16
1 IMPLEMENTASI COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS CLOUD COMPUTING DENGAN LARAVEL FRAMEWORK DAN GOOGLE DRIVE SDK STUDI KASUS STMIK STIKOM BALI Anak Agung Bayu Darmantra 1 , Made Liandana 2 , Padma Nyoman Crisnapati 3 STMIK STIKOM BALI Jl. Raya Puputan Renon No.86 Denpasar-Bali Indonesia, Telp/Fax. +62(361) 244445 / +62(361) 264773 Email : [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 Abstrak Untuk membangun kerja sama dan rasa tanggung jawab, dosen kerap memberikan mahasiswa tugas untuk dikerjakan secara berkelompok. Selain itu, mengerjakan tugas kelompok juga dapat melatih komunikasi dan dapat mengakrabkan sesama anggota kelompok. Nyatanya tujuan yang ingin dicapai tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mahasiswa kesulitan mengatur waktu untuk mengerjakan tugas kelompok bersama karena kesibukannya masing-masing. Hal ini menyebabkan tugas kelompok dibuat oleh satu dua orang saja, dan anggota kelompok lainnya tidak ikut berkontribusi. Dosen juga kesulitan untuk memberikan nilai pada tugas kelompok yang dibuat karena dosen tidak mengetahui apakah semua anggota kelompok terlibat pada proses pembuatannya. Dengan adanya cloud computing, tugas kelompok dapat dikerjakan bersama melalui internet. Dengan adanya fitur real time collaboration yang dimiliki Google Docs, tugas dapat dikerjakan pada waktu yang bersamaan. Metode yang digunakan pada penelitianini adalah metode pembelajaran Dick and Carey sebagai metode analisisnya dan metode Waterfall sebagai metode pembangunan perangkat lunak. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah Website yang terintegrasi dengan Google Drive sebagai cloud storage dan Google Docs sebagai layanan penyedia real time collaboration. Mahasiswa dapat terhubung secara langsung untuk mengerjakan tugas. Dosen juga dapat menilai tugas yang telah dibuat secara langsung. Kata kunci: Collaborative Learning, Cloud Computing, Google Drive, Laravel Abstract To build cooperation and sense of responsibility, lecturer often give students assignments to done in a group. In addition, the group task also can train communication and can deepen their fellow group members. In fact the goal to be achieved is not as expected. Student difficult to set a time for the group task together because of their strenuous respectively. This causes group task created only by one or two people, and the rest of the group did not contribute. The lecturer too L-2

Jurnal Skripsi 09 September 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

f

Citation preview

1

IMPLEMENTASI COLLABORATIVE LEARNING BERBASIS CLOUD COMPUTING DENGAN LARAVEL

FRAMEWORK DAN GOOGLE DRIVE SDK STUDI KASUS STMIK STIKOM BALI

Anak Agung Bayu Darmantra 1, Made Liandana 2, Padma Nyoman Crisnapati 3

STMIK STIKOM BALIJl. Raya Puputan Renon No.86 Denpasar-Bali Indonesia, Telp/Fax. +62(361) 244445 / +62(361) 264773

Email : [email protected] 1, [email protected], [email protected]

AbstrakUntuk membangun kerja sama dan rasa tanggung jawab, dosen kerap memberikan mahasiswa tugas

untuk dikerjakan secara berkelompok. Selain itu, mengerjakan tugas kelompok juga dapat melatih komunikasi dan dapat mengakrabkan sesama anggota kelompok. Nyatanya tujuan yang ingin dicapai tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mahasiswa kesulitan mengatur waktu untuk mengerjakan tugas kelompok bersama karena kesibukannya masing-masing. Hal ini menyebabkan tugas kelompok dibuat oleh satu dua orang saja, dan anggota kelompok lainnya tidak ikut berkontribusi. Dosen juga kesulitan untuk memberikan nilai pada tugas kelompok yang dibuat karena dosen tidak mengetahui apakah semua anggota kelompok terlibat pada proses pembuatannya. Dengan adanya cloud computing, tugas kelompok dapat dikerjakan bersama melalui internet. Dengan adanya fitur real time collaboration yang dimiliki Google Docs, tugas dapat dikerjakan pada waktu yang bersamaan. Metode yang digunakan pada penelitianini adalah metode pembelajaran Dick and Carey sebagai metode analisisnya dan metode Waterfall sebagai metode pembangunan perangkat lunak. Hasil dari penelitian ini merupakan sebuah Website yang terintegrasi dengan Google Drive sebagai cloud storage dan Google Docs sebagai layanan penyedia real time collaboration. Mahasiswa dapat terhubung secara langsung untuk mengerjakan tugas. Dosen juga dapat menilai tugas yang telah dibuat secara langsung.

Kata kunci: Collaborative Learning, Cloud Computing, Google Drive, Laravel

AbstractTo build cooperation and sense of responsibility, lecturer often give students assignments to done in

a group. In addition, the group task also can train communication and can deepen their fellow group members. In fact the goal to be achieved is not as expected. Student difficult to set a time for the group task together because of their strenuous respectively. This causes group task created only by one or two people, and the rest of the group did not contribute. The lecturer too difficult to put a value on the group task made because lecturer don't know whether all members of the group involved in the process. By the presence of cloud computing, the group task can be done together through the internet.With the real-time collaboration features provide by GoogleDocs, the task can be done at the same time. The methods used in this research is a method of learning Dick and Carey as a method of analysis and Waterfall method as a software development method. The results of this research is a Website with Google Drive integration as cloud storage and Google Docs as a service provider of realtime collaboration. Students can connect directly to the task. Lecturer can also assess the assignments that have been made directly.

Keywords: Collaborative Learning, Cloud Computing, Google Drive, Laravel

1. PendahuluanKualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Kualitas pendidikan yang

memadai merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di masa modern seperti sekarang ini, useran teknologi informasi sangat dibutuhkan untuk mendukung terciptanya kualitas pendidikan yang lebih memadai. Dengan adanya teknologi informasi peserta didik akan lebih mudah dalam

L-2

2

mengakses informasi tanpa harus mendatangi sumber informasi yang dimaksud. Peserta didik juga diharapkan mampu berperan aktif untuk memperoleh pengetahuan tidak hanya dari kelas tetapi juga dari media lain seperti internet.Useran teknologi informasi dari sisi pendidikan saat ini sudah mulai digunakan dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Salah satu institusi pendidikan yang menggunakan teknologi informasi untuk menunjang proses belajar mengajar adalah STIKOM Bali. STIKOM Bali menggunakan teknologi informasi berupa SION dan E-Learning. SION merupakan sistem informasi online untuk mahasiswa. SION berisi semua informasi yang berkaitan dengan kemahasiswaan, seperti informasi kelas, nilai, absen, pembayaran, dan pengumuman penting bagi mahasiswa. Sedangkan E-Learning merupakan sistem informasi akademis online. Dengan adanya E-Learning, mahasiswa STIKOM Bali dapat melakukan berbagai aktivitas dalam bidang akademis, seperti men-upload tugas, men-download materi yang diberikan oleh dosen. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan diskusi dengan dosen ataupun sesama mahasiswa melalui forum diskusi yang disediakan. Dengan adanya SION dan E-Learning, mahasiswa dapat dengan mudah mengakses informasi yang berkaitan dengan perkuliahan dan juga dapat melakukan proses pembelajaran online.

Meskipun STIKOM Bali sudah memiliki sistem informasi yang menunjang pendidikan bagi mahasiswanya seperti E-Learning, namun tidak semua kebutuhan dalam proses perkuliahan dapat terakomodasi oleh sistem informasi tersebut. Dalam implementasinya, E-Learning hanya mengakomodasi kebutuhan personal mahasiswa dalam proses pembelajaran. E-Learning tidak memiliki fitur yang berkaitan dengan kolaborasi antar mahasiswa untuk mengerjakan tugas kelompok. Dosen kerap kali memberikan tugas yang dikerjakan secara berkelompok dan hasilnya di-upload kedalam E-Learning. Dosen tidak dapat memantau keaktifan dan seberapa besar kontribusi dari mahasiswanya dalam mengerjakan tugas kelompok jika hanya melihat dari hasil yang dikumpulkan saja. Mahasiswa juga sering kerepotan ketika dosen memberikan tugas kelompok. Susahnya mengatur jadwal anggota kelompok untuk mengerjakan tugas bersama-sama ataupun jarak tempat tinggal antar anggota kelompok yang saling berjauhan biasanya menjadi masalah ketika ingin mengerjakan tugas kelompok.Dengan alasan tersebut, pada akhirnya hanya 1 atau 2 orang dari anggota kelompok yang mengerjakan tugas tersebut dan anggota lainnya tidak ikut untuk berkontribusi.

Dengan adanya Collaborative Learning dan teknologi cloud computing, permasalahan di atas dapat terakomodasi dengan baik. Collaborative Learning adalah suatu filosofi dalam pembelajaran yang melibatkan beberapa siswa secara bersama-sama tergabung dalam kelompok yang mengakui adanya perbedaan kemampuan dan sumbangan pemikiran tiap individu. Dengan Collaborative Learning yang konvensional masih belum mampu menyelesaikan masalah diatas karena masih terdapat masalah batasan jarak dan waktu. Diperlukan suatu teknologi yang dapat mengurangi batasan jarak dan waktu agar Collaborative Learning dapat berjalan dengan efektif. Teknologi yang dimaksud adalah cloud computing. Cloud computing merupakan suatu metode komputasi dimana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service). Dengan adanya cloud computing, kita dapat menyimpan data penting di internet dan juga dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja selama kita terhubung dengan internet.

Dengan adanya Collaborative Learning dan cloud computing, mahasiswa diharapkan mampu untuk secara aktif bekerjasama dan berkontribusi dalam mengerjakan tugas kelompok. Tidak ada lagi permasalahanyang disebabkan oleh batasan jarak dan waktu, selain itu mahasiswa juga dapat mengerjakan tugas kelompok secara realtime, dan juga dapat berdiskusi secara langsung dengan anggota kelompok lainnya.Sedangkan dari sisi dosen, sistem yang dibuat dengan cloud computing dan Collaborative Learning dapat memudahkan dosen untuk menilai kinerja dari mahasiswa dan keaktifannya dalam mengerjakan tugas kelompok. Dosen juga dapat melihat secara langsung seberapa besar kontribusi mahasiswanya dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

2. Tinjauan Pustaka2.1 Pengertian Collaborative Learning

Menurut Panitz dalam jurnal yang ditulis oleh Apriono [1] yang disebut dengan Collaborative Learning, yakni suatu filosofi dalam pembelajaran yang melibatkan beberapa siswa secara bersama-sama tergabung dalam kelompok yang mengakui adanya perbedaan kemampuan dan sumbangan pemikiran tiap individu.

L-2

3

Menurut Felder, R.M yang termuat di dalam jurnal yang ditulis oleh Apriono [1], Collaborative Learning adalah suatu proses kelompok di mana anggota mendukung dan bersandar pada satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan yang disetujui. Definisi ini memandang kelas sebagai suatu tempat sempurna untuk mengembangkan ketrampilan dan pembentuktim atau kelompok yang diperlukan untuk hidup dikemudian hari.

2.2 Pengertian Cloud ComputingCloud computing menerapkan suatu metode komputasi, yaitu kapabilitas yang terkait terknologi

informasi disajikan sebagai suatu layanan atau service sehingga user dapat mengaksesnya lewat internet, tanpa mengetahui apa yang ada di dalamnya atau memiliki kendali terhadap infrastuktur teknologi yang membantunya [2].

2.3 Laravel FrameworkLaravel merupakan salah satu jenis framework PHP yang dibuat oleh Taylor Otwell dan diluncurkan

untuk pertama kalinya pada 22 Februari 2012. Laravel didesain untuk pengembangan dari teknik MVC (Model View Controller) untuk aplikasi berbasis web. Laravel dirilis dibawah lisensi MIT dan source code-nya dipublikasikan secara bebas di GitHub untuk dilakukan pengembangan lebih lanjut.

Sampai dengan Desember 2013, menurut surveipara pengembang tentang popularitas framework PHP, Laravel menempati posisi teratas sebagai framework PHP terpopuler yang diikuti oleh Phalcon, Symfony2, Codeigniter, dan lainnya. Lalu pada bulan Agustus 2014, Laravel menjadi proyek yang paling banyak dilihat di GitHub.

2.4 Google DriveGoogle Drive merupakan layanan penyimpanan dan sinkronisasi file yang dimiliki oleh Google.

Dengan Google Drive,user dapat menyimpan file di cloud dan dapat dilihat dimana saja. Selain itu, Google Drive juga menyediakan layanan untuk berbagi file dan melakukan kolaborasi untuk pembuatan file yang sudah tersimpan. Untuk memfasilitasi fitur kolaborasinya, Google Drive melengkapinya dengan Google Docs, Sheets, Slides, yang merupakan aplikasi perkantoran layaknya Microsoft Office namun dengan kemampuan kolaborasi didalamnya. Google Drive juga mengenali format file yang disimpan dalam storage-nya. Format file seperti gambar, video, office, maupun text dapat secara langsung dibuka melalui Google Drive.

3. Analisa Dan Desain SistemPembuatan sistem Collaborative Learning ini bertujuan untuk memudahkan mahasiswa khususnya di

STIKOM Bali mengerjakan tugas kelompok bersama-sama secara real-time tanpa harus bertemu secara langsung. Hal ini juga memudahkan dosen dalam menilai keaktifan mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok.

3.1 Metode PenelitianModel pengembangan yangdigunakan dalam pengembangan aplikasi Collaborative Learningini

adalah model pembelajaran Dick and Carey yang merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik. Produkyang dibangun berupa perangkat lunak.Pengembangan ini juga mengadaptasisebagian model Waterfall SDLC (Sofware Development Life Cycle). model Waterfall SDLC umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak. Pada implementasinya, kedua metode ini akan dikombinasikan satu sama lainnya.

Pada Gambar 1 merupakan langkah-langkah model pembelajaran Dick and Carey dan model Waterfall SDLC. Tahapan ke-1 sampai dengan tahapan ke-6 pada model Dick and Carey merupakan tahapan analisis dan identifikasi terhadap metode pembelajaran yang akan diterapkan, dalam hal ini yaitu Collaborative Learning. Tahapan ke-7 dalam model pembelajaran Dick and Carey yakni pengembangan materipembelajaran mengadaptasi sebagianmodel pengembangan perangkat lunak model Waterfall SDLC (Sofware Development Life Cycle). Tahapan SDLC langsung dimulai dari tahap desain atau tahap ke-2. Tahapan analisis kebutuhan pada SDLC sudah dilaksanakan pada model Dick and Carey, jadi tahap ini tidak

L-2

4

perlu dilakukan lagi. Tahapan ke-8 sampai tahapan ke-9 pada Dick and Carey merupakan tahapan evaluasi yang akan dilaksanakan setelah tahapan SDLC selesai atau setelah perangkat lunak selesai dibuat.

Gambar 1 Metode Pembelajaran Dick and Carey dan Waterfall

3.2 Use Case DiagramUse case diagram digunakan untuk memodelkan dan menyatakan unit fungsi/layanan yang

disediakan oleh sistem kepada pemakai/aktor. Gambar 2 merupakan pemodelan sistem Collaborative Learning dalam bentuk use case diagram.

Gambar 2 Perancangan Use Case Diagram

3.3 Perancangan Class DiagramClass diagram menggambarkan kelas-kelas dalam sistem Collaborative Learning dan hubungannya

antara satu dengan yang lain. Class diagram memberi gambaran (diagram statis) tentang sistem/perangkat

L-2

5

lunak dan relasi-relasi yang ada didalamnya.Pada class diagram juga terdapat atribut dan metode pada tiap-tiap class. Perancangan class diagram dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Perancangan Class Diagram

3.4 Perancangan Activity Diagram Kolaborasi Merupakan proses inti dari Collaborative Learning. Proses kolaborasi dapat dilakukan oleh seluruh

mahasiswa yang bergabung pada satu grup pada waktu bersamaan. Kolaborasi dapat dilakukan dengan Google Docs, karena semua dokumen sudah tersimpan pada Google Drive. Gambar 4 menunjukkan activity diagram proses kolaborasi.

Gambar 4 Activity Diagram Kolaborasi

L-2

6

3.5 Perancangan Sequence Diagram KolaborasiMerupakan proses inti dari Collaborative Learning. Proses kolaborasi dapat dilakukan oleh seluruh

mahasiswa yang bergabung pada satu grup pada waktu bersamaan. Kolaborasi dapat dilakukan dengan Google Docs, karena semua dokumen sudah tersimpan pada Google Drive. Gambar 5 menunjukkan sequence diagram proses kolaborasi.

Gambar 5 Sequence Diagram Kolaborasi

3.6 Perancangan Konseptual DatabaseTujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk database yang tidak

tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik. Penggunaan model data tingkat tinggi seperti entity relationship sering digunakan didalam tahap ini. Di dalam skema konseptual dilakukan perincian aplikasi–aplikasi database dan transaksi–transaksi yang diketahui. Gambar 6 menunjukkan konseptual database.

L-2

7

Gambar 6 Konseptual Database4 Implementasi dan Pengujian Sistem

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis dari tahapan-tahapan metode pembelajaran Dick and Carey yang digunakan, implementasi pembangunan aplikasi, hasil pengujian perangkat lunak sistem Collaborative Learning dengan metode pengujian black box, dan hasil evaluasi metode pembelajaran Dick and Carey. Selain itu, dari hasil uji coba yang telah dilakukan akan di analisis apakah rancangan ini dapat memenuhi tujuan yang akan dicapai.

4.1 Analisis Tahapan Metode Pembelajaran Dick and CareySetelah perancangan sistem dibuat, maka langkah selanjutnya adalah membuat implementasi sistem.

Tahap implementasi sistem adalah langkah dalam menerjemahkan perancangan sistem yang telah dibuat ke dalam kode program. Sehingga dapat menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan user. Maka pada tahapan implementasi sistem yang telah dibangun telah dapat digunakan oleh user.

4.1.1 Tujuan PembelajaranTujuan yang ingin dicapai pada implementasi metode Collaborative Learning ini adalah untuk

melatih kemampuan kerjasama dan komunikasi mahasiswa ketika membuat kerja kelompok yang diberikan oleh dosen. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan bersama-sama dengan mahasiswa lain.

4.1.2 Analisis InstruksionalTidak ada keterampilan khusus yang diperlukan oleh mahasiswa untuk dapat melakukan

Collaborative Learning. Metode pembelajaran ini tidak ada bedanya dengan kerja kelompok yang dilakukan secara langsung, yang membedakan hanya media yang digunakan, yaitu cloud computing.

4.1.3 Karakteristik Mahasiswa dan Konteks PembelajaranKetika diberikan tugas kelompok oleh dosen, tidak semua mahasiswa mendapatkan teman

sekelompok yang diinginkan. Karena tidak begitu akrab satu sama lainmahasiswa biasanya akan tidak nyaman ketika mengerjakan tugas berkelompok. Sehingga hanya satu atau dua orang saja yang membuat tugas tersebut. Hal tersebut dikarenakan kurangnya komunikasi dan koordinasi antara anggota kelompok yang tidak akrab. Selain itu, mengatur waktu untuk mengerjakan tugas kelompok bersama tidaklah mudah karena setiap anggota kelompok memiliki kesibukan masing-masing dan juga kendala jarak untuk pergi ke tempat yang disepakati.

L-2

8

4.1.4 Tujuan Pembelajaran KhususPada akhir perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu untuk menyerap dan mengaplikasikan apa

yang telah dipelajari pada perkuliahan. Dengan Collaborative Learning juga membuat mahasiswa mau tak mau untuk belajar ketika mengerjakan tugas karena setiap mahasiswa mempunyai bagian yang harus dikerjakannya masing-masing.

4.1.5 Instrumen PenilaianInstrumen yang diperlukan oleh mahasiswa untuk mencapai tujuan adalah sebuah media yang

mampu memfasilitasi mahasiswa dan dosen layaknya perkuliahan di kelas. Media tersebut adalah aplikasi yang berbentuk website, yaitu website Collaborative Learning. Fitur-fitur yang mendukung untuk melakukan perkuliahan khususnya mengerjakan tugas kelompok secara online, seperti cloud storage dan real-time collaboration akan disertakan.

4.1.6 Strategi PembelajaranStrategi pembelajaran yang akan diterapkan ditentukan oleh dosen masing-masing. Tiap-tiap dosen

memiliki strategi pembelajaran yang berbeda-beda dalam perkuliahan.Kemampuan komunikasi dan kedalaman pengetahuan pada bidang yang diajar menjadi poin penting dosen untuk mengembangkan strategi pembelajaran.

4.1.7 Mengembangkan dan Memilih Bahan AjarSama halnya dengan mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih bahan

ajar tergantung dari dosen masing-masing. Pada website Collaborative Learning hanya menyediakan tempat untuk menyebarkan materi perkuliahan yang dimiliki oleh dosen kepada mahasiswa yang diajarkan.

4.1.8 Evaluasi FormatifEvaluasi formatif akan dijelaskan pada akhir bab setelah implementasi dan pengujian aplikasi sudah

selesai dilakukan. Evaluasi formatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa dan dosen untuk mendapatkan pendapat tentang aplikasi Collaborative Learning ini.

4.1.9 Melakukan Revisi Terhadap Program Pembelajaran Tahap ini juga akan dijelaskan pada akhir bab bagian kesimpulan hasil kuesioner. Kelemahan-

kelemahan dan saran yang diperoleh dari hasil pengujian ang dilakukan akan dijelaskan.

4.2 Tampilan Antar MukaImplementasi sistem berhubungan dengan penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan sarana

atau alat. Implementasi sistem dibuat berdasarkan desain atau rancangan yang telah dibuat. Implementasi sistem pemetaan ini dibangun dengan aplikasi berbasis desktop.

4.2.1 Tampilan Landing PageMerupakan tampilan awal ketika user mengakses website Collaborative Learning. Pada halaman ini

terdapat beberapa informasi tentang Collaborative Learning, seperti penjelasan dan fitur yang ada pada Collaborative Learning. Gambar 7 merupakan tampilan halaman landing page.

L-2

9

Gambar 7 Tampilan landing page

4.2.2 Tampilan Halaman LoginKetika user memilih tombol login pada landing page ataupun mengakses url “/auth/login”, maka

user akan dibawa ke halaman login, dimana semua aktor yang terlibat pada sistem ini akan login melalui halaman ini. Gambar 8 merupakan tampilan halaman login.

Gambar 8 Tampilan halaman login

4.2.3 Tampilan Halaman Utama Dosen atau MahasiswaSetelah berhasil melakukan login. Dosen atau mahasiswa akan dibawa ke halamannya masing-

masing. Halaman ini merupakan halaman utama untuk dosen atau mahasiswa. Yang membedakan halaman dosen dan mahasiswa adalah pada sidebar kiri. Pada halaman dosen tidak terdapat menu grup. karena dosen tidak dapat memiliki grup. Tampilan halaman utama dosen atau mahasiswa dapat dilihat pada gambar 9.

L-2

10

Gambar 9 Tampilan halaman utama dosen atau mahasiswa

4.2.4 Tampilan Halaman Kelas atau GrupHalaman kelas dan grup dapat diakses pada masing-masing menu pada sidebar kiri. Tidak banyak

yang berubah pada tampilannya, hanya pada sidebar kanan terdapat sedikit perubahan. Pada halaman kelas, terdapat nama dosen pengajar dan info dari perkuliahan tersebut, sedangkan pada halaman grup tidak terdapat nama dosen, melainkan hanya info grup saja. Pada bagian atas terdapat menu yang dapat mengakses halaman berbeda, seperti post, member, materi, tugas, dan pengumuman. Tampilan halaman kelas atau grup dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10 Tampilan halaman kelas atau grup

4.2.5 Tampilan Halaman Materi PerkuliahanHalaman materi perkuliahan dapat diakses ketika mahasiswa atau dosen sudah melakukan autentikasi

pada Google API. Ketika dosen mengunggah materi perkuliahan, maka secara otomatis akan tersinkronisasi pada seluruh akun Google Drive mahasiswa di kelas tersebut. Tampilan halaman materi perkuliahan dapat dilihat pada gambar 11.

L-2

11

Gambar 11 Tampilan Materi Perkuliahan

4.3 Rekapitulasi Hasil KuesionerPada tahap ini, peneliti akan melampirkan hasil kuesioner yang telah dilakukan untuk menguji

aplikasi Collaborative Learning yang telah dibuat. Rekapitulasi hasil kuesioner adalah hasil dari evaluasi yang didapat dari uji aplikasi yang telah dibuat melalui tinjauan ahli isi, ahli media, uji perorangan dengan responden sebanyak 3 orang, uji kelompok kecil dengan responden sebanyak 9 orang, dan uji lapangan dengan responden sebanyak 30 orang.

4.3.1 Kesimpulan Hasil PengujianSetelah semua hasil kuesioner diperoleh, tahap akhir adalah untuk mengevaluasi dan menarik

kesimpulan pada hasil kuesioner. Pada bagian ini juga dijelaskan kelemahan yang ditemukan pada aplikasi dan saran yang diberikan oleh para responden.a. Pada pengujian yang dilakukan oleh ahli isi dan ahli media ditemukan beberapa masalah, seperti beberapa

tulisan pada menu tidak begitu jelas terlihat jika resolusi dari layar dikecilkan, session ketika user melakukan login tidak berjalan sesuai yang diinginkan, terdapat sedikit error ketika user ingin melihat dan mengunduh materi perkuliahan. Secara umum, penilaian yang diberikan oleh ahli isi dan media cukup positif, dan diberikan saran untuk terus mengembangkan website Collaborative Learning, karena website ini dianggap cukup memiliki potensi.

b. Pada pengujian perorangan yang mendapatkan nilai rata-rata sebesar 27,7 dari total nilai 32 yang merupakan kategori tinggi didapatkan beberapa masalah pada fungsi tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan dikarenakan pengujian ini merupakan pengujian tahap awal yang ditujukan pada user yang akan menggunakan sistem. Pengujian perorangan merupakan pengujian yang pertama dilakukan sebelum dilakukan pengujian oleh ahli isi dan media.

c. Pada pengujian kelompok kecil yang mendapatkan nilai rata-rata 29,2 dari total nilai 32 yang merupakan kategori tinggi, beberapa masalah yang ditemukan pada pengujian sebelumnya sudah dilakukan perbaikan dan tidak ditemukan kembali. Responden memberikan respon yang cukup positif karena fitur-fitur yang terdapat pada website ini, seperti media penyimpanan yang menggunakan Google Drive, dan bekerja kelompok secara langsung melalui Google Docs dianggap sangat membantu mahasiswa ketika ingin mengerjakan tugas kelompok.

d. Pada pengujian lapangan yang mendapatkan nilai rata-rata 27,4 dari total nilai 32 yang merupakan kategori tinggi, ditemukan beberapa masalah terutama pada tampilan karena pengujian dilakukan secara online oleh user yang mengaksesnya dengan berbagai macam resolusi layar, kecepatan internet, dan berbagai perangkat yang berbeda. Masalah yang sering muncul adalah tampilan website yang kurang rapi jika diakses melalui perangkat mobile.

L-2

12

Dari semua hasil yang didapatkan setelah melakukan hasil pengujian diatas, dapat dilihat bahwa respon dari diberikan oleh para responden cukup positif dan menilai bahwa website Collaborative Learning ini sangat berguna sebagai media mahasiswa untuk melakukan kerja kelompok, dan dosen untuk menilai tugas kelompok mahasiswa karena semua fitur yang diperlukan sudah ada pada satu tempat dan dapat diakses dari mana saja.

5. KesimpulanDari hasil pengujian yang telah dilakukan oleh ahli isi, ahli media, pengujian perorangan, pengujian

kelompok kecil, dan pengujian lapangan, dapat disimpulkan sebagai berikut.a. Pada hasil pengujian kelompok kecil dan pengujian lapangan, mahasiswa yang melakukan pengujian

berpendapat bahwa fitur–fitur yang diperlukan untuk melakukan kerja kelompok secara online sudah terpenuhi, seperti adanya forum diskusi, media penyimpanan awan, dan document editor yang mempunyai kemampuan untuk melakukan real-time collaboration.

b. Pada hasil pengujian yang dilakukan oleh ahli isi, sistem yang dibuat sudah sesuai dengan rumusan permasalahan, yakni dapat merpermudah dosen untuk menilai kontribusi mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan, karena dosen dapat melihat bagian-bagian dan bobot yang dikerjakan oleh masing-masing mahasiswa.

c. Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh ahli isi, metode pembelajaran Collaborative Learning ini dapat diaplikasikan pada perkuliahan di STIKOM Bali karena metode pembelajaran ini dapat membantu mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok, serta membantu dosen dalam menilai kontribusi mahasiswa pada tugas kelompok yang diberikan. Selain itu, pengaplikasian metode pembelajaran Collaborative Learning ini dapat diterapkan pada sebagian besar mata kuliah di STIKOM Bali karena para dosen kerap kali memberikan tugas kelompok pada mahasiswanya untuk melatih kerjasama dan komunikasi antar mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

L-2

EKSPLORA INFORMATIKA 1

L-2