Upload
zevannayasmine
View
286
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Jurnal Sarang Bondol Jawa
1/4
Komposisi Sarang Burung Bondol Jawa di TAHURA Banten
Nur Alivia Arianda, Evie Lia Yohana, Tiva Ayu C.F, Anggun Sunari dan Dikny Asti K
Abstrak
Penelitian tentang Komposisi Sarang Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) di TAHURA
Banten yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2016. Pengamatan dilakukan dengan Teknik
Jalur (Transex). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sarang bondol jawa ditemukan
pada ketinggian 5 meter dari permukaan tanah. Bentuk sarang bondol jawa berbentuk Bulat dantipe sarang bondol jawa pada umumnya berbentuk dome. Komposisi material penyusun sarang
Bondol Jawa (L. leucogastroides) terdiri dari dua material alami. Ada dua material utama
penyusun sarang bondol jawa pada saat pengamatan yaitu tersusun atas material daun bambu
kering (Graminae) dan ranting pohon yang kecil.
Keywords : Sarang, Komposisi, Material, Bondol Jawa
Pendahuluan
Taman Hutan Raya (TAHURA)Banten adalah Kawasan Pelestarian Alam
yang bertujuan untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau
bukan alami, jenis asli atau bukan asli, yangdimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasiyang terletak di Kecamatan Carita,
Kabupaten Pandeglang, Banten.
TAHURA Banten memiliki potensi
alam baik flora dan fauna didalamnya,
potensi tersebut difungsikan sebagai HutanPemanfaatan, Hutan Lindung, Hutan
Koleksi, Hutan Rehabilitasi dan Hutan
Pengelolaan. Selain itu, Hutan itu memiliki
kekhasan ekosistem, baik ekosistem alami
atau buatan, ekosistem pantai dan hutanpegunungan yang berpotensi terhadap
keanekaragaman spesies burung
didalamnya.
Burung memiliki distribusi yang
sangat luas karena memiliki kemampuan
menempati berbagai tipe habitat yang
didukung oleh kemampuan terbangnya.King, Dickinson dan Woodcock (1975)
menyatakan bahwa burung mampu
menempati berbagai tipe habitat mulai daridaerah khatulistiwa sampai daerah kutub.
Habitat yang baik bagi jenis burung
merupakan hasil pemilihan terhadap kondisi
lokasi yang cocok untuk melakukan
aktivitas hidup. Hubungan burung denganhabitatnya terutama terhadap vegetasi
tumbuhan merupakan suatu faktor ekologi
yang sangat penting (Sujatnika, Soehartono,
Crocby, dan Mardiastuti,1995).
Tumbuhan menjadi salah satu syarat
untuk kelangsungan hidup burung, tidak
hanya berperan sebagai sumber makanan,tetapi juga digunakan untuk bahan membuat
sarang, tempat bersarang, tempat memantau,
tempat mengeluarkan suara, dan tempat
berlindung (Welty, 1982). Cornwall WildlifeTrust (2006) menyatakan burung
membutuhkan sarang sebagai tempat yang
memberikan jaminan keamanan untuk dapat
bertahan hidup.
Bondol Jawa (Lonchura
leucogastroides) adalah sejenis burung kecil
7/24/2019 Jurnal Sarang Bondol Jawa
2/4
yang berukuran sekitar 11 cm pemakan padi
dan biji-bijian memiliki bentuk paruh
terspesialisasi untuk memecah biji, Burungdewasa dominan coklat tua di punggung,
sayap dan sisi atas tubuhnya, tanpa memiliki
bintik-bintik putih. Muka, leher dan dadaatas berwarna hitam; dada bawah, perut dansisi tubuh putih bersih dan tampak kontras
pada bagian atasnya. Sisi bawah ekor
kecoklatan. Burung muda dengan dada danperut coklat kekuningan kotor. Memiliki iris
mata coklat, paruh bagian atas kehitaman
dan paruh bawah abu-abu kebiruan dan kaki
berwarna keabu-abuan. Tidak memilikiperbedaan antara jantan dan betina. Bondol
Jawa berbiak sepanjang tahun.
Bondol Jawa merupakan BurungUrban sering ditemukan di lingkungan
pedesaan dan perkotaan terutama dekat
dengan persawahan. Bondol Jawa kerap
mengunjungi sawah, padang rumput,lapangan terbuka bervegetasi dan kebun.
Bondol Jawa membutuhkan material
penyusun dalam membangun sarangnya.Penelitian Budiana (2012) tentang
karakteristik sarang burung gereja (Passer
montanus) sebagai salah satu burung urban
didapatkan hasil bahwa material penyusunsarang burung gereja terdiri dari bahan alami
dan bahan sintetik, serta lebih dari 60%
material alami berupa rumput-rumputan(Graminae) sebagai material utama
penyusun sarang. Pengambilan material
sarang nantinya berkaitan dengan aktivitasbondol jawa yang hidup di habitat terbuka.
Hal ini akan berpengaruh terhadap material
penyusun sarang dimana habitat yang
ditempati bondol jawa dekat denganaktivitas manusia.
Dengan demikian, bisa terjadi
kemungkinan material penyusun sarang
bondol jawa akan bercampur denganmaterial sintetik yang diambil dari sisa
aktivitas manusia. Oleh karena itu dilakukan
penelitian mengenai komposisi sarangbondol jawa yang bertujuan mengetahui
komposisi material penyusun sarang bondol
jawa yang terdapat di kawasan TAHURA
Banten berdasarkan struktur vegetasi yangterdapat didalamnya.
Metodologi Penelitian
Pengamatan burung ini dilakukan di
TAHURA Banten pada tanggal 23 Januari
2016. Pengamatan dilakukan dengan TeknikJalur (Transex). Teknik ini dilakukan
dengan cara mengamati burung disepanjang
jalur pengamatan. Pengamatan dilakukan
dari pukul 07.00-12.30 WIB. Alat danBahan yang digunakan yaitu 1 buah
Binokuler, 1 Buku Panduan SKJB dan 1
Kamera SLR. Disepajang jalur pengamatankami mengamati sarang burung bondol jawa
yang terlihat dan menganalisis komposisimaterial penyusun sarang tersebut.
Ketinggian pohon yang terdapat sarangburung bondol jawa kami ukur berdasarkan
perkiraan.
Hasil dan Pembahasan
Ketinggian Sarang dari Permukaan Tanah
Sarang Bondol Jawa
(L.leucogastroides) ditemukan terletak di
pohon pada ketinggian berkisar pada 5 meterdari permukaan tanah. Ketinggian sarang
dan penempatannya berkaitan dengan
keamanan dan keselamatan burung(Sukmawati, 2010). Hal ini sangat penting
karena akan mempengaruhi keberhasilan
reproduksi dan keberlangsungan hidupnya.
Ketinggian sarang dari permukaan tanah jikaterlalu rendah akan mudah di rusak oleh
aktivitas manusia. Sedangkan sarang yang
dibangun terlalu tinggi dari permukaan
tanah mengakibatkan adanya ancaman pada
sarang nantinya berupa angin kencang.
7/24/2019 Jurnal Sarang Bondol Jawa
3/4
Bentuk Sarang
Bentuk sarang bondol jawa yangkami temukan berbentuk Bulat. Tipe sarang
bondol jawa pada umumnya berbentuk dome
yaitu bentuk sarang burung seperti boladengan lubang disatu sisinya pada bagian
atas sebagai pintu keluar masuk (Risandi,
2012). Struktur sarang bondol jawaberbentuk rajutan rumput dengan sruktur
yang padat pada bagian dalam dan lebihlonggar pada bagian luar. Struktur sarang
bondol jawa memiliki struktur sarang yanghampir mirip dengan burung kutilang diAustralia dengan struktur stick cup and
canopy, dimana sarang dibentuk dengan
lapisan rumput, ranting-ranting perdu, bulu
burung, dan material tumbuhan yang bersifathalus untuk diletakkan pada bagian dalam
sarang (Goodfellow, 2011).
Material Penyusun Sarang
Komposisi material penyusun sarang
Bondol Jawa (L. leucogastroides) terdiri dari
dua material alami. Ada dua material utama
penyusun sarang bondol jawa pada saatpengamatan yaitu tersusun atas material
daun bambu kering (Graminae) dan ranting
pohon yang kecil. Budiana (2012)
menyatakan komposisi sarang burung gereja(P. Montanus) selain terdiri dari material
alami, juga ditemukannya material sintetik
yang merupakan material sisa atau buanganyang tidak digunakan lagi oleh manusia.
Gambar 1 : Sarang Bondol Jawa di TAHURA
Banten
Gambar 2 : Sarang Bondol Jawa
Gambar 3 : Material Penyusun Sarang Bondol Jawa
7/24/2019 Jurnal Sarang Bondol Jawa
4/4
Material alami terdiri dari material
tumbuhan (potongan daun-daunan, potongan
ranting kecil, dan potongan akar) danmaterial hewan (bulu burung, serangga
kecil, feses burung) yang diambil dari
sekitar lokasi tempat bersarang. Materialpenyusun sarang bondol jawa hanya terdiridari material alami dan tidak ditemukan
material sintetik.
Sarang burung secara umum dibuat
dengan menggunakan beranekaragammaterial, mulai dari yang paling umum
ditemukan di alam dan bersumber dari
bahan alami seperti rerumputan dan jenis
tumbuhan lainnya sampai material sintetikyang berasal dari sisa aktifitas dan
kebutuhan manusia. Selain itu banyak
burung yang menambahkan lumpur yang
juga dijadikan perekat seperti sutra dariserangga atau air liur dari lala-laba demi
ketahanan sarang yang dibangun (Peterson,
1980).
Kesimpulan
1. Sarang Bondol Jawa
(L.leucogastroides) ditemukan
terletak di pohon Bambu (Bambusasp.) pada ketinggian berkisar pada 5
meter dari permukaan tanah.
2. Bentuk sarang bondol jawa yangkami temukan berbentuk Bulat dan
Tipe sarang bondol jawa pada
umumnya berbentuk dome.3. Komposisi material penyusun sarang
Bondol Jawa (L. leucogastroides)
terdiri dari dua material alami. Ada
dua material utama penyusun sarang
bondol jawa pada saat pengamatanyaitu tersusun atas material daun
bambu kering (Graminae) dan
ranting pohon yang kecil.
Ucapan Terimakasih
Terima kasih kepada Bapak Drs.Paskal Sukandar, M.Si dan Mentor yang
telah memberikan masukan dan saran
kepada kami selama pengamatan dan
penelitian
Daftar Pustaka
Budiana, N. 2012. Karakteristik SarangBurung Gereja (Passer montanus) di
lingkungan Urban. (Skripsi).
Padang. UniversitasAndalas.
Cornwall Wildlife Trust. 2006. BuildingBird Next Boxes. Wildlife
Information Services (WIS).
http://www.cornwallwildtrust.org.uk.download/birdboxes.pdf. 28 Februari
2013.
Goodfellow, P. 2011.Avian Architecture,How Bird Design, Engineer, and
Build.Princeton University Press.
America.Peterson, R. T. 1980. The Birds.The 2
nd
edition.Time life book Inc. New
York.
Priwono, A. 2007.Jenis-jenis Burung
Hama.Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Risandi, A. 2012.Kelompok Burung Pipit.Indonesia Animal Channel Publisher.
Surabaya.Welty. J. C.1982. The Life of Bird. The 3rd
edition. Sounder College Publishing.Philadelphia. New York.
http://www.cornwallwildtrust.org.uk/http://www.cornwallwildtrust.org.uk/