7
JURNAL PRAKTIKUM PEMISAHAN KIMIA “Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas” 4 oktober 2014 Kelompok : 2 Offering - C Muchammad Darus (120331420986) UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURNAL Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURNAL Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas.doc

JURNAL

PRAKTIKUM PEMISAHAN KIMIA

“Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas”

4 oktober 2014

Kelompok : 2

Offering - C

Muchammad Darus (120331420986)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI S1 KIMIA

2013

Page 2: JURNAL Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas.doc

Tanggal Praktikum : Jumat / 4 oktober 2013

Judul Praktikum : Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas

Tujuan Percobaan :Memisahkan dan mengidentifikasi campuran ion logam dengan

kromatografi kertas.

Prinsip percobaan :

Kromatografi kertas merupakan salah satu jenis dari kromatografi planar atau

kromatografi bidang. Sejumlah larutan tertentu dapat diteteskan pada kertas atau

lapisan tipis yang bertindak sebagai fasa diam. Pada kromatografi kertas, ada dua jenis

teknik elusi yang sering digunakan yakni teknik naik dan teknik turun. Teknik

naik(ascending), pelarut diletakkan di dasar bejana tertutup (bejana pengembang)

dicelupkan dan dibiarkan pelarut untuk naik melewati fasa diamnya sambil membawa

komponen analit yang sudah ditotolkan di garis awal. Hal ini disebabkan karena

adanya gaya kapiler. Pelarut akan naik lebih cepat dan komponen campuran yang

terpisahkan akan terjerap di suatu daerah di kertas, sementara pelarutnya akan terus

naik sampai proses dihentikan. Jika terdapat perbedaan interaksi dari masing-masing

komponen yang akan dipisahkan dengan pelarut, maka komponen-komponen tersebut

akan bermigrasi dengan kecepatan yang berbeda-beda pula. Perbedaan kecepatan

migrasi inilah yang menyebabkan terjadinya pemisahan. Komponen-komponen yang

telah terpisahkan tersebut selanjutnya dapat diidentifikasi dengan menggunakan

pereaksi penampak noda. Perbandingan jarak migrasi tiap komponen dengan jarak

migrasi eluen didefinisikan sebagai factor retensi (Rf).

Rf =

Teknik turun(descending), tempat pelarut diletakkan di bagian atas kamar

elusi dan kertas yang telah diberi sampel dielusi dari atas. Pemisahan yang terjadi

karena adanya perbedaan distribusi senyawa analit dalam dua fasa yang sama – sama

tipis. Prinsip – prinsip kelarutan juga berlaku pada kromatografi bidang. Sebagai fasa

gerak digunakan pelarut yang sangat polar dan fasa diam digunakan senyawa non

polar.

Page 3: JURNAL Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas.doc

Alat dan Bahan

Alat:

- Gelas kimia 400 mL atau 600 mL (2 buah) - hair dryer

- Plastik - penggaris

- Kertas saring kasar dan halus - pensil

- cawan petri dan tutup - botol semprot untuk reagen

- pipa kapiler

Bahan:

- HCl 6 M, aseton - Larutan NH4CNS 10% dalam alcohol

- Larutan Fe(III) 0,5 M - Larutan DMG 10% dalam alcohol

- Larutan Cu(II) 0,5 M - NaOH 0,25 M

- Larutan Co(II) 0,5 M - Larutan K4Fe(CN)6

- Larutan Ni(II) 0,5 M - Sampel (campuran ion-ion)

- Larutan NH3 pekat - Etanol

Cara Kerja dan Pengamatan

No. Cara Kerja Hasil Pengamatan

Page 4: JURNAL Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas.doc

1. Model I

Diisi dengan 7 mL HCl 6 M dan 25 mL

aseton

Ditutup dengan plastik

Disiapkan kertas saring (halus/kasar)

berukuran 11x18 cm

Dibuat garis yang berjarak 2 cm dari tepi

bawah dan 2 cm dari tepi atas dengan pensil

penotolan cuplikan, dilakukan pada garis

tepi bawah. Dari sisi kanan dan kiri, beri

jarak 2 cm, dan tiap titik diberi jarak 2 cm

juga.

Cara penotolan: digunakan pipa kapiler,

ditotolkan di tiap titik larutan sebanyak 10

kali penotolan

Tiap penotolkan larutan, tunggu hingga

kering dengan mengangin-anginkan kertas

Dilakukan di tempat/titik yang sama (jenis

larutan tetap) hingga 10x penotolan.

Urutan titik adalah: (1) standar Fe(III), (2)

sampel A, (3) standar Cu(II), (4) sampel A,

(5) standar Co(II), (6) sampel A, (7) standar

Ni(II), (8) sampel A

Setelah penotolan akhir telah kering,

dimasukkan kertas saring ke dalam gelas

kimia yang telah berisi larutan

Disahakan kertas tegak lurus, tidak

bengkok

Bagian tepi bawah kertas dibiarkan

menyentuh larutan pengembang, namun

titik sampel tidak sampai tersentuh (gelas

kimia harus dalam keadaan tertutup)

Dibiarkan fasa gerak mencapai garis/tepi

Gelas kimia sebagai bejana kromatografi

Page 5: JURNAL Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas.doc

2. Model II

Diisi dengan 7 mL HCl 6 M dan 25 mL

aseton

Ditutup dengan plastik

Disiapkan kertas saring (halus/kasar)

berukuran 11x16 cm

Dibuat garis yang berjarak 2 cm dari tepi

bawah dan 2 cm dari tepi atas dengan pensil

penotolan cuplikan, dilakukan pada garis

tepi bawah. Dari sisi kanan dan kiri, beri

jarak 2 cm, dan tiap titik diberi jarak 2 cm

juga.

Cara penotolan: digunakan pipa kapiler,

ditotolkan di tiap titik larutan sebanyak 10

kali penotolan

Tiap penotolkan larutan, tunggu hingga

kering dengan mengangin-anginkan kertas

Lakukan di tempat/titik yang sama (jenis

larutan tetap) hingga 10x penotolan

Urutan titik adalah: (1) standar Fe(III), (2)

standar Cu(II), (3) standar Co(II), (4)

standar Ni(II), (5) campuran dari keempat

standar, (6) sampel A

Setelah penotolan akhir telah kering,

dimasukkan kertas saring ke dalam gelas

kimia yang telah berisi larutan

Dibiarkan fasa gerak mencapai garis/tepi

atas, keluarkan dan keringkan. Diitung

harga Rf tiap noda yang timbul

Apabila noda tidak tampak, maka

disemprotkan reagen pengidentifikasi pada

kertas saring

Untuk penyemprotan, potong per bagian,

Gelas kimia sebagai bejana kromatografi

Page 6: JURNAL Pemisahan Ion Logam dengan Teknik Kromatografi Kertas.doc