65
ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME PENDEGRADASI LIMBAH BULU AYAM SERTA UJI BIODEGRABILITASNYA (Skripsi) Oleh MELIA TRI ANGGRAINI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

  • Upload
    dinhthu

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME

PENDEGRADASI LIMBAH BULU AYAM SERTA

UJI BIODEGRABILITASNYA

(Skripsi)

Oleh

MELIA TRI ANGGRAINI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

ABSTRAK

ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME

PENDEGRADASI LIMBAH BULU AYAM SERTA UJI

BIODEGRADABILITASNYA

Oleh

Melia Tri Anggraini

Bulu ayam termasuk limbah industri unggas yang berpotensi untuk dimanfaatkan

sebagai bahan alternatif pengganti sumber protein hewani dalam formulasi pakan

ternak. Namun pengolahannya belum optimal karena protein pada bulu ayam

termasuk keratin (protein serat) yang sulit terdegradasi. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mendapatkan isolat mikroorganisme yang mampu mendegradasi

senyawa keratin pada limbah bulu ayam dan mengurangi pencemaran limbah bulu

ayam di lingkungan. Kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi keratin

pada limbah bulu ayam diukur berdasarkan Indeks Keratinolitk (IK) koloni pada

medium Feather Meal Agar (FMA) dan aktivitas ekstrak enzim keratinolitik pada

substrat tepung bulu ayam. Hasil penelitian ini diperoleh 2 isolat dari 17 isolat

yang memilki aktivitas keratinolitik tertinggi pada medium padat dan medium

cair. Dua isolat diantaranya yaitu isolat B-9-6 dan isolat B-9-7 memiliki nilai IK

tertinggi sebesar 2,8 dan 2,3. Kedua isolat memiliki aktivitas enzim keratinase

berturut-turut sebesar 12,73 U/ml dan 13,43U/ml. Konsorsium kedua isolat

tersebut mampu mendegradasi 71% bulu ayam pada kultur cair dengan waktu

fermentasi selama 14 hari.

Kata kunci: Isolasi, bulu ayam, mikroba keratinolitik, keratin, enzim keratinase.

Page 3: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

ABSTRACT

ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER

WASTEDEGRADING MICROORGANISM, AND BIODEGRADABILITY

TEST

By

Melia Tri Anggraini

Chicken feathers is a waste product of the poultry industry that has potential to be

utilized as an alternative protein sources for animal feed formulations. However,

the utilization process is not simply because the protein in chicken feathers,

Keratin, is difficult to be degrade. The aimed of this research was to get isolates of

microorganisms which able to degrade keratin in chicken feather waste. The

ability of microorgnism to degrade keratin in the sample was measured based on

keratinolytic index (KI) of the microbial colony on Feather Meal Agar (FMA)

medium, and keratinase activity in liquid medium with chicken feather flour as

substrate. The results showed that two out of 17 isolates had the highest

keratinolytic activity on solid and liquid medium. The two isolates, i.e. B-9-6 and

B-9-7, have KI values of 2.8 and 2.3 respectively. Both isolates have a keratinase

enzyme of 12,73 U/ml and 13,43 U/ml, respectively. The consortium of two

isolates were able to degrade 71% of chicken feathers ( initial concentration 10%

(w/v) ) in liquid culture for 14 days.

Keywords: Isolation, chicken feathers, keratinolytic microbes, keratin, keratinase

enzymes.

Page 4: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME

PENDEGRADASI LIMBAH BULU AYAM SERTA

UJI BIODEGRABILITASNYA

Oleh

Melia Tri Anggraini

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam

Uiversitas Lampung

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING
Page 6: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING
Page 7: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada 05 Mei 1995,

sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, putri dari Bapak

Kasino dan Ibu Misgiarti.

Jenjang pendidikan diawali dari Taman Kanak-kanak di TK

Pratama Bandar lampung diselesaikan pada tahun 2001,

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Sawah Brebes Bandar Lampung diselesaikan

pada tahun 2007. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 23 Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2010, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di

SMA YP Unila Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2013. Tahun 2013,

penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung

(Unila) melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri).

Pada tahun 2017 Penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan di Laboratorium

Biokimia Jurusan Kimia FMIPA Unila di Bandar Lampung. Selama menjadi

mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum Kimia Dasar Jurusan

Kehutanan tahun 2015, Kimia Dasar jurusan Teknologi Hasil Pertanian tahun

2016, Kimia Dasar jurusan Teknik Pertanian tahun 2016, dan asisten praktikum

Biokimia Jurusan Biologi 2017. Penulis juga terdaftar sebagai Kader Muda

Page 8: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

Himaki (KAMI) periode kepengurusan 2013/2014. Aktif sebagai anggota biro

Kesekretariatan (Kestari) Himaki kepengurusan 2014/2015 dan biro BUM (Badan

Usaha Mahasiswa) kepengurusan 2015/2016. Penulis juga aktif dilembaga

kemahasiswaan lain yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA Unila

sebagai Anggota ADKESMA (Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa) tahun

kepengurusan 2014/2015. Pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) PU/PR di Desa Purwodadi, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten

Lampung Tengah, pada bulan Juli sampai Agustus 2016.

Page 9: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

MOTTO

Percaya dan yakin bahwa rencana Allah swt lebih baik

dari yang kita harapkan, jadi tetaplah berjuang dan berdoa hingga kita

menemukan bahwa memang Allah swt memberikan yang terbaik untuk kita.

Beristirahatlah ketika lelah, jangan sesekali merasa untuk

berhenti apalagi menyerah, karena jika sudah berhenti

maka sulit untuk memulainya kembali.

Sukses tidak terwujud ketika kita tidak pernah membuat kesalahan,

tetapi sukses itu ketika tidak membuat kesalahan untuk kedua kalinya.

(Gorge B. Shaw).

Segala sesuatu yang baik, selalu datang di saat terbaiknya.

Persis waktunya, tidak datang lebih cepat, pun tidak lebih lambat. Itulah

kenapa rasa sabar itu harus disertai keyakinan.

-Tere Liye-

Page 10: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

Dengan Rahmat Allah yang Maha Pengasih dan Penyanyang Kupersembahkan Karya Sederhanaku ini

Kepada:

Allah SWT pemilik jiwa ragaku, yang telah menganugerahkan begitu banyak kebahagiaan

dan pelajaran dalam hidupku serta Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladanku,

Kedua orang tuaku

Bapakku Kasino dan Ibuku Misgiarti Tak akan pernah ada sesuatu yang bisa menggantikan kasih sayang, kesabaran, kebaikan dan

keikhlasan kalian, semoga Allah membalas dengan sebaik-baiknya pembalasan. Membahagiakan kalian adalah tujuan utamaku.

Mamas, aa dan mbaku tersayang Ferdiansyah Eko Saputra, M.T ., Kartina Nur Apriana, Amd.Kep.,

Supena, S.Kom., dan Nur Hasanah, S.Pd.I serta ketiga keponakanku Denaya Gwen M., Gerrard Safuan W., dan Ayunda Nazwa A.

Segenap Keluarga besarku yang selalu mendoakan keberhasilanku,

Guru-guru dan Dosen-Dosen yang selalu membagi ilmunya untukku

Sahabat - sahabat terbaik yang berjuang bersamaku

dan Almamater tercinta Universitas Lampung

Page 11: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

SANWACANA

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak

nikmat,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”Isolasi

dan Karakterisasi Mikroorganisme Pendegradasi Limbah Bulu Aym serta

Uji Biodegradabilitasnya” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

Dalam pelaksanaan dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari kesulitan dan

rintangan. Namun, dengan kehendak Allah SWT maka skripsi ini terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi

ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang sangat aku cintai dan sangat berjasa dalam hidupku,

Bapak Kasino dan Ibu Misgiarti. Terima kasih telah memberikan kasih

sayang, perhatian, pengertian, semangat, nasehat, motivasi, dukungan moril

maupun materil dan doa untuk keberhasilanku.

2. Bapak Mulyono, Ph.D., selaku pembimbing utama yang telah banyak

memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan, gagasan, bantuan, dukungan,

Page 12: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

semangat, kritik dan saran kepada penulis dalam proses perencanaan dan

pelaksanaan penelitian serta dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Aspita Laila, M.S., selaku pembahas pertama yang telah

memberikan kritik, saran dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini

terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Dr. Suripto Dwi Yuwono, M. T., selaku pembahas kedua yang telah

memberikan semangat, kritik, saran dan bimbingan kepada penulis sehingga

skripsi ini terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Prof. Dr. Buhani, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya

untuk memberikan bimbingan, bantuan, nasehat dan informasi yang

bermanfaat kepada penulis.

6. Bapak Prof. Warsito, D.E.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Bapak Dr. Suripto Dwi Yuwono, M. T., selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan staff administrasi di Jurusan Kimia FMIPA Unila yang

telah membantu, mendidik, dan memberikan ilmu pengetahuan yang sangat

berguna kepada penulis selama kuliah.

9. Mas Ferdi, Mba Yana, Aa Upen dan Mba Nur yang selalu memberikan

perhatian, pengertian, doa, semangat, motivasi dan menantikan

keberhasilanku.

10. Ketiga keponakan tante, Teteh Gwen, Adek Gerrard dan Teteh Yunda yang

menjadi penghibur dan keceriaan bagi tante disaat kejenuhan.

Page 13: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

11. Keluarga besar Amat Kasro dan M. Syafei yang selalu memberikan nasehat,

motivasi, dukungan, doa dan kasih sayang kepada penulis

12. Partner penghasil rupiahku “MwM_buketflanel” Monica Dhamayanti , S.Si.,

dan Widya Aryani, S.Si., atas kekompakan, kerjasama dan kebersamaan kita

selama ini. Semoga mwm selalu dilimpahkan rezekinya.

13. Sahabat- sahabatku “My B” Monica Dhamayanti, S.Si., Widya Aryani, S.Si.,

Siti Nabilla Shofa, S.Si., Vyna Ayu Ramadian Saputri, S.Si., dan

Prasetyaning Tyas Chakti, S.Si atas dukungan, perhatian, kebahagiaan,

kesedihan, kasih sayang, kebersamaan, keceriaan, dan canda tawa yang selalu

hadir disetiap hari-hari perkuliahanku. Terima kasih karena selalu menjadi

pendukung secara langsung dalam hal apapun. Aku bersyukur bisa mengenal

dan menjadi dekat dengan kalian, semoga Allah selalu memberikan rahmat-

Nya untuk keberhasilan kita. Sukses Selalu.

14. Sesorang yang selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis, Agung

Saputra, C.S.E. Terima kasih untuk nasehat, motivasi, semangat, perhatian

dan doa untuk keberhasilanku. Semoga Allah swt selalu memberikan

keberkahannya untuk dirimu.

15. Teman- temanku “Sambalado” Kiki, Fika, Mia, Esti, Monica, Widya,

Nabilla, Vyna, dan Tyas atas segala keceriaan, waktu, pengalaman, dan

‘cerita- cerita’ yang telah dibagikan.

16. Teman-teman yang dengan tulus dan ikhlas memberikan bantuan selama

penelitian, Randi Candra C.S.Si., Albiyansah, S.Kom., dan Destio Dwiyan

Fahrizki, S.Gz. Terima kasih juga untuk semangat, doa dan motivasinya.

Page 14: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

17. Mulyono’s Research Group, mba Ajeng, mba Ayu Imani, mba Meta, kak

Aziez, Shelta, Ryan, Monica, Vyna, Tyas, Bidari, Asrul, Jefry, dan Fernando

atas kerjasama, motivasi dan kebersamaan yang selalu diberikan.

18. Para penyayang bakteri dan jamur (2014) di Lab. Biokimia, Agung Cordova,

Asrul, Luthfi, Rahma, Rica, Riza, Bunga, Bidari, Erika, Ayuning, Hesti,

Diva, Leony atas kebersamaan, canda tawa, bantuan dan semangatnya.

Semoga kalian selalu diberikan kelancaran dalam penelitiannya dan segala

urusan dalam menyelesaikan studi.

19. Para penghuni Lab. Biokimia terdahulu (2012 dan 2013), mbk Arum, S.Farm,

Putri Amalia, M.Si., Ana Febrilianti W., S.Si., Aprilia Isma D.,S.Si ,

Uswatun Khasanah, S.Si, Rizky Putri Y., S.Si., Syathira Assegaf., S.Si., Fifi

Ardhyanti., S.Si, Diani Iska M., S.Si., Mia Permatasari, S.Si., Sinta Dewi O,

S.Si., Fathaniah Sejati, S.Si., Maya Retna S., S.Si., Khomsatun Khasanah,

S.Si., Ezra Rhienzky, S.Si., Sri Wahyuni, C.S.Si. Terima kasih atas bantuan,

canda, tawa, motivasi yang diberikan selama penelitian kepada penulis.

20. Teman-teman Kimia angkatan 2013, Dona, Aulia, Badiatul, Dewi

Rumondang, Fatimah, Fera, Fika, Hermayana, Khalimatus, Indah, Yudha,

Esti, Kiki, Nova, Linda, Lulu, Anita, Megafit, Mawar, Nabilla, Renita, Siti,

Tyagita, Yulia, Uut, Vero, Widya, Yunitri, Della, Eky, Yuvica, Inggit, Awan,

Vicka, Arief, Oci, Maya, Nora, Atun, Diki, Shela, Vyna, Bara, Ridho,

Nurpadilla, Wahyuni, Kurnia, Yolanda, Murnita, Nurma, Erva, Ismi, Eka

Oso, Febri, Paul, Fentri, Riska, Eka, Shelta, Nia, Nurul, Ana, Nita, Anggi,

Gesa, Tika, Yuni, Celli, Riyan, Anggun, Radho, Arni, Sinta, Anton, Melita,

Monica, Tyas, Citra, Kartika, Ezra, Yunita, Verdi, Korina, Doddy, dan Ryan

Page 15: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

Amha atas untuk motivasi dan pengalaman luar biasa serta kebersamaan yang

telah terjalin.

21. Sahabat-sahabatku “since 2009” Cici, Husnul dan Murti yang telah

memberikan semangat, motivasi, doa dan selalu menghibur penulis. Semoga

persahabatan kita terus terjalin dengan baik sampai tua.

22. Teman-teman SMA ku Dwi, Wulan, Anisya, Afida, Dyah Jombang, Riska,

Delfi walaupun sudah berjauhan dan memiliki kesibukan masing-masing.

Terima kasih untuk semangat, motivasi dan doa yang diberikan. Semoga

jarak tak membuat kita saling melupakan, dan kita masih saling mendukung

satu sama lain, sukses selalu.

23. Team KKN Desa Purwodadi dan Cimarias Kec. Bangunrejo Kab. Lampung

Tengah, Mba Disti (emak di KKN), Shiska, Gagah (kordes cuy), Ibram, Dwi,

Fadjrin, Vyna, Indra, My Dori, dan Yona Annisa. Terima kasih untuk

kebersamaanya selama 40 hari yang cukup berkesan. Semoga persaudaraan

ini tetap terjaga.

24. Kakak-kakak dan Adik-adik Angkatan 2010, 2011, 2012, 2014, 2015, 2016,

dan 2017 yang telah membantu serta mendoakan.

25. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan

pahala dari Allah SWT.

Page 16: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata

sempurna, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

memiliki nilai guna khususnya rekan-rekan mahasiswa dan pembaca pada

umumnya. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2018

Penulis

Melia Tri Anggraini

Page 17: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bulu Ayam ................................................................................................... 6

B. Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam .............................................................. 10

C. Keratin ....................................................................................................... 13

D. Enzim ......................................................................................................... 15

E. Enzim Keratinase ....................................................................................... 18

F. Mikroba Keratinolitik ................................................................................ 19

G. Biodegradasi .............................................................................................. 25

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................... 27

B. Alat dan Bahan .......................................................................................... 27

C. Prosedur Penelitian .................................................................................... 28

1. Tahap Persiapan .................................................................................... 28

2. Isolasi Mikroba Pendegradasi Bulu Ayam ............................................ 30

3. Skrining Mikroba Pendegradasi Bulu Ayam ........................................ 30

Page 18: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

4. Penyimpanan Mikroba Pendegradasi Bulu Ayam ................................ 31

5. Penyiapan Ekstrak Kasar Enzim ........................................................... 31

6. Isolasi Enzim Keratinase ....................................................................... 31

7. Pembuatan Kurva Standar Tirosin ........................................................ 32

8. Uji Aktivitas Enzim Keratinase ............................................................ 32

9. Pembuatan Kurva Pertumbuhan ............................................................ 33

10. Uji Biodegradabilitas Limbah Bulu Ayam ........................................... 34

11. Karakterisasi Mikroba ........................................................................... 35

D. Diagram Alir .............................................................................................. 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Isolat dan Hasil Skrining Mikroorganisme Pendegradasi Limbah Bulu

Ayam ......................................................................................................... 39

B. Aktivitas Enzim Keratinase Isolat Kandidat ............................................. 45

C. Kurva Pertumbuhan Isolat dan Waktu Optimum Produksi Enzim Keratinase

dari Dua Isolat Terpilih .............................................................................. 48

D. Biodegradabilitas Isolat Terpilih Terhadap Limbah Bulu Ayam .............. 52

E. Karakterisasi Mikroba Pendegradasi Limbah Bulu Ayam ........................ 56

1. Uji Morfologi Mikroba ......................................................................... 56

2. Uji Moltilitas ......................................................................................... 60

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................ 61

B. Saran .......................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Page 19: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kandungan asam amino pada bulu ayam .............................................. 8

Tabel 2. Perbandingan komposisi kandungan asam amino antara tepung bulu

ayam, tepung ikan dan bungkil kedelai ................................................. 9

Tabel 3. Karakteristik beberapa mikroorganisme penghasil keratinase ............ 22

Tabel 4. Nilai IK 17 isolat mikroba dengan metode spread plate, waktu

inkubasi 72 jam pada medium FMA. .................................................. 43

Tabel 5. Nilai IK dan perkiraan spesies 8 isolat mikroorganisme keratinolitik

serta pigmentasi dengan waktu inkubasi 72 jam ................................. 44

Tabel 6. Hasil analisis biodegradabilitas isolat terhadap limbah bulu ayam. ... 53

Tabel 7. Hasil analisis sisa substrat limbah bulu ayam ..................................... 53

Tabel 8. Data penelitian terpublikasi mengenai biodegradasi berbagai

mikroorganisme keratinolitik .............................................................. 55

Tabel 9. Karakterisasi morfologi secara makroskopik pada cawan petri .......... 57

Tabel 10. Karakteristik morfologi secara mikroskopik ....................................... 58

Tabel 11. Nilai absorbansi tirosin pada berbagai konsentrasi untuk penentuan

kurva standar ....................................................................................... 69

Tabel 12. Data jumlah sel 2 isolat terpilih yang diinkubasi selama 15 hari dan

diukur pada λ 600nm ........................................................................... 71

Tabel 13. Data nilai absorbansi, kadar tirosin, aktivitas unit enzim keratinase 2

isolat terpilih yang diukur pada λ 280nm ............................................ 73

Tabel 14. Hasil analisis biodegradabilitas isolat terhadap limbah bulu ayam .... 74

Page 20: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Susunan pada bulu ayam ................................................................. 7

Gambar 2. Struktur keratin.............................................................................. 14

Gambar 3. Struktur kimia sistein dan sistin .................................................... 15

Gambar 4. Bacillus sp ..................................................................................... 21

Gambar 5. Bacillus subtilis ............................................................................. 23

Gambar 6. Diagram alir penelitian .................................................................. 38

Gambar 7. Hasil isolasi dengan metode spread plate ..................................... 40

Gambar 8. Hasil skrining 8 isolat dengan metode streak plate yang

menghasilkan isolat tunggal murni ............................................... 42

Gambar 9. Delapan isolat mikroba sebagai stok pada medium agar miring... 43

Gambar 10. Pertumbuhan delapan isolat terpilih pada medium FMA yang di-

inkubasi selama 72 jam dengan metode tusuk. ............................. 44

Gambar 11. Kurva standar tirosin ..................................................................... 47

Gambar 12. Aktivitas enzim keratinase (U/mL) delapan isolat ........................ 48

Gambar 13. Kurva pertumbuhan sel isolat B-9-6 dan B-9-7 terhadap waktu

inkubasi ......................................................................................... 50

Gambar 14. Grafik profil pertumbuhan sel dan aktivitas enzim keratinase…...51

Gambar 15. Perbandingan aktivitas enzim keratinase isolat B-9-6 dan B-9-7

terhadap waktu inkubasi yang diukur pada λ 280nm .................... 51

Gambar 16 Perbandingan hasil analisis kemampuan biodegradasi 2 isolat

terhadap bulu ayam ...................................................................... 53

Page 21: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

Gambar17. Perbandingan hasil analisis sisa substrat ....................................... 54

Gambar 18. Morfologi makroskopik isolat (a) B-9-6 dan (b) B-9-7 pada

medium FMA dengan waktu inkubasi 72 jam. ............................. 57

Gambar 19. Hasil pewarnaan gram ................................................................... 59

Gambar 20. Hasil pewarnaan spora .................................................................. 59

Gambar 21. Hasil uji moltilitas. ........................................................................ 60

Gambar 22. Hasil pembuatan tepung bulu ayam. ............................................. 68

Gambar 23. Profil pertumbuhan sel isolat yang diinkubasi selama 15 hari dan

diukur pada λ 600nm. .................................................................... 70

Gambar 24. Hasil biodegradasi bulu ayam dengan. waktu fermentasi 4 hari. .. 75

Gambar 25. Hasil biodegradasi bulu ayam dengan. waktu fermentasi 6 hari. .. 75

Gambar 26. Hasil biodegradasi bulu ayam dengan waktu fermentasi 10 hari.. 75

Gambar 27. Hasil biodegradasi bulu ayam dengan waktu fermentasi 14 hari.. 76

v

Page 22: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daging ayam termasuk salah satu sumber pangan yang diperlukan oleh tubuh,

karena mengandung protein,lemak, vitamin dan mineral. Mengkonsumsi daging

ayam dalam jumlah yang tepat memiliki manfaat yaitu dapat membantu

menurunkan berat badan, mengontrol kadar kolesterol, tekanan darah serta

mengurangi risiko kanker (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2017).

Selain dilihat dari faktor kandungan dan manfaat bagi tubuh, daging ayam

jugasangat mudah diperoleh dan harganya yang lebih terjangkau dibandingkan

dengan daging merah (sapi dan kambing). Hal-hal tersebut yang membuat

masyarakat lebih senang mengkonsumsi daging ayam dibandingkan daging sapi

dan kambing.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan, khusus di Provinsi

Lampung produksi daging ayam meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2015

sebanyak 33.354 kg dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 34.646 kg. Sehingga

mengalami peningkatan yaitu sebanyak 3.88 %. Dari data tersebut dapat dilihat

bahwa adanya peningkatnya kebutuhan masyarakat akan konsumsi daging ayam

yang berdampak juga pada peningkatan aktivitas rumah potong ayam (RPA).

Page 23: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

2

Peningkatan aktivitas RPA tersebut secara langsung akan menyebabkan

peningkatan limbah bulu ayam yang dihasilkan.

Secara umum RPA mengahasilkan 2 jenis limbah yaitu limbah cair dan limbah

padat.Limbah cair terdiri dari air bekas cucian ayam, darah ayam, dan sludge

(endapan lemak). Sedangkan bulu ayam termasuk kedalam limbah padat. Menurut

(Goushterova et al., 2005), dari hasil pemotongan satu ekor ayam dihasilkan rata-

rata 6 % bulu ayam dari bobot hidupnya, jika satu ekor ayam memiliki bobot

hidup bulu ayam sebesar 1.5 kg, maka limbah bulu ayam pedaging yang

dihasilkan di tahun 2016 sekitar 3120 kg.

Limbah bulu ayam biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan

hiasan, shuttle cock dan kemoceng, sedangkan sebagian sisanya yang tidak

dimanfaatkan akan dibuang begitu saja di lingkungan sekitar RPA, sehingga dapat

menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu, menjadi tempat bersarangnya

penyakit, dan biasanya sangat mengganggu kesehatan manusia. Dampak lain,

yaitu dapat menurunkan kualitas tanah karena limbah bulu ayam sangat sulit

terdegradasi di lingkungan atau proses dekomposernya memakan waktu yang

cukup lama (Mulia et al., 2015).

Bulu ayam memiliki potensi sebagai bahan alternatif pengganti sumber protein

hewani dalam formulasi ransum ayam (unggas) mengingat industri perunggasan

di Indonesia berkembang pesat. Menurut Arifin (2008) bulu ayam mengandung

protein yang cukup tinggi antara 80 – 90 %, kadar proteinnya jauh lebih tinggi

dari kandungan protein kasar bungkil kedelai (42,5 %) dan tepung ikan (66,2%),

dimana bungkil kedelai dan tepung ikan adalah komponen yang biasa dipakai

Page 24: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

3

dalam ransum komersil pada umumnya (Saravanan, 2012). Akan tetapi tidak

mudah dalam pengolahan limbah bulu ayam tersebut, karena bulu ayam

mengandung keratin sebesar 85 – 90 % dari kandungan proteinnya dengan sifat

yang sukar dicerna. Keratin merupakan protein tidak larut yang memiliki stabilitas

ikatan kimia kompleks, kaya akan lilitan α atau lapisan β yang bersilangan dengan

jembatan sistein. Ikatan kimia kompleks keratin terdiri dari ikatan sistin disulfida,

ikatan hidrogen, dan interaksi hidrofobik molekul protein (Brandelli et al., 2010).

Daya cerna protein yang rendah tersebut menjadi satu kendala untuk menjadikan

bulu ayam sebagai sumber protein pakan hewan. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan kualitas bulu ayam, terlebih dahulu akan dijadikan tepung bulu

ayam selanjutnya difermentasi. Fermentasi umumnya dilakukan oleh

mikroorganisme. Fermentasi pada dasarnya memperbanyak mikroorganisme yang

menghasilkan enzim yang dapat merombak bahan yang sulit dicerna menjadi

mudah dicerna sehingga dapat memperbaiki kualitas pakan, dan menambah aroma

(Mulia et al., 2015).

Keratin tidak dapat dicerna menggunakan enzim protease biasa sehingga

membutuhkan enzim keratinase dalam proses degradasinya. Enzim keratinase

dapat diperoleh dengan cara mengisolasi mikroorganisme yang hidup di alam

salah satunya diperoleh dari tanah limbah sekitar pemotongan ayam. Keratinase

termasuk enzim protease yang merupakan enzim ekstraseluler,yang tergolong

protease serin. Mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai penghasil enzim

keratinase antara lain dari genus Bacillus, Streptomyces, dan Actinomycetes

(Quanti, 2015).

Page 25: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

4

Berbagai penelitian telah dilakukan sebelumnya seperti di India oleh

Manirujjaman et al. (2016) terkait degradasi keratin dengan menggunakan

mikroorganisme dari hasil isolasi limbah peternakan ayam.Dari penelitian tersebut

didapatkan isolat bakteri pendegradasi bulu teridentifikasi sebagai bakteri Bacillus

sp yangmampu meningkatkan daya cerna dan mempengaruhi kualitas pakan.Di

Indonesia sendiri penelitian mikroba keratinolitik telah dilakukan tepatnya di

Provinsi Sumatera Utara oleh Quanti (2015), yang mengisolasi bakteri

keratinolitik dari fases buaya, dari isolasi tersebut diperoleh dua isolat yang

digunakan untuk mendegradasi limbah keratin.

Pada penelitian ini dilakukan isolasi mikroorganisme pendegradasi limbah bulu

ayam dari RPA khususnya di Kota Bandar Lampung, dan dilakukan karakterisasi

mikroorganisme serta uji biodegrabilitasnya dengan melihat penurunan sampel

bulu ayam yang diurai oleh isolat.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. mendapatkan isolat mikroorganisme pendegradasi limbah bulu ayam

2. mengetahui karakterisasi mikroorganisme pendegradasi limbah bulu ayam

3. mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi limbah bulu

ayam

Page 26: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

5

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi karakterisasi

mikroorganisme pendegradasi keratin yang terdapat dalam limbah bulu ayam dan

kemampuan mikroorganismedalam mendegradasi keratin d bulu ayam sehingga

nantinya dapat diaplikasikan ke lingkungan, agar dapat mengurangi dampak

pencemaran dari limbah bulu ayam

Page 27: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bulu Ayam

Bulu merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh unggas dan berperan penting

secara fisiologis dan fungsional. Bulu merupakan pembeda antara bangsa aves

dengan jenis vertebrata lainnya. Sebagian besar burung dewasa ditutupi bulu

diseluruh bagian tubuhnya, kecuali pada paruh, mata, dan kaki. Bulu-bulu tersebut

tidak hanya memberikan kemampuan dalam hal penerbangan dan sebagai

perlindungan, tetapi bulu ayam juga berguna untuk memperindah bentuk tubuh

ayam dan sangat berguna dalam hal pengaturan suhu tubuh. Bulu tersusun sangat

teratur, dengan struktur tangga bercabang, dan unggas merupakan golongan

vertebrata yang memiliki struktur keratin yang paling kompleks (Rostyalina,

2015). Barbules pada bulu ayam memilki kepadatan yang rendah dan berbeda

dengan rachis yang memiliki sifat tebal dan kaku daripada barbules. Rachis juga

banyak protein kristaline daripada barbules, sehingga sangat memungkinkan jika

bagian rachis sulit untuk dihidrolisis (Setyabudi, 2015). Susunan pada penampang

bulu ayam dapat dilihat pada Gambar 1.

Bulu halus dari bulu unggas dikatakan memiliki kesamaan struktur dengan sarang

lebah, yaitu memiliki struktur heksagonal yang mempunyai resistensi yang tinggi

terhadap daya tekan. Bulu ayam memiliki sifat yang unik, termasuk massa jenis

Page 28: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

7

relatif yang rendah, tingkat pemanasan yang baik, dan sifat mengisolasinya yang

secara menguntungkan dapat digunakan untuk membuat sejumlah aplikasi yang

dapat digunakan sebagai alternatif untuk olahan makanan dari bulu dan

pembuangan bulu (Rostyalina, 2015).

Gambar 1. Susunan pada bulu ayam

Bulu ayam merupakan bagian terluar dari tubuh ayam yang menutupi hampir

seluruh bagian tubuh.Bulu ayam termasuk salah satu hasil samping ternak ayam

(petelur, pedaging, dan buras) dari rumah potong dan tempat pemotongan ayam

lainnya.Dari hasil pemotongan satu ekor ayam dewasa dihasilkan limbah bulu

ayam sekitar 5 – 7 % dari berat tubuh totalnya (Goushterova et al., 2005). Sekitar

setengah dari bagian bulu ayam terdiri bulu halus dan setengah bagian yang lain

merupakan bagian selubung bulu yang menjadi inti pusat bulu dengan struktur

tabung hampa. Bagian bulu halus dan selubung bulu tersebut terbuat dari protein

yang tidah mudah larut dalam bentuk keratin. Keratin pada bulu ayam sebagian

besar disusun oleh asam amino sistein, glutamin, prolin dan serin (Saravanan,

Page 29: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

8

2012), sedangkan menurut Gupta et al. (2012), keratin bulu ayam tersusun atas

beberapa asam amino seperti glisin, alanin, serin, sistein dan valin, serta sedikit

lisin, metionin dan triptofan (Tabel 1).

Tabel 1. Kandungan asam amino pada bulu ayam

Asam Amino Jumlah Kandungan (%)

Saravanan (2012) Gupta et al. (2012)

Arginin 5,57 6,57

Asam aspartat 6,00 4,76

Glutamin 7,62 9,18

Glisin 6,92 7,57

Theronin 3,81 4,11

Serin 16,00 13,57

Tirosin 1,10 1,85

Leusin 6,94 7,48

Isoleusin 3,91 4,93

Valin 5,93 7,24

Sistein 8,85 2,11

Alanin 3,44 3,66

Fenilalanin 3,94 4,11

Metionin 0,57 0,03

Prolin 12,00 1,01

Asparagin 6,00 0

Histidin 0,95 0,016

Disamping itu kandungan protein kasar bulu ayam lebih tinggi dari kandungan

protein kasar bungkil kedelai (42,5 %) dan tepung ikan (66,2 %), dimana bungkil

kedelai dan tepung ikan adalah komponen yang biasa dipakai dalam ransum

komersil pada umumnya (Saravanan, 2012). Sehingga bulu ayam dapat dijadikan

sumber alternatif ransum. Adapun perbandingan komposisi kandungan asam

Page 30: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

9

amino tepung bulu ayam, tepung ikan dan bungkil kedelai dapat dilihat dari Tabel

2 berikut.

Tabel 2. Perbandingan komposisi kandungan asam amino antara tepung bulu

ayam, tepung ikan dan bungkil kedelai (Marzuki, 2015).

Asam amino (%) Tepung bulu

ayam Tepung ikan Bungkil kedelai

Arginin 5,57 4,21 3,14

Histidin 0,95 1,74 1,17

Isoleusin 3,91 2,23 1,96

Leusin 6,94 5,46 3,39

Lisin 2,28 5,47 2,69

Methionin 0,57 2,16 0,26

Penilalanin 3,94 2,82 2,16

Treonin 3,81 3,07 1,72

Triptofan 0,55 0,83 0,74

Valin 5,93 3,90 0,27

Aspartat 6,00 4,41 3,06

Serin 16,00 3,57 1,20

Glutamat 12,11 7,05 3,81

Prolin 12,00 3,93 2,40

Glisin 6,92 3,83 2,65

Alanin 3,44 3,19 2,95

Sistein 8,85 0,63 0,65

Tirosin 1,10 1,59 2,60

Asparagin 4,40 3,81 2,78

Glutamin 7,62 5,32 4,49

Apabila dikaji lebih lanjut, bulu ayam memiliki kandungan protein keratin dengan

struktur α-helik.Selain bulu ayam,material lain yang kaya akan protein α-keratin

Page 31: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

10

adalah rambut, wool, sayap, kuku, cakar, duri, sisik, tanduk, kulit penyu, dan

lapisan kulit sebelah luar, sedangkan material yang kaya dengan protein β-keratin

adalah sutera, bulu, dan jaring laba-laba (Lehninger, 2005) keratin pada bulu

ayam mengandung nutrisi yang terdiri dari 81 % protein, 1.2 % lemak, 86 %

bahan kering, dan 1.3 % abu. Tidak hanya itu saja, bulu ayam juga mengandung

mineral kalsium 0.19 %, fosfor 0.04 %, kalium 0.15 %, dan sodium 0.15 %

(Walida, 2015).

B. Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam

Bulu ayam yang merupakan produk samping dari pemotongan ayam sampai saat

ini belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar bulu ayam

dibuang di sekitar tempat pemotongan dan sebagai akibatnya menyebabkan

gangguan lingkungan (polusi). Dalam bidang industri pertenakan, bulu ayam akan

menjadi limbah yang tidak digunakan. Limbah bulu ayam dapat menimbulkan

dampak penurunan kualitas tanah karena bulu ayam sulit terdegradasi di

lingkungan akibat adanya keratin atau protein fibrous berupa serat. Oleh sebab itu

limbah bulu ayam resisten terhadap perombakkan atau degradasi, hal ini

merupakan masalah yang serius di lingkungan (Savitha et al., 2007). Degradasi

secara mekanik, kimia dan biologi/enzimatis menghasilkan berbagai produk yang

dapat dimanfaatkan lebih lanjut, yaitu sebagai sumber protein dalam pakan ternak,

pupuk, plastik, lem, biodegradable films atau untuk produksi asam amino serin,

sistin dan prolin.

Page 32: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

11

Protein bulu ayam yang sebagian besar terdiri atas keratin yang digolongkan

dalam protein serat. Protein bulu ayam mempunyai ciri kaya akan asam amino

bersulfur, yaitu sistein. Pada bulu ayam terdapat lebih dari 80 % protein (β-

keratin). Struktur β-Heliks tersebut cenderung agregat oleh ikatan hydrogen untuk

membentuk silinder polipeptida struktur rantai yang unik (Riffel et al,. 2003).

Melihat potensi kandungan gizi yang terdapat pada bulu ayam tersebut dapat

dijadikan sebagai campuran pakan ternak yang berasal dari hewan. Dengan

menambahkan dedak halus, tepung pollard, tepung jagung, serta tepung tapioka

yang memiliki kandungan gizi lain seperti karbohidrat, lemak, dll.Namun

pemanfaatan bulu ayam sebagai bahan pakan ternak belum maksimal, karena

memiliki keterbatasan dalam penggunaannya akibat rendahnya kualitas nutrien

limbah tersebut. Bulu ayam, meskipun kadar proteinnya mencapai 80 - 90 % akan

tetapi protein tersebut tersusun dari protein keratin yang sulit dicerna oleh unggas

(Zerdani et al. 2004). Padahal profil asam amino tepung bulu ayam memiliki

kemiripan dengan tepung ikan.

Sebelum digunakan, limbah bulu ayam ini direbus terlebih dahulu atau dapat

ditambahkan dengan campuran bahan-bahan kimia untuk memudahkan daya

cerna hewan, tapi proses pembuatannya membutuhkan perlakuan dan energi yang

signifikan. Sementara itu, penggunaan mikroorganisme merupakan salah satu

metode alternatif untuk meningkatkan nilai nutrisi dari bulu ayam tersebut (Kim

et al., 2001). Perlakuan biologis dengan fermentasi menggunakan mikroba berupa

bakteri atau jamur dapat meningkatkan kecernaan suatu bahan ransum, karena

dalam fermentasi terjadi suatu proses perombakan atau perubahan kimia dari

senyawa organik (karbohidrat, lemak, protein, dan bahan organik lainnya)

Page 33: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

12

kompleks, baik dalam keadaan ada udara (aerob) maupun tanpa udara (anaerob)

melalui bantuan enzim yang berasal darimikroba menjadi komponen yang lebih

sederhana dan memiliki tingkat kecernaan yang lebih tinggi

Pemrosesan fermentasi bulu ayam pada prinsipnya untuk melemahkan atau

memutuskan ikatan dalam keratin melalui proses hidrolisis. Berbagai metode

pemrosesan telah diteliti untuk meningkatkan kecernaan dari bulu ayam.Ada

empat metode pemrosesan bulu ayam, yaitu secara fisik dengan tekanan dan

temperatur tinggi, secara kimiawi dengan asam, basa atau karbonasi dan secara

enzimatis serta secara mikrobiologis melalui fermentasi oleh mikroorganisme.

Pemrosesan bulu dengan tekanan dan suhu tinggi telah dilakukan pada skala

industri, yaitu dengan tekanan 3 bar, suhu 105°C dan kadar air 40% selama 8 jam.

Pemrosesan ini menghasilkan kadar protein bulu ayam sebanyak 76% (Adiati et

al., 2004).

Kandungan protein yang tinggi pada tepung bulu selain dimanfaatkan sebagai

pakan ternak juga dapat diaplikasikan sebagai pupuk nitrogen semi-slow-release

pada pertanian organik. Pertanian organik memerlukan pupuk organik yang kaya

nitrogen untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan aktivitas mikrobial dalam

tanah. Guano,secara tradisional telah digunakan luas sebagai pupuk pada

pertanian organik, namun harganya sangat mahal sehingga diperlukan upaya

untuk mendapatkan alternatf lain. Tepung bulu adalah materi yang kaya nitrogen,

murah, dan selalu tersedia. Selain dapat menyuplai nitrogen untuk tanaman dan

aktivitas mikroba tanah, tepung bulu juga dapat menjaga struktur tanah dan

meningkatkan kapasitas retensi air (Rahayu, 2010).

Page 34: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

13

C. Keratin

Keratin merupakan produk dari proses pengerasn jaringan epidermis yang

tersusun atas protein-protein serat yang kaya akan sulfur. Keratin adalah struktur

protein tidak larut (Jahan et al., 2010) yang banyak terdapat pada kulit hewan,

kuku, tanduk, rambut, bulu domba dan bulu ayam. Keratin merupakan limbah

yang sangat banyak dan sulit untuk didegradasi karena keratin tersusun atas 14%

ikatan disulfide sehingga menjadi sangat stabil, kaku, dan tidak dapat dicerna

dengan baik oleh enzim proteolitik seperti tripsin, pepsin, dan papain yang

terdapat dalam organ pencernaan oleh sebab itu diperlukan enzim keratinase

ekstraselular untuk proses degradasi (Brandelli, 2008). Daya cerna protein keratin

bulu ayam dalam organ pencernaan hewan ruminansia hanya sebesar 5,8 %

(Mulia et al., 2015). Rantai keratin dikemas dengan kuat dalam bentuk α-heliks

(α-keratin) atau β-sheet (β-keratin) dan tersusun atas atom karbon yang berikatan

dengan gugus fungsional (gugus amin-NH2 dan gugus karboksil-COOH), atom

hidrogen dan gugus R (sulfur).Kandungan karbon yang tinggi mengakibatkan

keratin dapat bersifat fleksibel dan hidrofobik (sukar larut dalam air) (Rahayu,

2010).Struktur keratin ditunjukan pada Gambar 2.

Page 35: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

14

Gambar 2. Struktur keratin (Puastuti, 2007).

Kandungan sistein pada keratin berkisar 8 % dan tidak dimiliki oleh jenis protein

lain (Rahayu, 2010) jembatan sistein adalah struktur penting keratin yang

merupakan penghambat kerja enzim proteolitik dalam memcah keratin dan

menjadi penentu kekuatan mekanik dari keratin tersebut (Walida, 2015).

Keratin memiliki daya tahan yang baik dan tahan terhadap degradasi.

Menurut Lehninger (2005), α-keratin kaya residu sistin yang dapat

memberikan jembatan disulfida di antara rantai polipeptida yang berdekatan.

Sistin terdiri atas dua molekul sistein, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3

dibawah ini :

Ikatan disulfida

Ikatan ester

Ikatan ionik

Ikatan hidrogen

Page 36: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

15

Gambar 3. Struktur kimia sistein dan sistin

Protein serat terbentuk dari molekul yang rapat dan teratur berupa ikatan silang

antara rantai-rantai asam amoni berdekatan sehingga molekul air sukar menerobos

struktur ini, oleh karena itu protein serat tidak larut dalam air (hidrafobik).

Pembentukan ikatan silang sistin disulfide atau ikatan peptide kompleks terjadi

karena proses hidrolisis tidak sempurna, hal ini dapat diatasi dengan melakukan

proses hidrolisis ulang melalui fermentasi. Selain itu ikatan keratin dapat

diputuskan dengan bantuan enzim keratinolitik (Ketaren, 2008).

D. Enzim

Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi kimia

dalam sistem biologis. Kelebihan enzim sebagai katalis dibandingkan dengan

bahan kimia lainnya yaitu :

1. enzim memiliki spesifitas yang tinggi,

2. enzim hanya mengkatalis substrat tertentu,

3. tidak terbentuk produk sampingan (by-product) yang tidak diinginkan,

Page 37: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

16

4. produktifitas yang tinggi sehingga dapat mengurangi biaya,

5. produk akhir pada umumnya tidak terkontaminasi sehingga mengurangi

biaya purifikasi dan mengurangi efek kerusakan terhadap lingkungan

Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim adalah sebagai berikut:

a. Suhu

Enzim dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia pada suatu sel hidup.

Dalam batas-batas suhu tertentu, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim akan

meningkat seiring dengan naiknya suhu. Reaksi yang paling cepat terjadi pada

suhu optimum.Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan enzim

terdenaturasi. Pada suhu 0°C, enzim menjadi tidak aktif dan dapat kembali

aktif pada suhu normal (Pratiwi, 2008).

b. pH

Struktur ion enzim bergantung pada pH lingkungan. Enzim dapat

berbentuk ion positif dan negative (Zwitter ion). Dengan demikian

perubahan pH akan mempengaruhi efektivitas bagian aktif enzim dalam

membentuk kompleks enzim-substrat. Selain itu, pH yang tinggi dapat

menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini akan mengakibatkan

menurunnya aktivitas enzim. Pada beberapa enzim memiliki aktivitas

maksimum pada kisaran pH antara 4.5 – 8.0 (Pratiwi, 2008).

c. Konsentrasi enzim

Konsentrasi enzim secara langsung mempengaruhi kecepatan laju reaksi

enzimatik dimana laju reaksi meningkat dengan bertambahnya konsentrasi

enzim (Poedjiadi dan Supriyatin, 2006).

Page 38: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

17

d. Konsentrasi substrat

Kecepatan reaksi enzimatis pada umumnya tergantung pada konsentrasi

substrat. Kecepatan reaksi akan meningkat apabila konsentrasi substrat

meningkat. Peningkatan kecepatan reaksi ini akan semakin kecil hingga

tercapai suatu titik batas yang pada akhirnya penambahan konsentrasi subtrat

hanya akan sedikit meningkatkan kecepatan reaksi (Lehninger, 2005).

e. Aktivator dan inhibitor

Menurut Wirahadikusumah (2001), inhibitor merupakan suatu zat kimia

tertentu yang dapat menghambat aktivitas enzim. Pada umumnya cara kerja

inhibitor adalah dengan menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim tidak

dapat berikatan dengan substrat sehingga fungsi katalitiknya terganggu.

Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein. Aktivitas

katalitik enzim dipengaruhi oleh integritas strukturnya sebagai protein. Enzim

dapat mempercepat reaksi biologis, dari reaksi yang sederhana, sampai ke reaksi

yang sangat rumit. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan

molekul zat-zat yang bereaksi sehingga mempercepat proses reaksi. Percepatan

reaksi terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan

sendirinya akan mempermudah terjadinya reaksi (Lehninger, 2005). Enzim

bekerja sangat spesifik dalam kerja katalitiknya, sehingga enzim dikatakan

mempunyai sifat sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu dan

bentuk reaksi tertentu.Sifat spesifik ini disebabkan oleh bentuknya yang unik dan

adanya gugus-gugus polar atau non polar dalam struktur enzim (Fessenden and

Fessenden, 1992). Aktivitas sangat spesifik karena umumnya enzim tertentu

Page 39: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

18

hanya akan mengkatalis satu reaksi saja. Sebagi contoh lactase menghidrolisis

gula laktosa tetapi tidak berpengaruh terhadap disakarida yang lain. Hanya

molekul laktosa saja yang akan sesuai dalam sisi aktif molekul (Marzuki, 2015).

E. Enzim Keratinase

Keratinase termasuk enzim protease yang merupakan enzim ekstraseluler

tergolong serin dapat digunakan untuk mendegradasi protein keratin dengan baik.

Keratinase akan dihasilkan hanya jika terdapat substrat keratin. Enzim ini dapat

memecahkan ikatan disulfida untuk mendegradasi keratin (Quanti, 2015). Enzim

keratinase telah banyak dimanfaatkan dalam bidang industri seperti industri

farmasi, pupuk, bahan tambahan pakan dan lingkungan, deterjen, lem, dan ikat

pinggang, serta perawatan terapi kulit (Brandelli, 2008). Enzim dengan nomor

kode E.C 3.4.21/24/99 berdasarkan ketentuan dari IUB memiliki karakteristik

biokimia yang berbeda-beda berdasarkan jenis dan sumber isolat, serta medium

dan inhibitor yang digunakan.Secara umum, enzim keratinase memiliki berat

molekul berkisar antara 20 kDa sampai 60 kDa. Keratinase paling banyak

dihasilkan pada keadaan basa atau netral, yaitu berkisar antara pH 7,5 sampai pH

9. Suhu optimum enzim keratinase bervariasi tergantung pada sumber dan asal

isolat yang digunakan, yaitu berkisar antara 40 oC sampai 100 oC (Brandelli,

2008).

Keratinase memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menurunkan kadar

keratin melalui perombakan struktur jaringan kimia dinding sel, pemutusan ikatan

hydrogen dan ikatan disulfide penyusun keratin (Rodriguez et al., 2009). Proses

Page 40: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

19

keratinolitik memberikan efek langsubg berupa dihasilkannya protein, lipid, asam

amino terlarut serta residu gugus thiol dari sistein (Wojciech and Anna, 2010)

Menurut Wojciech and Anna (2010) produksi enzim keratinase maksimal

bergantung pada faktor lingkungan seperti suhu, suplemen media, dan konsentrasi

substrat keratin. Namun biosintesis enzim proteolitik dan keratinolitik oleh bakteri

umumnya berada pada akhir fase eksponensial atau awal fase stasioner.

F. Mikroba Keratinolitik

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil, diantaranya terdiri

dari bakteri dan jamur yang menjadi sumber alam yang memiliki peranan sangat

penting salah satunya yaitu sebagai pendegrdai limbah yang ada di lingkungan

(Ketaren, 2008). Mikroba keratinolitik adalah mikroba penghasil enzim

keratinase, protease spesifik yang mampu mendegradasi substrat keratin pada

limbah bulu ayam. Sebagian besar enzim keratinase yang dihasilkan oleh mikroba

tergolong dalam protease serin yang dicirikan dengan adanya gugus serina pada

sisi aktif enzim dan dihambat oleh senyawa didopropil fluorofosfat (DFP).

(Setyabudi, 2015).

Mikroorganisme penghasil enzim keratinase telah banyak dipelajari dan

dikarakterisasi oleh banyak peneliti (Tabel 3). Enzim keratinase dapat diproduksi

dari tiga kelompok mikroorganisme yaitu, bakteri, jamur, dan actinomycetes.

Mikroorganisme tersebut dapat diisolasi dari tanah Antartika hingga ke sumber air

panas baik pada lingkungan aerobik maupun anaerobik (Brandelli, 2008).

Page 41: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

20

Bakteri Bacillus mendapat perhatian utama dalam bioteknologi karena mampu

tumbuh pada kisaran suhu dan pH yang luas dan relatif mudah untuk isolasi dari

berbagai macam lingkungan serta mampu tumbuh dalam media sintetik. Genus

Bacillus merupakan salah satu bakteri yang mempunyai berbagai macam

kemampuan yang dapat dikemangkan dalam dunia industri. Bacillus sangat

potensial untuk dikembangkan dalam industri bioteknologi karena mempunyai

sifat - sifat yang unggul seperti kisaran pertumbuhan yang luas, pembentukan

spora, memiliki range habitat yang luas, tahan terhadap senyawa antiseptik,

bersifat aerob atau fakultatif aerob, memiliki kemampuan enzimatik yang

beragam, dan beberapa senyawa diantaranya mampu melalakukan biodegradasi

terhadap senyawa xenobiotik (Adam, 2014).

1. Bacillus sp

Bacillus sp merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif,

motil, menghasilkan spora yang biasanya resisten pada panas, bersifat aerob

(beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif), katalase positif, dan oksidasi

bervariasi. Tiap spesies berbeda dalam penggunaan gula, sebagian melakukan

fermentasi dan sebagian tidak. Menurut Baehaki et al. (2011), Bacillus sp

merupakan salah satu jenis bakteri yang memiliki kemampuan untuk

menghasilkan protease. Genus Bacillus mempunyai sifat fisiologis yang menarik

karena tiap-tiap jenis mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, diantaranya :

a. mampu mengdegradasi senyawa organik seperti protein, pati, selulosa,

hidrokarbon dan agar,

b. mampu menghasilkan antibiotik;

Page 42: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

21

c. berperan dalam nitrifikasi dan dentrifikasi;

d. pengikat nitrogen;

e. bersifat hemolitotrof, aerob atau fakutatif anaerob, asidofilik,

psikoprifilik, atau thermofilik.

Menurut Bergey's Manual of Determinative Bacteriology klasifikasi Bacillus spp.

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Procaryotae

Divisi : Bacteria

Kelas : Schizomycetes

Bangsa : Eubacteriales

Suku : Bacillaceae

Marga : Bacillus

Jenis : Bacillus sp

Gambar Bacillus sp ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Bacillus sp

Page 43: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

22

Tabel 3. Karakteristik beberapa mikroorganisme penghasil keratinase (Walida,

2015).

Mikroorganisme BM pH Suhu

(oC) Tipe

Bakteri

Stenotrophomonas 35,20 7,8 40 Serin

Bacillus sp. 50-3 27,42 7 37 Serin

B.halodurans PPKS2 ker I

ker II 30-60

11

11

60-70

70

Serin

-

Bacillus subtilis 64-69 5-7 40 Serin

B.subtilis KD-N2 30,5 8,5 55 Serin

Bacillus pumilus 34 9 60 Serin

Bacillus licheniformis 35 8,5 60 Serin

Bacillus pseudofirmus FA

30-01 27,5

8,8-

10,3 60 Serin

Bacillus sp. SCB-3 134 7 40 Metalo-protease

Chryseobacterium sp. Kr6 20 0 50-60 Metalo-protease

B. subtilis PB 100 0 7 30 -

B. subtilis MTCC 9102 0 7 37 -

Paracoccus sp. WJ-98 0 7,5 37 Metalo-protease

Aeromonas hydrophila 0 8 45-55 Metalo-protease

Serratia marcescens 0 6 45-55 Metalo-protease

Bacillus sp. Strain 0 8-11 45-65 Metalo-protease

Jamur

Myrothecium verrucaria 0 9 40 Serin

Trichophyton

mentagrophytes

var.erinacei

38 5,5 50 Serin

Penicillium sp. Ahm I

Ahm II

19

40

7-8

10-11

50

60-65 Metalo-protease

Actinomycetes

Streptomyces sp. 7 - 11 45 -

Page 44: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

23

2. Bacillus subtilis

Bacillus subtilis adalah salah satu jenis bakteri yang umum ditemukan di tanah.

Bacillus subtilis mempunyai kemampuan untuk membentuk endospora yang

protektif yang memberi kemampuan bakteri tersebut mentolerir keadaan yang

ekstrim. Sporanya berbentuk oval atau silinder dan lebarnya tidak melebihi dari

sel induknya. Bacillus subtilis berbentuk batang lurus gram positif berukuran 1,5

x 4,5 μm, sendiri-sendiri atau tersusun dalam bentuk rantai

Bacillus subtilis diklasifikasikan sebagai bakteri yang bersifat aerob. Bacillus

subtilis merupakan jenis kelompok bakteri yang mampu mensekresikan antibiotic

dalam jumlah besar ke luar dari sel. Bacillus subtlis merupakan jenis kelompok

bakteri termofilik yang dapat tumbuh pada kisaran suhu 45°C - 55°C dan

mempunyai pertumbuhan suhu optimum pada suhu 60°C - 80°C .dan tumbuh

pada kisaran pH 7 - 8 (Hasanah, 2016). Gambar Bacillus subtilis ditunjukkan pada

Gambar 5.

Gambar 5. Bacillus subtilis (Hasanah, 2016)

Page 45: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

24

3. Actinomycetes

Actinomycetes adalah bakteri gram positif yang bersifat aerob. Bakteri ini

memiliki morfologi yang mirip dengan fungi yaitu memiliki miselium.

Actinomycetes memiliki kadar GC (Guanin dan Sitosin) yang tinggi. Metabolit

sekunder bioaktif yang dihasilkan oleh Actinomycetes termasuk antibiotika, agen

antitumor.Metabolit ini diketahui memiliki antibakteri, antijamur, antioksidan,

neuritogenik, anti kanker, anti malaria dan anti inflamasi. Actinomycetes memiliki

potensi besar untuk mensintesis metabolit sekunder bioaktif (Ratnakomala et al.,

2011).

Klasifikasi Actinomycetes

Kingdom : Bacteria

Filum : Actinobacteria

Class : Actinobacteria

Ordo : Actinomycetales

Family : Actinomycetaceae

Genus : Actinomyces

Spesies : Actinomyces sp.

Beberapa fungsi dari Actinomycetes antara lain :

a. mendekomposisi bahan organic

b. menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat bahkan mematikan

mikroba lainnya, khususnya yang pathogen

c. mengikat struktur tanah liat sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah

d. dapat menghilangkan bau, dengan zat-zat metabolik yang dikeluarkannya

Page 46: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

25

4. Streptomyces

Streptomyces merupakan salah satu genus dari kelas Actinomycetes yang

biasanya terdapat di tanah. Streptomyces adalah prokariot yang menghasilkan

substansi penting untuk kesehatan seperti antibiotik, enzim, dan immune

modulator dan salah satu organisme tanah yang memiliki sifat-sifat umum yang

dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga memiliki ciri khas yang cukup berbeda

yang membatasinya menjadi satu kelompok yang jelas berbeda.

Perbedaan Streptomyces dengan bakteri lain yaitu pada media agar, koloni

Streptomyces tumbuh secara perlahan yaitu koloni akan terlihat jelas pada

inkubasi hari kedua atau hari ketiga. Koloni melekat erat pada permukaan media

dan strukturnya kasar atau bertepung (Sasono, 2010).

G. Biodegradasi

Biodegradasi dapat diartikan sebagai proses penguraian oleh aktivitas mikroba,

yang mengakibatkan transformasi struktur suatu senyawa sehingga terjadi

perubahan integritas molekule. Dalam proses biodegradasi terjadi konversi yang

lengkap dari bahan-bahan kimia yang komplek menjadi produk-produk yang

termineralisasi seperti air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Dalam proses

degradasinya, mikroba menggunakan senyawa kimia tersebut untuk pertumbuhan

dan reproduksinya melalui berbagai proses oksidasi. Enzim yang dihasilkan juga

berperan untuk mengkatalis reaksi degradasi, sehingga tidak membutuhkan waktu

yang lama untuk mencapai keseimbangan (Miranti, 2015).

Page 47: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

26

Degradasi keratin pada medium ditandai dengan dilepasnya produk – produk

hidrolisis ke dalam medium. Produk utama adalah peptide dengan berat molekul

satu hingga dua kilodalton, akan tetapi ditemukan juga asam – asam amino bebas

dan protein berberat molekul tinggi. Indikator terbaik terjadinya keratinolisis

adalah peningkatan pH medium (sedikitnya mencapai pH 8) yang

menggambarkan penggunaan protein keratin, deaminasi dan produk ammonia

(Setyabudi, 2015).

Keefektifan proses biodegradasi bergantung pada beberapa faktor. Faktor yang

dapat mempengaruhi biodegradasi antara lain:

a. Jenis dan jumlah bakteri

Organisme tunggal hanya dapat merombak kisaran substrat pada suatu

senyawa dengan kemampuan terbatas, sehingga mikroorganisme

campuran diperlukan untuk mendegradasi substrat pada senyawa tersebut.

b. pH

Pada proses biodegradasi salah saltu faktor yang dapat mempengaruhi

biodegradasi adalah nilai pH. Pada umumnya bakteri pendegradasi dapat

tumbuh dengan kisaran pH yang optimal.Kisaran pH ini optimum

pertumbuhan bakteri pada umumnya yaitu 6-8.

c. Suhu

Suhu memainkan peranan utama dalam biodegradasi karena suhu yang

terlalu rendah dapat menghambat proses degradasi

(Charlena et al., 2011).

Page 48: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017 – April 2018 di Laboratorium

Biokimia Jurusan Kimia dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Bologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain alat-alat gelas,

jarum ose, mikroskop cahaya, kaca preparat, kasa, kapas, rak tabung, mesin

penggiling, kertas saring, pembakar spritus, termometer, batang pengaduk kaca,

spatula, kompor gas, lemari pendingin Sanyo SF-C18K, mikropipet Eppendorff,

autoclave model S-90N, laminar air flow CURMA model 9005-FL, neraca

analitik Ainsworth AA-160, sentrifuga model 225 Fisher Scientific, shaker

incubator, pH meter Metrohm Mobile 826, waterbath Haake W19, penangas

Precisterm JP’ Selecta, magnetic stirrer STUART (stir CB161 dan heat-stir-

CB162), dan Spektrofotometer UV-VIS Carry Win UV 32.

Page 49: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

28

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah NaCl, yeast extract, agar, tepung

bulu ayam, bulu ayam, akuades, KH2PO4, K2HPO4, buffer fosfat, MgSO4.6H2O,

NH4Cl, TCA (Tricloroacetic acid),dan larutan tirosin.

C. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Persiapan Alat

Seluruh alat gelas yang digunakan dicuci, dikeringkan dan disterilisasi

menggunakan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121º C dan tekanan 1

atm. Sterilisasi ini bertujuan untuk menghilangkan mikroba yang tidak di

inginkan.

b. Pembuatan Tepung Bulu Ayam

Bulu ayam dicuci hingga bersih dan direbus selama 2-3 jam, kemudian

dioven selama 8 jam pada suhu 50oC. Bulu ayam yang telah kering digiling

dan digerus dengan mortar dan disaring hingga menjadi tepung bulu ayam

(Adam, 2014).

c. Persiapan Sampel

Sampel tanah dicampur dengan limbah bulu ayam yang telah dikumpulkan

dan dimasukkan ke dalam wadah plastik, kemudian disiram setiap 2 hari

sekali selama 2 - 3 minggu (Refai et al.,2004).

Page 50: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

29

d. Pembuatan Medium Feather Meal Agar (FMA)

Medium Feather Meal Agar (FMA) digunakan untuk menentukan aktivitas

isolat keratinolitik mengandung 1 g tepung bulu, 0.05 g NaCl, 0.04 g

K2HPO4, 0.03 g KH2PO4, 0.01 g MgSO4.6H2O, 0.05 g NH4Cl, 0,1 yeast

extract, 2 g agar powder (pH 7.5) dan dimasukan kedalam Erlenmeyer 250

ml, kemudian ditambahkan akuades sebanyak 100 ml, selanjutnya

dihomogenkan (Agrahari, 2010). Medium FMA yang telah homogen,

selanjutnya disterilisasi dengan menggunakan autoclave selama 15 menit

pada suhu 121oC dan tekanan 1 atm. Setelah sterilisasi medium dimasukan

kedalam laminar air flow, selanjutnya medium dituangkan kedalam cawan

petri sebanyak kurang lebih 15 ml dan dibiarkan hingga memadat pada suhu

kamar.

e. Pembuatan Medium Kultur Cair (Feather Meal Cair)

Pembuatan medium kultur cair dilakukan sama seperti pada prosedur

pembuatan medium FMA, akan tetapi pada medium cair ini agar tidak

digunakan dalam komposisinya dan ditambahkan pepton 1%, karena

penambahan pepton dapat meningkatkan kemampuan, mikroba dalam

menghasilakn enzim keratinase (Sivakumar et al., 2012). Bahan-bahan

pembuatan Medium Feather Meal Cair yang telah disiapkan dimasukan

kedalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan akuades sebanyak 100

ml. Medium disterilisasi dengan menggunakan autoclave selama 15 menit

pada suhu 121oC dan tekanan 1 atm.

Page 51: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

30

Medium cair starter digunakan untuk adaptasi awal pertumbuhan mikroba

pada medium cair, medium cair starter di shaker selama 16 - 18 jam dengan

kecepatan 150 rpm. Sedangkan untuk medium kultur dibuat dengan

komposisi yang sama, namun berbeda pada volume yang lebih banyak.

2. Isolasi Mikroba Pendegradasi Bulu Ayam

Isolasi dilakukan dengan menggunakan metode pengenceran bertingkat, yakni

dengan cara mengambil 1 ml sampel yang telah di shaker selama 10 menit,

kemudian disuspensikan kedalam larutan salin lalu diencerkan sebanyak 6 kali

pengenceran. Pengenceran yang diambil dengan seri 10-3, 10-4, 10-5,dan 10-6.

Suspensi diinokulasikan sebanyak 0,1 ml dari masing-masing pengenceran dan

disebar ke medium FMA dengan metode Spread Plate, lalu diinkubasi selama 24-

48 jam pada suhu 37oC. Uji positif ditandai dengan terbentuknya zona bening

disekitar koloni yang menandakan adanya aktivitas mikroba keratinolitik.

3. Skrining Mikroba Pendegradasi Bulu Ayam

Koloni yang membentuk zona bening selanjutnya dipindahkan ke medium

FMAbaru menggunakan metode Streak Plate dan diinkubasi selama 24-48 jam.

Proses ini dilakukan 2-3 kali pengulangan hingga didapatkan isolat tunggal. Isolat

tunggal yang tumbuh selanjutnya dipindahkan ke medium FMA miring di dalam

tabung reaksi dan disimpan untuk digunakan sebagai stok kultur isolat (Miranti,

2015).

Page 52: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

31

4. Penyimpanan Mikroba Pendegradasi Bulu Ayam

Penyimpanan mikroba dilakukan dengan cara menginokulasikan mikroba pada

medium FMA. Isolat terpilih diinokulasikan kedalam medium FMA miring

dengan metode gores zig-zag, kemudian diinkubasi didalam inkubator selama 24

jam. Selain disimpan dalam medium padat, isolat terpilih disimpan dalam bentuk

cair dengan cara memasukan kedalam larutan stok gliserol 15% dengan

perbandingan isolat dengan stok gliserol yaitu 1:1 dan kemudian disimpan pada

suhu -20oC (Manirujjam et al., 2016).

5. Penyiapan Ekstrak Kasar Enzim

Produksi enzim dilakukan menggunakan medium, Feather Meal Cair.Sebanyak 2

ose isolat mikroba diinokulasikan ke dalam medium starter, lalu diinkubasi

selama 24 jam dengan shaker incubator berkecepatan 120 rpm. Selanjutnya 2%

dari volume total medium starter, dipindahkan secara aseptis ke dalam medium

kultur dan diinkubasi selama 24 jam dengan shaker incubator berkecepatan 150

rpm pada suhu 35°C. Pengambilan kultur dilakukan secara berkala selama

beberapa hari.

6. Isolasi Enzim Keratinase

Isolasi enzim keratinase dilakukan menggunakan metode sentrifugasi. Prinsip

sentrifugasi berdasarkan kecepatan sedimentasi. Sentrifugasi digunakan untuk

memisahkan enzim ekstraseluler dari sisa-sisa sel. Proses pemisahan enzim dari

komponen sel lainnya dilakukan dengan sentrifugasi pada 5000 rpm selama 20

menit. Filtrat yang diperoleh merupakan ekstrak kasar enzim yang selanjutnya

Page 53: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

32

digunakan untuk penentuan kurva pertumbuhan, dan uji aktivitas enzim

keratinase.

7. Pembuatan Kurva Standar Tirosin

Disiapkan 5 buah labu ukur dan masing-masing diisi larutan stok standar tirosin

dari 1000 ppm lalu diencerkan dengan cara pengenceran bertingkat sehingga

dihasilkan kosentrasi 100, 200, 400, 600, dan 800 ppm. Setelah itu ditambahkan

akuades sampai tanda batas kemudian dihomogenkan. Kemudian diukur dengan

Spektrofotometer UV/Vis pada panjang gelombang 280 nm. Blanko yang

digunakan adalah akuades.

8. Uji Aktivitas Enzim Keratinase

Uji aktivitas enzim keratinase secara kuantitatif berdasarkan metode Kunitz yang

dimodifikasi.

a. Pembuatan pereaksi untuk pengukuran aktivitas keratinase

Larutan Buffer Phosphate(0,2M) pH 7

1% substrat tepung bulu ayam : 1 g tepung bulu ayam dilarutkan dalam

100 ml buffer phosphate pH 7 pada

penangas air mendidih.

Larutan TCA (0,1M) : 1.63 g TCA dilarutkan dalam 100 ml

akuades.

Larutan standar : larutan tirosin dengan kadar 100, 200,

400, 600 dan 800 ppm.

Page 54: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

33

b. Pengujian aktivitas enzim keratinase

Sampel : larutan buffer phosphate pH 7 sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam

tabung reaksi, lalu ditambah 1 ml ekstrak kasar enzim dan 1 ml substrat

tepung bulu ayam. Kemudian diinkubasi pada suhu 40ºC selama 15 menit

dalam waterbath. Setelah itu, ditambah larutan TCA 0,1 M sebanyak 2 ml

diamkan beberapa menit hingga residu mengendap sempurna. Selanjutnya,

dilakukan penyaringan atau sentrifugasi selama ±20 menit untuk

memisahkan filtrat dengan endapan yang terbentuk.

Kontrol : larutan buffer phosphate pH 7 sebanyak 1 ml dimasukan ke dalam

tabung reaksi, lalu ditambah 1 ml ekstrak kasar enzim ,1 ml substrat tepung

bulu ayam dan 2 ml larutan TCA 0,1 M. Kemudian diinkubasi pada suhu

40ºC selama 15 menit dalam waterbath, lalu diamkan beberapa menit

hingga residu mengendap sempurna Selanjutnya dilakukan penyaringan atau

sentrifugasi selama ±20 menit untuk memisahkan filtrat dengan endapan

yang terbentuk.

Kemudian filtrat diukur dengan Spektrofotometer UV-VIS pada panjang

gelombang 280 nm Satu unit aktivitas enzim keratinase (U/ml) didefinisikan

sebagai jumlah enzim yang dapat menghasilkan 1µg tirosin per waktu dalam

kondisi pengukuran tersebut (Walida, 2015).

9. Pembuatan Kurva Pertumbuhan

Setelah diperoleh ekstrak kasar enzim dilakukan pengukuran pertumbuhan

mikroba yang dikenal dengan pengukuran OD (Optical Density). Pengukuran OD

Page 55: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

34

(Optical Density) dilakukan dengan cara sebanyak 0.3 mlkultur diencerkan

dengan menambah 2.7 ml akuades steril lalu dihomogenkan. Kemudian di

masukkan ke dalam kuvet,lalu diukur serapannya menggunakan Spektrofotometer

UV-VIS pada panjang gelombang 600 nm. Sedangkan untuk blanko digunakan

medium Feather Meal cair tanpa isolat sebanyak 0.3 lalu ditambahkan 2,7 ml

akuades steril. Pengambilan dilakukan tiap hari mulai dari hari pertama sampai

hari ke 14 (Anitha et al., 2012).

10. Uji Biodegradabilitas Limbah Bulu Ayam

Bulu ayam sebagai limbah Rumah Potong Ayam (RPA) yang telah dipotong

kecil-kecil ditimbang masing-masing sebanyak 0.5 g, lalu dimasukkan ke dalam

Erlenmeyer 250 ml yang telah berisi 45 ml media garam cair (0.05 g NaCl, 0.03 g

K2HPO4, 0.04 g KH2PO4, 0.01 g MgSO4.6H2O, 0.05 g NH4Cl, 0.1 yeast extract

dalam 100 ml akuades), kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu

121 ºC selama 15 menit. Sebanyak 5 ml suspensi mikroba keratinolitik terpilih

diinokulasikan ke dalam Erlenmeyer yang berisi bulu ayam dan media garam cair

yang sudah disterilkan, kemudian diinkubasi selama kurang lebih 14 hari

menggunakan shaker incubator dengan kecepatan 150 rpm dan suhu 35oC. Pada

hari ke-4, 6, 10 dan 14 waktu inkubasi, kultur disaring dengan kertas saring dan

dikeringkan pada suhu 80oC selama 24 jam di dalam oven hingga diperoleh berat

konstan.

Kontrol negatif disiapkan dengan perlakuan yang sama, pada Erlenmeyer 250 ml

yang berisi limbah keratin (bulu ayam) dan media garam cair tetapi tanpa

penambahan isolat mikroba (Quanti, 2015).

Page 56: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

35

Kemampuan isolat dalam mendegradasi keratin dievaluasi dengan menimbang

berat kering sampel dengan penambahan mikroorganisme dibandingkan dengan

berat control tanpa penambahan mikroorganisme. Apabila terjadi degradasi pada

bulu ayam oleh mikroorganisme keratinolitik maka berat kering sampel akan

berkurang sehingga lebih kecil dari berat awal. Berkurangnya berat kering sampel

dihitung sebagai persentase degradasi sedangakan sampel yang tidak terdegradasi

dihitung sebagai persentase sisa substrat.

11. Karakterisasi Mikroba

Karakterisasi mikroba pendegradasi limbah bulu ayam yang telah dimurnikan

pada tahap skrining dilakukan pengamatan sifat morfologi koloni. Karakterisasi

morfologi mikroba dapat berupa pengamatan makroskopik, mikroskopik dan uji

moltilitas.

a. Karakterisasi secara Makroskopis

Karakterisasi mikroba secara makroskopis dapat dilakukan dengan melihat

morfologi mikroba pada medium agar dalam cawan petri, pengamatan

morfologi tersebut meliputi pigmentasi, bentuk koloni, elevasi dan tepian

koloni.

b. Karakterisasi Mikroskopik

1) Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram merupakan karakteristik mikroba secara mikroskopik.

Dengan cara, 1 ose mikroba diletakkan pada kaca preparat yang telah

dibersihkan dengan alkohol, diratakan hingga membentuk lapisan tipis.

Setelah kering, difiksasi dengan melewatkan kaca preparat di atas nyala

Page 57: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

36

api spritus, kemudian ditetesi dengan larutan kristal violet, setelah itu

dicuci dengan air mengalir, kemudian diteteskan larutan iodin, setelah

beberapa saat dibilas kembali menggunakan air mengalir, dicuci lagi

menggunakan alkohol. Setelah kering, ditambahkan beberapa tetes larutan

safranin, dan didiamkan selama 1 menit, dibilas dengan air mengalir dan

dikeringkan. Kemudian dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop.

Selanjutnya diamati di bawah mikroskop, bentuk dan penataan sel-selnya

serta gramnya (Rahayu, 2014).

2) Pewarnaan Spora

Pewarnaan spora termasuk karakteristik mikroba secara mikroskopik.

Pewarnaan spora menggunakan zat warna malachite green dan safranin

untuk menentukan ada atau tidaknya spora dalam bakteri. Pewarnaan

spora dilakukan dengan mengambil satu ose isolat bakteri, difiksasi pada

kaca objek, lalu diberikan 2-3 tetes malachite green, lalu dipanasuapkan

selama 5 menit (sampai uap terlihat), didiamkan selama 1 menit, bilas

dengan aquadest, diteteskan safranin dan dibiarkan selama 30 detik, lalu

dikeringkan tanpa pamanasan. Setelah itu diamati dengan mikroskop,

spora berwarna hijau sedangkan bagian sel lainnya berwarna merah

(Rahayu, 2014).

c. Uji Moltilitas

Moltilitas diamati dengan menggunakan medium FMA semi padat. Uji

moltilitas dilakukan dengan cara menusukan 1 ose mikroba secara tegak lurus

hingga setengah tinggi dari media pada tabung reaksi, kemudian diinkubasi

Page 58: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

37

selama 48 jam. Setelah itu diperhatikan jejak pergerakan mikroba, apabila

terdapat serat-seat halus disekitar daerah tusukan berarti mikroba tersebut

moltil (Rahayu, 2014).

Page 59: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

38

D. Diagram Alir

Secara keseluruhan, penelitian ini terangkum dalam diagram alir penelitian yang

ditunjukkan dalam Gambar 6.

Gambar 6. Diagram alir penelitian

Penyimpanan Mikroorganisme

Pendegradasi Bulu Ayam

Penentuan Kurva Pertumbuhan dan

Waktu Optimum Produksi Enzim

Keratinase

Uji Aktivitas Enzim

Keratinase

Kuantitatif

Penyiapan Ekstrak Kasar

Enzim

Isolasi dan Skrining Mikroorganisme

Pendegradasi Bulu Ayam

Uji Biodegradabilitas

Limbah Bulu Ayam

Karakterisasi Mikroorganisme

Keratinolitik

Data

Secara

Makroskopik

Uji

Moltilitas Secara

Makroskopik

Page 60: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. dari serangkaian proses skrining diperoleh dua isolat pendegradasi limbah

bulu ayam yang memiliki indeks keratinolitik dan aktivitas enzim

keratinase tertinggi yaitu B-9-6 dan B-9-7.

2. isolat B-9-6 memiliki indek keratinolitik sebesar 2,8 pada waktu inkubasi

72 jam dan mencapai aktivitas enzim optimum pada hari ke-10 dengan

aktivitas unit sebesar 19,49 U/ml.

3. isolat B-9-7 memiliki indek keratinolitik sebesar 2,3 pada waktu inkubasi

72 jam dan mencapai aktivitas enzim optimum pada hari ke-8 dengan

aktivitas unit sebesar 17,36 U/ml.

4. berdasarkan hasil analisis biodegradabilitas variasi kultur isolat terhadap

bulu ayam didapatkan bahwa konsorsium isolat B-9-6 dan B-9-7

menghasilkan % degradasi terbesar yaitu 71 % dalam waktu 14 hari.

5. berdasarkan hasil karakterisasi isolat B-9-6 termasuk bakteri gram negatif,

sel berbentuk sterptobacil dan memiliki spora. Isolat B-9-7 termasuk

Page 61: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

62

bakteri gram negatif dengan bentuk sel yang sama dan juga memiliki

spora.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka untuk penelitian selanjutnya

disarankan sebagai berikut :

1. perlu dilakukan pemurnian enzim untuk mengetahui kemampuan secara

spesifik keratinase pada 2 isolat terbaik tersebut.

2. perlu dilakukan uji biodegradabilitas dengan waktu fermentasi lebih lama

untuk mengetahui seberapa lama degradasi 100 % dapat dicapai.

3. perlu dilakukan karakterisasi mikroba lebih lengkap seperti pengujian

sifat-sifat fisologis dan biokimianya untuk mengetahui spesifikasi bakteri

yang diperoleh pada penelitian yang dilakukan.

Page 62: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

DAFTAR PUSTAKA

Adam dan Maya S. 2014.Pengaruh Waktu dan pH Inkubasi Terhadap Aktivitas

Enzim Keratinase dari Isolat Bacillus SLII-I.Institut Teknologi Sepuluh

November. Surabaya.

Adiati, U., Puastuti, W., dan Mathius, I-W. 2004. Peluang Pemanfaatan Tepung

BuluAyam Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Balai Penelitian

TernakBogor.

Agrahari, S andand Neeraj Wadhwa 2010. Degradation of Chicken Feather a

Poultry Waste Product by Keratinolytic Bacteria Isolated from Dumping

Site at Ghazipur Poultry Processing Plant.Department of Biotechnology,

Jaypee Institute of Information Technology University. India.

Arifin T. 2008. Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Potong Metode Pengukusan

Untuk Bahan Ransum Ayam Potong. Universitas Sumatera Utara.

Sumatera Utara.

Anitha, A. dan R. Eswari. 2012. Impact of Newly Isolated Bacillus megaterium

(A1) on Degradation of Feather Waste. International Journal of Pharma

and BioSciences 1: 212221.

Baehaki, A., Rinto dan B. Arif. 2011. Isolasi dan Karekterisasi Protease dari

Bakteri Tanah Rawa Indralaya, Sumatera Selatan. J. Teknologi

danIndustri Pangan, Vol. XXII (1) : 1016.

Bohacz, J. 2017. Biodegradation of feather waste keratin by a keratinolytic soil

fungus of the genus Chrysosporium and statistical optimization of feather

mass loss. World J Microbiol Biotechnol.33:13.

Brandelli, A., 2008. Bacterial Keratinase: Usefull Enzym for Bioprocessing

Agroindustrial Waste and Beyond. Food Bioprocess Technol. 1: 105-116.

Charlena., M. Yani., Eka N. W. 2011. Pemanfaatan Konsorsium Mikroba dari

Kotoran Sapi dan Kuda pada Proses Biodegradasi Limbah Minyak Berat

(LMB).Departemen Kimia, Fmipa Institut Pertanian Bogor.

Page 63: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

64

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2017.Kandungan Gizi dan

Manfaat Daging Ayam Bagi Kesehatan.

El-Refai H.A., Abdel Naby M.A., Gaballa A.,El-Araby M.H., and AbdelFattah

A.F. 2005. Improvement of The Newly Isolated Bacillus pumilusFH9

Keratinolytic Activty, Process Biochem.40, 2325.

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S. 1992.Kimia Organik Jilid II. Erlangga.

Jakarta.

Goushterova, A., E.V. Tonkva E. Dimova, P. Nedkov and T. Haertle,

2005.Keratinase Production by new isolated Antartic actinomycete

strains. World J. Microbiol biotechnol., 21: 831-834.

Gupta, A., Perumal, R., Rosli, and Nuruldiyanah. 2012. Extraction of Keratin

Protein from Chiken Feather. Faculty of Chemical and Natural Resources

Engineering.Pahang, Malaysia.

Hasanah, U. 2016. Peningkatan Kestabilan Enzim Protease Dari Bacillis Subtilis

ITBCCB148 Dengan Amobilisasi Menggunakan Zeolit. Universitas

Lampung. Lampung.

Jahan, Z., S.N. Khan and M.M. Hoq. 2010. Screening ofKeratinolytic Bacteria

from Poultry Wastes.BangladeshJournal of Scientific and Industrial

Research 45:261-266.

Ketaren, N. 2008.Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Sebagai Sumber Protein

Ayam Pedaging Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. USU. Medan.

Kim, J.M., Lim, W.J.,and Suh, H.J. 2001. Feather-Degrading Bacillus Species

from Poultry Waste.Process Biochemistry.37(3): 287-291.

Kumar M., Rajesh K., and Deepak K.M. 2016.Keratin Degradation by Bacterial

Strain From Poultry Farm Soil. Department of Biotecnology

Engineering.UIET. Kurukshetra Univerity. Haryana. India.

Laba W.,and Rodziewicz A. 2010. Keratinolytic Potensial of Feather Degrading

Bacillus polymyxa and Bacillus cereus.Department of Biotecnology and

Food Microbiology. Poland.

Lehninger A.L. 2005.Dasar-dasar Biokimia.Maggy Thenawidjaya, penerjemah.

Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry. Jakarta.

Manirujjaman M., Amin R., Nahid A. A., and Alam M. S. 2016.Isolation and

Characterization of Feather Degrading Bacteria From Poultry Waste.

Department of Microbiology, Gono University, Dhaka, Bangladesh.

Page 64: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

65

Marzuki, Ahmad R. 2015. Optimasi Produksi Keratinase Oleh Bakteri Bacillus

SL-II Dalam Medium Limbah Bulu Ayam.ITS. Surabaya.

Miranti, A.,A. 2015. Biodegradabilitas Bakteri Isolat Lokal Pendegradasi Linear

Alkilbenzen Sulfonat (Las). Univeritas Lampung. Lampung.

Mulia, D.S., Risna T.Y., Heri M., dan Cahyono P., 2015.Pemanfaatan Limbah

Bulu Ayam Menjadi Bahan Pakan Ikan Dengan Fermentasi Bacillus

SubtilisUniversitas Muhammadiyah Purwokerto. Purwokerto.

Poedjiadi, A.dan Supriyatin. 2006. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press.Jakarta.

Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi.Jakarta: Erlangga.

Puastuti, W. 2007.Teknologi Pemrosesan Bulu Ayam Dan Pemanfaatannya

Sebagai Sumber Protein Pakan Ruminansia.Wartazoa. Bogor.

Quanti, M. 2015 Isolasi dan Potensi Bakteri Keratinolitik dari Feses Buaya

(Crocodylus sp.)Dalam Mendegradasi Limbah Keratin. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Rahayu, S. 2010. Mempelajari Aktivitas Keratinase dan Disulfida Reduktase Dari

Bacillus Sp. Dalam Degradasi Keratin.Institut Peranian Bogor. Bogor.

Ratnakomala S., Ridwan R., Lisdiyanti P., Abowarno dan Utama A. 2011.

Screening of Actinomycetes Producing an ATPase Inhibitor of Japanes

Encephalitis Virus RNA Helicase from Soil and Leaf Litter

Samples.Departmen of Biologi, Universitas Indonesia. Jakarta.

.

Riffel A., Lucas F., Heeb P., andBrandelli A. 2003.Characterization Of New

Keratinolytic Bacterium That Completely Degrades Native Feather

Keratin.Arch Microbiol 179 (4): 258-265.

Rodriguez, M.R., Valdivia, E., Soler, J.J. Vivaldi, M.M., Martin-Platero, A.M.,

and Martinez-Bueno, M., 2009.Symbiotic Bacteria Living in the Hoopoe’s

Uropygial Gland Prevent Feather Degradation. J. Exp. Biol, 212:3621-

3626.

Rostyalina.2015.Solidifikasi Zink Pada Limbah Bulu Ayam Dengan Menggunakan

Semen Portland.Universitas Negeri Yogyakarta.Yogyakarta.

Sasono, A. 2010.Pemanfaatan Streptomyces Spp. Sebagai AgenPengendali

Hayati Mikrob Patogen Pada Tanaman Tomat (Solanum Lycopersicum).

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Saber,W.I.A., M.M El- Metwally, andM.S El-Hersh. 2010. Keratinase Production

and Biodegrdation of Some Keratination Waste by Altenarian tenuissima

and Aspergillus nidulans. 5(1): 21-35.

Page 65: ISOLASI DAN KARAKTERISASI MIKROORGANISME …digilib.unila.ac.id/32248/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRACT ISOLATION AND CHARACTERIZATION OF CHICKEN FEATHER WASTEDEGRADING

66

Saravanan, K. 2012. Exploration on Amino Acid Content and Morphological

Structure in Chiken Feather Fiber.Journal of Textile and Apparel,

Technology and Management. 7(3): 1-8.

Savitha, G. Joshi, M.M., Tejashwini, N., Revati, R., Sridevi, S., and Roma, D.,

2007.Isolation, Identification and Characterization of a Feather

Degrading Bacterium.International Journal of Poultry Science, 6(9):689-

693.

Setyabudi, Rizki B. 2015 .Aktivitas Keratinolitik Asergillus niger Pada Tepung

Bulu Ayam Mengunakan Solid State Fermentttion (SSF). Universitas

Jember. Jember.

Sivakumar T., Shankar T., Vijayabaskar P. and Ramasubramanian V.

2012.Optimization for Keratinase Enzyme Production Using Bacillus

thuringiensis TS2.Academic Journal of Plant Sciences 5:102-109.

Walida, H. 2015. Isolasi Bakteri Keratinolitik Dari Limbah Bulu Ayam dan

Karakterisasi Enzim Keratinasenya. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Wirahadikusumah, M. 2001. Biokimia : Protein, Enzim dan asam Nukleat. ITB

Press. Bandung.

Wojciech Ł., and Anna R. 2010.Keratinolytic Potential of Feather-Degrading

Bacillus polymyxa andBacillus cereus. Polish J. of Environ. Stud. 19 (2):

371-378.

Yamamura S., Morita Y., Hasan O., Yokoyama K., and Tamiya E. 2002.Keratin

degradation: a cooperative action of two enzymes from Stenotrophomonas

sp.Biochem Biophys Res Comm 294: 1138-1143.

Yue, X. Y., Zhang, B., Jiang, D. D., Liu, Y. J. and Niu, T. G. 2011.Separation

and Purification of A Keratinase as Pesticide Against Root-Knot

Nematodes. World J Microbiol Biotechnol.27: 2147–2153.

Zerdani I., Faid M.,and Malki A. 2004. Feather Wastes Digestion By New

Isolated Strains Bacillus Sp. In Morocco.African J Biotechnol3 (1): 67-70.