Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1590
PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI PERUSAHAAN DI
INDONESIA DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI
PEMODERASI
Oleh:
Ifanny Adnan Pratama, S.E., M.Ak.
STIE PUTRA PERDANA INDONESIA
Dosen Pembimbing:
Dr. Harnoviansah, Ak, M.Si, CA
ABSTRAK
The purpose of this research is: 1) to test the influence among accounting conservatisms and return on investment to the company value. 2) This study will examine how the instruments of corporate governance (Manajerial ownership, the numbers of independent commissioners and institutional ownership) can moderate the impact of the conservatism to the corporate value. 3) This study will examine how the instruments of corporate governance can moderate of the return on asset to the corporate value.
The population of this research is all the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2011-2015 and number of sample is 170. Samples collection is carried out by using purposive sampling method.
The result of this research shows that : 1)accounting conservatism had not effect to company value. Oppositely, return on investment which had significant and positive effect to company value. 2)Manajerial ownership, the numbers of independent commissioners and institutional ownership was not moderating variable that interact relation between accounting conservatism with corporate value. 3)The numbers of independent commissioners and institutional ownership was moderating variable that interact relation between accounting return on investment with corporate value, even in positive impact but Manajerial ownership was not moderating variable that interact relation between accounting return on investment with corporate value.
Keywords : conservatism, return on investment, corporate governance , company
value
PENDAHULUAN
Informasi akuntansi yang tidak reliability menyebabkan jatuhnya
perusahaan-perusahaan besar. Dalam kasus Enron misalnya, perusahaan yang
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1591
menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat
dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan
meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. Dalam kasus Enron
diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan
dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami
kerugian. https://uwiiii.wordpress.com/2009/11/14/kasus-enron-dankap-arthur-
andersen/. Selain itu Kasus manipulasi laporan keuangan juga terjadi di Indonesia
seperti pada perusahaan PT. Kimia Farma, Tbk. Dalam kasus PT. Kimia Farma
manipulasi laporan keuangan adalah kasus mark-up laporan keuangan PT. Kimia
Farma yang overstated, yaitu adanya penggelembungan laba bersih tahunan
senilai Rp 32,668 miliar (karena laporan keuangan yang seharusnya Rp 99,594
miliar ditulis Rp 132 miliar). Berbagai kasus yang terjadi menunjukkan perlunya
informasi keuangan yang berkualitas dan bermanfaat untuk para penggunanya.
Dalam mengolah akuntansi agar dapat menghasilkan informasi yang
berkualitas dan bermanfaat maka perusahaan dihadapkan pada keterbatasan
(constraint) salah satunya adalah konservatisme. Konservatisme pada masa
sekarang ini lebih dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian (prudence). Para
kreditur mendesak agar laporan keuangan disusun dengan berpedoman pada konsep
konservatisme. Maksud utama mereka adalah untuk menetralisir optimisme para
usahawan yang terlalu berlebihan dalam melaporkan hasil usahanya Sari dan
Adhariani (2009).
Laporan keuangan perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme
dapat mencerminkan nilai pasar perusahaan. Dengan asumsi pasar yang lebih
efisien secara keputusan, investor diharapkan dapat menerima sinyal dan
mengoreksi undervalue ekuitas perusahaan dengan menilai ekuitas perusahan
dengan harga yang lebih tinggi Purwanti dan Riduwan (2014). Konservatisme
memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi penilaian ekuitas,
konservatisme itu baik karena dapat menghasilkan laba yang berkualitas dan
membantu perusahaan agar tidak membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak
overstate.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1592
Selanjutnya Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang
terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal Kasmir
(2008:196). Laba menarik para investor untuk berinvestasi karena perusahaan
memiliki tingkat pengembalian yang tinggi. Perusahaan selalu berupaya agar Return
on Investment (ROI) dapat selalu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena semakin
tinggi ROI menunjukkan semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya
untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak, dengan semakin meningkatnya ROI
maka profitabilitas perusahaan semakin baik.
Penelitian ini mencoba meneliti apakah pilihan perusahaan untuk
menerapkan kebijakan akuntansi konservatisma dan ROI mempengaruhi nilai
perusahaan. Adanya hasil pro dan kontra dalam penilitian pengaruh
konservatisme akuntansi terhadap penilian ekuitas mendorong digunakannya
variabel Corporate Governance (CG) sebagai variabel pemoderasi (Fala, 2007).
CG yang mengandung lima unsur penting yaitu transparency, accountability,
responsibility, independency dan fairness, diharapkan dapat menjadi suatu
jalan dalam mengurangi konflik keagenan serta nilai perusahaan akan dapat
dinilai dengan baik oleh investor. CG merupakan salah satu elemen kunci
dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan
antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham, dan
stakeholders lainnya.
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
Signaling Theory
Teori sinyal merupakan teori yang menjelaskan bagaimana pihak
manajemen memberikan sinyal bagi para pengguna laporan keuangan. Sinyal yang
dimaksudkan adalah informasi tentang apa yang telah dilakukan oleh
manajemen dalam menjalankan sebuah perusahaan yang telah dipercayakan
kepadanya, Jusny (2014). Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif
permanen yang ditunjukkan melalui laporan keuangan merupakan suatu sinyal
positif dari manajemen kepada investor bahwa manajemen telah menerapkan
akuntansi konservatif untuk menghasilkan laba yang berkualitas. Investor
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1593
diharapkan dapat menerima sinyal ini dan menilai perusahaan dengan lebih tinggi,
Fala (2007).
Agency Theory
Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan antara
shareholder dan manajer, karena tidak bertemunya utilitas yang maksimal antara
mereka. Manajer (agent) sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan
pemilik (prinsipal). Sehingga ada kemungkinan besar agent tidak selalu bertindak
demi kepentingan terbaik principal, Jensen dan Meckling (1976).
Dalam kontrak, prinsipal mendelegasikan wewenang kepada agen untuk
membuat keputusan, tetapi tidak ada jaminan bahwa agen akan memaksimalkan
kepentingan principal. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan)
yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer
perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan
tujuan utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang
saham. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah
sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (prinsipal).
Teori akuntansi positif didasarkan pada proses kontrak atau hubungan
keagenan antara manajer dengan kelompok lain. Dengan demikian teori akuntansi
positif menggunakan asumsi sebagai berikut : Manajer, investor, kreditor, dan
individu lain bersikap rasional dan berusaha memaksimumkan kepuasan. Manajer
memiliki kebebasan untuk memilih metode akuntansi yang memaksimumkan
kepuasan mereka atau mengubah kebijakan produksi, investasi dan pendanaan
perusahaan untuk memaksimumkan kepuasan mereka. Manajer mengambil tindakan
yang memaksimumkan nilai perusahaan Jama’an (2008).
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan kondisi yang menggambarkan posisi
perusahaan pada masa ini sebagai pencapaiannya terhadap berbagai tujuan
operasional. Perusahaan akan berusaha dalam meningkatkan nilai perusahaannya
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1594
sebagai suatu prestasi atas kinerja yang sesuai dengan keinginan para investor
atau para pemilik modal. Dengan nilai perusahaan yang baik, maka akan
berdampak baik pula terhadap kehidupan perusahaan, manajemen dan pemegang
saham, Jusny (2014).
Konservatisme Akuntansi
Menurut Basu (1997) konservatisme adalah pengakuan laba bad news
di awal, dan pengakuan laba good news di akhir. Selain itu dalam konservatisme
akuntansi juga memliki anggapan bahwa pengakuan return saham saat ini
menjadi efisisen apabila harapan nilai saham dalam aliran kas perusahaan di masa
mendatang masih mengandung bad news dan good news. Konservatisme menurut
manajemen didefinisikan sebagai metode akuntansi berterima umum yang
melaporkan aktiva dengan nilai terendah, kewajiban dengan nilai tertinggi,
menunda pengakuan pendapatan, serta mempercepat pengakuan biaya.
(Penmang dan Zhang, 2000) mendefinisikan konservatisme akuntansi tidak saja
berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi, tetapi juga melibatkan nilai buku
aktiva yang menjadi lebih rendah.
Return on Investment
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on
investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya, Kasmir (2008 : 202).
Corporate Governance
CG menurut FCGI (2003) adalah peraturan yang mengatur keterkaitan
antara pemegang saham, manajemen perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan dan para pemegang kepentingan lainnya baik internal maupun eksternal.
Konsep dari CG adalah monitoring kinerja manjemen dan menjamin
akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan berdasarkan pada
kerangka peraturan. Hal ini bertujuan agar terjadi peningkatan kinerja
perusahaan. Selain itu corporate governance menekankan adanya transparansi
pada laporan keuangan.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1595
Perumusan Hipotesis
1. Konservatisme dan Nilai Perusahaan
Menurut hasil penelitian Fala (2007) konservatisme akuntansi berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitan yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Purwanti dan Riduwan (2014) . Konservatisme
terbukti menghasilkan laba yang lebih berkualitas dengan meminimalisir
tindakan membesarkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Yenti dan Syofyan (2013) dan Jusny
(2014), di dalam penelitiannya menunjukkan bahwa konservatisme tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian terdahulu mengenai
konservatisme dan nilai perusahan masih tidak konsisten sehingga masih relevan
untuk dilakukan pengkajian ulang, dalam penelitian ini dibentuk hipotesis sebagai
berikut:
H1 : Konservatisme akuntansi berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2. ROI dan Nilai Perusahaan
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh keuntungan
yang maksimal perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik,
Kasmir (2008 : 196). Dengan tercapainya keuntungan yang maksimal atau
peningkatan ROI maka akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan
dananya dalam perusahaan. Permintaan terhadap saham perusahaan akan mengalami
peningkatan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2 : ROI berpengaruh terhadap nilai perusahaan
3. Konservatisme terhadap Nilai Perusahaan dimoderasi Kepemilikan
Manajerial
Menurut Ross et al., (1999) dalam Fala (2007) bahwa semakin besar
proporsi kepemilikan manajemen maka manajemen cenderung berusaha lebih
giat untuk kepentingan pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan
salah satunya dengan menerapkan konservatisme akuntansi, di mana kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap reaksi pasar dan mampu memoderasi
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1596
interaksi income smoothing (konservatisme akuntansi) dengan reaksi pasar.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3 : Kepemilikan Manajerial memoderasi pengaruh antara konservatisme
akuntansi dengan nilai perusahaan
4. Konservatisme terhadap Nilai Perusahaan dimoderasi Komisaris
Independen
Diantara berbagai faktor yang dapat mendorong terciptanya pengelolaan
perusahaan yang efektif, dewan komisaris (struktur pengelolaan) merupakan
faktor utama yang mempengaruhi perilaku manajer dalam pengelolaan perusahaan
termasuk dalam penerapan kebijakan konservatisma akuntansi dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Semakin besar jumlah komisaris fungsi
service dan kontrol akan semakin baik dalam kebijakan konservatisme
akuntansi, sehingga nantinya akan meningkatkan nilai perusahaan Fama dan Jensen
(1983) dalam Purwanti dan Riduwan (2014). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H4 : Komisaris Independen memoderasi pengaruh antara konservatisme
akuntansi dengan nilai perusahaan
5. Konservatisme terhadap Nilai Perusahaan dimoderasi Kepemilikan
Institusional
Jika investor institusional mempunyai kepemilikan saham dalam jumlah
besar, maka mereka mempunyai hak untuk mengawasi perilaku dan kinerja
manajemen. Investor cenderung berharap investasi yang mereka tanamkan di
dalam perusahaan aman dan mempunyai tingkat return yang tinggi. Hal ini
mendorong manajemen untuk melaporkan laba yang tidak konservatif agar
pembagian dividen tinggi. Selain itu juga menarik para calon investor baru untuk
menanamkan investasinya, Deviyanti (2011). Oleh karena itu, dibentuklah hipotesis
sebagai berikut :
H5 : Kepemilikan institusional memoderasi pengaruh antara konservatisme
akuntansi dengan nilai perusahaan
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1597
6. ROI terhadap Nilai Perusahaan dimoderasi CG
Dengan pelaksanaan Good corporate governance mengandung lima prinsip
transparansi, akuntabiitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan
akan dapat tercapainya proses pengambilan keputusan yang lebih baik,
meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan
kepada stakeholders sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan. kinerja
perusahaan yang baik akan meningkatkan kepuasan pemegang saham sekaligus
akan meningkatkan shareholders value dan deviden yang artinya akan
meningkatkan nilai perusahaan, Dewi dan Tarnia (2011). Oleh karena itu,
dibentuklah hipotesis sebagai berikut :
H6 : Kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh antara konservatisme
akuntansi dengan nilai perusahaan
H7 : Komisaris Independen memoderasi pengaruh antara konservatisme akuntansi
dengan nilai perusahaan
H8: Kepemilikan institusional memoderasi pengaruh antara konservatisme
akuntansi dengan nilai perusahaan.
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan
yang diukur dengan menggunakan Tobins’Q dan Market to book ratio atau Price
to Book Value (PBV). Menurut White et al. (2002) dalam Retno dan Priantinah
(2012) Tobins’Q dapat dirumuskan sebagai berikut :
DEBV
DEMVQ
Q = Nilai Perusahaan
EMV = Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperoleh dari hasil
perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan
jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1598
EBV = Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value), yang diperoleh dari
selisih total aset perusahaan dengan total kewajiban
D = Nilai buku dari total utang
Sedangkan untuk Market to book ratio atau Price to Book Value PBV
dapat dirumuskan dengan :
sahamlbrperPasarNilai
sahamlbrperBukuNilaiPBV
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah konservatisme dan return
on investment. Konservatisme akuntansi dalam penelitian ini diproksikan dengan
accrual conservatism model Zhang (2007), berikut ini pengukurannya :
TotalAsset
ngAccrualNonOperatiACCCONSV _
Keterangan:
Nonoperating Accrual = Operating Accrual- ΔAccount Receivable-Δ Inventory-
ΔPrepaid Expense+ ΔAccount Payable + ΔTaxes Payable
Operating Accrual = Net Income + Depreciation - Net Operating Cash Flow
TotalAsset
LabaBersihROIInvestmentOnreturen
Variabel moderasi dalam penelitian ini yaitu variabel kepemilikan manajerial (KMA),
komisaris independen (KID) dan kepemilikan institusioal (KIN). Pengukurannya adalah
sebagai berikut :
Kepemilikan manajerial =
Komisaris Independen = Jumlah Anggota Dewan Komisaris Independen
Total Anggota Dewan Komisaris
Kepemilikan institusional = Jumlah kepemilikan saham oleh institusional
Total saham
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1599
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan bedasarkan metode
purposive sampling yaitu merupakan pemilihan sample yang informasinya
diperoleh dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan sample dalam penelitian ini
adalah :
1. Perusahaan yang mengeluarkan secara konsisten laporan keuangan yang sudah
diaudit periode 2011-2015.
2. Memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan untuk proses penelitian
3. Mengeluarkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah
4. Perusahaan manufaktur yang akan diuji adalah perusahaan yang
mempunyai nilai operating accrual yang negative minimal selama dua tahun.
Tabel 1
Sampel Penelitian
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2011-2015 141
Perusahaan manufaktur yang mempunyai operating accrual kurang dari 2 tahun (81)
Perusahaan manufaktur yang mengeluarkan secara tidak konsisten laporan
keuangan dan laporan audit periode 2011-2015 (23)
Menyajikan laporan keuangan dengan mata uang selain rupiah (3)
Total Perusahaan yang sesuai dengan kriteria pertahun 34
Total sampel selama periode penelitian (5 tahun) 170
Sumber : Data diolah
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
regresi linear berganda yang sebelumnya harus lolos uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik yang digunakan meliputi Uji normalitas, multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorasi. Tingkat probabilitas yang digunakan adalah
5%. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji F, Uji t, dan
koefisien determinasi. Model yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1600
TOBINQ=α+ β1KSV + β2ROI………………………………………………..(1)
TOBINQ=α+β1KSV+β2KMA+β3KID+β4KIN+β5KSV*KMA+β6KSV*KID
+ β7KSV*KIN …………………………...…...………….………...(2)
TOBINQ=α+β1ROI+β2KMA+β3KID+β4KIN+β5ROI*KMA+β6ROI*KID
+β7ROI*KIN……………………………...…...……….……......…(3)
Keterangan :
TOBINQ : Tobin’s Q adalah proksi dari Nilai Perusahaan
KSV : Konservatisme akuntansi
ROI : Return on Investment
KMA : Kepemilikan Manajerial
KID : Komisaris Independen
KIN : Kepemilikan institusional
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Untuk memperoleh gambaran umum sampel data penelitian bisa dilihat
statistik deskriptif penelitian seperti pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TOBINQ 170 .29 18.64 .30
25.768 349.869
KSV 170 -.15 .0193 .06446
ROI 170 -.19 .66 .0755 .12497
KMA 170 .00 17.97 19.658 389.959
KID 170 20.00 80.00 397.303 1.080.848
KIN 170 44.51 98.24 745.037 1.602.391
KSVxKMA 170 -.97 1.97 .0344 .28714
KSVxKID 170 -7.75 15.48 .7509 275.306
KSVxKIN 170 -12.29 21.60 13.522 485.515
ROIxKMA 170 -.53 2.65 .1377 .47071
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1601
ROIxKID 170 -6.36 37.55 35.610 717.533
ROIxKIN 170 -15.13 54.24 60.054 1.070.943
Valid N (listwise) 170
Uji Asumsi Klasik
Hasil penelitian ini tidak lolos 2 uji asumsi klasik yaitu uji normalitas dan
autokorelasi. Uji Normalitas berdasarkan pada normal p-p plot residual terlihat
bahwa residual tidak terdistribusi secara normal maka dilakukan semi log, penelitian
ini juga tidak lolos uji autokorelasi sehingga dilakukan pengobatan autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Setelah dilakukan semi log yaitu variabel dependen diubah menjadi logaritma
natural dan semua variabel independen tetap hasilnya menunjukkan bahwa data
terdistribusi secara normal
Sumber : Data diolah
Gambar 1 Hasil Pengujian Normalitas
2. Uji Multikolonieritas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas menurut perhitungan yang
dilakukan dengan program SPSS dapat diketahui dengan berpedoman bahwa nilai
VIF < 10 dan Tolerance > 0,1 (Ghozali, 2012:106).
Tabel 3
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1602
Hasil Pengujian Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 KSV .993 1.007
ROI .993 1.007 a. Dependent Variable: LnTOBINQ
Sumber : Data diolah
Berdasarkan Tabel diatas VIF dibawah 10 atau nilai tolerance diatas 0,1. Hal ini
mengindikasikan tidak terjadi multikolinieritas pada semua model penelitian ini.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui di mana gangguan
heteroskedastisitas akan tampak dengan adanya pola tertentu pada grafik Tabel
4 Hasil Pengujian Heterokedastisitas Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constan)
.376 .029 12.777 .000
KSV .367 .376 .075 .975 .331
ROI .083 .194 .033 .425 .671
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber : Data diolah
Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen nilai Absolut Ut (AbsUt). Jadi dapat disimpulkan model tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1603
pengganggu t-1 periode sebelumnya. Berikut hasil dari uji autokorelasi model
regresi:
Tabel 5
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .743a .551 .546 .43488 2.033
a. Predictors: (Constant), LagROI, LagKSV b. Dependent Variable: LagLnTOBINQ
Sumber : Data diolah
Oleh karena DW 2,033 lebih besar dari batas dU 1,772 Maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat autokorelasi.
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
yang dimasukkkan dalam model berpengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.Berdasarkan hasil Uji F dapat disimpulkan bahwa variabel
independen dapat digunakan secara bersama-sama untuk menjelaskan variabel
dependen karena tingkat signifikansi dalam pengujian tersebut berada di bawah
0,05
Uji t digunakan untuk memprediksi seberapa jauh variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen. Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6 A
Uji t Model Regresi I Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constan) 33 .037 .903 .368
LagKSV
-.154 .445 -.018 -.347 .729
LagROI 5.212 .365 .742 14.273 .000
a. Dependent Variable: LagLnTOBINQ
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1604
Sumber : Data diolah Tabel 6 B
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constan) -.251 .590 -.426 .670
KSV 8.015 7.540 .052 1.063 .289
ROI 61.289 3.889 .776 15.758 .000
a. Dependent Variable: PBV
Sumber : Data diolah Tabel 7
Uji t Model Regresi II
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) KSV -7.835 1.512 -5.182 .000
KMA 7.259 20.547 .134 .353 .724
KID .008 .062 .009 .127 .899
KIN .174 .022 .538 7.765 .000
KSVxKMA .047 .016 .215 3.003 .003
KSVxKID .591 1.022 .048 .578 .564
KSVxKIN .186 .314 .147 .593 .554
-.236 .267 -.328 -.886 .377
a. Dependent Variable: TOBINQ
Tabel 8
Uji t Model Regresi III
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant)
2.396 .996 2.407 .017
ROI -26.295 9.983 -.939 -2.634 .009
KMA .014 .044 .015 .310 .757
KID -.015 .016 -.047 -.971 .333
KIN -.010 .008 -.045 -1.166 .245
ROIxKMA -.139 .450 -.019 -.308 .758
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1605
ROIxKID .494 .065 1.014 7.662 .000
ROIxKIN .289 .101 .884 2.860 .005
a. Dependent Variable: TOBINQ Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel tersebut diatas maka dapat ditunjukkan bahwa secara
statistik variabel konservatisme tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
karena semua tingkat signifikansi variabel-variabel tersebut berada di atas 0,05
sedangkan return on investment berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi,
hal tersebut dapat dilihat pada signifikansi variabel yang berada di bawah 0,05.
Hasil pengujian tersebut juga menunjukkan bahwa corporate governance tidak
memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan nilai perusahaan
akan tetapi corporate governance (kepemiliakan institusional dan komisaris
independen) memoderasi atau memperkuat hubungan antara return on investment
terhadap nilai perusahaan.
Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan
Variabel konservatisme akuntansi berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan, namun tidak signifikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Yenti dan Syofyan (2013) dan Jusny (2014) konservatisme akuntansi tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini tidak sependapat dengan Fala (2007) yang mengatakan bahwa
Understatement laba dan aktiva bersih yang relatif permanen yang ditunjukkan
melalui laporan keuangan merupakan suatu sinyal positif dari manajemen kepada
investor
Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa investor tidak melihat
konservatisme akuntansi dalam menilai saham perusahaan sehingga tidak
menaikkan harga pasar saham yang mengakibatkan tidak meningkat pula nilai
perusahaan.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1606
2. Pengaruh ROI terhadap nilai perusahaan
Variabel ROI berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Sehingga
H2 yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh terhadap nilai perusahaan diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi dan Tarnia (2011). Hal ini dapat
dijelaskan bahwa peningkatan ROI akan menambah daya tarik investor untuk
menanamkan dananya dalam perusahaan. Permintaan terhadap saham perusahaan
akan mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan terhadap saham perusahaan
akan meningkatkan harga saham perusahaan. Harga saham yang mengalami
kenaikan akan memengaruhi return saham perusahaan. Semakin naik harga saham
maka return saham juga akan mengalami kenaikan.
3. Pengaruh konservatisme terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan
manajerial sebagai pemoderasi
Variabel moderating (KSV*KMA) berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial
tidak memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yenti
dan Syofyan (2013) dan Jusny (2014) serta Fala (2007).
4. Pengaruh konservatisme terhadap nilai perusahaan dengan komisaris
independen sebagai pemoderasi.
Variabel moderating (KSV*KID) berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jusny
(2014). Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan Yenti dan Syofyan (2013) yang
menyatakan bahwa jumlah dewan komisaris yang besar akan memungkinkan
untuk melakukan spesialisasi tugas dan wewenang. Spesialisasi tugas dan dan
wewenang yang lebih besar akan menghasilkan pemonitoran yang lebih baik
termasuk di dalamnya pemilihan penggunaan akuntansi yang positif atau
konservatif.
5. Pengaruh konservatisme terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan
institusional sebagai pemoderasi.
Variabel moderasi (KSV*KIN) berpengaruh negatif namun tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jusny
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1607
(2014). Hasil penelitian ini tidak sependapat dengan Fala (2008) yang menyatakan
bahwa investor institusional mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar
sehingga investor institusional terdorong untuk mengawasi tindakan dan kinerja
manajer lebih ketat.
6. Pengaruh ROI terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan manajerial
sebagai pemoderasi
Variabel moderasi (ROI*KMA) berpengaruh negatif namun tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena stuktur kepemilikan
manajerial di Indonesia masih sangat kecil. Ini terlihat dari analisis statistik yang
menunjukkan sebagian besar perusahaan manufaktur tidak mempunyai kemilikan
manajerial dan adapun yang mempunyai kepemilikan manajerial hanya dengan
persentase yang sangat kecil. Oleh sebab itu hasil penelitian ini kepemilikan
manejerial pada perusahaan manufaktur tidak dapat mempengaruhi manajemen
untuk meningkatkan kinerja atau return on investment perusahaan.
7. Pengaruh ROI terhadap nilai perusahaan dengan komisaris independen
sebagai pemoderasi.
Variabel moderating (ROI*KID) berpengaruh signifikan positif terhadap nilai
perusahaan, sehingga H7 yang menyatakan bahwa komisaris independen
memoderasi hubungan antara ROI terhadap nilai perusahaan diterima. Hal ini dapat
dijelaskan karena corporate governance mengandung lima prinsip transparansi,
akuntabiitas, responsibilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan akan dapat
tercapainya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders
sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan. kinerja perusahaan yang baik akan
meningkatkan kepuasan pemegang saham sekaligus akan meningkatkan
shareholders value dan deviden yang artinya akan meningkatkan nilai perusahaan.
8. Pengaruh ROI terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan institusional
sebagai pemoderasi.
Variabel moderasi (ROI*KIN) berpengaruh signifikan positif terhadap nilai
perusahaan, sehingga H8 yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
memoderasi hubungan antara konservatisme terhadap nilai perusahaan diterima.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1608
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi dan Tarnia (2011). Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen
melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan
manajemen melakukan manajemen laba.
Kesimpulan, Keterbatasan, Dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian statistik yang dilihat dari tingkat signifikansi
konservatisme akuntansi yang mempengaruhi nilai perusahaan dengan corporate
governance sebagai pemoderasi maka dapat disimpulkan konservatisme tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan return on investment berpengaruh
signifikan positif terhadap nilai perusahaan. variabel moderasi corporate
governance tidak memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi terhadap
nilai perusahaan, akan tetapi corporate governance (komisaris independen dan
kepemilikan institusional) memoderasi atau memperkuat hubungan antara return on
investment terhadap nilai perusahaan.
Keterbatasan
Penelitian ini menggunakan satu jenis industri yakni perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 34 perusahaan sehingga
belum mampu mewakili dan menjelaskan pengaruh yang lebih besar tehadap
nilai perusahaan. Pengukuran untuk variabel konservatisme hanya menggunakan
satu ukuran saja yaitu earning accrual. Untuk variabel pemoderasi hanya
menggunakan kepemilikan manajerial, komisaris independen dan kepemilikan
institusional.Tingkat adjusted R square yang hanya mencapai 54,6%, sehingga
masih terdapat variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh lebih besar
terhadap nilai perusahaan yang tidak dimasukkan ke dalam variabel independen.
Saran
Untuk penelitian yang sama, sebaiknya memperluas sampel penelitian tidak
hanya pada satu jenis industri saja. Untuk konservatisme akuntansi sebaiknya
menambah ukuran lain selain earning accrual, sehingga dapat dibandingkan
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1609
antara ukuran yang satu dengan lainnya. Memasukkan semua variabel Good
Corporate Governance yang diduga dapat menjadi variabel pemoderasi.
Menambah variabel-variabel independen lain yang mungkin berpengaruh lebih
besar terhadap variabel dependen.
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1610
Daftar Pustaka
Ardina, Ayu Martaning Yogi dan Januarti Indira. (2012). Penggunaan Perspektif
Positive Accounting Theory Terhadap Konservatisme Akuntansi di
Indonesia, Diponegoro Jurnal Of Accounting Vol 1 No 1
Basu, S. 1997. The Conservatism Principle and the Asymmetric Timeliness of
Earnings.Journal of Accounting and Economics. 24: 3-37
Cornett M. M, J. Marcuss, Saunders dan Tehranian H. (2006). Earnings
Management, Corporate Governance, and True Financial Performance.
Deviyanti, Dyahayu Artika. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penerapan Konservatisme dalam Akuntansi: Studi pada Perusahaan yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Dewi Rosiyana R dan Tarnia Tia. (2011). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik
Vol. 6 No 2 Hal 115-132
Fala, A.D.Y. (2007). Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Penilaian
Ekuitas Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance.
Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar
Fitriani Sonia. (2013). Pengaruh Mekanisme Good orporate Governance terhadap
Konservatisme Akuntansi.
Ghozali, Imam. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
20. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gideon SB Boediono. (2005). Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis
Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, (2005).
Immawati, Asriah, S. (2009), Laboratorium Statistik (Pengolahan Data dengan
SPSS). Tangerang: Universitas Muhammadiyah Tangerang
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1611
Jamaan. (2008), Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas
Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan
Keuangan. Tesis S2 Program Pasca Sarjana: Undip.
Jensen, M. C., dan William H. Meckling. (1976). Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial and
Economic, Vol. 3, No. 4, Hal. 305-360.
Jusny Florensia. (2014). Pengaruh Konservatisme Akuntansi Terhadap Nilai
Perusahaan Dimoderasi Oleh Good Corporate Governance (Studi Empiris
Pada Perusahaan Sektor Retail Trade yang Listing di Bursa Efek Indonesia).
Jurnal Audit dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol.
3, No. 1, Agustus 2014 Hal. 29-52
Juan Eng Ng, Wahyuni Tri Ersa. (2013). Panduan Praktis Standar Akuntansi
Keuangan Edisi 2 Berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat.
Lafond, Ryan., Sugatha Roychowdhury. (2007). Managerial Ownership and
Accounting Conservatism. Journal of Accounting Research, Vol.6, No. 1,
Hal. 101-135
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Purwanti Rizky, Riduwan Akhmad. (2014). Pengaruh Konservatisme Akuntansi
Terhadap Nilai Perusahaan: Good Corporate Governance sebagai
Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 3 No. 7
Retno Dyah, Priantinah Denies. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007-2010).
Syofyan Efrizal, Yenti Efri. (2013). Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap
Penilaian Ekuitas dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel
Pemoderasi (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT
BEI)
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Maret 18
InoVasi Volume 17 ; Maret 2018 Page 1612
Sari, Cynthia, Desi Adhariani. (2009). Konservatisme Perusahaan di Indonesia
dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi
XII Palembang.
Watts, Ross L, Zimmerman Jerold L. (1990). Possitive Accounting Theory: A
Ten Year Perspective. The Accounting Review, Vol. 65, No. 1, Hal. 131157.
Zhang, Jieying. 2007. “The Contracting Benefits of Accounting Conservatism
to Lendersand Borrowers”. Journal of Accounting and Economics, Vol. 45,
Hal. 27-54.