jurnal

Embed Size (px)

Citation preview

POTENSI ANTIKOLESTEROL SENYAWA FLAVONOID TEH (Camelia sinensis) THE ANTICHOLESTEROL POTENCY OF TEA (Camelia sinensis) FLAVONOID COMPOUND Andrew Joshua Siahaan, Wahyu Widowati, Hana Ratnawati Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Cardiovascular disease (CAD) is the primary cause of death in the world. CAD can be triggered by many factors, such as dyslipidemia. Statins that used to treat dyslipidemia had been proven to have side effects, so it is needed to find other compound which is safer. Tea flavonoid compounds had been proven to have effect on lowering cholesterol level. The objective of this study was to know the activity of cholesterol oxidase and the decreasing of cholesterol level in tea flavonoid compounds compared to simvastatin. This study was experimental laboratory study using epigallocatechin gallate (EGCG), catechin, gallic acid, kaempferol, myricetin, and quercetin samples with cholesterol oxidase activity and the ability to decrease cholesterol substrate in vitro. Statistical tests was performed by one-way ANOVA followed by Duncan Post Hoc Test method with p < 0,05. The result gained from this study, the cholesterol oxidase activity of EGCG at 1,953 g/ml was higher than simvastatin, with 86,92% activity level, while the decreasing of cholesterol level activity of EGCG at 1,953 g/ml (1,19 mmol/L) was higher than simvastatin, with 3,99 mmol/L.value. The conclusion of this study was each flavonoid compound observed has cholesterol oxidase activity and lower cholesterol level. Keyword: Tea, Flavonoid, Cholesterol ABSTRAK Penyakit kardiovaskuler (PKV) adalah penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia. PKV dapat dipicu oleh berbagai faktor salah satunya adalah dislipidemia. Golongan statin yang selama ini digunakan sebagai pengobatan dislipidemia terbukti memiliki efek samping, sehingga diperlukan penemuan bahan lain yang lebih aman. Teh memiliki kandungan senyawa flavonoid yang memiliki efek menurunkan kadar kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengtetahui potensi senyawa flavonoid teh dalam menurunkan kadar kolesterol. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratorik menggunakan sampel epigallokatekin galat (EGCG), katekin, asam galat, kaempferol, mirisetin, dan kuersetin dengan parameter yang digunakan adalah aktivitas enzim kolesterol oksidase dan kemampuan menurunkan kadar substrat kolesterol secara in vitro. Uji statistik dilakukan dengan ANOVA satu arah (one way) dilanjutkan Post Hoc Test metode Duncan dengan nilai p < 0,05. Dari hasil penelitan didapatkan, aktivitas kolesterol oksidase EGCG pada konsentrasi 1,953 g/ml lebih tinggi dibandingkan simvastatin, dengan aktivitas 86,92% sedangkan aktivitas

penurunan kadar kolesterol EGCG pada konsentrasi 1,953 g/ml (1,19 mmol/L) lebih tinggi dibandingkan simvastatin, yaitu sebesar 3,99 mmol/L. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masing-masing senyawa flavonoid teh yang diuji memiliki aktivitas kolesterol oksidase dan mampu menurunkan kadar kolesterol. Kata kunci: Teh, Flavonoid, Kolesterol PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskuler (PKV) merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia. Tingginya kadar lipid dalam darah merupakan salah satu penyebab PKV yang paling sering terjadi, yaitu penyakit jantung koroner. Dengan meningkatnya konsumsi lemak jenuh dan kolesterol maka terjadi peningkatan kadar kolesterol total dalam darah beserta fraksi-fraksinya sehingga meningkatkan aterogenesis.1 Pengobatan dislipidemia saat ini menggunakan golongan statin, yang merupakan 3-hydroxy-3methylglutaryl co-enzyme A (HMG CoA) reduktase yang sangat poten. Namun, Penggunaan jangka panjang golongan statin dapat menyebabkan efek samping seperti myalgia dan peningkatan enzim transaminase hepar.2 Meskipun penghentian penggunaan statin tidak selalu diperlukan dalam situasi seperti ini, pengurangan dosis yang menyebabkan berkurangnya efektivitas penanganan kolesterol dapat dilakukan jika statin dianggap sebagai agen penyebabnya.3 Dalam keadaan seperti ini maka diperlukan terapi kombinasi dengan menggunakan bahan yang aman untuk meningkatkan efektivitas penurunan kolesterol-LDL dari dosis statin yang lebih rendah. Salah satu golongan senyawa yang memiliki aktivitas antikolesterol adalah flavonoid.4 Teh (Camellia sinensis) telah sejak lama diteliti memiliki zat aktif flavonoid yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti menurunkan prevalensi dan insidensi penyakit kardiovaskuler serta kanker,5 antioksidan, anti-inflamasi, antihipertensi, anti mutagenik, dan anti diabetes,6 serta meningkatkan rasio HDL dan menurunkan rasio LDL, yang menunjukkan aktivitas antikolesterolnya.4

METODE

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Beaker glass, tabung Erlenmeyer, timbangan analitik, tabung eppendorf, tabung vial 50 ml, mikropipet 5-50 L, mikropipet 1001000 L, microplate reader BIORAD type 680 (spektrofotometer), microplate, sarung tangan, tabung reaksi, plat tetes. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : Senyawa EGCG, senyawa katekin, senyawa asam galat, senyawa kaempferol, senyawa mirisetin, senyawa kuersetin, simvastatin 10 mg, KIT Cholesterol (Randox) terdiri dari reagent R1 / Chol dan Cholesterol Standard / Chol Cal dengan konsentrasi 5,18 mmol/l atau 200 mg/dl, substrat kolesterol, kloroform Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental laboratoris menggunakan sampel senyawa EGCG, katekin, asam galat, kaempferol, mirisetin, kuersetin dengan parameter yang digunakan adalah aktivitas enzim kolesterol oksidase dan kemampuan menurunkan kadar substrat kolesterol secara in vitro. .Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) satu arah (one way) dilanjutkan Post Hoc Test menggunakan uji jarak berganda Duncan dengan tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05). Kemaknaan ditentukan berdasarkan nilai p < 0,05 menggunakan program komputer SPSS Version 16.0. Pengumpulan Bahan Senyawa-senyawa flavonoid EGCG, katekin, asam galat, kaempferol, mirisetin, kuersetin yang berasal dari tanaman teh hijau diperoleh dari Sigma, Co.Ltd Simvastatin 10 mg (PT Klabe Farma) sebagai pembanding, didapatkan dengan membeli di Apotek. Prosedur Uji Antikolesterol Pengujian aktivitas antikolesterol EGCG, katekin, asam galat, kaempferol, mirisetin, dan kuersetin secara in vitro menggunakan parameter aktivitas enzim kolesterol oksidase dan kemampuan menurunkan kadar kolesterol, dilakukan pada berbagai level konsentrasi, 1,953 g/ml, 0,976 g/ml, 0,488 g/ml, 0,244 g/ml dan 0,122 g/ml. menggunakan pembanding simvastatin sebagai kontrol positif.Pelaksanaan Penelitian

Pengukuran aktivitas antikolesterol dilakukan dengan menggunakan KIT-Cholesterol (RANDOX). Perbandingan reagen untuk blanko, kontrol, standard, dan sampel pada microplate dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Reagen untuk Blanko, Kontrol, Standard, dan Sampel Blanko Distilled H2O Standard Sampel Reagent Subst. Kolesterol (L) 10 1000 Control (L) Standard (L) 10 1000 10 1000 5 1000 5 Sampel (L)

Sampel didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar sampai berwarna merah muda kemudian diukur menggunakan microplate reader dengan panjang gelombang 500 nm. Aktivitas antikolesterol menggunakan rumus :

[Kolesterol] =

A Abasorbansi sampel Absorbansi standard X konsentrasi standard

[Kolesterol] Aktivitas antikolesterol (unit) = waktu inkubasi Aktivitas antikolesterol (%) = Absorbansi sampel-kontrol x 100 Absorbansi kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uji Duncan pada Tabel 2, aktivitas kolesterol oksidase tertinggi pada konsentrasi 1,953 g/ml adalah EGCG (86,29%) dan kuersetin (85,76%), pada konsentrasi 0,976 g/ml adalah EGCG (85,19%), Kuersetin (83,72%), dan mirisetin (82,33%), pada konsentrasi 0,488 g/ml adalah EGCG (82,48%), kuersetin (81,92%) dan mirisetin (81,92%), pada konsentrasi 0,244 g/ml adalah EGCG (81,92%), pada konsentrasi 0,122 g/ml adalah mirisetin (74,01%). Berdasarkan uji Duncan pada Tabel 2, aktivitas kolesterol oksidase tertinggi EGCG adalah pada konsentrasi 1,953 g/ml (86,29%), kuersetin pada konsentrasi 0,976 g/ml-1,953 g/ml

(83,72% - 85,76%), kaempferol pada konsentrasi 0,976 g/ml-1,953 g/ml (71,41% - 79,73%), mirisetin pada konsentrasi 0,488 g/ml-1,953 g/ml (81,92% - 84,63%), dan katekin pada konsentrasi 0,488 g/ml-1,953 g/ml (47,87% - 54,99%). Berdasarkan uji Duncan pada tabel 3, aktivitas penurunan kadar kolesterol tertinggi pada konsentrasi 1,953 g/ml adalah EGCG (1,19 mmol/L) sebesar 3,99 mmol/L dari konsentrasi kolesterol awal (5,18 mmol/L) dan kuersetin (1,24 mmol/L) sebesar 3,94 mmol/L, pada konsentrasi 0,976 g/ml adalah EGCG (1,29 mmol/L) sebesar 3,89 mmol, kuersetin (1,41 mmol/L) sebesar 3,77 mmol/L, dan mirisetin (1,54 mmol/L) sebesar 3,64 mmol/L, pada konsentrasi 0,488 g/ml adalah EGCG (1,52 mmol/L) sebesar 3,66 mmol/L, kuersetin (1,57 mmol/L) sebesar 3,61 mmol/L dan mirisetin (1,57 mmol/L) sebesar 3,61 mmol/L, pada konsentrasi 0,244 g/ml adalah EGCG (1,57 mmol/L) sebesar 3,61 mmol/L, pada konsentrasi 0,122 g/ml adalah mirisetin (2,26 mmol/L) sebesar 2,92 mmol/L. Berdasarkan uji Duncan pada tabel 3, aktivitas penurunan kadar kolesterol tertinggi EGCG adalah pada konsentrasi 1,953 g/ml (1,19 mmol/L) sebesar 3,99 mmol/L dari konsentrasi awal kolesterol (5,18 mmol/L), kuersetin pada konsentrasi 0,976 g/ml-1,953 g/ml (1,41 mmol/L-1,24 mmol/L) sebesar 3,77 mmol/L-3,94 mmol/L, kaempferol pada konsentrasi 0,976 g/ml-1,953 g/m (2,49 mmol/L-1,76 mmol/L) sebesar 2,69 mmol/L-3,42 mmol/L, mirisetin pada konsentrasi 0,488 g/m-1,953 g/m (1,57 mmol/L-1,34 mmol/L) sebesar 3,61 mmol/L-3,84 mmol/L dan katekin pada konsentrasi 0,488 g/m-1,953 g/m (4,54 mmol/L-3,92 mmol/L) sebesar 0,64 mmol/L-1,26 mmol/L.

Tabel 2 Rata-Rata, Standar Deviasi & Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Aktivitas Kolesterol Oksidase Senyawa Flavonoid Teh dan SimvastatinAktivitas Kolesterol Oksidase (%) KONSENTRASI EGCG Asam Galat Kuersetin Kaempferol Mirisetin Simvastatin Katekin

1,953 g/ml

86.292.37 e C

76.420.5 bc

85.763.18 e C

79.735.25 cd C 71.4111.78 ab C 43.8416.16 a B 32.167.57 a AB 23.391.01 a A

84.633.17 de B 82.334.06 b B 81.923.12 c B 79.693.19 de AB 74.013.81 f A

71.900.86 b

54.990.9 a B

0,976 g/ml

85.192.30 b BC

71.1425.09 ab

83.729.71 b C

71.374.83 ab

52.841.43 a B

0,488 g/ml

82.481.48 c BC

63.726.11 b

81.924.64 c BC

71.483.65 bc

47.871.31 a B

0,244 g/ml

81.920.96 e B

59.924.98 b

72.762.81 cd B

66.663.57 bc

38.566.00 a A

0,122 g/ml

55.362.63 d A

51.780.84 d

43.312.09 c A

63.803.40 e

33.827.67 b A

Keterangan:

huruf kecil (antar senyawa) yang sama pada baris dan huruf besar (antar konsentrasi) yang sama pada kolom menunjukan tidak terdapat perbedaan secara signifikan pada level significancy 0,05.

Tabel 3 Rata-Rata, Standar Deviasi & Hasil Uji Jarak Berganda Duncan Aktivitas Penurunan Kadar Kolesterol Senyawa Flavonoid Teh dan SimvastatinPenurunan Kadar Kolesterol (mmol/L) KONSENTRASI 1,953 g/ml EGCG 1.190.20 a A 0,976 g/ml 1.290.20 a AB 0,488 g/ml 1.520.12 a AB 0,244 g/ml 1.570.08 a B 0,122 g/ml 3.890.22 c C 4.200.07 c 3.490.43 d 3.160.53 b 2.512.18 ab Asam Galat 2.050.04 cd Kuersetin 1.240.27 a A 1.410.84 a A 1.570.40 a AB 2.370.24 bc B 4.940.18 d C Kaempferol 1.760.45 bc A 2.491.02 ab A 4.891.41 c B 5.910.66 e BC 6.680.08 f C Mirisetin 1.340.27 ab A 1.540.35 a A 1.570.27 a A 1.770.27 ab AB 2.260.33 a B 3.150.29 b 2.900.31 cd 2.480.31 ab 2.490.42 ab Simvastatin 2.450.07 d Katekin 3.920.08 e A 4.110.12 b A 4.540.09 c A 5.350.52 e B 5.770.67 e B

Keterangan:

huruf kecil (antar senyawa) yang sama pada baris dan huruf besar (antar konsentrasi) yang sama pada kolom menunjukan tidak terdapat perbedaan secara signifikan pada level significancy 0,05.

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian (tabel 2 dan 3) menunjukkan bahwa katekin memiliki aktivitas kolesterol oksidase sebesar 33,82%-54,99% pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml, dan

aktivitas penurunan kadar kolesterol sebesar 5,77 mmol/L-3,92 mmol/L pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml. Pada penelitian menggunakan manusia sebagai subyeknya dimana diberikan minuman yang mengandung 197 mg katekin menunjukkan penurunan kolesterol serum sebesar 5% disbanding kelompok kontro yang diberikan plasebo.7 Tikus yang diberi 0,5% kolesterol dalam diet kesehariannya selama 3 minggu dan kemudian diberi katekin, dan hasilnya kolesterol serum dan konsentrasi kolesterol hepatiknya menurun secara signifikan. Potensi katekin dalam menurunkan kadar lipid disebabkan oleh kapabilitasnya dalam menghambat lipogenesis hepatik yang melibatkan sterol regulatory element-binding protein 1-c (SREBP-1c) serta mungkin berpengaruh terhadap gen yang tidak menyebabkan pembentukan lipoprotein.8 Konsumsi campuran katekin, katekin atau EGCG dapat menurunkan kadar kolesterol serum pada tikus dan mencit aterogenik. Sebanyak 1-2g katekin/100g pakan dapat menghambat penyerapan kolesterol.9 Berdasarkan hasil penelitian (tabel 2 dan 3) menunjukkan bahwa EGCG memiliki aktivitas antikolesterol tertinggi dibanding senyawa lain maupun simvastatin sebagai kontrol positif, dimana EGCG memiliki aktivitas kolesterol oksidase sebesar 55,36%-86,29% pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml, dan aktivitas penurunan kadar kolesterol sebesar 3,89 mmol/L-31,19 mmol/L pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml. Menurut hasil penelitian senyawa katekin dalam teh hijau berupa gallokatekin, ()-epigallokatekin-3-O-gallate (EGCG), ()-gallokatekin-3-O-gallate (GCG), ()-epikatekin-3-O-gallate (ECG), and theasinensin A, menunjukkan potensinya sebagai inhibitor selektif dari skualene epoksidase, yang merupakan enzim yang berperan dalam biogenesis kolesterol, pada tikus uji coba. Katekin juga mampu menurunkan kadar kolesterol plasma dan penyerapan kolesterol.10 Pada penelitian dengan subyek tikus yang diberi pakan tinggi kolesterol selama 4 mingu memberikan hasil bahwa tikus hiperkolesterolemia yang diberi EGCG 1% secara signifikan mengalami penurunan kadar kolesterol total dibanding tikus hiperkolsetrolemia yang tidak diberikan EGCG.11,12 Pada studi in vitro dan in vivo yang dilakukan oleh Koo and Noh (2007) mengindikasikan katekin, khususnya EGCG, menggangu proses emulsifikasi, digesti, dan solubilisasi dari lemak yang berperan penting dalam proses penyerapan intestinal dari lemak yang dikonsumsi. Dari hasil penelitian yang digambarkan dalam tabel 2 dan 3, menujukkan bahwa asam galat memiliki aktivitas kolesterol oksidase sebesar 51,78%-76,42% pada konsentrasi konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml, dan aktivitas penurunan kadar kolesterol sebesar 4,20 mmol/L-2,05 mmol/L pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml. Asam galat mampu menurunkan secara signifikan

kadar glukosa serum, trigliserida, kolesterol total, kolesterol-LDL, kolesterol-VLDL pada tikus diabetes.13 Pada kelompok tikus yang diberikan asam galat, menunjukkan penurunan kadar triasilgliserol, fosfolipid, total kolesterol dan kolesterol-LDL. Selain itu pada pemberian asam galat dalam 10 minggu menekan peningkatan kadar triasilgliserol dan kolesterol dalam hepar yang diinduksi pakan tinggi lemak.14 Dari hasil penelitian yang digambarkan dalam tabel 2 dan 3, menujukkan bahwa kuersetin memiliki aktivitas kolesterol oksidase sebesar 43,31%-85,76% pada konsentrasi konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml, dan aktivitas penurunan kadar kolesterol sebesar 4,94 mmol/L-1,24 mmol/L pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml. Pada hepatosit yang diisolasi dari tikus normal yang kemudian diinduksi kuersetin memperlihatkan adanya penurunan sintesis asam lemak dan triasilgliserol, kuersetin.15 Berdasarkan hasil penelitian (tabel 2 dan 3) menunjukkan bahwa mirisetin memiliki aktivitas kolesterol oksidase sebesar 74,01%-84,63% pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml, dan aktivitas penurunan kadar kolesterol sebesar 2,26 mmol/L-1,34 mmol/L pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml. Mencit yang diberi diet tinggi lemak untuk menghasilkan model hiperlipidemia kemudian diberikan mirisetin sebanyak 0,5 g/kg berat badan selama 12 hari, menunjukkan adanya perbedaan kadar lipid serum (trigliserida dan kolesterol-LDL) yang lebih rendah pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan dengan kelompok kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa mirisetin memiliki efek hipolipidemik pada mencit hiperlipidemia.16 Pemberian terus menerus myricetin secara intravena (1 mg/kg berat badan, 3 kali sehari) selama 14 hari mampu menurunkan kadar trigliserida dalam plasma pada tikus yang diberikan diet tinggi fruktosa.17 Berdasarkan hasil penelitian (tabel 2 dan 3) menunjukkan bahwa kaempferol memiliki aktivitas kolesterol oksidase sebesar 23,39%-79,73% pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml, dan aktivitas penurunan kadar kolesterol sebesar 6,68 mmol/L-1,76 mmol/L pada konsentrasi 0,122 g/ml-1,953 g/ml. Kaempferol yang diisolasi dari daun kedelai diberikan pada hamster mampu menurunkan kadar kolesterol total daru serum.18 Kuersetin, mirisetin, dan kaempferol juga memiliki efek inhibitorik dalam biosintesis kolesterol pada sel HepG2. Dan dalam penelitian yang sama ditemukan bahwa kaempferol memiliki kemampuan menginhibisi produksi kolesterol pada yang berakibat pada berkurangnya pembentukan VLDL-TAG, yang merepresentasikan mekanisme potensial yang berkontribusi pada efek hipokolesterolemia dari

sel dibanding senyawa flavonoid lainnya yang diteliti. Kaempferol (300 mg/kg/hari) memiliki aktivitas yang mirip dengan fenofibrate yang mampu mengaktivasi proliferator-activated receptor (PPAR ), dimana pada tikus yang diinduksi diet tinggi lemak terjadi penurunan PPAR . Kaempferol meningkatkan metabolisme lemak melalui penurunan pembentukan sterol regulatory element binding proteins (SREBPs) dan meningkatan ekspesi acyl-CoA oksidase dan cytochrome P450 isoform 4A1 (CYP4A1) disamping aktivasi PPAR .19 SIMPULAN DAN SARAN Senyawa flavonoid dalam the memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol dimana senyawa EGCG memiliki aktivitas kolesterol oksidase tertinggi dibandingkan dengan simvastatin maupun senyawa flavonoid teh lain yang diteliti. Senyawa EGCG juga memiliki aktivitas penurunan kadar kolesterol tertinggi dibandingkan dengan simvastatin maupun senyawa flavonoid teh lainnya yang diteliti. Diperlukan penelitian lebih lanjut secara in vivo, ex vivo, dan uji klinik, guna mengetahui efek hipokolesterolemik dari keenam senyawa flavonoid teh tersebut dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek samping dari senyawa-senyawa flavoid teh sehingga dapat diketahui batas pemakaian dan kadar yang aman dalam penggunaannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Wahyu Widowati, Tati Herlina, Hana Ratnawati. 2010a. Antioxidant and Anticholesterol In Vitro Activity of Oolong Tea (Camellia sinensis L.) Extract. 6th Conference on Medicinal and Aromatic Plants of Southeast European Countries, Antalaya, Turkey on 18-22th April 2010. 2. Jennifer, M.M & Monica, M.G. 2010. Phytosterol In Dyslipidemia. Am J Health-Syst Pharm. 67: 1165-73. 3. McKenney, J.M., Davidson, M.H., Jacobson, T.A., Guyton, J.R. 2006. Final conclusions and recommendations of the National Lipid Association Statin Safety Assessment Task Force. Am J Cardiol. 97(8A):89C-94C. 4. Sinija, V.R. & Mishra, H.N. 2008. Green tea: Health benefits. Journal of Nutritional & Environmental Medicine. 17(4): 232242.

5. Hingdon, J.V. & Frei B. 2003. Tea Catechins and Polyphenols: Health Effects, Metabolism, and Antioxidant Functions. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, 43(1): 89143. 6. Basu A. & Lucas, E.A. 2007. Mechanism and Effects of Green Tea on Cardiovascular Health. Nutrition Reviews, 65(1): 361-375. 7. Kajimoto O., Kajimoto Y., Yabune M., Nozawa A., Nagata K., Kakuda T. 2003. Tea catechins reduce serum cholesterol levels in mild and borderline hypercholesterolemia patients. J Clin Biochem Nutr., 33: 101-11. 8. Shrestha S., Ehlers, S.J., Lee J., Fernandez M., Koo, S.I. 2009. Dietary Green Tea Extract Lowers Plasma and Hepatic Triglycerides and Decreases the Expression of Sterol Regulatory Element-Binding Protein-1c mRNA and Its Responsive Genes in Fructose-Fed, Ovariectomized Rats. J Nutr., 139 (4): 640-5. 9. Tijburg, L.B.M, Mattern T, Folts, J.D, Weisberger, U.M, Katan, M.B. 1997. Tea Flavonoid and Cardiovascular Diseases: A Review. Critical Review in Food Science and Nutrition. 37 (8): 771-85. 10. Abe I., Seki T., Umehara K., Miyase T., Noguchi H., Sakakibara J., Ono T. 2000. Green Tea Polyphenols: Novel and Potent Inhibitors of Squalene Epoxidase. Biochemical and Biophysical Research Communication. 268: 767-71. 11. Raderstoff D., Schlachter M., Elste V., Weber P. 2003. Effect of EGCG on Lipid Absorption and Plasma Lipid Levels in Rats. J Nutr Biochem., 14: 326-32. 12. Cabrera C., Artacho R., Gimenez R. 2006. Beneficial Effects of Green TeaA Review. Journal of the American College of Nutrition. 25, No. 2, 7999. 13. Ikeda I., Imasato Y., Sasaki E., Nakayama M., Nagao H., Takeo T., Yayabe F., Sugano M. 1992. Tea Catechins Decrease Micellar Solubility and Intestinal Absorption of Cholesterol in Rats. Biochimica et Biophysica Acta (BBA) - Lipids and Lipid Metabolism. 1127: 141-6. 14. Hsu CL. & Yen GC. 2007. Effect of Gallic Acid on High Fat Diet-induced Dyslipidaemia, Hepatosteatosis, and Oxidative Stress in Rats. British Journal of Nutrition, 98: 727-35. 15. Gnoni, G.V., Paglialonga G., Siculella L. 2009. Quercetin Inhibits Fatty Acid and Triacylglycerol Synthesis in Rat-liver Cells. European Journal of Clinical Investigation, 39: 761-8.

16. Liang T.,Wang Y., Zhang C. 2009. Hypolipidemic effect of myricetin. Chinese Journal of Laboratory Diagnosis., 12 : 153-158. 17. Liu, IM., Tzeng, TF., Liou, SS., Lan, TW. 2007. Myricetin, A Naturally Occurring Flavonol, Ameliorates Insulin Resistance Induced by A High-fructose Diet in Rats. Life Science., 81(21-22) : 1479-1488. 18. Ho, H.L., Leung, L.K., Chan, F.L., Huang, Y., Chen, ZY. 2003. Soy Leaf Lowers the Ratio of Non-HDL to HDL Cholesterol in Hamsters. J. Agric. Food Chem., 51 (16) : 45544558. 19. Chang CJ., Tzeng TF., Liou SS., Chang YS., Liu IM. 2011. Kaempferol Regulates the Lipid-Profile in High-Fat Diet-Fed Rats through an Increase in Hepatic PPAR Levels. Planta Med., 77(17): 1876-82.