Upload
cahya-juplez
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 ITS-paper-36785-2210100196-Paper.pdf
1/6
1
Abstrak Konverter boost digunakan di banyak aplikasi
salah satunya aplikasi sistem photovoltaic. Sistem photovoltaic
membutuhkan konverter yang memiliki rasio konversi tinggi
dan efisiensi yang baik. Namun, konverter boost memiliki
kekurangan yakni rasio tegangan yang rendah. Selain itu,
konverter boost juga memiliki efisiensi daya yang rendah. Oleh
karena itu, topologi konverter boost telah banyak
dikembangkan agar dapat diperoleh konverter dengan
performa yang lebih daripada konverter boost. Salah satu hasilpengembangan topologi konverter boost adalah dc-dc sepic
yang terintegrasi dengan boost converter. Konverter ini
merupakan konverter boost yang terintegrasi dengan
konverter sepic dengan menggunakan seri es outpu t moduledan
saklar tunggal. Tugas akhir ini bertujuan untuk merancang
dan mengimplementasikan dc-dc sepic yang terintegrasi
dengan boost converter atau sepic-integrated boost (SIB)
converter untuk sistem photovoltaic. Simulasi dengan
perangkat lunak terprogram dan eksperimen terhadap
konverter telah dilakukan. Hasil eksperimen menunjukkan
bentuk gelombang yang hampir sama dengan hasil simulasi
dari perangkat lunak terprogram. Konverter hasil
implementasi mampu mengkonversi tegangan masukan 24
VDC menjadi 163 VDC pada duty cycle 60%. Konverter hasil
implemntasi juga memiliki efisiensi maksimal sebesar 87.6%
pada beban 25.4 W atau 71.8% dari total beban.
Kata KunciSepic-I ntegrated Boost (SIB) converter, Rasiokonversi tinggi, Efisiensi tinggi, Photovoltaic.
I. PENDAHULUAN
onverter DC ke DC atau juga dikenal dengan DC
chopperadalah alat yang digunakan untuk mengubahlevel tegangan DC berdasarkan perubahan nilai duty
cycle. Salah satu jenis konverter DC ke DC yang banyak
digunakan adalah konverter boost. Salah satu aplikasi
konverter boost adalah digunakan pada sistem photovoltaic.Sistem photovoltaic membutuhkan konverter dengan rasio
yang tinggi dan efisiensi yang baik. Namun, konverter boost
memiliki beberapa kekurangan. Salah satu kekurangan
konverter boost adalah rasio konversi yang rendah. Selain
itu, konverter boost juga memiliki efisiensi yang rendah [1].
Topologi konverter boost telah banyak dikembangkan
oleh pakar bidang elektronika daya. Hal ini dilakukan untukmemperoleh konverter dengan unjuk kerja yang lebih baik
daripada konverter boost. Adapun pengembangan yang telah
dilakukan diantaranya adalah memanfaatkan konversi
tegangan pada transformator frekuensi tinggi, coupled
inductor, dan multiplier cell. Konverter tipe current fed
adalah hasil pengembangan konverter boost yangmenggunakan transformator frekuensi tinggi. Konverter ini
cocok digunakan pada aplikasi daya tinggi dengan multi
saklar [2]. Namun, konverter ini membutuhkan rangkaian
snubber untuk mengurangi lonjakan tegangan pada saklar
akibat adanya induktansi bocor pada transformator.Sementara itu, konverter boost dengan menggunakan
coupled inductor cocok digunakan untuk aplikasi daya kecil
dan daya menengah karena struktur rangkaiannya yang
sederhana. Namun, rangkaian ini beroperasi dengan arus
masukan yang tidak kontinyu atau Discontinue Current
Mode (DCM) [3]. Selain itu, konverter ini juga memilikiriak arus yang lebih besar dibandingkan konverter boost
konvensional. Voltage multiplier cell atau rangkaian saklar
kapasitor sangat berguna untuk menaikkan rasio tegangan.
Dengan penaikan tegangan keluaran, rangkaian ini juga
membutuhkan jumlah kapasitor dan dioda yang banyak [4].
DC-DC sepic yang terintegrasi dengan boost converter
atau sepic-integrated boost (SIB) converter adalah hasil
kombinasi antara konverter boost dengan konverter sepic
yang menggunakan transformator frekuensi tinggi.
Konverter ini memadukan kemampuan konversi tegangan
pada transformator frekuensi tinggi dengan konverter boost.
Konverter ini dapat menghasilkan konversi tegangan yang
lebih besar daripada jenis konverter yang telah dijelaskansebelumnya. Dengan adanya induktasni bocor, topologi dari
konverter ini tidak membutuhkan rangkaian snubber [1].
Penggunaan saklar tunggal pada operasi SIB converter
menyebabkan operasi kerjanya lebih mudah dipahami. Padaoperasinya, kemampuan konversi tegangan konverter ini
tidak hanya dipengaruhi oleh nilai duty cyle tetapi juga
dipengaruhi oleh banyaknya belitan di sisi sekunder
transformator. Secara keseluruhan, SIB converter ini
memiliki unjuk kerja yang lebih baik dibandingkan
konverter lainnya.
II. KONVERTERDC-DCSEPICYANG
TERINTEGRASIDENGANKONVERTERBOOST
A. DC-DC Sepic yang Terintegrasi dengan Boost
Converter
DC-DC sepic yang terintegrasi dengan boost converter
atausepic-integrated boost (SIB) converter merupakan hasilpengembangan topologi konverter boost yang
dikombinasikan dengan konverter sepic. SIB converter
terdiri dari beberapa komponen yaitu transformator T
dengan induktansi magnetik Lm, induktansi bocor Llkg, dan
rasio belitan 1 : n. Selain transformtor T, SIB converterjuga
terdiri dari induktor boost Lb, kapasitor (Cb, Co1, dan Co2),
dioda, dan saklar S. Gambar 1 menunjukkan topologi SIB
converter secara keseluruhan.
Perancangan dan Implementasi Konverter
DC-DC Sepic yang Terintegrasi dengan
Konverter Boostuntuk SistemPhotovoltaic
Mohammad Sholehuddin Hambali, Dedet Candra Riawan, dan Feby Agung Pamuji.Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
K
7/25/2019 ITS-paper-36785-2210100196-Paper.pdf
2/6
2
Gambar.1. SIB converter
Prinsip kerja dari SIB converter merupakan kombinasi
dari prinsip kerja konverter boost konvensional dan
konverter sepic. SIB converterdapat beroperasi pada mode
Continous Current Mode (CCM) dan mode Discontinous
Current Mode (DCM). SIB converterberoperasi pada modeCCM jika n> 1 dan akan beroperasi pada mode DCM jika n
< 1[1].
Berdasarkan gelombang pada gambar 2, kondisi kerja
SIB converter terbagi menjadi 4 interval maktu. Interval t0
t1dan t1t2merupakan interval waktu saat kondisi induktorcharging. Sedangkan interval t2 t3 dan t3 t4 merupakan
interval waktu saat kondisi induktor discharging. Interval t0
t2direpresentasikan olehDT, sedangkan interval t2 t3dan
interval t3 t4 masing-masing direpresentasikan oleh D1T
danD2T. PersamaanD1TdanD2Tditunjukkan pada (1) dan
(2).
= 2()+ (1)2 = ()()+ (2)
Gambar.2. Gelombang SIB converter
Saat saklar S konduksi, yaitu saat induktor Lbcharging
selama interval t0 t2,maka diperoleh persaamaan (3).
2= () (3)
Sedangkan saat saklar S non konduksi yaitu saat
induktorLbdischarging selama interval t2 t3dan interval t3
t4. Saat kondisi ini, maka diperoleh persamaan (4) dan (5).
Sementara itu, persamaan V01, V02, dan VCb masing-masing
ditunjukkan oleh (6), (7), dan (8).
23= ( )() (4)
34= ( )(2) (5)= (6)2= (7)= (8)
Berdasarkan persamaan (3), (4), dan (5) dengan
menggunakan persamaan (6), (7), dan (8), maka persamaan
tegangan masukan keluaran diperoleh pada persamaan (9).
= + (9)B. Transformator Frekuensi Tinggi
Transformator frekuensi tinggi memiliki dimensi yang
lebih kecil dan lebih ringan. Selain itu transformator ini juga
memiliki frekuensi kerja yang tinggi, pada umumnya
berkisar ribuan Hz. Transformator frekuensi tinggi biasanya
digunakan pada Switched Mode Power Supply (SMPS) atau
sumber yang menggunakan system pensaklaran seperti
konverter boost dan sejenisnya. Dalam merancang
trasformator frekuensi tinggi, ada beberapa hal yang harus
dilakukan agar dapat memperoleh spesifikasi transformator
yang sesuai dengan kebutuhan diantaranya yakni [5] :
1. Memilih intiferrite
2. Menghitung nilai induktansi transformator
3. Menghitung jumlah belitan
4. Menentukan diameter kawat belitan
III. PERANCANGANDANIMPLEMENTASI
KONVERTERDC-DCSEPICYANGTERINTEGRASI
DENGANKONVERTERBOOST
A. Diagram Blok Sistem
Gambar 3 menunjukkan blok sistem konverter secara
keseluruhan. Sumber mesuplai daya menuju konverter.Konverter bekerja dengan kendali PWM melalui driver.
Daya keluaran konverter disalurkan menuju beban dengannilai tegangan output tertentu sesuai dengan duty cycle yang
diberikan.
Gambar 3. Diagram blok sistem secara keseluruhan
Keterangan : Aliran daya
Sinyal kontrol
7/25/2019 ITS-paper-36785-2210100196-Paper.pdf
3/6
3
B. Perancangan SIB Converter
Perancangan SIB converter membutuhkan perhitungan
nilai komponen yang digunakan agar dapat sesuai dengan
rancangan yang diinginkan. Oleh karena itu, ada bebrapa
parameter yang harus ditentukan terlebih dahulu. Tabel 1
menunjukkan parameter yang telah ditentukan.
Dengan mengetahui tegangan masukan dan daya
masukan maka dapat diperoleh nilai arus masukan Iin=1.5A. Nilai induktor Lb dapat diperoleh dengan memasukkan
nilai arus masukan pada persamaan (10).
= (10)Kemudian untuk memperoleh nilai kapasitor Cb
maka dihitung terlebih dahulu nilai arus ILm melalui (11)
dan selanjutnya nilai kapasitor Cb dapat dihitung melalui
(12).
= ()+ (11)
= (12)Selanjutnya untuk menghitung kapasior keluaran maka
terlebih dhulu harus menghitung kapasitor seri Cseri dari
kedua kapsitor keluaran melalui (13). Dengan menggunakan
perbandingan tegangan pada Vo1 dan Vo2, maka nilai
kapasitor keluaran Co1dan Co2dapat diperoleh melalaui (14)
dan (15).
= ( ) (13)
= 1.82 (14)2= 1.6 (15)Sementara itu untuk parameter dari transformator
frekuensi tinggi yang meliputi Lm dan Llkg dapat diperoleh
melalui (16) dan (17).
= ()2 (16)Lm : induktansi magnetik (uH)
Vin : tegangan masukan (V)D : duty cycle
Pin : Daya masukan (Watt)
fS : frekuensi pensaklaran (Hz)
KRF : konstanta ripple factor
= () (17)
C. Perancangan Simulasi SIB Converter
Gambar 4 menunjukkan gelombang hasil simulasi.
Gambar 5 menunjukkan tegangan keluarandan arus keluarandari hasil simulasi.
Gambar 4. Gelombang hasil simulasi
Gambar 5. Tegangan keluaran dan arus keluaran simulasi
Tabel 1.
Parameter perancangan SIB converter
Parameter Nilai
Tegangan masukan (Vin) 24 Volt
Duty cycle(D) 60 %
Frekuensi pensaklaran (fS) 62.5 kHz
Daya masukan (Pin) 36 watt
Perbandingan BelitanNp : Ns= 1:n 1 : 3
Riak tegangan keluaran (Vo) 1 %
Riak arus induktor (i) 20 %
Tegangan masukan (Vin) 24 Volt
Tabel 2Parameter komponen hasil perhitungan
Parameter Nilai
InduktorLb 768 H
Kapasitor Cb 12.8 FKapasitor keluaran Co1 3.6 F
Kapasitor keluaran Co2 2 F
Induktor magneticLm 460.8 H
Induktor bocorLlkg 1 H
Hambatan keluaranRout 784 ohm
7/25/2019 ITS-paper-36785-2210100196-Paper.pdf
4/6
4
Dari hasil simulasi, diperoleh bahwa bentuk
gelombang hasil simulasi menyerupai bentuk gelombang
secara teori yang ditunjukkan pada gambar 2. Sementara itu,
tabel 3 menunjukkan hasil perbandingan antara tegangan
keluaran dan arus keluaran perhitungan dengan simulasi.
Dari hasil perbandingan tersebut diketahui bahwa hasilparameter simulasi telah menyerupai dengan parameter hasil
perancangan yang diinginkan.
D. Implementasi SIB Converter
Pengimplementasian ini diawali dengan membuatinduktor Lb. Inti induktor menggunakan ferrite tipe ETD44
dari TDK Corporation. Langkah pertama yang dilakukan
yaitu menghitung nilai Qmelalui (18).
= 2 (18)Q : Energi (milijoule)
L : induktansi induktor (mH)
ILb : arus melewati induktor (A)
Kemudian nilai Q yang diperoleh diplot pada kurva AL
LI2pada gambar 4 sehingga diperoleh AL =1200 mH/belit.
Kemudian melalui (19) diperoleh belitan yang dibutuhkan
sebanyak 25 belit.
= 103
(19)N : banyak belitan
Pada rangkain SIB converter terdapat tiga buah
kapasitor yaitu kapasitor Cb, Co1, dan Co2. Pada
implementasi SIB converter ini, kapasitor Cbmenggunakan
kapasitor multilayer atau kapasitor keramik. Sementara itu,
kapasitor Co1dan Co2menggunakan kapasitor jenis bipolar
yaitu kapasitor elektrolit atau kapasitor elco. Tahap
selanjutnya adalah pembuatan transformator frekuensi
tinggi. Ada 2 tahap dalam pembuatan tarnsformator ini yaitu
penentuan inti dan perhitungan jumlah belitan. Dalam
penentuan inti, maka hal yang harus diperhatikan adalah
frekuensi kerja transformator. Transformator bekerja padafrekuensi (lebih besar dari 10 kHz), maka inti yang
digunakan adalah intiferriteMnZn.Ferrite dengan material
MnZn ini juga memiliki resistivitas yang tinggi sehingga
menyebabkan rugi arus eddy kecil dan dapat diabaikan .Tipe inti ferrite yang dipilih adalah PC44 produksi dari
TDK Corporation. Sementara itu, untuk ukuran inti yang
dipilih adalah PQ32/30 karena ukuran tersebut dapat
menangani daya konverter yaitu sebesar 36 watt.
Dalam perancangan ini, rasio belitan transformator
yang dibuat adalah Np : Ns= 1 : 3. Jumlah belitan primer
(Np) dapat dihitung melalui (20) dengan menggunakan nilai
ton= 9.6 s, Ae= 161 mm2 , B= 0.3 Tesla, dan Vin= 24
volt sehingga didapatkan Np sebanyak 4.8 5 lilit.
Sementara itu, belitan sekunder Ns dapat diperoleh dengan
menggunakan perbandingan belitan transformator N sebesar
1 : 3 sehingga diperolehNssebanyak 15 lilit.
= (20)
Gambar 6. SIB converter hasil implementasi.
Selanjutnya yaitu pemilihan saklar. Saklar yang
digunakan dalam implementasi ini merupakan jenis
MOSFET IRFP460. Sementara itu, untuk dioda yang
digunakan merupakan jenis hyperfast power diode tipe
BYC10-600. Untuk sistem kontrol yang digunakan adalah
PWM dengan menggunakan IC mikrokontroler.
Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega 16A.
Kemudian, driver untuk saklar mengguanakn ICphotocoupler jenis TLP250. Setelah semua tahap
implementasi selesai, maka diperoleh nilai parameter
seluruh komponen seperti yang ditunjukkan pad tabel 4.
Tabel 3
Perbandingan nilai parameter perhitungan dan simulasi
Parameter Perhitungan SimulasiError
(%)
Tegangan keluaranArus keluaran
168 V0.214 A
167.5 V0.2136 A
0.290.19
Tabel3.
Parameter komponen hasil implementasi
Komponen Nilai Unit
Induktor Lb 810 H 1
Trafo Frekuensi Tinggi
Induktor magnetikLm
Induktor bocorLLkg
(Intiferrite :
PC44PQ32/30 )
525.756 H
1.5 H
1
Kapasitor Cb 12 F 12 @ 1F
Kapasitor Co1 4.7 F / 160 V 1
Kapasitor Co2 2.2 F / 450 V 1
MOSFET IRP460 20 A / 500 V 1
Dioda BYC10-600 10 A / 600 V / 19ns 5
ATmega 16A 62.5 kHz 1
TLP250 1 MHz (max) / 35 V 1
7/25/2019 ITS-paper-36785-2210100196-Paper.pdf
5/6
5
IV. PENGUJIANDANANALISISDATAKONVERTER
A. Pengujian Sinyal PWM
Pengujian ini dilakukan dengan mengambil data duty
cycledari keluaran sinyal PWM dengan frekuensi 62.5 kHz.
Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan data duty
cycle yang dimasukkan melaui tombol duty cycle. Daripengujian diperoleh bahwa nilai keluaran dari sinyal PWM
sudah sesuai dan benar dengan nilai error tidak lebih dari2%. Adapun frekuensi sinyal keluaran PWM yang diperoleh
sebesar 62.48 kHz dan sudah mendekati dengan frekuensi
yang dinginkan.
B. Pengujian Sinyal Driver
Setelah pengujian sinyal PWM selesai, maka
selanjutnya yaitu pengujian sinyal keluran dari driver
MOSFET. Hal ini dilakukan untuk memastikan sinyal
masukan yang menuju gerbang gate MOSFET sudah benar
agar pensaklaran dapat dipastikan baik dan benar. Pengujian
ini dilakukan dengan memberikan tegangan referensi driver
Vref= 18 V. Gambar 7 menunjukkan hasil pengujian.
Gambar 7. Gelombang sinyal PWM, driver, dan VDS MOSFET
Dari hasil pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa
sinyal driver sudah sesuai dengan yang diinginkan.
Kemudian, juga dilakukan pengujian terhadap sinyal
tegangan MOSFET. Dari hasil pengujian tersebut, dieroleh
bahwa ketiga sinyal yaitu sinyal PWM, sinyal driver, dan
sinyal tegangan MOSFET, sudah menunjukkan kesesuaian.
C. Pengujian Bentuk Gelombang SIB Converter
Pada tahap ini dilakukan pengujian bentuk gelombang
komponen dari implementasi SIB converter. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah implemnetasi SIBconverter sudah bekerja sesuai dengan simulasi. Gambar 8
menunjukkan gelombang komponen dari implementasi SIB
converter. Kemudian bentuk gelombang dari implementasi
dibandingan dengan bentuk gelombang pada gambar 2. Darihasil perbandingan tersebut dapat diketahui bahwa setiap
bentuk gelombang komponen implementasi sudah
menyerupai dengan bentuk gelombang hasil simulasi.
Dengan demikian, implementasi SIB converter sudah
bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pada bagian
gelombang tegangan saklar terlihat bahwa terjadi lonjakantegangan. Namun, lonjakan tegangan yang terjadi masih
diberada pada kemampuan dari saklar yang digunakan.
Gambar 8. Bentuk gelombang SIB converter implementasi. (a) SinyalPWM (S). (b)Arus induktor boost (ILb). (c) Arus induktor magnetik (ILm).
(d) Arus induktor bocor (ILlkg). (e) Arus saklar (IS). (f) Tegangan saklar (VS)
D. Pengujian Tegangan Keluaran SIB Converter
Pengujian tegangan keluaran dilakukan untukmemperoleh data perubahan nilai tegangan keluaran
terhadap perubahan duty cycle yang diberikan. Namun,pengujian ini dillakukan pada tegangan masukan yang tetap
Vin= 24 V. Secara prinsip kerja, SIB converter hanya dapat
bekerja pada duty cycle diatas 50% (D>50). Grafik pada
gambar 9 menunjukkan hasil pengujian SIB converter.Garis
berwarna merah menunjukkan nilai perhitungan yang
diperoleh. Sementara itu, garis biru menunjukkan pengujian
dari simulasi menggunakan perangkat lunak terprogram.
Garis berwarna hijau menunjukkan pengujian implementasi.
Pengujian ini dilakuakan pada duty cycle 50% sampai70%. Dari grafik pada gambar 9 diketahui bahwa saat duty
cycle dari 50% sampai 60% tegangan keluaran perhitungan
dengan tegangan keluaran simulasi hasilnya mendekati.
Namun, saat duty cycle 60% sampai 70% tegangan keluaran
perhitungan dengan tegangan keluaran simulasi
menunjukkan hasil yang sedikit berbeda. Sementara itu, darigrafik tersebut juga diketahui bahwa pada duty cycle 50%
sampai 60% nilai tegangan keluaran implementasi sedikit
berbeda dengan nilai tegangan perhitungan. Namun, pada
duty cycle 60% samapi 70%, diperoleh selisih antara hasil
perhitungan dengan implementasi yang semakin besar.
Selisih ini disebabkan oleh adanya tegangan aktif dioda
yang menyebabkan drop atau penurunan tegangan keluaran
pada implementasi. Selain itu, penurunan tegangan ini juga
terjadi akibatstress dan rugi-rugi konduksi.
PWM
driver
VDS
PWM
ILb
ILm
ILkg
Is
Vs
(c)
(d)
(a)
(e)
(f)
(b)
7/25/2019 ITS-paper-36785-2210100196-Paper.pdf
6/6
6
Gambar 9. Grafik tegangan keluaran perhitungan, tegangan keluaran
simulasi, dan tegangan keluaran implementasi
E. Pengujian Efisiensi SIB Converter
Pengujian efisiensi dilakukan untuk mengetahui unjuk
kerja SIB converter dengan memperhatikan efisiensi yang
dihasilkan. Pengujian ini dilakukan dengan menjaga nilai
tegangan masukan dan tegangan keluaran tetap (Vin= 24 Vdan Vout= 163). Namun, pada praktisnya, tegangan keluaran
berubah seiring dengan perubahan beban, sehingga untuk
menjaga agar tegangan keluaran konstan maka dilakukan
perubahan terhadap nilai duty cycle. Sementara itu, nilai
beban diubah-ubah dengan cara mengubah besarnya nilai
hambatan pada resistor variabel. Grafik pada gambar 10
menunjukkan efisisiensi dari pengujian SIB converter
terhadap perubahan beban atau daya keluaran. Nilai efisiensi
yang diperoleh menunjukkan nilai yang fluktuatif dimana
nilai tersebut masih berkisar pada 70% sampai 80%. Dari
data yang diperoleh diketahui bahwa nilai efisiensi terendah
yaitu 74.7% diperoleh saatPout= 13.9 W atau sekitar 39.3%
dari beban. Sementara itu, efisiensi tertinggi yaitu 87.6%pada saat Pout = 25.4 W atau pada 71.8% total beban yang
diberikan saat pengujian. Namun, saat beban puncakPout=
35.4 W efisiensi turun sekitar 2.6% menjadi 85%. Dari
grafik pada gambar 10 dapat diketahui bahwa efisiensimengalami fluktuatif terhadap perubahan Pout. Namun,
secara garis besar efisiensi naik dengan semakin besarnya
Poutterkecuali saat Pout sekitar 29 W. Pada saat Pout= 29.5
W, efisiensi mengalami penurunan hingga mencapai total
daya.
Gambar 10. Grafik efisiensi daya keluaran dari SIB converter
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang telah
dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa pengujian simulasi
tegangan keluaran SIB converter sudah mendekati dengan
nilai tegangan keluaran secara perhitungan. Tegangankeluaran perhitungan sebesar 248 V sedangkan tegangan
keluaran implementasi sebesar 230 V pada duty cycle70%.Sementara itu, selisih antara tegangan keluaran perhitungan
dengan tegangan keluaran implementasi terjadi karena drop
tegangan dioda dan rugi-rugi konduksi. Dari hasil pengujian
efisiensi implementasi SIB converter diperoleh data bahwa
SIB converte hasil implementasi memiliki nilai efisiensi
maksimum sebesar 87.6% pada beban 25.4 W. Secara garis
besar efisiensi konverter naik dengan seiring naiknya total
beban yang diberikan.
B. Saran
SIB converter dapat dioperasikan pada sistem yang
membutuhkan rasio konversi yang tinggi dan efisiensi yang
baik. Namun, konverter ini masih membutuhkan penelitianlebih lanjut mengenai operasi kerja SIB converter dengan
duty cycle di bawah 50%. Hal ini disebabkan karena pada
penelitian ini pengujiannya masih terbatas pada duty cyclediatas 50%. Selainitu, pembuatan transformator frekuensi
tinggi sangat penting untuk diperhatikan dalam
implementasi SIB converter.
DAFTARPUSTAKA
[1] Park B.M., Moon W.G., and Youn J.M. Nonisolated
High Step-up Boost Converter Integrated With Sepic
Converter. IEEE Transactions On Power Electronics,
Vol. 25, no. 9, September 2010[2] R. Redl and N. O. Sokal, Push-pull current-fed
multiple-output DC/DC power converter with only one
inductor and with 0 to 100% switch duty ratio, in
Proc. IEEE PESC, 1980, pp. 341345.
[3] D. A. Grant, Y. Darroman, and J. Suter, Synthesis of
tapped-inductor switched-mode converters, IEEE
Trans. Power Electron., vol. 22, no. 5,pp. 19641969,
Sep. 2007.
[4] M. Prudente, L. L. Pfitscher, G. Emmendoerfer, E. F.
Romaneli, and R. Gules, Voltage multiplier cells
applied to non-isolated DC-DC converters,IEEE
Trans. Power Electron., vol. 23, no. 2, pp. 871887,
Mar. 2008.[5] Fairchild Semiconductor. AN-4140 Transformator
Design Consideration for Offline Flyback Converters
Using Fairchild Power Switch (FPSTM)
100
150
200
250
300
50 52 54 56 58 60 62 64 66 68 70
50
60
70
80
90
100
10 15 20 25 30 35 40
Pout (W)
Efisiensi(%)
Vout(V)
Duty cycle (%)
Perhitungan
Simulasi
Implementasi