7
A. Jamu Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih. Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut: Aman Klaim khasiat dibuktikan secara empiris Memenuhi persyaratan mutu. Jumlah produk jamu di Indonesia mencapai ribuan, salah satunya adalah ProRhoid. Produk jamu ini memiliki kandungan yang hampir sama dengan Nodiar dan Diapet, yaitu mengandung Curcuma domestica rhizome (rimpang kunyit) sebanyak 750 mg. Selain itu, bahan-bahan yang terkandung dalam ProRhoid adalah Grapthophyllum pictum folium (daun ungu) 750 mg, dan Centella asiatica herb (pegagan) 1000 mg. Karena jumlahnya paling banyak, kemungkinan kandungan utamanya adalah Centella asiatica (pegagan). ProRhoid memiliki khasiat untuk meringankan wasir. Simbol Jamu dan Contoh Produk Jamu di Pasaran B. Obat Herbal Terstandar Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah

Jamu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Jamu

A.    JamuJamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk

serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih. 

Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu.

Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut: Aman

Klaim khasiat dibuktikan secara empiris

Memenuhi persyaratan mutu.

Jumlah produk jamu di Indonesia mencapai ribuan, salah satunya adalah ProRhoid. Produk jamu ini memiliki kandungan yang hampir sama dengan Nodiar dan Diapet, yaitu mengandung Curcuma domestica rhizome (rimpang kunyit) sebanyak 750 mg. Selain itu, bahan-bahan yang terkandung dalam ProRhoid adalah Grapthophyllum pictum folium (daun ungu) 750 mg, dan Centella asiatica herb (pegagan) 1000 mg. Karena jumlahnya paling banyak, kemungkinan kandungan utamanya adalah Centella asiatica (pegagan). ProRhoid memiliki khasiat untuk meringankan wasir.

Simbol Jamu dan Contoh Produk Jamu di Pasaran

B.     Obat Herbal TerstandarAdalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian

bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. 

Page 2: Jamu

Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.

Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain Aman Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-klinik Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi Memenuhi persyaratan mutu

Hingga saat ini, baru 38 obat herbal terstandar (OHT) yang sudah bisa diresepkan oleh dokter khusus yang memiliki kompetensi. Dari 38 OHT tersebut, 6 diantaranya sudah fitofarmaka (lulus uji klinis pada manusia) yang bisa disetarakan pemanfaatannya dengan obat kimia moderen. Menurut dr Abidinsyah, 38 jenis OHT tersebut sudah bisa masuk ke layanan kesehatan karena sudah lulus uji pra klinik dan uji klinik, tapi tentunya dengan melihat kondisi pasien. Dokter harus bisa membedakan mana kondisi kritis, urgent, preventif dan promotif. 

Selain 38 OHT tersebut, saat ini juga sedang dikembangkan 4 jenis obat tradisional yang tengah disaintifikasi dan diteliti di 60 puskesmas, yaitu obat untuk anti hipertensi (tekanan darah tinggi), anti kolesterolemia (kolesterol tinggi), anti hiperlipidemia (kadar lemak tubuh tinggi), anti hiperdiabetik (kadar gula darah tinggi). Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti : diapet®, lelap®, kiranti®, dll.

Simbol Obat Herbal Terstandar dan Produknya diIndonesia

C.    FitofarmakaMerupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat

modern karena proses pembuatannya yang telah tersandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih menyakinkan para profesi medis untuk

Page 3: Jamu

menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilmiah.

Syarat fitofarmaka yang lain adalah: Klaim khasiat dibuktikan secara klinik

Menggunakan bahan baku terstandar

Memenuhi persyaratan mutu

Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan obat modern karena :  Proses pembuatannya yang telah terstandar,

Ditunjang bukti ilmiah s/d uji klinik pada manusia yang memenuhi syarat

 ilmiah

Protokol uji yang telah disetujui,

Dilakukan oleh pelaksana yang kompeten,

Memenuhi prinsip etika,

Tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat. 

Saat ini di Indonesia baru terdapat 6 fitofarmaka yaitu;1. Nodiar® Kimia Farma, fitofarmaka diare2. X-Gra ® Phapros, fitofarmaka lemah syahwat3. Stimuno ® Dexa Medica, fitofarmaka modulator imun 4. Tensigard ® Phapros, fitofarmaka hipertensi5. Rheumaneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka rematik6. Diabmeneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka diabetes 

Simbol Fitofarmaka dan  Produk Fitofarmaka di Indonesia

Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi.Saat ini Fitofarmaka di indonesia baru  5 produk yang ada dipasaran, yaitu: Nodiar, Rheumaneer, Stimuno, Tensigarp Agromed dan X-Gra. Mari kita lihat satu-satu... ^__^

Page 4: Jamu

1. Nodiar (POM FF 031 500 361)

Komposisi:

Attapulgite (bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg Curcumae domesticae rhizomaekstrak (kunyit),  7.5 mgIndikasi : diare yang tidak spesifik, Ekstrak Folium Psidii dikenal memiliki efek farmakodinamik yang bekerja di otot polos usus. Attapulgitemelindungi usus dan menyerap racun bakteri dan juga meningkatkan konsistensi feses dengan penyerapan cairan di lumen intestinals. Curcuma domestica Rhizoma bekerja dengan efek sebagai anti spasmolytical non kompetitif antagonis pada reseptor asetilkolin.Produksi: PT. Kimia Farma

2. Rheumaneer (POM FF 032 300 351)

Komposisi:

Curcumae domesticae rhizoma (temulawak), 95 mg Zingiberis rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg Curcumae rhizoma ekstrak, (temulawak) 120 mg Panduratae rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg Retrofracti fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg

Page 5: Jamu

Khasiat: pengobatan nyeri sendi ringanProduksi : PT. Nyonya Meneer

3. Stimuno (POM FF 041 300 411, POM FF 041 600 421)

STIMUNO® adalah imunomodulator dari herbal alami membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Stimuno terdaftar sebagai FITOFARMAKA , dibuat dari ekstrak tanaman Phyllanthus niruri (meniran) yang terstandarisasi dan telah melalui berbagai uji pre-klinik dan klinik. Sebagai imunomodulator (pengatur sistem imun), Stimuno membantu merangsang tubuh memproduksi lebih banyak antibodi dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar daya tahan tubuh bekerja optimal. Komposisi : Tiap 5 ml Stimuno Sirup mengandung ekstrak Phyllanthus niruri 25 mg.Tiap kapsul Stimuno mengandung Phyllanthus niruri 50 mgIndikasi: Membantu memperbaiki dan meningkatkan daya tahan tubuhProduksi:  PT. Dexa Medica

4. Tensigard Agromed  (POM FF 031 300 031, POM FF 031 300 041)

 Komposisi:

Apii Herba ekstrak (seledri), 95 mg Orthosiphon folium ekstrak (daun kumis kucing), 28mgIndikasi: Menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolikobat ini gabungan dari komposisi daun kumis kucing dan daun seledri, disini yang berperan sebagai agen penurun tekanan darah tinggi adalah extrak daun seledri, sedangkan untuk daun kumis kucing (Orthosiphon Folium) lebih ke infeksi ginjal, saluran kemih, dll. 

Page 6: Jamu

Produksi: PT. Phapros

5. X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF 031 300 021)

Komposisi:

Ganoderma lucidum (jamur ganoderma), 150 mg Eurycomae radix (akar pasak bumi), 50 mg Panacis ginseng radix (akar ginseng), 30 mg Retrofracti fructus (buah cabe jawa), 2.5 mg Royal jelly, 5 mg Indikasi: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, membantu meningkatkan stamina pria, membantu mengatasi disfungsi ereksi dan juga ejakulasi dini.Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap bahan yang dikandung dalam X-gra, kanker prostat, hipertensi berat dan gagal ginjal.Produksi: PT. Phapros

Kelima produk fitofarmaka ini merupakan produk Indonesia yang membanggakan. Melalui berbagai penelitian, prosedur, dan biaya yang tidak sedikit akhirnya produk ini dapat secara aman dikonsumsi masyarakat sesuai dengan indikasinya. Dengan berkembangnya fitofarmaka maka akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam menggunakannya, jelas karena fitofarmaka adalah grade tertinggi dari produk herbal di Indonesia. Fitofarmaka juga dalam proses produksinya sudah terstandardisasi dimulai sejak budi daya melalui adanya GAP (Good Agricultural Practice).