Upload
jay-howell
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 ITS Undergraduate 9322 Chapter1
1/6
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seng (Zn) adalah unsur penting untuk menyokong semua
kehidupan. Ratusan dari ribuan protein dalam tubuh manusiadiperkirakan mengandung gugus prostetik seng. Selain itu, ada
lebih dari lusinan jenis sel dalam tubuh manusia yang
mengeluarkan ion seng, dan peran dari sinyal ini dalam obat-
obatan dan kesehatan sedang dipelajari (Wikipedia).
Seng ditemukan dalam tiram, dan pada hewan yang
tingkatnya jauh lebih rendah kebanyakan terdapat dalam protein,
kacang-kacangan, biji labu dan biji bunga matahari. Asupan
makanan mengandung seng yang signifikan juga menunjukkan
dapat menghambat serangan flu (Wikipedia). Zn adalah
mikromineral yang ada di mana-mana dalam jaringan tubuh
manusia / hewan dan terlibat dalam fungsi berbagai enzim dalam
proses metabolisme. Zn diperlukan untuk aktivitas lebih dari 90enzim yang ada hubungannya dengan metabolisme karbohidrat
dan energi, degradasi / sintesis protein, sintesis asam nukleat,
biosintesis heme, transfer CO2 (anhidrase karbonik) dan reaksi-
reaksi lain. Pengaruh yang paling nyata adalah dalam
metabolisme, fungsi dan pemeliharaan kulit, pankreas dan organ-
organ reproduksi pria. Dalam pankreas, Zn berhubungan dengan
banyaknya sekresi protease yang dibutuhkan untuk pencernaan.
Juga ada hubungannya dengan insulin, walaupun tidak memegang
peranan secara langsung terhadap aktivitas insulin. Seng
diperlukan untuk perkembangan fungsi reproduksi pria dan
spermatogenesis, terutama perubahan testosteron menjadi
dehidrotestosteron yang aktif. Peranan Zn dalam metabolismekulit dan jaringan pengikat adalah dalam sintesis protein dan
mungkin juga dalam replikasi sel, walaupun belum jelas
mekanismenya (Linder, 1992).
1
8/18/2019 ITS Undergraduate 9322 Chapter1
2/6
2
Defisiensi seng dikarenakan kurangnya asupan seng, atau
kurangnya absorpsi seng ke dalam tubuh. Tanda-tanda defisiensi
seng meliputi rambut rontok, luka pada kulit, diare, kehilangan
jaringan tubuh dan akhirnya kematian. Defisiensi seng dapat
menyebabkan rusaknya organ dan fungsi penglihatan, pengecap,
pembau dan ingatan (Wikipedia). Seng adalah yang paling kurang
beracun di antara mikromineral. Defisiensi Zn tidak jarang dandapat terjadi oleh kurangnya konsumsi atau daya guna yang
kurang, penyerapannya yang kurang baik atau tingkat
pengeluaran dari tubuh yang meningkat. Pengamatan di akhir
tahun 1950-an dan di awal tahun 1960-an memperlihatkan bahwa
gangguan pertumbuhan, luka kulit dan perkembangan jenis
kelamin yang tidak normal pada remaja laki-laki di Iran dan di
Mesir besar kemungkinannya disebabkan oleh defisiensi Zn.
Dalam tahun 1973-1974, Enteropathica Acrodermatitis (tanda-
tanda luka kulit parah, diare dan hilangnya rambut / alopecia)
juga dikenal sebagai penyakit defisiensi Zn oleh cacat bawaan
dalam kapasitas penyerapan Zn (Linder, 1992).
Seng adalah salah satu logam berat yang dimasukkan kedalam kelas B, yaitu logam-logam yang terlibat dalam proses
enzimatik dan dapat menimbulkan polusi, misalnya pada air laut.
Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa kandungan Zn dalam
air laut akan terabsorp oleh biota air laut. Aktivitas dari logam
kelas B masuk ke dalam biota air laut adalah dengan cara terikat
dengan protein (ligand binding), misalnya pada alga (Darmono,
1995). Salah satu alga yang hidup di laut adalah alga merah
Euchema cottonii.
Rumput laut Euchema cottonii memiliki ciri-ciri fisik
seperti thallus silindris, permukaan licin, cartilogineus (lunak
seperti tulang rawan), warna hijau, hijau kuning, abu-abu dan
merah. Penampakan thallus bervariasi mulai dari bentuksederhana sampai kompleks. Duri-duri pada thallus runcing
memanjang agak jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari
thallus. Percabangan ke berbagai arah dengan batang-batang
utama keluar saling berdekatan ke daerah asal (pangkal).
8/18/2019 ITS Undergraduate 9322 Chapter1
3/6
3
Eucheuma cottonii telah berhasil dibudidayakan di
beberapa propinsi di Indonesia antara lain di Bali, Sulawesi
Selatan, Kepulauan Seribu, Banten, Lombok, Lampung, Maluku,
Nusa Tenggara Timur dan Riau.
Kandungan Zn di dalam lingkungan air (misalnya yang
terabsorp oleh alga) dapat mempengaruhi kesehatan bila terdapat
dalam jumlah yang berlebih. Keberadaan Zn dalam lingkungan berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1971 yaitu
sebesar 5 ppm sedangkan batas maksimal yang diperbolehkan
adalah 15 ppm (Buckle, 1987).
Mengingat banyaknya manfaat logam Zn dan besarnya
bahaya akibat defisiensinya, maka perlu dilakukan analisis Zn
dengan metode analisis yang memiliki ketelitian dan ketepatan
tinggi. Selain itu, metode yang dikembangkan harus sederhana,
sensitif, selektif, dan tidak mahal agar dapat digunakan sebagai
analisis rutin. Selama ini telah banyak dilakukan analisis
kandungan Zn dengan menggunakan metode Atomic Absorption
Spectrometry (AAS), Inductively Coupled Plasma - Atomic
Emission Spectrometry (ICP-AES), Kolorimetri, FI-Kalorimetri,Stripping Voltammetry, dan Fluorometri. Namun, kebanyakan
metode ini membutuhkan waktu yang lama dan peralatan yang
rumit dan mahal. Oleh karena itu, diusulkan metode
kompleksometri-spektrofotometri dengan menggunakan Alizarin
Red S (ARS) sebagai pengompleks yang cukup menguntungkan
dibandingkan metode-metode sebelumnya. Keuntungan dari
gabungan kedua metode ini adalah tidak membutuhkan cuplikan
dalam jumlah besar, aman, sederhana, ekonomis, dan tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama.
ARS merupakan turunan anthraquinone yang telah
digunakan secara luas pada kimia analitik terutama sebagai agen
pengkhelat yang kuat dan kromofor. Alizarin Red S sebelumnyatelah digunakan sebagai agen pengompleks untuk menentukan
molibdenum, Mo (VI) secara Adsorptive Cathodic Stripping
Voltammetry (Jugade dan Joshi, 2005). ARS telah dipelajari untuk
pemisahan dan prekonsentrasi dari Al, Cu, Pb, Cd, Zn, dan Ni.
8/18/2019 ITS Undergraduate 9322 Chapter1
4/6
4
ARS bereaksi dengan berbagai macam ion logam tersebut
membentuk khelat anion yang tidak terekstrak ke dalam fase
organik (Santos, dkk, 2004), sehingga keberadaan ion logam Al,
Cu, Pb, Cd, Zn dan Ni dapat mengganggu analisis Zn dengan
ARS karena logam-logam ini juga bereaksi dengan ARS
membentuk kompleks logam-ARS. Adanya kompleks lain selain
kompleks Zn-ARS dapat menyebabkan terjadinya perubahan nilaiabsorbansi dan intensitas warna pada kompleks Zn-ARS yang
diamati, sehingga pengaruh ion logam pengganggu, misalnya
seperti Al dan Fe, pada penentuan logam Zn secara
spektrofotometri juga harus diteliti.
Keberadaan Al dan Fe juga akan mengganggu analisis
Zn secara spektrofotometri karena Al dan Fe juga bereaksi
dengan ARS, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kompetisi
pembentukan kompleks dengan ARS antara Zn, Al dan Fe . Oleh
karena itu, maka pada penelitian ini akan dilakukan analisis
bagaimana pengaruh adanya ion logam Al dan Fe dalam
penentuan kandungan Zn dalam cuplikan alga merah Euchema
cottonii dengan metode spektrofotometri UV-VIS setelahdikomplekskan dengan Alizarin Red S (ARS).
1.2 Permasalahan
Berdasarkan fakta bahwa ARS dapat bereaksi dengan
berbagai macam ion logam seperti Al, Cu, Pb, Cd, Zn, dan Ni
membentuk khelat anion yang tidak terekstrak ke dalam fase
organik, keberadaan ion logam ini dapat mengganggu analisis Zn
dengan ARS. Reaksi logam-logam lain selain Zn dapat
menyebabkan terjadinya perubahan nilai absorbansi dan intensitas
warna pada kompleks Zn-ARS, maka pada penelitian ini akan
ditentukan pengaruh ion logam Al dan Fe pada penentuankandungan Zn dalam cuplikan alga merah Euchema cottonii
menggunakan pengompleks ARS secara spektrofotometri UV-
VIS.
8/18/2019 ITS Undergraduate 9322 Chapter1
5/6
5
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah
mengetahui bagaimana pengaruh ion logam Al3+ dan Fe3+ pada
absorbansi senyawa kompleks Zn-ARS pada penentuan
kandungan Zn dalam cuplikan alga merah Euchema cottonii
secara spektrofotometri UV-VIS.
8/18/2019 ITS Undergraduate 9322 Chapter1
6/6
6
”Halaman ini sengaja dikosongkan”