Jurnal Daeng Nurain

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    1/10

    1

    HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

    STRES PADA LANSIA DI DUSUN KARANGBENDO

    BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

    Daeng Nurain1, Induniasih

    2, Muflih

    3

    INTISARI

    Latar Belakang: Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Setiap orang pasti pernah

    mengalami stres dalam bentuk tertentu, ringan atau berat, dan dalam jangka panjang atau

    pendek. Berdasarkan data jumlah lansia tertinggi berada di daerah Yogyakarta. Peningkatan

    jumlah lansia ini membawa dampak terhadap berbagai aspek kehidupan, khususnya bagi lansia

    itu sendiri dan keluarganya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada saat studi

    pendahuluan, didapatkan hasil bahwa dari 10 orang lansia di Dusun Karangbendo Banguntapan

    Bantul Yogyakarta, 80% lansia mengeluh perubahan yang terjadi pada kehidupannya dan lansia

    mengatakan tidak mendapatkan dukungan yang maksimal dari keluarganya

    Tujuan Peneli tian: Untukmengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada

    lansia di Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta.

    Metode Peneliti an: Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non-eksperimental)

    dengan pendekatan Cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur

    diatas 60 tahun yang berjumlah 130 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

    simple random sampling. Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Data diolah

    dan dianalisis dengan analisis uji korelasi Kendall Tau.

    Hasil Peneli tian : Berdasarkan hasil penelitian dari 125 lansia didapatkan mayoritas adalah

    responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 65 orang (52,0%) dan Tingkat stres pada

    lansia diketahui mayoritas responden dengan tingkat stress ringan sebanyak 63 orang (50,4%).

    Nilai p value adalah 0,69 (p value > 0,05) menunjukan tidak ada hubungan antara dukungan

    keluarga dengan stres pada lansia.

    Kesimpul an : Tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan stres pada

    lansia di Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta.Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Stres, Lansia.

    1Mahasiswi Keperawatan S1 Universitas Respati Yogyakarta

    2

    Dosen Prodi Keperawatan Poltekes Kemenkes Yogyakarta3Dosen Prodi S1 Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    2/10

    2

    CORRELATION BETWEEN THE FAMILY SUPPORT AND

    STRESS IN ELDERLY AT HAMLET KARANGBENDO

    BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

    Daeng Nurain1, Induniasih

    2, Muflih

    3

    ABSTRACT

    Background: Stress is inherent in life. Each person must have experienced stress in some form,

    mild or severe, and in the short or long term. Based on data from the highest number of elderly in

    the Yogyakarta area. Increasing number of elderly is an impact on various aspects of life,

    especially for elderly themselves and their families. Based on results of interviews conducted

    during the preliminary study, showed that of 10 elderly at hamlet Karangbendo Banguntapan

    Bantul Yogyakarta, 80% of the elderly complain of changes in his life and they said didnt get

    maximum support from their family.

    Objectives: To determine the correlation between family support and the stress on the elderly

    people in the hamlet Karangbendo Banguntapan Bantul, Yogyakarta.

    Methods: This study is an observational study (non-experimental) Cross-sectional approach.Subjects in this study were elderly people over the age of 60 years, amounting to 130 people.

    Sampling techniques using simple random sampling technique. Instrument in this study using a

    questionnaire. Data were processed and analyzed with analysis of Kendall Tau correlation test.

    Results: Based on the results obtained from 125 older adults are the majority of respondents withgood family support as many as 65 people (52.0%) and level of stress in the elderly in mind the

    majority of respondents with mild levels of stress were 63 men (50.4%). Result by the p value was

    0.69 (p value > 0.05) as indicated there was not correlation between family support and stress in

    the elderly.

    Conclusion: There wasnt significant relationship between family support with stress on the

    elderly in the hamlet Karangbendo Banguntapan Bantul, Yogyakarta.

    Keywords: F amily Support, Stress, the El der ly.

    1 Nursing Student S1 Respati University Yogyakarta

    2 Nursing Lecturer Prodi Poltekes Kemenkes Yogyakarta

    3 Prodi S1 Nursing Science Lecturer University of Yogyakarta Respati

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    3/10

    3

    PENDAHULUAN

    Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang kian membaik, mengakibatkan lansia

    juga kian bertambah. Pertumbuhan jumlah penduduk lansia di Indonesia tercatat paling pesat di

    dunia dalam kurun waktu tahun 1990-2025. Jumlah pertumbuhan penduduk lansia ini sangat

    beragam di berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan data jumlah lansia tertinggi di Indonesia

    berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 14 persen dari jumlah lansia di Indonesia yang

    saat ini mencapai 18,96 juta orang (BPS, 2007). Jumlah lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta

    yang tertinggi, termasuk Kota Yogyakarta pada tahun 2010-2020 mendatang akan meningkat

    tajam. Selama ini, angka harapan hidup masyarakat Yogyakara tertinggi di Indonesia, yaitu 77

    tahun untuk perempuan dan 75 tahun untuk laki-laki. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun

    1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lansia adalah

    seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.

    Menurut Rosmiaty (2006) pada hasil penelitiannya didapatkan faktor support sistem

    keluarga merupakan faktor yang dapat menentukan tingkat stres psikososial lansia dimana semakin

    tinggi support sistem keluarga maka semakin kecil stres psikososial yang dialami lansia,

    sedangkan faktor perasaan terbuang juga dapat meningkatkan stres psikososial lansia dimana

    dengan dititipkannya mereka di panti mereka merasa seakan terbuang dari keluarganya. Penelitian

    tersebut diketahui dengan pasti bahwa adanya hubungan antara dukungan keluarga terhadap

    terjadinya stres pada lansia.

    3

    Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu,

    dalam kadar berat atau ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang atau pendek yang tidak

    sama pasti pernah atau akan mengalaminya baik itu pria maupun wanita tak seorang pun bisa

    terhindar dari padanya. Tekanan yang datang dari berbagai arah, mempengaruhi dalam cara dan

    waktu yang berbeda-beda. Segala macam bentuk stres sebenarnya akibat dari kekurangpahaman

    manusia akan keterbatasan yang dimiliki, sehingga menimbulkan frustasi, konflik, gelisah, dan

    rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar stres.

    Pada umumnya lansia menikmati hari tuanya di lingkungan keluarga namun dalam

    keadaan dan sebab tertentu mereka tidak tinggal bersama keluarganya. Santrock (2004),

    mengemukakan bahwa lansia yang berhubungan dekat dengan keluarganya mempunyai

    kecenderungan lebih sedikit untuk stres dibanding lansia yang hubungannya jauh, oleh karena itu

    lansia yang berada di lingkungan keluarga atau tinggal bersama keluarga serta mendapat dukungan

    dari keluarga akan membuat lansia merasa lebih sejahtera. Hal ini tergantung pada kepribadiannya,

    hidup personilnya, dan bagaimana lingkungan sosial menanggapi hal itu. Semua dapat membantu

    mengatasi masalahnya atau sebaliknya juga dapat memperberat stres yang timbul pada lansia.

    Dukungan keluarga tersebut dapat memperkuat setiap individu, menciptakan kekuatan keluarga,

    memperbesar penghargaan terhadap lanjut usia dalam menghadapi proses penuaan dalam

    memenuhi tugas perkembangannya.4

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    4/10

    4

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 17 November

    2011, saat ini lansia yang tinggal di Dusun Karangbendo, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

    sebanyak 180 orang. Hasil studi pendahuluan dapat dijelaskan bahwa jumlah lansia di RW I

    sebanyak 30 orang, di RW II sebanyak 28 orang, di RW III sebanyak 42 orang , di RW IV

    sebanyak 40 orang, dan di RW V sebanyak 40 orang. Peneliti melakukan wawancara kepada 10

    orang lansia untuk mengetahui masalah yang dialami oleh lansia. Hasil yang didapat peneliti, 80%

    lansia yang mengungkapkan keluhan seperti susah tidur,sering gelisah, dan merasa tak berarti, hal

    ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dan kepedulian dari anggota keluarganya. Hal tersebut

    juga disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya kesibukan dari anggota keluarga, tuntutan

    pemenuhan biaya kehidupan yang semakin meningkat, tingkat pendidikan anggota keluarga yang

    rendah karena kemiskinan, keluarga tidak mau direpotkan dengan berbagai permasalahan danpenyakit yang umumnya diderita oleh lansia. Oleh karena itu lansia berpotensi mengalami stres.

    Permasalahan tersebut membuat peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan

    antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia di Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul

    Yogyakarta.

    Tujuan penelitian ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum tujuan

    penelitian ini adalah Diketahui hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia di

    Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta, sedangkan tujuan khususnya :

    1. Diidentifikasi dukungan keluarga yang diterima oleh lansia di Dusun KarangbendoBanguntapan Bantul Yogyakarta.

    2. Dibedakan tingkat stres yang terjadi pada lansia di Dusun Karangbendo BanguntapanBantul Yogyakarta.

    METODE PENELITIAN

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif (non-

    eksperimental). Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik yaitu suatu metode

    penelitian yang melakukan analisis dinamika antara hubungan (korelasi) dukungan keluarga

    dengan stres pada lansia. Pendekatan yang digunakan adalahCross Sectionalyaitu jenis penelitian

    yang menekankan waktu pengukuran variabel dukungan keluarga dan variabel stres pada lansia

    hanya diambil data pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari

    sampai dengan Maret 2012. Tempat penelitian di Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul

    Yogyakarta.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berjumlah 180 orang. Teknik

    sampling menggunakan probability sampling yaitu setiap subjek dalam populasi mempunyai

    kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel .. Hasil perhitungan rumus diatas

    didapatkan 124,13 sampel dibulatkan menjadi 125 sampel. Dengan kriteria inklusi :

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    5/10

    5

    1. Lanjut usia yang berusia diatas 60 tahun.2. Mampu berkomunikasi dengan baik (tidak harus bisa membaca dan menulis, mampu

    memahami dan menjawab pertanyaan peneliti).

    3. Lansia yang tinggal satu rumah dengan anggota keluarga yang mempunyai ikatan darahdan adanya perkawinan yang sah.

    4. Bersedia menjadi responden.Alat pengumpulan data menggunakan Kuesioner bagian pertama berisi identitas

    responden meliputi nama, umur, alamat, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan jumlah pendapatan

    lansia per bulan. Kuesioner bagian kedua untuk mengukur tingkatan stres pada lansia. Kuesioner

    stres pada lansia dibuat sendiri oleh peneliti dari indikator fisiologis, respon perilaku emosional

    stres dan modifikasi dari DASS 42 scall. Analisis data penelitian menggunakan analisis korelasiKendal Tau .

    HASIL

    1.Dukungan KeluargaDukungan keluarga yang diterima oleh lanjut usia berdasarkan persepsinya dalam

    penelitian ini dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu dukungan keluarga buruk, sedang, dan

    baik.

    Tabel 4.2. Dukungan keluarga yang diterima lansia di Dusun Karangbendo Banguntapan

    Bantul Yogyakarta Februari-Maret 2012

    Dukungan keluarga N Persentase (%)

    Buruk

    Sedang

    1

    59

    0,8

    47,2

    Baik 65 52,0

    Total 125 100

    Data Primer, 2012

    2.Stres Pada Lanjut UsiaStres pada lansia dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 tingkatan yaitu tidak

    stres, stres ringan, stres sedang, dan stres berat.

    Stres pada lanjut usia N Persentase (%)

    Tidak Stres

    Ringan

    Sedang

    0

    63

    50

    0

    50,4

    40,0

    Berat 12 9,6

    Total 125 100

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    6/10

    6

    Tabel 4.3. Tingkatan stres pada Lansia Di Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul

    Yogyakarta Februari-Maret 2012

    Hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia.

    Hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia di Dusun Karangbendo

    Banguntapan Bantul Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 4.4 Tabulasi silang antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia di Dusun

    Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta.

    Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar lansia menerima dukungan

    keluarga baik 65 orang (52,0), dengan mengalami tingkat stres ringan sebanyak 35 (55,6%)

    orang. Berdasarkan hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia

    menggunakan uji korelasi Kendal Tau, diperoleh nilai p value adalah 0,69 (p value > 0,05),

    hal ini berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia di Dusun

    Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta.

    PEMBAHASAN

    1. Dukungan Keluarga.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dukungan

    keluarga yang diterima oleh lansia berdasarkan persepsinya diketahui mayoritas adalahresponden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 65 orang (52,0%). Keluarga di

    pandang sebagai suatu konteks, yang fokus utama adalah pada individu, dimana keluarga

    merupakan kelompok primer paling penting dan dipandang sebagai sumber daya bagi

    lansia. Hal ini didukung oleh pernyataan dari Commission on the Family (1998) dalam

    Ambarwari (2010) bahwa dukungan keluarga dapat memperkuat setiap individu,

    menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri sendiri,

    mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan yang utama bagi seluruh keluarga dalam

    menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

    Dukungan keluarga

    Stres pada lanjut usiaJumlah p value

    Berat Sedang Ringan

    F % F % F % F %

    0,69Buruk 0 0 1 2 0 0 1 0,8

    Sedang 6 50,0 25 50,0 28 44.4 59 47,2

    Baik 6 50,0 24 48,0 35 55.6 65 52,0

    Total 12 100 50 100 63 100 125 100

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    7/10

    7

    Persepsi lansia tentang dukungan keluarga yang diterima sebagian besar dalam

    kategori baik yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, ekonomi serta dalam penelitian ini

    sampel yang digunkan yaitu lansia yang mempunyai hubungan keluarga inti (adanya

    ikatan darah dan perkawinan) yang mana fokus utama keluarga adalah pada lansia itu

    sendiri.

    2.Stres pada lanjut usiaBerdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa stres pada lansia diketahui

    sebagian besar adalah lansia dengan tingkat stres ringan sebanyak 63 orang (50,4). Stres

    ringan yang dihadapi lanjut usia secara teratur. Tahap stres yang ringan dan biasanya

    disertai dengan semangat berkerja yang berlebihan dan merasa mampu menyelesaikan

    pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi yang semakin

    berkurang. Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang

    dengan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi yang tidak cukup

    untuk sepanjang hari.

    Pada waktu seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai perubahan

    baik yang bersifat fisik, mental, maupun sosial. Memasuki lansia adalah upaya

    penyesuaian terhadap perubahan-perubahan tersebut. Sebagai proses alamiah,

    perkembangan manusia sejak periode awal hingga masa lansia merupakan kenyataan yang

    tidak bisa dihindari. Perubahan-perubahan menyertai proses perkembangan termasukketika memasuki masa usia lanjut. Hal ini didukung pada penelitian ini yang dimaksud

    dengan lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun keatas yang telah mengalami

    banyak perubahan. Ketidaksiapan dan upaya melawan perubahan-perubahan yang dialami

    pada masa lansia justru akan menempatkan individu usia ini pada posisi serba salah yang

    akhirnya hanya menjadi sumber akumulasi stres dan frustasi.

    Hasil penelitian mendapatkan jenis kelamin lansia didominasi oleh perempuan

    yang mana biasanya perempuan lebih rentan untuk mengalami stres.

    3. Hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia.Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga yang sebagian

    besar diterima oleh lanjut usia adalah baik sebanyak 65 orang (52,0%), dengan tingkat

    stres lansia yang sebagian besar mengalami stres ringan yaitu sebanyak 63 orang (50,4%).

    Hasil analisis hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia menggunakan

    uji korelasi Kendal Tau, diperoleh nilai p value adalah 0,69 (p value > 0,05), hal ini berarti

    tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia di Dusun

    Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta.

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    8/10

    8

    Dukungan keluarga bukanlah satu satunya faktor yang mempengaruhi stres pada

    lansia. Terdapat faktor- faktor lainnya yang berasal dari individu itu sendiri, misalnya

    penyakit, menopause, keadaan emosi, dan faktor yang berasal dari luar lansia yaitu

    perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi stres pada lansia.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Lieberman (1992) dalam Azizah

    (2011) mengemukakan bahwa secara teoritis dukungan keluarga dapat menurunkan

    kecenderungan munculnya kejadian yang dapat menyebabkan stres. Apabila kejadian stres

    terjadi, interaksi dengan adanya anggota keluarga dapat memodifikasi dan mengubah

    persepsi lansia untuk mengurangi potensi stres. Dukungan keluarga dapat mengubah

    respon lansia terhadap kejadian stres dan mempengaruhi strategi untuk mengatasi stres.

    Hal ini selaras dengan pernyataan Santrock (2006) dalam Azizah (2011) mengemukanbahwa dukungan keluarga dapat membantu lansia mengatasi masalah secara efektif,

    meningkatkan kesehatan fisik dan mental.2

    Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat

    pada karakteristik lansia. Berdasarkan hasil penelitian pada karakteristik lansia yang

    sebagian besar mempunyai pendapatan ekonomi sedang (Rp 751.000- Rp 1.500.000)

    sebanyak 56 orang (44,8%), pendidikan yang cukup yaitu pada tingkat SMP sebanyak 40

    orang (32,0). Artinya keluarga sudah berkecukupan dalam memenuhi kebutuhannya. Hal

    ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kestabilan ekonomi dapat meningkatkan

    akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang cukup sehingga menciptakan

    kesempatan untuk pendidikan, pekerjaan yang baik dan dapat menurunkan stres. Tempat

    penelitian yang digunakan oleh peneliti berbeda dengan penelitian sebelumnnya, dimana

    pada tempat penelitian ini di Dusun Karangbendo diketahui bahwa sebagian besar lansia

    beragama islam, berkebudayaan suku jawa, dan pada tempat tersebut terdapat posyandu

    lansia yang aktif dengan berbagai kegiatan setiap bulannya, seperti rekreasi, senam sehat

    lansia, pemeriksaan kesehatan, sehingga dengan adanya kegiatan tersebut dapat

    mengurangi tingkat stres yang terjadi pada lansia.

    Hal ini didukung oleh yang menyatakan bahwa dengan adanya Kepercayaan,

    nilai, dan praktik dalam lingkungan sangat mempengaruhi tingkah laku lansia dalam

    mengatasi masalah kesehatannya. Hal ini berarti lansia yang berada di Dusun

    Karangbendo Banguntapan Bantul memiliki koping yang baik untuk beradaptasi dengan

    perubahan - perubahannya, dapat diketahui dari adanya pemberian dukungan keluarga,

    lingkungan sosial, dan kecukupan dalam materi. Hal ini didukung oleh teori yang

    menyatakan bahwa seseorang mampu untuk beradaptasi dengan stres bila memiliki

    kemampuan personal, dukungan sosial, asset materi, dan keyakinan positif.

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    9/10

    9

    Hal ini tidak sesuai dengan teori Azizah (2011) yang mengemukakan bahwa

    dukungan keluarga juga dapat memberikan efek yang negatif dalam mempengaruhi

    kejadian dan efek stres. Contoh efek negatif yang ditimbulkan dari dukungan keluarga

    adalah, dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai sesuatu yang membantu, hal ini

    dapat terjadi karena dukungan yang diberi tidak cukup, lansia merasa tidak perlu dibantu

    atau terlalu dikhawatirkan secara emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang

    diberikan. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh lansia.

    Dukungan anggota keluarga memberikan contoh yang buruk pada lansia, seperti

    melakukan atau menyarankan perilaku yang tidak sehat. Anggota keluarga terlalu menjaga

    atau tidak mendukung lansia dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya.2

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan

    penelitian di Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul Yogyakarta adalah sebagai berikut.

    1. Tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan stres pada lansia.2. Lansia menerima dukungan keluarga terbanyak pada dukungan yang baik.3. Lansia mengalami stres terbanyak pada tingkat stres ringan.

    SARAN

    1. Bagi Pengembangan Ilmu KeperawatanPenelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan masukan dalam keperawatan

    khususnya kepada mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

    gerontik dan keperawatan keluarga untuk memaksimalkan dukungan keluarga yang

    berkesinambungan, sehingga dapat meringankan tingkat stres pada lansia.

    2. Bagi kepala dusunHasil penelitian ini dapat memberikan saran kepada kepala dusun Karangbendo

    untuk menyampaikan informasi kepada ibu-ibu kader posyandu lansia setempat, untuk

    memberikan informasi kepada keluarga lansia agar tetap memberikan dukungan keluarga

    yang baik untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia.

  • 5/28/2018 Jurnal Daeng Nurain

    10/10

    10

    3. Bagi peneliti selanjutnyaPenelitian ini diharapkan menjadi masukan serta dapat digunakan sebagai data

    awal untuk penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan dengan metode atau

    pendekatan penelitian yang berbeda. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan faktor-

    faktor lain yang dapat mempengaruhi langsung tingkat stres pada lansia dan melakukan

    penelitian pada populasi yang lebih luas, sehingga hasil penelitian bisa lebih maksimal.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Ambarwari (2010) hubungan antara dukungan keluarga dengan keberfungsiansosial pada pasien skizorenia pasca perawatan di Rumah Sakit Jiwa Menur

    Surabaya

    2. Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut Usia, Yogyakarta: Graha Ilmu3. Rosmiaty (2006). faktor-faktor yang berhubungan dengan stres psikososial lansia

    di Panti Sosial Werda Gau Mabaji Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

    4. Santrock (2004). Internet. http : //madina.co.id/index.php//kesejahtera an-rakyat/3397-depsos-bertanggung jawabdalam penanganan lansia.html 30 Januari 2012