Upload
saiful-amin
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK BAHASAN SHADAQAH,
HIBAH, DAN HADIAH MELALUI METODE PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW KELAS VIII B DI MTS NU 21
BANYURINGIN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 / 2011
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI
A. MUSTAFIT LUTFI
063111052
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
2
ABSTRAK
A. Mustafit Lutfi (NIM: 063111052) Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata pelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011, (2) Apakah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah peserta didik Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan satu kelas untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yaitu kelas VIII B MTs NU 21 Banyuringin Kendal yang jumlahnya ada 25 peserta didik.
Pada saat dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, suasana pembelajaran di kelas VIII B menjadi lebih hidup, peserta didik menjadi lebih aktif dan hasil belajar maksimal. Penelitian ini dilaksankan dalam tiga tahap, tahap pertama adalah kegiatan pra siklus, yaitu mencari data hasil belajar siswa kelas VIII B ,materi sebelumnya. Hal ini penting untuk dijadikan dasar nilai awal. Tahap kedua adalah pelaksanaan siklus I dan siklus II. Sedangkan tahap ketiga yaitu penyempurnaan data dan penyusunan laporan. Pada kondisi awal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, hasil belajar peserta didik sangat rendah yaitu rata-rata hasil belajar hanya 65,04 dengan ketuntasan belajar 56%. Setelah dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas dan hasil belajar peserta didik meningkat. Pada siklus I, prosentase interaksi belajar antar peserta didik sebesar 62% dan prosentase aktivitas belajar peserta didik dengan guru sebesar 60,75% dengan rata-rata hasil belajar peserta didik 70 dan ketuntasan belajar 68%. Pada siklus II, prosentase interaksi belajar antar peserta didik sebesar 78,57% dan prosentase aktivitas belajar peserta didik dengan guru sebesar 73,25% dengan rata-rata hasil belajar 80,04 dan ketuntasan belajar 92 %. Dari data tersebut, jelas bahwa ada peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar dari sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan setelah model pembelajaran tersebut diterapkan. Namun dari penelitian ini masih terdapat peserta didik yang dari siklus pertama sampai ketiga mempunyai nilai dibawah indikator keberhasilan. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa hal yaitu karena kondisi keluarga yang tidak mendukung dan memang daya ingat atau tingkat intelektualitas yang rendah.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
3
4
HALAMAN DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-
pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang
dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 24 Mei 2011
Penulis,
A. Mustafit Lutfi
NIM: 063111052
5
6
HALAMAN MOTTO
$# 4n< ) 6y y7 n/ u y3 t: $$ / s y 9 $#u u | pt: $# ( 9 y_u L9 $$/ } | mr& 4 ) y7 / u u n= r& y / | t y ( u u n= r& t tG 9 $$ /
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.1 (Qs. An Nahl : 125)
Sebuah pencarian akan dimulai dengan keberuntungan bagi si pemula, dan pencarian akan diakhiri dengan ujian berat bagi si pemenang.
(Paulo Coelho)
Jika kegagalan bagaikan hujan dan kesuksesan bagaikan matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi .
(Ust. Yusuf Mansyur)
Hapuslah peluh dan keringat orang tuamu dengan mempersembahkan yang terbaik bagi mereka.
(Penulis)
1Departemen Agama RI., Al-quran dan Terjemahnya, (Semarang: Kumudasmoro
Grafindo,1994) hlm. 421.
7
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulis skripsi ini saya dedikasikan kepada orang-orang yang secara langsung
maupun tidak langsung telah memberi makna pada setiap jengkal langkahku dalam proses
menjadi manusia yang selalu terus ingin belajar. Untuk orang-orang yang selalu ada bersama
setiap limpahan kasih sayang-Nya, khususnya kepada:
Kedua orang tuaku (Ayahanda Abdul Ghofur & Ibunda Suwaibah) yang tidak henti-hentinya senantiasa
mendoakan siang malam dan telah memberikan perhatian dan kasih sayang yang tidak mungkin dapat
tergantikan oleh apapun, Pengorbananmu sungguh luar biasa!
Para guru dan dosen yang selalu memberikan pencerahan, menyalakan pelita, serta
menggoreskan tinta kebijaksanaan sebagai bekal hidup.
Saudara-saudaraku yang tersayang, (Mas Firin, Mbak Umi, Mbak Alfi) serta
keponakan-keponakanku (Dewi, Hida, Adib), kalian adalah harapan orangtua,
berjuanglah untuk menggapai kebahagiaan mereka dan kebahagiaan kita, tiada
kebahagiaan yang hakiki bagi orangtua kecuali ketika melihat kalian menjadi manusia-
manusia yang berguna bagi keluarga, nusa, bangsa, dan agama.
8
HALAMAN TRANSLITERASI
NO Huruf Hijaiyyah Huruf latin Bacaan
1 a Alif
2 b Ba
3 T Ta
4 Ts Tsa
5 J Jim
6 H Ha
7 Kh Kho
8 D Dal
9 Dz Dzal
10 R Ro
11 Z Za
12 S Sin
13 Sy Syin
14 Sh Shod
15 Dl Dlod
16 Th Tho
17 Dh Zho
18 A Ain
19 Gh Ghoin
20 F Fa
21 Q Qof
9
22 K Kaf
23 L Lam
24 M Mim
25 N Nun
26 W Wau
H Ha 27
28 La Lam-Alif
29 a Hamzah
30 y Ya2
2 Drs. M. Ashim Yahya, Tajwid al-Quran Mudah dan Praktis, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, t.th), hlm. 10-12.
10
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Semoga rahmat dan
kesejahteraan dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Sujai, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
yang telah merestui pembahasan skripsi ini.
3. Bapak Nasirudin, M.Ag, selaku kepala jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini
4. Bapak Ridwan, M.Ag selaku Pembimbing 1 dan Bapak Dr. Ahwan Fanani,
M.Ag. selaku Dosen Pembimbing 2, disela-sela jadwalnya yang super padat,
telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, memberikan bimbingan, dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Abdul Wahib, M.Ag, selaku wali studi yang telah membimbing
selama masa perkuliahan
6. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah
memberikan ilmunya sehingga mengilhami penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
7. Kepala Sekolah MTs NU 21 Banyuringin Kendal Ibu Khotiah, S.Ag.
8. Guru Mata Pelajaran Fiqih Ibu Alfi Rohmah, S.Pd.I yang telah membantu dan
memberikan bimbingan dalam penelitian ini.
9. Ayah Bunda, Abdul Ghofur dan Suwaibah yang selalu membimbing penulis
untuk mengaji. Beliau berdua telah mengorbankan segenap kemampuannya
agar penulis dapat menuntut dan cinta ilmu. Semoga beliau berdua mendapat
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
10. Kakak-Kakakku, Mas Mustaqfirin, S. Pd.I dan Mbak Umi Kultsum, dan Mbak
Alfi R, S.Pd.I, yang selalu mendoakan dan memberi semangat.
11
11. Keponakan-keponakanku tersayang, Dewi, Hida dan Adib.
12. Teman-teman Imaken Walisongo yang tergabung dalam IDDI, Bodonk,
Toying, Canty, TS, Idutt, Takanwar, Ulay, Rahma, Himawan, Munir, Hudem,
Cinox, Takomen, Uki (Kicin), Ribex, Faiq, Qomar, Muvee(Andul), Udin,
Kholid, Kumar, Kang Kholis Yang telah memberi Warna dan pelajaran
tentang arti sebuah persaudaran dan persahabatan.
13. Teman-teman Nafilah, Pak Ustadz Bajuly (Mas Ahlisin), Gus Dur, Mbak
Daim, Mas Tobroni, Kuat, Anas, Kang Misbah, Kang Amar, Nafis. Yang telah
memberikan pelajaran tentang makna hidup dan pentingnya ilmu.
14. Teman-teman PAI B angkatan 2006, Gus Fahmi, Itri, Irfan Haris (Ceng Ho),
Ucup, Ilham Blang Blung, Toleh, Bondan Whalad, Warto, Topiq (Semboja),
Sule, Najib Magrib, Royan, Aziz, Supri, Zaman, Yani, Fida, Lisa, Nur
(Manohara), Sulis, Izzah, Farida, Salam, Fatma, Robi, Nur (Bumen), Nyam-
Nyami, Niat (None Belande), Nisa, Mila, Aim, Nana, Slim, Fani, Rodhi, Anaf
dan Paizin.
15. Sesepuh-sesepuh Imaken Walisongo Pak Ndut, Pak Zaly, Pak Din, Mas Ho2x,
Mas Brex, Mas Bowox, Mas Me2x, Mas Tole, Bedil, Om Jin,Qiqi.
16. Segenap pihak yang tidak bisa saya sebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa di dalam penelitian ini masih terdapat banyak
kekurangan sehingga kritik dan saran perbaikan penulis harapkan.
Akhirnya semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya
kepada kita semua dan penelitian bermanfaat adanya.
Semarang, 24 Mei 2011
A.Mustafit Lutfi Penulis
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN DEKLARASI ......................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ v
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
TRANSLITERASI ..................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................. 5
E. Penegasan Istilah ................................................................... 6
F. Kajian Pustaka ...................................................................... 8
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ..................................................................... 11
1. Hasil Belajar .................................................................... 11
a. Pengertian Hasil Belajar ........................................... 11
b. Aspek-aspek Hasil Belajar ........................................ 13
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar .... 14
2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqh ................................ 20
a. Mata Pelajaran Fiqh ................................................. 20
b. Fungsi Fiqh ................................................................ 21
c. Tujuan Fiqh ............................................................... 21
13
d. Ruang Lingkup Fiqh MTs ........................................ 22
e. Tinjauan Pokok Bahasan shadaqah, hibah dan hadiah 22
3. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Tipe Jigsaw ...................................................................... 29
a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 30
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ...................... 32
4. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
pembelajaran Fiqh pokok bahasan shadaqah, hibah
dan Hadiah ...................................................................... 34
5. Meningkatkan Hasil Belajar Fiqh melalui Jigsaw pada
pokok bahasan shadaqah, hibah dan hadiah ................. 36
B. HIPOTESIS PENELITIAN ................................................. 38
BAB III: METODE PENELITIAN ........................................................... 39
A. Metode Penelitian ................................................................. 39
B. Subyek Penelitian ................................................................. 39
C. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 39
D. Kolaborator ........................................................................... 39
E. Hipotesis Penelitian .............................................................. 40
F. Variabel Penelitian ............................................................... 40
G. Rencana Tindakan ................................................................ 41
H. Metode Penyusunan Instrumen ........................................... 50
I. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 51
J. Metode Pengumpulan Data .................................................. 51
K. Metode Analisis Data ............................................................ 52
L. Indikator Keberhasilan ........................................................ 55
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 56
A. Kondisi Lapangan ................................................................. 56
B. Hasil Penelitian .................................................................... 56
1. Pra Siklus ........................................................................ 56
2. Siklus I ............................................................................. 58
3. Siklus II ........................................................................... 62
14
C. Pembahasan .......................................................................... 65
1. Aktifitas Belajar Peserta Didik ....................................... 65
2. Hasil Belajar .................................................................... 68
BAB V : KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP ................................. 70
A. Kesimpulan ............................................................................ 70
B. Saran ..................................................................................... 70
C. Penutup ................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
LAMPIRAN
15
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 : Hasil belajar peserta didik pra siklus ............................... 55
2. Tabel 4.2 : Aktifitas Peserta Didik dengan Guru ................................ 65
3. Tabel 4.3 : Interaksi Peserta Didik dengan Peserta Didik ................. 66
4. Tabel 4.4 : Perbandingan hasil belajar semua siklus .......................... 67
16
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 : Daftar nama peserta didik
2. Lampiran 2 : Daftar kelompok peserta didik
3. Lampiran 3 : Daftar nilai Pra Siklus
4. Lampiran 4 : Silabus
5. Lampiran 5 : RPP Siklus I
6. Lampiran 6 : Lembar Kerja Peserta didik Siklus I
7. Lampiran 7 : Kisi-kisi soal tes siklus I
8. Lampiran 8 : Soal instrumen dan kunci jawaban soal siklus I
9. Lampiran 9 : Lembar aktifitas belajar peserta didik dengan guru siklus I
10. Lampiran 10 : Lembar interaksi belajar antar peserta didik
11. Lampiran 11 : Daftar hasil belajar Peserta Didik siklus I
12. Lampiran 12 : Lembar Kerja Peserta didik Siklus II
13. Lampiran 13 : Kisi-kisi soal tes siklus II
14. Lampiran 14 : Soal instrumen dan kunci jawaban soal siklus II
15. Lampiran 15 : Lembar aktifitas belajar peserta didik dengan guru siklus
II
16. Lampiran 16 : Lembar interaksi belajar antar peserta didik II
17. Lampiran 17 : Daftar hasil belajar siklus II
18. Lampiran 18 : Dokumentasi Pelaksanaan pembelajaran
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.3 Salah satu aspek atau materi dalam Pendidikan Agama Islam
adalah mata pelajaran fiqih.
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat
memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).4
Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat :5
1. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur
ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah
yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama
yang diatur dalam fiqih muamalah.
2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman
tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam,
disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi
maupun sosial.
Dalam kegiatan pembelajaran antara guru, siswa, materi pelajaran serta
metode mengajar tidak dapat dipisahkan. Guru mempunyai peranan yang
3Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, (Jakarta : PT Gemawindu Panca Perkasa, 1999), hlm. 31
4 Depag, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesi No.2 tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Kelulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah, (Jakarta: Depag, 2008 ), hlm. 51
5 Ibid, hlm.51
18
penting dalam kegiatan pembelajaran karena guru merupakan salah satu kunci
keberhasilan dari proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik
membimbing siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan
adalah tugas guru.
Keberhasilan belajar tergantung oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi kesehatan badan, motivasi,
perasaan, sikap, emosi, dan inteligensi. Faktor eksternal meliputi bahan
pelajaran, metode mengajar, media pembelajaran, dan lingkungan belajar yang
baik di dalam maupun di luar kelas.6
Hasil belajar merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan
yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes
atau nilai yang diberikan oleh guru dan kemampuan perubahan sikap/tingkah
laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.
Proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang
melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar mengajar.
Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek tersebut yaitu: aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.7
Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak bisa
dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan. Penggabungan tiga
aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas keberhasilan pembelajaran.
Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
terdapat dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.8
Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seorang
peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang
khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ke tiga kawasan tujuan
pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
6 Dimyati Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.239. 7 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
Gaung persada press,2007), Cet.1, hlm.22. 8 Dimyati dan Mujiono, Op.cit., hlm.202.
19
MTs NU 21 Banyuringin adalah salah satu Madrasah Tsanawiyah
swasta yang ada di Kendal. Tepatnya di Dusun Tempuran Desa Banyuringin
Kecamatan Singorojo. Dari hasil observasi, guru masih berfungsi sebagai
satu-satunya sumber informasi pada proses pembelajaran yang berlangsung di
MTs NU 21 Banyuringin dan siswa dalam menerima pelajaran lebih sering
mencatat dengan bentuk tulisan panjang yang mencakup seluruh materi
pelajaran. ini mengakibatkan catatan terlihat lebih monoton dan
membosankan. sedangkan siswa masih dengar, lihat, catat. Cara-cara seperti
itu diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh, dan kurang
bersemangat dalam belajar.
Dalam pembelajaran Fiqh yang mengacu pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), setiap standar kompetensi yang ada terdapat
beberapa pemecahan masalah. Disamping itu juga dibutuhkan kreativitas guru
dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mengacu pada perilaku dan
proses berpikir. Penggunaan strategi pembelajaran harus menyesuaikan
dengan materi yang akan dipelajari baik metode maupun model pembelajaran
agar peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan maksimal.
Sebagaimana pembelajaran Fiqh yang terjadi di MTs NU 21 Banyuringin
yang kurang mengaplikasikan strategi pembelajaran. Strategi yang digunakan
hanya sebatas pada metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas dalam
semua materi mata pelajaran Fiqh. Dengan keadaan tersebut, peserta didik
kurang tertarik pada mata pelajaran dan belum mampu mencapai tujuan
pembelajaran. Hal ini terbukti dengan:
1. Kurangnya variasi dalam pelaksanaan pembelajaran Fiqh sehingga peseta
didik merasa bosan dan malas mempelajari Fiqh.
2. Banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik baik
yang agama maupun yang umum sedangkan alokasi waktunya sama.
3. berdasarkan data awal dari guru mata pelajaran Fiqh diperoleh data bahwa
pada pokok bahasan sebelum penelitian nilai rata-rata peserta didik kelas
VIII B masih rendah, yaitu 65
20
Salah satu pembahasan yang penting dalam mata pelajaran Fiqh adalah
pembahasan Shadaqah, Hibah dan Hadiah. Hal ini di maksudkan agar peserta
didik memiliki pengetahuan luas tentang Shadaqah, Hibah dan Hadiah yang
telah di syariatkan oleh Islam. Yang kemudian dapat melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu guru harus menggunakan metode mengajar yang tepat
dan efisien untuk membantu meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena
semakin tepat metode yang digunakan maka akan semakin efektif dalam
pencapaian tujuan.9 Cooperative Learning adalah sistem pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama
siswa dalam tugas-tugas berstruktur10.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan salah satu tipe
metode pembelajaran kooperatif yakni tipe jigsaw. didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajaran
sendiri dan juga pembelajaran orang lain, peserta didik tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain, selain
itu pembelajaran kooperatif sendiri menciptakan kondisi pembelajaran yang
bersifat gotong royong, saling menolong dan bekerjasama serta saling
tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif
untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Pelajaran akan lebih menarik dan berhasil, apabila dihubungkan
dengan pengalaman-pengalaman di mana anak dapat melihat, meraba,
mengucap, berbuat, mencoba, berfikir dan sebagainya. Pelajaran tidak hanya
bersifat intelektual, melainkan juga bersifat emosional. Kegembiraan belajar
dapat mempertinggi hasil pelajaran.11
9 Coni Semiawan, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta; Rineka Cipta,1990),
hlm.65. 10 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative di Ruang-Ruang Kelas,
(Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 12. 11 S, Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara. 2000), hlm.94-95.
21
Berangkat dari pokok permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Fiqih Pokok Bahasan Shadaqah, Hibah,
Dan Hadiah Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas
VIII B DI MTs NU 21 Banyuringin Kendal Tahun Ajaran 2010 / 2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mata
pelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah?
2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah peserta didik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini diharapkan dapat:
1. Menerapkan Pelaksanaan Pembelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah,
Hibah, dan Hadiah dengan metode pembelajaran tipe jigsaw.
2. Meningkatkan hasil belajar Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan
Hadiah peserta didik dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
D. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian yang akan dilakukan diharapkan berguna:
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan motivasi siswa pada materi yang telah diajarkan dan
ketika motivasi telah ada dalam diri siswa kemudian hasil belajar pun
akan mudah diraih
b. Meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang telah diajarkan
c. Menciptakan hubungan yang baik dan saling kerjasama antar siswa
22
2. Bagi Guru
a. Mendapatkan alternatif model pembelajaran Fiqh yang menarik dalam
upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik.
b. Membantu guru untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan belajar
mengajar secara efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran
tercapai.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini akan memberi sumbangan sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran Fiqh.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul diatas
dan demi menghindari dari bermacam-macam penafsiran skripsi yang berjudul
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fiqih
Pokok Bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah melalui Metode Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw Kelas VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal
tahun ajaran 2010 / 2011
1. Meningkatkan
Berarti menaikkan, (derajat, taraf, dsb), mempertinggi.12 Dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Hasil Belajar
Belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Belajar akan membawa suatu perubahan
pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan,
keterampilan, sikap, pengertian, minat, watak dan penyesuaian diri.
Jelasnya menyangkut organisme dan tingkah laku pribadi seseorang.13
12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Ke Empat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1998), Hlm. 1470. 13Sadirman A.M., Interaksi & Motivasi Belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), hlm. 20-21.
23
Hasil belajar merupakan suatu kapabilitas (kemampuan) berupa
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai seseorang setelah melakukan
kegiatan pembelajaran. Jadi dengan kata lain hasil belajar merupakan hasil
yang diperoleh siswa melalui usaha (pengalaman dan latihan) dalam
mempelajari pokok bahasan tertentu yang dialami atau dirancang.
3. Peserta Didik
Peserta didik merupakan suatu komponen masukan dalam sistem
pendidikan yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional14. Peserta didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas VIII B MTs NU 21 Banyuringin tahun pelajaran
2010/2011.
4. Fiqh
Fiqih Menurut bahasa adalah tahu dan paham. Sedangkan menurut
terminologi adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara yang
diperoleh dari dalil-dalil yang tafsil (terperinci).15
Sedangkan Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih yang diarahkan untuk
mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum islam
dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan
sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam
secara kaffah (sempurna).
5. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara
kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk samapai
kepada pengalaman belajar, baik pengalaman individu maupun
pengalaman kelompok.16
14Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.7 15 Tengku Hasybi Ashiddiqi, Pengantar Ilmu Fiqih, (Semarang : Pustaka Rizqi Putra,
1999), hlm. 15 16 Drs. H. Isjoni, M.Si., Ph.D, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm. 28
24
6. Jigsaw
Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dalam model belajar
ini terdapat tahap-tahap dalam penyelenggaraannya 17
Maksud dari judul ini adalah usaha dalam meningkatkan hasil belajar
atau prestasi belajar peserta didik terutama pada bidang studi Fiqih melalui
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pokok bahasan Shadaqah, Hibah,
dan Hadiah. Sehingga pembelajaran yang ada di kelas akan lebih kooperatif
dan bermakna bagi peserta didik, sehingga tidak monoton yang berpengaruh
pada keberhasilan belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan
oleh peneliti diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan
masalah yang ada, dalam proses pembelajaran fiqih.
F. Kajian Pustaka
Persiapan penelitian ini penulis awali dengan terlebih dahulu
mempelajari beberapa buku hasil karya para pakar pendidikan, skripsi, dan
juga penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Adapun pustaka yang
dimaksud diantaranya adalah:
Skripsi yang disusun oleh Nur Hidayah (3104109), pada tahun 2009
mahasiswa IAIN Walisongo Semarang, fakultas Tarbiyah dengan judul
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw II dengan
Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar dan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Materi Geometri Ruang di Kelas IX B Mts N
Brangsong. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian skripsi
tersebut adalah penelitian PTK. Metode analisis data yang digunakan adalah
dengan teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw II dengan menggunakan alat
17 Ibid, hlm.77
25
peraga mampu meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar pesrta didik
pada materi geometri ruang di kelas IX B Mts N brangsong.18
Skripsi Jamaludin Malik (3104301), tahun 2009, mahasiswa Program
Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Quran Hadits
pokok bahasan Hukum Nun Sukun atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe
Jigsaw pada kelas VII E Semester 1 MTs Al-Asror Semarang Menyimpulkan
bahwa penerapan metode Active Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar yang cukup signifikan, selain itu keaktifan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran dengan penerapan active Learning tipe Jigsaw ini
meningkat pesat setelah diberikan tindakan.19
Penelitian Nimah Maulinda dengan judul skripsi Efektifitas model
pembelajaran Cooperatif Learning tipe jigsaw dengan mengunakan alat
peraga terhadap hasil belajar peserta didik pada materi bangun ruang sisi
lengkung di MTs Miftahul Falah Demak tahun pelajaran 2008-2009 melalui
model pembelajaran yang baru yaitu Cooperatif Learning tipe jigsaw,sangat
relevan diterapkan dalam materi pelajaran matematika serta dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil pembelajaran.20
Skripsi yang disusun oleh Yuni Ifayati mahasiswa Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang tahun 2000 dengan judul Implementasi Model
Cooperative Learning dalam Pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang
juga menyimpulkan bahwa Cooperative Learning merupakan model
pembelajaran yang menekankan aktivitas kooperatif peserta didik dalam
18Nur Hidayah, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw II dengan
Menggunakan Alat Peraga untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar dan Hasil Belajar Peserta Didik
pada Materi Geometri Ruang di Kelas IXB Mts N Brangsong, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2009), t.d.
19 Jamaludin Malik, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pelajaran Quran Hadits Pokok Bahasan Hukum Nun Sukun atau Tanwin Dengan Active Learning Tipe Jigsaw Pada Kelas VII E
Semester 1 Mts Al-Asror Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,(Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah Iain Walisongo Semarang, 2009), t.d.
20 Nimah Maulinda, Efektifitas Model Pembelajaran Cooperatif Learning Tipe Jigsaw Dengan Mengunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Bangun
Ruang Sisi Lengkung Di Mts Miftahul Falah Demak Tahun Pelajaran 2008-2009 Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang, 2009), t.d.
26
belajar yang berbentuk kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama
dengan menggunakan aktivitas belajar guna meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memahami materi yang mana harus memenuhi unsur
saling ketergantungan positif(Positive Interdependence), tanggung jawab
perseorangan (Individual Accountability), tatap muka (face to face
Interaction), ketrampilan sosial (Social Skill) dan proses kelompok (Group
Processing).21
Dari penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu dalam penggunaan metode pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw sebagai metode pembelajaran, akan tetapi fokus kajian peneliti
mengarah pada penggunaan metode terhadap pokok bahasan Shadaqah,
Hibah, dan Hadiah bagi peningkatan hasil belajar peserta didik. Metode jigsaw
diterapkan karena untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik
terhadap pembelajaran sendiri dan juga pembelajaran orang lain, peserta didik
tidak hanya mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok yang
lain, maka penulis mengambil judul penelitian Upaya meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih pokok bahasan Shadaqah,
Hibah, dan Hadiah melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw kelas
VIII B di MTs NU 21 Banyuringin Kendal, belum pernah dilakukan.
21Yuni Ifayati, Implementasi Model Cooperative Learning dalam Pembelajaran PAI di SMP Semesta Semarang. Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2000),t.d
27
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
1) Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai
macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak
manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.22
Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk belajar. Ia
lahir tanpa memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apa pun,
kemudian tumbuh dan berkembang menjadi mengetahui, mengenal,
dan menguasai banyak hal. Hal itu terjadi karena ia belajar dengan
menggunakan potensi dan kapasitas diri yang telah dianugerahkan
Allah kepadanya.23 Sebagaimana firman Allah Q.S an-Nahl, 16 : 78
!$#u 3y_tzr& .i / 3Fy & n= s? $ \ x y y_ u 3s9 y 9 $# t| /F{$#u n y F{$#u 3= y s9 3 s?
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Terkait dengan ayat di atas, Drs. H. Moh Rifai dalam buku
yang berjudul terjemah/tafsir Alquran menyatakan bahwa Allah telah
membekali kita manusia dengan pendengaran, penglihatan, dan hati
gar kita bersyukur. Panca indra ini menjadi pokok pertama
bertumbuhnya pengetahuan manusia yang tadinya belum mengetahui
22 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), hlm. 28. 23Departemen Agama RI, Metododologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Dirjen
Binbaga Islam, 2001), hlm. 27.
28
apa-apa , dengan beresyukur mempergunakan kekuatan-kekuatan ini
dapatlah ilmu manusia menjadi lebih lanjut.24
Berikut ini adalah beberapa definisi tentang hasil belajar, antara lain: 1) Menurut Mulyono Abdurrahman
Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.25
2) Oemar Hamalik dalam bukunya Proses Belajar Mengajar
mengemukakan bahwa tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah
aspek diantaranya pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
ketrampilan, apresiasi, emosional, sikap dan lain-lain. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut.26
3) H. Abin Syamsuddin, dalam buku psikologi kependidikan
mendefinisikan prestasi atau hasil belajar peserta didik adalah:
a) Daya atau kemampuan seseorang untuk berfikir dan berlatih
ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu dan kegiatan
pembelajaran di sekolah;
b) Prestasi belajar tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
(transferable) karena yang bersangkutan dengan kemampuan
peserta didik dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi;
c) Prestasi belajar peserta didik dibuktikan dan ditunjukkan
melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan
oleh guru terhadap tugas peserta didik dan ulangan-ulangan
atau ujian yang ditempuhnya.27
24 Drs. H. Moh. Rifai, Terjemah/Tafsir AlQuran, (Semarang : Wicaksana, 1997), hlm. 488 25Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Aanak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 37. 26Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara. 2005), hlm.30. 27Abin. Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
Cet, 3, hlm. 160.
29
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar
dan tindak mengajar.28 Bagi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Bagi peserta didik, hasil belajar
merupakan puncak proses belajar.
b. Aspek-aspek Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki seseorang setelah ia menerima pengalaman29. Penilaian hasil
belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
proses belajar dan pembelajaran telah berjalan efektif. Keefektifan
pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan
belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar
akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya,
apakah model dan media yang digunakan mampu membantu peserta
didik mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional tujuan rumusan
pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang
secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif, dan psikomotoris.
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari
lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penerimaan
dan organisasi.
3) Ranah psikomotorik berkenan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari lima aspek,
yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan
28Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006),
hlm.3. 29Nana, Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hlm. 22.
30
perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif. 30
Ketiga hasil belajar yang telah dirumuskan diatas penting
diketahui oleh guru dalam rangka merumuskan tujuan pengajaran dan
menyusun alat-alat penilaian, baik tes maupun non tes.
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki
unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur
rohaniah, sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa
seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya
dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat. Tingkah laku manusia terdiri
dari sejumlah aspek. Diantaranya pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
ketrampilan, apresiasi, emosional, sikap dan lain-lain. Hasil belajar
akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tersebut.31
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara
keseluruhan yang telah dimiliki oleh seseorang.perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan
psikomotorik.32
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor intern yang berasal dari siswa tersebut, dan faktor ekstern
yang berasal dari luar diri siswa tersebut.
1) Faktor Internal
Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan peserta didik
besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Di
samping kemampuan, faktor lain yang juga mempunyai kontribusi
30Ibid., hlm. 22-23.
31Oemar Hamalik, op.cit., hlm.30. 32Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.179.
31
terhadap hasil belajar seseorang ialah motivasi belajar, minat dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, kelakuan, faktor fisik dan
faktor psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri peserta didik
merupakan hal yang logis jika dilihat bahwa perbuatan belajar,
sejauh itu pula hasil belajar akan ia capai.
Faktor yang datang dari diri peserta didik atau disebut
faktor intern ini, dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:33
a) Faktor Jasmaniah
Keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi
aktivitas belajar seseorang. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi jasmani ada dua macam, yaitu: faktor kesehatan
dan faktor cacat tubuh.
b) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah
keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh
terhadap belajarnya.
c) Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa
yang cacat belajarnya juga terganggu. Fungsi fisiologis tubuh
manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama
pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula.
d) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor yang
tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi
33Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2010), Cet. 5, hlm. 54.
32
belajar adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kelelahan.34
1) Intelegensi (kecerdasan)
Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik dalam
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat.
Intelegensi merupakan faktor psikologis yang paling
penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan
kualitas belajar siswa,. Semakin tinggi tingkat intelegensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut
meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat intelegensi individu, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai
kesuksesan belajar.35
2) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek
(benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin
hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai
perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah
kebosanan, sehingga siswa tidak tertarik untuk belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakan bahan
pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan bakatnya.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat
besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
34Ibid, hlm. 54-55. 35Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta : Ar-
Ruzz Media, 2010), hlm. 20-21.
33
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya.36
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi
salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar
seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang
yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan
berhasil.37
5) Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologis mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,
mendorong, memberikan arah dan menjaga perilaku setiap
saat (Slavin, 1994).
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah
siap melaksanakan kecakapan baru. Misalnya anak dengan
otaknya sudah siap untuk berpikir abstrak. Kematangan
belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan
terus-menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan dan
pelajaran. Anak yang sudah siap atau matang belum dapat
melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan
lebih berhasil jika anak sudah matang. Jadi kemajuan baru
36Slameto, Op. Cit, hlm 56-57. 37Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Op. Cit, hlm 22.
34
untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan
dan belajar.
7) Kesiapan
Kesiapan berarti kesediaan untuk memberi respon
atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dai dalam diri
seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan
kecakapan. Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses
belajar, karena jika siswa belajar dalam dirinya sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
e) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat
psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya
tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi
sisa pembakaran di dalam tubuh., sehingga darah tidak/kurang
lancar pada bagian-bagian tertentu.
Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan
dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.38
2) Faktor Eksternal
Meskipun demikian, hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik masih di pengaruhi oleh faktor yang datang dari luar dirinya,
yang disebut lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang
paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah adalah
kualitas pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar pada
hakikatnya tersirat dalam tujuan pengajaran. Oleh sebab itu, hasil
38Slameto, Op. Cit, hlm. 58-59.
35
belajar di sekolah dipengaruhi oleh kapasitas pelajar dan kualitas
pengajaran.39
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial
dan faktor lingkungan non sosial.
1) Faktor lingkungan sosial
(a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
seorang siswa.
(b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa.
(c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah),
pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar siswa.
2) Faktor lingkungan non sosial.
(a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar,
tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu
silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang
sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar
siswa.
(b) faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam, pertama, hardware, seperti
gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga dll. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku `panduan, silabi, dll.
39Departemen Agama RI, Op. Cit , hlm. 64.
36
(c) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor
ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.40
2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqh
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik
dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya
untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).41
Hasil belajar Fiqh adalah suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran Fiqh setelah melalui proses
dan aktivitas belajar mengajar dilanjutkan dengan nilai tes atau angka yang
diperoleh dari hasil tes.
Pencapaian hasil belajar akan lebih maksimal karena ranah yang
ingin dicapai jelas dan berorientasi pada perkembangan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. keberhasilan proses pembelajaran Fiqh bisa dilihat perubahan
perilaku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu sehingga pada akhirnya
setelah peserta didik mendapat pengalaman belajar dapat mempraktikkan
dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.
a. Mata Pelajaran Fiqh
Mata pelajaran Fiqh adalah bimbingan untuk mengetahui
ketentuan-ketentuan syariat Islam atau materi yang sifatnya
memberikan pengetahuan syariat Islam untuk dimiliki, diresapi dan
diamalkan.
Sedangkan Fiqh adalah mata pelajaran pendidikan agama Islam
di Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang diarahkan untuk menyiapkan
peserta didik agar mengetahui, memahami, melaksanakan dan
40Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Op. Cit, hlm. 26-28. 41 Depag, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesi No.2 tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Kelulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah, (Jakarta: Depag, 2008 ), hlm. 51
37
mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar. Pengamalan
tersebut diharapkan dapat menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum
Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan
pribadi maupun sosialnya (way of life).42 Dalam pelajaran Fiqh peserta
didik dikenakan pada konsepsi perilaku islami baik secara individu
maupun secara sosial. Kaidah Fiqh bersumber dari al-Quran dan
asSunnah yang di dalamnya terkandung berbagai cara beribadah,
berperilaku dan bermasyarakat sesuai dengan cara yang diridhai Allah
SWT.
b. Fungsi Fiqh
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah berfungsi
untuk:43
1) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah kepada Allah SWT.
2) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam dengan ikhlas
dan perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.
4) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
5) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial
c. Tujuan Fiqh
Mata pelajaran Fiqh di Madrasah bertujuan untuk membekali
peserta didik agar dapat:
1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam Fikih ibadah hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam Fiqh muamalah.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan
42 Depag RI, Standar Kompetensi, (Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam,2005),hlm.46
43 Ibid,hlm.47.
38
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial
yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Dalam pembelajaran Fiqh yang ada di Madrasah Tsanawiyah
peserta didik diharapkan bisa mempraktekkan hukum-hukum Islam
yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
d. Ruang Lingkup Fiqh di MTs
Ruang lingkup Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi
ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan
Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun
ruang lingkup mata pelajaran Fiqh di Madrasah Tsanawiyah meliputi :
1) Aspek Fiqh ibadah meliputi : ketentuan dan tata cara taharah,
shalat fadhu, shalat sunah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud,
adzan dan iqomah, berdzikir dan berdoa setelah shalat, puasa,
zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan
jenazah, dan ziarah kubur.
2) Aspek Fiqh Muamalah meliputi : ketentuan hukum jual beli, qirad,
riba, pinjam-meminjam, utang-piutang, gadai, borg serta upah.
e. Tinjauan pokok bahasan Shadaqah, Hibah dan Hadiah
1) Shadaqah
a) Pengertian Shadaqah
Islam mengajarkan dan menuntun umatnya untuk saling
bantu-membantu terhadap sesamanya dalam kebaikan, agar
semua bentuk penderitaan manusia dapat dihindarkan. Oleh
karena itu Islam menganjurkan, banyak-banyaklah
bershadaqah.44
44 Drs. H. Mohammad RifaI, Pembina Pribadi Muslim, (Semarang: CV. Wicaksana,
1993), hlm.9
39
Shadaqah adalah memberikan sesuatu barang atau harta
benda dengan tidak mengharapkan penggantian (imbalannya),
semata-mata hanyalah mengharap pahala dari Allah SWT.45
Shadaqah merupakan perbuatan yang mulia dan terpuji.
Dalam bershadaqah tidak ditentukan nilai besar kecilnya yang
dishadaqahkan. Yang penting adalah keikhlasan. Selain itu,
bershadaqah tidak terikat oleh tata cara atau prosedur tertentu.
b) Dasar Hukum Shadaqah
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-
Baqarah ayat 177:
tA#u u t$ y 9$# 4 n? t m6 m s 4 n1) 9$# 4 y tG u 9$#u t3| y 9 $#u t$#u 69$# t,# !$9$#u u U$s%h9$#
Artinya: dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya,( QS. Al- Baqarah 177).46
Memberikan harta kepada golongan golongan yang
sudah di sebutkan diatas tidaklah terikat pada masa tertentu,
tidak terkait dengan batas-batas kepemilikan tertantu. Tidak
pula dibatasi harta yang diberikan dengan jumlah
kedermawanan orang yang memberi dan keadaan orang
yang menerimanya.47
c) Macam-macam cara Bershadaqah
Shadaqah tidak terbatas pada jenis tertentu dari sekian
banyak amal kebaikan. Tetapi pada prinsipnya shadaqah
45 Drs. Tatang Ibrahim, M.Pd., Memahami Fiqih 2, (Bandung: CV. Armico 2004), hlm..
76 46 Departemen Agama RI., Al-quran dan Terjemahnya, (Semarang: Kumudasmoro
Grafindo,1994) hlm..43 47 Tengku Muhammad Hasbi asShiddiqy, Tafsir alQuranul Majid An-Nuur, (Semarang:
Pustaka Riski Putra), Hlm. 279
40
meliputi setiap amal kebaikan yang dinyatakan sebagai
shadaqah. Rasulullah saw. Bersabda:
: : , ,
: , : , : : , :
( , , )
Artinya: Dari Abi Musa al Asyari RA dari Nabi Muhammad
SAW bersabda: setiap muslim harus bershadaqah.
Para sahabat bertanya, wahai nabi Allah, bagaimana
dengan orang yang tidak mempunyai apapun? Beliau
menjawab, hendaknya dia berusaha dengan
tangannya supaya mendatangkan manfaat bagi
dirinya dan bershadaqah. Mereka bertanya, jika
tetap tidak memiliki apapun? beliau menjawab,
hendaknya dia menolong orng yang membutuhkan
pertolongan dan bantuan. Jika tidak ada juga ?
Beliau menjawab, Hendaknya dia melakukan
kebaikan dan menahan diri dari kejahatan. Sebab, ini
semua merupakan shadaqah baginya.48
Dari hadits diatas dapat diketahui bahwa bershadaqah
itu banyak macam dan caranya. Oleh karena itu setiap muslim
pada dasarnya mampu bershadaqah. Diantara macam-macam
cara bershadaqah antara lain adalah sebagai berikut :
(1) Bagi orang yang mempunyai harta, hendaklah bershadaqah
dengan hartanya.
(2) Bagi orang yang tidak mempunyai harta benda yaitu
dengan tenaganya.
(3) Bagi orang yang tidak memiliki keduanya yaitu dengan
melakukan kebaikan dan menahan diri dari kejahatan
48 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Jakarta: Cakrawala Publising, 2008), hlm. 194
41
d) Manfaat shadaqah
Bershadaqah dalam Islam bukan untuk mendapat
penghormatan dan bukan untuk mendapat pujian. Karena yang
demikian itu termasuk suatu sikap yang dicela oleh Allah SWT.
Oleh karena itu orang yang bershadaqah haruslah mempunyai
sikap ikhlas, yaitu mengeluarkan sebagian dari hartanya
semata-mata karena mengharap ridha Allah SWT. Dalam
kehidupan sehari-hari, ada beberapa manfaat orang yang
bershadaqah antara lain :
(1) Dapat membantu meringankan beban orang lain.
(2) Dapat menumbuhkan rasa kasih sayang antara sesama.
(3) Dapat merasakan penderitaan orang lain.
(4) Mempererat silaturahmi
2) Hibah
a) Pengertian Hibah
Kata Hibah adalah bentuk masdar dari kata Wahaba
artinya memberi. Dalam pengertian istilah, hibah adalah
pemilikan sesuatu benda melalui transaksi (aqad) tanpa
mengharap imbalan yang telah diketahui dengan jelas ketika
pemberi masih hidup. Dalam rumusan kompilasi, hibah adalah
pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari
seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki
(ps. 171 huruf g KHI).49
Mencermati pengertian diatas dapat ditarik suatu
pemahaman bahwa hibah dapat dilakukan oleh siapa saja yang
memiliki kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum tanpa
ada paksaan dari pihak lain.
b) Dasar Hukum Hibah
49 Drs. Ahmad Rofiq, MA., Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1998), hlm.466
42
Dalam al Quran, penggunaan kata Hibah digunakan
dalam konteks pemberian anugerah Allah kepada utusan-
utusan-Nya, doa-doa yang dipanjatkan oleh hamba-hamba-Nya,
terutam para nabi, dan menjelaskan sifat Allah Yang Maha
Memberi Karunia.50 Sebagaimana Firman Allah SWT dalam
Surat al Baqarah ayat 262:
t% !$# t )% s9 u r& 6 y !$# O t7 G !$ t (#) x% r& $ x t I u ] r& ; _r& y n/ u u yz n= t u
t st artinya : Orang-orang yang menafkahkan hartanya di
jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut
pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si
penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan
mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. 51
Ayat ini menetapkan kaidah (prinsip) umum yaitu
menolak kerusakan di dahulukan daripada hal yang
mendatangkan kemaslahatan. Ayat ini juga menerangkan
bahwa kebaikan itu tidak boleh menjadi sebab timbulnya
kejahatan (kemaksiatan) dan segala perbuatan baik hendaklah
dibersihkan dari berbagai kecemaran yang merusakkan.52
c) Rukun dan Syarat Hibah
Walaupun hibah merupakan suatu aqad yang sifatnya
sukarela dan sekaligus untuk mempererat silaturrahmi antara
sesama kaum muslimin. Namun dalam pelaksanaannya harus
memperhatikan rukun dan syaratnya. Adapun rukun dan syarat
hibah adalah sebagai berikut:
50 Ibid, hlm. 467 51 Departemen Agama RI, Op.Cit., hlm. 66 52 Tengku Muhammad Hasbi asShiddiqy, Op.Cit., hlm. 465
43
(1) Orang yang menghibahkan (al-wahib). Dengan syarat
pemilik sah dari harta benda yang dihibahkan, dalam
keadaan sehat, memiliki kebebasan untuk menghibahkan
bendanya itu.
(2) Orang yang menerima hibah (al mauhub lah). Pada
dasarnya setiap orang yang memiliki kecakapan melakukan
perbuatan hukum dapat menerima hibah. Bahkan dapat
ditambahkan disini, anak-anak atau mereka yang berada
dibawah pengampuan dapat menerima hibah melalui kuasa
(wali) nya.
(3) Ada harta yang dihibahkan, dengan syarat :harta itu
sepenuhnya milik penghibah, harta itu jelas dan sudah ada,
harta itu bermanfaat dan tidak dilarang oleh agama.
(4) Ijab qabul, yaitu pernyataan serat terima barang yang
dihibahkan.
d) Manfaat Hibah
Di antara manfaat memberi hibah adalah sebagai
berikut:
(1) Akan terhindar dari sifat kikir atau bakhil.
(2) Akan tumbuh kesadaran bahwa harta itu semata-mata
titipan Allah SWT.
(3) Akan terbentuk sifat dermawan di dalam dirinya.
3) Hadiah
a) Pengertian Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada seseorang
sebagai penghargaan, dengan tidak ada gantinya serta dibawa
ke tempat orang yang diberi dengan maksud memuliakannya.53
Hadiah biasanya diberikan kepada orang yang telah
meraih prestasi dalam bidangnya. Selain itu, bisa juga
53 Drs. H. Nor Hadi,Ayo Memahami Fikih, (Jakarta: Erlangga,2006), hlm. 66
44
diberikan kepada teman yang sedang berulang tahun atau ada
saudara sedang melangsungkan pesta pernikahan.
b) Dasar Hukum Hadiah
Hadiah itu dimaksudkan untuk mewujudkan kasih
sayang diantara sesama manusia. Dan maksud tersebut tidak
akan terwujud kecuali dengan memberikan balasan serupa.
Suatu hadiah dapat menjadikan orang yang memberi dapat
menimbulkan kecintaan pada diri penerima hadiah
kepadanya.54
: :
) ) Artinya :Dari Abu Hurairah RA bahwa nabi shallahu
alaihi wa Sallam telah bersabda: sekiranya aku
diundang makan sepotong kaki binatang, pasti akan
aku penuhi undangan tersebut. Begitu juga jika
sepotong lengan atau kaki dihadiahkan kepadaku, pasti
aku akan menerimanya. (HR. Bukhari)55
c) Manfaat memberi hadiah
Sedangkan manfaat memberi hadiah antara lain:
(1) Akan mendorong seseorang untuk berprestasi.
(2) Akan mendidik seseorang untuk selalu menepati janji.
(3) Akan terhindar dari sifat iri dan dengki
4) Perbedaan Shadaqah, Hibah dan Hadiah
Baik shadaqah, hibah dan hadiah merupakan perbuatan
memberikan sesuatu kepada orang lain yang menerimanya. Namun
demikian, terdapat perbedaan antara ketiganya, yaitu sebagai
berikut:56
54 Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah oleh M. Abdul Ghofar E.M, Fiqh Wanita, (Jakarta:
Pustaka Al Kautsar, 2006), hlm. 623 55 Ibid, hlm 623 56 Drs. Tatang Ibrahim, M.Pd., Op.Cit., hlm.
45
a) Shadaqah
(1) Merupakan pemberian sesuatu yang didasarkan atas
kepedulian terhadap fakir miskin dan anak yatim
(2) Perbuatan ini dilakukan semata-mata untuk mencari ridha
Allah SWT
(3) Sebagai salah satu perwujudan rasa syukur kepada Allah
SWT
b) Hibah
(1) Merupakan pemberian yang didasarkan atas kasih sayang.
(2) Pemberian ini lebih bersifat keduniawian.
(3) Untuk melaksanakan hibah diperlukan tata cara atau
prosedur tertentu, misalnya dilakukan secara tertulis.
c) Hadiah
(1) Merupakan pemberian yang didasarkan atas keadaan atau
peristiwa tertentu
(2) Pemberian ini lebih bersifat keduniawian.
3. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Tipe Jigsaw
Ditinjau dari segi etimologis (bahasa), metode berasal dari bahasa
Yunani, yaitu methodos. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu
metha yang berarti melalui atau melewati, dan hodos yang berarti
jalan atau cara. Maka methode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan.57
Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru
untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh
dan memproses pengetahuan , ketrampilan dan sikap.
a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran
yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk
57 M. Arifin oleh Ismail SM , Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis
PAIKEM,(Semarang : Rasail Media Group, 2008),hlm.61
46
mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan
siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.58
Model pembelajaran Cooperative Learning tidak sama dengan
sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-
asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua
kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning, untuk itu harus
diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu :59
1) Saling ketergantungan positif.
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha
setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang
efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga
setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri
agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.
2) Tanggung jawab perseorangan.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur
model pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan
merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative
Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa
sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan
tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok
bisa dilaksanakan.
3) Tatap muka.
Dalam pembelajaran Cooperative Learning setiap
kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para
58 Drs. H. Isjoni, M.Si., Ph.D, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hlm..23 59 Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative di Ruang-Ruang Kelas,
(Jakarta: Grasindo, 2004),hlm.30
47
pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua
anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan,
memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.
4) Komunikasi antar anggota.
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali
dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan
suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya
untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi
dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses
ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh
untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan
perkembangan mental dan emosional para siswa.
5) Evaluasi proses kelompok.
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok
untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif
Selain karakteristik dan lima unsur dalam Cooperative
Learning ciri-ciri yang paling menonjol dan membedakan dengan
model pembelajaran yang lain adalah adanya pengelompokan yang
heterogen, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 anggota. Dalam
hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran Cooperative
Learning biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis
tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu berkemampuan
akademis kurang.60
Pengelompokan secara heterogen dalam model pembelajaran
Cooperative Learning disebabkan oleh:
1) Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling
mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung.
60Ibid., hlm. 41.
48
2) Kelompok heterogen meningkatkan relasi dan interaksi antar ras,
agama, etnik dan gender.
3) Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena
dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi,
guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang.61
b. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Metode bertujuan mengantarkan sebuah pembelajaran ke arah
tujuan tertentu yang ideal dengan tepat dan cepat sesuai yang
diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam
memfungsikan metode, yaitu prinsip agar pembelajaran dapat
dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, menggembirakan,
penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu
menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik.62
Jigsaw adalah salah satu metode kooperatif yang diperkenalkan
Elliot Aronson dan para koleganya (Aronson, Blaney, Stephan, Sikes,
Snapp, Aronson, Brigeman dan Geffner,1978). Metode itu adalah
strategi belajar kooperatif dimana setiap siswa menjadi seorang
anggota dalam bidang tertentu. Kemudian membagi pengetahuannya
kepada anggota lain dari kelompoknya agar setiap orang pada akhirnya
dapat mempelajari konsep-konsep.63
61 Ibid., hlm. 43.
62 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM,(Semarang : Rasail Media Group, 2008), Cet. 1, hlm. 18.
63 Drs. H. Isjoni, M.Si., Ph.D, Op.Cit., hlm. 79
49
Kelompok Asal Kelompok Ahli Kelompok Asal
Gambar.1 Perpindahan kelompok asal ke kelompok ahli
Cooperative Learning tipe Jigsaw
Keterangan pada gambar di atas :
Kelompok asal : kelompok yang dibentuk oleh guru berdasarkan
karakteristik peserta didik yang heterogen. Setiap
anggota dalam kelompok mendapat soal yang
berbeda.
Kelompok ahli : kelompok yang terbentuk dari kelompok asal
yang mendapatkan materi atau soal yang sama.
Kelebihan dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
adalah:
1) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Kelompok I 1 2 3 4 5
Kelompok II 1 2 3 4 5
Kelompok III 1 2 3 4 5
Kelompok IV 1 2 3 4 5
Kelompok V 1 2 3 4 5
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
5 5 5 5 5
Kelompok I 1 2 3 4 5
Kelompok II 1 2 3 4 5
Kelompok III 1 2 3 4 5
Kelompok IV 1 2 3 4 5
Kelompok V 1 2 3 4 5
50
2) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi
mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga
pengetahuannya jadi bertambah.
3) Meningkatkan bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari
materi yang ditugaskan.64
Sedangkan Kelemahan dari Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw adalah:
1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-
masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet dalam
pelaksanaan diskusi.
2) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah.
3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang
belum terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah
posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.65
4. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
pembelajaran Fiqh pokok bahasan Shadaqah, Hibah, dan Hadiah
Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:66
3. Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.
4. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar
dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan
64http://www.google.co.id/#hl=id&biw=800&bih=468&q=slide-tugas-math-
ppt&aq=f&aqi=&aql=&oq=slide-tugas-math-ppt&gs_rfai=&fp=6c0745768df1cbe5, Kamis, 6 Januari 2011
65 Ibid 66 Permenag, Op.Cit., hlm.51
51
hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam
kehidupan pribadi maupun sosial.
Shadaqah, Hibah, dan Hadiah adalah salah satu pokok bahasan
dalam pembelajaran Fiqh MTs yang dalam sistem Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan mempunyai:67
a. Standar Kompetensi : Memahami ketentuan pengeluaran harta di luar
zakat
b. Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan-ketentuan shadaqah, hibah
dan hadiah
Untuk membahas materi ini, diperlukan suatu metode
pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, diantaranya adalah Jigsaw.
Melalui metode pembelajaran ini, diharapkan dapat memotivasi siswa
untuk meningkatkan hasil belajar atau kompetensi yang dimilikinya.
Proses pembelajaran melalui Jigsaw ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Guru meminta kepada semua peserta didik untuk membentuk
kelompok asal yang setiap kelompoknya beranggotakan 5 peserta
didik.
b) Guru membagi kartu masalah yang berisi materi shadaqah, hibah dan
hadiah kepada ketua masing-masing kelompok asal.
c) Masing-masing ketua kelompok membagi materi untuk dibahas oleh
masing-masing anggota kelompok.
d) Guru mengubah bentuk kelompok dengan cara anggota kelompok
yang mempelajari materi yang sama bertemu dalam kelompok ahli
untuk mendiskusikan materi tersebut sampai mengerti benar dan
memahami materi tersebut.
e) Guru memandu proses diskusi, mengawasi, memberikan bimbingan
dan arahan seperlunya.
f) Dari kelompok ahli peserta didik kembali ke kelompok asal.
67 Ibid, hlm.68
52
g) Tiap peserta didik dalam kelompok asal secara bergantian melaporkan
materi sesuai yang dibahasa dalam kelompok ahli kepada teman dalam
satu kelompoknya.
h) Guru memonitoring kerja kelompok.
i) Guru membahas materi yang belum dipahami peserta didik.
j) Guru meminta peserta didik untu kembali ke tempat duduk masing-
masing.
k) Memberikan soal kepada peserta didik untuk dikerjakan secara
individu.
Dalam penerapan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap mata pelajaran Fiqh pokok bahasan shadaqah, hibah dan
hadiah diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
5. Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih melalui Jigsaw pada Pokok
bahasan Sahadaqah, Hibah dan Hadiah
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar
hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah harus melalui pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai,
guru hendaknya pandai-pandai mengelola kelas dengan memperhatikan
efektifitas dan efisiensi dari kegiatan belajar mengajar yang telah di
rencanakan. Oleh sebab itu, guru harus dapat memilih model pembelajaran
yang tepat untuk peserta didik.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial.68 Penerapan suatu model
pembelajaran pendekatan, metode dan atau teknik pembelajaran beserta
alat/bahan pendukung sudah pasti disesuaikan dengan tujuan/indikator
68Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 1.
53
yang akan dicapai, disesuaikan dengan materi dan juga disesuaikan dengan
kebutuhan/kondisi peserta didik.
Suatu model pembelajaran dipilih dan dilaksanakan agar
pembelajaran efektif dan efisien. Peneliti memilih model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw untuk menciptakan suasana pembelajaran fiqh yang
menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti materi
pelajaran, pembelajaran dapat lebih efisien. Melalui proses saling bekerja
sama yang dikemas dengan cara yang menyenangkan. Dalam Jigsaw, anak
akan lebih bersemangat dalam belajar karena suasana kelas seperti
layaknya kegiatan belajar antar teman sehingga dapat mendorong mereka
untuk mampu membahas dan memahami pokok bahasan yang sedang
mereka pelajari. Jigsaw dapat meningkatkan proses kerjasama antar siswa
dalam mencari pemahaman tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa
benar-benar belajar tidak hanya secara individu, tetapi juga secara
kooperatif agar semua anggota kelompoknya mampu memahami materi
pelajaran. Hasilnya, siswa saling memberi pemahaman pada sesama
teman, sehingga materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa secara
menyeluruh. Tukar delegasi antar kelompok memungkinkan terjadinya
partisipasi aktif dari siswa untuk belajar sehingga dapat memperlancar
proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa pada Pokok Bahasan
Shadaqah, Hibah dan Hadiah dapat meningkat. Peningkatan hasil belajar
tersebut dapat dilihat dari tes yang dilakukan siswa.
Untuk mengetahui hasil proses belajar mengajar dimana guru
berinteraksi dengan peserta didik perlu diadakan evaluasi hasil belajar.
Evaluasi hasil belajar tidak bertujuan memberi nilai dan label pada anak.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar
dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan.69
69Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm. 130.
54
Meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa, dapat ditunjukkan
dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada setiap siklus, sampai
akhirnya pada pemberian tes.
Intinya, model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar Fiqh siswa kelas VIII B MTs NU 21
Banyuringin. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada tiap siklusnya dan tercapainya indikator keberhasilan yang
telah disesuaikan dengan KKM sekolah.
2) Hipotesis Penelitian
Dengan uraian di atas, maka hipotesis penelitian tindakan kelas ini
adalah: Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar
Fiqh siswa kelas VIII B MTs NU 21 Banyuringin Tahun 2010/2011 Pokok
Bahasan Shadaqah, Hibah dan Hadiah
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan berupa penelitian tindakan kelas (Classroom
action research). Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang
memberikan kepercayaan kepada pengembang kekuatan berfikir reflektif,
diskusi, menentukan keputusan dan tindakan orang-orang biasa yang
berpartisipasi dalam penelitian untuk mengatasi kesulitankesulitan yang
mereka hadapi dalam kegiatannya.70
B. Subyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di MTs NU 21
Banyuringin Singorojo Kendal. Adapun subyek penelitian ini adalah peserta
didik kelas VIII B jumlah peserta didik 25 orang, terdiri dari 17 Laki-laki dan
8 Perempuan.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2011
sampai tanggal 25 Febrari 2011 di kelas VIII B semester genap MTs NU 21
Banyuringin Kec. Singorojo Kab. Kendal.
D.