12
LAPORAN KELOMPOK JOURNAL READING SISTEM NEUROPSIKIATRI Memory Function and Total Pyramidal Neuron Number of Hippocampus in Streptozotococin-induced Diabetic Rats SEMESTER 6 Tutor : dr. Yusri Hapsari, MKM, Sp.KJ Nama Anggota Kelompok 12: Ardy Oktaviandi 2012730010 Claudea Irene S 2012730022 Eza Melinda 2012730034 Ghaida Amani 2012730055 M. Imam Mahdi 2012730059 Nublah Nur Amalina S 2012730071 Rifka Raihana 2012730084 Sarah Khairina 2012730096 Tommy Prayoga 2012730105 Rahma Nadia Nursafira 2011730084 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

Journal Reading 1 - Neuropsikiatri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JURDING 1

Citation preview

LAPORAN KELOMPOK JOURNAL READING SISTEM NEUROPSIKIATRIMemory Function and Total Pyramidal Neuron Number of Hippocampus in Streptozotococin-induced Diabetic RatsSEMESTER 6

Tutor :dr. Yusri Hapsari, MKM, Sp.KJNama Anggota Kelompok 12:Ardy Oktaviandi2012730010Claudea Irene S2012730022Eza Melinda2012730034 Ghaida Amani2012730055M. Imam Mahdi2012730059Nublah Nur Amalina S2012730071Rifka Raihana2012730084Sarah Khairina2012730096 Tommy Prayoga2012730105Rahma Nadia Nursafira2011730084

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADYAH JAKARTA2014

KATA PENGANTARAssalamualaikum, Wr. Wb.Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas nikmat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas laporan Journal Reading dengan baik. Shalawat dan salam marilah senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.Dalam tugas laporan Journal Reading kali ini penulis membahas tentang Memory Function and Total Pyramidal Neuron Number of Hippocampus in Streptozotococin-induced Diabetic Rats. Tugas ini merupakan salah satu laporan pada Sistem Neuropsikiatri program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Tugas laporan ini dibuat bukan hanya untuk memenuhi syarat tugas saja melainkan untuk tambahan bacaan teman-teman semuanya. Dalam proses pembuatan tugas laporan ini tentunya penulis mendapat bimbingan, arahan, pengetahuan, dan semangat, untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada: dr. Yusri Hapsari, MKM, Sp.KJ selaku tutor Para dosen dan dokter yang telah memberikan ilmu-ilmunya pada sistem Neuropsikiatri yang tidak bisa disebutkan satu persatu Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan banyak masukan dalam pembuatan tugas laporan ini.Jurnal ini dapat diakses di http://www.jns.dergisi.org/text.php3?id=792. Penulis sadaribahwa laporanini masihjauh dari katasempurna. Kritik dansaran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaannya. Demikian yang dapat penulis sampaikan, In Syaa Allah laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman semua.Waalaikumsalam Wr. Wb. Jakarta, 12 Maret 2015

Tim Penulis

Judul jurnal asli ini Memory Function and Total Pyramidal Neuron Number of Hippocampus in Streptozotococin-induced Diabetic Rats,yang ditulis oleh G. Niulefer YONGUC dari Departemen Anatomi, Izmir University School of Medicine Izmir Turki, M. Bulent OZDEMIR,Esat ADIGUZEL, Iigaz AKDOGAN dari Departemen Anatomi Pamukkale University School of Medicine, Denizli, Turki, Vural KKATAY dari Departemen Fisiologi Pamukkale University School of Medicine, Denizli, Turki, Melike SAHINER dari Departemen Fisiologi University School of Medicine, Istanbul, Turki, Raziye AKCILAR dari Departemen Fisiologi Dumlupnar University School of Medicine, Kutahya, Turki.Jurnal ini di terima pada tanggal 8 Mei 2014,kemudian di revisi pada 21 Juli 2014 dan disetujui untuk diterbitkan pada 12 Agustus 2014.Jurnal ini kami peroleh di Journal of Neurological Sciences [Turkish] 31:(3)#41;461-473,2014 http://www.jns.dergisi.org/text.php3?id=792Judul Jurnal yang telah kami terjemahkan:Fungsi Memori dan Jumlah Total Neuron Piramidal dari Hipocampus yang telah Diinduksi Streptozotocin pada Tikus Diabetes Abstrak Studi mengenai defisit saraf dan gangguan kognitif serta total jumlah neuron piramida hippocampus pada tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozotocin. Dibagi secara acak menjadi tiga kelompok: Kontrol, Palsu dan diabetes. Diabetes diinduksikan dengan injeksi intraperitoneal streptozotocin sebanyak 60 mg/kg dan kadar glukosa darah pun diujikan pada semua tikus selama tiga dan sepuluh hari setelah injeksi. Tikus-tikus dengan kadar glukosa darah diatas 300 mg/dL dinyatakan diabetes.Studi ini menggunakan dua metode yaitu metode Morris Water Maze yang diterapkan untuk mengevaluasi gangguan kognitif dan metode Stereological yang diterapkan untuk mengetahui total jumlah piramida neuron hippocampus.Tikus diabetes yang diinduksi Streptozotocin memiliki total jumlah neuron piramida secara signifikan lebih rendah dikedua wilayah hippocampus yaitu CA1 dan CA3-2 dari pada control dan kelompok palsu tikus normal. Selain itu, pembelajaran dangan ganguan memori dalam tes Morris Water Maze didampingi dengan berkurangnya jumlah neuron piramidal hippocampal pada tikus diabetes.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tikus yang mengalami diabetes mellitus dengan dipicu oleh induksi streptozotocin mengalami penurunan jumlah neuron piramidal hippocampus.PengantarHubungan antara DM dan gangguan kognitif seperti yang kita ketahui dari study cross-sectional dan longitudinal yang telah memberikan bukti pada populasi manusia. Resiko Relatif (RR) penyakit Alzheimer, dimensia vaskuler dan setiap dimensia pada penderita diabetes yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien non diabetes. Beberapa factor berperan terhadap gangguan kognitif disebabkan oleh DM, hipofungsi enzim insulin, disfungsi mitokondrial dari neuron pyramidal hipocampal, fasilitas induksi depresi jangka panjang di dalam hippocampus dan defosit plastisitas sinaptik hippocampal. Selain itu, MRI yang dilakukan pada pasien DM menunjukkan beberapa perubahan otak, termasuk korteks dan sub-kortikal atrofi, serta lesi putih. Atrofi kortikal dan lesi putih yang sangat mungkin menjadi hasil dari kematian neuronal dan patologi vaskuler dipicu oleh DM. dalam hal apapun telah dibuktikan dengan menggunakan hewan percobaan DM.Streptozotocin (STZ) menyebabkan kerusakan sel B pankreas yang menghasilkan hypo-insulinemia dan hiperglikemia. Intra cerebroventrikular atau suntikan intrperitonial STZ menyebabkan cedera neuronal dan gangguan kognitif pada tikus.Dalam penelitian kami, kami secara bersamaan menunjukkan jumlah total neuron pyramidal dari hippocampal dan tes Morris Water Maze pada tikus yang diinduksi STZ . Data dari tes (MWM) dan investigasi serologic menunjukkan bahwa STZ- induksi diabetes mengalami gangguan dalam belajar di lokasi platform dan menunjukkan jumlah total neuron di lapisan pyramida hippocampus.Bahan dan Metode BinatangTikus Wistar berat 250-300gr yang ditempatkan 4-5 per kandang plastik (42 26 15 cm) dengan tempat tidur serbuk gergaji ,makanan dan air.Semua hewan percobaan telah mendapat persetujuan kode etik dari Universitas Pamukkale.

Design EksperimenTikus dibagi menjadi 3 kelompok,kontrol(n=6),palsu(n=6),diabetes(n=6).Kelompok diabetes diinduksi dengan streptozotocin 60mg/kg yang dilarutkan 0,5ml garam fisiologis dengan intra-peritoneal.Kelompok palsu diinjeksi dengan garam fisiologis volume sama.Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan.Kadar glukosa darah diukur pada semua tikus 3 dan 10 hari setelah dilakukan perlakuan.Kadar glukosa diatas 300mg/dl dinyatakan diabetes.Setelah dilakukan uji MWM,semua tikus dikorbankan untuk prosedur stereologicUji Morris Water Maze Uji MWM ini dilakukan pada semua jenis sample tikus setalah 43-49 hari setelah diberi treatment. Metodenya yaitu dengan mengisi sebuah tangki dengan air sampai ketinggian 45cm dan suhu air 22oC. Kemudian tangki dibagi menjadi 4 bagian sesuai arah (utara, barat, timur, selatan) dan diberi tanda pada luar tangki. Pada setiap kuadran diletakan sebuah platform plastik transparan tepat ditengah-tengah terendam 1,5 cm dari dasar hal ini dilakukan untuk uji MWM.Tikus-tikus dibiarkan berenang selama 60 detik untuk terbiasa pada air tangki pada hari pertama tanpa platform plastik transparan untuk latihan dan percobaan 5 hari berikutnya. Setiap tikus diberikan 4 percobaan berurutan per hari dengan jarak percobaan 10 menit. Dan posisi setiap percobaan sistem variasi dimulai pada hari ke-1 (utara, barat, timur, selatan) ; hari k-2 : (barat, timur, selatan, utara), ; hari ke-3 (timur, selatan, utara, barat) dll.Selama percobaan ini tikus dibiarkan berenang selama 15 detik maksimal 60 detik. Hal yang amati dari uji MWM ini adalah : waktu berenang tikus sampai ke platform plastik transparan, jarak renang tikus sampai ke platform plastik transparan, dan kecepatan renang tikus samapi ke platform plastik transparan. Uji MWM ini diamati dengan menggunakan kamera tracker dan dianalisi dengan perangkat lunak Ethovision 3.1Percobaan ProbePlatform plastik transparan diambil dari dalam tangki dan percobaan probe dilakukan untuk menilai penurunan dari konsolidasi memori hal ini dipelajari pada hari ke 6. Setiap sample diletakan pada posisi awal utara dan percobaan berakhir setelah 60 detik. Saat waktu habis catat kuadran target yang di rekam dan dianalisis.

Stereological Cell Counting (SCC)Setelah dilakukan test MWM pada tikus percobaan tersebut, dilakukan percobaan yang kedua yaitu SCC yang bertujuan untuk melihat ada atau tidak penurunan jumlah sel neuron piramid hipocampus. Hewan percobaan yang telah diuji dengan tes MWM selanjutnya akan diambil otaknya dengan cara craniotomy lalu dibekukan di dalam ruangan cryostat. Setelah dibekukan otak tersebut dipotong dengan potongan horizontal dengan ketebalan 150 m, lalu diberi pewarnaan Hematoxylin-Eosin.Potongan otak yang telah diberi pewranaan Hematoxylin-Eosin selanutnya akan diamati dengan microscope-camera-monitor complex (Olympus research microscope CX31).Total jumlah sel neuron piramid hipocampus dapat diperkirakan dengan rumus :TPNN = Q- x [1/ssf] x [1/asf] x [1/tsf]Setelah dilakukan percobaan ini pada ketiga kelompok hewan percobaan tersebut, didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan jumlah sel neuron piramid hipocampus pada kelompok tikus yang diabetes. Hasil Berat Badan dan Tingkat GlukosaKelompok tikus diabetes memperlihatkan gejala diabetes seperti poliuri dan polidipsi. Hal tersebut dilihat berdasarkan frekuensi pembersihan kandang dan jumlah botol air yang dikonsumsi per hari. Kadar glukosa darah pada tikus diabetes pada hari ke 3 dan 10 setelah pemberian STZ berada diatas 300 mg/dl. Tikus diabetes tidak bisa mendapatkan BB yang ideal pada akhir percobaan, rata- rata BB tikus diabetes lebih kurang dibanding tikus kelompok kontrol dan palsu. Data dari Tes Morris Water MazePada grafik waktu memperlihatkan bahwa tikus diabetes menghasilkan waktu lebih banyak dibanding tikus kelompok lain selama 5 hari percobaan. Pada grafik jarak memperlihatkan bahwa tikus diabetes lebih jauh berenang untuk menemukan platform dibanding dengan kelompok tikus lain. Pada grafik kecepatan terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan pada ketiga kelompok tikus tersebut. Pada percobaan satu hari tidak ada perbedaan yang signifikan pada ketiga tikus. Jumlah Total Neuron Pyramidal pada Region Ca1 dan Ca3-2 HipocampusJumlah total neuron pada kedua region hippocampus mempunyai perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan grup yang lain. Uji pasca analisis menyatakan bahwa total neuron pyramidal dikedua region hippocampus menurun pada kelompok diabetes dibandingkan kelompok kontrol dan kelompok palsu.DiskusiDalam penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa STZ yang diinduksi merusak hasil test MWM dan mengurangi jumlah total neuron piramidal hipocampus pada tikus. Fungsi dari menggunakan test MWM itu sendiri adalah untuk mengevaluasi perubahan jumlah total neuron piramidal inhipocampus pada tikus. Menariknya dalam eksperimental ini adalah STZ yang di induksi telah digunakan oleh para ilmuan untuk memperlajari mekanisme, komplikasi, dan patofisiologi dari diabetes militus sejak tahun 1960 karena kemiripannya dengan diabetes pada manusia.Dosis tunggal STZ, N-nitroso turunan dari glukosamin, memiliki efek kerusakan sel beta pankreas pada hewan tersebut. Dan dalam penelitian ini juga didapatkan tikus-tikus yang diinduksi oleh STZ memiliki kadar gula darah yang tinggi dan berat badan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan tikus kontrol dan palsu. Uji MWM dilakukan dengan menguji pelajaran berulang. Jika ada lesi pada daerah hippocampus akan menyebabkan gangguan pembelajaran dan ingatan baik di uji pada hewan maupun manusia. Teori ini juga sudah di ungkapkan oleh Morris dan De Hoz. Sedangkan pada metode fractionator dan stereological, menguji jumlah neuron pyramidal di hippocampus yang penting untuk kecepatan dan kesuksesan uji MWM pada tikus.Data yang di peroleh dari uji MWM menunjukan bahwa STZ di induksi tikus diabetes memiliki kinerja lamban dari kelompok palsu dan control. Hasil menunjukan bahwa diabetes memliki kelangsungan hidup saraf. Penelitian ini mengungkapkan bahwa tikus diabetes yang di induksi STZ memiliki jumlah neuron lebih rendah di daerah hipocampus dibanding dengan kontrol. Hal ini di tafsirkan bahwa penurunan hipocampal motor neuron dipacu oleh STZ terinduksi, menyebabkan gangguan belajar dan fungsi memori.