Upload
muhammad-fadil
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
1/18
PENGARUH PERLAKUAN FISIK PADA BIJI DAN MACAM PUPUK
ORGANIK TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT
MANGGIS (Garcini a mangostana L)
(The I nf luence of Physical Treatment on Seeds and Organic Manure Kinds to
Mangosteeen (Garcinia Mangostana L ) Budth and Growth)
Agung Astuti )1 , I.A.Rineksane )1 dan Yulia Sari )2
ABSTRACT
The aim of these research was knowing the proper influence of physical
treatmenton mangosteen seeds to rapid budth and growth mangosteen seeds plant,
knowing the proper organic manure kind to mangosteen seeds plant growth. These
research took place on agriculture faculty of Universitas Muhammadiyah
Yogyakart a trial field’s in August until November 2005. A factorial Complete
Random Project (CRP) with factorial trial project (3X2). The first factor was seeds physical treatment which consist of there parts are fresh seeds as control (P1),
stratification seeds on 30ºC temperature for 2 weeks (P2), seeds soaking with 50ºC
water temperature for 3 minutes (P3). Secondly was composition of seedling
materials which consist of 2 part are land:straw bokashi (1:1) (M1), land:rice plant
husk: fertilizer (1:1:1)(M2). The result showed that stratification physical treatment
influence better compared with seeds soaking on 50ºC water temperature to root
branching, fresh root weight, seed height and leaves width. Material treatment of
land:rice plant husk: fertilizer comparison of 1:1:1 have the same influence to all
observing variables except on root length. The treatment combination between
stratification physical treatment with materials of land:rice plant husk: fertilizer are
the best combine to budth and growth of mangosteen.
1. Staf Pengajar Fakultas Pertanian UMY
2. Mahasiswa Fakultas Pertanian UMY
I. PENDAHULUAN
Manggis (Garcinia mangostana L)
adalah tanaman asli Asia Tenggara termasuk
Indonesia. Tanaman ini mendapat julukan
”queen of fruit ” karena rasanya yang manis
asam dan disukai oleh konsumen
mancanegara. Ekspor buah manggis terus
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
1999 dan tahun 2000 ekspor manggis di
Indonesia mengalami peningkatan yang
sangat drastis yaitu sebesar 7.182 ton
(Anonim, 1998). Sementara itu pada
tahun 2002 produksi manggis di
Indonesia mencapai 62.055 ton
(Anonim, 2005). Melihat
perkembangan ekspor dan hasil
produksinya di Indonesia maka
manggis merupakan komoditas buah-
buahan yang mempunyai potensi tinggi
untuk dikembangkan. Untuk memenuhi
permintaan manggis pada saat ini, maka
perlu diadakan perluasan area
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
2/18
penanaman sehingga bibit yang dibutuhkan
mengalami peningkatan terutama bibit unggul
yang menghasilkan buah berkualitas dan
mempunyai umur berproduksi yang singkat.
Sifat buah manggis berbeda dengan
tanaman buah lainnya. Pembentukan buah
manggis bersifat apomiksis, yaitu biji
manggis terbentuk tanpa pembuahan
melainkan berasal dari perkembangan
jaringan nuselus. Biji manggis akan terbentuk
dengan sendirinya karena adanya hormon
endogen biji. Lambatnya pertumbuhan
manggis yang berasal dari biji disebabkan
kurang baiknya sistem perakaran. Sistem
perakaran yang terjadi pada biji manggis
adalah sistem perakaran tunggal sehingga
pertumbuhan akar serabut pada biji manggis
tersebut sangat kurang dan mengakibatkan
keterbatasan terhadap penyerapan unsur hara.
Menurut Copeland (1976) faktor yang
mempengaruhi perkecambahan benih adalah
air, suhu, dan oksigen. Biji manggis termasuk
jenis yang lambat dalam berkecambah,
karena membutuhkan waktu 2 – 3 minggu
untuk berkecambah, untuk itu perlu dipacu
agar perkecambahan dan pertumbuhan
selanjutnya dapat lebih cepat. Menurut
Mulawarman (2002) biji dikatakan sulit
berkecambah bila waktu yang diperlukan
untuk berkecambah lebih dari seminggu dan
memerlukan perlakuan pendahuluan untuk
mematahkan dormansi dan mempercepat
perkecambahan. Menurut Sutopo (1998)
memecahkan dormansi biji dapat dilakukan
dengan perlakuan fisik yaitu dengan
perendaman air panas dengan tujuan
memudahkan penyerapan air dan
pemberian perlakuan temperatur
tertentu atau stratifikasi.
Pada penelitian Ningsih dan
Mahendra (1999) salah satu cara
mempercepat dan meningkatkan
perkecambahan biji yaitu dengan
merendam biji Srikaya dalam air panas
dengan suhu 900C. Penelitian Sri (1998)
menyimpulkan bahwa biji kopi tanpa
stratifikasi dan biji dengan stratifikasi 1
minggu, stratifikasi 2 minggu,
stratifikasi 3 minggu dengan suhu 30°C
menunjukkan pertumbuhan yang sama
pada parameter tinggi bibit, panjang
akar bibit, berat segar bibit tetapi bibit
dengan perlakuan stratifikasi cenderung
lebih baik daripada bibit yang tidak
diperlakukan. Pada penelitian
Pertumbuhan bibit manggis
setelah berkecambah, dilaporkan juga
mempunyai masalah pada pertumbuhan
akar, sehingga semai biji diarahkan
pada pembentukan akar yang lebih
cepat. Pertumbuhan akar yang baik
dipacu oleh medianya antara lain
kompos bokashi. Hasil peragian bahan
organik tersebut adalah berupa asam
amino, hormon tanaman, vitamin, anti
biotik, gula, alkohol, asam laktat dan
senyawa organik lain yang langsung
dapat diserap oleh akar tanaman
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
3/18
(Wididana dan Wibisono, 1996). Hasil
penelitian Kasirin et. al., (1994) komposisi
media tanah, sekam padi dan pupuk kandang
(1:1:1) merupakan media pembibitan yang
paling baik untuk pembibitan manggis
dibandingkan dengan media lainnya. Pada
penelitian ini digunakan komposisi media
tanaman meliputi tanah : bokashi jerami (1:1)
dan tanah:sekam:pupuk kandang (1:1:1).
Dengan adanya perlakuan fisik pada biji
manggis dan macam pupuk organik yang
sesuai untuk pertumbuhan bibit tanaman
manggis diharapkan akan mempercepat
perkecambahan dan memperbanyak akar
pada bibit tanaman manggis sehingga
pertumbuhannnya akan lebih cepat.
Tujuan penelitian adalah : (1)
Mengetahui pengaruh perlakuan fisik pada
biji manggis yang sesuai untuk mempercepat
perkecambahan dan pertumbuhan bibit
tanaman manggis. (2) Mengetahui macam
pupuk organik yang sesuai untuk
pertumbuhan bibit tanaman manggis. (3)
Mengetahui kombinasi perlakuan fisik biji
dan macam pupuk organik untuk
pertumbuhan bibit tanaman manggis
II. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan di rumah
plastik Fakultas Pertanian Univesitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Gamping,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Waktu penelitian dimulai pada bulan Juni –
Oktober 2005. Bahan-bahan yang digunakan
adalah biji manggis, Benlate, media tanam
tanah, bokashi jerami, pupuk kandang
sapi. Alat yang digunakan adalah
termometer, baki, polibag ukuran 25x35
cm, cetok, timbangan, alat tulis,
timbangan, LAM.
Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode percobaan
lapangan, yang disusun dalam
rancangan acak lengkap (RAL) dengan
rancangan percobaan faktorial (3x2).
Faktor pertama adalah pelakuan fisik
biji yang terdiri dari tiga aras yaitu Biji
segar sebagai kontrol (P1), biji di
stratifikasi pada suhu 30°C selama dua
minggu (P2
), Biji direndam dengan
suhu air 500C selama 3 menit (P3).
Faktor kedua adalah komposisi media
pembibitan terdiri dari 2 aras yaitutanah : bokashi jerami (1:1) (M
1) dan
tanah : sekam padi : pupuk kandang
(1:1:1)(M2
). Dengan demikian ada 6
kombinasi perlakuan masing-masing
diulang 3 kali, setiap ulangan terdiri 3
tanaman sampel, 3 tanaman korban dan
1 tanaman cadangan, sehingga total ada
6 x 3 x 7 = 126 tanaman.
Variabel pengamatan meliputi 1).
saat kecambah (hari), 2). Kecepatan
berkecambah (hari), 3). Percabangan
akar, 4). Panjang akar (cm), 5). Berat
kering akar (g), 6) berat segar akar (g),
7) jumlah tunas, 8). Tinggi tanaman(cm), 9) luas daun (cm²), 10). Berat
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
4/18
segar daun (g), 11). Berat kering daun (g).
Data hasil pengamatan dianalisis
menggunakan sidik ragam ( Analisis of
variance) apabila ada beda nyata antar
perlakuan, dilanjutkan dengan uji jarak
berganda Duncan ( Duncan ‘ s multiple range
test) pada taraf kesalahan 5 %.
HASIL DAN PEMBAHASAAN
Hasil analisis menunjukkan tidak
terjadi saling pengaruh (interaksi) antara
perlakuan fisik biji dan macam pupuk organik
pada semua variabel perkecambahan dan
pertumbuhan bibit manggis, kecuali pada
variabel berat segar akar. Hasil analisis uji f
dan uji DMRT rerata variabel saat
berkecambah dan kecepatan berkecambah
disajikan pada tabel 1, rerata percabangan
akar, panjang akar dan berat kering akar
disajikan pada tabel 2, Rerata berat segar akar
pada bulan ke-4 disajikan pada tabel 3 dan
rerata
jumlah tunas, tinggi bibit, luas daun,
berat segar daun dan berat kering daun
bibit manggis dengan berbagai
perlakuan pada bulan ke-4.
Tabel 1. Rerata kecepatan dan saat
berkecambah biji manggis dengan berbagai
perlakuan (hari)
PerlakuanSaat
berkecambah
Kecepatan
berkecambah
Perlakuan
fisik :
Segar
StratifikasiRendam
50ºC
Media :
Bokashi
jerami
Tanah:seka
m:pupuk
kandang
12,17a
11,00b11,17b
11,33p
11,56p
13,40a
12,29b12,29b
12,56p
12,82p
Interaksi (-) (-)Keterangan : Angka Rerata pada baris atau kolom
yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT pada taraf = 5 %.
Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi.
Tabel 2. Rerata percabangan akar, panjang akar dan berat kering akar pada bulan
ke- 4 setelah tanam
Perlakuan Percabangan akarPanjang akar
(cm)
Berat kering akar
(g)
Perlakuan fisik :Segar
Stratifikasi
Rendam 50ºC
Media :
Bokashi jerami
Tanah:sekam:pupuk
kandang
23,00b
41,67a
23,67b
27,22p
31,67p
7,30a
9,92a
7,97a
9,44p
7,34p
0,17a
0,26a
0,16a
0,18p
0,21p
Interaksi (-) (-) (-)Keterangan : Angka Rerata pada baris atau kolom yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji F pada taraf = 5 %. Tanda
(-) menunjukkan tidak adanya interaksi.
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
5/18
Tabel 3. Rerata berat segar akar pada bulan ke-4 setelah tanam (g)
Perlakuan fisik
Media Tanam
RerataBokashi jerami Tanah : sekam padi : pupukkandang
Biji segar
stratifikasi
Rendam air
50ºC
0,52c
1,73a
0,54bc
1,10abc
1,24ab
1,13abc
0,81
1,49
0,84
Rerata 0,93 1,16 (+)Keterangan : Angka Rerata pada baris atau kolom yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji F pada taraf = 5 %. Tanda(+) menunjukkan tidak adanya interaksi
Tabel 4. Rerata jumlah tunas, tinggi bibit, luas daun, berat segar daun dan beratkering daun bibit manggis dengan berbagai perlakuan pada bulan ke-4
PerlakuanJumlah
tunas
Tinggi
bibit (cm)
Luas
daun
(cm 2 )
Berat
segar
daun (g)
Berat
kering
daun (g)
Perlakuan fisik :
Segar
Stratifikasi
Rendam 50ºC
Media :
Bokashi jeramiTanah:sekam:pupuk
kandang
2,80a
3,02a
3,55a
2,96p3,29p
5,72b
8,15a
6,97ab
6,79p7,10p
12,13b
13,53a
11,77b
12,14p12,84
0,61a
1,07a
0,49a
0,70p0,73p
0,19a
0,24a
0,16a
0,19p0,19p
Interaksi (-) (-) (-) (-) (-)Keterangan : Angka Rerata pada baris atau kolom yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji F dan DMRT pada taraf =5 %. Tanda (-) menunjukkan tidak adanya interaksi.
Saat berkecambah biji manggis
Berdasarkan tabel 1 saat berkecambah
biji manggis menunjukkan tidak adanya
interaksi tetapi ada beda nyata antar
perlakuan fisik biji. Perlakuan fisik biji di
stratifikasi (11,00 hari) tidak berbeda nyata
dengan perlakuan fisik biji direndam air 50ºC
(11,17 hari) tetapi berbeda nyata dengan
perlakuan fisik biji segar (12,17 hari). Saat
berkecambah pada perlakuan stratifikasi
cenderung lebih cepat dari perlakuan
rendam air 50ºC dan perlakuan biji
segar menunjukkan saat berkecambah
paling lambat.
Pada perlakuan macam pupuk
organik menunjukkan tidak ada beda
nyata, hal ini berarti tanah:bokashi
jerami dan tanah:sekam:pupuk kandang
memberikan pengaruh yang sama
terhadap saat berkecambah bibit
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
6/18
manggis. Kedua macam pupuk organik
mempunyai porositas atau dapat mengikat air
dengan baik sehingga dapat menyediakan air
bagi biji yang diperlukan pada awal
perkecambahan (Lakitan, 1996).
Kecepatan kecambah biji manggis
Berdasarkan tabel 1 kecepatan
kecambah biji manggis menunjukkan tidak
adanya interaksi antara komposisi media
dengan perlakuan fisik biji tapi ada beda
nyata antar perlakuan fisik biji. Perlakuan
fisik biji dengan direndam menggunakan air
dengan suhu 50°C(12,29 hari) tidak berbeda
nyata dengan biji di stratifikasi (12,29 hari)
namun berbeda nyata dengan biji segar (13,40
hari). Perlakuan fisik biji dengan di
stratifikasi dan direndam menggunakan air
dengan suhu 50 ºC memberikan hasil saat
kecambah biji paling cepat yaitu 12,29 hari.
Perkecambahan benih paling lambat terjadi
pada perlakuan fisik biji segar selama 13,40.
Media yang digunakan untuk perkecambahan
manggis yaitu tanah:bokashi jerami dan tanah
: sekam padi : pupuk kandang menunjukkan
tidak ada beda nyata. Kedua macam pupuk
organik memiliki porositas yang besar karena
terdapat bahan jerami, pupuk kandang, sekam
padi.
Percabangan akar
Berdasarkan tabel 2 percabangan akar
menunjukkan tidak ada interaksi tetapi ada
beda nyata antar perlakuan fisik biji.
Percabangan akar perlakuan fisik biji
stratifikasi (41,67) berbeda nyata dengan biji
segar (23,00) dan perlakuan fisik biji di
rendam air 50ºC (23,67). Percabangan
akar pada perlakuan fisik biji
stratifikasi menunjukkan rerata yang
paling tinggi sedangkan perlakuan fisik
biji segar menunjukkan percabangan
akar yang paling rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan fisik biji
stratifikasi dapat memacu percabangan
akar karena penyerapan unsur hara oleh
biji menjadi lebih baik dan
pertumbuhan bibit lebih cepat. Selain
itu suplai fotosintat dari tajuk ke akar
lebih banyak, sehingga pertumbuhan
akar sekunder lebih banyak. Fotosintat
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur
hara dan air yang cukup pada tanaman
serta kemampuan penyerapannya oleh
tanaman.
Pada perlakuan macam pupuk
organik menunjukkan tidak ada beda
nyata, hal ini berarti tanah:bokashi
jerami dan tanah:sekam:pupuk kandang
memberikan pengaruh yang sama
terhadap percabangan akar, namun
demikian media tanah:sekam:pupuk
kandang cenderung memiliki
percabangan akar yang banyak (31,67)
dibandingkan dengan pupuk organik
bokashi (27,22).
Panjang akar
Berdasarkan tabel 2 panjang
akar pada bulan ke-4 menunjukkan
tidak adanya interaksi dan tidak ada
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
7/18
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
8/18
beda nyata antara perlakuan fisik biji dan
komposisi media. Kombinasi perlakuan fisik
biji stratifikasi dengan media bokashi jerami
memberikan hasil berat segar paling tinggi
yaitu sebesar 1,73 g, namun tidak berbeda
nyata dengan kombinasi perlakuan fisik biji
segar dengan media tanah : sekam padi :
pupuk kandang (1,10g), perlakuan fisik biji
stratifikasi dengan media tanah : sekam padi :
pupuk kandang (1,24g) dan perlakuan fisik
biji rendam air dengan suhu 50ºC (1,13g).
Berat segar akar yang paling rendah terjadi
pada kombinasi perlakuan fisik biji segar
dengan media bokashi jerami sebesar (0,52
g). Hal ini menunjukkan kombinasi perlakuan
fisik biji stratifikasi dengan media bokashi
paling berpengaruh dalam pertumbuhan berat
segar akar. Hal ini diduga berhubungan
dengan kandungan bakteri yang terdapat
dalam EM 4 terutama bakteri Lactobacillus
sp (bakteri asam laktat) dan ragi Yeast dalam
jumlah cukup. Substansi bioaktif yang
dihasilkan oleh ragi berguna untuk
pertumbuhan sel dan pembentukan akar
(Indriyani, 1999), dengan bertambahnya
panjang akar maka berpengaruh terhadap
berat segar akar. Berat segar akar yang tinggi
sangat membantu dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena akar
merupakan organ vegetatif utama yang
menyediakan air, mineral dan bahan-bahan
yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman (Gardner dkk , 1999).
Jumlah tunas
Pertumbuhan jumlah tunas suatu
tanaman ditandai dengan munculnya
tunas pada biji tanaman sehingga
tanaman tersebut akan berkembang
menjadi tanaman baru yang nantinya
akan melakukan metabolisme sendiri.
Berdasarkan tabel 4 jumlah tunas bibit
manggis pada bulan ke-4 menunjukkan
tidak adanya interaksi dan tidak ada
beda nyata antara komposisi media
tanam dengan perlakuan fisik biji
manggis. Hal ini menunjukkan
perlakuan fisik biji manggis dan
komposisi media tanam tidak saling
mempengaruhi jumlah tunas bibit
manggis. Meskipun demikian pada
perlakuan fisik biji direndam air dengan
suhu 50ºC jumlah tunasnya cenderung
paling banyak yaitu (3,55).
Media tanah:sekam:pupuk
kandang mampu menghasilkan tunas
paling banyak yaitu sebesar 3,29
dibandingkan dengan media tanam
tanah: bokashi jerami yaitu sebesar 2,96
namun dari kedua perlakuan media
tidak menunjukkan adanya beda nyata.
Pemunculan tunas pada kedua media
yang dicobakan tidak berbeda nyata.
Hal ini karena kedua perlakuan media
yang dicobakan sama-sama
mengandung bahan organik walaupun
volume pupuk kandang yang digunakan
berbeda.
Tinggi bibit
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
9/18
Berdasarkan tabel 4 tinggi tanaman
pada bulan ke-4 menunjukkan tidak ada
interaksi antara perlakuan fisik biji manggis
dan media tanam namun ada beda nyata antar
perlakuan fisik. Perlakuan fisik biji
stratifikasi ( 8,15cm) tidak berbeda nyata
dengan perlakuan fisik biji segar (5,72cm)
namun berbeda nyata dengan perlakuan fisik
biji direndam dengan air 50ºC (6,97cm).
Tinggi tanaman pada perlakuan fisik biji
stratifikasi menunjukkan rerata yang paling
tinggi dan perlakuan fisik biji segar
menunjukkan rerata yang paling rendah. Hal
ini dikarenakan pada biji stratifikasi
mempunyai panjang akar dan percabangan
akar yang banyak sehingga dapat menyerap
air dan hara dengan maksimal yang kemudian
pada perlakuan fisik biji stratifikasi memiliki
tinggi bibit yang tertinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa perlakuan stratifikasi
belum mampu mempengaruhi tinggi bibit,
tetapi sangat dipengaruhi oleh
perkecambahan,perakaran,ketersediaan unsur
hara, air, dan kondisi lingkungan lainnya.
Pada perlakuan macam pupuk organik tidak
menunjukkan adanya beda nyata antar
perlakuan, Media tanam
tanah:sekam:pupukkandangcenderung
menunjukkan tinggi bibit tertinggi sedangkan
pupuk organik tanah: bokashi menghasilkan
tinggi bibit terendah.
Luas Daun
Berdasarkan tabel 4 luas daun pada
bulan ke-4 menunjukkan tidak ada interaksi
tetapi ada beda nyata antar perlakuan
fisik biji. Luas daun pada perlakuan
fisik stratifikasi (13,53 cm²) tidak
berbeda nyata pada perlakuan fisik biji
segar (12,13 cm²) dan perlakuan fisik
biji direndam air 50ºC (11,77 cm²).
Perlakuan fisik biji stratifikasi
menunjukkan daun yang terluas
daripada perlakuan yang lainnya. pada
perlakuan fisik biji stratifikasi
mempunyai daun yang terluas karena
pada biji stratifikasi saat berkecambah
dan kecepatan berkecambah
menunjukkan yang tercepat, dalam hal
perkembangan akarnya juga baik
sehingga air dan unsur hara yang
diserap oleh akar dapat membantu
dalam proses pembentukan tunas dan
daun, tanaman yang masih muda
memiliki laju asimilasi yang tinggi
sehingga luas daun yang dihasilkan
juga tinggi. Semakin besar luas daun
maka semakin tinggi pula laju
fotosintesis yang dilakukan (Gardner
dkk, 1991). Pada perlakuan media,
tanah:sekam:pupuk kandang cenderung
menghasilkan luas daun paling tinggi
(12,84 cm²) , perlakuan pupuk organik
tanah: bokashi jerami menunjukkan
luas daun paling rendah (12,11 cm² )
Berat Segar Daun
Berdasarkan tabel 4 berat segar
daun pada bulan ke-4 menunjukkan
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
10/18
tidak ada interaksi perlakuan fisik biji
manggis dan media tanam dan tidak ada beda
nyata antar perlakuan. Hal ini menunjukkan
perlakuan fisik biji dan media tanam tidak
saling mempengaruhi berat segar daun.
Meskipun demikian perlakuan fisik biji
stratifikasi cenderung menghasilkan berat
segar daun paling tinggi (1,07 g)
dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal
ini dikarenakan pada perlakuan fisik biji
stratifikasi memiliki daun yang luas. Semakin
tebal dan luas daun maka berat segar daun
pada perlakuan fisik biji stratifikasi semakin
tinggi. Pada perlakuan media,
tanah:sekam:pupuk kandang cenderung
menghasilkan berat segar paling tinggi
(0,73g) dibandingkan perlakuan lainnya.
Berat segar daun sangat berhubungan dengan
ketebalan daun. Semakin tebal daun yang ada
maka berat segar daun juga semakin besar
3. Berat kering daun
Berdasarkan tabel 4 pada variabel
berat kering daun menunjukkan tidak ada
interaksi dan tidak ada beda nyata antar
perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan fisik biji dan media tanam tidak
saling mempengaruhi berat kering daun.
Perlakuan fisik biji yang dicobakan
pada variabel berat kering daun perlakuan
stratifikasi cenderung menunjukkan rerata
paling tinggi sebesar 0,24 g lebih berat dari
pada perlakuan biji segar sebesar 0,19 g
maupun perendaman biji dengan air suhu
50ºC sebesar 0,16 g.
Media tanam bokashi jerami
maupun media tanam
tanah:sekam:pupuk kandang cenderung
menunjukkan rerata yang sama yaitu
0,19 g. Berat kering daun merupakan
berat segar daun setelah melalui proses
pengovenan. Jika hasil fotosintat tinggi
maka berat segar daun maupun berat
kering daun juga meningkat. Selain itu
berat kering daun juga dipengaruhi oleh
ketebalan daun, semakin besar
ketebalan daun maka semakin tinggi
berat keringnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil
kesimpulan:
1. Perlakuan fisik stratifikasi
berpengaruh lebih baik
dibandingkan dengan perendaman
biji dengan air 50ºC terhadap
percabangan akar, berat segar akar,
tinggi bibit dan luas daun.
2.
Perlakuan media pupuk kandang :
sekam padi : tanah dengan
perbandingan 1 :1: 1 berpengaruh
baik pada semua variabel
pengamatan kecuali pada panjang
akar dan berat segar akar.
3. Kombinasi perlakuan antara
perlakuan fisik stratifikasi dengan
media pupuk kandang : sekam padi
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
11/18
: tanah merupakan kombinasi terbaik
untuk perkecambahan dan pertumbuhan
bibit manggis.
Saran
Proses perkecambahan biji dapat
dipercepat dengan perlakuan fisik biji
stratifikasi, sedangkan pupuk organik yang
dapat meningkatkan percabangan akar yaitu
dengan media tanah:sekam padi:pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1:1
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998. Produksi Tanaman Sayuran
dan Buah-buahan Tropik. BPS.
Jakarta.
Anonim, 2005. Luas Panen, Produktivitas dan
Produksi Manggis 2002,
http:database1.deptan.go.id/ditbuah
/indek,php?f=komoditas/kom_view
.php&id=103.9 hal
Copeland, L. O. 1976. Principle of seed
science and technology. Burgress
pub. Co. Minnesota. P. 55-101
Gardner F, Pearce B, Michell R, 1991,
Fisiologi Tanaman Budidaya, UI
Press, Jakarta, 245 hal
Hanum, F dan L. J. G Vander Haesen, 1997.
Plant Resources of South East Asia.
Auxiliary Plant. Prosea Bogor. 389
Kasirin, Suharto dan Soegito, 1994. Pengaruh
Komposisi Media Terhadap
Pertumbuhan Bibit Batang Bawah
Manggis (Garcinia Mangostana L).
Badan Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura Solok.
Sumatera Barat. Jurnal
Hortikultura II(4):19-48
Lakitan. B. 1996. Fisiologi
Pertumbuhan dan
Perkembangan Tanaman. PT
Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 215 p
Mulawarman, 2002. Pengelolaan Benih
Pohon, Sumber Benih dan
Penanganan Benih. ICRAF
dan Winrock International.
Bogor. Indonesia. 46p
Ningsih, K dan Mahendra, D. P., 1999.
Pengaruh Perlakuan Biji
Srikaya Terhadap
Perkecambahan. www.smu-net.com. 2 hal
Sri W, 1998. Usaha Mempercepat
Perkecambahan Benih dan
Pertumbuhan bibit Kopi
dengan Stratifikasi dan
Konsentrasi Sitosim. Fakultas
Pertanian Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
(tidak dipublikasikan
Sutopo L, 1998. Teknologi Benih. PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
223 hal
Usman, 1999. Pengaruh pemberian
giberelin dan media tanam
terhadap pertumbuhan manggis.
Laporan penelitian UMM, Tidak
dipublikasikan.
Wididana dan Wibisono, 1996.
Pertanian Akrab Lingkungan Kyusei dengan Teknologi
Efective Mikroorganisme (EM
4). 16 h Dalam Seminar
Nasional Teknologi Pertanian
Organik Universitas Siliwangi. Tasik
Malaya
http://www.smu-net.com/http://www.smu-net.com/http://www.smu-net.com/http://www.smu-net.com/http://www.smu-net.com/
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
12/18
LAMPIRAN. Histogram percabangan akar, panjang akar, berat kering akar, jumlah
tunas, tinggi bibit, luas daun, berat segar daun, berat kering akar dan grafik
berat segar akar
0
10
20
30
40
50
1 2 3 4
Bulan
P e r c a b a n g a n a k a r
Biji segar
Biji stratifikasi
Biji rendam
air 50ºC 0
10
20
30
40
1 2 3 4
Bulan
P e r c a b a n g a n a k a r
Bokashi jerami
Tanah:Sekam:P
pk kandang
(a) (b)
Gambar 1. Perkembangan cabang akar berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,
(b) macam pupuk organik
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4
Bulan
P
a n j a n g a k a r ( c m )
Biji segar
Biji stratifikasi
Biji rendam
air 50ºC 0
2
4
6
8
10
1 2 3 4
Bulan
P a
n j a n g a k a r ( c m )
Bokashi jerami
Tanah:Sekam:Ppk
kandang
(a) (b)
Gambar 2. Perkembangan panjang akar berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,
(b) macam pupuk organik
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
13/18
0
0,1
0,2
0,3
2 3 4
Bulan
B e r a
t k e r i n g a k a r ( g )
Biji segar
Biji stratifikasi
Biji rendam air
50ºC 0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
2 3 4
Bulan
B e r a t k e r i n g a k a r ( g )
Bokashi jerami
Tanah:Sekam:P
pk kandang
(a) (b)
Gambar 3. Perkembangan berat kering akar berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,
(b) macam pupuk organik
Grafik Berat Segar Akar
0
0,5
1
1,5
2
1 2 3 4
Bulan pengamatan
B e r a t S e g a r A k a r ( g )
P1M1
P1M2
P2M1
P2M2
P3M1
P3M2
Gambar. 4. Grafik perkembangan berat segar akar bulan 1 sampai bulan 4 pada
semua perlakuan.keterangan gambar : P1M1 = Biji segar & bokashi jerami
P1M2 = Biji segar & tanah+sekam+pupuk kandangP2M1 = Biji stratifikasi & bokashi jerami
P2M2 =Biji stratifikasi & tanah+sekam+pupuk kandangP3M1 = Biji direndam suhu 50ºC & bokashi jeramiP3M2= Biji direndam suhu 50ºC & tanah+sekam+pupuk kandang
0
1
2
3
4
1 2 3 4
Bulan
J u m l a h t u n a s
Biji segar
Biji s tratifikasi
Biji rendam
air 50ºC 0
1
2
3
4
1 2 3 4
Bulan
J u m l a h t u n a s
Bokashi
jerami
Tanah:Sekam
:Ppk kandang
(a) (b)
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
14/18
Gambar 5. Perkembangan jumlah tunas berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,
(b) macam pupuk organik
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4
Bulan
t i n g g i b i b i t ( c m )
Biji segar
Biji stratifikasi
Biji rendam
air 50ºC 0
2
4
6
8
1 2 3 4
Bulan
T i n g g i b i b i t ( c m )
Bokashi
jerami
Tanah:Sekam
:Ppk kandang
(a) (b)
Gambar 6. Perkembangan tinggi bibit berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,
(b) macam pupuk organik
0
50
100
150
1 2 3 4
Bulan
L
u a s d a u n ( m m ² )
Biji segar
Biji stratifikasi
Biji rendam
air 50ºC
0
50
100
150
1 2 3 4
Bulan
L
u a s d a u n ( m m ² )
Bokashi jerami
Tanah:Sekam:
Ppk kandang
(a) (b)
Gambar 7. Perkembangan luas daun berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,
(b) macam pupuk organik
0
0,5
1
1,5
1 2 3 4
Bulan
B e r a t s e g a r d a u n
( g )
Biji segar
Biji stratifikasi
Biji rendam
air 50ºC 0
0,2
0,4
0,6
0,8
1 2 3 4
Bulan
B e r a t s e g a r d a u n
Bokashi jerami
Tanah:Sekam:
Ppk kandang
(a) (b)
Gambar 8. Perkembangan berat segar daun berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,(b) macam pupuk organik
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
15/18
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
1 2 3 4
Bulan
B e r a t k e r i n g d a u n
( g )
Biji segar
Biji s tratifikasi
Biji rendam air
50ºC
0
0,050,1
0,15
0,2
0,25
1 2 3 4
Bulan
B e r a t k e r
i n g d a u n
( g ) Bokashi
jeramiTanah:Sekam
:Ppk kandang
(a) (b)
Gambar 9. Perkembangan berat kering daun berdasarkan, (a) perlakuan fisik biji,
(b) macam pupuk organik
FOTO-FOTO
Gambar b. Perlakuan fisis biji Stratifikasi dioven suhu 30ºC selama 2 minggu
Gambar. c Perlakuan fisis Biji direndam air suhu 50ºC
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
16/18
Gambar d. Media tanam bokashi jerami + tanah
Gambar e. media tanam pupuk kandang:tanah:sekam
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
17/18
Gambar f. Panjang akar, percabangan akar, jumlah daun dan tinggi bibit tanaman
manggis umur 2 bulan
Gambar g. Panjang akar, percabangan akar, jumlah daun dan tinggi bibit tanaman
manggis umur 3 bulan
Gambar h. Panjang akar, percabangan akar, jumlah daun dan tinggi bibit tanamanmanggis umur 4 bulan
8/17/2019 Jurnal Bibit Manggis
18/18