21
Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019 ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K.3) DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK) TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. MITRA PRATAMA MANDIRI JAYA PERKASA MEDAN Oleh: Surya Darma Pardede, S.Pd., MM Dosen STIE Indonesia Medan ABSTRAK PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa Medan, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi sipil dan baja. Penelitian ini dibatasi pada variabel Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa Medan. Sedangkan permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah keselamatan dan kesehatan kerja (K.3) dan jaminan sosial tenaga kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja karyawan pada PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa Medan. Sesuai hasil uji Fhitung 390.424 > Ftabel 3,17 dan probabilitas signifikan jauh lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja secara serempak dan signifikan berpengaruh terhadap Semangat Kerja. Hasil uji parsial Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674 dengan signifikan 0,000 < 0,05, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) terhadap Semangat kerja artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di terima. Hasil uji parsial Jaminan Sosial Tenaga Kerja nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674 dengan signifikan 0,000 > 0,05, artinya secara parsial terdapat pengaruh dan signifikan dari Jamsostek terhadap semangat kerja, artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di terima. Koefisien Determinasi menunjukkan besarnya adjusted R square sebesar 0,933 ataui 93,3% dijelaskan dengan variabel independen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3), dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja , sedangkan sisanya (100% - 93,3% = 6,7%) dapat dijelaskan dengan variabel independen lainnya seperti pemberian penghargaan, pemberian insentif dan lain-lainnya Kata Kunci : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dan Semangat Kerja

Jurnal Ilmiah “JUMANSI STINDO” Medan Vol. 1 No. 1 Pebruari

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

(K.3) DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA (JAMSOSTEK)

TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA

PT. MITRA PRATAMA MANDIRI JAYA

PERKASA MEDAN

Oleh:

Surya Darma Pardede, S.Pd., MM

Dosen STIE Indonesia Medan

ABSTRAK

PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa Medan, merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi sipil dan baja. Penelitian ini

dibatasi pada variabel Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Pada PT. Mitra Pratama

Mandiri Jaya Perkasa Medan. Sedangkan permasalahan dalam penelitian ini

adalah apakah keselamatan dan kesehatan kerja (K.3) dan jaminan sosial tenaga

kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

semangat kerja karyawan pada PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa Medan.

Sesuai hasil uji Fhitung 390.424 > Ftabel 3,17 dan probabilitas signifikan jauh

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (K.3) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja secara serempak

dan signifikan berpengaruh terhadap Semangat Kerja.

Hasil uji parsial Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) nilai thitung 8.738 >

ttabel 1.674 dengan signifikan 0,000 < 0,05, artinya secara parsial terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3)

terhadap Semangat kerja artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di terima.

Hasil uji parsial Jaminan Sosial Tenaga Kerja nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674

dengan signifikan 0,000 > 0,05, artinya secara parsial terdapat pengaruh dan

signifikan dari Jamsostek terhadap semangat kerja, artinya Hipotesis (H2)

sebelumnya di terima.

Koefisien Determinasi menunjukkan besarnya adjusted R square sebesar 0,933

ataui 93,3% dijelaskan dengan variabel independen Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3), dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja , sedangkan sisanya (100% - 93,3%

= 6,7%) dapat dijelaskan dengan variabel independen lainnya seperti pemberian

penghargaan, pemberian insentif dan lain-lainnya

Kata Kunci : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja Dan Semangat Kerja

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan sektor

ketenagakerjaan sebagai bagian dari

upaya pembangunan sumber daya

manusia (SDM) merupakan salah

satu bagian yang tidak terpisahkan

dari pembangunan nasional sebagai

pengamalan Pancasila dan UUD

1945. Pembangunan SDM diarahkan

pada peningkatan harkat, martabat

dan kemampuan manusiawi serta

kepercayaan diri sendiri dalam

rangka mewujudkan masyarakat

sejahtera, adil, dan makmur baik

material maupun spiritual. Peran

serta tenaga kerja dalam

pembangunan nasional semakin

meningkat.

Salah satu upaya yang dapat

dilakukan untuk melakukan

perlindungan tenaga kerja adalah

meminimalkan resiko-resiko buruk

yang bisa saja terjadi. Dalam hal ini

perlu adanya pengetahuan mengenai

resiko-resiko yang ada. Resiko-

resiko yang menimpa tenaga kerja

tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu

baik pada waktu kerja maupun di

luar kerja demi tuntutan perusahaan.

Resiko yang menimpa tenaga kerja

dapat menimbulkan cacat

sebahagian, cacat seumur hidup,

bahkan dapat menimbulkan

kematian.

Salah satu hal yang dapat

ditempuh perusahaan agar mampu

bertahan dalam persaingan adalah

meningkatkan semangat kerja

karyawan. Menurut Nitisemito

(2006: 60), “semangat kerja adalah

melakukan pekerjaan secara lebih

giat sehingga dengan demikian

pekerjaannnya akan dapat

diharapkan lebih cepat dan lebih

baik”.

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3) merupakan faktor penting

dalam rangka perlindungan dunia

kerja, dan juga sangat penting untuk

produktivitas dan kelangsungan

dunia usaha. Keselamatan Kesehatan

Kerja dan Lingkungan (K3L) adalah

salah satu hak dasar bagi pekerja

yang merupakan komponen dari hak

azasi manusia (HAM). Sistem

Manajemen K3L bertujuan

melindungi pekerja atas

keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan demi kesejahteraan hidup

dan meningkatkan produksi serta

produktivitas nasional, menjamin

keselamatan setiap orang lain yang

berada di tempat kerja, dan

memelihara serta menggunakan

sumber-sumber produksi secara

aman dan efisien.

Dengan implementasi K3

yang selalu didasarkan pada potential

hazards dan potential risks yang ada

serta data K3 yang lalu, maka

program K3 dengan target yang jelas

dalam periode waktu tertentu disertai

Cost-benefit analysis, program K3

tersebut tidak akan merupakan ekstra

biaya tetapi akan terbukti

meningkatkan produktivitas dari

aspek K3 serta meningkatkan citra

perusahaan. Indonesia diharapkan

akan melaksanakan program

perbaikan K3 menuju Budaya K3

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

tahun 2020 (Boediono, 2015:215-

144).

Menurut Badan Pusat

Jaminan Sosial (BPJS) (2016)

kecelakaan yang setiap harinya

dialami para buruh dari setiap 100

ribu tenaga kerja. Dari sekian banyak

jumlah tersebut, penyumbang

terbanyak berasal dari kecelakaan

kerja konstruksi yang mencapai 30%

dari total keseluruhan jumlah

kecelakaan kerja.

Menurut Undang-Undang No.

1 Tahun 1970 bahwa kecelakaan

kerja merupakan suatu masalah yang

harus segera ditangani bersama,

pemerintah telah menjelaskan bahwa

kecelakaan kerja wajib dicegah dan

ditangani oleh pekerja, pengusaha

dan pemerintah. Kasus kecelakaan

dapat ditangani melalui

pembangunan suatu sistem yang

jelas, terukur dan terarah untuk

mengatur setiap kegiatan menjadi

aman, maka perlu adanya Sistem

Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3).

Penerapan SMK3

memberikan banyak hal positif pada

perusahaan. SMK3 dapat

mengurangi risiko bahaya di tempat

kerja dan dapat menciptakan kondisi

kerja yang produktif (Silaban dkk.,

2009). Berdasarkan UU Nomor 13

tahun 2003 menjelaskan tentang

pelaksanaan SMK3 yang berupa

kewajiban diatur dalam pasal 87 ayat

(1) yang berbunyi “Setiap

Perusahaan wajib menerapkan sistem

manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja yang terintegrasi

dengan sistem manajemen

perusahaan”.

Kepala Kantor Wilayah I PT

Jamsostek Sumatera Utara,

mengatakan, kebanyakan perusahaan

yang belum melindungi tenaga

kerjanya adalah perusahaan kecil

dengan jumlah tenaga kerja 10 orang

ke bawah. Masih banyak anggapan

bahwa Jamsostek seperti asuransi

yang pengurusannya berbelit-belit.

Banyak pula yang masih

beranggapan Jamsostek hanya

potongan gaji tanpa diketahui

manfaatnya. April 2016 terdapat

2.291 perusahaan yang tercatat di

Jamsostek Sumut dari 5.428

perusahaan hingga yang terdaftar

menunggak pembayaran jamsostek

dengan nilai tunggakan Rp 91,6

miliar. Dari jumlah itu, sebanyak 645

perusahaan menunggak satu hingga

tiga bulan dengan nilai tunggakan Rp

7,9 miliar dan 219 perusahaan

menunggak empat hingga enam

bulan senilai Rp 1,6 miliar

Salah satu perusahaan di

Sumut yang bekerja sama dengan

PT. Jamsostek adalah PT. Mitra

Pratama Mandiri Jaya Perkasa

Medan, merupakan salah satu

perusahaan yang bergerak dibidang

konstruksi sipil dan baja, dibuka

pada September 2005. Dengan

memiliki 57 karyawan, dengan staf

administrasi berjumlah 6 orang,

maintence dan teknisi berjumlah 47

orang, security 2 orang dan cleaning

service 2 orang.

Dari prasurvei yang

dilakukan sebelumnya, diketahui 57

karyawan diatas terdata sebagai

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

peserta jamsostek namun khusus

untuk maintenance dan teknisi

diberikan asuransi K3 akan tetapi

tidak keseluruhan dari karyawan atau

peserta tersebut menggunakan

fasilitas dari jamsostek. Dari 57

orang peserta jamsostek yang diteliti,

ternyata 8 peserta diantaranya tidak

menggunakan fasilitas tersebut

dengan alasan terlalu rumitnya

pengurusan untuk menggunakan

fasilitas itu. Hal itu dikarenakan

adanya perbedaan tingkat

pemahaman masing-masing

karyawan mengenai sistem

administratif yang berlaku di PT.

Jamsostek.

Berangkat dari kondisi yang

telah diuraikan, Peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian

berkenaan dengan pelaksanaan K.3

dan jaminan sosial tenaga kerja serta

melihat sejauh mana keberhasilan

pelaksanaan program tersebut dalam

bentuk dengan judul: “Analisis

Pengaruh Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Terhadap Semangat Kerja Karyawan

Pada PT. Mitra Pratama Mandiri

Jaya Perkasa Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang

muncul, dapat diidentifikasi oleh

penulis sebagai berikut:

a) Masih kurangnya pemahaman

peserta jamsostek dalam

menerima fasilitas kesehatan.

b) Masih banyak anggapan bahwa

Jamsostek seperti asuransi yang

pengurusannya berbelit-belit.

c) Perusahaan belum memfasilitasi

karyawan dalam pengurusan

kepesertaan sehingga karyawan

masih kurang semangat dalam

bekerja.

d) Masih tingginya tingkat

kecelakaan kerja dikarenakan

terbatasnya alat pelindung diri

(APD)

e) Masih kurangnya disiplin

karyawan terhadap pemakaian

APD yang disediakan oleh

perusahaan

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di

atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah keselamatan dan

kesehatan kerja (K.3) dan jaminan

sosial tenaga kerja (jamsostek)

secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

semangat kerja karyawan pada

PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya

Perkasa Medan.

2. Apakah keselamatan dan

kesehatan kerja (K.3) dan jaminan

sosial tenaga kerja (jamsostek)

secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap semangat

kerja karyawan pada PT. Mitra

Pratama Mandiri Jaya Perkasa

Medan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan

masalah yang ada, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini

adalah :

a) Untuk menguji keselamatan dan

kesehatan kerja (K.3) dan jaminan

sosial tenaga kerja (jamsostek)

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

semangat kerja karyawan pada

PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya

Perkasa Medan.

b) Untuk menguji keselamatan dan

kesehatan kerja (K.3) dan jaminan

sosial tenaga kerja (jamsostek)

secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap semangat

kerja karyawan pada PT. Mitra

Pratama Mandiri Jaya Perkasa

Medan.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3)

a. Pengertian Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K.3)

Menurut Suma’mur,

(2009:12), keselamatan kerja

merupakan spesialisasi ilmu

kesehatan beserta prakteknya yang

bertujuan agar para pekerja atau

masyarakat pekerja memperoleh

derajat kesehatan setinggi-tingginya

baik fisik, mental maupun sosial

dengan usaha preventif dan kuratif

terhadap penyakit/gangguan

kesehatan yang diakibatkan oleh

faktor pekerjaan dan lingkungan

serta terhadap penyakit umum.

Pada hakekatnya

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) merupakan suatu keilmuwan

multidisiplin yang menerapkan

upaya pemeliharaan dan

peningkatan kondisi lingkungan

kerja, keamanan kerja, keselamatan

dan kesehatan tenaga kerja, serta

melindungi tenaga kerja terhadap

resiko bahaya dalam melakukan

pekerjaan serta mencegah

terjadinya kerugian akibat

kecelakaan kerja, penyakit akibat

kerja, kebakaran, peledakan atau

pencemaran lingkungan kerja.

Menurut Mangkunegara

(2012:43) bahwa tujuan dari

keselamatan dan kesehatan kerja

adalah sebagai berikut:

1) Agar setiap pegawai/tenaga

kerja mendapat jaminan

keselamatan dan kesehatan

kerja baik secara fisik, sosial,

dan psikologis.

2) Agar setiap perlengkapan dan

peralatan kerja digunakan

sebaik-baiknya, selektif

mungkin.

3) Agar semua hasil produksi

dipelihara keamanannya.

4) Agar adanya jaminan atas

pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan gizi pegawai/tenaga

kerja.

5) Agar meningkatkan kegairahan,

keserasian kerja, dan partisipasi

kerja.

6) Agar tehindar dari gangguan

kesehatan yang disebabkan

oleh lingkungan atau kondisi

kerja.

7) Agar setiap pegawai/tenaga

kerja merasa aman dan

terlindungi dalam bekerja.

b. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah

kondisi keselamatan yang bebas dari

resiko kecelakaan dan kerusakan

dimana kita bekerja yang mencakup

tentang kondisi bangunan, kondisi

mesin, peralatan keselamatan, dan

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

kondisi pekerja (Simajuntak,

2014:47).

Kondisi pekerja sangat

menentukan terjadinya kecelakaan

kerja. Faktor-faktor yang

menentukan kondisi pekerja yaitu

(Simajuntak, 2014:82):

1) Kondisi mental dan

fisik

2) Kebiasaan kerja yang

baik dan aman

3) Pemakaian alat-alat

pelindung diri

c. Kesehatan Kerja

Pengertian sehat senantiasa

digambarkan sebagai suatu kondisi

fisik, mental dan sosial seseorang

yang tidak saja bebas dari

penyakit atau gangguan kesehatan

melainkan juga menunjukkan

kemampuan untuk berinteraksi

dengan lingkungan dan

pekerjaannya (Budiono, 2013:101).

Paradigma baru dalam

aspek kesehatan mengupayakan

agar yang sehat tetap sehat dan

bukan sekedar mengobati, merawat

atau menyembuhkan gangguan

kesehatan atau penyakit. Oleh

karenanya, perhatian utama

dibidang kesehatan lebih ditujukan

ke arah pencegahan terhadap

kemungkinan timbulnya penyakit

serta pemeliharaan kesehatan

seoptimal mungkin.

Status kesehatan seseorang,

menurut Blum (2011:31)

ditentukan oleh empat faktor

yakni:

1. Lingkungan,

2. Perilaku yang meliputi sikap,

3. Pelayanan kesehatan: promotif,

4. Genetik,

Kesehatan kerja adalah

kondisi yang dapat mempengaruhi

kesehatan para pekerja seperti

(Simajuntak, 2014:39):

1. Kurangnya pencahayaan yang

mengakibatkan sakit mata.

2. Tidak adanya sistem sirkulasi

udara sehingga debu-debu atau

partikel-partikel kecil akan

mengganggu sistem pernapasan

pekerja.

3. Pekerja yang bekerja dengan

menggunakan bahan-bahan

kimia berbahaya.

4. Tingkat kebisingan yang melebihi

batas ambang pendengar

yang dapat mengakibatkan

ketulian pada pekerja.

d. Indikator-indikator dalam

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja

Budiono (2013:51)

mengemukakan indikator

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3), meliputi:

a) Faktor manusia/pribadi (personal

factor)

b) Faktor kerja/lingkungan

Dari beberapa uraian di

atas dapat ditarik kesimpulan

mengenai indikator tentang

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) meliputi: faktor lingkungan

dan faktor manusia.

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

e. Aspek-aspek dan Faktor-

faktor yang Mempengaruhi

Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3)

Menurut Anoraga (2015:72)

mengemukakan aspek-aspek

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) meliputi:

1) Lingkungan kerja

2) Alat kerja dan bahan

3) Cara melakukan

pekerjaan

Menurut Budiono (2013:65),

faktor-faktor yang mempengaruhi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) antara lain:

1) Beban kerja

2) Kapasitas kerja

3) Lingkungan kerja

Dari beberapa uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa Aspek

dan Faktor yang mempengaruhi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) antara lain lingkungan kerja,

alat kerja dan bahan, cara

melakukan pekerjaan, beban kerja,

kapasitas kerja, dan lingkungan

kerja.

2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek)

a. Pengertian Jaminan Sosial

Tenaga Kerja (Jamsostek)

Manusia dalam hidupnya

menghadapi ketidakpastian, baik

itu ketidakpastian spekulatif maupun

ketidakpastian murni yang selalu

menimbulkan kerugian.

Ketidakpastian ini disebut dengan

resiko (Asikin, 2013: 77). Kebutuhan

rasa aman merupakan motif yang

kuat dimana manusia menghadapi

sejumlah ketidakpastian yang cukup

besar dalam kehidupan, misalnya

untuk memperoleh pekerjaan, dan

untuk memperoleh jaminan

kehidupan apabila karyawan tertimpa

musibah.

Salah satu upaya pemberian

perlindungan tenaga kerja adalah

jaminan sosial tenaga kerja seperti

yang terdapat dalam Garis-garis

Besar Haluan Negara yang berbunyi

sebagai berikut: Perlindungan tenaga

kerja yang meliputi hak berserikat

dan berunding bersama, keselamatan

dan kesehatan kerja, jaminan sosial

tenaga kerja yang mencakup jaminan

hari tua, jaminan pemeliharaan

kesehatan, jaminan terhadap

kecelakaan, dan jaminan kematian

serta syarat-syarat kerja lainnya perlu

dikembangkan secara terpadu dan

bertahap dengan mempertimbangkan

dampak ekonomi dan moneternya,

kesiapan sektor terkait, kondisi

pemberian kerja, lapangan kerja dan

kemampuan tenaga kerja ( Kansil,

2007: 127).

Bertitik tolak dari hal

tersebutlah mendorong lahirnya

program yang memberikan jaminan

perlindungan bagi tenaga kerja. Di

berbagai negara di atur pada

umumnya melalui berbagai bentuk.

Di Indonesia hal ini dapat dilihat

pada Undang-Undang No.13 tahun

2003 tentang ketenagakerjaan serta

diperkuat dengan Undang-Undang

No.3 tahun 1992 tentang Jaminan

Sosial Tenaga Kerja yang merupakan

langkah awal dalam memberikan

landasan hukum penyelenggaraan

jaminan sosial.

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

Undang-undang No. 3 tahun

1992 pasal 1 ayat 1 lebih

menegaskan lagi yang dimaksud

dengan Jamsostek adalah sebagai

berikut :“ Suatu perlindungan bagi

tenaga kerja dalam bentuk santunan

berupa uang sebagai pengganti

penghasilan yang hilang atau

berkurang dalam pelayanan

sebagaimana akibat peristiwa atau

keadaan yang dialami oleh tenaga

kerja berupa kecelakaan kerja, sakit

hamil, bersalin, hari tua dan

meninggal dunia” (Manulang, 2011:

131).

Dari pengertian diatas, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa

jaminan sosial mempunyai beberapa

aspek yaitu:

1) Memberikan perlindungan dasar

untuk memenuhi kebutuhan

hidup minimal bagi tenaga kerja

serta keluarganya.

2) Dengan adanya upaya

perlindungan dasar akan

memberikan kepastian

berlangsungnya arus

penerimaan penghasilan,

sebagai pengganti atau

seluruh penghasilan yang hilang.

3) Menciptakan ketenangan kerja

karena adanya upaya

perlindungan terhadap resiko

ekonomi maupun sosial.

4) Karena adanya upaya

perlindungan dan terciptanya

ketenangan kerja akan

berdampak meningkatkan

produktifitas kerja.

5) Dengan terciptanya ketenangan

kerja pada akhirnya mendukung

kemandirian dan harga manusia

dalam menerima dan

menghadapi resiko sosial

ekonomi.

b. Ruang Lingkup Jaminan Sosial

Tenaga Kerja

Menurut Undang-undang

Nomor 3 tahun 1992 pasal 6 ayat 1

bahwa ruang lingkup jaminan sosial

meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKK), Jaminan Kematian (JK),

Jaminan Hari Tua (JHT), dan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

(JPK).

1) Jaminan Kecelakaan

Kerja

2) Jaminan Kematian (JK)

3) Jaminan Hari Tua

4) Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan

c. Indikator-Indikator Jaminan

Sosial Tenaga Kerja

Menurut Husni, (2013: 53),

Indikator-Indikator Jaminan Sosial

Tenaga Kerja adalah sebagai berikut

:

1) Tingkat keakuratan pemberian

layanan jasa yang dijanjikan

2) Tingkat ketepatan waktu dalam

pemberian layanan jasa yang

dijanjikan

3) Tingkat kecepatan pelayanan

jasa yang diberikan

4) Tingkat keinginan perusahaan

untuk membantu dalam hal

memberikan pelayanan jasa

5) Tingkat kesediaan perusahaan

dalam memberikan jaminan

kualitas terhadap jasa yang

diberikan

6) Tingkat ketentuan fasilitas fisik

berupa kartu Jamsostek.

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

3. Semangat Kerja

a. Pengertian Semangat Kerja

Semangat kerja adalah sikap

mental dari individu atau kelompok

yang menunjukkan kegairahan untuk

melaksanakan pekerjaannya

sehingga mendorong untuk mampu

bekerja sama dan dapat

menyelesaikan tugas tepat pada

waktunya dengan rasa tanggung

jawab terhadap pekerjaan yang

dibebankan kepadanya.

Semangat kerja adalah

keinginan dan kesungguhan

seseorang mengerjakan dengan baik

serta berdisiplin untuk mencapai

prestasi kerja yang maksimal

(Hasibuan, 2008:152) Semangat

kerja adalah kemampuan

sekelompok orang-orang untuk

bekerja sama dengan giat dan

konsekuen dalam mengerjar tujuan

bersama. (Tohardi, 2012:427)

Dari beberapa pendapat

tersebut diatas, dapat dikatakan

bahwa pada dasarnya semangat kerja

merupakan suatu keadaan yang

timbul dari dalam diri individu yang

menyebabkan individu atau manusia

tersebut dapat melakukan pekerjaan

dalam suasana senang sehingga

bekerja dengan giat, cepat, dan lebih

baik.

b. Indikasi Menurunnya

Semangat Kerja

Indikasi menurunya

semangat kerja penting diketahui

oleh organisasi atau perusahaan

karena pengetahuan.

Adapun turunnya semangat

kerja karyawan dapat dilihat dari:

1) Rendanya produktivitas kerja.

2) Tingkat absensi yang naik atau

turun.

3) Labour tour over atau tingkat

perpindahan karyawan yang

tinggi.

4) Kegelisahan dimana-mana.

5) Tuntutan yang sering terjadi.

c. Cara Meningkatkan

Semangat Kerja

Ada beberapa cara untuk

meningkatkankan semangat kerja

karyawan yang bersifat material dan

non material yaitu:

1) Gaji atau upah yang cukup

2) Memenuhi kebutuhan rohani

3) Sesekali perlu menciptakan

suasana yang santai

4) Tempatkan karyawan pada

posisi yang tepat

5) Berikan kesempatan kepada

mereka untuk maju

6) Pemberian insentif yang terarah

d. Indikator Semangat Kerja

Berdasarkan dari teori-teori

yang telah ada maka diketahui

indikator semangat kerja adalah :

1) Tinggi rendahnya produktivitas

kerja.

2) Tingkat absensi yang rendah

atau tinggi.

3) LTO atau

tingkat

perputaran

karyawan yang

tinggi.

4) Kegelisahan dimana-mana.

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

B. Kerangka Konseptual

Kerangka Konsep merupakan

model konseptual yang berkaitan

dengan bagaimana seorang peneliti

menyusun teori atau menghubungkan

secara logis beberapa faktor yang

dianggap penting untuk masalah.

Untuk mendapatkan pengertian dan

gambaran yang lebih jelas tentang

pengaruh Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K.3) Dan Jaminan

Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Terhadap Semangat Kerja Karyawan

Pada PT. Mitra Pratama Mandiri

Jaya Perkasa Medan maka dibawah

ini akan dijelaskan tentang variabel

tersebut maka dibuat kerangka

penelitian berikut ini :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Hipotesis atau hipotesa adalah

jawaban sementara terhadap masalah

yang masih bersifat praduga karena

masih harus dibuktikan

kebenarannya (Rusiadi, 2013:79).

Dari pengertian hipotesis

tersebut, penulis membuat hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Keselamatan dan kesehatan kerja

(K.3) dan jaminan sosial tenaga

kerja (jamsostek) secara

bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

semangat kerja karyawan pada

PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya

Perkasa Medan.

2. Keselamatan dan kesehatan kerja

(K.3) dan jaminan sosial tenaga

kerja (jamsostek) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap semangat kerja karyawan

pada PT. Mitra Pratama Mandiri

Jaya Perkasa Medan.

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian

yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah metode

deskriptif dan asosiatif, karena

adanya variabel-variabel yang

akan ditelaah hubungannya serta

tujuannya untuk menyajikan

gambaran secara terstruktur, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta

serta hubungan antar variabel yang

diteliti. Sugiyono (2014:53).

Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3)

( X1 ) Semangat Kerja

Karyawan

(Y)

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek)

(X2)

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di PT.

Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa

Medan yang beralamat di Danau

singkarak No.7 Medan Sumatra

Utara

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2014:72)

Yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh

karyawan PT. Mitra Pratama Mandiri

Jaya Perkasa Medan yang berjumlah

57 orang

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau

wakil dari populasi yang diteliti.

Apabila subyeknya kurang dari 100

lebih baik diambil semuanya,

sehingga penelitinya merupakan

penelitian populasi. Jika jumlah

subyek lebih besar dari 100 dapat

diambil 0% s.d 15% atau 20% atau

lebih (Sugiyono, 2014:135).

Berdasarkan definisi diatas,

maka penulis mengambil sampel

populasi seluruh karyawan PT.

Mitra Pratama Mandiri Jaya Perkasa

Medan yang berjumlah 57 orang

D. Variabel Penelitian & Defenisi

Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian mencakup

variabel apa yang akan diteliti.

Penelitian ini menguunakan 2 (dua)

variabel bebas yaitu: Keselamatan

dan kesehatan kerja (K.3) (X1), dan

Jaminan sosial tenaga kerja

(jamsostek) (X2), dan 1 (satu)

variabel terikat yaitu Semangat Kerja

Karyawan (Y)

2. Defenisi Operasional

Definisi operasional

merupakan petunjuk bagaimana

suatu variabel diukur secara

operasional di lapangan. Definisi

operasional sebaiknya berasal dari

konsep teori dan definisi atau

gabungan keduanya yang ada

dilapangan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik

pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah:

1. Angket (questionnaire),

2. Observasi

3. Wawancara

E. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif

sumber data dipilih dan disesuaikan

dengan tujuan penelitian adalah :

1. Uji Validitas

Validitas adalah uji untuk

mengukur tingkat keandalah dan

kesahihan alat ukur yang

digunakan.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan

untuk mengukur apakah alat ukur

yang digunakan (kuisioner)

menunjukkan konsistensi dalam

mengukur gejala yang sama.

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

3. Uji Asumsi Klasik

Beberapa uji asumsi klasik

yang harus dipenuhi yaitu:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas

adalah untuk mengetahui

apakah distribusi sebuah data

mengikuti dan mendekati

distribusi normal.

b. Uji Multikolonearitas

Suatu keadaan dimana

variable independen yang satu

dengan yang lain dalam model

regresi berganda tidak saling

berhubungan secara sempurna.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguju

apakah dalam sebuah model

regresi terdapat ketidak samaan

variance dari residual suatu

pengamatan lainnya.

4. Model Analisis Regresi

Berganda

Model persamaanya adalah

sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 +∈

Dimana :

Y = Semangat Kerja Karyawan

α = Intercept

β1 = Koefisien Regresi

X1 = Keselamatan dan kesehatan

kerja (K.3)

X2 = Jaminan sosial tenaga kerja

(jamsostek)

∈ = Kesalahan Pengganggu/Error

Term

5. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F-Statistik ini

dilakukan untuk melihat seberapa

besar pengaruh variabel

independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk

mengetahui apakah pengaruh

setiap variabel nyata atau tidak.

c. Koefisien Determinasi

Identifikasi determinan

(R2) berfungsi untuk mengetahui

signifikansi variabel maka harus

dicari koefisien determinasi (R2).

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Mitra

Pratama Mandiri Jaya

Perkasa Medan

PT. Mitra Pratama Mandiri

Jaya Perkasa Medan merupakan

perusahaan kontraktor yang

bergerak di bidang konstruksi

sipil dan baja. Usaha kontraktor

ini didirikan oleh Bapak Alex

Suwandi sekaligus sebagai

pemilik usaha. Beliau dibantu

oleh teman dan saudaranya

untuk membangun usaha

kontraktor ini.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penyajian Data

Data yang diperoleh selama

penelitian akan disajikan sebagai

hasil penyebaran angket kepada

responden yaitu karyawan PT. Mitra

Pratama Mandiri Jaya Perkasa

Medan sebanyak 57 orang. Dengan

jumlah seluruh dari pertanyaan

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

sebanyak 30 item, terdiri dari item

pertanyaan Variabel X1

(Keselamatan Dan Kesehatan Kerja),

Variabel X2 (Jaminan Sosial Tenaga

Kerja) dan Variabel Y (Semangat

Kerja) dan disediakan 5 (lima)

alternatif jawaban, yaitu

a. Sangat setuju (SS) skor 5

b. Setuju (S) skor 4

c. Kurang setuju (KS) skor 3

d. Tidak setuju (TS) skor 2

e. Sangat tidak setuju (STS) skor 1

2. Uji Validitas dan Uji

Reliabilitas

a) Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk

mengetahui kelayakan dari butir-

butir daftar pertanyaan (angket) yang

telah diberikan kepada responden

maka diperlukan uji validitas untuk

mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuisioner.

Apabila setiap pertanyaan

bernilai > 0,30 maka pertanyaan

tersebut dinyatakan valid (sah).

Tabel Hasil Uji Validitas

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X1.1 73.88 670.324 .644 . .971 X1.2 74.00 669.750 .746 . .970 X1.3 74.19 663.159 .865 . .969 X1.4 74.53 666.075 .875 . .969 X1.5 73.47 682.039 .593 . .971 X1.6 74.60 681.424 .604 . .971 X1.7 74.00 669.750 .746 . .970 X1.8 74.19 663.159 .865 . .969 X1.9 74.53 666.075 .875 . .969 X1.10 73.47 682.039 .593 . .971 X2.1 73.95 667.622 .707 . .970 X2.2 73.49 680.147 .544 . .971 X2.3 74.18 667.076 .670 . .971 X2.4 74.09 674.046 .627 . .971 X2.5 73.32 693.506 .386 . .972 X2.6 74.00 669.750 .746 . .970 X2.7 74.19 663.159 .865 . .969 X2.8 74.53 666.075 .875 . .969 X2.9 73.47 682.039 .593 . .971 X2.10 74.60 681.424 .604 . .971 Y1 74.37 674.308 .815 . .970 Y2 74.42 659.212 .917 . .969 Y3 73.40 682.709 .561 . .971 Y4 74.04 667.749 .732 . .970 Y5 73.63 676.201 .602 . .971 Y6 74.58 660.998 .872 . .969 Y7 74.00 669.750 .746 . .970 Y8 74.19 663.159 .865 . .969 Y9 74.53 666.075 .875 . .969 Y10 73.47 682.039 .593 . .971

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

Pada Tabel diatas, nilai

koefisien korelasi produk moment

produk skor masing-masing butir

pertanyaan dengan total kesemua

butir pertanyaan terlihat pada kolom

corrected item total correlation.

Dari data didapat semua nilai

koefisien melebihi angka 0,30 hal ini

dapat dinyatakan bahwa semua butir

pertanyaan dan skor yang didapat

adalah valid (sah).

b) Uji Reliabilitas

Tabel Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items N of Items

.971 .972 30

Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018

Pada Tabel diatas, terdapat

cronbach’s alpha sebesar 0,971 yang

mana nilai lebih besar > 0,60

sehingga dapat disimpulkan bahwa

konstruk pertanyaan yang telah

disajikan pada responden yang terdiri

dari 30 item, baik didalam variabel

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

(K.3) (X1), Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (Jamsostek) (X2) dan

Semangat Kerja (Y) adalah reliable

atau dikatakan handal

3. Teknik Analisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan

pengujian hipotesis dari penelitian

ini, terlebih dahulu dilakukan

pengujian asumsi klasik untuk

memastikan bahwa alat uji regresi

berganda dapat digunakan atau tidak.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertjuan

menguji apakah layak digunakan

regresi berganda, seperti diketahui

bahwa uji-t mengasumsikan bahwa

nila residural mengikuti distribusi

normal.

Gambar Hasil Uji Normalitas

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

Berdasarkan Gambar di atas

bahwa distribusi dari titik-titik

pada Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K.3) (X1),

Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(Jamsostek) (X2) dan Semangat

Kerja (Y) menyebar disekitar

garis diagonal yang dapat

disimpulkan bahwa data yang

disajikan dapat dikatakan normal

2) Uji Multikolinieritas

Tabel Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1)

.215 4.649

Jamsostek (X2) .215 4.649

a. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y)

Berdasarkan Tabel diatas

bahwa angka VIF adalah 4.649

lebih besar dari 1 (satu) dan nilai

tolerance lebih kecil dari 10,

maka 0,215 menunjukkan

semua variabel tidak saling

berkolerasi atau tidak saling

berhubungan sesama variabel

bebas dengan demikian dapat

disimpulkan model regresi bebas

gangguan multikolinieritas.

3) Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskesdisitas

menunjukan adanya nilai varian

(residu) tidak konstan. Apabila

thitung > ttabel, berarti terjadi

heteroskedasitas atau sebaliknya

homoskedasitas atau dapat

terlihat dari probabilitas

signifikan > 0,05.

Gambar Hasil Uji Heteroskedasitas

Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

Berdasarkan Gambar di

atas titik-titik secara acak atau

tidak membentuk suatu pola

tertentu yang jelas. Hal ini

berarti tidak terjadi

heteroskedasitas pada model

regresi, sehingga model regresi

ini layak dipakai untuk prediksi

prestasi kerja berdasarkan

simpulan variabel.

4. Analisis dan Evaluasi

Data yang dikumpul dan

disusun, diklasifikasikan,

dianalisis dan dievaluasi dan

yang terakhir mengambil

keputusan atas penelitian

tersebut. Hasil pengolahannya

adalah :

Tabel Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Semangat Kerja (Y) 25.33 9.408 57

Keselamatan Dan

Kesehatan Kerja (K.3) (X1)

25.11 9.290 57

Jamsostek (X2) 26.16 8.847 57

Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018

Berdasarkan Tabel di atas,

nilai rata-rata dari variabel Semangat

kerja adalah 25.33 dengan standar

deviasinya adalah 9.408. Untuk

variabel Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3) (X1) nilai rata-ratanya

adalah 25.11 dengan standar

deviasinya adalah 9.290. Sedangkan

untuk Penempatan Jamsostek (X2)

nilai rata-ratanya adalah 26.16

dengan standar deviasinya adalah

8.847, dan jumlah responden (N)

adalah 57.

5. Pengujian Hipotesis

a) Uji Pengaruh Serempak

(simultant)

Uji Fhitung pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel

bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh bersama-sama

(serempak) variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y).

Tabel Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 4636.057 2 2318.029 390.424 .000a

Residual 320.609 54 5.937

Total 4956.667 56

a. Predictors: (Constant), Jamsostek (X2), Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1) b. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y) Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

Berdasarkan Tabel diatas,

bahwa nilai Fhitung sebesar 390.424

dengan tingkat signifikan 0,00.

Karena Fhitung 390.424 > Ftabel 3,17

dan probabilitas signifikan jauh lebih

kecil dari 0,05 yaitu 0,00 < 0,05,

maka dapat dikatakan bahwa

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

(K.3) dan Jamsostek secara serempak

dan signifikan berpengaruh terhadap

Semangat Kerja.

Persamaan Regresi Linier

Berganda

Menurut (Kutner,

Nachtsheim dan Neter, 2009:85)

Analisis regresi merupakan salah

satu teknik analisis data dalam

statistika yang seringkali digunakan

untuk mengkaji hubungan antara

beberapa variabel dan meramal

suatu variabel

Tabel Persamaan Regresi Linier Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.727 1.017 Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1)

.660 .076 .652

Jamsostek (X2) .363 .079 .341

a. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y)

Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018

Berdasarkan Tabel diatas,

diperoleh persamaan regresinya

adalah Y = -0.727 + 0.660 X1 +

0.363 X2 . Konstanta sebesar -0.727

menyatakan jika tidak ada variabel

bebas (bernilai 0) maka variabel

terikat tetap diversifikasi

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

(K.3) (X1) sebesar 0.660, sedangkan

Jamsostek (X2) sebesar 0.363 dapat

disimpulkan hipotesis 2 diterima.

b) Uji Pengaruh Parsial

Hasil uji pengaruh parsial

variabel Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3) secara parsial terhadap

Semangat Kerja Terhadap Prestasi

Kerja Pada PT. Mitra Pratama

Mandiri Jaya Perkasa Medan pada

tabel berikut :

Tabel Hasil Uji-t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.727 1.017 -.715 .478

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1)

.660 .076 .652 8.738 .000

Jamsostek (X2) .363 .079 .341 4.568 .000

a. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y) Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

Uji-t menunjukkan seberapa

besar pengaruh variabel bebas secara

individual terhadap variabel terikat.

Adapun uji menggunakan langkah-

langkah sebagai berikut :

a) Uji pengaruh Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (K.3)

terhadap Semangat kerja

Berdasarkan Tabel diatas

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

(K.3) nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674

dengan signifikan 0,000 < 0,05,

artinya secara parsial terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan

dari Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3) terhadap Semangat kerja

artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di

terima.

b) Uji pengaruh Jamsostek

terhadap semangat kerja

Berdasarkan Tabel diatas,

Jamsostek nilai thitung 8.738 > ttabel

1.674 dengan signifikan 0,000 >

0,05, artinya secara parsial terdapat

pengaruh dan signifikan dari

Jamsostek terhadap semangat kerja,

artinya Hipotesis (H2) sebelumnya di

terima.

c) Koefisien Determinasi

Hasil uji determinasi (R2)

dapat dilihat dari nilai koefisien

determinasi pada tabel berikut :

Tabel Hasil Uji Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .967a .935 .933 2.437

a. Predictors: (Constant), Jamsostek (X2), Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K.3) (X1) b. Dependent Variable: Semangat Kerja (Y) Sumber pengolahan spss versi 19.00, Diolah tahun 2018

Berdasarkan Tabel di atas

bahwa besarnya adjusted R square

sebesar 0,933 ataui 93,3% dijelaskan

dengan variabel independen

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

(K.3), dan Jamsostek, sedangkan

sisanya (100% - 93,3% = 6,7%)

dapat dijelaskan dengan variabel

independen lainnya seperti

pemberian penghargaan, pemberian

insentif dan lain-lainnya

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari berbagai uraian dan

pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, mengenai

Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3), dan Jamsostek

terhadap semangat kerja pada

PT. Mitra Pratama Mandiri Jaya

Perkasa Medan, maka akhirnya

penulis mendapat suatu

kesimpulan, yang mana

kesimpulan tersebut akan

diuraikan dibawah ini :

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

1. Sesuai hasil uji Fhitung 390.424 >

Ftabel 3,17 dan probabilitas

signifikan jauh lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,00 < 0,05, maka

dapat dikatakan bahwa

Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3) dan Jamsostek secara

serempak dan signifikan

berpengaruh terhadap Semangat

Kerja.

2. Hasil uji parsial

a. Uji pengaruh Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (K.3)

terhadap Semangat kerja

Hasil uji parsial Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (K.3)

nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674

dengan signifikan 0,000 <

0,05, artinya secara parsial

terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari

Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3) terhadap

Semangat kerja artinya

Hipotesis (H2) sebelumnya di

terima.

a. Uji pengaruh Jamsostek

terhadap semangat kerja

Hasil uji parsial Jamsostek

nilai thitung 8.738 > ttabel 1.674

dengan signifikan 0,000 >

0,05, artinya secara parsial

terdapat pengaruh dan

signifikan dari Jamsostek

terhadap semangat kerja,

artinya Hipotesis (H2)

sebelumnya di terima.

3. Koefisien Determinasi

menunjukkan besarnya adjusted

R square sebesar 0,933 ataui

93,3% dijelaskan dengan

variabel independen

Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3), dan Jamsostek,

sedangkan sisanya (100% -

93,3% = 6,7%) dapat dijelaskan

dengan variabel independen

lainnya seperti pemberian

penghargaan, pemberian insentif

dan lain-lainnya

B. Saran

Dengan adanya hambatan-

hambatan yang dihadapi oleh

perusahaan seperti diuraikan pada

bab sebelumnya, paling tidak hal itu

akan berpengaruh terhadap kinerja,

maka penulis mencoba memberikan

saran yang diharapkan dapat berguna

bagi perusahaan pada Keselamatan

Dan Kesehatan Kerja (K.3) dan

Jamsostek, terhadap semangat kerja

pada PT. Mitra Pratama Mandiri

Jaya Perkasa Medan, adapun saran-

saran yang ingin penulis sampaikan

adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan harus memberikan

frekuensi dalam pelatihan dan

petunjuk menggunakan alat

keselamatan dan kesehatan

kerja secara berkala atau terus-

menerus tiap periodenya. Karena

jika karyawan melakukan

pelatihan program keselamatan

dan kesehatan kerja,

diharapkan dapat mengerti

bagaimana seharusnya

mengantisipasi kecelakaan

kerja pada diri sendiri maupun

rekan kerja agar dapat

mengurangi kecelakaan

maupun sakit akibat kerja. Dan

juga perusahaan harus

memberikan petunjuk

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

bagaimana menggunakan alat

keselamatan dan kesehatan

kerja kepada karyawannya

karena dengan didapatkannya

ilmu bagaimana menggunakan

alat K3 diharapkan karyawan

dapat melindungi dirinya apabila

suatu waktu terjadi hal yang

tidak diinginkan yaitu

kecelakaan kerja.

2. Saran yang didapat dari hasil

penelitian tentang analisa

pelaksanaan program jaminan

sosial tenaga kerja (Jamsostek),

yaitu sebaiknya PT. Mitra

Pratama Mandiri Jaya Perkasa

Medan memberikan perincian

iuran agar seluruh karyawan

dapat memahami manfaat dari

program jaminan sosial tenaga

kerja (Jamsostek) tersebut

sehingga karyawan tidak merasa

pendapatannya berkurang

dengan adanya iuran dari

program jaminan sosial tenaga

kerja (Jamsostek) tersebut.

3. Saran bagi peneliti selanjutnya

diharapkan dapat melakukan

penelitian terhadap variabel-

variabel lain yang menjadi

sumber pelaksanaan

Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja (K.3) dan Jamsostek

semangat kerja karena

terdapat beberapa aspek yang

belum tercakup dalam

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Panji.2015. Manajemen

Bisnis. Semarang: PT.

Rineka Cipta

Boediono, 2015, Seri Sinopsis

Pengantar Ekonomi

No.1 Ekonomi Mikro.

Edisi Kedua. Yogyakarta

: BPFE

Blum, Hendrik L (2011). Planning

for Health. Humansci.

Press New York

Harrington, Gill dan J.M. 2013.

Buku Saku Kesehatan

Kerja Edisi 3. Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Jakarta

Husni, Lalu. 2013. Pengantar

Hukum

Ketenagakerjaan

Indonesia Edisi

Revisi.Jakarta:Rajawali

Pers.

Hasibuan, Malayu S. P. 2008.

Manajemen Sumber

Daya Manusia, cetakan

keenam belas.Jakarta:PT.

Bumi Aksara

Kansil, CST,2007, Pengantar Ilmu

Hukum dan Tata

Hukum Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta

Kartasaputra, 2009,

Manajemen,Perilaku

Organisasi:

Pendayagunaan

Sumber Daya Manusia.

(Fourth ed.). Jakarta:

Erlangga.

Jurnal “JUMANSI STINDO” Vol. 1 No. 1 April 2019

Kuntodi, 2009, Manajemen dan

Sumber Daya Manusia,

, Jakarta, Agung Media

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu,

2012, Manajemen

Sumber Daya Manusia

Perusahaan, Bandung,

PT. Remaja Rosdakarya.

Mathis, Robert L. dan John H.

Jackson. 2011,

Manajemen Sumber

Daya Manusia, Edisi

Pertama Salemba Empat,

Jakarta

Manulang, 2011, Dasar-Dasar

Manajemen, edisi revisi,

cetakan ketujuh, Penerbit

: Ghalia Indonesia,

Jakarta

Malayu S.P. Hasibuan, 2012,

Manajemen Sumber

Daya Manusia, Edisi

Revisi, Jakarta, PT. Bumi

Aksara.

Nitisemito, 2013, Manajemen

personalia Manajemen

Sumber Daya Manusia.

Edisi Ketiga. Jakarta :

Ghalia Indonesi

Rusiadi, 2013, Subiantoro, Nur., dan

Hidayat, Rahmat.

Metode Penelitian:

Manajemen, Akuntansi

dan Ekonomi

Pembangunan. Medan:

USU Press.

Suma’mur, 2009, Bunga Rampai

Hiperkes dan

Keselamatan Kerja.

Semarang : Badan

Penerbit Universitas

Diponegoro.

Simajuntak, Payaman J., 2014,

Manajemen dan Evaluasi

Kinerja, Jakarta:

Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi UI.

Silalahi, Ulber. 2015. Metode

Penelitian Sosial.

Bandung: Unpar Press

Sentanoe, Kertonegoro, Sentanoe,

2013, Hubungan

Industrial, Hubungan

Antara Pengusaha dan

Pekerja (Bipartid) dgn

Pemerintah (Tripartid),

YTKI, Jakarta.

Sugiyono, 2014, Metode Penelitian

Administrasi, Bandung,

Alpha Beta.

Tohardi, Ahmad, 2012, Pemahaman

Praktis Manajemen

Sumber Daya Manusia,

Universitas Tanjung

Pura, Mandar Maju,

Bandung

Yamin dan Kurniawan, 2009,

Partial Least Square

Path Modeling. Salemba

Infotek

Ziglar, 2015, Research Method for

the Behavioral Science.

Wadsworth/Cengange

Learning