233
  1 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN SHADAQAH, HIBAH, DAN HADIAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW KELAS VIII B DI MTS NU 21 BANYURINGIN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI A. MUSTAFIT LUTFI 063111052 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 

jtptiain-gdl-amustafitl-5149-1-upayame-.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

    PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN SHADAQAH,

    HIBAH, DAN HADIAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN

    KOOPERATIF TIPE JIGSAW KELAS VIII B DI MTS NU 21

    BANYURINGIN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 / 2011

    SKRIPSI

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI

    A. MUSTAFIT LUTFI

    063111052

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • 2

    ABSTRAK

    A. Mustafit Lutfi (NIM: 063111052) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata pelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011, (2) Apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah peserta didik Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011.

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu kelas VIII B MTs NU 21 Banyuringin Kendal yang jumlahnya ada 25 peserta didik.

    Pada saat dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, suasana pembelajaran di kelas VIII B menjadi lebih hidup, peserta didik menjadi lebih aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksankan dalam tiga tahap, tahap pertama adalah kegiatan pra siklus, yaitu mencari data hasil belajar siswa kelas VIII B ,materi sebelumnya. Hal ini penting untuk dijadikan dasar nilai awal. Tahap kedua adalah pelaksanaan siklus I dan siklus II. Sedangkan tahap ketiga yaitu penyempurnaan data dan penyusunan laporan. Pada kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, hasil belajar peserta didik sangat rendah yaitu rata-rata hasil belajar hanya 65,04 dengan ketuntasan belajar 56%. Setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas dan hasil belajar peserta didik meningkat. Pada siklus I, prosentase interaksi belajar antar peserta didik sebesar 62% dan prosentase aktivitas belajar peserta didik dengan guru sebesar 60,75% dengan rata-rata hasil belajar peserta didik 70 dan ketuntasan belajar 68%. Pada siklus II, prosentase interaksi belajar antar peserta didik sebesar 78,57% dan prosentase aktivitas belajar peserta didik dengan guru sebesar 73,25% dengan rata-rata hasil belajar 80,04 dan ketuntasan belajar 92 %. Dari data tersebut, jelas bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar dari sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan setelah model pembelajaran tersebut diterapkan. Namun dari penelitian ini masih terdapat peserta didik yang dari siklus pertama sampai ketiga mempunyai nilai dibawah indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa hal yaitu karena kondisi keluarga yang tidak mendukung dan memang daya ingat atau tingkat intelektualitas yang rendah.

    Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

  • 3

  • 4

    HALAMAN DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan

    bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau

    diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-

    pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang

    dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, 24 Mei 2011

    Penulis,

    A. Mustafit Lutfi

    NIM: 063111052

  • 5

  • 6

    HALAMAN MOTTO

    $# 4n< ) 6y y7 n/ u y3 t: $$ / s y 9 $#u u | pt: $# ( 9 y_u L9 $$/ } | mr& 4 ) y7 / u u n= r& y / | t y ( u u n= r& t tG 9 $$ /

    Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

    petunjuk.1 (Qs. An Nahl : 125)

    Sebuah pencarian akan dimulai dengan keberuntungan bagi si pemula, dan pencarian akan diakhiri dengan ujian berat bagi si pemenang.

    (Paulo Coelho)

    Jika kegagalan bagaikan hujan dan kesuksesan bagaikan matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi .

    (Ust. Yusuf Mansyur)

    Hapuslah peluh dan keringat orang tuamu dengan mempersembahkan yang terbaik bagi mereka.

    (Penulis)

    1Departemen Agama RI., Al-quran dan Terjemahnya, (Semarang: Kumudasmoro

    Grafindo,1994) hlm. 421.

  • 7

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya tulis skripsi ini saya dedikasikan kepada orang-orang yang secara langsung

    maupun tidak langsung telah memberi makna pada setiap jengkal langkahku dalam proses

    menjadi manusia yang selalu terus ingin belajar. Untuk orang-orang yang selalu ada bersama

    setiap limpahan kasih sayang-Nya, khususnya kepada:

    Kedua orang tuaku (Ayahanda Abdul Ghofur & Ibunda Suwaibah) yang tidak henti-hentinya senantiasa

    mendoakan siang malam dan telah memberikan perhatian dan kasih sayang yang tidak mungkin dapat

    tergantikan oleh apapun, Pengorbananmu sungguh luar biasa!

    Para guru dan dosen yang selalu memberikan pencerahan, menyalakan pelita, serta

    menggoreskan tinta kebijaksanaan sebagai bekal hidup.

    Saudara-saudaraku yang tersayang, (Mas Firin, Mbak Umi, Mbak Alfi) serta

    keponakan-keponakanku (Dewi, Hida, Adib), kalian adalah harapan orangtua,

    berjuanglah untuk menggapai kebahagiaan mereka dan kebahagiaan kita, tiada

    kebahagiaan yang hakiki bagi orangtua kecuali ketika melihat kalian menjadi manusia-

    manusia yang berguna bagi keluarga, nusa, bangsa, dan agama.

  • 8

    HALAMAN TRANSLITERASI

    NO Huruf Hijaiyyah Huruf latin Bacaan

    1 a Alif

    2 b Ba

    3 T Ta

    4 Ts Tsa

    5 J Jim

    6 H Ha

    7 Kh Kho

    8 D Dal

    9 Dz Dzal

    10 R Ro

    11 Z Za

    12 S Sin

    13 Sy Syin

    14 Sh Shod

    15 Dl Dlod

    16 Th Tho

    17 Dh Zho

    18 A Ain

    19 Gh Ghoin

    20 F Fa

    21 Q Qof

  • 9

    22 K Kaf

    23 L Lam

    24 M Mim

    25 N Nun

    26 W Wau

    H Ha 27

    28 La Lam-Alif

    29 a Hamzah

    30 y Ya2

    2 Drs. M. Ashim Yahya, Tajwid al-Quran Mudah dan Praktis, (Jakarta: PT RajaGrafindo

    Persada, t.th), hlm. 10-12.

  • 10

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga rahmat dan

    kesejahteraan dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta

    keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

    Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan terima kasih

    yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

    1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

    2. Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

    yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

    3. Bapak Nasirudin, M.Ag, selaku kepala jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN

    Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini

    4. Bapak Ridwan, M.Ag selaku Pembimbing 1 dan Bapak Dr. Ahwan Fanani,

    M.Ag. selaku Dosen Pembimbing 2, disela-sela jadwalnya yang super padat,

    telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, memberikan bimbingan, dan

    pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

    5. Bapak Drs. Abdul Wahib, M.Ag, selaku wali studi yang telah membimbing

    selama masa perkuliahan

    6. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah

    memberikan ilmunya sehingga mengilhami penulis untuk menyelesaikan

    skripsi ini.

    7. Kepala Sekolah MTs NU 21 Banyuringin Kendal Ibu Khotiah, S.Ag.

    8. Guru Mata Pelajaran Fiqih Ibu Alfi Rohmah, S.Pd.I yang telah membantu dan

    memberikan bimbingan dalam penelitian ini.

    9. Ayah Bunda, Abdul Ghofur dan Suwaibah yang selalu membimbing penulis

    untuk mengaji. Beliau berdua telah mengorbankan segenap kemampuannya

    agar penulis dapat menuntut dan cinta ilmu. Semoga beliau berdua mendapat

    balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

    10. Kakak-Kakakku, Mas Mustaqfirin, S. Pd.I dan Mbak Umi Kultsum, dan Mbak

    Alfi R, S.Pd.I, yang selalu mendoakan dan memberi semangat.

  • 11

    11. Keponakan-keponakanku tersayang, Dewi, Hida dan Adib.

    12. Teman-teman Imaken Walisongo yang tergabung dalam IDDI, Bodonk,

    Toying, Canty, TS, Idutt, Takanwar, Ulay, Rahma, Himawan, Munir, Hudem,

    Cinox, Takomen, Uki (Kicin), Ribex, Faiq, Qomar, Muvee(Andul), Udin,

    Kholid, Kumar, Kang Kholis Yang telah memberi Warna dan pelajaran

    tentang arti sebuah persaudaran dan persahabatan.

    13. Teman-teman Nafilah, Pak Ustadz Bajuly (Mas Ahlisin), Gus Dur, Mbak

    Daim, Mas Tobroni, Kuat, Anas, Kang Misbah, Kang Amar, Nafis. Yang telah

    memberikan pelajaran tentang makna hidup dan pentingnya ilmu.

    14. Teman-teman PAI B angkatan 2006, Gus Fahmi, Itri, Irfan Haris (Ceng Ho),

    Ucup, Ilham Blang Blung, Toleh, Bondan Whalad, Warto, Topiq (Semboja),

    Sule, Najib Magrib, Royan, Aziz, Supri, Zaman, Yani, Fida, Lisa, Nur

    (Manohara), Sulis, Izzah, Farida, Salam, Fatma, Robi, Nur (Bumen), Nyam-

    Nyami, Niat (None Belande), Nisa, Mila, Aim, Nana, Slim, Fani, Rodhi, Anaf

    dan Paizin.

    15. Sesepuh-sesepuh Imaken Walisongo Pak Ndut, Pak Zaly, Pak Din, Mas Ho2x,

    Mas Brex, Mas Bowox, Mas Me2x, Mas Tole, Bedil, Om Jin,Qiqi.

    16. Segenap pihak yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih terdapat banyak

    kekurangan sehingga kritik dan saran perbaikan penulis harapkan.

    Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya

    kepada kita semua dan penelitian bermanfaat adanya.

    Semarang, 24 Mei 2011

    A.Mustafit Lutfi Penulis

  • 12

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

    HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

    HALAMAN DEKLARASI ......................................................................... iv

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ v

    HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

    TRANSLITERASI ..................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ................................................................................ x

    DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

    BAB I : PENDAHULUAN......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5

    D. Manfaat Penelitian................................................................. 5

    E. Penegasan Istilah ................................................................... 6

    F. Kajian Pustaka ...................................................................... 8

    BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. Landasan Teori ..................................................................... 11

    1. Hasil Belajar .................................................................... 11

    a. Pengertian Hasil Belajar ........................................... 11

    b. Aspek-aspek Hasil Belajar ........................................ 13

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar .... 14

    2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqh ................................ 20

    a. Mata Pelajaran Fiqh ................................................. 20

    b. Fungsi Fiqh ................................................................ 21

    c. Tujuan Fiqh ............................................................... 21

  • 13

    d. Ruang Lingkup Fiqh MTs ........................................ 22

    e. Tinjauan Pokok Bahasan shadaqah, hibah dan hadiah 22

    3. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

    Tipe Jigsaw ...................................................................... 29

    a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 30

    b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...................... 32

    4. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam

    pembelajaran Fiqh pokok bahasan shadaqah, hibah

    dan Hadiah ...................................................................... 34

    5. Meningkatkan Hasil Belajar Fiqh melalui Jigsaw pada

    pokok bahasan shadaqah, hibah dan hadiah ................. 36

    B. HIPOTESIS PENELITIAN ................................................. 38

    BAB III: METODE PENELITIAN ........................................................... 39

    A. Metode Penelitian ................................................................. 39

    B. Subyek Penelitian ................................................................. 39

    C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 39

    D. Kolaborator ........................................................................... 39

    E. Hipotesis Penelitian .............................................................. 40

    F. Variabel Penelitian ............................................................... 40

    G. Rencana Tindakan ................................................................ 41

    H. Metode Penyusunan Instrumen ........................................... 50

    I. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 51

    J. Metode Pengumpulan Data .................................................. 51

    K. Metode Analisis Data ............................................................ 52

    L. Indikator Keberhasilan ........................................................ 55

    BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 56

    A. Kondisi Lapangan ................................................................. 56

    B. Hasil Penelitian .................................................................... 56

    1. Pra Siklus ........................................................................ 56

    2. Siklus I ............................................................................. 58

    3. Siklus II ........................................................................... 62

  • 14

    C. Pembahasan .......................................................................... 65

    1. Aktifitas Belajar Peserta Didik ....................................... 65

    2. Hasil Belajar .................................................................... 68

    BAB V : KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP ................................. 70

    A. Kesimpulan ............................................................................ 70

    B. Saran ..................................................................................... 70

    C. Penutup ................................................................................. 71

    DAFTAR PUSTAKA

    RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

    LAMPIRAN

  • 15

    DAFTAR TABEL

    1. Tabel 4.1 : Hasil belajar peserta didik pra siklus ............................... 55

    2. Tabel 4.2 : Aktifitas Peserta Didik dengan Guru ................................ 65

    3. Tabel 4.3 : Interaksi Peserta Didik dengan Peserta Didik ................. 66

    4. Tabel 4.4 : Perbandingan hasil belajar semua siklus .......................... 67

  • 16

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Lampiran 1 : Daftar nama peserta didik

    2. Lampiran 2 : Daftar kelompok peserta didik

    3. Lampiran 3 : Daftar nilai Pra Siklus

    4. Lampiran 4 : Silabus

    5. Lampiran 5 : RPP Siklus I

    6. Lampiran 6 : Lembar Kerja Peserta didik Siklus I

    7. Lampiran 7 : Kisi-kisi soal tes siklus I

    8. Lampiran 8 : Soal instrumen dan kunci jawaban soal siklus I

    9. Lampiran 9 : Lembar aktifitas belajar peserta didik dengan guru siklus I

    10. Lampiran 10 : Lembar interaksi belajar antar peserta didik

    11. Lampiran 11 : Daftar hasil belajar Peserta Didik siklus I

    12. Lampiran 12 : Lembar Kerja Peserta didik Siklus II

    13. Lampiran 13 : Kisi-kisi soal tes siklus II

    14. Lampiran 14 : Soal instrumen dan kunci jawaban soal siklus II

    15. Lampiran 15 : Lembar aktifitas belajar peserta didik dengan guru siklus

    II

    16. Lampiran 16 : Lembar interaksi belajar antar peserta didik II

    17. Lampiran 17 : Daftar hasil belajar siklus II

    18. Lampiran 18 : Dokumentasi Pelaksanaan pembelajaran

  • 17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan

    pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

    memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

    pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang

    telah ditetapkan.3 Salah satu aspek atau materi dalam Pendidikan Agama Islam

    adalah mata pelajaran fiqih.

    Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat

    memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk

    diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat

    menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).4

    Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

    membekali peserta didik agar dapat :5

    1. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur

    ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah

    yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama

    yang diatur dalam fiqih muamalah.

    2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

    dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman

    tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam,

    disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi

    maupun sosial.

    Dalam kegiatan pembelajaran antara guru, siswa, materi pelajaran serta

    metode mengajar tidak dapat dipisahkan. Guru mempunyai peranan yang

    3Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : PT Gemawindu Panca Perkasa, 1999), hlm. 31

    4 Depag, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesi No.2 tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Kelulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah, (Jakarta: Depag, 2008 ), hlm. 51

    5 Ibid, hlm.51

  • 18

    penting dalam kegiatan pembelajaran karena guru merupakan salah satu kunci

    keberhasilan dari proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik

    membimbing siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan

    adalah tugas guru.

    Keberhasilan belajar tergantung oleh beberapa faktor yaitu faktor

    internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan badan, motivasi,

    perasaan, sikap, emosi, dan inteligensi. Faktor eksternal meliputi bahan

    pelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan lingkungan belajar yang

    baik di dalam maupun di luar kelas.6

    Hasil belajar merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan

    yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes

    atau nilai yang diberikan oleh guru dan kemampuan perubahan sikap/tingkah

    laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.

    Proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang

    melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar.

    Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek tersebut yaitu: aspek

    kognitif, afektif, dan psikomotor.7

    Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak bisa

    dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan. Penggabungan tiga

    aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas keberhasilan pembelajaran.

    Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang

    terdapat dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar

    peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotorik.8

    Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seorang

    peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang

    khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ke tiga kawasan tujuan

    pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

    6 Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.239. 7 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:

    Gaung persada press,2007), Cet.1, hlm.22. 8 Dimyati dan Mujiono, Op.cit., hlm.202.

  • 19

    MTs NU 21 Banyuringin adalah salah satu Madrasah Tsanawiyah

    swasta yang ada di Kendal. Tepatnya di Dusun Tempuran Desa Banyuringin

    Kecamatan Singorojo. Dari hasil observasi, guru masih berfungsi sebagai

    satu-satunya sumber informasi pada proses pembelajaran yang berlangsung di

    MTs NU 21 Banyuringin dan siswa dalam menerima pelajaran lebih sering

    mencatat dengan bentuk tulisan panjang yang mencakup seluruh materi

    pelajaran. ini mengakibatkan catatan terlihat lebih monoton dan

    membosankan. sedangkan siswa masih dengar, lihat, catat. Cara-cara seperti

    itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang

    bersemangat dalam belajar.

    Dalam pembelajaran Fiqh yang mengacu pada kurikulum tingkat

    satuan pendidikan (KTSP), setiap standar kompetensi yang ada terdapat

    beberapa pemecahan masalah. Disamping itu juga dibutuhkan kreativitas guru

    dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mengacu pada perilaku dan

    proses berpikir. Penggunaan strategi pembelajaran harus menyesuaikan

    dengan materi yang akan dipelajari baik metode maupun model pembelajaran

    agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.

    Sebagaimana pembelajaran Fiqh yang terjadi di MTs NU 21 Banyuringin

    yang kurang mengaplikasikan strategi pembelajaran. Strategi yang digunakan

    hanya sebatas pada metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas dalam

    semua materi mata pelajaran Fiqh. Dengan keadaan tersebut, peserta didik

    kurang tertarik pada mata pelajaran dan belum mampu mencapai tujuan

    pembelajaran. Hal ini terbukti dengan:

    1. Kurangnya variasi dalam pelaksanaan pembelajaran Fiqh sehingga peseta

    didik merasa bosan dan malas mempelajari Fiqh.

    2. Banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik baik

    yang agama maupun yang umum sedangkan alokasi waktunya sama.

    3. berdasarkan data awal dari guru mata pelajaran Fiqh diperoleh data bahwa

    pada pokok bahasan sebelum penelitian nilai rata-rata peserta didik kelas

    VIII B masih rendah, yaitu 65

  • 20

    Salah satu pembahasan yang penting dalam mata pelajaran Fiqh adalah

    pembahasan Shadaqah, Hibah dan Hadiah. Hal ini di maksudkan agar peserta

    didik memiliki pengetahuan luas tentang Shadaqah, Hibah dan Hadiah yang

    telah di syariatkan oleh Islam. Yang kemudian dapat melaksanakannya dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Oleh karena itu guru harus menggunakan metode mengajar yang tepat

    dan efisien untuk membantu meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena

    semakin tepat metode yang digunakan maka akan semakin efektif dalam

    pencapaian tujuan.9 Cooperative Learning adalah sistem pengajaran yang

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama

    siswa dalam tugas-tugas berstruktur10.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan salah satu tipe

    metode pembelajaran kooperatif yakni tipe jigsaw. didesain untuk

    meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajaran

    sendiri dan juga pembelajaran orang lain, peserta didik tidak hanya

    mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan

    dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain, selain

    itu pembelajaran kooperatif sendiri menciptakan kondisi pembelajaran yang

    bersifat gotong royong, saling menolong dan bekerjasama serta saling

    tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif

    untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

    Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila dihubungkan

    dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba,

    mengucap, berbuat, mencoba, berfikir dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya

    bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar

    dapat mempertinggi hasil pelajaran.11

    9 Coni Semiawan, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta; Rineka Cipta,1990),

    hlm.65. 10 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative di Ruang-Ruang Kelas,

    (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 12. 11 S, Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara. 2000), hlm.94-95.

  • 21

    Berangkat dari pokok permasalahan di atas, penulis tertarik untuk

    mengadakan penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

    Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shadaqah, Hibah,

    Dan Hadiah Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas

    VIII B DI MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka dapat dirumuskan

    permasalahan sebagai berikut:

    1. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata

    pelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah?

    2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil

    belajar Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah peserta didik?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan Penelitian ini diharapkan dapat:

    1. Menerapkan Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah,

    Hibah, dan Hadiah dengan metode pembelajaran tipe jigsaw.

    2. Meningkatkan hasil belajar Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan

    Hadiah peserta didik dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil Penelitian yang akan dilakukan diharapkan berguna:

    1. Bagi siswa

    a. Meningkatkan motivasi siswa pada materi yang telah diajarkan dan

    ketika motivasi telah ada dalam diri siswa kemudian hasil belajar pun

    akan mudah diraih

    b. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan

    c. Menciptakan hubungan yang baik dan saling kerjasama antar siswa

  • 22

    2. Bagi Guru

    a. Mendapatkan alternatif model pembelajaran Fiqh yang menarik dalam

    upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    b. Membantu guru untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan belajar

    mengajar secara efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran

    tercapai.

    3. Bagi Institusi Pendidikan

    Hasil penelitian ini akan memberi sumbangan sebagai salah satu

    alternatif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Fiqh.

    E. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas

    dan demi menghindari dari bermacam-macam penafsiran skripsi yang berjudul

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih

    Pokok Bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah melalui Metode Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal

    tahun ajaran 2010 / 2011

    1. Meningkatkan

    Berarti menaikkan, (derajat, taraf, dsb), mempertinggi.12 Dalam

    penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    2. Hasil Belajar

    Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke

    perkembangan pribadi seutuhnya. Belajar akan membawa suatu perubahan

    pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan

    dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,

    keterampilan, sikap, pengertian, minat, watak dan penyesuaian diri.

    Jelasnya menyangkut organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.13

    12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi

    Ke Empat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998), Hlm. 1470. 13Sadirman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

    Persada, 2006), hlm. 20-21.

  • 23

    Hasil belajar merupakan suatu kapabilitas (kemampuan) berupa

    keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai seseorang setelah melakukan

    kegiatan pembelajaran. Jadi dengan kata lain hasil belajar merupakan hasil

    yang diperoleh siswa melalui usaha (pengalaman dan latihan) dalam

    mempelajari pokok bahasan tertentu yang dialami atau dirancang.

    3. Peserta Didik

    Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem

    pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga

    menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan

    nasional14. Peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    peserta didik kelas VIII B MTs NU 21 Banyuringin tahun pelajaran

    2010/2011.

    4. Fiqh

    Fiqih Menurut bahasa adalah tahu dan paham. Sedangkan menurut

    terminologi adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang

    diperoleh dari dalil-dalil yang tafsil (terperinci).15

    Sedangkan Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu mata

    pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih yang diarahkan untuk

    mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum islam

    dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan

    sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam

    secara kaffah (sempurna).

    5. Pembelajaran Kooperatif

    Pembelajaran Kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara

    kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk samapai

    kepada pengalaman belajar, baik pengalaman individu maupun

    pengalaman kelompok.16

    14Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.7 15 Tengku Hasybi Ashiddiqi, Pengantar Ilmu Fiqih, (Semarang : Pustaka Rizqi Putra,

    1999), hlm. 15 16 Drs. H. Isjoni, M.Si., Ph.D, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan

    Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm. 28

  • 24

    6. Jigsaw

    Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang

    mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi

    pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam model belajar

    ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya 17

    Maksud dari judul ini adalah usaha dalam meningkatkan hasil belajar

    atau prestasi belajar peserta didik terutama pada bidang studi Fiqih melalui

    metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pokok bahasan Shadaqah, Hibah,

    dan Hadiah. Sehingga pembelajaran yang ada di kelas akan lebih kooperatif

    dan bermakna bagi peserta didik, sehingga tidak monoton yang berpengaruh

    pada keberhasilan belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan

    oleh peneliti diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan

    masalah yang ada, dalam proses pembelajaran fiqih.

    F. Kajian Pustaka

    Persiapan penelitian ini penulis awali dengan terlebih dahulu

    mempelajari beberapa buku hasil karya para pakar pendidikan, skripsi, dan

    juga penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Adapun pustaka yang

    dimaksud diantaranya adalah:

    Skripsi yang disusun oleh Nur Hidayah (3104109), pada tahun 2009

    mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, fakultas Tarbiyah dengan judul

    Penerapan Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw II dengan

    Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil

    Belajar Peserta Didik Pada Materi Geometri Ruang di Kelas IX B Mts N

    Brangsong. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi

    tersebut adalah penelitian PTK. Metode analisis data yang digunakan adalah

    dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

    pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw II dengan menggunakan alat

    17 Ibid, hlm.77

  • 25

    peraga mampu meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar pesrta didik

    pada materi geometri ruang di kelas IX B Mts N brangsong.18

    Skripsi Jamaludin Malik (3104301), tahun 2009, mahasiswa Program

    Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

    dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Quran Hadits

    pokok bahasan Hukum Nun Sukun atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe

    Jigsaw pada kelas VII E Semester 1 MTs Al-Asror Semarang Menyimpulkan

    bahwa penerapan metode Active Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan

    hasil belajar yang cukup signifikan, selain itu keaktifan peserta didik dalam

    mengikuti pembelajaran dengan penerapan active Learning tipe Jigsaw ini

    meningkat pesat setelah diberikan tindakan.19

    Penelitian Nimah Maulinda dengan judul skripsi Efektifitas model

    pembelajaran Cooperatif Learning tipe jigsaw dengan mengunakan alat

    peraga terhadap hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang sisi

    lengkung di MTs Miftahul Falah Demak tahun pelajaran 2008-2009 melalui

    model pembelajaran yang baru yaitu Cooperatif Learning tipe jigsaw,sangat

    relevan diterapkan dalam materi pelajaran matematika serta dapat

    meningkatkan keaktifan dan hasil pembelajaran.20

    Skripsi yang disusun oleh Yuni Ifayati mahasiswa Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo Semarang tahun 2000 dengan judul Implementasi Model

    Cooperative Learning dalam Pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang

    juga menyimpulkan bahwa Cooperative Learning merupakan model

    pembelajaran yang menekankan aktivitas kooperatif peserta didik dalam

    18Nur Hidayah, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw II dengan

    Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar dan Hasil Belajar Peserta Didik

    pada Materi Geometri Ruang di Kelas IXB Mts N Brangsong, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2009), t.d.

    19 Jamaludin Malik, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Quran Hadits Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas VII E

    Semester 1 Mts Al-Asror Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,(Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah Iain Walisongo Semarang, 2009), t.d.

    20 Nimah Maulinda, Efektifitas Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Jigsaw Dengan Mengunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Bangun

    Ruang Sisi Lengkung Di Mts Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008-2009 Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2009), t.d.

  • 26

    belajar yang berbentuk kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama

    dengan menggunakan aktivitas belajar guna meningkatkan kemampuan

    peserta didik dalam memahami materi yang mana harus memenuhi unsur

    saling ketergantungan positif(Positive Interdependence), tanggung jawab

    perseorangan (Individual Accountability), tatap muka (face to face

    Interaction), ketrampilan sosial (Social Skill) dan proses kelompok (Group

    Processing).21

    Dari penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang

    peneliti lakukan, yaitu dalam penggunaan metode pembelajaran kooperatif

    tipe jigsaw sebagai metode pembelajaran, akan tetapi fokus kajian peneliti

    mengarah pada penggunaan metode terhadap pokok bahasan Shadaqah,

    Hibah, dan Hadiah bagi peningkatan hasil belajar peserta didik. Metode jigsaw

    diterapkan karena untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik

    terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain, peserta didik

    tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap

    memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang

    lain, maka penulis mengambil judul penelitian Upaya meningkatkan hasil

    belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih pokok bahasan Shadaqah,

    Hibah, dan Hadiah melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kelas

    VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal, belum pernah dilakukan.

    21Yuni Ifayati, Implementasi Model Cooperative Learning dalam Pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang. Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000),t.d

  • 27

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    1) Landasan Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Hasil Belajar

    Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai

    macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak

    manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan suatu proses

    yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.22

    Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk belajar. Ia

    lahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apa pun,

    kemudian tumbuh dan berkembang menjadi mengetahui, mengenal,

    dan menguasai banyak hal. Hal itu terjadi karena ia belajar dengan

    menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan

    Allah kepadanya.23 Sebagaimana firman Allah Q.S an-Nahl, 16 : 78

    !$#u 3y_tzr& .i / 3Fy & n= s? $ \ x y y_ u 3s9 y 9 $# t| /F{$#u n y F{$#u 3= y s9 3 s?

    Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu

    pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

    Terkait dengan ayat di atas, Drs. H. Moh Rifai dalam buku

    yang berjudul terjemah/tafsir Alquran menyatakan bahwa Allah telah

    membekali kita manusia dengan pendengaran, penglihatan, dan hati

    gar kita bersyukur. Panca indra ini menjadi pokok pertama

    bertumbuhnya pengetahuan manusia yang tadinya belum mengetahui

    22 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru

    Algensindo, 2000), hlm. 28. 23Departemen Agama RI, Metododologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Dirjen

    Binbaga Islam, 2001), hlm. 27.

  • 28

    apa-apa , dengan beresyukur mempergunakan kekuatan-kekuatan ini

    dapatlah ilmu manusia menjadi lebih lanjut.24

    Berikut ini adalah beberapa definisi tentang hasil belajar, antara lain: 1) Menurut Mulyono Abdurrahman

    Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

    melalui kegiatan belajar.25

    2) Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar

    mengemukakan bahwa tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah

    aspek diantaranya pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

    ketrampilan, apresiasi, emosional, sikap dan lain-lain. Hasil belajar

    akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut.26

    3) H. Abin Syamsuddin, dalam buku psikologi kependidikan

    mendefinisikan prestasi atau hasil belajar peserta didik adalah:

    a) Daya atau kemampuan seseorang untuk berfikir dan berlatih

    ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dan kegiatan

    pembelajaran di sekolah;

    b) Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya

    (transferable) karena yang bersangkutan dengan kemampuan

    peserta didik dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

    aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi;

    c) Prestasi belajar peserta didik dibuktikan dan ditunjukkan

    melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan

    oleh guru terhadap tugas peserta didik dan ulangan-ulangan

    atau ujian yang ditempuhnya.27

    24 Drs. H. Moh. Rifai, Terjemah/Tafsir AlQuran, (Semarang : Wicaksana, 1997), hlm. 488 25Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Aanak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

    Cipta, 2003), hlm. 37. 26Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara. 2005), hlm.30. 27Abin. Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),

    Cet, 3, hlm. 160.

  • 29

    Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

    dan tindak mengajar.28 Bagi guru, tindak mengajar diakhiri dengan

    proses evaluasi hasil belajar. Bagi peserta didik, hasil belajar

    merupakan puncak proses belajar.

    b. Aspek-aspek Hasil Belajar

    Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang

    dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman29. Penilaian hasil

    belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

    proses belajar dan pembelajaran telah berjalan efektif. Keefektifan

    pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan

    belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar

    akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya,

    apakah model dan media yang digunakan mampu membantu peserta

    didik mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

    Dalam Sistem Pendidikan Nasional tujuan rumusan

    pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,

    menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang

    secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotoris.

    1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

    terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

    pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.

    2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari

    lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penerimaan

    dan organisasi.

    3) Ranah psikomotorik berkenan dengan hasil belajar keterampilan

    dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari lima aspek,

    yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan

    28Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),

    hlm.3. 29Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda

    Karya, 2009), hlm. 22.

  • 30

    perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

    kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. 30

    Ketiga hasil belajar yang telah dirumuskan diatas penting

    diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan

    menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun non tes.

    Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan

    tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi

    tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki

    unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur

    rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa

    seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya

    dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat. Tingkah laku manusia terdiri

    dari sejumlah aspek. Diantaranya pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

    ketrampilan, apresiasi, emosional, sikap dan lain-lain. Hasil belajar

    akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut.31

    Jadi, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara

    keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang.perubahan tingkah laku

    tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan

    psikomotorik.32

    c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor,

    yaitu faktor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan faktor ekstern

    yang berasal dari luar diri siswa tersebut.

    1) Faktor Internal

    Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama

    kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik

    besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di

    samping kemampuan, faktor lain yang juga mempunyai kontribusi

    30Ibid., hlm. 22-23.

    31Oemar Hamalik, op.cit., hlm.30. 32Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.179.

  • 31

    terhadap hasil belajar seseorang ialah motivasi belajar, minat dan

    perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, kelakuan, faktor fisik dan

    faktor psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik

    merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa perbuatan belajar,

    sejauh itu pula hasil belajar akan ia capai.

    Faktor yang datang dari diri peserta didik atau disebut

    faktor intern ini, dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:33

    a) Faktor Jasmaniah

    Keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi

    aktivitas belajar seseorang. Faktor-faktor yang berhubungan

    dengan kondisi jasmani ada dua macam, yaitu: faktor kesehatan

    dan faktor cacat tubuh.

    b) Faktor Kesehatan

    Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta

    bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah

    keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh

    terhadap belajarnya.

    c) Cacat Tubuh

    Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa

    yang cacat belajarnya juga terganggu. Fungsi fisiologis tubuh

    manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama

    pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan

    mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.

    d) Faktor Psikologis

    Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang

    yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor yang

    tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi

    33Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

    2010), Cet. 5, hlm. 54.

  • 32

    belajar adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

    kematangan dan kelelahan.34

    1) Intelegensi (kecerdasan)

    Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik dalam

    mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

    lingkungan melalui cara yang tepat.

    Intelegensi merupakan faktor psikologis yang paling

    penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan

    kualitas belajar siswa,. Semakin tinggi tingkat intelegensi

    seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut

    meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah

    tingkat intelegensi individu, semakin rendah tingkat

    intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai

    kesuksesan belajar.35

    2) Perhatian

    Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,

    jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek

    (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin

    hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai

    perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan

    pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah

    kebosanan, sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar.

    Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan

    pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara

    mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan bakatnya.

    3) Minat

    Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

    memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat

    besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan

    34Ibid, hlm. 54-55. 35Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar-

    Ruzz Media, 2010), hlm. 20-21.

  • 33

    pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,

    siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena

    tidak ada daya tarik baginya.36

    4) Bakat

    Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi

    salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar

    seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang

    yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung

    proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan

    berhasil.37

    5) Motivasi

    Motivasi adalah salah satu faktor yang

    mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.

    Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan

    kegiatan belajar. Para ahli psikologis mendefinisikan

    motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,

    mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap

    saat (Slavin, 1994).

    6) Kematangan

    Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam

    pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah

    siap melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan

    otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak. Kematangan

    belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan

    terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan

    pelajaran. Anak yang sudah siap atau matang belum dapat

    melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan

    lebih berhasil jika anak sudah matang. Jadi kemajuan baru

    36Slameto, Op. Cit, hlm 56-57. 37Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Op. Cit, hlm 22.

  • 34

    untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan

    dan belajar.

    7) Kesiapan

    Kesiapan berarti kesediaan untuk memberi respon

    atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dai dalam diri

    seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,

    karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan

    kecakapan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses

    belajar, karena jika siswa belajar dalam dirinya sudah ada

    kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

    e) Faktor Kelelahan

    Kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi dua

    macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat

    psikis).

    Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya

    tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.

    Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi

    sisa pembakaran di dalam tubuh., sehingga darah tidak/kurang

    lancar pada bagian-bagian tertentu.

    Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan

    dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk

    menghasilkan sesuatu hilang.38

    2) Faktor Eksternal

    Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh peserta

    didik masih di pengaruhi oleh faktor yang datang dari luar dirinya,

    yang disebut lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang

    paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah

    kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar pada

    hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil

    38Slameto, Op. Cit, hlm. 58-59.

  • 35

    belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas pelajar dan kualitas

    pengajaran.39

    Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat

    digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial

    dan faktor lingkungan non sosial.

    1) Faktor lingkungan sosial

    (a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan

    teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar

    seorang siswa.

    (b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan

    masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi

    belajar siswa.

    (c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat

    mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,

    sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),

    pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak

    terhadap aktivitas belajar siswa.

    2) Faktor lingkungan non sosial.

    (a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,

    tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu

    silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang

    sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan

    faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar

    siswa.

    (b) faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat

    digolongkan dua macam, pertama, hardware, seperti

    gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan

    olahraga dll. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,

    peraturan-peraturan sekolah, buku `panduan, silabi, dll.

    39Departemen Agama RI, Op. Cit , hlm. 64.

  • 36

    (c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor

    ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan

    siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,

    disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.40

    2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqh

    Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik

    dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya

    untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang

    selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).41

    Hasil belajar Fiqh adalah suatu pengetahuan dan ketrampilan yang

    dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran Fiqh setelah melalui proses

    dan aktivitas belajar mengajar dilanjutkan dengan nilai tes atau angka yang

    diperoleh dari hasil tes.

    Pencapaian hasil belajar akan lebih maksimal karena ranah yang

    ingin dicapai jelas dan berorientasi pada perkembangan kemampuan-

    kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman

    belajarnya. keberhasilan proses pembelajaran Fiqh bisa dilihat perubahan

    perilaku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu sehingga pada akhirnya

    setelah peserta didik mendapat pengalaman belajar dapat mempraktikkan

    dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.

    a. Mata Pelajaran Fiqh

    Mata pelajaran Fiqh adalah bimbingan untuk mengetahui

    ketentuan-ketentuan syariat Islam atau materi yang sifatnya

    memberikan pengetahuan syariat Islam untuk dimiliki, diresapi dan

    diamalkan.

    Sedangkan Fiqh adalah mata pelajaran pendidikan agama Islam

    di Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang diarahkan untuk menyiapkan

    peserta didik agar mengetahui, memahami, melaksanakan dan

    40Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Op. Cit, hlm. 26-28. 41 Depag, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesi No.2 tahun 2008 Tentang Standar

    Kompetensi Kelulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah, (Jakarta: Depag, 2008 ), hlm. 51

  • 37

    mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengamalan

    tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum

    Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan

    pribadi maupun sosialnya (way of life).42 Dalam pelajaran Fiqh peserta

    didik dikenakan pada konsepsi perilaku islami baik secara individu

    maupun secara sosial. Kaidah Fiqh bersumber dari al-Quran dan

    asSunnah yang di dalamnya terkandung berbagai cara beribadah,

    berperilaku dan bermasyarakat sesuai dengan cara yang diridhai Allah

    SWT.

    b. Fungsi Fiqh

    Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah berfungsi

    untuk:43

    1) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah kepada Allah SWT.

    2) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam dengan ikhlas

    dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    3) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.

    4) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

    5) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan

    sosial

    c. Tujuan Fiqh

    Mata pelajaran Fiqh di Madrasah bertujuan untuk membekali

    peserta didik agar dapat:

    1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

    mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia

    dengan Allah yang diatur dalam Fikih ibadah hubungan manusia

    dengan sesama yang diatur dalam Fiqh muamalah.

    2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

    benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

    Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan

    42 Depag RI, Standar Kompetensi, (Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam,2005),hlm.46

    43 Ibid,hlm.47.

  • 38

    menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial

    yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

    Dalam pembelajaran Fiqh yang ada di Madrasah Tsanawiyah

    peserta didik diharapkan bisa mempraktekkan hukum-hukum Islam

    yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

    d. Ruang Lingkup Fiqh di MTs

    Ruang lingkup Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi

    ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,

    keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan

    Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun

    ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi :

    1) Aspek Fiqh ibadah meliputi : ketentuan dan tata cara taharah,

    shalat fadhu, shalat sunah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud,

    adzan dan iqomah, berdzikir dan berdoa setelah shalat, puasa,

    zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan

    jenazah, dan ziarah kubur.

    2) Aspek Fiqh Muamalah meliputi : ketentuan hukum jual beli, qirad,

    riba, pinjam-meminjam, utang-piutang, gadai, borg serta upah.

    e. Tinjauan pokok bahasan Shadaqah, Hibah dan Hadiah

    1) Shadaqah

    a) Pengertian Shadaqah

    Islam mengajarkan dan menuntun umatnya untuk saling

    bantu-membantu terhadap sesamanya dalam kebaikan, agar

    semua bentuk penderitaan manusia dapat dihindarkan. Oleh

    karena itu Islam menganjurkan, banyak-banyaklah

    bershadaqah.44

    44 Drs. H. Mohammad RifaI, Pembina Pribadi Muslim, (Semarang: CV. Wicaksana,

    1993), hlm.9

  • 39

    Shadaqah adalah memberikan sesuatu barang atau harta

    benda dengan tidak mengharapkan penggantian (imbalannya),

    semata-mata hanyalah mengharap pahala dari Allah SWT.45

    Shadaqah merupakan perbuatan yang mulia dan terpuji.

    Dalam bershadaqah tidak ditentukan nilai besar kecilnya yang

    dishadaqahkan. Yang penting adalah keikhlasan. Selain itu,

    bershadaqah tidak terikat oleh tata cara atau prosedur tertentu.

    b) Dasar Hukum Shadaqah

    Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-

    Baqarah ayat 177:

    tA#u u t$ y 9$# 4 n? t m6 m s 4 n1) 9$# 4 y tG u 9$#u t3| y 9 $#u t$#u 69$# t,# !$9$#u u U$s%h9$#

    Artinya: dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang

    miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan

    orang-orang yang meminta-minta; dan

    (memerdekakan) hamba sahaya,( QS. Al- Baqarah 177).46

    Memberikan harta kepada golongan golongan yang

    sudah di sebutkan diatas tidaklah terikat pada masa tertentu,

    tidak terkait dengan batas-batas kepemilikan tertantu. Tidak

    pula dibatasi harta yang diberikan dengan jumlah

    kedermawanan orang yang memberi dan keadaan orang

    yang menerimanya.47

    c) Macam-macam cara Bershadaqah

    Shadaqah tidak terbatas pada jenis tertentu dari sekian

    banyak amal kebaikan. Tetapi pada prinsipnya shadaqah

    45 Drs. Tatang Ibrahim, M.Pd., Memahami Fiqih 2, (Bandung: CV. Armico 2004), hlm..

    76 46 Departemen Agama RI., Al-quran dan Terjemahnya, (Semarang: Kumudasmoro

    Grafindo,1994) hlm..43 47 Tengku Muhammad Hasbi asShiddiqy, Tafsir alQuranul Majid An-Nuur, (Semarang:

    Pustaka Riski Putra), Hlm. 279

  • 40

    meliputi setiap amal kebaikan yang dinyatakan sebagai

    shadaqah. Rasulullah saw. Bersabda:

    : : , ,

    : , : , : : , :

    ( , , )

    Artinya: Dari Abi Musa al Asyari RA dari Nabi Muhammad

    SAW bersabda: setiap muslim harus bershadaqah.

    Para sahabat bertanya, wahai nabi Allah, bagaimana

    dengan orang yang tidak mempunyai apapun? Beliau

    menjawab, hendaknya dia berusaha dengan

    tangannya supaya mendatangkan manfaat bagi

    dirinya dan bershadaqah. Mereka bertanya, jika

    tetap tidak memiliki apapun? beliau menjawab,

    hendaknya dia menolong orng yang membutuhkan

    pertolongan dan bantuan. Jika tidak ada juga ?

    Beliau menjawab, Hendaknya dia melakukan

    kebaikan dan menahan diri dari kejahatan. Sebab, ini

    semua merupakan shadaqah baginya.48

    Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa bershadaqah

    itu banyak macam dan caranya. Oleh karena itu setiap muslim

    pada dasarnya mampu bershadaqah. Diantara macam-macam

    cara bershadaqah antara lain adalah sebagai berikut :

    (1) Bagi orang yang mempunyai harta, hendaklah bershadaqah

    dengan hartanya.

    (2) Bagi orang yang tidak mempunyai harta benda yaitu

    dengan tenaganya.

    (3) Bagi orang yang tidak memiliki keduanya yaitu dengan

    melakukan kebaikan dan menahan diri dari kejahatan

    48 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Jakarta: Cakrawala Publising, 2008), hlm. 194

  • 41

    d) Manfaat shadaqah

    Bershadaqah dalam Islam bukan untuk mendapat

    penghormatan dan bukan untuk mendapat pujian. Karena yang

    demikian itu termasuk suatu sikap yang dicela oleh Allah SWT.

    Oleh karena itu orang yang bershadaqah haruslah mempunyai

    sikap ikhlas, yaitu mengeluarkan sebagian dari hartanya

    semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT. Dalam

    kehidupan sehari-hari, ada beberapa manfaat orang yang

    bershadaqah antara lain :

    (1) Dapat membantu meringankan beban orang lain.

    (2) Dapat menumbuhkan rasa kasih sayang antara sesama.

    (3) Dapat merasakan penderitaan orang lain.

    (4) Mempererat silaturahmi

    2) Hibah

    a) Pengertian Hibah

    Kata Hibah adalah bentuk masdar dari kata Wahaba

    artinya memberi. Dalam pengertian istilah, hibah adalah

    pemilikan sesuatu benda melalui transaksi (aqad) tanpa

    mengharap imbalan yang telah diketahui dengan jelas ketika

    pemberi masih hidup. Dalam rumusan kompilasi, hibah adalah

    pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari

    seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki

    (ps. 171 huruf g KHI).49

    Mencermati pengertian diatas dapat ditarik suatu

    pemahaman bahwa hibah dapat dilakukan oleh siapa saja yang

    memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum tanpa

    ada paksaan dari pihak lain.

    b) Dasar Hukum Hibah

    49 Drs. Ahmad Rofiq, MA., Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

    1998), hlm.466

  • 42

    Dalam al Quran, penggunaan kata Hibah digunakan

    dalam konteks pemberian anugerah Allah kepada utusan-

    utusan-Nya, doa-doa yang dipanjatkan oleh hamba-hamba-Nya,

    terutam para nabi, dan menjelaskan sifat Allah Yang Maha

    Memberi Karunia.50 Sebagaimana Firman Allah SWT dalam

    Surat al Baqarah ayat 262:

    t% !$# t )% s9 u r& 6 y !$# O t7 G !$ t (#) x% r& $ x t I u ] r& ; _r& y n/ u u yz n= t u

    t st artinya : Orang-orang yang menafkahkan hartanya di

    jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa

    yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut

    pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si

    penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan

    mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan

    tidak (pula) mereka bersedih hati. 51

    Ayat ini menetapkan kaidah (prinsip) umum yaitu

    menolak kerusakan di dahulukan daripada hal yang

    mendatangkan kemaslahatan. Ayat ini juga menerangkan

    bahwa kebaikan itu tidak boleh menjadi sebab timbulnya

    kejahatan (kemaksiatan) dan segala perbuatan baik hendaklah

    dibersihkan dari berbagai kecemaran yang merusakkan.52

    c) Rukun dan Syarat Hibah

    Walaupun hibah merupakan suatu aqad yang sifatnya

    sukarela dan sekaligus untuk mempererat silaturrahmi antara

    sesama kaum muslimin. Namun dalam pelaksanaannya harus

    memperhatikan rukun dan syaratnya. Adapun rukun dan syarat

    hibah adalah sebagai berikut:

    50 Ibid, hlm. 467 51 Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 66 52 Tengku Muhammad Hasbi asShiddiqy, Op.Cit., hlm. 465

  • 43

    (1) Orang yang menghibahkan (al-wahib). Dengan syarat

    pemilik sah dari harta benda yang dihibahkan, dalam

    keadaan sehat, memiliki kebebasan untuk menghibahkan

    bendanya itu.

    (2) Orang yang menerima hibah (al mauhub lah). Pada

    dasarnya setiap orang yang memiliki kecakapan melakukan

    perbuatan hukum dapat menerima hibah. Bahkan dapat

    ditambahkan disini, anak-anak atau mereka yang berada

    dibawah pengampuan dapat menerima hibah melalui kuasa

    (wali) nya.

    (3) Ada harta yang dihibahkan, dengan syarat :harta itu

    sepenuhnya milik penghibah, harta itu jelas dan sudah ada,

    harta itu bermanfaat dan tidak dilarang oleh agama.

    (4) Ijab qabul, yaitu pernyataan serat terima barang yang

    dihibahkan.

    d) Manfaat Hibah

    Di antara manfaat memberi hibah adalah sebagai

    berikut:

    (1) Akan terhindar dari sifat kikir atau bakhil.

    (2) Akan tumbuh kesadaran bahwa harta itu semata-mata

    titipan Allah SWT.

    (3) Akan terbentuk sifat dermawan di dalam dirinya.

    3) Hadiah

    a) Pengertian Hadiah

    Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada seseorang

    sebagai penghargaan, dengan tidak ada gantinya serta dibawa

    ke tempat orang yang diberi dengan maksud memuliakannya.53

    Hadiah biasanya diberikan kepada orang yang telah

    meraih prestasi dalam bidangnya. Selain itu, bisa juga

    53 Drs. H. Nor Hadi,Ayo Memahami Fikih, (Jakarta: Erlangga,2006), hlm. 66

  • 44

    diberikan kepada teman yang sedang berulang tahun atau ada

    saudara sedang melangsungkan pesta pernikahan.

    b) Dasar Hukum Hadiah

    Hadiah itu dimaksudkan untuk mewujudkan kasih

    sayang diantara sesama manusia. Dan maksud tersebut tidak

    akan terwujud kecuali dengan memberikan balasan serupa.

    Suatu hadiah dapat menjadikan orang yang memberi dapat

    menimbulkan kecintaan pada diri penerima hadiah

    kepadanya.54

    : :

    ) ) Artinya :Dari Abu Hurairah RA bahwa nabi shallahu

    alaihi wa Sallam telah bersabda: sekiranya aku

    diundang makan sepotong kaki binatang, pasti akan

    aku penuhi undangan tersebut. Begitu juga jika

    sepotong lengan atau kaki dihadiahkan kepadaku, pasti

    aku akan menerimanya. (HR. Bukhari)55

    c) Manfaat memberi hadiah

    Sedangkan manfaat memberi hadiah antara lain:

    (1) Akan mendorong seseorang untuk berprestasi.

    (2) Akan mendidik seseorang untuk selalu menepati janji.

    (3) Akan terhindar dari sifat iri dan dengki

    4) Perbedaan Shadaqah, Hibah dan Hadiah

    Baik shadaqah, hibah dan hadiah merupakan perbuatan

    memberikan sesuatu kepada orang lain yang menerimanya. Namun

    demikian, terdapat perbedaan antara ketiganya, yaitu sebagai

    berikut:56

    54 Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah oleh M. Abdul Ghofar E.M, Fiqh Wanita, (Jakarta:

    Pustaka Al Kautsar, 2006), hlm. 623 55 Ibid, hlm 623 56 Drs. Tatang Ibrahim, M.Pd., Op.Cit., hlm.

  • 45

    a) Shadaqah

    (1) Merupakan pemberian sesuatu yang didasarkan atas

    kepedulian terhadap fakir miskin dan anak yatim

    (2) Perbuatan ini dilakukan semata-mata untuk mencari ridha

    Allah SWT

    (3) Sebagai salah satu perwujudan rasa syukur kepada Allah

    SWT

    b) Hibah

    (1) Merupakan pemberian yang didasarkan atas kasih sayang.

    (2) Pemberian ini lebih bersifat keduniawian.

    (3) Untuk melaksanakan hibah diperlukan tata cara atau

    prosedur tertentu, misalnya dilakukan secara tertulis.

    c) Hadiah

    (1) Merupakan pemberian yang didasarkan atas keadaan atau

    peristiwa tertentu

    (2) Pemberian ini lebih bersifat keduniawian.

    3. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Tipe Jigsaw

    Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa

    Yunani, yaitu methodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu

    metha yang berarti melalui atau melewati, dan hodos yang berarti

    jalan atau cara. Maka methode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk

    mencapai tujuan.57

    Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru

    untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh

    dan memproses pengetahuan , ketrampilan dan sikap.

    a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

    Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran

    yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar

    mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk

    57 M. Arifin oleh Ismail SM , Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis

    PAIKEM,(Semarang : Rasail Media Group, 2008),hlm.61

  • 46

    mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan

    siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.58

    Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan

    sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang

    membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-

    asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua

    kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus

    diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu :59

    1) Saling ketergantungan positif.

    Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha

    setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang

    efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga

    setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri

    agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

    2) Tanggung jawab perseorangan.

    Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur

    model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan

    merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

    Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative

    Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa

    sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan

    tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok

    bisa dilaksanakan.

    3) Tatap muka.

    Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap

    kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

    berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para

    58 Drs. H. Isjoni, M.Si., Ph.D, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan

    Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm..23 59 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative di Ruang-Ruang Kelas,

    (Jakarta: Grasindo, 2004),hlm.30

  • 47

    pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua

    anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,

    memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

    4) Komunikasi antar anggota.

    Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali

    dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan

    suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya

    untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk

    mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi

    dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses

    ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh

    untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

    perkembangan mental dan emosional para siswa.

    5) Evaluasi proses kelompok.

    Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok

    untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

    mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif

    Selain karakteristik dan lima unsur dalam Cooperative

    Learning ciri-ciri yang paling menonjol dan membedakan dengan

    model pembelajaran yang lain adalah adanya pengelompokan yang

    heterogen, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anggota. Dalam

    hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran Cooperative

    Learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis

    tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu berkemampuan

    akademis kurang.60

    Pengelompokan secara heterogen dalam model pembelajaran

    Cooperative Learning disebabkan oleh:

    1) Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling

    mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung.

    60Ibid., hlm. 41.

  • 48

    2) Kelompok heterogen meningkatkan relasi dan interaksi antar ras,

    agama, etnik dan gender.

    3) Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena

    dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi,

    guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang.61

    b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

    Metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah

    tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang

    diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam

    memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat

    dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, menggembirakan,

    penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu

    menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.62

    Jigsaw adalah salah satu metode kooperatif yang diperkenalkan

    Elliot Aronson dan para koleganya (Aronson, Blaney, Stephan, Sikes,

    Snapp, Aronson, Brigeman dan Geffner,1978). Metode itu adalah

    strategi belajar kooperatif dimana setiap siswa menjadi seorang

    anggota dalam bidang tertentu. Kemudian membagi pengetahuannya

    kepada anggota lain dari kelompoknya agar setiap orang pada akhirnya

    dapat mempelajari konsep-konsep.63

    61 Ibid., hlm. 43.

    62 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,(Semarang : Rasail Media Group, 2008), Cet. 1, hlm. 18.

    63 Drs. H. Isjoni, M.Si., Ph.D, Op.Cit., hlm. 79

  • 49

    Kelompok Asal Kelompok Ahli Kelompok Asal

    Gambar.1 Perpindahan kelompok asal ke kelompok ahli

    Cooperative Learning tipe Jigsaw

    Keterangan pada gambar di atas :

    Kelompok asal : kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan

    karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap

    anggota dalam kelompok mendapat soal yang

    berbeda.

    Kelompok ahli : kelompok yang terbentuk dari kelompok asal

    yang mendapatkan materi atau soal yang sama.

    Kelebihan dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

    adalah:

    1) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap

    pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

    Kelompok I 1 2 3 4 5

    Kelompok II 1 2 3 4 5

    Kelompok III 1 2 3 4 5

    Kelompok IV 1 2 3 4 5

    Kelompok V 1 2 3 4 5

    1 1 1 1 1

    2 2 2 2 2

    3 3 3 3 3

    4 4 4 4 4

    5 5 5 5 5

    Kelompok I 1 2 3 4 5

    Kelompok II 1 2 3 4 5

    Kelompok III 1 2 3 4 5

    Kelompok IV 1 2 3 4 5

    Kelompok V 1 2 3 4 5

  • 50

    2) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi

    mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi

    tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga

    pengetahuannya jadi bertambah.

    3) Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari

    materi yang ditugaskan.64

    Sedangkan Kelemahan dari Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Jigsaw adalah:

    1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan

    keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-

    masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam

    pelaksanaan diskusi.

    2) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah.

    3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang

    belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah

    posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.65

    4. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam

    pembelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah

    Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

    membekali peserta didik agar dapat:66

    3. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

    mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia

    dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia

    dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.

    4. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

    dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

    Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan

    64http://www.google.co.id/#hl=id&biw=800&bih=468&q=slide-tugas-math-

    ppt&aq=f&aqi=&aql=&oq=slide-tugas-math-ppt&gs_rfai=&fp=6c0745768df1cbe5, Kamis, 6 Januari 2011

    65 Ibid 66 Permenag, Op.Cit., hlm.51

  • 51

    hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam

    kehidupan pribadi maupun sosial.

    Shadaqah, Hibah, dan Hadiah adalah salah satu pokok bahasan

    dalam pembelajaran Fiqh MTs yang dalam sistem Kurikulum Tingkat

    Satuan Pendidikan mempunyai:67

    a. Standar Kompetensi : Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar

    zakat

    b. Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan-ketentuan shadaqah, hibah

    dan hadiah

    Untuk membahas materi ini, diperlukan suatu metode

    pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, diantaranya adalah Jigsaw.

    Melalui metode pembelajaran ini, diharapkan dapat memotivasi siswa

    untuk meningkatkan hasil belajar atau kompetensi yang dimilikinya.

    Proses pembelajaran melalui Jigsaw ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

    a) Guru meminta kepada semua peserta didik untuk membentuk

    kelompok asal yang setiap kelompoknya beranggotakan 5 peserta

    didik.

    b) Guru membagi kartu masalah yang berisi materi shadaqah, hibah dan

    hadiah kepada ketua masing-masing kelompok asal.

    c) Masing-masing ketua kelompok membagi materi untuk dibahas oleh

    masing-masing anggota kelompok.

    d) Guru mengubah bentuk kelompok dengan cara anggota kelompok

    yang mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok ahli

    untuk mendiskusikan materi tersebut sampai mengerti benar dan

    memahami materi tersebut.

    e) Guru memandu proses diskusi, mengawasi, memberikan bimbingan

    dan arahan seperlunya.

    f) Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal.

    67 Ibid, hlm.68

  • 52

    g) Tiap peserta didik dalam kelompok asal secara bergantian melaporkan

    materi sesuai yang dibahasa dalam kelompok ahli kepada teman dalam

    satu kelompoknya.

    h) Guru memonitoring kerja kelompok.

    i) Guru membahas materi yang belum dipahami peserta didik.

    j) Guru meminta peserta didik untu kembali ke tempat duduk masing-

    masing.

    k) Memberikan soal kepada peserta didik untuk dikerjakan secara

    individu.

    Dalam penerapan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

    jigsaw terhadap mata pelajaran Fiqh pokok bahasan shadaqah, hibah dan

    hadiah diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.

    5. Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih melalui Jigsaw pada Pokok

    bahasan Sahadaqah, Hibah dan Hadiah

    Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan yang

    mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar

    hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

    mencapai tujuan tertentu. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di

    sekolah harus melalui pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai,

    guru hendaknya pandai-pandai mengelola kelas dengan memperhatikan

    efektifitas dan efisiensi dari kegiatan belajar mengajar yang telah di

    rencanakan. Oleh sebab itu, guru harus dapat memilih model pembelajaran

    yang tepat untuk peserta didik.

    Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola

    yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

    kelas atau pembelajaran dalam tutorial.68 Penerapan suatu model

    pembelajaran pendekatan, metode dan atau teknik pembelajaran beserta

    alat/bahan pendukung sudah pasti disesuaikan dengan tujuan/indikator

    68Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi

    Pustaka, 2007), hlm. 1.

  • 53

    yang akan dicapai, disesuaikan dengan materi dan juga disesuaikan dengan

    kebutuhan/kondisi peserta didik.

    Suatu model pembelajaran dipilih dan dilaksanakan agar

    pembelajaran efektif dan efisien. Peneliti memilih model pembelajaran

    kooperatif tipe Jigsaw untuk menciptakan suasana pembelajaran fiqh yang

    menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti materi

    pelajaran, pembelajaran dapat lebih efisien. Melalui proses saling bekerja

    sama yang dikemas dengan cara yang menyenangkan. Dalam Jigsaw, anak

    akan lebih bersemangat dalam belajar karena suasana kelas seperti

    layaknya kegiatan belajar antar teman sehingga dapat mendorong mereka

    untuk mampu membahas dan memahami pokok bahasan yang sedang

    mereka pelajari. Jigsaw dapat meningkatkan proses kerjasama antar siswa

    dalam mencari pemahaman tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa

    benar-benar belajar tidak hanya secara individu, tetapi juga secara

    kooperatif agar semua anggota kelompoknya mampu memahami materi

    pelajaran. Hasilnya, siswa saling memberi pemahaman pada sesama

    teman, sehingga materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa secara

    menyeluruh. Tukar delegasi antar kelompok memungkinkan terjadinya

    partisipasi aktif dari siswa untuk belajar sehingga dapat memperlancar

    proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa pada Pokok Bahasan

    Shadaqah, Hibah dan Hadiah dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar

    tersebut dapat dilihat dari tes yang dilakukan siswa.

    Untuk mengetahui hasil proses belajar mengajar dimana guru

    berinteraksi dengan peserta didik perlu diadakan evaluasi hasil belajar.

    Evaluasi hasil belajar tidak bertujuan memberi nilai dan label pada anak.

    Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar

    dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan.69

    69Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

    hlm. 130.

  • 54

    Meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa, dapat ditunjukkan

    dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada setiap siklus, sampai

    akhirnya pada pemberian tes.

    Intinya, model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat

    meningkatkan hasil belajar Fiqh siswa kelas VIII B MTs NU 21

    Banyuringin. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar

    siswa pada tiap siklusnya dan tercapainya indikator keberhasilan yang

    telah disesuaikan dengan KKM sekolah.

    2) Hipotesis Penelitian

    Dengan uraian di atas, maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini

    adalah: Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar

    Fiqh siswa kelas VIII B MTs NU 21 Banyuringin Tahun 2010/2011 Pokok

    Bahasan Shadaqah, Hibah dan Hadiah

  • 55

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode Penelitian

    Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas (Classroom

    action research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang

    memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berfikir reflektif,

    diskusi, menentukan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang

    berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitankesulitan yang

    mereka hadapi dalam kegiatannya.70

    B. Subyek Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di MTs NU 21

    Banyuringin Singorojo Kendal. Adapun subyek penelitian ini adalah peserta

    didik kelas VIII B jumlah peserta didik 25 orang, terdiri dari 17 Laki-laki dan

    8 Perempuan.

    C. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2011

    sampai tanggal 25 Febrari 2011 di kelas VIII B semester genap MTs NU 21

    Banyuringin Kec. Singorojo Kab. Kendal.

    D.