Upload
almahdy25051976
View
27
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
jamu2
Citation preview
Aplikasi Jamu untuk Terapi
Kedokteran Modern
Arijanto Jonosewojo Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Nama : Dr. ARIJANTO JONOSEWOJO SpPD FINASIM
Alamat : Kertajaya Indah Timur X / 20 Surabaya
Lahir : Surabaya, 20 agustus 1953
Jabatan : -Ketua Prodi BATRA FK UNAIR
Kepala Poliklinik Komplementer_Alternatif
RSU.Dr.Soetomo Surabaya
-Ketua Perhipba (Perhimpunan Peneliti Bahan
Obat Alam) surabaya
-Anggota Komisi Obat Tradisional LPPM Unair
-Pengurus Papdi cab Surabaya
-Pengurus IDI cab Surabaya
-Pengurus Perhimpunan Onkologi Indonesia
cab Surabaya
-Anggota Komnas Saintifikasi Jamu
-Anggota Komite Etik Penelitian RSUD. Dr.Soetomo
Pendahuluan
Jamu merupakan ramuan asli Indonesia
yang telah lama digunakan nenek moyang
kita untuk mencegah sakit dan mengobati
penyakit .
Saat ini minat masyarakat terhadap
pengobatan dengan memakai jamu
semakin meningkat
Selama ini dianggap para dokter di Indonesia belum menerima jamu sebagai salah satu pilihan pengobatan karena memang dalam kurikulum pendidikannya belum semua fakultas Kedokteran mengajarkan pemanfaatan jamu ini. Sedangkan undang undang tentang praktek Kedokteran melarang dokter memberikan pengobatan bila belum terbukti manfaatnya.
Regulasi di Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran memasukan
pelajaran tentang Herbal/ Jamu kedalam
kurikulum pendidikan dokter.
Untuk dokter yang berminat memakai
Herbal dan akupuntur Fak Kedokteran
Unair mengadakan program Pendidikan
Non Gelar untuk Herbal dan Akupuntur
selama 300 jam.
Level I A Systematic review dari multiple RCT
Level IB Individual RCT
Level II A Systematic review dari multiple study cohort
Level II B Individual study cohort
Level III A Systematic review dari multiple case control studies
Level III B Individual case control studies
Level IV Case series
Level V Pendapat ahli
Penilaian berdasarkan levels of evidence
Regulasi di PB IDI
Dibentuk Badan Kajian untuk Pengobatan
Komplementer dan Alternatif ( CAM).
Ikut serta aktif dalam Saintifikasi Jamu
yang dibentuk LITBANG Kemenkes.
Akan mengadakan Pelatihan 120 jam
untuk dokter yang ingin memakai herbal.
PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER/TRADISIONAL/JAMU DI INDONESIA
PENGURUS BESAR IDI
MEMBENTUK BIDANG KAJIAN KEDOKTERAN
KOMPLEMENTER/TRADISIONAL DALAM STRUKTUR ORGANISASI IDI
PENELITIAN BERBASIS EVIDENCE BASE MEDICINE
Regulasi di Kemenkes
Telah dilakukan penggabungan Yanmed dan
binkesmas menjadi Yankestradkom dari
eselon 3 menjadi 2.
Litbangkes mempunyai program Nasional
Saintifikasi Jamu yang melakukan
Penelitian berbasis Pelayanan Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1109 Tahun 2007
TENTANG
PENYELENGGARAAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER-ALTERNATIF
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
No.121/Menkes/SK/II/2008
tentang
Standar Pelayanan Medik Herbal
Peraturan menteri Kesehatan
Republik Indonesia
No.003/Menkes/Per/I/2010
Tentang
Saintifikasi Jamu dalam Penelitian
berbasis Pelayanan Kesehatan
Regulasi lainnya
BPOM revisi pembagian herbal ?
GP Jamu
AAI apoteker kumunitas ?
Kementerian 2 lainnya
Akademi IPB bikin prodi D3
Supervisor Jaminan mutu obat tradisional
PENGOBATAN
KONVENSIONAL NON KONVENSIONAL
PENGOBATAN TRADISIONAL
PENGOBATAN KOMPLEMENTER -ALTERNATIF
•KETRAMPILAN •RAMUAN
Tradisional Indonesia &
pengembangan dari luar
negeri (termasuk TCM)
PENELITIAN
pengkajian analisa
penelitian
-Terintegrasi di faskes
-Yan/yan penelitian
-Dilengkapi standar
Macam pengobatan
komplementer dan alternatif
Tradisional : Modern :
- Akupuntur - Ozon
- Akupresur / pijat - Khelasi
- Herbal / jamu 2 an - Hiperbarik
- Aromaterapi - Cuci colon
- Tenaga dalam - Biocom
- Reiki - dll
- Terapi nutrisi
- Ayurveda
- TCM
- dll
PENGOBATAN KONVENSIONAL
PENGOBATAN NON KONVENSIONAL
PENGOBATAN
KOMPLEMENTER-ALTERNATIF
Poliklinik Obat Tradisional Indonesia
CARA PEMERIKSAAN PASIEN
ILMU KEDOKTERAN KONVENSIONAL MODERN
•STATUS PASIEN : anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan radiologis
•DIAGNOSIS ILMU KEDOKTERAN MODERN
•OBAT OBAT HERBAL/ TANAMAN OBAT
DIMINUM SENDIRI/ DIGABUNG OBAT
KONVENSIONAL
•CARA DIAGNOSIS TIMUR + BARAT UNTUK MENGUATKAN DIAGNOSIS
Terapi
1. Utama
2. Simptomatik
3. Ajuvan atau suportif
4. Roborensia/suplement
Dalam pemberian obat harus
diperhatikan “ 4 Tepat 1 Waspada “
1. Tepat Indikasi
2. Tepat Penderita
3. Tepat Obat
4. Tepat Dosis dan Cara pemakaian
5. Waspada efek samping obat
Prinsip Pemakaian Tanaman Obat :
PROMOTIF
Supaya badan tetap segar dan sehat
PREVENTIF
Mencegah supaya tidak sakit
KURATIF
Menyembuhkan penyakit
REHABILITATIF
Pemulihan setelah sakit
PALIATIF
Mengurangi penderitaan pasien dgn penyakit
yg tak bisa disembuhkan
Mencegah sakit lebih baik dari
pada mengobati
Paradigma sehat sekarang adalah
mencegah sakit lebih baik daripada
mengobati, sedangkan pada orang yang
sakitpun harus diperhatikan sisi sehatnya.
Disini jamu/herbal bisa dipakai bersama
dengan obat konvensiona/kimia untuk
membuat badan kembali sehat.
Bagaimana kombinasi Jamu
dengan obat kimia ?
Yang diharapkan kombinasi jamu dengan
obat kimia adalah saling sinergi, additif
atau potensiasi.
Tetapi pada kenyataannya perlu
pengetahuan tentang penggabungan jamu
dengan obat kimia.
Penggunaan herbal sbg terapi
simptomatik
Pengobatan penghilang sakit dengan menggunakan jamu/herbal mungkin akan bisa menggantikan pemakaian NSAID yang pada pemberian jangka panjang bisa menimbulkan gangguan pada lambung atau ginjal.
Disini kita memakai herbal yang mengandung curcumin yang ada pada Kunyit dan Temulawak.
Pada hiperkolesterol
Pemberian simvastatin jangka panjang juga
bisa menimbulkan gangguan pada fungsi
hati.
Disini kita memakai temulawak untuk
digabung dengan simvastatin karena
temulawak bersifat Hepatoprotektor dan
pada beberapa penelitian bisa
menurunkan LDL dan menaikan HDL.
Pada tuberkulosa
Pada pengobatan penderita tuberkulosa
yang harus menkomsumsi obat selama
6-12 bulan , sering terjadi kegagalan
pengobatan karena gangguan pada fungsi
hati di samping mudah terjadi resistensi
kuman mycobacterium tuberculosis ini
terhadap obat standar yang sekarang
dipakai.
Solusinya
Disini kita bisa memakai obat herbal yang bersifat hepatoprotektif seperti temulawak, sambiloto dll.
Sedangkan untuk mempercepat BTA pada sputum penderita dapat dipakai herbal Pegagan ataupun jahe merah yang sudah ada penelitian prekliniknya dapat memperpendek masa infeksius dari mycobacterium.
Pada kanker
Pada pasien kanker pemberian herbal bisa
diberikan sebagai terapi simtomatis untuk
mengurangi nyeri dan juga dipakai untuk
meringankan efek samping pemberian
khemoterapi seperti mual muntah dan
nafsu makan yang menurun. Selain itu
herbal yang menaikan sistem imun juga
dapat dipakai sebagai ajuvan atau khemo
ajuvan
Beberapa uji klinik
Pada ujiklinik obat antikolesterol.
Dilakukan penelitian:
1. kelompok pemakaian komposisi herbal
kombinasi daun jambu+temulawak+jati
belanda digabung dengan simvastatin.
1. kelompok komposisi herbal saja
2. kelompok simvastatin saja
Hasil pemberian simvastatin baik
Hasil pemberian kombinasi herbal cukup
baik.
Tetapi penggabungan kedua malah lebih
jelek hasilnya.
Uji Klinik Diabetes mellitus
Dilakukan penelitian:
1. kelompok yang mendapat teh hitam saja.
2. kelompok yang mendapat metformin
saja.
3. kelompok kombinasi teh hitam dengan
metformin
Hasilnya
Pada kelompok pemberian teh hitam
terjadi penurunan HbA1C.
Pada kelompok metformin juga terjadi
penurunan HbA1C yang hampir sama
dengan kelompok 1
Pada keompok 3 penurunan HbA1C
paling sedikit dibandingkan kel 1 dan 2.
Kombinasi yang tidak dianjurkan
Pemberian ginseng dengan golongan
fenilzina akan tinbul sakit kepala dan
tremor.
Penggabungan ginseng dengan digoxin
akan menaikan konsentrasi digoxin shg
timbul gangguan pada jantung.
Demikian juga bila kita akan menggabung:
Pemberian bawang putih dengan obat2
golongan asetosal atau Clopidopril kita
harus hatii-hati akan timbul perdarahan.
Warning
Promosi yang menyatakan bahwa pemberian
obat natural atau obat herbal 100% aman dan
tidak ada efek samping adalah pernyataan yang
kurang benar.
Kesimpulan
Jamu bisa dipakai dalam pengobatan konvensional baik dipakai tersendiri atau di gabung dengan obat konvensiona/kimia.
Pemakaian kombinasi jamu/herbal perlu pengawasan lebih ketat agar diketahui apa bersifat sinergi atau justru inhibisi /antagonis
Jamu/ herbal jangan hanya difocuskan
untuk terapi kuratif /utama tetapi bisa
menjadi terapi simtomatik atau ajuvan.
Jamu sebaiknya dipakai sebagai promotif
atau preventif sesuai dengan paradigma
sehat yaitu mencegah sakit lebih baik dari
pada mengobati.
Tidak benar bila dikatakan pemakaian
jamu/obat herbal tidak ada efek samping,
untuk itu perlu waspada pada pemberian
jamu/herbal
4 Maret 2008
dideklarasikan
Jamu
adalah
Brand
Indonesia
27 Mei 2008
hari
Kebangkitan
Jamu
6 Januari 2010 Saintifikasi Jamu
26 mei 2011 Globalisasi Jamu
JADIKANLAH
J A M U MENJADI TUAN RUMAH DI NEGERI
SENDIRI DAN TAMU TERHORMAT DI
MANCANEGARA
TERIMA KASIH