18
Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban LITERASI MEDIA INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR Irwan Dwi Arianto, S.Sos., M.I.Kom, Dr. Yudiana Indriastuti, S.Sos., M.Si. Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur [email protected] ABSTRAK Internet dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin lama semakin meningkat, mendekatkan dan semakin memanjakan usernya dengan berbagai informasi. Banyak ragamnya informasi di intenet bisa menjadi manfaat juga bisa menjadi masalah. Internet bisa dikatakan susah sekali untuk dihindari, terlebih-lebih saat ini blank spot area semakin menipis. Penelitian ini menggambarkan bagaimana penggunaan internet dikalangan mahasiswa sehubungan dengan literasi media internet hingga pada pemahaman apakah mahasiswa bersikap kritis dengan konten media yang digunakan atau dikonsumsi. Kampus UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai Kampus Bela Negara tentunya dalam implementasinya adalah dengan mengenali AGHT informasi yang tidak mungkin terhindari lagi. Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai warga Surabaya yang baru- baru ini dicanangkan sebagai Cyber City tentu harus berbenah dalam hal ini. Cyber City membawa konsekuensi semakin lengkapnya jaringan internet di kota ini. Pengambilan data melalui observasi partisipatori, indepth interview, focus group discussion dan studi pustaka untuk menggali lebih mendalam bagaimana literasi media Internet di kalangan mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur. Mahasiswa sebagai informan memberikan informasi bahwa mereka mengakses internet untuk bersosialita. Mereka membutuhkan internet untuk belajar hanya pada moment butuh saja. Sikap kritis tidak tampak pada mahasiswa, mereka seakan menerima informasi begitu saja. Budaya acuh tak acuh pada lingkungan juga berimbas pada lingkungan cyber yang mereka geluti tiap hari. Perlu pendekatan Sociotechnical dalam menghadapi hal demikian ini. Keyword : Internet, Literasi, Literasi Media Internet, Mahasiswa

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

LITERASI MEDIA INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

Irwan Dwi Arianto, S.Sos., M.I.Kom, Dr. Yudiana Indriastuti, S.Sos., M.Si.

Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

[email protected]

ABSTRAK

Internet dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin lama semakin meningkat, mendekatkan dan semakin memanjakan usernya dengan berbagai informasi. Banyak ragamnya informasi di intenet bisa menjadi manfaat juga bisa menjadi masalah. Internet bisa dikatakan susah sekali untuk dihindari, terlebih-lebih saat ini blank spot area semakin menipis. Penelitian ini menggambarkan bagaimana penggunaan internet dikalangan mahasiswa sehubungan dengan literasi media internet hingga pada pemahaman apakah mahasiswa bersikap kritis dengan konten media yang digunakan atau dikonsumsi. Kampus UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai Kampus Bela Negara tentunya dalam implementasinya adalah dengan mengenali AGHT informasi yang tidak mungkin terhindari lagi. Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai warga Surabaya yang baru-baru ini dicanangkan sebagai Cyber City tentu harus berbenah dalam hal ini. Cyber City membawa konsekuensi semakin lengkapnya jaringan internet di kota ini. Pengambilan data melalui observasi partisipatori, indepth interview, focus group discussion dan studi pustaka untuk menggali lebih mendalam bagaimana literasi media Internet di kalangan mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur. Mahasiswa sebagai informan memberikan informasi bahwa mereka mengakses internet untuk bersosialita. Mereka membutuhkan internet untuk belajar hanya pada moment butuh saja. Sikap kritis tidak tampak pada mahasiswa, mereka seakan menerima informasi begitu saja. Budaya acuh tak acuh pada lingkungan juga berimbas pada lingkungan cyber yang mereka geluti tiap hari. Perlu pendekatan Sociotechnical dalam menghadapi hal demikian ini. Keyword : Internet, Literasi, Literasi Media Internet, Mahasiswa

Page 2: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Pendahuluan

Informasi digenggaman, kemudahan dalam mengakses informasi melalui internet

memberikan banyak manfaat pada berbagai kalangan masyarakat. Pesatnya perkembangan

teknologi komunikasi memberikan konsekuensi kemudahan dalam mengakses informasi. Rubin

(1998) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi media adalah pemahaman sumber ,

teknologi komunikasi , kode yang digunakan , pesan yang dihasilkan , seleksi , interpretasi dan

dampak dari pesan tersebut. Hobbs (1996) menjelaskan sebagai suatu proses mengakses,

menganalisis secara kritis pesan media dan menciptakan pesan menggunakan alat media. Perubahan

pola komunikasi terjadi bahwa selain konsumen maka user juda dapat pula sebagai produsennya.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tanggal 7 November 2016 merilis

data survei pengguna internet di Indonesia. Tercatat bahwa pengguna internet di Indonesia

mencapai 132,7 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 256,2 juta jiwa. Porsi

pengguna internet terbesar di pegang wilayah Jawa dengan pengguna sebesar 86,3 juta jiwa dengan

pengguna dikalangan pelajar mahasiswa sebesar 18,6 juta jiwa.

(http://techno.okezone.com/read/2016/11/07/207/1535401/apjii-rilis-survei-pengguna-internet-

indonesia) Arus informasi global tentu menerpa mahasiswa dengan berbagai konsekuensinya. Tidak

dapat dipungkiri dapat mengarah ke hal positif maupun hal negatif.

Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur adalah bagian dari masyarakat Surabaya yang belum

lama ini dicanangkan sebagai Kota Cyber. Kemampuan literasi media seperti internet menjadi wajib

untuk dimiliki para mahasiswa khususnya UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi

Negeri Baru mengingat di era informasi global seperti saat ini literasi media menjadi suatu jawaban

agar mahasiswa tidak tertinggal dan asing dilingkungan digital.

Penelitian ini menggambarkan bagaimana penggunaan Internet di kalangan mahasiswa

sehubungan dengan literasi media Internet dan apakah mahasiswa bersikap kritis dengan konten

media yang digunakan atau dikonsumsi. Penelitian ini diharapkan menjadi masukan para pengelola

perguruan tinggi agar dapat merancang pendidikan melek media. Selain daripada hal tersebut,

penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi panduan bagi pengelola media massa berbasis online

untuk dapat merancang dan membuat pesan yang kreatif guna menarik minat mahasiswa

Page 3: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Literasi Media

Silverblatt (2007) bahwa pemahaman literasi media secara tradisional diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk mengakses, menganalisis, dan menciptakan. Ferrington (2006) menjelaskan

pemahaman literasi media pada tahun tujuh puluhan diperluas mencakup kemampuan untuk

membaca teks film, televisi, dan media visual karena studi tentang pendidikan media dimulai dengan

mengikuti pengembangan area media. Hobbs (1996) menjelaskan bahwa literasi media adalah

proses mengakses, menganalisis secara kritis pesan media dan menciptakan pesan dengan

menggunakan alat media. Brown (1998) literasi media adalah kemampuan untuk menganalisis dan

menghargai karya-karya sastra, dan untuk berkomunikasi efektif melalui tulisan yang baik. Rubin

(1998) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan literasi media adalah pemahaman sumber,

teknologi komunikasi, kode yang digunakan, pesan yang dihasilkan, seleksi, interpretasi dan dampak

dari pesan tersebut.

Dua komponen yang paling umum dari definisi literasi media yaitu adanya kesadaran dari

banyak pesan media dan kemampuan kritis dalam menganalisis dan mempertanyakan yang dilihat,

dibaca, dan ditonton (Hobbs, 2001; Silverblatt, 1995; Singer & Singer, 1998). Lima konsep tentang

literasi media menurut Center of Media Literacy (Kellner & Sahre, 2005) sebagai berikut: semua

pesan media "dikonstruksikan"; pesan media dikonstruksikan dengan bahasa yang kreatif sesuai

dengan aturan mereka; individu memaknai pesan tergantung dari pemahamannya atas pesan yang

ditangkapnya dari media; media mempunyai sudut pandang dan mengandung nilai tersendiri;

hampir semua pesan media memiliki kepentingan keuntungan ataupun kekuasaan.

Literasi media baru (Jenkins, 2009) Teori literasi media baru oleh Jenkins et al bersifat sangat

praktis berdasarkan karakter media baru. Karena media baru sangat kompleks, Jenkins et al

membagi membagi inti keterampilan literasi media menjadi 12: play, performance, simulation,

appropriation, multitasking, distributed cognition, collective intelligence, judgment, transmedia

navigation, networking, negotiation, visualization. Berikut penjelasan masing- masing 12 inti

kemampuan ini:

a. Play

Kemampuan play disini diartikan sebagai kemampuan menggunakan. Menggunakan

dalam artian tidak hanya sekedar mengakses, tetapi juga mengeksplor media baru yang

Page 4: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

digunakan. Menurut Jenkins, pengguna media baru wajib mengeksplorasi dan

mengetahui seluk-beluk aplikasi media baru yang digunakan. Hal ini akan membentuk

hubungan pengguna dengan pikiran, komunitas dan lingkungan di dalam gadget (interaksi

di dalamnya) serta menambah pengetahuan pengguna. Dengan begitu, semakin banyak

kita menggunakan media, semakin kita melek terhadapnya. Mengkonsumsi media akan

menjadi sebuah proses pembelajaran kehidupan yang membentuk struktur pengetahuan,

sebagai bentuk pemecahan masalah terhadap semua hal dalam kehidupan yang dapat

dipelajari dalam kegiatan mengkonsumsi media. Pengguna media baru akan mengetahui

fungsi, kelemahan, kelebihan, maupun cara penggunaan media baru tersebut, yang

akan menciptakan kesadaran terhadap pengguna.

b. Simulation

Kemampuan simulation diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan dan

menyelewengkan informasi pesan media. Kemampuan ini dicanangkan Jenkins agar

manusia dapat berdamai dengan lautan informasi. Kemampuan ini didapatkan melalui

bereksperimen, berhipotesis, menguji dengan variabel update. Percobaan langsung

seperti ini membuat manusia lebih paham, memperkaya pengalaman dan kemungkinan

penemuan-penemuan baru, menguji teori melalui trial and error yang dilakukan,

sebagaimana para pakar menemukan dan menyimpulkan sifat dunia virtual. Kesadaran

akan pengalaman bersimulasi ini merupakan kelanjutan dari kesadaran aktivitas bermedia

yang sudah dilewati pada kemampuan play atau menggunakan media. Semakin manusia

melakukan simulasi internet, semakin melek manusia terhadap lautan informasi di dalam

internet. Hal ini dikarenakan melalui trial and error yang dilakukan manusia mendapatkan

pengalaman langsung, sehingga dapat mengidentifikasi mana yang benar dan mana

yang salah seiring berjalannya waktu dan dapat mengenali mana informasi yang

sebenarnya dibutuhkan.

c. Performance

Performance merupakan kemampuan untuk bermain peran atau mengadopsi alternatif

identitas dalam tujuan improvisasi dan penjelajahan mempelajari sesuatu. Sesuatu

yang dimaksudkan di sini adalah pengetahuan dan pengalaman seputar

menggunakan media baru. Menurut Jenkins, dengan menjalani peran-peran ini dapat

menumbuhkan kekayaan pemahaman akan diri manusia itu sendiri dan peran sosialnya,

Page 5: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

termasuk cara mereka terkoneksi dengan orang-orang di lingkungan maya tersebut,

sehingga membantu dan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Kemampuan

mengadopsi beragam identitas membuat manusia dapat memahami perspektif orang lain,

peran lain, negara lain, saat lain (konteks), interaksi sosial, posisi sosial, baik di dunia

nyata ataupun virtual. Oleh karena itu, semakin manusia menguasai kemampuan

ini, semakin melek media manusia tersebut.

d. Appropriation

Kemampuan appropriation diartikan sebagai sebuah proses di mana manusia mengambil

sebagian budaya dan menyatukannya dengan berbagai konten media. Bentuknya

dapat berupa musik, subtitle, fashion, maupun picture. Semakin manusia menguasi

kemampuan ini akan semakin melek media karena dari proses ini manusia mempelajari

dan berpikir lebih dalam tentang budaya yang akan digunakan, etika dan implikasi legal

dari mengkreasikan konten media.

e. Multitasking

Multitasking adalah kemampuan memindai lingkungan dan mengalihkan fokus ke detail-

detail elemen pesan. Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam kemampuan ini.

Pertama, atensi atau perhatian, yaitu kemampuan mengkritisi, menyaring informasi asing

dan fokus ke rincian paling detail dari lingkungan informasi itu, sehingga mencegah

keberlimpahan informasi dengan mengontrol informasi yang masuk ke dalam memori

jangka pendek manusia. Kedua, memindai dan memetakan informasi ke dalam

kategorinya masing-masing, sehingga dapat mengurangi masuknya informasi ke memori

jangka pendek. Keduanya dipekerjakan oleh otak untuk memanajemen kendala memori

jangka pendek secara cerdas dengan menyaring dan memetakan pesan/informasi yang

masuk. Kemampuan multitasking meningkatkan metode memonitor dan merespon lautan

informasi yang beredar di sekitar kita. Konteks dunia yang beralih cepat oleh hadirnya

media baru melatarbelakangi kemampuan ini. Manusia harus dapat membedakan antara

mengerjakan tugas dengan mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus (multitasking).

f. Distributed cognition

Page 6: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Distributed cognition adalah kemampuan berinteraksi dengan penuh makna dengan

peralatan (media baru) yang memperluas kapasitas mental manusia. Yang dimaksud

dengan interaksi penuh makna disini adalah menyadari peran masing-masing elemen

dalam media baru atau dalam internet misalnya. Sedangkan yang dimaksud dengan

kapasitas mental adalah kapasitas menyelesaikan masalah yang terjadi dalam interaksi

dalam media baru dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Sehingga perspektif kemampuan ini adalah membawa kecerdasan terdistribusi antara

otak, badan dan dunia nyata.

g. Collective intelligence

Distributed cognition adalah kemampuan untuk menyatukan pengetahuan dan

membandingkan pendapat dengan orang lain menuju tujuan bersama. Dalam media

baru, seringkali terbentuk komunitas yang terjadi akibat ketertarikan akan suatu hal.

Di dalam komunitas ini terjadi saling berbagi pengetahuan mengenai seputar hal yang

digemari. Pengetahuan komunitas seperti ini merubah sifat konsumsi media, beralih dari

bentuk media pribadi yang berpusat pada revolusi digital, menuju media sosial/komunal

yang berpusat pada budaya konvergensi media.

h. Judgment

Judgment adalah kemampuan mengevaluasi keandalan dan kredibilitas sumber-

sumber informasi yang berbeda. Meskipun informasi dibagi dari orang-orang yang

mempunyai ketertarikan yang sama (dalam komunitas misalnya), belum tentu informasi

yang beredar didalamnya kredibel. Jenkins membandingkan Wikipedia dan Encyclopedia

Britannica untuk menjelaskan hal ini. Hasilnya menunjukkan tingkat kredibilitas yang

sama. Artinya, sumber terpercaya pun juga memiliki kemungkinan untuk cacat. Oleh

karena itu manusia harus berpikir untuk membaca semua sumber informasi dari

perspektif kritis. Manusia harus bisa membedakan yang fakta dari yang fiksi, argumen dari

dokumentasi, kebenaran dari pemalsuan dan marketing dari pencerahan.

i. Transmedia navigation

Page 7: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Transmedia navigation adalah kemampuan untuk mengikuti aliran cerita dan informasi

antara beberapa pengandaian. Dalam era konvergensi, konsumen menjadi pemburu dan

pengumpul informasi, untuk menarik informasi dari beberapa sumber dan membuat

sintesis baru. Oleh karena itu manusia harus mahir membaca dan menulis melalui

gambar, teks, sounds dan simulasi. Cerita transmedia yang paling dasar adalah yang

diceritakan di beberapa media. Kemampuan ini meningkatkan pembelajaran untuk

memahami relasi antar sistem media yang berbeda.

j. Networking

Networking adalah kemampuan untuk mencari, menyintesis dan menyebarkan informasi.

Dalam dunia di mana pengetahuan diproduksi secara kolektif dan komunikasi terjadi antar

media, kapasitas untuk berjejaring muncul sebagai sebuah kemampuan sosial dan budaya.

Kemampuan ini meningkatkan kemampuan untuk berselancar antar komunitas sosial

yang berbeda. Partisipasi dalam komunitas sosial yang berskala besar menjadi investasi

dalam mengumpulkan dan mencatat data untuk pengguna lainnya. Keaktifan

partisipasi dibutuhkan dan bergantung pada etos sosial untuk berbagi pengetahuan. Yang

lainnya bergantung pada analisis otomatis perilaku kolektif (dari faktor sosial dan

psikologis).

k. Negotiation

Negotiation adalah kemampuan untuk melayari beragam komunitas, memahami dan

menghargai beragam perspektif serta berpegang dan mengikut berbagai norma di setiap

komunitas. Arus komunikasi dalam media baru dapat membuat budaya berjalan dengan

mudahnya. Manusia dapat membentuk komunitas bahkan tanpa saling mengenal

sebelumnya, keberagaman budaya di dalamnya dapat menjadi permasalahan. Sehingga

manusia akan membagun pemahaman tentang konteks keberagaman budaya yang

terjadi dalam komunitas. Konteks ini dibaca melalui prasangka dan asumsi yang sudah

ada pada masing-masing anggota (tidak semua orang dapat menerima keberagaman). Hal

ini juga beresiko menimbulkan konflik nilai dan norma. Belum lagi permasalahan seperti

munculnya grup games yang pemainnya merupakan gay atau lesbi. Oleh karena itu

manusia harus dapat bernegosiasi untuk memahami berbagai perspektif, menghormati

dan merangkul perbedaan pandangan, memahami perbedaan norma sosial,

meredakan konflik dengan menyatukan pendapat. Dengan menguasai kemampuan ini

Page 8: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

juga manusia dapat mengenali konten media mana yang mengabadikan stereotype (ras,

kelas, etnis, agama dan sebagainya) dan berkontribusi terhadap kesalahpahaman

sehingga manusia tersebut tidak akan melakukannya (melek media). Negosiasi dalam hal

ini ada dalam dua jalan, yaitu terhadap perbedaan perspektif dan terhadap

keberagaman komunitas.

l. Visualization

Visualization adalah kemampuan untuk membuat dan memahami representasi visual

informasi dalam tujuan mengekspresikan ide, menemukan pola-pola dan

mengidentifikasikan trend.

Keduabelas kemampuan ini disaring kembali berdasarkan kebutuhan penelitian, yaitu berkaitan

dengan kemampuan literasi media yang dibutuhkan dalam berinformasi di internet. Oleh karena itu,

hanya tujuh kemampuan literasi media yang digunakan sebagai unit analisis dalam penelitian ini,

yaitu simulation, appropriation, multitasking, collective intelligence, judgment, negotiation dan

visualization

Internet sebagai Medium Media Massa

Internet sebagai media transisional merupakan jawaban dari kelemahan maupun kekurangan

media massa cetak dan elektronik. Delayed Feedback yang semula menjadi suatu kelemahan melalui

internet diubah menjadi Immediate Feedback. Berita kemarin adalah bacaaan sekarang berubah

menjadi berita sekarang bacaan sekarang, berita kemarin adalah arsip untuk bacaan kita kapanpun

kita butuhkan. Kehandalan internet dalam menyajikan informasi menjadi daya tarik bagi berbagai

media massa untuk bermigrasi untuk memanfaatkannya. Banyak media massa cetak yang membuat

alamat website di internet hingga menjadi media online, begitu pula dengan radio dan televisi yang

memanfaatkan jalur streamingnya. Tidak hanya itu, pengembangannya yang sedang trend saat ini

adalah pada online sosial media pun banyak yang dimanfaatkan sebagai media sharingnya.

Internet yang semula dikembangkan secara militer berkembang hingga dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat umum. Internet yang semula hanya sebagai alat, kini berkembang sebagai media

yang memiliki kemampuan interactivity.

Page 9: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Mahasiswa sebagai Audience Media

Mahasiswa merupakan bagian dari remaja yang seringkali digambarkan sebagai suatu tahapan

perkembangan masa anak menuju masa dewasa dengan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik

umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Diyakini bahwa perkembangan masa remaja

berbanding lurus dengan kehidupan dewasa. Melalui media, mahasiswa belajar mengenali

kehidupan luar sekaligus mendapatkan sosialisasi nilai-nilai yang berdaulat di tengah masyarakat

sesuai realitas yang dipotret oleh media.

Berhadapan dengan media, remaja menampakkan karakternya yang dinamis mengingat pada

dasarnya selalu ingin tahu, mudah terpengaruh dan cenderung menerima begitu saja isi media (The

Habibie Center, 2010:7) Disisi lain remaja akrab dengan teknologi, tidak takut dengan hal-hal baru

dan cenderung idealis (Zimic, 2009)

Perkembangan Media Baru

Everett M. Rogers dalam bukunya Communication Technology; The New Media in Society

(dalam Mulyana, 1999) mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal 4

(empat) era komunikasi yaitu era tulis, era media cetak, era media telekomunikasi dan era media

komunikasi interaktif. Dalam era terakhir media komunikasi interaktif dikenal media komputer,

videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel dan sebagainya. (Mulyana, 2004) Era komunikasi

interaktif disebut juga dengan era media baru. Kata media baru muncul untuk mengungkapkan

cepatnya perkembangan media dan komunikasi media dunia pada akhir 1980. Media yang dimaksud

selalu berada dalam tataran perubahan teknologi, institusi dan budaya tidak pernah berhenti.

Berikut adalah keadaan perubahan sosial, ekonomi dan budaya dimana media baru diasosiasikan

(Lister, 2009):

a. Perubahan dari modernitas ke postmodernitas. Berusaha untuk mengkarakterisasikan

kedalaman dan perubahan sosial di masyarakat dan perekonomian ke depan, dikorelasikan

dengan perubahan budaya. Dalam term estetis dan ekonomi, media baru biasanya dilihat

sebagai sebuah penanda terhadap perubahan jenis itu.

b. Mengintensifkan proses globalisasi. Menggabungkan Negara dan batas-batasnya dalam tataran

perdagangan, organisasi, kebiasaan dan budaya, identitas dan kepercayaan dimana media baru

dilihat sebagai elemen yang berkontribusi.

Page 10: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

c. Sebuah pengganti di dunia Barat, era industri dan post industri era informasi. Sebuah pergantian

pegawai, keahlian, investasi dan keuntungan dalam produksi material untuk pelayanan dan

informasi industri dimana penggunaan media baru dilihat menjanjikan

New media digunakan untuk mengarah ke hal-hal sebagai berikut :

a. Pengalaman tekstual yang baru: genre dan bentuk teks yang baru, hiburan dan pola konsumsi

media (computer games, simulasi, special effect cinema)

b. Cara baru untuk merepresentasikan dunia: media yang selalu tidak bisa di definisikan dengan

jelas, menawarkan kemungkinan representasi dan pengalaman yang baru (lingkungan virtual,

multimedia interactif)

c. Hubungan baru antara subyek (pengguna dan konsumen) dengan teknologi media: perubahan

dalam penggunaan dan penerimaan image dan media komunikasi didalam keseharian dan

dalam pemaknaan yang ditaruh dalam teknologi media.

d. Pengalaman yang baru dalam hubungannya dengan personifikasi, identitas dan komunitas:

perubahan dalam pengalaman sosial dan personal dalam waktu, ruang dan tempat (dalam skala

global dan lokal) yang memiliki implikasi terhadap cara manusia mengalami diri sendiri dan

tempat manusia di dunia.

e. Konsepsi baru terhadap hubungan tubuh biologis dengan teknologi media: tantangan untuk

menerima pembedaan antara manusia dan bukan, alami dan teknologi, tubuh (dan media)

sebagai pengganti secara teknologi, asli dan virtual.

Segala bentuk media baru sudah terbukti dapat memudahkan banyak orang, terutama dalam

bidang komunikasi dan informasi. Tetapi tidak banyak yang mengetahui ciri-ciri media baru yang saat

ini hampir semua orang menggunakannya.

Berikut adalah ciri-ciri media baru menurut Dennis McQuail (2011):

1. Saling terhubung (interkonektivitasi)

2. Individu sekaligus sebagai penerima maupun pengirim pesan

3. Bersifat interaktif

4. Kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka

5. Sifatnya yang ada dimana-mana

Page 11: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Metodologi

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif

eksploratif. Metode ini digunakan untuk mendapatkan keluasan dan kedalaman data serta untuk

mendapatkan bagaimana penggunaan Internet di kalangan mahasiswa UPN “Veteran” Jawa TImur.

Eksplorasi akan dilakukan untuk menggali bagaimana mahasis bersikap kritis dengan konten media

yang digunakan atau dikonsumsi.

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan indepth

interview dan Focus Group Discussion terhadap beberapa Mahasiwa UPN “Veteran” Jawa

Timur.Teknik ini dipilih karena memungkinkan peneliti untuk mendapatkan persepsi responden

berdasarkan sudut pandang responden sendiri serta mampu untuk menangkap pengalaman

responden dengan berbagai macam latar belakang. Responden dipilih dengan menggunakan metode

nonprobability sampling/ purpossive sampling. Responden adalah mahasiswa UPN “Veteran” Jawa

Timur. Jumlah responden tidak ditentukan sebelumnya. Namun pengumpulan data akan dihentikan

apabila informasi yang didapatkan sudah dianggap cukup.

Data akan di analisis secara kualitatif, Taylor dalam Pujileksono (2014) menyatakan bahwa

teknik analisis data secara kualitatif merupakan sebuah proses dalam merinci, menemukan tema dan

merumuskan hipotesis (ide). Sementara Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2007) menyatakan

bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, memilah-

milah, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan dipelajari,

dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini, data

yang terkumpul kemudian akan di organisasikan dipilah, beri kode dan di kategorikan berdasarkan

jawaban yang muncul untuk kemudian di maknai dan disimpulkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Target Audiens

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Usia : 18 – 24 Tahun

Status : Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur

Pendidikan : Studi S1

Page 12: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Unit Analisis Indikator Pertanyaan

Simulation Bisa mengenali kredibilitas

informasi yang ditemui di

Internet

a. Apakah mahasiswa mempertanyakan

kebenaran informasi tersebut saat

membaca pesan?

b. Apakah mahasiswa memeriksa

kelengkapan informasi tersebut?

c. Apakah mahasiswa membandingkan

informasi tersebut dengan konteks dunia

nyata?

d. Apakah mahasiswa membandingkan

informasi dengan informasi dalam

tautan situs/sumber informasi yang

tertera?

e. Apakah mahasiswa membandingkan

pengetahuan yang didapat dari informasi

di internet dengan pengetahuan yang

sama di media lain

f. Apaah mahasiswa memberikan penilaian

pada akhirnya terhadap informasi

tersebut, terkait kebenaran informasi ?

Appropriation 1. Bisa menyadur

informasi di internet

secara lebal dan etis

2. Mampu memahami

konsekuensi

penyebaran tak

terbatas informasi di

internet

a. Apakah mahasiswa meminta izin pada

pengirim informasi saat akan mengedit

dan atau menyebarkan informasi?

b. Apakah mahasiswa mencantumkan

sumber saat menyebarkan informasi?

c. Apakah mahasiswa memahami

konsekuensi penyebaran sebuah

informasi yang tidak terbatas di

internet?

Multitasking 1. Mampu memindai

pesan saat membuka

Internet

a. Apakah mahasiswa melakukan

pemindaian pesan informasi saat

membuka internet?

Page 13: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

2. Mampu memetakan

manfaat informasi saat

memindai pesan

3. Mampu merespon

pesan internet dengan

tepat sambil

mengerjakan pekerjaan

lain

b. Apakah saat melakukan pemindaian

mahasiswa langsung memetakan

manfaat pesan tersebut?

c. Apakah mahasiswa dapat merespon

pesan internet dengan tepat sambil

mengobrol dengan orang lain?

Collective

intelligence

Mampu menyatukan

pengetahuan yang didapat dari

informasi di internet dan dari

informasi di sumber atau media

lain menuju tujuan bersama

dalam kelompok.

a. Apakah mahasiswa menyertakan

pengetahuan yang di dapat dari sumber

atau media lain dalam merespon

pesan/informasi di grup?

b. Apakah mahasiswa menyimpulkan

pengetahuan-pengetahuan yang

didapatkan dari interaksi dalam grup di

internet tersebut mengenai sebuah

informasi?

Judgment Mampu mengenali kredibilitas

sumber informasi

a. Apakah mahasiswa menganalisa

keterpercayaan sumber informasi?

b. Apakah mahasiswa mencari dan

membandingkan informasi yang sama

disumber-sumber informasi lainnya?

Negotiation 1. Mampu memahami

adanya perbedaan

etika, nilai dan norma

antar anggota grup

2. Mampu merespon

pesan dengan bijak

a. Apakah mahasiswa memahami adanya

perbedaan etika, nilai dan norma antar

anggota grup?

b. Bagaimana mahasiswa menyikapi

perbedaan pendapat mengenai sebuah

pesan informasi di grup ?

c. Apakah mahasiswa dapat menahan diri

dari mengeluarkan kata-kata yang dapat

menyinggung/menyulut konflik anggota

lain dalam merespon pesan ?

Page 14: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

d. Apakah mahasiswa memilih calon

penerima pesan saat akan menyebarkan

informasi ?

e. Apakah mahasiswa memberitahu ketika

menemukan informasi hoax ada di

dalam grup ?

f. Apakah mahasiswa mengkonfirmasi

setelah mengetahui bahwa informasi

yang disebarkannya adalah hoax?

Visualization Mampu

mengedit/mengkreasikan

/membuat konten

media/informasi dan

memahami representasi visual

informasi dalam tujuan

mengekspresikan ide,

menemukan polapola dan

mengidentifikasikan trend

a. Apakah mahasiswa mengedit/

mengkreasikan informasi yang diterima

atau membuat sendriri informasi

sebelum disebarkan di internet?

b. Apa latar belakang atau tujuan

dikreasikannya konten media/informasi

tersebut?

Pengetahuan

tentang

informasi

hoax

Mampu menyebutkan ciri-ciri

informasi hoax

Apakah mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri

informasi hoax?

Motivasi

menyebarkan

informasi

hoax

1. Kebutuhan sosial

2. Kebutuhan

penghargaan

3. Kebutuhan aktualisasi

diri

a. Kenapa mahasiswa menyebarkan

informasi hoax?

b. Apakah mahasiswa menyebarkan

informasi hoax agar mendapat tempat

atau diterima di grup?

c. Apakah mahasiswa menyebarkan

informasi hoax agar diakui dan dihargai

kompetensinya?

d. Apakah mahasiswa menyebarkan

informasi hoax untuk memenuhi rasa

Page 15: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

ingin tahu mengenai penyebaran

informasi hoax atau reaksi orang

terhadap informasi hoax?

Hasil penelitian menggambarkan bahwa mahasiswa lebih suka menggunakan smartphone

dalam mengakses internet. Mereka beranggapan bahwa smartphone memberikan banyak fasilitas

lebih berarti dalam mensupport mereka menjelajah internet. Aplikasi-aplikasi yang terdapat pada

smartphone sangat membantu aktivitas internet mereka. Sepanjang waktu mahasiswa

memanfaatkan internet untuk bersosial. Banyak teman mereka peroleh dari perkenalan di dunia

maya atau cyber.

Media sosial yang populer dan kekinian menurut mereka justru pada instagram, online sosial

media lainnya seperti facebook, twitter, path, tumbler lebih sebagai pelengkap dalam beronline

sosial media. Mahasiswa cenderung memperoleh berita atau informasi terkini justru melalui online

sosial media. Pada online sosial media dimana informasi menjadi viral baru kemudian mereka

mencari tahu pada situs-situs umumnya.

Dalam mengenali kredibilitas informasi mahasiswa banyak hal melewatkan tatanannya

seperti tautan sumber informasinya namun terkait penipuan mereka cenderung aktif dan mampu

membedakan. Mahasiswa dalam tugas khususnya kurang perhatian akan pentingnya sumber dan

pencantumannya. Kecepatan multitasking banyak dimiliki mahasiswa dan mereka terbiasa dalam

merespon pesan internet sembari berbincang dengan teman. Mahasiswa kurang dapat

menyimpulkan informasi dan cenderung tidak membandingkan. Persoalan etika menjadi hal yang

kurang mendapat perhatian dari mahasiswa sehingga seringkali terjadi persoalan dengan dosen.

Dalam banyak hal mahasiswa cenderung langsung share tanpa edit pesan. Maraknya penerapan

undang-undang ITE rupanya membawa dampak kehati-hatian mereka tentang Hoax.

Pada mahasiswa tertentu tertarik pada dunia politik namun tidak jauh dengan hobby apa

yang sedang mereka geluti. Mahasiswa merasa resah dengan informasi yang simpang siur di internet

terutama persoalan politik. Mahasiswa tidak mau secara langsung terjun pada percekcokan online

yang terjadi di online sosial media.

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur memiliki website dan kaitan-

kaitan page yang berhubungan dengan mahasiswa dan studinya. Mahasiswa lebih banyak masuk ke

siamik karena berkaitan langsung dengna kebutuhan mereka. Melalui siamik mereka dapat

Page 16: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

memperoleh daftar nama dan npm teman mereka yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk tugas

kelompok.

UPN “veteran” Jawa Timur juga memiliki e-learning, mahasiswa hanya menggunakannya

pada saat tugas saja. Mahasiswa dalam beberapa pendapat sebenarnya ingin menggantungkan diri

pada materi yang ada di E-learning namun tidak update dan tidak berfungsi.

PENUTUP

Mahasiswa sebagai informan memberikan informasi bahwa mereka mengakses internet

untuk bersosialita. Mereka membutuhkan internet untuk belajar hanya pada moment butuh saja.

Sikap kritis tidak tampak pada mahasiswa, mereka seakan menerima informasi begitu saja. Budaya

acuh tak acuh pada lingkungan juga berimbas pada lingkungan cyber yang mereka geluti tiap hari.

Perlu pendekatan Sociotechnical dalam menghadapi hal demikian ini.

Page 17: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

DAFTAR PUSTAKA

Brown, J. A. (1998). Media literacy perspectives. Journal of Communication

Fantin, M. (2010). Perspectives on Media Literacy, Digital Literacy and Information Literacy.

International Journal of Digital Literacy and Digital Competence, 1

Farrington, G. (2006). What is media literacy? http://interact.uoregon.edu/Media

Lit/mlr/readings/articles/medialit

Hobbs, R. (1996). Media Literacy, Media Activism. Telemedium, the Journal of Media Literacy,

Jenkins, Henry. (2009). Confronting The Challenges of Participatory Culture: Media Education for the

21 st Century. Illinois: MacArthur Foundation.

Kellner, D., & Share, J. (2005). Toward critical media literacy: Core concepts, debates, organizations,

and policy. Discourse: Studies in the Cultural Politics of Education, 26(3), 369–386. doi:

10.1080/01596300500200169

Rahmi, A. (2013). Pengenalan literasi media pada anak usia sekolah dasar. SAWWA

Rubin, A. (1998). Media Literacy: Editor’s note. Journal of Communication

Silverblatt, A. (2007). Media Literacy, Keys to Interpreting Media Messages. Westport: Praeger.

Singer, D. G., & Singer, J. L. (1998). Developing critical viewing skills and media literacy in children.

The Annals of the American Academy of Political and Social Science,

The Habibie Center, 2010, Cerdas Bermedia untuk Toleransi : Modul dan Laporan Kegiatan. Jakarta :

The Habibie Center.

Page 18: Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1

Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim No 1 Vol. 1 / 2018 Issue 1: Komunikasi dan Budaya Urban

Zimic, Sheila, 2009, Not so Techno Savvy : Challenging Teh Steretypical Image of Net Generations.

Jurnal Digital dan Edukasi, Volume 1 (2), 2009.

http://techno.okezone.com/read/2016/11/07/207/1535401/apjii-rilis-survei-pengguna-internet-

indonesia