Upload
hoangxuyen
View
224
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
98
IV.2.6 Analisa Sirkulasi
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Sirkulasi kendaraan apartemen
melalui jalan yang tidak dilalui umum sehingga terkesan lebih nyaman dan eksklusif.
• Tidak terjadi crossing antara pejalan kaki dan kendaraan, sehingga pejalan kaki merasa nyaman di dalam tapak.
• Sirkulasi service yang berada di
• Sirkulasi utama antara masuk dan keluar yang berdekatan ditakutkan akan terjadi antrian ketika waktu-waktu ramai, baik di alam ataupun di luar tapak.
99
belakang tapak tidak mengganggu aktivitas lainnya.
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Sirkulasi masuk apartemen yang
eksklusif menciptakan kenyamanan bagi para penghuni.
• Pintu masuk kawasan untuk pusat perbelanjaan dan fasilitas seni & budaya diletakkan dekat dengan Jl. Jend. Sudirman dimaksudkan untuk memudahkan kendaraan masuk ke dalam tapak.
• Pintu keluar ke arah Jl. Bendungan Hilir dimaksudkan agar pengunjung dapat memilih arah yang diinginkan ke arah Jl. Jend. Sudirman atau ke arah pejompongan.
• Sirkulasi service melalui jalan tidak umum agar proses load – unload barang tidak terganggu dan mengganggu sirkulasi utama.
• Pintu keluar ke arah Jl. Bendungan Hilir akan menimbulkan kepadatan pada sore hingga malam hari karena pada dari jam 16.30 – 24.00 akan sangat ramai karena aktivitas kios dalam pasar, tempat makan tenda dan penjualan sayur mayur berlangsung.
• Ada crossing jalur pejalan kaki dengan sirkulasi kendaraan utama.
100
Keuntungan (+) Kekurangan (-)
• Apartemen memiliki jalur sirkulasi sendiri sehingga lebih privat dan eksklusif.
• Sirkulasi service melalui jalan tidak umum agar proses load – unload barang tidak terganggu dan mengganggu sirkulasi utama.
• Ada 2 jalur pejalan kaki yang dimaksudkan untuk melayani pengunjung dari 2 jalan.
• Sirkulasi masuk dan keluar utama dari 1 pintu yanitu dari sisi Jl. Jend Sudirman. Hal ini menyebabkan kepadatan sirkulasi pada daerah ini apalagi mempertimbangkan letaknya yang berada di hook.
• Ada crossing jalur pejalan kaki.
101
IV.2.7 Analisa Matahari
Alternatif 1
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Daerah privat masih mendapatkan
orientasi yang radiasi matahari tidak terik.
• Daerah publik terlindungi dari radiasi matahari yang terlalu terik oleh daerah service.
• Daerah privat masih merasakan daerah panas.
Alternatif 2
102
Keuntungan (+) Kekurangan (-)
• Daerah privat yang menghadap orientasi barat dilindungi oleh daerah service.
• Daerah service diletakan di bagian belakang tapak.
• Daerah publik mendapatkan orientasi ke arah radiasi matahari yamg cukup terik. Perlu solusi pada bagian ini agar aktivitas tetap berlangsung nyaman.
Alternatif 3
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Daerah privat dan publik
dihalangi oleh daerah service dari radiasi matahari yang terik.
• Daerah service letaknya terlalu melebar dalam tapak, berada di bagian panjang.
Selain dengan analisa zona aktivitas, pengurangan radiasi matahari dapat
dilakukan melalui orientasi bangunan dengan tidak menghadap ke arah radiasi
matahari yang terik secara langsung, terutama daerah hunian. Lalu juga dengan
memberikan teritisan sehingga radiasi matahari terhalang oleh teritisan. Selain itu
juga, dalam membuat bukaan jangan berlebihan, karena membuat bukaan bukan
untuk memasukkan radiasi matahari hanya untuk memanfaatkan cahaya
mataharinya saja. Dalam membuat bukaan, tidak perlu berlebihan dalam jumlah,
103
ukuran, dan bentuk bukaan, semua harus disesuaikan dengan kebutuhan. Menurut
SNI, banyaknya lubang cahaya ideal dalam suatu ruang dinyatakan oleh nilai WWR
(Wall Window Ratio), yaitu perbandingan luas jendela dengan uas seluruh dinding
luar pada orientasi yang ditentukan. Dari ketentuan idealnya adalah 20 % dari luas
dinding keseluruhan.
IV.2.8 Analisa Angin
Alternatif 1 - Bangunan hunian -
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Angin dapat mengalir lebih lancar
karena bagian terpanjang menghadap arah aliran angin.
• Diharapkan dapat tercipta cross ventilation, dengan menciptakan bentang bangunan yang tidak terlalu panjang dan bukaan yang cukup.
• Kedua bangunan hunian dapat merasakan aliran angin yang sama.
• Ruang yang tercipta antara 2 bangunan, yang terletak di bagian belakang hanya merasakan lebih sedikit angin karena terhalang oleh bangunan.
104
- Bangunan pusat perbelanjaan -
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Bidang yang panjang yang
menghadap arah datangnya angin.
• Aliran angin berdasarkan arah datangnya hanya dapat dirasakan oleh 1 sisi saja. Selain itu, bentang bangunan ini cukup lebar.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mengangkat permukaan sehingga udara dapat mengalir
Alternatif 2
- Bangunan hunian -
105
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Masih ada angin yang dibelokan,
sehingga jarak antar bangunan dapat menjadi lorong angin.
• Bidang sudut yang menghadap aliran angina hanya menguntungkan beberapa orang saja.
• Bangunan depan menghalangi aliran angin langsung bagi bangunan di belakangnya.
-Bangunan pusat perbelanjaan -
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Dengan bagian yang dipotong
miring, sehingga ada aliran angina yang lewat di depan bidang.
• Pada bagian tengah bangunan, dengan bentang yang lebar, tidak memungkinkan adanya aliran udara.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan mengangkat permukaan sehingga udara dapat mengalir
106
Alternatif 3 - Bangunan hunian -
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Cukup banyak bidang yang
merasakan aliran angin. • Ada kumpulan angina pada
rongga (jarak) kedua bangunan.
• Angin yang diperoleh oleh bangunan tidak sama kualitasnya karena bangunan di belakang, selain merasakan angina langsung juga merasakan angin yang dibelokkan.
- Bangunan pusat perbelanjaan -
107
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • 2 sisi bangunan dapat merasakan
aliran angin. • Pada bagian belakang banguanan
yang terpotong ke dalam, tidak merasakan atau hanya sedikit merasakan aliran angin.
IV.3 Aspek Bangunan
IV.3.1 Analisa Bentuk Bangunan
Pada dasarnya, bentuk bangunan dapat berupa: persegi, lingkaran atau
segitiga. Bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk dasar yang akan mengalami
perubahan bentuk. Persegi dapat berubah menjadi persegi panjang. Bentuk segitiga
pun ada yang sama sisi, sama kaki, bahkan setiap kakinya memiliki panjang yang
berbeda. Bentuk lingkaran yang tidak memiliki sudut. Setiap bentuk memiliki sifat
yang ingin ditonjolkan sesuai dengan fungsi ruang.
Bentuk dasar persegi lebih berkesan statis, mudah dikembangkan, orientasi
pada ke-empat sisi, layout ruang yang baik dan efisiensi ruang. Bentuk dasar
segitiga lebih stabil dan berkarakter kuat serta dapat terjadi pengembangan di ketiga
sisinya, tetapi kurang efisien dalam fungsi dan juga kurang fleksibel. Bentuk dasar
lingkaran berkesan lebih halus, orientasi ruang luas dan fleksibel, juga indah dilihat
dari luar, tetapi fleksibilitas ruang rendah dan juga pengembangannya sulit.
108
Bentuk Bangunan Hunian (persegi penjang : pepat)
Keuntungan (+) • Hunian akan memperoleh efisiensi ruang • Sifat ketenangan lebih tercermin dengan bentuk persegi yang statis • Bentuk persegi pun mudah untuk dikembangkan apalagi untuk
menampung aktivitas yang beragam dalam bangunan hunian dengan tetap mencerminkan ke-privat-an ruang.
Bentuk Bangunan Pusat Perbelanjaan
(persegi panjang : pipih)
109
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Bentuk persegi panjang dapat
memaksimalkan ruang yang diperlukan karena mudah untuk dikembangkan.
• Layout aktivitas yang cukup ramai pada pusat perbelanjaan dapat tercipta lebih baik dengan efisien ruang.
• Bentuk persegi penjang merupakan perubahan bentuk dari persegi dan lebih terkesan statis, tidak mencerminkan kedinamisan aktivitas dalam pusat perbelanjaan
Solusi untuk kekurangan: Kedinamisan suatu aktivitas masih dapat dihadirkan walaupun bentuk dasar
adalah persegi panjang, yaitu dengan melakukan perubahan arah bangunan dan kombinasi bentuk dasar sehingga kedinamisan dapat tercipta.
Bentuk Bangunan Fasilitas Seni & Budaya
(segitiga : kipas)
Keuntungan (+) Kekurangan (-) • Bentuk kipas (segitiga)
merupakan bentuk ideal untuk sebuah auditorium karena membutuhkan akustik ruang yang baik.
• Karakter kuat yang tercipta dapat menjadi daya tarik untuk masuk ke dalamnya.
• Bentuk ini perlu penyesuaian dengan bentuk-bentuk lain agar tercipta komposisi bangunan yang menarik.
110
IV.3.2 Orientasi Bangunan
Untuk bangunan hunian orientasi bangunan ditekankan pada
kenyamanan huni yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan cahaya matahari
tidak langsung tanpa memasukkan panas matahari tersebut. Sehingga orientasi
bangunan menghadap utara-selatan.
Untuk bangunan pusat perbelanjaan, pemaksimalan ruang adalah yang
terpenting sehingga arah hadap bangunan ini menyesuaikan tapak
Bangunan fasilitas seni & budaya lebih bergantung pada pengaturan
cahaya buatan karena yang terutama adalah akustik ruangan. Sehingga orientasi
bangunan ini lebih bebas, dengan perletakkan di daerah yang jauh dari
kebisingan.
111
IV.3.3 Analisa Gubahan Massa Bangunan
Pada Gedung Multi Fungsi ini, perlu beberapa pertimbangan dalam
menentukan pola massa bangunan, yaitu:
• Pertimbangan terhadap aktifitas yang memerlukan ruang untuk
melakukan kegiatan di dalamnya.
• Pertimbangan terhadap efisiensi dan efektifitas pelayanan yang ada.
• Pertimbangan terhadap orientasi bangunan dan view.
• Pertimbangan terhadap pemanfaatan lahan yang ada.
• Orientasi terhadap penampilan arsitektural bangunan.
• Pertimbangan terhadap sirkulasi dan pencapaian.
Pertimbangan orientasi bangunan dan view dari tapak keluar tapak
pada bangunan ini, ada 3 pertimbangan, yaitu:
• Orientasi terpusat yaitu orientasi bangunan ke arah dalam tapak.
Biasanya dilakukan saat view sekitar tapak kurang baik, ingin
menciptakan privasi pada ruang tengah yang tercipta, dan ingin
menciptakan interaksi terpusat.
• Orientasi linier yaitu orientasi bangunan yang berderet, memanjang
pada satu sisi. Orientasi ini menciptakan pemisahan antara 2 sisi.
• Orientasi terarah yaitu orientasi bangunan yang mengarah pada suatu
arah dimana biasanya merupakan daya tarik atau view yang menarik.
Orientasi terarah juga dapat memberikan kesan mengundang dan
terbuka.
112
Dalam penerapan pola massa bangunan, ada 2 macam massa yang
dapat digunakan, yaitu:
1. Pola Massa Tunggal
• Sifat bangunan terpusat
• Bentuk bangunan condong mengarah vertikal
• Kebutuhan lahan sedikit
• Pencapaian sirkulasi cepat dan efisien
• Pengawasan dan pemeliharaan bangunan mudah
2. Pola Massa Majemuk
• Sifat bangunan menyebar dan menuntut pada suatu titik kegiatan
• Pola letak massa lebih dinamis
• Pemisahan beberapa kelompok kegiatan
• Memerlukan lahan yang lebih luas
• Adanya kebebasan dalam mengolah massa bangunan dalam tapak
Keadaan yang dihadapi dalam proyek ini adalah luas tapak yang
sempit, yang hanya memungkinkan perkembangan bangunan secara vertikal,
memerlukan pelayanan kegiatan dan serkulasi yang efisien dan efektif,
bersifat mengundang karena salah satu fungsinya sebagai pusat perbelanjaan
dan fasilitas seni & budaya.
113
IV.3.4 Analisa Selubung Bangunan
Topik/ tema proyek ini adalah arsitektur hemat energi. Hal yang
perlu diperhatikan adalah bagaimana dapat penggunaan pencahayaan dan
penghawaan buatan yang optimal (tidak berlebihan). Di daerah tropis,
seperti Indonesia ini, dimana matahari bersinar sepanjang tahun,
pencahayaan alami di siang hari dimanfaatkan secara maksimal, sehingga
dapat mengurangi penggunaan pencahayaan buatan. Hal yang paling penting
bagi daerah tropis lembab seperti Indonesia ini adalah masalah penghawaan,
sehingga perlu diperhatikan radiasi matahari yang langsung dapat
menaikkan suhu dalam ruangan, yang berarti akan memaksakan kerja
penghawaan buatan pada suhu yang rendah sehingga energi listrik yang
digunakan pun menjadi besar.
Penentuan penerapan selubung bangunan perlu diperhatikan. Dalam
proyek ini agar tercapai topik/ tema hemat energi, bagaimana dapat
memanfaatkan cahaya matahari tanpa mendapat dampak dari radiasi
matahari, yaitu dengan cara:
1. Teras (balkon) sebagai ruang pengantara sehingga radiasi matahari tidak
langsung merambat ke dalam ruangan.
2. Kisi-kisi (sunshading) terutama di daerah yang tingkat radiasi
mataharinya cukup tinggi.
3. Bidang masif dengan sedikit / tanpa bukaan diharapkan dapat
mengurangi permabatan radiasi matahari.
114
4. Penggunaan teritisan untuk menghalangi radiasi matahari langsung
masuk ke dalam ruangan dan juga dapat berfungsi sebagai pencegah
tampias hujan ke dalam ruangan.
5. Penggunaan material yang perambatan terhadap radiasi mataharinya
lambat dan material yang low maintenance karena curah hujan di
Indonesia tinggi.
IV.3.5 Analisa Struktur
Berdasarkan bentuk massa bangunan yang berkembang ke arah
vertikal, maka sistem struktur yang diterapkan dalam proyek ini adalah
sistem struktur rangka yang terdiri dari balok (beam) dan kolom (post).
Sistem rangka ini terdiri dari sistem penahan gaya gravitasi (vertikal) dan
sistem penahan gaya lateral (horizontal).
Sistem Penahan Gaya Gravitasi
Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban mati
struktur dan beban hidup yang besarnya disesuaikan dengan fungsi
bangunan. Struktur lantai merupakan bagian terbesar dari struktur bangunan
dan biasanya merupakan kombinasi dari pelat dengan balok induk atau balok
anak atau rusuk, yang ketebalannya tergantung pada bentang, beban, dan
kondisi tumpuannya.
115
Ditumpu oleh balok anak yang ditempatkan sejajar satu dengan yang lainnya dan perhitungan pelat dapat dianggap sebagai balok tipis yang ditumpu olh banyak tumpuan.
Pelat ditumpu oleh rusuk, anak balok yang jarak satu dengan lainnya sangat bedekatan, sehingga secara visual hampir sama dengan pelat satu arah.
Pelat yang keempat sisinya ditumpu oleh balok dengan perbandingan lx / ly ≤ 2
Pelat lantai langsung ditumpu oleh kolom tanpa penebalan si sekeliling kolom (drop level) dan / atau kepala kolom. Beban vertikal langsung dipikul oleh kolom dari segala arah. Pada puncak kolom terdapat penebalan pelat lantai dan / atau kepala kolom, sehingga sapat memikul gaya geser atau momen lentur yang lebh besar.
116
Pelat dua arah yang ditumpu oleh rusuk dua arah. Memberi kekakuan yang cukup besar, sehingga dapat memikul beban vertikal atau dapat digunakan untuk bentang lantai yang besr.
Tabe 4.15. Sistem Struktur Lantai
Penggunaan sistem struktur lantai yang diterapkan pada proyek ini
adalah berdasarkan beban yang ditanggung oleh strutur tersebut sehingga
dapat menggunakan struktur yang lebih efektif dan efisien sehingga floor to
floordapat diperpendek karena kesesuaian penggunaan sistem struktur.
Dengan floor to floor yang dapat diperpendek maka beban strutur pun bisa
dikurangi.
Sistem Penahan Gaya Lateral
Berdasarkan jenisnya, sistem struktur bangunan tinggi (sistem
penahan lateral) ada beberapa, yaitu:
117
Shear Wall Rigid Frame Frame Tube Struktur penahan beban
lateral: dinding yang menerus dari atas ke
bawah
Struktur penahan lateral: kolom yang diletakkan dengan
bentang yang cukup lebar (ada keteraturan
modul dtruktur)
Struktur penahan lateral: kolom yang diletakkan dengan
jarak yang lebih rapat
Kolom: dinding geser yang berfungsi sebagai
pemikul beban (bearing wall)
Semakin besar bentang, ukuran kolom semakin
besar
Bentang yang kecil (rapat) sehingga ukuran kolom
cenderung kecil. Bukaan pada dinding
geser hanya sekitar 5% dari luasan dinding
Fleksibilitas cukup besar karena jarak modul strukturnya disesuaikan dengan
kebutuhan
Fleksibilitas dalam ruang sangat tinggi.
Tampak bangunan monoton dan terlalu
masif
Tampak bangunan dapat memperlihatkan kolom ataupun tidak
Tampak bangunan terlihat rapat baik
kolom diperlihatkan ataupun tidak.
Tabel 4.16. Sistem Struktur Bangunan Tinggi
118
Jenis sistem struktur bangunan tinggi tidak hanya 3 jenis tersebut,
dalam perkembangannya merupakan kombinasi dari 3 jenis tersebut di atas,
bahkan ada perkembangan seperti penggunaan bracing (ikatan angin),
sehingga semakin banyak jumlah lapis bangunan tinggi yang bisa dibangun.
Pada bangunan tinggi biasanya diterapkan core (inti bangunan)
dimana pada bangunan kantor berisi daerah service seperti lift, tangga
kebakaran, WC, ruang AHU, dll, sedangkan pada bangunan hunian berisi lift
dan / atau tangga kebakaran. Melihat hubungan antar core dengan
bangunan, sistem struktur bangunan tinggi merupakan hubungan antar
perimeter core dengan perimeter bangunan artinya core memiliki struktur
yang memikul beban core, bangunan memiliki struktur yang memikul beban
bangunan, selain beban core, lalu antar struktur ini dihubungkan dengan
balok induk. Sistem struktur core pun seperti yang diuraikan diatas. Sistem
struktur core dan bangunan bisa memiliki sistem yang sama atau berbeda,
sebagai contoh:
Gambar. 4.1. Sistem Struktur Core - Bangunan
119
Melihat fungsi proyek ini yang merupakan hunian, pusat
perbelanjaan dan fasilitas seni & budaya, pertimbangan sistem struktur yang
diterapkan adalah modul struktur yang tepat, pengaturan ruang yang lebih
fleksibel tetapi juga bisa teratur dengan tampilan fasade yang tidak monoton.
Untuk bangunan dengan tinggi maksimal 20 lantai dengan konstruksi beton
dan 30 lantai untuk konstruksi baja, penggunaan sistem struktur rigid frame
sudah dapat menahan keseluruhan beban.
Pondasi
Proyek ini direncanakan memiliki tinggi maksimal bangunan 12
lantai dengan lantai podium yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan
fasilitas seni & budaya. Proyek ini pun menyediakan parkir di lantai
basement. Untuk memenuhi kebutuhan ruang-ruang tersebut, struktur
pondasi yang dapat diterapkan adalah pondasi dalam dengan jenis, seperti:
1. Pondasi Rakit : digunakan untuk lantai basement
2. Pondasi tiang pancang (terdiri dari kelompok yang diikat dengan pelat
pengikat yaitu poer (pile cap)
3. Pondasi tiang bor
4. Pondasi rakit + pondasi tiang pancang.
Yang perlu diperhatikan pada lantai basement yang tidak menggunakan
pondasi rakit tetapi hanya menggunakan pondasi tiang pancang adalah:
1. Untuk menahan beban tanah sekeliling basement diperlukan counter fort
yang juga untuk menahan dinding beton basement.
120
2. Ada 2 lapis pelat lantai, yaitu pelat lantai bawah untuk menahan tanah
lalu setelah sloof ada pelat lantai basement.
3. Tiang pancang dengan pile cap disambungkan dengan sloof.
Pemisahan Bangunan (Dilatasi)
Dilatasi diperlukan terutama pada daerah yang rawan gempa untuk
meminimalkan keretakkan struktur bangunan. Dilatasi diterapkan pada
pertemuan bangunan rendah dan tinggi, antara bangunan induk dan
bangunan sayap, bangunan dengan siku (seperti berbentu U, T, H, dll), juga
pada bangunan yang sangat panjang tidak dapat menahan deformasi. Ada
beberapa pemisahan bangunan yang umum digunakan:
1. Dilatasi dengan Dua Kolom
• Menggunakan 2 kolom sehingga terjadi penumpukan kolom pada
titik tertentu.
• Harus kedap air.
• Lebih stabil
2. Dilatasi dengan Balok Kantilever
• Terbatas oleh panjang bentang balok kantilever (maksimal 1/3
bentang balok induk), sehingga bentang antar kolom yang terjadi
dilatasi sebesar 2/3 bentang antar kolom.
• Tidak memakan ruang yang terlalu berlebih dibandingkan dengan
dilatasi 2 kolom.
121
3. Dilatasi dengan Balok Gerber
• Digunakan untuk mempertahankan jarak antar kolom agar tetap
sama, pada balok kantilever diberi balok gerber (balok tambahan
yang ditumpangkan)
• Tidak ada jaminan sistem ini akan aman karena dikhawatirkan balok
gerber akan lepas dan jatuh.
4. Dilatasi dengan Konsol
• Jarak antar kolom dapat dipertahankan tetap sama.
• Tinggi langit-langit di daerah dilatasi lebih rendah karena adanya
konsol.
• Biasa digunakan untuk konstruksi pre-fabrikasi dimana konsol
berfungsi sebagai tumpuan balok pre-fabrikasi.
IV.3.6 Analisa Utilitas dalam Bangunan
Sistem Transportasi Vertikal dalam Bangunan
Sistem transportasi vertikal dalam bangunan meliputi: elevator (lift),
dumbwaiter, eskalator dan tangga darurat. Tetapi hanya elevator, eskalator
dan tangga darurat saja yang diterapkan dalam proyek ini karena
penggunaan dumbwaiter kurang efisien diterapkan dalam proyek ini dengan
pertimbangan pengeluaran yang harus dikeluarkan lagi untuk membeli alat.
122
• Elevator
Ada 2 jenis elevator yang umum digunakan, yaitu jenis dengan
motor penggerak (traction lift) dan jenis dengan dongkrak hidrolik
(hydraulic lift).
Traction Lift (dengan motor)
Gambar 4.2. Lift Motor Penggerak
Motor di atas Motor di bawah • Kecepatan 2.5 – 9 m/s. • Kecepatan terbatas hanya sekitar
1 m/s. • Pergerakan lift sangat halus. • Hanya mampu melyani sampai 8
lantai. • Sangat efisien dalam
penggunaan energi. • 50 % lebih mahal dari lift dengan
motor di atas. • Harga lift mahal.
Tabel 4.17. Lift dengan Motor
123
Hydraulic Lift (dengan domgkrak hidrolik)
Gambar 4.3. Lift Hidrolik
• Ada 2 jenis : piston di atas tanah dan piston tertanam. • Kecepatan 0.30 – 0.90 m/s. • Dapat mengangkut sampai dengan beban 10 ton (dengan tuas tunggal)
dan 50 ton (dengan tuas ganda). • Tidak mengakibatkan tambahan beban di puncak bangunan. • Hanya digunakan untuk melayani lantai yang jumlahnya sedikit.• Ada kemungkinan bau minyak merebak ke dalam kereta lift. • Tidak membutuhkan beban pengimbang (counter weight). • Menimbulkan suara yang lebih berisik daripada yang menggunakan
motor. Tabel 4.18. Lift dengan Dongrak Hidrolik
Jumlah lift untuk 1 zona pelayanan (single zone service) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus: N = Lnetto . P . T
300 . PB . m
dengan N = jumlah lift
Lnetto = luas netto per orang
P = % beban puncak lift
124
T = waktu perjalanan bolak balik lift (s)
PB = perkiraan penghuni bangunan
m = daya angkut / kapasitas lift
dimana diketahui bahwa:
Lnetto = 24 m2
P = 3%
T = (2h + 4s)(n – 1) + s(3m + 4) detik
S
= [(2 x 3.6) + (4 x 1) (12-1) + 1(3 x 12 + 4)] / 1
= (7.2 + 4)11 + 40
= 123.2 + 40 = 163.2 s ≈ 163 s
PB = 3 m2 lantai netto/orang
m = 12
N = Lnetto . P . T
300 . PB . m
= (24 . 3 . 163) / (300. 3. 12)
= 1.08 ≈ 2 lift
Asumsi Kebutuhan Lift
Jumlah Unit Jumlah
Lift
Jumlah Lift
Service
The 18th Residences 32 x 12 unit = 384
unit
2 1
The Groove Suites 12 lapis, 151 unit 2 1
125
Ratio Lift 12 lapis, 250 unit 4 2
Tabel 4.19. Perbandingan Jumlah Lift
Untuk apartemen perlu diperhatikan:
1. Bagi setiap 300 unit perlu disediakan 1 lift barang.
2. Lift barang diperlukan jika blok hunian dimana pintu utama berada
ditempatkan pada ketinggian 2 lantai dari lantai dasar.
3. Kapasitas lift yang digunakan minimal untuk 12 orang.
4. Unit hunian tidak boleh berdekatan dengan ruang mesin lift.
• Eskalator
Pemilihan eskalator dan ramp berjalan (travelator sudut
kemiringannya lebih kecil dibanding eskalator) didasarkan pada jumlah
maksimum orang yang perlu dipindahkan dalam waktu lima menit.
Eskalator dan ramp berjalan digerakkan oleh motor listrik yang berputar
secara tetap dan dilengkapi dengan pegangan tangan yang bergerak sama
cepatnya dengan kecepatan anak tangga / ramp. Kecepatan yang biasa
digunakan adalah antara 0.45 – 0.60 m/s, tetapi dengan rancangan khusus,
eskalator dapat dipercepat di atas 0.70 m/s.
Eskalator hanya mempunyai 2 jenis, yaitu jalur tunggal (untuk 1
orang berdiri) dengan lebar 60 cm -81 cm, dan jalur ganda (untuk 2 orang
berdiri bersamaan) dengan lebar 100 cm – 120 cm. Kemiringan maksimum
adalah 350, dengan ketinggian maksimum 20 m. Sedangkan untuk ramp
126
berjalan hanya mampu mempunyai ketinggian maksimum 150, dengan
kecepatan antara 0.60 – 1.33 m/s.
Ada beberapa jenis eskalator yang dapat diterapkan pada bangunan
pusat perbelanjaan, yaitu:
• Sepasang eskalator beralur tunggal
• Sepasang eskalatir beralur ganda
Ada 3 macam perletakkan eskalator, yaitu: bersilangan, sejajar dengan arus
manusia yang berputar, dan sejajar dengan arus manusia yang menerus.
Gambar 4.4. Eskalator
Gambar di atas menunjukkan dimensi kebutuhan ruang eskalator
dengan:
Elevasi (m) L (m) Perkiraan Dimensi 3.5 11.0 Tinggi Pegangan Tangan : A = 0.85 m
Tinggi Rangka Struktur : B = 0.95 m Lebar alur : C = 1.40 m (alur tunggal) C = 1.70 m (alur ganda) Tinggi Ruang Bebas : D = 2.30 m
4.0 12.0 4.5 12.8 5.0 13.7 5.5 14.5 3.6 25.4
Tabel 4.20. Dimensi Eskalator
127
• Tangga Darurat
Tangga darurat digunakan untuk sirkulasi saat keadaan darurat,
seperti kebakaran, sehingga ada beberapa persyaratan dalam memenuhi
fasilitas ini. Salah satunya adalah keberadaan pintu keluar, persyaratannya
adalah:
1. Pintu harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 2 jam
2. Pintu harus dilengkapi dengan minimal 3 engsel.
3. Pintu harus dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis
4. Pintu dilengkapi dengan tuas / tungkai pembuka pintu yang berada di
luar ruang tangga (kecuali di lantai dasar), dan harus memudahkan
dibuka dalam keadaan panik.
Gambar 4.5. Tangga Darurat Lantai Dasar
5. Pintu dilengkapi tanda peringatan : “TANGGA DARURAT – TUTUP
KEMBALI”
6. Pintu harus dicat dengan warna merah.
128
7. Jarak jangkau pintu tangga darurat maksimal 30 m (untuk bangunan
tanpa sprinkler) dan 45 (untuk bangunan dengan sprinkler) dari titik
terjauh.
8. Lebar pintu keluar minimum 80 cm, sedang lebar tangga kebakaran dan
koridor minimum 120 cm.
Gambar 4.6. Potongan Tangga Darurat
Gambar 4.7. Dimensi Ideal Tangga Darurat
Sistem Pencahayaan
Sistem pancahayaan ada 2 jenis yaitu pencahayaan alami dan buatan.
Topik / tema proyek ini adalah hemat energi sehingga sebisa mungkin
129
memanfaatkan pencahayaan alami. Tetapi pencahayaan buatan tetap
dibutuhkan terutama saat malam hari, dan juga sebagai decorative lighting
di pusat perbelanjaan dan juga permainan lighting pada galeri dan
auditorium teater. Untuk mendapatkan pencahayaan matahari alami,
orientasi dan bukaan pada selubung bangunan perlu diperhatikan, terutama
untuk hunian sehingga energi listrik untuk pencahayaan buatan di siang hari
se-minimal mungkin. Bukaan dapat berupa jendela, plaza, skylight.
Sistem Penghawaan
Sistem penghawaan yang diterapkan dalam proyek ini adalah sistem
penghawaan alami dan juga sistem penghawaan buatan. Sistem penghawaan
buatan dengan menggunakan AC (Air Conditioning) yang diletakkan pada
lantai hunian 3-12, beberapa lokasi pusat perbelanjaan (seperti swalayan)
dan juga fasilitas seni & budaya. Ada 2 sistem penghawaan buatan, yaitu
secara langsung dan tidak langsung.
Proses pertukaran udara yaitu kompresor memompakan cairan Freon
yang dingin ke unit dalam ruangan, melalui pipa tembaga (yang diinsulasi).
Pada unit dalam ruangan, udara akan ditiupkan oleh blower melalui sela-sela
kumparan evaporator. Akibat penyerapan panas, cairan Freon berubah
menjadi gas Freon dan dialirkan kembali ke unit luar, selanjutnya oleh
kondensor, gas Freon didinginkan dan berubah menjadi cairan dan siap
dialirkan ke unit dalam ruangan. Air pembuangan dialirkan ke luar oleh pipa
pembuangan.
130
Gambar 4.8. Skema Pertukaran Udara
Sistem penghawaan buatan secara langsung menggunakan beberapa
jenis AC, yaitu:
AC Window
• Kondensor, kompresor, evaporator, dan blower berada dalam 1 kotak.
• Air pembuangan ditampung di bagian bawah kotak untuk disalurkan ke luar.
• Kapasitas 0.5 – 2 pk
AC Split • Ada 2 unit, unit kuar dan unit dalam.
• Unit luar terdiri dari kondensor dan kompresor.
• Unit dalam terdiri dari evaporator dan blower.
131
• Kapasitas 0.5 – 3 pk
AC Unit Paket
• Unit paket kadang dihubungkan dengan saluran udara (ducting)
• Kadang mempunyai 2 unit terpisah
• Unit luar: kondensor, kompesor, blower.
• Unit dalam: evaporator, saringan udara, filter dan panel control.
• Kapasitas sampai 10 pk. Tabel 4.21. Jenis AC
Sistem penghawaan buatan secara tidak langsung tidak
menggunakan freon, melainkan menggunakan air es (chilled water) dengan
suhu sekitar 50 C. Sistem ini dikenal dengan sistem AC sentral. Peralatan
yang diperlukan adalah:
• AHU (Air Handling Unit) berfungsi sebagai:
132
1. Mencampur udara balik dari ruangan dengan udara luar pada
persentase tertentu.
2. Mendinginkan udara tersebut sesuai dengan suhu yang
diinginkan.
3. Menyaring udara hingga bersih dari partikel debu.
4. Mengalirkan sejumlah udara dingin ke ruangan yang
membutuhkan melalui saluran udara (ducting).
• Mesin pembuat air es (chiller)
1. Air Cooled Chiller
2. Water Cooled Chiller
Gambar 4.9. Chiller
• Kondensor berfungsi untuk melepas kalor refrigeran ke medium
sekelilingnya (air atau udara) agar refrigeran dapat dikondensasikan
dan diuapkan kembali ke evaporator. Ada 3 jenis yang umum
digunakan: Air Cooled Condenser, Water Cooled Condenser dan
Evaporator Condenser.
133
Gambar 4.10. Kondensor
• Menara Dingin berfubgsi sebagai alat penukar kalor dan massa di
antara air dengan udara sehingga air pendingin komdensor dengan
suhu tinggi dapat diturunkan, dan untuk selanjutnya air dapat
digunakan untuk kebutuhan pendingin kondensor.
Gambar 4.11. Menara Dingin
134
Sistem penghawaan buatan secara tidak langsung dialirkan melalui
saluran udara (ducting). Ada 3 sistem zona pengendalian pasokan udara,
yaitu:
Sistem Zona Tunggal – • VV (pasokan volume
udara tidak tetap) • CV (pasokan volume
udara tetap)
• Biasanya digunakan untuk ruangan besar, seperti ruang pertemuan, bioskop / teater, perpustakaan, laboratorium
• Biaya awal relative murah • Sederhana dan mudah perancangan,
pemasangan dan perawatannya. • Saluran udara utama membutuhkan
dimensi yang sangat besar • Boros ruangan • Tidak sulit mengatur suhu dan
kelembaban udara untuk ruangan yang banyak jika tidak dilengkapi oleh pengatur suhu udara (thermostat)
Sistem Zona Ganda - VV • Perlu pengendalian yang terpisah bagi zona yang ingin dilayani.
• Thermostat pada tiap zona mengatur sebuah damper untuk mengendalikan laju aliran udara dingin menuju zona tertentu.
• Beban pendingin rendah = laju aliran udara diturunkan = kapasitas pendingin menurun.
Tabel 4.22. Sistem Zona Pengendalian Pasokan Udara
Jaringan Pemipaan
Jaringan pemipaan dalam bangunan dibedakan menjadi 2, yaitu
pemipaan air bersih dan pemipaan air kotor. Jaringan pemipaan ini dialirkan
dalam satu jalur yang disembunyikan dalam shaft.
135
Gambar 4.12. Shaft
Untuk memudahkan maka pipa-pipa tersebut dibedakan dengan
warna.
Fungsi Pipa Warna Pipa Air Bersih Biru Air Buangan Kuning Air Limbah Cokelat Air untuk Sprnkler Merah
Tabel 4.23. Warna Pipa
• Jaringan Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sumber air bersih dapat
diperoleh melalui PAM (Perusahaan Air Minum) dan sumur dalam.
Penggunaan air PAM sebagai sumber air utama sedangkan air dari
sumur dalam (deep well) sebagai air cadangan.
136
Ada 3 jenis pasokan yaitu: pasokan air ke atas tanpa tanki
penampung di bawah, pasokan air ke atas dengan tangki penampung di
bawah dan pasokan air ke bawah dengan tangki penmapung di atas. Dari
ketiga jenis pasokan tersebut, yang paling efektif dan tidak rentan
mengalami kesulitan pendistribusian adalah pasokan air ke bawah
dengan tangki penampung di atas. Distribusi air ke bawah lebih mudah
karena menggunakan gaya gravitasi sehingga pemenuhan kebutuhan air
bersih dapat cepat diperoleh.
Gambar 4.13. Tipe Distribusi Air Bersih
• Jaringan Air Kotor
Jaringan air kotor ada beberapa pemipaan yaitu air kotor cair dan
air kotor padat. Air kotor cair adalah buangan air yang berasal dari floor
137
drain dan wastafel kamar mandi yang perlu disaring dari limbah kimia
sabun. Air kotor padat adalah buangan padat dari toilet.
Pembuangan Sampah
Jalur distribusi pembuangan sampah yang efektif adalah adanya 1
pusat pembuangan setiap lantai yang langsung disalurkan ke pembuagan
utama di lantai bawah. Pembuangan sampah dapat hanya ditampung di
pembuangan utama kawasan di bawah dan ada juga pembuangan sampah
yang langsung dibakar di pembakaran lantai dasar.
IV.3.7 Sistem Penangkal Petir
Sistem Franklin (sistem Konvensional). Sebuah batang yang
runcing dari bahan cooper spit yang dipasang pada paling atas bangunan,
dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju elektroda tanah (mencapai
permukaan air). Daerah yang dilindungi sari sambaran petir berbentuk
segitiga kerucut dengan ujung penyalur petir pada puncaknya. Di sistem ini
hanya menggunakan sebuah spit pengangkal petir yang dipasang pada
tempat tertinggi.
Sistem Faraday (sangkar faraday). Pada prinsipnya seperti franklin
tetapi dibuat memanjang atau berbentuk sangkar sehingga jangkauan lebih
luas. Sistem ini dipakai pada bangunan yang punya atap yang luas. Dalam
satu bangunan menggunakan lebih dari 4 spit sebagai penangkal petir.
138
Sistem Radio Aktif. Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.
Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal petir.
Alatnya disebut Preventor, yang bekerja berdasarkan reaksi netralisasi ion
dengan menggunakan bahan radio aktif. Keseluruhan kebocoran pada alat
ini dapat mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilararang.
Sebagai gantinya ada system penangkal petir model Energi Froide
(electrostatic Field) atau yang terkenal dengan EF. EF Lightning Protection
System merupakan system penangkal petir modern. Ada 3 prinsip yang
sangat penting dimiliki oleh EF: Penyaluran arus petir yang sangat kedap
atau tertutup terhadap obyek sekitar dengan menggunakan terminal
penerima dan kabel penghantar khusus yang memiliki sifat isolasi tegangan
tinggi. Menciptakan electron bebas awal yang besar sebagai streamer
emission pada bagian puncak dari system terminal. Penggabungan EF
Terminal dengan EF Carier yang memiliki isolasi tegangan tinggi
memberikan jaminan keamanan terhadap obyek yang dilindungi.
Sistem penangkal petir ini terbagi dalam 2 yaitu: EF Terminal yang
diletakkan dipuncak bangunan sebagai penangkal petir dan EF Carier (kabel
Penghantar ) yang masuk kedalam tanah.