Upload
hoanghuong
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Suar Suroso:
JALAN SUTERA ABAD KE-XXI
KEMENANGAN KOEKSISTENSI DAMAI
ATAS
BENTROKAN-BENTROKAN PERADABAN
1. Sosialisme Lawan Kapitalisme.
Dunia tersentak oleh gagasan “Satu Jalur dan Satu Jalan”, yaitu membangun “Jalan
Sutera Abad ke-XXI” yang ditampilkan oleh Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Ini terjadi di kala
dunia tengah buncah dilanda suasana gaduh yang maha-rumit. Siria dipanggang perang
berlarut larut. Irak meledak-ledak akibat teror silih berganti. Seluruh Timur Tengah dilanda
kekacauan. Atas nama Islam, teror Al Qaida, ISIL, para Jihadis merajalela. Tempat
pertunjukan, hotel, pusat perbelanjaan, kota Paris penuh ledakan teror. Bukan hanya di
darat, pesawat terbang sipil pun diteror dengan ledakan bom yang membinasakan seluruh
penumpang dan awak pesawatnya. Demikian kacaunya sekian banyak negara Timur
Tengah, hingga ratusan ribu pengungsi mengalir meninggalkan kampung halaman, hijrah ke
banyak negeri Eropa. Tua muda, kanak-kanak sampai bayi dalam gendongan, liwat darat
dan laut berduyun-duyun meninggalkan kampung halaman. Karena mengungsi,
sampai-sampai mayat bocah umur tiga tahun tergelimpang di pantai Turki dijilat deburan
ombak. Perancis diikuti sejumlah negara lain berkabung, karena Paris dilanda ledakan
disulut teror. Eropa dilanda krisis pengungsi. Gideon Rachman menulis dalam Financial
Times, menghubungkan suasana ini akan tesis S.P.Huntington, yakni sehabis Perang
Dingin, dengan brantakan dan lenyapnya Uni Sovyet dan negara-negara sosialis Eropa,
dunia dilanda “bentrokan-bentrokan peradaban”.
Dalam suasana dunia yang demikian, gagasan “Jalan Sutera Abad ke-XXI” dari Xi
Jinping adalah prakarsa raksasa, menghidupkan kembali pengalaman sejarah dua abad
sebelum Masehi, membangun jaringan hubungan kerjasama ekonomi, budaya sekian
banyak negara Asia, Eropa, Afrika. Prakarsa ini menjawab tantangan zaman, memenuhi
kebutuhan dunia abad ke-XXI. Yang dibutuhkan bukanlah bentrokan-bentrokan
peradaban, tapi saling hubungan dan kerjasama di bidang ekonomi, politik, dan
peradaban. Xi Jinping juga menampilkan “model baru hubungan-hubungan internasional”
dengan ciri kerjasama saling menguntungkan, membangun masyarakat dengan tujuan
bersama. Saling hubungan yang saling menguntungkan, tanpa konflik, tanpa konfrontasi.
Prakarsa “Jalan Sutera Abad ke-XXI” ini ini terjadi pada saat di Tiongkok sedang
bergelora kegiatan membangun masyarakat yang cukup sejahtera, tahap permulaan
sosialisme, sosialisme berciri Tiongkok. Rencana pembangunan ini secara rinci dipaparkan
dalam Plan Lima Tahun ke-XIII Tiongkok, hasil sidang.Pleno CC PKT Oktober 2015.
2
Ditinjau dari sejarah sosialisme, pembangunan sosialisme berciri Tiongkok adalah
sesuatunya yang baru dalam perjuangan panjang rakyat sedunia mewujudkan sosialisme,
yaitu mewujudkan isi Manifes Partai Komunis yang diumumkan tahun 1848. Komune Paris
tahun 1871 dapat menggulingkan kekuasaan burjuasi Perancis, tapi segera gugur ditindas
burjuasi.. Revolusi Oktober 1917 di bawah pimpinan Lenin menang dengan berdirinya Uni
Republik-Republik Sovyet Sosialis (URSS) tahun 1922. Di bawah pimpinan Stalin, Tentara
Merah URSS berjasa dalam Perang Dunia kedua ikut mengalahkan fasisme Jerman dan
Jepang. URSS berjaya selama tujuh dasawarsa. Sejarahnya berakhir tahun 1991 dengan
rontok dan lenyapnya URSS dari peta politik dunia. Tapi usaha membangun sosialisme
berlanjut. Pembangunan sosialisme berciri Tiongkok merupakan satu puncak baru yang
sangat penting dalam perjuangan panjang ini. Tahap ini adalah titik menentukan dalam
sejarah sosialisme dunia mengalahkan kapitalisme.
Kemenangan Revolusi Oktober 1917 di bawah pimpinan Lenin segera disusul dengan
diumumkannya Deklarasi Perdamaian, yang menyerukan dihentikannya perang yang sudah
lama berlangsung.di Eropa. Berbeda dengan Trotski yang ingin melancarkan Revolusi
Permanen, yaitu revolusi serentak seluruh dunia untuk mewujudkan sosialisme, Lenin
dengan dukungan Stalin yakin, bahwa sosialisme bisa dibangun di satu negeri, tanpa
memenangkan revolusi seluruh dunia lebih dulu. Semenjak itu, Lenin tampil dan selalu
membela politik baru dalam hubungan-hubungan internasional, yaitu politik koeksistensi
secara damai antar berbagai negara yang berbeda sistim politiknya.
Negara Sovyet yang baru lahir tak mungkin membasmi negara-negara kapitalis yang
mengurungnya ketika itu. Untuk membangun sosialisme, kerjasama dengan negara-negara
kapitalis yang mengitari Uni Sovyet menjadi satu keharusan. Lenin mengemukakan, untuk
kerjasama itu, Uni Sovyet harus bersedia memberikan berbagai macam konsesi: konsesi
berupa melangsungkan perdagangan bebas, konsesi menginvestasi kapital di Uni Sovyet,
konsesi menggunakan tanah untuk investasi bagi kapitalis luarnegeri. Dalam pedatonya 6
Desember 1920 di depan para pekerja Partai organisasi-organisasi Partai Komunis Russia
(Bolsyewiki), Moskow, Lenin mengemukakan: “Saya yakin bahwa kekuasaan Sovyet
akan mengungguli dan melampaui kapitalis, dan kemenangan kita akan melebihi dari
semata-mata kemenangan ekonomi”. Yakin akan keunggulan sosialisme atas kapitalisme,
semenjak itu Pemerintah Sovyet dengan tangguh membela politik perdamaian dunia,
dengan menjalankan politik luarnegeri koeksistensi damai antar negara berbagai sistim
politik. Membangun sosialisme dengan menempuh koeksistensi damai, hidup
berdampingan secara damai dan bersaing dengan negara-negara kapitalis.
Keunggulan sosialisme atas kapitalisme didemonstrasikan dengan kemenagan atas
fasisme dalam Perang Dunia kedua, tujuh dasawarsa eksistensi Uni Sovyet, dengan
suksesnya pelaksanaan rencana-rencana lima tahun semenjak tahun 1925 untuk
pembangunan ekonomi. Dari negeri yang terbelakang, Russia dalam negara URSS tampil
menjadi negara adikuasa di bidang ekonomi, militer, ilmu pengetahuan, tekhnologi dan
olahraga.
3
Kapitalisme berkembang menjadi imperialisme. Dan melahirkan fasisme yang
merupakan kediktatoran kaum teroris yang terbuka dari elemen kapitalis-finans yang paling
reaksioner, yang paling chauvinis dan yang paling imperialis. Dengan membangun Pakta
Anti-Komintern berporoskan Jerman, Itali dan Jepang., kaum fasis bermaksud membasmi
Uni Sovyet dan komunisme dunia. Berkobarlah Perang Dunia kedua. Perang ini
mengorbankan 25 juta rakyat Uni Sovyet dan 35 juta rakyat Tiongkok Uni Sovyet tampil
sebagai pemenang perang bersama negara-negara Sekutu., Amerika Serikat, Inggeris dan
Perancis. Seusai perang, bersama negara-negara yang menempuh jalan sosialis Eropa
Timur dan Tengah; Cekoslowakia, Bulgaria, Rumania, Hongaria, Albania, Polandia dan
Jerman Timur serta Republik Rakyat Tiongkok, Mongolia, Vietnam dan Korea Utara
membangun kubu sosialisme dunia.
Kemenangan atas fasisme dalam Perang Dunia kedua melahirkan Perserikatan
Bangsa-Bangsa. 26 Juni 1945 di San Fransisco disahkan Piagam Perdamaian Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang menyatakan: “Rakyat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa bermaksud
dengan keteguhan hati untuk menyelamatkan keturunan yang akan datang dari siksaan
perang yang telah dua kali dalam seumur manusia menimbulkan kesengsaraan yang tak
ada hingganya bagi manusia. Kami akan meneguhkan keyakinan akan dasar-dasar hak
manusia sesuai dengan harkat dan derajat manusia berdasarkan atas hak-hak yang sama,
baik bagi wanita, maupun untuk lelaki dari segala bangsa yang besar atau kecil serta
bermaksud mendirikan suasana, di dalam mana keadilan dan penghargaan terhadap
kewajiban-kewajiban yang timbul dari perjanjian dan lain-lain sumber hukum internasional
dapat dipelihara, serta berusaha untuk memajukan masyarakat dan tingkat hidup yang lebih
baik dalam suasana kemerdekaan yang lebih luas”. Membela perdamaian dan hidup
berdampingan secara damai antar berbagai negara di dunia menjadi semangat dari
Piagam PBB.
Negara-negara sosialis anggota PBB, secara terang-terangan menyatakan program
membangun sosialisme, berjuang melenyapkan kapitalisme. Untuk itu menjalankan politik
luarnegeri koeksistensi damai. Ini memainkan peranan penting dalam meneguhkan PBB
membela perdamaian dunia, membangun tatanan baru dunia.
Betapa pun pernah berjayanya kapitalisme dan feodalisme, tak ada di dunia negeri
yang terang-terangan membela sistim kapitalis, bercita-cita dan berprogram membangun
kapitalisme atau feodalisme. Tak sudi akan kapitalisme dan feodalisme, satu-satunya pilihan
adalah sosialisme. Pembangunan sosialisme ini dipelopori oleh kaum komunis berideologi
Marxisme, yang dirumuskan secara programatis dalam Manifes Partai Komunis. Manifes
ditutup dengan kalimat: “Biarlah klas-klas yang berkuasa gemetar di hadapan revolusi
komunis. Kaum proletar tidak akan kehilangan apa pun kecuali belenggu mereka. Mereka
akan memenangkan dunia.”
2. The Policy of Containment: Membasmi Komunisme Sejagat.
Menjelang tahun limapuluhan abad ke-XX, tampilnya Uni Sovyet bersama sekian banyak
negara sosialis, dan akan menangnya revolusi Tiongkok di bawah pimpinan Mao Zedong
4
mengkhawatirkan Amerika Serikat. Histeria anti komunisme menghantui para penguasa
Amerika. Ada yang membayangkan, bahwa pasukan Sovyet segera akan mendarat di
pantai Amerika, menguasai Amerika. Februari 1946 Duta Besar Amerika di Moskow, George
Frost Kennan berkirim tilgram ke Washington, yang isinya mengajukan perlawanan
terhadap penguasa Kremlin, menunjukkan supaya dilakukan containment, pembendungan
terhadap perluasan kekuasaan komunis. Gagasan containment yang semula ditujukan
untuk Eropa dan Jepang, segera berkembang meluas ke daerah-daerah lainnya termasuk
Indonesia. Maka Presiden AS, Harry Truman. memprakarsai dan menggalakkan realisasi
the policy of containment, politik membendung dan membasmi komunisme sejagat.
Bergeloralah PERANG DINGIN melanda dunia. PERANG DINGIN bukanlah masalah
Amerika Serikat lawan Uni Sovyet, tapi adalah aksi pembasmian komunisme sejagat
yang dipelopori Amerika Serikat. Bermunculanlah aparat-aparat PERANG DINGIN: Plan
Marshall di Eropa, Pakta-Pakta Militer NATO, SEATO, CENTO, ANZUS. Lahir dan
berjayalah CIA. CIA aktif membina kekuatan anti-komunis di semua benua, termasuk di
Indonesia Di bidang propaganda anti-komunis, digalakkan penyiaran radio: Radio Free
Europe, Radio Svoboda, Radio Free Asia dalam berbagai bahasa.
Untuk membangun kekuatan-kekuatan anti komunis di berbagai negeri dilakukan
kegiatan pendidikan dan bidang penerbitan propaganda anti-komunis dengan didirikannya
berbagai lembaga ilmiah dan penelitian RAnd Corporation, Ford Foundation, Rockefeller
Foundation yang menjalin hubungan dengan berbagai universitas di banyak negeri untuk
merekrut para intelektual muda menjadi alat Perang Dingin.
Di mana saja ada komunis harus dibasmi. Inilah hakekat Doktrin Truman, the Policy of
containment, yang realisasinya diwujudkan Perang Dingin. Maka di mana saja, termasuk di
Indonesia, para penghasut anti komunis adalah alat Perang Dingin.
3. “Peristiwa Madiun”, Usaha Membasmi Komunisme Di Indonesia
Sesudah membendung kemajuan Partai Komunis Itali dan Yunani, tahun 1948 Indonesia
menjadi sasaran the policy of containment yang digalakkan Amerika di Asia. Pemerintah
Amir Sjarifuddin, jadi sasaran pertama the policy of containment di Asia Tokoh-tokoh Islam
Masjumi menjadi alat dalam pelaksanaan politik ini. Anti komunisme dicantumkan dalam
Urgensi Program Masjumi. Untuk memperkuat pemerintah melawan bahaya kolonialisme
Belanda, Perdana Menteri Amir Sjarifuddin menarik Masjumi masuk kabinetnya.
Tokoh-tokoh Masjumi ikut dalam perundingan Renville sampai menghasilkan
ditandatanganinya persetujuan Renville. Tapi dengan alasan menolak persetujuan Renville,
para menteri tokoh-tokoh Masjumi menarik diri dari kabinet, hingga menjatuhkan kabinet
Amir. 29 Januari 1948 terbentuk kabinet Hatta, berintikan tokoh-tokoh Masjumi yang justru
dengan program menyelenggarakan Persetujuan Renville Di samping itu, 16 Februari 1948
Kabinet Hatta mengeluarkan rencana rasionalisasi dan rekonstruksi angkatan perang, yang
dalam pelaksanaannya adalah menyingkirkan kekuatan kiri dari Angkatan Bersenjata RI.
21 Juli 1948 berlangsung pertemuan di Sarangan yang dihadiri Gerard Hopkins,
5
penasehat urusan politik luarnegeri Presiden Truman, Merle Cochran, wakil Amerika dalam
Komisi Jasa-jasa Baik PBB, Presiden Sukarno, PM Mohammad Hatta, Menteri Penerangan
Moh.Natsir, Menteri Dalam Negeri Sukiman, Kepala Polisi RI Soekamto dan Tokoh Masjumi
Moh.Roem, yang melahirkan “Red Drive Proposals” - “Usul-Usul Pembasmian Kaum
Merah”. Untuk pelaksanaannya, Amerika memberikan dana bantuan sebesar 56.000.000
dollar yang dikeluarkan langsung oleh Biro Konsultasi Amerika di Bangkok. Pelaksanaan
Red Drive Proposal, terwujud dengan dijalankannya program Rekonstruksi dan
Rasionalisasi Pemerintah Hatta, yaitu pembersihan kaum kiri dari kekuatan bersenjata
Republik Indonesia. Berlangsung perlawanan terhadap program Rekonstruksi dan
Rasionalisasi. Terjadi ketegangan-ketegangan hingga bentrokan bersenjata. 20 September
1948 di depan Sidang Badan Pekerja KNIP, P.M.Hatta mengemukakan bahwa “PKI Musso
telah mengadakan coup, perampasan kekuasaan di Madiun, dan mendirikan di sana suatu
pemerintahan baru sebagai permulaan untuk merobohkan Pemerintah RI” “Tersiar pula
berita, entah benar entak tidak, bahwa Musso akan menjadi Presiden Republik rampasan
itu dan Mr Amir Sjarifoeddin Perdana Menterinya” . 21 September 1948 dalam pidato
radionya, Ketua Masjumi Dr Sukiman mengumumkan perang sabil terhadap PKI.
Berlangsunglah teror putih terhadap kaum komunis.
Puncak ketegangan dan bentrokan-bentrokan bersenjata ini bermuara pada Peristiwa
Madiun, hingga 19 Desember 1948 jam 23.30 atas perintah Gubernur Militer Gatot Soebroto
ditembak matilah mantan Perdana Menteri Amir Sjarifuddin, Sekretaris Jenderal III PKI
Maroeto Daroesman, Duta Besar luar biasa Suripno, Pemimpin Sentral Organisasi Buruh
Seluruh Indonesia (SOBSI) Oey Gee Hwat, mantan Ketua PKI 1925, 1945-1948 Sardjono,
Pemimpin SOBSI Harjono, Sukarno, Ketua CC PKI 1936 Djokosoedjono, Katamhadi,
Ronomarsono, dan pemimpin SOBSI Solo D. Mangkoe. Dan Moesso, sekjen CC PKI
terbunuh dalam satu pertempuran.
Dengan Peristiwa Madiun terbasmilah generasi pertama pucuk pimpinan PKI, dan
kekuatan kiri disingkirkan dari Angkatan Bersenjata RI. Dua perwira tinggi anti komunis hasil
didikan Akademi Militer Belanda, kolonel Abdul Harris Nasution dan Tahi Bonar Simatupang
dapat menduduki jabatan tertinggi dalam Angkatan Perang RI, yaitu Kepala Staf Angkatan
Darat dan Kepala Staf Angkatan Perang RI. Kedua-duanya memainkan peranan penting
dalam Amerika membangun kekuatan anti-komunis di Indonesia.
Maka dengan Peristiwa Madiun, Indonesia menjadi korban pertama pelaksanaan
Doktrin Truman, the policy of containment di Asia. Generasi pertama pimpinan tertinggi PKI
pada pokoknya terbasmi, tapi gerakan komunisme, PKI tidaklah punah. Patah tumbuh,
hilang berganti.
4. Perang Korea Demi Membasmi Komunisme Di Asia Timur
Revolusi Tiongkok mencapai kemenangan. 1 Oktober 1949 berdirilah Republik Rakyat
Tiongkok dengan Mao Zedong sebagai Presiden. 14 Februari 1950, dengan dihadiri Mao
Zedong dan Stalin, di Moskow ditandatangani Perjanjian tentang Persahabatan, Kerjasama
dan Saling-bantu URSS-RRT untuk masa tigapuluh tahun. Di mata para penguasa Amerika
6
Serikat, komunisme telah merambat cepat di Asia Ini dianggap bahaya oleh Amerika.
Menghadapi perkembangan ini, bagi Amerika, Korea mempunyai kedudukan khusus yang
strategis. Amerika mau membangun satu “garis pertahanan melengkung” yang
dikendalikannya di Timur Jauh. Menteri Luarnegeri Dean Acheson menyatakan “Amerika
mau membangun sebuah garis pertahanan baru untuk membela Asia”. Dalam bulan Juni
1950, Menteri Luarnegeri Acheson menyatakan “Kita samasekali tidak seharusnya toleran
terhadap Uni Sovyet dan Tiongkok”. 19 Juni 1950, John Foster Dulles di Korea Selatan
menyatakan: “Rakyat Korea Selatan sekarang berada di barisan depan ‘dunia bebas’.
Kedudukannya sangat berbahaya dan juga sangat menggetarkan hati orang, ....di hadapan
rakyat Korea terdapat bahaya baru, bahaya ini datang dari Uni Sovyet komunis”. Dulles
memberi jaminan pada Korea Selatan: “Kalian bukanlah terisolasi sendirian, ... demi
kebebasan umat manusia kalian menempati kedudukan yang bertanggungjawab”.....
Jelas sekali, Amerika Serikat telah bersiap-siap menghadapi berkobarnya perang,
mengambil sikap membela Korea Selatan, menentang meluasnya pengaruh Republik
Rakyat Demokrasi Korea. 7 Juli 1950 Presiden Truman mengeluarkan perintah mobilisasi
seluruh negeri membangkitkan suasana persiapan perang. Kementerian Pertahanan
memerintahkan penerimaan prajurit sebanyak 50.000 dalam bulan September, 50.000
dalam bulan Oktober dan 70.000 dalam bulan November. Angkatan Laut menerima 47.000
prajurit. Amerika dilanda mobilisasi pendaftaran prajurit untuk persiapan perang. 1 Oktober
1950, sebagai panglima Pasukan PBB, Mac Arthur mengumumkan ultimatum minta Korea
Utara menyerah tanpa syarat. Pada hari itu pula PM Zhou Enlai dalam pedatonya
menyatakan bahwa Pemerintah Tiongkok tidak akan hanya berpangku tangan mengenai
agresi yang dilancarkan Amerika terhadap Republik Rakyat Demokrasi Korea. Memenuhi
permintaan Partai Pekerja Korea dan Pemerintah Republik Rakyat Demokrasi Korea, 4
Oktober 1950 sidang CC PKT, memutuskan mengirim pasukan sukarela membantu Korea di
bawah pimpinan Peng Dehuai.
8 Oktober pasukan PBB meliwati garis lintang 38 derajat dan melakukan serangan
udara mendadak terhadap lapangan udara Uni Sovyet di Wladiwostok. 18 Oktober 1950
pasukan sukarelawan Tiongkok menyeberangi Sungai Yalu. 20 Oktober pasukan PBB
menduduki Pyongyang, ibukota Republik Demokrasi Korea. Mac Arthur mengeluarkan
komando agar bawahannya menggunakan semua kekuatan untuk maju terus sampai ke
batas Utara Korea Utara. Dalam proses serangan menguasai seluruh Korea Utara ini,
pasukan di bawah komando Mac Arthur kian bercorak internasional. Terdapat pasukan
negeri lain sebanyak 42 negara di antaranya Inggeris, Australia, Filipina, Swedia, Thailand,
Turki, Kolombia dll. dengan pasukan berjumlah 42.000, 1100 lebih pesawat tempur, 300
kapal perang. Mac Arthur secara besar-besaran mengerahkan pesawat pembomnya
menghancurkan jaringan lalulintas di Korea Utara, hingga daerah ini menjadi lautan api.
Pemboman ini membikin kota-kota di daerah itu hampir musnah sama sekali.
Menurut Mac Arthur, jika kalah terhadap kaum komunis Asia, maka Eropa akan masuk
perangkap. Jika menang dalam perang ini, Eropa mungkin sekali terhindar dari perang,
bahkan bisa mempertahankan sistim liberalisme. Nasib masa depan dunia akan ditentukan
oleh Asia.
7
Terdapat perbedaan pendapat antara Mac Arthur di satu fihak dengan Truman dan Dean
Acheson di fihak lain. Mac Arthur menempatkan kedudukan strategis Asia yang utama,
Eropa yang kedua. Truman sebaliknya, Eropa yang utama. Mac Arthur mau memenangkan
Perang Korea sampai tuntas, agar untuk selama-lamanya bisa bebas dari bahaya
komunisme haruslah mengerahkan semua tenaga tanpa ragu-ragu meledakkan perang
dunia ke-III melawan Uni Sovyet. Lakukan perang di Asia sampai menggunakan senjata
nuklir, demi membela peradaban Barat.
Truman mau perletakan senjata, kemudian memperluas dan memperkuat Sekutu. 11
April 1951 Truman mengumumkan pemecatan Mac Arthur dan menggantinya dengan
jenderal Matthew Bunker Ridgway. Ridgway bersikap mentaati strategi Washington,
mencegah perang Korea menjadi perang yang lebih luas. Perang Korea berakhir dengan
jenderal Amerika menandatangani pengakuan harus meletakkan senjata. Ini peristiwa
pertama kali dalam sejarah, di mana panglima Amerika mengaku menyerah kalah.
Semenjak Perang Korea, kegiatan Clandestine Service dari CIA berkembang, hingga
pegawainya yang berjumlah 5.000 orang di tahun 1950, meningkat jadi 15.000 di tahun
1955, ditambah lagi dengan ribuan pekerja kontrak dan agen-agen asing yang direkrut di
berbagai negeri. Indonesia termasuk menjadi sasaran kegiatan CIA merekrut kekuatan
anti-komunisme.
Perang Korea untuk pembendungan komunisme di Asia Timur yang dilancarkan
Amerika Serikat adalah satu puncak pendahuluan Perang Dingin di Asia yang berakhir
dengan kekalahan Amerika. Republik Rakyat Demokrasi Korea tidak terbasmi. Komunisme
di Asia Timur tak bisa dibendung.
5. Perang Vietnam Demi Membasmi Komunisme Di Indocina.
2 September 1945 Vietnam memproklamirkan berdirinya negara Republik Demokrasi
Vietnam dengan Presidennya Ho Chi Minh, Ketua Partai Laodong Vietnam. Ini meresahkan
Amerika, karena berarti komunisme berkembang di Indocina. Untuk membasmi komunisme
di Indocina dan Asia Tenggara, Amerika melancarkan Perang Vietnam. Amerika mendukung
Pemerintah Vietnam Selatan melawan Republik Demokrasi Vietnam. Dukungan ini berarti
mengobarkan perang melawan Republik Demokrasi Vietnam. Perang ini lebih dahsyat dari
Perang Korea dan Perang Dunia kedua. Inilah perang terpanjang yang dilangsungkan
Amerika dalam sejarahnya. Selama duabelas tahun duapuluh enam hari, Amerika
berperang di daerah seluas seperduapuluh delapan luas Amerika Serikat atau seperseribu
lima ratus lima puluh tujuh luas permukaan bumi, tapi menggunakan bahan ledak dua kali
lipat yang dipakai di semua medan pertempuran dalam Perang Dunia kedua Amerika
menggunakan senjata-senjata termodern yang belum pernah dipakai selama ini, termasuk
senjata kimiah dan gas beracun. Di negeri sekecil ini, Amerika menumpahkan bom dan
peluru dengan daya ledak melebih dari daya ledak 500 bom atom yang dijatuhkan di
Hiroshima, menghabiskan biaya 136 milyar dollar. Ini berarti 11.3 milyar dollar setahun,
membawa korban 40.000 jiwa pemuda Amerika dan hampir 4.000 pesawat terbang.
8
23 Januari 1973 Nixon mengumumkan dalam pedato televisinya, bahwa sudah tercapai
persetujuan dalam perundingan pedamaian di Paris mengenai penghentian tembak
menembak mulai 27 Januari 1973. Perang Vietnam berakhir dengan mundurnya pasukan
Amerika. Berlangsung penyatuan Vietnam Utara dan Selatan. Lahirlah Republik Sosialis
Vietnam di bawah pimpinan Partai Komunis Vietnam. Komunisme tidak terbasmi di Vietnam
dan Asia Tenggara.
6. Zhou Enlai, Nehru dan U Nu: Lima Prinsip Koeksistensi Damai
Di kala Amerika Serikat dengan John Foster Dulles sibuk membangun Pakta Militer
SEATO di Asia, politik luarnegeri Koeksistensi Damai, yang dipelopori Lenin dilanjutkan dan
dikembangkan oleh Republik Rakyat Tiongkok dengan Perdana Zhou Enlai bersama
Jawaharlal Nehru PM India dan U Nu PM Birma dengan menampilkan Lima Prinsip
Koeksistensi Damai tahun 1954. Isinya adalah: 1.Saling menghormati kedaulatan dan
integritas teritorial, 2. Non agresi, 3.Tak mencampuri masalah intern masing-masing, 4.
Persamaan dan saling menguntungkan, 5. Hidup berdampingan secara damai.
Kemudian Prinsip-Prinsip ini dikembangkan dengan Dasa Sila Bandung hasil
Konferensi Asia Afrika di Bandung. Intinya adalah tidak mencampuri masalah dalam negeri
negara lain. Kebangkitan Asia-Afrika disusul dengan bergeloranya Gerakan Non Blok
dengan tokoh-tokoh Sukarno, Gamal Abdel Nasser, Jawaharlal Nehru, Joseph Broz Tito,
Kwame Nkrumah. Norodom Sihanouk. Perjuangan anti imperialisme kian bergelora.
Hidup berdamping secara damai antara negara berbagai sistim politik dengan inti tidak
mencampuri masalah intern masing-masing memainkan peranan penting dalam perjuangan
melawan imperialisme dan membela perdamaian dunia
7. Pergolakan Melawan Revisionisme Modern Dalam Gerakan Komunis
Internasional.
Dalam Kongres ke-XX PKUS tahun 1956, Nikita Syergyewitch Khruscyov tampil dengan
laporan rahasia mengutuk “kultus individu” Stalin. Gerakan Komunis Internasional jadi
bergolak. Timbul pro dan kontra terhadap laporan Khrusycyov. Partai Komunis Tiongkok dan
sejumlah Partai lainnya di dunia tidak menyetujui kutukan atas Stalin ini. Pimpinan PKI
termasuk tidak menyetujui laporan mengutuk Stalin. Pimpinan PKI sangat menghormati
Stalin, hingga dalam Kongres ke-V PKI, di meja Presidium dicadangkan sebuiah kursi
kosong untuk kawan Stalin. Kaum Trotskis dan sosial demokrfat bergendang paha karena
Khrusycyov mengutuk Stalin. Kaum sosial demokrat dan Trotskis bergandengan tangan, ikut
arus Perang Dingin menghancurkan URSS. Sesudah kritik atas “kutus individu”, Khrusycyov
menampilkan teori “negara seluruh rakyat” dan “Partai seluruh Rakyat” yang
mencampakkan ajaran perjuangan klas dan diktatur proletariat yang dibela Lenin. Inilah
revisionisme modern. Bergolaklah perjuangan melawan revisionisme modern dalam
gerakan Komunis Internasional.
9
Partai Komunis Tiongkok berdiri di barisan depan dalam gerakan melawan revisionisme
modern. Berlangsung polemik besar yang diikuti berbagai Partai Komunis dunia. 14 Juni
1963 PKT tampil dengan Usul Mengenai Garis Umum Gerakan Komunis Internasional.
Intinya adalah: “harus berpatokan teori revolusioner Marxisme-Leninisme tentang misi
sejarah proletariat, dan tidak boleh menyimpang dari patokan itu, Deklarasi dan Pernyataan
pertemuan Moskow 1957 dan 1960 merupakan program bersama bagi gerakan komunis
internasional. Prinsip-prinsip revolusioner Deklarasi dan Pernyataan itu adalah::” Kaum
Buruh semua negeri, bersatulah; kaum buruh semua negeri, bersatulah dengan
rakyat-rakyat tertindas dan bangsa-bangsa tertindas; melawan imperialisme dan kaum
reaksioner berbagai negeri; memperjuangkan perdamaian dunia,, pembebasan nasional,
demokrasi rakyat dan sosialisme; memperkokoh dan memperbesar kubu sosialis;
selangkah demi selangkah merealisasi kemenangan penuh bagi revolusi dunia proletar;
membangun suatu dunia baru tanpa imperialisme, tanpa sistim penghisapan”.
Membantah pandangan-pandangan revisionis pimpinan PKUS, Dewan Redaksi Renmin
Ribao dan majalah Hongqi PKT mulai September 1963 sampai tahun 1964, mengeluarkan
sembilan Komentar berjudul: 1. Asal Usul dan Perkembangan Perselisihan Perseliisihan.
Antara Pimpinan PKUS Dengan Kita; 2. Tentang Masalah Stalin; 3. Apakah Yugoslavia
Negara Sosialis ?; 4. Pembela-Pembela Neo-Kolonialisme; 5. Dua Garis Yang Berbeda
Tentang Masalah Perang Dan Damai; 6. Dua Macam Politik Ko-eksistensi Secara Damai
Yang Bertentangan Sama Sekali; 7. Pemimpin-Pemimpin PKUS Adalah Pemecah-belah
Terbesar Pada Zaman Kita; 8. Revolusi Proletar Dan Revisionisme Khrusycyov; 9. Tentang
Komunisme Palsu Khrusycyov Dan Pelajaran-Pelajaran Sejarahnya Bagi Dunia.
Berbagai kritik dan perlawanan menyebabkan Khrusycyov digantikan oleh Leonid Ilyitch
Bryezhnyev. akhir tahun 1964. Bryezhnyev meneruskan pelaksanaan Program yang
diputuskan oleh Kongres ke-XXII, yaitu membangun dasar-dasar material komunisme.
November 1968 Bryezhnyev tampil dengan doktrin mengenai “Kedaulatan dan
Kewajiban-kewajiban Internasional Negeri-Negeri Sosialis” yang isinya adalah: “ancaman
terhadap satu negeri sosialis, adalah ancaman terhadap negeri-negeri sosialis lainnya” Ini
berarti tiap negeri sosialis berkewajiban membantu negeri sosialis yang terancam
kapitalisme. Inilah yang membenarkan pasukan Pakta Warsawa memasuki Cekoslowakia,
menindas perlawanan anti Pemerintah di Praha tahun 1968. Demikian juga dengan
pengiriman pasukan Uni Sovyet memasuki Afganistan tahun 1979 membela Pemerintah
Afganistan di bawah pimpinan Babrak Karmal, tokoh komunis Afganistan.
Doktrin Bryezhnyev ini terkenal dengan “kedaulatan terbatas”, yaitu ketergantungan
negara-negara sosialis pada Uni Sovyet. Menurut doktrin ini, bertolak dari pengertian bahwa
Partai Komunis tidak hanya bertanggung jawab atas negerinya, tapi juga atas semua negeri
sistim sosialis dunia. hingga Uni Sovyet bisa mengintervensi negeri sosialis manapun jika
negeri tersebut berada dalam bahaya. Maka pasukan Uni Sovyet atas nama Pakta
Warsawa memasuki Cekoslowakia, menindas perlawanan yang mengancam negara
Cekoslowakia. Kemudian memasuki Afganistan membela Pemerintah di bawah pimpinan
Babrak Karmal tokoh komunis Afganistan.
10
Perjuangan melawan revisionisme modern berkembang, sampai Mao Zedong mulai
tahun 1966 mengobarkan Revolusi Besar Kebudayaan Proletar (RBKP) di Tiongkok yang
berlangsung sepuluh tahun. Tahun 1981, sidang Pleno CC PKT merumuskan Resolusi
Tentang Berbagai Masalah Dalam Sejarah Partai Sejak Berdirinya Republik Rakyat
Tiongkok. Resolusi ini menilai bahwa RBKP digeneralisasikan menjadi “teori meneruskan
revolusi di bawah syarat diktatur proletariat dengan jelas telah terlepas dari sistim Fikiran
Mao Zedong sebagai perpaduan antara prinsip umum Marxisme-Leninisme dengan praktek
kongkrit revolusi Tiongkok.” “RBKP ditetapkan sebagai perjuangan melawan garis revisionis
atau penempuh jalan kapitalis. Tidak ada dasar-dasar untuk membenarkan ketentuan ini.
RBKP menimbulkan kekacauan mengenai benar dan salah mengenai teori dan politik yang
penting. Banyak hal yang dilawan sebagai revisionis atau penempuh jalan kapitalis dalam
RBKP sesungguhnya adalah prinsip-prinsip Marxis dan sosialis, di antaranya banyak hal
yang diajukan atau didukung oleh Kawan Mao Zedong.” “Yang dituduhkan markas besar
burjuasi di dalam Partai yang dikepalai Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping, sesungguhnya tidak
ada.” Semboyan RBKP “perjuangan klas sebagai poros” tidak sesuai dengan kebutuhan
Rakyat Tiongkok, yang harus membangun ekonomi. Maka RBKP berakhir dengan
digantinya semboyan “perjuangan klas sebagai poros” dengan “pembangunan ekonomi
tugas utama”.
Perjuangan melawan revisionisme modern juga bergolak di Eropa. Sehabis Perang
Dunia kedua, Jerman dibagi menjadi empat daerah, yang masing-masing berada di bawah
kekuasaan Empat Besar: Amerika Serikat, Inggeris, Perancis dan Uni Sovyet. Berlin yang
berada dalam daerah Uni Sovyet juga dibagi menjadi empat. Mei 1949 daerah-daerah
Amerika, Inggeris dan Perancis, termasuk Berlin Barat bergabung dan mendirikan Republik
Federasi Jerman, dengan ibukotanya Bonn. 7 Oktober 1949 terbentuk negara Republik
Demokrasi Jerman meliputi daerah di bawah kekuasaan Uni Sovyet, Jerman Timur, dengan
ibukotanya Berlin Timur. Karena keadaan ekonomi yang tidak mensejahterakan penduduk,
semenjak tahun 1961 banyak warga negara Jerman Timur (RDJ) meninggalkan negerinya
berpindah ke Jerman Barat. Demikian pula dari Berlin Timur, berpindah ke Berlin Barat.
Untuk mencegah ini, 13 Agustus 1961, Pemerintah Republik Demokrasi Jerman
memutuskan membangun tembok sepanjang 168 km, yang membatasi Berlin Timur dan
Barat, yang kemudian terkenal dengan Tembok Berlin.
Pada kesempatan ulang tahun ke 43 Revolusi Oktober, November 1960 di Moskow
berlangsung pertemuan wakil-wakil 81 partai komunis dan buruh sedunia. Pertemuan
menghasilkan Pernyataan yang disetujui secara bulat dan ditandatangani oleh wakil-wakil
yang hadir. PKI yang diwakili oleh Bung MH Lukman ikut menandatangani Pernyataan.
Pernyataan ditutup dengan kalimat-kalimat: “Marxisme-Leninisme adalah ajaran
revolusioner yang satu dan besar, bintang kejora yang membimbing klas buruh dan Rakyat
pekerja seluruh dunia pada semua tingkat pertempuran mereka yang besar untuk
perdamaian, kebebasan dan kehidupan yang lebih baik, untuk pembangunan masyarakat
yang paling adil – Komunisme”. “Para peserta Pertemuan ini memandang persatupaduan
lebih lanjut dari Partai-Partai Komunis berdasarkan Marxisme-Leninisme dan
internasionalisme proletar sebagai syarat terpenting bagi penyatuan segala kekuatan klas
buruh, kekuatan demokratis dan progresif, sebagai jaminan bagi kemenangan-kemenangan
11
baru gerakan Komunis dan klas buruh dunia dalam perjuangannya yang besar untuk hari
depan yang bahagia bagi seluruh umat manusia untuk kemenangan cita-cita perdamaian
dan sosialisme.”
Deklarasi Moskow 1957 dan Pernyataan Moskow 1960 adalah dua dokumen yang
menjadi dasar persatuan gerakan komunis internasional di tahun 50-60an abad ke-XX.
Persatuan berlandaskan Pernyataan ini tak berlangsung lama. Timbul kontradiksi
sehubungan dengan bermunculannya rumusan-rumusan baru yang bersifat teori dan tak
sesuai dengan isi Pernyataan. Dalam Kongres ke-X PK Itali, Desember 1962, Sekjen CC PK
Itali Palmiro Togliati menampilkan rumusan “perobahan struktural” menggantikan revolusi,
mau membentuk “ketertiban internasional yang baru” yang berarti menganjurkan kolaborasi
klas menggantikan perjuangan klas di gelanggang internasional. Dan dalam kerangka
Konstitusi negara Itali, dengan “perobahan struktural” secara berangsur-angsur dapat
mencapai sosialisme tanpa melalui diktatur proletariat. Dalam hubungan internasional, tidak
perlu perjuangan keras melawan imperialisme. PK Itali menentang sikap keras melawan
imperialisme, terutama imperialisme Amerika. Mengenai ini, PK Itali mengkritik Partai
Komunis Tiongkok, yang dengan tegas melawan imperialisme Amerika.
Selanjutnya PK Itali menjadikan “perobahan struktural” sebagai jalan menuju sosialisme,
dan bahwa teori “perobahan struktural” adalah “garis bersama bagi seluruh gerakan
internasional. Menurut pimpinan PK Itali, analisa Lenin dalam karyanya “Negara dan
Revolusi” sudah tidak memadai lagi, dan bahwa makna diktatur proletariat sudah berubah.
Dalam kerangka Konstitusi negara Itali, bisa secara berangsur-angsur, tanpa diktatur
proletariat, tanpa menghancurkan aparat negara burjuasi bisa diwuyudkan sosialisme.
Dengan demikian, teori “perobahan struktural” ini telah mengkhianati ajaran revolusi proletar
dan diktatur proletariat.
Pandangan pimpinan Partai Komunis Itali ini menjalar ke Sepanyol, Portugal dan
Perancis. Bahkan lahir mazhab yang menamakan dirinya mazhab penganut “paska
Marxisme” yang ingin “memperbaiki” Marxisme, “menyempurnakan” Marxisme. Pada
hakekatnya adalah mencampakkan Marxisme-Leninisme dengan menegasi materialisme
dialektis dan materialisme historis. Inilah yang menjadi pangkal Euro-komunisme yang
didukung Partai-Partai Komunis Sepanyol, Portugal dan Perancis dengan tokohnya Enrico
Berlinguer sekjen Partai Komunis Itali.
Partai Komunis Tiongkok, Partai Buruh Albania, Partai Pekerja Korea dan sejumlah
partai lainnya menentang pandangan-pandangan revisonis ini. Termasuk Partai Komunis
Indonesia.
8. Pembantaian Manusia Tak Berdosa
Demi Menggulingkan Bung Karno dan Membasmi Komunis Indonesia
Seusai Perang Dunia, Amerika tampil sebagai kekuasaan adikuasa dalam pelaksanaan
politik the policy of containment. Menggelorakan Perang Korea dan Perang Vietnam,
melakukan blokade terhadap Kuba. Dalam Pernyataan Pertemuan Wakil-Wakil Partai-Partai
12
Komunis dan Partai-Partai Buruh tahun 1960 di Moskow dinyatakan: ”Perkembangan
internasional dalam tahun-tahun akhir-akhir ini telah memberikan banyak bukti-bukti baru
tentang kenyataan bahwa imperialisme Amerika Serikat adalah benteng utama reaksi dunia
dan gendarmeri internasional, bahwa ia telah menjadi musuh Rakyat-Rakyat seluruh dunia”.
Dalam “Peristiwa Madiun”, Amerika mendukung Pemerintah Hatta membasmi komunis
Indonesia, dan dalam perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah kedaulatan
RI, Amerika Serikat berada di belakang Belanda. Kemudian Amerika Serikat membantu
pemberontakan PRRI-Permesta sampai tertembak jatuh dan tertangkapnya pilot Allan Pope
yang melakukan pemboman atas daerah RI di Sulawesi dan dijatuhi hukuman mati. 3 Mei
1957 Bung Karno berpedato menyatakan: “Rakyat Indonesia sekarang bukan lagi hanya
menghadapi imperialisme Belanda sebagai musuh resmi, tetapi juga menghadapi agresi
imperialisme Amerika Serikat”. 22 Mei 1958 DN Aidit menyatakan: “...agresi Amerika Serikat
terhadap Indonesia telah membikin Amerika Serikat menjadi musuh kami dan musuh pokok
Rakyat Indonesia,” 10 Februari 1963 dalam laporannya untuk sidang Pleno CC PKI berjudul
Berani, Berani, Sekali Lagi Berani, DN Aidit menyatakan “imperialisme AS adalah musuh
nomor satu dan paling berbahaya dari rakyat Indonesia”.
Di fihak Amerika, di samping memperkuat kerjasama dengan Angkatan Darat dan
meningkatkan perlawanan terhadap PKI, kesimpulan yang telah diambil oleh National
Security Council (NSC) Amerika Serikat yang sangat penting adalah menciptakan dasar
untuk bisa bertindak represif terhadap PKI. Pada bulan Maret 1965, Duta Besar AS, Howard
Jones menyatakan pada seorang pejabat tinggi Amerika Serikat: “Menurut pandangan kami,
tentu saja, sebuah usaha coup gagal dari PKI akan membikin perkembangan efektif untuk
memulai penjungkir-balikkan kecenderungan-kecenderungan Politik di Indonesia – di mana
Angkatan Darat bisa bebas untuk membasmi kaum komunis.”
Kekuatan anti-komunis mendapat pukulan keras dengan putusan-putusan Bung Karno
membubarkan PSI-Masjumi karena mendukung pemberontakan PRRI-Permesta,
membubarkan dan melarang badan-badan dan organisasi-organisasi atau gerakan-gerakan
anti-komunis seperti Liga Demokrasi, Manikebu, Badan Pendukung/Penyebar
Soekarnoisme, dan Partai Murba. Dan surat-surat kabar yang membawakan suara Perang
Dingin, yaitu komunisto-fobi dilarang terbit. Maka perkembangan ini adalah cocok dengan isi
memorandum Galbraith ke Kementerian Luarnegeri Amerika Serikat dalam menilai Sukarno.
Tak pelak lagi, di mata penguasa Amerika Serikat, Sukarno harus disingkirkan. Inilah akar
penggulingan Bung Karno. Dan dalangnya adalah aparat Perang Dingin, CIA dan
alat-alatnya, sampai Suharto yang memanipulasi G30S.
Marah pada Amerika Serikat, Bung Karno sampai menyatakan “Go to hell with your
aids !”. Sesudah kegagalan membantu pemberontakan PRRI-Permesta, Amerika berpaling
membantu Pucuk pimpinan Angkatan Darat yang anti Bung Karno, mendidik
perwira-perwira tinggi yang selanjutnya menjadi kekuatan menggulingkan Bung Karno.
Dengan memanipulasi peristiwa G30S, terciptalah syarat untuk bertindak bebas bagi
Angkatan Darat. Berlangsunglah pembantaian manusia tak berdosa, terutama kader dan
13
anggota-anggota serta simpatisan PKI. Juga golongan Sukarnois. Dan Bung Karno
digulingkan, digantikan Suharto membangun rezim fasis orba yang berkuasa selama
sepertiga abad, mengekor Amerika.
Inilah salah satu puncak realisasi Doktrin Truman, the policy of containment, politik
pembendungan komunisme sejagat, hakekat dari PERANG DINGIN yang dikobarkan
Amerika..
9. Simpang Siur Pemahaman Tentang Sosialisme.
Deng Xiaoping Tentang Hakekat Sosialisme.
Awal tahun limapuluhan abad ke-XX, Stalin menyatakan, bahwa di Uni Sovyet sosialisme
sudah melenyapkan penghisapan dan sistim kapitalisme, tapi masih menjalankan ekonomi
barang-dagangan. Walaupun Lenin membenarkan berlakunya kapitalisme negara yang
berarti adanya pasar di bawah diktatur proletariat, pada masa peralihan menuju sosialisme,
Stalin tidak sampai mengungkap peranan pasar dalam ekonomi barang-dagangan.
Khrusycyov dalam Kongres ke-XXII PKUS tahun 1961 mengumumkan bahwa Program
Partai yang disusun di bawah pimpinan Lenin mengenai pembangunan sosialisme sudah
selesai dilaksanakan. Kini sosialisme di Uni Sovyet sudah sampai pada taraf membangun
dasar-dasar material komunisme. Program PKUS hasil Kongres ke-XXII adalah program
pembangunan dari ekonomi sosialis ke ekonomi komunis, dinyatakan akan diberlakukan
prinsip ”Dari setiap orang menurut kemampuannya, untuk setiap orang menurut
kebutuhannya”, dan meramalkan bahwa generasi rakyat Sovyet akan hidup di zaman
komunisme.. Tahun 1964 Khrusycyov digulingkan, digantikan Lyeonid Ilyitch Bryezhnyev.
Sampai tahun 1982 .Bryezhnyev meneruskan pelaksanaan gagasan membangun
dasar-dasar material komunisme.
Augustus 1968 Bryezhnyev mengerahkan pasukan Pakta Warsawa mematahkan
gerakan „Musim Semi Praha“, gerakan anti pemerintah Cekoslowakia dan anti Sovyet, yang
menuntut Cekoslowakia keluar dari Pakta Warsawa. Kemudian mengumumkan Doktrin
Bryezhnyev yang mengajarkan: „Partai Komunis tidak hanya bertanggungjawab atas
Rakyat negerinya, tetapi juga atas semua negara sosialis, atas seluruh gerakan komunis
internasional“. Doktrin ini mengajarkan „kedaulatan terbatas“ yang menetapkan
ketergantungan negeri-negeri sosialis Eropa Timur dan Tengah pada Uni Sovyet. Ini
berlawanan dengan Lima Prinsip Koeksistensi Damai. Dalam realisasi Doktrin Bryezhnyev,
tahun 1972-1979 di bawah kepemimpinan Bryezhnyev, pasukan Sovyet menginvasi
Afganistan dalam rangka mendukung Pemerintah Afganistan yang dipimpin oleh Babrak
Karmal tokoh komunis Afganistan..
Bryezhnyev meninggal, tahun 1982 digantikan Sekjen CC PKUS berikutnya, Yuri
Vladimirovitch Andropov, dan 1984 digantikan oleh Sekjen CC PKUS Konstantin
Ustinovitch Cyernyenko. Cyernyenko menyatakan bahwa Uni Sovyet sedang membangun
sosialisme yang berkembang,, Dalam pada itu, perlombaan persenjataan dalam PERANG
DINGIN telah mengauskan perekonomian Uni Sovyet. Di samping itu, bergejolak kontradiksi
antar etnis yang berlarut-larut. Cyernyenklo meninggal, tahun 1985 digantikan oleh Mikhail
14
Syergeyevitch Gorbacyov jadi sekjen CC PKUS. Tahun 1987 dengan karyanya
Pyeryestroika I Novoye Mishlyeniye – Perestroika Dan Pemikiran Baru menyatakan harus
membangun sosialisme yang berperikemanusiaan. Gorbacyov tampil dengan gagasan
“Glazhnostch I Pyeryesroika”, “Keterbukaan Dan Reformasi.” Harus dikembangkan
demokrasi yang luas. Untuk itu, dalam kongres ke-XXVIII PKUS Juli 1990 di bawah
pimpinannya ajaran diktatur proletariat dicampakkan, kepemimpinan PKUS dalam negara
URSS yang dijamin dalam fasal 6 Konstitusi URSS dihapuskan. Dalam Kongres ini, Boris
Yeltsin, yang anggota Politbiro CC PKUS dan Presiden Federasi Russia bersama sejumlah
pendukungnya menyatakan keluar dari PKUS.
Mulai dari Stalin, Khrusycyov, Bryezhnyev, Andropov, Cyernyenko sampai Gorbacyov
dan Yeltsin menganut perbedaan dalam menilai sosialisme di Uni Sovyet, dan terdapat
perbedaan sikap terhadap URSS. Intinya adalah perbedaan dalam memahami hakekat dan
tugas utama sosialisme.
Semua partai negara-negara sosialis Eropa Tengah dan Timur, yaitu Partai Buruh
Albania, Partai Pekerja Sosialis Hongaria, Partai Persatuan Sosialis Jerman Timur, Partai
Komunis Rumania, Partai Komunis Bulgaria, Partai Komunis Cekoslowakia, dan Partai
Pekerja Polandia, menyatakan melangsungkan pembangunan sosialisme di negara mereka
masing-masing. Partai Rakyat Revolusioner Mongolia, juga menyatakan membangun
sosialisme. Demikian pula Vietnam, bahkan menamakan negaranya Republik Sosialis
Vietnam. Partai Pekerja Korea juga menyatakan membangun sosialisme di Korea dengan
negara bernama Republik Rakyat Demokrasi Korea
Revolusi Tiongkok pun bercita-cita membangun sosialisme di Tiongkok. Di kala
Tiongkok dilanda huru-hara “gerakan pro-demokrasi” yang bermuara pada peristiwa
berdarah Tian An Men, Deng Xiaoping tampil dengan pembelaannya akan sistim sosialisme
dengan mengangkat “Empat Prinsip Dasar”, yaitu harus menempuh jalan sosialis, harus
menegakkan diktatur proletariat, harus dipimpin Partai Komunis dan harus
berideologi Marxisme-Leninime Fikiran Mao Zedong. Deng Xiaoping mengajarkan
bahwa Tiongkok berada pada tingkat permulaan sosialisme..Diperlukan waktu yang sangat
panjang membangun sosialisme.
Di samping itu, Deng Xiaoping mempertanyakan dan memberi jawaban mengenai
masalah pemahaman tentang sosialisme. “Apakah sosialisme dan apakah Marxisme itu?
Mengenai hal ini tidak begitu jelas bagi kita di masa lampau. Yang paling penting bagi
Marxisme adalah mengembangkan tenaga produktif. Kita mengatakan bahwa sosialisme
adalah tingkat pertama dari komunisme dan pada tingkat yang sudah maju akan
diberlakukan prinsip bekerja menurut kemampuan, menerima menurut kebutuhan. Ini
menuntut tenaga produktif yang maju sekali dan kemakmuran materiil yang melimpah‐ruah.
Oleh karena itu, tugas utama pada tingkat sosialisme adalah mengembangkan
tenaga-tenaga produktif. Pada akhirnya, keunggulan sistem sosialis ditunjukkan oleh lebih
cepat dan lebih besarnya perkembangan tenaga produktif dibanding dengan di bawah
sistem kapitalis. Karena ia berkembang, penghidupan material dan kultural rakyat akan
15
meningkat terus. Salah satu kekurangan kita di masa lampau sesudah berdirinya Republik
Rakyat Tiongkok adalah kita tidak memberikan perhatian yang penuh pada masalah
pengembangan tenaga produktif. Sosialisme berarti melenyapkan kemiskinan. Pemiskinan
itu bukanlah sosialisme, lebih‐lebih lagi bukanlah komunisme.” Berkali‐kali Deng Xiaoping
mengungkapkan hakikat sosialisme dan tugas utama sosialisme, yaitu membebaskan dan
mengembangkan tenaga produktif. Untuk mencapai tujuan ini dilangsungkan reform dan
politik pintu terbuka, kaige kaifang
Berkat pemahaman akan sosialisme yang dibimbing oleh Teori Deng Xiaoping,
Tiongkok bergelora membangun sosialisme berciri Tiongkok. Dari negeri miskin dan
terbelakang di pertengahan abad ke-XX, melejit menjadi negeri terbesar kedua di dunia di
bidang ekonomi, mengungguli Jepang dan akan menyusul Amerika. Inilah demonstrasi
kejayaan Marxisme di abad ke-XXI.
10. Ambruknya Uni Republik-Republik Sovyet Sosialis (URSS)
Serangan PERANG DINGIN yang mengerahkan semua unsur anti-komunis, termasuk
kaum sosial-demokrat dan Trotskis sedunia merupakan faktor luar ambruknya URSS.
Kesulitan perekonomian, kontradiksi-kontradiksi antar etnis yang berlarut-larut, pengeluaran
militer luar biasa dalam rangka perlombaan persenjataan, menyebabkan eksistensi URSS
berada dalam bahaya. Untuk mencegah kehancuran Uni Sovyet, Gorbacyov mempunyai
gagasan mengganti URSS dengan satu Konfederasi Uni Negara-Negara Berdaulat..
Menurut Gorbacyov, Konfederasi ini adalah peningkatan demokratisasi Uni Sovyet.
Gagasan ini didukung oleh Republik-Republik Sovyet Asia Tengah. Tapi Yeltsin, Presiden
Republik Federasi Russia menginginkan menempuh ekonomi pasar untuk mencapai tujuan
ini. Bulan Maret 1991 dilangsungkan referendum mengenai masa depan Uni Sovyet,
dengan hasil mayoritas pemberi suara membela Uni Sovyet. April Gorbacyov mengadakan
pertemuan di Novo Ogarevo dengan pimpinan 9 republik yang berhasil mengeluarkan
pernyataan untuk mempercepat pembentukan Konfederasi baru yang berdasarkan
sukarela..
Sebelum gagasan ini dijadikan putusan, Gorbacyov berlibur ke Krimea. Yakin bahwa
Konfederasi ini akan berarti hancurnya Uni Sovyet, Gennadi Ivanovitch Yanayev Wakil
Presiden URSS, bersama satu klompok beranggotakan delapan orang terutama Kepala
KGB, jenderal Vladímir Aleksándrovich Kryuchkov tanggal 19 Agustus 1990 membentuk
Komisi Negara Dalam Keadaan Darurat. Kantor berita TASS mengumumkan dekrit dari
Komisi ini: “Karena keadaan kesehatannya, Gorbacyov tak lagi mampu menjalankan
tugas-tugasnya sebagai Presiden URSS, maka sesuai dengan fasal 127 klausul 7 Konstitusi
URSS, Wakil Presiden Gennadi Yanayev sudah mengambil oper tugas-tugas Presiden
URSS.” Komisi ini menahan Gorbacyov selama tiga hari, 19 s/d 21 Agustus. Usaha Yanayev
yang bermaksud menyingkirkan Gorbacyov, membela dan mempertahankan eksistensi
URSS ini gagal. Gorbacyov kembali ke Moskow dengan dukungan Yeltsin. Tetapi,
kembalinya Gorbacyov tidak lagi mendapati kekuasaan Uni Sovyet maupun Federasi
16
Russia. Kekuasaan beralih ke tangan Yeltsin yang berhasil mematahkan perebutan
kekuasaan oleh Yanayev. Gorbacyov dipaksa memecat sejumlah besar anggota Politbiro,
menahan mereka termasuk delapan tokoh yang mendukung Yanayev, yaitu Kepala KGB
Kryuchkov, Menteri Pertahanan Marsekal Dmitry Timofeyevich Yazov, Perdana Menteri
Valentin Sergeyevich Pavlov dan Yanayev. Ketua Komisi Kontrol CC PKUS, Menteri Dalam
Negeri Boris Karlovich Pugo mati tertembak, Penasihat militer Presiden, Marsekal Sergey
Fyodorovich Akhromeyev mati gantung diri di Kremlin.
24 Agustus Gorbacyov minta CC PKUS membubarkan diri, dia meletakkan jabatan
sebagai Sekjen dan mengumunkan dibubarkannya semua kesatuan organisasi Partai dalam
Pemerintah. Sesudah itu segera Sovyet tertinggi melarang semua kegiatan Partai di wilayah
Sovyet. Maka kekuasaan komunis lenyap di Uni Sovyet. Demikianlah pelenyapan PKUS,
satu-satunya kekuatan yang memimpin sampai menang revolusi Oktober dan URSS berjaya
selama tujuh dasawarsa. Proses peristiwa penghancuran PKUS dan URSS ini, jelas
jemelas tak ada hubungannya dengan gagasan atau teori Lenin membangun sosialisme. Ini
terjadi adalah karena dicampakkannya teori Lenin tentang diktatur proletariat membangun
sosialisme. Yang dipraktekkan Gorbacyov adalah .demokrasi tanpa dikatur proletariat, yaitu
ajaran tulen sosial demokrat. Hasilnya URSS ambruk.
6 November 1991, Yeltsin mengeluarkan dekrit melarang semua kegiatan Partai
Komunis di daerah Russia.dan memerintahkan pengibaran bendera Russia disamping
bendera Uni Sovyet. Awal Desember 1991 Ukraina melakukan pemungutan suara,
menyatakan merdeka dari URSS. 8 Desember 1991 Yeltsin menemui President Ukraina
Leonid Krafchuk dan pemimpin Belarussia Stanislav Shushkevitch di Belovezhkaya
Pushcha. Tercapai persetujuan Belavezhkaya yang menyatakan: ketiga presiden
mengumumkan pembubaran Uni Sovyet dan membentuk secara sukarela Kemakmuran
Bersama Negara-Negara Merdeka sebagai penggantinya.
17 Desember 1991 dalam pertemuan dengan Yeltsin, Gorbacyov menerima fait
accomplit dan setuju pembubaran URSS. 24 Desember 1991 dengan persetujuan
anggota-anggota Persemakmuran Negara-Negara Berdaulat kecuali Georgia, Federasi
Russia mengambil kedudukan URSS dalam PBB. Hari berikutnya Gorbacyov meletakkan
jabatan. Lenyaplah URSS.
Dengan lenyapnya URSS, pada awal 1992, dalam pedato kenegaraannya Presiden
George Bush memproklamirkan: “Perang Dingin sudah usai. Komunisme sudah mampus.
Dan kita menang !”.
Dalam PERANG DINGIN, kaum sosial demokrat, dan Trotskis ambil bagian aktif
melawan URSS, membasmi komunisme sejagat. Di Indonesia, para penganut faham
Trotskisme dengan tokohnya Adam Malik, kaum sosial demokrat (sosialis kanan) dengan
tokoh Soemitro Djojohadikoesoemo jadi penyangga rezim fasis orba Suharto. Adam Malik
menjabat kedudukan Wakil Presiden RI. Soemitro Djojohadikoesoemo jadi Menteri
Perdagangan. Kaum Trotskis dan sosial-demokrat di Indonesia mendukung rezim orba,
berpolitik anti PKI, anti Uni Sovyet, aktif berpropaganda anti-Stalin, anti politik-politik besar
17
Bung Karno, termasuk anti Pancasila untuk dasar negara dalam sidang-sidang Konstituante.
Kaum Trotskis menilai terpukulnya PKI akibat Peristiwa G30S bersumber pada kesalahan
pimpinan PKI yang Stalinis yang menempuh jalan revolusi Dua Tahap Revolusi .Sampai kini
kaum Trotskis bergerak aktif dengan adanya jaringan internet WSWS, World Socialist Web
Site.yang giat berpropaganda ajaran-ajaran Trotskis, terutama tentang Revolusi Permanen.
11. Gagasan Bentrokan-Bentrokan Peradaban,
Dengan robohnya Tembok Berlin dan ambruknya URSS, burjuasi bergendang paha.
Tahun 1992, pembela tangguh kapitalisme Francis Fukuyama tampil dengan karya: The End
of History And The Last Man. Dia memaparkan bahwa: “demokrasi liberal merupakan titik
akhir dari evolusi ideologi manusia” dan “ merupakan bentuk akhir dari pemerintah manusia,
maka merupakan akhir dari sejarah”...”...ideologi Marxisme-Leninisme
dinyatakan ”mengebiri demokrasi liberal”.”Tahun 1989 – ulang tahun ke-200 revolusi
Perancis dan ratifikasi Konstitusi Amerika Serikat menandakan kehancuran menentukan
bagi komunisme sebagai satu faktor dalam sejarah dunia. Menurut Fukuyama: Semenjak
tahun 1980 terjadi perobahan cepat dan terus menerus dalam dunia komunis....Januari
1990, fasal 6 Konstitusi URSS yang menjamin kedudukan memimpin dari PKUS dicabut
(putusan Kongres ke-XXVIII PKUS), bermunculan bebagai Partai non komunis di Uni Sovyet
dan naik panggung kekuasaan di berbagai Republik Sosialis bagian dari URSS; Boris
Yeltsin yang sesudah terpilih jadi Presiden Republik Sosialis Russia musim rontok 1990
bersama sejumlah pendukungnya keluar dari Partai Komunis Uni Sovyet., sejumlah
teoretikus ekonomi liberal naik panggung menggusur sistim ekonomi terpusat Sovyet”.
Fukuyama menilai, bahwa kehancuran URSS adalah kehancuran totalitarianisme yang
berlangsung semenjak zaman Stalin.
Di samping Fukuyama, 1997 tampil Samuel P.Huntington dengan karyanya: The Clash of
Civilizations and the Remaking of World Order. Huntington menulis Persaingan dua negara
adikuasa telah berakhir, digantikan oleh bentrokan-bentrokan peradaban.: “Ada
pendapat bahwa komunisme Sovyet sudah hancur, ini berarti berakhirnya sejarah dan
adalah kemenangan universal dari demokrasi liberal di seluruh dunia. Fikiran ini berakar dari
pandangan Perang Dingin, yang menganggap satu-satunya pengganti komunisme adalah
demokrasi liberal” Hunrtington berpendapat bahwa “pembagian kemanusiaan menurut
Perang Dingin sudah berakhir. Yang lebih fundamental adalah pembagian manusia dalam
etnisitas, keagamaan dan peradaban”..Huntington berpendapat bahwa di Eropa Barat,
bibit-bibit konflik jauh lebih sedikit dibanding dengan di Asia Timur. Asia Timur penuh bibit
konflik, seperti konflik dua Tiongkok, dua Korea, sengketa tapal batas Amerika lawan
Jepang, konflik di daerah Laut Tiongkok Selatan.
Kenyataan membantah pendapat Huntington ini. Selama dua dasawarsa akhir abad
ke-XX, dan awal abad ke-XXI Eropa lebih bergolak penuh konflik, dengan berkobarnya
berbagai bentrok antar etnis sampai pertempuran bersenjata, bahkan campurtangan NATO
seperti perang Kosovo di daerah Balkan, hingga Yugoslavia terpecah belah menjadi Kroasia,
Boznia Herzegovina, Montenegro, Slovenia, Serbia. Di bawah pimpinan Amerika Serikat,
NATO berfihak dan membantu salah satu klompok yang menentang Pemerintah yang sah.
18
Bukan hanya di Eropa, tapi juga di Timur Tengah. Di bawah kendali Amerika berlangsung
penggulingan Sadam Hussein di Irak, Khadafi di Libya, Mubarak di Mesir dan usaha
menggulingkan Bashar Asad di Siria.
Bentrokan-bentrokan peradaban dimanfaatkan Amerika Serikat untuk kepentingan
kekuasaannya. Amerika menggelorakan apa yang disebut “Revolusi Warna”. Akhir abad
ke-XX dan awal abad ke-XXI menyaksikan konflik-konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
Dengan dalih mengembangkan “demokrasi Barat” Amerika mendukung dan membantu
kaum oposisi yang melawan pemerintah yang tak bersahabat dengan Amerika. Ini terjadi di
Yemen, Libya, Mesir, Siria sampai Ukraina.. Amerika mendukung “Persaudaraan Muslim”
untuk menggulingkan Mubarak di Mesir, di Tunisia, dan Amerika menciptakan
musuh-musuh baru bagi negeri-negeri Timur Tengah, yaitu terorisme dan sektarianisme. .
Politik luarnegeri Amerika dibimbing oleh tesis Huntington “Bentrokan Bentrokan
Peradaban”. Amerika menggunakan kenyataan adanya bentrokan-bentrokan peradaban,
memihak dan membantu golongan oposisi yang menguntungkannya. Ini terjadi dengan
penggulingan Moammar Khadafi di Libya, penggulingan Mubarak di Mesir, dalam proses
penghancuran Yugoslavia, sampai Ukraina bahkan dengan ikut campurnya NATO
mengerahkan kekuatan bersenjata..”Revolusi Warna” yang didukung Amerika menghasilkan
bentrokan demi bentrokan yang tak habis-habisnya. Inilah yang, menghancurkan kehidupan
rakyat di Timur Tengah, Libya, Irak dan Siria. Tak tahan hidup di negeri sendiri, memaksa
ratusan ribu rakyat meninggalkan kampung halaman, mengungsi ke negeri lain. Inilah yang
menjadi akar krisis pengungsi melanda Eropa.
12. “Satu Jalur Satu Jalan”, Jalan Sutera Abad XXI,
Perwujudan Koeksistensi Damai
Mengatasi Bentrokan-Bentrokan Peradaban..
Dibimbing oleh Teori Deng Xiaoping, Membangun Sosialisme Berciri Tiongkok,
Tiongkok tampil melejit dari negeri miskin dan terbelakang di pertengahan abad ke XX
muncul menjadi negeri terbesar nomor dua di bidang ekonomi di dunia mengungguli Jepang
pada awal abad ke-XXI. Kenyataan ini menggilas habis pandangan pengamat Tiongkok,
Prof. Bao Yuching, yang pada permulaan Tiongkok mulai melaksanakan gagasan Kaige
Kaifang, reform dan politik terbuka, menyatakan “Tiongkok akan tergantung pada luarnegeri
di bidang moneter dan ilmu serta tekhnologi”..Yang terjadi adalah sebaliknya, di bidang
tekhnologi, Tiongkok mampu mengirim pesawat antariksa dengan tiga awak mengitari bumi,
mengirim pesawat tanpa awak mendarat dan melakukan expedisi di bulan, telah jadi
pengekspor hasil-hasil tekhnologi modern, menjadi exportir kereta-api tercepat di dunia,
berhasil membangun komputer Tian He dengan kemampuan operasi 33.86 petaflops/detik,
tercepat didunia; di bidang moneter mata uang Yuan RMB mendekati masa jadi matauang
internasional; diterima IMF menjadi salah satu mata uang untuk keranjang mata uang SDR
bersama dengan Dollar AS, Poundsterling, Euro, dan Yen Jepang, dan Tiongkok memiliki
cadangan valuta asing sebesar lebih dari 3.5 trilyun dollar AS...
19
Dalam kunjungannya ke Asia Tengah, dan dalam rangka pelaksanaan putusan-putusan
Kongres ke-XVIII PKT, Presiden Xi Jinping menampilkan gagasan “Jalur Dan Jalan”, “Jalur
Ekonomi Jalan Sutera”.. “Jalur dan Jalan”, Membangun Jalan Sutera Abad ke-XXI.
mewujudkan “Impian Tiongkok”, “Membangun Kembali Kejayaan Tiongkok” Tujuan Jalur ini
adalah untuk memudahkan perdagangan dan investasi, memajukan saling hubungan lalu
lintas, baik dalam perdagangan maupun dalam kerjasama moneter, serta hubungan dan
saling pertukaran antar rakyat. Dalam rangka ini berinisiatif mendirikan Bank Pembangunan
Infrastruktur Asia yang dapat sambutan negara-negara Afrika, Eropa, Asia dan Amerika
Latin..
Tiongkok kian tangguh membela, gagasan Kaige Kaifang, Reformasi dan Politik
Terbuka.; mempraktekkan politik luarnegeri Koeksistensi Damai. Tiongkok berinisiatif
memasuki dan aktif dalam semua badan organisasi internasional. Mulai dari PBB, UNESCO,
sampai memasuki WTO dengan menempuh perundingan selama tigabelas tahun, masuk
APEC yang diprakarsai Presiden Clinton. Tiongkok bukan mempertentangkan dan
memperuncing perbedaan-perbedaan peradaban, tapi menghimpun dan mempersatukan
negara-negara dengan peradaban yang berbeda. membangun: Organisasi Kerjasama
Shanghai, masuk dan aktif dalam organisasi 20 Negara,mendirikan organisasi kerjasama
BRIC bersama India, Russia dan Brazilia, yang kemudian menjadi BRICS dengan
masuknya Afrika Selatan. Bekerjasama dan jadi Mitra penting dari ASEAN. Menghimpun
dan bekerjasama dengan 16 negara Eropa Tengah dan Timur., menghimpun dan
bekerjasama dengan semua negara Afrika.
Dengan Indonesia terjalin dasar kerjasama yang luas, berkat Tiongkok menampilkan
proyek Jalan Sutra Maritim Abad 21, sedangkan Indonesia memiliki proyek Poros Maritim,
yang bisa saling mengisi.
Konsekwen dengan politik luarnegeri Lima Prinsip Koeksistensi Damai, dan yakin akan
keunggulan sosialisme atas kapitalisme, mengenai hubungan dengan Amerika Serikat, Xi
Jinping tampil dengan gagasan Kerjasama Model Baru antar negara besar.. Ciri-cirinya
adalah: tanpa konflik, tanpa konfrontasi dan saling menguntungkan.
Sejarah menunjukkan, bahwa peradaban-peradaban berbagai bangsa punya
kesamaan dan perbedaan. Kesamaan itu memungkinkan saling bertukar; perbedaan itu
menyebabkan bisa saling belajar. Tak ada satu peradaban pun yang berhak menilai lebih
tinggi dari yang lain. Tiap peradaban memiliki cirinya sendiri. Semua perkembangan
peradaban haruslah kita hargai dan sambut baik. Sejarah membuktikan bahwa hanyalah
dengan saling berhubungan dan belajar dari yang lain, satu peradaban akan memiliki
vitalitasnya Perbedaan-perbedaan yang ada antara berbagai peradaban tak harus
dipertentangkan hingga menjadi bentrokan Lebih-lebih lagi tak harus disalah gunakan,
dengan mendukung yang satu untuk menguasai yang lain.
Tiga dasawarsa semenjak Tiongkok melangsungkan reform dan politik terbuka telah
merobah Tiongkok dari negeri miskin dan terbelakang di pertengahan abad ke-XX menjadi
negeri besar kedua di dunia dalam ekonomi dengan mengungguli Jepang. 600 juta rakyat
20
dibebaskan dari kemiskinan. Di bidang moneter, Tiongkok memiliki lebih tiga trilyun dolar
Amerika cadangan valuta asing. Mata uang Ren Min Bi maju terus tak tertahan menjadi
mata uang internasional, dengan pengakuan IMF sebagai salah satu dari mata uang untuk
SDR. Tiongkok tampil menjadi kekuatan motor ekonomi untuk perkembangan dunia.
Enam ratus juta rakyat dibebaskan dari kemiskinan. Orang kaya baru, para milioner
bermunculan. Pemerintah tak diam, menjalankan fungsinya mengambil langkah-langkah
mengatasi kesenjangan ini. Adalah kenyataan bahwa di Tiongkok kini masih terdapat
tujuhpuluh juta orang hidup di bawah garis kemiskinan.. Melenyapkan kemiskinan ini
merupakan tugas pokok dalam pembangunan ekonomi, untuk terwujudnya masyarakat
cukup sejahtera. Ini dipaparkan dalam Rencana Lima Tahun ke-XIII.
Kini masih dijalankan sistim buruh upahan, yang berarti tenaga kerja diberlakukan
sebagai barang dagangan. Buruh dipekerjakan untuk mendapat laba. Dengan demikian
masih terdapat nilai lebih. Ini berarti masih ada penghisapan. Adalah jelas, bahwa yang
dicapai Tiongkok sekarang masih jauh dari sosialisme, di mana berlaku hukum distribusi
penghasilan:: bekerja menurut kemampuan, menerima menurut hasil kerja. Bila
terlaksana prinsip bekerja menurut kemampuan, menerima menurut hasil kerja barulah
lenyap penghisapan.
Menghadapi sampah masyarakat ekonomi pasar, Tiongkok dengan sepenuh tenaga
sudah dan sedang mengambil tindakan keras, termasuk dengan kerjasama internasional
berusaha membasmi korupsi. Dan mengambil langkah-langkah dengan berbagai
pengaturan mengatasi kesenjangan penghasilan.
Demikianlah, berlangsung Koeksistensi Damai dan Perlombaan Damai antara
sosialisme dan kapitalisme. Jelas jemelas, Koeksistensi Damai lebih unggul dari gagasan
Bentrokan-Bentrokan Peradaban.
Usaha membangun Sosialisme sedang menunjukkan keunggulannya atas
kapitalisme !
2 - 4 Desember 2015.
*****