Upload
puji-haryanto
View
370
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA (M.Fahny Addemy) 1
PENGARUH PENINGKATAN TRAFFIC PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI
BERBASIS CDMA 2000 1X TERHADAP DROP CALL RATE
(STUDI KASUS ANALISA TRAFFIC DI PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA)
M.Fahny Addeimy
Alumni 2010 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Baso Maruddani
Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta
Efri Sandi
Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta
Puji Haryanto
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Universitas Negeri Jakarta
5215117024
The Effect of Traffic Escalation on CDMA 2000 1X Telecomunication System Toward
Drop Call Rate ( Case Study Traffic Analysys At PT. Telekomunikasi Indonesia ). Thesis,
Jakarta : Study Program Electronics Technic, Majors Electric Technic, Faculty of Technic State
University of Jakarta 2010. Consellor Baso Maruddani MT and Efri Sandi MT.This Research
aim to know improvement influence of traffic at telecommunications system CDMA. This
Research done in PT. Indonesia Telecommunication in December 2009 until June 2010, applies
observation method and observation.Purpose of its ( the research is to know how big cell radius
influence, emittance, and number of call for to densities of discussion current ( Traffic ) drop
call.CDMA ( Code Devision Multiple Access) be acces technology multiuser where each user
applies unique code in accessing canal which there is in system. Discussion current analysis
(Traffic) at knowable wireless system with analyzing call attempt, call success, call completion,
drop call. With existence of analysis about the discussion current will give some advantages of
like signal yielded good, possibility happened drop small call, the so small interference between
BTS.
Kata Kunci : Traffic, Telecommunication, CDMA 2000 1X, Drop Call Rate
2 Haelka, Vol ? No ? September 2010
TELECOMMUNICATION
Perkembangan Komunikasi memegang
peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, karena komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses untuk
mengakualisasikan semua potensi yang
dibawa semenjak lahir agar menjadi
kemampuan nyata dan pewaris norma serta
nilai yang sudah dimiliki oleh kehidupan
manusia pada suatu generasi ke generasi
berikutnya. Memasuki tahun 2000,
perkembangan system komunikasi selular
semakin meningkat dengan pesatnya, hal
tersebut dibuktikan dengan keluarnya
system jaringan generasi ketiga. Kelebihan
utama yang dimiliki generasi ketiga adalah
kemampuan transfer data yang cepat atau
memiliki bit rate yang tinggi. Tingginya bit
rate yang dimiliki menyebabkan banyak
operator Code Division Multiple Access
(CDMA) dan WCDMA (Wide Band CDMA)
dapat menyediakan berbagai aplikasi
multimedia yang lebih baik dan bervariasi,
dan menjadi daya tarik tersendiri bagi
pelanggan. Hanya dengan sebuah
handphone, dapat memiliki fasilitas seperti
kamera, video, computer, stereo dan radio.
Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun
bisa dinikmati seperti video klip, keadaan
lalu lintas secara real time, teleconference,
bahkan sekedar memesan tempat di restoran,
cukup dengan menekan tombol di
handphone.
Karena mobilitas manusia yang semakin
tinggi sehingga dibutuhkan sarana
komunikasi yang cepat, efektif dan efisien.
Dengan kemajuan jaman seperti sekarang
komunikasi dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara salah satunya dengan
menggunakan gelombang bunyi yang
memanfaatkan media udara. Gelombang
bunyi memang dapat merambat hingga
beberapa radius meter, namun sangat
dipengaruhi kuat oleh arah kecepatan angin.
Kemudian dengan menggunakan listrik
sebagai alat komunikasi yang dapat
mengatasi kesulitan jarak atau cuaca,
komunikasi listrik menggunakan arus
maupun tegangan listrik untuk membawa
informasi yang dikirim oleh pengirim ke
penerima dengan menggunakan media kabel
logam yang di aliri listrik, bentuk
komunikasi (komunikasi radio) listrik
menggunakan gelombang elektromagnetik
yang dapat menggunakan kabel atau udara.
Alokasi frekuensi radio yang tersedia
semakin lama akan semakin padat. Kondisi
demikian akan dapat menyebabkan
permintaan hubungan komunikasi yang
sangat besar tidak bisa dilayani melalui
jaringan yang berbasis lintas radio.
Peneliti tertarik untuk menganalisa msalah –
masalah pada sistem telekomunikasi
berbasis CDMA dan bagaimana cara
mengatasi atau menguranginya, sehingga
dapat membuat komunikasi berbasis CDMA
menjadi lebih efektif dan efisien. Penelitian
yang dilakukan bertujuan untuk :
1. Melihat seberapa besar pengaruh
peningkatan trafik dan penuruna
coverage area terhadap drop call
sehingga menjadi acuan terhadap Radio
Network Planning.
2. Menambah dan meningkatkan
pengetahuan bidang elektronika
SISTEM TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA (M.Fahny Addemy) 3
khususnya bidang sistem telekomunikasi
selular.
3. Mengetahui keunggulan dan kelemahan
pada sistem CDMA. 4. Memberi
masukkan kepada PT. Telekomunikasi
Indonesia Jakarta Timur.
CDMA 2000 1X
Dunia mengenal dua kubu selular digital,
yaitu GSM dan CDMA. Dari populasinya,
GSM lebih unggul disbanding CDMA
karena GSM digunakan lebih awal, yakni
dimulai pada sekitar tahun 1990-an, dan
menerapkan standar terbuka yang dapat
dikembangkan siapa saja. CDMAOne (IS-95)
digunakan umum mulai tahun 1995 dan
mencapai puncaknya ketika versi
lanjutannya dikembangkan ke CDMA 2000-
IX pada bulan Oktober 2000. Kehadiran
telepon selular berbasis teknologi CDMA
memang menimbulkan permasalahan pada
sisi operator selular berbasis GSM.
Bagaimana tidak, ketika hampir seluruh
operator GSM mulai mengaktifkan layanan
GPRS yang mengedapankan layanan always
connected kejaringan dan kemampuan
mengirim data, suara dan gambar serta
tentunya koneksi ke internet, ternyata justru
kehadiran CDMA menjadi sebuah gebrakan
yang lebih memikat dan bahkan sampai
sekarang jumlah pelanggan semakin
bertambah dengan cepat. Terutama karena
layanan CDMA menjanjikan tarif yang lebih
murah. Teknologi CDMA adalah teknologi
yang secara teknis lebih baik dari GSM.
Produsen – produsen peralatan
telekomunikasi terkemuka telah
memutuskan untuk menggunakan teknologi
CDMA sebagai teknologi generasi ke tiga
(3G), yaitu teknologi tanpa kabel yang
mampu mengirimkan data pada kecepatan
hingga 2 Mbps. Dalam jangka panjang,
CDMA dan teknologi – teknologi lainnya
seperti GSM akan dibandingkan berdasarkan
pada biaya total per pelanggan dari jaringan
infrastriktur dan harga pesawat telepon.
Dengan 3G, komunikasi lebih murah dan
berkualitas dapat terwujud. Cara kerja
CDMA dapat dihasilkan ketika dalam suatu
ruangan terdapat beberapa pasangan
manusia yang mempunyai bahasa
percakapan yang berbeda satu sama lain,
sedangkan udara pada ruangan tersebut
dianggap sebagai frekuensi pembawa dan
bahasa percakapan tersebut sebagai sistem
pengkodeannya karena percakapan tersebut
berlangsung secara bersamaan, maka dalam
bahasa tersebut bahasa percakapan dari
pasangan lain yang terdengar dari kita
dianggap noise. Setiap ada pasangan baru
dengan bahasa percakapan yang lain dapat
bersama-sama berkomunikasi dalam
ruangan tersebut sampai suara pasangan
yang lain terdengar terlalu keras. Sistem
Code Division Multiple Access (CDMA)
juga mempunyai berbagai kelebihan dan
kekurangan, antara lain : Keunggulan Sistem
CDMA :
1. Pembangkitan sinyal lebih mudah.
2. Tidak ada sinkronisasi antar pengguna.
3. Meningkatkan kualitas suara dan
kapasitas sel
4. Tahan terdapat interferensi frekuensi lain.
5. Tidak dapat disadap sehingga keamanan
berkomunikasi terjaga.
6. Lebih tahan terhadap sinyal yang dating.
Keuntungan utama dari Code Division
Multiple Access (CDMA) berasal dari
kemampuan rata-rata interferensinya.
4 Haelka, Vol ? No ? September 2010
Kemampuan terbatas oleh oleh power
interferensinya. Jumlah interferensi yang
tidak relevan, seperti halnya pada power
tiap-tiap user. Kelemahan Sistem CDMA
(Code Division Multiple Access) :
1. Daya yang diterima oleh stasiun utama
dari pengguna dekat lebih tinggi
dibandingkan dengan daya yang diterima
dari pengguna yang lokasinya jauh.
2. Untuk penerimaan yang benar, kesalahan
sinkronisasi dari urutan kode yang
diterima kecil.
3. Pengguna yang dekat dengan stasiun
utama akan membangkitkan interferensi
yang besar bagi pengguna yang jauh dari
stasiun utama sehingga menyulitkan
penerimaan sinyal.
DROP CALL
Secara umum Drop Call adalah pangilan
yang terputus ketika pembicaraan sedang
berlangsung.
Drop Call merupakan pelepasan kanal trafik
oleh MS ataupun BTS yang tidak
dikehendaki oleh pengguna. Dengan kata
lain, drop call merupakan proses pelepasan
yang tidak normal. Call Drop Rate adalah
suatu parameter perbandingan antara jumlah
panggilan drop call dengan jumlah seluruh
panggilan yang suskses. Parameter
perbandingan tersebut merupakan salah satu
indikator yang penting untuk mengevaluasi
sistem CDMA. Analisis drop call berguna
untuk mengetahui prinsip dasar drop call
serta penyebab drop call.
Penelitian dilaksanakan di PT.
Telekomunikasi, Tbk yang beralamat di
Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Penelitian
memilih perusahaan Telkom sebagai tempat
penelitian dikarenakan perusahaan ini
merupakan salah satu perusahaan jaringan
telekomunikasi CDMA terbesar di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengamatan
atau observasi. Metode observasi adalah
suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. Penelitian langsung
mengadakan observasi atau penelitian pada
salah satu operator CDMA yaitu PT.
Telkom Flexi Jakarta.
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik
kesimpulannya.”Sedangkan “sampel adalah
sebagian yang diambil dari populasi
tersebut.”
Dari pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa populasi adalah
keseluruhan obyek penelitian yang dapat
berupa benda seperti: manusia, hewan, dan
gejala-gejala peristiwa ataupun nilai tes.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah teknik sampel acak sederhana
(Simple Random Sampling Technique) yaitu,
“teknik yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada pada
populasi, biasanya ini dilakukan jika
keadaan atau karakteristik populasi
homogen.” Teknik ini dipilih berdasarkan
pertimbangan bahwa seluruh anggota
populasi terjangkau memiliki peluang yang
sama untuk dipilih menjadi sampel. Gambar
SISTEM TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA (M.Fahny Addemy) 5
ini menunjukkan pengambilan 16 sampel
yang digunakan pada penelitian.
Gambar 3.1 Pengambilan 16 sampel BTS
Wilayah Jakarta Timur
Data diperoleh langsung dari PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Data
mengenai drop call rate diperoleh dari
bagian Fixed Network Service Telkom Flexi.
Metode pengumpulan data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Keberhasilan
Pengumpulan data sangat dipengaruhi
metode pengumpulan data yang digunakan.
Data yang terkumpul akan digunakan
sebagai bahan Analisis yang ditetapkan.
Adapun metode pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode :
1. Metode Pengamatan atau Observasi
Metode observasi adalah suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Disini penulis langsung
mengadakan observasi atau penelitian.
2. Interview atau Wawancara
Metode Interview/wawancara yaitu suatu
cara untuk mengumpulkan data dengan
mengatakan secara langsung kepada
informan atau responden dengan
mendasrakan diri pada laporan tentang
diri sendiri self report,atau setidak-
tidaknya pada pengetahuan dan atau
keyakinan pribadi. Dalam hal ini penulis
mengadakan wawancara dengan
pegawai PT. TELKOM FLEXI Jakarta
Pusat, sehingga lebih leluasa
menanyakan sesuatu yang berkaitan
dengan objek yang diteliti.
3. Studi Pustaka
Pengertian studi pustaka yaitu informasi
diperoleh dengan jalan membaca,
mencatat secara sistematis fenomena-
fenomena yang dibaca dari sumber
tertentu. Penulis melengkapi dengan
membaca dan mempelajari buku-buku
serta fererensi yang relevan dengan
masalah yang dibahas.
Proses analisis merupakan usaha untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan,
perihal dan rumusan-rumusan yang
diperoleh dalam penelitian. Proses analisis
data dalam penelitian ini terdapat beberapa
tahap, yang pertama dilakukan dengan
membaca data-data, tabel-tabel, atau angka-
angka yang dipeoleh dari laporan bulanan
drop call per sector. Yang kedua,
menganalisis seberapa besar pengaruh
peningkatan tarfik terhadap tingkat Drop
call. Pengaruh ini diketahui dengan
meggunakan beberapa teknik analisis yang
diperkuat dengan statistik regresi.
6 Haelka, Vol ? No ? September 2010
Regresi merupakan salah satu analisis yang
cukup penting yang berkaitan dengan
masalah permodelan matematik dari suatu
pasangan data pengamatan. Selain hal
tersebut hubungan antar pasangan variable
tersebut dapat menunjukkan hubungan dari
dua atau lebih variable tersebut.
TRAFFIC
Kata trafik digunakan di dalam teori
teletrafik mengacu kepada apa yang disebut
intensitas trafik (traffic intensity) yaitu trafik
per satuan waktu. Dengan melihat tingginya
tingkat kenaikan drop call yang diakibatkan
karena factor kualitas sinyal, maka perlu
dilakukan analisa untuk meningkatkan
performansi dari jaringan tersebut dengan
melakukan optimasi BTS yaitu perbaikan
luas covarage area.
Luas covarage area yang dapat ditangani
oleh base station, dapat diatur dengan
menaikkan atau menurunkan daya pancar.
Tetapi pada analisa coverage area ini akan
menghitung besarnya radius sel daya yang
diterima oleh MS pada radius yang
didapatkan dari perhitungan. Besarnya
radius sel bergantung dari besarnya path
loss.Intensitas trafik sesungguhnya tidak
bersatuan (dimensionless) tetapi untuk
menghormati jasa ilmuwan Denmark, Agner
Kraup Erlang (1878-1929), maka intensitas
trafik diberi satuan Erlang(erl).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Call Attempt atau total call menunjukkan
banyaknya panggilan yang datang dalam per
jam. Kedatangan panggilan dalam sistem
seluler memiliki Pattern Random trafik. Di
Telkom Flexi sentral dengan BHCA (Busy
Hour Call Attempt) sekitar 50.000 call
maka maksimum call yang dilayani/diproses
oleh sentral tersebut dalam waktu bersamaan
50.000 call. Parameter drop call didasarkan
pada ketidakpastian jaringan mengalami
putus hubungan saat terjadi panggilan oleh
jaringan. Faktor penyebab Quality of Service
saling berkaitan satu dengan yang lain.
Untuk itu dalam menganalisis sistem
CDMA tidak dapat dipisahkan antara yang
satu dengan yang lainnya. Ada suatu
hubungan antara covarage area, kapasitas
sistem dan kualitas suara dimana saling
mempengaruhi sehingga ketika salah satu
performansi dinaikan maka dua yang
lainnya menurun.
SISTEM TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA (M.Fahny Addemy) 7
Gambar 4.2 Grafik hasil analisis drop call rate (%)
Gambar 4.3 Grafik peningkatan trafik terhadap drop call
0 1 2 3 4 5
21-Penggilingan Elok
21-Kampung Melayu
21-Cakung
21-Buaran
21-Pondok Bambu
21-Pulo mas
21-Pondok Kelapa
Industri Pulo gadung
% Drop Call
% Drop Call
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
erlang
drop call
8 Haelka, Vol ? No ? September 2010
Gambar di atas menunjukkan bahwa
terdapat beberapa BTS yang sedang
mengalami drop call. Dari perhitungan
melalui persamaan di atas dapat dilihat ada
beberapa BTS yang memiliki persentase
drop call yang cukup tinggi lebih dari 2 %
yaitu pada BTS Cipinang, BTS Pondok
Kelapa STO, BTS Tipar Cakung Tsel, BTS
Industri Pulo gadung dan BTS RS Gading
Pluit IBS. Tinggi drop call tersebut
diakibatkan oleh beberapa factor. Akan
tetapi pada dasarnya hal yang paling
mempengaruhi tingkat kenaikan persentase
drop call adalah permaslahan mengenai
kapasitas cakupan sel. Dimana kenaikan
persentase drop call tersebut dapat
diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan
yang kurang optimal dan daya cakupan yang
maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang
optimal maka akan terdapat daerah blank-
spot sehingga pada daerah-daerah tersebut
akan terjadi hilangnya sinyal (loss signal)
sehingga akses pembicaraan terputus dan
akan terjadi drop call sehingga perlu
penambahan daya pancar.
Dari hasil analisa yang telah dilakukan dapat
dilihat dari gambar bahwa tingginya drop
call sangat dipengaruhi oleh peningkatan
trafik. Ha ini disebabkan karena BTS sudah
tidak sanggup lagi mengontrol jumlah
pengguna yang tinggi terutama pada jam
sibuk.
Drop call juga dipengaruhi oleh cell
breathing yang merupakan suatu fenomena
dimana coverage area sebagai efektif sel
akan berkembang dan menciut saat terjadi
perubahan level interferensi didalam sel.
Sehingga BTS harus melakukan mekanisme
power control agar diperoleh nilai Ec/Io
yang diinginkan. Jika jumlah user meningkat
dalam sel, maka level interferensi dalam sel
juga meningkat. Sehingga user yang
lokasinya berada jauh dari BTS akan
mengalami kondisi drop call karena daya
pancar untuk sampai ke BTS berkurang.
Radius sel maksimum yang diperoleh
perangkat menggunakan pendekatan model
Okumura Hatta. Dengan menggunakan
parameter-parameter yang terdapat pada
lampiran untuk menentukan coverage dari
masing-masing BTS. Parameter tambahan
yang diperlukan adalah :
a. Frekuensi kerja : 832,26 MHz
b. Tinggi antenna MS : 1.5 m
SISTEM TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA (M.Fahny Addemy) 9
Tabel 4.1 Perhitungan Radius Sel dalam
keadaan normal
BTS Hb D Morfologi
21-Klender STO
40 m 4.13
km
Urban
21-Industri Pulo Gadung
45 m 4.38
km
Urban
21-Matraman
55 m 4.99
km
Urban
21-Rawamangun STO
60 m 5.15
km
Urban
21-RS Gading Pluit IBS
40 m 4.13
km
Urban
21-Tipar Cakung Tsel
45 m 4.38
km
Urban
21-Pondok Kelapa STO
50 m 4.6 km Urban
21-Pondok Bambu
55 m 4.99
km
Urban
21-Buaran 45 m 4.38
km
Urban
21-Cakung 60 m 5.15
km
Urban
21-Cipinang 55 m 4.99
km
Urban
21-Hotel Sentral
40 m 4.13
km
Urban
21-Pulo Mas 2
55 m 4.99
km
Urban
21-Jatinegara STO
50 m 4.6 km Urban
21-Penggilingan Elok
45 m 4.38
km
Urban
21-Kampung Melayu
60 m 5.15
km
Urban
Tabel di atas menunjukkan radius dari
masing-masing BTS yang ada pada area
Jakarta Timur, terdapat beberapa BTS yang
sedang mengalami drop call yakni, BTS
Cipinang, BTS Pondok Kelapa STO, BTS
Tipar Cakung Tsel, BTS Industri Pulo
Gadung, dan BTS RS Gading Pluit IBS.
Dari hasil analisa penelitian yang telah
dilakukan, hal ini disebabkan oleh beberapa
factor yang pertama adalah terjadinya
interferensi yang dikarenakan terlalu
tingginya daya pancar yang mengakibatkan
terjadinya interferensi yang besar dan
hampir semua sel terdapat site tetengga
(BTS lain), akan tetapi faktor tidak
mempunyai pengaruh dengan peningkatan
intensitas trafik.
Faktor yang kedua adalah terdapatnya blank
spot diantara sel-sel BTS. Dan faktor inilah
yang lebih mempengaruhi terjadinya drop
call dibandingkan kemungkinan yang
lainnya. Blank spot terjadi diakibatkan
karena peningkatan intensitas trafik pada
suatu BTS yang mengakibatkan turunnya
coverage area pada BTS tersebut.
10 Haelka, Vol ? No ? September 2010
Tabel 4.2 Perhitungan Radius Sel dalam
keadaan trafik
Tabel Perhitungan Radius Sel
BTS Hb D Morfologi
21-Klender STO
40 m 4.13
km
Urban
21-Industri Pulo Gadung
45 m 2.36
km
Urban
21-Matraman
55 m 4.99
km
Urban
21-Rawamangun STO
60 m 5.15
km
Urban
21-RS Gading Pluit IBS
40 m 2.24
km
Urban
21-Tipar Cakung Tsel
45 m 2.36
km
Urban
21-Pondok Kelapa STO
50 m 2.47
km
Urban
21-Pondok Bambu
55 m 4.99
km
Urban
21-Buaran 45 m 4.38
km
Urban
21-Cakung 60 m 5.15
km
Urban
21-Cipinang 55 m 2.61
km
Urban
21-Hotel Sentral
40 m 4.13
km
Urban
21-Pulo Mas 2
55 m 4.99
km
Urban
21-Jatinegara STO
50 m 4.6 km Urban
21-Penggilingan Elok
45 m 4.38
km
Urban
21-Kampung Melayu
60 m 5.15
km
Urban
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa BTS
yang sedang mengalami drop call yakni
BTS Cipinang, BTS Pondok Kelapa STO,
BTS Tipar Cakung Tsel, BTS Industri Pulo
Gadung dan BTS RS Gading Pluit IBS telah
mengalami penurunan coverage area yang
dikarenakan turunnya sinyal pilot dari
transmitter BTS tersebut yang
mengakibatkan pelanggan yang berada pada
lokasi terluar dari sel tidak dapat dilayani
dan mengalami drop call.
Gambar 4.4 Sektorisasi Kanal Forward Daya
BTS
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada
umumnya sebuah transmitter BTS secara
teknis memiliki daya sebesar 20 watt atau 43
dBm, dan 5-10% digunakan untuk
sektorisasi signaling (pilot, sync dan paging)
yaitu sebesar 4 watt atau 36 dBm. Jika trafik
semakin tinggi sampai melebihi batas kanal
yang disediakan, maka pada sektor signaling
akan tertekan untuk menyeimbangkan kanal
trafik. Tetapi karena sektor signaling
TRAFFIC
PILOT
SYNC
PAGING
SISTEM TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA (M.Fahny Addemy) 11
digunakkan untuk meyediakan kanal trafik
dampaknya daya pancar akan berkurang.
KESIMPULAN
Dari analisa dan perhitungan yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pada dasarnya unjuk kerja atau
performansi sistem selular baik berbasis
sistem CDMA dapat diukur dengan
melihat parameter (QoS) jaringan dan
parameter-parameter ini harus dilakukan
pengujian serta analisis secara periodic.
Parameter ini antara lain:
a) Call Answered Ratio
b) Call Success Ratio
c) Call Competion Ratio
d) Drop Call
e) Erlang
2. Faktor buruknya performansi suatu
jaringan sistem selular saling terkait satu
dengan yang lainnya. Untuk itu dalam
menganalisis CDMA tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Permasalahan yang timbul dalam sistem
CDMA bermacam-macam mulai dari
kapasitas sistem, kualitas suara dan area
cakupan.
3. Dalam analisis penelitian yang telah
dilakukan tingkat drop call tinggi hal ini
disebabkan karena dua faktor masalah
coverage area. Faktor yang pertama bila
BTS bekerja dengan daya maksimal,
maka akan terjadi overlap yang besar
antara sitenya sehingga diperlukan
adanya pengurangan radius cakupan
untuk masing-masing BTS, akan tetapi
faktor pertama di atas tidak mempunyai
pengaruh terhadap peningkatan trafik.
Faktor yang kedua yaitu penurunan
coverage area, penurunan terjadi
dikarenakan terlalu tinggi trafik yang
terjadi pada satu BTS, sehingga sinyal
pilot tertekan akibatnya daya pancar
BTS tersebut berkurang yang
menyebabkan turunnya coverage area.
4. Jika trafik semakin tinggi maka sektor
signaling akan tertekan sehingga daya
pancar yang ada di sinyal pilot akan
berkurang yang menyebabkan
menurunnya coverage area.
5. Hasil dari perhitungan koefisien
determinasi pada penelitian ini sebesar
0,952. Maka pengaruh antara
peningkatan trafik terhadap tingginya
drop call sebesar 90,57%.
SARAN
1. Dari analisis yang diperoleh, maka
masih diperlukan adanya pengaturan
pemantauan daya pancar sinyal pilot
untuk tiap-tiap BTS. Khususnya Jakarta
Timur.
2. Dibutuhkan perencanaan jaringan yang
lebih akurat untuk mengetahui daerah
blank spot pada tiap sel BTS agar tidak
terjadi drop call.
3. Setelah mengetahui daerah blank spot,
perlu ditambahkan BTS atau transmitter
baru di daerah tersebut sehingga
pengguna yang berada didaerah terluar
dapat dialihkan.
4. Untuk mengetahui kinerja suatu jaringan
maka diperlukan pengamatan secara
berkala dan periodik sehingga bila
terjadi permasalahan dapat segera diatasi.
12 Haelka, Vol ? No ? September 2010
DAFTAR PUSTAKA
Amos Edward Joel.1972. Cellular Mobile
Communication System, United State.
Peter Lange. The Cellular Academy
Germany: Network Consultant.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:
Penerbit Tarsito.
Sugiono. 2005. Metode Penelitian Bisnis
Bandung: CV. Alvabeta.
Sutrisno Hadi. 2003. Metodologi Resesarch.
Yogyakarta: Andi.