jurnal

  • Upload
    ranny

  • View
    71

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resmet - review jurnal

Citation preview

  • 5/28/2018 jurnal

    1/10

    Tugas Research Methodology 1

    RESUME JURNAL

    OLEH :

    Rani Youningsih (125070300111002)

    PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    2014

  • 5/28/2018 jurnal

    2/10

    TOPIK I:

    HUBUNGAN KONSUMSI OBAT HERBAL PADA SAAT KEHAMILAN TERHADAP

    KESEHATAN IBU DAN BAYI

    Fenomena:

    Penyakit diare, flu, batuk, demam, susah buang air besar atau penyakit lainnya memang sulit

    dihindari, bisa terjadi kapan dan dimana saja, tentu juga saat hamil. Ketika seorang wanita hamil,

    maka harus pandai memilih obat yang aman. Akhir -akhir ini banyak sekali ditemukan obat -

    herbal yang dijual bebas.. Tentunya tidak semua keamanan obat ini dapat

    dipertanggungjawabkan. Sebagian besar masyarakat pun lebih memilih obat herbal karena dirasa

    lebih aman..

    Teori:

    Obat Herbal memang bersifat alami dan aman, namun bagi ibu hamil tentu harus berhati-

    hati dalam mengkonsumsinya. Karena, tidak sepenuhnya obat herbal akan aman dikonsumsi oleh

    ibu hamil. Beberapa obat herbal dapat mempengaruhi hormon, sehingga dapat menimbulkan

    masalah pada kehamilan dan janin.

    Adapun obat herbal dikelompokan menjadi tiga jenis, yang diantaranya adalah:

    1. Jamu, adalah obat tradisional yang dibuat dari tanaman obat yang asli dan merupakanresep turun-temurun dari nenek moyang. Khasiat jamu sudah diketahui, namun belum

    ada penelitian ilmiahnya. Contohnya; cabe puyang, beras kencur, dan lain-lain.

    2. Herbal Terstandar, adalah jamu yang sudah melalui penelitian dengan hewan (ujipreklinis). Sudah diketahui secara jelas, dosisnya berapa, kandungan racun dan efek

    samping yang ditimbulkan.

    3. Fitofarmaka, adalah jamu yang sudah melewati uji preklinis pada hewan dan uji klinispada manusia, sehingga aman dikonsumsi karena sudah dilakukan penelitian oleh para

    ahli.

    Berikut beberapa resiko atau efek samping minum jamu yang mungkin saja bisa terjadi1. Beresiko kerusakan hati

    Organ hati adalah organ yang bertugas untuk menyaring racun dalam darah, yang bisa

    diperoleh dari makanan yang kita makan sebelum diedarkan kembali keseluruh

    jaringan tubuh. Karena biasanya obat herbal hanya diolah secara tradisional, maka

    kemungkinan besar ia masih mengandung toksin yang akan memperberat kerja hati.

    Selain itu kebersihannya juga bisa menjadi pertanyaan, dan bisa mengandung bakteri

  • 5/28/2018 jurnal

    3/10

    atau jamur yang dapat memproduksi toksin berbahaya. Sekali dua kali mungkin saja

    tak akan terasa, namun jika dilakukan dalam waktu yang lama hati bisa menyerah

    juga.

    2. Sakit Ginjal, pengeroposan tulang dan pendarahan ususKarena diolah secara tradisional, contohnya jamu, jika minum jamu berarti kita jugaminum sekalian ampasnya. Ampas jamu yang lengket inilah yang banyak dikatakanbisa menyebabkan endapan yang dapat mencetuskan batu ginjal. Bukan itu

    sebenarnya yang paling berbahaya, karena banyak jamu yang sengaja dicampur obat

    kimia yang seharusnya melalui resep dokter(obat daftar G) oleh produsen jamu nakal.Obat-obatan kimia ini tentu saja bisa sangat berpotensi tinggi untuk diminum

    dalam dosis yang berbahaya. Memang encok atau pegal linu bisa segera hilang,

    namun tak jarang kasus pendarahan usus pada orang yang sering minum jamu ini. Hal

    ini juga dapat mempengaruhi fungsi kerja ginjal, serta osteoporosis karena adanya

    tambahan zat kartikosteroid.

    3.

    Darah tinggi dan jantung berdebarKafein adalah zat yang dapat menimbulkan kegelisahan, sakit kepala dan tekanandarah tinggi jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Jika obat herbal yang dikonsumsi

    mengandung kafein, maka efek samping ini bisa terasa. Selain itu, jamu yang terkenal

    manjur dari produsen nakal tak menutup kemungkinan dicampur dengan bahan obatkimia yang dapat menimbulkan efek samping jantung berdebar. Tak sedikit orang

    yang menyatakan jantungnya berdebar setelah ia mengkonsumsi jamu encok.

    4. Resiko bagi ibu hamil dan menyusuiOrgan tubuh Bayi masih dalam perkembangan, dan tentu saja masih sangat rentan.

    Ibu yang mengkonsumsi obat herbal/ obat medis berarti juga akan memberikannya

    sekalian kepada bayinya. Pertanyaannya, apakah tubuh bayi tersebut sudah mampumenerima zat-zat kimia dari dalam obat herbal? Dan apakah kita tahu apa kandungansenyawa kimia dalam obat herbal serta kegunaannya? Tentu saja hal ini berpotensi

    besar menimbulkan resiko yang tak diinginkan terhadap bayi. Seperti dikatakan, obat

    herbal bisa mengandung kafein, dan bahkan tambahan obat kimia tanpa dosis yangtepat.

    5. Interaksi obatSenyawa kimia tertentu yang bercampur bisa menjadi bentuk lain yang mungkin takbaik bagi tubuh. Jadi jika sedang dalam masa pengobatan dokter, senyawa kimia dari

    obat herbal bisa berinteraksi dengan obat dokter. Bisa menumpulkan efek

    penyembuhan dari obat dokter yang sedang diminum, atau bahkan semakinmenambah efek samping dari obat.

    Berdasarkan banyak penelitian, ada obat-obatan yang berbahaya jika diminum pada trimester

    pertama, kedua dan ketiga.

    Trimester Pertama:

  • 5/28/2018 jurnal

    4/10

    Pada tiga bulan ini adalah masa yang sangat rawan karena pada masa ini terjadinya pembentukan

    organ. Maka obat-obatan yang diminum dapat mengganggu pembentukan organ tubuh janin bisa

    menyebabkan kecacatan organ atau deformitas. Bahkan pada kondisi yang lebih berat dapatterjadi keguguran.

    Trimester Kedua:

    Banyak ahli yang menyatakan masa ini yang paling aman bila seorang wanita hamil minum obat.

    Namun sebenarnya, obat-obatan dapat mempengaruhi system syaraf bayi yang sedang

    berkembang juga dapat menghambat pertumbuhan bayi, sehingga bisa menyebabkan berat bayilahir kurang dari normal.

    Trimester Ketiga:

    Obat-obat yang dikonsumsi bisa mempengaruhi paru-paru janin, sehingga bisa terjadi komplikasi

    bayi sulit bernafas saat dilahirkan.Atau bisa juga terjadi bayi lahir sebelum waktunya, disebut

    prematur.

    Banyak kabar yang mengatakan bahwa perusahaan farmasi sangat jarang menguji cobakan

    keamanan obatnya pada wanita hamil, sehingga sangat sedikit obat yang ada lisensi aman untuk

    kehamilan. Banyak informasi tentang keamanan obat hanya bersumber dari pengalaman praktik

    saja. Bila bertahun-tahun tak ada keluhan tentang pemakaian obat maka obat tersebut dianggaptidak berbahaya pada kehamilan. Ini kenyataannya, berlaku untuk obat yang dijual bebas dan

    obat yang diresepkan. Sedikit ada bedanya, untuk obat-obatan yang diresepkan oleh dokter sudah

    melewati serangkaian pertimbangan apakah sebaiknya diminum atau tidak. Denganmempertimbangkan manfaat dan efek samping obat tersebut.

    Preliminary Question:

    1.Faktor apa saja yang menyebabkan ibu hamil lebih memilih obat herbal?2.Apa saja kandungan dalam obat herbal yang dianggap kurang baik?3.Apa saja efek baik dan efek buruk dari mengonsumsi obat herbal bagi ibu dan janin?4.Berapa konsumsi obat herbal yang aman bagi ibu hamil?5.Bagaimana pengaruh konsumsi obat herbal pada ibu hamil terhadap berat badan lahir bayi?6.Perlukah ibu hamil mengonsumsi obat herbal?

    Jurnal 1: Herbal agents and over-the-countermedications in pregnancy

    Dari jurnal Herbal agents and over-the-countermedications in pregnancy oleh Elizabeth Ann

    Conover* Ketika sedang hamil, sebaiknya meminimalkan penggunaan obat-obatan. Obat herbal

  • 5/28/2018 jurnal

    5/10

    memang di kenal banyak kegunaannya, namun yang menjadi kendala adalah kurangnya

    penelitian dan publikasi mengenai efek samping dan dosis penggunaan yang seharusnya

    digunakan. Apabila obat herbal yang anda gunakan telah melalui penelitian yang jelas dan ada

    pedoman keamanan penggunaan terhadap ibu hamil, maka boleh digunakan. Namun sebaiknya

    ibu hamil menghindari penggunaan obat-obatan atau suplemen yang kurang bermanfaat bagi

    kehamilan.

    Jurnal 2: Use of herbal treatments in pregnancy

    Penelitian ini mengambil sample dari data Slone Epidemiology Centers tentang bayi yang lahir

    cacat. Ditemukan bahwa Di antara 4866 ibu dari bayi yang lahir cacat, 282 ( 5,8 % ) diantaranya

    dilaporkan menggunakan/ mengonsumsi obat herbal atau alami . Meskipun tingkat penggunaan

    yang rendah , namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai keamanan obat herbal.

    Mengingat khasiatnya kurang, bahkan risiko berbahaya mungkin saja lebih besar daripada

    manfaatnya .

    Jurnal 3: Use of herbal medicines during pregnancy in a group of Palestinian women

    Berbeda dengan jurnal yang lain, studi ini menemukan bahwa penggunaan herbal selama

    kehamilan sangat umum di Palestina. Menggunakan herbal selama kehamilan dinilai lebih aman

    dan bermanfaat . Dari 300 perempuan , 120 ( 40,0 % ) diantaranya menggunakan herbal selama

    kehamilan , kebanyakan wanita lebih suka menggunakan herbal karena menurut mereka herbal

    lebih aman daripada obat ( 82,5 % . Tetapi pada studi ini menunjukkan tidak ada perbedaan

    statistik yang signifikan antarapengguna dan non - pengguna herbal terhadap hasil kehamilan .

    Jurnal 4: Use of herbal medicines among pregnant women attending family health centers

    in Alexandria

    Penelitian ini melaporkan bahwa Penggunaan obat-obatan herbal selama kehamilan di

    Alexandria tidak umum, sementara penggunaan suplemen makanan adalah sangat umum. Hanya

    27,3 % wanita hamil yang menggunakan obat-obatan herbal selama kehamilan , sementara 89 %

    melaporkan menggunakan suplemen makanan. Lebih dari setengah dari wanita hamil yang

    diteliti ( 64,6 % ) melaporkan khasiat obat-obatan herbal dapat mengurangi keluhan mereka

    selama kehamilan .

    Jurnal 5: Use of herbal drugs during pregnancy among 600 Norwegian women in relation to

    concurrent use of conventional drugs and pregnancy outcome

    Secara keseluruhan, 39,7 % dari wanita hamil menggunakan obat herbal selama kehamilan.

    Yang paling sering digunakan adalah jahe , herbal kaya zat besi , echinacea dan cranberry. Pada

    studi ini ditemukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan herbal kaya zat besi

    selama kehamilan dan berat lahir tinggi , dan penggunaan daun raspberry terhadap operasi caesar

  • 5/28/2018 jurnal

    6/10

    . Penggunaan obat-obatan herbal adalah umum selama kehamilan dan sangat memerlukan

    penelitian lebih lanjut mengenai keamanan konsumsi obat herbal ini.

  • 5/28/2018 jurnal

    7/10

    TOPIK II:

    MEKANISME CAPSAICIN SEBAGAI DIET PREVENTIF KANKER

    Rasa pedas dari cabai berasal dari capsaicin (zat penyebab sensasi rasa terbakar saat

    bersentuhan dengan jaringan dalam tubuh). Capsaicin terdapat pada urat putih tempat biji cabaimelekat. Zat ini mampu merangsang produksi hormon endorfin yang membangkitkan sensasi

    kenikmatan.

    Buah cabai -khususnya yang berwarna hijau- sangat kaya akan antioksidan yang dapat

    menangkal radikal bebas. Capsaicin yang terkandung di dalamnya berfungsi melindungi

    Deoxyribonucleic acid (DNA) melawan karsinogen (penyebab kanker). Penelitian dari American

    Association for Cancer Research mengungkapkan bahwa zat capsaicin dapat membunuh sel

    kanker prostat. Penelitian di China dan Jepang juga mengungkap bahwa zat ini juga dapat

    menghambat pertumbuhan sel leukemia serta masih banyak penelitian lain yang mengaitkan

    peran capsaicin memerangi sel kanker. Mereka menyatakan zat capsaicin, yang ada di dalamcabai termasuk cabai jalapeno, menyebabkan sel kanker mati dengan menyerang mitokondria -

    yang merupakan pembangkit tenaga' bagi sel. Penelitian ini semakin membuka peluang untuk

    mengembangkan obat kanker yang khusus menargetkan mitokondria.

    Berikut adalah jurnal mengenai capsaicin dan mekanismenya terhadap sel kanker:

    Jurnal 1: TRPV6 mediates capsaicin-induced apoptosis in gastric cancer cellsMechanisms

    behind a possible new hotcancer treatment

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa capsaicin menginduksi apoptosis pada sel normal dan

    sel kanker , meskipun sel-sel kanker lebih rentan. Kerentanan ini tergantung pada ketersediaanTRPV6 , saluran kalsium selektif protein. Capsaicin juga meningkatkan permeabilitas

    mitokondria.

    Penelitian ini menunjukkan bahwa capsaicin dapat menjadi diet yang menjanjikan untuk kanker

    chemoprevention . Namun, itu tidak berarti bahwa makan paprika dalam jumlah yang besar akan

    membebaskan orang-orang dari risiko kanker. Dosis tinggi capsaicin merupakan racun, dan

    dapat menyebabkan kematian sel tidak hanya melalui apoptosis tetapi juga oleh nekrosis ,

    terlepas normal atau kanker .

    Jurnal 2: Fas-associated factor 1 is a negative regulator in capsaicin induced cancer cellapoptosis

    Vanilloid receptor1 ( VR1/TRPV1 ) diekspresikan pada saraf perifer dan terlibat dalam

    penginderaansuhu dan nyeri . Laporan terakhir telah menunjukkan bahwa sel-sel tumor

    mengekspresikan TRPV1 dan menunjukkan bahwa capsaicin ( CP ) adalah ligan untuk TRPV1

    yang dapat menginduksi apoptosis pada sel kanker .

  • 5/28/2018 jurnal

    8/10

    Mekanisme yang mendasari apoptosis sel tumor CP - diinduksi masih belum jelas . Pada

    penelitian ini ditunjukkan bahwa mekanisme yang mendasari apoptosis sel kanker CP -induced

    melibatkan FAF1 , protein TRPV1 terkait dan berfungsi sebagai landasan penting untuk lebih

    lanjut pemahaman tentang aktivitas antikanker dari CP .

    Jurnal 3: Capsaicin consumption, Helicobacter pylori CagA status and IL1B-31C > Tgenotypes: A host and environment interaction in gastric cancer

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk megetahui potensi interaksi antara makanan ( cabai

    konsumsi lada ), penularan bakteri ( Helicobacter pylori ) dan faktor genetik ( IL1B - 31 genotipe

    ) pada risiko kanker lambung (GC) . Penelitian ini dilakukan di tiga wilayah Meksiko , dengan

    tingkat kematian GC yang berbeda. Konsumsi capsaicin (Cap) sedang sampai tinggi

    meningkatkan risiko GC di genetik individu rentan ( IL1B - 31C pembawa alel ) terinfeksi

    dengan irulen H. pylori ( CagA positif ).

    Jurnal 4: Capsaicin represses transcriptional activity of -catenin in human colorectalcancer cells

    Pada jurnal ini bukan kanker lambung yang diteliti, melainkan colorectal cancer. Ditunjukkan

    bahwa engobatan Capsaicin mengakibatkan penurunan tingkat -catenin intraseluler dan

    pengurangan transkrip dari - catenin gen ( CTNNB1 ) . Hasil ini ditunjukkan oleh penurunan

    aktivitas reporter luciferase. Selain itu, capsaicin stabil terhadap - catenin melalui peningkatan

    degradasi tergantung proteosomal . Studi immunoprecipitation menunjukkan bahwa capsaicin

    menekan TCF - 4 dan mengganggu interaksi TCF - 4 dan - catenin.

    Jurnal 5: The vanilloid capsaicin induces IL-6 secretion in prostate PC-3 cancer cells

    Jurnal ini meneliti efek capsaicin pada produksi sitokin interleukin ( IL ) -6 oleh PC -3 sel pada

    kedua protein dan tingkat mRNA yang dievaluasi oleh ELISA dan real-time PCR . Hasil ini

    menyebutkan bahwa capsaicin - dimediasi IL - 6 dalam peningkatan kanker prostat PC - 3 sel

    yang diatur oleh TNF -a sekresi dan sinyal jalur yang melibatkan aktivasi Akt , ERK dan PKC.

  • 5/28/2018 jurnal

    9/10

    TOPIK III:

    HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN STATUS GIZI

    Merokok adalah kebiasaan buruk yang dilakukan manusia yang didominasi oleh kaum

    pria. Sebenarnya bagi para perokok sadar akan dampak buruk dari rokok tersebut, tetapiketergantungan dari nikotin yang terkandung dalam rokok membuat mereka sulit untuk lepas

    dari jeratan rokok tersebut. Dampak dari rokok itu sendiri tidak hanya berpengaruh pada

    penghisapnya saja, tetapi juga berdampak pada sekeliling perokok tersebut yang sering disebut

    dengan istilah perokok pasif. Dengan merokok akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit,

    salah satunya adalah status kesehatan pernafasan pada perokok itu sendiri.

    Rokok menghambat ketahanana tubuh, hal ini mengakibatkan tubuh rentan terhadap

    berbagai penyakit terutama penyakit kardiovaskular. Berikut adalah berbagai jurnal yang menelti

    tentang perokok dan status gizi:

    Jurnal 1: Nutritional Status Associated with Smoking and Other Factors in Korean Adults

    Women

    Pada jurnal ini ditunjukkan bahwa perokok biasanya memiliki pola makan yang tidak baik,

    diantaranya kurang konsumsi karbohidrat, vitamin dan kalsium. Hal ini lah yang dapat

    mempengaruhi status gizi perokok, terutama para wanita, terhadap status gizinya. Karena pola

    makan yang buruk itulah dapat disimpulkan bahwa perokok pada umumnya memiliki status gizi

    yang lebih buruk dibandingkan dengan status gizi orang yang tidak merokok.

    Jurnal 2: EFFECT OF SMOKING ON BODY MASS INDEX: A COMMUNITY-BASED

    STUDY

    Berbeda dengan jurnal yang pertama, pada studi ini dijelaskan bahwa BMI pada perokok

    memang lebih buruk daripada yang bukan perokok, namun merokok bukan salah satu factor

    utama. Perlu ditinjau lagi factor factor lain seperti kondisi demografi, gender dan status

    ekonomi.

    Jurnal 3: The effect of maternal smoking status, educational level and age on food and

    nutrient intakes in preschool children: results from the Avon Longitudinal Study of

    Parents and Children

    Pada jurnal ini lebih diterangkan tentang bagaimana pengaruh orang tua perokok terhadap status

    gizi dan pola makan anak. Pada studi ini ditemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan

    antara orang tua perokok dengan status gizi anak apabila orang tua memiliki pengetahuan yang

    baik terkait gizi dan makanan.

    Jurnal 4: Perceived Social Benefits, Effects of Cigarette Smoking and Alcoholic Beverages

    Consumption on Nutritional Status of Road Transport Workers in Lagos

  • 5/28/2018 jurnal

    10/10

    Pada studi ini ditemukan bahwa nergi rata-ratadan asupan protein yang 2.029 kkal / hari dan

    81.7g/day . Asupan energi bertemu hanya 70 % dari RDA tapi alkoholterbukti secara signifikan (

    P < 0,05 ) mempengaruhi asupan energi memberikan nutrisi . Juga asupan mikronutrien

    sepertikalsium , zat besi , vitamin B2 dan vitamin B3 yang semua lebih rendah dari RDA mereka

    . Merokok dan konsumsi alkohol secara signifikan mempengaruhi BMI mereka ( P < 0,05 ) dan

    30,8 % dari subyek yangunderweight , 18 % kelebihan berat badan , sedangkan 3,9 %

    mengalami obesitas . Rokok merokok dan konsumsi alkohol gangguan nafsu makan ,

    pemanfaatan nutrisi dan bioavailabilitas , asupan energi dan membawa masalah kesehatan di

    masa depan .

    Jurnal 5:Vitamin and Nutritional Statusin Cuban Smokers and Nonsmokers in the Context

    of an Emerging Epidemic Neuropathy

    Pada jurnal ini lebih menliti pengaruh merokok terhadap neuropati. Ditemukan bahwa perokok

    memiliki jumlah karotenoid dan riboflavin dari asupan makanan rendah dan penipisan melalui

    merokok, dan itu yang akan menjadi faktor pencetus utama Epidemi Neuropati . Deplesi proteindan efek melalui asap tembakau , paparan sinar matahari , tingkat aktivitas fisik dan konsumsi

    tinggi rokok , dalam konteks pasokan makanan rendah terutama vitamin B, dapat memperburuk

    resiko neuropati melalui stres oksidatif dan penurunan sianida detoksifikasi .