Upload
arsitektur90
View
39
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MODUL 2
JALAN REL (3 SKS)
TOPIK : JALUR KERETA API
2.1. PERLINTASAN SEBIDANG
Perlintasan tanpa pintu yang dilengkapi dengan isyarat lampu di Tyne dan Wear
Metro, Inggris.
Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan
jalan. Isu yang menonjol pada perlintasan sebidang adalah tingginya angka
kecelakaan lalu-lintas antara kendaraan dengan kereta api, terutama pada
perlintasan yang tidak dijaga.
Bentuk perlintasan sebidang
Perlintasan sebidang dapat dikelompokkan atas:
1. Perlintasan sebidang dengan pintu
2. Perlintasan sebidang yang tidak dijaga.
Keselamatan
Untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, perlintasan dilengkapi
dengan:
Pintu kereta api
Didaerah yang arus lalu lintas kereta api tinggi dan arus kendaraan tinggi perlintasan
wajib dilengkapi dengan pintu perlintasan, baik dikendalikan oleh penjaga pintu
perlintasan, ataupun otomatis.
2.2. Rambu lalu lintas
• Rambu peringatan perlintasan sebidang dengan kereta api
• Rambu Peringatan jarak yang ditempatkan pada jarak 450 meter, 300 meter
dan 150 m eter sebelum perlintasan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
• Rambu stop yang berarti dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat dan
meneruskan perjalanan setelah mendapat kepastian aman dari lalu lintas
arah lainnya
Marja jalan
• Marka lambang dan tulisan berupa silang dan hurup K dan A.
• Pita penggaduh untuk mengingatkan pengemudi yang ngantuk.
Isyarat lampu
Untuk mempertegas kereta api akan lewat, pada perlintasan sebidang dilengakapi
dengan isyarat lampu merah sebanyak 2 buah yang hidup secara bergantian.
Isyarat suara
Isyarat suara yang khas kereta api :
• Kereta api
• Kecelakaan lalu-lintas
• Keselamatan lalu lintas
• Jalan
2.3. JALUR REL GIGI
Jalur rel gigi
Jalur rel gigi ialah sistem rel pegunungan dengan rel bergigi khusus yang dinaiki di
atas bantalan rel antara rel yang terbentang. Kereta api dicocokkan dengan 1 roda
gigi atau lebih yang yang bertautan dengan rel para-para ini. Ini memungkinkan
lokomotif mengangkat KA melalui lereng yang curam.
Sistem
Berbagai macam sistem jalur rel gigi telah dikembangkan:
• Sistem Riggenbach menggunakan rak tangga, membentuk plat baja yang
dihubungkan ruji bulat pada jarak yang beraturan. Sistem Riggenbach
merupakan sistem pertama yang ditemukan, dan menderita masalah di mana
rak tertentunya lebih rumit dan mahal untuk dibangun daripada sistem lain.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
Terkadang sistem ini dikenal sebagai sistem Marsh, karena penemuan
serempak oleh penemu Amerika, Syvester Marsh, pembangun jalur rel Mount
Washington.
• Sistem Abt ditemukan oleh Roman Abt, insinyur lokomotif Swiss yang
mengerjakan jalur yang diperlengkapi dengan sistem Riggenbach, sebagai
sistem rak yang diperbaiki. Rak Abt menonjolkan plat baja yang naik secara
vertikal dan sejajar dengan rel, dengan gigi rak yang dimesinkan ke profil
tepat padanya. Ini memakai gigi ujung sayap lokomotif yang lebih lancar
daripada sistem Riggenbach. 2 atau 3 set paralel plat rak Abt digunakan,
dengan sejumlah ujung sayap yang menggerakkan pada lokomotif yang
berhubungan, untuk memastikan bahwa 1 gigi ujung sayap selalu digunakan
dengan aman.
• Sistem Strub mirip dengan Abt namun hanya menggunakan 1 baris plat rak
yang lebih lebar. Merupakan sistem rak termudah untuk dibiayai dan telah
banyak terkenal.
• Sistem Locher menggunakan gigi gir yang dipotong di sisinya daripada di
atas rel, digunakan oleh 2 roda gigi di lokomotif. Sistem ini memungkinkan
penggunaan pada tanjakan daripada sistem lain, yang giginya bisa melompat
dari rak. Digunakan di jalur rel Gunung Pilatus.
• Sistem menurun (sebenarnya bukan sistem rak/para-para) menggunakan rel
tengah yang timbul yang dipegang dengan mekanisme pada mesin.
Sebagian besar jalur rel gigi menggunakan sistem Abt.
Beberapa sistem rel, dikenal sebagai 'rak dan adhesi', hanya menggunakan jalan
bergigi di titik tertinggi dan di tempat lain berlaku seperti jalur rel biasa. Lainnya
hanya rak. Di tipe terakhir, umumnya roda lokomotif free-wheeling dan meski
rupanya tak menyumbang pengendaraan kereta.
Lokomotif gigi
Awalnya, hampir seluruh jalur rel gigi mendapat tenaga dari lokomotif uap. Lokomotif
uap perlu dimodifikasi secara luas di lingkungan itu. Tak seperti lokomotif diesel atau
lokomotif listrik, lokomotif uap hanya bekerja saat pembangkit tenaga listriknya (ketel,
dalam hal ini) agak rata. Ketel lokomotif membutuhkan air untuk terus menutupi
tabung ketel dan helai tungku, khususnya lembar mahkota, atasan tungku dari
logam. Jika tak ditutupi dengan air, panas api akan mencairkannya sampai cukup
melembut sampai ambruk di bawah tekanan ketel, menimbulkan kerusakan besar.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
Pada sistem rak dengan kemiringan yang ekstrim, ketel, tempat masinis dan
superstruktur umum lokomotif dimiringkan relatif ke depan ke roda, agar kurang lebih
horizontal saat di jalur rel menanjak. Sering lokomotif itu tak berfungsi di jalur datar,
dan begitu jalur keseluruhan, termasuk bengkel pemeliharaan, harus dibentangkan
miring. Inilah salah satu alasan mengapa jalur rel para-para di antara satu yang
mesti dilistrikkan.
Pada jalur rel yang hanya rak (para-para) lokomotif selalu mendorong gerbong untuk
alasan keamanan sejak lokomotif dicocokkan dengan rem yang amat kuat, sering
termasuk kaitan atau kelem yang menarik rel rak dengan keras. Beberapa lokomotif
dicocokkan dengan rem otomatis yang diterapkan jika kecepatannya terlalu tinggi
dan tak bisa dikendalikan lagi. Sering tiada coupler antara lokomotif dan kereta sejak
gaya berat akan selalu menekan gerbong terhadap lokomotif. Eletrikal yang
mendapat kekuatan dari kendaraan sering memiliki remrel elektromagnetik juga.
Jalur rel gigi di Indonesia
Lokomotif di Stasiun Ambarawa
Dewasa ini jalur rel gigi yang masih tersisa di Indonesia adalah jalur kereta di
Sumatera Barat seperti yang melewati daerah kawasan wisata Lembah Anai.
Dahulu, jalur rel Ambarawa-Bedono merupakan bagian dari jalur rel Kedungjati-
Yogyakarta, yang kini sudah tak dipakai lagi. Di Ambarawa ada museum KA (yang
juga berfungsi sebagai stasiun) yang menyimpan loko-loko antik. Para turis masih
bisa bernostalgia jalur Ambarawa-Bedono dengan kereta rel gigi yang masih
beroperasi di sana.
2.4 KERETA API BARANG
Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang
(kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun
kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan
gerbong khusus untuk mengangkut ternak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak
atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).
Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang digunakan untuk mengangut tank
dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
2.5 KERETA API UAP
Sejak pertama kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang memakai
kereta api uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Inggris dan Belanda.
Penemuan Mesin Uap James Watt (1736-1819)
James Watt, dilahirkan 19 Januari 1736 di Greenock Skotland dan meninggal 19
Agustus 1819 di Heathfield Inggris, menemukan penyempurnaan Mesin Uap pada
tahun 1769. Permulaan kereta api uap bermula dengan penemuan penyempurnaan
mesin uap ini.
Sejarah Kereta Api di Indonesia Sejak 1876
Pembukaan Jalur Pertama 1876 di Semarang
Kereta Api Pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang (Kemijen-
Tanggung yang berjarak 26 km). Dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil
bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah
membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta dan Tanjung Perak Suarabya.
Perkembangan Lokomotif tahun 1898 hinnga 1954
• Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol
• Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham
• Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester
• Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester
• Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig
Depo Lokomotif Uap di Madiun
Pada mulanya Depo Lokomotif Uap ada di beberapa stasiun seperti Manggarai
Jakarta, Bandung, Purwokerto, Kutoarjo, Pengok Yogyakarta, Madiun, Gubeng
Surabya. Namun sejak Pemerintah mengimpor lokomotif diesel, maka Madiun telah
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
ditetapkan menjadi depo lokomotif uap. Sekarang lokasi di Madiun dipakai untuk PT.
Industri Kereta Api (PT. Inka).
Jalur Rel Bergigi di Ambarawa dan Padang
Indonesia mempunyai museum kereta uap yang beroperasi di pegunungan dengan
bantuan rel bergigi, hal ini masih dapat dilihat pada museum kereta api di Ambarawa.
Kereta Api Uap terakhir di Indonesia 1995
Pada tahun 1955 Indonesia mengimpor lokomotif uap yang terakhir adalah dari
pabrik Krupp Jerman, yaitu model D. Lokomotif ini sangat kuat dan dipakai di
berbagai kebutuhan untuk penumpang, barang maupun batu bara. Setelah
beroperasi 40 tahun, maka berakhirlah pada tahun 1995 pengoperasian lokomotif
uap ini. Bagi para penggemar kereta api uap dapat melihat di museum kereta api di
seluruh dunia, dan di Indonesia dapat dilihat di Taman Mini atau Museum Kereta Api
di Ambarawa.
Salah satu Big Boy X-4014 milik Union Pacific AS
Catatan tentang Big Boy, lok uap terbesar di dunia
Pada tahun 1941 Alco Locomotive Work di Amerika membuat 25 lokomotif uap yang
super besar dan bertenaga hebat, konon lokomotif ini yang terbesar yang pernah
ada di dunia. Lok ini dioperasikan oleh Union Pacific Amerika Serikat dalam
mengarungi medan yang berat berpegunungan. Pada tahun 1930 Union Pacific
mempunyai pengalaman harus melakukan pertolongan pada jalur Ogden ke
Wasatch (Amerika Serikat), di mana rangkaian kereta adalah seberat 3.600 ton dan
dengan elevasi 1,14%. Oleh sebab itu Union Pacific menghendaki lokomotif yang
super kuat. Big Boy dapat menarik rangkaian 3.600 ton, traksi 270,000 kg, sehingga
diputuskan dengan konfigurasi 4-8-8-4, dan kecepatan 120 km/jam, serta tekanan
uap 300 psi.Konon data terakhir tercatat bahwa Big Boy telah mengarungi rata-rata
1.000.000 mile perjalanan, yang terbesar adalah lok 4006 dengan posisi 1,064,625
mile, sedangkan yang terkecil adalah lok 4024 dengan posisi 811.956 mile. Kode 40
artinya buatan tahun 40-an, dua angka terakhir adalah nomor urut.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
Challenger:
Union Pacific pernah pula memiliki 105 lok Challenger, yang dibuat pada tahun 1936
hingga 1943, dengan panjang 30 mt dan berat 500.000 kg, dan susunan roda 4-6-6-
4, jadi lebih kecil dari Bog Boy. Lok ini terutama untuk barang, namun juga untuk
penumpang pada jalur pegunungan di wilayah California dan Oregon.
Northern:
Lok ini mempunyai susunan roda 4-8-4, dioperasikan oleh Union Pacific sebanyak
45, dibuat pada tahun 1937 hingga 1944. Kecepatannya adalah 150 km/jam. Lok ini
untuk penumpang dan barang.
2.6. KERETA KECEPATAN TINGGI
Kereta Kecepatan Tinggi di Shanghai,China.
Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel
dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam).
Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam
(150 mil/jam) sampai 300 km/jam (180 mil/jam). Meskipun rekor kecepatan dunia
untuk kereta beroda dipecahkan pada tahun 1990 oleh kereta Prancis TGV yang
mencapai kecepatan 515 km/jam (320 mpj), sedangkan kereta maglev eksperimen
Jepang telah mencapai kecepatan 581 km/jam.
Sejarah
Jalur rel adalah jenis pertama transportasi masal, dan sampai penemuan mobil di
awal abad 20, memiliki monopoli transportasi di darat. Masa setelah Perang dunia II,
peningkatan dalam bidang mobil, jalan layang, dan pesawat membuat transportasi
menjadi lebih praktis. Di Eropa dan Jepang menekankan pengembangan rel setelah
masa perang. Di A.S., pengembangan ditekankan ke jalan jalur cepat dan bandar
udara.
Di Jepang dengan nama Shinkansen, pengembangannya dimulai pada tahun 1956
dan jalur pertama dibuka pada 1 Oktober 1964 yang menghubungkan Tokyo-Osaka
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
bertepatan dengan Olimpiade Tokyo. Jalur ini juga menerima sukses secara
langsung, dalam waktu 3 tahun dia telah melayani 100 juta penumpang.
Di Eropa ada 2 negara yaitu Prancis dan Jerman. Di Prancis dengan nama TGV,
rencana awal telah dimulai sejak 1960an, namun menghadapi tantangan sampai
jalur pertama dibuka pada 27 September 1981 yang menghubungkan Paris-Lyon.
Sedangkan di Jerman dengan nama ICE, pengembangan dimulai pada tahun 1982
dan jalur pertama dibuka tahun 1991 yang menghubungkan Hamburg-Frankfurt-
München.
Kereta kecepatan tinggi dikembangkan untuk memenangkan kembali pengguna rel
yang telah menggunakan alat transportasi lain.
Kereta kecepatan tinggi vs. mobil atau pesawat
Kereta Kecepatan Tinggi berteknologi Shinkansen.(seperti KRL).
Ada batasan dalam pengembangan jalan jalur cepat dan transportasi udara, yaitu
kemacetan, atau batas kapasitas. Bandar udara memiliki kapasitas yang terbatas
untuk melayani penumpang pada jam sibuk, dan juga jalan tol. Kereta kecepatan
tinggi, yang memiliki potensi kapasitas yang besar dalam gerbongnya, menawarkan
pembebasan dari kemacetan dalam kedua tranportasi di atas. Sebelum perang dunia
II kereta penumpang konvensional adalah alat transportasi antar-kota utama. Kereta
penumpang kehilangan perannya karena jalur perjalanan yang terbatas.
KRL dari Stasiun Bogor hendak berangkat menuju Jakarta. Gambar tahun 1994
Kereta kecepatan tinggi memilik keuntungan dibandingkan dengan automobil karena
dia dapat bergerak dengan kecepatan jauh lebih tinggi dari mobil dan tidak
terhambat oleh kemacetan dan tidak usah disetir. Untuk jarak yang relatif dekat,
sekotar atau kurang dari 650 km (400 mil), kereta kecepatan tinggi memiliki
keuntungan lebih dari pesawat, karena dia tidak membutuhkan waktu cek masuk
yang lama, yang menang atas kecepatan tranportasi udara untuk jarak dekat. Kereta
juga memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dan frekuensi yang lebih banyak dari
transportasi udara.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
Target tujuan untuk kereta kecepatan tinggi
Awal target tujuan yang dibuat oleh Prancis, Jepang dan Amerika adalah hubungan
antara kota-kota besar yang berdekatan. Di Prancis adalah Paris-Lyon, di Jepang
adalah Tokyo-Osaka, dan di A.S. masih berupa proposal adalah antara Boston-New
York-Washington, D.C..
Pasar yang dituju masih berfokus pada pasaran perjalanan bisnis. Namun
belakangan ini perjalanan tamasya mulai berkembang. Di Prancis sudah banyak jalur
yang menghubungi pantai hiburan di Samudra Atlantik dan Laut Tengah, dan juga
taman bermain besar. Dan, Jumat sore merupakan jam puncak bagi kereta TGV
(Metzler, 1992). Sistem TGV telah menurunkan harga untuk perjalanan jarak jauh
agar dapat bersaing dengan transportasi udara, dan sebagai hasilnya kota-kota
dengan jarak tempuh 1 jam oleh TGV telah menjadi pilihan penumpang. Efek
samping dari pembukaan jalur kereta ini adalah pengembangan yang cepat daerah
pedesaan yang terisolasi. Belakangan ini, beberapa jalur kereta cepat ini sengaja
direncanakan untuk tujuan ini, contohnya adalah Madrid-Sevilla di Spanyol dan
Amsterdam-Groningen di Belanda.
Teknologi
Banyak teknologi di belakang kereta kecepatan tinggi merupakan peningkatan dari
teknologi yang sudah ada. Rekor kecepatan 515 km/jam dipegang oleh TGV.
Strategi pembangunan
Di Prancis, biaya pembuatan dapat ditekan rendah dengan menggunakan
kemiringan bertingkat, daripada membangun terowongan. Untuk membangun rel
yang lurus, pembelian tanah memang agak mahal, namun juga garis lurus dapat
mempersedikit bahan yang digunakan dan biaya operasi dan perawatan dapat
ditekan juga.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
2.7 STASIUN KERETA API
Stasiun kereta api adalah tempat di mana para penumpang dapat naik-turun dalam
memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga
dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta
api.
Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang
tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)
beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,
dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak
daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon
penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir,
sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan
sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada
zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu
dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-minus
709 meter.
Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada
ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur
yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta
api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur
lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,
umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada
halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu,
setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan
pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.
Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan
sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka
kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada
masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain
ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api
sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.
Stasiun kereta api adalah tempat di mana para penumpang dapat naik-turun dalam
memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga
dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta
api.
Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang
tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)
beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,
dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak
daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon
penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir,
sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan
sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada
zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu
dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-minus
709 meter.
Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada
ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur
yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta
api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur
lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,
umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada
halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu,
setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan
pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.
Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan
sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka
kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada
masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain
ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota
kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api
sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL
GERBONG
Gerbong adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah rangkaian
kereta api yang bukan merupakan lokomotif. Gerbong secara garis besar dibedakan
atas dua jenis yaitu gerbong penumpang dan gerbong barang. Gerbong barang
kemudian dibedakan lagi berdasarkan jenis muatannya antara lain:
• lori - gerbong terbuka, umumnya untuk mengangkut bahan galian tambang.
• tanki - gerbong untuk mengangkut muatan berbentuk cair.
• gerbong untuk mengangkut ternak.
• peti kemas.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL