9
JST Kesehatan, April 2011, Vol.1 No.1 Hal : 52 – 60 ISSN 1411-4674 52 ANALISIS PERBANDINGAN METODE RESAZURIN DAN DRUG SUSCEPTIBILITY TEST (DST) LOWENSTEIN-JENSEN MEDIUM DALAM MENGIDENTIFIKASI MYCOBACTERIUM YANG RESISTEN TERHADAP ISONIAZID (INH) DAN RIFAMPICIN (RIF) Comparative Analysis between Resazurin Method and Drug Susceptibility Test (DST) of Lowenstein-Jensen Medium in Identifying Resistent Mycobacterium towards Isoniazid (INH) and Rifampicin (RIF) Agus Darmawan Idris 1 , Handayani Khalik 2 , Muh. Nasrum Massi 2 1 Prodi Keperawatan dan Kebidanan, FKM UMI, Makassar; 2 Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Unhas, Makassar (Email: [email protected] ) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan Mengukur keakuratan (sensitivitas dan spesifisitas) Metode Resazurin dan Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium dalam memberikan hasil DST terhadap resisten Rifampicin dan INH dan Mendeteksi MDR kuman Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap Rifampicin dan INH dengan teknik REMA (Resazurin Microtiter Assay) dari spesimen sputum penderita TB. MDRTB merupakan penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis ( M.tubercuolsis) yang resisten terhadap isoniazid (INH) dan rifampisin (RIF). Telah dilakukan pengujian kepekaan terhadap INH dan RIF dengan menggunakan metode Resazurin dan metode Drug Suspectibily Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium dengan 39 isolat sampel yang didapat dari MDRTB dan 1 isolat kontrol M.tuberculosis strain H37Rv. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode resazurin dalam waktu 8 hari dapat menetapkan hasil valid sebanyak 40 isolat sampel (100%). dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas. Nilai sensitivitas sebesar 100% dan spesifisitas 66,7 % metode resazurin terhadap INH, serta nilai sensitivitas 85%, dan nilai spesifisitas sebesar 100% terhadap Rifampicin. Selain itu dari data hasil pembacaan di metode resazurin, sampel sensitive INH dengan nilai MIC 0,125 μg/ml dan sampel resisten INH dengan nilai MIC 0,5 μg/ml sampai > 2 μg/ml. Adapun sampel isolat yang sensitive RIF dengan nilai MIC 0,5 μg/ml sampai < 0,25 μg/ml dan sampel isolat yang resisten RIF dengan nilai MIC lebih besar dari 4 μg/ml. Kata kunci: REMA, Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium, Sensitifitas dan Spesifisitas, Nilai MIC ABSTRACT The objectives of this research were to measure the sensitivity and spescifitcity of REMA ( Resazurin Microtiter Assay) and Drug Susceptibility Test (DST) of Lowenstein-Jensen Medium in giving DST result toward resistant RIF and INH, and to detect MDR, Mycobacterium tuberculosis, which was resistant toward RIF and INH with REMA technique from sputum specimen of TB patients. MDRTB is caused by Mycobacterium tuberculosis (Mtb) which is resistant to INH and RIF. Sensitivity test was carried out on INH and RIF by using Resazurin methode and DST Lowenstein-Jensen Medium methods with 39 sample isolates obtained from MDRTB and 1 control isolate Mtb strain H37Rv. The result of the research showed that resazurin methode in 8 days can determine valid result among 40 sample isolates (100%). The sensitivity and specificity value of REMA on INH, and against Rifampicin was 100% & 66,7%, and 85% & 100%, respectively. From the result of this research, the value from the result of reading in REMA, the sensitive sample INH value MIC, 0,125 μ g/ml and resistant sample INH with the value MIC 0,5 μ g/ml to > 2 μ g/ml are

jurnal farmako

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: jurnal farmako

JST Kesehatan, April 2011, Vol.1 No.1 Hal : 52 – 60 ISSN 1411-4674

52

ANALISIS PERBANDINGAN METODE RESAZURIN DAN DRUG SUSCEPTIBILITY TEST (DST) LOWENSTEIN-JENSEN MEDIUM DALAM MENGIDENTIFIKASI MYCOBACTERIUM YANG RESISTEN TERHADAP

ISONIAZID (INH) DAN RIFAMPICIN (RIF)

Comparative Analysis between Resazurin Method and Drug Susceptibility Test (DST) of Lowenstein-Jensen Medium in Identifying Resistent Mycobacterium towards Isoniazid

(INH) and Rifampicin (RIF)

Agus Darmawan Idris1, Handayani Khalik2, Muh. Nasrum Massi2

1Prodi Keperawatan dan Kebidanan, FKM UMI, Makassar;

2Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Unhas, Makassar

(Email: [email protected])

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan Mengukur keakuratan (sensitivitas dan spesifisitas) Metode Resazurin dan Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium dalam memberikan hasil DST terhadap resisten Rifampicin dan INH dan Mendeteksi MDR kuman Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap Rifampicin dan INH dengan teknik REMA (Resazurin Microtiter Assay) dari spesimen sputum penderita TB. MDRTB merupakan penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M.tubercuolsis) yang resisten terhadap isoniazid (INH) dan rifampisin (RIF). Telah dilakukan pengujian kepekaan terhadap INH dan RIF dengan menggunakan metode Resazurin dan metode Drug Suspectibily Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium dengan 39 isolat sampel yang didapat dari MDRTB dan 1 isolat kontrol M.tuberculosis strain H37Rv. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode resazurin dalam waktu 8 hari dapat menetapkan hasil valid sebanyak 40 isolat sampel (100%). dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas. Nilai sensitivitas sebesar 100% dan spesifisitas 66,7 % metode resazurin terhadap INH, serta nilai sensitivitas 85%, dan nilai spesifisitas sebesar 100% terhadap Rifampicin. Selain itu dari data hasil pembacaan di metode resazurin, sampel sensitive INH dengan nilai MIC 0,125 µg/ml dan sampel resisten INH dengan nilai MIC 0,5 µg/ml sampai > 2 µg/ml. Adapun sampel isolat yang sensitive RIF dengan nilai MIC 0,5 µg/ml sampai < 0,25 µg/ml dan sampel isolat yang resisten RIF dengan nilai MIC lebih besar dari 4 µg/ml. Kata kunci: REMA, Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium, Sensitifitas dan Spesifisitas, Nilai MIC

ABSTRACT

The objectives of this research were to measure the sensitivity and spescifitcity of REMA ( Resazurin Microtiter Assay) and Drug Susceptibility Test (DST) of Lowenstein-Jensen Medium in giving DST result toward resistant RIF and INH, and to detect MDR, Mycobacterium tuberculosis, which was resistant toward RIF and INH with REMA technique from sputum specimen of TB patients. MDRTB is caused by Mycobacterium tuberculosis (Mtb) which is resistant to INH and RIF. Sensitivity test was carried out on INH and RIF by using Resazurin methode and DST Lowenstein-Jensen Medium methods with 39 sample isolates obtained from MDRTB and 1 control isolate Mtb strain H37Rv. The result of the research showed that resazurin methode in 8 days can determine valid result among 40 sample isolates (100%). The sensitivity and specificity value of REMA on INH, and against Rifampicin was 100% & 66,7%, and 85% & 100%, respectively. From the result of this research, the value from the result of reading in REMA, the sensitive sample INH value MIC, 0,125 µ g/ml and resistant sample INH with the value MIC 0,5 µ g/ml to > 2 µ g/ml are

Page 2: jurnal farmako

REMA, Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium, Sensitifitas dan Spesifisitas, Nilai MIC ISSN 1411-4674

53

also obtained,. whereas sensitive isolated sample RIF with the value MIC 0,5 to < 0,25 µ g/ml and resistant isolated samples RIF with MIC value are bigger than 4 µ g/ml . Key Words: REMA, Drug Susceptibility Test ( DST) Lowenstein-Jensen Medium, sensitivity and specificity, MIC value PENDAHULUAN

Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular dan dapat menyebabkan kematian. Agen utama penyebab penyakit ini adalah Mycobacterium tubercolosis. Berasal dari golongan Mycobacterium berbentuk batang yang agak sulit untuk diwarnai tetapi sekali berhasil diwarnai sulit untuk dihapus dengan zat asam. Oleh karena itu disebut juga bakteri batang tahan asam (BTA).

Mycobacterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang tuberkulosis (TB) dengan kematian 3 juta orang per tahun. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang, dimana kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan (Anonimous, 2010).

Pada tahun 2001, WHO menyimpulkan bahwa morbiditas dan mortalitas TB terus meningkat dan menyatakan bahwa TB merupakan kegawatdaruratan global. 22 negara dinyatakan sebagai negara dengan “ high burden” tertinggi, diantaranya yaitu Cina, India dan Indonesia. Masalah menjadi makin meluas karena hasil “ global survellance “ menunjukkan bahwa Mycobacterium yang bersamaan resisten terhadap rifampisin dan isoniazid ( INH ), dan selanjutnya disebut sebagai MDRTB (Reichman 2002)

Obat INH dan Rifampicin merupakan obat line pertama dalam pengobatan TB, namun dalam proses penggunaan obat ini sering terjadi resistensi. Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDRTB) ialah strain yang resisten terhadap Isoniazid (INH) dan Rifampicin dengan atau tanpa resisten

terhadap obat lain. Mono atau poly-resistant ialah strain yang resisten terhadap satu atau lebih OAT, tetapi bukan terhadap keduanya yaitu INH dan Rifampisin. MDRTB merupakan faktor penyulit dalam mengobati penyakit TB dan beresiko kematian yang tinggi (50–60% dalam lima tahun) (Rosana, 2005).

Untuk itu dalam proses pengobatan terhadap pasien TB diperlukan hasil DST (drug suspectibily test) yang dapat dipercaya oleh pasien dan sebagai referensi untuk pemberian obat.

Ada beberapa metode pengujian untuk mendapatkan hasil DST, metode yang digunakan saat ini berupa pengujian dengan menggunakan media LJ atau middle broth yang dalam prosesnya membutuhkan waktu yang lama yaitu 4 – 6 minggu untuk mendapatkan hasil, selain itu dapat juga menggunakan metode yang lain diantaranya BACTEC dan MGIT, tetapi metode ini membutuhkan peralatan yang mahal (Martin, 2005).

Dengan demikian dibutuhkan metode alternatif yang dapat memberikan hasil DST yang cepat dan tepat dengan biaya yang lebih murah dan pengerjaan yang lebih sederhana.

Metode rezasurin merupakan salah satu metode yang baru dikembangkan dimana dapat memberikan hasil DST yang cepat dan tepat dengan biaya yang relatif lebih murah dengan pengerjaan yang lebih sederhana.

Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap metode Resazurin untuk mengetahui spesifisitas dan sensivisitas dengan membandingkan dengan metode Drug Suspectibily Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium.

BAHAN DAN METODE Rancangan Penelitian

Page 3: jurnal farmako

Agus Darmawan Idris ISSN 1411-4674

54

Rancangan penelitian ini adalah penelitian uji diagnostik dengan melakukan perbandingan hasil sensivitas dan spesifisitas terhadap dua metode yaitu Resazurin mikrotiter assay (REMA) dan Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium, hasil kepekaan kemudian dianalisa dengan uji diagnostik untuk melihat kesesuaian metode resazurin dan Drug Sensitivitas Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium. Kesesuaian hasil kepekaan metode resazurin dan Drug Sensitivitas Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium terhadap INH dan RIF menunjukkan kesesuaian.

Populasi dan Jumlah Sampel

Populasi penelitian adalah kelompok penderita Tb yang ada di Balai Paru Makassar.

Sampel penelitian diambil dari sputum penderita Tb sebanyak 39 sampel dan 1 sampel isolat Mtb H37RV.

Setelah sputum diambil dari penderita kemudian dikontaminasi kemudian diinokulasikan di medium LJ dan ke medium NA yang bertujuan untuk uji konfirmasi, dengan interprestasi bahwa Mtb tidak tumbuh pada medium NA.

Kuman difiksasi pada gelas alas, kemudian dituangkan fuksin karbol lalu dipanaskan sampai keluar uap selama 5 menit, cuci dengan air, asam alkohol 3 % selama 5 menit, methilen biru selama 1-2 menit kemudian dikeringkan

Rifampicin 0,1 gr (100 mg) ditambahkan N,N Dimethyl Formide 10 ml lalu dicampur/Mix, Ambil 2 ml lalu ditambahkan LJ 500 ml kemudian dibagi masing-masing 7 ml ke dalam botol Mac cartney lalu Miringkan botol dan kemudian Masukkan ke dalam oven tempratur 85-90 oC slama 1 jam

Isoniazid (INH) 0,1 gr INH(100 mg) ditambahkan aquades steril kemudian dicampur/mix lalu disterilkan dengan membran filter ukuran 0,2 µm

Dibagi masing-masing 2,5 ml ke dalam cryotube ukuran 5 ml, Kemudian

disimpan pada suhu 4 oC slama 4 minggu. Lalu didinginkakn pada tempratur ruangan selama 30 menit.

Di Dilusi 1 : 10, Ambil 2 ml ditambahkan aquades steril 18 ml kemudian dicampur/mix

H1 ke dalam labu kimia 0,1 + LJ 500 ml (konsentrasi 0,2 µm/ml)

H2 ke dalam labu kimia 0,5 ml + LJ 500 ml (konsentrasi 1,0 µm/ml)

Kemudian dibagi masing-masing 7 ml ke dalam botol Mac cartney lalu Miringkan botol dan kemudian Masukkan ke dalam oven tempratur 85-90 oC slama 1 jam

Siapkan Koloni dari Lj medium (15 Hari Pertumbuhan),Masukkan 4 ml Midlebroth 7H9 ke dalam tube steril yang telah berisi 8-10 glass bead. Mengambil koloni dari Lj media yang telah berumur 15 hari dengan menggunakan loop dan masukkan ke dalam tube yang telah berisi media glass bead. Tutup rapat tube dan vortex 1-2 menit untuk memecahkan gumpalan koloni. Kekeruhan suspensi harus diukur lebih besar dari 1,0 MC farland. Diamkan larutan/suspensi + 20 menit, pindahkan supernatan menggunakan pipet ke tabung steril baru,diamkan larutan/suspensi + 10 menit, kemudian pindahkan supernatan dengan pipet steril ke tabung steril yang lain. Kekeruhan suspensi harus lebih besar dari 0,5 Mcfarland

Ukur kekeruhan suspensi menjadi 0,5 Mcfarland dengan menambahkan Larutan phosphat buffer/Sterile saline/H2O.Membuat pengenceran suspensi 1 : 5 dengan menambahkan 1 ml suspensi bakteri ke dalam 4 ml steril saline/ phosphat buffer/ H2O.Campur pengenceran inokulum dan siapkan untuk uji obat dan siapkan uji obat

Resazurin Microtiter Assay (REMA)

Metode mengacu pada jurnal palomino dkk

Inokulum dari LJ ditumbuhkan pada media 7H9-S (kandungannya Middlebrook 7H9 yg terdiri dari 0,1 % casitone,dan 5% glyserol dan suplement

Page 4: jurnal farmako

REMA, Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium, Sensitifitas dan Spesifisitas, Nilai MIC ISSN 1411-4674

55

dengan asam oleic, albumin, dekstrose,dan katelase (OADC) Becton dickinson), Kemudian dibuat menjadi konsentrasi 1 Mcfarland ,diencerkan 1 : 20; 100 µl dipakai sebagai inokulum. Stok INH dan RIF kemudian di bolak-balik secara perlahan dan diencerkan 6 X sebagai konsentrasi akhir yg tinggi. Seri pengenceran INH dan RIF disiapkan secara langsung pada 96-well-flat-bottom microtiter plate yg berisi 100 µl 7H9-S. Interval konsentrasi pada setiap INH dan RIF yg digunakan yaitu 0,25 -8,0 µg/ml. Kontrol pertumbuhan terdiri dari antibiotik dan air steril tanpa inokulum .200 µl air steril ditambahkan ke setiap sumur untuk menghindari penguapan pada saat inkubasi dilakukan. Kemudian Plate ditutup dan dipindahkan ke plastik yg baru dan inkubasi 37oC. Setelah 7 hari inkubasi , 30 µl larutan resazurin ditambahkan ke setiap sumur dan diinkubasi kembali semalaman. Setelah hari ke 8 , terjadi perubahan warna dari biru (proses oksidasi) menjadi pink (proses reduksi) yang mengindikasikan pertumbuhan bakteri, sedangkan kadar MIC yg mengindikasikan perubahan warna menunjukkan konsentrasi obat menjadi rendah.

Analisis data yang diteliti yaitu : Mengukur keakuratan (sensitivitas dan

spesifisitas) REMA (Resazurin Microtiter Assay) dan Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen dalam memberikan hasil DST terhadap resisten Rifampicin dan INH.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Deskriptif

a. Perbandingan Hasil analisa desktiptif sampel isolat Mycobacterium tuberculosis berdasarkan REMA (Resazurin Microtiter Assay) dan Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen (LJ) Medium Dari hasil data dapat perbandingan analisa deskriptif diketahui bahwa dari hasil kultur di LJ Medium, menunjukkan hasil 25 isolat resisten dan 15 sensitif terhadap INH dan 20 isolat resisten dan 20 isolat sensitivitas terhadap Rifampicin. Sedangkan untuk hasil pembacaan dari REMA didapatkan hasil 30 isolat resisten dan 10 isolat sensitif terhadap INH dan terdapat 17 isolat resisten dan 23 isolat yang sensitivitas terhadap Rifampicin.

Tabel 1. Perbandingan hasil kultur DST LJ medium dan REMA

Keterangan : R = Resisten S = Sensitif

Page 5: jurnal farmako

Agus Darmawan Idris ISSN 1411-4674

56

b. Nilai MIC (Mininal Inhibitory Concentration)

Tabel 2. Nilai MIC untuk INH dan Rifampicin

Ket : Rif (R) = Resisten Rifampicin Rif (S) = Sensitif Rifampicin INH (R) = Resisten Isoniazid

INH (R) = Sensitif Isoniazid

Dari hasil pengamatan pada pembacaan REMA didapatkan Nilai MIC dalam satuan µg/ml untuk 40 isolat sampel, Nilai MIC 0,5 µg/ml sampai ≥ 2 µg/ml menunjukkan hasil resisten dan ≤0,125 µg/ml menunjukkan hasil sensitif terhadap INH. Sedangkan nilai MIC ≥4

µg/ml menunjukkan hasil resisten dan 0,5 µg/ml sampai ≤0,25 µg/ml menunjukkan hasil sensitif terhadap Rifampicin.

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan uji diagnostik

Tabel 3. Perbandingan hasil uji DST LJ medium dan REMA dengan penambahan obat

INH

Page 6: jurnal farmako

REMA, Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium, Sensitifitas dan Spesifisitas, Nilai MIC ISSN 1411-4674

57

Dari data tabel 3 dapat dikorelasikan antara LJ INH dengan REMA INH, nilai sensitivitas 100 % dan

nilai spesifisitas 66,7% sedangkan Nilai duga positif adalah 83 % dan Nilai duga negatif 100%.

Tabel 4. Perbandingan hasil uji DST LJ medium dan REMA dengan penambahan obat

RIF

Dari data tabel 4 dapat dikorelasikan antara LJ Rif dengan Rema Rif, nilai sensitivitas 85 % dan spesifisitas 100 %, sedangkan Nilai duga positif adalah 100 % dan Nilai duga negatif 87 %.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil perbandingan antara DST LJ Medium dan REMA pada tabel 2. dapat diihat adanya korelasi dengan DST LJ Medium sebagai gold standart, 20 isolat yang resisten INH di LJ medium juga resisten pada pembacaan REMA, dan 10 isolat yang sensitivitas INH pada LJ medium juga sensitivitas pada pembacaan di REMA. Sedangkan untuk RIF, 20 isolat yang resisten RIF di LJ medium juga resisten pada pembacaan REMA, dan 20 isolat yang sensitivitas Rifampicin di LJ medium juga sensitivitas di pembacaan REMA. Sedangkan terdapat 5 sampel yang menunjukkan hasil resisten di REMA INH tetapi sensitif di LJ INH dan terdapat 3 sampel yang sensitif di REMA RIF tetapi resisten di LJ RIF.

Untuk hasil yang di dapat melalui metode REMA jauh lebih cepat yaitu 8 hari dibandingkan dengan Drug

Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen (LJ) Medium yang membutuhkan waktu sekitar 3-6 minggu.

Keakuratan metode REMA terhadap DST LJ ditentukan dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas. Nilai sensitivitas sebesar 100% dan spesifisitas 66,7 % metode REMA terhadap INH, dan sensitivitas 85%, dan nilai spesifisitas sebesar 100% terhadap Rifampicin.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Farida Neteche (2006) didapatkan hasil sensitivitas mencapai 100 % terhadap INH dan RIF, sedangkan spesifisitas 98,3 % terhadap INH dan 99,2 % terhadap RIF.

Dari hasil pengolahan data pada REMA INH dan LJ INH didapatkan Nilai Duga positif (ND +) 83 % dan Nilai Duga negatif (ND-) 100 % sedangkan dari data REMA RIF dan LJ RIF didapatkan Nilai Duga positif (ND +) 100 % dan Nilai Duga negatif (ND-) 87%. Nilai Duga positif (ND +) menunjukkan probabilitas sampel isolat resisten bila hasil uji REMA dan LJ menunjukkan nilai positif. Dan Nilai Duga negatif (ND-) yang menunjukkan probabilitas

Page 7: jurnal farmako

Agus Darmawan Idris ISSN 1411-4674

58

sampel isolat sensitif bila hasil uji REMA dan LJ menunjukkan nilai negatif.

Dari hasil pembacaan di REMA dapat diketahui Nilai MIC (Minimal Inhibitory Concentration) dari 40 sampel isolat dengan melihat nilai konsentrasi terendah dimana terjadi perubahan warna, dari biru (oksidasi) menjadi fluorosence pink (reduksi). Perubahan warna tersebut menunjukkan adanya pertumbuhan di dalam media yang telah di campurkan INH atau Rifampicin. Dengan perubahan tersebut dapat mengindikasikan bahwa bakteri resisten terhadap INH atau RIF di dalam medium.

Dari data hasil pembacaan di metode REMA, 10 sampel isolat sensitif INH lebih kecil dari dengn nilai MIC 0,125 µg/ml dan 30 sampel isolat resisten INH dengan Nilai MIC 0,5 µg/ml sampai > 2 µg/ml,. Sedangkan 23 sampel isolat yang sensitif RIF dengan nilai MIC 0,5 µg/ml sampai < 0,25 µg/ml dan 17 sampel isolat yang resisten RIF dengan nilai MIC lebih besar dari 4 µg/ml.

Nilai MIC sensitif pada isolat Mtb yang diujikan pada REMA mulai < 0,03 µg/ml sampai 0,06 µg/ml dan nilai MIC resisten 0,25 µg/ml sampai >1 µg/ml terhadap INH. Sedangkan nilai MIC sensitif < 0,06 µg/ml sampai 0,25 µg/ml dan nilai MIC Resisten 0,5 µg/ml sampai > 2 µg/ml terhadap RIF (Palomino, 2002)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Farida nateche (2006), didapatkan Nilai MIC sensitif pada isolat Mtb yang diujikan pada REMA mulai ≤0,03 µg/ml sampai 0,25 µg/ml dan nilai MIC resisten >1 µg/ml terhadap INH. Sedangkan nilai MIC sensitif ≤ 0,06 µg/ml sampai 0,25 µg/ml dan nilai MIC Resisten 0,5 µg/ml sampai > 2 µg/ml terhadap RIF

Dari penelitian sebelumnya dapat dilihat adanya kesesuaian dalam mendapatkan hasil nilai MIC terhadap isolat Mtb melalui metode REMA, yaitu nilai MIC sensitif mulai ≤0,03 µg/ml sampai skala 0,25 µg/ml dan nilai MIC resisten mulai dari 0,25 µg/ml sampai >1 µg/ml terhadap INH, sedangkan nilai

MIC sensitif mulai dari ≤ 0,06 µg/ml sampai 0,25 µg/ml dan nilai MIC resisten 0,5 µg/ml sampai >2 µg/ml

Berdasarkan parameter waktu pengujian, dimana kesesuaian hasil kepekaan terhadap DST LJ Medium, tingkat kesesuaian, nilai sensitivitas-spesifisitas, maka REMA dapat menjadi metode alternatif yang lebih cepat dalam uji diagnostik pasien MDRTB.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ada kesesuaian antara hasil Drug

Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen (LJ) Medium sebagai gold standart dengan hasil dari REMA (Resazurin Microtiter Assay).

2. Keakuratan metode ditentukan dengan nilai sensitivitas dan spesifisitas. Nilai sensitivitas sebesar 100% dan spesifisitas 66,7 % metode resazurin terhadap INH dan sensitivitas 85%, dengan nilai spesifisitas sebesar 100% terhadap Rifampicin

3. Berdasarkan parameter waktu pengujian, kesesuaian hasil kepekaan terhadap DST LJ Medium, tingkat kesesuaian, nilai sensitivitas-spesifisitas, maka REMA dapat menjadi metode alternatif yang lebih cepat dalam uji diagnostik pasien MDRTB

Saran 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut

tentang pengukuran sensitivitas dan spesitifitas REMA terhadap resistensi Mycobacterium tuberculosis yang resisten terhadap obat second line TB.

2. Perlunya sosialisasi metode REMA ke instansi kesehatan yang berhubungan dengan penanganan penyakit TB guna membantu dalam memberikan hasil DST yang lebih efektif dan efisien. Sehingga memberikan pengaruh positif

Page 8: jurnal farmako

REMA, Drug Susceptibility Test (DST) Lowenstein-Jensen Medium, Sensitifitas dan Spesifisitas, Nilai MIC ISSN 1411-4674

59

terhadap penanganan pasien MDRTB

DAFTAR PUSTAKA Anonimous.2010.http://www.infeksi.com

/hiv/articles. . (akses tanggal 6 februari 2010)

Budianto,carko.2009.tuberkulosis-tbc-dan-diagnosis-bandingnya

C. Jafari, A. Strassburg, U. Greinert, B. Kalsdorf, D. Kirsten and C. Lange 2008. Local immunodiagnosis of pulmonarytuberculosis by enzyme-linked immunospot Copyright_ERS Journals Ltd

C.N. Paramasivan, 2006. Cultur Method.Tuberculosis .Research Centre Indian Council of Medical Research Chennai

Hiswani, 2000. Tuberkulosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah Kesehatan Masyarakat. Fkm-hiswani6.pdf-Adobe reader.

Hillemann Doris et all. 2007. Germany Evaluation of the GenoType MTBDRplus Assay for Rifampin and Isoniazid Susceptibility Testing of Mycobacterium tuberculosis Strains and Clinical Specimens_ American Society for Microbiology Copyright,

Juan-Carlos Palomino, Anandi Martin, Mirtha Camacho, Humberto Guerra, Jean Swings,and Francoise Portaels. 2002. Resazurin Microtiter Assay Plate: Simple and Inexpensive Method forDetection of Drug Resistance in Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteriology Unit, Institute of Tropical Medicine, Antwerp 2000,1 and Laboratorium voor Microbiologie4 andBCCM/LMG Culture Collection,5 Universiteit Gent, B-9000 Ghent, Belgium

Juan-Carlos Palomino, Sylvia Cardoso Leão, Viviana Ritacco 2002. Tuberculosis Unit, Institute of Tropical Medicine, Antwerp 2000,1 and Laboratorium voor Microbiologie4 andBCCM/LMG

Culture Collection,5 Universiteit Gent, B-9000 Ghent, Belgium

Karine O. Sanchotene; Andrea von Groll; Daniela Ramos; Ana B. Scholante;Gunther Honscha; Mariana Valença; Carlos J. Scaini; Pedro E.A. da Silva. 2008. Comparative Evaluation Of The Nitrate Reductase Assay And The Resazurinmicrotitre Assay For Drug Susceptibility Testing Of Mycobacterium Tuberculosis Against First Line Anti-Tuberculosis Drugs, Brazilian Journal of Microbiology.

Leo´n, et all. 2004. Mycobacterial Reference Laboratory, Servicio de Bacteriologı´a, Centro Nacional de Microbiologı ´a, Instituto de Salud Carlos III, Madrid, Spain

Martin, anandi., Juan Calos palomino, dan Francoise Portaels 2005. Rapid Detection of Ofloxacin Resistance in Mycobacterium tuberculosisby Two Low-Cost Colorimetric Methods: Resazurin and NitrateReductase Assays Institute of tropical medicine mycobacteriology Unit, Belgium,.

Nateche, Farida, Anandi Martin, Saliha Baraka, Juan Carlos Palomino, Safia Khaled and Francoise Portaels 2006. Application of the resazurin microtitre assay for detection of multidrug resistance in Mycobacterium tuberculosis in Algiers. Journal of Medical Microbiology.

Reichman. Lee B., Janice Hopkins Tanne, 2002. Time Bomb, The Global Epidemic of Multi-Drug-Resistant Tuberculosis. McGraw-Hill, New York.

Rosana, Y., Prawoto, T., Sudiro, M. 2005.Multidrug-Resistant Tuberculosis. Majalah Kedokteran Indonesia, Jakarta.,

Sastroasmoro, sudigdo, 2010. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, edisi ke-3. CV Sagung Seto.Jakarta.

Schaaf H. S. & T. C. Victor & E. Engelke &W. Brittle & B. J. Marais & A. C.

Page 9: jurnal farmako

Agus Darmawan Idris ISSN 1411-4674

60

Hesseling & P. D. van Helden & P. R. Donald Minimal inhibitory concentration of isoniazid in isoniazid-resistant Mycobacterium tuberculosisisolates from children. Springer-Verlag 2007

SHIN S.S., et all. 2005 . rpoB Gene Mutations in Clinical Isolates of Multidrug-Resistant Mycobacterium tuberculosis in NorthernLima, perup.e. farmer,1,2 and m.c. becerra2 microbial drug resistance Volume 11, Number 1.

Simon, KG., Iyawoo, K., 2005Management Issue in Tuberculosis in,the Asia-Pasific Region. Medical Progress. CMP Medica.

Sjahrurachan, Agus, 2010. makalah Diagnosis Multi Drug Resistant Mycobacterium tuberculosis. Departemen mikrobiologi FKUI.

Syaifudin, Mukh , Marialina Rosilawati, Harris Irawan

dan Budiman Bela

2006. identifikasi mycobacterium tuberculosis dan analisis mutasi gen rpob dan katg penyebab resistensi ganda dengan teknik molekuler Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia.

Tho D. Chau,J. Farrar, M. Caws. 2005. Comparison of MAS-PCR and GenoType MTBDR assay for the detection of rifampicin-resistant Mycobacterium tuberculosis JOURNAL OF CLINICAL microbiology.