115
PENGARUH JUMLAH NASABAH, PENDAPATAN PEGADAIAN SYARIAH, DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT PENYALURAN GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PT PEGADAIAN PERIODE 2012-2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh ROSALIA 1113085000055 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2017 M

JUMLAH NASABAH, PENDAPATAN PEGADAIAN SYARIAH, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37156/1/ROSALIA... · Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH JUMLAH NASABAH, PENDAPATAN PEGADAIAN

SYARIAH, DAN INFLASI TERHADAP TINGKAT PENYALURAN

GADAI SYARIAH (RAHN) PADA PT PEGADAIAN PERIODE 2012-2016

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh ROSALIA

1113085000055

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2017 M

i

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini, Rabu 08 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Rosalia

2. NIM : 1113-085-0000-55

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian, dan

Inflasi Terhadap Tingkat Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)

pada PT Pegadaian Periode 2012 - 2016.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

Nama : Rosalia

Alamat : Jl. Bangka Raya Gg. Amal IV RT 003 RW 011 No.

42, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta

Selatan 12720

Telepon : 083871533039

Email : [email protected]

Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 07 Desember 1994

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

B. PENDIDIKAN FORMAL

Pendidikan Nama Lembaga Kota Tahun Masuk

Tahun Keluar

SD MI At-Taqwa Jakarta Selatan

2001 2007

SMP SMP Negeri 13 Jakarta Jakarta Selatan

2007 2010

SMA SMK Negeri 8 Jakarta Jakarta Selatan 2010 2013

Perguruan Tinggi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tangerang Selatan 2013 2017

C. PENGALAMAN ORGANISASI

Lembaga/ Institusi Tahun Anggota Rohis SMP Negeri 13 Jakarta 2007-2010 Anggota Karate Dojo 13 Jakarta 2007-2010 Anggota Rohis SMK Negeri 8 Jakarta 2010-2013 Anggota Karate Dojo 8 Jakarta 2011-2013 Anggota Ekstrakurikuler Mading SMKN 8 Jakarta 2010-2013 Staf Bidang Administrasi Umum UKM Bahasa-FLAT 2015-2016

vi

Koordinator Informasi dan Komunikasi HMJ Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2016

Sekretaris Bidang Administrasi Umum UKM Bahasa-FLAT

2016-2017

Kepala Biro Kesekretariatan DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017

D. KEMAMPUAN

• Mampu bekerja secara tim maupun individu

• Mampu mengoperasikan Microsoft Office (Word, Excel dan Powerpoint)

• Mampu berkomunikasi dengan baik

E. PENGALAMAN KERJA

• Praktik Kerja Lapangan di PT Novell Pharm (Juli-Agustus 2011)

• Praktik Kerja Lapangan di PT PKSS Jakarta (Januari-April 2012)

F. LATAR BELAKANG KELUARGA

Ayah : Riyanto

Tempat, Tanggal Lahir : 11 April 1967

Pendidikan Terakhir : SMA

Ibu : Sunarsi

Tempat, Tanggal Lahir : Wonogiri, 29 Oktober 1971

Pendidikan Terakhir : SD

vii

Abstract

The study aims to analyze the influence of The Number of Sharia Pawn’s

Customers, Business Revenue of Sharia Pawn, and The Inflation to Sharia Pawn (Rahn) in PT Pegadaian. The data used in this study in the data montly from January 2012 – December 2016. The study is using the method of analysis of the regression linear risks by using a computer program EViews 9.0, and was be helped by microsoft Excel 2013 and SPSS 23.0 program .

The result showed a partial The Number of Sharia Pawn’s Customers signficantly influences on Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.0007 < 0.05. Business Revenuesof Sharia Pawn signficantly influences on Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.0000 < 0.05. The Inflation significantly influences on Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.000 > 0.05.

The result showed that The Number of Sharia Pawn’s Customers, Business Revenues, and The Inflation, simultaneously or together have a significant influence on the Sharia Pawn (Rahn) with the sig. 0.000 <0.05.

Keyword: The Number of Sharia Pawn’s Customers, Business Revenues of Sharia Pawn, The Inflation, Sharia Pawn (Rahn)

viii

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian Periode 2012-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data bulanan dari Januari 2012- Desember 2016. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer Eviews 9.0, dibantu dengan Microsoft Excel 2013 dan SPSS 23.

Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial Jumlah Nasabah berpengaruh secara signifikan terhadap Penyaluran Gadai Syariah dengan nilai sig. 0.0007 < 0.05, Pendapatan Pegadaian Syariah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Gadai Syariah dengan nilai sig. 0.0000 < 0.05, Inflasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran Gadai Syariah dengan nilai sig. 0.0000 > 0.05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian dengan nilai sig. 0.0000 < 0.05.

Kata Kunci: Jumlah Nasabah, Pendapatan, Harga Emas, Inflasi, Gadai Syariah (Rahn).

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirobbil’alamiin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis dan menganugerahkan

kesehatan juga kemampuan berpikir sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada

Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menyebarkan ajaran Islam dari

zaman jahiliyyah hingga zaman terang benderang, semoga kita semua termasuk

umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut ilmu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat selesai

dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, saran, semangat, dan doa dari

orang-orang yang berada di sekeliling penulis selama proses penulisan ini

berlangsung. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta, Bapak Riyanto dan Ibu Sunarsi yang tak pernah bosan

mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala

kerja keras, dukungan, dan juga nasihatnya. Begitu pula untuk adik penulis,

Khoirudin yang bersedia direpotkan untuk urusan sosial media, tanpanya pasti

banyak info akademik yang tertinggal.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E., MBA. selaku Ketua Jurusan Perbankan

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Fitri Damayanti, S.E., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak

membantu penulis selama pencarian tema penulisan.

5. Ibu Erika Amelia, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan banyak motivasi selama menempuh pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Ahmad Zubaidi, MA., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan, saran, dan nasihat kepada penulis selama

proses penyelesaian penulisan skripsi ini.

x

7. PT Pegadaian yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sana sehingga penulis dapat menyelesaikan salah satu persyaratan

untuk mendapatkan gelar sarjana ini.

8. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membagikan

ilmunya, motivasi, nasihat, serta saran bagi penulis selama menuntut ilmu di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Sahabat sepermainan semenjak SMK, yaitu Gina Rusdina, Ani Mufidah, Ullya

Afifah, dan Vanya Lanovia. Terima kasih atas saran dan waktunya selama ini.

10. Sahabat seperjuangan skripsi, yaitu Agnes Dwi, Maretta Daniaty, Rani Fiawati,

dan Isty Puspita. Terima kasih telah menyempatkan banyak waktunya untuk

menjawab berbagai pertanyaan terkait skripsi ini.

11. Sahabat tersayang, TREIZE, yaitu Alif Waisal, Sovi Hizmi, Chandra

Duriyatin, Rossa Junia, Noer Syinta, Galenna Putri, Taufik Al-Hakim,

Nurlailie Zhafirah, Mulhimah Riyadoh, Dede Rahma, Sang Fajar, Deden

Rojani, Intan Qomariah, Umu Latifah, Arya Listio, Kurnia Nihaya, Ahma

Wirogo, Syifa Inayah, Nisa Anugerah, Shofwan Zuhdi, Mulpiyanti, dan

seluruh anak TREIZE yang tak dapat disebutkan. Kalian memiliki peran

masing-masing dalam penyelesaian penulisan skripsi ini dan terima kasih akan

semua itu.

12. Seluruh keluarga besar UKM Bahasa-FLAT, terima kasih atas segala hal

pembelajaran yang diberikan, juga untuk segala saran, motivasi, dan hiburan

selama penulis mengerjakan skripsi.

13. Sahabat selama perkuliahan, Firda Elfanisa, Erna Putri, Virly Indayani, Maretta

Daniaty, dan Dini Rizqiyanti yang tak pernah bosan memberikan motivasi,

dukungan, dan hiburan selama ini.

14. Seluruh mahasiswa Perbankan Syariah 2013, terkhusus PSY B 48 Squad terima

kasih telah berbagi ilmu dan membuat masa-masa perkuliahan menjadi penuh

warna.

15. KKN SIANIDA, Siska Nurita dan Ridha Delviana yang selalu mendengarkan

keluh kesah selama pra KKN hingga pasca KKN. Terima kasih pula kepada

Siti Kurniawati, Imam Qolyubi, Ahmad Muchtadibillah, M. Safuan, Erixa Nur,

xi

Moh. Mufid, M. Aziz, dan Cempaka Maulidya atas segala dukungan dan

semangat yang diberikan.

16. Biro Kesekretariatan DEMA FEB 2017, yaitu Anis Sholihah, Denny Arif, Reza

Nugraha, Annisa Dzahabiyah, Tati Erlina, serta Ayu Utari dan Handa

Nurhalizah. Terima Kasih telah menjadi tim yang tak henti memberikan

dukungan dan menjadi penghibur di kala sedang pusing mengerjakan skripsi

ini.

17. Seluruh pelanggan penulis di mana pun kalian berada. Terima kasih karena

adanya kalian, maka kegiatan pendanaan untuk penyelesaian skripsi ini pun

dapat berjalan dengan lancar.

18. Deni Prasetya, terima kasih telah banyak memberikan motivasi, nasihat, saran,

dan menjadi tempat berkeluh kesah selama ini. Terima kasih juga untuk Repita

Zahra yang menjadi teman berbagi dan saling menyemangati dalam

menyelesaikan skripsi juga tanggung jawab di organisasi masing-masing.

19. Kepada semua pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, namun memiliki

arti yang begitu mendalam bagi kehidupan penulis. Terima kasih karena telah

berusaha mengingatkan penulis di kala khilaf, menegur penulis di kala salah,

dan memberi semangat, dukungan, serta saran di kala benar-benar merasa

lelah. Kalian adalah yang terbaik yang pernah penulis temui dalam kehidupan

yang singkat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak

kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari berbagai pihak atas skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, Oktober 2017

Rosalia

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................ Error! Bookmark not defined. LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Error! Bookmark not defined. DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v

Abstract ................................................................................................................. vii Abstrak ................................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL................................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ............................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

1. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8 2. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11 A. Landasan Teori .............................................................................................. 11

1. Pegadaian Syariah ...................................................................................... 11 a. Definisi Pegadaian Syariah..................................................................... 11 a. Tujuan Pendirian Pegadaian Syariah ...................................................... 17

b. Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah ................. 18 c. Operasional Pegadaian Syariah .............................................................. 18

d. Produk Gadai Syariah ............................................................................. 20 2. Jumlah Nasabah ......................................................................................... 23

3. Pendapatan Pegadaian ................................................................................ 24 4. Inflasi.......................................................................................................... 25

a. Pengertian Inflasi .................................................................................... 25

xiii

b. Jenis-jenis Inflasi .................................................................................... 26 c. Penyebab Inflasi ..................................................................................... 27

d. Dampak Inflasi ....................................................................................... 28 B. Keterkaitan Variabel ...................................................................................... 29

1. Pengaruh Jumlah Nasabah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) .. 29 2. Pengaruh Pendapatan Pegadaian Syariah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) ................................................................................................... 30 3. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) .................. 32

C. Penelitian Sebelumnya ................................................................................... 33 D. Kerangka Berpikir.......................................................................................... 40

E. Hipotesis ........................................................................................................ 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 43 A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 43

B. Data Penelitian ............................................................................................... 43 C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 44

D. Metode Analisis Data..................................................................................... 45 1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 45

a. Uji Normalitas ........................................................................................ 45 b. Uji Multikolonieritas .............................................................................. 46

c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 46 d. Uji Autokorelasi ..................................................................................... 47

2. Pengujian Hipotesis .................................................................................... 48 a. Uji Parsial (t test) .................................................................................... 48

b. Uji Pengaruh Simultan (F Test) .............................................................. 49 c. Uji Koefisien Determinasi ...................................................................... 49

3. Persamaan Model Regresi .......................................................................... 50

E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................... 50 1. Variabel Dependen ..................................................................................... 50

2. Variabel Independen .................................................................................. 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 54

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 54 1. Sejarah Singkat Perusahaan ....................................................................... 54

xiv

2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 55 3. Perubahan Nama dan Status Pegadaian ..................................................... 56

4. Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero).................................................... 57 B. Deskripsi Data................................................................................................ 58

1. Jumlah Nasabah ......................................................................................... 58 2. Pendapatan Pegadaian Syariah ................................................................... 60

3. Inflasi.......................................................................................................... 61 4. Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) .............................................................. 63

C. Analisis dan Pembahasan............................................................................... 64 1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 65

a. Uji Normalitas ........................................................................................ 65 b. Uji Multikolonieritas .............................................................................. 66 c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................................... 67

d. Uji Autokorelasi ..................................................................................... 68 2. Uji Hipotesis............................................................................................... 69

a. Uji Parsial (T Test) ................................................................................. 69 b. Uji Pengaruh Simultan (F Test) .............................................................. 71

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................................. 72 3. Persamaan Model Regresi .......................................................................... 73

D. Interpretasi ..................................................................................................... 74 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 80

A. Kesimpulan .................................................................................................... 80 B. Saran .............................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Data Rahn dan Jumlah Nasabah PT Pegadaian Selama Periode 2007-

2016 ......................................................................................................................... 5

Tabel 2. 1 Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Syariah ............................. 18

Tabel 2. 2 Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 36

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian........................................................ 52

Tabel 4. 1 Data Jumlah Nasabah ........................................................................ 59

Tabel 4. 2 Data Pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian ................. 60

Tabel 4. 3 Data Inflasi ........................................................................................ 62

Tabel 4. 4 Data Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) ............................................ 63

Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................................... 67

Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White ............................... 67

Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 68

Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Diferensial .......................... 69

Tabel 4. 9 Hasil Uji t-Statistic ............................................................................ 70

Tabel 4. 10 Hasil Uji F-Statistic ........................................................................... 71

Tabel 4. 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 72

Tabel 4. 12 Hasil Estimasi Model Ordinary Least Square (OLS)........................ 73

xvi

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 40

Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 66

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian.................................................................................. 87

Lampiran 2: Data Penelitian Setelah Dilakukan Interpolasi ................................. 88

Lampiran 3: Data Penelitian (Ln) ......................................................................... 90

Lampiran 4: Uji Normalitas .................................................................................. 92

Lampiran 5: Uji Multikolonieritas ........................................................................ 93

Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 94

Lampiran 7: Uji Autokorelasi ............................................................................... 95

Lampiran 8: Hasil Regresi Ordinary Least Square (OLS) .................................... 96

Lampiran 9: Surat Penelitian ................................................................................. 97

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga keuangan menurut SK Menkeu RI No. 792/1990 adalah semua

badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa penghimpunan dan

penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi

perusahaan (Arthesa dan Handiman, 2006: 7). Di Indonesia sendiri, lembaga

keuangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu lembaga keuangan perbankan dan

lembaga keuangan bukan bank. Bank terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu

bank sentral, bank umum, dan bank perkreditan rakyat (BPR). Sementara lembaga

keuangan bukan bank yang saat ini mulai berkembang di Indonesia adalah

pegadaian, pegadaian syariah, pasar modal, pasar modal syariah, pasar uang,

koperasi simpan pinjam, BMT, leasing, asuransi, asuransi syariah, dana pensiun,

anjak piutang, modal ventura, dan lain sebagainya.

Tentunya ada perbedaan antara lembaga keuangan perbankan dengan

lembaga keuangan bukan bank. Perbedaan ini bukan hanya terletak pada bentuk

dan sasaran pembiayaannya saja, melainkan meliputi bentuk penghimpunan

dananya. Dalam hal penghimpunan dana, bank dapat menghimpun dana baik secara

langsung maupun secara tidak langsung dari masyarakat, sedangkan lembaga

keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun dana secara tidak langsung dari

masyarakat. Penghimpunan dana secara tidak langsung dari masyarakat ini seperti

melalui kertas berharga, bisa juga dari penyertaan dan pinjaman dari lembaga lain

(Budisantoso dan Triandaru, 2006: 5). Jadi, lembaga keuangan bukan bank tidak

2

melakukan penghimpunan dana secara langsung dari masyarakat yang berupa

tabungan, giro, dan deposito.

Saat ini mulai berkembang pula lembaga keuangan syariah yang memiliki

tugas dan fungsi yang sama dengan lembaga keuangan konvensional, namun pada

lembaga keuangan syariah tidak diperkenankan bagi lembaga keuangan

menerapkan transaksi yang di dalamnya terdapat riba atau bunga dalam praktiknya.

Dalam kegiatan sehari-hari, uang selalu saja dibutuhkan untuk membeli atau

membayar berbagai keperluan dan yang menjadi masalah terkadang kebutuhan

yang ingin dibeli tidak dapat dicukupi dengan uang yang dimilikinya. Kalau sudah

demikian, maka mau tidak mau kita mengurangi untuk membeli berbagai keperluan

yang dianggap tidak penting, namun untuk keperluan yang sangat penting terpaksa

harus dipenuhi dengan berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana

yang ada (Kasmir, 2009: 261)

Berdirinya lembaga keuangan bukan bank semakin memberikan

kemudahan masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah dalam

mendapatkan dana pinjaman. Salah satu lembaga tersebut adalah pegadaian yang

memiliki motto “mengatasi masalah tanpa masalah” yang berhasil disosialisasikan

oleh PT Pegadaian kepada masyarakat.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, Gadai

merupakan suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang

bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang atas

namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk

mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada orang-

3

orang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang

tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang

itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.

Berdasarkan pasal tersebut dapat kita ketahui bahwasanya masyarakat yang

pada umumnya berpenghasilan rendah dapat memperoleh pinjaman dari pegadaian

dengan menjaminkan barang bergerak yang dimilikinya dan apabila jangka waktu

perjanjian berakhir dan masyarakat yang berperan sebagai peminjam atau penerima

kredit tidak dapat melunasi pinjamannya, maka pihak pegadaian berhak untuk

menjual barang agunan secara lelang (Martono, 2010: 170).

Dengan usaha gadai, masyarakat tidak perlu takut kehilangan barang-barang

berharganya dan jumlah uang yang diinginkan dapat disesuaikan dengan harga

barang yang dijaminkan. Perusahaan yang menjalankan usaha gadai disebut

perusahaan pegadaian dan secara resmi satu-satunya usaha gadai di Indonesia

hanya dilakukan oleh Perum Pegadaian (Kasmir, 2009: 262).

Menurut Puspita dan Rahayu (2013: 148), Perum pegadaian merupakan

salah satu lembaga perkreditan yang memiliki tujuan khusus, yaitu sebagai lembaga

yang menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai untuk mencegah praktik

ijon, pegadaian gelap, riba, serta pinjaman tidak wajar lainnya. Perum pegadaian

merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan salah

satu sarana pemerintah dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan yang diharapkan

dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Peran pegadaian sebagai lembaga pembiayaan masa sekarang dan masa

yang akan datang penting untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi rakyat baik

4

di kota maupun di pedesaan. Masyarakat kecil sejak dulu menjadikan pegadaian

sebagai jejaring pengaman sosial untuk menyediakan kredit berskala kecil, cepat,

biaya ringan, dan tidak rumit (Yenni Del Rosa, dkk., 2017: 117).

Melihat sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam, maka perum

pegadaian meluncurkan sebuah produk gadai yang sesuai dengan prinsip-prinsip

syariah, produk tersebut adalah gadai syariah atau disebut juga dengan Rahn

(Ahmad Supriyadi, 2010: 3). Alur dan proses layanan yang diberikan sama dengan

Pegadaian KCA, namun nasabah tidak dikenakan sewa modal, melainkan

dikenakan ujrah yang dihitung dari taksiran barang jaminan yang diserahkan.

Besaran tarif ujrah maksimal adalah 0,71% (dari taksiran barang jaminan) per 10

hari dengan jangka waktu maksimum 4 bulan, tetapi dapat diperpanjang dengan

cara mengangsur ataupun mengulang gadai, serta dapat dilunasi sewaktu-waktu

dengan perhitungan ujrah secara proporsional selama masa pinjaman (Annual

Report Pegadaian, 2015: 60).

Pegadaian syariah setiap tahunnya mengalami peningkatan cukup pesat dari

sisi pembiayaan, jumlah nasabah, dan jumlah kantor cabang syariah yang ada di

Indonesia. Hal ini dilihat dari mayoritas penduduk Indonesia muslim sehingga

berpeluang cukup besar karena dalam produk inti pegadaian konvensional, yaitu

gadai KCA (Kredit Cepat Aman) terdapat kegiatan-kegiatan yang dilarang dalam

syariah Islam seperti menerima dan membayar bunga (riba) dalam sewa modal

akibatnya banyak masyarakat beralih ke produk pegadaian yang berlandaskan

syariah dengan menggunakan akad yang lebih adil dengan prinsip syariah. (Yenni

Del Rosa, dkk., 2017: 117)

5

Produk pegadaian syariah ini pun mendapat respon yang cukup baik di

kalangan masyarakat, hal ini dapat dilihat dari data perkembangan omzet Rahn dan

jumlah nasabah secara fluktuatif dari tahun ke tahunnya. Pada tabel di bawah ini

menunjukkan perkembangan gadai syariah (Rahn), jumlah nasabah gadai syariah

(Rahn) dan pendapatan Pegadaian Syariah secara keseluruhan pada periode 10

tahun terakhir.

Tabel 1. 1 Data Rahn dan Jumlah Nasabah PT Pegadaian Selama Periode 2007-2016

Tahun Rahn Jumlah Nasabah 2007 964.056 446.984 2008 1.613.520 570.342 2009 2.689.541 819.830 2010 4.473.135 1.286.839 2011 7.822.599 2.345.814 2012 11.122.405 2.292.312 2013 11.535.454 2.635.871 2014 11.722.736 577.273 2015 13.077.842 823.980 2016 14.096.938 854.182

Sumber: Annual Report PT Pegadaian

Pada data tersebut dapat terlihat perkembangan naik turunnya jumlah

nasabah di setiap tahunnya. Menurut Widiarti dan Sinarti (2013: 5), semakin

meningkat jumlah nasabah maka semakin banyak kredit yang dapat disalurkan pada

Perum Pegadaian Cabang Batam. Indikasi ini juga menunjukkan tingginya

kepercayaan masyarakat terhadap Perum Pegadaian sebagai lembaga pemberi

kredit yang memberikan kemudahan proses perkreditan. Namun, dalam data yang

diperoleh dari PT Pegadaian tidak selalu menggambarkan bahwa ketika jumlah

nasabah meningkat, maka meningkat pula penyaluran gadai syariah (Rahn) yang

disalurkan oleh PT Pegadaian kepada masyarakat. Dapat dilihat pada tahun 2014

6

jumlah nasabah yang menggunakan produk pegadaian rahn menurun cukup drastis

dari tahun sebelumnya yang semula berjumlah 2.635.871 nasabah menjadi 577.273

nasabah yang menggunakan produk pegadaian rahn. Padahal dalam tabel

penyaluran gadai syariah (rahn), PT Pegadaian mengalami peningkatan penyaluran

gadai syariah (rahn) yang semula sejumlah 11.535.454 menjadi 11.722.736.

PT Pegadaian juga dihadapkan pada persoalan-persoalan dari luar

perusahaan yang dapat mempengaruhi PT Pegadaian menentukan jumlah

penyaluran gadai syariah (Rahn). Persoalan-persoalan itu dapat disebut pula

sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi PT Pegadaian dalam

menentukan jumlah penyaluran pembiayaannya, terutama pada gadai syariah

(rahn). Faktor eksternal yaitu perusahaan juga memperhatikan kondisi

perekonomian saat ini, baik itu dapat melalui kebijakan moneter (tingkat suku

bunga SBI), inflasi, atau tingkat pendapatan masyarakat. Sehingga pegadaian

diharapkan lebih selektif di dalam memberikan aliran dana kreditnya untuk

membantu masyarakat yang membutuhkan dana tunai secara cepat, syarat yang

mudah dan prosedur tidak berbelit-belit (Aziz, 2013: 5). Pada pembahasan dalam

skripsi ini yang menjadi faktor eksternal dari PT Pegadaian menentukan jumlah

penyaluran gadai syariah (rahn), yaitu inflasi.

Tingkat inflasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan ketidakstabilan

perekonomian dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat, serta

dapat mengakibatkan pengangguran semakin meningkat. Kemudian, banyaknya

nilai uang (kertas) yang beredar dapat menyebabkan terjadinya kemerosotan nilai

uang, sehingga suku bunga (BI) akan mengalami peningkatan. Peningkatan ini yang

7

dapat mempengaruhi suku bunga kredit Perum Pegadaian mengalami peningkatan,

sehingga dapat menyebabkan daya minat masyarakat untuk memilih penyaluran

kredit Perum Pegadaian dalam masa tertentu mengalami penurunan terutama untuk

nasabah dari golongan menengah ke atas yang tidak terdesak akan kebutuhan dana.

(Widiarti dan Sinarti, 2013: 2)

Selain itu, PT Pegadaian pun mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2014

pendapatan Perseroan menurun, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang

antara lain capaian pertumbuhan ekonomi yang hanya sebesar 5.5%, inflasi sebesar

8.36%, dan harga emas yang cenderung merosot (Annual Report PT Pegadaian,

2014: 98).

Keadaan tersebut tentunya menjadi hal-hal yang dipertimbangkan oleh PT

Pegadaian dalam mengambil keputusan untuk menentukan jumlah penyaluran

pembiayaan terutama pada gadai syariah (Rahn). Berdasarkan permasalahan-

permasalahan tersebut, penulis ingin membahasnya dalam sebuah penelitian

berjudul “Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan

Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn) di PT Pegadaian Periode

2012-2016”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis

merumuskan permasalahan-permasalahan yang akan menjadi rujukan selama

melakukan penelitian. Perumusan masalah tersebut antara lain:

8

1. Apakah jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi

berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada

PT Pegadaian periode 2012-2016?

2. Apakah jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi

berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn)

pada PT Pegadaian periode 2012-2016?

3. Di antara jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi,

variabel manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap penyaluran

gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat diketahui bahwa penelitian ini bertujuan:

a. Untuk menganalisis pengaruh jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian

Syariah, dan inflasi secara parsial terhadap penyaluran gadai syariah

(Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

b. Untuk menganalisis pengaruh jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian

Syariah, dan inflasi secara simultan terhadap penyaluran gadai syariah

(Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

c. Untuk menganalisis variabel yang berpengaruh paling dominan di

antara jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi

terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode

2012-2016.

9

2. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan

manfaat yang antara lain:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat

untuk para pembaca. Dapat membantu pengembangan ilmu pengetahuan

untuk dijadikan sumber refrensi yang dapat memberikan informasi teoritis

dan empiris pada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian ini lebih

lanjut mengenai permasalahan ini serta menambah sumber pustaka yang

telah ada sebelumnya.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk penerapan ilmu yang telah

didapatkan selama mengemban pendidikan di universitas yang

kemudian diaplikasikan dalam penelitian yang memiliki kaidah

penulisan ilmiah, serta bermanfaat untuk menambah pengalaman dan

pengetahuan, serta bermanfaat untuk menambah pengalaman dan

pengetahuan penulis di bidang pegadaian syariah serta dapat

mengetahui mengenai hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap

penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian.

2. Bagi PT Pegadaian

Bagi PT Pegadaian diharapkan dapat berguna dalam pengambilan

keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh untuk merencanakan

10

suatu strategi baru, serta peningkatan kinerja dari PT Pegadaian

khususnya pada produk kredit Rahn.

3. Bagi Pihak Lain

Diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi mengenai

keadaan keuangan PT Pegadaian kepada para nasabahnya serta

masyarakat umum yang tertarik terhadap Pegadaian Syariah dan ingin

menggunakan produknya.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pegadaian Syariah

a. Definisi Pegadaian Syariah

Gadai menurut Undang-undang Hukum Perdata Buku II Bab XX

pasal 1150 adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu

barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau

oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada

yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara

didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya; dengan

pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah

dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-

biaya mana harus didahulukan.

Perusahaan Umum Pegadaian adalah suatu badan usaha di Indonesia

yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga

keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat

atas dasar hukum gadai. (Muhammad dan Hadi, 2003: 17)

Prosedur memperoleh uang pinjaman dari Pegadaian bagi

masyarakat yang membutuhkan dana segera sangat sederhana, mudah, dan

cepat. Berikut ini merupakan mekanisme jasa pembiayaan yang dilakukan

oleh pegadaian menurut Ade Arthesa dan Edia Handiman (2006: 276)

12

1) Nasabah menemui petugas pelayanan untuk mendapatkan informasi

yang diinginkan sesuai kebutuhan dan kepentingan nasabah itu sendiri.

2) Nasabah menemui petugas penaksir barang untuk mengetahui nilai

taksiran atas barang yang akan digadaikan dan jumlah pinjaman yang

akan diperoleh.

3) Setelah melaksanakan perjanjian gadai, kemudian nasabah mendatangi

kasir untuk mendapatkan sejumlah uang yang telah disepakati.

Pembayaran untuk pelunasan barang juga dilakukan di kasir.

4) Jika nasabah melakukan pelunasan barang yang digadaikan dan telah

membayar ke kasir, nasabah tersebut dapat menemui petugas penyimpan

barang jaminan untuk memperoleh kembali barang telah digadaikan

sebelumnya.

Sedangkan pengertian Pegadaian syariah itu sendiri adalah

pegadaian yang dalam menjalankan operasionalnya berpegang kepada

prinsip-prinsip syariah. Pegadaian syariah hadir di Indonesia dalam bentuk

kerja sama bank syariah dengan perum pegadaian membentuk Unit Layanan

Gadai Syariah (ULGS) di beberapa kota di Indonesia. Pada dasarnya,

produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti tidak

memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang

sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan

melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan/atau bagi hasil.

Payung hukum gadai syariah dalam hal pemenuhan prinsip-prinsip

syariah berpegang pada Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002

13

tanggal 26 Juni 2002 tentang Rahn yang menyatakan bahwa pinjaman

dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam bentuk Rahn

diperbolehkan, dan Fatwa DSN MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang

gadai emas. Sedangkan dalan aspek kelembagaan tetap menginduk kepada

Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1990 tanggal 10 April 1990 (Andri

Soemitra, 2014: 388-389).

Pada dasarnya pegadaian syariah berjalan di atas dua akad transaksi

syariah, yaitu:

1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si

peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang

menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau

sebagian piutangnya. Dengan akad ini, pegadaian menahan barang

bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah.

2. Akad Ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan/atau jasa

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan atas barangnya sendiri. Melalui akad ini dimungkinkan

bagi pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang bergerak

milik nasabah yang telah melakukan akad. (Soemitra, 2014: 391)

a) Transaksi Akad Rahn

1) Pengertian Gadai Syariah

Pengertian Rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam Kitab Al-

Mughnu adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu

utang untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berutang tidak

14

sanggup membayarnya dari orang yang berpiutang. Sedangkan Imam

Abu Zakaria al-anshary dalan kitabnya Fathul Wahab mendefinisikan

Rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda sebagai

kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu bila

utang tidak dibayar.

Dari definisi Rahn tersebut dapat disimpulkan bahwa Rahn memiliki

pengertian yang berarti menahan harta salah satu milik si peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Secara sederhana

dapat dijelaskan bahwa Rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai

(Anshori, 2011: 112-113).

2) Landasan Hukum

Boleh tidaknya transaksi gadai menurut Islam telah diatur dalam Al-

Qur'an, al-Hadits, dan Ijma. Berikut ini merupakan penjelasan landasan

hukum dalam Islam menurut Fathurrahman Djamil (2013: 233-234)

terkait transaksi gadai.

a. Al-Qur'an

"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang)… (QS. Al-

Baqarah (2): 283)

b. Al-Hadits

Dari A’masy, dari Ibrahim, dari Al-Aswad, dari Aisyah ra, bahwa

Nabi Muhammad SAW membeli makanan dari orang Yahudi dengan

15

cara ditangguhkan pembayarannya kemudian nabi menggadaikan baju

besinya (HR. Bukhari).

c. Ijma

Dari hadits dan ayat di atas, para ulama telah sepakat (ijma) bahwa:

1) Barang sebagai jaminan utang (Rahn) dibolehkan (jaiz)

2) Rahn dapat dilakukan baik dalam bepergian (safar) maupun

tidak dalam safar. Pembatasan dengan safar dalam Surah Al-

Baqarah ayat 283 adalah karena kelaziman saja, maka tidak

boleh diambil makna sebaliknya (mafhum mukhalafah), karena

adanya hadits-hadits yang membolehkan Rahn tidak dalam

bepergian, di samping itu safar dalam ayat itu karena tidak

diperolehnya katib (penulis), maka lazimnya tidak perlu Rahn

kecuali dalam safar.

3) Rukun dan Syarat Sahnya Perjanjian Gadai

Gadai atau pinjaman dengan jaminan suatu benda memiliki

beberapa rukun, antara lain (Hendi Suhendi, 2010: 107-108):

a. Akad ijab dan kabul

b. Aqid, yaitu yang menggadaikan (rahin) dan yang menerima gadai

(murtahin). Adapun syarat bagi yang berakad adalah ahli tasharuf,

yaitu mampu membelanjakan harta dan dalam hal ini memahami

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan gadai.

16

c. Barang yang dijadikan jaminan, syarat pada benda yang dijadikan

jaminan ialah keadaan barang itu tidak rusak sebelum janji utang

harus dibayar.

d. Ada utang, disyaratkan keadaan utang telah tetap

4) Persamaan dan Perbedaan Antara Rahn dan Gadai

Persamaan antara gadai dengan Rahn adalah sebagai berikut:

a. Hak gadai berlaku atas pinjaman uang.

b. Adanya agunan (barang jaminan) sebagai jaminan utang.

c. Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan.

d. Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh pemberi gadai.

e. Apabila batas waktu pinjaman uang telah habis, barang yang

digadaikan boleh dijual atau dilelang.

Sedangkan perbedaan antara gadai dengan Rahn menurut Sasli Rais

(2008: 46-47) adalah sebagai berikut:

1. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar

tolong menolong tanpa mencari keuntungan, sedangkan gadai

menurut hukum perdata di samping berprinsip tolong menolong juga

menarik keuntungan dengan cara menarik bunga atas sewa modal

yang ditetapkan.

2. Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda yang

bergerak, sedangkan dalam hukum Islam, Rahn berlaku pada seluruh

harta baik harta yang bergerak maupun yang tidak bergerak.

3. Dalam Rahn, menurut hukum Islam tidak ada istilah bunga uang

17

4. Gadai menurut hukum perdata, dilaksanakan melalui suatu lembaga

yang di Indonesia disebut Perum Pegadaian, sedangkan Rahn

menurut hukum Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu

lembaga.

b) Transaksi Akad Ijarah

Mekanisme operasional pegadaian syariah melalui akad Rahn di mana

nasabah menyerahkan barang bergerak dan kemudian pegadaian menyimpan

dan merawatnya di tempat yang telah disediakan oleh pegadaian. Akibat yang

timbul dari proses penyimpanan adalah timbulnya biaya-biaya yang meliputi

nilai investasi tempat penyimpanan, biaya perawatan, dan keseluruhan proses

kegiatannya. Atas dasar ini, maka dibenarkan bagi pegadaian untuk

mengenakan biaya sewa kepada nasabah sesuai jumlah yang disepakati oleh

kedua belah pihak. Biaya sewa ini merupakan transaksi yang menggunakan

akad ijarah.

Pegadaian syariah akan memperoleh keuntungan hanya dari biaya sewa

yang dipungut bukan tambahan berupa bunga atau sewa modal yang

diperhitungkan dari uang pinjaman (Andri Soemitra, 2014: 391-392).

a. Tujuan Pendirian Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah merupakan hasil kerja sama Perum Pegadaian

dengan Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 14 Mei 2002. Kerja sama

ini ditujukan untuk membangun sinergi atau potensi yang dimiliki bersama

untuk mengembangkan gadai syariah. Secara bersama BMI dan Perum

Pegadaian akan mengupayakan implementasi sosialisasi dan penyediaan

18

sarana gadai syariah kepada masyarakat. Keberadaan Pegadaian Syariah ini,

diharapkan mampu mengelola usahanya dengan cara lebih profesional,

tanpa meninggalkan ciri khusus dan misinya, yaitu penyaluran pinjaman

atas dasar hukum gadai syariah dengan pasar sasaran adalah masyarakat

golongan sosial ekonomi lemah (kecil) dan dengan cara mudah, cepat,

aman, dan hemat, sesuai dengan motonya ‘mengatasi masalah sesuai

syariah’ (Sasli Rais, 2008: 150-151).

b. Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Pegadaian Syariah

Tabel 2. 1 Perbedaan Pegadaian Konvensional dan Syariah

No Pegadaian Syariah Pegadaian Konvensional 1 Biaya administrasi berdasarkan

barang Biaya administrasi berupa persentase yang didasarkan pada golongan barang

2 Jasa simpanan berdasarkan taksiran Sewa modal berdasarkan pinjaman

3 Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dijual kepada masyarakat

Apabila pinjaman tidak dilunasi, barang jaminan akan dilelang kepada masyarakat

4 Uang pinjaman 90% dari taksiran Uang pinjaman golongan A 92% dari taksiran, golongan B, C, dan D: 86-88 % dari taksiran

5 Jasa simpanan dihitung dengan konstanta x taksiran

Sewa modal dihitung dengan persentase x uang pinjaman

6 Kelebihan uang hasil dari penjualan tidak diambil oleh nasabah akan diserahkan kepada lembaga ZIS

Kelebihan hasil lelang tidak diambil oleh nasabah akan menjadi milik pegadaian.

Sumber: (Mardani, 2015: 191-192)

c. Operasional Pegadaian Syariah

Menurut Burhanuddin (2010: 180), secara teknis implementasi akad

Rahn dalam lembaga pegadaian adalah sebagai berikut:

19

1. Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syariah untuk

mendapatkan pembiayaan. Kemudian pegadaian menaksir barang

jaminan untuk dijadikan dasar dalam memberikan pembiayaan.

2. Pegadaian syariah dan nasabah menyepakati akad gadai. Akad ini

meliputi jumlah pinjaman, pembebanan biaya jasa simpan dan biaya

administrasi, dan jatuh tempo pengembalian pinjaman, yaitu 120 hari

(4 bulan).

3. Pegadaian Syariah menerima biaya Administrasi dan biaya jasa simpan

oleh nasabah.

4. Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuh tempo. Apabila

pada saat jatuh tempo nasabah belum dapat mengembalikan uang

pinjaman, dapat diperpanjang 1 (satu) kali masa jatuh tempo, demikian

seterusnya.

5. Apabila nasabah tidak dapat mengembalikan uang pinjaman dan tidak

memperpanjang akad gadai, selanjutnya pegadaian melakukan kegiatan

pelelangan untuk menjual barang tersebut dan mengambil pelunasan

uang pinjaman oleh nasabah dari hasil penjualan barang gadai.

Mekanisme perjanjian gadai atau Rahn dapat dirumuskan apabila telah

diketahui beberapa hal yang terkait di antaranya (Muhammad dan Hadi,

2003: 45):

1. Syarat rahin dan murtahin

2. Syarat marhun dan utang

3. Kedudukan marhun

20

4. Risiko atas kerusakan marhun

5. Pemindahan milik marhun

6. Perlakukan bunga dan riba dalam perjanjian gadai

7. Pemungutan hasil marhun

8. Biaya Pemeliharaan marhun

9. Pembayaran utang dari marhun

10. Hak murtahun atas harta peninggalan

d. Produk Gadai Syariah

Dalam Annual Report PT Pegadaian (2016: 53-54) disebutkan ada

beberapa produk gadai syariah pada PT Pegadaian. Produk-produk tersebut

antara lain:

1) Produk Gadai (Ar-Rahn)

Pemberian pinjaman dengan perikatan gadai yang berlandaskan pada

prinsip-prinsip syariah. Alur dan proses layanan yang diberikan sama

dengan Pegadaian KCA, namun nasabah tidak dikenakan sewa modal,

melainkan dikenakan ujrah yang dihitung dari taksiran barang jaminan yang

diserahkan. Besaran tarif ujrah maksimal adalah 0,71% (dari taksiran barang

jaminan) per 10 hari dengan jangka waktu maksimum 4 bulan, tetapi dapat

diperpanjang dengan cara mengangsur ataupun mengulang gadai, serta

dapat dilunasi sewaktu-waktu dengan perhitungan ujrah secara proporsional

selama masa pinjaman.

2) Pegadaian Ar-Ruum (Ar-Rahn untuk usaha mikro/kecil)

21

Layanan pembiayaan dengan skim syariah, baik yang diperuntukkan

untuk pengusaha mikro dan kecil guna pengembangan usaha dengan

jaminan BPKB kendaraan bermotor, maupun bagi masyarakat yang

belum/tidak mempunyai usaha dengan jaminan emas. Pengembalian

pembiayaan dilakukan secara angsuran dengan jangka waktu mulai dari 12

bulan hingga 36 bulan yang dapat dilunasi sewaktu-waktu.

3) Pegadaian Amanah

Pemberian pinjaman atau kredit untuk kepemilikan kendaraan bermotor

kepada para karyawan tetap pada suatu instansi atau perusahaan tertentu

dengan pola syariah. Dasar pemberian pinjaman dengan menghitung

repayment capacity yang ditentukan atas dasar besarnya penghasilan (gaji).

Pola perikatan jaminan dilakukan dengan akad Rahn tasjily.

e. Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)

Dalam menentukan jumlah penyaluran kredit gadai, PT Pegadaian

akan dipengaruhi oleh kondisi internal dan kondisi eksternal. Faktor internal

yang dimaksud yaitu bagaimana perusahaan dapat mengelola dengan baik

seperti manajemen asset perusahaan, faktor 5C (character, capacity,

capital, collateral, dan condition of economy) manajemen kredit. Termasuk

di dalam faktor internal yaitu tingkat sewa modal atau nama lain dari tingkat

suku bunga kredit gadai. Faktor eksternal yaitu perusahaan juga

memperhatikan kondisi perekonomian saat ini, baik itu dapat melalui

kebijakan moneter (tingkat suku bunga SBI), tingkat inflasi, atau tingkat

pendapatan masyarakat. Sehingga pegadaian diharapkan lebih selektif di

22

dalam memberikan aliran dana kreditnya untuk membantu masyarakat yang

membutuhkan dana tunai secara cepat, syarat yang mudah dan prosedur

tidak berbelit-belit (Aziz, 2013: 5)

Tingkat inflasi dan pendapatan pegadaian merupakan indikator

untuk menganalisis perkembangan penyaluran kredit gadai syariah karena

dengan fluktuasi tingkat inflasi berpengaruh terhadap kenaikan harga pokok

kebutuhan produktif dan konsumtif. Pendapatan pegadaian

menggambarkan profitabilitas pegadaian yang berperan penting dalam

penyaluran kredit (Yenni Del Rosa, dkk., 2017: 118).

Selain inflasi dan pendapatan Pegadaian, jumlah nasabah juga

menjadi salah satu pertimbangan PT Pegadaian dalam menyalurkan

pembiayaannya. Nasabah merupakan salah satu unsur terpenting dalam

kelangsungan PT.Pegadaian. Menurut Jamaluddin (2012) jumlah nasabah

adalah banyaknya pihak yang menggunakan jasa PT.Pegadaian untuk

memperoleh kredit. Berbagai lapisan masyarakat dapat memanfaatkan jasa

pegadaian. Namun, sejalan dengan misinya, prioritas diberikan kepada

masyarakat ekonomi lemah baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak

tetap (Apryanti, 2017: 5). Banyaknya nasabah juga memungkinkan

peningkatan jumlah pendapatan Perum Pegadaian sehingga akan

mempengaruhi jumlah kredit yang akan disalurkan (Widiarti dan Sinarti,

2013: 2). Kepuasan Nasabah merupakan hal yang utama bagi PT Pegadaian.

Nasabah sebagai salah satu pemangku kepentingan eksternal menjadi fokus

Utama, sebab dengan memberikan layanan yang maksimal Pegadaian

23

mampu tetap menjaga kepercayaan dan menjaga loyalitas nasabah (Annual

Report PT Pegadaian, 2014: 289).

2. Jumlah Nasabah

Menurut Muhammad Djumhana (2003: 282), nasabah merupakan

konsumen dari pelayanan jasa perbankan. Layaknya bank, Perum Pegadaian

sebagai lembaga keuangan yang menjual kepercayaan (kredit) dan jasa juga

memperoleh bunga dari penjualan kredit dan pemberian jasa tersebut. Oleh

karena itu, Perum Pegadaian berusaha sebanyak mungkin menarik nasabah

dengan cara peningkatan kualitas pelayanan, memperbesar dana, memperluas

pemberian kredit, dan jasa-jasa lainya (Widiarti dan Sinarti, 2013: 2). Sedangkan

menurut (Dewi, 2016: 73), jumlah nasabah adalah seberapa banyak jumlah

nasabah yang didapat oleh pegadaian.

Terdapat beberapa manfaat yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam

dari pegadaian. Manfaat utama yang diperoleh adalah ketersediaan dana dengan

prosedur yang relatif lebih sederhana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama

apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Di samping itu, mengingat jasa

yang ditawarkan oleh perum pegadaian tidak hanya jasa pegadaian, maka

nasabah juga dapat memperoleh manfaat antara lain (Budisantoso dan Triandaru,

2006: 222):

a. Penaksiran nilai suatu barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah

berpengalaman dan dapat dipercaya.

b. Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat

dipercaya.

24

3. Pendapatan Pegadaian

Menurut PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan Akuntansi Indonesia (2010: 23.3),

menyatakan bahwa pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat

ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila

arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanam modal.

Pendapatan didefinisikan sebagai arus masuk atau peningkatan nilai aktiva

suatu perusahaan atau pengurangan kewajiban yang berasal dari aktivitas utama

atau inti perusahaan yang masih berlangsung (John J. Wild, dkk, 2005: 439).

Pendapatan adalah kenaikan modal perusahaan yang timbul akibat

penjualan produk perusahaan. Istilah pendapatan biasanya digunakan untuk oleh

perusahaan jasa, sedangkan perusahaan dagang atau perusahaan manufaktur

lebih banyak menggunakan istilah penjualan untuk mencatat transaksi yang

sama (Rudianto, 2009: 25).

Menurut Annual Report PT Pegadaian (2016: 148-149), pendapatan usaha

adalah pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan sebagaimana

tersebut dalam anggaran dasar perusahaan. Pendapatan usaha perusahaan

diperoleh dari 3 (tiga) pos utama, yaitu:

a. Pendapatan Sewa Modal adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas

yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha penyaluran uang pinjaman.

Pendapatan sewa modal diperoleh dari pengenaan tarif sewa modal yang

dinamis, sesuai dengan tingkat persaingan dan kemampuan perusahaan.

25

b. Pendapatan Administrasi, yaitu pendapatan yang diterima sebagai pengganti

biaya proses pemberian kredit.

c. Pendapatan usaha lain meliputi pendapatan fee based income (FBI) yang

berasal dari jasa payment dan remittance, serta jasa-jasa lain terkait

penyimpanan barang dan penaksiran. Di samping itu, pendapatan usaha lain

juga berasal dari jasa pengelolaan optimalisasi aset dan dari pengelolaan

Tabungan Emas yang merupakan produk baru di tahun 2016.

4. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Secara umum inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan tingkat harga

barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama waktu tertentu.

Dalam hal ini merupakan sebuah proses kenaikan harga umum barang-

barang secara terus menerus. Ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai

macam barang itu naik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi

kenaikan tersebut tidak bersamaan. Yang terpenting terdapat kenaikan harga

barang umum secara terus menerus selama suatu periode tertentu. Kenaikan

yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup

besar) bukanlah merupakan inflasi. (Samuelson dan Nordhaus, 2004: 305).

Inflasi adalah proses yang berkelanjutan atas tekanan dari daya beli yang

dilakukan oleh badan ekonomi moneter. Dengan kata lain, hal ini adalah

proses berkelanjutan dengan naiknya harga dalam semua tingkatan harga

umum untuk semua barang (Billah, 2010: 106).

26

Menurut Paul A. Samuelson dalam (Karim, 2007: 137), seperti sebuah

penyakit, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu

sebagai berikut:

1. Moderate Inflation, karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga

yang lambat. Umumnya disebut sebagai ‘inflasi satu digit’. Pada inflasi

ini orang-orang masih mau untuk memegang uang dan menyimpan

kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk aset riil.

2. Galloping Inflation, inflasi pada tingkat ini terjadi pada tingkatan 20%

sampai dengan 200% per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang

hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan

disimpan dalam bentuk aset-aset riil.

3. Hyper Inflation, inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat

tinggi yaitu jutaan sampai trilyunan persen per tahun. Walaupun

sepertinya banyak pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan

menghadapi galloping inflation, akan tetapi tidak pernah ada

pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi jenis inflasi yang amat

‘mematikan’ ini.

b. Jenis-jenis Inflasi

Adapun beberapa jenis menurut Sadono Sukirno (2010: 333) adalah

sebagai berikut:

1) Inflasi Tarikan Permintaan

27

Inflasi tarikan permintaan adalah kenaikan harga-harga yang

disebabkan oleh pertambahan pengeluaran yang besar yang tidak dapat

dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang tersedia.

2) Inflasi Desakan Biaya

Inflasi desakan biaya merupakan kenaikan harga-harga yang disebabkan

oleh kenaikan dalam biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan

mentah atau kenaikan upah.

3) Inflasi diimpor

Inflasi diimpor adalah kenaikan harga-harga barang impor yang

digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam negeri.

c. Penyebab Inflasi

Menurut Adiwarman A. Karim (2007: 138), inflasi dapat digolongkan

karena penyebab-penyebabnya antara lain sebagai berikut:

1. Natural Inflation dan Human Error Inflation

Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab

alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya

sedangkan Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena

kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri.

2. Actual/Anticipated/Expected Inflation dan Unanticipated/Unexpected

Inflation

Pada expected inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama

dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Pada

28

Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau

tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.

3. Demand Pull dan Cost Push Inflation

Demand Pull Inflation diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang

terjadi pada sisi Permintaan Agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu

perekonomian. Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya

perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif (AS) dari barang dan

jasa pada suatu perekonomian.

4. Spiralling Inflation

Inflasi jenis ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh inflasi yang terjadi

sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat

dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya.

5. Imported Inflation dan Domestic Inflation

Imported Inflation bisa dikatakan adalah inflasi di negara lain yang ikut

dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar

perdagangan internasional.

d. Dampak Inflasi

Inflasi memiliki beberapa efek kepada individu dan masyarakat, efek-

efek yang ditimbulkan. Dalam (Sadono Sukirno, 2010: 339) disebutkan

beberapa efek yang ditimbulkan, yaitu:

1. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang

berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat

29

kenaikan harga-harga, maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-

individu yang berpendapatan tetap.

2. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian

kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang, simpanan di bank,

simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain

merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila

inflasi berlaku.

3. Memperburuk pembagian kekayaan. Inflasi menyebabkan pembagian

pendapatan di antara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-

pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak

merata.

B. Keterkaitan Variabel

1. Pengaruh Jumlah Nasabah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)

Nasabah adalah orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi

pelanggan bank. Layaknya bank, Perum Pegadaian sebagai lembaga keuangan

yang menjual kepercayaan (kredit) dan jasa juga memperoleh bunga dari

penjualan kredit dan pemberian jasa tersebut. Oleh karena itu, Perum Pegadaian

berusaha sebanyak mungkin menarik nasabah dengan cara peningkatan kualitas

pelayanan, memperbesar dana, memperluas pemberian kredit, dan jasa-jasa

lainya (Widiarti dan Sinarti, 2013: 2). Sedangkan menurut (Dewi, 2016: 73),

jumlah nasabah adalah seberapa banyak jumlah nasabah yang didapat oleh

pegadaian.

30

Peningkatan jumlah nasabah di pegadaian syariah seiring dengan

peningkatan penyaluran kredit gadai Rahn dari tahun ke tahunnya menunjukkan

bahwa masyarakat memiliki kepercayaan terhadap PT Pegadaian dan dapat

dikatakan bahwa jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit

gadai Rahn.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ade Septevany Dewi (2016)

menunjukkan bahwa variabel jumlah nasabah secara parsial memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap Penyaluran kredit pada PT Pegadaian (Persero) di

Cabang Samarinda seberang Kota Samarinda. Hasil dari penelitian Ade

Septevany Dewi (2016) ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Titi Widiarti dan Sinarti (2013) di mana variabel jumlah nasabah Perum

Pegadaian memperoleh thitung sebesar 4,534 dengan signifikansi sebesar 0.000

sehingga diperoleh kesimpulan bahwa jumlah nasabah berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap variabel penyaluran kredit.

2. Pengaruh Pendapatan Pegadaian Syariah Terhadap Penyaluran Gadai

Syariah (Rahn)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2009; PSAK No.23),

pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut

mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal (Puspita dan Rahayu, 2013: 149). Sumber-sumber pendapatan dapat

dikelompokkan menjadi 2 sumber pendapatan (Widiarti dan Sinarti, 2013: 2) ,

yaitu:

31

a. Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas utama

perusahaan sesuai dengan jenis usahanya yang berlangsung secara berulang-

ulang dan berkesinambungan tiap periode.

b. Pendapatan bukan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari transaksi

penjualan yang tidak berulang-ulang dan insidentil, yang secara tidak

langsung berhubungan dengan aktivitas perusahaan, misalnya penjualan

aktiva tetap perusahaan kepada pihak lain.

Pendapatan pegadaian syariah sendiri didapat dari pendapatan administrasi,

pendapatan ujrah, barang yang dilelang, jasa taksiran, jasa titipan, pendapatan

usaha, dan lain sebagainya. Kemudian, dana dari pendapatan ini akan disalurkan

kembali kepada masyarakat dalam produk-produk pegadaian yang ditawarkan,

salah satunya adalah produk gadai syariah (Rahn). Oleh sebab itu, dapat

dikatakan bahwa pendapatan Pegadaian Syariah memiliki pengaruh terhadap

jumlah kredit gadai Rahn yang disalurkan.

Seperti halnya dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Icha Puspita dan

Sri Rahayu (2013), di mana hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

variabel pendapatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

penyaluran kredit di Perum Pegadaian Cabang Jombang. Hal tersebut juga

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titi Widiarti dan Sinarti (2013),

di mana dalam penelitiannya didapatkan hasil bahwa variabel pendapatan

berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang

Batam.

32

3. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)

Inflasi merupakan gejala ekonomi makro yang memiliki imbas terhadap

daya beli masyarakat. Semakin tinggi inflasi maka daya beli masyarakat akan

menurun karena naiknya harga-harga produk kebutuhan. (Puspita dan Rahayu,

2013: 162)

Inflasi mempengaruhi besarnya penyaluran kredit. Pengaruh inflasi ini

melalui tingkat bunga nominal, dikarenakan tingkat bunga riil yang terbentuk

dari tingkat bunga nominal dikurangi inflasi. Apabila inflasi tinggi maka tingkat

bunga riil akan menurun, ini akan mengakibatkan naiknya jumlah penyaluran

kredit yang diakibatkan turunnya tingkat bunga riil. Pengaruh perubahan inflasi

pada penyaluran kredit terjadi tidak secara langsung akan tetapi melalui tingkat

bunga riil terlebih dahulu. (Aziz, 2013: 11)

Inflasi yang sangat tinggi akan menyebabkan ketidakstabilan

perekonomian, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan pengangguran yang

semakin meningkat. Hal ini akan semakin menurunkan kepercayaan para

investor untuk menanamkan investasinya di Indonesia, sehingga perbankan

mengalami kesulitan dalam menyalurkan kredit. Banyaknya nilai uang (kertas)

yang beredar menyebabkan terjadinya kemerosotan nilai uang, sehingga suku

bunga (BI) mengalami peningkatan. Peningkatan ini mempengaruhi suku bunga

kredit Perum Pegadaian mengalami peningkatan, sehingga menyebabkan daya

minat masyarakat untuk memilih penyaluran kredit Perum Pegadaian dalam

masa tertentu mengalami penurunan terutama untuk nasabah dari golongan

33

menengah ke atas yang tidak terdesak akan kebutuhan dana. (Widiarti dan

Sinarti, 2013: 2)

Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat dikatakan hubungan antara inflasi

dan penyaluran gadai syariah (Rahn) adalah searah negatif. Maksudnya adalah

jika inflasi meningkat, maka harga dari produk-produk kebutuhan pun

meningkat sehingga menurunkan daya beli dan konsumsi masyarakat, sehingga

penyaluran gadai syariah (Rahn) pun akan menurun seiring dengan menurunnya

keinginan masyarakat untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhannya

mengkonsumsi produk-produk kebutuhan tersebut.

Namun, dalam beberapa penelitian sebelumnya di antaranya penelitian yang

dilakukan oleh Puspita dan Rahayu (2013), Aziz (2013), serta Dewi (2016)

menunjukkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap tingkat penyaluran

kredit.

C. Penelitian Sebelumnya

Icha Puspita Desriani dan Sri Rahayu (2013) dengan judul penelitian

“Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran

Kredit (Studi kasus pada PERUM Pegadaian Cabang Jombang, Tangerang

periode Maret 2009-September 2011)” menggunakan metode penelitian analisis

regresi linier. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwasanya pendapatan

dan harga emas memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit di Perum

Pegadaian Cabang Jombang. Sedangkan inflasi tidak memiliki pengaruh

terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Jombang.

34

Mukhliz Arifin Aziz (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Sewa

Modal, Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit

Gadai Golongan C (Studi pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo)”

mendapatkan hasil bahwa tingkat sewa modal dan inflasi tidak memberikan

pengaruh terhadap pergerakan usaha Penyaluran Kredit Gadai pada PT

Pegadaian Cabang Probolinggo, khususnya pada produk kredit gadai golongan

C. Kemudian untuk variabel jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap

Penyaluran Kredit golongan C pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo.

Titi Widiarti dan Sinarti (2013) dengan judul “Pengaruh Pendapatan,

Jumlah Nasabah, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian

Cabang Batam Periode 2008-2012” menggunakan metode penelitian analisis

regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Dari penelitian ini didapatkan

hasil bahwasanya variabel pendapatan dan jumlah nasabah Perum Pegadaian

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian

Cabang Batam. Sedangkan inflasi kota Batam tidak berpengaruh signifikan

terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam.

Ade Septevany Dewi (2016) dengan judul “Pengaruh Jumlah Nasabah,

Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada PT

Pegadaian di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda” mendapatkan hasil

bahwa jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada PT

Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda.

Sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap

35

Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang

Kota Samarinda.

Yenni Del Rosa, Erdasti Husni, dan Idwar (2017) dengan judul “Pengaruh

Inflasi dan Pendapatan Pegadaian Terhadap Penyaluran Kredit Rahn pada

Pegadaian Syariah Indonesia Tahun 2007-2015” mendapatkan hasil penelitian

bahwa secara parsial inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap

penyaluran kredit Rahn sedangkan pendapatan pegadaian memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap penyaluran kredit Rahn. Sementara itu, pengujian

secara simultan mendapatkan hasil bahwa variabel inflasi dan pendapatan

pegadaian berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Rahn.

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini disajikan

pula dalam bentuk tabel, yaitu sebagai berikut:

36

Tabel 2. 2 Penelitian Sebelumnya

Penelitian dan Tahun

Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Icha Puspita Desriani dan Sri Rahayu (2013)

Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada PERUM Pegadaian Cabang Jombang, Tangerang periode Maret 2009-September 2011)

Analisis Regresi Linier

Dependen: Penyaluran Kredit Independen: Pendapatan, Harga Emas, dan Inflasi

Variabel: Harga Emas, Pendapatan, Inflasi

Variabel: Jumlah Nasabah, Penyaluran Gadai Rahn

Pendapatan dan harga emas memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit pada Perum Pegadaian Cabang Jombang. Sedangkan inflasi tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Jombang.

Mukhliz Arifin Aziz (2013)

Analisis Pengaruh Tingkat Sewa Modal, Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Gadai Golongan C (Studi pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo)

Regresi Linier Berganda

Dependen: Penyaluran Kredit Gadai golongan C Independen: Tingkat Sewa Modal, Jumlah

Variabel: Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi

Variabel: Pendapatan Pegadaian dan Penyaluran Gadai Rahn

Tingkat sewa modal dan inflasi tidak memberikan pengaruh terhadap pergerakan usaha Penyaluran Kredit Gadai pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo, khususnya pada produk kredit gadai

37

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Penelitian dan Tahun

Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Nasabah, Harga Emas, dan Inflasi

golongan C. Sedangkan variabel jumlah nasabah dan Harga Emas memiliki pengaruh terhadap Penyaluran Kredit golongan C pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo.

Titi Widiarti dan Sinarti (2013)

Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perum Pegadaian Cabang Batam Periode 2008-2012

Ordinary Least Square (OLS) Analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda

Dependen: Penyaluran Kredit Independen: Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Inflasi

Variabel: Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Inflasi

Variabel: Harga Emas dan Penyaluran Gadai Rahn

Variabel pendapatan dan jumlah nasabah Perum Pegadaian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam. Sedangkan inflasi kota Batam tidak berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam.

38

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Penelitian dan Tahun

Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Ade Septevany Dewi (2016)

Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda

Analisis regrsi berganda

Dependen: Penyaluran Kredit Independen: Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi

Variabel: Jumlah Nasabah dan Inflasi

Variabel: Pendapatan Pegadaian, Harga Emas, Gadai Rahn

Variabel jumlah nasabah memiliki pengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda. Sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian (Persero) di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda.

Yenni Del Rosa, Erdasti Husni, dan Idwar (2017)

Pengaruh Inflasi dan Pendapatan Pegadaian Terhadap Penyaluran Kredit

Statistik deskriptif berbentuk distribusi

Dependen: Penyaluran Kredit

Variabel: Inflasi dan Pendapatan

Variabel: Jumlah Nasabah

Secara parsial inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap penyaluran

39

Tabel 2.2 (Lanjutan)

Penelitian dan Tahun

Judul Metodologi Variabel Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Rahn pada Pegadaian Syariah Indonesia Tahun 2007-2015

frekuensi relatif dan statistik inferensial. Analisis

Independen: Inflasi dan Pendapatan Pegadaian

dan Harga Emas

kredit Rahn sedangkan pendapatan pegadaian memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran

regresi berganda

kredit Rahn. Sementara itu, pengujian secara simultan mendapatkan hasil bahwa variabel inflasi dan pendapatan pegadaian berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit Rahn.

40

D. Kerangka Berpikir

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Metode Analisis Data:

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Autokorelasi

2. Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial) b. Uji f (Simultan) c. Uji Koefisien Determinasi

(R2) 3. Analisis Regresi

Interpretasi

Jumlah Nasabah

(X1)

Pendapatan Pegadaian Syariah

(X2)

Inflasi

(X3)

Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) pada PT Pegadaian Periode 2012-2016

Kesimpulan

41

E. Hipotesis

Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita

pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu

kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar

kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari

hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir, 2011: 151).

Adapun perumusan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ho1: tidak terdapat pengaruh jumlah nasabah secara parsial terhadap

penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

Ha1: terdapat pengaruh jumlah nasabah secara parsial terhadap penyaluran

gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

2. Ho2: tidak terdapat pengaruh pendapatan secara parsial terhadap penyaluran

gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

Ha2: terdapat pengaruh pendapatan secara parsial terhadap penyaluran gadai

syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

3. Ho4: tidak terdapat pengaruh inflasi secara parsial terhadap penyaluran gadai

syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

Ha4: terdapat pengaruh inflasi secara parsial terhadap penyaluran gadai

syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016.

4. Ho5: tidak terdapat pengaruh jumlah nasabah, pendapatan, dan inflasi secara

simultan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT Pegadaian

periode 2012-2016.

42

Ha5: terdapat pengaruh jumlah nasabah, pendapatan, dan inflasi secara

simultan terhadap terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) pada PT

Pegadaian periode 2012-2016.

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian akan membahas mengenai hal-hal yang sekiranya dapat berpengaruh

terhadap tingkat penyaluran kredit Rahn. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang

akan diteliti adalah jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi.

Penulis ingin mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat dan dengan menggunakan pendekatan deskriptif, di mana penulis ingin

menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan PT Pegadaian Indonesia,

terutama dari sisi penyaluran gadai syariah (Rahn).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data

sekunder yang diperoleh dari Laporan Tahunan PT Pegadaian Indonesia periode

2012-2016.

B. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Data

kuantitatif merupakan data statistik berbentuk angka-angka, baik secara langsung

digali dari hasil penelitian maupun hasil pengolahan data kualitatif menjadi data

kuantitatif (Muhammad Teguh, 1999: 118).

Sumber data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang

dikumpulkan melalui pihak lain, berasal dari sumber internal atau eksternal

organisasi yang diambil berdasarkan periode waktu atau disebut dengan data runtut

waktu (time series). Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

44

1. Penyaluran gadai syariah PT Pegadaian diperoleh dari annual report PT

Pegadaian periode 2012-2016.

2. Jumlah nasabah produk gadai syariah (rahn) PT Pegadaian periode 2012-

2016.

3. Pendapatan Pegadaian Syariah diperoleh dari Annual Report PT Pegadaian

periode 2012-2016.

4. Inflasi periode 2012-2016 diperoleh dari website Bank Indonesia.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode

mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan.

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam metode ilmiah

karena pada umumnya data yang dikumpulkan akan digunakan untuk melakukan

pengujian terhadap hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Nazir, 2011:

174).

Pada penelitian ini terdapat dua metode pengumpulan data yang dilakukan oleh

peneliti, yaitu:

1. Dokumentasi

Dokumentasi di sini disebut pula dengan data sekunder, yaitu di mana

peneliti mendapatkan datanya melalui pencatatan sumber dan juga publikasi

melalui media. Data tersebut meliputi Jumlah Nasabah dan Pendapatan

Pegadaian Syariah yang diperoleh dari publikasi Annual Report PT Pegadaian

45

Indonesia periode 2012-2016 dan data Inflasi yang diperoleh dari publikasi

Bank Indonesia.

2. Studi Pustaka

Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang

dilengkapi pula dengan membaca, mempelajari, dan menganalisis berbagai

literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan

dengan pembahasan dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis, data yang telah ada diuji terlebih dahulu

dengan menggunakan uji normalitas dengan tujuan agar penelitian dapat

memperoleh data yang berdistribusi normal. Salah satu cara termudah

untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang

membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati

distribusi normal.

Hipotesis:

H0 = data terdistribusi normal.

H1 = data terdistribusi tidak normal.

Dasar pengambilan keputusan:

Bila probabilitas Obs*R Squared>0.05 H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R Squared<0.05, H0 ditolak.

46

b. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-

variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama

dengan nol.

Menurut (Ghozali, 2005: 103), pendeteksian multikolonieritas di dalam

model regresi adalah jika antar variabel independen ada korelasi yang

cukup tinggi, yaitu di atas 0.90, maka diduga terjadi multikolonieritas.

Namun, tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak

berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan

karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

Hipotesis:

H0 = tidak ada multikolinearitas.

H1 = ada multikolinearitas.

Dasar pengambilan keputusan:

Bila r<0.90 (tidak ada multikolinearitas), maka H0 diterima.

Bila r>0.90 (ada multikolinearitas), maka H0 ditolak.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidasamaan variance dari residual satu pengamatan ke

47

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2005:

134). Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = tidak ada heteroskedastisitas.

H1 = ada heteroskedastisitas.

Dasar pengambilan keputusan:

Bila probabilitas Obs*R2>0.05, maka H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R2<0.05, maka H0 ditolak.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data

runtut waktu (time series). (Ghozali, 2005: 107)

Hipotesis:

H0 = tidak ada autokorelasi.

H1 = ada autokorelasi.

Dasar pengambilan keputusan:

48

Bila probabilitas Obs*R2>0.05, H0 diterima.

Bila probabilitas Obs*R2<0.05, maka H0 ditolak.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk penelitian ini menggunakan model analisis

regresi berganda. Model regresi ini dipilih karena penelitian ini memiliki satu

variabel dependen dan empat variabel independen yang berarti variabel

independen pada penelitian ini lebih dari satu. Model analisis berganda ini

digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh kuantitatif dari setiap variabel

independen apabila pengaruh dari variabel-variabel lainnya dianggap konstan

(Supranto, 1995 dalam Rozani, 2010: 66).

a. Uji Parsial (t test)

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2005:

171).

Hipotesis:

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas>0.05, maka H0 diterima.

Jika probabilitas<0.05, maka H0 ditolak.

49

b. Uji Pengaruh Simultan (F Test)

Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

dependen (Ghozali, 2005: 171).

Hipotesis:

H0 = tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

H1 = terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas>0.05, maka H0 diterima.

Jika probabilitas<0.05, maka H0 ditolak.

c. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien

determinasi untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai

koefisien determinasi yang tinggi (Ghozali, 2005: 95).

50

3. Persamaan Model Regresi

Dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan penerapan metode

kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS). OLS adalah suatu metode

untuk menentukan persamaan regresi dengan meminimumkan jumlah kuadrat

jarak vertikal antara nilai aktual Y dan nilai dugaan atau ramalan Y (Suharyadi

dan Purwanto, 2013: 170).

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu di

mana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan

menggunakan jenis format deduktif yang dimulai dari keadaan umum menuju

ke hal-hal yang khusus. Pemilihan alat analisis OLS ini digunakan untuk

mencapai penyimpangan atau error yang minimum dengan menggunakan

regresi berganda (multiple regression), yaitu digunakan lebih dari sebuah

variabel bebas.

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat, variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi (respon) atau variabel yang nilainya

tergantung oleh perubahan variabel yang lain (Wijaya, 2013: 13).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah penyaluran gadai syariah

(Rahn) pada PT Pegadaian Syariah Indonesia.

51

2. Variabel Independen

Variabel independen disebut juga dengan variabel bebas. Variabel

independen adalah variabel yang mempengaruhi (stimulus) atau variabel yang

nilainya tidak dipengaruhi oleh variabel lain (Wijaya, 2013: 13).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah jumlah nasabah,

pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi.

1. Jumlah Nasabah

Nasabah adalah orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi

pelanggan suatu badan usaha.

2. Pendapatan Pegadaian Syariah

Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus

masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari

kontribusi penanaman modal (Undang-undang Republik Indonesia, 1998).

Data pendapatan Pegadaian Syariah diambil dari laporan tahunan PT

Pegadaian yang kemudian diubah menjadi data bulan dengan interpolasi

menggunakan software Eviews 9.

3. Inflasi

Inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan

cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga-harga

barang. Data tentang laju inflasi dapat diperoleh dari website resmi Bank

Indonesia.

52

Tabel 3. 1 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Satuan Gadai Syariah (Rahn)

Rahn merupakan produk PT Pegadaian

yang memberikan pinjaman dengan

perikatan gadai yang berlandaskan pada

prinsip-prinsip syariah. Alur dan proses

layanan yang diberikan sama dengan

Pegadaian KCA, namun nasabah tidak

dikenakan sewa modal, melainkan

dikenakan ujrah yang dihitung dari taksiran

barang jaminan yang diserahkan

Rahn memiliki pengertian yang berarti

menahan harta salah satu milik si peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang

diterimanya. Secara sederhana dapat

dijelaskan bahwa Rahn adalah semacam

jaminan utang atau gadai (Anshori, 2011:

112-113).

Rupiah

Jumlah Nasabah

Jumlah nasabah adalah seberapa

banyak jumlah nasabah yang didapat oleh

pegadaian (Dewi, 2016: 73).

Jumlah nasabah di sini merupakan

jumlah dari nasabah yang melakukan

Orang

53

Tabel 3.1 (Lanjutan)

Variabel Definisi Satuan pembiayaan di PT Pegadaian (Persero),

khususnya yang menggunakan produk Gadai Syariah (Rahn).

Pendapatan

Pegadaian

Syariah

Pendapatan adalah arus kas masuk

bruto dari manfaat ekonomi yang timbul

dari aktivitas normal perusahaan selama

suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanam modal

(PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan

Akuntansi Indonesia, 2010: 23.3).

Rupiah

Inflasi

Inflasi adalah proses yang

berkelanjutan atas tekanan dari daya beli

yang dilakukan oleh badan ekonomi

moneter. Dengan kata lain, hal ini adalah

proses berkelanjutan dengan naiknya harga

dalam semua tingkatan harga umum untuk

semua barang (Billah, 2010: 106).

Persen

54

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai.

Lembaga semacam ini pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian

dipraktikkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, misalnya Inggris dan Belanda.

Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh

orang Belanda (VOC). Bentuk usaha pegadaian di Indonesia berawal dari Ban

van Lening pada masa VOC, yang mempunyai tugas memberikan pinjaman

uang kepada masyarakat dengan jaminan gadai. Sejak itu, bentuk usaha

pegadaian telah mengalami beberapa kali perubahan sejalan dengan perubahan

peraturan-peraturan yang mengaturnya (Rais, 2008: 123).

Kemudian, berdirinya pegadaian syariah berawal pada tahun 1998

ketika beberapa general manager melakukan studi banding ke Malaysia.

Setelah melakukan studi banding, mulai dilakukan penggodokan rencana

pendirian pegadaian syariah. Akan tetapi ketika itu ada sedikit masalah internal

sehingga hasil studi banding itu pun hanya ditumpuk. Pada tahun 2000 konsep

bank syariah mulai marak. Saat itu Bank Muamalat Indonesia (BMI)

menawarkan kerjasama dan membantu segi pembiayaan dan pengembangan.

Tahun 2002 mulai diterapkan sistem pegadaian syariah dan pada tahun 2003

pegadaian syariah resmi dioperasikan dan pegadaian cabang Dewi Sartika

55

menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menerapkan sistem

pegadaian syariah (Anshori, 2011: 5).

2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi Pegadaian saat ini ditetapkan bersamaan dengan

Pengesahan Rencana jangka Panjang Perusahaan (RjPP) PT Pegadaian

(Persero) tahun 2013-2017 yang tercantum dalam Risalah Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) No. 27A/004202/2013 tanggal 14 januari 2013. Visi

dan misi PT Pegadaian ini tertera dalam webiste juga Annual Report PT

Pegadaian (2016). Visi dan Misi PT Pegadaian (Persero) adalah sebagai

berikut:

Visi:

Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu

menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik

untuk masyarakat menengah kebawah.

Misi:

a. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu

memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi.

b. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan

kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan

diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.

56

c. Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat

golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka

optimalisasi sumber daya Pegadaian.

3. Perubahan Nama dan Status Pegadaian

Dalam Annual Report PT Pegadaian (2016) dijelaskan, sejak dikelola

Pemerintah Republik Indonesia, Pegadaian mengalami beberapa kali

perubahan status badan hukum. Perubahan itu adalah:

a. Perusahaan Negara (PN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-undang (Perpu) No. 19 Tahun 1960 Jo Peraturan Pemerintah (PP)

No. 178 Tahun 1961

b. Perusahaan Jawatan (Perjan) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 7

Tahun 1969

c. Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 10

Tahun 1990 yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 103

Tahun 2000

d. Perusahaan Perseroan (PT Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

No. 51 Tahun 2011

Sebagai Perusahaan Perseroan, PT Pegadaian (Persero) didirikan

dengan Akta Pendirian No. 01 tanggal 1 April 2012 yang dibuat dihadapan

Nanda Fauz Iwan,SH., M.Kn, Notaris di Jakarta Selatan, dan kemudaian

disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-17525.H.01.01 tahun 2012 tanggal 4 April 2012

tentang Pengesahan Badan Hukum Perseroan, telah disahkan Badan Hukum

57

Perseroan (Persero) Pegadaian (Persero). Akta Pendirian mengalami

penyempurnaan dengan perubahan terakhir dengan Akta No. 6 Tanggal 26 Juli

2016 yang dibuatkan dihadapan Nanda Fauz Iwan, SH., MKn., Notaris di

Jakarta Selatan yang telah diterima pemberitahuannya oleh Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHU-AH.01.03-

0067050 tanggal 27 Juli 2016.

Pegadaian berdiri atas dasar keinginan mulia Pemerintah untuk

membantu masyarakat luas yang membutuhkan solusi pendanaan, mencegah

ijon, rentenir dan pinjaman tidak wajar lainnya guna meningkatkan

kesejahteraan rakyat kecil serta mendukung program Pemerintah di bidang

ekonomi dan pembangunan nasional.

4. Kegiatan Usaha PT Pegadaian (Persero)

Dalam perjalanannya, Pegadaian saat ini tidak hanya sebagai sebuah

lembaga pembiayaan, namun telah berkembang sebagai solusi bisnis terpadu

bagi masyarakat melalui ragam produk dan layanan yang diberikan, yakni

produk pembiayaan gadai dan fidusia bagi masyarakat yang membutuhkan

likuiditas (pendanaan), produk investasi emas secara mudah dan aman bagi

masyarakat yang kelebihan likuiditas, serta produk aneka jasa (remittance &

payment) bagi masyarakat yang membutuhkan layanan percepatan transaksi

keuangan.

Pegadaian memiliki maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan

kegiatan usaha dalam bidang gadai dan fidusia, baik secara konvensional

maupun syariah, dan jasa lainnya di bidang keuangan sesuai dengan ketentuan

58

peraturan perundang-undangan. Kegiatan usaha tersebut bertujuan untuk

membantu masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah, usaha mikro,

usaha kecil, dan usaha menengah, serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya

Pegadaian dengan menerapkan prinsip perseroan terbatas. Untuk mencapai

maksud dan tujuan tersebut, Pegadaian melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha

sebagaimana yang terlampir dan dijelaskan dalam Annual Report PT Pegadaian

(2016). Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

Kegiatan usaha utama:

a. Penyaluran pinjaman berdasarkan hukum gadai termasuk gadai efek;

b. Penyaluran pinjaman berdasarkan jaminan fidusia;

c. Pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikat, dan perdagangan

logam mulia serta batu adi.

Kegiatan usaha lainnya:

a. Jasa transfer uang, jasa transaksi pembayaran, dan jasa administrasi

pinjaman;

b. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Pegadaian

B. Deskripsi Data

1. Jumlah Nasabah

Jumlah nasabah adalah seberapa banyak jumlah dari nasabah yang

melakukan pembiayaan di PT Pegadaian (Persero). Jumlah nasabah dalam

penelitian ini, yaitu banyaknya nasabah yang melakukan transaksi gadai syariah

(Rahn) pada PT Pegadaian (Persero) Indonesia. Adapun data dari keseluruhan

jumlah nasabah gadai syariah tahunan diperoleh melalui Annual Report yang

59

dipublikasikan pada website PT Pegadaian (Persero). Sementara data bulanan

untuk jumlah nasabah diperoleh penulis dengan cara interpolasi data tahunan

menjadi data bulanan menggunakan software Eviews 9.0. Berikut merupakan

data Jumlah Nasabah untuk periode Januari 2012 sampai dengan Desember

2016.

Tabel 4. 1 Data Jumlah Nasabah

Januari 2012 s.d. Desember 2016 (dalam jumlah orang)

BULAN TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016

Januari 119.287 239.665 94.937 62.228 73.014 Februari 136.964 240.661 81.976 63.816 73.099 Maret 153.251 240.267 70.348 65.279 73.058 April 168.148 238.482 60.054 66.616 72.892 Mei 181.655 235.307 51.095 67.828 72.600 Juni 193.771 230.743 43.470 68.915 72.184 Juli 204.499 224.788 37.178 69.877 71.642 Agustus 213.835 217.442 32.221 70.713 70.974 September 221.781 208.707 28.598 71.424 70.182 Oktober 228.338 198.582 26.309 72.009 69.264 November 233.504 187.066 25.354 72.470 68.221 Desember 237.280 174.161 25.733 72.805 67.052

Sumber: Annual Report PT Pegadaian 2012-2016 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012

jumlah nasabah gadai syariah tertinggi ada pada bulan Desember dengan jumlah

sebesar 237.280 nasabah dan jumlah nasabah terendah pada bulan Januari

sebesar 119.287 nasabah. Pada tahun 2013 jumlah nasabah tertinggi pada bulan

Februari sebesar 240.661 nasabah dan jumlah terendah pada bulan Desember

sebesar 174.161 nasabah. Jumlah nasabah tertinggi pada tahun 2014 ada di bulan

Januari, yaitu sebesar 94.937 sedangkan yang terendah ada di bulan November

sebesar 25.354 nasabah. Pada tahun 2015 jumlah nasabah terbesar pada bulan

60

Desember sebesar 72.805 nasabah dan yang terendah pada bulan Januari sebesar

62.228 nasabah. Sedangkan pada tahun 2016 jumlah nasabah terbesar ada pada

bulan Februari sebesar 73.099 nasabah dan terendah pada bulan Desember

sebesar 67.052 nasabah.

2. Pendapatan Pegadaian Syariah

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK 2009; PSAK No.23),

pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode. Data pendapatan Pegadaian

Syariah dalam penelitian ini diperoleh dari Annual Report PT Pegadaian yang

kemudian diolah dalam interpolasi data menjadi data bulanan. Berikut ini

merupakan data interpolasi pendapatan Pegadaian Syariah selama periode

Januari 2012 sampai dengan Desember 2016.

Tabel 4. 2 Data Pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian

Januari 2012 s.d. Desember 2016 (dalam rupiah)

Sumber: Annual Report PT Pegadaian 2012-2016 (data diolah)

Bulan TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016

Jan 61.711.605.324 69.177.396.990 67.533.142.457 77.570.282.889 83.964.133.584 Feb 62.559.903.935 69.532.278.935 67.528.413.869 78.510.966.338 84.014.935.088 Mar 63.367.084.490 69.846.042.824 67.616.373.360 79.377.492.959 83.991.579.764 Apr 64.133.146.990 70.118.688.657 67.797.020.929 80.169.862.750 83.894.967.611 Mei 64.858.091.435 70.350.216.435 68.070.356.577 80.888.075.713 83.722.398.630 Jun 65.541.917.824 70.540.626.157 68.436.380.304 81.532.131.847 83.476.572.820 Jul 66.184.626.157 70.689.917.824 68.895.092.110 82.102.031.153 83.156.590.181 Agust 66.786.216.435 70.798.091.435 69.446.491.994 82.597.773.630 82.762.450.713 Sept 67.346.688.657 70.865.146.990 70.090.579.957 83.019.359.278 82.294.154.417 Okt 67.866.042.824 70.891.084.490 70.827.355.999 83.366.788.097 81.751.701.292 Nov 68.344.278.935 70.875.903.935 71.656.820.119 83.364.006.008 81.135.091.338 Des 68.781.396.990 70.819.605.324 72.578.972.318 83.839.175.250 80.444.324.556

61

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012

pendapatan Pegadaian Syariah tertinggi ada pada bulan Desember dengan

jumlah sebesar 68.781.396.990 dan pendapatan Pegadaian Syariah terendah

pada bulan Januari sebesar 61.711.605.324. Pada tahun 2013 pendapatan

Pegadaian Syariah tertinggi pada bulan Oktober sebesar 70.891.084.490 dan

pendapatan Pegadaian Syariah terendah pada bulan Januari sebesar

69.177.396.990. Pendapatan Pegadaian Syariah tertinggi pada tahun 2014 ada di

bulan Januari, yaitu sebesar 72.578.972.318 sedangkan yang terendah ada di

bulan Maret sebesar 67.616.373.360. Pada tahun 2015 pendapatan Pegadaian

Syariah terbesar pada bulan Desember sebesar 83.839.175.250 dan yang

terendah pada bulan Januari sebesar 77.570.282.889. Sedangkan pada tahun

2016 pendapatan Pegadaian Syariah terbesar ada pada bulan Februari sebesar

84.014.935.088 dan terendah pada bulan Desember sebesar 80.444.324.556.

3. Inflasi

Menurut Milton Friedman dalam (Billah, 2010:106), semua inflasi

berasal dari naiknya permintaan atas barang-barang dan jasa yang sangat

mencolok oleh ekspansi moneter. Munculnya biaya akan memunculkan

menaiknya harga di beberapa pasar, tetapi hal ini tidak dapat berlaku secara

keseluruhan kecuali jumlah uang yang ada bertambah. Monetarist menyatakan

bahwa inflasi pada dasarnya disebabkan oleh naiknya persediaan uang. Adapun

data inflasi Indonesia pada periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016

tergambar dalam tabel sebagai berikut:

62

Tabel 4. 3 Data Inflasi Januari 2012 s.d. Desember 2016

(dalam persen) BULAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016 Januari 3,65 4,57 8,22 6,96 4,14 Februari 3,56 5,31 7,75 6,29 4,42 Maret 3,97 5,90 7,32 6,38 4,45 April 4,50 5,57 7,25 6,79 3,60 Mei 4,45 5,47 7,32 7,15 3,33 Juni 4,53 5,90 6,70 7,26 3,45 Juli 4,56 8,61 4,53 7,26 3,21 Agustus 4,58 8,79 3,99 7,18 2,79 September 4,31 8,40 4,53 6,83 3,07 Oktober 4,61 8,32 4,83 6,25 3,31 November 4,32 8,37 6,23 4,89 3,58 Desember 4,30 8,38 8,36 3,35 3,02

Sumber: www.bi.go.id

Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh data inflasi dalam bentuk persen

yang diperoleh dari website Bank Indonesia. Pada tahun 2012 Inflasi terbesar

terjadi pada bulan Oktober dengan nilai 4,61 persen dan terendah pada bulan

Februari dengan nilai 3,56 persen. Pada tahun 2013 Inflasi tertinggi terjadi pada

bulan Agustus dengan nilai 8,79 persen dan terendah pada bulan Januari dengan

nilai 4,57 persen. Pada tahun 2014 Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Desember

dengan nilai 8,36 persen dan terendah terjadi pada bulan Juli dan September

dengan nilai yang sama, yaitu sebesar 4,53 persen. Pada tahun 2015 Inflasi

tertinggi terjadi pada bulan Juni dan Juli dengan nilai yang sama sebesar 7,26

persen dan Inflasi terendah terjadi pada bulan Desember dengan nilai 3,35

persen. Pada tahun 2016 Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Maret dengan nilai

4,45 persen dan inflasi terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 2,79 persen.

Nilai inflasi tertinggi selama periode 2012 sampai dengan 2016 terjadi pada

63

bulan Agustus 2013 sebesar 8,79 persen dan inflasi terendah terjadi pada bulan

Agustus 2016 dengan nilai 2,79 persen.

4. Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)

Menurut Annual Report PT Pegadaian (2016: 53), Pegadaian Rahn

merupakan produk yang memberikan pinjaman dengan perjanjian gadai yang

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Pada Pegadaian Rahn nasabah tidak

dikenakan biaya sewa modal, melainkan dikenakan ujrah yang dihitung dari

taksiran barang yang diserahkan ke PT Pegadaian pada saat mengajukan

pembiayaan.

Tabel berikut ini menunjukkan data penyaluran gadai syariah (Rahn)

pada periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2016. Adapun data tersebut

didapat penulis dengan melakukan interpolasi data menggunakan software

Eviews 9.0.

Tabel 4. 4 Data Penyaluran Gadai Syariah (Rahn)

Januari 2012 s.d. Desember 2016 (dalam rupiah)

Bulan TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016

Jan 905.581.738.522 948.625.533.661 953.634.394.290 1.042.697.043.017 1.140.455.424.961 Feb 909.887.308.545 951.363.277.296 955.610.787.808 1.051.913.051.119 1.147.338.030.285 Mar 914.062.226.369 953.970.368.731 958.263.005.401 1.060.934.608.989 1.154.026.185.378 Apr 918.106.491.994 956.446.807.967 961.591.047.068 1.069.761.716.628 1.160.519.890.239 Mei 922.020.105.420 958.792.595.004 965.594.912.809 1.078.394.374.035 1.166.819.144.869 Jun 925.803.066.647 961.007.729.841 970.274.602.623 1.086.832.581.211 1.172.923.949.267 Jul 929.455.375.675 963.092.212.480 975.630.116.512 1.095.076.338.156 1.178.834.303.434 Agust 932.977.032.503 965.046.042.921 981.661.454.475 1.103.125.644.869 1.184.550.207.369 Sept 936.368.037.133 966.869.221.161 988.368.616.512 1.110.980.501.350 1.190.071.661.073 Okt 939.628.389.564 968.561.747.203 995.751.602.623 1.118.640.907.600 1.195.398.664.545 Nov 942.758.089.796 970.123.621.046 1.003.810.412.809 1.126.106.863.619 1.200.531.217.785 Des 945.757.137.828 971.554.842.689 1.012.545.047.068 1.133.378.369.406 1.205.469.320.795

Sumber: Annual Report PT Pegadaian 2012-2016 (data diolah)

64

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012

penyaluran Gadai Syariah (Rahn) tertinggi ada pada bulan Desember dengan

jumlah sebesar 945.757.137.828 dan terendah pada bulan Januari sebesar

905.581.738.522. Pada tahun 2013 penyaluran Gadai Syariah (Rahn) tertinggi

pada bulan Desember sebesar 971.554.842.689 dan terendah pada bulan Januari

sebesar 948.625.533.661. Penyaluran Gadai Syariah (Rahn) tertinggi pada tahun

2014 ada di bulan Desember, yaitu sebesar 1.012.545.047.068 sedangkan yang

terendah ada di bulan Januari sebesar 953.634.394.290. Pada tahun 2015

penyaluran Gadai Syariah (Rahn) terbesar pada bulan Desember sebesar

1.133.378.369.406 dan yang terendah pada bulan Januari sebesar

1.042.697.043.017. Sedangkan pada tahun 2016 penyaluran Gadai Syariah

(Rahn) terbesar ada pada bulan Desember sebesar 1.205.469.320.795 dan

terendah pada bulan Januari sebesar 1.140.455.424.961.

C. Analisis dan Pembahasan

Seluruh data yang digunakan penulis dalam penelitian ini menggunakan

data sekunder runtut waktu atau disebut juga dengan time series periode 2012-

2016. Penelitian ini menggunakan data jumlah penyaluran Rahn pada PT

Pegadaian sebagai variabel dependen, di mana data tersebut diperoleh penulis

dari Annual Report PT Pegadaian kemudian diinterpolasi menjadi data bulanan

menggunakan EViews 9.0. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini

terdiri dari Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi. Data

Jumlah Nasabah dan Pendapatan Pegadaian Syariah diperoleh dari Annual

65

Report PT Pegadaian yang kemudian diinterpolasi menjadi data bulanan,

sedangkan data inflasi diperoleh dari website Bank Indonesia.

Model yang digunakan sebagai alat analisis regresi liner berganda dalam

penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data dilakukan

secara elektronik dengan menggunakan Microsoft Excel 2013 dan EViews 9.0

untuk mempercepat hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang akan

diteliti. Pembahasan dilakukan dengan Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis, dan

Persamaan Model Regresi.

Keseluruhan data variabel dalam penelitian ini diolah atau

ditransformasikan ke dalam logaritma natural menggunakan SPSS versi 23.0.

logaritma natural ini berfungsi untuk men-standarkan data dikarenakan memiliki

satuan yang berbeda agar menjadi sama.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dependen,

independen, atau keduanya berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara

untuk melihat normalitas residual adalah dengan menggunakan metode

Jarque-Bera (JB). Model regresi yang baik adalah data berdistribusi normal.

Dalam software EViews, normalitas sebuah data dapat diketahui dengan

membandingkan nilai Jarque-Bera. Uji JB didapat dari histogram normality

(Ghozali, 2013: 165).

Berikut ini merupakan hasil uji normalitas dari data yang telah diolah pada

EViews 9:

66

Grafik 4. 1 Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-0.005 0.000 0.005

Series: ResidualsSample 2012M02 2016M12Observations 59

Mean -4.12e-19Median -0.001282Maximum 0.008961Minimum -0.008286Std. Dev. 0.004959Skewness 0.116918Kurtosis 1.690463

Jarque-Bera 4.350182Probability 0.113598

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan grafik 4.1 diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 4.350182

dengan probabilitas sebesar 0.113598 yang berarti nilai probability lebih

besar dari 0.05, maka H0 diterima yang berarti data terdistribusi normal.

b. Uji Multikolonieritas

Pada penelitian ini uji multikolinearitas yang digunakan menggunakan

metode perhitungan koefisien korelasi, di mana jika hubungan antara variabel

bebas yang satu dengan yang lainnya di bawah 0.90, maka antar variabel

tersebut tidak terdapat gejala multtikolinearitas. Sebaliknya, jika koefisien

korelasi yang dihasilkan di atas 0.90 maka dapat dikatakan terdapat gejala

multikolinearitas. Setelah data diolah menggunakan EViews 9, maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

67

Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikolonieritas

JN PEND INF

JN 1.000000 -0.426284 0.051891 PEND -0.426284 1.000000 -0.177852 INF 0.051891 -0.177852 1.000000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.5 hasil uji multikolonieritas dengan metode

perhitungan korelasi dapat terlihat bahwa tidak ada yang di atas 0.90, maka

hasil dari uji ini adalah H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam

model tidak terdapat masalah multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi data memiliki masalah heteroskedastisitas atau tidak

yaitu jika probabilitas OBS*R2>0.05, maka data tidak terdapat

heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan aplikasi

EViews 9.0 dengan menggunakan uji white, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.300273 Prob. F(9,49) 0.2611

Obs*R-squared 11.37425 Prob. Chi-Square(9) 0.2509 Scaled explained SS 3.412358 Prob. Chi-Square(9) 0.9457

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel uji heteroskedastisitas dengan mengunakan uji white,

maka dapat diketahui bahwa probability chi-square sebesar 0.2509 > 0.05,

68

dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Sehingga dari

hasil uji white tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

heteroskedastisitas pada model.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dapat dilakukan melalui uji LM Test yang kemudian hasil

dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi Square. Jika probabilitas Chi Square

lebih besar dari tingkat signifikansi 5%, maka dikatakan tidak terdapat

autokorelasi. Hasil pengujian uji autokorelasi menggunakan EViews 9.0

adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.7 uji autokorelasi dengan uji Breusch-Godfrey

menunjukkan bahwa nilai Obs*R-squared sebesar 44.82769 > 0.0 dan nilai

probabilitas Chi-Square sebesar 0.0000 < 0.05, maka H0 ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terjadi gejala autokorelasi dalam model. Untuk mengatasi

adanya gejala autolokerasi, penulis menggunakan metode Diferensial. Berikut

ini hasil pengolahan dengan metode Diferensial:

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 79.77347 Prob. F(2,54) 0.0000 Obs*R-squared 44.82769 Prob. Chi-Square(2) 0.0000

69

Tabel 4. 8 Hasil Uji Autokorelasi dengan Metode Diferensial

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.689689 Prob. F(2,53) 0.0772 Obs*R-squared 5.436565 Prob. Chi-Square(2) 0.0660

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat terlihat bahwa nilai

dari Probability Chi-Square adalah 0.0660 > 0.05 yang berarti dapat

disimpulkan bahwa sudah tidak terjadi gejala autokorelasi pada model.

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah ditetapkan sebelumnya ditolak atau diterima secara statistik. Pengujian

hipotesis ini dilakukan dengan Uji t-statistic dan uji Adj R2 (Adjusted R Square).

Model penelitian ini menggunakan Ordinary Least Square, hasilnya adalah

sebagai berikut:

a. Uji Parsial (T Test)

Uji-t bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu)

variabel-variabel independen, yaitu variabel jumlah nasabah, pendapatan

Pegadaian Syariah, dan inflasi terhadap variabel dependen, yaitu penyaluran

gadai syariah (Rahn). Salah satu cara untuk melakukan uji-t adalah dengan

melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistik t. Apabila nilai probabilitas

lebih kecil dari tingkat signifikan α yaitu 0.05, maka variabel independen

secara parsial mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

70

Tabel 4. 9 Hasil Uji t-Statistic

Dependent Variable: RAHN Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:12 Sample: 2012M01 2016M12 Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.079950 0.729206 9.709120 0.0000

JN -0.014366 0.004009 -3.583502 0.0007 PEND 0.822056 0.028453 28.89158 0.0000 INF -0.057376 0.007575 -7.574356 0.0000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji statistik t mendapatkan hasil sebagai

berikut:

1) Pengaruh t-statistik untuk Jumlah Nasabah (JN) terhadap Gadai

Syariah (RAHN)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh t-hitung sebesar -3.583502 dengan

tingkat signifikan 0.0007 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat

dikatakan H01 ditolak dan secara parsial perubahan Jumlah Nasabah

dapat mempengaruhi tingkat Rahn secara signifikan.

2) Pengaruh uji statistik t untuk Pendapatan Pegadaian Syariah (PEND)

terhadap Gadai Syariah (RAHN)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh t-hitung sebesar 28.89158 dengan

tingkat signifikan 0.0000 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat

dikatakan H02 ditolak dan secara parsial perubahan Pendapatan

71

Pegadaian Syariah dapat mempengaruhi tingkat Rahn secara

signifikan.

3) Pengaruh uji statistik t untuk Inflasi (INF) terhadap Gadai Syariah

(RAHN)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh t-hitung sebesar -7.574356 dengan

tingkat signifikan 0.0000 yang berarti lebih kecil dari 0.05, maka dapat

dikatakan H03 ditolak dan secara parsial perubahan Inflasi dapat

mempengaruhi tingkat Rahn secara signifikan.

b. Uji Pengaruh Simultan (F Test)

Uji-F bertujuan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel

independen, yaitu variabel jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah,

dan inflasi secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen,

yaitu gadai syariah (Rahn).

Tabel 4. 10 Hasil Uji F-Statistic

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji-F diperoleh hasil F-statistic sebesar

442.6170 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000000. Probabilitas memiliki

nilai yang lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan H05 ditolak dan dapat

R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283

Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000

72

ditarik kesimpulan bahwa perubahan Jumlah Nasabah, Pendapatan

Pegadaian Syariah, dan Inflasi secara bersama-sama (simultan) memiliki

pengaruh secara signifikan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi

terbaik. Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan lebih dari satu

variabel independen.

Tabel 4. 11 Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283 Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji koefisien determinasi dapat diketahui

bahwa nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.957365 atau 95.7%, hal ini

menunjukkan bahwa variasi variabel dependen (Rahn) secara bersama-sama

mampu dijelaskan oleh variasi variabel independen (Jumlah Nasabah,

Pendapatan Pegadaian Syariah, dan Inflasi) sebesar 95.7 persen. Sedangkan

sisanya sebesar 4.3 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang

diteliti.

73

3. Persamaan Model Regresi

Hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dengan metode

OLS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 12 Hasil Estimasi Model Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: RAHN Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:12 Sample: 2012M01 2016M12 Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.079950 0.729206 9.709120 0.0000

JN -0.014366 0.004009 -3.583502 0.0007 PEND 0.822056 0.028453 28.89158 0.0000 INF -0.057376 0.007575 -7.574356 0.0000

R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283

Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output EViews 9 (data diolah)

Berdasarkan tabel 4.13 hasil estimasi model OLS di atas, maka dapat disusun

persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

RAHN = 7.079950 – 0.014366 JN + 0.822056 PEND - 0.057376 INF + e

Di mana:

Y : RAHN (Penyaluran gadai syariah)

X1 : JN (Jumlah Nasabah)

X2 : PEND (Pendapatan Pegadaian Syariah)

74

X3 : INF (Inflasi)

e : Nilai Residu

Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa:

a. Berdasarkan hasil OLS, nilai konstanta sebesar 7.079950 memiliki arti

bahwa apabila variabel bebas (independen) dianggap konstan atau tidak

mengalami perubahan, maka akan menaikkan atau meningkatkan tingkat

RAHN sebesar 7.079950. hal ini menunjukkan akan terjadi peningkatan

tingkat penyaluran Rahn apabila variabel independen dianggap konstan.

b. Nilai koefisien regresi Jumlah Nasabah (JN) sebesar -0.014366 persen yang

berarti apabila Jumlah Nasabah mengalami perubahan positif sebesar 1

persen, maka akan menurunkan penyaluran gadai syariah sebesar 0.014366

persen.

c. Nilai koefisien regresi Pendapatan Pegadaian Syariah (PEND) sebesar

0.822056 yang berarti bahwa apabila Pendapatan Pegadaian Syariah

mengalami perubahan positif sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan

atau menaikkan penyaluran gadai syariah (RAHN) sebesar 0.822056 persen.

d. Nilai koefisien regresi Inflasi (INF) sebesar -0.057376 menunjukkan bahwa

setiap kenaikan Inflasi sebesar 1 persen, maka akan menurunkan penyaluran

gadai syariah (RAHN) sebesar 0.057376 persen.

D. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut:

75

1. Pengaruh Jumlah Nasabah Terhadap Penyaluran Gadai Syariah

(Rahn)

Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel Jumlah Nasabah memiliki nilai signifikan 0.0007 < 0.05,

artinya H01 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah

Nasabah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penyaluran gadai

syariah (Rahn). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Ade Septevany (2016), Aziz (2013), serta Widiarti dan

Sinarti (2013), di mana hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa

variabel Jumlah Nasabah berpengaruh signifikan terhadap penyaluran gadai

syariah (Rahn).

Menurut Ade Purnomo (2009), peningkatan jumlah nasabah tidak

hanya berfokus terhadap peningkatan kuantitas nasabahnya saja, melainkan

juga terhadap peningkatan jumlah penyaluran kredit Perum Pegadaian. Hal

ini juga menunjukkan adanya kepercayaan masyarakat terhadap Perum

Pegadaian sebagai lembaga pemberi pembiayaan.

Jadi, hasil analisis yang didapat adalah kuantitas nasabah menjadi

salah satu faktor berpengaruh terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).

Hal ini disebabkan semakin banyaknya jumlah nasabah, berarti produk

gadai syariah pada PT Pegadaian semakin dipercaya oleh masyarakat,

sehingga jumlah nasabah dapat mempengaruhi jumlah pembiayaan gadai

syariah yang dapat disalurkan kepada masyarakat. Pada penelitian ini

didapatkan hasil bahwa variabel jumlah nasabah berpengaruh negatif

76

terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn) yang artinya setiap kenaikan

jumlah nasabah dapat menurunkan penyaluran gadai syariah (Rahn) pada

PT Pegadaian. Hal ini dapat disebabkan karena adanya penurunan jumlah

nasabah secara drastis pada tahun 2014, di mana pada tahun 2014 tercatat

jumlah nasabah gadai syariah sejumlah 577.273 nasabah dari jumlah

sebelumnya sebesar 2.635.817 nasabah sementara jumlah gadai syariah

yang disalurkan kepada masyarakat justru meningkat dari yang sejumlah

11.535.454.000.000 pada tahun 2013 dan meningkat menjadi

11.722.736.000.000 pada tahun 2014.

Menurunnya jumlah nasabah gadai syariah pada PT Pegadaian ini

salah satunya dapat disebabkan karena persaingan dalam industri gadai

mulai marak, baik bisnis gadai yang dijalankan oleh perbankan syariah, para

pelaku ritel, maupun individu yang cukup banyak dan mudah ditemui di

berbagai tempat (Annual Report PT Pegadaian, 2014: 27).

2. Pengaruh Pendapatan Pegadaian Syariah Terhadap Penyaluran Gadai

Syariah (Rahn)

Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).

Variabel Pendapatan Pegadaian Syariah memiliki nilai signifikan 0.0000 <

0.05 yang berarti menolak H02. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Pendapatan Pegadaian Syariah secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).

77

Pendapatan merupakan salah satu faktor internal perusahaan, di

mana hal ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh PT

Pegadaian dalam menyalurkan Gadai Syariah kepada masyarakat. Menurut

penulis, semakin tinggi hasil pendapatan Pegadaian Syariah yang diperoleh

PT Pegadaian, maka dapat semakin tinggi pula laba yang diperoleh sehingga

dapat meningkat pula penyaluran gadai syariah yang diberikan kepada

masyarakat yang mengajukan pembiayaan gadai syariah (Rahn) di PT

Pegadaian.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Icha Puspita dan Sri Rahayu (2013). Berdasarkan uji statistik yang

dilakukan, variabel pendapatan memiliki pengaruh terhadap penyaluran

kredit di PERUM Pegadaian Cabang Jombang. Hal ini mengindikasikan

bahwa variabel pendapatan berbanding lurus dengan kredit yang disalurkan

terhadap masyarakat.

Hasil dari penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Titi Widiarti dan Sinarti (2013). Berdasarkan hasil uji

statistik, variabel pendapatan Perum Pegadaian secara signifikan memiliki

pengaruh terhadap penyaluran kredit Perum Pegadaian Cabang Batam yang

artinya semakin tinggi laju pendapatan Perum Pegadaian yang

mencerminkan semakin maraknya kegiatan penyaluran kredit melalui

bidang-bidang usaha Perum Pegadaian yang secara berkelanjutan

mencerminkan pergerakan usaha bagi masyarakat.

78

3. Pengaruh Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn)

Berdasarkan hasil pengujian, variabel inflasi memiliki nilai

signifikan 0.0000 < 0.05 yang berarti menolak H03. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap

penyaluran gadai syariah (Rahn).

PT Pegadaian dalam melakukan penyusunan Rencana Kerja dan

Anggaran Perusahaan (RKAP) mempertimbangkan berbagai komponen

ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kurs USD terhadap

rupiah, BI rate, tingkat suku bunga dasar kredit korporasi, harga emas dunia,

dan harga emas Antam. Pada tahun 2014 pendapatan Pegadaian Syariah dan

PT Pegadaian sempat menurun, hal tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor, salah satunya inflasi. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan

pendapatan Pegadaian Syariah menurun yang kemudian dapat berpengaruh

terhadap turunnya laba perusahaan sehingga jumlah penyaluran gadai

syariah pun dapat menurun.

Menurut Widiarti dan Sinarti (2013), inflasi yang tinggi dapat

menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dan terjadinya

ketidakstabilan perekonomian sehingga dapat menurunkan kepercayaan

para investor untuk menanamkan investasinya. PT Pegadaian sendiri dalam

mendapatkan sumber dana untuk kemudian disalurkan lagi kepada

masyarakat adalah melalui pendapatan yang diterima oleh PT Pegadaian,

pinjaman dari bank, dan modal yang diberikan oleh investor. Hal tersebut

79

menjadi salah satu penyebab inflasi menjadi variabel yang berpengaruh

negatif terhadap penyaluran gadai syariah (rahn) pada PT Pegadaian.

4. Pengaruh Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan

Inflasi Terhadap Penyaluran gadai syariah (Rahn)

Jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap penyaluran gadai syariah

(Rahn) dengan hasil uji-F 0.000000 < 0.05 yang berarti menolak H05. Hasil

uji penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Dewi (2016), Desriani dan Rahayu (2013), Aziz (2013),

Widiarti dan Sinarti (2013), serta Yenni Del Rosa (2017) bahwasanya

jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian Syariah, dan inflasi berpengaruh

secara simultan terhadap penyaluran gadai syariah (Rahn).

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan

pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji t (parsial) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen, dapat

disimpulkan dalam beberapa hal sebagai berikut:

a. Variabel jumlah nasabah secara parsial berpengaruh signifikan dengan

arah konstanta negatif terhadap penyaluran gadai syariah dengan nilai

koefisien jumlah nasabah sebesar -0.014366 dan tingkat signifikansi

sebesar 0.0007. Hal ini mengindikasikan bahwa jika jumlah nasabah

meningkat, maka penyaluran gadai syariah (rahn) akan mengalami

penurunan, begitu pun sebaliknya.

b. Variabel pendapatan Pegadaian Syariah secara parsial berpengaruh

signifikan dengan arah konstanta positif terhadap penyaluran gadai syariah

dengan nilai koefisien pendapatan Pegadaian Syariah sebesar 0.822056

dan tingkat signifikansi sebesar 0.0000. Hal ini mengindikasikan bahwa

jika nilai pendapatan Pegadaian Syariah meningkat, maka nilai penyaluran

gadai syariah (rahn) akan mengalami peningkatan, begitu pun sebaliknya.

c. Variabel inflasi secara parsial berpengaruh signifikan dengan arah

konstanta negatif terhadap penyaluran gadai syariah dengan nilai koefisien

81

inflasi sebesar -0.057376 dan tingkat signifikansi sebesar 0.0000. Hal ini

mengindikasikan bahwa jika nilai inflasi meningkat, maka penyaluran

gadai syariah (rahn) akan mengalami penurunan, begitu pun sebaliknya.

2. Berdasarkan uji F (simultan), Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah,

dan Inflasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Penyaluran Gadai

Syariah (Rahn) pada PT Pegadaian periode 2012-2016 dengan nilai F-statistic

sebesar 442.6170 dan probability sebesar 0.0000 < 0.05. Berdasarkan uji

koefisien determinasi (Adjusted R-Square) dapat dilihat bahwa koefisien

determinasi yang disesuaikan sebesar 0.957365 atau sebesar 95,7%. Hal ini

menunjukkan bahwa Jumlah Nasabah, Pendapatan Pegadaian Syariah, dan

Inflasi berkontribusi sebesar 95,7% terhadap Penyaluran Gadai Syariah pada

PT Pegadaian, sedangkan sisanya sebesar 4,3% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3. Dari hasil uji regresi linier berganda yang dilakukan peneliti, variabel yang

paling dominan berpengaruh terhadap penyaluran gadai syariah (rahn) adalah

Inflasi dengan hasil signifikansi sebesar 0.0000 dan nilai koefisien sebesar -

0.057376.

B. Saran

1. Bagi PT Pegadaian

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi penyaluran gadai syariah (Rahn) yang

dilakukan oleh PT Pegadaian, yaitu jumlah nasabah, pendapatan Pegadaian

Syariah, dan inflasi. Oleh sebab itu penting bagi PT Pegadaian untuk

82

meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah agar jumlah nasabah

dan kepercayaan nasabah semakin meningkat agar dapat meningkatkan

jumlah pendapatan pegadaian syariah yang diperoleh PT Pegadaian.

Pendapatan Pegadaian Syariah pada PT Pegadaian sendiri diperoleh

dari pendapatan usaha syariah berupa administrasi dan ujrah pada setiap

produk syariah, serta pendapatan lainnya. Beberapa unsur dari pendapatan

usaha merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan nasabah,

oleh sebab itu penting bagi PT Pegadaian untuk semakin meningkatkan

kualitas pelayanan dan mencari tahu hal-hal apa saja yang dibutuhkan

masyarakat saat ini sehingga PT Pegadaian dapat menjadi perusahaan yang

dekat dengan masyarakat dalam mengatasi masalah tanpa masalah. PT

Pegadaian dapat melakukan beberapa pendekatan kepada masyarakat,

misalnya dengan membuka cabang di daerah padat penduduk yang memiliki

usaha mikro, kecil, dan menengah.

Selain itu, diharapkan PT Pegadaian dapat membuat inovasi yang

lebih banyak lagi terhadap produk syariah, serta inovasi dalam strategi

menghadapi inflasi sehingga PT Pegadaian tetap mampu bertahan ketika

inflasi cenderung meningkat dan perekonomian negara sedang tidak baik.

2. Bagi Akademisi

Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini dapat dijadikan salah satu

refrensi dan semoga dapat menginspirasi untuk melakukan sebuah

penelitian baru atau melanjutkan penelitian yang sudah ada. Mengingat ada

begitu banyak lembaga keuangan syariah di Indonesia, maka diharapkan

83

agar peneliti selanjutnya dapat meneliti dan mengulas secara mendetail

terkait lembaga keuangan syariah lainnya yang belum terlalu sering dibahas

dalam penelitian akademis agar pengetahuan masyarakat terkait lembaga

keuangan syariah semakin luas. Selain variabel-variabel yang ada dalam

penelitian ini, bagi peneliti selanjutnya dapat pula menggunakan variabel

lain yang lekat pula dengan pegadaian, seperti BI Rate, Nilai Tukar, NPL,

dan lain sebagainya yang dapat dilihat dalam annual report PT Pegadaian.

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan

informasi mengenai keadaan keuangan PT Pegadaian kepada para

nasabahnya serta masyarakat umum yang tertarik terhadap Pegadaian

Syariah sehingga dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan transaksi

di PT Pegadaian khususnya produk Gadai Syariah (Rahn).

84

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Abdul G. Gadai Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2011

Apryanti, Tryana (2017). Pengaruh Sewa Modal, Jumlah Nasabah, dan Harga Emas Terhadap Penyaluran Kredit Golongan C Pada PT Pegadaian Tanjung Pinang Tahun 2011-2015. 1-21.

Aziz, Mukhlis A. Analisis Pengaruh Tingkat Sewa Modal, Jumlah Nasabah, Harga Emas, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Golongan C (Studi pada PT Pegadaian Cabang Probolinggo). Jurnal Ilmiah, 1-21. 2013.

Billah, M. M. Dinar Emas: Mata Uang Islam. Selangor: Sweet and Maxwell Asia. 2010.

Dewi, A. S. Pengaruh Jumlah Nasabah, Tingkat Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada PT Pegadaian di Cabang Samarinda Seberang Kota Samarinda. Akuntabel: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol. 13, (2), 71-81. 2016

Dipraja, Sholeh. Siapa Bilang Investasi Emas Butuh Modal Gede. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.

Djumhana, M. Hukum Perbankan di Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti. 2003

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2005.

Hadi, M. d. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Diniyah. 2003.

Handiman, A. A. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia. 2006.

John J. Wild, d. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 2005.

Karim, A. A. Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2007.

Karsimah, N. Y. Pengaruh PDRB, Pengangguran, dan Inflasi Terhadap Penyaluran Dana Kredit PT Pegadaian (Persero) Provinsi Jawa Tengah Tahun 1984-2013. Economics Development Analysis Journal, 262-269. 2017.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2009.

85

Lukman, H. d. Statistik Ekonomi. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2008.

Mardani. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.

Martono. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia. 2010.

Nazir, M. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

Nordhaus, S. d. Ilmu Makroekonomi. Jakarta: Media Global Edukasi. 2004.

Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. PT Pegadaian. 2013.

Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. Jakarta: PT Pegadaian. 2014.

Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. Jakarta: PT Pegadaian. 2015.

Pegadaian, A. R. Laporan Tahunan PT Pegadaian. Jakarta: PT Pegadaian. 2016.

Purnomo, Ade. Pengaruh Pendapatan Pegadaian, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika Periode 2004-2008. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 1-15. 2009.

Purwanto, S. d. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. 2013.

Rahayu, Icha P. Analisis Pengaruh Pendapatan, Harga Emas, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada PERUM Pegadaian Cabang Jombang, Tangerang Periode Maret 2009-September 2011). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 2 No. 2, 147-165. 2013.

Rais, Sasli. Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional (Suatu Kajian Temporer). Jakarta: UI-Press. 2008.

Rozani, E. A. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia. Islamic Finance and Business Review, 66. 2010.

Rudianto. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2009.

S, Burhanuddin. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

Sinarti, Titi Widiarti. Pengaruh Pendapatan, Jumlah Nasabah, dan Tingkat Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit pada Perum Pegadaian Cabang Batam Periode 2008-2012. 1-6. 2013.

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana. 2014.

86

Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. 2009.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2010.

Sukirno, Sadono. Makroekonomi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. 2010.

Supriyadi, A. Struktur Hukum Pegadaian Syariah dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif. EMPIRIK: Jurnal Penelitian Islam Vol. 3 No. 2 Juli-Desember, 1-32. 2010.

Teguh, M. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1999.

Triandaru, T. B. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2006.

Wijaya, Tony. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2013

Yenni Del Rosa, dkk. Pengaruh Tingkat Inflasi dan Pendapatan Pegadaian Terhadap Penyaluran Kredit Rahn Pada Pegadaian Syariah di Indonesia Tahun 2007-2015. Menara Ekonomi Vol. 3 No.5, 116-127. 2017.

ED PSAK No. 23 (Revisi 2009), 2009, dikutip tanggal 23 September 2017.

www.bi.go.id, diakses pada tanggal 30 Maret 2017.

87

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian

Periode Penyaluran Gadai Syariah

Jumlah Nasabah

Pendapatan Pegadaian Syariah

Inflasi

2012 11.122.405.000.000 2.292.312 787.481.000.000 0,043

2013 11.535.454.000.000 2.635.871 844.505.000.000 0,0838

2014 11.722.736.000.000 577.273 830.477.000.000 0,0836

2015 13.077.842.000.000 823.980 976.614.000.000 0,0335

2016 14.096.938.000.000 854.182 994.608.000.000 0,0345

88

Lampiran 2: Data Penelitian Setelah Dilakukan Interpolasi

Periode

Penyaluran Gadai Syariah

Jumlah Nasabah

Pendapatan Pegadaian Syariah

Inflasi

2012M01 905.581.738.522 119.287 61.711.605.324 0,0365 2012M02 909.887.308.545 136.964 62.559.903.935 0,0356 2012M03 914.062.226.369 153.251 63.367.084.490 0,0397 2012M04 918.106.491.994 168.148 64.133.146.990 0,045 2012M05 922.020.105.420 181.655 64.858.091.435 0,0445 2012M06 925.803.066.647 193.771 65.541.917.824 0,0453 2012M07 929.455.375.675 204.499 66.184.626.157 0,0456 2012M08 932.977.032.503 213.835 66.786.216.435 0,0458 2012M09 936.368.037.133 221.781 67.346.688.657 0,0431 2012M10 939.628.389.564 228.338 67.866.042.824 0,0461 2012M11 942.758.089.795 233.504 68.344.278.935 0,0432 2012M12 945.757.137.827 237.280 68.781.396.990 0,043 2013M01 948.625.533.661 239.666 69.177.396.990 0,0457 2013M02 951.363.277.295 240.661 69.532.278.935 0,0531 2013M03 953.970.368.730 240.267 69.846.042.824 0,059 2013M04 956.446.807.966 238.482 70.118.688.657 0,0557 2013M05 958.792.595.003 235.307 70.350.216.435 0,0547 2013M06 961.007.729.841 230.743 70.540.626.157 0,059 2013M07 963.092.212.480 224.788 70.689.917.824 0,0861 2013M08 965.046.042.920 217.442 70.798.091.435 0,0879 2013M09 966.869.221.161 208.707 70.865.146.990 0,084 2013M10 968.561.747.202 198.582 70.891.084.490 0,0832 2013M11 970.123.621.045 187.066 70.875.903.935 0,0837 2013M12 971.554.842.689 174.161 70.819.605.324 0,0838 2014M01 953.634.394.290 94.937 67.533.142.457 0,0822 2014M02 955.610.787.808 81.976 67.528.413.869 0,0775 2014M03 958.263.005.401 70.348 67.616.373.360 0,0732 2014M04 961.591.047.067 60.054 67.797.020.929 0,0725 2014M05 965.594.912.808 51.095 68.070.356.577 0,0732 2014M06 970.274.602.623 43.470 68.436.380.304 0,067 2014M07 975.630.116.512 37.178 68.895.092.110 0,0453 2014M08 981.661.454.475 32.221 69.446.491.994 0,0399 2014M09 988.368.616.512 28.598 70.090.579.957 0,0453 2014M10 995.751.602.623 26.309 70.827.355.999 0,0483 2014M11 1.003.810.412.808 25.354 71.656.820.119 0,0623 2014M12 1.012.545.047.067 25.733 72.578.972.318 0,0836

89

2015M01 1.042.697.043.016 62.228 77.570.282.889 0,0696 2015M02 1.051.913.051.118 63.816 78.510.966.338 0,0629 2015M03 1.060.934.608.989 65.279 79.377.492.959 0,0638 2015M04 1.069.761.716.628 66.616 80.169.862.750 0,0679 2015M05 1.078.394.374.035 67.828 80.888.075.713 0,0715 2015M06 1.086.832.581.211 68.915 81.532.131.847 0,0726 2015M07 1.095.076.338.155 69.877 82.102.031.153 0,0726 2015M08 1.103.125.644.868 70.713 82.597.773.630 0,0718 2015M09 1.110.980.501.350 71.424 83.019.359.278 0,0683 2015M10 1.118.640.907.600 72.009 83.366.788.097 0,0625 2015M11 1.126.106.863.618 72.470 83.364.006.008 0,0489 2015M12 1.133.378.369.405 72.805 83.839.175.250 0,0335 2016M01 1.140.455.424.961 73.014 83.964.133.584 0,0414 2016M02 1.147.338.030.285 73.099 84.014.935.088 0,0442 2016M03 1.154.026.185.378 73.059 83.991.579.764 0,0445 2016M04 1.160.519.890.239 72.892 83.894.967.611 0,036 2016M05 1.166.819.144.868 72.600 83.722.398.630 0,0333 2016M06 1.172.923.949.266 72.184 83.476.572.820 0,0345 2016M07 1.178.834.303.433 71.642 83.156.590.181 0,0321 2016M08 1.184.550.207.368 70.974 82.762.450.713 0,0279 2016M09 1.190.071.661.072 70.182 82.294.154.417 0,0307 2016M10 1.195.398.664.544 69.264 81.751.701.292 0,0331 2016M11 1.200.531.217.785 68.221 81.135.091.338 0,0358 2016M12 1.205.469.320.794 67.052 80.444.324.556 0,0302 Sumber: Annual Report PT Pegadaian, web Bank Indonesia

90

Lampiran 3: Data Penelitian (Ln)

Periode

Penyaluran Gadai Syariah

Jumlah Nasabah

Pendapatan Pegadaian

Syariah Inflasi

2012M01 27,53 11,69 24,85 -3,31 2012M02 27,54 11,83 24,86 -3,34 2012M03 27,54 11,94 24,87 -3,23 2012M04 27,55 12,03 24,88 -3,1 2012M05 27,55 12,11 24,9 -3,11 2012M06 27,55 12,17 24,91 -3,09 2012M07 27,56 12,23 24,92 -3,09 2012M08 27,56 12,27 24,92 -3,08 2012M09 27,57 12,31 24,93 -3,14 2012M10 27,57 12,34 24,94 -3,08 2012M11 27,57 12,36 24,95 -3,14 2012M12 27,58 12,38 24,95 -3,15 2013M01 27,58 12,39 24,96 -3,09 2013M02 27,58 12,39 24,97 -2,94 2013M03 27,58 12,39 24,97 -2,83 2013M04 27,59 12,38 24,97 -2,89 2013M05 27,59 12,37 24,98 -2,91 2013M06 27,59 12,35 24,98 -2,83 2013M07 27,59 12,32 24,98 -2,45 2013M08 27,6 12,29 24,98 -2,43 2013M09 27,6 12,25 24,98 -2,48 2013M10 27,6 12,2 24,98 -2,49 2013M11 27,6 12,14 24,98 -2,48 2013M12 27,6 12,07 24,98 -2,48 2014M01 27,58 11,46 24,94 -2,5 2014M02 27,59 11,31 24,94 -2,56 2014M03 27,59 11,16 24,94 -2,61 2014M04 27,59 11 24,94 -2,62 2014M05 27,6 10,84 24,94 -2,61 2014M06 27,6 10,68 24,95 -2,7 2014M07 27,61 10,52 24,96 -3,09 2014M08 27,61 10,38 24,96 -3,22 2014M09 27,62 10,26 24,97 -3,09 2014M10 27,63 10,18 24,98 -3,03 2014M11 27,63 10,14 25 -2,78

91

2014M12 27,64 10,16 25,01 -2,48 2015M01 27,67 11,04 25,07 -2,66 2015M02 27,68 11,06 25,09 -2,77 2015M03 27,69 11,09 25,1 -2,75 2015M04 27,7 11,11 25,11 -2,69 2015M05 27,71 11,12 25,12 -2,64 2015M06 27,71 11,14 25,12 -2,62 2015M07 27,72 11,15 25,13 -2,62 2015M08 27,73 11,17 25,14 -2,63 2015M09 27,74 11,18 25,14 -2,68 2015M10 27,74 11,18 25,15 -2,77 2015M11 27,75 11,19 25,15 -3,02 2015M12 27,76 11,2 25,15 -3,4 2016M01 27,76 11,2 25,15 -3,18 2016M02 27,77 11,2 25,15 -3,12 2016M03 27,77 11,2 25,15 -3,11 2016M04 27,78 11,2 25,15 -3,32 2016M05 27,79 11,19 25,15 -3,4 2016M06 27,79 11,19 25,15 -3,37 2016M07 27,8 11,18 25,14 -3,44 2016M08 27,8 11,17 25,14 -3,58 2016M09 27,81 11,16 25,13 -3,48 2016M10 27,81 11,15 25,13 -3,41 2016M11 27,81 11,13 25,12 -3,33 2016M12 27,82 11,11 25,11 -3,5 Sumber: Output SPSS 23 (data diolah)

92

Lampiran 4: Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

12

-0.005 0.000 0.005

Series: ResidualsSample 2012M02 2016M12Observations 59

Mean -4.12e-19Median -0.001282Maximum 0.008961Minimum -0.008286Std. Dev. 0.004959Skewness 0.116918Kurtosis 1.690463

Jarque-Bera 4.350182Probability 0.113598

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

93

Lampiran 5: Uji Multikolonieritas

Variabel JN PEND INF

JN 1.000000 -0.426284 0.051891 PEND -0.426284 1.000000 -0.177852 INF 0.051891 -0.177852 1.000000

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

Keterangan:

JN = Jumlah Nasabah

PEND = Pendapatan Pegadaian Syariah

INF = Inflasi

94

Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.300273 Prob. F(9,49) 0.2611

Obs*R-squared 11.37425 Prob. Chi-Square(9) 0.2509 Scaled explained SS 3.412358 Prob. Chi-Square(9) 0.9457

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:14 Sample: 2012M02 2016M12 Included observations: 59

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2.35E-05 3.52E-06 6.669739 0.0000

D(JN)^2 6.49E-06 0.000334 0.019422 0.9846 D(JN)*D(PEND) -0.000312 0.005932 -0.052626 0.9582 D(JN)*D(INF) 7.72E-05 0.000299 0.258154 0.7974

D(JN) -4.44E-05 5.70E-05 -0.779528 0.4394 D(PEND)^2 0.015695 0.039834 0.394007 0.6953

D(PEND)*D(INF) 0.001610 0.002860 0.563132 0.5759 D(PEND) 0.000179 0.000587 0.304074 0.7624 D(INF)^2 -0.000139 7.98E-05 -1.739346 0.0883 D(INF) 1.76E-05 2.45E-05 0.721369 0.4741

R-squared 0.192784 Mean dependent var 2.42E-05

Adjusted R-squared 0.044520 S.D. dependent var 2.03E-05 S.E. of regression 1.98E-05 Akaike info criterion -18.66771 Sum squared resid 1.92E-08 Schwarz criterion -18.31558 Log likelihood 560.6973 Hannan-Quinn criter. -18.53025 F-statistic 1.300273 Durbin-Watson stat 2.402917 Prob(F-statistic) 0.261119

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

95

Lampiran 7: Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 2.689689 Prob. F(2,53) 0.0772

Obs*R-squared 5.436565 Prob. Chi-Square(2) 0.0660

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:14 Sample: 2012M02 2016M12 Included observations: 59 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.000270 0.000807 -0.334869 0.7390

D(JN) -0.001613 0.006926 -0.232963 0.8167 D(PEND) 0.052502 0.096653 0.543202 0.5893 D(INF) -0.000487 0.004859 -0.100197 0.9206

RESID(-1) -0.303309 0.146849 -2.065446 0.0438 RESID(-2) 0.045055 0.141132 0.319238 0.7508

R-squared 0.092145 Mean dependent var -4.12E-19

Adjusted R-squared 0.006498 S.D. dependent var 0.004959 S.E. of regression 0.004943 Akaike info criterion -7.685409 Sum squared resid 0.001295 Schwarz criterion -7.474134 Log likelihood 232.7196 Hannan-Quinn criter. -7.602935 F-statistic 1.075876 Durbin-Watson stat 2.000326 Prob(F-statistic) 0.384306

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

96

Lampiran 8: Hasil Regresi Ordinary Least Square (OLS)

Dependent Variable: RAHN Method: Least Squares Date: 11/28/17 Time: 22:12 Sample: 2012M01 2016M12 Included observations: 60

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.079950 0.729206 9.709120 0.0000

JN -0.014366 0.004009 -3.583502 0.0007 PEND 0.822056 0.028453 28.89158 0.0000 INF -0.057376 0.007575 -7.574356 0.0000

R-squared 0.959533 Mean dependent var 27.65283

Adjusted R-squared 0.957365 S.D. dependent var 0.090724 S.E. of regression 0.018733 Akaike info criterion -5.052740 Sum squared resid 0.019651 Schwarz criterion -4.913117 Log likelihood 155.5822 Hannan-Quinn criter. -4.998126 F-statistic 442.6170 Durbin-Watson stat 0.266954 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Output Eviews 9 (data diolah)

97

Lampiran 9: Surat Penelitian