18
PENERBIT: Majelis Kerohanian Islam SMA Negeri 1 Surakarta PENANGGUNG JAWAB: Drs HM Thayyibun SH MM PENASIHAT: H Suharno SAg, Drs Muh Hasyim MPd, Drs H Imron, Dra Hj Siti Alfiah KETUA REDAKSI: Fuad DEWAN REDAKSI: Abu Bakar, Faqih, Rais, Bagas, Cholila, M. Kholid, Arief S, Zamahsyari EDITOR: Andika, Fatskho, Imansyah PERCETAKAN: Syaifuddin KRITIK & SARAN: 081804473222 E-MAIL: [email protected] Daftar Isi Dari R R R edak edak edak edak edak si si si si si Assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, atas segala kemudahan dan nikmat yang telah diberikan oleh Allah, sehingga dengan izin-Nya, crew ‘Izzuddin bisa menyelesaikan majalah ‘Izzuddin edisi ke-66 ini hingga terbit dan tersalurkan ke tangan Shahibuddin semua. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad n dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga akhir zaman. Sebelumnya, Bang Udin so sorry yaw ... coz ‘Izzuddin kali ini telat nampil. Karena berbagai macam halangan, cobaan, beserta rintangan yang menghadang crew ‘Izzuddin yang baru ini. So, majalah ‘Izzuddin telat dueh terbitnya ... Insya Allah dalam kesempatan ini, Bang Udin akan sedikit menjelaskan beberapa hukum yang berkaitan dengan salah satu dari bulan haram, yaitu Dzulhijjah yang di dalamnya terdapat banyak sekali hukum-hukum, ketaatan, dan ibadah yang dapat kita lakukan pada bulan tersebut. Sehingga untuk menyambut dan memuliakan bulan tersebut maka selayaknya kita mengetahui dan mempelajari perkara-perkara apa saja yang dapat kita amalkan pada bulan tersebut. Pada edisi kali ini, ada beberapa rubrik yang untuk sementara waktu dipending, yaitu rubrik Bid’ah dan Unique. Tapi jangan khawatir, Bang Udin juga udah menyiapkan penggantinya yaitu rubrik Jejak dan Islam Online. Selain itu, Bang Udin juga memperbanyak pembahasan tentang rubrik Aqidah dengan menambah satu artikel lagi, sehingga terdapat dua artikel di dalam rubrik Aqidah. Selain di atas, edisi kali ini juga memuat berbagai artikel lainnya, di antaranya: Para Pakar dari Dunia Serangga, Selalu Dalam Pengawasan-Nya, ‘Iffah, Cerita dari Perang Yarmuk, Najis, Arti Sebuah Kejujuran, dan masih banyak lagi artikel lainnya yang Insya Allah bermanfaat bagi kita semuanya. Akhir kata, semoga ‘Izzuddin yang tipis ‘n simple ini bisa berguna di dalam memberikan inspirasi, manfaat, ilmu, ‘n kenangan indah bagi Shahibuddin! Selamat menikmati, membaca, memetik pelajaran, ‘n semoga selalu diberikan kemudahan oleh Allah dalam mempelajari ilmu dien! Wassalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Taushiyah ----------------------------2 Fatwa ---------------------------------4 Azaz Mulia -------------------------- 6 Aqidah ------------------------------- 8 Fokus ------------------------------- 14 Islamuda --------------------------- 17 Cuplis ------------------------------ 19 Fiqh --------------------------------- 20 Adab Islami ------------------------ 23 Jejak ------------------------------- 24 Ibroh -------------------------------- 25 Nisa’ -------------------------------- 26 Tadabbur Alam-------------------- 30 Muhasabah ------------------------ 31 Islam Online ----------------------- 32 j ISLAM ONLINE temannya, di antaranya fadhilatusy Syaikh Hisyam al-‘Arif –hafizhahullah-, maka berlangsunglah dialog tentang Islam dan keagungannya, kebetulan ketika itu saya memiliki beberapa pertanyaan yang kemudian dijawab oleh Syaikh. Setelah itu, saya terus menerus berkomunikasi dengan saudara Amjad yang dengan sabar menjelaskan jawaban atas mayoritas pertanyaan-pertanyaanku. Pada saat seperti itu di depan saya ada dua pilihan, antara saya mengikuti kebenaran atau menolaknya, dan saya sama sekali tidak sanggup menolak kebenaran tersebut setelah saya meyakini bahwa Islam adalah jalan yang benar. Pada saat itu juga, saya merasakan bahwa waktu untuk mengucapkan kalimat tauhid dan syahadat telah tiba. Ternyata tiba-tiba saudara Amjad mendatangiku bertepatan dengan waktu dikumandangkannya adzan untuk shalat zhuhur. Waktu itu benar-benar telah tiba, sehingga tiada pilihan bagiku kecuali saya mengucapkan: Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya Maka serta merta saudara Amjad memelukku dengan pelukan yang ramah, seraya memberikan ucapan selamat atas keIslamanku, kemudian kami sujud syukur sebagai ungkapan terima kasih kepada Allah atas anugerah nikmat ini. Kemudian saya diminta mandi. Sebagaimana hadits Qoish bin ‘Ashim, ketika beliau masuk Islam, Rasulullah 36 Izzuddin edisi 66 Th. 2008 memerintahkannya untuk mandi dengan air yang dicampur bidara. (HR. An-Nasai, at- Turmudzi dan Abu Dawud. Dishohihkan oleh al-Albani dalam al-Irwaa’ (128)) Dan berangkat ke al-Masjid al-Aqsho untuk menunaikan shalat Zhuhur. Di tempat tersebut setelah shalat, saya menemui jamaah shalat dengan syahadat, yaitu persaksian kebenaran dan tauhid yang telah Allah anugerahkan kepadaku. Setelah saya mengetahui bahwa siapa saja yang masuk Islam wajib baginya berkhitan, maka segala puji dan anugerah milik Allah, saya tunaikan kewajiban berkhitan tersebut sebagai bentuk meneladani bapaknya para nabi, yaitu Ibrahim yang melakukan khitan pada usia 80 tahun (Sebagaimana Rasulullah bersabda: “Ibrahim berkhitan ketika umur 80 tahun dengan ‘al- Qoduum’ (nama alat atau tempat)”. (HR. Al- Bukhori dan Muslim)). Itulah diriku, saya telah memulai hidup baru di bawah naungan agama kebenaran, agama yang penuh dengan kasih sayang dan cahaya. Saya senantiasa menuntut ilmu agama dari kitab Allah Ta’aala dan sunnah Rasulullah sesuai dengan manhaj (metode) salaf (pendahulu) umat ini, dari kalangan para sahabat beserta siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik sampai Hari Kiamat. Segala puji bagi Allah atas anugerah Islam dan as-Sunnah. Dialihbahasakan oleh Abu Zahro Imam Wahyudi Lc. dari majalah ad-Da’wah as- Salafiyah-Palestina edisi perdana, Muharram 1427 H halaman: 21-24.

Izzuddin 66

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Izzuddin 66

Citation preview

Page 1: Izzuddin 66

PENERBIT:Majelis KerohanianIslam SMA Negeri 1

SurakartaPENANGGUNG

JAWAB:Drs HM Thayyibun

SH MMPENASIHAT:

H Suharno SAg,Drs Muh Hasyim

MPd,Drs H Imron,

Dra Hj Siti AlfiahKETUA REDAKSI:

FuadDEWAN REDAKSI:Abu Bakar, Faqih,

Rais, Bagas, Cholila,M. Kholid, Arief S,

ZamahsyariEDITOR:

Andika, Fatskho,Imansyah

PERCETAKAN:Syaifuddin

KRITIK & SARAN:081804473222

E-MAIL:[email protected]

Daf

tar I

si

Dari RRRRRedakedakedakedakedaksisisisisi

Assalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuhuAlhamdulillahi rabbil ‘alamin, atas segala kemudahan dan nikmat yang

telah diberikan oleh Allah, sehingga dengan izin-Nya, crew ‘Izzuddin bisamenyelesaikan majalah ‘Izzuddin edisi ke-66 ini hingga terbit dan tersalurkanke tangan Shahibuddin semua. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkankepada Nabi Muhammad n dan orang-orang yang mengikuti beliau hinggaakhir zaman.

Sebelumnya, Bang Udin so sorry yaw ... coz ‘Izzuddin kali ini telat nampil.Karena berbagai macam halangan, cobaan, beserta rintangan yang menghadangcrew ‘Izzuddin yang baru ini. So, majalah ‘Izzuddin telat dueh terbitnya ...

Insya Allah dalam kesempatan ini, Bang Udin akan sedikit menjelaskanbeberapa hukum yang berkaitan dengan salah satu dari bulan haram, yaituDzulhijjah yang di dalamnya terdapat banyak sekali hukum-hukum, ketaatan,dan ibadah yang dapat kita lakukan pada bulan tersebut. Sehingga untukmenyambut dan memuliakan bulan tersebut maka selayaknya kita mengetahuidan mempelajari perkara-perkara apa saja yang dapat kita amalkan pada bulantersebut.

Pada edisi kali ini, ada beberapa rubrik yang untuk sementara waktudipending, yaitu rubrik Bid’ah dan Unique. Tapi jangan khawatir, Bang Udinjuga udah menyiapkan penggantinya yaitu rubrik Jejak dan Islam Online. Selainitu, Bang Udin juga memperbanyak pembahasan tentang rubrik Aqidah denganmenambah satu artikel lagi, sehingga terdapat dua artikel di dalam rubrik Aqidah.

Selain di atas, edisi kali ini juga memuat berbagai artikel lainnya, diantaranya: Para Pakar dari Dunia Serangga, Selalu Dalam Pengawasan-Nya,‘Iffah, Cerita dari Perang Yarmuk, Najis, Arti Sebuah Kejujuran, dan masih banyaklagi artikel lainnya yang Insya Allah bermanfaat bagi kita semuanya.

Akhir kata, semoga ‘Izzuddin yang tipis ‘n simple ini bisa berguna di dalammemberikan inspirasi, manfaat, ilmu, ‘n kenangan indah bagi Shahibuddin!Selamat menikmati, membaca, memetik pelajaran, ‘n semoga selalu diberikankemudahan oleh Allah dalam mempelajari ilmu dien!

Wassalaamu’alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

Taushiyah ----------------------------2Fatwa ---------------------------------4Azaz Mulia --------------------------6Aqidah -------------------------------8Fokus ------------------------------- 14Islamuda --------------------------- 17Cuplis ------------------------------ 19Fiqh--------------------------------- 20

Adab Islami ------------------------ 23Jejak ------------------------------- 24Ibroh -------------------------------- 25Nisa’ -------------------------------- 26Tadabbur Alam-------------------- 30Muhasabah ------------------------ 31Islam Online----------------------- 32

j

ISLAM ONLINE

temannya, di antaranya fadhilatusy SyaikhHisyam al-‘Arif –hafizhahullah-, makaberlangsunglah dialog tentang Islam dankeagungannya, kebetulan ketika itu sayamemiliki beberapa pertanyaan yang kemudiandijawab oleh Syaikh.

Setelah itu, saya terus menerusberkomunikasi dengan saudara Amjad yangdengan sabar menjelaskan jawaban atasmayoritas pertanyaan-pertanyaanku. Pada saatseperti itu di depan saya ada dua pilihan, antarasaya mengikuti kebenaran atau menolaknya,dan saya sama sekali tidak sanggup menolakkebenaran tersebut setelah saya meyakinibahwa Islam adalah jalan yang benar.

Pada saat itu juga, saya merasakan bahwawaktu untuk mengucapkan kalimat tauhid dansyahadat telah tiba. Ternyata tiba-tiba saudaraAmjad mendatangiku bertepatan dengan waktudikumandangkannya adzan untuk shalatzhuhur. Waktu itu benar-benar telah tiba,sehingga tiada pilihan bagiku kecuali sayamengucapkan:

Saya bersaksi bahwa tiada sesembahanyang berhak disembah dengan benar kecualiAllah, dan saya bersaksi bahwa Muhammadadalah utusan-Nya

Maka serta merta saudara Amjadmemelukku dengan pelukan yang ramah,seraya memberikan ucapan selamat ataskeIslamanku, kemudian kami sujud syukursebagai ungkapan terima kasih kepada Allahatas anugerah nikmat ini. Kemudian sayadiminta mandi. Sebagaimana hadits Qoish bin‘Ashim, ketika beliau masuk Islam, Rasulullah

36Izzuddin edisi 66 Th. 2008

memerintahkannya untuk mandi dengan airyang dicampur bidara. (HR. An-Nasai, at-Turmudzi dan Abu Dawud. Dishohihkan olehal-Albani dalam al-Irwaa’ (128)) Dan berangkatke al-Masjid al-Aqsho untuk menunaikan shalatZhuhur.

Di tempat tersebut setelah shalat, sayamenemui jamaah shalat dengan syahadat, yaitupersaksian kebenaran dan tauhid yang telahAllah anugerahkan kepadaku. Setelah sayamengetahui bahwa siapa saja yang masukIslam wajib baginya berkhitan, maka segala pujidan anugerah milik Allah, saya tunaikankewajiban berkhitan tersebut sebagai bentukmeneladani bapaknya para nabi, yaitu Ibrahimyang melakukan khitan pada usia 80 tahun(Sebagaimana Rasulullah bersabda: “Ibrahimberkhitan ketika umur 80 tahun dengan ‘al-Qoduum’ (nama alat atau tempat)”. (HR. Al-Bukhori dan Muslim)).

Itulah diriku, saya telah memulai hidupbaru di bawah naungan agama kebenaran,agama yang penuh dengan kasih sayang dancahaya. Saya senantiasa menuntut ilmu agamadari kitab Allah Ta’aala dan sunnah Rasulullahsesuai dengan manhaj (metode) salaf(pendahulu) umat ini, dari kalangan parasahabat beserta siapa saja yang mengikutimereka dengan baik sampai Hari Kiamat.

Segala puji bagi Allah atas anugerah Islamdan as-Sunnah.

Dialihbahasakan oleh Abu Zahro ImamWahyudi Lc. dari majalah ad-Da’wah as-Salafiyah-Palestina edisi perdana,Muharram 1427 H halaman: 21-24.

Page 2: Izzuddin 66

2Izzuddin edisi 66 Th. 2008

kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah merekamenjauhkan diri dari sekelilingmu." (Ali 'Imran: 159)

Dari dalil di atas dapat disimpulkan bahwa kitadiperintahkan oleh Allah untuk berbuat baik terhadapsesama manusia dan memperlakukan mereka sesuaidengan kondisi mereka.

❁ Manusia Dalam HidupBersikap dan menyikapi manusia serta bergaul

bersama mereka membutuhkan ilmu tentang syariat,karena manusia memiliki ragam agama dan aliran sertamemiliki ragam perangai dan tabiat. Secara umummanusia dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan.Yakni golongan orang-orang muslim dan golonganorang-orang kafir. Allah Ta'ala dan Rasul-Nya n telahmengajarkan kepada kita cara bergaul bersama mereka,baik dengan sesama muslim ataupun dengan yang kafir.Sehingga tidak ada lagi alasan untuk salah dalam bergaulbersama mereka, baik yang beriman ataupun yangingkar kepada Allah Ta'ala karena hujjah yang telahditegakkan.

"Yaitu agar orang yang binasa itu binasanya denganketerangan yang nyata dan agar orang yang hidup ituhidupnya dengan keterangan yang nyata (pula).Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi MahaMengetahui." (Al-Anfal: 42)

Ada 3 hal yang harus kita terapkan dalampergaulan kita:

Yang pertama, berteman karena agama adalahsebuah anjuran, dan mencari teman yang baik adalahsebuah perintah. Sementara berteman dengan orangyang tidak baik justru akan membahayakan bagi diridan agamanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telahmenegaskan dalam masalah ini dalam firman-Nya: "Danbersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orangyang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari denganmengharap keridhaan-Nya; dan janganlah keduamatamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkanperhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikutiorang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingatKami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalahkeadaannya itu melewati batas." (Al-Kahfi: 28)

Orang yang beriman kepada Allah Ta'ala dengansebenar-benarnya, memiliki kedudukan yang tinggi disisi-Nya dan mendapatkan derajat yang lebih tinggi di

TAUSHIYAH

❁ Realita Umat Islam...Sebagai jalan hidup dan agama yang

mengemban misi rahmatan lil 'alamin, Islam tentumengatur kaidah bergaul bagi para pemeluknya. Baikitu terhadap sesama muslim maupun pemeluk agamalain. Tidak mengentengkan yakni tidak tenggelamdalam budaya toleransi yang menjebak, namun jugatidak berlebihan semisal melakukan tindak anarkis.Semuanya ini menuntut agar kita bisa memposisikansyariat sebagai landasan pergaulan sehingga bisamerangkul semua perbedaan tersebut dengan caramenyingkirkan sesuatu yang tidak ada syariatnya danmengokohkan yang ada tuntunannya dari Rasulullahn.

Ironisnya, perbedaan itu selama ini justrudijadikan sebuah kebanggaan sebagai bentukkeangkuhan dan kesombongan. Bahkan ada yangsudah dijadikan sebagai ajaran yang harus dianut olehsetiap orang. Akhirnya setiap seruan yang mengajakkepada adab dan akhlaq Islami menjadi sebuah seruanyang tidak berarti. Atau jika ada orang yangmempraktikkan adab bergaul yang Islami justru dicibir,dianggap aneh dan asing, bahkan dilekati tuduhanyang bukan-bukan, atau divonis sebagai orang yangmelakukan pengrusakan dan kehancuran sebagai-mana celaan Fir'aun menanggapi akhlaq dan perilakuserta dakwah Nabi Musa 'alaihissalam:

"Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): 'Biarkanlah aku membunuh Musa danhendaklah ia memohon kepada Rabbnya, karenasesungguhnya aku khawatir dia akan menukaragamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.'" (Ghafir: 26)

Padahal Rasulullah n telah memerintahkan agarsetiap orang berakhlaq di hadapan manusia denganakhlaq yang mulia: "Dan berakhlaqlah kamu kepadamanusia dengan akhlaq yang baik." (HR. At-Tirmidzi)

Bahkan berakhlaq yang baik merupakan tonggakdakwah Rasulullah n: "Sesungguhnya aku diutus olehAllah untuk menyempurnakan akhlaq." (HR. Bukhori)

Bahkan permasalahan akhlaq inilah yangdiwanti-wanti oleh Allah Ta'ala pada dakwah rasul-Nya:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamuberlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya

Saudaraku, Kenalilah Dirimu melewati berbagai negeri, sampai akhirnyasaya tiba di Siria, Lebanon, Oman, dan al-Quds. Saya tinggal di sana seminggu, kemudiansaya kembali ke Italia, maka bertambahlahpertanyaan-pertanyaanku, saya kembali kerumah lalu kubuka Injil.

Pada kesempatan ini, saya merasaberkewajiban untuk membaca Injil daripermulaannya, maka saya memulai dari Taurat,menelusuri kisah-kisah para nabi Bani Israil.Pada tahap ini, mulai nampak jelas di dalamdiriku makna-makna kerasulan hakiki yang Allahmengutus kepadanya, mulailah sayamerasakannya, sehingga muncullah berbagaipertanyaan yang belum saya dapatkanjawabannya, saya berusaha menemukanjawaban atas berbagai pertanyaan tersebut dariperpustakaanku yang penuh dengan buku-buku tentang Injil dan Taurat.

Pada saat itu, saya teringat suara adzanyang pernah kudengar ketika berkeliling keberbagai negeri serta pengetahuanku bahwakaum muslimin beriman terhadap Tuhan yangsatu, tiada sesembahan yang berhak disembahselain Dia. Dan inilah yang dulu saya yakini,maka saya berkomitmen: Saya harusberkenalan dengan Islam, kemudian mulailahkukumpulkan buku-buku tentang Islam, diantara yang saya miliki adalah terjemahan al-Qur’an dalam bahasa Italia, yang pernah sayabeli ketika berkeliling ke berbagai negeri.

Setelah kutelaah buku-buku tersebut,saya berkesimpulan bahwa Islam tidak sepertiyang dipahami oleh mayoritas orang-orangbarat, yaitu sebagai agama pembunuh,perampok, dan teroris akan tetapi yang sayadapati adalah Islam itu agama kasih sayang danpetunjuk, serta sangat dekat dengan maknahakiki dari Taurat dan Injil.

Kemudian saya putuskan untuk kembalike al-Quds, karena saya yakin bahwa al-Qudsadalah tempat turunnya kerasulan terdahulu,akan tetapi kali ini saya menaiki pesawatterbang dari Italia menuju al-Quds. Saya turundi tempat turunnya para pendeta dan peziarahdi bawah panduan hause bus Armenia didaerah negeri kuno. Di dalam tasku, saya tidakmembawa sesuatu kecuali sedikit pakaian,terjemahan al-Qur’an, Injil dan Taurat.Kemudian saya mulai membaca lebih banyaklagi dan lebih banyak lagi, sayamembandingkan kandungan al-Qur’an denganisi Taurat dan Injil, sehingga saya berkesimpulanbahwa kandungan al-Qur’an sangat dekatdengan ajaran Musa dan Isa ‘alaihimassalaamyang asli.

Selanjutnya, saya mulai berdialog dengankaum muslimin untuk menanyakan kepadamereka tentang Islam, sampai akhirnya sayabertemu dengan sahabatku yang mulia WasiimHujair, kami berbincang-bincang tentangIslam. Saya juga banyak bertemu denganteman-teman, mereka menjelaskan kepadasaya tentang Islam. Setelah itu, saudaraWasiim mengatakan kepadaku bahwa dia akanmengadakan suatu pertemuan antara sayadengan salah seorang dari teman-temannyapara da’i.

Pertemuan itu berlangsung dengansaudara yang mulia, Amjad Salhub, kemudianterjadilah perbincangan yang bagus tentangagama Islam. Di antara perkara yang palingmempengaruhiku adalah kisah sabahat yangmulia, Salman al-Farisi, karena di dalamnya adakemiripan dengan ceritaku tentang pencarianhakekat kebenaran.

Kami berkumpul lagi dalam pertemuanyang lain dengan saudara Amjad beserta teman-

35Izzuddin edisi 66 Th. 2008

ISLAM ONLINE

Page 3: Izzuddin 66

3Izzuddin edisi 66 Th. 2008

sisi-Nya. Sebagaimana firman Allah: "Allah akanmeninggikan orang-orang yang beriman di antara kaliandan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan denganbeberapa derajat." (Al-Mujadalah: 11)

Orang yang beriman kepada Allah tentu akanmenganggap bahwasanya sesama muslim itu adalahsaudara dan berusaha mendamaikan bila terjadiperselisihan di antara mereka. Hal ini diterangkan Allahdalam Al Quranul-Karim: "Orang-orang beriman itusesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah(perbaikilah hubungan) antara kedua saudara kalianitu dan takutlah terhadap Allah, supaya kalian mendapatrahmat." (Al-Hujurat: 10)

Rasulullah n bersabda: "Perumpamaan persau-daraan orang-orang yang beriman bagaikan sebuahbangunan yang sebagiannya menguatkan yang lain."(HR. Bukhari-Muslim)

Yang kedua, teman sangat memengaruhi baiktidaknya agama seseorang dan berpengaruh pulaterhadap kebahagiaan dunia dan akhirat. Kisah kematianAbu Thalib paman Rasulullah n tentu bukanlah rahasialagi. Diceritakan bahwa dia memilih tetap bersamaagama nenek moyangnya, padahal Rasulullah n disamping ranjang kematiannya megucapkan kalimat Laailaha illallah. Ini dikarenakan mengultuskan ajaran nenekmoyang dan salah dalam memilih teman bergaul. Olehkarena itu, Rasulullah n memperingatkan agar kitaberhati-hati dalam mencari teman.

Kita dapat mengumpamakan dengan kemungkinankita jika berteman dengan tukang minyak wangi.(Pertama) engkau membeli wewangian darinyasehingga engkau menjadi wangi, (kedua) diamemberimu, atau (ketiga) engkau mencium bau yangharum. Sebaliknya jika engkau berteman dengan tukangpandai besi hanya ada dua kemungkinan: dia akanmembakar pakaianmu dengan percikan api tersebut,atau engkau mencium bau yang tak sedap. Perum-pamaan ini menggambarkan bahwa kita harus pandai-pandai dalam memilih teman pergaulan. Rasulullahn bersabda: "Seseorang sesuai dengan agama / adatkebiasaan temannya, maka lihatlah teman bergaulnya."(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Orang yang bermaksiat kepada Allah Ta'alatentunya jangan dijadikan sebagai teman hidup kecualidalam batasan agama, seperti mendakwahi mereka danmengajak untuk meninggalkan kebiasaan mereka yangjelek.

Yang ketiga, orang awam membutuhkan bantuansaudara seiman mereka untuk mengajari merekabimbingan agama. Bukan untuk dihakimi dan divonis

bila melakukan kesalahan di atas ketidaktahuan mereka,namun untuk diingatkan dan dibimbing ke jalan yangbenar. Rasulullah n bersabda: "Agama itu adalahnasihat." Mereka berkata: "Bagi siapa, ya Rasulullah?"Beliau bersabda: "Bagi Allah, bagi kitab-kitab-Nya, bagirasul-rasul-Nya, bagi pemimpin kaum muslimin danorang umum mereka." (HR. Muslim)

Bila kita salah bersikap terhadap mereka,dikhawatirkan mereka menjauh dari kebenaran bahkanfobia terhadapnya. Bila hal itu terjadi karena diri kita,dapat menyebabkan kita terjatuh ke dalam dosa,sebagaimana telah diperingatkan oleh Rasulullah nkepada Mu'adz bin Jabal z dan Abu Musa Al-Asy'ariz: "Berilah mereka kabar gembira dan jangan engkaumenyebabkan mereka lari (dari kebenaran)."

Orang-orang awam yang berbuat dosa (karenakeawamam mereka) tidak akan diancam siksa oleh Allahkecuali jika perbuatan tersebut disebabkan oleh 3perkara:1. Disebabkan menyombongkan diri; dengan tidak

mau mempelajari kebenaran atau sombong dihadapan kebenaran, maka kejahilan yangdisebabkan hal ini tidak akan diampuni oleh AllahTa'ala bila dia terjatuh dalam kemaksiatankarenanya.

2. Disebabkan mengentengkan dan meremehkanpengajaran ilmu agama yang benar sehingga tidakmau mempelajarinya terlebih mengamalkannya.

3. Disebabkan berpaling dari mempelajari ilmuagama sehingga bila dia terjatuh dalampenyelisihan karena kejahilannya, maka tidakakan dimaafkan.Bergaul bersama mereka dalam tiga sebab

kejahilan ini harus ekstra hati-hati dan harusmenjauhkan diri dari mereka, karena mereka tidakakan mendatangkan kebaikan sedikitpun bagi agama.Dalam bergaul bersama orang yang benar-benar awam,Rasulullah n menjadi uswatun hasanah dalam hal ini.Abu Hurairah z mengisahkan: Dari Abu Hurairahberkata: Seorang Badui kencing di masjid, lalu orang-orang bangkit untuk memukulnya (dalam riwayat yanglain mereka menghardiknya). Rasulullah berkata:"Biarkan dia, tuangkan air di atas kencingnya atau satuember dari air karena sesungguhnya kalian diutussebagai pemberi kemudahan bukan memberikankesulitan." (HR. Al-Bukhari)

Oleh karena itu, senantiasalah kita sebagaipenerus perjuangan Rasulullah untuk selalumemperhatikan langkah.

ISLAM ONLINE

berbicara dengan siapapun, saya hanyamembaca dan beribadah.

Sekitar tiga tahun, saya senantiasaberpindah-pindah dari satu ad-dir ke ad-dir yanglain. Saya membaca dan beribadah, berbedadengan para pendeta yang mereka tidak bisameninggalkan ad-dir mereka, karena saya tidakpernah memberikan janji untuk menjadiseorang pendeta di suatu ad-dir tertentu, danjanji tersebut akan menghalangiku untuk keluarmasuk darinya.

Setelah itu, saya memutuskan untukberkeliling ke pelbagai negeri, maka sayamemulai perjalanan panjangku dari Italiamelalui Slovania, Hungaria, Nimsa, Romania,Bulgaria, Turki, Iran, Pakistan, dari sanamenuju India. Semua perjalanan ini sayatempuh melalui jalur darat. Saya mendengarsuara adzan di Turki, dan saya sudah pernahmendengarnya di Kairo (Mesir) padaperjalananku sebelumnya, akan tetapi kali inisangat berkesan, sehingga saya mencintainya.

Dalam perjalanan pulang, saya bertemudengan seorang muslim Syi’ah di perbatasanIran dan Pakistan. Dia dan temannyamenjamuku dan mulai menjelaskan kepadakutentang Islam versi Syi’ah. Keduanyamenyebutkan Imam Duabelas dan merekatidak menjelaskan kepadaku tentang Islamdengan sebenarnya, bahkan merekamenfokuskan pada ajaran Syi’ah dan Imam Ali,serta tentang penantian mereka terhadapseorang Imam yang ikhlas, yang akan datanguntuk membebaskan manusia.

Semua diskusi tesebut sama sekali tidakmenarik perhatianku, dan saya belummendapatkan jawaban atas berbagaipertanyaanku dalam rangka mencari hakekatkebenaran. Orang Syi’ah itu menawarkan

kepadaku untuk mempelajari Islam di kotaQum, Iran, selama tiga bulan tanpa dipungutbiaya, akan tetapi saya memilih untukmelanjutkan perjalananku dan kutinggalkanmereka.

Kemudian saya menuju India, dan ketikasaya turun dari kereta, pertama yang kulihatadalah manusia yang membawa kendi-kendidi pagi hari sekali dengan berlari-lari kecilmenuju ke dalam kota, maka kuikuti merekadan saya melihat mereka berthowafmengelilingi sapi betina yang terbuat dariemas, ketika itu saya sadar bahwa Indiabukanlah tempat yang kucari.

Setelah itu, saya kembali ke Italia dandirawat di rumah sakit selama sebulan penuh.Hampir saja saya meninggal dikarenakanpenyakit yang saya derita ketika di India, akantetapi Allah telah menyelamatkanku.Alhamdulillah.

Saya keluar dari rumah sakit menujurumah, dan mulailah saya berpikir tentanglangkah-langkah yang akan saya ambil setelahperjalanan panjang ini, maka saya memutuskanuntuk terus dalam jalanku mencari hakekatkebenaran. Saya kembali ke ad-dir dan mulailahkujalani kehidupan seorang pendeta di sebuahad-dir di Roma. Pada waktu itu, saya telahdiminta oleh para pembesar pendeta di sanauntuk memberikan kalimat dan janji. Padamalam itu, saya berpikir panjang, dan keesokanharinya saya memutuskan untuk tidakmemberikan janji kepada mereka, lalukutinggalkan ad-dir tersebut.

Saya merasa ada sesuatu yangmendorongku untuk keluar dari ad-dir, setelahitu saya menuju al-Quds karena saya berimanakan kesuciannya. Maka mulailah sayaberpergian menuju al-Quds melalui jalur darat

34Izzuddin edisi 66 Th. 2008

Page 4: Izzuddin 66

4Izzuddin edisi 66 Th. 2008

FATWA

HUKUM SHALAT DI MASJID YANG DIDALAMNYA ADA KUBURANNYA ATAU DIHALAMANNYA ATAU DI ARAH KIBLATNYA

Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah binBaz :

Jika di dalam masjid tersebut terdapatkuburan, maka tidak sah shalat di dalamnya. Baikkuburan tersebut di belakang orang-orang shalatmaupun di depan mereka, baik di sebelah kananmaupun di sebelah kiri mereka, hal iniberdasarkan sabda Nabi n: “Allah melaknat kaumYahudi dan kaum Nashrani karena merekamenjadikan kuburan - kuburan para Nabi merekasebagai tempat-tempat ibadah” [Al-Bukhari danMuslim]

Dan berdasarkan sabda Nabi n :“Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelumkalian telah menjadikan kuburan– kuburan paraNabi mereka dan orang-orang shalih merekasebagai tempat ibadah. Ketahuilah, makajanganlah kamu menjadikan kuburan sebagaimasjid (tempat ibadah), sesungguhnya akumelarang kamu dari hal itu” [HR.Muslim]

Lain dari itu, karena shalat di kuburan itutermasuk sarana syirik dan sikap berlebihanterhadap penghuni kubur, maka kita wajibmelarang hal tersebut, sebagai pengamalanterhadap hadits tersebut di atas dan hadits-haditslainnya yang semakna, serta untuk menutup pintupenyebab syirik.

HUKUM SHALAT DI MASJID YANG ADAKUBURANNYA

Jawaban Oleh Syaikh Muhammad binShalih Al-Utsaimin:

Jika masjid tersebut dibangun di ataskuburan, maka shalat di situ hukumnya haram,dan itu harus dihancurkan, sebab Nabi n telah

melaknat kaum Yahudi dan Nashrani karenamereka menjadikan kuburan-kuburan para Nabimereka sebagai masjid-masjid, hal ini sebagaiperingatan terhadap apa yang mereka perbuat.

Jika masjid itu telah dibangun lebih duludaripada kuburannya, maka kuburan itu wajibdikeluarkan dari masjid, lalu dikuburkan dipekuburan umum, dan tidak ada dosa bagi kitadalam situasi seperti ini ketika membongkarkuburan tersebut, karena mayat tersebut dikuburdi tempat yang tidak semestinya, sebab masjid-masjid itu tidak halal untuk menguburkan mayat.

Shalat di masjid (yang ada kuburannya) yangdibangun lebih dulu daripada kuburannyahukumnya sah dengan syarat kuburan tersebuttidak berada di arah kiblat sehingga seolah-olahorang shalat ke arahnya, karena Nabi n melarangshalat menghadap kuburan. Rasulullah bersabda:“Janganlah kalian duduk-duduk di atas kuburan danjangan pula shalat menghadapnya” [HR Muslim] .Jika tidak mungkin membongkar kuburan tersebut,maka bisa dengan menghancurkan pagarmasjidnya.

HIKMAH DIMASUKKANNYA KUBURANRASULULLAH n KE DALAM MASJID

Jawaban Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah binBaz:

Telah diriwayatkan dari Rasulullah n ,bahwa beliau besabda: “Allah melaknat kaumYahudi dan kaum Nashrani karena merekamenjadikan kuburan-kuburan para Nabi merekasebagai masjid.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Dan telah diriwayatkan dari ‘Aisyahradhiyallahu ‘anha, bahwa Ummu Salamah danUmmu Habibah menceritakan kepada Rasulullah

Saya bersaksi bahwa tiada sesembahanyang berhak disembah dengan benar kecualiAllah, dan saya bersaksi bahwa Muhammadadalah utusan-Nya

Inilah kalimat tauhid, kalimat yang baik,kunci surga. Kalimat inilah stasiun pertama darijalan panjang yang penuh dengan onak danduri, kalimat taqwa bukanlah kalimat yangmudah bagi seorang insan yang inginmenggerakkan lisannya untuk mengucap-kannya, demikian juga ketika dia inginmengeluarkannya dari hatinya yang palingdalam. Karena, ketika seorang insan inginmengeluarkannya dari hatinya yang palingdalam, maka dia harus mengetahui terlebihdahulu, bahwa kalimat itu keluar dengan seizinAllah Ta’aala.

Demikianlah yang dialami oleh Ibrahim(dulu bernama Danial) -semoga Allahmemeliharanya, meluruskannya di atas jalankeistiqomahan, serta menutup lembaranhidupnya diatas Islam-.

Inilah dia yang akan menceritakan kepadakita, bagaimana dia meninggalkan agamakaumnya (Nashrani) menuju Islam, danbagaimana dia telah mengorbankan kekayaanayahnya serta kemewahan hidupnya, di suatujalan (hakekat terbesar), demi mencarikebebasan akal dan jiwa.

Ibrahim (dulu bernama Danial) -semogaAllah memeliharanya, dan mengokohkannyadi atas jalan keistiqomahan- menceritakan:

Saya adalah seorang lelaki dari keluargaRoma, seorang anak dari keluarga kaya, semasakecil, saya hidup dengan kemewahan dan

kemakmuran. Demikianlah, kulalui masakecilku. Ketika masa remaja pun, saya banyakmenghabiskan waktu dengan kemewahanbersama teman-temanku, ketika itu sayamemiliki sebuah mobil mewah dan uang,sehingga saya bisa memiliki segala sesuatu dantidak pernah kekurangan.

Akan tetapi sejak kecil, saya senantiasamerasa bahwa dalam kehidupan ini ada yangkurang, dan saya yakin bahwa ada sesuatu yangsalah di dalam hidupku, serta suatu kekosonganyang harus kupenuhi, karena semua saranakehidupan ini bukanlah tujuanku. Saya mulaitertarik dengan agama, dan mulailah kubacaInjil, pergi ke gereja, serta kusibukkan dirikudengan membaca buku-buku agama Kristen.Dari buku-buku yang kubaca tersebut, mulaikudapatkan sebagian jawaban atas berbagaipertanyaanku, akan tetapi tetap saja belumsempurna.

Dahulu, saya bangun pagi setiap hari danpergi ke pantai, saya merenungi laut sambilmembaca buku-buku dan beribadah. Setelahdua bulan dari permulaan hidupku ini, sayamerasa mantap bahwa saya tidak mampu terusmenerus menjalani hidupku seperti biasanyasetelah beragama. Ketika itu, saya mendatangiayahku dan kukabarkan kepadanya bahwa sayatidak bisa melanjutkan bekerja dengannya.Saya juga pergi mendatangi ibu dan saudari-saudariku dan kukabarkan kepada merekabahwa saya telah mengambil keputusan untukmeninggalkan mereka.

Kemudian kusiapkan tasku, lalu naikkereta tanpa kuketahui ke mana saya hendakpergi, hingga saya tiba di kota Polon, kemudiansaya masuk ke ad-dir (Istilah untuk gereja yangterpencil di pedalaman. – pent.) di sana, lalunaik gunung yang tinggi. Saya menetap digunung selama kira-kira sebulan, saya tidak

ISLAM ONLINE

33Izzuddin edisi 66 Th. 2008

Page 5: Izzuddin 66

5Izzuddin edisi 66 Th. 2008

n tentang suatu gereja yang pernah mereka lihatdi negeri Habasyah termasuk gambar-gambar yangada di dalamnya, lalu Rasulullah n bersabda:“Mereka adalah kaum yang apabila seorang hambayang shalih di antara mereka meninggal atau seoranglaki-laki yang shalih, mereka membangun masjiddi atas kuburannya dan membuat gambar-gambaritu di dalamnya. Mere-ka itu adalah seburuk-buruk makhluk di sisiAllah” [HR. Bukhari danMuslim]

D i r i w a y a t k a noleh Muslim dalamkitab Shahihnya, dariJundab bin Abdillah Al-Bajali, ia berkata, akumendengar Rasulullahn bersabda:“Sesungguhnya AllahTa’ala telah menjadikanku sebagai kekasihsebagaimana Ia telah menjadikan Ibrahim sebagaikekasih. Seandainya aku (dibolehkan) mengambilkekasih dari antara umatku, tentu aku mejadikanAbu Bakar sebagai kekasih. Ketahuilah,sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telahmenjadikan kuburan - kuburan para Nabi merekadan orang-orang shalih mereka sebagai masjid-masjid. Ingatlah, janganlah kalian menjadikankuburan-kuburan sebagai masjid-masjid,sesungguhnya aku melarang kalian melakukan itu.”[HR. Muslim]

Diriwayatkan oleh Imam Muslim juga, dariJabir z, ia berkata: “Rasulullah n melarangmenghiasi kuburan dan duduk-duduk di atasnyaserta membuat bangunan di atasnya.” [HR.Muslim]. Hadits-hadits shahih ini, dan hadits-hadits lain yang semakna menunjukkan haramnyamembuat masjid di atas kuburan dan terlaknatnyaorang yang melakukannya, serta haramnyamembuat kubah-kubah dan bangunan di ataskuburan, karena hal itu merupakan faktor-faktorkesyirikan dan penyembahan terhadap para

penghuninya, sebagaimana yang pernah terjadidahulu dan sekarang. Maka yang wajib atas kaummuslimin di mana saja adalah waspada terhadapapa yang telah dilarang oleh Rasulullah n, jangansampai terperdaya oleh perbuatan orang lain,karena kebenaran adalah ketika menemukankesesatan seorang mukmin, maka hendaklah

menuntunnya, dankebenaran itu dapatdiketahui dengan dalildari Al-Quran dan As-Sunnah, bukan ber-dasarkan pendapatdan perbuatanmanusia.

Rasulullah n dankedua sahabatnyatidak dikubur didalam masjid, akantetapi di kubur di

rumah Aisyah, namun ketika perluasan masjidpada masa Al-Walid bin Abdul Malik di akhir abadpertama hijriyah, rumah tersebut dimasukkan kedalam masjid (termasuk dalam wilayah perluasanmasjid). Demikian ini tidak dianggap menguburdi dalam masjid, karena Rasulullah n dan keduasahabatnya tidak dipindahkan ke tanah masjid,tetapi hanya memasukkan rumah Aisyah, tempatmereka di kubur, ke dalam masjid untukperluasan.

Jadi hal ini tidak bisa dijadikan alasan olehsiapapun untuk membolehkan membuatbangunan di atas kuburan atau membangunmasjid di atasnya atau menguburkan mayat didalam masjid, karena adanya hadits-hadits yangmelarang hal tersebut, sebagaimana yang telahsaya sebutkan tadi. Apa yang dilakukan oleh Al-Walid dalam hal ini tidak berarti menyelisihisunnah yang telah pasti dari Rasulullah n.

Hanya Allah lah yang mampu memberipetunjuk.

32Izzuddin edisi 66 Th. 2008

Segala puji bagi Allah.Semoga shalawat serta salamtetap terlimpahkan atasRasulullah, keluarga, dan parasahabatnya, serta siapa saja yangmengikuti sunnahnya danmenjadikan ajarannya sebagaipetunjuk sampai Hari Kiamat.

Sejarah Islam, baik yang dulumaupun sekarang senantiasamenceritakan kepada kita,contoh-contoh indah dari orang-orang yang mendapatkanpetunjuk, mereka memilikisemangat yang begitu tinggi dalammencari agama yang benar. Untukitulah, mereka mencurahkansegenap jiwa dan mengorbankanmilik mereka yang berharga,sehingga mereka dijadikanpermisalan, dan sebagai bukti bagiAllah atas makhluk-Nya.

Sesungguhnya siapa sajayang bersegera mencarikebenaran, berlandaskankeikhlasan karena Allah Ta’aala,

pasti Dia ‘Azza Wa Jalla akan menunjukinyakepada kebenaran tersebut, dan akandianugerahkan kepadanya nikmat terbesar dialam nyata ini, yaitu kenikmatan Islam.Semoga Allah merahmati syaikh kami al-Albaniyang sering mengulang-ngulangi perkataan:

Segala puji bagi Allah atas nikmat Islamdan as-SunnahDiantara kalimat mutiara ulama salaf

adalah:

Sesungguhnya di antara nikmat Allah atasorang ‘ajam (asing / non Arab) dan pemudaadalah ketika dia beribadah bertemu denganpengibar sunnah, kemudian dia membim-bingnya kepada sunnah Rasulullah.

Perjalanan PanjangMencari kebenaranKisah Islamnya Pendeta Roma

ISLAM ONLINE

Page 6: Izzuddin 66

6Izzuddin edisi 66 Th. 2008

Pengertian As-SunnahYang dimaksud As-Sunnah di sini adalah

Sunnah Nabi, yaitu segala sesuatu yang bersumberdari Nabi Muhammad berupa perkataan,perbuatan, atau persetujuannya (terhadapperkataan atau perbuatan para sahabatnya) yangditujukan sebagai syari’at bagi umat ini. Termasukdi dalamnya apa saja yang hukumnya wajib dansunnah sebagaimana yang menjadi pengertianumum menurut ahli hadits.

Juga ‘segala apa yang dianjurkan yang tidaksampai pada derajat wajib’ dan yang kedua iniyang menjadi istilah ahli fiqih.

As-Sunnah atau Al-Hadits merupakan wahyukedua setelah Al-Qur’an sebagaimana disebutkandalam sabda Rasulullah: “Ketahuilah, sesungguhnyaaku diberi Al-Qur`an dan (sesuatu) yang serupadengannya.”-yakni As-Sunnah- (HR. Abu Dawud ,Imam Ahmad, Shahih)

Para ulama juga menafsirkan firman Allah:“… dan supaya mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah” (Al Baqarah: 129), ImamAs-Syafi`i berkata: “Setiap kata Al-Hikmah dalamAl-Qur`an yang dimaksud adalah As-Sunnah.”Demikian pula yang ditafsirkan oleh para ulamayang lain.

As-Sunnah Terjaga Sampai Hari KiamatDi antara pengetahuan yang sangat penting,

namun banyak orang melalaikannya yaitu bahwaAs-Sunnah termasuk dalam kata ‘Adz-Dzikr’ yang

termaktub dalam firman Allah di dalam Al-Qur`ansurat al-Hijr ayat 9, yang terjaga dari kepunahandan ketercampuran dengan selainnya, sehinggadapat dibedakan mana yang benar-benar As-Sunnah dan mana yang bukan.

Dalil-dalil yang Menunjukkan TerpeliharanyaAs-Sunnah:

Pertama:Firman Allah: “Sesungguhnya Kami-lah yang

menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kamibenar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)

Adz-Dzikr dalam ayat ini mencakup Al-Qur’an dan -bila diteliti dengan cermat-mencakup pula As-Sunnah. Sangat jelas dan tidakdiragukan lagi bahwa seluruh sabda Rasulullahyang berkaitan dengan agama adalah wahyu dariAllah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:“Dan tiadalah yang diucapkannya (Muhammad) itumenurut kemauan hawa nafsunya.” (An-Najm: 3).Tidak ada perselisihan sedikit pun di kalanganpara ahli bahasa atau ahli syariat bahwa setiapwahyu yang diturunkan oleh Allah merupakanAdz-Dzikr. Dengan demikian, sudah pasti bahwayang namanya wahyu seluruhnya berada dalampenjagaan Allah; dan termasuk di dalamnya As-Sunnah.

Segala apa yang telah dijamin oleh Allahuntuk dijaga, tidak akan punah dan tidak akanterjadi penyelewengan sedikitpun. Bila ada sedikitsaja penyelewengan, niscaya akan dijelaskan

As-Sunnah, Wahyu KeduaSetelah Al-Qur‘an

AZAZ MULIA

31Izzuddin edisi 66 Th. 2008

MUHASABAH

Kala hati berdzikir kepada-NyaAtau hati berniat tuk maksiat,Kala diri berzina, mengingkari-NyaAtau diri bergegas tuk bertaubatPandang-Nya meliputi seluruhnya,

semuanyaDia bersama kamu di mana saja kamu

berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamukerjakan. (Al Hadiid: 4)

Bicara mengenai kepengawasan, makapuasa Ramadhan-lah yang sepertinya lebih tepatuntuk dijadikan contoh. Sebab, siapakah yangmengetahui bahwa seseorang itu berpuasa selainAllah dan orang itu sendiri?

Mungkin saja seseorang di siang hari (dibulan Ramadhan -pen) nampak lesu, lemah dantak berdaya; yakni mempunyai tanda-tandalahiriah bahwa dia adalah sesorang yang sedangberpuasa. Namun tentu saja hal itu tidaklah meru-pakan jaminan bahwa dia benar-benar berpuasa.Sebab, mungkin saja dia melakukan sesuatu yangmembatalkan puasa ketika sedang sendirian.Misalnya saja dengan meneguk segelas air.

Sebaliknya, dapat terjadi pula seseorang yangnampak sehat dan tetap bersemangat, biarpunhari telah sampai di pertengahan. Tetapi justrudialah yang sedang berpuasa, dan tetap teguhmempertahankan diri dari godaan yang membuatpuasanya batal.

Siapa yang tahu, selain Allah dan dirinya sendiri?Saudaraku..Sikap yang diperagakan oleh orang yang

berpuasa sejati mengambarkan betapa kuatnyasemangat dalam pengawasan Allah. Dan sikapseperti itu mengandung beberapa rahasia, diantaranya yaitu:

Pertama, orang yang merasa selalu diawasiAllah, dia akan senantiasa merasa terjaga dariperbuatan maksiat.

Bagaimana dia akan mencontek, jika niatuntuk mencontek saja Allah sudah tahu?

Bagaimana dia bisa ber-ZINA dihadapanDzat Yang Maha Melihat??

Kedua, orang yang merasa selalu dalampengawasan Allah akan memiliki rasapengharapan yang tinggi (optimisme).

Bagaimana tidak optimis, jika “Kemana sajakamu menghadap, maka di sanalah wajah Allah”(Al Baqarah:115).

Di mana saja dia berada, Allah selalu mem-perhatikannya, dan pasti akan menolongnya??

Ketiga, orang yang merasa selalu dalampengawasan Allah, akan menemukan rahasiakeikhlasan. Bukankah keikhlasan dibangundengan membangun “jembatan” langsung antarahamba dengan Tuhan? Orang yang ikhlas tidakmembutuhkan pamrih manusia dan akan selalumelakukan yang terbaik dalam hidupnya. Dalamkeyakinannya, pengawasan oleh Allah jauh sangatberharga dibanding penglihatan manusia. Jadi,dalam pikirannya..

Mengapa berbuat harus diperlihatkankepada manusia, jika Yang Maha Teliti sendirisecara langsung akan selalu melihatnya??

Dalam suatu hadits, Rasulullah pernahditanyai Jibril tentang ihsan, maka jawabanRasulullah adalah: “… Hendaklah engkauberibadah kepada Allah seakan-akan engkaumelihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidakdapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Diamelihat engkau …” (HR Muslim).

Wallahu ‘alam

Page 7: Izzuddin 66

7Izzuddin edisi 66 Th. 2008

kebatilan penyelewengan tersebut sebagaikonsekuensi dari penjagaan Allah. Karenaseandainya penyelewengan itu terjadi sementaratidak ada penjelasan akan kebatilannya, hal itumenunjukkan ketidak akuratan firman Allah yangtelah menyebutkan jaminan penjagaan. Tentu sajayang seperti ini tidak akan terbetik sedikitpun padabenak seorang muslim yang berakal sehat.

Jadi, kesimpulannya adalah bahwa agamayang dibawa oleh Muhammad ini pasti terjaga.Allah sendirilah yang bertanggung jawabmenjaganya; dan itu akan terus berlangsung hinggaakhir kehidupan dunia ini.

Kedua:Allah menjadikan Muhammad sebagai

penutup para Nabi dan Rasul, serta menjadikansyari’at yang dibawanya sebagai syari’at penutup.Allah memerintahkan kepada seluruh manusiauntuk beriman dan mengikuti syari’at yang dibawaoleh Muhammad sampai Hari Kiamat, yang halini secara otomatis menghapus seluruh syari’atselainnya. Dan adanya perintah Allah untukmenyampaikannya kepada seluruh manusia,menjadikan syari’at agama Muhammad tetapabadi dan terjaga. Adalah suatu kemustahilan,Allah membebani hamba-hamba-Nya untukmengikuti sebuah syari’at yang bisa punah. Sudahkita maklumi bahwa dua sumber utama syari’atIslam adalah Al-Qur‘an dan As-Sunnah. Maka bilaAl-Qur’an telah dijamin keabadiannya, tentu As-Sunnah pun demikian.

Ketiga:Seorang yang memperhatikan perjalanan

umat Islam, niscaya ia akan menemukan buktiadanya penjagaan As-Sunnah. Di antaranyasebagai berikut:(a) Perintah Nabi kepada para sahabatnya agar

menjalankan As-Sunnah.(b) Semangat para sahabat dalam menyam-

paikan As-Sunnah.(c) Semangat para ulama di setiap zaman dalam

mengumpulkan As-Sunnah dan menelitinyasebelum mereka menerimanya.

(d) Penelitian para ulama terhadap paraperiwayat As-Sunnah.

(e) Dibukukannya Ilmu Al Jarh wa At Ta’dil. (Ilmu

yang membahas penilaian para ahli haditsterhadap para periwayat hadits, baikberkaitan dengan pujian maupun celaan)

(f) Dikumpulkannya hadits–hadits yang cacat,lalu dibahas sebab-sebab cacatnya.

(g) Pembukuan hadits-hadits dan pemisahanantara yang diterima dan yang ditolak.

(h) Pembukuan biografi para periwayat haditssecara lengkap.

Wajib merujuk kepada As-Sunnah dan harammenyelisihinya

Tidak boleh seorang pun melawan As-Sunnah dengan pendapat, ijtihad maupun qiyas.Imam Syafi’i rahimahullah di akhir kitabnya, Ar-Risalah berkata: “Tidak halal menggunakan qiyastatkala ada hadits (shahih).” Kaidah Ushulmenyatakan: “Apabila ada hadits (shahih) makagugurlah pendapat” dan juga kaidah: “Tidak adaijtihad apabila ada nash yang (shahih).”

Perintah Al-Qur‘an agar berhukum dengan As-Sunnah

Firman Allah: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki maupun perempuan mu’min, apabila Allah danRasul-Nya menetapkan suatu ketetapan dalamurusan mereka, mereka memilih pilihan lain.Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya,sungguh dia telah nyata-nyata sesat.” (Al Ahzab:36)

Hadits yang memerintahkan agar mengikutiNabi dalam segala hal diantaranya:

Abu Hurairah mengatakan bahwaRasulullah bersabda: ”Aku tinggalkan dua perkarauntuk kalian. Selama kalian berpegang teguhdengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidakakan terpisah keduanya sampai keduanyamendatangiku di haudh (Sebuah telaga di surga).”(HR. Al-Hakim,Imam Malik ,shahih).

Maraji :Al-Hadits Hujjatun bi nafsihi fil Aqaid wa AlAhkam, karya as-Syaikh MuhammadNashiruddin Al-Albani, cet. III/1400 H, Ad-Dar As-Salafiyah, Kuwait.

AZAZ MULIA

30Izzuddin edisi 66 Th. 2008

TADABUR ALAM

Sistem pertahanan diri, perkembangbiakandan berburu yang sangat rumit dari seranggamenunjukkan kalau semua sistem tersebutdiciptakan oleh satu-satunya Pencipta yang MahaAgung. Desain mengagumkan pada seranggaadalah bukti keberadaan Allah dan ciptaan-Nyayang sempurna.

Dan pada penciptaan kamu dan padabinatang-binatang yang melata yang bertebaran(di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaanAllah) untuk kaum yang meyakini. (Al-Jaatsiyah: 4)

Kumbang Pembom: “Pakar Senjata Kimia”Bombardier beetle atau yang sering

Sohibbudin kenal dengan sebutan ‘KumbangPembom’ adalah serangga yang udah dijadikanobyek bagi sejumlah besar penelitian. Yangmenjadikan serangga ini teramat sangat populeradalah senjata kimia yang sangat canggih dalamtubuhnya yang panjangnya sekitar 2 cm. Kalaumerasa terancam oleh binatang kecil lain, larutanpanas mendidih dan pedih terbentuk dalamtubuhnya. Kemudian serangga ini menyem-protkan zat kimia tersebut ke arah musuh lewatlubang di bagian belakang tubuhnya. Ketikamenghalau musuh dengan cara ini, kumbangpembom sendiri tidak sadar betapa menakjubkanperilaku yang ia tunjukkan. Senjata kimia iniadalah hasil reaksi kimia berantai sangat rumityang terjadi dalam tubuh serangga tersebut.

Sejumlah organ khusus yang disebut kantungsekresi, menghasilkan cairan sangat pekat yangmerupakan campuran dua zat kimia, yaituhidrogen peroksida dan hidroquinon. Campuranini terus ditempatkan pada bilik penyimpananyang disebut dengan collecting vesicle atau kantungpengumpul. Kantung pengumpul ini dihubung-kan dengan ruangan yang kedua yang dinamakanbilik ledakan.

Waktu kumbang merasa dalam bahaya, iamenegangkan otot-otot di sekeliling bilikpenyimpanan tersebut dan bilik ini tiba-tibaberkontraksi. Secara bersamaan, saluran yangmenghubungkan bilik penyimpanan dengan bilikledakan terbuka. Sehingga larutan kimiaterdorong dan memasuki bilik ledakan. Segerasetelah itu, saluran bilik ledakan menutup. Ketikalarutan kimia ini bercampur dengan katalis enzimyang dikeluarkan oleh kelenjar ektodermal yangmenempel pada bilik ledakan, reaksi berantaiterjadi. Reaksi-reaksi ini menghasilkan panasdalam jumlah besar, sehingga suhu larutan naikhingga mencapai titik didih. Otot-otot di sekelilingpipa yang mengarah keluar dari tubuh kumbang,memungkinkan semburan uap untuk diarahkanke sumber bahaya tersebut. Dan kumbangmembakar musuhnya dengan menyemprotkancairan yang dihasilkannya ke arah si musuh.Senjata kimia yang sangat ampuh untuk mengusirmusuh ini tidak berbahaya bagi serangga itusendiri, sebab bagian tubuh kumbang yangmenghasilkan zat kimia ini dilapisi dengan bahananti-panas.

Sistem mengagumkan yang “mengejutkan”banyak ilmuwan ini harus terbentuk pada saatyang bersamaan dan sudah lengkap, sebagaimanajutaan sistem serupa di alam. Satu saja daribagiannya hilang, maka sistem tersebut tidak akanbekerja dan makhluk kecil ini akan punah daribumi. Setiap tahapan dari mekanisme pertahanandiri serangga ini dikendalikan oleh kecerdasanyang luar biasa. Kumbang pembom, sebagaimanamilyaran makhluk hidup lainnya, ialah salah satucontoh ciptaan luar biasa dan tiada tara dari AllahYang Maha Tahu dan Maha Kuasa.

Maroji’: Al-Qur’anul Karim

Page 8: Izzuddin 66

8Izzuddin edisi 66 Th. 2008

AQIDAH

Gimana kabarnya shohibudin semua? Bulanyang penuh barokah telah kita tinggalkan, laluapakah yang masih bisa kita kerjakan dengansemangat yang sama dengan semangat di waktubulan tersebut? Insyaallah kita masih dapatbertauhid kepada Rabb Semesta Alam YangMenguasai Kerajaan Langit dan Bumi. Lalubagaimana cara kita membentengi diri dengantauhid murni? Salah satu caranya adalah denganmengenal dahulu lawannya, yaitu syirik. Telahdimaklumi bahwa sesuatu akan lebih mudahdikenali dengan memahami lawannya.

Secara mutlak syirik kepada Allah tergolongkeharaman terbesar. Sandarannya berupa haditsdari Abu Bakrah, yang menuturkan bahwaRasulullah bersabda: “Maukah kukabarkan kepadakalian dosa yang paling besar? (tiga kali). Merekaberkata: ‘Kami menjawab: ’Ya wahai Rasulullah!’Beliau berkata: ’Menyekutukan Allah’ “ [HR.Bukhari dan Muslim].

Tiap dosa dan kesalahan sangat mungkindiampuni Allah, terkecuali syirik. Karenanya untukmeraih ampunan dosa ini harus ditempuh denganmetode khusus.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunidosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosayang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yangdikehendaki-Nya. Barang siapa yang mem-persekutukan Allah, maka sungguh ia telahberbuat dosa yang besar. [An-Nisa’: 48]

Sembah KuburMerebaknya keyakinan bahwa para wali

yang telah mati memiliki kemampuan untukmemenuhi hajat, membantu menghilangkan ke-sempitan hidup, dan tempat mohon pertolongan.

Kalau kita cermati lebih lanjut keyakinanmacam ini berseberangan dengan firman Allahyang menegaskan: “Dan Rabbmu telah memerin-tahkanmu supaya kamu tidak beribadah kecualihanya kepadaNya.” [Al-Israa’: 23]

Begitu halnya dengan permohonan do’akepada para nabi dan orang sholih atau lainnyayang telah mati untuk dimintai pertolongan, atauagar terbebas dari segala keruwetan.

Allah menyatakan dalam firmanNya:”Atausiapakah yang memperkenankan (do’a) orang yangberada dalam kesulitan apabila engkau sebagaikhalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada(tuhan) yang lain?” [An-Naml: 62]

Sementara orang mengitari kuburan, meme-luk batu nisan serta mengelus-elusnya, menciumambang pintu, melumuri wajah dengan debukuburan, dan bersujud kepadanya. Jika melihatmakam, berhenti dengan penuh kekhusyukandan kepasrahan, memohon terkabulnya permin-taan dan hajat, seperti kesembuhan dari penyakit,memperoleh keturunan, kemudahan dalamurusan, atau bahkan menyeru kepada penghunikubur untuk dikabulkan segala maksudnya. Allahberfirman: ”Dan siapakah yang lebih sesatdaripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada mampumemperkenankan doanya sampai hari kiamat danmereka lalai dari (memperhatikan) do’a mereka”[Al-Ahqaf: 5]

Bernadzar untuk selain Allah juga merupa-kan bentuk kesyirikan, seperti halnya orang-orang

SYIRIKNODA NODA NODA NODA NODA PALING MEMBANDEL

29Izzuddin edisi 66 Th. 2008

laki yang bukan mahram. Tentu hal ini akanlebih menjaga kehormatannya.

8. Menjauh dari hal-hal yangmengundang fitnahSeorang muslimah yang cerdas haruslah

memahami akibat yang ditimbulkan dari suatuperkara dan memahami cara-cara yangditempuh orang-orang bodoh untukmenyesatkan dan menyimpangkannya.Sehingga ia akan menjauhkan diri darimendengarkan musik, nyanyian, menontonfilm dan gambar yang mengumbar aurat,membeli majalah-majalah yang merusakdan tidak berfaedah,dan lain-lain. Ia jugatidak akan membuanghartanya untuk merobekkehormatan dirinya danmenghilangkan ‘iffah-nya.Karena kehormatan serta‘iffah adalah sesuatu yangmahal dan sangatberharga.

Sebuah PenutupWahai ukhti

muslimah…‘Iffah adalah pondasi kemuliaan bagi

seorang wanita shalihah. Sungguh mulia wanitashalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahayabagi keluarganya dan berperan melahirkangenerasi dambaan. Jika ia wafat, Allah Ta’alaakan menjadikannya bidadari di surga.Kemuliaan wanita shalihah digambarkan olehRasulullah n dalam sabdanya: “Dunia iniadalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasanadalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Jika ingin mendapatkan kemuliaansebagai wanita shalihah, maka sesungguhnyakemuliaan itu hanya dapat diraih ketika iamemiliki kemampuan untuk menjagamartabatnya dengan iman, menerima semuakarunia yang Allah Ta’ala berikan, menghijabdirinya dari kemaksiatan, menghiasi semuaaktivitasnya dengan ibadah, dan memberikanyang terbaik bagi sesamanya. Seorang wanitayang mampu melakukan semua itu akan muliad i sisi Allah Ta’ala dan terhormat di hadapan

manusia.Memang usaha yang dilakukan

untuk meraih ‘iffah bukanlah hal yangringan. Diperlukan perjuangan yang

sungguh-sungguh dankeistiqamahan yang stabil

dengan memintakepada Allah Ta’ala.Allah Ta’ala telah

berfirman: “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh

untuk mencari keridhaan Kami,benar-benar akan Kami tunjukkan

kepada mereka jalan-jalan Kami. Dansesungguhnya Allah benar-benar

beserta orang-orang yang berbuatbaik.” (Al-Ankabut: 69)

Wallahu Ta’ala a’lam bish-showab

Maroji’:1. Asy-Syariah Vol I/No.11/1425 H/20042. js.ugm.ac.id/?p=513. homiket. wordpress.com/2007/05/31/

iffah-lambang-kemuliaan-wanita/

Page 9: Izzuddin 66

9Izzuddin edisi 66 Th. 2008

AQIDAHyang bernadzar dengan menyalakan lilin ataupunpelita bagi penghuni kubur.

Di antara fenomena-fenomena yang adaadalah melakukan penyembelihan untuk parapenghuni kubur, padahal dilansir dalam sebuahayat:”Dan dirikanlah sholat karena Rabbmu, danberkurbanlah!” [Al-Kautsar: 2]

Secara tegas ayat menyatakan: “Berkur-banlah untuk dan atas nama Allah.”

Sementara itu Nabi bersabda: “Allah melak-nat orang yang menyembelih untuk selainNya.” [HR.Muslim]

Sebab yang mendasari larangan tersebutberupa dua kandungan keharamannya, yaitumenyembelih untuk selain Allah dan menyem-belih atas nama selainNya.

Kedua sebab ini pula yang menjadi peng-halang memakan sesembelihan yang dilakukan.

Sembah ‘Ulama?Merupakan wujud kesyirikan (akbar) besar

adalah menghalalkan sesuatu yang diharamkanAllah dan mengharamkan segala hal yangdihalalkanNya. Atau berkeyakinan ada seseorangyang memiliki wewenang dalam menetapkan halaldan haram selain Allah.

Allah berfirman:”Mereka menjadikan orang-orang ‘alimnya dan para rahib mereka sebagaituhan selain Allah.” [At-Taubah: 31]

Manakala ‘Adi bin Hatim mendengar ayatini, ia pun berujar: ’Sesungguhnya mereka tidakmenyembah para rahib itu!’

Kemudian Rasulullah menanggapi ucapan-nya dengan berkata: ’Benar, tetapi para rahib itumenghalalkan bagi mereka apa yang diharamkanAllah, dan orang-orang menganggapnya halal.Mereka juga mengharamkan untuk merka apa yangdihalalkan Allah, lalu (para pengikutnya) meng-haramkannya. Demikianlah bentuk penyembahanmereka kepada para rahib (itu)’ [HR. Baihaqi]

Begitupun dengan kondisi umat Islam, ketikaseorang figur berani mengatakan haram dan haramtanpa dasar syari’at, merekapun mengikutinyadengan berkata: ‘Fulan telah mengharamkan halini dan membolehkan itu’. Maka ini pula tak jauhbeda dengan keadaan umat yang disinyalir olehhadits tersebut.

Ramalan BintangFenomena yang mewabah adalah kuatnya

keyakinan akan adanya pengaruh perbintanganterhadap kehidupan, rizki, jodoh, dan lainnya.Dilansir dalam sebuah riwayat, suatu ketikaRasulullah dan para sahabatnya usai menunaikansholat Shubuh, bertepatan dengan itu munculsemburat warna di ujung malam. Maka Rasulullahberbalik dan menghadap ke arah para sahabatnyaseraya mengatakan:”Tahukah kalian apa yangdifirmankan oleh Rabb kalian? Mereka menjawab:‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui.’ Nabibersabda: ‘Dia berfirman: Pagi ini di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman dan kufur kepada-Ku. Adapun orang yang mengatakan: ‘Telah turunhujan kepada kita berkat karunia dan rahmat Allah,berarti dia beriman kepada-Ku dan kufur kepadabintang. Sedangkan orang yang mengatakan: ‘Telahturun hujan kepada kita karena bintang ini taubintang itu’ Maka dia kufur kepada-Ku dan percayakepada bintang.” [HR. Bukhari]

Masuk dalam kategori ini adalah bergantungpada ramalan nasib di surat kabar, tabloid,maupun media lain. Siapapun yang mempercayaipengaruh ramalan perbintangan dan astronomiyang termuat, dia seorang musyrik. Jika hanyasekedar membaca dalam rangka menghibur dirimaka dia telah berbuat maksiat yang berhakmendapat dosa, karena tidak diperbolehkanmenghibur diri dengan membaca hal-hal haramterlebih sesuatu yang bermuatan syirik.

Syirik KecilTerjaganya kemurnian ibadah dari riya’

merupakan syarat terciptanya amal shalih yangterikat kuat dengan sunnah.

Jika pelaksanaan ibadah karena tendensiagar dilihat orang lain, masuk dalam kriteria riya’,Allah menegaskan dalam firmanNya: ”Sesung-guhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, danAllah akan membalas tipuan mereka. Dan apabilamereka menegakkan sholat, mereka berdiri denganmalas, mereka bermaksud riya’ di hadapanmanusiia. Dan tidaklah mereka menyebut Allahkecuali sedikit sekali.” [An-Nisa’: 142]

Pun masuk dalam cakupan ini adalah

AQIDAH

28Izzuddin edisi 66 Th. 2008

6. NikahNikah adalah salah satu jalan

terbaik untuk menjaga kesuciandiri. Bahkan nikah adalah

sarana utama untukmenumbuhkan sifat ‘iffah.Dengan menikah, seorangmuslimah akan terjagapandangan mata dankehormatan dirinya. Nikahadalah fitrah kemanusiaanyang di dalamnya terdapat

rasa cinta, kasih sayang,dan kedamaian yang tidak

didapatkan dengan cara lain, seperifirman Allah Ta’ala: “Dan di antaratanda kekuasaan-Nya adalah Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenismusendiri supaya kamu merasa tenteramkepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasacinta dan kasih sayang.” (Ar-Rum: 21)

7. Rasa MaluMalu adalah sifat yang agung dan terpuji.

Dengan rasa malu, seseorang akan terhindardari perbuatan keji, tidak pantas, mengandungdosa dan kemaksiatan. Rasa malu akanbertambah indah jika melekat pada diri seorangmuslimah. Dengan malu, seorang muslimahakan selalu nampak dalam fitrahkewanitaannya, tak mau mengumbar aurattubuhnya, tak mau mengeraskan suara yangtak diperlukan di tengah kumpulan manusia,tidak tertawa lepas, dan lain-lain.

Rasa malu ini benar-benar akan menjadipenjaga yang baik bagi seorang muslimah. Iaakan menyedikitkan beraktivitas di luar rumahyang tanpa manfaat. Ia akan menjaga diriketika berbicara dengan orang lain, terlebih laki-

jenis akan membangkitkan gejolak didalam jiwa yang akan membuat haticondong kepada perbuatan yangkeji dan hina.

Asy-Syaikh Abdul Azizbin Abdillah bin Bazrahimahullah berkata:“Secara mutlak tidak bolehberjabat tangan denganwanita yang bukanmahram, sama sajaapakah wanita itu masihmuda atau sudah tua.Dan sama saja apakah laki-laki yang berjabat tangandengannya itu masih muda ataukakek tua. Karena berjabat tanganseperti ini akan menimbulkan fitnah bagi keduapihak.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata tentangRasulullah n: “Tangan Rasulullah n tidakpernah menyentuh tangan wanita, kecualitangan wanita yang dimilikinya (istri atau budakbeliau).” (HR. Al-Bukhari)

“Tidak ada perbedaan antara jabat tanganyang dilakukan dengan memakai alas ataupenghalang (kaos tangan atau kain) maupuntanpa penghalang. Karena dalil dalam masalahini bersifat umum dan semua ini dalam rangkamenutup jalan yang mengantarkan kepadafitnah.” (Majmu’ Al-Fatawa, I/185)

5. Tidak khalwat (berduaan) denganlaki-laki yang bukan mahramRasulullah n telah memerintahkan dalam

sabdanya: “Tidak boleh sama sekali seoranglak-laki bersepi-sepi dengan seorang wanitakecuali bila bersama wanita itu adamahramnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Page 10: Izzuddin 66

10Izzuddin edisi 66 Th. 2008

AQIDAH

melakukan amalan agar didengar dan dibicarakanorang banyak. Orang-orang model ini telahterjebak dalam kubangan syirik. Rasulullah telahbersabda :”Barang siapa berupaya agar didengarniscaya Allah juga akan memperdengarkankejelekannya. Dan barangsiapa berbuat riya’niscaya Allah juga akan membalasnya denganperlakuan riya.” [HR. Muslim]

Bahkan riya’ memiliki bahaya yang teramatbesar, hingga berimbas tercabutnya amalan yangdikerjakan seseorang.

Rasulullah menyatakannya dalam sebuahhadits qudsi:”Akulah Dzat yang paling tak butuhkepada persekutuan, Barang siapa melakukan suatuamalan, sedang di dalamnya dia menyekutukanKudengan selainKu, maka aku tinggalkan dia danpersekutuannya.” [HR. Muslim].

Orang yang memulai suatu amalan karenaAllah, kemudian terjangkiti riya’, bila diamenyikapinya dengan kebencian dan berupayakeras untuk menepis serta memeranginya, makabenarlah amalnya. Sebaliknya, jika dia tidakberusaha menepis serta memeranginya tetapimalah menikmati riya’nya tersebut, makamayoritas ulama menetapkan kesia-siaan amalanyang dilakukannya.

Bersandar dengan KeburukanSyahdan, orang Arab jika akan melakukan

aktivitas tertentu, seperti bepergian merekamemegang ekor burung kemudian melepas-kannya. Jika burung tersebut terbang kearahkanan, maka merasa optimis dan meneruskanpekerjaan. Apabila burung tersebut terbang kearahkiri, dia berhenti dan merasa pesimis dengantindakan yang akan dilakukan. Kalau kita telusurikebiasaan model ini, sangat bertentangan denganapa yang diungkapkan Rasulullah: “Meramaldengan sebuah keburukan adalah syirik.”[HR.Ahmad]

Masuk dalam cakupan ini adalah berpan-tangan dengan bulan atau hari-hari tertentu. Jugadengan tempat, waktu, serta angka khusus, sepertimeyakini bahwa angka 13 adalah angkapembawa sial.

Karakter meramal dengan keburukan model

tersebut sangatlah tercela, yang keberadaannyadibenci Rasulullah:”Bukan termasuk golongankami, orang yang meramal dengan suatu keburukandan minta diramal, orang yang melakukanperdukunan dan yang minta perdukunan.” [HR. AthThabraniy]

Memang, pesimisme merupakan tabiat jiwa,yang terkadang mengalami pasang surut. Langkahpenyembuhannya adalah dengan bertawakalkepada Allah.

Seperti ungkapan yang dituturkan oleh IbnMas’ud:”Tidaklah dari kami mendapati sesuatuberupa pesimisme, melainkan Allah melenyap-kannya dengan tawakal.” [HR. Abu Dawud]

Bersumpah dengan Selain-NyaTelah menjadi kelumrahan dan biasa terjadi

adalah melontarkan sumpah dengan selain Allah.Padahal sumpah adalah satu bentuk pengagung-an, yang hanya layak ditujukan kepada Allah.Sebuah sumber meriwayatkan:”Barang siapa yangbersumpah dengan selain Allah, berarti telah syirik.”[HR. Ahmad]

Walhasil, bersumpah dengan ka’bah,kemuliaan, barakah si fulan, keagungan Nabi, waliataupun bapak-ibu serta benda-benda lain haramhukumnya. Orang yang melakukannya dikenaikafarah (tebusan) dengan mengucapkan Laa ilahaillallah, sebagaimana konteks perintah hadits:”Barangsiapa bersumpah, kemudian mengatakandalam sumpahnya, demi Latta dan ‘Uzza. Makahendaklah (ia) mengucapkan kalimat Laa ilahaillallah.” [HR. Bukhari]

Senada pula dengan bahasan ini adalahderetan ucapan yang bernada mengumpat zaman,seperti zaman sial, zaman sulit, zaman pengecutdan lainnya.

“Janganlah kalian mencela masa, makasesungguhnya Allah yang menguasai masa.” [HR.Muslim].

Termasuk hal-hal haram lain adalahmenjuluki manusia dengan ungkapan hakimsegala hakim, raja diraja, atau mengucapkanlafadz ‘tuan’ untuk orang-orang kafir atau munafik.Juga mengungkapkan kata-kata ‘seandainya’sebagai isyarat kemarahan, penyesalan, keluhkesah, dan membuka pintu amalan setan.

27Izzuddin edisi 66 Th. 2008

1. Ketaqwaan kepada Allah Ta’alaTaqwa adalah asas paling fundamental

dalam mengusahakan ‘iffah pada diri seseorang.Ketaqwaan adalah pengekang seseorang dariperbuatan-perbuatan tercela yang dilarangoleh Allah Ta’ala, sehingga ia akan selaluberhati-hati dalam berbuat seseuatu, baik disaat sendirian maupun dalam keramaian.

Sesungguhnya kemuliaan yang diraihseorang wanita shalihah adalah karenakemampuannya dalam menjaga martabatnya(‘Iffah) dengan hijab serta iman dan taqwa.Ibarat sebuah bangunan, ia akan berdiri kokohjika mempunyai pondasi yang kokoh. Andaikanpondasi sebuah bangunan tidak kokoh, makaseindah dan semegah apapun pasti akan cepatruntuh. Begitu juga dengan ‘iffah yang dimilikioleh seorang wanita, dengan iman dan taqwasebagai pondasi dasar untuk meraih kemuliaan-kemuliaan lain.

Segala anggota tubuh akan selalu terjagajangan sampai melanggar larangan Allah Ta’alasehingga terjerumus ke dalam kesesatan.Mulutnya terjaga dari pembicaraan yang sia-sia, ghibah, fitnah, adu domba,dusta, mengumpat ,mencela, dan lain-lain.Tangannya pun akan terjagadari hal yang dilarang sepertimencuri, bersentuhan denganorang yang bukanmahramnya, dan lain-lain.Mata pun demikian, tak inginterjerumus dalam mengumbarpandangan yang diharamkan.

Sungguh ketika taqwa berdiampada diri seseorang, maka muncullahpribadi yang penuh dengan hiasan

yang tak tertandingi keindahannya. Mengalah-kan emas, perak, berlian, dan hiasan dunialainnya.

2. Menundukkan pandangan danmenjaga kemaluanSaudariku muslimah…Allah Ta’ala berfirman: “Katakanlah kepada

wanita-wanita mukminah: ‘Hendaklah merekamenundukkan pandangan mata mereka danmenjaga kemaluan mereka…’ “ (An-Nur: 31)

Asy-Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi rahimahullah berkata: “Allah Jalla wa‘Ala memerintahkan kaum mukminin danmukminat untuk menundukkan pandanganmata mereka dan menjaga kemaluan mereka.Termasuk menjaga kemaluan adalah men-jaganya dari perbuatan zina, liwath (homo-seksual), dan lesbian, serta menjaganya dengantidak menampakkan dan menyingkapnya dihadapan manusia.” (Adhwa-ul Bayan, 6/186)

3. Tidak bepergian jauh (safar)sendirian tanpa didampingi

mahramnyaSeorang wanita tidak

boleh bepergian jauh tanpadidampingi mahramnyayang akan menjaga danmelindunginya darigangguan. Rasulullah nbersabda: “Tidak bolehseorang wanita safar kecualididampingi mahramnya.”

(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

4. Tidak berjabat tangandengan lelaki yang bukan

mahramnyaBersentuhan dengan lawan

Page 11: Izzuddin 66

11Izzuddin edisi 66 Th. 2008

AQIDAH

Amat mengheran-kan perkaranyaketika dimuncul-kan satu perta-nyaan i’tiqodiyah( t e n t a n g

keyakinan): “Di mana Allah?”, kita mendapatkanjawaban yang bermacam-macam dan berbeda-beda dari mulut-mulut kaum muslimin. Ada yangberanggapan bahwa tidak boleh memper-tanyakan di mana Allah, tetapi tak sedikit pulayang menjawab: “Allah ada di mana-mana”, lebihironisnya ada yang mengatakan: “Allah tidak diatas, tidak juga di bawah, tidak di sebelah kanantidak pula di sebelah kiri, tidak di barat tidak ditimur, tidak di selatan tidak juga di utara.”

Para pembaca, sungguh sangat memprihatin-kan bila seorang muslim atau banyak muslimtidak mengetahui masalah pokok dalam agama-nya ini, tapi apa hendak dikata bila memangrealita yang ada menunjukkan demikian, satufenomena yang cukup mu‘sif (menyedihkan)menimpa ummat ini yang dilatarbelakangi denganjauhnya dari pendidikan ilmu agama yang benar.

Sementara Allah telah berfirman: “Allahmenganugrahkan al hikmah (kepahaman yangdalam tentang Al Qur`an dan As Sunnah) kepadasiapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yangdianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telahdianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambilpelajaran.” (Al Baqoroh: 269)

“Katakanlah: ‘Apakah sama orang-orang yangmengetahui dengan orang-orang yang tidakmengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah

yang dapat menerima pelajaran.” (Az Zumar: 9)Bagaimana tidak dikatakan hal yang pokok

dalam agama, pengetahuan tentang “di manaAllah?” tatkala ternyata Rasulullah nmenjadikannya sebagai dalil akan kebenaraniman seseorang.

Di dalam Shohih Muslim, Sunan AbiDawud, Sunan An Nasa‘i, dan lainnya darisahabat Mu’awiyah bin Hakam as Sulami, iaberkata: Aku punya seorang budak yang biasamenggembalakan kambingku ke arah Uhud dansekitarnya, pada suatu hari aku mengontrolnya,tiba-tiba seekor serigala telah memangsa salah satudarinya -sedang aku ini seorang laki-lakiketurunan Adam yang juga sama merasakankesedihan- maka akupun amat menyayang-kannya hingga kemudian akupun menamparnya(menampar budaknya), lalu aku mendatangi Nabin dan kuceritakan kejadian itu padanya. Beliaumembesarkan hal itu padaku, aku pun bertanya:“Wahai Rosulullah apakah aku harusmemerdekakannya?” Beliau menjawab: “Panggildia kemari!” Aku segera memanggilnya, lalubeliau bertanya padanya: “Di mana Allah?” Diamenjawab: “Di langit.”. “Siapa aku?”, tanya Rasul.“Engkau Rasulullah (utusan Allah)”, ujarnya.Kemudian Rasulullah berkata padaku:“Merdekakan dia, sesungguhnya dia seorangmu‘min.”

Di dalam hadits ini terkandung tiga pelajaranyang sangat signifikan.

Pertama : Nabi n menetapkan keimanansang budak ketika ia mengetahui bahwa Allah diatas langit.

Kedua : Disyari’atkannya ucapan seorang

Dimana Allah?Dia… di atas Langit

26Izzuddin edisi 66 Th. 2008

NISA’

Segala puji bagi Allah Ta’ala, Robb semestaalam. Sholawat serta salam semoga senantiasatercurah kepada Nabi Muhammad n.

Akhwatifillah…Di masa sekarang ini, di saat kejahiliahan

kembali merata di seluruh penjuru dunia,upaya penjagaan diri dari berbagai bentukkemaksiatan, kesia-siaan, dan kerendahanharus lebih ditekankan. Terlebih lagi bagiseorang muslimah yang kedudukannya sebagaimakhluk yang mulia. ‘Iffah adalah bahasa yanglebih akrab untuk menyatakan penjagaan diriini. Lalu apa sebenarnya ‘iffah itu?Pengertian ‘Iffah

Wahai muslimah…Menurut bahasa, ‘iffah artinya adalah

menahan. Sedangkan menurut istilah, ‘iffahadalah menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah.

Jadi, ‘afifah (sebutan bagi muslimah yang‘iffah) adalah muslimah yang bersabar dari

perkara-perkara yang diharamkan walaupunjiwanya menginginkannya.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan orang-orangyang belum mampu untuk menikah hendaklahmenjaga kesucian dirinya sampai Allahmenjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33).Wanita yang ‘afifah

Saudariku…‘Iffah adalah akhlaq yang tinggi, mulia, dan

dicintai oleh Allah Ta’ala. Bahkan akhlaq inimerupakan sifat hamba-hamba Allah Ta’alayang shalih, yang senantiasa memujikeagungan Allah Ta’ala, takut akan siksa, adzab,dan murka-Nya, serta selalu mencari keridhaandan pahala-Nya.

Ada beberapa hal yang dapat menum-buhkan akhlaq ‘iffah dan perlu dilakukan olehseorang muslimah untuk menjaga kehormatandirinya, di antaranya adalah:

Page 12: Izzuddin 66

AQIDAH

12Izzuddin edisi 66 Th. 2008

muslim yang bertanya: “Di mana Allah?”.Ketiga : Disyari’atkannya bagi orang yang

ditanya hal itu agar menjawab: “Di atas langit.”Sulaiman at Taimi, salah seorang tabi’in

mengatakan: “Bila aku ditanya di mana Allah?Aku pasti akan menjawab di atas langit.”

Para pembaca, apa jadinya jika ternyatasebagian kaum yang tahunya sebatas “air barokah”dan orang-orang yang spesialisasinya hanyaitu,kemudian apriori untuk menolak bahkan lebihdari itu mengkafirkan orang yang memper-tanyakan: “Di mana Allah?”. Ketahuilah bahwasiapa saja yang mengingkari permasalahan iniberarti ia telah mengingkari Rasulullah n, wal‘iyadzubillah bila kemudian mengkafirkannya.

Jawaban seorang budak dalam hadits di atassesuai dengan firman Allah Ta’ala: “Apakah engkaumerasa aman terhadap Allah yang di langit, bahwaDia akan menjungkirbalikkan bumibersama engkau… Atau apakahengkau merasa amanterhadap Allah yang di langitbahwa Dia akan mengirim-kan badai yang berbatu.” (AlMulk: 16-17).

Tidaklah mengherankanbila kemudian penetapanbahwa Dzat Allah di atas langitmenjadi keyakinan para imamyang empat.

Imam Abu Hanifah (seorang alimdari negeri Iraq) berkata: “Barangsiapa yangmengingkari Allah ‘Azza wa Jalla di langit maka iatelah kufur!”

Imam Malik (imam Darul Hijroh)mengatakan: “Allah di atas langit, sedang ilmuNya(pengetahuanNya) di setiap tempat, tidak akanluput sesuatu darinya.”

Muhammad bin Idris yang lebih dikenaldengan sebutan Imam asy Syafi’i berkata: “Ber-bicara tentang sunnah yang menjadi pegangankudan para ahli hadits yang saya lihat dan ambililmunya seperti Sufyan, Malik, dan selainkeduanya, adalah berikrar bahwa tidak ada ilah(yang berhak untuk diibadahi secara benar)

kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalahutusan Allah, serta bersaksi bahwa Allah itu di atas‘arsy di langit…”

Ditanyakan kepada Imam Ahmad binHanbal: “Apakah Allah di atas langit yang ke tujuhdi atas ‘arsyNya jauh dari makhlukNya, sedangkankekuasaanNya dan pengetahuanNya di setiaptempat?” Beliau menjawab, “Ya, Dia di atas ‘arsy-Nya tidak akan luput sesuatupun darinya.”

Aqidah yang agung ini telah tertanam dalamdada-dada kaum muslimin periode pertama, parasalafus shalih ahlussunnah wal jama’ah. BerkataImam Qutaibah bin Sa’id (wafat: 240 H): “Iniadalah pendapat / ucapan para imam-imam Islam,sunnah, dan jama’ah, bahwa kita mengenal Rabbkita di atas langit yang ke tujuh di atas

‘arsyNya.” Sehingga semakinjelaslah bahwa Allah di ataslangit sebagai ijma’ ahlissunnahwal jama’ah yang berlan-daskan Kitab, Sunnah, akal,dan fitrah.

Allah berfirman: “Diamengatur urusan dari langitke bumi.” (As Sajdah: 5)

“Kepada-Nyalahnaik perkataan yang baik

dan amal shalih yang dinaikkan-Nya.” (Fathir: 10)

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (meng-hadap) kepadaNya dalam sehari yang kadarnyalima puluh ribu tahun.” (Al Ma’arij: 4)

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allahyang di langit…” (Al Mulk: 16-17)

“Sucikanlah nama Rabbmu yang MahaTinggi.” (Al A’laa: 1)

Dan ayat-ayat lainnya teramat banyak untukdisebutkan sampai-sampai sebagian besarkalangan madzhab Syafi’i mengatakan: “Di dalamAl Qur`an terdapat seribu dalil atau bahkan lebihmenunjukkan bahwa Allah Ta’ala tinggi di atasmakhlukNya.”.

Di dalam Shohih Bukhari dan Muslim darisahabat Abu Bakroh d bahwa ketika Rasulullahn berkhutbah di hadapan manusia pada hari

‘Abdullah bin Mas’ud

25Izzuddin edisi 66 Th. 2008

IBROH

Seorang anak gembala tengah menghalaudomba-dombanya. Domba–domba tersebutadalah milik seorang bangsawan Quraisy. Anaktersebut dipanggil dengan Ummi Ibn Abd. Namaaslinya adalah Abdullah bin Mas’ud.

Suatu hari ia melihat dari kejauhan duaorang laki-laki menuju ke arahnya. Keduanyakelihatan sangat letih dan kehausan. Ketikakeduanya berada dekat dengan anak gembalaitu, mereka memberi salam dan berkata, “Hai anakmuda, berikanlah kami susu dombamu sekedaruntuk menghilangkan rasa haus kami!”.

“Maaf Pak, saya tidak dapat memberi bapakkarena domba–domba ini bukan milik saya, sayasekedar menggembalakannya saja.”, jawabnya.

Kedua laki-laki itu tidak membantahjawabannya, bahkan tampak bahwa mereka sukaterhadap jawaban tersebut, lalu salah seorang diantaranya berkata, “Bawalah kemari seekordomba yang betina dan yang belum kawin!”. Anakitu mengambil seekor domba, lalu dibawanya kedekat mereka berdua. Orang itu memegangdomba tersebut dengan membaca basmalah.Sebentar kemudian domba tersebut mengeluar-kan susu yang berlimpah. Anak tersebut bingungdan takjub, mana mungkin domba tersebut dapatmengeluarkan susu. Kedua orang tersebut adalahRasulullah n dan Abu Bakar Ash-Shiddiq yangsedang menghindari tekanan kaum musyrikinQuraisy.

Sejak peristiwa tersebut, Abdullah binMas’ud tertarik pada wahyu yang diturunkankepada Rasulullah, dan Rasulullah pun kagumatas kejujuran dan tanggung jawabnya. Tak lamasetelah kejadian tersebut, Abdullah bin Mas’udmasuk Islam. Ia menjadi pelayan Rasulullah.

Abdullah bin Mas’ud dibesarkan dan dididik

dengan sempurna dalam rumah tangga Rasulullah.Karena itu tak heran kalau ia menjadi seorangyang terpelajar, berakhlaq tinggi, sesuai denganyang dicontohkan Rasulullah. Abdullah binMas’ud pernah berkata mengenai pengetahuan-nya mengenai Al-Qur’an sebagai berikut, “DemiAllah tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Dia,tidak ada satu ayatpun dalam Al-Qur’an,melainkan aku tahu dimana dan bagaimanaditurunkannya. Seandainya ada orang yang lebihtahu daripada saya, niscaya saya akan datangkepadanya.”

Abdullah bin Mas’ud bukan saja Qari’terbaik, namun beliau juga seseorang yangpemberani, kuat, dan teliti. Beliau tercatat sebagaimuslim pertama yang mengumandangkan Al-Qur’an dengan merdu dan lantang. Suatu hari,kira-kira waktu dhuha, Abdullah bin Mas’udberdiri di dekat Ka’bah lalu membaca surah Ar-Rahman dengan suara lantang. Orang-orangQuraisy yang yang berada di sekitar Ka’bahterkesima saat mendengarnya, namun ketikatersadar mereka langsung mendatangi Abdullahbin Mas’ud dan memukulinya. Tetapi Abdullahbin Mas’ud tetap melanjutkan bacaan Al-Qur’annya hingga selesai. Ketika Abdullah binMas’ud hampir meninggal, ia berkata kepadaUstman, “Saya tidak khawatir anak-anak sayahidup miskin, saya menyuruh mereka membacasurah Al-Waqi’ah setiap malam. Karena sayamendengar Rasulullah n bersabda, ‘Siapa yangmembaca surah Al-Waqi’ah setiap malam, dia tidakakan ditimpa kemiskinan selama-lamanya.’ “

Pada suatu hari yang mulia, Abdullah binMas’ud pergi menemui Rabbnya dengan tenang.Lidahnya basah dengan dzikrullah dan ayat-ayatsuci Al-Qur’an.

‘Abdullah bin Mas’ud

Page 13: Izzuddin 66

AQIDAH

13Izzuddin edisi 66 Th. 2008

Arafah, beliau berkata: “YaAllah, saksikanlah” (serayamengangkat jari telun-juknya ke arah langit).

Semua orang yangberakal akan menetapkanbahwa ketinggian adalahsifat sempurna sedangkankebalikannya adalah sifatkekurangan, sementaraAllah ‘Azza wa Jalla tersucikandari hal-hal yang bersifat kekurangan, ini semuamenunjukkan bahwa Dzat Allah di atas langitadalah suatu kesempurnaan bagiNya. Demikianpula secara fitrah, semua kaum muslimin dibelahan dunia apabila berdo’a mengangkatkedua tangannya ke langit, tak didapatkan seorangpun dari mereka apabila mengatakan, “Ya Allah,ampunilah dosaku” mengarahkan keduatangannya ke tanah -selama-lamanya!!-menunjukkan secara fitrah, semua manusiamenetapkan bahwa Dzat Allah di atas langit.

Para pembaca, perjalanan waktu yang cukuplama aqidah Islam ini tak lagi dikenal dan diketahuimayoritas umat Islam, seakan-akan sirna darisumbernya, malah sebaliknya faham-fahamJahmiyah, Asy’ariyah, Mu’tazilah, dan ahli kalamyang merajalela bak wabah penyakit yangmenular. Kalangan anak-anak, remaja, dan paraorang tua, bahkan sang ustadz atau kyai dan gurungaji bila ditanya: “Di mana Allah?” serempakmenjawab: “Allah ada di mana-mana.” Inna lillahiwa inna ilaihi roji’un. Sebagian yang dinisbatkankepada ilmu berdalil atas pernyataannya itudengan firman Allah: “Dan Dia bersamamu dimana saja kamu berada.” (Al Hadid: 4)

Memang menjadi ciri khas ahli bathil adalah“seenaknya mengambil dalil tetapi buruk ketikaberdalil”. Ketahuilah bahwa ayat itu sama sekalitidak menunjukkan bahwa Allah ada di mana-mana, sebab bila difahami demikian, maka tentuketika seseorang berada di masjid Allah ada disitu, ketika di pasar Allah juga ada di situ, bahkantatkala seseorang berada di tempat kotor sekalipun,seperti WC, maka Allah pun ada di situ! Maha

tinggi Allah atas pernyataan-pernyataan ini.

Kebersamaan AllahTetapi maksud dari

ayat itu “Dia bersamamu…”ialah ilmu-Nya, penga-wasan-Nya, penjagaan-Nya

bersama kamu, sedang DzatAllah di atas ‘arsy di langit.

Imam Sufyan ats Tsaury(wafat: 161 H) pernah ditanyatentang ayat ini “Dan Dia

bersamamu di mana saja kamu berada.” Beliaumenjawab: “yakni ilmu-Nya.”

Hanbal bin Ishaq berkata: Abu Abdillah(Imam Ahmad) ditanya apa makna “Dan Diabersamamu?”. Beliau menjawab: “Yakni ilmu-Nya, ilmu-Nya meliputi segala hal sedangkanRabb kita di atas ‘arsy…”

Imam Nu’aim bin Hammad (wafat: 228 H)ditanya tentang firman Allah “Dan Dia bersa-mamu”. Beliau berkata: “Maknanya tidak adasesuatupun yang luput darinya, dengan ilmu-Nya.”

Ketika Imam Abu Hanifah mengatakan:“Allah Subhanahu wa Ta’ala di langit tidak dibumi”, ada yang bertanya: “Tahukah Anda bahwaAllah berfirman, ‘Dia (Allah) bersamamu?’ “. Beliaumenjawab: “Ungkapan itu seperti kamu menulissurat kepada seseorang ‘Saya akan selalubersamamu’ padahal kamu jauh darinya.”

Para pembaca rahimakallah (semoga Allahmerahmati engkau), sudah saatnya kita tanamkankembali aqidah yang murni warisan Nabi dan parasalafus shalih ini di dalam jiwa-jiwa generasi Islamkini dan mendatang . Sungguh keindahan,ketentraman mewarnai anak-anak kita dan paraorang tua saat kita tanyai: “Di mana Allah?” lalumereka mengarahkan jari telunjuknya ke atas danberucap: “Allah di langit.”

Wallahul haadi ila sabilir rosyaad. Wal ‘ilmu‘indallah.

Maraji’: Buletin Al Wala’ wal Bara’ Edisi ke-42 Tahun ke-1/ 06 Sya’ban 1424 H.

24Izzuddin edisi 66 Th. 2008

JEJAK

“Wahai Hamba Allah, bantulah agama Allah,pasti Ia akan membantu kalian dan mengokohkankaki kalian. Sesungguhnya janji Alloh adalah benar.Wahai kaum muslimin, bersabarlah kalian.Sesungguhnya kesabaran akan menyelamatkankalian dari kekufuran dan membuat ridha Rabbkalian dan menjauhkan kalian dari celaan. Jangansampai kalian meninggalkan tempat dan janganmemulai maju menyerbu mereka. Tetapi seranglahmereka dahulu dengan panah, dan berlindunglahkalian dengan perisai kalian. Perbanyak diamkecuali dzikir kepada Alloh dalam diri kalian, hinggaaku mengintruksikan sesuatu kepada kalian, insyaAlloh.”

Perkataan di atas merupakan nasihat AbuUbaidah kepada kaum muslimin dalam PerangYarmuk yang terjadi pada tahun 13 H, yakni padamasa pemerintahan khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Perang Yarmuk adalah perang antaraMuslim Arab yang dipimpin oleh Khalid bin Waliddengan Kekaisaran Romawi Timur yang dipimpinoleh Tazariq. Pertempuran ini oleh beberapa seja-rawan, dipertimbangkan sebagai salah satupertempuran penting dalam sejarah dunia, karenaperang ini menandakan gelombang besar pertamapenaklukan Muslim di luar Arab, dan cepat masuk-nya Islam ke Palestina, Suriah, dan Mesopotamiayang rakyatnya menganut agama Nasrani.

Pada peperangan ini Khalid bin Walid mem-bawa 30.000 hingga 40.000 pasukan. Jumlahtersebut merupakan jumlah pasukan Muslimterbesar yang belum pernah terjadi sebelumnyadalam sejarah Arab. Saif bin Umar meriwayatkandengan sanadnya dari para gurunya, bahwa dalamtentara kaum muslimin terdapat 1000 orangsahabat nabi, 100 dari mereka adalah pasukanyang ikut dalam perang Badar.

Sedangkan di pihak Romawi, jumlahnyajauh lebih besar daripada pasukan Muslim. Padapeperangan ini tentara Romawi keluar dalamjumlah yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yaknisebanyak 240.000 personil pasukan. Terdiri dari80.000 pasukan diikat dengan rantai besi, 80.000pasukan berkuda dan 80.000 pasukan infantri.

Mereka juga membawa para pendeta, uskup,maupun pihak gereja untuk memberikan motivasikepada pasukan agar agama Nasrani menang.

Namun, jumlah musuh yang lebih banyaktidak membuat gentar Khalid dan pasukannya.Mereka terus berjuang melawan orang-orang kafir.Abu Hurairah memberi semangat kepada paratentara dan berkata: “Berlombalah kalianmengejar para bidadari surga dan untuk bertemuRabb kalian di surga yang penuh kenikmatan.Sesungguhnya Rabb kalian sangat cinta kepadakalian dalam situasi dan kondisi seperti ini. Ingatlahbahwa orang-orang yang bersabar memilikikemuliaan yang khusus.” Akhirnya, dengan per-tolongan Allah, perang yang dahsyat ini dime-nangkan oleh pasukan Muslim. Tazariq, saudaraHeraklius yang menjadi panglima tertinggi pasu-kan Romawi, terbunuh dalam peperangan ini.

Kaisar Romawi, Heraklius, ketika berada diAnthakiyah bertanya kepada para pasukannyaapa yang menyebabkan mereka kalah perang,padahal jumlah mereka lebih banyak berlipatganda dari jumlah pasukan kaum Muslim. Makasalah seorang yang dituakan dari merekamenjawab: “Kami kalah disebabkan merekashalat di malam hari, berpuasa di siang hari,mereka menepati janji, mengajak kepadaperbuatan ma’ruf, mencegah dari perbuatanmungkar dan saling jujur sesama mereka.Sementara kita gemar minum khamr, berzina,mengerjakan segala yang haram, menyalahi janji,menjarah harta, berbuat kezhaliman, menyuruhkepada kemungkaran, melarang dari apa-apayang diridhai Allah, dan kita selalu berbuatkerusakan di bumi.” Mendengar jawaban ituHeraklius berkata: “Engkau telah berkata benar.”

“Allah pasti akan menolong orang-orang yangmenolong agama-Nya. Sebaliknya Dia pasti akanmenghinakan orang-orang yang kafir terhadapNya.Sesungguhnya kalian tidak akan dikalahkan karenajumlah kalian yang sedikit, tetapi kalian akandikalahkan disebabkan dosa-dosa kalian…” (AbuBakar ash-Siddiq, dalam suratnya menjelang PerangYarmuk)

Cerita Dari Perang Yarmuk

Page 14: Izzuddin 66

14Izzuddin edisi 66 Th. 2008

FOKUS

Di antara nikmat yang Allah Ta’ala berikankepada hamba-hamba-Nya adalah dengandijadikannya segala sesuatu teratur dan tertatarapi. Salah satunya adalah waktu. Allah Ta’alatelah menjadikan 1 tahun ini sebanyak 12 bulan,dan 4 bulan di antaranya adalah bulan Haram.Allah jadikan waktu tersebut sebagai takdir bagihamba-Nya untuk dimakmurkan denganketaatan dan supaya mereka bersyukur kepada-Nya atas karunia tersebut.

Allah Ta’ala berfirman dalam surat At-Taubahayat 36:

“Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allahadalah 12 bulan di dalam hukum Allah, haridimana Allah menciptakan langit dan bumi,di antara 12 bulan tersebut terdapat 4 bulanharam”4 bulan haram yang dijelaskan Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah Muharram,

Rajab, Dzulqa’dah, dan Dzulhijjah.Mengenai makna bulan haram, telah

dijelaskan oleh para ulama ahli tafsir, seperti Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’dy rahimahullahbahwa dinamakan bulan haram dikarenakanbertambahnya keharamannya (kehormatannya)dan haramnya berperang pada bulan tersebut.

Insya Allah dalam kesempatan ini, Bang Udinakan menjelaskan beberapa hukum yangberkaitan dengan salah satu dari bulan haram,yaitu Dzulhijjah yang di dalamnya terdapatbanyak sekali hukum-hukum, ketaatan, danibadah yang dapat kita lakukan pada bulantersebut. Sehingga untuk menyambut danmemuliakan bulan tersebut maka selayaknya kitamengetahui dan mempelajari perkara-perkara apasaja yang dapat kita amalkan pada bulan tersebut.

Di antara amalan yang dapat kita lakukan dibulan Dzulhijjah adalah:

Berpuasa pada 10 Hari yang Pertama (1-9Dzulhijjah)

Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari‘Abdullah bin Al-‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma:“Tidak ada amalan yang dikerjakan pada hari-hariyang lebih afdhal daripada amalan yang dikerjakanpada hari-hari ini (10 hari pertama Bulan

23Izzuddin edisi 66 Th. 2008

ADAB ISLAMI

Para pembaca, setiap yang menabur bijikebaikan pasti ia akan menuai kebaikan dandemikian pula setiap yang menabur biji kejelekanpasti ia akan menuai kejelekan pula. Inimerupakan sunnatullah (ketetapan Allah Ta’ala)yang sejalan dengan fitrah yang suci.

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwa-yatkan dari shahabat Abdullah bin Mas’ud,bahwa Rasulullah n bersabda: “Sesungguhnyakejujuran itu akan mengantarkan kepada jalankebaikan, dan sesungguhnya kebaikan itu akanmengantarkan ke dalam al jannah (surga),sesungguhnya orang yang benar-benar jujur akandicacat di sisi Allah sebagai ash shidiq (orang yangjujur). Dan sesungguhnya orang yang dusta akanmengantarkan ke jalan kejelekan, dan sesungguh-nya kejelekan itu akan mengantarkan kedalam annaar (neraka), sesungguhnya orang yang benar-benardusta akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits di atas menunjukkan bahwajujur merupakan amalan yang amat terpuji. Darisebuah kejujuran akan tegak kebenaran,keadilan, dan sekian banyak kebaikan dibaliknya. Hati akan menjadi tenang dan tentram.Karena orang yang jujur itu tidak mengurangi ataumenzhalimi hak orang lain. Sehingga semakinmenambah kepercayaan dari orang lain.

Cobalah perhatikan, bila seseorang berkataatau bertindak jujur, maka orang lain akan merasadirinya dihormati, diperlakukan adil, tidakdizhalimi, atau tidak dikhianati. Sehinggamenumbuhkan rasa saling percaya, menambahrajutan ukhuwah (persaudaran), dan mahabbah

(kasih sayang). Namun sebaliknya, dariketidakjujuran akan menyebabkan terjatuh dalamperbuatan zhalim, curang, atau berdusta kepadaorang lain. Yang berakibat memudarnya sikapsaling percaya, bahkan akan timbul kedengkian,permusuhan, dan sikap jelek lainnya.

Di antara dampak dari perbutan jujuradalah:1. Mendapat barakah dari Allah Ta’ala.2. Jujur sebagai sebab akan diperbaiki dan

diterima amalan-amalan lainnya oleh AllahTa’ala.

3. Jujur sebagai sebab datangnya maghfirah(ampunan) Allah Ta’alaSebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala

berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlahperkataan yang benar (jujur), niscaya Allah akanmemperbaiki amalan-amalanmu dan akanmengampuni dosa-dosamu, …” (Al Ahzab: 70-71)4. Mendapat pahala yang besar.

Allah Ta’ala berfirman: “(Sesungguhnya), …laki-laki dan perempuan yang benar (jujur), …maka Allah telah menyediakan untuk merekaampunan dan pahala yang besar.” (Al Ahzab: 35)

Akhir kata, semoga kajian yang ringkas inisebagai koreksi bagi kita semua. Tiada seorang punyang bersih dari noda dosa dan kesalahan. Namunseyogyanya kita selalu berusaha untuk berjalandi atas prinsip kejujuran, bila ada kelalain darikita, hendaknya segera kita bertaubat kepada AllahTa’ala. Semoga Allah Ta’ala menggolongkan kitatermasuk hamba-hambanya yang jujur. Amien,ya Rabbal ‘alamin.

Arti Sebuah

Kejujuran

Page 15: Izzuddin 66

15Izzuddin edisi 66 Th. 2008

FOKUS

Dzulhijjah)”. Mereka mengatakan: “Tidak juga jihadfii sabilillah?” Beliau berkata: “Tidak juga jihad fiisabilillah, kecuali seeorang keluar (berjihad) denganharta dan jiwanya dan tidak kembali denganperkara tersebut sedikitpun”. (HR. Al-Bukhari)

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah:“Hadits tersebut menjadi dalil atas keutamaanberpuasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah,dikarenakan kedudukan puasa tersebut di dalamamal”.

Lalu muncul sebuah permasalahan denganapa yang dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim darihadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa beliauberkata: “Tidaklah aku melihat Rasulullah nberpuasa pada 10 hari pertama di bulanDzulhijjah”.

Zhahir hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha diatas menunjukkan bahwa beliau tidak melihatRasulullah n berpuasa pada 10 hari pertama dibulan Dzulhijjah sedikitpun.

Akan tetapi, berkata Al-Imam An-Nawawirahimahullah: “Perkataan ‘Aisyah tersebutditafsirkan bahwa beliau tidak berpuasa pada haritersebut dikarenakan sakit atau safar atau sebablainnya; atau bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhatidak melihat beliau berpuasa padanya. Dan tidakmengharuskan dari hal tersebut (perkataan ‘Aisyahradhiyallahu ‘anha tidak melihat Rasulullah nberpuasa) tidak adanya puasa beliau pada waktutersebut”.

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah:“Kemungkinan beliau meninggalkan amalantersebut padahal beliau suka untuk mengamal-kannya dikarenakan beliau khawatir amalantersebut akan diwajibkan atas umatnya,sebagaimanatersebut dalam Shahihain dari hadits‘Aisyah radhiyallahu ‘anha”. Rasulullah bersabda:“Sungguh Rasulullah n meninggalkan suatu amalanpadahal beliau suka untuk mengamalkannya karenakhawatir manusia akan mengerjakannya sehinggaamalan itu akan diwajibkan atas mereka”. (HR.Bukhari dan Muslim)

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih

Al-‘Utsaimin rahimahullah: “Dalil disunnahkannyapuasa pada hari-hari tersebut adalah ucapanNabi n: “Tidak ada amalan yang dikerjakan padahari-hari yang lebih afdhal daripada amalan yangdikerjakan pada hari-hari ini (10 hari pertamaBulan Dzulhijjah)”. Dan puasa juga merupakanamal shalih. Adapun apa yang diriwayatkanbahwa Nabi n tidak pernah berpuasa padasepuluh awal Dzulhijjah, maka ini adalahpengkhabaran seorang rawi berdasarkan ilmu(pengetahuannya), dan ucapan Rasulullah ndidahulukan daripada sesuatu yang tidakdiketahui oleh rawi. Dan sungguh Al-Imam Ahmadrahimahullah telah merajihkan (menguatkan)bahwa Nabi n dahulu berpuasa pada sepuluhawal Dzulhijjah. Maka jika hal ini (yang dirajihkan(dikuatkan) oleh Al-Imam Ahmad adalah sesuatuyang tetap (tsabit)) maka itulah yang dicari, danjika tidak tsabit, maka puasanya beliau n masukke dalam kategori keumuman amal-amal shalihyang Rasul n berkata padanya: “Tidak ada amalanyang dikerjakan pada hari-hari yang lebih afdhaldaripada amalan yang dikerjakan pada hari-hariini (10 hari pertama Bulan Dzulhijjah)”.

Berkata Ibnul Qayyim Al-Jauziyyahrahimahullah: “Orang yang menetapkan (tentangadanya puasa pada hari-hari tersebut) lebihdidahulukan (pendapatnya) daripada orang yangmenafikan (menolak) adanya puasa pada hari-hari tersebut jika shahih/benar (dalil mereka).”

Berkata Syaikhuna Al-Fadhil Yahya bin ‘AliAl- Hajuri hafizhahullah dalam sebagian pela-jarannya: “Disukai bagi seseorang yang berkurbanpada bulan Dzulhijjah untuk melakukankebaikan-kebaikan dan bersungguh-sungguh diatas ketaatan, Allah Ta’ala berfirman dalam suratAl-Hajj ayat 28:

“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaatbagi mereka dan agar mereka menyebut

22Izzuddin edisi 66 Th. 2008

dalil tentang najisnya madzi, dimana Rasulullahmemerintahkan untuk mencuci kemaluan yangterkena madzi tersebut.”

Suatu hal yang perlu kita ketahui, madzi inimenimpa laki-laki maupun wanita, namun lebihsering dan kebanyakan terjadi pada wanita sepertiyang dikatakan Imam Nawawi rahimahullah dalamSyarah Muslim.3. Wadiy

Wadiy adalah cairan yang keluar setelahkencing atau saat mengejan setelah buang air besar.Hukum wadiy sama dengan madzi atau kencing,yaitu najis. Bahkan Imam An-Nawawi rahimahullahta’ala di dalam kitabnya Al Majmu’ menukilkanijma’ (kesepakatan) bahwa wadiy itu najis. Beliaumengatakan: “Telah bersepakat umat ini tentangnajisynya madzi dan wadiy.”4. Darah Haid dan Nifas

Darah haid dan nifas adalah dua hal yangumum dijumpai kaum wanita. Namun masih adadari mereka yang belum mengetahui, apakahdarah haid dan nifas termasuk najis atau bukan,sementara hal ini sangat penting bagi mereka.

Tentang dalil yang menunjukkan kenajisandarah haid dan nifas dalam hadits Asma’ bintuAbi Bakr radhiallahu’anha. Beliau menceritakan:“Seorang wanita bertanya pada Rasulullah. Iaberkata: ’Ya Rasulullah, jika salah seorang dari kamiterkena darah haid pada pakaiannya, apa yangharus ia lakukan?’ Maka Rasulullah bersabda:’Apabila darah haid mengenai pakaian salahseorang dari kalian, hendaknya ia mengerik lalumembasuhnya, kemudian ia shalat mengenakanpakaian tersebut.’ “ (Hadits Shahih, diriwayatkanoleh Imam Al Bukhari dan Muslim)

Berkata Imam Ash Shan’ani rahimahullah didalam Subulus Salam setelah membawakan haditsdi atas: “Hadits ini merupakan dalil yangmenunjukkan najisnya darah haid.”

Kaum muslimin sendiri telah bersepakatbahwa darah haid itu najis dengan nash yang adaini dan Imam An Nawawi menukilkan adanyaijma’ dalam hal ini. Adapun darah nifas,hukumnya sama dengan darah haid.5. Bangkai

Begitu pula halnya dengan bangkai, ulamasepakat tentang kenajisannya sebagaimanadinyatakan Imam Ibnu Rusyd dalam BidayatulMujtahid, juga Imam An Nawawi dalam AlMajmu’.

Rasulullah bersabda: “Apabila kulit telahdisamak maka itu merupakan penyuciannya.”(HR.Muslim)

Dari hadits di atas dipahami bahwa kulithewan yang telah mati (bangkai) itu najis sehinggabila ingin disucikan harus disamak terlebih dahulu.Apabila kulitnya saja dihukumi najis makatentunya bangkainya lebih utama lagi untukdihukumi akan kenajisannya.

Dikecualikan dari bangkai ini adalah:1. Bangkai manusia dengan keumuman

sabda Nabi: “Sesungguhnya mukmin itu tidak najis.”(HR. Bukhari Muslim)

2. Bangkai hewan laut dengan dalil firmanAllah: Dihalalkan bagi kalian binatang buruan darilaut dan makanan dari hasil laut...(Al Maidah: 96)

Imam Thabari menukilkan dari Ibnu Abbasrahimahumullah tafsir dari ayat di atas, yakni yang

dimaksud dengan adalah binatang laut itu

diambil dalam keadaan hidup dan adalahbinatang itu diambil dalam keadaan mati (telahmenjadi bangkai).

Dalam hadits, Rasulullah bersabda: “Laut itusuci airnya dan halal bangkainya “. (Hadits Shahihdiriwayatkan Ashabus Sunan)

3. Setiap hewan yang tidak memiliki darahyakni darahnya tidak mengalir ketika hewan itudibunuh atau terluka seperti lalat, belalang,kalajengking, dan lainnya. Berdalil dengan hadits:“Apabila jatuh lalat dalam bejana salah seorangdari kalian maka hendaklah ia mencelupkan lalattadi ke dalam air kemudian dibuangnya.” (HR.Bukhari)

Imam Ash Shan’ani rahimahullah berkata:“Dimaklumi bahwa lalat akan mati apabila jatuhke dalam air ataupun makanan terlebih lagiapabila makanan dalam keadaan panas. Makaseandainya lalat itu menajisi makanan tersebutniscaya makanan tersebut rusak sedangkan Nabimemerintahkan untuk memperbaiki makananyang ada, tidak merusaknya.”

Ketiga poin di atas sebenarnya adaperselisihan pendapat tentang kenajisannya,namun pendapat yang kuat dengan dalil yang ada,ketiganya bukannya najis, wallahu a’lambishawwab.

Sudah semestinya setiap muslim mengetahuiperkara-perkara penting dalam agamanyakhususnya dalam pembahasan kita tentang najasatagar tidak terjatuh dalam kekeliruan dan kesalahanyang dapat merusakkan ibadahnya kepada Allah.

Wallahu a’lam

Maroji’: Asy Syariah No. 01/Shafar 1424/April2003

FIQIH

Page 16: Izzuddin 66

16Izzuddin edisi 66 Th. 2008

FOKUS

nama Allah pada hari-hari yang tertentu (telahdiketahui)”.Berkata jumhur ulama: yakni sepuluh hari

pertama di bulan Dzulhijjah. Maka disunnahkanbaginya untuk berpuasa pada sepuluh haripertama di bulan Dzulhijjah. Akan tetapi tidakbersungguh-sungguh (bersangat-sangat) dengan-nya (yakni tidak dilaksanakan secara terus-menerus), dikarenakan telah datang dari hadits‘Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam Shahih Muslimbahwa beliau berkata: “Aku tidak pernah melihatRasulullah n berpuasa pada 10 hari pertama dibulan Dzulhijjah”. Maka bagi yang berpuasa tidakdiingkari atasnya dikarenakan keumuman hadits‘Abdullah bin Al-‘Abbas radhiyallahu ‘anhumadalam riwayat Al-Bukhari. Adapun apa yangdatang dalam sebuah riwayat bahwa Nabi nberpuasa pada sepuluh hari pertama dari bulanDzulhijjah, telah dilemahkan oleh Al-Imam An-Nasaai rahimahullah.

Berpuasa pada Hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah)Disunnahkan untuk berpuasa pada hari

‘Arafah yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Hal inisebagaimana diriwayatkan oleh Al-Imam Muslimdari Abu Qatadah Al-Harits bin Rib’I Al-Anshariz bahwa Rasulullah n ditanya tentang puasahari ‘Arafah, beliau berkata: “ ‘Menghapuskan(dosa-dosa kecil) tahun yang lalu dan tahun yangakan datang’, dan ditanya tentang puasa ‘Asyura(10 Muharram), beliau berkata: ‘Menghapuskan(dosa-dosa kecil) tahun yang lalu’ “.

Kami katakan bahwa kedua jenis puasatersebut dapat menghapuskan dosa-dosa kecil(bukan dosa-dosa besar), karena dosa-dosa besarbutuh kepada taubat dan selain itu juga bahwakeduanya tidaklah lebih afdhal daripada puasaRamadhan dan tidak juga shalat lima waktu,sementara Rasulullah n pernah bersabda dalamriwayat Muslim dari Abu Hurairah z: “Shalatlima waktu, dan dari Jum’at ke Jum’at, dan dariRamadhan ke Ramadhan merupakan kaffarah(penghapus dosa-dosa) selama dijauhi dosa-dosabesar”.

Dan ini merupakan pendapat jumhurulama, meskipun ada sebagian ulama yangberpendapat bahwa zhahir hadits Abu Qatadahzmeliputi dosa-dosa besar dan kecil, namunyang rajih (kuat) wallahu a’lam adalah pendapatjumhur.

Apa yang kami sebutkan di atas adalahberkenaan dengan orang-orang yang tidak sedangwukuf di ‘Arafah.

Adapun bagi yang melakukan wukuf di‘Arafah, berkata Asy-Syaikh Muhammad binShalih Al-‘Utsaimin rahimahullah: “Dikarenakanhari ini adalah hari berdo’a dan beramal, terlebihlagi bahwa seutama-utama waktu berdo’a padahari itu adalah di akhir hari ini, jika seseorangberpuasa maka dia akan menjumpai akhir haritersebut dalam keadaan malas dan lelah, terlebihlagi pada musim panas dan panjangnya siang sertateriknya panas, maka dia akan menjadi lemahdan akan hilang faedah besar yang dihasilkanpada hari ini; sementara berpuasa (pada hari‘Arafah) dapat dijumpai pada waktu yang lain.”

Maroji’:Tuntunan Rasulullah dalam Berpuasa danBerkurban di Bulan Dzulhijjah, Abu HudzaifahMuhammad Al-Cireboni

21Izzuddin edisi 66 Th. 2008

kencing anak laki-laki yang masih menyusu danbelum makan makanan tambahan itu najis,sebagaimana dinyatakan Imam Nawawi v dalamSyarah Muslim, namun najisnya ringan. Dalilkeringanannya diisyaratkan dengan ringannyacara membersihkannya seperti dalam haditsUmmu Qais bintu Mihsan yang diriwayatkan olehImam Al Bukhari dan Imam Muslim. Ummu Qaisbintu Mihshan Al Asadiyah membawa anaknya yangmasih kecil dan belum makan makanan kepadaRasulullah, lalu Rasulullah menundukkan anak itudi pangkuannya. Kemudian anak itu kencing di bajubeliau. Maka Rasulullah meminta air danmengguyurkannya ke bajunya (hingga airmenggenangi bekas kencing tersebut) dan tidakmencucinya. (Dalam lafadz lain: lalu beliaumenuangkan air ke atas bekas kencing tersebut)

Walaupun najis tersebut ringan, namunmasih tetap harus dibersihkan dengan menggu-yurkan air padanya sesuai dengan apa yang bisakita lihat pada hadits di atas.

Syaikh Muhammad bin ShalihAl ’Utsaiminrahimahullah ditanya tentang hukum kencing anakkecil apabila mengenai pakaian. Beliau menjawab:

Yang benar dalam masalah ini, kencing anaklaki-laki yang hanya minum susu adalah najis yangringan dan penyuciannya cukup dengan basuh-an, yaitu dituangkan air pada pakaian tersebuthingga menggenanginya (yakni air itu lebihbanyak dan lebih dominan daripada kencingtersebut) tanpa dikucek maupun diperas. Hal inidisebutkan dalam hadits yang shahih bahwasanyadidatangkan kepada Nabi seorang anak laki-lakiyang masih kecil, kemudian beliau meletakkan diatas pangkuannya, lalu anak itu mengencingi beliau.Maka beliau meminta air, lalu menuangi kencingtersebut dengan air dan tidak mencucinya.

Adapun kencing anak perempuan makaharus dicuci, karena pada asalnya kencing itu najisdan wajib dicuci. Akan tetapi dikecualikankencing anak laki-laki yang masih kecil (yanghanya minum susu) berdasarkan dalil yangditunjukkan oleh Sunnah.

Adapun dalam masalah kotoran dan kencinghewan, masih diperselisihkan kalangan ulama. Diantara mereka ada yang mengatakan bahwakotoran hewan baik yang dimakan dagingnyamaupun tidak adalah najis, sebagaimanapendapat jumhur ulama dan Syafi’i. Sebagianyang lain berpendapat, yang najis hanya kotoranhewan yang tidak dimakan dagingnya. Sementarapendapat yang lain dari kalangan ulama danwallahu ta’ala a’lamu bishshawab ini adalah

pendapat yang kuat, pada asalnya semua kotoranhewan suci, kecuali ada nash yang mengatakannajis, maka barulah dikatakan najis.

Dari keterangan di atas, jelaslah bahwa tidaksemua yang kotor pada wujudnya itu najis, kecualiada nash yang menerangkan kenajisannya.Misalnya tahi cicak, tidak ada nash yangmenunjukkan kenajisannya, maka itu bukan najis.Namun bila dikatakan kotoran (sesuatu yang kotor)maka tahi cicak itu memang termasuk kotoran.

Hal lain yang berkaitan dengan masalah iniadalah kencing unta. Seperti kita ketahui, kencingunta adalah kotoran, namun bukan najis. Bahkanada riwayat dari Anas bin Malik yangmenerangkan bahwa Rasulullah memerintahkanuntuk minum air kencing unta, sebagaimanatertera dalam Shahihain (Shahih Bukhari danShahih Muslim) dan lainnya: “Sekelompok orangdari Bani ’Akl (Bani ’Urainah) datang menemui Nabi.Namun mereka merasa tidak betah tinggal diMadinah karena sakit yang menimpa mereka, makaRasulullah memerintahkan agar didatangkan seekorunta betina yang banyak susunya dan menyuruhmereka minum air kencing dan susunya. Lalumereka beranjak melakukannya. Ketika telahsehat, mereka membunuh penggembala ternakNabi dan meminum susu ternak itu. Datanglahberita tentang peristiwa itu menjelang siang sehinggaRasulullah memerintahkan untuk mengikuti jejakmereka. Pada siang harinya, mereka didatangkandi hadapan Nabi, lalu beliau memerintahkan agardipotong tangan dan kaki mereka, dicungkilmatanya, dan dilemparkan di tengah padang pasiryang panas. Mereka meminta-minta minum, namuntidak diberi minum.”2. Madzi

Madzi adalah cairan yang hampir miripdengan mani. Bedanya, madzi lebih encer dantidak pekat. Keluarnya madzi ini tidak terasa dankeluar ketika seorang bersyahwat sebelum diabercampur dengan istrinya (jima’) atau di luarjima’.

Kaum muslimin bersepakat bahwa madzi itunajis, sebagaimana dinukilkan Imam An-Nawawidalam Al Majmu’. Dalil lain yang menunjukkannajisnya madzi adalah hadits yang dikeluarkanImam Bukhari dan Imam Muslim dari hadits ’Ali,menyuruh seorang shahabi, Miqdad ibnul Aswad,untuk menanyakan tentang madzi ini kepadaRasulullah. Beliau menjawab: “Hendaknya iamencuci kemaluannya dan berwudhu.”

Ibnul Daqiqil ’Id rahimahullah mengatakandalam Ihkamul Ahkam: “Dari hadits ini diambil

FIQIH

Page 17: Izzuddin 66

17Izzuddin edisi 66 Th. 2008

Bingung mencari sosok buat dijadiin tokoh idola?Selain Uswatun Hasanah kita semua Rasulullah n, salahseorang pemuda dari kalangan sahabat yang bernamaMush’ab bin Umair juga layak kita jadikan contoh. Padakali ini, Bang Udin akan menceritakan tentang sekelumitperjalanan hidup beliau. Penasaran kan??? Here wego...!

Siapakah Dia?Mush’ab adalah seorang remaja Quraisy

terkemuka, seorang yang paling ganteng dan tampan,penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan. Paramuarrikh (sejarawan) dan ahli riwayat melukiskannyadengan kalimat: “Seorang warga kota Mekah yangmempunyai nama paling harum”. Ia lahir dan dibesarkandalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya.Mungkin tak seorang pun di antara anak-anak mudaMekah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orangtuanya sedemikian rupa sebagaimana yang dialamiMush’ab bin Umair.

Awal Masuk IslamSuatu hari anak muda ini mendengar berita yang

telah tersebar luas di kalangan warga Mekah mengenaiMuhammad al-Amin, yang mengatakan bahwa dirinyatelah diutus Allah sebagai pembawa berita suka maupunduka, sebagai da’i yang mengajak umat beribadahkepada Allah Yang Maha Esa.

Di antara berita yang didengarnya ialah bahwaRasulullah n bersama pengikutnya biasa mengadakanpertemuan di suatu tempat yang terhindar jauh darigangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam binAbil Arqam. Keraguannya tidak berjalan lama, hanyasebentar waktu ia menunggu, maka pada suatu senjadidorong oleh kerinduannya pergilah ia ke rumahArqam menyertai rombongan itu. Di tempat ituRasulullah n sering berkumpul dengan parashahabatnya, tempat dimana beliau mengajarkan ayat-ayat Al-Quran dan membawa mereka shalat beribadahkepada Allah Ta’ala.

Baru saja Mush’ab mengambil tempat duduknya,ayat-ayat al-Quran mulai mengalir dari kalbu Rasulullahbergema melalui kedua bibir beliau dan sampai ketelinga, meresap di hati para pendengar. Di senja itu,Mush’ab pun terpesona oleh untaian kalimat Rasulullahyang tepat menemui sasaran pada kalbunya. Hampirsaja anak muda itu terangkat dari tempat duduknyakarena rasa haru, dan serasa terbang ia karena gembira.

Tetapi Rasulullah n mengulurkan tangannya yangpenuh berkat dan kasih sayang dan mengurut dadapemuda yang sedang panas bergejolak, hingga tiba-tiba menjadi sebuah lubuk hati yang tenang dan damai,tak ubah bagai lautan yang teduh dan dalam.

Kebesaran Hatinya Dalam MempertahankanIslam

Setelah Mush’ab menganut Islam, tidak ada satupun yang ditakuti dan dikhawatirkannya selain ibunyasendiri, yang bernama Khunas binti Malik. Ia pun segeraberpikir keras dan mengambil keputusan untukmenyembunyikan keislamannya. Demikianlah iasenantiasa bolak-balik ke rumah Arqam menghadirimajelis Rasulullah, sedang hatinya merasa bahagiadengan keimanan dan bersedia menebusnya denganamarah murka ibunya yang belum mengetahui beritakeislamannya.

Tetapi di kota Mekah tiada rahasia yangtersembunyi, apalagi dalam suasana seperti itu. Matakaum Quraisy berkeliaran di mana-mana mengikutisetiap langkah dan menelusuri setiap jejak. Sampaipada suatu ketika, ada salah seorang yang bernamaUsman bin Thalhah melihat Mush’ab memasuki rumahArqam secara sembunyi. Kemudian pada hari yang laindilihatnya pula ia shalat seperti Muhammad n. Secepatkilat ia mendatangi ibu Mush’ab dan melaporkan beritayang dijamin kebenarannya.

Ibunya berusaha keras mengembalikan Mush’abkepada agamanya yang lama dengan berbagai cara,dari mulai mengurungnya hingga mengusir Mush’abdari rumahnya dan tidak mengakuinya lagi sebagaianaknya. Ini juga berarti akhir dari kehidupan mewahdan perlente pemberian orang tuannya yang selamaini dinikmatinya. Begitulah, pemuda rupawan ini lebihmemilih hidup miskin dan sengsara, dengan pakaiannyayang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa harilapar demi cintanya pada Allah Ta’ala. Suatu hari pernahbeberapa orang Muslimin duduk di sekelilingRasulullah n. Ketika mereka memandang Mush’ab,mereka menundukkan kepala dan memejamkan mata.Sebagian dari mereka tak kuasa menahan air matakarena rasa ibanya terhadap Mush’ab. Akan tetapiRasulullah n melihat Mush’ab dengan pandanganpenuh arti, rasa cinta kasih dan syukur. Sambiltersenyum beliau berkata,”Dahulu saya melihatMush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalammemperoleh kesenangan dari orangtuanya, kemudianditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allahdan Rasul-Nya.”

Mush’ab bin UmairDuta Islam Pertama

ISLAMUDA

20Izzuddin edisi 66 Th. 2008

Pengetahuan tentang najis sangat penting bagiseorang muslim karena berkaitan erat denganibadah. Jangan sampai karena ketidaktahuan-nya, benda yang sebenarnya hanya kotoranbiasa dianggap najis dan sebaliknyamenganggap remeh benda-benda yangdianggap najis oleh syariat.Najis merupakan hal yang sering dijumpaidalam kehidupan sehari-hari dan harusdiperhatikan keberadaannya, khususnya olehseorang muslim karena berkaitan denganibadahnya kepada Allah. Contoh yang palingmudah, ketika seorang hendak menegakkanshalat, ia harus memperhatikan kesucian diridan tempat shalatnya dari hadats maupun najis.

Namun sangat disayangkan, berapa banyakkaum muslimin yang belum mengetahui denganbenar masalah najis ini walaupun sebenarnyapermasalahan ini telah banyak dibahas oleh paraulama, baik dari sisi pengertian maupun penje-lasannya macam-macamnya secara rinci. Terka-dang sesuatu yang najis disangka sebagai sesuatuyang bukan najis. Di waktu lain, sesuatu yangsebelumnya tidak najis berusaha dihindari karenadisangka najis. Keadaan ini adalah kenyataanpahit yang kita dapati dalam kehidupan kaummuslimin.

Agama kita yang sempurna telah menjelaskandengan lengkap dan rinci tentang najis ini. Paraulama telah menerangkan bahwa najis adalahkotoran yang wajib dijauhi oleh seorang muslimdan harus dibersihkan ketika mengenai sesuatu.Di antara macam-macam najis tersebut ada yangdisepakati oleh para ulama bahwa perkara ituadalah najis, dan ada pula yang diperselisihkantentang kenajisannya, apakah hal itu termasuksesuatu yang najis atau bukan.

Kali ini kami akan menjelaskan terlebihdahulu hal-hal yang disepakati oleh para ulamasebagai najis.1. Kotoran (tahi) dan kencing manusia

Najisnya kotoran manusia diisyaratkandalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat yangmulia, Abu Sa’id Al Khudri. Beliau menceritakan

bahwasanya Rasulullah pernah shalat bersamapara sahabatnya dalam keadaan mengenakansandal namun tiba-tiba beliau melepas sandalnyadan meletakkannya di sebelah kiri beliau danperbuatan ini diikuti oleh para sahabat. Selesaishalat, beliau mempertanyakan perbuatan parasahabatnya tersebut dan memberitahukan alasanmelepas sandal yaitu dikarenakan Jibrilmengabarkan bahwa di sandal beliau ada kotoran,dan beliau bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian datang ke masjid, hendaklah diamembalikkan dan melihat sandalnya. Apabila iamelihat ada kotoran (tahi) padanya, hendaknyadigosokkan ke tanah kemudian dipakai untuksholat.” (HR. Imam Ahmad)

Adapun najisnya kencing manusia dijelas-kan dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkandi dalam Shahihain (Shahih Al Bukhari danShahih Muslim) tentang dua orang penghunikubur yang diadzab. Dikatakan oleh Rasulullah:“Adapun salah satu dari keduanya tidak mem-bersihkan dirinya dari kencingnya.” (HR. BukhariMuslim)

Masalah kenajisan kotoran dan kencingmanusia ini banyak ataupun sedikit disepakatioleh ulama. Adapun Abu Hanifah dalam masalahkencing, beliau berpendapat jika didapati kencingsetitik jarum, maka ini tidak memudharatkan.Namun sebagaimana diterangkan di atas, kencingmanusia baik banyak ataupun sedikit adalah najis,dengan dalil yang jelas dan terang, serta meru-pakan kesepakatan ulama. Sedangkan apa yangdatang dari Abu Hanifah adalah pendapat yangtertolak.

Lain halnya dengan kencing anak kecil laki-laki yang masih menyusu dan belum makanmakanan tambahan kecuali kurma untuk tahnik(tahnik adalah mengunyah sesuatu, dalam hal inikurma sampai lumat kemudian dimasukkan/digosok-gosokkan ke langit-langit mulut bayi yangbaru lahir) dan madu untuk pengobatan.Kebanyakan para ibu mengatakan bahwa itubukan najis sehingga mereka bermudah-mudahdalam hal ini.

Walaupun dalam hal ini ada perselisihanulama, pendapat yang kuat menyatakan bahwa

N A J I SMUDAH DIJUMPAI, JARANG DIKENALI

FIQIH

Page 18: Izzuddin 66

18Izzuddin edisi 66 Th. 2008

ke arah musuh, melompat, mengelak dan berputarlalu menerkam. Tujuannya untuk menarik perhatianmusuh kepadanya dan melupakan Rasulullah.

Kemudian datanglah seorang musuh berkuda, lalumenebas tangannya hingga putus, sementara Mush’abmengucapkan, “Muhammad itu tiada lain hanyalahseorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului olehbeberapa Rasul”. Maka dipegangnya bendera dengantangan kirinya sambil membungkuk melindunginya.Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putuspula. Mushab membungkuk ke arah bendera, laludengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambilmengucapkan, “Muhammad itu tidak lain hanyalahseorang Rasul dan sebelumnya telah didahului olehbeberapa Rasul.” Lalu musuh berkuda itumenyerangnya ketiga kali dengan tombak, danmenusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mushabpun gugur, dan bendera jatuh.

Setelah perang usai, Rasulullah bersama parashahabat datang meninjau medan pertempuran untukmenyampaikan perpisahan kepada para syuhada. Ketikasampai di tempat terbaringnya jasad Mush’ab,bercucuranlah dengan deras air mata beliau. Taksehelai pun kain untuk menutupi jasad Mush’ab selainsehelai burdah. Andai ditaruh di atas kepalanya,terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya biladitutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. MakaRasulullah bersabda, “Tutupkanlah ke bagian kepalanya,dan dahinya tutupilah dengan rumput idzkhir!”Rasulullah berdiri di depan Mush’ab bin Umair denganpandangan mata yang pendek bagai menyelubunginyadengan kesetiaan dan kasih sayang, dibacakannya ayat:”Di antara orang-orang Mu’minin terdapat pahlawan-pahlawan yang telah menepati janjinya dengan Allah”[Al-Ahzab: 23]

Sambil melihat para syuhada Uhud Rasulullahn bersabda: “Saya bersaksi bahwa mereka adalah parasyuhada di sisi Allah pada hari kiamat kelak, dan demiyang jiwaku berada pada genggaman-Nya tidaklahseseorang memberikan salam kepada mereka hinggahari kiamat kecuali akan kembali kebaikannyakepadanya”. (Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Begitulah kisah Mush’ab bin Umair, kisah inimengajarkan kepada Bang Uddin dan shahibuddintercinta untuk tidak terlena dan terpedaya oleh segalakemewahan dunia yang Allah berikan. Bagaimanapunjuga kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah diatas segala-galanya. Mush’ab bin Umair merupakancontoh nyata pemuda yang aktif berdakwah danmenggunakan seluruh potensinya untuk kepentinganIslam. Sikap sahabat Mush’ab bin Umair dalam halketaatan: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalamrangka maksiat pada Allah.”

Duta Pertama IslamSuatu saat Mush’ab dipilih Rasulullah untuk

melakukan suatu tugas yang amat penting saat itu. Iamenjadi utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkanseluk beluk agama Islam kepada orang-orang Ansharyang telah beriman dan bai’at kepada Rasulullah dibukit ‘Aqabah. Di samping itu mengajak orang-oranglain untuk menganut Agama-Allah, serta mem-persiapkan kota Madinah untuk menyambut hijratur-Rasul sebagai peristiwa besar. Sebenamya di kalangansahabat ketika itu masih banyak yang lebih tua, lebihberpengaruh dan lebih dekat hubungankekeluargaannya dengan Rasulullah daripada Mush’ab.Tetapi Rasulullah menjatuhkan pilihannya kepada“Mush’ab yang baik”.

Dan bukan tidak menyadari sepenuhnya bahwabeliau telah memikulkan tugas amat penting ke ataspundak pemuda itu, dan menyerahkan kepadanyatanggung jawab nasib Agama Islam di kota Madinah,suatu kota yang tak lama lagi akan menjadi kota hijrah,pusat para da’i dan da’wah, tempat berhimpunnyapenyebar Agama dan pembela al-Islam. Sesampainyadi Madinah, Mush’ab mendapati kaum muslimin disana tidak lebih dari dua belas orang, yakni hanyaorang-orang yang telah dibai’at di bukit ‘Aqabah. Tetapitidak sampai beberapa bulan kemudian, meningkatlahorang yang sama-sama memenuhi panggilan Allah danRasul-nya. Pada musim haji berikutnya dari perjanjian‘Aqabah, Kaum Muslimin Madinah mengirim utusanuntuk menemui Nabi. Dan utusan itu dipimpin olehguru mereka, oleh duta yang dikirim Nabi kepadamereka, yaitu Mush’ab bin Umair. Dengan tindakannyayang tepat dan bijaksana, Mush’ab bin Umair telahmembuktikan bahwa pilihan Rasulullah n atas dirinyaitu tepat. Ia memahami tugas dengan sepenuhnya,hingga tak terlanjur melampaui batas yang telahditetapkan.

Kepahlawanan dalam Perang UhudSetelah kaum Muslimin memenangkan Perang

Badar, kemudian datang perang Uhud dan Rasulullahn memilih Mush’ab untuk membawa bendera.Peperangan berkobar lalu berkecamuk dengansengitnya. Pasukan panah melanggar tidak mentaatiperaturan Rasulullah, mereka meninggalkankedudukannya di celah bukit setelah melihat orang-orang musyrik menderita kekalahan dan mengundurkandiri. Perbuatan mereka itu secepatnya merubahsuasana, hingga kemenangan Kaum Muslimin beralihmenjadi kekalahan. Mush’ab bin Umair menyadarisuasana gawat ini. Maka diacungkannya benderasetinggi-tingginya dan bertakbir sekeras-kerasnya, maju

ISLAMUDA

19Izzuddin edisi 66 Th. 2008

CUPLIS

“Ali berkata: Fathimah mengeluhkan alatpenggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu adaseorang tawanan yang mendatangai Nabi n. MakaFathimah pergi ke rumah Nabi, namun tidak bertemudengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu diamengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi n tiba, Aisyahmengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalubeliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendakberangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliauberkata: ‘Tetaplah di tempatmu’. Lalu beliau duduk ditengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnyakedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata:‘Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yanglebih baik daripada apa yang engkau minta kepadaku.Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tigapuluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, danbertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baikbagimu daripada seorang pembantu”. [Hadits Shahih,riwayat Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi,Ahmad, Al-Baihaqy]

Wahai Ukhti Muslimah!Inilah wasiat Nabi n bagi putrinya yang suci,

Fathimah, seorang pemuka para wanita penghunisurga. Maka marilah kita mempelajari apa yangbermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dariwasiat ini.

Fathimah merasa lelah karena banyaknyapekerjaan yang harus ditanganinya, berupa pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh alatpenggiling. Maka dia pun pergi menemui Rasulullahn untuk meminta seorang pembantu, yakni seorangwanita yang bisa membantunya.

Tatkala Fathimah memasuki rumah Nabi n, diatidak mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkanAisyah (Ummul Mukminin). Lalu Fathimah menye-butkan keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliautiba, Aisyah mengabarkan urusan Fathimah.

Beliau mempertimbangkan permintaanFathimah. Dan memang beliau mempunyai beberapaorang tawanan perang, ada pula dari kaum wanitanya.Tetapi tawanan-tawanan ini akan dijual, dan hasilnyaakan disalurkan kepada orang-orang Muslim yang fakir,yang tidak mempunyai tempat tinggal dan makanankecuali dari apa yang diberikan Rasulullah. Lalu beliaupergi ke rumah Ali, suami Fathimah, yang saat itu

keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk rumah Alidan Fathimah setelah meminta izin dari keduanya.Tatkala beliau masuk, keduanya bermaksud hendakberdiri, namun beliau berkata: “Tetaplah engkau ditempatmu”. “Telah dikabarkan kepadaku bahwa engkaudatang untuk meminta. Lalu apakah keperluanmu?”.

Fathimah menjawab:”Ada kabar yang kudengarbahwa beberapa pembantu telah datang kepadaengkau. Maka aku ingin agar engkau memberikuseorang pembantu untuk membantuku membuat rotidan adonannya. Karena hal ini sangat berat bagiku”.

Beliau berkata: “Mengapa engkau tidak datangmeminta yang lebih engkau sukai atau lebih baik darihal itu?”. Kemudian beliau memberi isyarat kepadakeduanya, bahwa jika keduanya hendak tidur,hendaklah bertasbih kepada Allah, bertakbir, danbertahmid dengan bilangan tertentu yang disebutkankepada keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata. “Itulebih baik bagimu daripada seorang pembantu”.

Boleh jadi engkau bertanya-tanya apa hubunganantara pembantu yang diminta Fathimah dan dzikir?Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur,tidak akan merasa letih. Sebab Fathimah mengeluhletih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikiritu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. IbnulQayyim mengisahkan tentang gurunya (Ibnu Taimiyyah,wafat 728 H) bahwa beliau sangat memperhatikandzikir-dzikir sebelum tidur, dan beliau pun jarangkelelahan. Beliau dapat menulis satu kitab dalam satuhari, padahal kitab tersebut diselesaikan juru tulis padazaman itu selama satu minggu, dan tulisan beliau sangatbagus. Sampai sekarangpun masih kita dapatkan kitab-kitab beliau sangat banyak.

Begitulah wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi nyang disampaikan kepada salah seorang pemimpinpenghuni surga, Fathimah, yaitu berupa kesabaran yangbaik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi danistri seorang shahabat yang mulia, harus menggiling,membuat adonan roti, dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkautidak menirunya?

Maraji’: Al-Khamsuna Wasyiyyah Min WashayaAr-Rasul n Lin Nisa, Edisi Indonesia: Lima Puluh WasiatRasulullah n Bagi Wanita, Pengarang Majdi As-SayyidIbrahim

Wasiat Sebelum Tidur