Jurnal Erwin Sugiarto

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    1/9

    1

    Pemanfaatan Serat Pelepah Nipah (Nypa fruticans) Sebagai Bahan Baku AlternatifPembuatan Kertas Seni (Kajian Proporsi Bahan Baku Dan Perekat)

    Utilization Of Fiber Petioles Nypa (Nypa fruticans) As An Alternative Raw Material ForProducing Art Paper (Study Of Raw Materials Proportion And Adhesive)

    Susinggih Wijana1); Nur Lailatul Rahmah1); Erwin Sugiarto2)

    1) Staf Pengajar dan 2)Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian

    Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas BrawijayaJl. Veteran No. 1-4 Malang, Telp. 0341580106 Fax. 0341568917

    e-mail:[email protected]

    ABSTRACTThe aims of this research was to find influence of raw material proportion and adhesive appropriate in

    the process of making paper art, so can be produced art paper which have sensory quality and have moretensile strength and tear strengt, so this paper can have same quality with another art paper in the marketcommonly. The research method used Randomized Block Design (RBD) with two factors. Analysis data

    of result quality artistic paper sensory used Friedman test. The test of physical quality artistic paper usedANOVA analysis. The best treatment results was obtained in the proportion of raw materials namely :nypa pulpand cardboard(90%: 10%) with the adhesive proportion at 5%. On this proportion, thevalue of product was 0.921. This alternative have color, surface texture and appearance of fibers betterthan the others paper, so it was considered the most important by the panelists. This alternative has theaverage of tensile resistance at 4.66 kN/m and it has tear resistance at 1202.33 mN, with gramaturaverage value of 228 g/m2.

    Keywords: Art paper, Cardboard Paper, Petioles nypa, PVAc

    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan proporsi bahan baku serta proporsi perekat

    yang sesuai dalam proses pembuatan kertas seni sehingga dihasilkan kertas seni yang memiliki

    kualitas sensoris yang disukai dengan kekuatan tarik maupun kekuatan sobek yang sesuaidengan kertas seni yang ada di pasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah RancanganAcak Kelompok faktorial dengan 2 faktor. Analisa data hasil kualitas sensoris kertas seni akanmenggunakan uji Friedman. Uji kualitas fisik kertas seni ini menggunakan analisa ragamANOVA. Hasil perlakuan terbaik diperoleh pada proporsi bahan baku pulpnipah dan kertaskardus bekas (90%:10%) dengan proporsi perekat sebesar 5%. Nilai produk pada perlakuan inisebesar 0,921. Alternatif ini memiliki warna, tekstur permukaan dan kenampakan serat yangbagus dibandingkan yang lain sehingga dianggap yang paling penting oleh panelis. Alternatifini memiliki rerata ketahanan tarik sebesar 4,66 kN/m dan ketahanan sobek sebesar 1202,33mN dengan nilai rerata gramatur sebesar 228 g/m2.

    Kata kunci : Kertas kardus bekas, Kertas seni, Pelepah nipah, PVAc

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    2/9

    2

    PendahuluanNipah termasuk tanaman sejenis palem

    (palma) yang tumbuh di rawa-rawa ataumuara-muara sungai yang berair payau. DiIndonesia, luas daerah tanaman nipahdiperkirakan 700.000 ha. Penyebarannyameliputi wilayah kepulauan Sumatera,Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, danIrian Jaya. Populasi tanaman nipahdiperkirakan sekitar 8.000 pohon/ha dandiperkirakan total populas nipah di Indonesiamencapai 5.600 juta pohon (Bandini, 1996).Wilayah kepulauan di Jawa Timur yangmemiliki persebaran tanaman nipah yangcukup baik adalah Pulau Bawean dengan luashutan nipah 280 hektar (Wijana, 2011).

    Selama ini pemanfaatan tanaman nipahkurang maksimal hanya sebatas pada daundan nira. Daun nipah biasanya dijadikananyaman sebagai dinding rumah maupunsebagai atap rumah, sedangkan nira darinipah dimanfaatkan sebagai bahan bakupembuatan gula nipah. Bagian pohon nipahyang selama ini belum banyak dimanfaatkanadalah pelepah dari pohon nipah. MenurutAkpakpan (2011), pelepah nipahmengandung selulosa sebesar 42,22% denganpanjang serat 1,06 mm. Hal tersebutmenunjukkan bahwa pelepah nipah memilikipotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahanbaku pulp dan kertas seni. Hal ini diperkuatoleh pernyataan Sukundayanto (2004), yangmenyatakan bahwa serat selulosa dari limbahpertanian dapat dimanfaatkan sebagai bahanbaku kertas seni

    Kertas seni terbuat dari limbah kertasmaupun tanaman yang mengandung selulosasehingga menghasilkan kertas yangbertekstur kasar. Pembuatan kertas senimerupakan salah satu alternatif pengolahanlimbah dan mengurangi penggunaan seratkayu sebagai bahan baku kertas. Berbagailimbah hasil pertanian yang mengandungselulosa relatif besar dan dapat dimanfaatkansebagai bahan baku kertas seni antara lainbatang pisang, jerami, mendong, batangjagung, batang tembakau dan enceng gondok(Sukundayanto, 2004).

    Untuk mendapatkan kualitas sensoriskertas seni seperti warna, kenampakan seratdan tekstur yang disukai serta kuantitas fisikkertas seni seperti kekuatan tarik, ketahanan

    sobek dan gramatur yang baik, maka dalampembuatan kertas seni dari serat pelepah

    nipah perlu adanya penambahan kertas bekasdan bahan perekat. Kertas bekas merupakansalah satu sumber serat yang cukup potensial,dimana dapat memberikan sumber seratsekunder pada pembuatan kertas seni dariserat non-kayu. Menurut Wahyudi (2006)penggunaan serat sekunder sebagai bahanbaku dalam industri kertas akan mem-berikan beberapa keuntungan, sepertiharganya yang lebih murah, stabilitas dimensiyang tinggi dan formasi lembaran yangdihasilkan lebih baik. Salah satu contoh kertasbekas adalah kertas kardus.

    Penggunaan kertas kardus bekas sebagaibahan campuran kertas seni dikarenakan sifatkardus mudah untuk diolah kembali ataudidaur ulang beberapa kali baik untukmembuat kardus baru ataupun digunakansebagai bahan campuran pembuatan kertasdaur ulang. Selain itu, kertas kardus bekasjika dilakukan pulping ulang (repulping) akanmenghasilkan serat yang cukup kuat (Hakim,2009).

    Penambahan bahan perekat pada produksikertas seni bertujuan untuk memperkuatikatan antar serat, serta mengawetkan kertassehingga diperoleh kertas yang berkualitasdengan ketahanan tarik dan ketahanan sobekyang tinggi (Iqlima, 2008). Salah satu perekatyang biasnya digunakan dalam pembuatankertas adalah polivinil asetat (PVAc) ataudapat disebut juga lem putih PVAc sebagaibahan perekat dalam pembentukan kertas.Kelebihan dari PVAc yaitu mudah pengg-unaanya, tahan terhadap mikroorganismedan tidak mengakibatkan bercak-bercak nodasaat kering (Fajriani, 2010). Melihat fungsitersebut PVAc memiliki potensi sebagaibahan perekat dalam pembuatan kertas seni.

    Proporsi bahan baku (serat pelepah nipah

    dan kertas kardus)

    serta perekat yangdigunakan dalam proses pembuatan kertasseni dari serat pelepah nipah akanberpengaruh terhadap kualitas kertas seniyang dihasilkan. Oleh karena itu diper-lukanadanya penelitian akan kertas seni untukmendapatkan proporsi bahan baku danproporsi perekat yang tepat dalampembuatan kertas seni, sehingga dihasilkankertas seni dengan kualitas sensoris dan fisikyang baik.

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    3/9

    3

    Bahan dan MetodeBahan yang digunakan pada proses

    pembuatan kertas seni adalah pulp seratpelepah, kertas kardus, perekat PVAc, dan airPDAM.

    Alat yang digunakan dalam penelitian iniadalah, pisau, timbangan digital, panci,pengaduk, gelas ukur, blender, bak/ember,screen 60 mesh ukuran 20 cm 15 cm, kainsaring, dan oven. Sedangkan alat yangdigunakan untuk pengujian fisik kertasadalah Paper Tensile Strength Tester.

    Metode penelitian yang digunakan adalahRancangan Acak Kelompok (RAK) faktorialdengan 2 faktor, yaitu: faktor 1 yang terdiridari 4 level dan faktor 2 yang terdiri dari 2level. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3kali ulangan sehingga diperoleh 24 satuanpercobaan.

    Faktor 1: proporsi bahan baku (seratpelepah nipah dan kertas kardus bekas), yangterdiri dari 4 level yaitu:X1 = Pulppelepah nipah : Kertas kardus bekas

    (90%:10%)X2 = Pulppelepah nipah : Kertas kardus bekas

    (80%:20%)X3 = Pulppelepah nipah : Kertas kardus bekas

    (70%:30%)X4 = Pulppelepah nipah : Kertas kardus bekas

    (60%:40%)Faktor 2 adalah proporsi perekat, yang

    digunakan terdiri dari 2 level, yaitu:Y1 = Konsentrasi PVAc 2% (b/b)Y2 = Konsentrasi PVAc 5% (b/b)

    Uji kualitas sensoris ditentukan melaluimetode hedonic scale scoring denganmempertimbangkan masing-masing atributantara lain warna, tekstur permukaan, dankenampakan serat. Data hasil kualitassensoris kertas seni akan dianalisismenggunakan uji friedman, setelah itu untukmengetahui perlakuan terbaik dari data hasilkualitas sensoris kertas seni dilakukan analisapemilihan alternatif perlakuan terbaik denganmetode indeks efektivitas. Sedangkan padadata hasil kualitas fisik kertas seni akanmenggunakan analisa ragam ANOVA(Analysis of Variance) untuk mengetahui adapengaruhnya antar perlakuan.

    Hasil dan Pembahasan

    RendemenHasil analisis ragam menunjukkan bahwa

    faktor proporsi bahan baku dan proporsi

    perekat berpengaruh nyata terhadaprendemen pada taraf 5%. Akan tetapiinteraksinya tidak berpengaruh nyataterhadap rendemen pada taraf 5%.

    Nilai rerata rendemen pada kertas seniberkisar antara 60,46%-73,90%. Nilai reratarendemen tertinggi adalah 73,90% diperolehpada proporsi pulp pelepah nipah 60% dankardus bekas 40% dengan menggunakanperekat PVAc 5%. Nilai rerata rendementerendah 60,46% yaitu pada proporsi pulppelepah nipah 90% dan kertas kardus bekas10% dengan menggunakan perekat PVAc 2%.Rerata rendemen kertas seni pada berbagaipengaruh proporsi bahan baku dan perekatdapat dilihat pada Gambar 1.

    Semakin tinggi proporsi kertas kardusyang digunakan maka nilai rerata rendemencenderung mengalami peni-ngkatan. Haltersebut dikarenakan selulosa kertas karduslebih tinggi dibanding dengan pulp seratpelepah nipah. Proses pembuatan pulp seratpelepah nipah pada konsentrasi NaOH 15%didapatkan kan-dungan selulosa sebesar38,78%, seda-ngkan menurut Ruseimy (2008)serat sekunder (kertas bekas) memilikikandungan selulosa antara 49,1%-60,5%.Casey (1981) menyatakan bahwa kandunganselulosa dalam kayu dapat digunakan untukmenyatakan rendemen pulp yang dihasilkandalam proses pulping, dimana semakin besarkadar selulosa dalam kayu maka semakinbesar pula rendemenpulpyang dihasilkan

    Gambar 1.Grafik Hubungan Antara ProporsiBahan Baku dan Perekat TerhadapRendemen Kertas Seni

    GramaturHasil analisis ragam menunjukkan bahwa

    faktor proporsi bahan baku dan faktorproporsi perekat berpengaruh nyata terhadaprerata gramatur kertas seni serat pelepah

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    4/9

    4

    nipah pada taraf 5%, sedangkan interaksinyatidak berpengaruh nyata.

    Nilai rerata gramatur pada kertas seniberkisar antara 219-259 (g/m2). Semakinrendah proporsi bahan baku pulp pelepahnipah dan perekat yang digunakan dalampembuatan kertas seni, rerata gramatur yangdihasilkan cenderung mengalami penurunan.Nilai rerata gramatur tertinggi 259 g/m2yaitupada proporsi pulp pelepah nipah:kertaskardus (60%:40%) dengan proporsi perekatPVAc 5%. Nilai rerata gramatur terendah 219g/m2 pada proporsi antara pulp pelepahnipah 90% dan pulpkertas kardus bekas 10%dengan menggunakan perekat PVAc 2%.Rerata gramatur kertas seni pada berbagaiproporsi bahan baku dan perekat dapatdilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Grafik Hubungan Antara ProporsiBahan Baku dan PerekatTerhadap Gramatur Kertas Seni

    Semakin tinggi proporsi pulp nipah dansemakin rendah kertas kardus yangdigunakan dalam proses pembuatan kertasseni, maka gramatur kertas seni yangdihasilkan cenderung mengalami pen-urunan. Hal ini disebabkan karena pulpnipahyang digunakan dalam pembuatan kertas seni

    memiliki kadar air 8,6%, sedangkan kertaskardus bekas memiliki kadar air 4%. Semakintinggi kadar air pada bahan, maka gramaturyang didapatkan semakin rendah. Hal inidikarenakan pada proses pengeringan, bahanbaku yang memiliki kandungan air yangtinggi, penguapannya juga akan semakintinggi, sehingga massa kertas yang dihasilkanakan mengalami penurunan.

    Ketahanan TarikHasil analisis ragam menunjukkan bahwa

    faktor proporsi bahan baku dan faktor

    proporsi perekat memberikan pengaruh nyataterhadap ketahanan tarik kertas seni seratpelepah nipah pada taraf 5%. Interaksi keduafaktor proporsi bahan baku dan proporsiperekat tidak ber-pengaruh nyata terhadapketahanan tarik kertas seni yang dihasilkanpada taraf 5%. Rerata ketahanan tarik kertasseni dari serat pelepah nipah pada berbagaiproporsi perekat dapat dilihat pada Gambar3.

    Gambar 3. Grafik Hubungan Antara ProporsiBahan Baku danPerekatTerhadap KetahananTarik Kertas Seni

    Hasil rerata ketahanan tarik kertas seni

    serat pelepah nipah berkisar antara 3,95sampai 5,74 (kN/m). Nilai rerata ketahanantarik tertinggi 5,74 kN/m diperoleh padaproporsi bahan baku pulppelepah nipah 60%dan kardus bekas 40% dengan menggunakanperekat PVAc 5%. Nilai rerata ketahanan tarikterendah 3,95 kN/m pada proporsi bahanbaku pulp pelepah nipah 90% dan kertaskardus bekas 10% dengan menggunakanperekat PVAc 2%.

    Semakin tinggi proporsi pulp nipah yangdigunakan dalam pembuatan kertas seni,

    maka ketahanan tarik kertas yang dihasilkancenderung mengalami penu-runan. Haltersebut diduga karena kandungan ligninpulppelepah nipah lebih tinggi dibanding dengankertas bekas sehingga mengakibatkanketahanan tarik pada kertas menjadi rendah.Kandungan lignin yang terdapat pada pulppelepah nipah yaitu sebesar 8,45%, sedangkanmenurut Rilla (2010) kandungan lignin padakertas kurang dari 1%. Menurut Citra (2000)lignin juga merupakan senyawa penghambatikatan antar serat dan menyebabkan serat

    menjadi kaku dan serat sukar pecah saat

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    5/9

    5

    penggilingan, bila serat sukar pecah makaakan menyebabkan ikatan antar serat menjadilebih rendah.

    Ketahanan Sobek

    Hasil analisis ragam diketahui bahwafaktor proporsi bahan baku dan faktorproporsi perekat berpengaruh nyata terhadaprerata ketahanan sobek kertas seni seratpelepah nipah pada taraf 5%. Namuninteraksi kedua faktor proporsi bahan bakudan proporsi perekat tidak berpengaruh nyataterhadap ketahanan sobek kertas seni seratpelepah nipah pada taraf 5%. Rerataketahanan sobek kertas seni akibat pengaruhberbagai proporsi baku dan perekat dapatdilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Grafik Hubungan Antara ProporsiBahan Baku dan PerekatTerhadap Ketahanan SobekKertas Seni

    Nilai rerata ketahanan sobek pada kertasseni berkisar antara 801-1678 (mN). Nilairerata ketahanan sobek tertinggi diperolehpada interaksi pulp pelepah nipah 60% dankardus bekas 40% dengan menggunakanperekat PVAc 5% sebesar 1658 mN. Nilairerata ketahanan sobek terendah diperolehpada interaksi antara pulppelepah nipah 90%dan pulp kertas kardus 10% denganmenggunakan perekat PVAc 2% yaitu sebesar801 mN.

    Semakin tinggi proporsi kertas kardusyang digunakan maka ketahanan sobek kertasseni cenderung mengalami peningkatan haltersebut dikarenakan pulp pelepah nipahmemiliki kandungan selulosa sebesar 38,78%,sedangkan kertas bekas memiliki kandunganselulosa antara 49,1%-60,5% (Ruseimy, 2008),sehingga semakin tinggi kertas kardus yang

    digunakan maka ketahanan sobek cenderungmengalami peningkatan. Menurut Retno(2005) sifat ketahanan sobek dipengaruhi olehjumlah selulosa yang terdapat pada lembaranyang tersobek. Hal tersebut didukung olehpernyataan (Mulyana dkk.,2007) bahan yangmengandung selulosa yang lebih banyak akanmenghasilkan lembaran pulp yangmempunyai ketahanan sobek yang lebihtinggi.

    WarnaHasil uji friedmen terhadap warna kertas

    seni serat pelepah nipah menunjukkan antarperlakuan tidak ada pengaruh nyata. Hal iniditunjukkan dengan x2r warna kertas lebihkecil dibanding dengan F tabel yaitu dengan

    x2r sebesar 3,43 dan F tabel (tingkatkepercayaan 5%) sebesar 15,507, inidisebabkan bahwa panelis menganggapbahwa warna kertas seni yang diujikankepada panelis memiliki warna yang hampirseragam, sehingga dalam penilaiaan tidakberpengaruh nyata pada pemilihan kertasseni.

    Hasil penelitian pada pembuatan kertasseni antara proporsi bahan baku (pulppelepahnipah:kertas kardus bekas) dan perekat PVAcdidapatkan rerata skor kesukaan terhadap

    warna kertas seni berkisar antara 4,5 sampai5,3. Perbedaan rerata skor kesukaan antarpelakuan hasil uji friedmen terhadap warnakertas seni dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Penilaian Panelis Terhadap WarnaKertas Seni yang Dihasilkan

    PulpPelepahNipah:Kardus

    Bekas (%)

    PerekatPVAc

    (%)

    RerataSkor

    Ket

    80 : 20 5 4,5 Biasa

    80 : 20 2 4,6 Biasa

    70 : 30 5 4,85 Biasa

    90 : 10 2 5 Cukup Bagus70 : 30 2 5 Cukup Bagus

    60 : 40 2 5,15 Cukup Bagus

    90 : 10 5 5,2 Cukup Bagus

    60 : 40 5 5,3 Cukup Bagus

    Hasil penilaian panelis pada Tabel 1menunjukkan bahwa tingkat kesukaan beradaantara biasa sampai cukup bagus dandiketahui bahwa panelis paling menyukaijenis kertas dengan proporsi pulp pelepahnipah 60% dan kertas kardus 40% didapatkan

    rerata skor sebesar 5,3 yang berarti cukup

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    6/9

    6

    bagus. Nilai kesukaan panelis terendahdiperoleh pada proporsi bahan baku pulpnipah 80% dan kertas kardus 20% denganrerata skor sebesar 4,5. Beberapa panelismenyatakan bahwa selera dan permintaanwarna pada jenis kertas seni menjadi fleksibeldan tidak ada aturan baku untuk warnakertas seni. Pada dasarnya kertas seni denganwarna yang bevariasi memiliki daya tariktersendiri bagi konsumen. Menurut Sukmani(2000), diversifikasi warna sangat mungkindilakukan pada kertas seni agar lebih mudahmenarik minat konsumen untukmenggunakan atau membeli.

    Kenampakan SeratHasil uji friedmen terhadap kenampakan

    serat menunjukan bahwa faktor proporsibahan baku dan jenis perekat memberikanpengaruh nyata dari penilaan panelisterhadap kenempakan serat, hal iniditunjukkan dengan x2r kenampakan seratlebih besar dibanding dengan F tabel yaitudengan x2r sebesar 46,86 dan F tabel (tingkatkepercayaan 5%) sebesar 15,507. Oleh karenaitu dilakukan uji lanjut friedman denganmelakukan perhitungan kembali danmenotasikan perlakuaan untuk mengetahuidimana letak perbedaan tersebut.

    Hasil penelitian pada pembuatan kertasseni antara proporsi bahan baku (pulppelepahnipah:kertas kardus bekas) dan perekat PVAcdidapatkan rerata skor kesukaan terhadapkenampakan serat kertas seni berkisar antara4,6-6. Penilaian panelis terhadap kertas senidapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Penilaian Panelis TerhadapKenampakan Kertas Seni SeratNipah

    PulpPelepah

    Nipah:Kardus

    Bekas (%)

    JumlahPerekatPVAc

    (%)

    RerataSkor Ket Notasi

    80 : 20 2 4,6 Biasa a

    70 : 30 2 4,6 Biasa a

    60 : 40 5 4,85 Biasa a

    60 : 40 2 4,9 Biasa a

    80 : 20 5 5,1 Cukup Bagus a

    70 : 30 5 5,15 Cukup Bagus a

    90 : 10 5 5,85 Cukup Bagus b

    90 : 10 2 6 Bagus b

    Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa

    bahan baku antara pulp nipah dengan kertas

    kardus bekas pada proporsi 90%:10% denganmenggunakan perekat 2% dan 5%berpengaruh nyata terhadap kenampakanserat kertas seni yang dihasilkan. Rerata skorpanelis lebih menyukai kertas seni serat nipahpada proporsi 90%:10% dengan pemakaianperekat 2% didapatkan rerata skor sebesar 6yang berarti bagus. Hal ini dikarenakan padaperlakuan tersebut proporsi pulp nipah lebihtinggi dibandingkan dengan kertas kardus,proporsi serat nipah yang tinggimengakibatkan kenampakan serat padakertas lebih jelas dibandingkan denganperlakukan yang lain. Menurut Febrina (2007)jika kertas seni dengan kenampakan serataslinya lebih jelas maka nilai kertas senisemakin tinggi dan keunikannya meningkat.

    Menurut Iqlima (2008) kertas senimempunyai karakteristik yang berbedadengan kertas buatan pabrik. Kertas senidengan ciri-ciri khusus mempunyai serat-serat murni yang panjang dan menghasilkankertas yang kuat dan lebih awet. Selain serattanaman biasanya kertas seni ditambahkandaun-daun, kelopak bunga dan bahan-bahanlain yang terdapat di alam. Inilah yangmenjadi ciri khusus kertas daur ulang buatantangan (Wahyuningtias, 2007).

    Tekstur PermukaanHasil uji friedmen terhadap tekstur

    permukaan menunjukkan bahwa bahwafaktor proporsi bahan baku dan jenis perekatmemberikan pengaruh tidak nyata daripenilaan panelis terhadap kenempakan serat,hal ini ditunjukkan dengan x2r kenampakanserat lebih kecil di banding dengan F tabelyaitu dengan x2r sebesar 14,73 dan F tabel(tingkat kepercayaan 5%) sebesar 15,507. Halini disebabkan karena panelis menilai teksturpermukaan pada kertas seni hasil penelitiancenderung terlihat sama sehingga penilaanpanelis terhadap kertas seni hasil penelitianmemiliki kisaran nilai yang tidak jauhberbeda. Selain itu teknik pencetakan yangdigunakan masih manual sehingga hasiltekstur permukaan dari kertas seni belummaksimal.

    Penilaian panelis terhadap teksturpermukaan kertas seni menunjukkan bahwarata-rata skor kesukaan antara 4,1 sampai 5,9.Hal ini menunjukkan bahwa panelis menilaikertas seni tersebut memiliki kualitas

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    7/9

    7

    biasa/netral sampai dengan cenderung bagusdari segi tekstur permukaan. Penilaian panelisterhadap kertas seni dapat dilihat pada Tabel3.

    Tabel 3. Penilaian Panelis Terhadap TeksturPermukaan Kertas Seni

    Pulp PelepahNipah:Kardus

    Bekas(%)

    JumlahPerekat

    PVAc (%)

    Rerata

    SkorKet

    70 : 30 5 4,1 Biasa

    60 : 40 2 4,25 Biasa

    80 : 20 5 4,35 Biasa

    60 : 40 5 4,35 Biasa

    80 : 20 2 4,5 Biasa

    70 : 30 2 4,9 Biasa

    90 : 10 5 5,45 Cukup Bagus

    90 : 10 2 5,9 Cukup Bagus

    Hasil penilaian panelis pada Tabel 3menunjukkan bahwa tingkat kesukaan beradaantara biasa dan cukup. Berdasarkan Tabel 3diketahui bahwa panelis paling menyukaijenis kertas dengan proporsi pulp pelepahnipah 90% dan kardus bekas 10% denganrerata skor sebesar 5,9 yang berarti cenderungbagus. Menurut Smook (1994), teksturpermukaan sangat dipengaruhi oleh teknikpencetakan dan ukuran serat. Menurutpengamatan, kertas seni yang berada di

    pasaran memiliki formasi serat/teksturpermukaan yang lebih halus dibanding kertasseni hasil penelitian, karena dalam prosespencetakan menggunakan metode pressingsedangkan dalam proses pencetakan kertasseni hasil penelitian menggunakan cetakanmanual yaitu screen (alat cetak) sehinggapermukaan kertas yang terbentuk tidak rata.

    Kertas daur ulang yang diolah secarakhusus dengan mencampurkan serat-serattanaman justru memiliki tekstur yang unikdan menarik sehingga bagus sekali

    digunakan dalam pembuatan berbagai barangkerajinan yang bernilai jual tinggi (Malo,2004).

    Perlakuan TerbaikPemilihan perlakuan terbaik menggunakan

    metode pembobotan (deGarmo et al., 1984)yang ditentukan oleh panelis berdasarkantingkat kepentingan parameter yang diamati.Penentuan alternatif perlakuan terbaik antarakombinasi proporsi bahan baku dan proporsiperekat pada penelitian ini dilakukan denganmenggunakan metode indeks efektivitas.Metode ini dilakukan pada parameter uji

    sensoris (warna, tekstur permukaan, dankenampakan serat). Penilaian perlakuanterbaik dapat dilihat pada Tabel 4.

    Tabel 4. Alternatif Perlakuan Terbaik

    ProdukPerbandinganPulp PelepahNipah:KardusBekas(%)

    JumlahPerekatPVAc

    (%)

    NilaiProduk

    Urutan

    426 90 : 10 2 0,911 2708 80 : 20 2 0,123 8450 70 : 30 2 0,421 5706 60 : 40 2 0,477 3893 90 : 10 5 0,921 1105 80 : 20 5 0,156 7681 70 : 30 5 0,334 6580 60 : 40 5 0,599 4

    Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan

    alternatif perlakuaan terbaik dari produkkertas seni, didapatkan nilai produk berkisarantar 0,123 sampai 0,921. Nilai produk kertasseni tertinggi yaitu pada proporsi bahan baku

    pulpnipah 90 % dan kertas kardus 10% sertadengan penambahan proporsi perekat sebesar5% didapatkan nilai produk sebesar 0,92berarti bahwa alternatif ini yang palingdisukai oleh panelis. Alternatif ini memilikiwarna, tekstur permukaan dan kenampakanserat yang bagus dibandingkan yang lainsehingga dianggap yang paling penting oleh

    panelis.Pada proporsi bahan baku pulp pelepah

    nipah:kertas kardus (90%:10%) dan proporsiperekat 5%. Pulp serat pelepah nipah lebihdominan dibanding kertas kardus, proporsiserat nipah yang lebih dominanmengakibatkan kenampakan serat kertas senilebih jelas dibanding perlakuaan yang lain.Menurut para panelis kenampakan serat yanglebih jelas pada umumnya lebih disukai olehkonsumen karena dianggap sifat keunikannyalebih tinggi, hal tersebut didukung oleh

    Febrina (2007) yang menyatkan bahwa, jikakertas seni dengan kenampakan serat aslinyalebih jelas maka nilai kertas seni semakintinggi dan keunikannya meningkat, begitujuga pada tekstur permukaan semakin tinggiproporsi serat tanaman yang digunakan,maka kertas yang dihasilkan akanmenghasilkan tekstur permukaan yang lebihkasar. Menurut Sukmani (2000), kertas seniyang memiliki tekstur permukaan yang kasarumumnya lebih disukai konsumen karenadianggap nilai seninya lebih tinggi,

    sedangkan menurut panelis warna yang

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    8/9

    8

    dihasilkan pada proporsi tersebut lebihmenarik dibanding perlakuan lain karenamemiliki warna dari serat alami. Penilaianpanelis terhadap warna kertas seni memilikirerata skor 5,2 yang berarti cukup bagus,kenampakan serat dengan rerata skor 5,85yang berarti cenderung bagus, sedangkantekstur permukaan didapatkan rerata skor5,45 yang berarti cukup bagus.

    Untuk mengetahui seberapa baik kualitaskertas serat nipah hasil penelitian, makadilakukan perbandingan kualitas kertas seniyang ada dipasaran dari segi, gramatur,ketahanan tarik dan ketahanan sobek.Pemilihan kertas seni tersebut berdasarkankertas yang paling dominan yang menyerupaikarakteristik sensoris kertas seni hasilpenelitiaan yaitu dilihat dari warna,kenampakan serat dan panjang serat. Hasilperbandingan analisis fisik kertas seni seratpelepah nipah dengan produk kertas seniyang ada dipasaran dapat dilihat pada Tabel5.

    Tabel 5. Perbandingan Kualitas Kertas SeniSerat Nipah dengan Kertas Seniyang ada dipasaran

    No Kriteria ProdukHasil

    Penelitian

    Produk diPasaran

    1 Gramatur 229 g/m2 97,9 g/m2

    2 KetahananTarik

    4,49 kN/m2,71

    kN/m

    3 KetahananSobek

    1132 mN 1049 mN

    4 Kadar air 5% 7%

    Tabel 5 menunjukkan kualitas fisik kertasseni antara kertas seni dari serat nipahdengan kertas seni yang ada di pasaran, dapatdiketahui bahwa kertas seni dari serat nipah

    mempunyai uji fisik yang lebih tinggidibandingkan dengan kertas seni yang ada dipasaran, dari segi gramatur, ketahanan tarikdan ketahanan sobek. Akan tetapimengasilkan kadar air yang lebih kecil.Menurut Iqlima (2008) kualitas kertas seniuntuk dijadikan produk handycraft sangatpenting dilihat dari ketahanan tarik danketahanan sobek. Semakin tinggi nilaiketahanan tarik dan ketahan sobek suatukertas seni, maka kualitas kertas yangdihasilkan semakin baik (tidak mudah sobek)

    khususnya sebagai bahan baku produk

    seperti kap lampu, kotak hias dan bingkaifoto. Selain ketahanan tarik dan sobek,gramatur juga penting untuk menilai kualitassuatu kertas. Uji gramatur dilakukan untukmengetahui keseragaman sampel kertas yangyang akan dibuat (Chatrine dan Witono,2006).

    KesimpulanKualitas sensoris kertas seni yang disukai

    adalah kertas seni dengan proporsipulpnipah90% dan kertas kardus 10% denganpenambahan perekat 5%, memiliki nilaiproduk sebesar 0,921 dengan nilai reratagramatur sebesar 228 g/m2, rerata ketahanantarik sebesar 4,66 kN/m serta ketahanansobek sebesar 1202,33 mN.

    Ucapan Terima KasihAtas terselenggaranya penelitian ini

    diberikan ucapan terima kasih kepada BadanPenelitian dan Pengembangan Provinsi JawaTimur yang telah membiayai penelitianPembuatan Kertas Seni dari Campuran PulpPelepah Daun Nipah dan PulpKertas KardusBekas (Kajian Proporsi Bahan Baku danPerekat PVAc) pada Tahun Anggaran 2012.

    Daftar Pustaka

    Akpakpan, A.E . 2011. Influence of CookingVariables on the Soda and Soda-Ethanol

    Pulping of Nypa Fruticans Petioles.Australian Journal of Basic and AppliedSciences, 5(12): 1202-1208.

    Iqlima, 2008. Perhitungan Harga Pokok Produksi(HPP) Kertas Seni dari Campuran JeramiPadi (Oryza sativa.L) dan Enceng Gondok(Eichhornia crassipes). Skripsi. FakultasTeknologi Pertanian. UniversitasBrawijaya. Malang.

    Bandini, Y. 1996. Nipah Pemanis Alami Baru. PTPenebar Swadaya. Jakarta.

    Casey, J. P. 1981. Pulp and Paper, Vol II SeconEd. International Publisher Inc. NewYork.

    Citra, R.P. 2000. Kajian Pengaruh Jenis danKonsentrasi Kapang Pelapuk Putih TerhadapBiodelignifikasi Kayu Mangium (Acaciamangium Willd). Skripsi. FakultasTeknologi Pertanian. Institut PertaniaanBogor.

  • 7/25/2019 Jurnal Erwin Sugiarto

    9/9

    9

    deGarmo, E.D., Sullivan and Canada.1984.Engineering Economy. Mac MillanPublishing Company. New York.

    Fajriani, E. 2010. Aplikasi Perekat Dalam

    Pembua-tan Kayu Laminasi. Laporan AkhirPraktikum.Departemen Hasil HutanFakultas Kehutanan. IPB. Bogor.

    Febrina, P. 2007. Studi Pembuatan Kertas Senidari Batang Jagung (Zae mays) dan AmpasTebu (Saccharum officinarum) (kajian

    propoesi bahan baku dan jenis perekat).Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang.

    Hakim, L dan Sucipto. 2009. Pengaruh RasioSemen/Serat dan Jenis Katalis Terhadap

    Kekuatan Papan Semen-Serat dari LimbahKertas Kardus Program Studi TeknologiHasil Hutan Fakultas Pertanian. Vol. 11.No. 1. Hal : 94 100.

    Malo, B. A. 2004. Membuat Kertas Seni dariPelepah Pisang.Kanisius. Yogyakarta.

    Mulyana H, Agus B, Sutedja W, dan AndoyoS. 2007. Efisiensi Proses Pemuti-han PulpKraft RDH (Rapid Displacement Heating)Dengan Metode ECF (Elementally ChlorineFree), Prosiding Seminar Nasional

    Teknologi Inovatif Pascapanen untukPengembangan industrl Berbasis.

    Retno, R. K. 2005. Pengawasan Kualitas ProdukAkhir Kertas padaPapernoard Manufacture)PT. Surya Pamenang Kediri. LaporanPraktek Kerja Lapang. UniversitasBrawijaya Malang.

    Rilla, 2010. Pengujian Kadar Lignin dalam Pulp.Dilihat 27 Desember 2012..

    Ruseimy, V. 2008. Konversi Limbah KertasMenjadi Etanol dengan MenggunakanEnzim Selulase Melalui Sakarifikasi dan

    Permentasi Serentak. Skripsi. FakultasTeknik Kimia. Universitas Indonesia.

    Sakundayanto, 2004. Pengembangan Kertas SeniUntuk Produk Komersial. Yogyakarta:Balai Besar Kerajinan dan BatikYogyakarta.

    Smook, G.A. 1994. Handbook for Pulp & PaperTechnologists Second Ed. Friesen PrintersAngus Wilde Publications Inc. Kanada.

    Sukmani, N. A., 2000. Perancangan ProdukKertas Seni Dari Ampas Umbi Garut(Maranta arundinaceae): Kajian LamaPemanasan Dan Konsentrasi Larutan NaOH

    Serta Analisis Finansialnya. Skripsi.Fakultas Teknologi Industri Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang.

    Wahyudi, T. dan Hawasul. 2006. PeningkatanKualitas Serat Sekunder dengan PerlakuaanEnzim dan Polimer. Majalah Ilmiah No.18/AKRED LIPI/P2MB1/9 /2006. Vol.42 (2). Hal 83-89.

    Wahyuningtias, E. 2007. Optimasi KonsentrasiNaOH dan Tapioka pada Produksi KertasSeni dari Pelepah Pisang(Musa paradiciaca).Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian.Universitas Brawijaya. Malang.

    Wijana, S. 2011. Inovasi Teknologi Produksi GulaPalma dari Nipah di Wilayah Kepulauan

    Jawa Timur. Laporan Penelitian BalitbangProvinsi JawaTimur.

    http://www.chem-is-try.org/%20artikel_%20kimia/http://www.chem-is-try.org/%20artikel_%20kimia/http://www.chem-is-try.org/%20artikel_%20kimia/http://www.chem-is-try.org/%20artikel_%20kimia/