Upload
trinhhanh
View
231
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
1
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Keadaan Fisik Daerah Penelitian
Secara geografis Kecamatan Cilengkrang sebagian besar berbatasan
langsung dengan Kecamatan Ujungberung sebagai salah satu kecamatan yang
berada di wilayah Kota Bandung. Terdapat tiga desa yang berbatasan langsung
dengan Kecamatan Ujungberung yakni Desa Girimekar, Desa Jatiendah dan Desa
Cilengkrang. Kedudukan Kecamatan Cilengkrang cukup strategis karena menjadi
wilayah penyangga Kota Bandung, yaitu kawasan pertanian dan konservasi.
Kecamatan Cilengkrang merupakan daerah pinggiran Kota Bandung, mayoritas
penduduknya mengalami peningkatan aktivitas kekotaan. Salah satu aktivitas
kekotaan yang dimaksud antara lain aktivitas sosial ekonomi. Wilayah ini
merupakan daerah resapan air. Kondisi alamnya sejuk dan mendukung terhadap
usaha pertanian, perkebunan serta peternakan.
Tabel 1. Tataguna Lahan Desa Cilengkrang
Kegunaan Lahan Ha %
Ladang / Tegalan 61,00 19,23
Perkampungan 6,90 2,17
Hutan Negara 242,50 76,47
Sawah 6,00 1,89
Kolam 0,70 0,22
Total 317,1 100,00
Sumber : Desa Cilengkrang, 2015
2
Desa Cilengkrang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Cilengkrang. Letak geografis Desa Cilengkrang berada pada ketinggian antara
750 - 1200 mdpl dengan luas wilayah 317,1 Hektar. Adapun tataguna lahan di
Desa Cilengkrang adalah seperti yang disajikan pada Tabel 1.
Desa Cilengkrang masih dikelilingi oleh hutan negara. Rata-rata curah
hujan di Desa Cilengkrang 2600 milimeter per tahun dengan suhu antara 20ºC -
30ºC dan tingkat kelembaban sedang berkisar antara 60 - 98 persen. Jenis tanah
di Desa Cilengkrang tergolong latosol. Tanah latosol merupakan suatu jenis tanah
yang terbentuk pada daerah yang bercurah hujan sekitar 2000 - 4000 milimeter
per tahun (Soepardi, 1983). Sifat tanah secara fisik yaitu berwarna merah hingga
coklat. Kandungan dalam sifat kimia tanah latosol mengandung unsur hara yang
rendah serta berkadar organik rendah hingga sedang 3 - 10 persen, tingkat
kejenuhan basa antara rendah dan sedang 20 - 65 persen, semakin kebawah
semakin rendah (Soepraptohardjo, 1961). Tanaman yang dapat ditanam di
daerahr ini adalah padi, sayur-sayuran dan buah-buahan, palawija, kelapa sawit,
karet, cengkeh, kopi dan lada.
Penduduk wilayah Desa Cilengkrang berjumlah 3.752 orang terdiri dari
1.844 orang laki – laki dan 1.908 orang wanita. Mayoritas penduduknya adalah
islam dengan jumlah 3.747 orang dan khatolik 5 orang. Tingkat pendidikan di
Desa Cilengkrang masih tergolong rendah terbukti dari Tabel 2 :
Tabel 2. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Cilengkrang
Tingkat Pendidikan Jumlah
3
...Orang... ...%...
Belum Sekolah 110 2,93
Tidak Tamat Sekolah 1025 27,32
Tamat Sekolah Dasar 2017 53,76
Tamat SMP 150 4,00
Tamat SMA 435 11,59
Tamat Akademi -
Tamat Perguruan Negeri 15 0,13
Total 3752 100,00
Sumber : Data Monografi Desa Cilengkrang (2015)
Tingkat pendidikan yang rendah di Desa Cilengkrang disebabkan oleh
anggapan masyarakat yang tidak terlalu mementingkan pendidikan dan keadaan
dengan tingkat ekonomi yang rendah. Seiring berjalannya waktu masyarakat
mulai menyadari bahwa pendidikan merupakan hal yang penting bagi generasi
penerus, terbukti dari adanya lulusan perguruan tinggi sebanyak 15 orang.
Mata pencaharian di Desa Cilengkrang berasal dari sektor pertanian. Hal
tersebut didukung oleh lahan yang tersedia serta kontur tanah yang berbukit.
Berikut adalah penggolongan mata pencaharian yang ada di Desa Cilengkrang.
Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Cilengkrang
Mata Pencaharian Jumlah
4
...Orang... ...%...
Petani 1.260 61,70
Pengusaha Besar/ Kecil 4 0,20
Buruh Industri 220 10,77
Buruh Bangunan 60 2,94
Buruh Perkebunan 30 1,47
Pedagang 55 2,69
Pegawai Negeri Sipil 4 0,20
Pensiunan 15 0,73
Peternak 392 19,19
Total 2042 100,00
Sumber : Data Monografi Desa Cilengkrang (2015)
Sebagian besar wilayah Desa Cilengkrang merupakan daerah perbukitan
yang dijadikan lahan pertanian, perkebunan dan kehutanan. Mayoritas penduduk
Desa Cilengkrang yaitu petani sebanyak 1.260 orang, peternak sebanyak 389
orang, dan buruh industri sebanyak 220 orang. Peternak di Desa Cilengkrang
tergolong banyak karena suhu di daerah tersebut mendukung terhadap
keberlangsungan aktivitas peternakan.
4.1.2 Keadaan Peternakan Kambing Perah di Daerah Penelitian
Potensi peternakan kambing perah di Desa Cilengkrang cukup tinggi,
mengingat hampir 60 persen penduduknya merupakan petani dan peternak. Di
Desa Cilengkrang domba dan kambing sudah lama menyatu dengan sistem usaha
tani. Pada dasarnya Kampung Garung merupakan daerah lahan kering dengan
kondisi tanah latosol, sehingga hanya beberapa tanaman saja yang dapat tumbuh
5
di daerah tersebut. Jenis tanaman yang tumbuh dan berkembang dengan baik di
antaranya suren, sobsis, albazia, mahoni, eucalyptus dan manglid, alpukat,
nangka, sukun, mangga, jagung, kacang tanah, kacang merah dan padi. Tanaman
tersebut tidak mendukung terhadap peternakan sapi perah karena kebutuhan pakan
sapi perah adalah rumput-rumputan, sedangkan kambing perah merupakan ternak
yang dapat mengkonsumsi daun-daunan sehingga secara tidak langsung terjadi
integrasi antara pertanian dan peternakan kambing perah. Di samping itu
kambing perah memproduksi susu yang diyakini masyarakat memiliki manfaat
yang lebih baik dibandingkan dengan susu sapi. Selain itu kambing menghasilkan
ikutan yang di dalamnya terdapat kandungan yang sangat baik untuk dijadikan
sebagai pupuk organik bagi tanaman, sehingga menarik minat masyarakat untuk
memelihara kambing.
Desa Cilengkrang merupakan salah satu sentra peternakan kambing perah.
Peternakan kambing perah tersebar dibeberapa wilayah Desa Cilengkrang salah
satunya di Kampung Garung. Terdapat beberapa peternak kambing perah yang
tergabung dalam sebuah kelompok tani ternak. Kelompok ini bertujuan untuk
mengintegrasikan antara pertanian, kehutanan dan peternakan. Kelompok tani
ternak ini berdiri pada tanggal 6 Juli 2008 dengan jumlah peternak kambing yang
tergabung sebanyak 10 orang. Kambing yang diperoleh berasal dari bantuan
pemerintah Kabupaten Bandung sebanyak 45 ekor dengan jenis Peranakan
Ettawa.
Awal mula didirikan Kelompok Tani Mekar Harapan adalah untuk
memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat sekitar. Kampung Garung merupakan
daerah dengan mayoritas penduduk yang memiliki mata pencaharian bertani dan
beternak. Sudah sejak lama masyarakat di Kampung Garung beternak domba,
sapi pedaging dan sapi perah. Seiring berjalannya waktu, peternakan tersebut
mengalami kerugian dari harga pakan yang semakin meningkat dan harga susu
6
yang semakin menurun. Dengan demikian usaha tersebut dihentikan dan
kemudian beralih pada komoditas kambing perah. Saat ini peternakan kambing
perah sedang dirintis sedemikian rupa sehingga dapat berkembang biak dengan
baik. Peternakan kambing perah yang diawali dengan jenis Peranakan Ettawa saat
ini telah disilangkan dengan pejantan Saanen dan Alpin. Hal tersebut disebabkan
oleh produksi susu yang dihasilkan Saanen dan Alpin lebih banyak dibandingkan
dengan Peranakan Ettawa.
4.2 Identitas Informan
Identitas informan digunakan sebagai gambaran keadaan anggota
Kelompok Tani Mekar Harapan. Identitas informan terdiri dari umur, pendidikan
terakhir, lama bergabung dengan kelompok serta jumlah populasi. Informan yang
dipilih sebanyak 5 orang. Dalam penelitian kualitatif jumlah informan tidak
ditentukan melainkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kelengkapan data. Agar
tidak terjadi bias pada saat penarikan kesimpulan maka dibutuhkan triangulasi
data. Triangulasi merupakan uji keabsahan, data dapat dilakukan dengan cara
mencari informan tambahan dari luar informan pokok sebagai informan yang
netral. Informan yang diambil yaitu kepala dusun Kampung Garung, serta
masyarakat sekitar. Adapun tabel mengenai identitas informan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Identitas Informan
Kategori Kisaran Banyaknya Persentasi
Umur Informan (tahun) 15 sampai 64
Diatas 64
4
1
80,00
20,00
Lama Beternak 5 sampai 10 5 100,00
7
Pendidikan Formal Sekolah Dasar 5 100,00
4.2.1 Umur Informan
Umur merupakan salah satu tolak ukur yang berpengaruh terhadap
kemampuan fisik seseorang. Semakin tua umur seseorang maka tenaga yang
dikeluarkan akan semakin berkurang. Umur informan berada pada kisaran 39 -
70 tahun. Umur penduduk dikelompokan menjadi 3, di antaranya umur < 15
tahun termasuk golongan belum produktif atau muda, umur 15 – 64 tahun
termasuk golongan umur produktif, dan umur > 64 tahun termasuk golongan umur
tidak produktif atau tua (Badan Pusat Statistik, 2009).
Pada Tabel 4, menunjukan bahwa beberapa anggota Kelompok Tani
Mekar Harapan masuk kedalam kategori penduduk yang produktif yaitu berada
dikisaran 39 - 64 tahun, di antaranya Pak UR berumur 64 tahun, Pak I berumur 52
tahun, Pak B berumur 60 tahun dan Pak Y berumur 50 tahun, namun terdapat satu
anggota yang usianya telah memasuki masa tidak produktif yaitu Pak HA yang
telah berusia 70 tahun. Dalam menjalankan suatu usaha peternakan
membutuhkan kondisi fisik yang kuat dan prima, maka dari itu faktor umur
informan menjadi salah penunjang dalam menjalankan usaha peternakan.
4.2.2 Pengalaman Beternak
Pengetahuan serta keterampilan beternak didapat dari pengalaman
beternak. Semakin lama beternak, maka semakin terasah keterampilan serta
keluwesan dalam beternak. Semakin lama seseorang beternak semakin banyak
ilmu yang didapat dari kegagalan dan keberhasilan yang dialami yang akan
menjadi cambuk pemicu usaha peternak dalam beternak di mana yang akan
8
datang (Sarwono, 1990). Pengalaman beternak dapat dijadikan sebagai
pembelajaran di masa yang akan datang.
Berdasarkan Tabel 4, seluruh anggota Kelompok Tani Mekar Harapan
memiliki pengalaman beternak kambing perah dikisaran 5 - 10 tahun. Kelompok
Tani Mekar Harapan sudah mengalami dua kali periode. Periode I berjalan pada
tahun 2002 - 2007 yang diketuai oleh Pak Nandang. Kelompok ini sempat
terhenti pada tahun 2007 - 2008 diakibatkan kerugian yang disebabkan oleh harga
susu sapi menurun dan harga pakan meningkat. Akhirnya pada tahun 2008
dibentuk kembali kepengurusan baru yang diketuai oleh Pak Didin Muhidin.
Anggota kelompok pada saat itu berjumlah 10 orang, dan yang bertahan hingga
saat ini adalah 6 orang.
4.2.3 Pendidikan
Pendidikan merupakan hal mendasar yang akan melekat pada diri
seseorang sampai kapanpun. Pendidikan dapat membuat akses pekerjaan menjadi
lebih luas orang yang berpendidikan memiliki informasi yang lebih dibandingan
orang yang tidak mengenyam bangku pendidikan. Pendidikan akan berpengaruh
terhadap pola pikir dalam menunjang suatu usaha.
Berdasarkan Tabel 4, rata-rata tingkat pendidikan anggota adalah SD
(Sekolah Dasar). Pada masa tersebut mayoritas orang tua di daerah pedesaan
tidak terlalu memperdulikan masalah pendidikan, mereka lebih mengarahkan anak
– anaknya untuk membantu pekerjaan orang tuanya yaitu bertani, berkebun atau
beternak. Pekerjaan orang tua di pedesaan memang sangat berat karena pekerjaan
mereka melibatkan kekuatan tenaga. Namun sedikit demi sedikit masyarakat
sudah mulai sadar akan pentingnya pendidikan. Terbukti Pak Didin yang pada
saat ini menjabat sebagai ketua Kelompok Tani Mekar Harapan mampu
mengenyam pendidikan hingga diploma III. Hal tersebut tidak lepas dari
9
kesadaran yang muncul akan pentingnya pendidikan bagi masa depan dan mampu
membuka lapangan pekerjaan.
4.3 Keadaan Usaha Informan
Usaha ternak kambing perah yang dijalani Kelompok Tani Mekar Harapan
pada mulanya berjenis Peranakan Ettawa (PE). Peranakan ettawa memang sudah
sangat dikenal luas oleh peternak kambing perah di Indonesia, dengan nama besar
tersebut Kelompok Tani Mekar Harapan memulai usaha kambing perah jenis PE.
Namun performa produksi Peranakan Ettawa belum sebaik kambing perah
Saanen. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sodiq, dkk (2008) menyatakan
bahwa Kambing Saanen memiliki produksi rata-rata tertinggi dibandingkan
dengan bangsa-bangsa kambing lainnya. Menurut Sarwono (2005) Kambing
Saanen dapat menghasilkan susu 800 kilogram per ekor per masa laktasi yang
berlangsung selama 250 hari. Kambing PE hanya menghasilkan rata-rata
produksi susu antara 2 - 3 liter per hari dengan masa laktasi 7 - 10 bulan. Namun
jika dilihat dari kualitasnya dan kandungan susu Kambing PE memang lebih
unggul dibandingkan Kambing Saanen, oleh karena itu ketua mencoba
menyilangkan antara betina PE dengan penjantan Saanen yang dinamakan Sapera.
Perawatan kambing perah lebih mudah jika dibandingkan dengan perawatan sapi
perah dan sapi potong. Pada dasarnya kambing perah mampu mengkonsumsi
daun-daunan yang mampu mendukung usaha di bidang pertanian dan
perkebunan.
Penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja.
Curahan tenaga kerja merupakan seberapa efektif tenaga yang dipakai. Besarnya
skala usaha peternakan tentunya mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan. Usaha peternakan dengan skala kecil tidak membutuhkan tenaga
kerja dari luar dan hanya mengandalkan tenaga kerja keluarga (Soetriono, 2003).
10
Pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh anggota Kelompok Tani Mekar Harapan
masih tergolong dalam kategori skala kecil. Seluruh anggota kelompok
menggunakan tenaga kerja keluarga bahkan ada yang mampu menanganinya
sendiri. Berikut adalah data kepemilikan kambing perah milik anggota :
Tabel 5. Jumlah Kepemilikan Kambing Perah Informan
Informan Induk Dara Cempe Jumlah
BT KS BT KS J B
....ekor...
HA (70 tahun) - 2 - - - - 2
I (52 tahun) 3 - 1 - 2 5 11
UR (64 tahun) 23 7 2 1 3 14 50
B (60 tahun) 4 - 1 - - 3 8
Y (50 tahun) 5 - 6 - 2 7 20
Total 121
Kelompok Tani Mekar Harapan memiliki jumlah kambing sebanyak 121
ekor yang tersebar di lima orang anggota dan satu orang ketua. Pada awalnya
usaha ini dirintis oleh Pak Didin dan Pak UR, seiring berjalannya waktu,
Kelompok Tani Mekar Harapan mendapat bantuan dari pemerintah sebanyak 45
ekor bibit Peranakan Ettawa. Berawal dari itu pak Didin selaku ketua Kelompok
Tani Mekar Harapan mulai menawarkan kepada anggota yang mau memulai
usaha di komoditas kambing perah. Awal mula adanya pembagian bibit dari
kelompok, jumlah anggota mencapai 10 orang, namun anggota yang tidak mampu
merawat kambing perah satu per satu mulai mengembalikan ternaknya kepada
kelompok. Sisa anggota yang bertahan sampai saat ini berjumlah 5 orang.
11
Pak Didin memiliki populasi kambing perah sebanyak 30 ekor, terdiri dari
28 ekor betina dan 2 ekor pejantan. Kedua pejantan tersebut yaitu saanen dan
alpin. Menurut ketua, produksi susu Kambing Saanen dan Alpin lebih banyak
dibandingkan dengan Peranakan Ettawa, sehingga dijadikan sebagai pejantan
unggul yang digunakan anggota untuk mengawinkan betinanya. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Sodik, dkk (2008) bahwa produksi susu Kambing
Saanen mampu mencapai 3 sampai 5 liter per ekor per hari sedangkan kambing
Peranakan Ettawa hanya mampu menghasilkan susu sebanyak 2 - 3 liter per ekor
per hari. Selain itu menurut Sarwono (2005) produksi kambing perah Alpin
mampu mencapai 4,5 liter per ekor per hari pada masa laktasi kedua dan ketiga.
Oleh karena itu Kelompok Tani Mekar Harapan mencoba menyilangkan Kambing
Peranakan Ettawa dengan Kambing perah Saanen, atau Kambing Peranakan
Ettawa disilangkan dengan Kambing perah Alpin. Alasan ketua masih
mempertahankan Peranakan Ettawa karena kandungan air susu pada Kambing
Peranakan Ettawa lebih baik dibandingkan dengan bangsa lainnya. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Sodiq, dkk (2008) bahwa kandungan susu Kambing
Peranakan Ettawa lebih baik dibandingkan Kambing perah Saanen.
Usaha kambing perah milik ketua dirasa sudah sangat baik. Saat ini ketua
memiliki 24 ekor kambing produktif dan 6 ekor kambing yang belum produktif
yaitu 1 ekor cempe jantan dan 5 ekor cempe betina. Sistem perawatan yang
dilakukan ketua menggunakan cara beternak tradisional tanpa adanya campuran
bahan kimia. Ketua mendapatkan informasi beternak tersebut berasal dari diskusi
dengan para praktisi dan mencari informasi melalui internet.
Pak HA merupakan anggota Kelompok Tani Mekar Harapan yang telah
memasuki usia non produktif. Usia Pak HA telah menginjak 70 tahun. Pak HA
hanya memiliki 2 ekor induk betina kosong yang sudah lama tidak bunting.
Kondisi susu kambing pak HA sudah tidak layak untuk diperah, semakin lama
produksi susunya semakin menurun. Produksi susu kambing perah Pak HA saat
ini hanya mampu 1 liter per hari dari dua ekor kambing indukan kosong.
Pak I merupakan anggota yang memiliki mata pencaharian selain beternak.
Mata pencaharian Pak I adalah buruh angkut. Aktivitas beternak Pak I diserahkan
sepenuhnya kepada istrinya. Istri Pak I mampu meningkatkan populasi kambing
12
dengan awal populasi 4 ekor menjadi 11 ekor, terdiri dari 3 ekor indukan bunting,
1 ekor dara bunting, 2 ekor cempe jantan dan 5 ekor cempe betina. Produksi susu
kambing perah Pak I adalah 1 liter per ekor per hari, dengan total produksi susu
per hari yaitu 4 liter. Kebutuhan konsumsi pakan kambing perah Pak I tercukupi
dari hasil mengarit setiap harinya sebanyak 40 kilogram per hari. Hijauan yang
diberikan oleh Pak I cenderung bebas. Untuk mendapatkan hijauan tersebut istri
Pak I mencari sampai ke daerah Kota Bandung. Selain pemberian pakan hijauan
istri Pak I memberikan ternaknya dengan pakan penguat (konsentrat) yang diracik
sendiri dengan menggunakan ampas tahu, dengan total kebutuhan konsentrat
untuk 4 ekor kambing sebanyak 5 kilogran per hari. Selain itu, Pak I memiliki 7
ekor cempe, yang diberi pakan susu sapi. Untuk memenuhi kebutuhan pakan
cempe istri Pak I membeli susu sapi sebanyak 4 liter per hari dengan harga 5.000
rupiah per liter.
Pak UR merupakan salah satu peternak yang cukup berhasil. Hal tersebut
terlihat dari populasinya yang terus berkembang. Jumlah populasi peternakan Pak
UR mencapai 50 ekor, terdiri dari 23 ekor kambing induk betina bunting, 7 ekor
kambing induk betina kosong, 2 ekor kambing dara bunting, 1 ekor kambing dara
kosong, 3 ekor cempe jantan dan 14 ekor cempe betina. Kebutuhan pakan hijauan
peternakan milik Pak UR mencapai 2,5 kwintal per hari. Kebutuhan tersebut
terpenuhi dari kebun pastura milik pribadi, dan apabila pada musim kemarau
beliau membeli hijauan dengan harga 300 rupiah per kilogram basah. Selain
pakan hijauan Pak UR memberikan pakan penguat (konsentrat) pada kambingnya
sebanyak 50 kilogram per hari, pakan konsentrat diperoleh dari hasil racikannya
sendiri dengan menggunakan ampas tahu dan ampas kelapa. Untuk pemenuhan
kebutuhan pakan cempe Pak UR mengambil susu sapi dari peternakan miliknya
sebanyak 17 liter per hari.
Pak B memiliki 8 ekor kambing perah, terdiri dari 4 ekor kambing betina
induk bunting, 1 ekor kambing dara bunting dan 3 ekor kambing cempe betina.
Kondisi peternakan Pak B sudah cukup baik, terlihat dari semakin
berkembangnya populasi kambing perah saat ini. Kebutuhan pakan hijauan yang
dibutuhkan sebanyak 35 kilogram per hari. Pakan hijauan tersebut terpenuhi dari
hasil menyabit. Selain pemberian pakan hijauan Pak B memberikan pakan
13
penguat sebanyak 4 kilogram per hari agar produksi susunya tidak menurun.
Selain itu, kebutuhan pakan cempe yang dibutuhkan sebanyak 3 liter susu sapi per
hari dengan harga 5.000 rupiah per liter. Aktivitas beternak Pak B diserahkan
seluruhnya kepada istrinya.
Pak Y merupakan salah satu anggota Kelompok Tani Mekar Harapan yang
direkomendasikan kelompok untuk menjadi inseminator kabupaten. Pak Y
memiliki populasi kambing perah sebanyak 20 ekor, terdiri dari 5 ekor kambing
induk bunting, 6 ekor kambing dara bunting, 2 ekor kambing cempe jantan dan 7
ekor cempe betina. Kebutuhan pakan hijauan yang diperlukan Pak Y berasal dari
hasil menyabit hijauan sebanyak 80 kilogram per hari. Selain pakan hijauan Pak
Y memberi pakan penguat sebanyak 12 kilogram. Pemenuhan pakan untuk
cempe yaitu pemberian susu sapi sebanyak 1 liter per ekor, dengan total 9 ekor
cempe. Pak Y termasuk salah satu anggota yang melakukan tata cara beternak
secara modern. Oleh karena itu, kondisi peternakan Pak Y terus berkembang dan
semakin baik.
4.4 Peran Kepemimpinan Ketua Kelompok
Peran kepemimpinan merupakan aspek vital dalam berjalannya sebuah
kelompok. Segala keputusan dan rencana kelompok bergantung pada kebijakan
seorang pemimpin. Hal ini senada dengan pernyataan Soekanto (2002), yang
menyatakan bahwa apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia sedang menjalankan suatu peranan. Berdasarkan
pernyataan diatas peran juga dapat diartikan bahwa tidak hanya menjalankan hak
dan kewajiban saja namun peran merupakan suatu kewajiban untuk menjalankan
tugas dan wewenang pada anggota. Adapun beberapa poin mengenai peran
kepemimpinan antara lain sebagai berikut:
Tabel 6. Indikator Peran Kepemimpinan Ketua Kelompok Tani Mekar Harapan
14
No Indikator Hasil Penelitian
1. Menganalisis dan
mengidentifikasi
kebutuhan dan
permasalahan beserta
tujuannya
Ketua mampu menganalisis dan
mengidentifikasi kebutuhan anggota dengan
cara membuat forum diskusi yang diadakan di
kelompok. Selain itu ketua mendatangi
langsung ke kandang kambing milik anggota.
Ketua hanya mampu membantu dalam hal
budidaya saja seperti membuat selembaran tata
cara perawatan yang baik, pembuatan
konsentrat dengan bahan dasar limbah industri,
membuat jamu ternak herbal serta obat-obatan
alternatif yang ditempelkan di kandang
anggota. Selain itu ketua membebaskan
kepada anggota untuk mencari swadaya
masing-masing.
2. Membangun struktur
organisasi
Pemilihan ketua pada periode dua dilakukan
secara terbuka dengan sistem musyawarah
mufakat. Jumlah amggota yang hadir
sebanyak 53 orang. Struktur kepanitiaan
dipilih sesuai dengan potensi yang dimiliki
anggota. Saat ini, struktur yang dibentuk
diawal kepengurusan sudah tidak berjalan
efektif. Terbukti dengan banyaknya tugas
kepengurusan yang diambil alih oleh ketua.
Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya
konsistensi anggota serta kurangnya rasa
memiliki anggota terhadap kelompok.
3. Memiliki inisiatif Ketua memiliki inisiatif serta daya kreatif dan
inovatif yang tinggi, dilihat dari hasil karyanya
membuat inovasi olahan susu kambing, pupuk
15
cair, pestisida, jamuan ternak herbal dan obat
alternatif alami yang dibuatnya sendiri.
Semuanya didapat dari hasil diskusi dengan
para praktisi serta hasil membacanya dari
internet.
Ketua membuat tata tertib yang dibagikan
kepada anggota agar ditempel di kandangnya
masing-masing berisi tentang tata cara
beternak, tata cara pengobatan ternak sakit
serta tata cara pengolahan pakan.
4. Mempermudah
komunikasi
Ketua memiliki sifat disiplin yang sangat
tinggi. Segala kegiatan yang dilakukan
dimasukan kedalam berita acara. Ketua
membagikan informasi dengan mengirim surat
pada anggota. Selain itu, ketua menyampaikan
informasi secara langsung ketika para anggota
menyetorkan susu kambingnya pada
kelompok. Ketua pun menggunakan telepon
seluler untuk mempermudah komunikasi
kepada anggota.
5. Menciptakan
kesatupaduan dan
suasana
menyenangkan dalam
organisasi
Ketua sudah berupaya menciptakan
kesatupaduan dalam kelompok, dengan cara
membuat forum rapat rutin anggota yaitu
sebulan sekali pada tanggal 17. Pertemuan
tersebut dipersiapkan secara mandiri oleh
ketua, seperti biaya, tempat, penyebaran surat,
dan notulensi. Hal tersebut belum cukup
untuk menyatupadukan anggota dengan
kelompok disebabkan oleh terkendalanya
konsistensi anggota. Selain itu, kurangnya
rasa memiliki anggota terhadap kelompok
16
merupakan salah satu hal yang menghambat
kesatupaduan anggota dengan anggota dan
anggota dengan kelompok.
4.4.1 Analisis dan Identifikasi Kebutuhan dan Permasalahan Beserta Tujuannya
Menganalisa dan mengidentifikasi kebutuhan kelompok merupakan salah
satu peran pemimpin. Pemimpin harus mempunyai pemikiran jauh kedepan dan
mampu mengidentifikasi kebutuhan anggotanya, baik kebutuhan on farm maupun
kebutuhan off farm. Kebutuhan on farm di antaranya adalah bibit, lahan, pakan,
kandang, obat-obatan dan vitamin. Kebutuhan tersebut telah dianalisis oleh ketua,
namun tidak disediakan secara langsung kecuali bibit cempe. Kebutuhan on farm
bagi anggota telah diserahkan sepenuhnya kepada anggota, dengan tujuan untuk
mengasah kemampuan anggota dalam mencari swadaya secara mandiri.
Kelompok hanya menyediakan bahan-bahan dasar pendukung budidaya, seperti
bahan dasar konsentrat, bahan dasar pembuatan obat-obatan herbal, bahan dasar
pembuatan vitamin. Selain itu kelompok juga menanamkan softskill pada anggota
untuk budidaya kambing perah yang baik dan benar.
Kebutuhan off farm yang sedang dijalankan oleh Kelompok Tani Mekar
Harapan adalah kebutuhan pemasaran. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
utama kelompok dalam memasarkan susu kambing yang dihasilkan oleh para
anggotanya. Pemasaran susu kambing diambil alih oleh ketua. Semua bentuk
pengemasan, olahan dan pemasaran dilakukan oleh ketua. Tugas anggota hanya
sebatas menyetorkan susu kambing pada kelompok. Pemasaran susu kambing
Kelompok Tani Mekar Harapan tergolong maju. Hampir dari beberapa daerah di
Indonesia memesan susu kambing pada kelompok ini. Inovasi yang diciptakan
17
oleh ketua dalam pengolahan susu kambing pun sudah banyak mendapatkan
pujian serta penghargaan. Maka dari itu ketua Kelompok Tani Mekar Harapan
sudah mampu menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan on farm dan off farm
bagi keberlanjutan usaha anggotanya.
4.4.2 Membangun Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan langkah awal terbentuknya suatu wadah
atau perkumpulan. Fungsi dari struktur organisasi adalah sebagai langkah yang
terencana dalam menjalankan fungsi perencanaan, pengarahan, dan pengawasan.
Adanya struktur organisasi dalam kelompok, pembagian tugas dan fungsi dalam
menjalankan wewenang dan kewajiban akan memberikan stabilitas dan
kontinuitas yang memungkinkan kelompok tetap hidup serta menghindari
kesimpangsiuran dalam pelaksanaan tugas (Hasibuan, 2004).
Kelompok dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu formal dan informal. Ciri
kelompok formal adalah dibentuk melalui prosedur resmi, berstatus resmi dan
didukung dengan peraturan-peraturan tertulis, struktur dan norma-norma
kelompok dirumuskan secara tegas, tujuannya dijabarkan secara tertulis, interaksi
antar anggota kelompok lebih bersifat resmi, bukan kekeluargaan. Sedangkan
kelompok informal adalah sebaliknya, yang dicirikan dengan pembentukan
struktur tidak perlu melalui prosedur resmi, anggotanya mempunyai ikatan
emosional yang kuat, dirumuskan secara tegas dan interaksi para anggota lebih
bersifat kekeluargaan (Rogers, 1960).
Kelompok Tani Mekar Harapan merupakan kelompok informal yang telah
berjalan dua periode. Periode I diketuai oleh Pak Nandang, dengan masa
kepemimpinan tujuh tahun, terhitung sejak tahun 2000 hingga tahun 2007. Pada
periode pertama nama kelompok ini adalah Kelompok Tani Penghijauan Mekar
Harapan. Pada saat itu komoditas yang diternakan adalah sapi perah. Tidak
hanya fokus dibidang peternakan, kelompok tani ternak ini berjalan dibidang
18
pertanian, perkebuhan dan kehutanan. Pada tahun 2007 terjadi penurunan harga
susu yang signifikan serta harga pakan yang melambung tinggi. Pada tahun 2007
sampai tahun 2008 kelompok tani ternak ini vacum. Pada tahun 2008 diadakan
kembali musyawarah bersama, kemudian terpilih salah satu ketua untuk
memimpin kelompok tani ternak ini. Pemilihan dilakukan dengan sistem terbuka
dengan cara mufakat. Terpilihnya ketua baru di Kelompok Tani Mekar Harapan
pada periode II atas nama Didin Muhidin.
Pemilihan ketua berdasarkan atas potensi yang dimiliki. Menurut salah
satu anggota alasan terpilihnya Pak Didin sebagai ketua adalah karena tidak ada
lagi masyarakat yang kemampuan serta ilmunya melebihi Pak Didin. Pak Didin
merupakan lulusan Diploma tingkat III, dengan berbagai pengalaman organisasi
seperti : ketua GAPOKTAN Cilengkrang Jaya, Ketua Lembaga Keuangan Mikro
Syariah (LKSM) Al-Hidayah, Ketua koperasi Mekar Harapan, Koordinator
pemuda peternak Jawa Barat, Ketua Kelompok Tani Ternak Al-Isti’anah
Indonesia, Ketua Yayasan Al-Isti’anah Indonesia, Kepala MDA Ad-dien dan
sekarang menjabat sebagai Kelompok Tani Mekar Harapan.
Pada masa kepemimpinan Pak Didin Muhidin, beliau mulai mengangkat
beberapa anggota untuk dijadikan sebagai pengurus dalam kelompok. Pemilihan
tersebut diadakan secara terbuka. Ketua memilih pengurus kelompok sesuai
dengan potensinya. Masa kepengurusan yang diketuai oleh Pak Didin telah
berjalan selama delapan tahun. Ketua memilih pak Yayat sebagai sekretaris pada
saat itu karena beliau memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan dengan
anggota lainnya. Beliau memiliki keahlian dibidang inseminator. Sehingga
beberapa tahun setelah berjalannya kelompok, pak Yayat di rekomedasikan oleh
kelompok kepada pemerintahan kabupaten untuk menjadi inseminator tingkat
kabupaten. Selain sekretaris, ketua memilih bendahara yang pada saat itu
dipegang oleh pak Asep Hidayat, beliau dipercaya ketua mampu memegang
19
keuangan kelompok. Namun lambat laun usaha kambing perah pak Asep Hidayat
semakin menurun sehingga pak Asep Hidayat tidak melanjutkan beternak
kambing perah dan mengembalikannya kepada kelompok.
Setelah terbentuk struktur kepengurusan, kelompok kemudian membuat
visi dan misi yang direncanakan dan telah disetujui oleh seluruh anggota
Kelompok Tani Mekar Harapan. Berikut adalah bagan struktur Kelompok Tani
Mekar Harapan periode II :
Gambar 1. Bagan Struktur Kepengurusan Kelompok Tani Mekar Harapan Periode
II
Salah satu pengurus Kelompok Tani Mekar Harapan telah berhenti
memelihara kambing perah. Kambing yang dipelihara sebelumnya telah banyak
yang mati dan sakit sehingga beliau mengembalikan kambing tersebut kepada
kelompok. Meskipun beliau sudah tidak memelihara kambing perah, beliau masih
menjabat sebagai bendahara Kelompok Tani Mekar Harapan.
Kepengurusan kelompok tani ternak berjalan tidak efektif. Segala urusan
mengenai kelompok di tangani oleh ketua. Hal tersebut disebabkan oleh
kesibukan anggota yang berbeda. Dalam pembuatan berita acara, notulensi,
Ketua
Didin Muhidin
Sekretaris
Yayat
Bendahara
Asep Hidayat
Ujang Rohmat H. Adang Lili Barna
20
pembuatan surat hingga penyebaran surat di lakukan secara mandiri oleh ketua.
Prinsip ketua adalah tidak akan memberikan perintah untuk yang kedua kalinya.
Jika sudah tidak dilakukan akan beliau lakukan sendiri. Maka dari itu
terbentuknya struktur kelompok dirasa belum berjalan secara maksimal,
dikarenakan kurangnya rasa memiliki dan kepedulian dari para anggotanya.
4.4.3 Memiliki Inisiatif
Salah satu faktor keberhasilan adalah inisiatif. Seorang ketua yang
memiliki inisiatif tidak akan menunggu sesuatu hingga terjadi. Ketua yang
memiliki jiwa inisiatif tinggi tidak akan tinggal diam, melainkan melakukan suatu
kegiatan. Inisiatif penting dimiliki oleh seorang ketua, karena kepercayaan diri
anggota telah sepenuhnya diserahkan kepada ketua. Ketua merupakan bagian
terpenting dalam sebuah kelompok. Menurut Suryana (2006), bahwa inisiatif
merupakan kemampuan mengembangkan dan menemukan ide-ide dan cara baru
dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (thingking new things).
Adapun ciri-ciri pemimpin yang inisiatif adalah hasrat keingintahuannya
besar, bersikap terbuka dalam pengalaman baru, panjang akal, keinginan untuk
menemukan dan meneliti, cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan,
memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan tugas, berfikir
fleksibel, menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban yang lebih banyak (Sund dalam Slameto, 2003).
Ketua telah membuat tata laksana yang dituliskan dalam selembar kertas
yang berisi mengenai tata cara beternak yang baik dan benar tanpa campuran
bahan kimia, di antaranya tata cara pembuatan jamu ternak herbal, obat ternak
alternatif, pupuk cair organik, pestisida, pembuatan pakan penguat (konsentrat),
cara membersihkan kandang, mendeteksi birahi, waktu yang tepat untuk
penyapihan dan waktu yang tepat untuk dikawinkan. Saat ini, kertas tersebut
sudah tidak ada dimasing-masing kandang miliki anggota.
21
“Dulu saya pernah memasang tata laksana perawatan budidaya yang baik
dan benar hasil diskusi saya dengan praktisi peternakan dan penyuluh,
namun setelah beberapa lama tata laksana tersebut sudah tidak ada di
kandang anggota. tata laksana tersebut terdiri dari cara penanganan
kambing yang sakit, cara pembuatan konsentrat, pengawetan pakan,
jamuan ternak herbal dan obat-obatan alternatif”(D, 39 tahun).
Inisiatif ketua tidak digunakan dengan baik oleh sebagian anggota.
Sampai saat ini ketua masih terus meneliti dan menemukan hal baru. Hasil
tersebut kemudian dilombakan pada tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
Pada tahun 2014 Kelompok Tani Mekar Harapan meraih juara 2 tingkat
Kabupaten, juara 1 tingkat Provinsi dan juara 2 tingkat Nasional. Penghargaan
tersebut diraih secara berturut-turut pada tahun yang sama. Ketelatenan ketua
dalam mempertahankan kelompok membuahkan hasil yang membanggakan.
Penghargaan tersebut didapatkan oleh Kelompok Tani Mekar Harapan karena
telah memenuhi seluruh kategori penilaian yaitu tertib administrasi, tingkat
inovasi serta pemasaran yang luar biasa.
Inisiatif yang tinggi yang dimiliki ketua tidak akan membuahkan hasil
yang maksimal jika tidak adanya dukungan dari anggota. inisiatif tersebut
berguna untuk memajukan usaha kelompok dan menunjang terhadap usaha
anggota.
4.4.4 Mempermudah Komunikasi
Menurut Rakhmat (1998) komunikasi merupakan suatu proses sosial yang
sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Setiap manusia, baik
primitif maupun modern memiliki keinginan untuk mempertahankan aturan sosial
melalui komunikasi. Setiap manusia dapat berkomunikasi satu sama lain karena
manusia selain makhluk hidup juga makhluk sosial. Dalam kehidupan
22
berkelompok, komunikasi sangat dibutuhkan untuk kelancaran koordinasi satu
sama lain.
Ketua Kelompok Tani Mekar Harapan melakukan komunikasi internal
dengan para anggotanya secara langsung dan tertulis. Salah satu komunikasi
tertulis yang dilakukan ketua dengan anggota adalah dengan menggunakan surat.
Selain sebagai media informasi antara ketua dan anggota, surat dijadikan sebagai
bukti adanya kegiatan di kelompok. Segala kegiatan pertemuan, rapat, dan
penyuluhan dimasukan kedalam berita acara. Maka dari itu administrasi di
kelompok Tani Mekar Harapan berjalan dengan lancar.
Selain komunikasi internal, ketua melakukan komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal bertujuan untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat,
kepercayaan, bantuan, dan kerjasama dengan masyarakat. Kelompok Tani Mekar
Harapan sudah mulai mengenalkan produknya melewati publikasi media online,
promosi dengan menggunakan brosur, konferensi pers hingga masuk kedalam
salah satu stasiun televisi. Produknya sudah mulai dikenal di berbagai wilayah di
Indonesia. Kegiatan tersebut tidak hanya memiliki dampak positif melainkan
memunculkan dampak negatif bagi kelompok. Setelah produknya diliput oleh
salah satu stasiun televisi, produk yang dibuat oleh kelompok mendapat ancaman
tegas dari oknum aparat. Produk yang dihasilkan oleh kelompok belum terdaftar
kedalam BPOM Dinas Kesehatan. Oleh karena itu produk Kelompok Tani Mekar
Harapan di tarik oleh kepolisian setempat. Ketua masih mengusahakan agar
produknya dapat legal dengan meminta banyak bantuan kepada institusi-institusi
terkait.
Ketua Kelompok Tani Mekar Harapan dirasa sudah menjalankan aktivitas
komunikasi dengan baik dan benar. Namun masih perlu adanya evaluasi agar
permasalahan yang terjadi pada komunikasi eksternal tidak terulang kembali.
4.4.5 Menciptakan Kesatupaduan dan Suasana Menyenangkan Dalam Kelompok
23
Suatu kelompok yang sedang dalam proses membangun usaha
memungkinkan terjadi adanya benturan-benturan konflik. Dalam menyelesaikan
konflik tersebut dibutuhkan kerjasama yang baik, tanggung jawab, rasa
kepemilikan bersama dari para anggota serta adanya peran kepemimpinan ketua.
Dengan demikian kesatupaduan dalam kelompok akan terbina dengan baik.
Selain itu, menjalankan aktivitas kelompok memerlukan adanya suasana yang
menyenangkan di dalamnya. Suasana menyenangkan dalam kelompok menjadi
salah satu faktor dinamika kelompok yang memegang peranan penting dalam
menimbulkan reaksi anggota dalam kelompoknya. Kelompok yang baik adalah
kelompok yang para anggotanya merasa saling diterima dan dihargai serta penuh
persaudaraan.
Kelompok Tani Mekar belum mampu menjalankan ketersatupaduan dan
suasana yang menyenangkan dalam kelompok. Hal tersebut disebabkan oleh
kurangnya konsistensi anggota dan kurangnya rasa memiliki anggota terhadap
kelompok. Sehingga anggota lebih pasif dibandingkan dengan ketua. Kurangnya
rasa solidaritas antar anggota dan kelompok membuat hubungan di antaranya
semakin renggang.
4.5 Keberlanjutan Usaha Anggota
4.5.1 Capabilities
Capabilities merupakan kemampuan mempertahankan usaha dalam hal
modal, teknis, dan tekanan. Salah satu cara dalam mempertahankan usaha adalah
dengan saling berdiskusi dan saling membantu dalam pemecahan masalah,
misalnya terdapat anggota yang memiliki permasalahan dalam hal modal usaha.
Banyak tindakan yang dapat diambil oleh anggota, namun dengan tingkat resiko
yang berbeda-beda. Anggota dapat meminjam dari bank dengan resiko membayar
cicilannya setiap bulan, jika masih belum sanggup anggota dapat berdiskusi
24
dengan ketua, apakah kelompok menyediakan pinjaman kredit kepada anggota
atau tidak. Dengan langkah tersebut permasalahan yang terjadi dalam hal modal
usaha dapat dijalankan dengan baik dan solutif. Selain itu mempertahankan usaha
dalam hal teknis beternak sudah berjalan dengan baik, namun masih terdapat
beberapa anggota yang kesulitan dalam hal beternak seperti seringnya terjadi
kegagalan reproduksi, dan sulitnya mencari pakan hijauan. Solusi yang dapat
diambil yaitu memulai pencatatan dengan baik seperti jadwal kambing birahi,
masa kering kandang, masa laktasi dan waktu yang tepat kambing untuk
dikawinkan kembali, dengan demikian kegagalan reproduksi dapat diminimalisir.
Permasalahan lainnya seperti sulitnya mencari pakan hijauan dapat diatasi dengan
membuat gudang pakan untuk mengawetkan pakan ketika musim kemarau dengan
cara hay atau silase.
Beberapa alasan anggota mempertahankan usaha kambing perah di
antaranya : (1) Usaha kambing perah merupakan usaha yang lebih menjanjikan
dibandingkan dengan usaha sapi perah, (2) Beternak kambing perah tidak serumit
beternak sapi perah atau sapi potong, (3) Kambing perah merupakan hewan yang
mampu mengkonsumsi daun-daunan sehingga kebutuhan pakan kambing perah
dapat diintegrasikan dengan usaha pertanian di wilayah sekitar, serta (4)
Kebutuhan pakan, lahan dan perawatan lainnya kambing perah lebih ringan jika
dibandingkan beternak sapi. Adapun beberapa poin penting mengenai
capabillities antara lain sebagai berikut:
4.5.1.1 Mampu Mengambil Keputusan
Mampu mengambil keputusan dalam menjalankan usaha salah satunya
adalah mampu mengambil jalan keluar dalam setiap resiko yang dihadapi. Resiko
yang dihadapi anggota dalam usaha kelompok fokus pada permasalahan budidaya
atau on farm. Tugas anggota hanya sebatas menyetorkan susu kambing setiap
hari pada kelompok dengan sistem pembayaran satu bulan satu kali. Semakin
25
banyak produksi yang dihasilkan maka penerimaan yang diberikan pun semakin
banyak, begitu pun sebaliknya. Resiko yang sering terjadi di Kelompok Tani
Mekar Harapan adalah penurunan produksi susu, kegagalan reproduksi, kambing
sakit, dan kekurangan pakan hijauan.
Pak UR merupakan salah satu anggota Kelompok Tani Mekar Harapan
yang mampu mengawinkan ternaknya hingga mencapai populasi 50 ekor, bahkan
saat ini 25 indukan dalam kondisi bunting. Hal tersebut dapat terlaksana jika
peternak berani mengambil resiko yang tinggi. Resiko yang mungkin terjadi
adalah kekurangan pakan hijauan. Salah satu keputusan yang diambil oleh Pak
UR adalah mengawetkan hijauan yang dibeli ketika musim penghujan.
Keputusan yang diambil untuk jangka panjang adalah membangun sebuah gudang
pakan yang akan dijadikan sebagai tempat pengolahan hijauan dengan metode hay
dan silase dengan kapasitas yang lebih besar.
“Bapak tidak perlu membeli bibit lagi, karena sebentar lagi 25 indukan
ini akan melahirkan, kalau satu kambing melahirkan raa-rata dua anak
populasinya sudah menjadi seratus, yang pusing sekarang adalah buat
kandang dan persediaan pakannya”) (UR, 64 tahun).
Pak HA termasuk anggota Kelompok Tani Mekar Harapan yang belum
mampu mengembangkan usahanya. Saat ini populasi kambingnya hanya terdiri
dari 2 ekor indukan. Usaha yang sedang dijalankannya belum dapat berkembang
karena kondisi indukan yang dimiliki sulit bereproduksi, sehingga susu yang
dihasilkan pun sudah tidak sebaik susu segar dari kambing – kambing lainnya.
Sampai saat ini Pak HA belum mampu membeli bibit kambing perah yang baru
karena kondisi ekonomi yang rendah. Maka dari itu perlu adanya bantuan dari
pihak kelompok untuk membantu peminjaman dana agar usaha Pak HA dapat
terus berlanjut.
26
“Bapak juga pernah mencoba mengawinkan kambing dengan bantuan
Inseminasi buatan. Ditunggu sama bapak kambing ini bunting atau tidak?
Sama bapak diberhentiin memerah susunya, dan ternyata tidak jadi
bunting, dan susunya berhenti karena tidak pernah diperas, Ib nya juga
gagal”) (HA, 70 tahun).
Pak I merupakan salah satu anggota yang menyerahkan aktivitas beternak
kepada istrinya. Populasi yang dimiliki Pak I saat ini berjumlah 11 ekor, terdiri
dari 3 ekor indukan betina bunting, 1 ekor dara bunting, 2 ekor cempe jantan dan
5 ekor cempe betina. Istri Pak I belum mampu mengawinkan ternaknya secara
alami, sehingga beliau lebih sering meminta bantuan kepada inseminator untuk
menginseminasikan ternaknya. Selain itu, istri Pak I pun belum mampu
mendeteksi ternaknya yang sakit sehingga jika terdapat ternak sakit beliau lebih
sering menghubungi tenaga medis untuk mengobatinya. Keputusan dalam
menghadapi resiko beternak yang dilakukan istri Pak I adalah keputusan yang
memiliki tingkat resiko yang rendah, sehingga memerlukan biaya yang lebih
tinggi dalam menghadapi suatu resiko beternak.
Pak B merupakan anggota yang menyerahkan aktivitas beternak kepada
istrinya. Tidak berbeda jauh dengan Pak I, Pak B pun lebih sering menghubungi
tenaga medis jika terdapat ternaknya yang sakit dan meminta inseminator untuk
mengawinkan ternaknya. Keputusan tersebut diambil karena istri Pak B tidak
mampu jika melakukan hal tersebut sendiri.
Pak Y merupakan salah satu tenaga medis di Kelompok Tani Mekar
Harapan. Beberapa anggota telah mempercayainya sebagai dokter hewan bagi
ternaknya. Pak Y memiliki keahlian khusus yaitu sebagai inseminator, tidak lama
setelah kelompok dibentuk, ketua merekomendasikan Pak Y untuk menjadi
inseminator tingkat kabupaten. Selain beternak kambing perah Pak Y pun sedang
mendirikan kelompok dibidang sapi perah. Beberapa keputusan yang diambil Pak
Y memiliki tingkat resiko yang tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa Pak Y
mampu mengambil keputusan dalam beternak.
27
4.5.1.2 Dapat Menghadapi Resiko Usaha
Resiko usaha beternak kambing perah tidak seperti beternak sapi.
Penggunaan lahan, pakan, kandang yang dibutuhkan kambing perah lebih sedikit
dibandingkan kebutuhan sapi. Semakin besar jumlah populasi yang diternakan
semakin besar juga resiko usaha yang terjadi. Selain itu, persiapan dalam
beternak harus disusun secara matang, seperti manajemen pakan, manajemen
kesehatan, dan manajemen cash flow.
Dalam menangani resiko usaha, anggota harus berusaha mencari solusi
yang paling efektif. Resiko yang mungkin terjadi dapat diatasi dengan
penanganan tradisional maupun modern. Penanganan resiko dengan cara
tradisional telah diberikan oleh kelompok, seperti penanganan resiko ternak sakit,
pembuatan pakan penguat secara tradisional, pembuatan jamuan ternak herbal dan
sebagainya. Setelah diberikan pengarahan, kelompok membebaskan kepada
anggota untuk membuatnya secara mandiri. Ketua membentuk karakter agar
anggota mampu mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahan sendiri tanpa
bergantung pada pihak manapun. Membentuk karakter yang mandiri dapat
menjadikan anggota lebih siap dalam menjalankan usahanya. Beberapa resiko
usaha yang terjadi di Kelompok Tani Mekar Harapan berserta solusinya.
Tabel 7. Resiko Kekurangan Pakan
Nama
Informan
Permasalahan Solusi
UR Kekurangan
Pakan
Memberikan pakan penguat seperti konsentrat.
Pembuatan konsentrat dibuat secara mandiri.
Bahan dasar pembuatan konsentrat dibeli di
kelompok. Kebutuhan hijauan ternak sebanyak
2.5 kwintal per hari dan kebutuhan konsentrat
sebanyak 50 kilogram per hari. Hijauan
diperoleh dari lahan kebun milik sendiri. Sudah
28
memiliki cita-cita untuk membuat gudang pakan
yang akan dijadikan sebagai tempat pengawetan
pakan. Mengantisipasi kekurangan pakan
dikemudian hari.
HA Tidak pernah kekurangan pakan. Bahkan hasil
menyabit rumput tiap harinya dapat dijual
kepada peternak lainnya. Pakan yang diberikan
hanya hijauan saja, tidak menggunakan pakan
penguat.
I Menambahkan dengan pakan konsentrat.
Konsentrat dibuat secara mandiri. Kebutuhan
hijauan peternakan pak I sebanyak 40 kilogram
per hari, dan kebutuhan konsentrat sebanyak 5
kilogram per hari.
B Menambahkan dengan pakan konsentrat yang
dibuat secara mandiri. Kebutuhan pakan hijauan
sebanyak 35 kilogram per hari dan konsentrat
sebanyak 4 kilogram per hari.
Y Menambah dengan pakan konsentrat yang
dibuat secara mandiri. Kebutuhan hijauan
sebanyak 40 kilogram per hari dan kebutuhan
konsentrat sebanyak 6 kilogram.
Dilihat dari tabel 5 permasalahan yang sering muncul dalam sebuah
peternakan adalah kekurangan pakan. Kekurangan pakan merupakan
permasalahan yang rentan terjadi dari masa ke masa. Hal tersebut disebabkan
oleh semakin berkurangnya lahan pastura yang telah dialihfungsikan sebagai
lahan industri atau lahan perumahan.
“Untuk persediaan pakan pada musim kemarau biasanya Bapak membeli
hijauan yang banyak pada musim hujan, kemudian Bapak simpan untuk
persediaan musim kemarau, tahun 2015 hijauan sudah mulai sulit bahkan
bapak sampai membeli hijauan”(UR, 64 tahun).
Kendala dari permasalahan tersebut adalah untuk mengolah pakan hijauan
yang diawetkan membutuhkan gudang yang cukup luas serta sarana prasarana
29
yang mendukung, seperti pembuatan hay dan silase. Pak UR telah mencoba cara
pengawetan hijauan dengan cara hay, yaitu hijauan dikeringkan dengan kadar air
12 - 30 persen. Hijauan yang diawetkan disimpan untuk persediaan musim
kemarau.
Kebutuhan pakan hijauan dan pakan konsentrat yang dibutuhkan anggota
berbeda-beda, bergantung kepada banyaknya populasi ternak kambing yang
dimiliki. Semakin banyak ternak yang dimiliki maka kebutuhan pakan semakin
meningkat.
Tabel 8. Resiko Kondisi Kambing Sakit
Nama
Anggota
Permasalahan Solusi
UR, B Kondisi
Kambing
Sakit
Membuat ramuan jamu ternak herbal dan
obat alternatif ternak. Bahan dasarnya telah
tersedia di kelompok.
HA, I Membutuhkan bantuan tenaga medis untuk
menangani ternaknya yang sakit.
Y Menangani sendiri dengan keahliannya
sebagai tenaga medis.
Faktor resiko lainnya yang mungkin seperti yang diungkapkan oleh bapak
UR berikut ini :
“Resiko beternak itu ya rawan penyakit, kalo terkena penyakit akan cepat
mati”(UR, 64 tahun).
Salah satu penyebab kambing sakit adalah manajemen pakan yang kurang
baik. Asupan nutrisi yang kurang baik akan mempengaruhi kondisi fisik serta
produktivitas kambing perah. Pakan yang diberikan oleh anggota berupa hijauan
dan konsetrat yang diracik sendiri dengan bahan dasar ampas tahu dan ampas
30
kelapa yang telah ditambahkan jamu herbal alami. Saat ini suplier ampas tahu
sudah tidak jujur, kandungan ampas tahu sudah banyak ditambahkan dengan pasir
dan onggok. Ditambahkannya bahan tersebut pada campuran ampas tahu
membuat kondisi kambing menjadi rusak.
Tabel 9. Resiko Produksi Susu Menurun
Nama
Anggota
Permasalahan Solusi
UR Produksi
Susu
Menurun
Mencegah terjadinya inbreeding dengan
mendisiplinkan pencatatan (recording). Serta
memperhatikan asupan nutrisi pakan.
HA Sebaiknya memperhatikan asupan nutrisi
pakan yang diberikan.
I, B Sebaiknya melakukan pencatatan dengan baik
sehingga memungkinkan untuk terjadi in
breeding. Asupan nutrisi yang diberikan cukup
baik.
Y Sebaiknya melakukan pencatatan (Recording),
dan memperhatikan asupan nutrisi pada pakan.
Salah satu faktor penyebab produksi susu menurun adalah, terjadinya
kawin satu garis keturunan (in breeding). Hal tersebut berpengaruh terhadap
produksi susu yang dihasilkan. Maka dari itu pentingnya pencatatan dengan baik
adalah untuk meminimalisi terjadinya in breeding. Selain faktor in breeding salah
memilih pakan atau tidak terpantaunya kandungan nutrisi yang diberikan kepada
ternak dapat mempengaruhi terhadap produksi susu yang dihasilkan. Selain
hijauan, peternak lebih senang menambahkannya dengan pakan penguat
(konsentrat). Kelompok telah menyediakan bahan dasar pembuatan konsentrat
dari hasil limbah industri seperi ampas tahu, ampas kelapa, dan sebagainya.
Tabel 10. Resiko Kegagalan Reproduksi
Nama Anggota Permasalahan Solusi
31
UR, B Kegagalan
reproduksi
Mengawinkan ternak dengan cara
kawin alam. Tujuannya agar alat
reproduksi betina tidak cepat rusak
dan tingkat keberhasilan tinggi.
HA, Y, I Mengawinkan ternak dengan cara
inseminasi buatan, meminimalisir
resiko yang terjadi.
Permasalahan lainnya adalah kegagalan reproduksi. Hal ini terjadi karena
kurangya pencatatan waktu-waktu penting dalam siklus reproduksi seperti kapan
kambing birahi. Mengawinkan kambing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan kawin alam, dan inseminasi buatan. Namun ketua meyakini bahwa kawin
alam lebih akurat dibandingkan dengan inseminasi buatan serta dapat menjaga
kondisi alat reproduksi betina agar tidak cepat rusak.
4.5.1.3 Sikap Inovatif
Sikap inovatif anggota dalam budidaya maupun pengolahan masih
membutuhkan bimbingan ketua. Ketua hanya mengizinkan anggota untuk
berinovasi dalam hal on farm ( budidaya) saja, seperti pembuatan pupuk cair,
vitamin, obat-obatan, pengolahan pakan dan sebagainya. Selebihnya mengenai
pengolahan susu dan pemasaran diambil alih oleh ketua. Anggota tidak diberi
keleluasaan berinovasi dalam pengolahan susu sehingga pemasukan yang di
hasilkan anggota hanya bersumber dari penjualan susu segar pada kelompok.
Sehingga memicu anggota untuk mencoba menjual susu kambing segar ke
konsumen langsung karena harga yang akan diterima jauh lebih tinggi. Hal
tersebut juga memicu permasalahan antara anggota dan ketua. Ketua tidak ingin
susu segar yang diterima kelompok merupakan sisa dari penjualan anggota pada
konsumen lain. Sehingga anggota disebut tidak solidaritas pada kelompok dan
32
membuat harga jual yang diterima anggota menjadi berkurang. Dengan demikian,
inovasi yang dimiliki anggota masih dibatasi oleh kebijakan kelompok.
4.5.1.4 Dapat Bekerja sama Serta Evaluasi Terhadap Jalannya Usaha
Menurut Soekanto (1990) bahwa kerjasama merupakan suatu usaha
bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama. Adapun bentuk kerjasama dapat dibedakan menjadi 4
macam yaitu, kerjasama spontan, kerjasama langsung, kerjasama kontrak dan
kerjasama tradisional. Beberapa faktor yang memperngaruhi kerjasama di
antaranya yaitu timbal balik, orientasi individu dan komunikasi.
Kerjasama dalam sebuah kelompok merupakan salah satu kekuatan yang
harus dimiliki. Kerjasama yang baik dapat mempertahankan suatu usaha bersama.
Kerjasama harus dilakukan oleh seluruh anggota dan ketua. Di Kelompok Tani
Mekar Harapan dirasa belum mampu untuk bekerja sama dengan baik antara
sesama anggota maupun anggota dengan ketua. Selain itu, terdapat beberapa
oknum anggota yang mencoba menyaingi produk kelompok. Sehingga membuat
kelompok mengambil tindakan untuk menurunkan harga susu yang dijual oleh
anggota pada kelompok. Hal tersebut sangat merugikan terhadap keberlanjutan
usaha anggota.
Menjalankan usaha ternak kambing perah merupakan usaha yang tidak
terlalu sulit. Namun disisi lain agar usaha ini tetap berlanjut dibutuhkan adanya
evaluasi secara rutin. Evaluasi dapat dilakukan di akhir bulan atau akhir tahun.
Tujuannya agar usaha ditahun mendatang dapat lebih baik lagi. Evaluasi yang
dilakukan oleh Kelompok Tani Mekar Harapan dinyatakan belum sepenuhnya
berjalan lancar. Ketua masih mendominasi kegiatan kelompok, sehingga evaluasi
yang dilaksanakan secara rutin pun masih sepenuhnya ditanggung oleh ketua.
Keberadaan anggota dirasa belum mendatangkan hasil yang signifikan, karena
kurangnya keaktifan anggota selama evaluasi.
33
4.5.2 Equility
4.5.2.1 Persepsi Anggota Terhadap Penerimaan
Keuntungan merupakan salah satu dari tujuan usaha. Keuntungan dari
hasil beternak kambing perah di dapat dari penjualan susu, pupuk, dan bibit.
Anggota hanya mendapatkan keuntungan dari penjualan susu segar pada
kelompok dan penjualan dari hasil budidaya seperti penjualan kambing, dan hasil
buangan ternak. Sementara untuk penjualan hasil olahan susu diambil alih
sepenuhnya oleh ketua.
Keuntungan pokok yang didapat oleh anggota berasal dari kelompok.
Anggota menyetorkan hasil perahan susu kambing pada kelompok setiap hari.
Pembayaran yang dilakukan kelompok dilakukan setiap satu bulan satu kali. Pada
umumnya susu kambing dihargai 15.000 rupiah per liter.
Tabel 11. Total Penerimaan Hasil Penjualan Susu Kambing Perah Milik Anggota
Per Bulan
Nama
Informan
Produksi
susu per
hari
Harga
susu per
liter
Produksi
per bulan
Jumlah
Penerimaan
per bulan
Keterangan
...liter... ...Rp... ...liter... ...Rp...
UR 37,5 25.000 1.125 28.125.000
HA 1 15.000 30 450.000
I 4 15.000 120 1.800.000
B 5 15.000 150 2.250.000
Y 16,5 15.000 495 7.425.000
Total 64 1.920
Pak UR merupakan salah satu anggota yang memiliki keterikatan
kekeluargaan dengan ketua. Pak UR merupakan ayah kandung dari ketua. Usaha
34
Kelompok Tani Mekar Harapan dirintis pertama kali oleh ketua dan pak UR
sebelum datangnya bantuan dari pemerintah. Pak UR memiliki 25 ekor kambing
yang produktif. Susu kambing perah pak UR dihargai oleh ketua sebesar 25.000
rupiah per liter. Harga tersebut berbeda dengan harga yang diberikan ketua
kepada anggota lainnya. Menurut ketua pak UR merupakan anggota yang solid
dan tidak menjual susu kambingnya kepada konsumen lain. Maka dari itu susu
kambing pak UR dihargai lebih tinggi dari harga susu kambing anggota lainnya.
Pak HA merupakan anggota yang memiliki kambing paling sedikit. Pak
HA hanya mampu menghasilkan susu kambing sebanyak 1 liter per hari. Menurut
pak HA usaha kambing perah ini tidak mencukupi kebutuhannya sehari-hari,
sehingga pak HA harus mencari pekerjaan lainnya.
Pak I memiliki 11 ekor kambing, dengan jumlah kambing produktif
sebanyak 4 ekor. Dari satu ekor kambing mampu menghasilkan 1 liter susu.
Keuntungan tersebut masih keuntungan kotor. Menurutnya hasil dari beternak
hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi keluarganya. Untuk
keperluan lainnya dibantu oleh Pak I dengan pekerjaan tambahan yaitu sebagai
buruh angkut.
Pak B memiliki 8 ekor kambing, dengan jumlah kambing produktif
sebanyak 5 ekor, dengan produksi susu 1 liter per keor per hari. Pak B sudah
merasa cukup dengan penghasilannya sebagai peternak. Kebutuhan pangan
keluarganya sudah cukup terpenuhi dengan aktivitas beternak.
Pak Y memiliki 20 ekor kambing, dengan jumlah kambing produktif
sebanyak 11 ekor. Produksi susu yang dihasilkan sebanyak 1,5 liter per ekor per
hari. Menurut pak Y hasil dari beternak kambing sudah cukup untuk kebutuhan
sehari-hari namun di samping itu pak Y memiliki pekerjaan lain selain beternak
yaitu sebagai tenaga medis kabupaten.
35
Dengan demikian, terdapat empat orang anggota yang merasa beternak
kambing perah sudah cukup untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Namun satu
orang anggota masih merasa belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.5.3 Sustainability
Menurut Chambers dan Conway (1992), keberlanjutan usaha merupakan
upaya seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan memanfaatkan segala kemampuan, pengetahuan, akses, dan tuntutan serta
kekayaan yang dimiliki. Keberlanjutan juga merupakan kemampuan dirinya
dalam bekerja sama dengan orang lain, berinovasi, berkompetisi, agar dapat
bertahan dalam kondisi berbagai perubahan dan tercapai suatu pemerataan.
Keberlanjutan anggota tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh ketua. Anggota
harus berusaha untuk memajukan usahanya sendiri dengan kemampuan dan
swadaya secara mandiri. Ketua tidak membantu sepenuhnya dalam keberlanjutan
usaha anggotanya namun memberi jalan agar usahanya tetap berlanjut.
4.5.3.1 Kepercayaan Diri Peternak
Menurut Shauger dalam Mahrita (1997), kepercayaan diri merupakan
anggapan seseorang mengenai kompetensi dan keterampilan yang dimiliki serta
kesanggupan untuk menangani berbagai macam situasi. Kepercayaan diri
individu akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin.
Kepercayaan diri anggota dalam berusaha dinilai sangat perlu dalam proses
keberlanjutan usaha.
Kepercayaan diri anggota dirasa masih perlu banyak bimbingan lagi.
Terlihat dari belum meratanya rasa kepercayaan diri yang melekat pada anggota,
hanya sebagian anggota yang percaya diri bahwa usaha peternakan ini akan
menjadikan usaha pokok bagi dirinya. Kepercayaan diri akan muncul jika
seseorang mampu memanfaatkan kemampuan dirinya secara maksimal dan dapat
mengaktualisasikan dirinya dengan baik.
36
”Niat bapak mau menjadikan usaha ini menjadi usaha pokok, hasilnya juga
bisa lebih banyak dibandingkan dengan bapak harus kerja jadi pegawai”
(UR, 64 tahun).
Pak UR telah memiliki populasi 50 ekor kambing. Saat ini 25 ekor
kambingnya sedang dalam kondisi bunting. Telah diprediksikan beberapa bulan
lagi populasi kambingnya bertambah hingga 100 ekor. Pak UR yakin bahwa
usaha ini akan menjadi usaha pokok. Selain itu, pak UR telah menerapkan
beberapa ilmu yang diberikan oleh kelompok mengenai tata cara beternak yang
baik, membuat vitamin serta obat ternak herbal sendiri, membuat pupuk kandang
organik yang kemudian diberikan ke lahan pastura. Pak UR pun berencana akan
membuat gudang pakan untuk persediaan di musim kemarau. Di samping itu,
terdapat beberapa anggota yang belum percaya diri bahwa usaha ini akan menjadi
usaha pokok bagi dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh belum memenuhinya
standar kepemilikan kambing perah yang ada. Populasi yang dimiliki belum
mampu menjadikan usaha ini sebagai usaha pokok. Rata-rata kepemilikan
kambing perah hanya berkisar antara 2 - 11 ekor. Hasilnya pun belum mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu adanya motivasi untuk
meningkatkan rasa kepercayaan diri anggota untuk dapat melanjutkan usaha
beternak kambing perah ini.
4.5.3.2 Pemanfaatan Sumber Daya Manusia
Menjalankan usaha peternakan dengan skala kecil, sedang atau besar
membutuhkan adanya bantuan tenaga kerja dalam memproduksi usaha kambing
perah. Tenaga kerja dipilih sesuai kebutuhan dan kepercayaan. Pemilihan tenaga
kerja dapat berdasakan kedekatan seperti keluarga inti, keluarga dekat, tetangga
maupun umum.
Pak UR memanfaatkan tenaga kerja tambahan dari bantuan keluarga inti
dan keluarga dekat. Pemanfaatan tenaga kerja dari keluarga inti dan keluarga
dekat membuat biaya yang dikeluarkan menjadi lebih ringan. Selain itu, alam
37
mengontrol dan mengatur usahanya Pak UR melakukannya sendiri. Sehingga
hasil yang dicapai sesuai dengan keinginannya.
Pak HA tidak membutuhkan tenaga kerja tambahan. Populasi yang
dimiliki Pak HA tidak terlalu banyak sehingga mampu untuk dikerjakan sendiri.
Pak I dan Pak B menyerahkan semua aktivitas beternaknya pada istri.
Sehingga segala sesuatu hal tentang beternak dikelola oleh istrinya. Pak I dan Pak
B mencari pekerjaan tambahan selain beternak.
Usaha yang dijalankan Pak Y dibantu oleh keluarga inti. Pak Y memiliki
pekerjaan selain beternak yaitu sebagai inseminator kabupaten. Sehingga waktu
yang dibutuhkan untuk beternak tidak terpenuhi. Oleh karena itu, Pak Y
menyerahkan aktivitas beternaknya kepada keluarga inti.
4.5.3.3 Mempertahankan Usaha
Mempertahankan usaha peternakan salah satunya adalah dengan
merencanakan skala usaha. Memiliki jiwa optimis dapat membangun
kepercayaan diri peternak untuk dapat melanjutkan usahanya. Secara keseluruhan
anggota Kelompok Tani Mekar Harapan berusaha mempertahankan usahanya
dengan cara meningkatkan skala usahanya.
Usaha yang sedang dijalankan Pak UR tergolong berkembang.
Kemampuan yang dimilikinya mampu membawa usahanya menjadi lebih baik.
Terbukti dari jumlah populasinya yang terus bertambah serta produksi susu
kambing perahnya mencapai 2 liter per ekor per hari. Hal tersebut ditunjang oleh
keberanian Pak UR dalam menghadapi segala resiko yang akan dihadapinya,
sehingga keuntungannya pun dapat terus meningkat. Pak UR akan terus
mempertahankan usaha peternakannya dan menjadi usaha pokok bagi dirinya dan
keluarganya.
Usaha peternakan yang sedang dijalankan Pak HA belum begitu baik.
Terlihat dari jumlah populasinya yang stagnan. Kemampuan beternak Pak HA
38
masih tergolong standar dan belum mampu mencoba hal - hal baru dalam inovasi
budidaya. Pak HA termasuk anggota yang tidak mau menanggung resiko tinggi
sehingga membuat usahanya sulit untuk berkembang. Keinginan untuk
mempertahankan usaha dari Pak HA memang tinggi namun tidak di dukung
dengan swadaya dan keadaannya saat ini.
Pak I dan Pak B merupakan anggota yang sama, seluruh kegiatan
beternaknya diserahkan kepada istrinya. Kedua anggota ini optimis terhadap
usaha yang sedang dijalankannya. Hasil yang di dapat mampu mencukupi
kebutuhan pangan keluarga. Selain itu, beternak kambing perah sangat
menjanjikan bagi usaha sambilan kedua anggota ini jika dibandingkan dengan
usaha sapi perah. Usaha kambing perah dapat dikerjakan oleh istri dan anak,
lebih mudah dalam perawatan dan harga jual susu kambing yang tinggi. Sehingga
membuat kedua anggota ini tetap mempertahankan usahanya.
Pak Y merupakan anggota yang memiliki keahlian khusus. Beliau
merupakan salah satu tenaga medis di kabupaten yang direkomendasikan oleh
kelompok. Memiliki jiwa optimis memang sangat dibutuhkan bagi anggota yang
ingin tetap mempertahankan usahanya. Terbukti dari kegiatan Pak Y saat ini,
selain beternak kambing perah beliau pun mulai merintis usaha sapi perah dan
mulai mendirikan kelompok baru. Segala resiko yang mungkin terjadi sudah
dipersiapkan oleh Pak Y.
Mempertahankan usaha bagi anggota harus membutuhkan jiwa yang kuat,
tahan banting serta optimisme yang tinggi. Peran ketua dalam menunjang
keberlanjutan usaha anggotanya sudah cukup baik, segala urusan budidaya
diserahkan kepada masing-masing anggota agar mampu berkreativitas dalam hal
budidaya. Dengan demikian peran kepemimpinan ketua kelompok dirasa sudah
cukup baik dalam keberlanjutan usaha anggota.