Upload
vuthu
View
225
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ISSN : 1979-9101
MELATI
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI
Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan
Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987
Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil
penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis
dalam bidang Ilmu Ekonomi.
Pelindung/Penasehat
Drs. H. Munadji
(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)
Drs. H. Mustofa Nur, MM
(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)
Ketua Pengarah:
Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes
Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd
Ketua Penyunting:
Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd
Penyunting Pelaksana:
Drs. Sugeng Utomo., M.Pd
Drs. Matali, MM
Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak
Drs. Salamun, M.Pd
Drs. Maghfur, M.Pd
Drs. Sukahar, MM
Dra. Yulis Saidah, M.Pd
Heti Nur Aini, SE., M.Si
Drs. H. Muhammad Mahbub, MM
Penyunting Ahli/Mitra Bestari:
Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)
Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya
Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.
Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.
Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.
H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).
ISSN: 1979-9101
DAFTAR ISI
Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas 1
(Studi Pada Perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada Tahun 2014 – 2017)
Cuk Triono Singgih STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Kompensasi Finansial dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 9
Pad PT. Kamadjaja Logistics Surabaya
Darianto STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Etika dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Poli Gigi di 17
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan
Erna Nur Faizah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk) Dan Loan To Deposit Ratio (Ldr) 24
Terhadap Kinerja KeuanganPT. BPD Jatim Tahun 2014 – 2016
Annita Mahmudah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Efektivitas, Akuntabilitas, Dan Transparansi Pengelolaan Dana 34
Keuangan Terhadap Tingkat Kepercayaan Pemakai Asuransi Pada
PT. Prudential Life Asurance Cabang Lamongan Tahun 2017
Masram STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Time Budget Pressure Terhadap 44
Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Koperasi-Koperasi Di Kabupaten Lamongan)
Mu’ad STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas Dalam 53
Menilai Kinerja Keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
Ninik Mas’adah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan
1
PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP
PROFITABILITAS
(Studi Pada Perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada Tahun 2014 - 2017)
CUK TRIONO SINGGIH
ABSTRACT
The aims of this study is to determine the influence of financial ratios of
Price Earing Ratio in PT Indospring Tbk listed on the Indonesia Stock Exchange.
In fundamental analysis, Price Earning Ratio is often used because it is easy to
understood by investors or prospective investors as a measure to determine how
the market value or price of a company. Financial ratios used in the liquidity
ratio, solvability ratio and profitability ratio. Variable in this study are
independent and dependent variables. The independent variable consist of
Current Ratio (CR) , Debt to Equity Ratio (DER) Return On Asset (ROA), and the
dependent variable is Price Earning Ratio. Research method used is multiple
linear regression model. Type of data is secondary data from each PT Indospring
Tbk listed on the Indonesia Stock Exchange for three years in 2014 -2017. The
samples are taken by total sampling.. Results show that the liquidity ratio and
profitability ratio has a significant effect on price earning ratio PT Indospring
shares. However solvability ratio have no significant effect on price earning ratio
PT Indospring shares. This research can be used as a reference for investors to
predicting the company’s stock price in the future and in making decesions to
invest
Keyword : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset
(ROA)
ABSTRACT
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan Price
Earing Ratio di PT Indospring Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia Bertukar.
Dalam analisis fundamental, Price Earning Ratio sering digunakan karena itu
mudah dipahami oleh investor atau calon investor sebagai ukuran tentukan
bagaimana nilai atau harga pasar sebuah perusahaan. Rasio keuangan yang
digunakan dalam rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan dependen.
Independen variabel terdiri dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Return On Asset (ROA), dan variabel dependen adalah Harga Rasio Penghasilan.
Metode penelitian yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Jenis
datanya adalah data sekunder dari masing-masing PT Indospring Tbk yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Bertukar selama tiga tahun di 2014 -2017.
Sampel diambil oleh total sampling .. Hasil menunjukkan bahwa rasio likuiditas
dan rasio profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap price earning ratio
saham PT Indospring. Namun rasio solvabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap rasio harga saham perusahaan PT. Indospring Tbk. Ini rese lengkungan
dapat digunakan sebagai referensi untuk investor untuk memprediksi harga saham
perusahaan di masa depan dan dalam pembuatan decesions untuk berinvestasi.
KEY WORLD : Current Ratio (CR) , Debt to Equity Ratio (DER) Return On
Asset (ROA)
2
PENDAHULUAN
Investasi saat ini tumbuh menjadi
salah satu gaya hidup masyarakat modern.
Baik individu ataupun kelompok yang
memiliki kelebihan sumber daya akan
melakukan kegiatan ini. Sartono (2010)
mendefinisikan investasi sebagai
pemanfaatan dana yang tersedia untuk
dipergunakan dalam produksi dengan
pendapatan dimasa yang akan datang.
Adapun manfaat dari investasi dibagi
menjadi dua (bagi investor dan bagi
penerima investasi), bagi investor antara
lain, mendapatkan penghasilan tetap untuk
satu periode tertentu atau aset yang telah
diinvestasikan, mengontrol perusahaan
melalui investasi yang diberikan, menjaga
hubungan baik dengan perusahaan tersebut
atau perusasahaan tersebut. Bagi penerima
investasi antara lain, mendapatkan dana
khusus yang akan digunakan untuk
mengembangkan usahanya, menjamin
ketersediaan bahan baku dari investor,
menambahkan kekurangan modal. Ada
berbagai bentuk investasi, jika suatu
kelompok atau individu melakukan
investas, maka investasi dapat dilakukan
pada aktiva rill, aktiva financial, atau
sekuritas (saham, obligasi, deposito,dan
lainnya) (Kasmir, 2008).
Secara esensial, tujuan investor
melakukan investasi adalah untuk
memaksimalkan return tanpa melakukan
faktor resiko yang dihadapi. Return yang
akan diperoleh investor dapat berasal dari
deviden maupun capital gain. Return
merupakan motivasi investor dalam
berinvestasi atas keberanian investor
dalam menanggung resiko investasi yang
dilakukan.
Salah satu alat yang perlu
dipertimbangkan investor untuk
mengetahui seberapa besar tingkat risiko
dan return yang akan didapatkan adalah
melihat rasio profitabilitas. Rasio
profitabilitas merupakan rasio keuangan
yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan pada
tingkat penjualan, aset, dan modal saham
tertentu (Munawir, 2010). Investor selain
melihat rasio profitabilitas perusahaan,
turut memperhatikan rasio likuiditas dan
rasio solvabilitas. Rasio likuiditas
merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan
dengan likuiditas yang baik, akan dengan
mudah mendapat pinjaman dari lembaga
keuangan maupun dari pemilik modal atau
investor (Hanafi dan Halim, 2009).
Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka
semakin baiklah posisi perusahaan dimata
kreditur. Oleh karena itu, terdapat
kemungkinan yang lebih besar bahwa
perusahaan akan dapat membayar
kewajibannyan tepat pada waktunya.
Namun dilain hal jika dilihat dari sisi
pemegang saham, likuiditas yang tinggi
tidak selalu menguntungkan karena
berpeluang menimbulkan dana-dana yang
menganggur atau tidak digunakan untuk
keperluan produktif yang sebenarnya dapat
digunakan untuk berinvestasi dalam
proyek-proyek yang dapat menguntungkan
perusahaan.
Rasio solvabilitas merupakan rasio
mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya. Perusahaan dikatakan
solvable jika perusahaan tersebut dapat
membayar uatng-utangnya dengan
hartanya. Adapun sebaliknya, perusahaan
dikatakan tidak solvable atau insolvent jika
perusahaan tidak dapat membayar
utangnya dengan harta yang dimiliki.
Image perusahaan yang solvable sangat
penting dalam kegiatan perusahaan, karena
akan menambah kepercayaan masyarakat
jika perusahaan memerlukan penambahan
modal. Rasio solvabilitas membandingkan
beban hutang perusahaan secara
keseluruhan terhadap asset atau
ekuitasnya.
Jika aset perusahaan lebih banyak
dimiliki oleh pemegang, maka perusahaan
tersebut kurang laverage. Jika kreditor atau
pemberi utang (biasanya bank) memiliki
aset secara dominan, maka perusahaan
tersebut tidak memiliki tingkat laverage
3
yang tinggi. Pada banker dan kreditor
jangka pendek sangat berminat untuk
mengetahui kemampuan perusahaan
membayar hutangnya dalam jangka
pendek. Sedangkan kreditor jangka
panjang selain ingin mengetahui
kemampuan jangka pendek, akan lebih
penting lagi untuk mengetahui
kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang jangka panjang.
Para kreditor jangka panjang sangat
berkepentingan untuk mengetahui posisi
keuangan perusahaan jangka pendek dan
jangka panjang. Jika perusahaan
menggunakan lebih banyak hutang
dibanding modal sendiri maka tingkat
solvabilitas akan menurun karena beban
bunga yang harus ditanggung juga
meningkat. Hal ini akan berdampak
terhadap menurunnya profitabilitas. Dan
disini peneliti melakukan penelitian di
perusahaan PT. Indospring Tbk.,
merupakan sebagian perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan di atas, penelitian ini fokus pada:
1) Apakah terdapat pengaruh rasio
likuiditas terhadap rasio profitabilitas?, 2)
Apakah terdapat pengaruh rasio
solvabilitas terhadap rasio profitabilitas?,
3) Apakah terdapat pengaruh rasio
likuiditas dan rasio solvabilitas terhadap
rasio profitabilitas?
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh rasio
likuiditas dan rasio solvabilitas terhadap
rasio profitabilitas, baik secara parsial
maupun simultan. Penelitian dilakukan di
perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada
tahun 2014 - 2017.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Likuiditas
Likuiditas berhubungan dengan
masalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang
harus segera dipenuhi. Likuiditas
perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada
waktunya (Kasmir, 2008). Artinya apabila
perusahaan ditagih, perusahaan akan
mampu untuk memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi
untuk menunjukkan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya yang sudah jatuh tempo,
baik kewajiban kepada pihak luar
perusahaan (likuiditas badan usaha)
maupun di dalam perusahaan (likuiditas
perusahaan).
Teori Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan untuk membayar hutang
dalam jangka panjang. Menurut Khidmat
dan Rehman (2014), rasio solvabilitas atau
laverage merupakan rasio yang
digunakkan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Artinya beberapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktivanya. Solvabilitas diukur
dengan perbandingan antara total aktiva
dengan total utang, ukuran tersebut
mensyaratkan agar perusahaan mampu
memenuhi semua kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
Perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi
ideal, apabila perusahaan dapat memenuhi
kewajiban jangka pendeknya (likuid) dan
juga memenuhi kewajiban jangka
panjangnya (solvable).
Teori Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai
suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang
maksimal, disamping hal-hal lainnya.
Dengan memperoleh laba yang maksimal
seperti yang telah ditargetkan, perusahaan
dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan
pemilik, karyawan, serta meningkatkan
mutu produk dan melakukan investasi
4
baru. Selain itu, profitabilitas merupakan
alat yang digunakan untuk menganalisis
kinerja manajemen karena tingkat
profitabilitas akan menggambarkan posisi
laba perusahaan. Munawir (2010)
menjelaskan definisi rasio profitabilitas
adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam mencetak
laba. Bagi para pemegang saham, rasio ini
menunjukkan tingkat penghasilan mereka
dalam berinvestasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, yang bertujuan
untuk mendapatkan penjelasan mengenai
hubungan atau sebab akibat diantara
variabel yang ada melalui pengujian
hipotesis. Jenis data yang diperlukan dan
dikumpulkan dalam penelitian ini ialah
data kuantitatif berupa laporan keuangan
perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada
tahun 2014 - 2017.
Sampel dalam penelitian ini adalah
berupa data laporan keuangan tahunan
perusahaan PT. Indospring Tbk. pada
tahun 2014 sampai dengan 2017.
Penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data observasi dengan data
sekunder berupa laporan keuangan
perusahaan PT. Indospring Tbk. yang
dimuat dalam Indonesian Capital Market
Electronic Library tahun 2014 sampai
2017.
HASIL PENELITIAN
Rasio Likuiditas (X1)
Berdasarkan data laporan keuangan
perusahaan PT. Indospring Tbk yang
terdaftar di Indonesia Index Exchange
(IDX) periode 2014-2017 didapat hasil
perhitungan rasio likuiditas sebagai
berikut:
Tahun Aset Lancar Hutang Lancar CR
2014 975.954.232.621 335.123.443.360 291,22
2015 992.929.224.058 445.006.853.182 223,13
2016 981.694.103.645 323.699.362.103 303,27
2017 1.044.177.985.635 203.724.817.070 512,54
Dilihat dari perolehan angka rasio
likuiditas diatas, pada dasarnya perusahaan
masih mempunyai tingkat angka rasio
yang fluktuatif. PT Indospring Tbk pada
tahun 2015 didapat angka rasio likuiditas
yang rendah yaitu 223,13. Sedangkan
angka rasio likuiditas tinggi pada tahun
2017 yaitu 512,54. Sedangkan angka rasio
likuiditas pada tahun 2014 dan tahun 2016
adalah 291,22 dan 303,27. Dari angka-
angka inilah yang menjadikan apakah
solvabilitas berpengaruh terhadap
profitabilitas atau tidak.
Rasio Solvabilitas (X2)
Berdasarkan data laporan keuangan
perusahaan PT. Indospring Tbk yang
terdaftar di Indonesia Index Exchange
(IDX) periode 2014-2017 didapat hasil
perhitungan rasio solvabilitas sebagai
berikut:
Tahun Total Hutang Total Aktiva DAR
2014 454.347.526.616 2.282.666.078.493 19,90
2015 634.889.428.231 2.553.928.346.219 24,86
2016 409.208.624.907 2.477.272.502.538 16,52
2017 289.798.419.319 2.434.617.337.849 11,90
Pada tabel di atas dapat terlihat
bahwa terdapat perubahan angka rasio
solvabilitas dari tiap-tiap tahunnya. PT
Indospring Tbk pada tahun 2017 didapat
angka rasio yang rendah yaitu 11,90. Pada
tahun 2015 didapat angka rasio yang tinggi
yaitu 24,86. Sedangkan pada tahun 2014
5
dan tahun 2016 didapat angka rasio
solvabilitas 19,90 dan 16,52. Dari angka-
angka inilah yang menjadikan apakah
solvabilitas berpengaruh terhadap
profitabilitas atau tidak.
Profitabilitas (Y)
Rasio profitabilitas dalam
penelitian ini diukur menggunakan Return
On Assets (ROA), yakni mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba berdasarkan tingkat
aset tertentu. Perhitungan rasio
profitabilitas PT Indospring Tbk.
ditunjukkan pada Tabel berikut ini.
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA
2014 127.657.439.
869
2.282.666.07
8.493 5,59
2015 1.933.819.15
2
2.553.928.34
6.219 0,07
2016 49.556.367.3
34
2.477.272.50
2.538 2,00
2017 113.639.539.
901
2.434.617.33
7.849 4,67
Pada tabel diatas dapat terlihat
bahwa terdapat perubahan angka rasio
profitabilitas dari tiap-tiap tahunnya. PT
Indospring Tbk pada tahun 2015 didapat
angka rasio profitabilitas yang rendah
yaitu 0,07. Sedangkan pada tahun 2014
didapat angka rasio profitabilitas yang
tinggi yaitu 5,59. Sedangkan pada tahun
2016 dan tahun 2017 didapat rasio
profitabilitas 2,00 dan 4,67.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Uji Parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardi
zed
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,102 30,229 ,136 ,914
Likuiditas
(X1) ,005 ,041 ,268 ,132 ,917
Solvabilitas
(X2) -,154 ,938 -,334 -,164 ,897
a. Dependent Variable: Profitabilitas (Y)
Dari tabel di atas dapat
disimpulkan:
1. Nilai konstanta sebesar 4,102
menunjukkan bahwa ketika CR dan
DAR bernilai nol, maka profitabilitas
(ROA) bernilai 4,102.
2. Nilai koefisiensi likuiditas untuk
variabel X1 sebesar 0,005. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap
kenaikan likuiditas (CR) 1% akan
diikuti oleh kenaikan profitabilitas
(ROA).
3. Nilai koefisien solvabilitas sebesar -
0,154 dengan tanda negatif. Hal ini
mengandung arti bahwa kenaikan
setiap 1% unit DAR akibat kenaikan
hutang yang relatif lebih besar dari
kenaikan akttiva sehingga efeknya
profitabilitas (ROA) menurun.
Secara parsial Nilai signifikan
variabel likuiditas (CR) adalah 0,917
(lebih besar dari 0,05) sehingga dapat
dikatakan variabel likuiditas (CR) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
profitabilitas. Dengan demikian hipotis
pertama (H0) ditolak.
Secara parsial variabel solvabilitas
(X2), diperoleh nilai signifikan sebesar
0,897 (lebih besar dari 0,05) sehingga
dapat dikatakan variabel solvabilitas
(DAR) tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.
Dengan demikian H2 ditolak.
Uji Simultan
Perhitungan F hitung dapat dilihat
pada Tabel berikut.
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 6,626 2 3,313 ,267 ,808b
Residual 12,428 1 12,428
6
Total 19,055 3 a. Dependent Variable: Profitabilitas (Y)
b. Predictors: (Constant), Solvabilitas (X2), Likuiditas (X1)
Dilihat dari hasil perhitungan nilai
F hitung = 3,448, dengan nilai signifikansi
sebesar 0,808 > 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara simultan
(bersamaan) variabel likuiditas dan
solvabilitas tidak berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Uji Determinasi
Berdasarkan perhitungan analisis
regresi diperoleh koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,590 yang berarti 59,0%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen
(likuiditas dan solvabilitas) terhadap
variabel dependen (profitabilitas)
Sedangkan sisanya sebesar 41,0 %
ditentukan oleh variabel lain di luar
variabel penelitian.
PEMBAHASAN
Secara keseluruhan didapat sebuah
persamaan regresi linier berganda dengan
nilai Y = 4,102+ 0,005 CR – 0,154 DAR.
Hipotesis pertama mengenai
variabel likuiditas (CR). Diketahui bahwa
nilai Unstandardized Coefficients B
sebesar 0,005 menunjukkan bahwa CR
berpengaruh positif terhadap ROA
perusahaan. Hal ini berarti peningkatan
likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas
perusahaan yang diproyeksikan dengan
ROA. Nilai signifikan variabel likuiditas
(CR) adalah 0,917 dimana ini lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel
likuiditas (CR) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap profitabilitas, sehingga
dapat disimpulkan hipotis pertama (H0)
ditolak.
Hipotesis kedua mengenai
solvabilitas (DAR). Diketahui bahwa nilai
Unstandardized Coefficients B sebesar -
0,154 menunjukkan bahwa DAR
berpengaruh negatif terhadap ROA
perusahaan. Hasil yang negatif
meenginterpretasikan bahwa peningkatan
solvabilitas tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan yang
diproyeksikan dengan ROA. Nilai
signifikan variabel solvabilitas (DAR)
adalah 0,897 dimana itu lebih besar dari
0,05 sehingga dapat dikatakan variabel
solvabilitas (DAR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA)
perusahaan. Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa solvabilitas
berhubungan negatif dan tidak signifikan
terhadap profitabilitas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2)
ditolak.
Berdasarkan perhitungan statistik
uji F diketahui bahwa nilai F adalah 3,448
dan nilai signifikansi 0,808 yang lebih
besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa semua variabel independen yaitu
likuiditas yang diproyeksikan dengan CR
dan solvabilitas diproyeksikan dengan
DAR tidak berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap rasio profitabilitas
perusahaan yang diproyeksikan dengan
ROA.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Likuiditas (X1) berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan terhadap
profitabilitas.
2. Solvabilitas (X2) berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas.
3. Likuiditas dan solvabilitas secara
bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan.
Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan berdasarkan penelitian ini
adalah:
7
Pihak manajemen harus
meningkatkan kualitas aktiva produktif
yang dimilikinya serta berupaya lebih hati-
hati dalam mengelolanya, karena telah
terbukti bahwa likuiditas berpengaruh
positif terhadap profitabilitas perusahaan.
Bagi para investor hendaknya
melihat likuiditas suatu perusahaan
sebelum menanamkan modalnya. Karena
dalam penelitian ini didapat hasil bahwa
likuiditas berpengaruh positif terhadap
profitabilitas yang berarti kenaikan
likuiditas akan diikuti oleh kenaikan
profitabilitas perusahaan.
Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan menambah perhitungan rasio
tidak hanya berfokus pada Current Ratio,
Debt To Total Asset dan Return On Asset
saja tetapi dengan menambah rasio
perhitungan yang lain khususnya berkaitan
dengan ekuitas sehingga diperoleh
perhitungan dan analisis yang lebih
menyeluruh dan akuran untuk menilai
adanya pengaruh terhadap profitabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, M.M. dan Halim, A. 2009.
Analisis Laporan Keuangan, edisi 4.
Yogyakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. (PT. Raja Grafindo
Persada): Jakarta.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan
Keuangan. (PT. Rajawali Pers):
Jakarta.
Khidmat, W. dan Rehman, M.U. 2014
Impact of Likuidity and Solvency on
Profitability, edisi 4. Pakistan.
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan
Keuangan, edisi 4. Yogyakarta.
Sartono, A. 2010. Manajemen Keuangan
Teori dan Aplikasi, edisi 4.
Yogyakarta.
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Bisnis,
edisi 18. Bandung.
9
PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN LINGKUNGAN KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. KAMADJAJA LOGISTICS
SURABAYA
DARIANTO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi finansial
dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai PT. Kamadjaja Logistics
Surabaya. Sampel penelitian ditentukan sebanyak 77 orang dengan menggunakan
teknik sampling jenuh, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Data
dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel kompensasi finansial dan lingkungan kerja
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, baik secara parsial maupun
simultan. Variabel kompensasi finansial lebih dominan pengaruhnya terhadap
kinerja pegawai PT. Kamadjaja Logistics Surabaya dalam perbandingan variabel
lingkungan kerja.
Kata Kunci: Kompensasi Finansial, Lingkungan Kerja, Kinerja
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of financial compensation and
work environment on the performance of employees of PT. Kamadjaja Logistics
Surabaya. The study sample was determined as many as 77 people using saturated
sampling techniques, namely all members of the population were sampled. Data
were analyzed using multiple linear regression. The results of the study show that
the financial compensation variables and work environment have a significant
effect on employee performance, both partially and simultaneously. Financial
compensation variables are more dominant influence on the performance of
employees of PT. Kamadjaja Logistics Surabaya in a comparison of work
environment variables.
Keywords: Financial Compensation, Work Environment, Performance
10
PENDAHULUAN
Kinerja merupakan sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui
apakah seorang karyawan telah
melaksanakan pekerjaanya secara
keseluruhan atau merupakan perpaduan
hasil kerja (apa yang harus dicapai
seseorang) dan kompetensi (bagaimana
seseorang mencapainya) (Sedarmayanti,
2009). Kinerja karyawan pada dasaranya
adalah hasil kerja karyawan selama
periode tertentu. Pemikiran tersebut
dibandingkan dengan target atau sasaran
yang telah disepakati bersama. Dalam
hubunganya dengan peningkatan
kesejahteraan hidup para pegawai, suatu
organisasi harus secara efektif
memberikan kompensasi sesuai dengan
beban kerja yang di terima pegawai.
Salah satu fenomena yang muncul
dewasa ini adalah adanya kebijakan
pemberian kompensasi yang cenderung
masih belum sepenuhnya sesuai dengan
harapan pegawai sedangkan kompensasi
itu sendiri adalah merupakan salah satu
faktor untuk mendorong pegawai agar
memiliki kinerja yang tinggi. Bagi
perusahaan, kompensasi memiliki arti
penting karena kompensasi mencerminkan
upaya organisasi dalam mempertahankan
dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Mangkunegara (2007) mengungkapkan
bahwa kompensasi yang tidak memadai
dapat menurunkan prestasi kerja, bahkan
dapat menyebabkan potensial keluar dari
perusahaan. Menurut Hasibuan (2001)
kompensasi adalah semua pendapatan
yang berbentuk uang,barang langsung atau
tidak langsung yang diterima oleh
karyawan sebagai imbalan atas yang
diberikan kepada perusahaan.
Pemberian kompensasi sangat
penting bagi pegawai, karena besar
kecilnya kompensasi merupakan ukuran
terhadap prestasi kerja pegawai. Hal ini
bermakna apabila sistem kompensasi yang
diberikan suatu perusahaan cukup adil
untuk pegawai, akan mendorong pegawai
untuk lebih baik dalam melakukan
pekerjaannya dan lebih bertanggung jawab
atas masing-masing tugas yang diberikan.
Tujuan kompensasi dilakukan perusahaan
antara lain untuk menghargai prestasi
pegawai, memperoleh pegawai yang lebih
bermutu, dan sistem kompensasi haruslah
dapat memotivasi para pegawai agar
tercapainya kinerja yang baik yang
dihasilkan pegawai untuk perusahaan
(Supratikno, 2006).
Desler (2000) menyatakan bahwa
selain kompensasi, faktor lain yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan untuk
meningkatkan kinerja karyawannya adalah
lingkungan kerja. Meskipun lingkungan
kerja tidak melaksanakan proses produksi
dalam satu perusahaan, namun lingkungan
kerja mempunyai pengaruh langsung
terhadap para pegawai yang melaksanakan
proses produksi tersebut. Lingkungan kerja
yang kondusif, aman, dan nyaman bagi
pegawai dapat meningkatkan kinerja.
Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
memadai dapat menurunkan kinerja
karyawan (Hasibuan, 2001).
Lingkungan kerja merupakan
tempat dimana para pegawai melakukan
aktivitas bekerja. Lingkungan kerja dapat
membawa dampak positif dan negatif bagi
pegawai dalam rangka mencapai hasil
kerjanya. Pada saat ini lingkungan kerja
dapat di desain sedemikian rupa untuk
menciptakan hubungan kerja yang
mengikat pekerja dengan lingkungan
kerjanya. Lingkungan kerja yang baik
yaitu apabila pegawai dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal, sehat, aman dan
nyaman. Lingkungan kerja yang kurang
11
baik dapat menuntut tenaga kerja serta
waktu yang lebih banyak dan tidak
mendukung di perolehnya rancangan
sistem kerja yang efisien.
Menurut Mangkunegara (2007)
lingkungan kerja mempunyai hubungan
yang sangat erat terhadap kinerja
karyawan. Motif berprestasi yang perlu
dimiliki oleh karyawan harus ditumbuhkan
dari dalam diri sendiri dan dari lingkungan
kerja, karena motif berprestasi yang
ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan
membentuk suatu kekuatan diri dan jika
situasi lingkungan kerja turut menunjang
maka pencapaian kinerja akan menjadi
lebih optimal.
Terdapat beberapa permasalahan
terkait pemanfaatan kompensasi dan
lingkungan kerja yang kurang optimal di
PT. Kamadjaja Logistics Surabaya sebagai
upaya peningkatan kinerja karyawan.
Berdasarkan hasil prasurvey, ditemukan
bahwa PT. Kamadjaja Logistics Surabaya
kurang memperhatikan pegawainya
dengan cara memberikan bonus atau
tunjangan sehingga pegawai tidak
semangat melakukan pekerjaan yang
diberikan pemimpin yang mengakibatkan
pegawai melakukan pekerjaan dengan
setengah-setengah. Permasalahan lain juga
nampak pada kondisi lingkungan kerja
yang kurang kondusif. Minimnya fasilitas
(AC, Blower atau kipas angin)
mengakibatkan pegawai merasa gerah dan
pada akhirnya berpengaruh pada semangat
kerja pegawai, dimana pegawai tidak bisa
berfikir secara logis. Ruang kerja yang
kurang bersih dan tidak tertata
memungkinkan pegawai tidak dapat
bekerja dengan nyaman dan tidak dapat
menghasilkan kinerja yang baik.
Berdasarkan permasalahan
tersebut, unsur kompensasi finansial dan
lingkungan kerja yang memadai menjadi
faktor penting untuk menciptakan kinerja
karyawan yang optimal. Terlebih pegawai
PT. Kamadjaja Logistics Surabaya dituntut
untuk melaksanakan pekerjaannya tepat
waktu, sehingga diharapkan diharapkan
kegiatan operasional pegawai berjalan
dengan lancar dan tepat sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Dengan
demikian, dibutuhkan pegawai yang dapat
memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal
ini dapat terwujud apabila pegawai
mendapatkan atau memperoleh
kompensasi yang optimal dan adil serta di
dukung lingkungan kerja yang kondusif,
sehingga keduanya berpengaruh positif
terhadap kinerja pegawai.
Berdasarkan pada penjelasan yang
telah diuraikan di atas, maka penelitian ini
penting dilakukan dengan tujuan untuk
melihat pengaruh kompensasi finansial
dan lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai. Dengan demikian, fokus
penelitian ini antara lain: 1) Apakah
terdapat pengaruh etika terhadap kepuasan
pasien?, 2) Apakah terdapat pengaruh
komunikasi terhadap kepuasan pasien?, 3)
Apakah terdapat pengaruh etika dan
komunikasi terhadap kepuasan pasien?
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Kompensasi Finansial
Handoko (2003) menyatakan
bahwa kompensasi penting bagi karyawan
sebagai individu karena besarnya
kompensasi mencerminkan ukuran karya
mereka diantara para karyawan itu sendiri,
keluarga dan masyarakat. Tulus (1996)
mendefinisikan kompensasi atau balas jasa
sebagai pemberian penghargaan langsung
maupun tidak langsung, finansial maupun
non finansial yang adil dan layak kepada
12
karyawan atas sumbangan mereka dalam
pencapaian tujuan organisasi.
Kompensasi langsung disebut juga
upah dasar yakni upah atau gaji tetap yang
diterima oleh seorang pekerja dalam
bentuk upah bulanan (salary) atau
mingguan atau upah setiap jam (hourly
wage). Sedangkan kompensasi tidak
langsung adalah pemberian bagian
keuntungan atau manfaat lainnya bagi para
pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat
berupa uang atau barang. Misalnya THR,
tunjangan hari raya, jaminan kesehatan,
liburan, cuti, dan lain-lain.
Teori Lingkungan Kerja
Menurut Simamora (2004)
lingkungan kerja adalah keseluruhan alat
perkakas dan bahan yang dihadapi,
lingkungan sekitarnya dimana seseorang
bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai
perseorangan maupun sebagai kelompok.
Lingkungan kerja merupakan segala
sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada
saat bekerja, baik yang berbentuk fisik
ataupun non fisik, langsung atau tidak
langsung, yang dapat mempengaruhi
dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.
Lingkungan kerja fisik meliputi: a)
lingkungan yang langsung berhubungan
dengan karyawan (Seperti: pusat kerja,
kursi, meja dan sebagainya), dan b)
lingkungan perantara atau lingkungan
umum dapat juga disebut lingkungan kerja
yang mempengaruhi kondisi manusia.
Misalnya temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna,
dan lain-lain. Sedangkan lingkungan kerja
non fisik adalah semua keadaan yang
terjadi yang berkaitan dengan hubungan
kerja, baik hubungan dengan atasan
maupun hubungan sesama rekan kerja,
ataupun hubungan dengan bawahan.
Teori Kinerja Pegawai
Menurut Mangkunegara (2007)
kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Penilaian kinerja karyawan
tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi
pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
yang menyangkut berbagai bidang seperti
kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan,
hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai
dengan bidang dan level pekerjaan yang
dijabatnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode
survei, yang bertujuan untuk mendapatkan
penjelasan mengenai hubungan atau sebab
akibat diantara variabel yang ada melalui
pengujian hipotesis. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 77
responden dengan teknik sampling jenuh,
yaitu seluruh anggota populasi dijadikan
sampel. Responden dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. Kamadjaja
Logistics Surabaya.
Penelitian ini menggunakan data
primer yang diperoleh langsung dari
responden. Proses pengambilan data
primer dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner. Setiap indikator pertanyaan dari
kuesioner diukur menggunakan skala
Likert dengan rentang nilai mulai dari 1
yang menunjukkan pernyataan sangat
tidak baik hingga 5 yang menunjukkan
13
pernyataan sangat setuju. Suatu item
dikatakan valid, jika r hitung > r tabel.
Pengujian reliabilitas dilakukan melalui
nilai cranbach Alpha > 0,60 (Ghozali,
2011).
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Responden
Karakteristik responden dalam
penelitian ini dapat dilihat dari kategori
jenis kelamin, diketahui bahwa responden
terbanyak adalah laki-laki berjumlah 76
orang dan 1 orang berjenis kelamin
perempuan. Dilihat dari jenis usia, dimana
responden terbanyak adalah responden
dengan rentang usia 20 – 30 tahun
sebanyak 44 responden (57,1%).
Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel Kompensasi Finansial (X1)
Hasil dari jawaban responden
mengenai kompensasi finansial yang
diberikan PT. Kamadjaja Logistics
Surabaya menunjukkan bahwa mayoritas
responden menjawab setuju dengan
prosentase sebesar 63,3%, 21,4%
menyatakan sangat setuju, menjawab
setuju 63,3% yang menjawab netral
15,3%, Hal ini menunjukan bahwa
pegawai di PT. Kamadjaja Logistics
memiliki pemahaman tentang kompensasi
finansial secara baik sesuai dengan apa
yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan.
Variabel Lingkungan Kerja (X2)
Jawaban tertinggi variabel
lingkungan kerja adalah menjawab setuju
(41,4%), yang menyatakan sangat setuju
33,2%, menjawab setuju 41,4%, menjawab
ragu-ragu 18,6%, yang menjawab tidak
setuju 5,4% sedangkan yang menjawab
sangat tidak setuju 1,4%. Hal ini
menunjukan bahwa pegawai di PT.
Kamadjaja Logistics memiliki pemahaman
tentang lingkungan kerja yang baik dengan
memandang apa yang telah diberikan oleh
perusahaan sudah cukup memadai.
Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Hasil jawaban responden terhadap
variabel kinerja pegawai menunjukan
bahwa jawaban terbesar adalah sangat
setuju (36,6%), menjawab setuju 28,7%
yang menjawab ragu-ragu 16,9%, yang
menjawab tidak setuju 11,5% sedangkan
yang menjawab sangat tidak setuju 6,1%.
Hasil ini memberikan arti bahwa sebagian
besar kinerja karyawan PT. Kamadjaja
Logistics Surabaya pada level baik, namun
prosentase jawaban sebesar 36,6% dinilai
masih kurang. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan lagi kinerja karyawan
di PT. Kamadjaja Logistics Surabaya.
HASIL UJI HIPOTESIS
Uji Parsial
Secara parsial variabel kompensasi
finansial (X1), diperoleh nilai thitung > ttabel
(2,018 > 1,992), maka Ha diterima dan
Ho ditolak. Adapun nilai taraf signifikansi
0,026 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang artinya bahwa ada pengaruh
kompensasi finansial terhadap kinerja
pegawai.
Secara parsial variabel lingkungan
kerja (X2), diperoleh nilai thitung > ttabel
(4,282 > 1,992) , maka Ha diterima dan
Ho ditolak sedangkan taraf signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan
14
Ha diterima. Hasil ini menunjukan bahwa
ada pengaruh lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai, sehingga semakin baik
lingkungan kerja maka semakin baik pula
kinerja pegawai.
Uji Simultan
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 115,579 2 57,789 11,429 ,000a
Residual 197,207 74 5,057
Total 312,786 76
a. Predictors: (Constant) x1, x2
b. Dependent Variable: y
Dilihat dari hasil perhitungan nilai
F hitung = 11,429, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara simultan
(bersamaan) variabel kompensasi finansial
dan lingkungan kerja mempunyai
pengaruh signifikan terhadap kinerja
pegawai PT. Kamadjaja Logistics
Surabaya.
PEMBAHASAN
Secara keseluruhan didapat sebuah
persamaan regresi linier berganda dengan
nilai Y = 4,949 + 0,547X1 + 0,606X2 + e.
Persamaan hasil regresi tersebut
mempunyai arti sebagai berikut :
X1 (Kompensasi Finansial) = 0,54,
artinya apabila terjadi kenaikan pada
Kompensasi Finansial dalam satu satuan,
maka dapat meningkatkan Kinerja Pegawai
sebesar 0,547 dimana faktor lainnya dalam
keadaan konstan atau nol.
X2 (Lingkungan) = 0,606. Artinya
apabila terjadi kenaikan pada variabel
Lingkungan dalam satu satuan, maka dapat
meningkatka Kinerja Pegawai sebesar
0,606 dimana faktor lainnya dalam keadaan
konstan atau nol.
Apabila dilihat secara parsial
berdasarkan nilai uji t pengaruh
kompensasi finansial terhadap kinerja
pegawai diperoleh nilai thitung > ttabel (2,018
> 1,992) maka Ha diterima dan Ha ditolak.
Sedangkan taraf signifikansi 0,026 > 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
artinya bahwa ada pengaruh kompensasi
finansial terhadap kinerja pegawai.
Pemberian kompensasi yang sesuai dengan
standar kerja pegawai dapat meningkatkan
kinerja pegawai PT. Kamadjaja Logistics
Surabaya.
Apabila dilihat secara parsial
berdasarkan nilai uji t pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh
nilai thitung > ttabel (4,282 > 1,992) maka Ha
diterima dan Ho ditolak, sedangkan taraf
signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh
lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.
Adanya lingkungan kerja yang nyaman di
PT. Kamadjaja Logistic Surabaya mampu
meningkatkan kinerja pegawai.
Apabila dilihat secara simultan
antara variabel kompensasi finansial dan
lingkungan kerja , maka di peroleh nilai F
sebesar 11,429 dengan nilai signifikansi
sebesar 0,000. Apabila dibandingkan
dengan taraf signifikansi yang telah
ditentukan sebesar 0,05, maka
mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh
pada kedua variabel tersebut secara
bersamaan dalam menciptakan kinerja
pegawai yang optimal. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.
15
Kedua variabel independen
(kompensasi finansial dan lingkungan
kerja) berpengaruh terhadap variabel
dependen (kinerja pegawai), baik secara
parsial maupun simultan. Hal ini berarti
PT. Kamadjaja Surabaya dapat lebih
meningkatkan lagi kompensasi finansial
dan lingkungan kerja para pegawai
sehingga dapat meningkatkan kinerja
mereka.
Kondisi di lapangan menunjukan
bahwa kompensasi finansial berperan aktif
daripada lingkungan kerja dalam
menciptakan kinerja. Dengan nilai kerja,
mampu mendorong inisiatif dan kreativitas
pegawai. Kondisi seperti inilah yang
selanjutnya menciptakan antusiasme
pegawai untuk bersatu mencapai tujuan
perusahaan, sehingga dalam
memaksimalkan pencapaian kinerja
karyawan di PT. Kamadjaja Logistics tidak
mengalami kesulitan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kompensasi finansial secara parsial
mampu meningkatkan kinerja
pegawai. Adanya peningkatan
pemberian kompensasi, akan
meningkatkan kinerja pegawai PT.
Kamadjaja Logistics.
2. Lingkungan kerja secara parsial
mampu meningkatkan kinerja
pegawai. Semakin baik dan
kondusif lingkungan kerja,
semakin tinggi kinerja pegawai
yang dicapai.
3. Kompensasi finansial dan
lingkungan kerja secara simultan
mampu meningkatkan kinerja
pegawai PT. Kamadjaja Logistics.
Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan berdasarkan penelitian ini
adalah:
1. Memberikan penghargaan (reward)
bagi pegawai yang berprestasi dan
(punishment) bagi pegawai yang
melanggar secara tegas dan jelas.
2. Memberikan motivasi kepada
bawahannya seperti memberikan
pujian, kompensasi, selalu melibatkan
bawahannya dalam pekerjaan dan
pengambilan keputusan, menjalinkan
komunikasi dan koordinasi yang
efektif dan baik.
3. Mengalokasikan dan menyediakan
anggaran yang diperuntukan untuk
tunjangan pegawai yang layak sesuai
beban kerja.
4. Pengadaan sarana dan prasarana
(fasilitas) kantor dan gudang yang
memadai sesuai dengan kebutuhan
kerja.
5. Memberikan pekerjaan yang jelas
sesuai dengan wewenang dan aturan
yang telah ditetapkan.
6. Melakukan evaluasi secara berkala
atas hasil pekerjaan pegawai melalui
rapat staf dan operasional secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Gary. 2000. Human Resource
Management 8th edition. New
Jersey: Prentice-Hall. Inc.
Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta. BPFE.
16
Hasibuan, Malayu S.P, 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Jakarta:
Bumi Aksara.
Mangkunagera, A. P. 2007. Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia. PT.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya
Manusia dan Produktifitas kerja.
Bandung. Penerbit Bandar Maju.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
STIE YKPN.
Supratikno, H. dkk. 2006. Manajemen
Kinerja Untuk Menciptakan
Keunggulan Bersaing. Yogyakarta.
Graham ilmu.
Tulus, Moh. Agus. 1996. Perilaku
Organisasi Konsep Dasar dan
Aplikasinya. Jakarta: raja Grafindo
Persada.
17
PENGARUH ETIKA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN
PASIEN POLI GIGI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEGIRI
LAMONGAN TAHUN 2017
ERNA NUR FAIZAH
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika dan komunikasi
terhadap kepuasan pasien poli gigi di RSUD Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2017.
Sampel penelitian ditentukan sebanyak 80 orang dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel etika dan komunikasi
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien, baik secara parsial maupun
simultan. Variabel Komunikasi lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan
pasien Poli Gigi RSUD Dr. Soegiri Lamongan dalam perbandingan variabel etika.
Kata Kunci: Etika, Komunikasi, Kepuasan Pasien
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of ethics and communication on the
satisfaction of dental poly patients in Dr. Soegiri Lamongan 2017. The study
sample was determined by 80 people using simple random sampling technique.
Data were analyzed using multiple linear regression. The results showed that
ethical and communication variables had a significant effect on patient
satisfaction, both partially and simultaneously. Communication variables have
more dominant influence on the satisfaction of patients in the Dental Polyclinic
Dr. Soegiri Lamongan in a comparison of ethical variables.
Keywords: Ethics, Communication, Patient Satisfaction
18
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu
kebutuhan hidup yang sangat penting
dalam menunjang aktivitas sehari-hari.
Jika seseorang sedang tidak sehat maka
aktivitas sehari-hari mereka akan
terganggu sehingga tidak dapat berjalan
dengan baik. Seiring dengan meningkatnya
kondisi sosial ekonomi masyarakat, hal ini
berpengaruh terhadap pola pikir
masyarakat yang semakin kritis terhadap
hal-hal yang sangat vital terutama
kesehatan. Masyarakat mulai menyadari
bahwa kesehatan menjadi sesuatu yang
sangat penting karena manusia atau
masyarakat tidak akan bisa hidup layak
jika tidak terpenuhi kebutuhan
kesehatannya.
RSUD Dr. Soegiri Lamongan
sebagai salah satu rumah sakit umum di
Kabupaten Lamongan yang keberadaannya
cukup diperhitungkan oleh masyarakat
Lamongan terus berupaya untuk
memberikan kualitas pelayanan terbaik
serta bertanggungjawab terhadap tugas dan
kewajibannya secara professional.
Kepuasan pasien merupakan masalah yang
sangat penting untuk dikaji dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien
merupakan jembatan dalam menjawab
jaminan akan kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan terhadap pasien. Adanya
umpan balik dari pasien sebagai pengguna
pelayanan, diharapkan dapat berdampak
positif dalam meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit dan pada akhirnya
akan meningkatkan kepuasan pasien.
Etika memiliki hubungan erat
dengan kepuasan pelanggan. Dengan etika
yang baik dalam melayani para pelanggan
secara tidak langsung dapat menumbuhkan
rasa kepercayaan dan kepuasan sehingga
para pelanggan akan kembali
menggunakan jasa yang kita berikan.
Ikatan seperti ini memungkinkan
perusahaan untuk memahami dengan
seksama harapan pelanggan serta
kebutuhan mereka. Dengan demikian,
perusahaan dapat meningkatkan kepuasan
pelanggan dimana perusahaan
memaksimumkan pengalaman pelanggan
yang menyenangkan.
Etika dan komunikasi merupakan
aspek penting dalam menentukan
kepuasan pesien. Nuh (2011)
mendefinisikan etika sebagai seperangkat
aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik yang
harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok
atau segolongan manusia atau masyarakat
atau profesi. Dengan etika yang baik dan
sopan saat memberikan pelayanan kepada
pasien, diharapkan pasien akan merasa
puas atas pelayanan yang diberikan.
Sehingga dapat memberikan nilai plus
kepada Rumah Sakit itu sendiri. Apabila
penilaian yang dihasilkan merupakan
penilaian yang positif, maka kualitas
pelayanan ini akan berdampak pada
terjadinya kepuasan pasien.
Selain etika, hal yang tak kalah
pentingnya dalam menentukan suksesnya
pelayanan rumah sakit adalah komunikasi
kepada pasien. Komunikasi sangat penting
disaat para pasien diberikan pelayanan bisa
disaat berobat ataupun sekedar
menanyakan informasi masalah pelayanan
dan lain-lain. Dengan adanya komunikasi
yang baik kita dapat memahami mengenai
hal-hal apa saja yang diinginkan dan
menjadi kebutuhan pasien. Pasien akan
lebih mudah mendapatkan informasi
mengenai hal-hal medis maupun non
medis, sehingga dapat tercipta pelayanan
19
yang optimal, secara tidak langsung
menumbuhkan rasa puas dan kepercayaan
untuk kembali menggunakan jasa yang
diberikan. Menurut Effendy (2006)
komunikasi adalah proses penyampaian
suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi tahu atau mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku, baik
langsung secara lisan maupun tak
langsung melalui media.
Peran etika dan komunikasi sangat
diperlukan mengingat manusia adalah
makhluk yang beretika dan berkomunikasi.
Dengan adanya etika dan komunikasi yang
baik diharapkan bisa memenuhi kebutuhan
pasien akan informasi mengenai informasi
medis maupun non medis lebih mudah
didapatkan. Dengan adanya petugas yang
cepat dan tanggap akan kesembuhan
pasien maka kepuasan pasien akan dengan
mudah dapat dirasakan. Ditambah dengan
etika yang sopan dan komunikasi yang
baik saat melayani pasien, maka akan lebih
mudah untuk menciptakan kepuasan
pasien.
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan di atas, penelitian ini fokus pada:
1) Apakah terdapat pengaruh etika
terhadap kepuasan pasien?, 2) Apakah
terdapat pengaruh komunikasi terhadap
kepuasan pasien?, 3) Apakah terdapat
pengaruh etika dan komunikasi terhadap
kepuasan pasien?
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Etika
Secara etimologis kata etika berasal
dari bahasa Yunani yaitu ethos dan
ethikos, ethos yang berarti sifat, watak,
adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos
berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan
perbuatan yang baik. Etika ialah suatu
ilmu yang membicarakan masalah
perbuatan atau tingkah laku manusia,
mana yang dapat dinilai baik dan mana
yang dapat dinilai buruk dengan
memperlihatkan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat dicerna akal pikiran
(Rahmaniyah, 2010).
Teori Komunikasi
Menurut Amir (2006), komunikasi
adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku, baik langsung
secara lisan maupun tak langsung
melalui media.
Teori Kepuasan Pasien
Menurut Pohan (2013), Kepuasan
pasien adalah keluaran (outcome) layanan
kesehatan. Dengan demikian kepuasan
pasien merupakan salah satu tujuan dari
peningkatan mutu layanan kesehatan.
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
dari kinerja layanan kesehatan yang
diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode
survei, yang bertujuan untuk mendapatkan
penjelasan mengenai hubungan atau sebab
akibat diantara variabel yang ada melalui
pengujian hipotesis. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak 80
responden dengan teknik simple random
sampling. Responden dalam penelitian ini
adalah pasien rawat jalan pada Poli Gigi di
RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
20
Penelitian ini menggunakan data
primer yang diperoleh langsung dari
responden. Proses pengambilan data
primer dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner. Setiap indikator pertanyaan dari
kuesioner diukur menggunakan skala
Likert dengan rentang nilai mulai dari 1
yang menunjukkan pernyataan sangat
tidak baik hingga 5 yang menunjukkan
pernyataan sangat baik. Suatu item
dikatakan valid, jika r hitung > r tabel.
Pengujian reliabilitas dilakukan melalui
nilai cranbach Alpha > 0,60 (Ghozali,
2011).
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Responden
Karakteristik responden dalam
penelitian ini dapat dilihat dari segi usia,
dimana responden terbanyak adalah
responden dengan rentang usia 31 – 50
tahun sebanyak 34 responden (43%).
Dilihat dari jenis kelamin, diketahui bahwa
responden terbanyak adalah perempuan
(sebanyak 43 responden). Adapun untuk
kategori pekerjaan, responden terbesar
adalah pekerja Swasta dengan jumlah 46
responden (57,5%).
Deskripsi Variabel Penelitian
Variabel Etika (X1)
Variabel etika pada penelitian ini
terdiri dari tiga indikator, antara lain:
Sikap (Attitude)
Definisi sikap (attitude) pada
penelitian ini ditekankan pada perasaan
atau emosi. Sikap yang terdapat pada diri
individu akan memberi warna atau corak
tingkah laku ataupun perbuatan individu
yang bersangkutan. Tanggapan responden
terhadap indikator sikap (attitude) sebesar
55,6% memberikan tanggapan setuju.
Tanggapan ini menunjukkan bahwa sikap
tenaga medis di RSUD Dr. Soegiri sudah
baik dan setuju bahwa indicator sikap
mempengaruhi mereka dalam merasakan
kepuasan layanan kesehatan di RSUD Dr.
Soegiri.
Berintegritas
Berintegritas berarti para tenaga
medis memegang prinsip, melakukan
kegiatan terhormat, tulus hati, berani dan
penuh pendirian, tidak bermuka dua, tidak
berbuat jahat dan saling percaya. Dalam
penelitian ini sebanyak 57% responden
menyatakan setuju bahwa tenaga medis
yang berintegritas memberikan pengaruh
dalam merasakan kepuasan layanan
kesehatan di RSUD Dr. Soegiri.
Ketanggapan Tenaga Medis
Ketanggapan tenaga medis
menunjukkan kemampuan yang dimiliki
oleh tenaga medis untuk melakukan semua
pekerjaan baik itu pekerjaan pokok
(utama) maupun tugas tambahan dengan
hasil yang memuaskan sesuai dengan
aturan pokok yang telah ditetapkan dalam
etika profesi dari setiap pekerjaan yang
dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 56% responden memberikan
tenggapan setuju bahwa tenaga medis yang
tanggap akan tugas-tugasnya berpengaruh
terhadap kepuasan pasien di RSUD Dr.
Soegiri Lamongan.
Variabel Komunikasi (X2)
Komunikasi dapat menentukan
kepuasan pasien terhadap layanan
kesehatan yang diberikan oleh rumah
sakit. Adapun indicator komunikasi
sebagai berikut:
21
Komunikasi dengan Pasien
Komunikasi dengan pasien
merupakan proses komunikasi antara
tenaga medis dengan pasien yang
berhubungan dengan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
65,2% responden menjawab setuju bahwa
komunikasi tenaga medis dengan pasien
berpengaruh terhadap kepuasan pasien di
RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Menyampaikan Informasi Tanpa Rasa
Ragu
Menyampaikan informasi tanpa
ragu kepada pasien adalah salah satu
indikator dari komunikasi yang
mendorong proses penyembuhan pasien.
Dalam penelitian ini sebanyak 59,2%
responden menjawab setuju bahwa tenaga
medis yang mampu menyampaikan
informasi tanpa ragu-ragu kepada pasien
memberikan pengaruh terhadap kepuasan
pasien RSUD Dr. Soegiri.
Empati
Pada penelitian ini sebanyak 60,2%
responden memberikan tanggapan setuju
bahwa empati seorang tenaga medis dalam
memberikan pelayanan kesehatan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian mutu
pelayanan. Komunikasi tenaga medis yang
mampu untuk berkomunikasi dan
memperlihatkan rasa memperhatikan dan
mendengarkan keluhan pasien, maka akan
memberikan kepuasan pada pasien yang
dirawatnya, yang disebabkan mutu
pelayanan yang diterima oleh pasien
dianggap baik dan berkualitas.
Variabel Kepuasan Pasien (Y)
Pelayanan tenaga medis dalam
memberikan pelayanan pada pasien
dengan tujuan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan. Tenaga medis
harus mementingkan aspek kepuasan pada
pasien terlebih dahulu. Berdasarkan hasil
penelitian terdapat 60,7% responden
menyatakan setuju yang berarti mereka
telah puas terhadap layanan kesehatan
yang diberikan tenaga medis RSUD Dr.
Soegiri.
HASIL UJI HIPOTESIS
Uji Parsial
Secara parsial variabel etika (X1),
diperoleh nilai t hitung sebesar 5,482
dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil
analisis menunjukkan nilai t-hitung > nilai
t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari
taraf 5%, dengan demikian hipotesis
pertama diterima.
Secara parsial variabel komunikasi
(X2), diperoleh nilai t hitung sebesar 7,253
dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil
analisis menunjukkan nilai t-hitung > nilai
t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari
taraf 5%, dengan demikian hipotesis kedua
diterima.
Uji Simultan
Dilihat dari hasil perhitungan nilai
F hitung = 90,205, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa secara simultan
(bersamaan) variabel etika dan komunikasi
mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan pasien (Y) di RSUD Dr. Soegiri
Lamongan.
Uji Determinasi
22
Berdasarkan perhitungan analisis
regresi diperoleh koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,701 yang berarti 70,1%. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel independen
(Etika dan Komunikasi) terhadap variabel
dependen (kepuasan pasien) Sedangkan
sisanya sebesar 29,9 % ditentukan oleh
variabel lain di luar variabel penelitian.
PEMBAHASAN
Penelitian ini membahas bagaimana
respon pasien terhadap stimulus-stimulus
berupa etika dan komunikasi dari tenaga
medis kepada kepuasan pasien di RSUD
Dr. Soegiri Lamongan.
Secara keseluruhan didapat sebuah
persamaan regresi linier berganda dengan
nilai Y = Y = (-21,350) + 0,542X1 +
0,793X2. Apabila dilihat secara simultan
antara variabel etika dan komunikasi, maka
di peroleh nilai F sebesar 90,205 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Apabila
dibandingkan dengan taraf signifikansi
yang telah ditentukan sebesar 0,05, maka
mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh
pada kedua variabel tersebut secara
bersamaan dalam menentukan rasa puas
pasien di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3
diterima.
Kedua variabel independen (etika
dan komunikasi) berpengaruh terhadap
variabel dependen (kepuasan pasien), baik
secara parsial maupun simultan. Hal ini
berarti RSUD Dr. Soegiri dapat
meningkatkan lagi etika dan komunikasi
para tenaga medis terhadap pasiennya,
sehingga dapat meningkatkan kepuasan
pasien.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh etika (X1)
secara parsial terhadap kepuasan
pasien poli gigi di RSUD Dr
Soegiri Lamongan.
2. Terdapat pengaruh komunikasi
(X2) secara parsial terhadap
kepuasan pasien poli gigi di RSUD
Dr Soegiri Lamongan.
3. Terdapat pengaruh etika dan
komunikasi secara simultan
terhadap kepuasan pasien poli gigi
di RSUD Daerah Dr Soegiri
Lamongan.
Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan berdasarkan penelitian ini
adalah:
Bagi tenaga medis, paramedis
maupun non medis RSUD Dr Soegiri
Lamongan perlu memperhatikan Etika
yang baik dan sopan kepada semua pasien,
sehingga memunculkan rasa kepuasan
yang dapat dirasakan oleh para pasien
dikarenakan telah mendapatakan
pelayanan yang memuaskan. Komunikasi
yang baik juga perlu ditingkatkan, dengan
menggunakan kata – kata yang mudah
difahami oleh para pasien sehingga pasien
bisa dengan mudah mendapatkan
informasi tentang medis maupun non
medis, sehingga para pasien merasa
terpenuhi kebutuhannya.
Bagi peneliti – peneliti berikutnya
yang ingin mengadakan penelitian serupa,
agar dapat mengembangkan hasil
penelitian ini dengan mengangkat objek
penelitian pada perusahaan lainya dengan
jenis sampel dan obyek yang berbeda, agar
diperoleh pemahaman dan kesimpulan
23
yang lebih lengkap mengenai penelitian
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Nuh, Muhammad, 2011, Etika Profesi
Hukum, Pustaka Setia, Bandung.
Rahmaniyah, Istighfarotur, 2010, Etika
Pendidikan, Aditya Media, Malang.
Pohan,Imbalo, 2013, Jaminan Mutu
Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar
Pengertian Dan Penerapan, EGC,
Jakarta.
Purba, Amir, dkk. (2006), Pengantar Ilmu
Komunikasi, Pustaka Bangsa Press,
Medan.
Uchjana Effendy, Onong, 2006, Ilmu
Komunikasi; Teori dan Praktek,
Remaja Rosda Karya, Bandung.
24
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN LOAN TO DEPOSIT
RATIO (LDR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PT. BPD JATIM TAHUN 2014 - 2016
ANNITA MAHMUDAH
ABSTRACT
According to Bank Indonesia Circular Letter no. 13/30 / DPNP dated December 16,
2011, regarding financial ratio calculation guidelines, it is explained that in determining bank
liquidity level, the ratio of loan to deposit ratio (LDR) is used as reference of its calculation by
comparing the amount of credit with the amount of Third Party Funds. The exit of rules on
financial ratio calculation guidelines, then every banking company must follow and use the ratio
of loan to deposit ratio (LDR) as an assessment of bank liquidity. The higher loan to deposit ratio
(LDR) gives an indication of the greater profit to be earned by the bank, but it has a big risk, ie
no return of credit funds granted or the occurrence of bad debts, which will have an impact on
the decline in profits. According to Bank Indonesia Circular Letter no. 15 / 7PBI / 2013 dated 1
October 2013, namely liquidity component rating, loan to deposit ratio (LDR) has a safe limit of
between 78% -100%. This secure limit indicates that each bank must have a loan-to-deposit ratio
(LDR) ranging from 78% -100%, in order for the bank to be in the healthy category. The loan to
deposit ratio (LDR) is above the safe limit, meaning the bank is in a less liquid or unhealthy
category.
Population used in this research is Financial Statement of PT. BPD JATIM 2014-2015.
In this study, the sample is determined by total sampling. In this research sample is Financial
Statement of PT. BPD JATIM Year 2014-2016. This research uses quantitative research type.
The independent variables used in this research are third party funds (DPK) (X1) and
Loan to deposit ratio (LDR) (X2). The dependent variables in this research are financial
performance (Y).
This research resulted that there is a positive and significant influence between third
party funds (DPK) and loan to deposit ratio (LDR) to financial performance, shown the value of
Fcount = 214,958 and Ftabel = 3,28 as well as the partial test with t test, for variable of third
party fund (DP) (X1) obtained by t-count result of significance level that is equal to 0,232 <0.05
and tcount equal to 1,218 and ttable equal to 2,032. From the data can be tcount> ttable (1.218>
2.032), it can be concluded that partially variable Third Party Fund (DPK) has no significant
effect on Financial Performance. For loan to deposit ratio (LDR) (X2), the value of t-count of
significance level is 0.000 <0,05, and tcount is 20,131 and ttable is 2,032. From the data in can
tcount value <ttable (20,131 <2,032). Then it can be concluded that the partial variable Loan To
Deposit Ratio (LDR) significant influence on Financial Performance.
Keywords : Third Party Fund Impact Analysis (LoK), Loan To Deposit Ratio (LDR), on
Financial Performance
25
ABSTRAK
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011,
perihal pedoman perhitungan rasio keuangan, dijelaskan bahwa dalam menentukan tingkat
likuiditas bank, digunakan rasio loan to deposit ratio (LDR) sebagai acuan perhitungannya
dengan membandingkan jumlah kredit dengan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK). Keluarnya
aturan mengenai pedoman perhitungan rasio keuangan, maka setiap perusahaan perbankan wajib
mengikuti dan menggunakan rasio loan to deposit ratio (LDR) sebagai penilaian atas likuiditas
bank. Semakin tinggi loan to deposit ratio (LDR) memberikan indikasi semakin besar laba yang
akan diperoleh bank, tetapi hal tersebut memiliki resiko yang besar pula, yaitu tidak kembalinya
dana kredit yang diberikan atau terjadinya kredit macet, sehingga akan berdampak pada
penurunan laba. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/7PBI/2013 tanggal 1 Oktober
2013, yaitu penetapan peringkat komponen Likuiditas, loan to deposit ratio (LDR) memiliki
batas aman antara 78%-100%. Batas aman ini memberikan indikasi bahwa setiap bank harus
memiliki tingkat loan to deposit ratio (LDR) berkisar pada 78%-100%, agar bank yang
bersangkutan berada pada kategori sehat. Nilai loan to deposit ratio (LDR) yang berada di atas
batas aman, berarti bank yang bersangkutan berada dalam kategori kurang likuid atau tidak
sehat.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT. BPD JATIM
tahun 2014- 2016. Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan total sampling. Dalam
penelitian ini sampel adalah Laporan Keuangan PT. BPD JATIM Tahun 2014-2016. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga (DPK) (X1)
dan Loan to deposit ratio (LDR) (X2), Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan (Y).
Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
dana pihak ketiga (DPK) dan loan to deposit rasio (LDR) terhadap kinerja keuangan, ditunjukkan
nilai Fhitung = 214,958 dan Ftabel = 3,28 demikian pula dengan uji parsial dengan uji t, untuk
variabel dana pihak ketiga (DPK) (X1) diperoleh nilai t-hitung hasil tingkat signifikansi yaitu
sebesar 0.232 < 0.05 dan thitung sebesar 1,218 dan ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut di dapat
nilai thitung > ttabel (1,218 > 2,032), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Dana
Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Untuk variabel
loan to deposit ratio (LDR) (X2) diperoleh nilai t-hitung tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.000
< 0,05, dan thitung sebesar 20,131 dan ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai thitung <
ttabel (20,131 < 2,032). Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Loan To Deposit
Ratio (LDR) pengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan.
Kata Kunci : Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan To Deposit Ratio (LDR),
Terhadap Kinerja Keuangan
PENDAHULUAN
Saat ini dalam menghadapi persaingan
bisnis, suatu badan usaha haruslah benar -
benar memperhatikan hal yang sangat
fundamental yaitu permodalan. Agar dapat
produktif dalam menghadapi persaingan,
perusahaan harus memberikan perhatian
khusus dalam penggunaan dananya. Krisis
ekonomi yang terjadi telah membuat
masyarakat menjadi lebih teliti dalam
menilai kinerja perbankan, oleh karena itu
26
penting bagi sebuah bank untuk terus
memperbaiki dan mempertahankan
kinerjanya (Nursatyani, 2011).
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,
tingkat kesehatan bank adalah hasil
penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja
suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan
atau penilaian kualitatif terhadap faktor-
faktor permodalan, kualitas aset,
manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan
sensitivitas terhadap risiko pasar. Untuk
menilai kinerja keuangan perbankan
umumnya digunakan empat aspek penilaian
yaitu Capital, Assets, Earning, Liquidity, hal
ini menunjukkan bahwa rasio keuangan
bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan
perusahaan perbankan.
Penelitian rasio keuangan baik secara
individu maupun secara construct untuk
menilai kinerja dan pengujian kekuatan
hubungan rasio keuangan dengan kinerja
keuangan perbankan, menurut pengamatan
jarang dilakukan. Didasari oleh beberapa
alasan antara lain keuangan perusahaan
perbankan sedikit berbeda dengan rasio
keuangan-keuangan sejenis perusahaan
lainnya.
Menurut Taswan (2010) kinerja bank
secara eksplisit dipersentasikan oleh rasio
dan aspek permodalan, aktiva produktif,
rentabilitas, likuiditas, dan kepatuhan pada
regulasi. Rasio ini penting kerena selalu
dijadikan informasi yang dikonsumsi oleh
publik, dalam penelitian ini rasio yang
digunakan adalah Loan to Deposit Ratio
(LDR). Ada tidaknya aktiva produktif dan
likuiditas sangat dipengaruhi dana pihak
ketiga, oleh karena itu dalam penelitian ini
menambahkan variabel dana pihak ketiga.
Tingkat kinerja suatu bank dapat diukur
dengan menilai tingkat kesehatan bank
tersebut. Kinerja bank dapat dilihat dari
berbagai sisi, salah satunya adalah kinerja
keuangannya. Dunia perbankan mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Bank
harus bisa menunjukkan kinerja yang
optimal bagi masyarakat dengan menjaga
tingkat profitabilitas, karena dengan
profitabilitas yang tinggi masyarakat akan
memiliki kepercayaan terhadap bank
tersebut. Menurut Undang-undang RI nomor
10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998
tentang perbankan adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Nuritomo (2014) fungsi
utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat untuk berbagai tujuan
atau sebagai (financial intermediary) pihak
yang kelebihan dana (surplus) serta pihak
yang kekurangan dana (deficit). Secara lebih
spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent
of trust, agent of development, dan agent of
services. Perbankan merupakan tulang
punggung dalam membangun sistem
perekonomian dan keuangan Indonesia
karena dapat berfungsi sebagai intermediary
institution yaitu lembaga yang mampu
menyalurkan kembali dana-dana yang
dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus
kepada unit-unit ekonomi yang
membutuhkan bantuan dana atau defisit.
Fungsi ini merupakan mata rantai yang
penting dalam melakukan bisnis karena
berkaitan dengan penyediaan dana sebagai
investasi dan modal kerja bagi unit-unit
bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi,
agar dapat berjalan dengan lancar maka
lembaga perbankan harus berjalan dengan
baik pula (Susilo, 2000).
Perbankan juga merupakan tonggak
bagi perekonomian suatu negara termasuk
bagi negara Indonesia karena perbankan
memiliki peranan yang sangat penting.
Perbankan sebagai lembaga intermediasi
27
atau perantara dalam sektor keuangan untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang
kelebihan dana dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkan.
Menurut Adityantoro dan Rahardjo
(2013) dalam menjalankan fungsinya bank
telah mengakibatkan timbulnya aliran dana,
oleh karena itu jika perbankan lebih fokus
pada dana yang telah dihimpun untuk
disalurkan dalam pemberian kredit maka
seluruh masyarakat dapat merasakan fungsi
dari sektor perbankan itu sendiri. Sehingga
bank menjadi salah satu lembaga yang
dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola
dana agar menjadi lebih produktif. Prinsip
bank adalah mencari laba atau berusaha
untuk meningkatkan labanya, hal ini
menyebabkan laba menjadi salah satu
ukuran kinerja perusahaan yang sering
digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
Laporan mengenai rugi laba suatu
perusahaan menjadi paling penting dalam
laporan tahunan, selain itu kegiatan
perusahaan selama periode tertentu
mencangkup aktivitas rutin atau operasional
juga perlu dilaporkan sehingga diharapkan
bisa memberikan informasi yang berkaitan
dengan tingkat keuntungan, risiko,
fleksibilitas keuangan, dan kemampuan
operasional perusahaan. Prediksi kinerja
keuangan suatu perusahaan pada umumnya
dilakukan oleh pihak internal (manajemen)
dan pihak eksternal perusahaan yang
memiliki hubungan dengan perusahaan yang
bersangkutan seperti investor, kreditur, dan
pemerintah. Analisis laporan keuangan
perbankan dapat membantu para pelaku
bisnis, baik pemerintah dan para pemakai
laporan keuangan lainnya dalam menilai
kondisi keuangan suatu perusahaan tidak
terkecuali perusahaan perbankan.
Perkembangan perekonomian tidak lepas
dari peran sektor perbankan yang membantu
kemajuan perekonomian, perbankan dapat
membantu pertumbuhan perekonomian
suatu negara dan masyarakatnya. Bank
merupakan salah satu lembaga otoritas
keuangan yang membantu perkembangan
perekonomian di suatu negara. Pada
dasarnya bank melakukan kegiatannya
memerlukan dana, sehingga bank harus
menghimpun dana dari berbagai pihak,
ketika semakin banyak dana yang dimiliki
oleh bank maka bank tersebut mampu
berkontribusi untuk menjalankan
kegiatannya dengan baik. Selain hal
tersebut, bank mempunyai tujuan sebagai
penunjang pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan stabilitasnasional, meningkatkan
pemerataan pembangunan, sehingga
tercapainya peningkatan kemakmuran bagi
masyarakat. Kinerja keuangan bank
mencerminkan kemampuan operasional
bank baik dalam bidang penghimpunan dana
maupun dalam penyaluran dana tersebut.
Kinerja bank juga dapat menunjukkan
kekuatan dan kelemahan bank. Dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan bank,
dapat dilakukan strategi untuk
mengembangkan bank tersebut dan dapat
dilakukan tindakan pencegahan untuk
mengurangi dan meminimalisir kelemahan
bank tersebut sebagai kegiatan perbaikan di
masa mendatang.
Penilaian terhadap kinerja bank
biasanya dilihat dari laporan keuangannya.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas
dari perusahaan tersebut (Munawir, 2004).
Adapun pihak-pihak yang memiliki
kepentingan terhadap laporan keuangan
bank (Kasmir, 2012) adalah pemegang
saham, pemerintah, manajemen, karyawan,
masyarakat luas. Komponen laporan
keuangan bank terdiri dari neraca bank,
28
laporan rugi/laba bank, laporan likuiditas
aktiva produktif, laporan komitmen dan
kontingensi, laporan risiko keuangan bank,
laporan aktiva produktif, laporan posisi
keuangan. Melalui informasi yang disajikan
dari laporan keuangan tersebut dapat
membantu investor dan pengguna lain yang
potensial dalam dalam kegiatan
pengambilan
keputusan untuk menanamkan
dananya pada bank tersebut sebagai sarana
investasi dan mengetahui kegiatan
penghimpunan serta penyaluran dana. Sesuai
dengan tujuan dari pendekatan pengawasan
bank oleh Bank Indonesia yaitu keluasan
berusaha (deregulasi), menerapkan prinsip
kehati-hatian (prudential banking), dan self
regulatory banking dalam kegiatan
operasionalnya. Dalam laporan
perekonomian tahunan yang dirilis oleh
Bank Indonesia menyebutkan bahwa selain
dari aspek profitabilitas dan rasio-rasio
keuangan, kinerja perbankan juga dapat
diukur dari kemampuan bank dalam
menghimpun dana masyarakat. Dalam
membiayai kegiatannya bank membutuhkan
dana, dana tersebut dapat berasal dari
berbagai sumber.
Dana bank sangat penting untuk
perencanaan investasi dan keputusan
manajemen untuk meraih keuntungan. Besar
kecilnya skala usaha bank ditentukan oleh
modal yang dimiliki. Pemenuhan kebutuhan
dana bagi bank bisa dicari dengan melalui
berbagai sumber, seperti bank itu sendiri
yang berupa modal disetor (net worth),
masyarakat, dan lembaga keuangan. Untuk
mendukung ekspansi penyaluran kredit,
perbankan masih mengandalkan Dana Pihak
Ketiga (DPK) sebagai sumber utama
pembiayaan kredit. Kegiatan pokok
perbankan adalah menghimpun dana dari
anggota masyarakat yang kelebihan dana
dan menyalurkan kembali kepada pemakai
dana. Bank di tuntut untuk dapat
menyalurkan dana yang telah dihimpun,
langkah ini menguntungkan namun juga bisa
membawa risiko kekurangan likuditas
apabila sewaktu-waktu pemilik dana
menarik dananya, sebaliknya apabila terlalu
banyak dana yang dicadangkan untuk
menjaga ketersediaan likuiditas maka bank
akan kehilangan kesempatan untuk
memperolehh keuntungan yang lebih besar.
Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal
dari masyarakat yang dihimpun dalam
bentuk giro (demand deposit), tabungan
(saving deposit), dan deposito (timedeposit)
yang berasal dari perorangan atau badan
(Nuritomo, 2014).
Dana inilah yang akan digunakan oleh
pihak bank untuk bisa dikelola diberdayakan
sehingga menghasilkan dan dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional bank
tersebut. Pihak bank akan menggunakan
dana pihak ketiga tersebut dalam bentuk
penjualan jasa berupa penyaluran kredit
kepada pihak yang membutuhkan modal
kredit. Selain untuk mendapatkan
pendapatan bunga atas kredit yang
disalurkan, hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya pengendapan dana
yaitu adanya ketidak seimbangan antara
dana yang telah dihimpun dan kredit yang
disalurkan oleh pihak bank. Untuk bisa
menjaga sumber dana yang bersumber dari
masyarakat, pihak bank harus menjaga
kepercayaan nasabahnya atas dana yang
dititipkan. Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat
dimanfaatkan untuk ditempatkan pada pos-
pos yang menghasilkan pendapatan bagi
bank, salah satunya yaitu dalam bentuk
kredit. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
(DPK) akan mengakibatkan pertumbuhan
kredit yang pada akhirnya Loan to Deposit
Ratio (LDR) juga akan meningkat
(Nandadipa, 2010).
Denda wijaya (2003) mengungkapkan
dana - dana pihak ketiga yang dihimpun dari
masyarakat merupakan sumber dana terbesar
yang paling diandalkan oleh bank (mencapai
29
80%-90% dari seluruh dana yang dikelola
oleh bank).
Menurut Ratna dalam penelitian
Arisanti (2010), dengan meningkatnya dana
pihak ketiga, maka dana yang dialokasikan
untuk pemberian kredit juga akan meningkat
sehingga akan meningkatkan pula
pendapatan bank yang akan berdampak
terhadap peningkatan profitabilitas bank
tersebut.
Likuiditas adalah kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata
lain dapat membayar kembali pencairan
dana deposannya pada saat ditagih serta
dapat mencukupi permintaan kredit yang
telah diajukan (Kasmir, 2012) Mengukur
tingkat likuiditas bank dapat digunakan
quick ratio, investing policy ratio, banking
ratio, assets to loan ratio,cash ratio, dan
loan to deposit ratio (LDR). Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP
tanggal 16 Desember 2011, perihal pedoman
perhitungan rasio keuangan, dijelaskan
bahwa dalam menentukan tingkat likuiditas
bank, digunakan rasio loan to deposit ratio
(LDR) sebagai acuan perhitungannya
dengan membandingkan jumlah kredit
dengan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK).
Keluarnya aturan mengenai pedoman
perhitungan rasio keuangan, maka setiap
perusahaan perbankan wajib mengikuti dan
menggunakan rasio loan to deposit ratio
(LDR) sebagai penilaian atas likuiditas
bank. Semakin tinggi loan to deposit ratio
(LDR) memberikan indikasi semakin besar
laba yang akan diperoleh bank, tetapi hal
tersebut memiliki resiko yang besar pula,
yaitu tidak kembalinya dana kredit yang
diberikan atau terjadinya kredit macet,
sehingga akan berdampak pada penurunan
laba. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No. 15/7PBI/2013 tanggal 1 Oktober 2013,
yaitu penetapan peringkat komponen
Likuiditas, loan to deposit ratio (LDR)
memiliki batas aman antara 78%-100%.
Batas aman ini memberikan indikasi bahwa
setiap bank harus memiliki tingkat loan to
deposit ratio (LDR) berkisar pada 78%-
100%, agar bank yang bersangkutan berada
pada kategori sehat. Nilai loan to deposit
ratio (LDR) yang berada di atas batas aman,
berarti bank yang bersangkutan berada
dalam kategori kurang likuid atau tidak
sehat.
Bank BUMD atau disebut juga Bank
Persero milik daerah yang terdiri dari Bank
Jatim yang tidak terlepas dari aktivitas
memperoleh keuntungan, karena nyatanya
setiap bank pun memerlukan keuntungan
guna untuk meningkatkan kinerja bank.
Aktivitas memperoleh laba yang dilakukan
oleh bank tersebut, sebagaimana perbankan
pada umumnya juga dipengaruhi oleh Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit
Ratio (LDR).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
Deskriptif Kuantitatif yaitu hasil penelitian
yang kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulan, artinya penelitian yang
dilakukan adalah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data dan
angka. Dengan menggunakan metode
penelitian ini akan dapat diketahui hubungan
yang signifikan antara variabel bebas dan
terikat sehingga menghasilkan kesimpulan
Jenis penelitian ini menggunakan
deskriptif kuantitatif. Istilah deskriptif
berasal dari istilah bahasa Inggris yang
berarti memaparkan sesuatu hal, misalnya
keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan
dan lain-lain, maka penelitian dekstiptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-
lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya
dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT.
30
BPD JATIM tahun 2014- 2016. Dalam
penelitian ini sampel adalah Laporan
Keuangan PT. BPD JATIM Tahun 2014-
2016.
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar 4.2 Grafik Probability Plot
Dari gambar normal Probability
Plot dapat dilihat bahwa sebaran data mengikuti garis normal, maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal dan telah memenuhi
asumsi klasik sehingga layak untuk di
gunakan.
b. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3 Scatterplot
Dari Gambar 4.3 Scatterplot dapat
dilihat bahwa data masih menyebar
acak, tidak memperlihatkan sebuah pola
tertentu dan dapat disimpulkan bahwa
data bebas dari masalah
heteroskedastisitas.
2. Uji t (Parsial)
Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan progam SPSS dapat
diketahui bahwa :
a. Pengaruh Dana Pihak Ketiga
terhadap Kinerja Keuangan
Dari hasil uji t untuk variabel
Dana Pihak Ketiga (X1) terhadap
Kinerja Keuangan (Y) diperoleh
Model Ttabel Taraf
Signifikan
Thitung Signifikan
Dana
Pihak
Ketiga
2.032 0,05 1,218 0,232
Loan To
Deposit
Ratio
2.032 0,05 20,131 0,000
31
hasil tingkat signifikansi yaitu
sebesar 0.232 < 0.05 dan thitung
sebesar 1,218 dan ttabel sebesar 2,032.
Dari data tersebut di dapat nilai thitung
> ttabel (1,218 > 2,032), maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Dana Pihak Ketiga tidak
berpengaruh signifikan terhadap
Kinerja Keuangan.
b. Pengaruh Loan To Deposit Ratio
(LDR) terhadap Kinerja Keuangan
Dari hasil uji t untuk variabel
Loan To Deposit Ratio (LDR) (X2)
terhadap Kinerja Keuangan diperoleh
hasil tingkat signifikansi yaitu
sebesar 0.000 < 0,05, dan thitung
sebesar 20,131 dan ttabel sebesar
2,032. Dari data tersebut di dapat
nilai thitung < ttabel (20,131 < 2,032).
Maka dapat disimpulkan bahwa
secara parsial variabel Loan To
Deposit Ratio (LDR) pengaruh
signifikan terhadap Kinerja
Keuangan.
3. Uji F (Simultan)
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Secara
Simultan (Uji F)
Residu
al
Ft
abe
l
Taraf
Signif
ikan
Fhitu
ng
Signif
ikan
78801
240,15
3,
28
0,05 214,
958
0,000
Tabel diatas menunjukkan bahwa
nilai signifikansi 0.000 < 0.05, dan
sedangkan nilai Fhitung sebesar
214,958 dan Ftabel adalah 3.28. Dari
data tersebut di dapat nilai Fhitung >
Ftabel (214,958 > 3.28), maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-
sama variabel (Dana Pihak Ketiga
(DPK) dan Loan To Deposit Ratio
(LDR) berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Keuangan.
HIPOTESIS
Menurut Sekaran (2007), hipotesis
dapat didefinisikan sebagai hubungan yang
diperkirakan secara logis diantara dua
variabel yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan secara logis. Berdasarkan
rumusan penelitian yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka hipotesis sementara
yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 : Ada pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK) terhadap kinerja keuangan
di PT. BPD JATIM tahun 2014-
2016.
H2 : Ada pengaruh Loan to Deposit Ratio
(LDR) terhadap kinerja keuangan
di PT. BPD JATIM tahun 2014-
2016.
H3 : Ada pengaruh Dana Pihak Ketiga
(DPK) dan Loan to Deposit Ratio
(LDR) terhadap kinerja keuangan
di PT. BPD JATIM tahun 2014-
2016.
PEMBAHASAN
Hasil Uji F menunjukkan bahwa
nilai signifikansi 0.000 < 0.05, dan
sedangkan nilai Fhitung sebesar 214,958
dan Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut
di dapat nilai Fhitung > Ftabel (214,958 >
3.28), maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama variabel (Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan Loan To Deposit
Ratio (LDR) berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Keuangan.
Dari hasil uji t untuk variabel Dana
Pihak Ketiga (X1) terhadap Kinerja
Keuangan (Y) diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0.232 < 0.05
dan thitung sebesar 1,218 dan ttabel sebesar
2,032. Dari data tersebut di dapat nilai
thitung > ttabel (1,218 > 2,032), maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Dana Pihak Ketiga tidak
32
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Keuangan.
Dari hasil uji t untuk variabel Loan
To Deposit Ratio (LDR) (X2) terhadap
Kinerja Keuangan diperoleh hasil tingkat
signifikansi yaitu sebesar 0.000 < 0,05,
dan thitung sebesar 20,131 dan ttabel sebesar
2,032. Dari data tersebut di dapat nilai
thitung < ttabel (20,131 < 2,032). Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Loan To Deposit Ratio (LDR)
pengaruh signifikan terhadap Kinerja
Keuangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian tentang
Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan
Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap
Kinerja Keuangan PT. BPD JATIM
TAHUN 2014-2015, penelitian ini
memiliki tujuan untuk mengetahui
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK)
terhadap kinerja keuangan PT. BPD
JATIM tahun 2014 - 2016. Untuk
mengetahui pengaruh Loan to Deposit
Ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan
PT. BPD JATIM tahun 2014 – 2016.
Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak
Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit Ratio
(LDR) terhadap kinerja keuangan PT.
BPD JATIM tahun 2014 - 2016.
Dari uji yang dilakukan Uji F
menunjukkan nilai Fhitung sebesar 15,634
dan Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut
di dapat nilai Fhitung > Ftabel (15,634 >
3.28). sedangkan nilai signifikansi
menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara bersama -
sama variabel (Penjualan Air Bersih dan
Biaya Operasional) berpengaruh
signifikan terhadap Laba.
Uji T menunjukkan nilai Penjuaan
Air Bersih Thitung sebesar 5,310 dan Ttabel
adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat
nilai Fhitung > Ftabel (5,310 > 2,032).
sedangkan nilai signifikansi
menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Penjualan Air Bersih
berpengaruh signifikan terhadap Laba.
Uji T menunjukkan nilai Biaya
Operasional Thitung sebesar 1,266 dan
Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di
dapat nilai Fhitung < Ftabel (1,266 < 2,032).
sedangkan nilai signifikansi
menunjukkan 0.000, maka nilai
signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial
variabel Biaya Operasional tidak
berpengaruh signifikan terhadap Laba.
SARAN 1. Bagi pihak bank PT. BPD JATIM
diharapkan lebih memperhatikan serta
meningkatkan kinerja karyawan terhadap
peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK)
yang didapat dari beberapa sektor seperti
Tabungan, Deposito, dan lain-lain dengan
cara jemput bola atau menghampiri para
calon nasabah agar mau menempatkan
dananya di PT. BPD JATIM agar target
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ditentukan
perusahaan bisa tercapai terlebih- lebih
bisa melampaui target.
2. Bagi pihak bank PT. BPD JATIM
diharapkan lebih memperhatikan serta
meningkatkan nilai jumlah penyaluran
kreditnya dengan cara melakukan promo-
promo dan bunga kredit yang kompetitif
agar semakin banyak dana yang bisa
tersalurkan, sehingga bisa menaikan
keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Sawir, 2005. Analisis kinerja
keuangan dan perencanaan
33
keuangan. Gramedia Pustaka.
Jakarta.
Arifin, Zainal, 2005. Teori keuangan dan
pasar modal. Ekonisia, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur suatu
penelitian. Pendekatan praktek. Edisi
Revisi kelima. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta
Budisantoso, totok nuritomo, 2014.
Bank&Lembaga keuangan Lain.
Salemba Empat. Jakarta.
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen
perbankan. Ghalia Indonesia.
Jakarta.
Fahmi, Irham, 2011. Analisa Laporan
Keuangan. Alfabeta. Bandung.
Ismail, 2010. Manajemen perbankan, dari
teori menuju aplikasi. Kencana.
Jakarta.
Kasmir, 2014. Bank & Lembaga keuangan
lainnya, edisi revisi cetakan ke empat
belas PT. Raji Gafindo, persada.
Jakarta.
Martoyo, Susilo, 2000. Manajemen Sumber
Daya Manusia. PT. BPFE. Jakarta.
Munawir, 2000. Analisis Laporan
Keuangan, Liberty. Yogyakarta.
Nana, Syaodih Sukmadinata, 2009. Metode
penelitian pendidikan. Rosdakarya.
Bandung.
Sekaran, Uma, 2007. Metodologi penelitian
untuk bisnis. Edisi 4, buku 2.
Salemba empat. Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode penelitian bisnis.
Alfabeta. Bandung.
Sugiyono, 2011. Metode penelitian kualitatif
dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sujoko, Efferin, et.el. 2008. Metode
penelitian Akuntansi. Mengungkap
fenomena dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Sutrisno, Hadi, 2001. Metodologi research
untuk penulisan paper, skripsi, thesis
dan Disertasi, jilid Tiga. Penerbit
andi. Yogyakarta.
www.bankjatim.co.id
34
PENGARUH EFEKTIVITAS, AKUNTABILITAS, DAN TRANSPARANSI
PENGELOLAAN DANA KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN
PEMAKAI ASURANSI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASURANCE CABANG
LAMONGAN TAHUN 2017
MASRAM
ABSTRACT
In some periods, national insurance business PT. Prudential Life Assurance Rapid
growth and one of them is PT. Prudential Life Assurance. Increased growth is due to the tendency
of society to pledge (insurance) on various objects that exist. Soaring volume at PT. Prudential
Life Assurance affects precise information, so the implications are excluded from calculations,
insurance, and finance.
This study aims to find out how far, accountability, and transparency to the level of
insurance users. This analysis was conducted in multiple ways to examine the effect of independent
variables on dependents.
Based on the results of research statistically significant variables to the confidence of
insurance users in PT. Prudential Life Assurance, while the variable of accountability, and no
significant effect to the insurance user in PT. Prudential Life Assurance. However, simultaneously
variable effectiveness, accountability, and transparency to the confidence of insurance users at PT.
Prudential Life Assurance.
Keywords: Prudential, Effectiveness, Accountability, Transparency and Trust
ABSTRAK
Dalam beberapa periode tahun, usaha asuransi secara nasional PT. Prudential Life Assurance
mengalami pertumbuhan yang pesat dan salah satunya adalah PT. Prudential Life Assurance.
Peningkatan pertumbuhan tersebut karena kecendrungan masyarakat untuk menjaminkan
(asuransi) pada berbagai objek yang ada. Melonjaknya volume nasabah pada PT. Prudential Life
Assurance berdampak pada tuntutan intensitas atau aktifitas pekerjaan pada perusahaan ini, maka
implikasinya tidak terlepas dari munculnya persoalan-persoalan seperti kesalahan perhitungan
klaim asuransi, kekeliruan pencatatan akuntansi, perencanaan keuangan dan pelaporan serta
pendapatan dan sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh efektivitas, akuntabilitas,
dan transparansi terhadap tingkat kepercayaan pemakai asuransi. Analisis ini menggunakan
analisis linear berganda untuk menguji seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap
dependen.
Berdasarkan hasil penelitian secara statistik variabel efektivitas berpengaruh signifikan
terhadap kepercayaan pemakai asuransi di PT. Prudential Life Assurance, sedangkan variabel
akuntabilitas, dan transparansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pemakai
asuransi di PT. Prudential Life Assurance. Akan tetapi secara simultan variabel efektivitas,
akuntabilitas, dan transparansi berpengaruh terhadap kepercayaan pemakai asuransi pada PT.
Prudential Life Assurance.
Keyword : Prudential, Efektivitas, Akuntabilitas, Transparansi dan Kepercayaan
35
PENDAHULUAN
Peranan asuransi dalam masyarakat
Indonesia sekarang ini semakin besar. Hal
tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan
asuransi di Indonesia dari tahun ke tahun
mulai meningkat. Pertumbuhan industri
asuransi umum maupun asuransi jiwa di
Indonesia mulai tahun 2013 sangat pesat.
Selain penetrasi asuransi yang masih rendah,
konsolidasi asuransi melalui merger dan
akuisisi juga akan mendorong perkembangan
industri ini. Prospek yang stabil terhadap
sektor asuransi di Indonesia mengestimasi
pertumbuhan pendapatan premi akan
didorong oleh partumbuhan masyarakat pada
kelas menengah keatas maupun kelas
menengah kebawah.
Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi
Indonesia menunjukkan grafik peningkatan
yang cukup baik. Peningkatan perekonomian
tersebut dilihat dari semakin banyaknya
jumlah kelas menengah di kalangan
masyarakat (Silalahi, 2011).
Kalangan masyarakat kelas menengah
memiliki tingkat pendapatan yang relatif
tinggi serta memiliki kemampuan dalam
menggerakkan perekonomian
negara.Tingginya tingkat pendapatan
masyarakat kelas menengah berdampak pada
semakin tingginya daya beli masyarakat.
Daya beli masyarakat kelas menengah ini
merupakan pangsa pasar yang cukup
menjanjikan bagi kalangan industri, termasuk
industri asuransi jiwa. Dilihat dari sisi
industri asuransi jiwa, masyarakat kelas
menengah merupakan pasar utama bagi
penjualan polis. Meningkatnya kesadaran
masyarakat akan perlunya perlindungan jiwa
tersebut berimbas pada meluasnya kebutuhan
akan jaminan asuransi.
Saat ini, industri pasar asuransi
Indonesia masih terbuka lebar. Berdasarkan
Laporan Perasuransian (2016) Asosiasi
Ansuransi Jiwa Indonesia (AAJI)
melaporkan total pendapatan industri
asuransi jiwa melonjak 57,4 persen secara
tahunan pada tahun 2016. Dengan demikian,
pendapatan industri asuransi jiwa mencapai
Rp 208,92 triliun pada tahun 2016,
dibandingkan Rp 132,74 triliun pada tahun
2015. Menurut Ketua Umum AAJI
Hendrisman Rahim pertumbuhan pendapatan
industri asuransi jiwa pada tahun 2016
tersebut menunjukkan kinerja yang mampu
bertahan di tengah perlambatan ekonomi
global maupun domestik. Di tahun 2016
industri yang pertumbuhannya paling tinggi
adalah industri finansial dan asuransi.
Penyumbang terbesar pendapatan industri
asuransi jiwa berasal dari pendapatan premi
asuransi jiwa yang menyumbang sebesar 80
persen. Adapun pertumbuhan premi bisnis
baru meningkat 48,3 persen menjadi Rp
104,46 triliun dan premi lanjutan tumbuh 7,5
persen menjadi Rp 62,58 triliun dari
sebelumnya Rp 58,24 triliun. Pertumbuhan
premi bisnis baru dan premi lanjutan
membuat total pendapatan premi di 2016
meningkat 29,8 persen menjadi Rp 167,04
triliun dibandingkan periode yang sama
tahun 2015 sebesar Rp 128,66 triliun.
Pertumbuhan pendapatan premi
didukung pertumbuhan pendapatan premi
dari jalur pemasaran bancassurance yang
tumbuh sebesar 74,1 persen. Dengan
demikian, jalur pemasaran ini berkontribusi
43,3 persen dari keseluruhan pendapatan
premi. Saluran distribusi keagenan
meningkat sebesar 6,2 persen dan saluran
distribusi alternatif meningkat 14,7 persen,
masing-masing memberikan kontribusi 38,9
persen dan 17,7 persen. (Hendrisman). Hasil
investasi pun menyumbang pendapatan
industri asuransi jiwa, di mana pertumbuhan
hasil investasi mencapai 2.145,5 persen
menjadi Rp 33,94 triliun dari sebelumnya
yang tercatat sebesar Rp 1,66 triliun.
Dari berbagai perusahaan asuransi
yang menawarkan produk asuransi jiwa di
Indonesia, beberapa perusahaan asuransi
tercatat memiliki kinerja yang sangat baik
36
dan mengungguli pesaing-pesaing mereka.
Salah satu perusahaan asuransi jiwa tersebut
adalah Prudential Life Assurance. Hal ini
sesuai dengan Top Brand Index tahun 2014
yang dikeluarkan oleh Majalah Marketing
Indonesia yang bekerja sama dengan
Frontier Consulting Group. Tabel penilaian
selengkapnya adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Top Brand Index 2014 Kategori
Asuransi Jiwa
Merek TBI
Prudential Life
Assurance 24 ,5%
AJB Bumiputera 1912 10 ,4%
AXA Mandiri 8 ,7%
AIA Financial 3 ,9%
Allianz Life Indonesia 3 ,9%
Manulife Indonesia 3 ,3%
Jiwasraya 2 ,4%
Sumber: Majalah SWA 2014
Dilihat dari tabel 1 di atas, Prudential
Life Assurance menempati peringkat
tertinggi dengan TBI 24,5% jauh
mengungguli perusahaan pesaingnya. TBI
merek Prudential secara konsisten terus
dengan kecepatan rata-rata, CAGR 28,1%,
dari sebesar Rp5,5 triliun di tahun 2007
menjadi Rp 14,8 triliun di tahun 2011. AJB
Bumiputera menempati peringkat kedua
dengan TBI 10,4% dan disusul oleh AXA
Mandiri dengan TBI sebesar 8,7%.
Melihat pada kenyataan bahwa
asuransi mulai bertumbuh dan mengingat
bahwa fungsi dari suatu perusahaan asu-ransi
adalah memberikan suatu perlindu-ngan
terhadap risiko yang dihadapi oleh
masyarakat dari kerugian yang bersifat
finansial, maka dirasakan bahwa diperlukan
adanya suatu standar khusus akuntansi bagi
perusahaan asuransisemakin penting, agar
perusahaan dapat secara baik menyajikan
laporan keuangannya.
Menurut PSAK No. 28 Tahun 2012
bahwa asuransi kerugian pada hakekatnya
adalah suatu sistem proteksi menghadapi
resiko kerugian finansial, dengan cara
pengalihan (transfer) resiko kepada pihak
lain, baik secara perorangan maupun secara
kelompok dalam masyarakat. Digolongkan
ke dalam asuransi kerugian antara lain
Asuransi Kebakaran, Asuransi
Pengangkutan, Asuransi Kendaraan
Bermotor, Asuransi Rangka Kapal Laut,
Asuransi Rangka Kapal Udara, Asuransi
Rekayasa (Engineering) dan Asuransi Aneka
seperti Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi
Pengiriman dan Penyimpanan Surat
Berharga, dan lain-lain.
Sedangkan Menurut Undang-undang
No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan,
atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa
yang tidak pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Dalam beberapa periode tahun, usaha
asuransi secara nasional PT. Prudential Life
Assurance mengalami pertumbuhan yang
pesat dan salah satunya adalah PT. Prudential
Life Assurance. Peningkatan pertumbuhan
tersebut karena kecendrungan masyarakat
untuk menjaminkan (asuransi) pada berbagai
37
objek yang ada. Melonjaknya volume
nasabah pada PT. Prudential Life Assurance
berdampak pada tuntutan intensitas atau
aktifitas pekerjaan pada perusahaan ini, maka
implikasinya tidak terlepas dari munculnya
persoalan-persoalan seperti kesalahan
perhitungan klaim asuransi, kekeliruan
pencatatan akuntansi, perencanaan keuangan
dan pelaporan serta pendapatan dan
sebagainya.
Maka dari itu, dari permasalahan dan
pendektan teoritis yang ada maka penulis
tertarik melakukan penelitian tentang
Akuntabilitas,Trasnsparansi Dan Efektivitas
atas pengelolahan keuangan pada
PT.Prudential Life Ansurance dengan judul
penelitian “Pengaruh Efektivitas,
Akuntabilitas, dan Transparansi
Pengelolaan Dana Keuangan Terhadap
Tingkat Kepercayaan Pemakai Asuransi
pada PT. Prudential Life Asurance Cabang
Lamongan Tahun 2017”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang merupakan
pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan
analisis data dengan prosedur statistik. Dalam
penelitiam ini, penulis melakukan
pengumpulan data penelitian yaitu dengan
teknik pengumpulan data secara primer
dalam bentuk kuesioner / survey. Data primer
ialah data yang berasal dari sumber asli
atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam
bentuk terkompilasi ataupun dalam
bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui
narasumber atau dalam istilah
teknisnya responden, yaitu orang yang kita
jadikan objek penelitian atau orang yang kita,
menurut (Umi Narimawati 2008). Data
sekunder ini merupakan data yang sifatnya
mendukung keperluan data primer seperti
buku-buku, literatur dan bacaan yang
berkaitan dengan judul yang diangkat,
menurut (Sugiono 2008 ).
Populasi dalam penelitian ini adalah
pemakai asuransi PT. Prudential Indonesia
Cabang Lamongan tahun 2017 sebanyak 257
orang. Peneliti menggunakan teknik
propability sampling dengan metode simple
random sampling karena jumlah populasi
sebanyak 257 orang. Presisi yang ditetapkan
atau tingkat signifikansi 0,1, maka besarnya
sampel pada penelitian ini adalah 71,9887
dibulatkan menjadi 72. Jadi, jumlah
keseluruhan responden dalam penelitian ini
adalah 72 orang.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
a. Tanggapan Responden atas Data Diri
Responden
Pada penelitian ini, jumlah kuesioner
yang disebarkan berjumlah 72 eksemplar
kuesioner kepada nasabah PT. Prudential
Life Assurance di wilayah Lamongan untuk
memberikan gambaran secara umum tentang
PT. Prudential Life Assurance dalam
penelitian yang berjudul “Pengaruh
Efektivitas, Akuntabilitas, Dan Transparansi
Pengelolaan Dana Keuangan Terhadap
Tingkat Kepercayaan Pemakai Asuransi Pada
PT. Prudential Life Assurance Cabang
Lamongan Tahun 2017” yang kemudian
menghasilkan data sebagai berikut :
1) Data Responden Berdasarkan Usia
Hasil penelitian mengenai data pribadi
responden berdasarkan usia akan disajikan
pada tabel dibawah ini :
38
Berdasarkan tabel di atas, dari 72
responden menunjukkan bahwa responden
yang berusia 20-30 tahun berjumlah 17 orang
atau setara dengan 23,96%, responden yang
berusia 31-40 tahun berjumlah 20 orang atau
setara dengan 27,8%, responden yang berusia
41-50 tahun berjumlah 29 orang atau setara
dengan 40,3%, dan yang berusia 51-60 tahun
6 orang atau 8,3%. Jadi dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden ialah
berusia 41-50 tahun.
2) Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian mengenai data pribadi
responden berdasarkan tingkat Pendidikan
responden akan disajikan pada tabel 4.2 di
bawah ini :
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa
31 orang berpendidikan akhir tingkat SMA
atau 43,1% dari keseluruhan responden, 11
orang berpendidikan akhir tingkat D3 atau
sebesar 15,3%, 28 orang responden
berpendidikan tingkat akhir S1 atau sebanyak
38,9%, dan 2 orang berpendidikan akhir S2
atau setara dengan 2,8%.
b. Tanggapan Responden atas Variabel
Bebas (X)
1) Efektivitas (X1)
Adapun hasil jawaban responden dapat
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
No. Skor
Total 5 4 3 2 1
1 0 30 36 6 0 72
2 0 21 43 8 0 72
3 0 15 44 13 0 72
4 0 32 35 5 0 72
5 0 30 36 6 0 72
Dari table 4.3 di atas menunjukan
jumlah responden yang menjawab kuesioner.
Dari hasil frequensi jawaban responden
tersebut banyak yang menjawab setuju, ini
menunjukkan bahwa efektivitas di PT.
Prudential Life Assurance baik.
2) Akuntabilitas (X2)
Hasil jawaban responden disajikan
dalam table berikut :
No. Skor
Total 5 4 3 2 1
1 0 24 47 1 0 72
2 1 22 36 13 0 72
3 2 26 27 17 0 72
Dari table di atas menunjukan jumlah
responden yang menjawab kuesioner. Dari
hasil frequensi jawaban responden tersebut
sebagian besar responden menjawab netral,
ini menunjukkan bahwa akuntabilitas di PT.
Prudential Life Assurance cukup baik.
3) Adapun hasil jawaban responden dapat
disajikan dalam table berikut :
No. Skor
Total 5 4 3 2 1
1 0 31 39 2 0 72
2 0 38 31 3 0 72
3 0 28 35 9 0 72
4 0 28 44 0 0 72
Dari table 4.5 di atas menunjukan
jumlah skor pernyataan kuesioner responden
yang telah dijawab. Dari hasil frequensi
jawaban responden tersebut sebagian besar
menjawab netral, hal ini menunjukan bahwa
transparansi yang terdapat pada PT.
Prudential Life Assurance cukup baik
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-30 17 23,6 23,6 23,6
31-40 20 27,8 27,8 51,4
41-50 29 40,3 40,3 91,7
51-60 6 8,3 8,3 100,0
Total 72 100,0 100,0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid SMA/MA/SMAK
31 43,1 43,1 43,1
D3 11 15,3 15,3 58,3
S1 28 38,9 38,9 97,2
S2 2 2,8 2,8 100,0
Total 72 100,0 100,0
39
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS I
Hasil dari uji parsial atau sering
disebut t-test dapat dilihat pada tabel berikut
ini : Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF
1 (Constant)
8,978 2,568 3,496 ,001
Efektivitas
,355 ,113 ,358 3,128 ,003 ,856 1,168
Akuntabilitas
,105 ,143 ,084 ,733 ,466 ,846 1,181
Transparansi
,311 ,168 ,203 1,845 ,069 ,924 1,082
a. Dependent Variable: Kepercayaan
Hasil uji parsial (t-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 72 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam
maka untuk nilai t tabel sebesar 1,994 dengan
nilai signifikansi 0,05. Dalam hal ini dapat
dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai
berikut :
1) Variabel efektivitas menghasilkan nilai t
hitung 3,128 dimana nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,003 dimana lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel efektivitas secara parsial
berpengaruh terhadap kepercayaan
pemakai asuransi.
2) Variabel akuntabilitas menghasilkan
nilai t hitung 0,733 dimana nilai t hitung
lebih kecil dari nilai t tabel serta nilai
signifikansi 0,466 dimana lebih besar
dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel akuntabilitas secara
parsial tidak berpengaruh pada
kepercayaan pemakai asuransi.
3) Variabel Transparansi menghasilkan
nilai t hitung 1,845 dimana nilai t hitung
lebih kecil dari nilai t tabel, serta nilai
signifikansi 0,69 dimana lebih besar dari
0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa
variabel transparansi secara parsial tidak
berpengaruh pada kepercayaan pemakai
asuransi.
UJI HIPOTESIS II
Uji Simultan (F-test)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 57,629 3 19,210 7,051 ,000b
Residual 185,246 68 2,724
Total 242,875 71
a. Dependent Variable: Kepercayaan
b. Predictors: (Constant), Transparansi, Efektivitas, Akuntabilitas
Hasil uji simultan (F-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 72 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 dan
variabel terikat sebanyak 1 macam maka
untuk nilai F tabel sebesar 2,74 dengan nilai
signifikansi 0,05. Dalam tabel dapat dilihat
bahwa nilai F hitung sebesar 7,051 lebih
besar dari nilai F tabel 2,74 dengan nilai
signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang
artinya bahwa variabel efektivitas,
akuntabilitas, dan transparansi berpengaruh
secara simultan terhadap variabel
kepercayaan pemakai asuransi.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Efektivitas pengelolaan dana
keuangan terhadap tingkat kepercayaan
pemakai asuransi pada PT. Prudential Life
Assurance cabang Lamongan tahun 2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan diketahui bahwa
efektivitas pengelolaan dana keuangan
secara parsial berpengaruh pada tingkat
kepercayaan pemakai asuransi pada PT.
Prudential Life Assurance cabang
Lamongan tahun 2017. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan hasil tabel bahwa nilai
t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,128
yang lebih besar dari 1,994 dan nilai
40
signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu
0,003. Sehingga hipotesis diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Safrizal pada tahun 2015 yang
menyatakan bahwa efektivitas
berpengaruh positif terhadap kepercayaan.
Sondang P. Siagian dalam Othenk
(2008) mengatakan bahwa efektivitas
adalah pemanfaatan sumber daya, dana,
sarana, dan prasarana dalam jumlah
tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah
barang dan jasa dengan mutu tertentu tepat
pada waktunya.
Sutrisno (2010) mengukur efektivitas
perlu diperhatikan beberapa indikator
yaitu :
a) Pemahaman Program
b) Tepat Sasaran
c) Tepat Waktu
d) Tercapainya Tujuan
e) Perubahan Nyata
2. Pengaruh Akuntabilitas pengelolaan dana
keuangan terhadap tingkat kepercayaan
pemakai asuransi pada PT. Prudential Life
Assurance cabang Lamongan tahun 2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan diketahui bahwa nilai t hitung
lebih kecil dari t tabel yaitu 0,733 yang lebih
kecil dari 1,994 dan nilai signifikan lebih
besar dari 0,05 yaitu 0,466. Dengan
demikian akuntabilitas pengelolaan dana
keuangan secara parsial tidak berpengaruh
pada tingkat kepercayaan pemakai asuransi
pada PT. Prudential Life Assurance cabang
Lamongan 2017. Sehingga hipotesis
ditolak.
Hasil penelitian ini tidak didukung oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Safrizal pada tahun 2015. Hal ini terjadi
karena objek yang di teliti berbeda. Selain
itu, juga disebabkan karena pertanyaan
yang menjadi indikator tidak terdapat pada
PT. Prudential Life Assurance cabang
Lamongan. Adapun indikator akuntabilitas
menurut Lalolo Krina (2008) adalah :
a) Penyebarluasan informasi.
b) Akurasi.
c) Akses publik.
3. Pengaruh Transparansi pengelolaan dana
keuangan terhadap tingkat kepercayaan
pemakai asuransi pada PT. Prudential Life
Assurance cabang Lamongan tahun 2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan diketahui bahwa nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 1,845
yang lebih kecil dari 1,994 dan nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,069.
Dengan demikian transparansi pengelolaan
dana keuangan secara parsial tidak
berpengaruh pada tingkat kepercayaan
pemakai asuransi pada PT. Prudential Life
Assurance cabang Lamongan 2017.
Sehingga hipotesis ditolak.
Hasil penelitian ini tidak didukung
oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Safrizal tahun 2015. Hal
ini terjadi karena objek yang di teliti
berbeda. Selain itu, juga disebabkan
karena pertanyaan yang menjadi indikator
tidak terdapat pada PT. Prudential Life
Assurance cabang Lamongan. Adapun
indikator transparansi menurut Kristianten
(2009) adalah :
a) Kesediaan dan aksesibilitas dokumen
b) Kejelasan dan kelengkapan informasi
c) Keterbukaan proses
d) Kerangka regulasi yang menjamin
transparansi
4. Pengaruh Efektivitas, Akuntabilitas, dan
Transparansi pengelolaan dana keuangan
terhadap tingkat kepercayaan pemakai
asuransi pada PT. Prudential Life
Assurance cabang Lamongan tahun 2017.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan diketahui bahwa
efektivitas, akuntabilitas, dan
transparanasi pengelolaan dana keuangan
41
secara simultan berpengaruh pada tingkat
kepercayaan pemakai asuransi pada PT.
Prudential Life Assurance cabang
Lamongan tahun 2017.
Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan hasil tabel bahwa nilai f hitung
lebih besar dari f tabel yaitu 7,051 yang
lebih besar dari 2,74 dan nilai signifikan
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Sehingga
hipotesis diterima.
Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Safrizal pada tahun 2015 yang
menyatakan bahwa efektivitas,
akuntabilitas, dan transparansi
berpengaruh positif terhadap kepercayaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
berjudul “Pengaruh Efektivitas,
Akuntabilitas, dan Transparansi Pengelolaan
Dana Keuangan Terhadap Tingkat
Kepercayaan Pemakai Asuransi Pada PT.
Prudential Life Assuranse Tahun 2017” dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh efektivitas pengelolaan
dana keuangan terhadap tingkat
kepercayaan pemakai asuransi pada PT.
Prudential Life Assuranse cabang
Lamongan Tahun 2017. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan hasil tabel
bahwa nilai t hitung lebih besar dari t
tabel yaitu 3,218 yang lebih besar dari
1,994 dan nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,003.
2. Tidak ada pengaruh akuntabilitas
pengelolaan dana keuangan terhadap
tingkat kepercayaan pemakai asuransi
pada PT. Prudential Life Assuranse
cabang Lamongan Tahun 2017. Hal
tersebut dibuktikan dengan nilai t hitung
lebih kecil dari t tabel yaitu 0,733 yang
lebih kecil dari 1,994 dan nilai signifikan
lebih besar dari 0,05 yaitu 0,466.
3. Tidak ada pengaruh transparansi
pengelolaan dana keuangan terhadap
tingkat kepercayaan pemakai asuransi
pada PT. Prudential Life Assuranse
cabang Lamongan Tahun 2017. Hal
tersebut dapat diketahui dari hasil nilai t
hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 1,845
yang lebih kecil dari 1,994 dan nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu
0,069.
4. Akuntabilitas dan transparansi tidak
berpengaruh terhadap kepercayaan
pemakai asuransi di PT. Prudential Life
Assurance dikarenakan ada faktor lain
yang bisa membuat pemakai asuransi di
PT. Prudential Life Assurance percaya
yaitu ketika jumlah klaim dan waktu
klaim yang dijanjikan oleh PT.
Prudential Life Assurance tapat waktu
dan sesuai perhitungan.
5. Ada pengaruh efektivitas, akuntabilitas,
dan transparansi pengelolaan dana
keuangan terhadap tingkat kepercayaan
pemakai asuransi pada PT. Prudential
Life Assurance cabang Lamongan tahun
2017. Hal tersebut dibuktikan dengan
hasil tabel nilai f hitung lebih besar dari
f tabel yaitu 7,051 yang lebih besar dari
2,74 dan nilai signifikan lebih kecil dari
0,05 yaitu 0,000.
SARAN Berdasarkan dari pengkajian hasil
penelitian di lapangan maka penulis
bermaksud memberikan saran yang mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga
maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Perusahaan
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa
efektivitas, akuntabilitas, dan
transparansi laporan keuangan atau
informasi-informasi yang berkaitan
dengan kepercayaan pelanggan/pemakai
asuransi harus disampaikan secara
terbuka dan penuh dengan
42
tanggungjawab kepada pihak pemakai.
Sehingga dengan adanya hal tersebut
maka pihak pemakai akan lebih percaya
dengan dana yang telah disetorkan ke
perusahaan dan dapat kembali untuk
kebutuhan pemakai asuransi.
2. Bagi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan tentang adanya
efektivitas, akuntabilitas, dan
transparansi laporan keuangan dari dana
pengguna asuransi dianggap sangat
penting untuk kepercayaan pengguna,
sehingga diharapkan semua pihak dapat
lebih memperbaiki informasi laporan.
3. Bagi Akademisi
Adapun beberapa saran yang perlu
diperhatikan bagi peneliti selanjutnya
adalah lebih mengkaji lebih banyak
sumber dan referensi yang berkaitan
dengan efektivitas, akuntabilitas, dan
transparansi, serta kepercayaan
pelanggan lebih dalam lagi demi
kebaikan semua pihak dalam mengelola
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji. 2009. Psikologi Kerja.
Rineka Cipta. Jakarta.
Abidin. 2011. Akuntabilitas dan
Transparansi. LSM. Jakarta.
Aldrige. 2008. Good Corporate Government.
Erlangga. Jakarta.
Auliya, Ishak. 2011. Manajemen Operasi.
Graha Ilmu. Bandung.
Dwiyanto, Agus.2010. Manajemen
Pelayanan Publik. Gadja Mada
University Press. Yongyakarta.
Eka Putra, Rizki. 2014. Evaluasi Perlakuan
Akuntansi Pendapatan Premi
Dan Beban Klaim Asuransi Kesehatan
(Studi Kasus Psak No. 28 Pada Pt.
Prudential Life Assurance (Tahun 2012
- 2013). Jurnal Ilmiah. UNRIKA.
Batam.
Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin. 2008.
Akuntansi Sektor Publik. Edisi
Peratama : Universitas Diponegoro.
Semarang.
James, Barnes. 2008. Screet Of Customer
Relationship Manajemen. Gramedi.
Jakarta.
Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Balai
Pustaka. Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode
Kuantitatif. UPP AMP YKPN. Yongyakarta.
Letza, Sun.2008. Shareholding Verusu
Stakeholding. Tazkia. Jakarta.
Lalolo, Krina. 2008. Indikator Alat Ukur
Akuntabilitas, Transparansi dan
Pertisipasi. BPPN. Jakarta.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Andi. Yongyakarta.
Mittal. 2009. Global Issue Of Concern. Asian
Journal.
Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi
Publik. Alfabeta. Bandung.
Retnandari, Nunuk. 2014. Pengantar Ilmu
Ekonomi dalam Kebijakan Publik.
Pustaka Pelajar. Yongyakarta.
Robbins. 2008. Perilaku Organisasi.
Gramedia. Jakarta.
Siagian, Sondang. 2010.Teori dan Praktek
Kepemimpinan. Rineka Cipta.
Yongyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
43
Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Cetakan Ketiga Kecana
Media Group. Jakarta.
Safrizal, 2015. Pengaruh Efektivitas,
Akuntabilitas dan Transparansi
Lembaga Zakat Terhadap Tingkat
Kepercayaan Muzzakki dan
Dampaknya Pada Keinginan
Membayar Zakat di Baitul Mal
Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ilmiah.
Universitas Syiah Kuala. Aceh.
Setiawan, Wahyu. 2012. Pengaruh
Akuntabilitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Lkpd) Terhadap
Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah
Di Indonesia. Jurnal Ilmiah.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Steers, Richard. 2008. Efektivitas
Organisasi. Erlangga. Jakarta.
Sutedjo. 2010. Membina Relasi Pelanggan.
Bumi Aksara. Jakarta.
Sunarto. 2009. Statistik Untuk Ekonomi.
Gramedia. Jakarta.
Tangkilisan. 2008. Manajemen Publik.
Gramedia. Jakarta.
Ulum, Ihyaul. 2008. Akuntansi Sektor Publik.
Gramedia. Jakarta.
Yuniati, Tri. 2014. Pengaruh Kepuasan Dan
Kepercayaan Pelanggan Terhadap
Loyalitas Pelanggan Auto 2000
Sungkono Surabaya. Jurnal Ilmiah.
STIESIA. Surabaya.
44
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN TIME BUDGET PRESSURE
TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI KASUS PADA KOPERASI-KOPERASI DI
KABUPATEN LAMONGAN )
MU’AD
ABSTRACT
In performing its duties, a public accountant must be competent in his field and have an
independent attitude. But until now there are still many people who doubt the competence and
independence of public accountants. This is coupled with many cases involving the profession of
public accountants, such as the Enron case. To know the influence of competence, independence,
and time budget pressure on audit quality used questionnaires distributed to the audit working in
cooperatives in Lamongan.
Sampling method used is purposive sampling by spreading as many as 50 questionnaires,
but which can be used only 45. For data analysis, this research use multiple linear regression
analysis with goodness of fit look it. This study found that competence and independence have a
positive effect on the quality of audit, this means the higher the competence and independence of
an auditor the better the audit quality. While time budget pressure variable has a negative effect
which means higher time budget pressure then audit quality will decrease.
Keywords: Competency, Independence, Time Budget Pressure, and Audit Quality
ABSTRAK
Dalam melakukan tugasnya, seorang akuntan publik haruslah berkompeten di bidangnya
dan memiliki sikap independen. Namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang meragukan
kompetensi dan independensi akuntan publik. Hal ini ditambah dengan adanya banyak kasus yang
melibatkan profesi akuntan publik, seperti contohnya kasus Enron. Untuk mengetahui pengaruh
kompetensi, independensi, dan time budget pressure terhadap kualitas audit digunakan kuesioner
yang disebarkan kepada audit yang bekerja di koperasi-koperasi di Kabupaten Lamongan.
Metode penentuan sampel yang digunakan ialah purposive sampling dengan menyebarkan
sebanyak 50 kuesioner, namun yang dapat digunakan hanyalah 45. Untuk analisis data, penelitian
ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan melihat goodness of fit-nya. Penelitian
ini menemukan hasil bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas
audit, hal ini berarti semakin tinggi kompetensi dan independensi yang dimiliki seorang auditor
maka kualitas audit akan semakin baik. Sedangkan variabel time budget pressure berpengaruh
negatif yang berarti semakin tinggi time budget pressure maka kualitas audit akan semakin
menurun.
Kata kunci : Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, dan Kualitas Audit
PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia telah
menyepakati untuk ikut serta dalam
perdagangan bebas ASEAN (AFTA 2015) termasuk perdagangan jasa audit yang
diberikan oleh auditor. Diberlakukannya
AFTA 2015 ini menjadi tantangan bagi
profesi auditor untuk dapat meningkatkan
kualitas audit mereka agar dapat bersaing dengan para auditor dari negara-negara
ASEAN.
45
Persaingan dunia usaha yang semakin
meningkat ini setiap perusahaan akan saling
berkompetisi agar terlihat baik dari
pesaingnya, salah satunya dilakukan dalam
hal pelaporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan haruslah menyajikan informasi
yang wajar, dapat dipercaya, dan tidak
menyesatkan bagi pemakainya. Hal tersebut
penting agar kebutuhan masing-masing pihak
yang berkepentingan dapat terpenuhi, untuk
meyakinkan pihak luar akan kehandalan
laporan keuangan tersebut maka perusahaan
akan mempercayakan pemeriksaan laporan
keuangannya kepada pihak ketiga yaitu
akuntan publik independen. Laporan
keuangan yang telah diaudit oleh auditor
diharapkan bebas dari salah saji material
sehingga dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan perusahaan.
Seorang akuntan publik harus
memperhatikan kualitas auditnya. Menurut
De Angelo (1981), kualitas audit dikatakan
sebagai keadaan dimana seorang audit akan
menemukan dan melaporkan ketidak
sesuaian terhadap prinsip yang terjadi pada
laporan akuntansi kliennya. Menurut Lastanti
(2005), kompetensi dan independensi dalam
melakukan proses pengauditan akan
menentukan kepercayaan masyarakat
terhadap laporan keuangan yang telah
diaudit.
American Accounting Association’s
Financial Accounting Standard Committee
(2001: 374) menyatakan bahwa: “Kualitas
audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi
(keahlian) dan independensi, kedua hal
tersebut berpengaruh langsung terhadap
kualitas dan secara potensial saling
mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi
pengguna laporan keuangan atas kualitas
audit merupakan fungsi dari persepsi mereka
atas independensi dan keahlian audit. Standar
umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP,
2011) menyebutkan bahwa “Dalam semua
hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh audit”. Standar ini
mengharuskan audit untuk bersikap
independen (tidak mudah dipengaruhi),
karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk
kepentingan umum. Dengan demikian ia
tidak dibenarkan untuk memihak kepada
kepentingan siapa pun. Audit harus
melaksanakan kewajiban untuk bersikap
jujur tidak hanya kepada manajemen dan
pemilik perusahaan, namun juga kepada
kreditur dan pihak lain yang meletakkan
kepercayaan atas laporan keuangan auditan.
Audit diharapkan dapat menghasilkan
laporan audit yang berkualitas agar laporan
keuangan tersebut benar-benar dapat
dipercaya. Kualitas laporan audit tergantung
dari banyak faktor. Berdasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur
Mawar Indah (2010) dan Armadyani
Kusumawati (2013), kualitas audit
dipengaruhi oleh kompetensi dan
independensi audit. Sesuai dengan standar
umum, audit disyaratkan memiliki
pengalaman kerja yang cukup dalam profesi
yang ditekuninya, serta dituntut untuk
memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam bidang industri yang
digeluti kliennya. (Arens: 2008)
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
dalam Al Haryono Jusup (2001) membuat
standar auditing untuk menetapkan kualitas
pelaksanaan kerja. Standar itu meliputi
standar umum, standar pekerjaan lapangan,
dan standar pelaporan. Dalam standar umum
yang ditetapkan oleh IAI tersebut memuat
bahwa seorang audit harus memiliki keahlian
dan pelatihan yang cukup sebagai audit
(memiliki kompetensi di bidang audit).
Kompetensi audit didapatkan dari pelatihan
teknis dan nonteknis, dan juga dari
pengalaman yang telah dilalui sebelumnya
dalam mengaudit laporan keuangan. Sampai
saat ini masih ada masyarakat yang
meragukan tingkat keahlian, kompetensi
serta independensi audit yang akan
berpengaruh terhadap kualitas audit.
46
Keraguan masyarakat bertambah setelah
terjadi banyak skandal yang melibatkan
akuntan publik baik di dalam maupun di luar
negeri, salah satunya adalah skandal Enron.
Pada kasus tersebut, KAP Andersen terbukti
bersalah karena terlibat dalam manipulasi
data keuangan Enron. Dari contoh kasus
tersebut memperlihatkan bahwa sikap
independensi, objektif, dan tanggung jawab
profesional sangat dibutuhkan audit dalam
melakukan tugasnya.
Kompetensi menurut Zu’amah (2009)
adalah keahlian profesional seorang audit
yang didapat melalui pendidikan formal,
ujian profesional maupun keikutsertaan
dalam pelatihan, seminar, simposium dan
lain-lain. Selanjutnya Halim (2008)
mendefinisikan bahwa independensi adalah
sikap mental yang dimiliki audit untuk tidak
memihak dalam melakukan audit.
Christiawan (2002) juga menyatakan bahwa
akuntan publik berkewajiban untuk jujur
kepada seluruh pihak yang berkepentingan
yang telah meletakkan kepercayaan atas
pekerjaannya. Selain faktor kompetensi dan
independensi, kinerja audit akan dipengaruhi
oleh adanya tekanan anggaran waktu (time
budget pressure).
Kompetensi dan independensi
diperlukan pengawas untuk melaksanakan
pengawasan jalannya koperasi. Namun
belum diketahui secara pasti apakah
kompetensi dan independensi berpengaruh
terhadap kualitas audit Koperasi-Koperasi di
Kabupaten Lamongan.
Sooebaroyen dan Chengabroyan
dalam Rr. Putri Arsika Nirmala (2013)
menyatakan selain harus memiliki
kompetensi dan sikap independen, ternyata
kualitas audit yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh time budget pressure
(tekanan anggaran waktu) seorang audit.
Seorang audit yang seringkali sibuk dengan
mengaudit beberapa laporan keuangan
perusahaan kadang menghilangkan beberapa
atau sebagian prosedur audit untuk mengejar
target waktu yang telah ditentukan.
Time budget pressure menyebabkan
stress individual yang muncul karena adanya
ketidakseimbangan tugas dan waktu yang
tersedia, serta mempengaruhi etika
profesional melalui sikap, nilai, perhatian,
dan perilaku audit (Sososutikno, 2003).
Bekerja dalam kondisi yang tertekan (dalam
waktu) membuat audit cenderung berperilaku
disfungsional. Kelley dan Seiler (1982)
dalam Rr. Putri Arsika (2013) menemukan
bahwa 54% auditor mempersepsikan bahwa
tekanan anggaran waktu sebagai penyebab
masalah berkurangnya kualitas audit. Time
budget pressure akan memberikan pengaruh
negatif terhadap kualitas audit. Simamora
(2000) menjelaskan bahwa anggaran waktu
dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan
mengukur kinerja audit. Time budget
pressure yang ketat sering menyebabkan
audit meninggalkan program audit yang
penting dan berakibat terhadap penurunan
kualitas audit. (Sooebaroyen dan
Chengabroyan dalam Rr. Putri Arsika
Nirmala: 24). Waktu merupakan hal penting
yang dibutuhkan audit dalam melaksanakan
tugasnya. Sebelum melakukan audit, seorang
audit merencanakan waktu yang dibutuhkan
dengan lama waktu seorang audit mengaudit
laporan keuangan perusahaan tersebut.
Apabila ternyata waktu yang telah
dianggarkan tidak cukup, maka auditor
cenderung mengurangi beberapa tahapan
audit yang berimbas terhadap penurunan
kualitas audit.
Menurut Sososutikno (2003) tekanan
anggaran waktu adalah suatu keadaan yang
menuntut audit untuk dapat melakukan
efisiensi terhadap anggaran waktu atau
terdapat pembatasan waktu dan anggaran
yang sangat ketat.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan
meneliti lebih jauh mengenai pengaruh
kompetensi, independensi, dan time budget
47
pressure terhadap kualitas audit yang bekerja
di Koperasi-Koperasi di Kabupaten
Lamongan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif yang penelitian yang
menitikberatkan pada pengujian atau
pembuktian hipotesis dan merupakan
pemahaman melalui berbagai test, dengan
menggunakan data yang terukur.
Penelitian ini juga bersifat deskriptif
karena diarahkan pada tujuan untuk
menggambarkan secara terperinci dan
sistematis antara pengaruh variabel-variabel
bebas terhadap kualitas audit, berdasarkan
data dan temuan yang ada serta berdasarkan
analisa secara kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah
50 audit yang bekerja pada koperasi-koperasi
di wilayah kabupaten Lamongan.
Pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan metode slovin sehingga
sampel di dalam penelitian ini adalah audit
yang berkompetensi, independensi dan time
budget pressure yaitu sebanyak 45 orang.
HASIL PENELITIAN
DISKRIPSI VARIABEL
PENELITIAN
1. Tanggapan Responden atas
Variabel Bebas (X)
1) Kompetensi (X1)
Adapun hasil jawaban responden
dapat disajikan dalam tabel berikut:
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Dari tabel 4.5 di atas menunjukan
bahwa responden menjawab Sangat Setuju
berjumlah 19 orang, menjawab Setuju
berjumlah 74 orang, menjawab Netral
berjumlah 40 orang, menjawab Tidak Setuju
berjumlah 11 orang dan menjawab Sangat
Tidak Setuju berjumlah 00 orang. Hal ini
menunjukan bahwa Auditor Kantor
Insperktorat Kabupaten Lamongan
memenuhi profesionalisme yang baik dan
berusaha mengerjakan pekerjaan dengan baik
sebagai wujud tanggung jawab setiap
masing-masing pegawai
2) Independensi (X2)
Adapun hasil jawaban responden
Koperasi-Koperasi di Kabupaten Lamongan
dapat disajikan dalam tabel berikut:
No.
Skor Total
Presentase Total
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 4 24 15 2 0 45 8.9% 53.3% 33.3% 4.4% 0.0% 100.0%
2 4 20 19 2 0 45 8.9% 44.4% 42.2% 4.4% 0.0% 100.0%
3 1 24 18 2 0 45 2.2% 53.3% 40.0% 4.4% 0.0% 100.0%
4 3 20 20 2 0 45 6.7% 44.4% 44.4% 4.4% 0.0% 100.0%
5 3 24 17 1 0 45 6.7% 53.3% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%
6 3 22 18 2 0 45 6.7% 48.9% 40.0% 4.4% 0.0% 100.0%
7 3 20 21 1 0 45 6.7% 44.4% 46.7% 2.2% 0.0% 100.0%
8 2 24 17 2 0 45 4.4% 53.3% 37.8% 4.4% 0.0% 100.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Dari tabel 4.6 di atas menunjukan
bahwa responden menjawab Sangat Setuju
berjumlah 8 orang, menjawab Setuju
berjumlah 108 orang, menjawab Netral
berjumlah 76 orang, menjawab Tidak Setuju
berjumlah 24 orang dan menjawab Sangat
Tidak Setuju berjumlah 00 orang. Hal ini
menunjukan bahwa Auditor Kantor
Insperktorat Kabupaten Lamongan
berkomitmen organisasi yang baik dan
merasa nyaman dengan Oragnisasi yang saat
ini dijalankan dengan keyakinan dan rasa
tanggung jawab dengan Organisasi.
3) Time Budget Pressure (X3)
No. Skor
Total Presentase
Total 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 5 5 16 1 0 45 11.1% 51.1% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%
2 5 25 14 1 0 45 11.1% 55.6% 31.1% 2.2% 0.00% 100.0%
3 4 24 16 1 0 45 8.9% 53.3% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%
4 3 25 16 1 0 45 6.7% 55.6% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%
5 5 23 17 0 0 45 11.1% 51.1% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%
6 5 21 18 1 0 45 11.1% 46.7% 40.0% 2.2% 0.0% 100.0%
7 5 24 15 1 0 45 11.1% 53.3% 33.3% 2.2% 0.0% 100.0%
8 5 22 17 1 0 45 11.1% 48.9% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%
9 3 25 16 1 0 45 6.7% 55.6% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%
10 4 23 17 1 0 45 8.9% 51.1% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%
48
Adapun hasil jawaban responden
Koperasi-Koperasi di Kabupaten Lamongan
dapat disajikan dalam tabel berikut:
No.
Skor Total
Presentase Total
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 3 26 14 2 0 45 6.7% 57.8% 31.1% 4.4% 0.0% 100.0%
2 0 24 21 0 0 45 0.0% 53.3% 46.7% 0.0% 0.0% 100.0%
3 3 23 17 2 0 45 6.7% 51.1% 37.8% 4.4% 0.0% 100.0%
4 3 19 21 2 0 45 6.7% 42.2% 46.7% 4.4% 0.0% 100.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Dari tabel 4.7 di atas menunjukan
bahwa responden menjawab Sangat Setuju
berjumlah 09 orang, menjawab Setuju
berjumlah 75 orang, menjawab Netral
berjumlah 52 orang, menjawab Tidak Setuju
berjumlah 08 orang dan menjawab Sangat
Tidak Setuju berjumlah 00 orang. Hal ini
menunjukan bahwa Auditor Kantor
Insperktorat Kabupaten Lamongan
mengerjakan tugas dan pekerjaan sesuai
dengan Struktur Audit yang telah ditetapkan
baik dari instansi maupun pedoman yang
telah digunakan atau ditetapkan.
2. Tanggapan Responden atas Variabel
Terikat (Y)
1) Kualitas Audit (Y)
Adapun hasil jawaban responden
Koperasi-Koperasi di Kabupaten Lamongan
dapat disajikan dalam tabel berikut:
No.
Skor Total
Presentase Total
5 4 3 2 1 5 4 3 2 1
1 3
2
3
1
7 2 0 45
6.7
% 51.1% 37.8%
4.4
%
0.0
% 100.0%
2 3
2
2
1
9 1 0 45
6.7
% 48.9% 42.2%
2.2
%
0.0
% 100.0%
3 3
2
4
1
7 1 0 45
6.7
% 53.3% 37.8%
2.2
%
0.0
% 100.0%
4 4
1
9
2
0 2 0 45
8.9
% 42.2% 44.4%
4.4
%
0.0
% 100.0%
5 4
2
2
1
7 2 0 45
8.9
% 48.9% 37.8%
4.4
%
0.0
% 100.0%
6 3
2
5
1
6 1 0 45
6.7
% 55.6% 35.6%
2.2
%
0.0
% 100.0%
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Dari table 4.8 tersebut menunjukan
bahwa responden Kantor Insperktorat
Kabupaten Lamongan menjawab Sangat
Setuju berjumlah 24 orang, menjawab Setuju
berjumlah 124 orang, menjawab Netral
berjumlah 52 orang, menjawab Tidak Setuju
berjumlah 12 orang dan menjawab Sangat
Tidak Setuju berjumlah 04 orang. Hal ini
menunjukan bahwa Auditor atau responden
Kantor Insperktorat Kabupaten Lamongan
melaksanakan Kinerja Auditor dengan sangat
baik. Yang dapat dinilai dengan Kualitas
Audit yang dilakukan, Efisiensi waktu dalam
pengerjaan dan dengan tanggungjawab yang
diberikan dapat dikerjakan sesuai dengan
ketentuan.
HIPOTESIS
UJI HIPOTESIS 1
Hasil uji parsial (t-test) yang
dilakukan pada responden dapat dilihat pada
tabel berkut ini :
No
.
Variabel t
hitun
g
t
tabe
l
Sig Keterang
an
1 Kompetensi
3,309 0.23 0.02
Signifikan
2 Independensi
4,272 0.23 0.00
Signifikan
3 Time Budget Pressure
8,754 0.23 0.00
Signifikan
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan SPSS versi 22
Hasil uji parsial (t-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 45 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam
maka untuk nilai t tabel sebesar 0.23 dengan
nilai signifikansi 0,02. Dalam hal ini dapat
dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai
berikut:
a) Variabel kompetensi menghasilkan
nilai t hitung 3,309 dimana nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel
0.23 serta nilai signifikansi 0.02
dimana lebih kecil dari 0,05 Sehingga
dapat diartikan bahwa variabel
kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.
49
b) Variabel independensi menghasilkan
nilai t hitung 4,272 dimana nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel
0.23 serta nilai signifikansi 0,000
dimana lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat diartikan bahwa
variabel independensi secara parsial
berpengaruh terhadap kualitas audit.
c) Variabel time budget pressure
menghasilkan nilai t hitung 8,754
dimana nilai t hitung lebih besar dari
nilai t tabel 0.23 serta nilai
signifikansi 0,00 dimana lebih kecil
dari 0,05. Sehingga dapat diartikan
bahwa variabel time budget pressure
secara parsial berpengaruh terhadap
kualitas audit.
UJI HIPOTESIS II
Uji simultan (F-test) dilakukan
dengan bantuan software SPSS versi 22 yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Hasil Analisis Uji Simultan (F-test)
Model Sum of
Squares Df Mean
Square F Sig.
1 Regression
301.906 3 100.635 110.79
4 .000b
Residual 29.066 32 .908
Total 330.972 35
Hasil uji simultan (F-test) dengan
jumlah sampel sebanyak 45 responden dan
jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam dan
variabel bebas 1 macam maka untuk nilai F
tabel sebesar 2,83 dengan nilai signifikansi
0,00. Dalam tabel dapat dilihat bahwa nilai F
hitung sebesar 110,794 lebih besar dari nilai
F tabel 2,83 dengan nilai signifikan 0,000
lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa
variabel kompetensi, independensi dan time
budget pressure secara simultan berpengaruh
terhadap kualitas audit.
PEMBAHASAN
1. Profesionalisme dalam pelaksanaan
tugas audit tetap secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kompetensi dalam pelaksanaan
tugas audit tetap secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel kompetensi sebesar 3,309 lebih
besar dari pada nilai t tabel sebesar 0,23
serta dengan nilai signifikansi 0,02 yang
lebih kecil dari 0,05.
Menurut Al- Haryono Jusup
(2001) Dalam melaksanakan audit untuk
sampai pada suatu pernyataan pendapat,
auditor harus senantiasa bertindak
sebagai seorang ahli dalam bidang
akuntansi dan bidang auditing.
Pencapaian keahlian tersebut dimulai
dengan pendidikan formalnya yang
diperluas melalui pengalaman-
pengalaman selanjutnya dalam praktik
audit.
Dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa kompetensi ketika
melaksanakan proses audit, auditor
membutuhkan pengetahuan dan
pengalamanyang baik karena dengan
kedua hal ituauditor menjadi lebih
mampu memahami kondisi keuangan
dan laporan keuangan kliennya.
Kompetensi dalam praktek akuntansi
publik menyangkut masalah kualitas
teknis dari anggota dan stafnya serta
kemampuan untuk mengawasi dan
menilai mutu tugas yang telah
dikerjakan.
2. Independensi dalam pelaksanaan tugas
tetap secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja auditor.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa independensi
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor b. Predictors: (Constant), Struktur Audit, Komitmen Organisasi,
Profesionalisme Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 22
50
dalam pelaksanaan tugas audit secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
auditor. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
t hitung variabel independensii sebesar
4,272 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
0,23 serta dengan nilai signifikansi 0,00
yang lebih kecil dari 0,05.
Abdul Halim (2003: 34)
dalam bukunya menyatakan bahwa
“dalam menjalankan tugasnya, anggota
KAP harus selalu mempertahankan sikap
mental independen di dalam
memberikan jasa profesional
sebagaimana diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik yang
ditetapkan oleh IAI. Sikap mental
independen tersebut harus meliputi
independen dalam fakta (in fact) maupun
dalam penampilan (in appearance).”
Mulyadi (2002) Jika seorang
auditor tidak berhasil mempertahankan
sikap independennya, maka penilaian
masyarakat terhadap auditor tersebut
menjadi buruk dan berakibat terhadap
berkurangnya kredibilitas masyarakat
terhadap jasa audit oleh auditor
independen (akuntan publik).
3. Time Budget Pressure dalam
pelaksanaan tugas audit tetap secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja
auditor.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa time budget pressure dalam
mengelola pelaksanaan tugas audit
secara parsial berpengaruh terhadap
Kinerja Auditor. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai t hitung variabel
kompetensi sebesar 8,754 lebih besar
dari nilai t tabel sebesar 0,23 serta
dengan nilai signifikansi 0,00 yang lebih
kecil dari 0,05.
Prasita dan Adi (2007) tekanan
anggaran waktu sebagai bentuk tekanan
yang muncul dari keterbatasan sumber
daya yang dapat diberikan untuk
melaksanakan tugas. Sumber daya dapat
diartikan sebagai waktu yang digunakan
auditor dalam pelaksanaan tugasnya.
Samekto (2001) menyebutkan
dalam penelitiannya bahwa penetapan
batasan waktu tidak realistis pada tugas
audit khusus akan berdampak kurang
efektifnya pelaksanaan audit atau auditor
pelaksana cenderung mempercepat
pelaksanaan pengujian. Sebaliknya, bila
penetapan batasan waktu terlalu lama,
hal itu akan berdampak negatif pada
biaya dan efektivitas pelaksanaan audit.
Penetapan waktu untuk auditor dalam
melaksanakan tugasnya harus tepat
waktu, sehingga uraian di atas dapat
dihindari, yang selanjutnya
mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap kualitas auditor dan
hasil audit yang dihasilkan.
2. Kompetensi, independensi, , dan time
budget pressure dalam pelaksanaan
tugas audit secara simultan berpengaruh
terhadap kualitas audit .
Hasil penelitian ini
menunjukkan nilai F hitung sebesar
110,794 lebih besar dari pada nilai F
tabel sebesar 2,83 serta dengan nilai
signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti bahwa kompetensi,
independensi dan time budget pressure
dalam pelaksaan tugas audit tetap secara
simultan berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Kualitas audit sebagai
probabilitas bahwa auditor akan
menemukan dan melaporkan
pelanggaran pada sistem akuntansi klien.
Auditor yang memiliki banyak klien
dalam lingkungan yang sama akan
memiliki pemahaman yang lebih dalam
tentang resiko audit khusus yang
memiliki industri tersebut, tetapi akan
membutuhkan pengembangan keahlian
lebih daripada auditor pada umumnya.
51
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai pengaruh kompetensi,
independensi, dan time budget pressure
terhadap kualitas audit auditor, maka pada
bagian akhir dari penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif kompetensi
auditor terhadap kualitas audit. Hal ini
dibuktikan dengan dengan nilai t hitung
variabel kompetensi sebesar 3,309 lebih
besar dari pada nilai t tabel sebesar 0,23
serta dengan nilai signifikansi 0,02 yang
lebih kecil dari 0,05
2. Terdapat pengaruh positif independensi
auditor terhadap kualitas audit. Hal ini
dibuktikan dengan nilai thitung
independensi dalam pelaksanaan tugas
audit secara parsial berpengaruh
terhadap kinerja auditor. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai t hitung
variabel independensii sebesar 4,272
lebih besar dari nilai t tabel sebesar 0,23
serta dengan nilai signifikansi 0,00 yang
lebih kecil dari 0,05.
3. Terdapat pengaruh negatif time budget
pressure bagi auditor terhadap kualitas
audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t
hitung variabel kompetensi sebesar
8,754 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
0,23 serta dengan nilai signifikansi 0,00
yang lebih kecil dari 0,05.
4. Terdapat pengaruh antara kompetensi,
independensi, dan time budget pressure
bagi auditor terhadap kualitas audit.
Hasil penelitian ini menunjukkan
nilai F hitung sebesar 110,794 lebih
besar dari pada nilai F tabel sebesar 2,83
serta dengan nilai signifikansi 0,000
yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti
bahwa kompetensi, independensi dan
time budget pressure dalam pelaksaan
tugas audit tetap secara simultan
berpengaruh terhadap kualitas audit.
SARAN 1. Untuk seorang auditor harus
meningkatkan kompetensinya yang bisa
didapat dalam pendidikan formal
maupun melalui pengalaman-
pengalaman dalam proses audit. Auditor
junior yang baru saja terjun dalam
bidang auditing dapat diikut sertakan
dalam penanganan audit yang kompleks
agar mereka dapat lebih terbiasa dalam
bidang auditing.
2. Independensi harus ditingkatkan dalam
diri masing-masing auditor karena
pengguna laporan keuangan
memberikan kepercayaan yang tinggi
kepada auditor dalam mengaudit.
Auditor tidak boleh menerima fee diluar
fee yang disepakati agar mereka tidak
terpengaruh dalam mengungkapkan
pendapatnya.
3. Time pressure yang dihadapi auditor
menyebabkan stress individual yang
menyebabkan auditor hanya berprioritas
kepada anggaran waktu yang telah
ditentukan dan hal itu mengurangi
perhatian auditor terhadap
pengungkapan kesalahan klien yang
berakibat buruknya kualitas audit. Hal
demikian dapat diminimalisir dengan
membuat anggaran waktu yang tidak
terlalu ketat dalam proses auditing.
DAFTAR PUSTAKA
A.A Putu Ratih Cahaya Ningsih., 2013,
Penelitian yang berjudul tentang
Pengaruh Kompetensi, Independensi
dan Time Budget Pressure terhadap
Kualitas Audit Studi kasus pada
Kantor Akuntansi Publik di Bali,
Skripsi, Universitas Udayana Bali.
52
Abdul Halim., 2003, Auditing: Dasar-Dasar
Audit Laporan Keuangan,.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
American Accounting Association, 2001,
SEC Auditor Independence
Requirements. American Accounting
Association Accounting Horizons.
Arens, A. Alvin., James K. Loebbecke.,
1996. Auditing, Buku Satu.
Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf .
Edisi Indonesia. Jakarta : Salemba
Empat
Arikunto, Suharsimi., 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka
Cipta
Cristina Sososutikno., 2003, Hubungan
Tekanan Anggaran Waktu dengan
Perilaku Disfungsional serta
Pengaruhnya terhadap Kualitas
Audit., Simposium Nasional
Akuntansi VI.
Enung Nurhayati., 2015, Penelitian yang
berjudul tentang Pengaruh
Pengalaman, Independensi dan Time
Budget Pressure terhadap Kualitas
Audit dengan Etika Sebagai variabel
pemoderasi Studi empiris pada
auditor di Kantor Akuntansi Publik di
Bandung. Skripsi. Universitas
Kuningan.
Ghozali, Imam., 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit
Universitas Diponegoro
Hutabarat, Goodman., 2012. “Pengaruh
Pengalaman, Time Budget Pressure
Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas
Audit”. Jurnal Ilmiah ESAI. Volume
6, Nomor 1, Januari 2012
Ikatan Akuntan Publik Indonesia, 2011,
Standar Profesional Akuntan Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Imam Ghozali., 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi ketiga., Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Mardiasmo., 2009. Akuntansi Sektor Publik.
Yogyakarta : CV Andi Offset.
Mulyadi., 2002. Auditing Edisi ke 6. Jakarta:
Salemba Empat.
Robertus Aryo Kusumo Widodo., Bambang
Agus Pramuka., Eliada Herwiyanti.,
“Pengaruh Kompetensi, Tingkat
Pendidikan Auditor dan Time Budget
Pressure terhadap Kualitas Hasil
Audit (Studi kasus pada Lingkungan
perwakilan BPKP pronvinsi Nusa
Tenggara Barat). Skripsi. Universitas
Katolik Indonesia Jakarta.
Simanjuntak, Piter., 2008. “Pengaruh Time
Budget Pressure Dan Kesalahan
Terhadap Penurunan Kualitas Audit
(Studi Empiris Pada Auditor KAP Di
Jakarta)”. Tesis. Semarang :
Universitas Diponegoro
Suharsimi Arikunto., 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi., 2004. Analisis Regresi.
Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Universitas Gadjah Mada
53
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS, PROFITABILITAS DAN RASIO
SOLVABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN
PT. H.M SAMPOERNA, Tbk. SURABAYA
NINIK MAS’ADAH
ABSTRACT
Company's activity indirectly have an effect on the financial condition of the company
including the condition of financial performance. Financial performance can be measured through
financial reports by way of analyzing the financial statements. The health of an enterprise will
reflect the company's ability in running its business, the distribution of its assets, the effectiveness
of the use of its assets, or business results that have been achieved, loads still to be paid, as well as
the potential for bankruptcy which will be experienced.
This research is meant to find out the financial performance of the company which is
measured by using analysis liquidity ratio, activity ratio, profitability ratio and solvability ratio at
PT. H.M Sampoerna Tbk. Surabaya from 2014 to 2016. The data has been studied by using
financial statement of PT. H.M Sampoerna. Surabaya Tbk. Surabaya from 2014 to 2016. The
company must have health and efficient financial performance to earn profit and to improve the
achievement which has been obtained by the company. The research method which has been used
to measure the financial performance at PT. H.M Sampoerna Tbk. Surabaya the financial ratio
analysis which consists of liquidity ratio, solvability ratio, profitability ratio and activity ratio. The
result of this research is based on the liquidity ratio which is proxy by Current Ratio, it has been
found that the condition of the financial performance of the company is good. Activity ratio which
is proxy by Total Assets Turn Over, it has been found that the condition of financial performance
of the company is good. The profitability ratio which is proxy by Return on Assets, and Return on
Equity, it has been found that the condition of the financial performance of the company is good.
Solvability ratio which is proxy by Debt to Total Assets Ratio and Debt to Total Equity Ratio, it
has been found that the condition of the financial performance of the company is good.
Keywords : liquidity ratio, activity ratio, profitability ratio, solvability ratio, financial
performance.
ABSTRAK
Aktifitas Perusahaan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja Keuangan
perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur melalui laporan keuangan dengan
cara menganalisis laporan keuangan. Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan
kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktivanya, keefektifan
penggunaan aktivanya, hasil usaha atau yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar,
serta potensi kebangkrutan yang akan dialami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang dinilai
dengan analisis rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan rasio solvabilitas pada perusahaan PT.
H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Data yang diteliti
berupa laporan keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya dari tahun 2014 sampai dengan
2016. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan laba
dan meningkatkan atas prestasi yang telah dicapai perusahaan. Metode penelitian ini yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya adalah
analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio Aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio
54
solvabilitas. Hasil penelitian ini berdasarkan rasio likuiditas yang diproksikan Current Ratio
kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio aktivitas yang diproyeksikan Total Asset Turn
Over kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio Profitabilitas yang diproksikan Return on
Assets, dan Return on Equity kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio solvabilitas yang
diproksikan Debt to Total Assets Ratio dan Debt to Total Equity Ratio kondisi kinerja keuangan
perusahaan baik.
Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, Kinerja
Keuangan.
PENDAHULUAN
Perusahaan yang berorientasi pada
profit selalu memiliki tujuan jangka pendek
dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka
pendek pada umumnya adalah untuk
mendapatkan keuntungan maksimum bagi
perusahaan, sedangkan tujuan jangka
panjang adalah untuk mampu bertahan dan
memelihara kelangsungan hidup perusahaan.
Tingkat kemampuan perusahaan dalam
memenuhi tujuan jangka panjang dan jangka
pendeknya akan memberikan gambaran atas
tingkat prestasi dan kinerja yang telah dicapai
perusahaan selama kurun waktu tersebut.
Persaingan bisnis yang ketat seiring
dengan perkembangan perekonomian
mengakibatkan adanya tuntutan bagi
perusahaan untuk terus mengembangkan
inovasi, memperbaiki kinerjanya, dan
melakukan perluasan usaha agar dapat terus
bertahan dan bersaing. Tingkat kemampuan
suatu perusahaan untuk dapat bersaing sangat
ditentukan oleh kinerja perusahaan itu
sendiri. Secara umum kinerja suatu
perusahaan ditunjukkan dalam laporan
keuangan yang dipublikasikan.
Fahmi (2014:31) laporan keuangan
merupakan suatu informasi yang
menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut
dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja
Keuangan perusahaan tersebut. laporan
keuangan tidak secara langsung dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja
perusahaan. Agar laporan keuangan dapat
memberikan informasi yang jelas mengenai
kinerja atau prospeknya, maka laporan
keuangan tersebut harus dianalisis.
Subramanyam dan Wild (2010:4)
analisis laporan keuangan (financial
statement analysis) adalah aplikasi dari alat
dan teknik analisis untuk laporan keuangan
bertujuan umum dan data-data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan
kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis
bisnis.
Subramanyan dan wild (2010:3)
Analisis bisnis (business analysis)
merupakan proses evaluasi prospek ekonomi
dan risiko perusahaan. Hal tersebut meliputi
analisis atas lingkungan bisnis perusahaan,
strateginya, serta posisi keuangan dan
kinerjanya. Analisis bisnis berguna dalam
banyak keputusan bisnis seperti memilih
investasi dalam efek (surat berharga atau
sekuritas) ekuitas atau efek hutang, memilih
perpanjangan pinjaman dengan hutang
jangka pendek atau hutang jangka panjang,
menilai perusahaan dalam penawaran saham
perdana.
Analisis laporan keuangan
merupakan bagian penting dari analisis bisnis
yang lebih luas. Melakukan analisis terhadap
laporan keuangan suatu perusahaan akan
sangat bermanfaat untuk dapat mengetahui
keadaan dan perkembangan keuangan dari
suatu perusahaan. Dari berbagai alat analisis
yang ada, analisis rasio merupakan alat
analisis yang sering digunakan.
Menurut Ismaya (2006:311) analisis rasio
adalah cara penilaian pelaksanaan kegiatan
perusahaan, keuntungan, struktur modalnya,
55
dan lain-lain dengan menggunakan tolok
ukur yang merupakan perbandingan antara
angka-angka dalam neraca dan daftar laba
rugi.
Analisis rasio merupakan metode
paling cepat untuk diterapkan dalam
mengukur kinerja suatu perusahaan dan lebih
mudah dipahami. Selain dapat digunakan
untuk mengetahui prestasi keuangan
perusahaan dari tahun ke tahun, melalui
analisis rasio keuangan perusahaan seluruh
pihak yang berkepentingan terhadap kinerja
keuangan perusahaan dapat melihat hasil
kinerja dan prospek perusahaan dimasa
depan.
Kasmir (2010:105) Dari kinerja yang
dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai
evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke
depan agar kinerja manajemen dapat
ditingkatkan atau dipertahankan sesuai
dengan target perusahaan. Penggunaan hasil
analisis rasio keuangan dari tahun-tahun yang
lalu dapat mengetahui kelemahan-kelemahan
perusahaan serta hasil-hasil yang telah
dianggap cukup baik.
Martoni dan Harjito (2010:53) Rasio-
rasio keuangan yang lazim digunakan
sebagai dasar penilaian kinerja diantaranya
rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,
dan aktivitas.
Perusahaan yang dikatakan sehat bukan
hanya mampu membayar kewajiban jangka
pendek tetapi juga mampu menghasilkan laba
atau keuntungan bahkan mampu memenuhi
seluruh kewajiban jangka panjangnya tepat
pada waktunya. Karena ada perusahaan yang
likuiditas dan profitabilitasnya baik tetapi
solvabilitasnya tidak baik, ataupun
sebaliknya.
Rusdin (2008:140) untuk melihat
bagaimana kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek dapat
digunakan rasio likuiditas. Salah satu
indikator dari rasio likuiditas adalah Current
ratio. Suatu perusahaan dikatakan
mempunyai posisi keuangan jangka pendek
yang kuat apabila mampu memenuhi tagihan
dari kreditur jangka pendek tepat pada
waktunya. Dengan likuiditas yang cukup,
membuktikan ketersediaan dana untuk
memenuhi kewajiban lancar perusahaan.
Menurut Kasmir (2010:133)
kemampuan membayar tersebut akan
memberikan jaminan bagi pihak kreditor
untuk memberikan pinjaman selanjutnya.
Sedangkan ketidakmampuan perusahaan
membayar kewajibannya solvabilitasnya
tidak baik, ataupun sebaliknya. terutama
hutang jangka pendek (yang sudah jatuh
tempo) akan sangat mengganggu hubungan
antara perusahaan dengan para kreditor.
Dalam jangka panjang, kasus ini akan
berdampak kepada para pelanggan. Artinya,
pada akhirnya perusahaan akan memperoleh
krisis kepercayaan dari berbagai pihak yang
selama ini membantu kelancaran usahanya.
Padahal kepercayaan dari berbagai pihak
merupakan modal utama perusahaan dalam
mencapai target yang telah ditetapkan.
Astuti (2004:32) untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam mengelola
aktivanya, yaitu untuk mengukur
kemampuan seluruh aktiva dalam
menghasilkan penjualan dapat digunakan
rasio aktivitas. Rasio aktivitas juga
digunakan untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari. Salah satu indikator dari rasio ini
adalah Total Assets Turn Over.
Lukman syamsuddin (2000:62) adalah Total
asset turnover menunjukkan tingkat efisiensi
penggunaan seluruh aktiva perusahaan di
dalam menghasilkan volume penjualan
tertentu. Makin tinggi Total asset turnover
berarti semakin efisien penggunaan
keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan
penjualan.
Kieso,dkk (2008:224) Selain rasio
yang tersebut diatas, rasio profitabilitas
digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan atau kegagalan perusahaan.
Indikator dari rasio ini adalah Return On
56
asset (ROA) dan Return On Equity (ROE),
rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik
atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan efektivitas operasional
keseluruhan perusahaan untuk menghasilkan
laba.
Analisis profitabilitas ini menjadi
penting untuk pemegang saham karena
berkaitan dengan pendapatan yang didapat
jika berinvestasi di sebuah perusahaan yaitu
deviden. Hal ini dikarenakan jika perusahaan
mendapatkan laba yang tinggi, maka akan
menghasilkan deviden yang tinggi pula,
sehingga tingkat profitabilitas yang tinggi
dan konsisten menjadi perhatian untuk analis
dan pemegang saham. Oleh karena itu,
tingkat profitabilitas dapat dijadikan alat ukur
bagaimana perusahaan mampu bersaing dan
bertahan dalam bisnisnya dan memperoleh
laba yang memadai. Untuk mengembangkan
perusahaan dalam menghadapi persaingan,
maka diperlukan adanya suatu pendanaan
yang bisa digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Subramanyam dan Wild (2010:19)
terdapat dua sumber utama pendanaan yaitu
pendanaan eksternal yang diperoleh dari
investor ekuitas (disebut juga pemilik atau
pemegang saham) dan kreditor (pemberi
pinjaman).
Astuti (2004:35) Rasio yang
mengukur persentase dana yang disediakan
oleh kreditur Rasio solvabilitas yang
digunakn adalah Debt to Assets Ratio. Pada
prakteknya dana-dana yang dikelola
perusahaan harus dikelola dengan baik,
karena masing-masing sumber dana tersebut
mengandung kewajiban pertanggung
jawaban kepada pemilik dana.
Proporsi antara modal sendiri dengan modal
pinjaman harus diperhatikan, sehingga dapat
diketahui beban perusahaan terhadap para
pemilik modal tersebut. Rasio antara sumber
dana dari pihak eksternal terhadap sumber
dana pihak internal lazim disebut sebagai
Debt to equity Ratio. Alasan penelitian ini
menggunakan kedua rasio tersebut
dikarenakan penelitian ini ingin mengetahui
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai
hutang dan mengetahui modal sendiri yang
dijadikan jaminan hutang.
Kasmir (2010:23) Dengan
mengetahui rasio-rasio mana yang
berpengaruh terhadap kinerja keuangan,
dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomis oleh investor. Dalam hal
ini investor akan melihat prospek usaha
sekarang dan masa yang akan datang.
Prospek yang dimaksud adalah keuntungan
yang akan diperolehnya (dividen) serta
perkembangan nilai saham ke depan
sehingga memungkinkan para investor
memperkirakan return dan resiko yang
didapat ketika akan atau sudah berinvestasi.
Menurut Fahmi (2012:2) kinerja
keuangan merupakan gambaran dari
pencapaian keberhasilan perusahaan dapat
diartikan sebagai hasil yang telah di capai
atas berbagai aktifitas yang telah dilakukan,
dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan
adalah suatu analisa yang dilakukan untuk
melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
benar.
Industri rokok merupakan salah satu
jenis usaha yang mengalami kemajuan pesat
dan merupakan penyumbang pendapatan
Negara yang cukup besar di Indonesia.
Dalam beberapa tahun belakangan ini,
mengalami kondisi yang cukup dilematis,
khususnya di Indonesia. Pemerintah
memperketat peraturan tentang rokok, seperti
pembatasan dalam beriklan, adanya
pembatasan merokok ditempat - tempat
umum, peringatan kesehatan pada setiap
kemasannnya, percantuman kadar nikotin
dan tar, kebijakan harga jual eceran dan tarif
yang meningkat setiap tahunnya membuat
industri rokok di Indonesia semakin tertekan.
PT. H.M. Sampoerna, Tbk industri
rokok ini mempunyai prospek yang sangat
57
cerah dan saat ini mengalami perkembangan
dilihat dari semakin banyaknya perusahaan
rokok baru, PT. H.M. Sampoerna, Tbk
merupakan salah satu perusahaan rokok
terbesar di Indonesia, total karyawan
Sampoerna dan anak perusahaannya
berkisaran 29.225 orang. Selain itu,
Perusahaan bekerjasama juga dengan 38 unit
Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang terletak
di berbagai lokasi di pulau Jawa saat
memproduksi Sigaret Kretek Tangan.
Selama penjualan dan volume tahun
2016 PT. H.M Sampoerna, Tbk mendapatkan
total penjualan bersih konsolidasi mencapai
Rp.95,46 triliyun di tahun 2016 dan
mengalami peningkatan sebesar 7,17% dari
pencapaian tahun 2015 yaitu Rp.89,06
triliyun. Peningkatan dalam penjualan bersih
operasional rokok indonesia terutama
didorong oleh kenaikan harga. PT. H.M
Sampoerna, Tbk juga merupakan pembayar
pajak terbesar di indonesia saat ini dengan
nilai total setoran ke pemerintah indonesia
sebesar Rp. 63,5 triliyun di tahun 2016,
jumlah ini mewakili total nilai pajak yang
dibayarkan oleh kenaikan pajak cukai di
tahun 2016 mencapai 15% (rata-rata
tertimbang). Akibat dari kenaikan tarif cukai
kinerja segmen sigaret kretek tangan terus
mengalami penurunan, seiring dengan
peralihan preferensi perokok dewasa dari
produk kretek tangan ke kretek mesin. Pada
kuartal ke III 2016 pangsa pasar sampoerna
di segmen sigaret kretek tangan mengalami
penurunan sebanyak 0,8% dari periode yang
sama tahun 2015 menjadi 6,6%. Volume
penjualan rokok PT. H.M Sampoerna, Tbk
sebesar 25,1 miliar batang selama kuartal III
2016, Jumlah tersebut turun 12,3% dari
kuartal sebelumnya, dan turun 5,5% jika
dihitung secara tahunan. dan industri secara
keseluruhan mengalami penurunan sebesar
1,4 % dibanding tahun 2015.
Meskipun volume penjualan menurun
Sampoerna kembali memimpin pasar industri
rokok dengan pangsa pasar sebesar 33,4%
pada tahun 2016, namun perusahaan terus
mencari cara untuk menyeimbangkan
penurunan segmen SKT, termasuk memulai
pengenalan edisi spesial varian Dji Sam Soe
“10+2” yang berisi 10 rokok Dji Sam Soe
reguler dan 2 rokok Dji Sam Soe Premium.
Berdasakan permasalahan di atas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai bagaimana kinerja keuangan
perusahaan pada tahun 2014–2016 dengan
menggunakan analisis rasio keuangan.
Tujuan analisis rasio keuangan dalam menilai
kinerja keuangan pada PT. H.M. Sampoerna,
Tbk. Surabaya yaitu untuk mengevaluasi
keadaan finansial perusahaan dimasa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang dan
juga memprediksi potensi apa yang mungkin
di alami perusahaan di masa yang akan
datang serta dapat mempertimbangkan
keputusan yang akan diambil untuk tahun
yang akan datang sesuai dengan kinerja
perusahaannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif, yaitu dengan merumuskan dan
menafsirkan data yang ada sehingga
memberikan gambaran yang jelas melalui
pengumpulan, penyusunan, dan menganalisis
data sebagai prosedur pemecah masalah yang
diteliti, dalam hal ini adalah analisis rasio
likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan rasio
solvabilitas dalam menilai kinerja keuangan
pada PT. H.M. Sampoerna, Tbk. Surabaya.
Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya pada tahun 2014-2017 sebagai objek penelitian secara keseluruhan, kemudian dari populasi tersebut di gunakan teknik pengambilan sampel Nonprobability sampling jenis Total Sampling. Kemudian diambil semuanya sebagai sampel penelitian yaitu data Laporan Keungan PT. HM Sampoerna Tbk. Surabaya Tahun 2014-2017.
58
HASIL PENELITIAN
1. Kondisi
kinerja
keuangan
dilihat dari
rasio
likuiditas
a. Current
Ratio
(CR)
Dari hasil perhitungan
diatas Current Ratio (CR)
pada periode tahun 2014
mencapai 152,77%, pada
tahun 2015 mengalami
peningkatan secara signifikan
menjadi 656,74% dan pada
tahun 2016 mengalami
penurunan menjadi 523,41%
dan pada tahun 2017 senialai
527,23%. Secara keseluruhan
rata-rata Current Ratio (CR)
PT. H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya pada periode 2014-
2017 sebesar 465,04%.
Dengan demikian Current
Ratio (CR) PT.H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya
dikatakan sangat baik karena
nilai rasio yang diperoleh di
atas rata-rata angka standart
industri yang ditetapkan yaitu
sebesar >200%.
b. Quick Ratio (QR)
Dari hasil perhitungan
diata Quick Ratio (QR) pada
tahun 2014 sebesar 24,60%,
pada tahun 2015 mengalami
penurunan menjadi 23,65%,
hingga pada tahun 2016
sebesar 22,09% hingga pada
tahun 2017 sebesar 24,92%
secara keseluruhan rata-rata
Quick Ratio (QR) PT.H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya
pada tahun 2014-2017 sebesar
23,82%.dengan demikian
Quick Ratio (QR) PT.H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya
dikatakan kurang baik karena
rasio yang dimiliki kurang dari
rata-rata syandart industri
yang ditetapkan yaitu sebesar
<100%.
2. Kondisi kinerja keuangan dilihat dari
rasio aktivitas
a. Total Asset Turn Over (TATO)
Dari hasil perhitungan
diatas Total Asset Turn Over
(TATO) pada tahun 2014
sebesar 2,84 kali, pada tahun
2015 mengalami penurunan
menjadi 2,33 kali, dan pada
tahun 2016 juga mengalami
penurunan menjadi 2,24 kali
pada tahun 2017 2,29 kali.
Secara keseluruhan rata-rata
Total Asset Turn Over PT. H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya pada
periode 2014-2017 sebesar
2,42%. Dengan demikian Total
Asset Turn Over (TATO) PT.
H.M Sampoerna, Tbk Surabaya
dikatakan baik karena nilai rasio
yang diperoleh di atas rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar >0,5
kali.
b. Fixed Asset Turn Over (FATO)
Dari hasil perhitungan
diatas, Fixed Asset Turn Over
(FATO) pada tahun 2014
sebesar 10,61 kali, pada tahun
2015 sebesar 10,85 kali, hingga
tahun 2016 sebesar 10,77 kali
dan pada tahun 2017 11,05 kali
Secara keseluruhan rata-rata
Fixed Asset Turn Over (FATO)
PT. H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya pada periode 2014-
2017 sebesar 10,82 kali.
59
Dengan demikian Fixed Asset
Turn Over (FATO) PT. H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya
dikatakan baik karena nilai rasio
yang diperoleh di atas rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar >0,5
kali.
3. Kondisi kinerja keuangan dilihat
dari rasio profitabilitas
a. Net Profit
Margin
(NPM)
Dari hasil perhitungan
diatas Net Profit Margin
(NPM) pada tahun 2014
sebesar 12,41%, pada tahun
2015 mengalami penurunan
menjadi 11,62%, pada tahun
2016 mengalami peningkatan
menjadi 13,12% dan pada
tahun 2017 senilai 12,59%
Secara keseluruhan rata-rata
Net Profit Margin (NPM)
PT.H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya pada periode 2014-
2017 sebesar 12,43%. Dengan
demikian Return On Asset
(ROA) PT.H.M Sampoerna,
Tbk Surabaya dikatakan baik
karena nilai rasio yang
diperoleh di atas rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar >5%.
b. Return On Asset (ROA)
Dari hasil perhitungan
diatas Return On Asset (ROA)
pada tahun 2014 sebesar
35,29%, pada tahun 2015
mengalami penurunan
menjadi 27,24%, pada tahun
2016 mengalami peningkatan
menjadi 29,47%. Dan tahun
2017 mencapai 36,52%.
Secara keseluruhan rata-rata
Return On Asset (ROA)
PT.H.M Sammpoerna, Tbk
Surabaya pada periode 2014-
2017 sebesar 32,13%. Dengan
demikian Return On Asset
(ROA) PT.H.M Sampoerna,
Tbk Surabaya dikatakan baik
karena nilai rasio yang
diperoleh di atas rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar >5%.
c. Return On Equity (ROE)
Dari hasil perhitungan
diatas Return On Equity
(ROE) pada tahun 2014
sebesar 74,19% . Pada tahun
2015 mengalami penurunan
menjadi 32,34%. pada tahun
2016 mengalami peningkatan
menjadi 36,66%.
Dan pada tahun 2017
senilai 36,59%. Secara
keseluruhan rata-rata Return
On Equity (ROE) PT. H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya
pada periode 2014-2017
sebasar 46,19%. Dengan
demikian Return On Equity
(ROE) PT.H.M Sampoerna,
Tbk Surabaya dikatakan baik
karena nilai rasio yang
diperoleh di atas rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar
>20%.
4. Kondisi kinerja keuangan dilihat dari
rasio solvabilitas
a. Debt Total Asset Ratio (DAR)
Dari perhitungan
diatas Debt Total Asset Ratio
(DAR) pada tahun 2014
sebesar 52,44%. Pada tahun
2015 mengalami penurunan
menjadi 15,47%. Pada tahun
2016 mengalami peningkatan
60
menjadi 19,60% dan pada
tahun 2017 mencapai 20,92%.
Secara keseluruhan rata-rata
Debt Total Asset Ratio (DAR)
PT. H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya pada periode 2014-
2017 sebesar 27,10%. Dengan
demikian Debt Total Asset
Ratio (DAR) dikatakan baik
karena nilai rasio yang
diperoleh kurang dari rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar
<100%.
b. Debt Total Equity Ratio (DER)
Dari perhitungan
diatas Debt Total Equity Ratio
(DER) pada tahun 2014
sebesar 110,26%. Pada tahun
2015 menurun drastis menjadi
18,37. Dan pada tahun 2016
menglami peningkatan
menjadi 24,43%. Tahun 2017
mencapai 26,64% Secara
keseluruhan rata-rata Debt
Total Equity Ratio (DER)
PT.H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya pada periode
2014-2017 sebesar
44,92%. Dengan demikian
Debt Total Equity Ratio
(DER) dikatakan baik karena
nilai yang diperoleh kurang
dari rata-rata angka standart
industri yang ditetapkan yaitu
sebesar <100%.
PEMBAHASAN
1. Analisis Rasio Likuiditas
a. Current Ratio (CR)
Tabel 4.3 Hasil analisis current ratio
(CR) PT. H.M Sampoerna, Tbk.
Surabaya Tahun 2014 - 2017
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar
Rasio
CR
(Rp) (Rp) (%)
2014 20.777.514 13.600.230 152,77
2015 29.807.330 4.538.674 656,74
2016 33.647.496 6.428.478 523,41
2017 34.180.353 6.482.969 527,23
Rata-rata Current Ratio 465,04
Sumber Data: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel diatas, Rasio
pada tahun 2014 menunjukkan
perbandingan aktiva lancar dengan
hutang lancar yaitu sebesar 152,77%
dengan aktiva lancar Rp.20.777.514 dari
hutang lancar sebesar Rp.13.600.230.
Artinya setiap 1% dari hutang lancar
senilai Rp.136.002 dapat dijamin oleh
aktiva lancar sebesar Rp.207.775. Pada
tahun 2015 rasionya mengalami
kenaikan secara signifikan sebesar
503,97% menjadi 656,74% dengan
aktiva lancar Rp.29.807.330 dari hutang
lancar sebesar Rp.4.538.674. Artinya
setiap 1% hutang lancar senilai
Rp.45.386 dapat dijamin oleh aktiva
lancar sebesar Rp.298.073 . Pada tahun
2016 rasionya mengalami penurunan
sebesar 133.33% menjadi 523,41%
dengan aktiva lancer sebesar
Rp.33.647.496 dari hutang lancar
sebesar Rp.6.428.478. Arminian setiap
1% hutang lancar senilai Rp.64.284
dapat dijamin oleh aktiva lancar senilai
Rp.336.474. Pada tahun 2017 rasionya
mengalami kenaikan menjadi 527,23%
dengan aktiva lancar sebesar Rp.34.180.353 dari hutang lancar
sebesar Rp.6.482.969. Artinya setiap 1%
hutang lancar senilai Rp.64.829 dapat
dijamin oleh aktiva lancar seniali
Rp.341.803. Dengan demikian dapat
diketahui selama tahun 2014-2017 rata-
rata Current Ratio PT.H.M Sampoerna,
61
Tbk Surabaya sebesar 465,04% artinya
setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin
oleh aktiva lancar sebesar Rp. 465.04
Current Ratio yang tinggi indikasi
jaminan yang baik bagi kreditur jangka
pendek dalam arti setiap saat perusahaan
mampuan untuk melunasi kewajiban-
kewajiban finansial jangka pendek.
b. Quick Ratio (QR)
Hasil analisis Quick Ratio (QR) PT.
H.M Sampoerna pada tahun 2014-2017
Tahun
Aktiva
lancar Persediaan
Hutang
lancar QR
(Rp) (Rp) (Rp) (%)
2014 20.777.514 17.431.584 13.600.230 24,60
2015 29.807.330 19.071.523 4.538.674 23,65
2016 33.647.496 19.442.023 6.428.478 22,09
2017 34.180.353 18.023.238 6.482.969 24,92
Rata-rata Quick Ratio 23,82
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, rasio
pada tahun 2014 menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban lancar dengan aktiva
perusahaan yaitu sebesar 24,60% dari
aktiva lancar Rp.20.777.514 dikurangi
persediaan sebesar Rp.17,431.584
menjadi Rp. 3.345.93 dari hutang lancar
sebesar Rp. 13.600.230. Artinya setiap 1%
dari hutang lancar senilai 136.002 dapat
dijamin Rp. 0.334. pada tahun 2015
rasionya mengalami penurunan menjadi
23,65% dengan aktiva lancar Rp.
29.807.330 dikurangi pesediaan
sebesarRp. 19.071.523 menjadi
Rp.10.735.807 dari hutang lancar sebesar
Rp.4.538.674. Artinya setiap 1% dari
hutang lancar senilai Rp.45.386 dapat
dijamin Rp.107.358. Pada tahun 2016
rasionya mengalami penurunan menjadi
22,04% dengan aktiva lancar sebesar
Rp.33.647.496 dikurangi persediaan
sebesar Rp.19.442.023 menjadi
Rp.14.205.473 dari hutang lancar sebesar
Rp.6.428.478. Artinya setiap 1% hutang
lancar yang dimiliki perusahaan senilai
Rp.64.284 dapat dijamin Rp.142.054.
pada tahun 2017 rasionya mencapai
24,92% dengan aktiva lancar sebesar
Rp.34.180.353 dikurangi persediaan
sebesar Rp.18.023.238 menjadi
Rp.16.157.115 dari hutang lancar sebesar
Rp.6.482.969, artinya setiap 1% dari
hutang lancar senilai Rp.64.829 akan
dijamin Rp.161.571.Dengan demikian
dapat diketahui selama tahun 2014-2017
rata-rata Quick Ratio (QR) PT.H.M
Sampoerna, Tbk. Surabaya sebesar
23,82% artinya setiap 1% hutang lancar
dapat dijamin sebesar Rp.23,82. Quick
Ratio yang rendah berarti perusahaan
kurang mampu dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknyan yang di pegaruhi oleh
peserdiaan.
2. Analisis Rasio Aktivitas
a. Total Asset Turn Over (TATO)
Hasil analisis Total Aset Turn Over
(TATO) PT.H.M Sampoerna, Tbk.
Surabaya Tahun 2014 – 2017
Tahun Penjualan
Total
Aktiva
Rasio
TATO
(%) (%) (kali)
2014 80.690.139 28.380.630 2,84
2015 89.069.306 38.010.724 2,33
2016 95.466.657 42.508.277 2,24
2017 99.091.484 43.141.063 2,29
Rata-rata TATO 2,42
Sumber Data: Data Sekunder diolah
62
Berdasarkan tabel diatas, Rasio
pada tahun 2014 menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan dari total aktiva
yang dimiliki yaitu sebesar 2,84 kali
dengan penjualan Rp.80.690.139 dari total
aktiva sebesar Rp.28.380.630. Artinya
setiap 1% dari aktiva yang dimiliki
perusahaan yaitu senilai Rp.283.806
mampu menghasilkan penjualan sebesar
Rp.806.901. Pada tahun 2015 rasionya
menurun sebesar 0,51% menjadi 2,33 kali
dengan penjualan Rp. 89.069.306 dari
total aktiva sebesar Rp.38.010.724.
Artinya setiap 1% dari aktiva yang
dimiliki perusahaan yaitu senilai
Rp.380.107 mampu menghasilkan
penjualan Rp.890.693. Pada tahun 2016
rasionya lebih menurun lagi sebesar 0,09%
menjadi 2,24 kali dengan penjualan
Rp.95.466.657 dari total aktiva sebesar
Rp. 42.508.277. Artinya setiap 1% dari
aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu
senilai Rp.425.082 mampu menghasilkan
penjualan Rp.954.666.pada tahun 2017
rasionya mencapai 2,29 kali dengan
penjualan Rp.99.091.484 dari total aktiva
sebesar Rp.43.141.063, Artinya setiap 1%
aktiva yang di miliki perusahaan senilai
Rp.431.410 mampu menghasilkan
penjualan sebesar Rp.990.914. dengan
demikian dapat diketahui bahwa selama
tahun 2014-2017 rata-rata Total Asset
Turn Over PT. H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya sebesar 2,42 kali artinya setiap
perusahaan telah mampu menghasilkan
penjualan dari total aktiva yang dimiliki
secara maksimal guna menghasilkan
tingkat penjualan yang tinggi.
b. Fixed Asset Turn Over (FATO)
Hasil analisis rasio Fixed Asset Turn
Over (FATO) PT.H.M Sampoerna, Tbk.
Surabaya pada tahun 2014-2017.
Sumber data : Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, Rasio
pada tahun 2014 menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan penjualan dari aktiva teteap
yang dimiliki oleh perusahaan yaitu
sebesar 10,61 kali dengan penjualan
Rp.80.690.139 dari aktiva tetap sebesar
Rp.7.603.116. Artinya setiap 1% dari
aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan
yaitu senilai Rp.76.031 menghasilkan
penjualan sebesar Rp.806.901. pada tahun
2015 rasionya mengalami kenaikan
sebesar 10,85% dengan penjualan sebesar
Rp.89.069.306 dari aktiva teteap sebesar
Rp.8.203.391. Artinya setiap 1% dari
aktiva tetap yang diliki perusahaan senilai
Rp.82.033 menghasilkan penjualan
sebesar Rp.890.693. pada tahun 2016
rasionya turun menjadi 10,77% dengan
penjualan sebesar Rp.95.467.657 dari
aktiva tetap sebesar Rp.8.860.781. Artinya
setiap 1% dari aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan senilai Rp.88.607
menghasilakn penjualan senilai
Rp.954.676. Pada tahun 2017 rasionya
mencapai 11,05% dengan penjualan
sebesar Rp.99.091.251 dari aktiva tetap
sebesar Rp.8.960.710, Artinya setiap 1%
dari aktiva sebesar Rp.89.607
menghasilkan penjualan senilai Rp.990.
912. Dengan demikian dapat diketahui
selama tahun 2014-2017 rata-rata Fixed
Asset Turn Over (FATO) PT.H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya sebesar 10,82
kali artinya setiap perusahaan mampu
Tahun
Penjualan
(Rp)
Aktiva Tetap
(Rp)
FATO
(kali)
2014 80.690.139 7.603.116 10,61
2015 89.069.306 8.203.391 10,85
2016 95.467.657 8.860.781 10,77
2017 99.091.484 8.960.710 11,05
Rata-rata FATO 10,82
63
menhasilkan penjualan dari total aktiva
yang dimiliki secara maksimal guna
menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.
1. Analisis Rasio Profitabilitas
Hasil analisis rasio Net Profit Margin
(NPM) PT. H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya pada tahun 2014-2017.
Tahun
Laba bersih setelah
pajak
(Rp)
Penjualan
(Rp)
NP
M
(%)
2014 10.014.995 80.690.139 12,41
2015 10.355.007 89.069.128 11,62
2016 12.530.201 95.467.654 13,12
2017 12.483.134 99.091.251 12,59
Rata-rata NPM 12,43
Sumber data: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.7 di atas,
Rasio pada tahun 2014 menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas penjualan sebesar
12,41% dengan laba bersih Rp.10.014.995
dari penjualan sebesar Rp.80.690.139.
artinya setiap 1% penjualan yaitu senilai
Rp.806.901 menghasilkan laba sebesar
Rp,101.149. untuk rasio pada tahun 2015
mengalami penurunan menjadi 11,62%
dengan laba bersih Rp.10.355.007 dari
penjualan sebesar Rp.89.069.128. Artinya
setiap 1% penjualan yaitu sebesar
Rp.890.691 menghasilkan laba bersih
sebesar Rp.103.550. sedangkan untuk
rasio tahun 2016 mengalami kenaikan
menjadi 13,121% dengan laba bersih
sebesar Rp.12.530.201 dari penjualan
senilai Rp.95.467.654. Artinya setiap 1%
penjualan perusahaan senilai Rp.954.676
menghasilkan laba sebesar Rp.125.302.
Pada tahun 2017 rasionya mencapai
12,59% dengan laba bersih sebesar
Rp.12.483.134 dari penjualan senilai
Rp.99.091.251. Artinya setiap 1%
penjualan Rp.990.912 menghasilan laba
bersih sebesar Rp.124.831. dengan
demikian dapat diketahui bahwa selama
tahun 2014-2017 rata-rata Net Profit
Margin (NPM) PT.H.M Sampoerna, Tbk.
Surabaya sebesar 12,43% menunjukkan
bahwa penghasilan laba yang diperoleh
dari penjualan sebesar 12,43. Semakin
tinggi NPM menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba dari
penjualan semakin baik.
b. Return on Asset (ROA)
Hasil analisis Return on asset (ROA) PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
Tahun 2014 - 2017
Tahun
Laba bersih
Setelah pajak
(Rp)
Total Aktiva
(Rp)
Rasio
ROA
(%)
2014 10.014.995 28.380.630 35,29
2015 10.355.007 38.010.724 27,24
2016 12.530.201 42.508.277 29,47
2017 12.483.134 34.180.353 36,52
Rata-rata Return on Assets 32,13
Berdasarkan tabel 4.8 di atas,
Rasio pada tahun 2014 menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas perputaran aktiva
yang dimiliki yaitu sebesar 35,29 %
dengan laba bersih Rp.10.014.995 dari
total aktiva sebesar Rp.28.380.630.
Artinya setiap 1% dari aktiva yang
dimiliki perusahaan yaitu senilai
Rp.283.806 mampu menghasilkan laba
sebesar Rp.100.149. Pada tahun 2015
rasionya menurun sebesar 8,05 % menjadi
27,24 % dengan laba bersih
Rp.10.355.007 dari total aktiva
Rp.38.010.724. Artinya setiap 1 % dari
64
aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu
senilai Rp.380.107 mampu menghasilkan
laba sebesar Rp.103.550, sedangkan untuk
rasio 2016 mengalami kenaikan sebasar
2,23% yaitu menjadi 29,47% dengan laba
bersih Rp.12.530.201 dari total aktiva
Rp.42.508.277. Artinya setiap 1% dari
aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu
425.082 mampu menghasilkan laba
sebesar Rp. 125.302. pada tahun 2017
rasionya sebesar 36,52% dengan laba
bersih Rp.12.483.134 dari total aktiva
senilai Rp.34.180.353. Artinya setiap 1%
dari aktiva yang dimiliki perusahaan
senilai Rp.341.803 menghasilakan laba
sebesar Rp.124831..Dengan demikian
dapat diketahui bahwa selama tahun 2014-
2016 rata-rata Return on Asset PT. H.M
Sampoerna, Tbk Surabaya Sebesar
32,13% menunjukkan bahwa penghasilan
bersih dati total aktiva yang diperoleh
adalah sebesar 32.13. Semakin tinggi
ROA menunjukkan efisiensi perusahaan
semakin baik, karena ROA yang tinggi
menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakannya.
c. Return on Equity (ROE)
Sumber Data: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, Rasio
pada tahun 2014 menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba bersih dari modal
sendiri yang dimilikinya yaitu sebesar
79,19% dengan laba bersih Rp.10.014.995
dari total modal sendiri sebesar Rp.
13.498.144. Artinya setiap 1% dari modal
yaitu senilai Rp.134.981 mampu
menghasilkan laba sebesar Rp. 100.149.
Pada tahun 2015 rasionya menurun
sebesar 41,85% yaitu menjadi 32,34% dari
total modal sendiri yang dimiliki sebesar
Rp.32.016.060 mampu menghasilakan
laba sebesar Rp.10.335.007. Artinya setiap
1% dari modal yaitu Rp. 320.160 mampu
mengasilkan laba sebesar Rp.103.550.
Pada tahun 2016 rasionya mengalami
kenaikan sebesar 4,32% yaitu menjadi
36,66% dari total modal sendiri yang
dimilinya sebesar Rp.34.275.014 mampu
menghasilkan laba sebasar Rp.12.530.201.
Artinya setiap 1% dari modal yaitu
Rp.341.750 mampu menghasilkan laba
sebesar Rp. 125.302. pada tahun 2017
rasionya sebesar 36,59% dari modal
sendiri yang dimilikinya yaitu senilai
Rp.34.112.985 mampu menghasilkan laba
sebesar Rp.12.483.134. Artinya setiap 1%
dari modal yaitu Rp.341.129 mampu
menhasilakn laba sebesar Rp.124.831.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa
selama tahun 2014-2017 rata-rata Return
on Equity PT.H.M Sampoerna, Tbk
Surabaya sebesar 46,19% artinya
perusahaan hanya mampu menghasilkan
laba bersih dari modal sendiri yang
dimilikinya sebesar 46,19. Semakin tinggi
return/ penghasilan yang diperoleh
semakin baik kedudukan/ posisi pemilik
perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
a. Debt Total Asset Ratio (DAR)
Hasil analisis Return On Equity (ROE) PT.H.M
Sampoerna, Tbk. Surabaya Tahun 2014 - 2017
Tahun Laba Bersih setelah Modal Sendiri Rasio
pajak (Rp) ROE
(Rp) (%)
2014 10.014.995 13.498.144 79,19
2015 10.355.007 32.016.060 32,34
2016 12.530.201 34.175.014 36,66
2017 12.483.134 34.112.985 36,59
Rata-rata Return on equity 46,19
65
Sumber Data: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 4.10 diatas,
Rasio pada tahun 2014 menunjukkan
perbandingan antara total hutang dengan
total aktiva yang dimilikiya yaitu sebesar
52,44% dengan total hutang
Rp.14.882.516 dari total aktiva
Rp.8.380.630. Artinya setiap 1% aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan yaitu senilai
Rp.83.806 mampu menjamin hutang
Rp.148.825. pada tahun 2015 rasionya
menurun sebesar 38,97% menjadi 15,47%
dengan total hutang Rp.5.994.664 dari
total aktiva sebesar Rp. 38.010.724.
Artinya setiap 1% aktiva yang dimiliki
oleh perusahan yaitu senilai Rp.380.107
mampu menjamin hutang Rp.59.946. Pada
tahun 2016 rasionya mengalami kenaikan
sebesar 4,13% menjadi 19,60% dengan
total hutang Rp.8.333.263 dari total aktiva
sebesar Rp.42.508.227. Artinya setiap 1%
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yaitu
senilai Rp.425.082 mampu menjamin
hutang Rp.83.332. Pada tahun 2017
rasionya sebesar 20,92% dengan total
hutang sebesar Rp.9.028.078 dari total
aktiva yang dimilikinya Rp.43.141.063,
Artinya setiap 1% aktiva yang miliki
perusahaan senilai Rp.431.416 mampu
menjain hutang Rp.90.280. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa selama
tahun 2014-2017 rata-rata Debt total Asset
Ratio PT.H.M Sampoerna, Tbk Surabaya
sebesar 27,10% artinya setiap Rp. 1 total
hutang dapat dijamin oleh total aktiva
sebesar Rp.27.10. Semakin tinggi rasio ini
maka semakin tinggi resiko yang dihadapi
perusahaan dan pihak kreditur akan
meminta tingkat keuntungan yang tinggi
dari dana yang dipinjamkan kepada
perusahaan dan sebaliknya semakin
rendah rasio ini maka semakin rendah
resiko yang di hadapi oleh perusahaan.
b. Debt Total Equity Ratio (DER)
Analisis Debt to Equity ratio (DER)
PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya Tahun 2014-2016
Tahun Total Hutang
Total
Modal
Rasio
DER
(Rp) (Rp) (%)
2014 14.882.516 13.498.144 110,26
2015 5.882.664 32.016.060 18,37
2016 8.333.263 34.175.014 24,43
2017 9.028.078 34.112.985 26,64
Rata-rata DER 44,92
Sumber Data: Data Sekunder Diolah
Berdasarkan tabel 4.11 diatas,
Rasio pada tahun 2014 menunjukkan
perbandingan antara total hutang yang
dimiliki ole perusahaan dengan modal
sendiri yaitu sebesar 110,26% dengan total
hutang Rp.14.882.516 dari total modal
sendiri sebesar Rp.13.498.144. Artinya
setiap 1% modal sendiri yang dimiliki oleh
perusahaan yaitu senilai Rp.134.981 dapat
menjamin total hutang sebesar
Rp.148.825. pada tahun 2015 rasionya
pengalami penurunan drastis sebesar
91,89% menjadi 18.37% dengan total
hutang Rp.5.882.664 dari total modal
sendiri Rp.32.016.060. Artinya setiap 1%
total modal sendiri yang dimiliki oleh
Tahun Total Hutang
Total
Aktiva Rasio DAR
(Rp) (Rp) (%)
2014 14.882.516 8.380.630 52,44
2015 5.994.664 38.010.724 15,47
2016 8.333.263 42.508.227 19,60
2017 9.028.078 43.141.063 20,92
Rata-rata DAR 27,10
66
perusahaan yaitu senilai Rp.320.160. dapat
menjamin total hutang Rp.58.826. pada
tahun 2016 rasionya naik sebesar 6.06%
menjadi 24.43% dengan total hutang
Rp.8.333.263 dari total modal sendiri
Rp.34.175.014. Artinya setiap 1% total
modal sendiri yang dimiliki oleh
perusahaan yaitu senilai Rp.341.750
mampu menjamin total hutang Rp.83.332.
pada tahun 2017 rasionya sebesar 26,64%
dengan total hutang Rp.9.028.078 dari
total modal sendiri Rp.34.112.985, Artinya
setiap 1%modal sndiri yang dimiliki oleh
perusahaan senilai Rp.341.129 dapat
menjamin hutang Rp.90.280. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa selama
tahun 2014-2017 rata-rata Debt total
Equity Ratio PT. H.M Sampoerna, Tbk
sebesar 44,64% artinya setiap Rp. 1 total
hutang dapat dijamin oleh modal total
modal sebesar Rp.44,64. Semakin tinggi
Debt total Equity Ratio (DER)
menunjukkan proporsi modal sendiri
untuk membiayai hutang.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Penelitian yang dilakukan oleh
peneliti bertujuan untuk mengetahui
bagaimana analisis rasio likuiditas,
aktivitas, profitabilitas dan rasio
solvabilitas pada aspek Current Ratio
(CR), Quick Ratio (QR), Total Asset Turn
Over (TATO), Fixed Asset Turn Over
(FATO), Net Profit Margin (NPM),
Return on Asset (ROA) dan Return on
Equity (ROE), Debt Total Asset ratio
(DAR), Debt Total Equity Ratio (DER)
digunakan untuk menilai kinerja keuangan
pada PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis rasio likuiditas dengan
indikator Current Ratio (CR) dan
Quick Ratio (QR) dilakukan dengan
membandingkan jumlah Aktiva
Lancar, aktiva tetap, persediaan
dengan Hutang Lancar. walaupun
terjadi penurunan dan peningkatan
tetapi kondisi keuangan masih
menggambarkan komposisi aktiva
lancar lebih besar dari hutang lancar,
Secara keseluruhan rata-rata
Current Ratio (CR) PT.H.M
Sampoerna, Tbk. Surabaya pada
tahun 2014-2017 sebesar 465,04%,
jumlah tersebut di atas rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar >200%.
Dengan demikian menunjukkan
bahwa kinerja perusahaan sangat
baik dan perusahaan mampu
melunasi kewajiban-kewajiban
finansial jangka pendeknya.
Sedangkan untuk rata-rata Quick
Ratio (QR) sebesar 23,82%, jumlah
tersebut kurang dari rata-rata
standart industri yang sudah di
tentukan yaitu sebesar <100%.
Dengan demikian penunjukkan
perusahaan kurang mampu dalam
melunasi kewajiban jangka pendek
yang disebabkan oleh minimalnya
aktiva dikurangi persediaan yang
diperoleh perusahaan.
2. Analisis rasio aktivitas dengan
indikator Total Asset Turn Over
(TATO) dan Fixed Asset Turn Over
(FATO) dihitung dengan cara
membandingkan penjualan dengan
total aktiva aktiva tetap. Walaupun
terjadi penurunan dan peningkatan
tetapi kondisi keuangan masih
menggambarkan komposisi
penjualan lebih besar dari total
aktiva. Secara keseluruhan rata-rata
Total Asset Turn Over (TATO)
PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
pada tahun 2014-2017 sebesar 2,92
kali. Jumlah tersebut diatas rata-rata
67
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar >0,5 kali.
Sedangkan untuk rata-rata Fixed
Asset Turn Over (FATO) sebesar
10,82 kali, jumlah tersebut lebih dari
rata-rata standart industri yang
sudah di tentukan yaitu sebesar >1,5
kali . Dengan demikian
menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan dikatakan baik dan
perusahaan mampu menghasilakan
penjualan yang baik dari
keseluruhan pengelolaan aktiva
yang dimiliki.
3. Analisis rasio Profitabilitas dengan
indikator Net Profit Margin (NPM)
Return On Asset (ROA) dan Retun
On Equity (ROE) dihitung dengan
cara membandingkan jumlah laba
bersih setelah pajak dengan total
aktiva dan dan modal sendiri. Secara
keseluruhan rata-rata Net Profit
Margin (NPM) PT.H.M Sampoerna,
Tbk. Surabaya Pada tahun 2014-
2017 sebesar B12,42%, jumlah
tersebut diatas angka standart
industri yang ditetapkan yitu sebesar
>5%. Retun On Asset (ROA) sebesar
32,13%. Jumlah tersebut diatas rata-
rata angka standart indusrti yang di
tetapkan yaitu sebesar >5%. Rata-
rata Return On Equity (ROE)
sebesar 46,19%. Jumlah tersebut di
atas rata-rata angka standart industri
yaitu sebesar >20%. Dengan
demikian menunjukkan bahwa
kinerja perusahaan baik, dan
perusahaan mampu menghasilkan
laba yang baik dari aktiva yang
dipergunakannya ataupun dari
modal sendiri yang dimiliki.
4. Analisis rasio solvabilitas dengan
indikator Debt Total Asset Ratio
(DAR) dan Debt Total Equity Ratio
(DER) dihitung dengan
membandingkan total hutang
dengan total aktiva dan total modal
sendiri. Secara keseluruhan Rata-
rata Debt Total Asset Ratio (DAR)
PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
tahun 2014-2017 sebesar 27,10%.
Jumlah tersebut dibawah rata-rata
angka standart industri yang
ditetapkan yaitu sebesar <100%.
Rata-rata Debt Total Equity Ratio
(DER) sebesar 44,92% jumlah
tersebut dibawah rata-rata angka
standart industri yang ditetapkan
yaitu sebesar <100%. Dengan
demikian menunjukkan bahwa
kinerja perusahan baik, dan
perusahaan mampu untuk
membayar hutang yang diberikan
kreditur, serta mampu untuk
menjamin hutang yang diberikan
oleh kreditur dari aktiva yang
dimiliki.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang
telah diuraikan di atas, peneliti dapat
memberikan saran kepada pihak
perusahaan khususnya PT.H.M
Sampoerna, Tbk. Surabaya sebagai
berikut:
1. PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
hendaknya dapat meningkatkan lagi
kemampuan perusahaan dalam
kewajibannya membayar hutang
jangka pendeknya dengan segala
aktiva lancar yang dimilikinya
dengan cara mengurangi hutang
lancar setiap tahunnya sehingga
tidak terjadi fluktuasi dan dapat
optimal dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
2. PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
Secara umum dilihat dari keempat
rasio keuangan tersebut, perusahaan
dapat menjalankan tugasnya secara
efektif dan efisiensi karena rasio-
68
rasio yang menunjukkan
meningkatnya kinerja-kinerja
perusahaan dalam mengelola
sumber dana yang dimilikinya,
namun sempat terjadi penurunan
pangsa pasar pada tahun 2016,
perusahaan hendaknya
memperhatikan minat daya beli
konsumen dan menciptakan produk
yang sesuai dengan minat
masyarakat bagi setiap kalangan,
sehingga dapat memaksimalkan
jumlah penjualan dan laba yang
diterima perusahaan akan
meningkat.
3. PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
untuk meningkatkan laba dapat
dilakukan dengan cara menambah
modal yang dimiliki perusahaan, hal
ini dapat dilakukan dengan
melakukan tambahan modal baik
dari pihak internal maupun
eksternal (dana pinjaman) sehingga
dengan modal yang lebih banyak
dan penggunaan yang maksimal
maka laba yang diperoleh
perusahaan juga akan mengalami
kenaikan.
4. PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya
sebaiknya memaksimalkan
pengelolaan modal yang
diinvestasikan dalam aktiva dan
meningkatakan pendapatan bersih
untuk memperoleh laba bersih yang
lebih baik lagi serta dapat
memberikan tingkat keuntungan
yang lebih besar untuk tahun-tahun
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, E.F., Dan F.H. Houstin,
2006, Dasar- dasar
Manajemen Keuangan, Edisi
Sepuluh, Salemba Empat:
Jakarta.
Darmawan, Sjahrial, 2008, Manajemen
Keuangan, Edisi Kedua,
Mitra Wacana Media: Jakarta.
Darsono, Dan Ashari, 2005, Pedoman Pratis
Memahami Laporan Keuangan,
Yogyakart.
Efferin, S., Dan Darmaji, Stevanus
Hadi, Dan Tan, Yuliawati,
2008, Metode Penelitian
Akuntansi, Mengungkap
Fenomena dengan
Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Fahmi, Irham, 2013, Analisis Laporan
Keuangan, Alfabeta: Bandung.
Kasmir,2012.,Analisis Laporan Keuangan,
PT. Rajawali: Jakarta.
Sawir, Agnes, 2009, Analisis Keuangan
dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Gramedia pustaka
Utama: Jakarta.
Subramanyam, R. B., Dan Wild, John,
2013, Analisis Laporan
Keuangan, Edisi 10, Salemba
Empat: Jakarta.
Rhamadana, R.B., dan Triyonowati, 2016,
Analisis Rasio Keuangan untuk
Menilai Kinerja Keuangan,
Skripsi, Jurusan Akuntansi,
STIESIA, Surabaya.
Pulloh, J., Dan Zahroh, Z.A., 2016,
Analisis Rasio Keuangan untuk
Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan, Skripsi, Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang.
69
Ningsih, R. S., 2015, Analisis Rasio
Profitabilitas terhadap Laporan
Keuangan, skripsi, Ilmu
Adiministrasi Bisnis, UNESA,
Surabaya.
Komara, A. S., 2017, Peranan Analisis
Laporan Keuangan untuk menilai
kinerja keuangan perusahaan,
Skripsi, Universitas Katolik
Parahyangan, Bandung.
Siallagan, H. A., Dan Ukhriyawati, F.C.,
2016, Pengaruh Likuiditas
Solvabilitas Aktivitas Terhadap
Kinerja Keuangan, skripsi, ilmu
akuntansi, Universitas Riau
Kepulauan Batam, Riau.
Oktania, A.E., 2013, Analisis
Profitabilitas dan Likuiditas
terhadap Kinerja Keuangan,
skripsi, Jurusan Manajemen,
STIESIA, Surabaya.
Puspita, I., Dan Budiyanto, 2014, Rasio
Aktivitas dan Profitabilitas untuk
Menilai Kinerja Keuangan,
skripsi, jurusan Manajemen,
STIESIA, Surabaya.