9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen Laktasi adalah Suatu upaya yang dilakukan oleh ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang lingkup pelaksanaan menajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61). Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa kehamiloan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1). Manaajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan ibu untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya khususnya pada ibu yang bekerja. Pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko 6 kali lipat meninggal pada tahun pertama. Pentingnya ASI Eksklusif tersebut melatarbelakangi pemerintah dalam menetapkan kebijakan berupa Kepmenkes RI no.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI secara Eksklusif pada bayi indonesia. Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa Air

Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

TUGAS KU

Citation preview

Page 1: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen Laktasi adalah Suatu upaya yang dilakukan oleh

ibu,ayah,dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui. Ruang

lingkup pelaksanaan menajemen laktasi dimulai pada masa kehamilan,

setelah persalinan, dan masa menyusui bayi ( Prasetyono, 2009, p.61).

Manajemen laktasi merupakan segala daya upaya yang dilakukan

untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya.

Usaha ini dilakukan terhadap ibu dalam 3 tahap yaitu pada masa

kehamiloan (antenetal), sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar

rumah sakit (perinatal), dan pada masa menyusui selanjutnya sampai anak

berumur 2 tahun (postnatal) (Perinasia, 2007, p.1).

Manaajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan

ibu untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya khususnya pada

ibu yang bekerja. Pemberian ASI Eksklusif dapat meningkatkan status gizi

masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang

memadai. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif memiliki resiko 6

kali lipat meninggal pada tahun pertama. Pentingnya ASI Eksklusif

tersebut melatarbelakangi pemerintah dalam menetapkan kebijakan berupa

Kepmenkes RI no.450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian ASI secara

Eksklusif pada bayi indonesia. Dalam kebijakan ini disebutkan bahwa Air

Page 2: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

2

susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi bayi di indonesia sejak bayi lahir

sampai bayi berumur 6(enam) bulan dan dianjurkan untuk dilanjutkan

sampai anak berusia 2 (dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan

yang sesuai (Siregar, 2007, p.1)

Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan angka kematian bayi

hingga 13% sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta,

angka kelahiran total 22/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita

46/1000 kelahiran hidup, maka jumlah bayi yang akan terselamatkan

sebanyak 30 ribu.Namun yang patut di sayangkan tingkat pemberian ASI

secara eksklusif di indonesia hingga saat ini masih sangat rendah yaitu

antara 39%-40% dari jumlah ibu yang melahirkan (Untoro, 2004, p.4).

Dirumah sakit umum Dr.jamil padang tahun 1978-1979 didapatkan

bahwa lama pemberian ASI eksklusif sampai umur 6 bulan pada ibu

bekerja adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak

50,27%.dilihat dari tingkat pendidikan 75% ibu dengan pendidikan rendah

memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi, hal ini

karena ibu berpendidikan tinggi memiliki informasi yang lebih di

bandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah ( Dr.Parma)

Pemberian ASI eksklusif sulit dilakukan oleh ibu yang bekerja

diluar rumah, Hal ini disebabkan karena pemberian cuti melahirkan hanya

3 bulan, kondisi fisik dan mental ibu yang lelah setelah bekerja sepanjang

hari, dan tidak ada jadwal khusus yang bisa diterapkan untuk pemberian

ASI (Purwanti, 2004, p .3-4).

Page 3: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

3

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan profinsi jawa Tengah

cakupan ASI Eksklusif di Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah 25,16%,

pada tahun 2008 mencapai 28,18% dan pada tahun 2009 meningkat

menjadi 37,89%. Dari data tersebut, menunjukkan adanya peningkatan

cakupan ASI eksklusif di jawa tengah dari tahun ke tahun, meskipun

belum mencapai tarjet yang diharapkan yaitu 80% dari semua bayi yang

ada mendapatkan ASI eksklusif(Kumalasri, 2010, p.1).

Data laporan ASI eksklusif Dinas kesehatan kota semarang tahun

2010 menunjukkan bahwa dari 7.875 bayi berusia 0-6 bulan di Semarang

pada akhir tahun 2010, bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan

hanya sebanyak 79 bayi (5,31%). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian

ASI Eksklusif di kota Semarang masih jauh dari cakupan yang diharapkan

pemerintah yaitu 80%. Sebagian besar dikarenakan ibu bekerja diluar

rumah dan tidak memiliki cukup waktu dan cukup informasi untuk

memberikan ASI secara Eksklusif. Salah satu data yang cukup mencolok

adalah data yang diperoleh dari salah satu puskesmas yang letaknya

berdekatan dengan daerah Kawasan industri,yaitu Puskesmas Karanganyar

di Kecamatan Tugu, Kota Semarang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan pemberian ASI di

wilayah kerja Puskesmas Karangannyar di Kelurahan Tugurejo pada bulan

januari 2011,dari 41 bayi yang berusia 6 bulan yang mendapatkan ASI

selama 6 bulan hanya sebanyak 1 bayi (4,42%). Data ini menunjukkan

bahwa angka cakupan pemberian ASI eksklusif di area kerja Puskesmas

Page 4: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

4

Karanganyar di Kelurahan Tugurejo masih rendah, bahkan di katakan jauh

dari angka yang diharapkan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui

wawancara di Kelurahan Tugurejo (merupakan salah satu kelurahan yang

termasuk wilayah kerja Puskesmas Karanganyar) kepada 10 ibu yang

memiliki bayi usia 6-8 bulan , menyatakan bahwa ibu tidak memberikan

ASI secara eksklusif. Hal ini disebabkan oleh kesibukan ibu yang bekerja

diluar rumah, jadi waktu ibu banyak di habiskan diluar rumah terutama

yang bekerja sebagai buruh pabrik. Disamping itu, ibu juga menyatakan

kurang memiliki pengetahuan tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja,

dan cara penyimpanan ASI yang baik sehingga ibu tetap bisa memberikan

ASI eksklusif kepada bayinya selama bekerja diluar rumah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik

untuk mengetahui ”Tingkat Pengetahuan tentang Manajemen Laktasi Ibu

Bekerja Berdasarkan Karakteristik Individu ”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

masalah yaitu “ Bagaimana Tingkat Pengetahuan tentang Manajemen

Laktasi Ibu Bekerja Berdasarkan Karakteristik Individu Di Kelurahan

Tugurejo?”

Page 5: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

5

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang Manajemen

laktasi ibu bekerja berdasarkan karakteristik individu di Kelurahan

Tugurejo.

2. Tujuan khusus

a. Mendeskripsikan karakteristik responden yang mencakup umur,

paritas, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ibu.

b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang

manajemen laktasi pada ibu bekerja.

c. Menganalisis hubungan umur dengan tingkat pengetahuan ibu

bekerja tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja.

d. Menganalisis hubungan paritas dengan tingkat pengetahuan ibu

bekerja tentang manajemen laktasi pada ibu bekerja.

e. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat

pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi pada ibu

bekerja.

Page 6: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

6

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

a. Ilmu pengetahuan

Dapat memperkaya atau menambah ilmu pengetahuan

terkait dengan pemberian ASI eksklusif dan Manajemen Laktasi,

terutama pada ibu yang bekerja diluar rumah.

b. Metodologi penelitian

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman

penelitian serta mengikuti perkembangan terkait dengan variabel

yang diteliti.

2. Manfaat praktis

a. Bagi ibu bekerja

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi ibu

pekerja dalam Pemberian ASI eksklusif dan meningkatkan

kesadaran ibu pekerja bahwa ASI mengandung zat gizi yang paling

sempurna baik jumlah dan kualitas serta mencukupi kebutuhan gizi

bayi.

b. Bagi kebidanan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi dalam

bidang asuhan pelayanan kebidanan, khususnya pada ibu menyusui

dan bayi usia 0-6 bulan.

Page 7: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

7

c. Bagi Universitas Muhammadiyah Semarang

Penelitian ini dapat menambah kepustakaan di institusi

pendidikan maupun institusi kesehatan yang membutuhkan

informasi tentang pemberian ASI eksklusif dan manajemen laktasi,

terutama bagi ibu yang bekerja diluar rumah.

d. Bagi masyarakat

1) Ibu hamil

Membantu ibu hamil mempersiapkan inisiasi menyusui secara

dini pasca melahirkan.

2) Ibu menyusui

Memberikan Informasi dan Panduan terkait pemberian ASI

secara Eksklusif dan manajemen laktasi yang baik dan tepat.

Page 8: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

8

Tabel 1.1

Keaslian Penelitian

No.

Judul, Nama, Tahun

Sasaran Variasi yang diteliti

Metode Hasil

1. Gambaran tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Tiga Juru, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Elfa Mayasari, 2008.

Pada 50 orang ibu bekerja yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah Desa Tiga Juru, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara

Tingkat pengetahuan ibu bekerja tentang pemberian ASI eksklusif meliputi pengertian ASI, manfaat pemberian ASI dan cara pemberian ASI eksklusif dengan baik dan benar.

Deskriptif Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebasian besar Ibu bekerja memiliki pengetahuan yang kurang tentang pemberian ASI Eksklusif (57,89 %).

2. Tingkat pengetahuan dan tingkat motivasi ibu yang bekerja di luar rumah dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Karang Awen, Demak, Putri Setyani, 2009.

Pada 64 Ibu bekerja yang bekerja di luar rumah yang mempunyai bayi usia ≥ 6 bulan yang bersedia menjadi responden dan tinggal di wilayah kerja Puskesmas Karang Awen, Demak

Penelitian ini meneliti tingkat pengetahuan dan motivasi yang dimiliki ibu dalam memberikan ASI Eksklusif pada bayinya.

Deskriptif a. Ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 67.9 % dan yang memiliki tingkat pengetahuan buruk sebanyak 32,1 %.

b. Ibu yang memiliki motivasi tinggi sebanyak 78,6 % dan sebanyak 21,4 % memiliki motivasi yang rendah untuk memberikan ASI eksklusif pada anaknya.

3

Tingkat pengetahuan ibu Bekerja Tentang Manajemen Laktasi Pada ibu Bekerja Berdasarkan Karakteristi individu di Kelurahan Tugurejo Kecamatan tugu kota Semarang

Pada 50 orang ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang bersedia menjadi responden dan masih di wilayah kerja puskesmas Karanganyar semarang

Penelitian ini meneliti Umur, paritas, tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen Laktasi

Analitik

Page 9: Jtptunimus Gdl Ellsaryant 5872 1 Babi

9