Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Prosiding Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco
Seminar Nasional Teknik Mesin 2018
Tema “Building Civilization with Technology”
Prime Plaza Hotel Purwakarta, 28 April 2018
Vol 1, 2018 ISSN (online) 2622-0164
ISSN (cetak) 2620-6331
ii
Prosiding KITT
Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco
Tema: “Building Civilization with Technology”
Tim Redaksi
Penanggung Jawab Dr. Ir. Eka Purwanda, M.Si.
Pimpinan Redaksi Ghany Heryana, S.T., M.T.
Anggota Redaksi Muchammad Chusnan Aprianto, S.Si., M.Sc.
Hady Sofyan, S.T., M.Pd., M.T.
Tim Editor Hakam Muzzaki, S.T., M.T. (Universitas Indonesia)
Nyayu Aisyah, S.T., M.T. (Universitas Indonesia)
Sonki Prasetya, S.T., M.Sc. (Politeknik Negeri Jakarta)
Desain Grafis dan Web Mukhlis
Editor Layout Imam Nur Kholis
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh
Kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta
salawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW sehingga Seminar dan
Proceedings ini bisa terselenggara. Seminar dan Proceedings ini merupakan kegiatan pertama
dari kegiatan rutin tahunan Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco (KITT) STT Texmaco.
Kegiatan ini bertema “Building Civilization with Technology, Membangun Peradaban dengan
Teknologi”, diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Mesin STT Texmaco dan Ikatan
Alumni Mekanik Politeknik Manufaktur Bandung (IKAME), pada tanggal 28 April 2018 di
Plaza Hotel Purwakarta. Kegiatan ini selanjutnya disebut Seminar Nasional Teknik Mesin
(SNTM).
Seluruh makalah proceedings (call for paper) telah mengalami proses review oleh tim penilai
yang kompeten di bidang masing-masing. Makalah tersebut telah dipresentasikan serta
didiskusikan secara terbuka. Selain tujuan tersebut di atas, proceedings
ini bertujuan untuk memberikan sarana bagi dosen, mahasiswa, maupun praktisi
dari seluruh penjuru Indonesia untuk menyampaikan konsep, hasil riset, dan
pemikirannya.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada
pembicara utama Bapak Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie, MBA, para pemakalah, dan peserta
yang telah menyumbangkan pemikirannya dalam acara Seminar Nasional Teknik Mesin 2018
ini. Tak lupa juga terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada sponsor utama (Co-Host) PT
Bukaka, dan semua pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini.
Akhir kata semoga seminar dan proceedings ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Aamiin YRA.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Subang, 28 April 2018
Dr. Ir. Eka Purwanda, M.Si.
Ketua STT Texmaco
iv
DAFTAR ISI Halaman
Tim Redaksi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Rancang Bangun CNC PCB Cyclone Berbasis Mikrokontroler Arduino Mega
Lilik Hari Santoso; Achmad Anwari; Dadi Permadi; Mulyo Nugroho
Aplikasi “Rumah Pintar” Menggunakan PLC KEYENCE KV16AT Untuk
Penguncian Pintu Rumah dan Pendeteksian Kebocoran Gas
Lilik Hari Santoso; Achmad Anwari; M. Syafiuddin Usman; Dadi Permadi;
Anton Setiawan
Pengaruh Kecepatan Luncur Terhadap Laju Keausan Material Komposit Hibrid
Berpenguat Partikel Keramik
Dwi Rahmalina; Hendri Sukma; Rizki Eka Putra
Pengaruh Variasi Material Coating pada Proses Thermal Sprayed Coating
dengan Metode High Velocity Oxy-Fuel Terhadap Peningkatan Kekerasan
Permukaan Material Komposit Matriks Alumunium
Hendri Sukma; Muhammad Rizki P; Bambang Sulaksono
Pengaruh Variasi Jarak Penyemprotan pada Proses Thermal Spray Coating
Terhadap Peningkatan Kekerasan Material Matriks Aluminium
Hendri Sukma; Bambang Sulaksono; Harito Nugraha Ramadhan
Pengaruh Kekasaran Permukaan Terhadap Laju Keausan Material Komposit
Matriks Aluminium Berpenguat Partikel Keramik
Dwi Rahmalina; Rahmat Candra Priana
Perhitungan Total Heat Transfer Coefficient Alat Penukar Kalor Type Plate
Q030E RKS – 10/1 di Unit Blending Tank
Rudi Hermawan; Muhamad Robi Irwanto
Penentuan Ukuran Upper Arm pada Electric Linear Actuator untuk Tempat
Tidur Rumah Sakit Produksi Dalam Negeri
Setiyo Hermawan; Heru Santoso Budi Rochardjo
Pengaruh Variasi Suhu Tuang dengan Heat Treatment T4 Terhadap Sifat
Mekanis pada Aluminium Paduan 2024
Arif Pambekti; Hasan Akhyar; Priyo Tri Iswanto
Optimasi Parameter Pemesinan Milling Terhadap Hasil Kekasaran Permukaan
Pada Kuningan UNS C26800 Menggunakan Metode Taguchi
Bambang Margono; Haikal
ii
iii
iv
1-8
9-16
17-22
23-33
34-40
41-46
47-55
56-60
61-65
66-71
ISSN (online) 2622-0164
ISSN (cetak) 2620-6331
v
Pengaruh Perubahan Variasi Sudut Pada Pahat ISO 6 Terhadap Tingkat
Kehalusan Permukaan Material S45C
Oktavianus Ardhian Nugroho; F.X Eko Arianto; A. Wahyu Cahyo Purnomo
Rancang Bangun Alat Penyortir Benda Berdasarkan Warna RGB Menggunakan
Sensor Warna Berbasis Mikrokontroler dan PLC
Lilik Hari Santoso; Achmad Anwari; Dadi Permadi; Yoga Suandana
Pengaruh Cold Rolling Terhadap Kekuatan Tarik, Kekerasan, dan Struktur
Mikro Aluminum Alloy AA 5052
Ikhsan Budi Utomo; Kusmono
Pengaruh Laju Pendinginan Terhadap Penyusutan dan Dimensi Produk
Insulation Bushing Berbahan Pom Pada Proses Injection Molding
D Lia Z; Guntur H I
Studi Durasi Electroplating Ni-Cr pada AISI 316L terhadap Laju Korosi dalam
Media 3,5% NaCl
Bambang Hari Priyambodo; Rizqi Ilmal Yaqin
Analisis Perbedaan Warna dengan Varian Parameter Minicolour G1 pada Spion
Upper Cover D17D White Menggunakan Injection Molding
Estu Prayogi; Muhamad Rinaldi Yusup
Usulan Perbaikan Proses Pengolahan Air Limbah dengan Menggunakan
Metode Six Sigma
Rudi Hermawan; Erlangga Augupta P; Handika Nur Faisal
Optimasi Parameter Pemotongan Proses Drilling Terhadap Kekasaran
Permukaan dan Laju Pelepasan Material Menggunakan Metode Taguchi
Syahbuddin; Tataq Budi Santoso
Laju Pelepasan Material, Keausan Elektroda, dan Overcut Baja AISI 422 Pada
Proses EDM Sinking
Syahbuddin; Imam Sofi’i
Pengaruh Varian Komposisi Recycle Terhadap Cacat Penyusutan Pada Produk
Guide Cam Chain dengan Injection Molding Menggunakan Material Polyamide
Estu Prayogi; Mohammad Aviv Noor Hidayat
Rancang Bangun Tungku Pirolisa untuk Membuat Karbon Aktif dengan Bahan
Baku Cangkang Kelapa Sawit Kapasitas 10 kg
Idrus Abdullah Masyhur; Setiyono
Karakterisasi Fatik dari Lapisan Nickel Chrome Pada Baja HQ 805
Binsar Marulitua Pakpahan; Viktor Malau
Analisis Studi Kelayakan Pengembangan Produk Slide Adjuster Kursi Truk di
PT.X
Choirul Anwar; Budhi M.Suyitno; Susanto Sudiro
72-77
78-85
86-90
91-98
99-103
104-111
112-116
117-124
125-133
134-140
141-149
150-157
158-167
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 217
AGLOMERASI DAN WETTABILITY HYBRID NANOFLUIDA Al2O3-TiO2-AIR PADA
KOSENTRASI RENDAH DAN TINGGI
Wayan Nata Septiadi1,2,3*, I Komang Manik Sugiarta3,4, I G K Sukadana3, Nandy Putra5
1 Program Studi Teknik Mesin Universitas Udayana, Badung-Bali, Indonesia 2 Laboratorium Perpindahan Panas1 Program Studi Teknik MesinUniversitas Udayana, Badung-Bali
3Heat Transfer Research Group Program Studi Teknik Mesin Universitas Udayana 4Mahasiswa Program Sarjana (S1) Teknik Mesin Universitas Udayana Badung-Bali, Indonesia
5Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, Kampus Baru UI-Depok
Keywords:
Agglomeration,
Hybrid nanofluids,
Wettability
Email penulis:
wayan.nata@gmail
.com
maniksugiarta19@
gmail.com
Abstract
Nanofluid is a liquid fluid mixture with solid particles having sizes in nanometers (10-
9m). Nanofluid is potentially applied in the industry such as microelectronics,
transportation, and manufacturing. There is a problem in a single nanofluid where high
thermal conductivity but easily agglomerated or otherwise, therefore this research is
conducted on hybrid Al2O3-TiO2-Water. The purpose of this research was to investigate
the effect of nanoparticle composition on the characterization of agglomeration and
wettability hybrid nanofluids, and to compare the ability of hybrid nanofluids with single
nanofluid in preventing agglomeration.
This research was conducted by synthesizing hybrid nanofluid and single nanofluid
using magnetic stirrer for 30 minutes with variation of volume fraction 0,1%; 0.3%;
0.5%; 0.7%; 1%; 3%; 5%; 7% and varying the composition of Al2O3 with TiO2
nanoparticles in hybrid nanofluids by 75%:25%; 50%:50% and 75%:25%.
Agglomeration was observed visually and measured absorbance using UV-Vis,
wettability testing by measuring the contact angle between hybrid nanofluid with
sintered powder wick surface using HSVC and ImageJ software.
The test results showed an increase in volume fraction, agglomeration of hybrid
nanofluids longer and better wettability. At the same volume fraction, hybrid nanofluids
containing more Al2O3 have better wettability and longer agglomeration, and hybrid
nanofluids have longer agglomeration times than TiO2 nanofluid.
1. Pendahuluan
Dalam dekade terakhir penelitian tentang nanofluida telah meningkat pesat. Nanofluida adalah suatu
campuran atau suspensi antara fluida cair (yang disebut fluida dasar) dengan partikel solid yang
mempunyai ukuran diameter dalam nanometer (10-9 m). Fluida dasar dapat berupa air, cairan organik,
biocairan, minyak dan pelumas. Bahan nanopartikel dapat berupa logam kimia stabil, oksida logam,
keramik oksida, karbida logam, nitrida logam dan karbon (Sarkar, Ghosh, & Adil, 2015). Istilah
nanofluida pertama kali dikemukakan oleh Choi pada tahun 1995 dari laboratorium Nasional Argonne,
Amerika Serikat (Wang & Mujumdar, 2007).
Menurut (Hatwar & Kriplani, 2014) nanofluida berpotensi diaplikasikan pada industri seperti
mikroelektronika, transfortasi dan manufaktur. Secara teoritis nanofluida memiliki konduktivitas termal
yang lebih baik dari fluida dasarnya, selain itu efek gerak brown akan terjadi pada nanopartikel yang
menyebabkan nanopartikel melayang-layang pada fluida dasar sehingga dapat meminimalisir terjadinya
aglomerasi pada nanofluida. Jika diaplikasikan, kemungkinan terjadinya penyumbatan (clogging) di
dalam saluran sangat kecil, lalu karena kecilnya partikel maka abrasi antara nanofluida dengan dinding
saluran kecil terjadi (Putra, 2003).
Pada nanofluida tunggal terdapat permasalahan, dimana konduktivitas termalnya tinggi namun mudah
teraglomerasi dan sebaliknya. Aglomerasi berdampak buruk terhadapap stabilitas nanofluida dan
menyebabkan menurunnya kemampuan nanofluida dalam menghantarkan panas. Selain konduktivitas
termal dan aglomerasi, kemampuan nanofluida dalam menghantarkan panas juga dipengaruhi oleh
wettability (derajat kebasahan). Karena permasalahan tersebut para peneliti mulai mengembangkan dan
melakukan penelitian terhadap hybrid nanofluida. Saat ini, studi tentang hybrid nanofluida yang
sebagian besar pada konduktivitas termal sedangkan penelitian tentang aglomerasi dan wettability
nanofluida masih terbatas, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakterisasi
agglomerasi dan wettability hybrid nanofluida Al2O3-TiO2-Air pada kosentrasi rendah dan tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi nanopartikel terhadap karakter
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 218
aglomerasi dan wettability hybrid nanofluida, serta mengetahui kemampuan hybrid nanofluida
menghambat aglomerasi dibandingkan nanofluida tunggal.
Hybrid nanofluida adalah jenis nanofluida yang sangat baru, yang dapat dibuat dengan mensintesa
berbagai jenis (dua atau lebih dari dua) nanopartikel dalam fluida dasar (Nata Septiadi, Putra, & Saleh,
2015). Tujuan utama dari sintesis hybrid nanofluida adalah untuk mendapatkan keunggulan-keunggulan
sifat dari bahan penyusunnya. Menurut (Devendiran & Amirtham, 2016) sintetis nanopartikel hibrida
memberikan perbaikan pada sifat fisik-kimia yang tidak diperoleh pada nanofluida yang menggunakan
nanomaterial tunggal. (Sarkar et al., 2015) menyatakan tujuan penyertaan nanopartikel hibrida dalam
fluida dasar adalah untuk meningkatkan karakteristik perpindahan panas fluida dasar melalui kombinasi
sifat termo-fisik nanomaterial.
Nanopartikel memiliki luas permukaan yang besar mengakibatkan gaya tarik menarik (Van der waals)
pada permukaan nanopartikel meningkat. Gaya Tarik menarik ini cenderung menarik partikel lain untuk
membentuk gugus yang dikenal sebagai aglomerasi (Ilyas, Pendyala, & Marneni, 2014). Pembentukan
aglomerat memiliki dampak negatif terhadap stabilitas nanofluida (Hong & Kim, 2012). Aglomerasi
akan menyebabkan nanopartikel akan mengendap atau tersedimentasi sehingga nanofluida menjadi
jernih. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengendapan adalah kosentrasi partikel, ukuran
partikel dan densitas (Geankoplis, 2003).
Penelitian tentang aglomerasi nanofluida sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh (Witharana, Hodges,
Xu, Lai, & Ding, 2012) mereka mengamati perilaku pengendapan suspensi alumina (fraksi volume
0,5%) pada tingkat pH yang berbeda. Mereka menemukan bahwa nanosuspensi stabil selama 30 menit
pada pH 6,3. (Liu, Sun, Borthwick, & Ni, 2013) meneliti perilaku agglomerasi dan sedimentasi
nanopartikel TiO2, nanosuspensi dengan ukuran aglomerat lebih dari 1000 nm menunjukkan stabilitas
yang buruk. (Subramaniyan, Priya, Kottaisamy, & Ilangovan, 2014) melakukan penelitian
menggunakan nanopartikel TiO2 10 ml, etanol 20 ml dan air 30 ml dibuat dengan metode sol-gel, dan
didapat waktu sedimentasi TiO2 adalah 9-10 hari, memiliki ukuran yang tidak homogen dengan
agglomerasi tinggi dan diameter partikel rata-rata berada pada kisaran 50 -100 nm. (Haghighi et al.,
2013) mengamati perilaku sedimentasi lempung, Al2O3 dan CeO2 dalam campuran air, EG (Etanol
Glikol) dan air (EG 50 vol%) diamati dengan menggunakan metode fotografi. Ditemukan bahwa
nanosuspensi dengan konsentrasi nanopartikel rendah menunjukkan stabilitas yang lebih baik daripada
nanosuspensi dengan konsentrasi tinggi.
Wettability adalah kemampuan cairan untuk menjaga kontak dengan permukaan padat (Choi & Eastman, 1995). Wettability juga dapat diartikan sebagai interaksi yang menentukan besarnya sudut kontak antara fluida cair dan permukaan padat, yang mana bila cairan menyebar secara spontan pada permukaan disebut dengan basah. Bila interaksi antar cairan dan permukaan lemah, cairan akan membentuk butir-butir cairan di permukaan dan hanya membasahi sebagian permukaan (Bernardin, Mudawar, Walsh, & Franses, 1997). Semakin
tinggi derajat kebasahan, semakin besar daerah yang dibasahi oleh fluida maka perpindahan kalor juga
semakin besar (Deendarlianto, Hidaka, & Kohno, 2008). Sudut kontak kurang dari 90° (hidrofilik)
biasanya mengindikasikan pembasahan permukaan sangat bagus, dan cairan akan menyebar di area yang
luas di permukaan. Sudut kontak yang lebih besar dari 90° (hidrofobik) biasanya menunjukkan
pembasahan permukaan tidak bagus, sehingga cairan akan meminimalkan kontak dengan permukaan.
Sudut kontak bergantung pada tiga parameter, yaitu tegangan permukaan, tegangan adhesi dan faktor
kekasaran permukaan (Kim, Bang, Buongiorno, & Hu, 2006). Peningkatan kosentrasi nanopartikel
dapat meningkatkan wettability nanofluida dan tegangan permukaan sehingga sudut kontaknya menurun
(Zhu, Zhao, Li, Guan, & Li, 2011). (Jackson et al., 2014) melakukan penelitian mengenai wettability
nanofluida, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tetesan nanofluida secara konsisten menghasilkan
koefisien perpindahan panas konvektif yang lebih tinggi daripada air. Nanofluida lebih hidorfilik
daripada air sehingga sudut kontak dengan permukaan lebih kecil, serta perpindahan panasnya lebih
baik dibandingkan air. (Bhuiyan, Saidur, Amalina, Mostafizur, & Islam, 2015) menyatakan tegangan
permukaan nanofluida meningkat seiring dengan meningkatnya kosentrasi nanopartikel. (Tanvir &
Qiao, 2012) juga menyatakan tegangan permukaan nanofluida meningkat secara linier dengan
peningkatan konsentrasi dan ukuran partikel.
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 219
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental yang meliputi studi literatur, persiapan alat dan
bahan, preparasi nanofluida, penguijian karakteristik aglomerasi dan wettabilty dan dilakukan analisa
hasil penelitian.
2.1. Preparasi nanofluida
Nanofluida tunggal dan hybrid nanofluida dibuat dengan cara mencampurkan partikel nano Al2O3 dan
TiO2 kedalam fluida dasar berupa aquades (air suling). Partikel yang digunakan adalah nanopartikel
komersil dari Nano Degussa berrukuran 20 nm. Nanofluida disintesa menggunakan Magnetic Stirrer
selama 30 menit. Nanofluida dibuat dengan variasi kosentrasi fraksi volume yaitu kosentrasi rendah
(0,1%; 0,3%; 0,5%; 0,7%) dan kosentrasi tinggi (1%; 3%; 5%; 7%) serta memvariasikan komposisi
nanopartikel Al2O3 dengan TiO2 pada hybrid nanofluida sebesar 75%:25%; 50%:50% dan 75%:25%.
Skema pembutan hybrid nanofluida dapat dilihat pada gambar 1.
Pengukuran volume nanopartikel dilakukan dengan cara perkalian massa nanopartikel dengan massa
jenisnya, dimana nanopartikel Al2O3 memiliki massa jenis 0,18 g/ml dan TiO2 sebesar 0,24 g/ml.
Perbandingan massa nanopartikel dengan fluida dasar pada hybrid nanofluida dan nanofluida tunggal
dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.
Gambar 1. Skema pembuatan hybrid nanofluida.
Tabel 1. Perbandingan massa nanopartikel dengan fluida dasar pada hybrid nanofluida.
Fraksi Volume
(%)
Volume
Air (ml)
Massa Nanopartikel (gram)
75 % : 25 % 50 % : 50 % 25 % : 75 %
Al2O3 TiO2 Al2O3 TiO2 Al2O3 TiO2
0,1 99,9 0,0135 0,0060 0,0090 0,0120 0,0045 0,0180
0,3 99,7 0,0405 0,0180 0,0270 0,0360 0,0135 0,0540
0,5 99,5 0,0675 0,0300 0,0450 0,0600 0,0225 0,0900
0,7 99,3 0,0945 0,0420 0,0630 0,0840 0,0315 0,1260
1 99 0,1350 0,0600 0,0900 0,1200 0,0450 0,1800
3 97 0,4050 0,1800 0,2700 0,3600 0,1350 0,5400
5 95 0,6750 0,3000 0,4500 0,6000 0,2250 0,9000
7 93 0,9450 0,4200 0,6300 0,8400 0,3150 1,2600
Tabel 2. Perbandingan massa nanopartikel dengan fluida dasar pada nanofluida tunggal.
Fraksi Volume
(%)
Volume
Air (ml)
Massa Nanopartikel (gram)
Al2O3 TiO2
0,1 99,9 0,018 0,024
0,3 99,7 0,054 0,072
0,5 99,5 0,090 0,120
0,7 99,3 0,126 0,168
1 99 0,180 0,240
3 97 0,540 0,720
5 95 0,900 1,200
7 93 1,260 1,680
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 220
2.2 Pengamatan Aglomerasi
Aglomerasi nanofluida terjadi karena penggumpalan antar partikel akibat dari gaya van der waals dan
melemahnya gerak brown pada nanofluida. Aglomerasi menyebabkan menurunnya tingkat homogenitas
pada nanofluida sehingga partikel akan cendrung mengendap di bagian bawah dan mengakibatkan
nanofluida akan terlihat bening pada bagian atas. Oleh karena itu pengamatan aglomerasi dapat
dilakukan secara visual.
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengamatan aglomerasi menggunakan UV-Vis dengan mengukur
absorbansi nanofluida. Pengambilan data absorbansi dilakukan karena kemampuan pengamatan
terhadap sedimen setiap orang berbeda, nanofluida Al2O3 dan TiO2 berwarna putih dan keruh sehingga
tidak bisa dengan jelas melihat sedimen yan terbentuk. Pengambilan data absorbansi menggunakan UV-
Vis Double Beam Shimadzu/UV-1800, software UVProbe digunakan untuk menampilkan hasil
pengukuran absorbansi. panjang gelombang yang digunakan dalam pengujian adalah 200-680 nm.
pengambilan data absorbansi dilakukan tiga kali yaitu sehari setelah sintesa, 8 hari setelah sintesa dan
15 hari setelah sintesa
2.3. Pengujian Wettability
Wettability nanofluida diamati menggunakan HSCV (high speed camera video) dilakukan dengan
melakukan penetrasi nanofluida terhadap bidang datar dan kamera yang memiliki resolusi tinggi akan
merekam perilaku fluida yang mengenai permukaan bidang datar. Dalam pengujian ini bidang datar
yang digunakan adalah permukaan sintered powder wick dan gambar 2a adalah skema pengujian
wettability. Gambar yang di dapat dari HSVC kemudian diukur sudut kontaknya menggunakan software
ImageJ, Metode pengukurannya dilakukan dengan mengukur sudut antara garis tangen tetesan fluida
dengan permukaan datar. Cara pengukurannya dapat dilihat pada gambar 2b.
Gambar 2. (a) Skema pengujian wettability, (b) Pengukuran sudut kontak
nanofluida pada permukaan datar
3.Hasil dan Pembahasan
3.1. Pengamatan Aglomerasi Nanofluida Secara Visual
Pada penelitian ini, aglomerasi nanofluida tunggal dan hybrid nanofluida diamati secara visual
sedangkan pengamatan aglomerasi dengan mengukur absorbansi menggunakan UV-Vis hanya
dilakukan pada hybrid nanofluida saja. Hal tersebut dikarenakan nanofluida tunggal hanya dijadikan
data pembanding untuk mengetahui kemampuan hybrid nanofluida dalam menghambat aglomerasi.
Hybrid nanofluida dan nanofluida tunggal yang telah disintesa disimpan dan diamati aglomerasinya
secara visual dengan cara melihat endapan (sedimen) yang terjadi pada nanofluida tersebut, waktu yang
diperlukan nanopartikel sampai mengendap secara keseluruhan sehingga nanofluida tersebut menjadi
jernih dapat dilihat pada gambar 3.
Nanofluida tunggal dan hybrid nanofluida kosentrasi rendah lebih cepat teragomerasi dibandingkan
dengan kosentrasi tinggi dan semakin tinggi fraksi volume nanopartikel, aglomerasi nanofluida semakin
lama. Pada kosentrasi rendah nanopartikel pada nanofluida teraglomerasi pada minggu pertama dan
kedua, Nanofluida kosentrasi tinggi secara visual pada minggu pertama sudah terbentuk aglomerat,
namun waktu yang dibutuhkan keseluruhan nanopartikel teraglomerasi hingga nanofluida menjadi
bening lebih lama dibandingkan kosentrasi rendah. Hybrid nanofluida dengan fraksi volume 7% dengan
komposisi 75%Al2O3:25%TiO2 mengalami aglomerasi hingga membentuk cairan bening dan endapan
pada bagian bawah tempat penyimpanan paling lama dibandingkan hybrid nanofluida yang lainnya yaitu
selama 72 hari dan yang paling cepat teraglomerasi adalah hybrid nanofluida fraksi volume 0,1% dengan
variasi partikel 50%Al2O3:50%TiO2 dan 25%Al2O3 :75%TiO2.
a b
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 221
Gambar 3. Grafik waktu aglomerasi nanofluida tunggal dan hybrid nanofluida dengan variasi
fraksi volume dan komposisi nanopartikel Al2O3 :TiO2 pada hybrid nanofluida.
Pada nanofluida tunggal, nanofluida Al2O3 pada fraksi volume 7% paling lama teraglomerasi yaitu
selama 81 hari dan yang paling cepat teraglomerasi adalah nanofluda TiO2 selama 4 hari penyimpanan.
Pada fraksi volume yang sama nanofluida Al2O3 lebih lama teraglomerasi dibandingkan nanofluida TiO2
dan hybrid nanofluida yang mengandung lebih banyak partikel Al2O3 juga teraglomerasi lebih lama. Hal
tersebut menunjukkan bahwa stabilitas partikel Al2O3 lebih bagus dibandingkan partikel TiO2.
Berdasarkan pengamatan secara visual homogenitas nanofluida tunggal dan hybrid nanofluida menurun
seiring bertambahnya waktu penyimpanan, hal tersebut disebabkan oleh efek gerak brown pada
nanopartikel melemah akibat penggumpalan antar nanopartikel, karena penggumpalan tersebut
nanopartikel akan tersedimentasi pada bagaian bawah dan nanofluida tersebut menjadi jernih.
Perubahan homogenitas nanofluida ditunjukan pada gambar 4.
Gambar 4. Perubahan homogenitas nanofluida Al2O3 pada fraksi volume 0,7%
3.2 Pengamatan Aglomerasi Menggunakan UV-Vis
Penelitian ini juga dilakukan pengamatan aglomerasi menggunakan UV-Vis dengan mengukur
absorbansi dari hybrid nanofluida. Karena sebagian besar puncak absorbansi dari hybrid nanofluida hasil
pengujian adalah 4, dimana batas maksimal pengukuran dari UV-Vis Double Beam Shimadzu/UV-1800
adalah 4 hal tersebut memungkinkan terjadi overscale dalam pengukurannya sehingga jika nilai
absorbansinya lebih dari 4 maka UV-Vis akan menampilkan pada batas maksimumnya. Oleh karena itu
untuk membandingkan absorbansi masing-masing hybrid nanofluida dilakukan dengan menghitung
rata-rata absorbansi dari panjang gelombangg 200-680 nm. Gambar 5 adalah salah satu hasil pengukuran
absorbansi dan tabel 3 adalah data rata-rata hasil pengukuran absorbansi.
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 222
Gambar 5. Absorbansi hybrid nanofluida kosentrasi tinggi 1 hari setelah sintesa
Tabel 3. Rata-rata absorbansi hybrid nanofluida pada panjang gelombang 200-680 nm
Fraksi
Volume (%)
25% Al2O3:75% TiO2 50% Al2O3:50% TiO2 75% Al2O3:25% TiO2
1 hari 8 hari 15 hari 1 hari 8 hari 15 hari 1 hari 8 hari 15 hari
0,1 1,318 0,631 0,098 0,985 0,545 0,090 2,378 0,676 0,166
0,3 3,528 0,362 0,147 3,493 3,125 0,248 2,892 2,430 0,324
0,5 3,729 3,565 0,382 3,662 3,623 0,383 3,507 3,471 0,539
0,7 3,798 3,803 0,660 3,567 3,535 1,665 3,698 3,533 1,821
1 3,868 0,370 0,369 3,809 0,557 0,458 3,636 1,205 1,078
3 3,991 1,570 0,696 3,978 1,079 0,956 3,896 1,314 1,274
5 3,985 1,115 1,069 3,993 1,542 1,507 3,988 1,719 1,709
7 3,977 1,449 1,418 3,980 1,946 1,892 3,951 2,107 2,053
Dari tabel 3, dapat dilihat bahwa absorbansi semua hybrid nanofluida menurun seiring dengan
bertambahnya waktu penyimpanan hal tersebut mengindikasikan homogentias hybrid nanofluida
menurun. Hybrid nanofluida kosentrasi tinggi pada minggu pertama mengalami penurunan absorbansi
secara signifikan dan pada minggu kedua terjadi penurunan tetapi tidak signifikan sedangkan Hybrid
nanofluida kosentrasi rendah pada minggu pertama mengalami penurunan absorbansi tidak signifikan,
tetapi pada minggu kedua terjadi penurunan absorbansi secara signifikan.
Dengan bertambahnya fraksi volume absorbansi hybrid nanofluida meningkat pada pengukuran
pertama. Pada pengukuran kedua (8 setelah sintesa) absorbansinya meningkat dari fraksi volume 0,1%
sampai 0,7% kemudian terjadi penurunan pada fraksi 1% dan mengalami kenaikan lagi sampai fraksi
7%. Pada pengukuran ketiga, perubahan absorbansi hybrid nanofluida sama seperti pengukuran kedua
yaitu terjadi kenaikan dan penurunan absorbansi. Pada pengukuran kedua dan ketiga, fraksi volume
0,7% dengan komposisi 75% Al2O3:25% TiO2 memiliki absorbansi lebih tinggi dibandingkan fraksi
volume 1%, 3% dan 5% namun secara visual lebih cepat teragglomersi, hal tersebut mengindikasikan
bahwa stabilitasnya menurun setelah dua minggu penyimpanan.
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi, pada fraksi volume yang sama sebagian besar hybrid
nanofluida yang mengandung 75% partikel Al2O3 memiliki nilai absorbansi lebih tinggi. Hal tersebut
menunjukan nanofluida yang mengandung lebih banyak partikel Al2O3 memiliki stabilitas yang lebih
baik. Pengamatan aglomerasi secara visual juga menunjukkan pada fraksi volume sama hybrid
nanofluida yang mengandung lebih banyak partikel Al2O3 stabilitasnya lebih bagus. Pada nanofluida
tunggal, nanofluida TiO2 lebih cepat teraglomerasi dibandingkan nanofluida Al2O3.
Aglomerasi hybrid nanofluida yang lebih banyak mengandung partikel Al2O3 lebih lambat terajdi karena
efek geran brown bertahan lebih lama pada partikel dan Al2O3 memiliki densitas yang lebih kecil
dibandingkan TiO2. Waktu aglomerasi lebih lambat terjadi pada fraksi volume yang lebih tinggi
dikarenakan pada fraksi yang lebih tinggi terjadi gaya gesek lebih besar antar nanopartikel sehingga
nanopartikel akan melayang-layang dalam fluida dasarnya yang menyebabkan lama terbentuknya
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 223
sedimen. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan (Geankoplis, 2003) yaitu densitas yang semakin
kecil akan menyebabkan gaya apung semakin besar dan semakin besarnya kosentrasi gaya gesek yang
dialami partikel semakin besar.
3.3 Wettability Hybrid Nanofluida
Gambar 6 dan gambar 7 adalah hasil pengukuran sudut kontak dari hybrid nanofluida dan pada
penelitian ini juga dilakukan pengukuran sudut kontak pada aquades yang digunakan sebagai fluida
dasar dan didapat nilai sudut kontaknya sebesar 107,4˚.
Gambar 6. Sudut kontak dengan permukaan sintered powder wick (a) Aquades, (b) hybrid
nanofluida fraksi volume 0,1% 25%Al2O3:75%TiO2, (c) hybrid nanofluida fraksi volume 7%
75%Al2O3:25%TiO2.
Gambar 7. Grafik sudut kontak nanofluida dengan variasi faksi volume dan komposisi
nanopartikel
Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin tinggi fraksi volume nanopartikel pada hybrid
nanofluida sudut kontaknya semakin kecil, hal tersebut mengindikasikan peningkatan fraksi volume
memberikan wettability yang baik. Semua hybrid nanofluida memiliki sudut kontak lebih kecil dari
sudut kontak aquades, itu menunjukkan penambahan nanopartikel pada fluida dasar dapat
meningkatkan wettability. Pada fraksi volume 0,1% dan 0,3% hybrid nanofluida bersifat hidrofobik
(sudut kontak lebih dari 90°). Hybrid nanofluida fraksi volume 7% dengan komposisi 75%Al2O3
:25%TiO2 memiliki sudut kontak paling kecil yaitu 34,7˚. Pada fraksi volume yang sama, hybrid
nanofluida yang mengandung lebih banyak partikel Al2O3 memiliki sudut kontak yang lebih kecil.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Chinnam, Das, Vajjha, & Satti,
2015), mereka meneliti sudut kontak nanofluida Al2O3, SiO2 dan ZnO dengan variasi fraksi volume
dan menggunakan ukuran nanopartikel yang berbeda. Gambar 8 adalah hasil dari penelitiannya,
peningkatan fraksi volume menyebabkan sudut kontak antara nanofluida dan permukaan kaca
menurun, serta pada nanofluida Al2O3 dan SiO2 dengan ukuran partikel lebih besar memiliki sudut
kontak lebih kecil pada fraksi volume yang sama. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian
(Chaudhuri & Paria, 2014) dimana sudut kontak antara nanofluida TiO2 dan permukaan PTFE (Teflon)
menurun dengan peningkatan fraksi volume.
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 224
Gambar 8. Grafik sudut kontak nanofluida dengan variasi faksi volume dan ukuran
nanopartikel (Chinnam et al., 2015)
Sudut kontak bergantung pada tiga parameter, yaitu tegangan permukaan, tegangan adhesi dan faktor
kekasaran permukaan (Kim et al., 2006). (Bhuiyan et al., 2015) menyatakan tegangan permukaan
nanofluida meningkat seiring dengan meningkatnya kosentrasi nanopartikel. (Tanvir & Qiao, 2012)
juga menyatakan tegangan permukaan nanofluida meningkat secara linier dengan peningkatan
konsentrasi dan ukuran partikel. Jika tegangan permukaan meningkat maka luas area kontak antara
nanofluida dengan permukaan semakin besar dan sudut kontak antara nanofluida semakin kecil.
Sudut kontak dipengaruhi oleh gaya-gaya yang terjadi pada nanofluida dengan permukaan, diantaranya
gaya tarik-menarik antar partikel, gaya tarik antar partikel dengan molekul padat pada permukaan.
Ukuran nanopartikel rata-rata 20 nm jika dibandingkan dengaan molekul air jauh lebih tinggi, dengan
ukuran dan massa yang lebih besar akan menyebabkan gaya kebawah ketika nanofluida menyentuh
permukaan. Dengan demikian sudut kontak akan berkurang dan area yang dibasahi semakin besar.
Semakin banyak nanopartikel pada nanofluida, semakin kuat efek tersbut terjadi. Ketika fraksi volume
meningkat maka semakin banyak partikel yang terdapat pada nanofluida, sehingga mengurangi sudut
kontak dengan permukaan. Sudut kontak lebih kecil pada hybrid nanofluidda yang mengandung lebih
banyak partikel Al2O3, terjadi karena gaya tarik menarik partikel Al2O3 dengan permukaan lebih besar
dibandingkan partikel TiO2.
4. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisa data pada nanofluida tungal dan hybrid nanofluida Al2O3-TiO2-Air
dapat disimpulkan sebagai brikut. Secara visual aglomerasi hybrid nanofluida Al2O3-TiO2-Air
kosentrasi rendah lebih cepat dibandingakan kosentrasi tinggi, semakin tinggi fraksi volume
nanopartikel pada nanofluida aglomerasinya semakin lama. Absorbansi hybrid nanofluida pada
kosentrasi tinggi dan rendah menurun seiring bertambahnya waktu penyimpanan. Wettability hybrid
nanofluida semakin baik dengan meningkatnya fraksi volume, pada kosentrasi rendah hybrid nanofluida
dengan fraksi volume 0,1% dan 0,3% bersifat hidrofobik sedangkan yang lainnya bersifat hidrofilik
dan pada kosentrasi tinggi semuanya bersifat hidrofilik.
Pada fraksi volume yang sama hybrid nanofluida dengan komposisi 75%Al2O3:25%TiO2 mengalami
aglomerasi lebih lama dan absorbansinya lebih tinggi. Pada fraksi volume yang sama hybrid nanofluida
dengan nanopartikel Al2O3 lebih banyak memiliki wettability lebih baik dibandingkan hybrid nanofluida
yang lebih banyak mengandung nanopartikel TiO2.
Hybrid nanofluida lebih lama teraglomerasi dibandingakan nanofluida TiO2 namun lebih cepat
dibandingakan nanofluida Al2O3, densitas nanopartikel TiO2 yang lebih tinggi menyebabkan aglomerasi
lebih cepat terjadi pada nanofluida TiO2 dan hybrid nanofluida yang mengandung 75% nanopartkel
TiO2.
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 225
Ucapan Terimaksih
Terima kasih diucapkan kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dan Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Udayana atas dukungan dana melalui skema Hibah
Penelitian Dasar Unggulan perguruan Tinggi (PDUPT) 2018 dengan Kontrak Nomor 171.77/
UN14.4.A/PL/2018, serta kepada Laboratorium AHTRG FT UI atas dukungan peralatan.
Daftar Pustaka
Bernardin, J. D., Mudawar, I., Walsh, C. B., & Franses, E. I. (1997). Contact angle temperature
dependence for water droplets on practical aluminum surfaces. International journal of heat and
mass transfer, 40(5), 1017-1033 .
Bhuiyan, M., Saidur, R., Amalina, M., Mostafizur, R., & Islam, A. (2015). Effect of nanoparticles
concentration and their sizes on surface tension of nanofluids. Procedia Engineering, 105, 431-
437 .
Chaudhuri, R. G., & Paria, S. (2014). The wettability of PTFE and glass surfaces by nanofluids. Journal
of colloid and interface science, 434, 141-151 .
Chinnam, J., Das, D., Vajjha, R., & Satti, J. (2015). Measurements of the contact angle of nanofluids
and development of a new correlation. International Communications in Heat and Mass Transfer,
62, 1-12 .
Choi, S. U., & Eastman, J. A. (1995). Enhancing thermal conductivity of fluids with nanoparticles:
Argonne National Lab., IL (United States).
Deendarlianto, Y. T., Hidaka, S., & Kohno, M. (2008). The effect of contact angle on evaporation of
water droplet on a heated solid surface. Paper presented at the Fifth Int. Conference on Transport
Penomena In Multiphase Systems, Bialystok, Poland.
Devendiran, D. K., & Amirtham, V. A. (2016). A review on preparation, characterization, properties
and applications of nanofluids. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 60, 21-40 .
Geankoplis, C. J. (2003). Transport processes and separation process principles:(includes unit
operations): Prentice Hall Professional Technical Reference.
Haghighi, E ,.Nikkam, N., Saleemi, M., Behi, M., Mirmohammadi, S. A., Poth, H., Palm, B. (2013).
Shelf stability of nanofluids and its effect on thermal conductivity and viscosity. Measurement
Science and Technology, 24(10), 105301 .
Hatwar, A. S., & Kriplani ,V. (2014). A review on heat transfer enhancement with nanofluid. Int. J. Adv.
Res. Sci. Eng., 3(3), 175-183 .
Hong, J., & Kim, D. (2012). Effects of aggregation on the thermal conductivity of alumina/water
nanofluids. Thermochimica acta, 542, 28-32 .
lyas, S. U., Pendyala, R., & Marneni, N. (2014). Preparation, sedimentation, and agglomeration of
nanofluids. Chemical Engineering & Technology, 37(12), 2011-2021 .
Jackson, R. G., Kahani, M., Karwa, N., Wu, A., Lamb, R., Taylor, R., & Rosengarten, G ( .4102 .) Effect
of surface wettability on carbon nanotube water-based nanofluid droplet impingement heat
transfer. Paper presented at the Journal of Physics: Conference Series.
Kim, S., Bang, I. C., Buongiorno, J., & Hu, L. (2006). Effects of nanoparticle deposition on surface
wettability influencing boiling heat transfer in nanofluids. Applied physics letters, 89(15),
153107 .
Liu, W., Sun, W., Borthwick, A. G., & Ni, J. (2013). Comparison on aggregation and sedimentation of
titanium dioxide, titanate nanotubes and titanate nanotubes-TiO 2: Influence of pH, ionic strength
and natural organic matter. Colloids and Surfaces A: Physicochemical and Engineering Aspects,
434, 319-328 .
Nata Septiadi, W., Putra, N., & Saleh, R. (2015). Karakterisasi Konduktivitas Termal Nanofluida Oksida
Berbasis Fluida Dasar H2O. Jurnal Energi Dan Manufaktur, 8 (4 .)
Putra, N. (2003). Nano Teknologi: Pengembangan Potensi Nanofluida Sebagai Fluida Kerja Alternatif.
Sarkar, J., Ghosh, P., & Adil, A. (2015). A review on hybrid nanofluids: recent research, development
and applications. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 43, 164-177 .
Subramaniyan, A., Priya, S. L., Kottaisamy, M., & Ilangovan, R. (2014). Investigations on the
absorption spectrum of TiO2 nanofluid. Journal of Energy in Southern Africa, 25(4), 123-127 .
ISSN (online) 2622-0164 | ISSN (cetak) 2620-6331
Prosiding KITT (Konferensi Ilmiah Teknologi Texmaco) | Vol 1, 2018 | Hal. 226
Tanvir, S., & Qiao, L. (2012). Surface tension of nanofluid-type fuels containing suspended
nanomaterials. Nanoscale research letters, 7(1), 226 .
Wang, X.-Q., & Mujumdar, A. S. (2007). Heat transfer characteristics of nanofluids: a review.
International journal of thermal sciences, 46(1), 1-19 .
Witharana, S., Hodges, C., Xu, D., Lai, X., & Ding, Y. (2012). Aggregation and settling in aqueous
polydisperse alumina nanoparticle suspensions. Journal of Nanoparticle Research, 14(5), 851 .
Zhu, B. J., Zhao, W. L., Li, J. K., Guan, Y. X., & Li, D. D. (2011). Thermophysical properties of Al2O3-
water nanofluids. Paper presented at the Materials Science Forum.
AGLOMERASI DANWETTABILITY HYBRID
NANOFLUIDA Al2O3-TiO2-AIRPADA KOSENTRASI RENDAH
DAN TINGGIby Wayan Nata Septiadi
Submission date: 29-Jul-2018 09:28PM (UTC+0700)Submission ID: 985976620File name: 29.-Hal-217-226.pdf (739.25K)Word count: 4326Character count: 26853
14%SIMILARITY INDEX
11%INTERNET SOURCES
11%PUBLICATIONS
8%STUDENT PAPERS
1 1%
2 1%
3 1%
4 1%
5 1%
6 1%
AGLOMERASI DAN WETTABILITY HYBRID NANOFLUIDAAl2O3-TiO2-AIR PADA KOSENTRASI RENDAH DAN TINGGIORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
Mehdi Jadidi, Armelle Vardelle, Ali Dolatabadi,Christian Moreau. "Chapter 30-1 Heat Transferin Suspension Plasma Spraying", SpringerNature, 2017Publicat ion
oaktrust.library.tamu.eduInternet Source
cese.pku.edu.cnInternet Source
Submitted to Charotar University of ScienceAnd TechnologyStudent Paper
www.mdpi.comInternet Source
Kurt, Melike, Hakan Ertürk, and Kunt Atalik."Synthesis and Experimental Investigation ofRheological Behavior of EG and Water BasedhBN Nanofluids", Volume 8C Heat Transferand Thermal Engineering, 2013.Publicat ion
7 1%
8 1%
9 <1%
10 <1%
11 <1%
12 <1%
13 <1%
14 <1%
15 <1%
Publicat ion
researchbank.rmit.edu.auInternet Source
www.igi-global.comInternet Source
www.nature.comInternet Source
El-Sayed R. Negeed, N. Ishihara, K. Tagashira,S. Hidaka, M. Kohno, Y. Takata. "Experimentalstudy on the effect of surface conditions onevaporation of sprayed liquid droplet",International Journal of Thermal Sciences,2010Publicat ion
Submitted to Thapar University, PatialaStudent Paper
thermalscience.vinca.rsInternet Source
Michaelides, Efstathios E.. "ThermalConductivity", Nanofluidics, 2014.Publicat ion
www.geothermal.uq.edu.auInternet Source
Submitted to University of Newcastle uponTyne
16 <1%
17 <1%
18 <1%
19 <1%
20 <1%
21 <1%
22 <1%
23 <1%
24 <1%
Student Paper
Submitted to POSTECHStudent Paper
www.unud.ac.idInternet Source
journal.sttnas.ac.idInternet Source
Submitted to Coventry UniversityStudent Paper
M.F. Nabil, W.H. Azmi, K.A. Hamid, R. Mamat."Experimental investigation of heat transferand friction factor of TiO 2 -SiO 2 nanofluids inwater:ethylene glycol mixture", InternationalJournal of Heat and Mass Transfer, 2018Publicat ion
Submitted to Cranfield UniversityStudent Paper
repository.unhas.ac.idInternet Source
www.science.govInternet Source
Pritam Kumar Das, Arnab Kumar Mallik,Ranjan Ganguly, Apurba Kumar Santra."Stability and thermophysical measurements ofTiO 2 (anatase) nanofluids with different
25 <1%
26 <1%
27 <1%
28 <1%
29 <1%
30 <1%
31 <1%
32 <1%
surfactants", Journal of Molecular Liquids,2018Publicat ion
bapendik.unsoed.ac.idInternet Source
p3m.dikti.orgInternet Source
www.scribd.comInternet Source
eprints.undip.ac.idInternet Source
H. Nishiguchi, J.-L. Zhang, M. Anpo."Characteristics of the PhosphorescenceSpectra of Benzophenone Adsorbed on Ti−AlBinary Oxides", Langmuir, 2001Publicat ion
media.neliti.comInternet Source
journal.unpar.ac.idInternet Source
Oprsal, Jakub, Ludek Blaha, Miloslav Pouzar,Petr Knotek, Milan Vlcek, and Katerina Hrda."Assessment of silver nanoparticle toxicity forcommon carp (Cyprinus carpio) f ish embryosusing a novel method controlling the
33 <1%
34 <1%
35 <1%
Exclude quotes Of f
Exclude bibliography Of f
Exclude matches Of f
agglomeration in the aquatic media",Environmental Science and Pollution Research,2015.Publicat ion
es.scribd.comInternet Source
Hadad, Kamal, Aref Rahimian, and M.R.Nematollahi. "Numerical study of single andtwo-phase models of water/Al2O3 nanofluidturbulent forced convection f low in VVER-1000nuclear reactor", Annals of Nuclear Energy,2013.Publicat ion
"Engineering Applications of Nanotechnology",Springer Nature, 2017Publicat ion