12
MODUL 2 JALAN REL (3 SKS) TOPIK : JALUR KERETA API 2.1. PERLINTASAN SEBIDANG Perlintasan tanpa pintu yang dilengkapi dengan isyarat lampu di Tyne dan Wear Metro, Inggris. Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan. Isu yang menonjol pada perlintasan sebidang adalah tingginya angka kecelakaan lalu-lintas antara kendaraan dengan kereta api, terutama pada perlintasan yang tidak dijaga. Bentuk perlintasan sebidang Perlintasan sebidang dapat dikelompokkan atas: 1. Perlintasan sebidang dengan pintu 2. Perlintasan sebidang yang tidak dijaga. Keselamatan Untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, perlintasan dilengkapi dengan: Pintu kereta api Didaerah yang arus lalu lintas kereta api tinggi dan arus kendaraan tinggi perlintasan wajib dilengkapi dengan pintu perlintasan, baik dikendalikan oleh penjaga pintu perlintasan, ataupun otomatis. 2.2. Rambu lalu lintas Rambu peringatan perlintasan sebidang dengan kereta api Rambu Peringatan jarak yang ditempatkan pada jarak 450 meter, 300 meter dan 150 m eter sebelum perlintasan Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Jalan rel-2.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jalan rel-2.pdf

MODUL 2

JALAN REL (3 SKS)

TOPIK : JALUR KERETA API

2.1. PERLINTASAN SEBIDANG

Perlintasan tanpa pintu yang dilengkapi dengan isyarat lampu di Tyne dan Wear

Metro, Inggris.

Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan

jalan. Isu yang menonjol pada perlintasan sebidang adalah tingginya angka

kecelakaan lalu-lintas antara kendaraan dengan kereta api, terutama pada

perlintasan yang tidak dijaga.

Bentuk perlintasan sebidang

Perlintasan sebidang dapat dikelompokkan atas:

1. Perlintasan sebidang dengan pintu

2. Perlintasan sebidang yang tidak dijaga.

Keselamatan

Untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang, perlintasan dilengkapi

dengan:

Pintu kereta api

Didaerah yang arus lalu lintas kereta api tinggi dan arus kendaraan tinggi perlintasan

wajib dilengkapi dengan pintu perlintasan, baik dikendalikan oleh penjaga pintu

perlintasan, ataupun otomatis.

2.2. Rambu lalu lintas

• Rambu peringatan perlintasan sebidang dengan kereta api

• Rambu Peringatan jarak yang ditempatkan pada jarak 450 meter, 300 meter

dan 150 m eter sebelum perlintasan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 2: Jalan rel-2.pdf

• Rambu stop yang berarti dilarang berjalan terus, wajib berhenti sesaat dan

meneruskan perjalanan setelah mendapat kepastian aman dari lalu lintas

arah lainnya

Marja jalan

• Marka lambang dan tulisan berupa silang dan hurup K dan A.

• Pita penggaduh untuk mengingatkan pengemudi yang ngantuk.

Isyarat lampu

Untuk mempertegas kereta api akan lewat, pada perlintasan sebidang dilengakapi

dengan isyarat lampu merah sebanyak 2 buah yang hidup secara bergantian.

Isyarat suara

Isyarat suara yang khas kereta api :

• Kereta api

• Kecelakaan lalu-lintas

• Keselamatan lalu lintas

• Jalan

2.3. JALUR REL GIGI

Jalur rel gigi

Jalur rel gigi ialah sistem rel pegunungan dengan rel bergigi khusus yang dinaiki di

atas bantalan rel antara rel yang terbentang. Kereta api dicocokkan dengan 1 roda

gigi atau lebih yang yang bertautan dengan rel para-para ini. Ini memungkinkan

lokomotif mengangkat KA melalui lereng yang curam.

Sistem

Berbagai macam sistem jalur rel gigi telah dikembangkan:

• Sistem Riggenbach menggunakan rak tangga, membentuk plat baja yang

dihubungkan ruji bulat pada jarak yang beraturan. Sistem Riggenbach

merupakan sistem pertama yang ditemukan, dan menderita masalah di mana

rak tertentunya lebih rumit dan mahal untuk dibangun daripada sistem lain.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 3: Jalan rel-2.pdf

Terkadang sistem ini dikenal sebagai sistem Marsh, karena penemuan

serempak oleh penemu Amerika, Syvester Marsh, pembangun jalur rel Mount

Washington.

• Sistem Abt ditemukan oleh Roman Abt, insinyur lokomotif Swiss yang

mengerjakan jalur yang diperlengkapi dengan sistem Riggenbach, sebagai

sistem rak yang diperbaiki. Rak Abt menonjolkan plat baja yang naik secara

vertikal dan sejajar dengan rel, dengan gigi rak yang dimesinkan ke profil

tepat padanya. Ini memakai gigi ujung sayap lokomotif yang lebih lancar

daripada sistem Riggenbach. 2 atau 3 set paralel plat rak Abt digunakan,

dengan sejumlah ujung sayap yang menggerakkan pada lokomotif yang

berhubungan, untuk memastikan bahwa 1 gigi ujung sayap selalu digunakan

dengan aman.

• Sistem Strub mirip dengan Abt namun hanya menggunakan 1 baris plat rak

yang lebih lebar. Merupakan sistem rak termudah untuk dibiayai dan telah

banyak terkenal.

• Sistem Locher menggunakan gigi gir yang dipotong di sisinya daripada di

atas rel, digunakan oleh 2 roda gigi di lokomotif. Sistem ini memungkinkan

penggunaan pada tanjakan daripada sistem lain, yang giginya bisa melompat

dari rak. Digunakan di jalur rel Gunung Pilatus.

• Sistem menurun (sebenarnya bukan sistem rak/para-para) menggunakan rel

tengah yang timbul yang dipegang dengan mekanisme pada mesin.

Sebagian besar jalur rel gigi menggunakan sistem Abt.

Beberapa sistem rel, dikenal sebagai 'rak dan adhesi', hanya menggunakan jalan

bergigi di titik tertinggi dan di tempat lain berlaku seperti jalur rel biasa. Lainnya

hanya rak. Di tipe terakhir, umumnya roda lokomotif free-wheeling dan meski

rupanya tak menyumbang pengendaraan kereta.

Lokomotif gigi

Awalnya, hampir seluruh jalur rel gigi mendapat tenaga dari lokomotif uap. Lokomotif

uap perlu dimodifikasi secara luas di lingkungan itu. Tak seperti lokomotif diesel atau

lokomotif listrik, lokomotif uap hanya bekerja saat pembangkit tenaga listriknya (ketel,

dalam hal ini) agak rata. Ketel lokomotif membutuhkan air untuk terus menutupi

tabung ketel dan helai tungku, khususnya lembar mahkota, atasan tungku dari

logam. Jika tak ditutupi dengan air, panas api akan mencairkannya sampai cukup

melembut sampai ambruk di bawah tekanan ketel, menimbulkan kerusakan besar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 4: Jalan rel-2.pdf

Pada sistem rak dengan kemiringan yang ekstrim, ketel, tempat masinis dan

superstruktur umum lokomotif dimiringkan relatif ke depan ke roda, agar kurang lebih

horizontal saat di jalur rel menanjak. Sering lokomotif itu tak berfungsi di jalur datar,

dan begitu jalur keseluruhan, termasuk bengkel pemeliharaan, harus dibentangkan

miring. Inilah salah satu alasan mengapa jalur rel para-para di antara satu yang

mesti dilistrikkan.

Pada jalur rel yang hanya rak (para-para) lokomotif selalu mendorong gerbong untuk

alasan keamanan sejak lokomotif dicocokkan dengan rem yang amat kuat, sering

termasuk kaitan atau kelem yang menarik rel rak dengan keras. Beberapa lokomotif

dicocokkan dengan rem otomatis yang diterapkan jika kecepatannya terlalu tinggi

dan tak bisa dikendalikan lagi. Sering tiada coupler antara lokomotif dan kereta sejak

gaya berat akan selalu menekan gerbong terhadap lokomotif. Eletrikal yang

mendapat kekuatan dari kendaraan sering memiliki remrel elektromagnetik juga.

Jalur rel gigi di Indonesia

Lokomotif di Stasiun Ambarawa

Dewasa ini jalur rel gigi yang masih tersisa di Indonesia adalah jalur kereta di

Sumatera Barat seperti yang melewati daerah kawasan wisata Lembah Anai.

Dahulu, jalur rel Ambarawa-Bedono merupakan bagian dari jalur rel Kedungjati-

Yogyakarta, yang kini sudah tak dipakai lagi. Di Ambarawa ada museum KA (yang

juga berfungsi sebagai stasiun) yang menyimpan loko-loko antik. Para turis masih

bisa bernostalgia jalur Ambarawa-Bedono dengan kereta rel gigi yang masih

beroperasi di sana.

2.4 KERETA API BARANG

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang

(kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun

kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan

gerbong khusus untuk mengangkut ternak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak

atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).

Selain itu terdapat kereta api trailer khusus yang digunakan untuk mengangut tank

dan perlengkapan militer lainnya (meriam, rudal dll).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 5: Jalan rel-2.pdf

2.5 KERETA API UAP

Sejak pertama kereta api dibangun di Indonesia tahun 1867 di Semarang memakai

kereta api uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Inggris dan Belanda.

Penemuan Mesin Uap James Watt (1736-1819)

James Watt, dilahirkan 19 Januari 1736 di Greenock Skotland dan meninggal 19

Agustus 1819 di Heathfield Inggris, menemukan penyempurnaan Mesin Uap pada

tahun 1769. Permulaan kereta api uap bermula dengan penemuan penyempurnaan

mesin uap ini.

Sejarah Kereta Api di Indonesia Sejak 1876

Pembukaan Jalur Pertama 1876 di Semarang

Kereta Api Pertama di Indonesia dibangun tahun 1867 di Semarang (Kemijen-

Tanggung yang berjarak 26 km). Dalam melayani kebutuhan akan pengiriman hasil

bumi dari Indonesia, maka Pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah

membangun berbagai jaringan kereta api, dengan muara pada pelabuhan Tanjung

Priok Jakarta dan Tanjung Perak Suarabya.

Perkembangan Lokomotif tahun 1898 hinnga 1954

• Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol

• Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham

• Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester

• Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester

• Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig

Depo Lokomotif Uap di Madiun

Pada mulanya Depo Lokomotif Uap ada di beberapa stasiun seperti Manggarai

Jakarta, Bandung, Purwokerto, Kutoarjo, Pengok Yogyakarta, Madiun, Gubeng

Surabya. Namun sejak Pemerintah mengimpor lokomotif diesel, maka Madiun telah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 6: Jalan rel-2.pdf

ditetapkan menjadi depo lokomotif uap. Sekarang lokasi di Madiun dipakai untuk PT.

Industri Kereta Api (PT. Inka).

Jalur Rel Bergigi di Ambarawa dan Padang

Indonesia mempunyai museum kereta uap yang beroperasi di pegunungan dengan

bantuan rel bergigi, hal ini masih dapat dilihat pada museum kereta api di Ambarawa.

Kereta Api Uap terakhir di Indonesia 1995

Pada tahun 1955 Indonesia mengimpor lokomotif uap yang terakhir adalah dari

pabrik Krupp Jerman, yaitu model D. Lokomotif ini sangat kuat dan dipakai di

berbagai kebutuhan untuk penumpang, barang maupun batu bara. Setelah

beroperasi 40 tahun, maka berakhirlah pada tahun 1995 pengoperasian lokomotif

uap ini. Bagi para penggemar kereta api uap dapat melihat di museum kereta api di

seluruh dunia, dan di Indonesia dapat dilihat di Taman Mini atau Museum Kereta Api

di Ambarawa.

Salah satu Big Boy X-4014 milik Union Pacific AS

Catatan tentang Big Boy, lok uap terbesar di dunia

Pada tahun 1941 Alco Locomotive Work di Amerika membuat 25 lokomotif uap yang

super besar dan bertenaga hebat, konon lokomotif ini yang terbesar yang pernah

ada di dunia. Lok ini dioperasikan oleh Union Pacific Amerika Serikat dalam

mengarungi medan yang berat berpegunungan. Pada tahun 1930 Union Pacific

mempunyai pengalaman harus melakukan pertolongan pada jalur Ogden ke

Wasatch (Amerika Serikat), di mana rangkaian kereta adalah seberat 3.600 ton dan

dengan elevasi 1,14%. Oleh sebab itu Union Pacific menghendaki lokomotif yang

super kuat. Big Boy dapat menarik rangkaian 3.600 ton, traksi 270,000 kg, sehingga

diputuskan dengan konfigurasi 4-8-8-4, dan kecepatan 120 km/jam, serta tekanan

uap 300 psi.Konon data terakhir tercatat bahwa Big Boy telah mengarungi rata-rata

1.000.000 mile perjalanan, yang terbesar adalah lok 4006 dengan posisi 1,064,625

mile, sedangkan yang terkecil adalah lok 4024 dengan posisi 811.956 mile. Kode 40

artinya buatan tahun 40-an, dua angka terakhir adalah nomor urut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 7: Jalan rel-2.pdf

Challenger:

Union Pacific pernah pula memiliki 105 lok Challenger, yang dibuat pada tahun 1936

hingga 1943, dengan panjang 30 mt dan berat 500.000 kg, dan susunan roda 4-6-6-

4, jadi lebih kecil dari Bog Boy. Lok ini terutama untuk barang, namun juga untuk

penumpang pada jalur pegunungan di wilayah California dan Oregon.

Northern:

Lok ini mempunyai susunan roda 4-8-4, dioperasikan oleh Union Pacific sebanyak

45, dibuat pada tahun 1937 hingga 1944. Kecepatannya adalah 150 km/jam. Lok ini

untuk penumpang dan barang.

2.6. KERETA KECEPATAN TINGGI

Kereta Kecepatan Tinggi di Shanghai,China.

Kereta kecepatan tinggi adalah transportasi massal dengan menggunakan rel

dengan kecepatan di atas 200 km/jam (125 mil/jam).

Biasanya kereta kecepatan tinggi berjalan dengan kecepatan antara 250 km/jam

(150 mil/jam) sampai 300 km/jam (180 mil/jam). Meskipun rekor kecepatan dunia

untuk kereta beroda dipecahkan pada tahun 1990 oleh kereta Prancis TGV yang

mencapai kecepatan 515 km/jam (320 mpj), sedangkan kereta maglev eksperimen

Jepang telah mencapai kecepatan 581 km/jam.

Sejarah

Jalur rel adalah jenis pertama transportasi masal, dan sampai penemuan mobil di

awal abad 20, memiliki monopoli transportasi di darat. Masa setelah Perang dunia II,

peningkatan dalam bidang mobil, jalan layang, dan pesawat membuat transportasi

menjadi lebih praktis. Di Eropa dan Jepang menekankan pengembangan rel setelah

masa perang. Di A.S., pengembangan ditekankan ke jalan jalur cepat dan bandar

udara.

Di Jepang dengan nama Shinkansen, pengembangannya dimulai pada tahun 1956

dan jalur pertama dibuka pada 1 Oktober 1964 yang menghubungkan Tokyo-Osaka

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 8: Jalan rel-2.pdf

bertepatan dengan Olimpiade Tokyo. Jalur ini juga menerima sukses secara

langsung, dalam waktu 3 tahun dia telah melayani 100 juta penumpang.

Di Eropa ada 2 negara yaitu Prancis dan Jerman. Di Prancis dengan nama TGV,

rencana awal telah dimulai sejak 1960an, namun menghadapi tantangan sampai

jalur pertama dibuka pada 27 September 1981 yang menghubungkan Paris-Lyon.

Sedangkan di Jerman dengan nama ICE, pengembangan dimulai pada tahun 1982

dan jalur pertama dibuka tahun 1991 yang menghubungkan Hamburg-Frankfurt-

München.

Kereta kecepatan tinggi dikembangkan untuk memenangkan kembali pengguna rel

yang telah menggunakan alat transportasi lain.

Kereta kecepatan tinggi vs. mobil atau pesawat

Kereta Kecepatan Tinggi berteknologi Shinkansen.(seperti KRL).

Ada batasan dalam pengembangan jalan jalur cepat dan transportasi udara, yaitu

kemacetan, atau batas kapasitas. Bandar udara memiliki kapasitas yang terbatas

untuk melayani penumpang pada jam sibuk, dan juga jalan tol. Kereta kecepatan

tinggi, yang memiliki potensi kapasitas yang besar dalam gerbongnya, menawarkan

pembebasan dari kemacetan dalam kedua tranportasi di atas. Sebelum perang dunia

II kereta penumpang konvensional adalah alat transportasi antar-kota utama. Kereta

penumpang kehilangan perannya karena jalur perjalanan yang terbatas.

KRL dari Stasiun Bogor hendak berangkat menuju Jakarta. Gambar tahun 1994

Kereta kecepatan tinggi memilik keuntungan dibandingkan dengan automobil karena

dia dapat bergerak dengan kecepatan jauh lebih tinggi dari mobil dan tidak

terhambat oleh kemacetan dan tidak usah disetir. Untuk jarak yang relatif dekat,

sekotar atau kurang dari 650 km (400 mil), kereta kecepatan tinggi memiliki

keuntungan lebih dari pesawat, karena dia tidak membutuhkan waktu cek masuk

yang lama, yang menang atas kecepatan tranportasi udara untuk jarak dekat. Kereta

juga memiliki kapasitas yang jauh lebih besar dan frekuensi yang lebih banyak dari

transportasi udara.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 9: Jalan rel-2.pdf

Target tujuan untuk kereta kecepatan tinggi

Awal target tujuan yang dibuat oleh Prancis, Jepang dan Amerika adalah hubungan

antara kota-kota besar yang berdekatan. Di Prancis adalah Paris-Lyon, di Jepang

adalah Tokyo-Osaka, dan di A.S. masih berupa proposal adalah antara Boston-New

York-Washington, D.C..

Pasar yang dituju masih berfokus pada pasaran perjalanan bisnis. Namun

belakangan ini perjalanan tamasya mulai berkembang. Di Prancis sudah banyak jalur

yang menghubungi pantai hiburan di Samudra Atlantik dan Laut Tengah, dan juga

taman bermain besar. Dan, Jumat sore merupakan jam puncak bagi kereta TGV

(Metzler, 1992). Sistem TGV telah menurunkan harga untuk perjalanan jarak jauh

agar dapat bersaing dengan transportasi udara, dan sebagai hasilnya kota-kota

dengan jarak tempuh 1 jam oleh TGV telah menjadi pilihan penumpang. Efek

samping dari pembukaan jalur kereta ini adalah pengembangan yang cepat daerah

pedesaan yang terisolasi. Belakangan ini, beberapa jalur kereta cepat ini sengaja

direncanakan untuk tujuan ini, contohnya adalah Madrid-Sevilla di Spanyol dan

Amsterdam-Groningen di Belanda.

Teknologi

Banyak teknologi di belakang kereta kecepatan tinggi merupakan peningkatan dari

teknologi yang sudah ada. Rekor kecepatan 515 km/jam dipegang oleh TGV.

Strategi pembangunan

Di Prancis, biaya pembuatan dapat ditekan rendah dengan menggunakan

kemiringan bertingkat, daripada membangun terowongan. Untuk membangun rel

yang lurus, pembelian tanah memang agak mahal, namun juga garis lurus dapat

mempersedikit bahan yang digunakan dan biaya operasi dan perawatan dapat

ditekan juga.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 10: Jalan rel-2.pdf

2.7 STASIUN KERETA API

Stasiun kereta api adalah tempat di mana para penumpang dapat naik-turun dalam

memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga

dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta

api.

Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang

tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)

beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,

dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak

daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon

penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir,

sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan

sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada

zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu

dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-minus

709 meter.

Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada

ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur

yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta

api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur

lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,

umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada

halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu,

setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan

pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.

Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan

sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka

kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada

masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain

ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 11: Jalan rel-2.pdf

kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api

sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.

Stasiun kereta api adalah tempat di mana para penumpang dapat naik-turun dalam

memakai sarana transportasi kereta api. Selain stasiun, pada masa lalu dikenal juga

dengan halte kereta api yang memiliki fungsi nyaris sama dengan stasiun kereta

api.

Stasiun kereta api umumnya terdiri atas tempat penjualan tiket, peron atau ruang

tunggu, ruang kepala stasiun, dan ruang PPKA (Pengatur Perjalanan Kereta Api)

beserta peralatannya, seperti sinyal, wesel (alat pemindah jalur), telepon, telegraf,

dan lain sebagainya. Stasiun besar biasanya diberi perlengkapan yang lebih banyak

daripada stasiun kecil untuk menunjang kenyamanan penumpang maupun calon

penumpang kereta api, seperti ruang tunggu, restoran, toilet, mushalla, area parkir,

sarana keamanan (polisi khusus kereta api), sarana komunikasi, depo lokomotif, dan

sarana pengisian bahan bakar. Pada papan nama stasiun yang dibangun pada

zaman Belanda, umumnya dilengkapi dengan ukuran ketinggian rata-rata wilayah itu

dari permukaan laut, misalnya Stasiun Bandung di bawahnya ada tulisan plus-minus

709 meter.

Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada

ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur

yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta

api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antar kereta api sementara jalur

lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir. Pada stasiun besar,

umumnya memiliki lebih dari 4 jalur yang juga berguna untuk keperluan langsir. Pada

halte umumnya tidak diberi jalur tambahan serta percabangan. Pada masa lalu,

setiap stasiun memiliki pompa dan tangki air serta jembatan putar yang dibutuhkan

pada masa kereta api masih ditarik oleh lokomotif uap.

Karena keberadaan stasiun kereta api umumnya bersamaan dengan keberadaan

sarana kereta api di Indonesia yang dibangun pada masa zaman Belanda, maka

kebanyakan stasiun kereta api merupakan bangunan lama yang dibangun pada

masa itu. Sebagian direstorasi dan diperluas, sedangkan sebagian yang lain

ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kebanyakan kota besar, kota

kabupaten, dan bahkan kecamatan di Jawa dihubungkan dengan jalur kereta api

sehingga di kota-kota tersebut selalu dilengkapi dengan stasiun kereta api.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL

Page 12: Jalan rel-2.pdf

GERBONG

Gerbong adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah rangkaian

kereta api yang bukan merupakan lokomotif. Gerbong secara garis besar dibedakan

atas dua jenis yaitu gerbong penumpang dan gerbong barang. Gerbong barang

kemudian dibedakan lagi berdasarkan jenis muatannya antara lain:

• lori - gerbong terbuka, umumnya untuk mengangkut bahan galian tambang.

• tanki - gerbong untuk mengangkut muatan berbentuk cair.

• gerbong untuk mengangkut ternak.

• peti kemas.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T REL