10

Click here to load reader

Jalan rel-1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jalan rel-1

MODUL 1

JALAN REL (3 SKS)

TOPIK : PENDAHULUAN

DESKRIPSI MATA KULIAH / SILABUS :

Mempelajari segala hal yang berhubungan dengan jalan kereta api, baiksecara umum maupun dari segi teknis secara keseluruhan.

TUJUAN PERKULIAHAN

Untuk mengetahui dan mempelajari jalan kereta api, mulai daripemahaman secara umum sampai tinjauan secara teknis yangmeliputi konsep perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasaansecara teknis jalan kereta ap, baik itu struktur jalan rel, beban-bebanyang bekerja, wesel, penambat, bantalan, maupun konsepperencanaan geometric designnya.

KEGIATAN PERKULIAHAN

PERTEMUANKE POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

IPENDAHULUAN

Jalan kereta api secara umum

IIJALUR KERETA API

Perlintasan, Rambu, Jalur, Lokomotif,Gerbong, Stasiun

IIIKOMPONEN STRUKTUR JLN REL & PEMBEBANANKelas jalan dan komponen struktur jalan rel, serta contoh2

perhitungan dimensi komponen jalan rel

IVREL

Umum, dimensi rel, umur rel, stabilitas rel panjang menerus

VWESEL (SWITCH)

Komponen wesel, kecepatan izin wesel dan bagan wesel

VIWESEL (SWITCH)

Fungsi wesel, lay out stasiun dan jenis wesel

VIIQUISQUIS

VIIIUTSUTS

IXBANTALAN

Umum, bantalan kayu ,Bantalan besi dan beton

XPENAMBAT PENAMBAT

Umum, jenis penambat dan penggunaan penambat

XIKETENTUAN UMUM

Standard jalan rel, kecepatan dan beban gander

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 2: Jalan rel-1

PERTEMUANKE

POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

XIIKETENTUAN UMUM

Ruang bebas dan bangun, penampang melintang jalan rel

XIIIALINYEMEN JALAN REL

Definisi dan factor-faktor yang mempengaruhi alinyemenjalan rel

XIVALINYEMEN JALAN REL

Alinyemen vertical dan horizontal

XVQUISQUIS

XVIUJIAN AKHIR SEMESTERUJIAN AKHIR SEMESTER

TUGAS PERKULIAHAN

MANDIRI TERSTRUKTURPenyusunan diktat/makalah jalan

kereta api dan penyelesaian soal-soal.

Buatlah 5 soal dan jawaban dari setiappertemuan

SUMBER BELAJAR / LITERATUR / MEDIA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 3: Jalan rel-1

MODUL 1

JALAN REL (3 SKS)

TOPIK : PENDAHULUAN

1. JALAN KERETA API SECARA UMUM

Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga

gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan

lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan

alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan

dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau

gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau

gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang

maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal

efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal

sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota,

maupun antar negara.

Sejarah

Sejarah perkeretaapian sama seperti sejarah alat transportasi umumnya yang

diawali dengan penemuan roda. Mulanya dikenal kereta kuda yang hanya

terdiri dari satu kereta (rangkaian), kemudian dibuatlah kereta kuda yang

menarik lebih dari satu rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang terbuat

dari besi (rel) dan dinamakan trem. Ini digunakan khususnya di daerah

pertambangan tempat terdapat lori yang dirangkaikan dan ditarik dengan

tenaga kuda.

Setelah James Watt menemukan mesin uap, Nicolas Cugnot membuat

kendaraan beroda tiga berbahan bakar uap. Orang-orang menyebut

kendaraan itu sebagai kuda besi. Kemudian Richard Trevithick membuat

mesin lokomotif yang dirangkaikan dengan kereta dan memanfaatkannya

pada pertunjukan di depan masyarakat umum. George Stephenson

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 4: Jalan rel-1

menyempurnakan lokomotif yang memenangi perlombaan balap lokomotif

dan digunakan di jalur Liverpool-Manchester. Waktu itu lokomotif uap yang

digunakan berkonstruksi belalang. Penyempurnaan demi penyempurnaan

dilakukan untuk mendapatkan lokomotif uap yang lebih efektif, berdaya besar,

dan mampu menarik kereta lebih banyak.

Penemuan listrik oleh Michael Faraday membuat beberapa penemuan

peralatan listrik yang diikuti penemuan motor listrik. Motor listrik kemudian

digunakan untuk membuat trem listrik yang merupakan cikal bakal kereta api

listrik. Kemudian Rudolf Diesel memunculkan kereta api bermesin diesel yang

lebih bertenaga dan lebih efisien dibandingkan dengan lokomotif uap. Seiring

dengan berkembangnya teknologi kelistrikan dan magnet yang lebih maju,

dibuatlah kereta api magnet yang memiliki kecepatan di atas kecepatan

kereta api biasa. Jepang dalam waktu dekade 1960-an mengoperasikan KA

Super Ekspress Shinkanzen dengan rute Tokyo-Osaka yang akhirnya

dikembangkan lagi sehingga menjangkau hampir seluruh Jepang. Kemudian

Perancis mengoperasikan kereta api serupa dengan nama TGV.

Jenis-jenis kereta api

a. Dari segi propulsi (tenaga penggerak)

1. Kereta api uap

2. Kereta api diesel

3. Kereta rel listrik

b. Dari segi rel

Kereta api rel konvensional

Kereta konvensional di Stasiun Jakarta Kota,

Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai.

Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan.

Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 5: Jalan rel-1

bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan

lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.

Kereta api monorel

Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya

tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai. Rel kereta ini hanya terdiri dari

satu batang besi. Letak kereta api didesain menggantung pada rel atau di

atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota

khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan

layang.

Dari segi di atas/di bawah permukaan tanah

Kereta api permukaan

Kereta api permukaan berjalan di atas tanah. Umumnya kereta api yang

sering dijumpai adalah kereta api jenis ini.

Kereta api bawah tanah (Subway)

Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan di bawah

permukaan tanah (subway). Kereta jenis ini dibangun dengan membangun

terowongan-terowongan di bawah tanah sebagai jalur kereta api. Umumnya

digunakan pada kota kota besar (metropolitan) seperti New York, Tokyo,

Sidney, Kuala Lumpur, Singapur, Paris dan Moskwa,dll. Selain itu ia juga

digunakan dalam skala lebih kecil pada daerah pertambangan.

Dari segi penggunaan

1. Kereta Api Penumpang

2. Kereta Api Barang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 6: Jalan rel-1

STASIUN KERETA API

Stasiun kereta api adalah tempat di mana para penumpang dapat naik-turun dalam

memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga

dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta

api.

Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang

tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)

beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,

dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak

daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon

penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir,

sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan

sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada

zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu

dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-

minus 709 meter.

Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada

ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur

yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta

api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur

lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,

umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada

halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu,

setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan

pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.

Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan

sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka

kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada

masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain

ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota

kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api

sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 7: Jalan rel-1

Stasiun kereta api adalah tempat di mana para penumpang dapat naik-turun dalam

memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga

dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta

api.

Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang

tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)

beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,

dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak

daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon

penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir,

sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan

sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada

zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu

dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-minus

709 meter.

Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada

ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur

yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta

api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur

lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,

umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada

halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu,

setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan

pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.

Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan

sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka

kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada

masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain

ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota

kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api

sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.

GERBONG

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 8: Jalan rel-1

Gerbong adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah rangkaian

kereta api yang bukan merupakan lokomotif. Gerbong secara garis besar dibedakan

atas dua jenis yaitu gerbong penumpang dan gerbong barang. Gerbong barang

kemudian dibedakan lagi berdasarkan jenis muatannya antara lain:

• lori - gerbong terbuka, umumnya untuk mengangkut bahan galian tambang.

• tanki - gerbong untuk mengangkut muatan berbentuk cair.

• gerbong untuk mengangkut ternak.

• peti kemas.

Lokomotif kereta api di Indonesia

Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk

menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian

kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api

berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang

terletak di pinggir jalur rel.

Berdasarkan mesinnya, lokomotif terbagi menjadi :

1. Lokomotif uap. Merupakan cikal bakal mesin kereta api. Uap yang

dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk

menggerakkan torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan

bakarnya bisanya dari kayu bakar atau batu bara.

2. Lokomotif diesel mekanis. Menggunakan mesin diesel sebagai sumber

tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis.

Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena

keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer

daya.

3. Lokomotif diesel elektrik. Merupakan lokomotif yang paling banyak

populasinya. Mesin diesel dipakai untuk memutar generator agar

mendapatkan energi listrik. Listrik tersebut dipakai untuk menggerakkan

motor listrik besar yang langsung menggerakkan roda.

4. Lokomotif diesel hidrolik. Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel

untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik untuk

menggerakkan roda. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik

karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem besar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 9: Jalan rel-1

5. Lokomotif listrik. Lokomotif ini nomor dua paling populer setelah lokomotif

diesel elektrik. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik,

tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi

di atas jalur kereta api. Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur

yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga.

KERETA REL LISTRIK

Tiga macam kereta rel listrik di stasiun Bogor. Dari kiri ke kanan, KRL buatan Jepang

tahun 1983/1984, KRL buatan Belanda-Belgia tahun 1996, dan KRL buatan Jepang

tahun 1986/1987

Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta yang bergerak dengan sistem

propulsi motor listrik.

Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan

merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek).

Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk

menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925.

Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa

disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.

Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama

beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi.

Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang.

Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978,

1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat

ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah dari Pemerintah

Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.

PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang

disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih

banyak lagi, karena tidak ekonomis. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis

untuk membeli KRL bekas dari Jepang.

Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Stasiun Jakarta Kota ke Bekasi,

Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong. Di masa depan direncanakan bahwa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 10: Jalan rel-1

KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur dari Tanah Abang menuju

Serpong sedang dalam proses ditingkatkan menjadi jalur rel ganda, sedang dari

Manggarai sampai dengan Cikarang akan ditingkatkan menjadi Double-Double-

Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan

kereta Bandara.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL