Journal Reading Anestesi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

central nevous system

Citation preview

Central nervous system stimulants: basic pharmacology and relevance to anaesthesia and critical care

Central nervous systemstimulants: basicpharmacology and relevanceto anaesthesia and criticalcareRyan CampbellSimon P YoungNama :Noor Amy FarhanaNIM:C111 10868Supervisor Pembimbing: dr A.M.Takdir Musba,Sp.An-KMNResiden Pembimbing: dr Asrah AliminBAGIAN ILMU ANESTESI, PERAWATAN INTENSIF DAN MANAJEMEN NYERIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015

1AbstrakSSP stimulan dapat diklasifikasikan sebagai stimulan analeptik, stimulan psikomotor, atau methylxanthinesStimulan psikomotor (misalnya kokain dan amfetamines) meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatik. Sympathomimesis pada periode perioperatif dapat mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamik , disritmia jantung, dan iskemia miokard. Terapeutik methylxanthines digunakan terutamanya untuk merangsang pusat pernapasan.

PendahuluanStimulan analeptik

Strychnine menyebabkan eksitasi CNS yang secara kompetitifnya bertindak sebgai antagonis kepada inhibitor glisin neurotransmitter.Dalam dosis rendah pasien mengalami peningkatan kesadaran, gelisah dan takipnea. Dalam dosis yang lebih tinggi menghasilkan respon motorik berlebihan kepada visual, pendengaran dan stimulasi taktil, ekstensi tonik, kejang generalisata, dan henti napas.

Konvulsan yang lain termasuk picrotoxin dan bicuculline yang merupakan antagonis kepada neurotransmitter inhibitor,asam gamma-aminobutyric (GABA).

Bolus doxapram dapat digunakan untuk mendorong ventilasi spontan pada pasien dengan depresi pernapasan setelah anestesi umum. Infus doxapram secara terus menerus (90-240 mg/jam) dapat digunakan dalam insufisiensi pernapasan yang akut, terutama dalam eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronis(PPOK)

Stimulan psikomotor

Kelompok ini terdiri dari :amida simpatomimetik( amfetamines, kokain, dan efedrinObat pengaktif reseptor adrenergik ini membangkitkan respons menyerupai stimulasi saraf simpatis; (chronotropy, inotropy, vasokonstriksi, bronkodilatasi, stimulasi pernapasan, peningkatan kesadaran dan aktivitas psikomotor, tremor otot serta menekan nafsu makan)

Simpatomimetik diklasifikasikan berdasarkan site of action:bekerja secara langsung (acting di adrenoreseptor pasca-sinaptik), bekerja secara tidak langsung, dual acting (bekerja baik melalui mekanisme langsung dan tidak langsung). Mekanisme Simpatomimetik

Gambar 1: Mekanisme Stimulan PsikomotorAmfetamineAmfetamine :kelompok turunan sintetis phenylethylamine, struktural mirip dengan noradrenalin dan dopamine . Substitusi dengan struktur kimia dari induk senyawa amfetamin dapat menghasilkan beberapa amfetamin analog, termasuk 3,4-methylenedioxy-N-methylamfetamine (MDMA, 'ekstasi'), methamfetamine ('shabu'), dan methylphenidate.

Amfetamines adalah stimulan psikomotor ampuh yang mudah melewati sawar darah otak mengakibatkan peningkatan kesadaran, kewaspadaan, mengurangi kelelahan , insomnia, euforia, kegembiraan dan menekan nafsu makan.

untuk pengelolaan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan narkolepsi. amfetamines seperti sibutramine telah diresepkan sebagai anorexiants untuk membantu penurunan berat badan. Efek anorexic muncul terkait dengan penghambatan serotonin dan pengambilan noradrenalin.

Namun, setelah studi Sibutramine Cardiovascular OUTcomes (SCOUT), penggunaan sibutramine ditarik kembali karena kekhawatiran terjadi risiko kardiovaskular. Dosis amfetamines secara berulang telah dilaporkan menyebabkan perilaku psikotik dengan disertai paranoia, perilaku agresif dan halusinasi. Penggunaan yang lama dikaitkan dengan toleransi dan ketergantungan fisik. overstimulasi simpatik yang berbahaya dengan kombinasi obat yang mempunyai jalur mekanisme yang berbeda, misalnya administrasi efedrin untuk pasien secara bersamaan menerima kokain, amfetamin, atau MAOI. Sebaliknya penggunaan kronis amfetamin dapat menyebabkan kekurangan simpanan monoamine membawa kepada kehilangan respons terhadap vasopresor, termasuk resistensi efedrinKegiatan simpatik ditingkatkan dalam periode perioperatif dapat mengakibatkan ketidakstabilan hemodinamik, hipertensi berat, disritmia jantung, iskemik miokardiak, dan mengubah persepsi nyeri. Pemantauan tekanan darah invasive harus dipertimbangkan, dan antihipertensi (seperti GTN, labetalol, atau hydralazine; Tabel 1) harus tersedia untuk mengelola hipertensi terkait-amfetamin . ObatBolusKadar InfusiGlyceryl Trinitrate (GTN)NA0.5-24 mg/jamLabetalol5-50 mg30-120 mg/jamHydralazine5-20 mg3-18 mg/jamTabel 1: Obat terpilih untuk menangani kasus krisis hipertensi pada orang dewasaPropofol, thiopentone dan benzodiazepin dianggap agen lebih aman untuk anestesi atau sedasi pada pasien untuk aktivasi simpatik ; ketamin harus dihindari karena efek stimulan kardiovaskular . Jika agen vasopressor diperlukan, simpatomimetik yang bekerja secara langsung (misalnya metaraminol, fenilefrin) dianjurkan lebih dari efedrin.MDMA ('ekstasi')MethylphenidateKokainKokain merupakan alkaloid alami yang diekstrak dari daun coca ErythroxylonModafinil Dosis tunggal 200 mg modafinil telah terbukti meningkatkan pemulihan pada pasien bedah waktu siang setelah anestesi general .

EfedrinDigolongkan sebagai dual-acting simpatomimetik, efedrin bekerja secara langsung mengaktifkan post-synaptic a-adrenoreseptor dan b-adrenoreseptor, bersaing dengan noradrenalin untuk lokal re-uptake ke sinaptik vesikel, dan menghambat tindakan monoamine oxidase. Tachyphylaxis bisa terjadi karena kekurangan noradrenalin dengan dosis secara berterusan. Secara klinis, efedrin digunakan untuk pengobatan enuresis nokturnal dan hipotensi terkait dengan anestesi (3-12 mg bolus/IV).Efedrin juga dapat digunakan untuk mengobati episode hipotensi yang berhubungan dengan cedera tulang belakang. Pseudoephedrine, sebuah stereoisomer efedrin, umumnya ditemukan dalam persiapan untuk mengobati hidung dan kongesti sinus melalui vasokonstriksi mukosa. Meskipun mirip dengan efedrin, pseudoefedrin memiliki esek yang kurang pada SSP. Methylxanthine

Derivatif xanthine seperti kafein dan teofilin bertindak sebagai antagonis adenosine non-spesifik dan inhibitor kompetitif cAMP-phosphodiesterase, yang memungkinkan siklik adenosin monofosfat (cAMP) berkumpul dalam sel. Hal ini menyebabkan stimulasi CNS, peningkatan kontraktilitas miokard, relaksasi otot polos (termasuk bronkodilatasi) dan diuresis.

Obat lainnya