8
Korelasi antara Kadar Gula Darah 2 jam Setelah Pembebanan 75 gram Sukrosa dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Stambuk 2010 Correlation of Blood Sugar Content 2 hours After Loading of 75 gram Sucrose and Blood Pressure to the College Student of Medicine Faculty of Methodist University of Indonesia Registration Year of 2010 Michael Sisko 1 , dr. Christina JRE. L. Tobing 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (FK UMI) Medan Jl. Setia Budi Pasar 2 Tanjung Sari Medan North Sumatera Indonesia, Phone (+6261) 8212160, Fax. (+6261) 8212161, *Email: [email protected] ABSTRAK Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang serius di belahan bumi. Toleransi glukosa terganggu (TGT) adalah salah satu manifestasi sindrom metabolik yang dapat menjadi awal suatu DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar gula darah (KGD) 2 jam setelah pembebanan 75 gr sukrosa dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia stambuk 2010. Desain penelitian ini adalah korelasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa FK UMI stambuk 2010 sebanyak 240 orang. Metode sampling adalah simple random sampling diperoleh 71 (27 laki- laki dan 44 perempuan), umur lebih dari 20 tahun. Data diambil melalui pemeriksaan kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa dan pemeriksaan tekanan darah. Hasil uji korelasi Spearman Rank menunjukkan korelasi yang signifikan (p < 0,001 pada sistolik dan p < 0,005 pada diastolik). Kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa berkorelasi kuat dan searah dengan tekanan darah sistolik namun berkorelasi lemah dan searah dengan tekanan darah diastolik. Kata kunci: kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is one of serious health issue in the world. Impaired glucose tolerance (IGT) is one of manifestation of metabolic syndrome as early DM. This research aims to study a correlation

Jurnal Michael Sisko

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ilmu

Citation preview

Page 1: Jurnal Michael Sisko

Korelasi antara Kadar Gula Darah 2 jam Setelah Pembebanan 75 gram Sukrosa dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Methodist Indonesia Stambuk 2010

Correlation of Blood Sugar Content 2 hours After Loading of 75 gram Sucrose and Blood Pressure to the College Student of Medicine Faculty of

Methodist University of Indonesia Registration Year of 2010

Michael Sisko1, dr. Christina JRE. L. Tobing1

1Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia (FK UMI) MedanJl. Setia Budi Pasar 2 Tanjung Sari Medan North Sumatera Indonesia,

Phone (+6261) 8212160, Fax. (+6261) 8212161, *Email: [email protected]

ABSTRAKDiabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang serius di belahan bumi. Toleransi glukosa terganggu (TGT) adalah salah satu manifestasi sindrom metabolik yang dapat menjadi awal suatu DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar gula darah (KGD) 2 jam setelah pembebanan 75 gr sukrosa dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia stambuk 2010. Desain penelitian ini adalah korelasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah mahasiswa FK UMI stambuk 2010 sebanyak 240 orang. Metode sampling adalah simple random sampling diperoleh 71 (27 laki-laki dan 44 perempuan), umur lebih dari 20 tahun. Data diambil melalui pemeriksaan kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa dan pemeriksaan tekanan darah. Hasil uji korelasi Spearman Rank menunjukkan korelasi yang signifikan (p < 0,001 pada sistolik dan p < 0,005 pada diastolik). Kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa berkorelasi kuat dan searah dengan tekanan darah sistolik namun berkorelasi lemah dan searah dengan tekanan darah diastolik.

Kata kunci: kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik

ABSTRACTDiabetes mellitus (DM) is one of serious health issue in the world. Impaired glucose tolerance (IGT) is one of manifestation of metabolic syndrome as early DM. This research aims to study a correlation between blood sugar content 2 hours after loading of 75 gram sucrose and the blood pressure of college student of Methodist University of Indonesia registration year of 2010. The research design is cross sectional analytic correlation. The subject of this research is 71 college student of Methodist University of Indonesia registration year of 2010 and using simple random sampling consisting of 27 men and 44 women aged over 20. The data has been taken by physical examination for the blood sugar content 2 hours after loading of 75 gram sucrose and the blood pressure. The Spearman Rank correlation show there is a significant correlation (p < 0,001 for systolic and p < 0,005 for diastolic). There is strong and positive correlation between blood sugar content 2 hours after loading of 75 gram sucrose and systolic blood pressure to the college student of Medicine Faculty of Methodist University of Indonesia registration year of 2010 and there is a weak and positive correlation between blood sugar content 2 hours after loading of 75 gram sucrose and diastolic blood pressure to the college student of Medicine Faculty of Methodist University of Indonesia registration year of 2010

Keywords: Blood sugar content 2 hours after loading of 75 gram sucrose, systolic blood pressure, diastolic blood pressure, college student.

PENDAHULUANDiabetes mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis

termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes menjadi masalah serius di seluruh belahan bumi (Price, 2006). Menurut penelitian Wild et al,

Page 2: Jurnal Michael Sisko

jumlah penyandang diabetes diproyeksikan akan meningkat dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta pada tahun 2030 (Wild et al, 2004).

Prediabetes adalah kondisi abnormalitas metabolisme glukosa yang ditandai dengan peningkatan gula darah puasa atau gula darah puasa terganggu (GDPT) dan/atau peningkatan gula darah postprandial atau toleransi glukosa terganggu (TGT) (Harbuwono, 2010). Menurut ADA, 35% (79 juta) dari dewasa usia 20 tahun atau lebih menderita prediabetes (American Diabetes Association, 2013). Resistensi insulin adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan sensitivitas jaringan terhadap kerja insulin sehingga terjadi peningkatan sekresi insulin sebagai bentuk kompensasi sel beta pankreas. Insulin merangsang sistem saraf simpatis meningkatkan reabsorpsi natrium ginjal, mempengaruhi transport kation dan mengakibatkan hipertrofi sel otot polos pembuluh darah (Soegondo, 2010).

TGT adalah salah satu manifestasi sindrom metabolik yang dapat menjadi awal suatu DM (Soegondo, 2010). Gula darah puasa disimpulkan terganggu jika hasil pemeriksaan menunjuk pada kisaran angka ≥110 hingga ≤126 mg/dL. Jika hasil uji gula darah mencapai angka ≥140 sampai <200 mg/dL pada 2 jam postprandial, dikatakan sebagai toleransi glukosa terganggu (Arisman, 2013).

Sukrosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa. Bila dicernakan atau dihidrolisis, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan satu unit fruktosa (Almatsier, 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa dengan tekanan darah dan riwayat merokok, riwayat alkohol, riwayat keluarga menderita DM pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia stambuk 2010. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkecil resiko terjadinya hipertensi akibat peningkatan kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa.

METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah penelitian korelasional analitik dengan rancangan cross

sectional. Populasi penelitian adalah 240 orang mahasiswa yang masih aktif stambuk 2010 di Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia dimana sampel diambil menggunakan rumus Slovin dan didapatkan sebanyak 71 orang. Sampel didapatkan dengan metode simple random sampling dan memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi serta bersedia menjadi sampel penelitian (27 laki-laki 44 perempuan).

Kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa diukur menggunakan glukometer digital merek Nesco MultiCheck setelah sampel diberikan 75 gr gula pasir yang dilarutkan dalam 250 ml air untuk diminum serta diistirahatkan selama 2 jam. Tekanan darah diukur menggunakan Sphygmomanometer air raksa merek Riester dan Stetoskop merek Premier. Riwayat merokok, riwayat alkohol dan riwayat keluarga menderita DM diketahui dengan kuesioner. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu 5 hari. Data diuji menggunakan uji normalitas Kolmogorof Smirnov dan didapati data tidak normal. Kemudian data dianalisa menggunakan korelasi Spearman Rank.

HASIL PENELITIANKarakteristik responden disajikan pada Tabel 1. Riwayat merokok, riwayat alkohol

dan riwayat keluarga menderita DM disajikan pada Tabel 2.Hasil korelasi Spearman Rank menunjukkan terdapat korelasi yang kuat dan searah

antara kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa dengan tekanan darah sistolik (r = 0,588 dan p < 0,001) namun korelasinya lemah dan searah antara kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa dengan tekanan darah diastolik (r = 0,387 dan p < 0,005).

Page 3: Jurnal Michael Sisko

Tabel 1. Karakteristik respondenKarakteristik Jumlahn 71 orangJenis kelamin

Laki-lakiPerempuan

27 (38%)44 (62%)

Umur20 tahun21 tahun22 tahun23 tahun

3 (4,2%)30 (42,2%)32 (45,1%)

6 (8,5%)KGD 2 jam setelah pembebanan 75 gr sukrosa

Rata-rataNilai minimumNilai maksimumStandar deviasi

104,14 mg/dL72 mg/dL

137 mg/dL15,231 mg/dL

Tekanan darahSistolik

Rata-rataNilai minimumNilai maksimumStandar deviasi

DiastolikRata-rataNilai minimumNilai maksimumStandar deviasi

118,35 mmHg85 mmHg

145 mmHg12,945 mmHg

79,62 mmHg60 mmHg

105 mmHg10,918 mmHg

Tabel 2. Tabulasi silang antara riwayat merokok, riwayat alkohol, riwayat DM dengan tekanan darah

RiwayatTekanan darah

JumlahNormal Prehipertensi

Hipertensi derajat 1

Hipertensi derajat 2

MerokokYaTidak

1 (1,4%)22 (31%)

3 (4,2%)24 (33,8%)

6 (8,5%)12 (16,9%)

1 (1,4%)2 (2,8%)

11 (15,5%)60 (84,5%)

AlkoholYaTidak

1 (1,4%)22 (31%)

3 (4,2%)24 (33,8%)

7 (9,9%)11 (15,5%)

1 (1,4%)2 (2,8%)

12 (16,9%)59 (83,1%)

Keluarga menderita DM

YaTidak

9 (12,7%)14 (19,7%)

13 (18,3%)14 (19,7%)

4 (5,7%)14 (19,7%)

0 (0%)3 (4,2%)

26 (36,6%)45 (63,4%)

PEMBAHASANSeluruh responden (71 orang) memiliki kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan

dalam batas normal dengan rata-rata 104,14 mg/dL. Menurut ADA, kadar gula darah paska pembebanan dikatakan normal jika <140 mg/dL (American Diabetes Association, 2005).

Jumlah responden yang memiliki tekanan darah normal sebanyak 23 orang (32,4%), prehipertensi sebanyak 27 orang (38%), hipertensi derajat 1 sebanyak 18 (25,4%), dan

Page 4: Jurnal Michael Sisko

hipertensi derajat 2 sebanyak 3 (4,2%). Menurut Grotto et al, prehipertensi pada dewasa muda di Israel sebanyak 48,9% (17.804 sampel). Normotensi pada dewasa muda di Israel sebanyak 32,2% (11.742 sampel) (Grotto et al, 2006). Prehipertensi terlihat lebih banyak, hal ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik. Menurut penelitian Turnip tahun 2014, responden yang memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi sebanyak 32 orang (45%) (Turnip, 2014). Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa orang yang memiliki tekanan darah tinggi pada usia 20an mempunyai risiko penyumbatan pembuluh darah pada beberapa tahun berikutnya. Penelitian dilakukan dengan menganalisa 4.700 orang yang memiliki tekanan darah tinggi pada usia muda mempunyai kecenderungan penyumbatan pembuluh darah 25 tahun kemudian (Vemale, 2014). Data menunjukkan dari 11 orang yang merokok, 10 diantaranya mengalami peningkatan tekanan darah. Hubungan merokok dengan hipertensi belum jelas tetapi menurut literatur, nikotin dan karbondioksida yang terkandung dalam rokok akan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, elastisitas pembuluh darah berkurang sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (Depkes, 2007). Data menunjukkan dari 12 orang yang peminum alkohol, 11 diantaranya mengalami peningkatan tekanan darah. Menurut Depkes RI (2006) hubungan antara alkohol dengan tekanan darah belum jelas. Namun, diduga peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam peningkatan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru terlihat bila mengkonsumsi alkohol sekitar 2 – 3 gelas ukuran standar setiap harinya (Depkes, 2006). Data menunjukkan dari 26 orang yang memiliki riwayat keluarga menderita DM, 17 diantaranya mengalami peningkatan tekanan darah. Hatami et al dalam studi prospective selama 6 tahun dengan sampel sebanyak 3028 orang yang tidak diabetes menjelaskan adanya interaksi yang signifikan antara riwayat diabetes dengan tekanan darah sistolik, tekanan nadi, dan tekanan darah rata-rata (Hatami, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata KGD adalah 104,14 mg/dL. Nilai rata-rata tekanan darah sistolik adalah 118,35 mmHg. Nilai rata-rata tekanan darah diastolik adalah 79,62 mmHg dengan standar deviasi sebesar 10,918. Dari data korelasi KGD 2 jam setelah pembebanan 75 gr sukrosa dengan tekanan darah sistolik didapat nilai r = 0,611 yang berarti ada korelasi yang kuat dan searah antara kadar gula darah dengan tekanan darah sistolik dan nilai p = 0,000. Dari data korelasi KGD 2 jam setelah pembebanan 75 gr sukrosa dengan tekanan darah diastolik didapat nilai r = 0,393 yang berarti ada korelasi yang lemah dan searah antara kadar gula darah dengan tekanan darah diastolik dan nilai p = 0,001. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan peningkatan TTGO berhubungan dengan resistensi insulin. Resistensi insulin menyebabkan hiperinsulinemia. Insulin merangsang sistem saraf simpatis meningkatkan reabsorpsi natrium ginjal, mempengaruhi transport kation dan mengakibatkan hipertrofi sel otot polos pembuluh darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah (Soegondo, 2010). Reaven et al juga mengemukakan bahwa hiperinsulinemia juga merupakan suatu hipotesa yang menarik untuk hubungan antara tekanan darah dengan diabetes. Insulin meningkatkan tekanan darah dengan cara meningkatkan kadar katekolamin plasma, meningkatkan retensi natrium dan air oleh ginjal, atau meningkatkan aterosklerosis dengan mempengaruhi lipid dan lipoprotein plasma (Reaven, 1990). Boyko et al (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Two-hour glucose predicts the development of hypertension over 5 years: the AusDiab study mengemukakan hubungan antara kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan lebih kuat dengan tekanan darah sistolik dibandingkan diastolik (Boyko, 2007).

Page 5: Jurnal Michael Sisko

KESIMPULANTerdapat korelasi yang kuat dan positif antara kadar gula darah 2 jam setelah

pembebanan 75 gram sukrosa dengan tekanan darah sistolik namun korelasinya lemah dan positif antara kadar gula darah 2 jam setelah pembebanan 75 gram sukrosa dengan tekanan darah diastolik.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S, 2004, Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka UtamaAmerican Diabetes Association, 2005, American Diabetes Association Recommendations.

https://www.amc.edu/pathology_labservices/addenda/addenda_documents/Americandiabetesassociationrecommendations2.pdf - Dikutip Juni 2014

American Diabetes Association, 2013, Fast Facts. Data and Statistics About Diabetes. http://professional.diabetes.org/admin/UserFiles/0%20- % 20Sean/FastFacts %20March%202013.pdf – Dikutip Januari 2014

Arisman, 2013, Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus, & Dislipidemia. Konsep, Teori, dan Penanganan Aplikatif. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Boyko E. J, E. L. M. Barr, P. Z. Zimmet, J. E. Shaw, 2007, Two-hour Glucose Predicts the Development of Hypertension Over 5 Years: the AusDiab Study. http://www.nature.com/jhh/journal/v22/n3/pdf/1002316a.pdf - Dikutip Juni 2014

Depkes, 2006, Pedoman Surveilans Epidemiologi Penyakit Jantung dan Pembuluh DarahDepkes, 2007, Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan Riskesdas 200. Jakarta: Badan Litbang

KesehatanGrotto I, E. Grossman, M. Huerta, Y. Sharabi, 2006, Prevalence of Prehypertension and

Associated Cardiovaskular Risk Profiles Among Young Israeli Adults. http://hyper.ahajournals.org/content/48/2/254.full.pdf - Dikutip Juni 2014

Harbuwono D. S, 2010, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing

Hatami M, F. Hadaegh, D. Khalili, F. Sheikholeslami, F. Azizi, 2012, Family History of Diabetes Modifies the Effect of Blood Pressure for Incident Diabetes in Middle Eastern Women: Tehran Lipid and Glucose Study. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21289645 - Dikutip Juni 2014

Price S. A, L. M. Wilson, 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Reaven P. D, E. L. Barrett-Connor, D. K. Browner, 1990, Abnormal Glucose Tolerance and Hypertension.http://care.diabetesjournals.org/content/13/2/119.full.pdf - Dikutip Juni 2014

Soegondo S, D. Purnamasari, 2010, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Ed 5. Jakarta: Interna Publishing

Turnip R. F, 2014, Korelasi Antara Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Methodist Indonesia Stambuk 2010. Medan

Vemale, 2014, Hipertensi Usia Muda Menyebabkan Penyumbatan Pembuluh Darah di Masa Tua. http://www.vemale.com/kesehatan/48369-hipertensi-usia-muda-menyebabkan-penyumbatan-pembuluh-darah-di-masa-tua.html - Dikutip Juni 2014

Wild S, G. Roglic, A. Green, R. Sicree, H. King, 2004, Global Prevalence of Diabetes. Estimates for the Year 2000 and Projections for 2030. http://www.who.int/diabetes/facts/en/diabcare0504.pdf - Dikutip Januari 2014