3
Ferlia Suci Ramadhani, kandungan antibakterial dalam daun sirih Pendahuluan Daun sirih telah lama dikenal sebagai daun yang memiliki manfaat dalam dunia medis. Berbagai macam penyakit seperti mimisan, bau mulut, iritasi mata maupun luka dapat disembuhkan dengan daun sirih tersebut. Daun sirih sebenarnya telah lama dimanfaatkan oleh nenek moyang kita sebagai camilan berupa satu set bahan kinang, namun pada saat itu mereka belum mengetahui kandungan kandungan apa saaja yang ada dalam daun sirih tersebut. Saat ini sering ditemui produk produk pasta gigi yang memanfaatkan ekstrak daun sirih sebagai komponen utama antibakterial dalam produk tersebut. Daun sirih memang dikenal sebagai tanaman yang memiliki kadar antibakterial yang tinggi dan cocok digunakan untuk membunuh bakteri bakteri yang ada dalam mulut. Kandungan antibakterial dari daun sirih sebenarnya dihasilkan oleh senyawa senyawa kimia dalam minyak atsiri daun sirih yang memiliki daya antibakteri. Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membahas lebih lengkap mengenai kandungan antibakterial dalam daun sirih. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang ada dalam daun sirih dan untuk mengetahui beberapa aplikasi penggunaan daun sirih dalam dunia medis. Pembahasan Tanaman sirih termasuk dalam kelas Magnoliopsida dan famili Piperaceae. Tumbuhan Sirih (Piper batle L) adalah tanaman menjalar atau merambat pada batang pohon di sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk jantung, dan berujung runcing, tumbuh bersilang-seling, bertangkai disetiap daunnya, teksturnya agak kasar dan mengeluarkan bau jika diremas. Batang tanaman sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat dan berkerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan air [1]. Ada beberapa variasi dari tanaman sirih yakni sirih merah, sirih hitam, sirih hati, sirih putih, sirih kuning, sirih lumut, UNEJ JURNAL XXXXXXXXX 2013, I (1): 1-3 Kandungan antibakterial dalam daun sirih Ferlia Suci Ramadhani Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: [email protected] 1 Abstrak Tanaman sirih merupakan tanaman dari famili Piperaceae yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat. Tanaman sirih memiliki kandungan antibakterial yang tinggi yang terletak pada kandungan senyawa kimia dalam minyak atsiri daun sirih. Senyawa ini menyebabkan rasa dan aroma yang khas pada daun sirih. Senyawa kimia yang ada pada minyak atsiri daun sirih antara lain senyawa fenol dan senyawa turunannya antara lain kovikol, kavibetol, karvacol, katekin, eugenol, dan allilpyrocatechol. Senyawa ini dapat mengganggu aktifitas bakteri yang ada dalam tubuh manusia. Senyawa fenol dan turunanya dapat mengubah sifat protein sel bakteri sehingga aktifitas bakteri terganggu dan bakteri akan mati. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa konsentrasi daun sirih yang digunakan juga berpengaruh terhadap sifat antibacterial tersebut, sehingga diperlukan dosis yang tepat dalam penggunaan antibakterial ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan pada daun sirih sehingga pemanfaatan daun sirih dapat berkembang Kata Kunci: antibakterial, daun sirih, senyawa kimia, tanaman obat Abstract Betel plant is a plant of the Piperaceae family who has benefited as a medicinal plant. Betel plant contains the high antibacterial properties which are located in content of chemical compounds in the essential oil of betel leaf. This compound causing the betel leaf has a distinctive flavor. Chemical compounds contained in the essential oils are phenolic compound and derivatives such as kovikol, kavibetol, karvacol, catechins, eugenol, and allilpyrocatechol. These compounds can interfere with the activity of bacteria in the human body. Phenolic compounds and their derivatives can change the nature of the bacterial cell protein that disrupted the activity of bacteria and then the bacteria will die. Previous research proved that the concentration of betel leaves influence the antibacterial properties, so that the proper dosage is needed in the use of these antibacterial. Further research is needed regarding the content of the betel leaf so that the utilization can be developed Keywords: antibacterial, betel leaf, medicinal plants ,the chemical compound

jurnal ilmiah

Embed Size (px)

Citation preview

  • Ferlia Suci Ramadhani, kandungan antibakterial dalam daun sirih

    Pendahuluan Daun sirih telah lama dikenal sebagai daun yang

    memiliki manfaat dalam dunia medis. Berbagai macam penyakit seperti mimisan, bau mulut, iritasi mata maupun luka dapat disembuhkan dengan daun sirih tersebut. Daun sirih sebenarnya telah lama dimanfaatkan oleh nenek moyang kita sebagai camilan berupa satu set bahan kinang, namun pada saat itu mereka belum mengetahui kandungan kandungan apa saaja yang ada dalam daun sirih tersebut. Saat ini sering ditemui produk produk pasta gigi yang memanfaatkan ekstrak daun sirih sebagai komponen utama antibakterial dalam produk tersebut. Daun sirih memang dikenal sebagai tanaman yang memiliki kadar antibakterial yang tinggi dan cocok digunakan untuk membunuh bakteri bakteri yang ada dalam mulut. Kandungan antibakterial dari daun sirih sebenarnya dihasilkan oleh senyawa senyawa kimia dalam minyak atsiri daun sirih yang memiliki daya antibakteri. Berdasarkan uraian diatas, penulis akan membahas lebih lengkap mengenai

    kandungan antibakterial dalam daun sirih. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang ada dalam daun sirih dan untuk mengetahui beberapa aplikasi penggunaan daun sirih dalam dunia medis.

    Pembahasan Tanaman sirih termasuk dalam kelas Magnoliopsida

    dan famili Piperaceae. Tumbuhan Sirih (Piper batle L) adalah tanaman menjalar atau merambat pada batang pohon di sekelilingnya dengan daunnya yang berbentuk jantung, dan berujung runcing, tumbuh bersilang-seling, bertangkai disetiap daunnya, teksturnya agak kasar dan mengeluarkan bau jika diremas. Batang tanaman sirih berwarna cokelat kehijauan, berbentuk bulat dan berkerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di daerah tropis dengan ketinggian 300-1000 m di atas permukaan laut terutama di tanah yang banyak mengandung bahan organik dan air [1]. Ada beberapa variasi dari tanaman sirih yakni sirih merah, sirih hitam, sirih hati, sirih putih, sirih kuning, sirih lumut,

    UNEJ JURNAL XXXXXXXXX 2013, I (1): 1-3

    Kandungan antibakterial dalam daun sirih

    Ferlia Suci RamadhaniJurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember (UNEJ)

    Jln. Kalimantan 37, Jember 68121E-mail: [email protected]

    1

    AbstrakTanaman sirih merupakan tanaman dari famili Piperaceae yang memiliki manfaat sebagai tanaman obat. Tanaman sirih memiliki kandungan antibakterial yang tinggi yang terletak pada kandungan senyawa kimia dalam minyak atsiri daun sirih. Senyawa ini menyebabkan rasa dan aroma yang khas pada daun sirih. Senyawa kimia yang ada pada minyak atsiri daun sirih antara lain senyawa fenol dan senyawa turunannya antara lain kovikol, kavibetol, karvacol, katekin, eugenol, dan allilpyrocatechol. Senyawa ini dapat mengganggu aktifitas bakteri yang ada dalam tubuh manusia. Senyawa fenol dan turunanya dapat mengubah sifat protein sel bakteri sehingga aktifitas bakteri terganggu dan bakteri akan mati. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa konsentrasi daun sirih yang digunakan juga berpengaruh terhadap sifat antibacterial tersebut, sehingga diperlukan dosis yang tepat dalam penggunaan antibakterial ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan pada daun sirih sehingga pemanfaatan daun sirih dapat berkembang

    Kata Kunci: antibakterial, daun sirih, senyawa kimia, tanaman obat

    AbstractBetel plant is a plant of the Piperaceae family who has benefited as a medicinal plant. Betel plant contains the high antibacterial properties which are located in content of chemical compounds in the essential oil of betel leaf. This compound causing the betel leaf has a distinctive flavor. Chemical compounds contained in the essential oils are phenolic compound and derivatives such as kovikol, kavibetol, karvacol, catechins, eugenol, and allilpyrocatechol. These compounds can interfere with the activity of bacteria in the human body. Phenolic compounds and their derivatives can change the nature of the bacterial cell protein that disrupted the activity of bacteria and then the bacteria will die. Previous research proved that the concentration of betel leaves influence the antibacterial properties, so that the proper dosage is needed in the use of these antibacterial. Further research is needed regarding the content of the betel leaf so that the utilization can be developed

    Keywords: antibacterial, betel leaf, medicinal plants ,the chemical compound

  • Ferlia Suci Ramadhani, kandungan antibakterial dalam daun sirih

    sirih darah, sirih irian, sirih jalu, sirih bulu, sirih wulung dan sirih silver. Tanaman sirih tersebar disekitar pantai timur benua Afrika, daratan India Cina, Asia Tenggara, Australia Utara, hingga Polynesia di Pasifik [2]. Tanaman sirih memiliki bentuk daun seperti jantung dengan ujung daunnya yang runcing dengan panjang 5 sampai 8 cm, dan lebar antara 3 sampai 5 cm. Daun sirih tumbuh berselang seling dan memiliki tangkai disetiap daunnya. Tanaman ini termasuk dalam tanaman merambat dengan panjang tanaman antara 5 sampai 15 meter. Bunga sirih majemuk berbentuk bulir, memiliki daun pelindung yang ukurannya kurang lebih 1 mm dengan bentuk bulat panjang. Bulir betina memiliki panjang kurang lebih antara 1,5-6 cm. Pada bagian bulir betina tersebut terdapat kepala putik dengan jumlah antara 3- 5 buah dengan warna putih dan hijau kekuningan. Bulir jantan memiliki panjang antara 1,5-3 cm. Pada bulir jantan terdapat dua benang sari yang ukurannya sedikit pendek. Akar tanaman sirih termasuk dalam akar tunggang dengan bentuk bulat dan warna coklat kekuningan. Tanaman sirih dapat hidup didaerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Tanaman sirih akan tumbuh dengan optimal jika berada dikawasan yang cukup sinar matahari. Sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki kemampuan untuk mengobati berbagai macam penyakit. . Daun sirih memiliki aroma yang khas yaitu rasa pedas dan tajam. Rasa dan aroma yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan bethelphenol yang terkandung dalam minyak atsiri daun sirih [3]. Secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid, dan tanin. Senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dann efektif dalam menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella, dan dapat mematikan Candida albic [4]. Kavikol dan bethephenol adalah turunan dari senyawa fenol yang merupakan senyawa aromatik, hal ini menyebabkan daun sirih memiliki aroma yang khas pada daunnya. Senyawa fenol tersebut banyak ditemukan pada minyak atsiri daun sirih. Senyawa fenol merupakan senyawa aromatik yang berasal dari benzene dengan mengganti satu atau lebih atom H dengan gugus hidroksil (OH). Minyak atsiri merupakan minyak yang mudah menguap dan memiliki aroma atau wangi yang khas. Komponen utama minyak atsiri adalah senyawa fenol dan senyawa turunannya antara lain kovikol, kavibetol, karvacol, katekin, eugenol, dan allilpyrocatechol. Kovikol merupakan komponen paling banyak ditemui pada daun sirih dan menyebabkan bau khas pada sirih. Katekin dalam daun sirih mampu mengurangi pembentukan plak gigi dengan mempengaruhi kerja bakteri mulut. Katekin dan tanin juga diketahui dapat menghambat aktivitas bakteri Streptococcus mutans sebagai bakteri penyebab terjadinya karies gigi. Eugenol dalam daun sirih bersifat antifungal dengan menghambat pertumbuhan yeast atau sel tunas dari Candida albicans dengan cara merubah struktur dan menghambat pertumbuhan dinding selnya. Ini

    menyebabkan gangguan fungsi dinding sel dan peningkatan permeabilitas membran terhadap benda asing dan akhirnya menyebabkan kematian sel. Minyak atsiri daun sirih diketahui memiliki daya antibakteri yang disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat mengubah sifat protein sel bakteri [5]. Protein merupakan salah satu materi terpenting dalam pembangunan sel makhluk hidup. Makhluk hidup yang kekurangan protein akan sangat terganggu, sehingga ia tidak dapat melakukan aktivitas fisiologisnya dengan baik. Konsep inilah yang diterapkan dalam mencegah tumbuhnya pembentukan plak dalam gigi menggunakan daun sirih ini. Senyawa turunan fenol yang ada dalam minyak atsiri yakni katekin bekerja untuk mendenaturasi protein bakteri. Protein yang mengalami denaturasi akan mengganggu aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri akan menghambat pertumbuhan sel, dan lama kelamaan akan rusak. Selain minyak atsiri, daun sirih juga mengandung tiamin, riboflavin, tannin, karoten, asam nikotinat, gula, vitamin C, pati dan asam amino.

    Penelitian tentang kandungan daun sirih ini telah banyak dilakukan, diantaranya adalah efek antibakteri berbagai konsentrasi daun sirih terhadap bakteri Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan bakteri yang menyebabkan terjadinya karies gigi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air seduhan daun sirih bersifat bakteriostatik pada konsentrasi 25% dan bersifat bakterisid pada konsentrasi 100% terhadap bakteri Streptococcus mutans [6]. Sifat bakteriostatik artinya antibakterial dalam daun sirih tersebut dapat mencegah atau menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans tanpa membunuhnya atau hanya bersifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan dari bakteri, sedangkan sifat bakterisid artinya antibakterial dalam daun sirih tersebut dapat membunuh bakteri Streptococcus mutans. Penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi daun sirih yang digunakan juga berpengaruh terhadap sifat antibacterial tersebut, sehingga diperlukan dosis yang tepat dalam penggunaan antibakterial ini agar hasil yang diperoleh maksimal. Banyaknya kandungan senyawa senyawa antibakterial dalam daun sirih menjadikan daun sirih sering digunakan sebagai produk pengobatan maupun perawatan tubuh. Daun sirih dapat digunakan sebagai komponen utama pasta gigi sebab kandungan dalam daun sirih mengandung antibakterial yang dapat menghambat pertumbuhan plak gigi. Selain itu ekstrak daun sirih juga biasa digunakan sebagai obat antiseptik.

    Kesimpulan dan SaranTanaman sirih merupakan tanaman yang yang dapat

    dimanfaatkan sebagai antibakterial alami yang mudah ditemukan di Indonesia dan efektif dalam mengatasi bakteri bakteri yang ada dalam tubuh. Hal ini dikarenakan kandungan senyawa kimia yang dikandung oleh minyak

    UNEJ JURNAL XXXXXXXXX 2013, I (1): 1-3

    2

  • Ferlia Suci Ramadhani, kandungan antibakterial dalam daun sirih

    atsiri dalam daun sirih mampu mematikan ataupun menghambat perkembangan sel bakteri. Kandungan inilah yang akhirnya menjadikan sirih banyak digunakan dalam berbagai produk pengobatan maupun perawatan tubuh. Ekstrak daun sirih dapat digunakan sebagai komponen utama pembuatan pasta gigi maupun obat antiseptik. Diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai kandungan daun sirih sehingga pemanfaatan daun sirih dapat lebih dioptimalkan dan lebih banyak produk yang dikembangkan oleh perusahaan perusahaan dengan bahan dasar daun sirih. Hal ini dapat meningkatkan pemanfaatan bahan bahan herbal yang efektif dan aman dibandingkan dengan penggunaan bahan bahan kimia berbahaya.

    Daftar Pustaka[1] Hidayaningtias, Prima. Perbandingan Efek Antibakteri Air Seduhan

    Daun Sirih (Piper Betle Linn) Terhadap Streptococcus Mutans Pada Waktu Kontak Dan Konsentrasi Yang Berbeda (2008). http://eprints.undip.ac.id/24283/1/Prima.pdf.

    [2] Reveny, Julia. Daya Antimikroba Ekstrak Dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper Betle Linn.). Universitas Jember. Accessed May 30, 2013. http://jurnal.unej.ac.id/index.php/JID/article/download/79/56.

    [3] T.S., Dhika. Perbandingan Efek Antibakterial Berbagai Konsentrasi Daun Sirih(Piper Betle Linn) Terhadap Streptococcus Mutans (2007). http://eprints.undip.ac.id/22407/1/dhika.pdf.

    [4] Universitas Sumatera Utara. Tinjauan Pustaka. Universitas Sumatera Utara. Chapter II_8. Accessed May 30, 2013. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19994/4/Chapter%20II.pdf.

    [5] . Tinjauan Pustaka 2. Universitas Sumatera Utara. Chapter II. Accessed June 5, 2013. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19994/4/Chapter%20II.pdf.

    UNEJ JURNAL XXXXXXXXX 2013, I (1): 1-3

    3