakteri Vibrio sp. di

Laboratorium Mikrobiologi Unila

Seleksi pH ( 4, 7, dan 10) dan salinitas (0%, 3 %, dan 6%) pada BFA

Karakterisasi morfologi dan pola spektra BFA menggunakan

spektofotometer

Uji Penurunan Konsentrasi dan pertumbuhan bakteri :

1. Senyawa HS (indikator bioremediasi)

2. Senyawa Ammonia (indikator bioremediasi)

3. Uji Kompetisi BFA dengan Vibrio sp. (indikator probiotik)

4. Aktivitas antibiotik BFA

Analisis Data

Page 47: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

28

Tahap I

Sampel sumber isolat bakteri fotosintetik anoksigenik (BFA) dari hutan

mangrove Hanura diambil dari lumpur mangrove (L1 dan L2), akar mangrove

(AM), akar serabut mangrove (AS), serasah daun mangrove (D), serasah daun

mangrove isolat merah (B2DM), serasah bunga mangrove (B), dan keong (K).

Sampel kemudian dimasukan ke dalam plastik tahan panas dan diletakkan

dalam ice box sampai dilakukan pengambilan isolat BFA.

Tahap II

1. Isolasi Bakteri Fotosintetik Anoksigenik

Masing-masing sampel diambil sebanyak kurang lebih 1 gram bila sumber

sampel berbentuk padatan dan 1 ml air bila sampeil berbentuk cairan. Sampel

kemudian diinokulasi pada media sea water complete (SWC) dengan

komposisi media SWC adalah: 5 g bakto pepton, 1 g ekstrak yeast, 3 ml

gliserol, 250 ml aquades, 750 air laut dan 15 gram agar (media cair tanpa agar)

(Widiyanto,2001). Kultur cair di masukkan ke dalam tabung reaksi berulir

sampai leher tabung atau sampai penuh sehingga tidak terdapat rongaa udara

dalam tabung ulir. Selanjutnya kultur diinkubasi pada suhu 29-31ºC selama 4-

6 hari di depan lampu tungsten 40 watt dengan jarak 30-40 cm. Kultur yang

mengandung BFA kemudian diisolasi pada media agar dalam cawan petri

menggunakan ose dan metode gores kuadran. Setelah itu cawan-cawan petri

tersebut diinkubasi secara anaerobik fotosintetik di dalam anaerobic jar pada

temperatur 29-31 ºC dan selama 4-6 hari. Koloni isolat yang tumbuh diambil

menggunakan ose, kemudian dipisahkan dengan menanamnya kembali pada

Page 48: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

29

cawan petri yang berbeda untuk setiap koloni yang berbeda (Widiyanto,

1996). Perbedaan koloni tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan warna,

tepi, permukaan dan bentuk koloni.

2. Pemurnian Bakteri Fotosintesis Anoksigenik (BFA)

Sebanyak 1 ose isolat BFA diinokulasi dengan metode streak pada media

agar SWC miring kemudian diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu ruang

dalam anaerobic jar di depan lampu tuntsten dengan jarak 30-40 cm.

3. Pemurnian Bakteri Vibrio sp.

Isolat bakteri Vibrio sp. diambil dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi

FMIPA Unila. Isolat bakteri diambil menggunakan ose kemudian digoreskan

pada medium Thiosulfate citrate bile sucrose agar TCBSA ( Bonang dan

Koeswardono, 1982).

Tahap III

1. Pengujian Cekaman pH

Koloni yang diperoleh pada tahap pemurnian kemudian diambil menggunakan

ose steril dan diinokulasi kembali dengan metode titik dalam cawan petri

yang berisi media SWC agar dengan pH berbeda yaitu pH 4, 7 dan 10. Isolat

BFA hasil seleksi yang tahan terhadap pH ditentukan dengan melihat BFA

yang tumbuh pada ketiga media dengan pH yang berbeda tersebut (Triyanto et

al., 2009).

Page 49: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

30

2. Uji Cekaman NaCl

Koloni yang diperoleh dari tahap pemurnian kemudian diambil

menggunakan ose steril dan diinokulasi dengan metode titik dalam cawan

petri yang berisi media SWC agar dengan konsentrasi NaCl berbeda yaitu

0%, 3% dan 6%. Seleksi BFA yang tahan terhadap konsnetrasi NaCl

ditentukan dengan melihat BFA yang tumbuh pada ketiga media dengan

konsentrasi NaCl yang berbeda tersebut (Triyanto et al., 2009).

3. Pengamatan Morfologi dan Karakterisasi BFA

Karakterisasi morfologi koloni ditentukan dengan cara mengamati

morfologi koloni sedangkan karakterisasi sel BFA dilakukan dengan

pengecatan Gram (Yulvizar, 2013).

4. Karakterisasi Pola Spektra Bakterioklorofil dari BFA

Pola spektra diukur dengan cara mengambil 3 ml supernatan isolat BFA.

Kemudian ditambahkan 1 ml pelarut aseton alkohol (50:50) dan aseton

metanol kedalam isolat BFA. Larutan sampel kemudian dibiarkan selama

20 menit, setelah itu diukur pola spektranya menggunakan

spektofotometer pada panjang gelombang 200 sampai 900d nm

(Golterman, 1978).

Page 50: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

31

Tahap IV.

1. Uji Penurunan Konsentrasi H₂S

Ke dalam 5 ml media cair SWC ditambahkan H₂S dengan konsentrasi

sebanyak 0,1 M dengan cara menambahkan 2 mg/L larutan Na₂S.7H₂O.

Media cair SWC dimasukkan ke dalam tabung reaksi berulir sampai penuh,

kemudian diinokulasikan isolat BFA dengan kepadatan 10 sel/mL. Tabung-

tabung media tersebut diinkubasi pada temperatur 29-31ºC selama 5 hari

secara fotosintetik anaerobik (Widiyanto, 1996).

Penurunan konsentrasi H2S diukur menggunakan spektrofotometer

berdasarkan metode phenylenediamine. Sebanyak 5 ml sampel dimasukkan ke

dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,4 mL campuran reagen yang

terdiri atas N.N- dimetil p-phenylenediamine (0,1 M) dan FeCl3 (0,1 M)

dengan perbandingan 1:1. Tabung reaksi yang berisi campuran tersebut

kemudian ditutup dan diamkan selama 20 menit, setelah itu diukur dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang 670 nm (Golterman, 1978).

2. Uji Penurunan Konsentrasi Senyawa Ammonia

Sebanyak 5 ml media cair SWC dimasukkan ke dalam tabung ulir kemudian

ditambahkan 1 ose isolat BFA. Setelah itu tabung ulir divortex sebelum di

tambahkan kembali media SWC cair pada sampel tabung ulir penuh.

Selajutnya tabung-tabung ulir berisi isolat BFA tersebut kemudian diinkubasi

pada suhu ruang selama 5 hari secara fotosintetik anaerobic. Selesai diinkubas,

Page 51: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

32

tabung berisi isolat BFA disentrifuge selama 10 menit pada kecepatan 1000

rpm dan suhu 4°C (Widiyanto, 1996).

Sebanyak 6 ml supernatan BFA dari tabung ulir dimasukkan ke dalam tabung

reaksi dan tambahkan 1 tetes garam Seignette ( 15 gr dalam 30 ml aquades)

kemudian homogenkan dan diamkan selama 2 menit. Setelah itu pada tabung

reaksi tersebut tambahkan pelarut Nessler (K2HgI4) sebanyak 0,25 ml dan

homogenkan kembali dan biarkan selama 15 menit. Uji penurunan ammonia

dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis Shimadzu pada panjang

gelombang 420 nm (Saputra dkk., 2016).

3. Uji Kompetisi Isolat BFA terhadap Vibrio sp.

Sebanyak 14 ml media cair SWC diinokulasi dengan isolat BFA kemudian

diinkubasi selama 3 hari dalam tabung reaksi berulir secara fotosintetik

anoksigenik. Sebanyak 10 ml isolat Vibrio sp. diinkubasi pada media Nutrient

Broth (NB) kemudian di homogenkan menggunakan shaker selama 1 x 24

jam. Kedua isolat BFA dan Vibrio sp. di cat gram sebelum dilakukan

penghitungan untuk menentukan kepadatan populasi masing-masing sel isolat

isolat bakteri.

Masing-masing isolat bakteri BFA dan Vibrio sp. diambil sebanyak 1 ml

kemudian keduanya dimasukkan ke dalam tabung reaksi berulir yang sama

yang berisi media cair NB dengan kepadatan masing-masing 104 dan 102.

Tabung kultur diinkubasi selama 2 hari secara fotosintetik anoksigenik.

Setelah itu diinkubasi populasi BFA dengan menumbuhkannya pada media

Page 52: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

33

agar SWC menggunakan metode pour secara anaerobik fotosintetik,

sedangkan untuk mendeteksi populasi bakteri Vibrio sp. ditumbuhkan dalam

media TCBSA pada cawan petri dan diinkubasi pada suhu ruang (Widiyanto,

1998).

4. Uji Antibiotik

Ke dalam media cair SWC dalam tabung reaksi ulir di inkubasi isolat BFA

selama 3 x 24 jam secara fotosintetik anaerobik pada suhu ruang (Widiyanto,

1996). Kemudian dengan menggunakan metode difusi agar, diambil sebanyak

0,1 ml suspensi BFA di streak diatas permukaan media SWC agar dan

letakkan kertas cakram antibiotik antara lain kloramphenikol, asam nalidiksat ,

trimetoprim, ampicilin, dan streptomicin. Setelah itu diinkubasi selama 3 x 24

jam secara anaerobik fotosintetik lalu diukur zona hambatnya berupa zona

jernih disekitar kertas cakram antibiotik dengan menggunakan jangka sorong

(Hamtimi, 2014).

Page 53: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

54

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ada 7 isolat BFA yang ditemukan dari hutan mangrove Hanura

Lampung yaitu B, D, L1, L2, AM, AS dan B2DM.

2. Isolat BFA dikarakterisasi yakni tahan terhadap pH 7 dan 10

sedangkan pada pH rendah (pH 4) tidak dapat tumbuh. Pada uji

NaCl seluruh isolat BFA dapat tumbuh pada semua uji kecuali

isolat B2DM yang tidak mampu tumbuh pada NaCl 0%.

3. Isolat BFA yang berpotensi sebagai kandidat agen bioremediasi

yaitu isolat B2DM dapat menurunkan senyawa H2S sebesar 94%

dan isolat L1 dapat menurunkan senyawa ammonia sebesar 62%

4. Isolat BFA berpotensi sebagai agen probiotik yaitu isolat B (log ∑

sel adalah 2,6) dan L1 (log ∑ sel adalah 1,9) yang dapat menekan

pertumbuhan bakteri patogen Vibrio sp.

5. isolat BFA L2 sensitif terhadap 5 jenis antibotik yaitu ampisilin,

kloramfenikol, asam nalidiksat, streptomisin dan trimetoprim.

Isolat BFA L2 juga berpotensi sebagai agen probiotik.

Page 54: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

55

B. Saran

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya untuk dapat di lakukan uji

lebih lanjut dengan menggunakan uji hemolisis dan compatibilitas

terhadap isolat BFA.

Page 55: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

56

54

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Andi. Yogyakarta.

Amalia, Dwijayanti R. dan Haitami. 2016. Daya Hambat NaCl

Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus. Medical

Laboratory Technology Journal. 2 (2) : 42-45.

Agistiyani D., Imamuddin H., Faridah E. dan Oedjijono. 2004. Pengaruh Ph

dan Substrat Organik Terhadap Pertumbuhan dan Aktivotas Bakteri

Pengoksidasi Amonia. Biodiversitas. 2 (2) : 43-47.

Arlita, Nurul Ria. Ocky Karna Radjasa, Adi Santoso. 2013. Identifikasi

Pigmen Karotenoidpada Bakteri Simbion Rumput Laut Claulerpa

cupressoides (Vahl) C. Agardh. Journal of Marine Research. Vol. 2

No. 3 : (68-77). Semarang.

Badan Standar Nasional. 2009. SNI 06-6989.30-2009. Cara Uji Kadar

Ammonia dengan Spektrofotometer secara fenat Bagian 30.

Blankership MT, Madigan MT, Bauer CE. 1995. Anoxygenic Photosynthetic

Bacteria. Kluwer Academic Publisher. Hlm 1269-1282. Netherland.

Bezoen A., van Haren W., Hanekamp J.C. 2001. Antibiotics: Use and

Resistence Mechanisms. Human Health and Antibiotic Growth

Promoters (AGPs). Geidelberg Appel Nederland.

Boyd C.E. and Fast A.W. 1992. Marine Shrimps Culture-Principles and

Practices. Elsevier. Amsterdam. Hlm 497-513.

Breed, E. G. D., Murray, and Nathan R. S. 1957. Bergey’s Manual of

Determinate Bacteriology (International Code of Bacteriology

Nomenclature). 7th ed. The Williams & Wilkins Company. Baltimore.

Brock, T.D. and M.T. Madigan. 1991. Biology of Microorganism. Prentice

Hall. New Jersey.

Page 56: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

57

Bryant, N., Pfening and J.G. Holt. 2010. Bergeys Manual of Systematic

Bacteriology. William and Wilkins. Baltimore.

Brander, G., Pugh D. R., Jenkins W. 1991. Veterinary Applied Pharmacolog

and Therapeutics 5th Edn. Baillere Tindal. London. 484-488.

Cambell, N.A., J.B. Reece, L.A. Urry, M.L Chain, S.A. Wssserman, P.V.

Minorsky, and R.B. Jackson. 2011. Campbell Biology. 9th Edition.

Benjamin Cummings. San Francisco.

Connel D, Miller G. 1995. Kimia & Ekotoksikologi Pencemaran. UI Press.

Jakarta

Dahuri. 1996. Pengolahan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara

Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Desiyana. 2000. Isolasi Bakteri Fotosintetik Anoksigenik (BFA) dari Perairan

Pantai di Lampung Selatan dan Uji Kemampuannya Menurunkan H2S.

Universitas Lampung.

Dzen. 2006. Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih dan Kepekaaanya

terhadap Antibiotik. Lab. Mikrobiologi FK Unibraw. Medika.

12(10):944-949. Malang.

Enne VI, Livermore DM, Stephens P. Hall LM. Persistence of

sulphonamide resistance in Escherichia coli in the UK despite

national prescribing restriction. Lancet. 2001;357:1325–1328.

Elbadry, M., Elbanna, K.H. 1999. Effect of Rhodobacter capsulatus

Inoculation in Combination with Graded Levels of Nitrogen

Fertilizer on Growth and Yield of Rice in Pots and Lysimeter

Experiment. World Journal of Microbiolgy and Technology. 15:3

(393-395).

Erbabley, Nally. 2011. Pengujian Sensitivitas dan Efektivitas Antibiotik

Terhadap Penyakit Vibriosis pada Kerapu Tikus Chromileptes

altivelis. Jurnal Sumberdaya Perairan. Universitas Pattimura Ambon.

7 (1): 1-65 ISSN 1693-

6493.

Fajriani, Budiharjo dan Pujiyanto. 2018. Isolasi dan Identifikasi Molekuler

Bakteri Antagonis Terhadap Vibrio pparahaemolyticus Patogen Pada

Udang Litopenaeus vannamei Dari Produk Probiotik dan Sedimen

Mangrove di Rembang. Jurnal Biologi, Vol 7 No. 1:52-63.

Page 57: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

58

Firmasnyah, F., Sadi, N.H., dan Komala O. 2016. Isolasi dan Uji Aktivitas

Bakteri Ungu Sulfur Penurunan Kadar Senyawa Hidrogen Sulfida

di Perairan Tawar. Biologi. Universitas Pakuan. Bogor.

Feng dan Y. Wang. 2007. Biosorption and Bioreduction of Trivalent Aurum by

Photosynthetic Bacteria Rhodobacter capsulantus. Curr Microbiol. 55 :

402-408.

Golterman, H.L.; R.S. Clymo; M.A.M Ohnstad. 1978. Method for

Physical and Chemical Analysis of Fresh Waters. Second edition.

Blackwell Scientific Publications. London.

Haerul. 2016. Analisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat (Studi Kasus

Pesisir Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan). Thesis.

Institut Pertanian Bogor.

Hendrawati, Prihadi T. dan Rohmah N. 2007. Analisis Kadar Phosfat dan

N- Nitrogen (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak Air Payau Akibat

Rembesan Lumpur Lapindodi Sidoarjo, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah

Biologi.

Hidayat dan Syarif. 2013. Karakterisasi Bakteri Genus Vibrio Dari Ikan

Kerapu (Plectropomus sp.). Jurnal Ilmiah Biologi. UIN Alauddin

Makassar. 1(2):141-143.

Hiraishi A., Shin K. Y., and Sugiyama J. 1995. Brachymonas Denitrificans

Gen. Nov., sp. Np., Anaerobic Chemoorganotrophic Bacterium Which

Contains Rhodoquinones and Evloutionary Relationships of

Rhodoquinone Producers to Bacterial Species With Various Quinone

Classes. J. Gen. Appl. Micribiol. 41:99-117.

Hutagalung, H. Dan Razak A. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan

Biota. Buku Kedua. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.

Imron, M. dan Purwanti I. 2016. Uji Kemampuan Bakteri Azotobacter S8 dan

Bacillus subtilis untuk Menyisihkan Trivalent Chromium (Cr₃⁺) pada

Limbah Cair. Jurnal Teknik ITS, 5(1):2337-3539.

Jagadesswari. 2010. Isolation and Characterization of Bacteriocin

Producing Lactobacillus sp. From Traditional Fermented Food.

Electronic Journal of Environmental Agricultural and Food

Chemistry. 9(3):575-581.

Page 58: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

59

Lim, C. dan D. S. Suanta. 1993. Budidaya Tambak Udang Intensif. PT.

Dipasena Citra Darmaja, Lampung.

Kasatbipal, N., Norgaad, M., Sorensen, H., Schonheyder, H.C., Jamulitrat,

S., and Chongsuvivatwong V. 2006. Risk of Surgical Site Infection

and Afficacy of Antibiotic Prophylaxis: a Cohort Study of

Appendectomy Patients in Thailand. Biomed Central. 6:111.

Kamiso, H.N., Alim S., Triyanto., Murdjani M., dan Lili S. 2005. Efektivitas

Vaksin Polivalen Pengendalian Vibriosis pada Kerapu Tikus (

Cromilepes altivelis). Jurnal Perikanan. VII (2):95-100.

Kurniastuty, T., Tusihadi, dan Hartono P. 2004. Hama dan Penyakit Ikan Dalam Pembenihan Ikan Kerapu. DKP, Dirjen Perikanan Budidaya,

Balai Budidaya Laut Lampung. Lampung. Hal. 56-58.

Kusmarwati A., Yusma Y. dan Ninoek I. 2017. Resistensi Antimikroba pada

Vibrio parahaemolyticusn dari Udang Vaname Asal Pantai Utara Jawa

untuk Pasar Ekspor. JPB Kelautan dan Perikanan. 12:2 (91-106).

Kusmana, C. 1997. Teknik Rehabilitasi Mangrove. Fakultas Kehutanan. Intitute Pertanian Bogor. Bogor.

Kobayashi M. and Kobayashi M. 1995. Waste Remediation and Treatment

Using Anokxygenic Phototrophic Bacteria. Kluwer Academi

Publisher. Japan. 1269-1282.

Madigan M.T., Martinko J.M., dan Parker J. 2001. Brock Biology of Microorganisms. 9th Edition. Prentice-Hall Inc. New Jersey.

Maharani, Cahyani N. dan Kartika S. 2015. Uji Kepekaan Beberapa Jenis

Antibiotik Terhadap Penyakit Penyebab Endometritis Pada Peternakan

Babi Desa Sukapura Kabupaten Probolinggo. Fakultas Kedokteran

Hewan. Universits Airlangga. Surabaya.

Malago, J. J., Koninkx, J.F.J.G., Logar R.M. 2001. Probiotic Bacteria and

Enteric Infections. Springer Dordrecth Hedelberg. London. New York.

Mardhiah B. 2009. Pembuatan Pakan Ikan dari Protein Sel Tunggal Bakteri

Fotosintetik Anoksigenik Dengan Memanfaatkan Limbah Cair Tepung

Tapioka Yang Diuji Pada Ikan Nila ( Oreochromi niloticus). Medan.

Universitas Sumatera Utara.

Page 59: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

60

Malik, A. 1999. Kajian Metode Flokulasi dan Pengendapan Bakteri

Fotosintetik Anoksigenik (BFA). Fakultas Teknologi Pertanian.

Intitute Pertanian Bogor. Bogor.

Mirdat, Yosep S Patadungan, Isrun. 2013. Status Logam Berat Merkuri (Hg)

dalam Tanah pada Kawasan Pengolahan Tambang Emas di Kelurahan

Poboya, Kota Palu. E-Journal Agrotekbis. 1 (2) : 127 – 134.

Munir M., Haryanto K., Novarina., Marlena B., dan Indrati S. Pemulihan Sulfur

dari Gas yang Mengandung Hidrogen Sulfida dari Kegiatan PLTP

dengan Proses Bio Disulfurisasi. Jurnal Riset Industri. IV(3): 123-126.

Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. Jakarta. PT. Pradnya

Paramita.

Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksisitas Logam Berat. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

Pfenning N dan Truper H.G. 1989. Anoxygenic phototrophic bacteria. In. J.T.

Staley, M. P.

Putra, Mustofa dan Widyorini N. 2014. Analisis Hubungan Bahan Organik

dengan Total Bakteri pada Tambak Udang Intensif Sistem Semibioflok

di BBPBAP Jepara. Management of Aquatic Resources. Vol 3 No. 3

(121-129). Semarang.

Rusnam E. 2009. Teknik Bioremidiasi Pengendalian Pencemaran Air Danau

Maninjau Sumatera Barat. Artikel Penelitian Hibah Strategi Nasional

Tahun Anggaran 2009. Universitas Andalas.

Sadi, Hermayani N., Maghfiroh M dan Widiyanto T. 2006. Potential Use of

Purple Bacteria as Carotenoid Source in Ornamental Fish Feed. Jurnal

Aqua Kultur. Bogor. Vol 9 (1) : 16-20.

Saputra, Alfian D., Haeruddin, dan Widyorini N. 2016. Efektivitas

Kombinasi Mikroorganisme dan Tumbuhan Air Lemma minor

sebagai Bioremediator dalam Mereduksi Senyawa Amoniak, Nitrit,

dan Nitrat Pada Limbah Pencucian Ikan. Diponegoro Journal of

Maquares. Vol.5 No. 3 : (80-90). Semarang.

Sutrisna R., Ekowati N., dan Rahmawati D. 2012. Uji Daya Hambat Isolat

Bakteri Asam Laktat Usus Itik (Anas Domestica) pada Bakteri Gram

Positif dan Pola Pertumbuhan Isolat Bakteri Usus Itik pada Media Mrs

Broth. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol. 3 No. 1:(52-59). Unila. Bandar Lampung.

Page 60: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

61

Suyanto, D dan Suwanto A. 2000. Seleksi dan Isolasi Bakteri Pengurai Senyawa Mikroba Aromatik. Jurnal Mikrobiologi Indonesia. Vol 5. 2:39-42.

Schlegel, H. G, dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Edisi ke-6.

Gadjahmada University Press. Yogyakarta.

Setiabudi, S. T. 2005. Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas

di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D. I. Yogyakarta.

Simadibrata, M. 2011. The Effect of L-ornithine L-aspartate and Branch Chain

Amino Acids on Encephalopaty and Nutitional Status in Liver Cirrhosis

with malnutrition. Medician Indonesia Journal. 43(1):18-22.

Sudigdoadi, Sunarjati. 2015. Mekanisme Timbulnya Resistensi Antibiotik pada

Infeksi Bakteri. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran. Universitas

Padjajaran. Bandung.

Suhendrayatna. 2001. Bioremoval Logam Berat dengan Menggunakan

Mikroorganisme: Suatu Kajian Kepustakaan. Seminar On-Air

Bioteknologi Untuk Indonesia Abad 21. E-Journal Agrotekbis. 2 (5)

: 55 – 58.

Suwanto, A. 2001. Petunjuk Praktikum Biologi Molekuler. Program studi

Bioteknologi Program Pascasarjana, IPB. Bogor.

Susilawati, T., Abduh S.M., Mulyani, S. 2013. Reduksi Bakteri dan Biru

Metilen, serta Perubahan Intensitas Pencoklatan dan pH Susu Akibat

Pemanasan pada Suhu 80 ֯ C dalam Periode yang Bervariasi. Animal

Agriculture Journal. 2(3):112-113.

Suryani, S.I. 1998. Pengaruh Pemakaian Bakteri Fotosintetik Anoksigenik

terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi. Biologi Fakultas MIPA. IPB.

Bogor.

Triyanto, Isnansetyo, A., Prijambada, I.D., Widada, J., dan Kembaren D.D.

2008. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Pendenitrifikasi yang Diisolasi

Dari Lumpur Kawasan Mangrove. Jurnal Perikanan. X(1): 1-10.

Triyanto, Isnansetyo, A., Prijambada, I.D., Widada, J., dan Tarmiawati, A.

2009. Isolasi, Karakterisasi dan Uji Infeksi Bakteri Proteolitik Dari

Lumpur Kawasan Hutan Bakau. Jurnal Perikanan. XI(1):13-18.

Page 61: ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI …digilib.unila.ac.id/58316/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfammonia dan sebagai kandidat agen probiotik dalam kompetisi dengan bakteri Vibrio sp

62

Triani, W., Pangastuti, A., Astirin, O.P. 2004. Populasi Bakteri Pengoksidasi

Sulfur dan Kadar H2S di Tambak Udang Putih (Penaeus vannamei

Boone) Sistem Intensif. Jurnal Biosmart. Vol 7(1):23-26.

Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional. Surabaya.

Wahyudi. 2016. Pemanfaatan Bakteri Pelarut Fosfat Penginduksi Hormon

IAA (Indol Acetic Acid) untuk Peningkatan Pertumbuhan Kedelai

(Glycine max). Journal of Agricultural Science and Biotechnology.

Vol 7 (1).

Widiyanto, T. 2001. Pendekatan Biokondisioner dengan Bakteri

Fotosintetik Anoksigenik (BFA) untuk Pengendalian Senyawa

Metabolik Toksik di Tambak Udang. Disertasi. Program

Pascasarjana/S3. IPB. Bogor.

Widiyanto. 1998. Bakteri Fotosintetik Anoksigenik Sebagai Biokondisioner di

Tambak Udang: Pengurangan Produksi H₂S dan Pengaruhnya pada

Pertumbuhan Vibrio harveiy. Thesis. Program Pasca Sarjana IPB.

Bogor.

Widyowati, Wahyu. dan Astiana Sastiono. 2008. Efek Toksik Logam :

Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta.

Wijanarka, Sudarno dan Pratama N. 2017. Pertumbuhan Bakteri Anammox

pada Berbagai Salinitas. Prosiding Sains dan Enterpreneurship. Hal

557-568.

World Health Organization (WHO). 2001. International Classification of

Functioning , Disability and Health. Geneva. ISBN 92 4 154542 9.

Yuhana, M. 2010. Agen Biokontrol Dalam Akuakultur : Produksi dan

Aplikasinya. Jurnal akuakultur Indonesia. IPB. Bogor. 9 (1) : 16-20.

Qi, Z., Zhang, X-H., Boon, N. and Bossier, P. 2009. Probiotics in Aquaculture

of China-Current State, Problems and Prospect. Aquaculture 290:15-21.