46
i JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD PERBIBITAN TERNAK DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI SDM TERKAIT UNTUK MENGHASILKAN SEMEN BEKU BERKUALITAS DI UPTD PERBIBITAN TERNAK DI KABUPATEN BLORA Tim Penyusun: Dep. Reproduksi & Obstetrik FKH-UGM

JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

i

JUDUL:

EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD PERBIBITAN TERNAK DALAM

RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI SDM TERKAIT UNTUK

MENGHASILKAN SEMEN BEKU BERKUALITAS DI UPTD PERBIBITAN

TERNAK DI KABUPATEN BLORA

Tim Penyusun:

Dep. Reproduksi & Obstetrik

FKH-UGM

Page 2: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Landasan Hukum .............................................................................................. 1

C. Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 2

D. Ruang Lingkup ................................................................................................. 2

E. Hasil Yang Diharapkan ................................................................................... 2

F. Sistematika Laporan ......................................................................................... 2

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH ...................................................................... 3

A. Kondisi Geografis ............................................................................................. 3

B. Potensi Pengembangan Wilayah dan Kondisi Perekonomian .......................... 4

C. Kondisi Demografi .......................................................................................... 5

D. Kondisi Kondisi Perbibitan Sapi di UPTD Perbibitan Ternak Blora .............. 6

BAB III KONSEP DAN DEFINISI .................................................................................... 29

A. Konsep Evaluasi Manajemen dan Produk UPTD Perbibitan Ternak dalam

Rangka Peningkatan Kompetensi SDM di UPTD ............................................ 29

B. Definisi Evaluasi Manajemen dan Produk UPTD Perbibitan Ternak dalam

Rangka Peningkatan Kompetensi SDM di UPTD ........................................... 29

BAB IV ANALISIS POTENSI, PERMASALAHAN, PELUANG DAN

TANTANGAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI SDM TERKAIT

UNTUK MENGHASILKAN SEMEN BEKU BERKUALITAS ....................................... 30

A. Analisis Potensi ................................................................................................ 30

B. Analisis Permasalahan ...................................................................................... 31

C. Analisis Peluang ............................................................................................... 32

D. Analisis Tantangan ........................................................................................... 32

BAB V METODOLOGI ...................................................................................................... 34

A. Metodologi Evaluasi ......................................................................................... 34

BAB VI HASIL EVALUASI ............................................................................................... 35

A. Manajemen dan Kesehatan Bull ......................................................................... 35

Page 3: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

iii

B. Produksi dan Evaluasi Semen Beku .................................................................... 35

C. Identifikasi Persiapan menuju SNI ..................................................................... 35

BAB VII STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

DALAM PENINGKATAN SEMEN BEKU BERKUALITAS MENUJU

SNI ........................................................................................................................... 36

A. Manajemen Bull .................................................................................................. 36

B. Produksi dan Kualitas Semen ............................................................................. 36

C. Persiapan Menuju SNI ........................................................................................ 38

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................... 42

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 42

B. Rekomendasi ................................................................................................... 42

BAB IX Penutup .................................................................................................................. 43

Page 4: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan sektor peternakan merupakan upaya peningkatan kualitas hidup

masyarakat petani ternak yang dapat dicapai melalui inovasi teknologi, pengembangan

produktifitas tenaga kerja, pembangunan sarana prasarana serta penataan dan pengembangan

kelembagaan peternakan. Pembangunan peternakan di Kabupaten Blora telah dan terus

memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah khususnya bidang ekonomi. Sektor

peternakan memegang peran strategis karena masih merupakan matapencaharian mayoritas

masyarakat dan memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Blora.

Kabupaten Blora merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia dengan jumlah populasi

tenak sapi potong tertinggi di Propinsi Jawa Tengah dengan jumlah populasi sebanyak 244.116

ekor (Tahun 2019), yang 113.508 ekor atau 47,4 % nya merupakan sapi indukan/bakal indukan.

Populasi yang tinggi ini memerlukan aplikasi-aplikasi teknologi dalam pengembangan kualitas

dan kuantitas ternaknya. Keadaan ini menjadi tantangan dan harapan bagi Pemerintah dan para

peternak di Kabupaten Blora.

Teknologi yang dikembangkan di sektor peternakan salah satunya adalah teknologi

inseminasi di mana Kabupaten Blora mempunyai UPTD Perbibitan Ternak yang kegiatan

operasional utamanya untuk saat ini adalah produksi semen beku. Peran UPTD Perbibitan

Ternak diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi ternak sapi potong sebagai bahan

pangan asal hewan untuk mendukung pengamanan kebutuhan pangan nasional. Peningkatan

terhadap bibit ternak yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan kualitas ternak sapi yang

ada dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani ternak di Kabupaten

Blora khususnya dan nasional pada umumnya.

B. Landasan Hukum

Dasar Hukum Perubahan APBD Tahun 2020 pada Kegiatan Penyusunan Perencanaan

Pembangunan Bidang Pertanian. Kabupaten Blora merupakan populasi ternak sapi potong

tertinggi di Jawa Tengah pada tahun 2018 sebanyak 247.429 ekor, terjadi kenaikan di Tahun

2019 menjadi 255.688 ekor, diharapkan dengan adanya UPTD Perbibitan Ternak Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora dapat memenuhi kebutuhan Bull lokal, sedangkan

kultur sosial masyarakat sebagian besar petani ternak besar dan kecil yang sangat berpotensi

untuk berkembang di Kabupaten Blora. Disisi lain permintaan layanan Inseminasi Buatan

sangat tinggi, dengan pelayanan dan pemenuhan masih terbatas. Semen Beku produk Balai

Page 5: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

2

Inseminasi Buatan belum ber-Standart Nasional Indonesia sehingga belum dapat dimanfaatkan

secara optimal.

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya Kegiatan Evaluasi Manajemen Dan Produk UPTD

Perbibitan Ternak Dalam Rangka Peningkatan Kompetensi SDM Terkait Untuk Menghasilkan

Semen Beku Berkualitas di UPTD Perbibitan Ternak Di Kabupaten Blora adalah untuk

meningkatkan mutu semen beku yang dihasilkan, yang pada gilirannya akan menghasilkan

semen beku ber SNI.

D. Ruang Lingkup

Kegiatan Evaluasi Manajemen Dan Produk UPTD Perbibitan Ternak Blora Dalam

Rangka Peningkatan Kompetensi Sdm Terkait Untuk Menghasilkan Semen Beku Berkualitas

di UPTD Perbibitan Ternak Di Kabupaten Blora Tahun Anggaran Perubahan APBD 2020.

E. Hasil Yang Diharapkan

Hasil dari kegiatan ini diharapkan ada peningkatan kompetensi SDM mengenai

produksi semen beku dan perbaikan manajemen pengelolaan UPTD Perbibitan Ternak Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora menuju Semen Beku ber-Standar Nasional

Indonesia.

F. Sistematika Laporan

Laporan ini berisi latar belakang, pelaksanaan kegiatan, hasil evaluasi, kesimpulan dan

saran, lampiran.

Page 6: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

3

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

A. Kondisi Geografis

Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif berada di ujung

timur Jawa Tengah berbatasan dengan Jawa Timur dengan luas wilayah sebesar

195.582.074 km² atau 195.582.074 ha (5,59 persen dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah).

Letak astronomis Kabupaten Blora berada di antara 111°016' s/d 111°338' Bujur Timur dan

diantara 6°528' s/d 7°248' Lintang Selatan.

Adapun batas daerah Kabupaten Blora, yaitu:

1. sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Grobogan

2. sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pati dan kabupaten Rembang

3. sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi Provinisi Jawa Timur

4. sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Tuban Provinsi

Jawa Timur

Secara geografis, kabupaten Blora tidak berbatasan dengan pantai dan masih menjadi

bagian wilayah utara Pulau Jawa. Kabupaten Blora berada di rangkaian perbukitan kapur yakni

Pegunungan Kendeng Utara dan Pegunungan Kendeng Selatan yang sejajar membentang dari

barat ke timur. Kabupaten Blora dilalui 2 (dua) sungai utama, yaitu Sungai Bengawan Solo dan

Sungai Lusi.

Wilayah kabupaten Blora terdiri atas daratan rendah dan perbukitan dengan ketinggian

antara 25-50 meter dpl, dengan ketinggian terendah berada di Kecamatan Cepu dan tertinggi

berada di Kecamatan Todanan. bentuk topografi wilayah berupa dataran, perbukitan

pegunungan, lembah dan gunung dengan kemiringan antara 0% hinga >40% (datar sampai

Page 7: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

4

dengan sangat curam). Topografi wilayah kabupaten Blora secara umum terbagi 3 (tiga)

kategori ketinggian lahan, sebagai berikut:

1. Ketinggian lahan antara 0-40 meter dpl, berada di 3 kecamatan yaitu: Kradenan,

Kedungtuban dan Cepu

2. Ketinggian lahan antara 41-100 meter dpl, berada di 15 kecamatan yaitu: Jati,

Randublatung, Kradenan, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, Blora,

Banjarejo, Tunjungan, Japah, Ngawen, Kunduran dan Todanan.

3. Ketinggian lahan lebih dari 100 meter dpl, berada di 14 kecamatan yaitu: jati,

Randublatung, Kradenan, Kedungtuban, Sambong, Jiken, Jepon, Blora, banjarejo,

Tunjungan, Japah, Ngawen, Kunduran dan Todanan.

B. Potensi Pengembangan Wilayah dan Kondisi Perekonomian

Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Blora meliputi potensi penduduk dan

tenaga kerja, sosial, industri dan energi, perdagangan, perhubungan dan komunikasi, keuangan,

dan pertanian. Sektor pertanian meliputi pertanian tananman pangan, perkebunan, perikanan,

kehutanan, dan peternakan. Sektor pertanian yang membawahi bidang peternakan masih

menjadi tumpuan oleh masyarakat menengah kebawah di Kabupaten Blora karena banyak

masyarakat menengah kebawah yang memelihara ternak untuk dijadikan usaha sampingan. Hal

ini sesuai dengan hasil sensus Badan Pusat Statistik yang menunjukkan sektor pertanian

menduduki peringkat kedua dalam Produk Domestik Bruto Regional (PDRB) sebanyak

21,82% atau Rp. 5.667.300.000. Ada tiga jenis ternak yang diusahakan di Kabupaten Blora

adalah ternak besar (sapi dan kerbau), ternak kecil (kambing dan domba) dan unggas. Sapi

potong merupakan jenis ternak besar terbanyak di Kabupaten Blora yang tercatat sebanyak

222.718 ekor. Akan tetapi usaha bidang peternakan masih dikelola secara konvensional oleh

masyarakat. Sektor peternakan akan berpotensi menjadi sektor andalan masyarakat Kabupaten

Blora dalam meningkatkan ekonomi apabila dikembangkan dengan memanfaatkan

penggunaan teknologi dan pengelolaaan peternakan yang terintegrasi. Penggunaan teknologi

khususnya teknologi reproduksi akan meningkatkan mutu genetik sapi sehingga kualitas sapi

akan meningkat. Apabila terjadi peningkatan mutu kualitas sapi secara otomatis akan

meningkatkan harga sapi yang ujung-ujungnya akan meningkatkan ekonomi masyarakat

Kabupaten Blora.

Page 8: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

5

C. Kondisi Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Blora dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan.

Pada tahun 2015 sebanyak 852.088 jiwa, 2016 sebanyak 855.620 jiwa, tahun 2017 sebanyak

859.003 jiwa, tahun 2018 sebanyak 862.301 jiwa, tahun 2019 sebanyak 865.119 jiwa, tahun

2020 sebanyak 867.909 jiwa. Jumlah penduduk miskin selama 9 tahun terakhir terjadi

penurunan. Pada tahun 2015 sebanyak 13,52 %, pada tahun 2016 sebanyak 13,33 %, pada tahun

2017 sebanyak 13,04 %, pada tahun 2018 sebanyak 11,90%, pada tahun 2019 sebanyak 11,32%

dari total penduduk Kabupaten Blora.

Page 9: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

6

D. Kondisi-Kondisi Perbibitan Sapi di UPTD Perbibitan Ternak Blora

Biosekuriti

Gudang peralatan

Page 10: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

7

Gudang pakan

Tempat penurunan Bull

Page 11: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

8

Kandang karantina

Kandang Bull

Page 12: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

9

Gedung kantor dan laboratorium

Kandang koleksi semen

Page 13: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

10

Lahan HPT

Page 14: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

11

Bull:

Page 15: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

12

Page 16: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

13

Page 17: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

14

Page 18: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

15

DATA BULL (PEJANTAN) UPTD PERBIBITAN TERNAK DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. BLORA

NO

NAMA BULL

EARTAG

SILSILAH VOLUME

HASIL KOLEKSI

HASIL PEMERIKSAAN TANGGAL LAHIR

MULAI PRODUKSI

PRODUKSI PER

EJAKULAT

PTM

BAPAK/SIRE INDUK/DAM

MAKROSKOPIS

MIKROSKOPIS

1 MILTON VIEW HILAL (SIMENTAL)

61189

MILTON VIEW DRUMMER / MJJ P D 506

MILTON VIEW EVE / MJJ P E 608

- - - 30 AGUSTUS

2011

0 0 -

2 GLENVIEW SALAKO (LIMOUSIN)

81192

DRY CREEK CHEVALIER (HP) (PU) / DRYTC212

GLENVIEW POLLED EFFIE //4949/80980

5-8 mL

WARNA: PUTIH SUSU,

KONSISTENSI: AGAK

ENCER

MOTILILAS: 65-70%,

KONSENTRASI: 700 - 1.200 X

10 ⁶

22 SEPTEMBE

R 2011

2013 150-200

50

3 TIONI PRINCE (SIMENTAL)

61060

MILKY WAY MR. MAGOO / AYGPN075

MILKY WAY TIONI // D125 /531 /60848

7-12 mL

WARNA: PUTIH SUSU,

KONSISTENSI:

KENTAL

MOTILILAS: 70-80%,

KONSENTRASI:

1000 - 2000 X 10

03 APRIL 2010

2013 200-300

50

4 GUNDALA (SIMMENTAL)

61819

PHS POLLED WORLD 14W

DIVA/0018

2.5 - 5 mL

WARNA: PUTIH SUSU,

KONSISTENSI :

KENTAL

MOTILITAS 40-60

%, 2586 X 10 ⁶

14 04 2018 0 200-300

-

5 SPRUCE CRKS (LIMOUSIN)

818209

200LM0304/ANCHOR B URBAN LEGEND

815167 - - - 08 05 2018 0 0 -

Page 19: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

16

6 KEN WHITE (BRAHMAN)

40871

BR KEN 076M KENROL

EMPEROR MANSO

BR KEN 0416 F

KENROL 01416

- - - 01 12 2017 0 0 -

7 BASUDEWO 1 (PO)

21214

- - - - - - 0 0 -

8 BASUDEWO 2 (PO)

21314

- - - - - - 0 0 -

9 ERAWAN (LIMOUSIN)

81619

ELLIOT 7087 - - - 13 11 2016 0 0 -

Peralatan Laboratorium:

Cold Handling Cabinet

Page 20: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

17

Waterbath

Mikroskop + layar monitor

Page 21: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

18

Spektrofotometer

Manual Feeling sealing

Page 22: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

19

Oven sterilisation

UV Sterilitation

Page 23: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

20

Container Depo dan N2

Page 24: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

21

Manual printing straw

Page 25: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

22

Autoclave

Page 26: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

23

Stereofom Box

Page 27: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

24

Frezer

Page 28: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

25

Kegiatan Pemrosesan Semen Beku:

Persiapan Bull sebelum diambil semennya

Proses pencampuran semen dan bahan pengencer

Page 29: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

26

Pengamatan mikroskopis (uji kelayakan semen untuk proses selanjutnya

Proses sealling dan felling

Page 30: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

27

Ekuilibrasi

Frezing

Page 31: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

28

Penyimpanan

Page 32: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

29

BAB III KONSEP DAN DEFINISI

A. Konsep Evaluasi Manajemen dan Produk UPTD Perbibitan Ternak Blora dalam

Rangka Peningkatan Kompetensi SDM di UPTD

1. Perbaikan tata kelola SDM

2. Perbaikan sarana dan prasarana

3. Perbaikan manajemen Bull, manajemen produksi/laboratorium, manajemen pemasaran,

manajemen pelaporan, manajemen pengembangan.

4. Sertifikasi status UPTD Perbibitan Ternak Blora dan produk semen beku SNI.

Evaluasi manajemen dan produk UPTD Perbibitan Ternak Blora dilaksanakan secara

daring. Kondisi pandemi menyebabkan tidak dimungkinkannya pelaksanaan peninjauan proses

manajemen produksi semen beku secara langsung di UPTD Perbibitan Ternak Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora. Pihak pertama mengirimkan data berupa foto dan

narasi untuk dilakukan evaluasi oleh pihak kedua. Selanjutnya pemaparan materi oleh

narasumber dari pihak kedua dilakukan secara daring menggunakan aplikasi video conference

umum. Konfirmasi dan tanya jawab mengenai manajemen dan produk semen beku dilakukan

pada sesi diskusi. Perbaikan SDM meliputi jumlah sesuai dengan kebutuhan, SOP, dan evaluasi

kinerja SDM. Perbaikan manajemen sarana dan prasarana dengan pendataan sarana prasarana,

mengevaluasi kualitas sarana prasarana, mengembangkan sarana prasarana sesuai dengan

kebutuhan. Perbaikan manajemen bull dan produksi dengan melakukan evaluasi dan

menganalisis untuk perbaikan dan pengembangan produksi. Perbaikan manajemen pemasaran

dengan bekerjasama dengan stakeholder/konsumen, lembaga terkait, untuk memperluas

pemasaran semen beku.

B. Definisi Evaluasi Manajemen dan Produk UPTD Ternak dalam Rangka

Peningkatan Kompetensi SDM di UPTD

Manajemen yang dimaksud dalam kegiatan ini meliputi manajemen bull, koleksi

semen, evaluasi semen, processing dan handling semen, sedangkan produk yang dimaksud

adalah semen beku. Pihak pertama selaku pemangku kepentingan dan sekaligus sasaran

evaluasi adalah UPTD Perbibitan Ternak Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora,

sedangkan pihak kedua selaku evaluator dan sekaligus tenaga ahli sebagai narasumber adalah

staff dosen Departemen Reproduksi dan Obstetri, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas

Gadjah Mada.

Page 33: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

30

BAB IV ANALISIS POTENSI, PERMASALAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN

DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI SDM TERKAIT UNTUK

MENGHASILKAN SEMEN BEKU BERKUALITAS

A. Analisis Potensi

UPTD Perbibitan Ternak Blora di bawah naungan Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Blora sampai saat ini memiliki potensi antara lain:

a. Luas lahan 3,5 Ha (bangunan gedung dan lahan Hijauan Pakan Ternak)

b. Sapi pejantan (bull) sejumlah 9 ekor terdiri dari 3 ekor simmental, 3 limousin, 2 ekor

Peranakan Ongole dan 1 Brahman.

c. Sarana biosekuriti

d. Bangunan kandang untuk pejantan dengan kapsitas 7 ekor

e. Kandang karantina untuk kapasitas 2 ekor

f. Kandang untuk koleksi semen

g. Gudang pakan 1 unit

h. Gudang peralatan 1 unit

i. Gedung kantor dan laboratorium sederhana

j. Lahan Hijauan Pakan Ternak 2.5 Ha (belum dimanfaatkan semua)

k. Sumber Daya Manusia yang ada:

1. Kepala UPT : 1 orang

2. Ka. TU UPT : 1 orang

3. Petugas laboratorium : 2 orang

4. Petugas kandang : 2 orang

5. Petugas Kebersihan : 1 orang

l. Peralatan Laboratorium

1. 1 paket peralatan koleksi semen

2. 1 unit peralatan pengujian kualitas semen

3. 1 paket peralatan prosesing semen beku

4. 1 kontainer depo semen beku

5. 2 kontainer portable N2 kapasitas 42 L

6. 1 unit peralatan sterilisasi peralatan laboratorium

m. Potensi produksi semen beku yang dapat dihasilkan:

1 x proses = 250 – 500

Bull 9 ekor = 2250 - 4500 dosis

Seminggu 2 x proses = 4500 - 9000

Page 34: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

31

Sebulan = 18.000 – 36.000 dosis straw/bulan

Dengan asumsi harga straw Rp.7.000,-/dosis

Maka sebulan = Rp. 126.000.000,00 – Rp. 252.000.000,00/bulan

Potensi pendapatan selama 1 tahun produksi =

= 12 x (Rp. 126.000.000,00 – Rp. 252.000.000,00)

= Rp. 1.512.000.000,00 – Rp. 3.024.000.000,00

B. Analisis Permasalahan

Manajemen bull:

1. Pemeliharaan bull belum efisien, dari sembilan bull hanya 3 yang bisa berproduksi, bull

yang lain hanya menjadi beban UPTD.

2. Kapasitas kandang yang ada kurang memadai jika dibandingkan dengan jumlah Bull,

sebagian menggunakan kandang karantina.

3. Sarana exercise untuk Bull kurang memadai, padahal pejantan membutuhkan exercise

secara rutin untuk meningkatkan performanya.

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi belum sesuai dengan standar.

5. Belum ada analisis pakan.

6. Pakan merupakan aspek penting dalam manajemen Bull terutama pakan hijauan.

Ketersediaan lahan hijauan pakan ternak (HPT) seluas 2,5 ha cukup memadai, namun

belum dioptimalkannya keseluruhan lahan menjadi masalah tersendiri, terlebih lagi

jumlah bull yang ada di UPTD cukup banyak. Lahan HPT ideal untuk satu ekor sapi

dewasa adalah 0,2 ha, dengan asumsi satu ekor sapi dewasa dapat menghabiskan 35 kg

rumput sehari.

7. Belum ada SOP manajemen Bull secara detail.

Koleksi semen:

1. Minimnya jumlah dan kualifikasi SDM yang ada.

2. Bull master jumlahnya kurang sehingga kurang intens dalam mengenal karakter

masing-masing Bull.

3. Pengecekan peralatan pada saat koleksi semen belum dilakukan dengan baik sesuai

SOP.

4. Peningkatan kompetensi bull master dan operator koleksi semen belum difasilitasi.

Page 35: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

32

Evaluasi semen:

1. Evaluasi terhadap semen beku oleh pihak independen belum dilakukan secara rutin dan

berkala.

2. SOP untuk evaluasi semen belum ada.

3. Pencatatan atau recording dan evaluasi terhadap hasil pemeriksaan semen beku belum

dilakukan.

4. Volume ejakulat yang dihasilkan belum semuanya optimal.

Processing dan Handling semen:

1. SOP processing dan handling semen beku belum ada.

2. Sarana dan prasarana processing dan handling semen hanya punya 1 paket dan kurang

mutakhir.

Evaluasi Semen Beku di Lapangan:

1. Evaluasi hasil IB di lapangan belum ada (pregnancy rate, calving rate, calving interval,

S/C)

2. Evaluasi kualitas progeny dari anak yang dihasilkan belum dilakukan.

C. Analisis Peluang

1. Kebutuhan semen beku selalu meningkat setiap tahun.

2. Keinginan dan dukungan inseminator baik sehingga dapat menjadi peluang untuk bekerja

sama dengan UPTD di lapangan.

3. Dukungan dari Pemda Kabupaten Blora sangat baik sehingga memberikan kesempatan

untuk meningkatkan kualitas SDM, sarana prasarana, dan pengembangan UPTD menuju

SNI.

4. Semakin mudahnya komunikasi melalui teknologi IT sehingga memudahkan komunikasi

dari UPTD ke stakeholder dan Lembaga terkait.

5. Perluasan lahan dimungkinkan untuk pengembangan HPT yang dapat mendukung

kebutuhan bull.

6. Kesempatan untuk ikut dalam program pemerintah yang membutuhkan semen beku dalam

jumlah besar di masa depan.

D. Analisis Tantangan

1. Tuntutan dari konsumen/stakeholder akan semen beku yang berkualitas.

Page 36: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

33

2. Tuntutan semen beku yang dihasilkan harus berstandar SNI.

3. Tuntutan kinerja dan kompetensi SDM untuk memenuhi target dari pemda.

4. Potensi Pendapatan Asli Daerah melalui penjualan semen beku, tetapi perlu didukung

payung hukum.

Page 37: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

34

BAB V METODOLOGI

A. Metodologi Evaluasi

Dalam pelaksanaan kegiatan ini maka perlu membentuk beberapa tim dan petugas

pelaksana kegiatan antara lain:

1. koordinasi dan sosialisasi kegiatan

2. penyiapan bahan-bahan materi untuk workshop

3. penyiapan data bull dan fasilitas UPTD Perbibitan ternak Blora

4. membuat video/foto koleksi semen dan prosesing semen

5. penyiapan data kualitas semen segar dan beku

6. analisis semua data dan video/foto

7. pembuatan laporan hasil kajian

Page 38: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

35

BAB VI. HASIL EVALUASI

A. Mananjemen dan Kesehatan Bull

a. Manajemen bull belum optimal dalam hal manajemen nutrisi, kesehatan, manajemen

produksi, dan tingkat efisiensi dan produktifitasnya masih rendah.

b. Kualitas SDM di bagian manajemen bull belum direncanakan untuk peningkatan

kualitas secara baik.

c. Sarana dan prasarana pemeliharaan bull masih belum optimal.

d. Lahan HPT masih belum optimal untuk mendukung kebutuhan pakan bagi bull.

e. Bull yang tidak produktif belum dikeluarkan dari UPTD

B. Produksi dan Evaluasi Semen Beku

a. Produksi ejakulat dari bull masih rendah

b. Kualitas ejakulat secara mikroskopik belum optimal

c. Peralatan produksi dan evaluasi semen kurang mutakhir

d. Sistem recording dari hasil evaluasi belum optimal memanfaatkan teknologi IT

e. Belum ada evaluasi kualitas semen beku di lapangan setelah di-IB-kan sehingga

analisis pengembangan belum dapat dilakukan dengan baik

C. Identifikasi Persiapan menuju SNI

a. Dokumen persyaratan pengajuan SNI belum lengkap.

b. Manajemen dan SDM belum disiapkan secara khusus untuk menuju SNI

Page 39: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

36

BAB VII. STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM

PENINGKATAN SEMEN BEKU BERKUALITAS MENUJU SNI

A. Manajemen Bull

1. Ada sistem seleksi bull yang produktif dan tidak produktif diikuti Langkah pengeluaran

dan pergantian bull baru untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas bull.

2. Peningkatan kualitas bahan pakan dengan menambah jumlah lahan hijauan dan

menganalisis pakan yang ada sehingga dapat direncanakan penambahan kualitas nutrisi

bull.

3. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana meliputi perkandangan, tempat koleksi, lahan

exercise, dan peralatan lain yang lebih modern/mutakhir.

4. Peningkatan kualitas SDM yang bertanggung jawab untuk manajemen bull perlu dilakukan

secara terencana dan berkesinambungan.

5. Perlunya padang exercise yang cukup untuk menjaga keseimbangan hormon reproduksi,

tempramen, stress, kualitas daging, dan kesehatan.

6. Bull yang memiliki sifat sulit dijinakkan dan libido rendah disarankan untuk diganti

sehingga memudahkan dalam koleksi semen dan efesien secara ekonomi.

7. Dilakukan pergantian teaser secara berkala untuk menghindarin kebosanan mating sapi

bull.

8. Perlunya kandang isolasi untuk bull yang sakit untuk menghindari penularan penyakit

infeksius dan mempercepat proses kesembuhan.

9. Memastikan alat dilakukan sterilisasi sebelum koleksi semen.

10. Kandang koleksi semen perlu diberi alas supaya tidak licin.

11. Pemberian vitamin sebulan sekali, kontrol ektoparasit dua minggu sekali, surveillance

penyakit 6 bulan sekali bekerjsama dengan Balai Veteriner untuk mencegah penyakit

PHMS .

12. Foot triming dilakukan secara berkala seminggu sekali untuk menjaga Kesehatan kuku

dan kaki, mengingat banyak penyakit lameness.

13. Recording sapi bull per individu dilakukan update setiap hari sehingga mendeteksi

secara dini apabila ada penyakit pada sapi bull.

B. Produksi dan Kualitas Semen

1. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana prosesing dan penyimpanan semen beku dan

evaluasi semen.

2. Peningkatan kualitas SDM perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan.

Page 40: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

37

3. Sistem recording hasil evaluasi ejakulat hingga semen beku perlu ditingkatkan

penggunaan IT secara lebih optimal.

4. Evaluasi ejakulat segar secara makroskopik dan mikroskopik. Evaluasi makroskopik

meliputi volume, bau, dan konsistensi berawarna krem. Evaluasi mikroskopik meliputi

konsentrasi sperma 1.000-2.000 juta/ml, motilitas sperma meliputi gerakan masa dan

gerakan individu, dan viabilitas.

5. Motilitas sperma Gerakan masa dengan nilai +++ atau sangat baik mengguakan

mikroskop 10x10. Ciri-ciri Gerakan masa +++ atau sangat baik yaitu terlihat

gelombang-gelombang besar, gelap, tebal, aktif, seperti awan tebal dan bergerak cepat.

6. Motilitas Gerakan individu yang bagus yaitu gerakannya progresif kedepan minimal 70

%.

7. Vagina buatan, elektroejukalator, dan pelumas alat bebas dari kontaminasi

mikrooorganisme pathogen.

8. Hindari shaking saat membawa ejakulat segar dari lokasi koleksi ke laboratorium, sinar

matahari langsung, kontaminan alkohol, kontaminan air yang dihasilkan dari uap di

bagian dalam vagina buatan untuk menjaga kualitas ejakulat segar.

9. Membuat catatan tentang keadan umum meliputi volume, konsentrasi, motilitas, warna,

kekentalan dan bau secara berkala setiap harinya.

10. Membuat catatan tentang pemeriksaan detail meliputi hidup mati, abnormal, penentuan

tingkat metabolism, dan uji resistensi sepermatozoa secara berkala.

11. Standar SNI semen beku untuk Inseminasi Buatan (IB) yaitu konsentrasi 25 juta/straw,

motilitas ≥ 40%, dan sperma hidup ≥ 50%.

12. Untuk memprediksi potensi fertilitas semen perlu analisis terhadap: motilitas,

mitokondria aktif, memban akrosom utuh, reseptor yang berikatan zona pelusida dan

oolemma, membrane plasma, nukleus.

13. SNI semen beku meliputi semen beku, pejantan unggul, pengencer semen, motilitas

spermatozoa, presentase mobilitas spermatozoa, petigas pemeriksa semen beku.

14. Pembekuan semen menyebabkan dehidrasi sperma dan pembentukan kristal es,

sehinhha perlu krioprotektan yang tepat.

15. Syarat pejantan meliputi umur, genetik (silsilah keturunan), kondisi badan (tidak ada

catcat rtubuh, berat badan ideal) dan libido (mengusu waktu reaksi mengawini betina

atau teaser).

16. Langkah Langkah kriopreservasi semen yaitu koleksi semen simpan semen suhu 30

C Sebagian tambah extender simpan suhu 30 C selama 30 menit 2 jam

Page 41: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

38

menurunkan suhu 30 C menjadi 5 C dengan penambahan gliserol bertahap dikemas

kedalam straw penutunan suhu bertahap dari -15 C ke -150 C ke -196 C.

17. Komposisi pengencer meliputi jenis pengencer (egg yolk-sitrat, homogenized whole

milk, fresh & dried skim milk, coconut milk, Tris aminomethane), buffer (sitrat,

phospat, tris), krioprotektan (egg yolk, skim milk, DMSO, gliserol), antibiotk

(penicillin, streptomycin, polymyxin B).

18. Yang harus diperhatikan dalam penggunaan krioprotektan yaitu contoh bahan, suhu

penggunaan, komposisi, kandungan, penyimpanan.

19. Melakukan evaluasi uji performans sapi potong meliputi identitas ternak, pengukuran

panjang badan, tinggi gumba, lingkar badan, penimbangan berat badan, berat lahirm

berat sapih,berat setahun, berat dua tahun, pengamatan warna rambut, bentuk rangka,

bentuk kepala, bentuk kaki, bentuk kuku, bentuk skrotum, dan kelainan secara kasat

mata.

20. Membuat SOP perawatan sumber pejantan, pemberian pakan pejantan prosesing semen

beku, penampungan semen, pemeriksaan semen segar, pengeneran pengemasan (teknis

printing, filling, dan sealing), pembekuan (teknis persiapan freezing dan freezing,

penyimpanan semen beku.

21. Hal-hal yang perlu diperhartikan meliputi: penanganan semen beku, kebersihan

(legeartis) dalam pelayanan, sapi betina layak IB, waktu optimum saat IB, kontrol dosis

di suatu daerah.

22. Penanganan semen beku perlu memperhatikan penyediaan container, pinset/forcep

panjang, gun IB, gunting, plastic sheet, nitrogen cair, seragam/pakaian IB.

23. Kebersihan (legeartis) dalam pelayanan perlu memperhatikan titik kritis seperti thawing

25-30 C, membersihkan dan mencuci bagian vulva.

24. Waktu optimum saat IB 10-12 jam setelah menunjukkan awal estrus.

25. Membuat catatan dan evaluasi distribusi straw sapi di suatu wilayah.

26. Evaluasi hasil IB di lapangan meliputi conception rate, pregnancy rate, S/C, dll.

C. Persiapan Menuju SNI

Persyaratan dasar yang harus dipenuhi saat mengajukan permohonan sertifikasi,

bahwa UPTD Perbibitan Ternak Blora telah:

1. Menerapkan pedoman pembibitan ternak yang baik dalam usaha produksinya;

2. Menerapkan sistem manajemen dalam produksi benih/bibit; dan

3. Menghasilkan produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).

Page 42: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

39

4. Sumber daya manusia (personil) yang kompeten

Persyaratan dasar tersebut dilengkapi dengan bukti dokumen sertikat yang

menunjukkan bukti telah melakukan:

1. Sertifikasi Sistem Manajemen, berdasarkan SNI ISO (9001, 14001, 22000,

HACCP,dll)

2. Sertifikasi Produk, berdasarkan SNI (contoh SNI 4869-1:2017 Semen Beku Sapi)

3. Sertifikasi bibit ternak berdasar SNI (SNI 7651.5:2015)

4. Personel, yaitu sertifikasi terhadap kompetensi personel (SKKNI 2015-304)

Jika bukti dokumen sertifikat belum terpenuhi maka persyaratan dokumen untuk

mengajukan Semen Beku ber SNI, Bibit Ternak ber SNI, system manajemen ber SNI dan

sertifikat kompetensi petugas adalah sebagai berikut:

a. Persyaratan

Setelah memenuhi persyaratan awal tersebut yaitu menerapkan pedoman pembibitan

ternak yang baik dalam usaha produksinya, menerapkan sistem manajemen dalam produksi

benih/bibit, menghasilkan produk sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sumber daya

manusia (personil) yang kompeten, selanjutnya adalah mengajukan surat permohonan

sertifikasi kepada LSPro Benih dan Bibit Ternak, dengan melampirkan :

1. Foto copy KTP pemohon;

2. Fotocopy NPWP pemohon;

3. Legalitas Pendirian;

4. Legalitas Perizinan Usaha;

5. Dokumen Normatif Sistem Manajemen Produksi;

6. Data Teknis Produk yang Diajukan;

7. Salinan Sertifikat/Surat Keterangan Kesehatan Hewan atas Produk; dan

8. Salinan Sertifikat Sistem Manajemen (jika ada).

9. Perjanjian Kerjasama Sertifikasi

b. Dokumen yang diunggah

1. Formulir pendaftaran Link: Formulir pendaftaran

2. Surat perjanjian Kegiatan Sertifikasi link: Surat Perjanjian Kegiatan Sertifikasi

3. Data teknis, pilih yang sesuai Link: Data Teknis

Page 43: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

40

4. Skema sertifikasi,

a. SNI 4869-1:2017: Semen beku – Bagian 1: Sapi

b. SNI 7651.5.2015: Bibit Sapi Potong

5. Ruang lingkup SNI ber sertifikasi:

1. Link: SNI 7651.5.2015 Bibit sapi potong bagian 5 . Peranakan ongol.pdf

2. SNI 4869-1:2017: Semen beku – Bagian 1: Sapi

c. Dokumen yang disiapkan untuk mendapat Semen Beku ber SNI

1). Kelengkapan Standar Operasional Prosedur dan Data Pejantan

1. SOP Perawatan sumber benih (pejantan)

2. SOP Pemberian pakan pejantan

3. SOP Prosesing semen beku, mencakup:

a. SOP Penampungan semen

b. SOP Pemeriksaan semen segar,

c. SOP Pengenceran semen

d. SOP Pengemasan (Teknis printing, sealing dan filling)

e. SOP Pembekuan (Teknis persiapan freezing dan freezing)

f. SOP Penyimpanan semen beku

4. Data produksi pejantan

5. Data kualitas dan kuantitas semen

6. Data ketelusuran produksi /anakan yang dihasilkan dari hasil Uji Performan.

2). Petugas Pelaksana

Setiap petugas yang melakukan kegiatan manajemen semen beku, mulai dari

penyiapan sumber benih sampai penyimpanan semen beku harus mempunyai kopetensi

dibidangnya yang ditunjukkan dengan bukti sertifikat kopetensi. Petugas harus

kompeten dalam hal melakukan perawatan sumber benih, mengelola pemberian pakan

sumber benih, menilai performa sumber benih, mengelola penampungan semen,

melakukan pemeriksaan semen segar, memproses semen cair menjadi semen beku,

menyimpan semen beku dalam container, mengukur kinerja ternak, membuat identitas

ternak, melakukan recording performa ternak, melakukan pemeriksaan ternak , dan

menetapkan bibit ternak

3). Laboratorium prosesing semen beku

Page 44: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

41

Untuk Semen Beku menggunakan Laboratorium yang telah terakreditasi

17025:2008 dan telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan LSPro Benih dan

Bibit Ternak.

d. Dokumen yang disiapkan untuk mendapatkan bibit ternak sapi potong peranakan

ongole ber SNI 7651.5:2015

Kelengkapan dokumen Standar Prosedur Pelaksaan adalah sbb;

1. SOP Prosedur penanganan kesehatan

2. SOP Prosedur vaksinasi

3. SOP Prosedur uji performa

4. SOP Pencatatan per rumpun: silsilah, bobot badan dan ukuran tubuh (lahir, sapih,

setahun, 18 bulan, 24 bulan dan setiap tahun berikutnya).

5. SOP Prosedur penyediaan prasarana dan sarana

6. SOP Prosedur pola pemeliharaan

7. SOP Prosedur pelestarian lingkungan hidup

Page 45: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

42

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil telaah, evaluasi dan anlisis faktor-faktor yang terkait dengan

peningkatan produksi semen beku UPTD Perbibitan Ternak Blora maka kami menyimpulkan

hal-hal sebagai berikut:

1. UPTD Perbibitan Ternak Blora mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk

dikembangkan menjadi produsen semen beku yang berstandar SNI dan mampu

bersaing dengan produsen semen beku di Indonesia.

2. Dukungan berupa sarana prasarana, kebijakan, dan stakeholder akan mempercepat

proses perbaikan dan pengembangan produksi semen beku yang mampu

memberikan PAD kepada Pemda Blora

3. Kontribusi UPTD Perbibitan Ternak Blora dengan semen beku yang berkualitas akan

meningkatkan kualitas dan kuantitas populasi sapi di Blora khususnya dan di

Indonesia pada umumnya.

B. Rekomendasi

1. Peningkatan sarana dan prasarana UPTD Perbibitan Ternak Blora secara keseluruhan

didukung oleh kebijakan, pendanaan, aturan hukum yang mendukung peningkatan

kualitas semen beku UPTD Perbibitan Ternak Blora.

2. Peningkatan jumlah dan kualitas SDM UPTD Perbibitan Ternak Blora dengan sistem

perencanaan yang terstruktur dan berkesinambungan.

3. Peningkatan Kerjasama dan peran dari dinas terkait, stakeholder, dan Lembaga lain

yang mendukung aplikasi semen beku di lapangan.

4. Penyiapan dokumen persyaratan pengajuan standar SNI segera dilaksanakan.

Page 46: JUDUL: EVALUASI MANAJEMEN DAN PRODUK UPTD … · 2020. 11. 23. · BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografis Kabupaten Blora yang berslogan "Blora Mustika" Secara administratif

43

BAB IX Penutup

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

kegiatan workshop secara daring dalam rangka Evaluasi Manajemen dan Produk UPTD

Perbibitan Ternak Dalam Rangka Peningkatan Kompetensi SDM Terkait Untuk Menghasilkan

Semen Beku Berkualitas Di UPTD Perbibitan Ternak Di Kabupaten Blora dapat berjalan

dengan baik. Semoga dengan terselesaikannya buku evaluasi ini dapat menjadi pedoman

perbaikan dari berbagai aspek dapat digunakan oleh UPTD dalam program untuk

meningkatkan produk semen beku ber-Standar Nasional Indonesia. Kerjasama antara Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora sebagai leading sector kegiatan, BAPEDA sebagai

penentu kebijakan di Kabupaten Blora dan Universitas Gadjah Mada sebagai mitra semoga

akan terus berlanjut sampai tujuan program ini tercapai. Buku ini tidak lepas dari kekurangan

maka saran perbaikan akan selalu kami harapkan.